ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DALAM

Download Di Indonesia mortalitas dan morbiditas Hipertensi dalam kehamilan ... Kejadian ini presentasenya 12% dari kematian ibu diseluruh dunia. Kem...

0 downloads 554 Views 836KB Size
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD CIAMIS

LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Melengkapi sebagian syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun oleh : AI ILMA RIGINA NIM. 13DB277001

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYA CIAMIS 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang normal dan alamiah (Asrinah, dkk 2010). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2010). Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar

15%

menderita

komplikasi

berat,

dengan

sepertiganya

merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10% di Negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1% di Negara-negara maju. Di beberapa Negara risiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di Negara maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6.000 (Saifuddin, 2010). Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian langsung.

Pola

penyebab

langsung

dimana-mana

sama,

yaitu

perdarahan (25%), sepsis (15%), Hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi (13%), dan sebab-sebab lain (8%) (Saifuddin, 2010). Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 204.300 jiwa. Amerika serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika utara 179.000 jiwa, dan Asia tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-negara Asia tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160.000 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 38 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015). Kasus Hipertensi pada tahun 2015 ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia (WHO, 2015).

1

2

Target indikator MDG’s (Millennium Development Goal’s) pada tahun 2016 yaitu untuk target pencapaian AKB pada tahun 2016 sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup dan untuk target AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015). Di Indonesia mortalitas dan morbiditas Hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medis dan sistem rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan Hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh semua tenaga medis baik di pusat maupun di daerah. Kementrian Kesehatan menjelaskan bahwa Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya terutama apabila terjadi pada wanita yang sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Kejadian ini presentasenya 12% dari kematian ibu diseluruh dunia. Kemenkes tahun 2015 menyatakan bahwa Hipertensi meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil (Kemenkes, 2015). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2015, AKI di Indonesia mengalami kenaikan dari 228 pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan target yang ingin dicapai pemerintah tahun 2016 yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2015 menunjukkan bahwa AKI di Jawa Barat berjumlah 747 per 100.000 kelahiran

hidup

dengan

pendarahan

(31,7%),

Hipertensi

dalam

kehamilan (29,3%), infeksi (5,6%), partus lama (0,64%), abortus (0,12%), lain-lain (32,5%) (Dinkes Jabar, 2015). Berdasarkan data kejadian kematian ibu di Kabupaten Ciamis tahun 2015 antara lain disebabkan karena Preeklampsia atau Eklampsia 38%, perdarahan 28,5%, partus lama 4,7%, infeksi 4,7%, lain-lain 23,8% dari 783 persalinan (Dinkes Ciamis, 2015). Jumlah data kunjungan ANC di RSUD Ciamis tahun 2015 terdapat 1.040 kasus, diantaranya

3

Tabel 1.1 Data kasus di Poli Kebidanan RSUD Ciamis

Jenis penyakit

Jumlah kasus

Anemia Abortus Hipertensi Dalam Kehamilan Gemelli KET PEB PER Molla Hidatidosa Hyperemessis Gravidarum Infeksi Berat Jumlah

214 176 253 69 17 156 20 9 118 8 1.040

[Sumber: RSUD Kabupaten Ciamis, 2015].

Dari data tersebut diatas, Hipertensi merupakan salah satu kasus terbanyak kunjungan pasien ke RSUD Ciamis. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 18% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (Sarwono, 2010). Hipertensi lebih sering terjadi pada wanita, saat hamil tekanan darah wanita bisa mencapai 150/100 mmHg. Hipertensi dalam kehamilan merupakan Hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan berlangsung pada usia kandungan ≥ 20 minggu. Hal ini sering terjadi pada wanita hamil dengan usia di bawah 20 tahun dan usia di atas 35 tahun (Marliani dan Tantan, 2010). Upaya untuk menurunkan dan mengurangi jumlah ibu hamil dengan Hipertensi adalah dengan menganjurkan ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal kepada petugas kesehatan terdekat. Adapun standar kunjungan yang harus dilaksanakan oleh ibu hamil yaitu pada trimester I setiap satu bulan sekali, trimester II setiap dua minggu sekali dan trimester III setiap satu minggu sekali sehingga ibu hamil dengan Hipertensi terdeteksi sedini mungkin dalam pelayanan antenatal ini

agar

mengarah

pada

penemuan

ibu

hamil

beresiko

untuk

4

mendapatkan penanganan secara memadai sehingga kematian atau kesakitan dapat dicegah. Peran bidan dalam mengatasi Hipertensi dalam kehamilan yaitu dengan melakukan pemantauan pada tekanan darah, frekuensi DJJ, edema, Protein urin, dan tanda Preeklampsi dan Eklampsi serta menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (Sarwono, 2010). Allah berfirman dalam surat al-mu’minun ayat 12-14 mengenai proses kehamilan :

