POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
YULIA HASNI Nim : 143110278
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan nama-Nya bumi dihamparkan, dan dengan nama-Nya langit ditinggikan. Segala puji bagi Allah SWT yang semua jiwa digenggam-Nya, kasih sayang-Mu yang mulia, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2017”. Peneliti ingin meyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Dra.Hj.Syarwini,S.Kep, M.Biomedselaku
pembimbing satu, Ibu Hj. Hasni
Mastian, M.Biomed selaku pembimbing dua, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 1. Bapak H. Sunardi, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang. 2. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang. 3. Ns. Idrawati Bahar, M.Kep Selaku Ketua Prodi D III Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang. 4. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang yang telah memberikan bekal ilmu untuk peneliti. 5. Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padangyang telah membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan, semangat, dan doa yang tidak henti-hentinya untuk peneliti. 7.
Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik Kemenkes RI Padang Program Studi Keperawatan Tahun 2017. Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
iii
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu peneliti mengharapkan saran dan masukannya untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan.
Padang, Juni 2017
Peneliti
iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ABSTRAK ...................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................... .... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
i ii iii v vi vii viii x xi xii
BABI PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang................................................................................. B. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Tujuan Penelitian ............................................................................ D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
1 1 5 5 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan.......................................... ......... 1. Pengertian ....................................................................................... 2. Etiologi ........................................................................................... 3. Patofisiologi .................................................................................... 4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan............................................ ..... 5. Manifestasi Klinis ........................................................................... 6. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 7. Penatalaksanaan .............................................................................. 8. Komplikasi .............................. ........................................................ B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi ..... 1. Pengkajian ...................................................................................... 2. Diagnosa Keprawatan yang Mungkin Muncul ............................... 3. Rencana Keperawatan .................................................................... 4. Diagnosis Keperawatan .................................................................. 5. Evaluasi Keperawatan ....................................................................
7 7 7 8 8 13 15 18 19 20 21 21 26 27 35 36
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. A. Desain Penelitian ............................................................................ B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ C. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... D. Alat atau Instrumen Penelitian ....................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. F. Jenis - Jenis Data ............................................................................. G. Cara Pengumpulan Data .................................................................. H. Rencana Analisis ............................................................................
37 37 37 37 39 39 40 41 42
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS…………………… A. Deskripsi Kasus....................................................................................
44 44
vii
B. Pembahasan Kasus............................................................................ ...
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. .............. A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran.....................................................................................................
79 79 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan Nanda, NIC-NOC ................................... 28 Tabel 4.1 Deskripsi pengkajian pada partisipan ................................................ 42 Tabel 4.2 Deskripsi diagnosa keperawatan pada partisipan................................ 48 Tabel 4.3 Deskripsi intervensi keperawatan pada partisipan .............................. 50 Tabel 4.4 Deskripsi implementasi pada partisipan ............................................ 52 Tabel 4.5 Deskripsi evaluasi pada partisipan ..................................................... 58
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 2.1 WOC Hipertensi dalam kehamilan .............................................
DAFTAR LAMPIRAN
x
13
Lampiran 1
Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes Padangke Dinas Kesehatan Kota Padang.
Lampiran 2
Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes Padangke Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar
Lampiran 3
Surat Izin Pengambilan data dari Dinas Kesehatan Kota Padangke Puskesmas Andalas Kota Padang
Lampiran 4
Surat Pengantar Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran 6
Lembar Konsul KTI Pembimbing I dan 2
Lampiran 7
Inform consent
Lampiran 8
Pengkajian Awal Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
Lampiran 9
Jadwal kunjungan responden 1 dan 2
Lampiran 10 Gant chart Lampiran 11 Laporan Angka Kematian Ibu Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Tahun 2015 dan 2016 Lampiran 12 Laporan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Lampiran 13 Data Kematian Maternal Per Puskesmas Tahun 2015 Lampiran 14 SAP Hipertensi dalam Kehamilan Lampiran 15 SAP Nutrisi pada Ibu Hamil Lampiran 16 Leaflet Hipertensi dalam Kehamilan Lampiran 17 Leaflet Nutrisi pada Ibu Hamil Lampiran 18 Dokumentasi dan laporan hasil kegiatan penyuluhan Lampiran 19 Surat Keterangan Selesai Penelitian
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin ( Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan anak setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun dari 532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini terjadi hampir di 99% negara berkembang. Penyebab utama kematian ibu adalah akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. komplikasi
1
Poltekkes Kemenkes Padang
tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF, 2015). Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai dari tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 angka kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012 (26,9%), sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI, 2015).
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 menunjukkan jumlah AKI yang tercatat sebanyak 110 kasus. Salah satu penyebab kematian ibu tersebut adalah hipertensi dalam kehamilan yang menyumbangkan 14 kasus.Tahun 2016 terjadi penurunan AKImenjadi 106 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan menyumbangkan 20 kasus penyebab AKI tersebut. Kota Padang dan Pasaman barat menduduki posisi pertama jumlah kematian ibu terbanyak pada tahun 2015 dan 2016, masing-masing yaitu 17 kematian dan 20 kematian (Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, 2016).
Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2015, Puskesmas Andalas Kota Padang menduduki posisi kedua jumlah ibu hamil resiko tinggi yaitu 104 sasaran. Data tersebut tercatat mulai bulan Januari sampai bulan Desember 2015. (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015).
Kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan erat dengan faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Radjamuda & Montolalu tahun 2014, yaitu tentang Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado salah satunya adalah usia ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur kurang dari 20 tahun (56,5%), primipara (52,7%), dan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) (55,6%)(Radjamuda & Montolalu, 2014). 2
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan penelitian Puspitasari dkk, tahun 2014 tentangHubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Poli Rawat Jalan Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Tugurejo Semarang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu dengan usia 35 tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan, sedangkan sebanyak 16 dari 132 (12,1%)
ibu primigravida mengalami hipertensi dalam
kehamilan (Puspitasari dkk, 2015).
Penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo (2013), yaitu beberapa faktor risiko penyebab hipertensi dalam kehamilan diantaranya primigravida, primipaternitas, umur, penyakit ginjal, riwayat hipertensi sebelum kehamilan, hiperplasentosis, dan kegemukan.Mitayani (2011), mengungkapkan beberapa faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya kehamilan anak pertama, kelompok sosial ekonomi rendah, penyakit ginjal kronis, Diabetes Melitus, riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, dan yang lainnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit hipertensi dalam kehamilandengan melakukan deteksi dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan yang dialami ibu hamil dengan hipertensi tersebut (Reeder dkk, 2011). Masalah kesehatan
yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi adalah nyeri, perubahan perfusi jaringan, risiko cedera, kelebihan volume cairan dan lain-lain. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan gejala awal hipertensi adalah pemantauan nadi dan tekanan darah, berkolaborasi dalam memberikan obat anti hipertensi, menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan posisi miring kiri(Mitayani, 2011).
3
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran prematur (Mitayani, 2011).
Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi, 2008).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015, Puskesmas Andalas merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko tinggi. Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan hipertensi dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.
Studi pendahuluan yang penelitilakukan di Puskesmas AndalasKota Padang pada tanggal 10 Februari 2017, yaitu penelitimelakukan wawancara kepada salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang KIA. Berdasarkan penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui bahwa masih ada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak tepat waktu dalam memeriksakan kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam memberikan asuahan keperawatan, pengkajian yang dilakukan belum menyeluruh, karena petugas tersebuttidak ada menjelaskan melakukan pengkajian terhadap psikososial ibu hamil dengan hipertensi. Petugas puskesmas tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan yang biasa dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan tersebut tidak ada disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan untuk ibu hamil dengan hipertensi adalah istirahat yang cukup dan
4
melakukan tirah baring dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat dilihat disini, bahwa peran perawat sebagai promotif, preventif dan sebagai pemberi asuhan keperawatan belum sepenuhnya diterapkan.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka penulis telah melakukan penelitin kasus hipertensi dalam kehamilan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di WilayahKerja Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2017 “. B. Rumusan Masalah Bagaimana
penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas KotaPadang tahun 2017? C. Tujuan 1. Tujuan umum Penulis mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017. 2. Tujuan khusus a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017. b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayahkerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017. c. Mampu mendeskripsikan pererencanaan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017.
5
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017. e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017. f. Mampu mendeskripsikanpendokumentasian pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017. D. Manfaat 1. Penulis Diharapkan dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi yang telah dipelajari. 2. Institusi Pendidikan Diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pikiran
untuk
pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan hipertensi. 3. Tempat Penelitian Diharapkandapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapakan asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan kasus hipertensi
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan 1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan : a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma. d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
7Poltekkes Kemenkes Padang
e. menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).
2. Etiologi Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut : a. Primigravida, primipaternitas b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar. c. Umur d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil f. obesitas
3. Patofisiologi Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah : a. teori kelainan vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi
cabang
arteri
radialis.
Arteri
radialis
menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi
lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
8
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi selsel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
9
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibanding pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
e. Teori Genetik Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain.
10
g. Teori stimulus inflamasi Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak sel trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih
besar
dibanding
reaksi
inflamasi
pada
kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh, diantaranya adalah : 1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel
endotel
adalah
memproduksi
prostaglandin,
yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu fasodilator kuat. 2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus 3. Peningkatan permeabilitas kapiler 4. Peningkatan
produksi
bahan-
bahan
vasopresor,
yaitu
endotelin. Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan endotelin (vasokonstriktor) meningkat.
11
5. Peningkatan vaktor koagulasi 6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempattempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan (TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder, 2011).
12
13
4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan
Poltekkes Kemenkes Padang
14
15
5. Manifestasi Klinis Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi. 1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur. 2) Mengalami hipertensi diberbagai level. 3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4. 4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia mungkin akan terjadi. 5) Berpotensi gagal hati. 6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas. 7) meningkatnya enzim hati. 8) jumlah trombosit menurun. Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia a. Volume plasma Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi. b. Hipertensi Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
Poltekkes Kemenkes Padang
16
c. Fungsi ginjal 1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut : a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan terjadinya proteinuria. c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel. d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam. 3) Asam urat serum Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun, Poltekkes Kemenkes Padang
17
mengakibatkan
menurunnya
filtrasi
glomerulus,
sehingga
menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma. 5) Oliguria dan anuria Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria. d. Elektrolit Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau
pemberian
cairan
oksitosin
yang
bersifat
anti
diuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh. e. Viskositas darah Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro: fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ. f. Hematokrit Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia. g. Edema Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka, dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat. h. Neurologik Perubahan dapat berupa :
Poltekkes Kemenkes Padang
18
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik edema. 2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio retina. 3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri. 4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia. (Prawirohardjo, 2013).