Artinya : “ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan msanusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12) kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta Yang Paling Baik (14)”. (Q.S. Al-Mu’minun : 1214) Dari segi spiritual faktor yang tidak kalah penting adalah keyakinan terhadap Allah bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat As-Syura ayat 80 :

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku”.(Q.S. AsySyu’ara: 80) Sesuai ayat Al-Qur’an diatas, menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sempurna. Dan sepanjang proses pembentukan manusia (kehamilan) dapat terjadi suatu faktor-faktor yang

5

mempengaruhi

proses

kehamilan

diantaranya

Hipertensi

dalam

kehamilan. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an, bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka dari itu untuk memperbaiki keadaan pasien perlu adanya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan penatalaksanaan yang tepat, sebagai wujud ikhtiar dalam mengobati penyakit yang dialami. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu Dengan Hipertensi Dalam Kehamilan di Ruang Poli Kebidanan RSUD Ciamis. B. Rumusan Masalah Berdasarkan data diatas, maka penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu Dengan Hipertensi Dalam Kehamilan di Ruang Poli Kebidanan RSUD Ciamis ?” C. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan menggunakan metode pendekatan tujuh langkah Varney. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan. b. Melakukan interprestasi data serta merumuskan diagnosa kebidanan, dan masalah pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 3435 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan. c. Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan. d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan.

6

e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan. f.

Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan.

g. Mengevaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. E Umur 40 Tahun G3P2A0 34-35 Minggu dengan Hipertensi dalam kehamilan. h. Menganalisa kesenjangan asuhan kebidanan antara teori dan lapangan. D. Manfaat 1. Bagi Penulis Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hipertensi dalam kehamilan. 2. Bagi Bidan Diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi profesi dalam upaya meningkatkan pelayanan masa kehamilan, sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan secara profesional sesuai dengan Standar Profesi Bidan. 3. Bagi Lahan Praktik Diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada ibu hamil dengan Hipertensi dalam kehamilan. 4. Bagi Institusi Pendidikan Bermanfaat sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan menghasilkan lulusan bidan yang profesional dan mandiri, juga sebagai penambah bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi banding bagi studi kasus selanjutnya mengenai pendokumentasian kebidanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah hasil dari proses sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betulbetul penuh dengan perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sedikit itu, hanya satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Walyani, 2015). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat fertilisas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional kehamilan terbagi dalam 3 trimester dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Saifuddin, 2010). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat (Mandriwati, 2009). 2. Klasifikasi dalam Kehamilan Dalam kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dari 0-12 minggu, trimester kedua minggu ke-13 hingga ke-27, dan trimester ketiga minggu ke-27 hingga ke-40 (Wiknjosastro, 2010). 3. Kunjungan dalam Kehamilan Menurut Salmah (2010), ibu hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan. a. Kehamilan trimester (<13 minggu) satu kali kunjungan. b. Kehamilan trimester kedua (13-27 minggu) satu kali kunjungan.

7

8

c. Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36) dua kali kunjungan. B. Konsep dasar Hipertensi dalam Kehamilan 1. Pengertian Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu Hyper dan Tension. Hyper artinya tekanan yang berlebihan dan Tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Hipertensi dalam kehamilan adalah peningkatan darah setelah 20 minggu kehamilan ≥140 mmHg untuk sistol dan ≥90 mmHg untuk diastolik tanpa protein urin dan hasil evaluasi laboratorium yang abnormal selama kehamilan dan kembali normal sebelum 12 minggu post partum (Varney, dkk 2009). Nilai normal tekanan darah seseorang disesuaikan dengan tingkat aktifitas dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Tekanan darah pada kehamilan dapat sedikit berbeda sesuai dengan kesehatan secara keseluruhan dan usia, rata-rata rentang tekanan darah normal selama kehamilan adalah antara 110/70 dan 120/80 mmHg. (Sridianti, 2016). 2. Etiologi Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), etiologi Hipertensi dalam kehamilan yaitu keturunan atau genetik, obesitas, stress, pola makan yang salah, emosional, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, Hiper/Hyperthyroid, gangguan kelenjar Adrenal, gangguan kelenjar lama. Resiko Hipertensi dalam kehamilan meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan

ketika

pembentukan

antibodi

penghambat

terhadap tempat-tempat antigenik di plasenta terganggu (Suheimi, 2009).

9

Faktor resiko Hipertensi dalam kehamilan menurut Prawirohardjo (2010). a. Primigravida dan Primipaternitas. b. Hiperplasentosis, misalnya : Mollahidatidosa, kehamilan Multiple, Diabetes Mellitus, bayi besar. c. Umur yang ekstrim. d. Riwayat

keluarga

pernah

mempunyai

Preeklampsia

atau

Eklampsia. e. Penyakit-penyakit ginjal dan Hipertensi yang sudah ada sebelum hamil. f. Obesitas. Menurut penelitian Damayanti di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2008 dengan judul Hubungan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan menunjukkan bahwa adanya hubungan antara usia maternal dengan kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan, dimana ibu hamil dengan usia ≥35 tahun mempunyai peluang 2.774 kali menyebabkan kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan. Kemudian menurut penelitian Radjamuda tahun 2014 dengan judul Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil terdapat dua faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada ibu hamil yang dilakukan di Poli Klinik Obs-Gin RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado yaitu hubungan antara paritas dengan kejadian Hipertensi pada ibu hamil dan hubungan antara riwayat Hipertensi (Preeklampsia-Eklampsi) dengan kejadian Hipertensi pada ibu hamil. 3. Patofisiologi Hipertensi Menurut Sarwono (2010) banyak teori telah mengemukakan tentang terjadinya Hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah : a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta Pada Hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan

10

keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif

mengalami

vasokontriksi,

dan

terjadi

kegagalan

“Remodeling Arteri Spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel 1) Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran

sel

endotel

pembuluh

darah.

Sebenarnya

produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu Hipertensi dalam kehamilan disebut toxemic. 2) Peroksida lemak sebagai oksidan pada Hipertensi dalam kehamilan Pada Hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misal vitamin E pada Hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar diseluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. 3) Disfungsi sel endotel Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.

11

c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin Dugaan

bahwa

faktor

imunologik

berperan

terhadap

terjadinya Hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan fakta sebagai berikut : 1) Primigravida

mempunyai

Hipertensi dalam

risiko

lebih

besar

terjadinya

kehamilan jika dibandingkan dengan

multigravida. 2) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya Hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang sebelumnya. 3) Seks oral mempunyai risiko lebih rendah terjadinya Hipertensi dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya Hipertensi dalam kehamilan. d. Teori adaptasi kardiovaskular Pada Hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahanbahan kehamilan

vasopressor.

Peningkatan

kepekaan

pada

yang akan menjadi Hipertensi dalam kehamilan,

sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya Hipertensi dalam kehamilan. e. Teori defisiensi gizi Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan dalam terjadinya Hipertensi dalam kehamilan. Beberapa peneliti telah mencoba melakukan uji klinik untuk memakai konsumsi minyak ikan atau bahan yang mengandung

asam

lemak

tak

jenuh

dalam

mencegah

Preeklampsia. Hasil sementara menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil baik dan mungkin dapat dipakai sebagai alternatif pemberian aspirin.

12

4. Diagnosis Hipertensi dalam kehamilan Diagnosis

Hipertensi dalam kehamilan ditegakkan apabila

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, dimana sebelum kehamilan tekanan darah subyek tersebut normal dan tekanan darah kembali normal pada 12 minggu setelah melahirkan (Sarwono, 2011). Diagnosis Hipertensi dalam kehamilan : a. Didapatkan tekanan darah sistolik 140 atau diastolik 90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan di atas 20 minggu. b. Tidak ada protein urin. c. Tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu post partum d. Mungkin

memiliki

tanda-tanda

atau

gejala

Preeklampsia,

misalnya, tidak nyaman atau Trombositopenia Epigastrika. Pertama kali ditentukannya diagnosis Hipertensi dalam kehamilan : a. Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air ketubannya. Bila hasil normal dan terjadi perubahan pada ibu, maka dilakukan pemeriksaan ulang. b. NST harus dilakukan pada waktu diagnosis awal. Bila NST non reaktif dan desakan darah tidak meningkat, maka NST ulang hanya dilakukan bila ada perubahan pada ibu. 5. Penatalaksanaan Hipertensi dalam kehamilan a. Penatalaksanaan Hipertensi dalam kehamilan secara umum Menurut Pudiastuti (2012), penatalaksanaan penanganan secara umum adalah : 1) Menurunkan berat badan sampai berat badan ideal 2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolestrol darah tinggi. 3) Mengurangi konsumsi garam sampai kurang 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (atau disertai asupan kalium, magnesium dan kalsium yang cukup) dan mengurangi alkohol. 4) Olahraga yang tidak terlalu berat b. Penanganan Hipertensi dalam kehamilan tanpa protein urin menurut Pudiastuti (2012).

13

1) Jika kehamilan <37 minggu , tangani secara rawat jalan. a) Pantau tekanan darah, protein urin, dan kondisi janin setiap seminggu sekali. b) Jika

tekanan

darah

meningkat,

tangani

sebagai

Preeklampsia. c) Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terlambat, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan. 2) Jika kehamilan >37 minggu, pertimbangkan terminasi. a) Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes / menit atau dengan prostaglandin. b) Jika

serviks

belum

matang,

berikan

prostaglandin,

misoprostal atau kateterfoley atau terminasi dengan seksio sesarea. 6. Komplikasi Hipertensi dalam kehamilan yang mungkin terjadi pada ibu hamil menurut (Manuaba, 2008). a. Berkurangnya aliran darah ke plasenta Resiko yang mungkin dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah kurangnya aliran pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat dan dapat meningkatkan bayi berat lahir rendah. b. Penyakit kardiovaskuler di masa depan Wanita yang mengalami Preeklampsia (ditandai dengan tingginya tekanan darah dan protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan)

berisiko

mengalami

peningkatan

penyakit

kardiovaskuler di kemudian hari, meskipun fakta menunjukan bahwa tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan. c. Plasenta abrupsio (plasenta lepas sebelum waktunya) Pada beberapa kasus ibu hamil dengan Hipertensi, plasenta dapat terlepas sebelum waktunya dan terpisah dari Rahim. Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu. Resikonya adalah kematian pada janin.

14

d. Kelahiran prematur Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin bisa mengancam nyawa ibu dan bayi, tidak jarang masa kehamilan dipercepat sebelum waktunya sehingga bayi beresiko lahir secara Prematur. e. Kebutaan Preeklampsia dapat memicu gangguan pada pembuluh darah di mata. Bahkan pembuluh darah mata di retina bisa pecah sehingga memicu kebutaan. Tapi lanjutnya, pada kondisi yang ringan seperti misalnya pembengkakan pada otak yang mengenai saraf mata, hal ini hanya membuat pasien buta sementara. C. Teori Manajemen Kebidanan menurut Varney 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah digunakan sebagai metode pengorganisasian pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007). 2. Proses Asuhan Kebidanan Proses asuhan kebidanan menurut Varney (2007) terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian atau pengumpulan data dasar , interpretasi data, diagnosa atau masalah potensial, antisipasi, tindakan segera, pelaksanaan dan evaluasi. a. Langkah I : Pengkajian Data Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu mengumpulkan data subjektif dan data objektif, berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan anamnesis, dan pemeriksaan laboratorium (Salmah, 2007). b. Langkah II : Interpretasi Data Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar di atas data

15

yang telah dikumpulkan yaitu dengan diagnosa kebidanan (Salmah, 2007). 1) Data subjektif Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian. Data tersebut tidak dapat ditentukan oleh bidan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). 2) Data objektif Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur oleh bidan. Data ini diperoleh melalui kepekaan bidan selama melakukan pemeriksaan fisik (Nursalam, 2009). c. Langkah III : Diagnosa Potensial Merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosa

atau

penanganannya

masalah (Salmah,

potensial 2007).