6. Pemeriksaan diagnostik Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranyana : a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein. c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine aminotransferase atau meningkatnya aspartate ). d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal. e. Tes non tekanan dengan profil biofisik. f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
Poltekkes Kemenkes Padang
19
7. Penatalaksanaan Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya : a. Hipertensi ringan Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan
oleh
Purwaningsih
dan
Fatmawati
(2010)
dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya : a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring. Poltekkes Kemenkes Padang
20
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol. c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak. d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil
dengan
hipertensi
dianjurkan
untuk
melakukan
pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan. e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG. f. Pembatasan aktivitas fisik. g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
8.
Komplikasi Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin. Pada ibu : a. Eklampsia b. Pre eklampsia berat c. Solusio plasenta Poltekkes Kemenkes Padang
21
d. Kelainan ginjal e. Perdarahan subkapsula hepar f. Kelainan pembekuan darah g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platellet count). h. Ablasio retina. Pada janin : a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus b. Kelahiran prematur c. Asfiksia neonatorum d. Kematian dalam uterus e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan 1. Pengkajian a. Anamnesa Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi : 1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah 2) Data Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu. b) Riwayat kesehatan Dahulu: Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada Poltekkes Kemenkes Padang
22
kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis. c) Riwayat Kesehatan Keluarga Kemungkinan mempunyai
riwayat
kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga. 3) Riwayat Perkawinan Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
4) Riwayat Obstetri Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil
primigravida,
kehamilan
ganda,
hidramnion,
dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
b. Pemeriksaan fisik Keadaan umum
: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.
TD
: Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
Nadi
: Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan pada
ibu
yang
mengalami
eklampsia
akan
ditemukan nadi yang semakin cepat. Nafas
: Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu
: Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
Poltekkes Kemenkes Padang
23
suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu. BB
: Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
Kepala
: Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah
: Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata
: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur. Hidung
: Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
Bibir
: Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut
: Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi,
menyebabkan
hiperemik
dan
lunak,
kondisi
gusi
sehingga
menjadi
gusi
bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan Leher
: Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
Thorax : 1) Paru-paru
: Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas pendek
2) jantung
: Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
Poltekkes Kemenkes Padang
24
jantung, pada
ibu yang mengalami hipertensi
dalam kehamilan,khususnya mengalami
preeklampsia
pada ibu yang beratakan
terjadi
dekompensasi jantung. Payudara
: Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen
:Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol
keluar,
danmembentuk
suatu
area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada daerah
epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah Pemeriksaan janin
: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas
: Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan
: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria
: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hami
dengan
preeklampsia
(Reeder,
2011;
Mitayani, 2011).
c. Pemeriksaan Penunjang Mitayani
(2011),
mengatakan
beberapa
pemeriksaan
penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah : Poltekkes Kemenkes Padang
25
1. Pemeriksaan laboratorium a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah 1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%) 2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%) 3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3 b) Urinalisis Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
c) Pemeriksaan fungsi hati 1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl) 2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat 3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul. 4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N: 15-45 u/ml). 5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N: < 31 u/l). 6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
d) Tes kimia darah Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl). 2. Radiologi a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit b) Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah 3. Data sosial ekonomi Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dengan
golongan
ekonomi
rendah,
karena
mereka
kurang
Poltekkes Kemenkes Padang
26
mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur. 4. Data Psikologis Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah: 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi 2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke jaringan 3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis 4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi sensori) 5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini 7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Poltekkes Kemenkes Padang
27
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan NO 1.
DIAGNOSA NOC KEPERAWATAN Ketidakefektifan pola nafas berhubungan NOC: Setelah dilakukan dengan sindrom tindakan keperawatan, hipoventilasi diharapkan partisipan menunjukkan keefektifan dalam bernafas dan dengan indikator : Defenisi : Inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi a. Satus Pernafasan adekuat. Kriteria hasil: 1) frekunsi pernapasan Batasan normal Karakteristik: 2) irama pernafasan a) Dispnea normal b) Fase ekspirasi 3) tidak ada dispnea memanjang pada saat istirahat c) Penggunaan otot 4) tidak ada suara bantu pernapasan mendengkur d) Penurunan kapasitas vital e) Penurunan tekanan ekspirasi f) Penurunan tekanan inspirasi g) Penurunan ventilasi semenit h) Pola napas abnormal i) takipnea
NIC NIC: a. monitor vital sign Tindakan keperawatan: 1) Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan, 2) Memonitor denyut jantung 3) Memonitor suara paruparu 4) Memonitor warna kulit 5) Meniai CRT b. monitor pernafasan Tindakan keperawatan