dan

Diagnosa

mengantisipasi potensial

yang

mungkin terjadi pada ibu hamil dengan Hipertensi adalah pertumbuhan janin yang lambat, kematian janin, persalinan prematur (Saifuddin, 2009). d. Langkah IV : Antisipasi atau Tindakan Segera Pada tahap ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan orang lain berdasarkan kondisi klien (Salmah, 2007). Tindakan

segera

untuk

ibu

hamil

dengan

Hipertensi

melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk mencegah komplikasi Hipertensi lebih lanjut (Saifuddin, 2009). e. Langkah V : Perencanaan Menyusun

rencana

yang

menyeluruh

mengacu

pada

diagnosa, masalah asuhan, serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan (Salmah, 2006). Asuhan yang direncanakan pada ibu hamil dengan Hipertensi menurut Saifuddin (2009). 1) Pantau tekanan darah ibu, protein urin dan memonitor DJJ.

16

2) Beri

informasi

tentang

keadaan

ibu

dan

keadaan

kehamilannya. 3) Anjurkan ibu perbanyak istirahat. 4) Anjurkan ibu untuk diet makanan rendah garam, tinggi protein, cukup vitamin, dan rendah lemak. 5) Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya yaitu 2 minggu sekali. f.

Langkah VI : Implementasi atau Pelaksanaan Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang telah direncanakan, biasanya dilaksanakan oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya (Salmah, 2007).

g. Langkah VII : Mengevaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasikan meliputi kebutuhan yang telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah di identifikasi (Salmah, 2007). Evaluasi pada ibu hamil dengan Hipertensi dalam kehamilan yaitu bagaimana tanda-tanda vital terutama pada tekanan darah terjadi penurunan atau tidak, adakah protein di dalam urin, DJJ teratur atau tidak, dan apakah pasien sudah mengerti tentang informasi

yang

telah

dijelaskan

mengenai

keadaan

dan

kehamilannya (Saifuddin, 2010). 3. Data perkembangan (SOAP) Menurut Helen varney (2007), alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu : a. Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnesa sebagai langkah I varney b. Objektif

17

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney. c. Assesment atau analisa data Hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosa/masalah, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 varney. d. Planning atau penatalaksanaan Menggambarkan

pendokumentasian

dari

perencanaan,

tindakan implementasi dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah 5,6,7 Varney. Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut : Alur pikir bidan

Proses Manajemen kebidanan

7 Langkah (Varney) Data Masalah/Diagnosa Antisipasi masalah potensial/diagnosa lain Menetapkan kebutuhan segera untuk konsultasi, Kolaborasi Perencanaan Implementasi Evaluasi

Pencatatan dari asuhan kebidanan

Dokumen kebidanan

SOAP NOTES Subjektif Objektif Analisa data Diagnosa Plan: Konsul Tes diagnostik/Lab Rujukan Pendidikan/ Konseling Follow up

Gambar 2.1 (Sumber : Muslihatun, 2010)

18

D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 1. Macam-macam Hipertensi pada kehamilan (Kurniawaty, 2009) a. Hipertensi yang di induksi oleh kehamilan : Hipertensi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak Hipertensi, biasanya TD akan membaik spontan setelah berakhirnya kehamilan. b. Hipertensi yang diperberat oleh kehamilan : wanita hamil yang sebelumnya sudah Hipertensi, dan bertambah berat dengan kehamilannya. c. Hipertensi bersamaan dengan kehamilan : wanita hamil yang sebelumnya telah menderita Hipertensi kronis, dan Hipertensinya menetap setelah berakhirnya kehamilan. 2. Penanganan bidan yang dilakukan pada ibu hamil dengan Hipertensi dalam kehamilan (Rukiyah, 2010) a. Menganjurkan ibu untuk tidak banyak fikiran dan memberi dukungan sosial/moral pada ibu. Ibu dan keluarga mengerti atas anjuran yang diberikan. b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, jangan terlalu banyak aktivitas agar kerja jantung tidak berat. Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan. c. Mengajurkan ibu untuk mengurangi asupan natrium seperti garam yang berlebih karena dapat meningkatkan tekanan darah. Ibu mengerti

atas

anjuran

yang

diberikan

dan

akan

melaksanakannya. d. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan kalium seperti buah-buahan

(semangka,

alpukat,

melon)

dan

sayuran

(mentimun) karena dapat membantu penurunan tekanan darah. Ibu

mengerti

atas

anjuran

yang

diberikan

dan

akan

melakukannya. e. Mengatasi kecemasan ibu dengan mengatakan bahwa ibu tidak perlu khawatir karena kehamilannya akan dipantau secara berkala. Ibu mengerti. f.

Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti pandangan kabur, bengkak pada wajah, tangan, dan kaki,

19

perdarahan pervaginam, demam tinggi, nyeri perut yang hebat. Ibu memahami g. Menganjurkan

ibu

untuk

melakukan

kunjungan

ulang.

Menganjurkan ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian. ibu mengerti dan akan melaksanakannya. 3. Landasan hukum Berdasarkan Permenkes No.1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan, yaitu pasal 10 ayat 2 huruf b (Pelayanan antenatal pada kehamilan normal) dan pasal 10 ayat 3 huruf h (Penyuluhan dan konseling). Kewenangan yang dimiliki bidan meliputi : a. Kewenangan normal Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan, meliputi : 1) Pelayanan kesehatan ibu 2) Pelayanan kesehatan anak 3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB b. Kewenangan dalam menjalankan program pemerintah c. Kewenangan bidan yang menjalankan praktek di daerah yang tidak memiliki dokter. Kewenangan ini meliputi : 1)

Pelayanan kesehatan ibu a) Ruang lingkup b) Pelayanan konseling pada masa pra hamil c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal d) Pelayanan persalinan normal e) Pelayanan ibu nifas normal f)

2)

Pelayanan ibu menyusui

Kewenangan a) Episiotomi b) Penjahitan luka perineum c) Penanganan

kegawatdaruratan,

dilanjutkan

perujukan d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil e) Pemberian vit. A dosis tinggi pada ibu nifas

dengan

20

f)

Fasilitas / bimbingan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan promosi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

g) Pemberian uterotonika pada management aktif kala III dan post partum h) Penyuluhan dan konseling i)

Pemberian surat keterangan kematian

j)

Pemberian surat keterangan cuti bersalin

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, Dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Departemen Agama Republik Indonesia. (2007). Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta : PT. Syamil Cipta Media. Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2015). Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2015. Tersedia dalam http://www.depkes.go.id. [diakses 25 maret 2016] Dinkes Ciamis . (2015). Angka Kematian Ibu di Kabupaten Ciamis 2015 Hidayat, A, A. (2009). Keterampilan Dasar Praktek Klinik untuk Praktek Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes. Kurniawaty, D. (2009). Obgynacea. Yogyakarta : TOSCA Enterprise. Kusmiyati Yuni. (2010). Perawatan Yogyakarta.Pantiawati Ika. 2010.

Ibu

Hamil.

Fitramaya:

Mandriwati, G, A. (2009). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Manuaba. (2008). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2 Konsep dan Praktek. Jakarta : Salemba Medika. Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/PER/X2010 tentang izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan

Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pudiastuti, R. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika. Puspitasari, Dkk. (2015) Hipertensi Dalam Kehamilan. Tersedia dalam http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/article/download/17 50/1792&sa=U&ved]

41

42

Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans Info Media. Romauli.

(2011). Buku Nurhamedika.

Ajar

Asuhan

Kebidanan

1.

Yogyakarta

:

Saifuddin, AB. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka. Salmah, (2010). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC. Sarwono, (2011). Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sarwono, (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka. Sridianti,

(2016). Tekanan Darah Normal. Tersedia dalam http://www.sridianti.com/tekanan-darah-normal-bagi-wanitahamil.html (diakses 14 juni 2016).

Suheimi. (2009). Gangguan Hipertensi Dalam Kehamilan. Tersedia dalam http://www.article-gangguan-hipertensi-dalam-kehamilan.com. (diakses 10 April 2016). Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Umi Narimawati. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Teori Dan Aplikasi. Bandung : Agung Media. Varney, (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC. Varney, H. Kriebs JM., Gegor CL. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Walyani, E.S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru. WHO,

(2015). Maternal Mortality. Tersedia dalam http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/. (diakses 10 maret 2016).

Wiknjosastro, (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka.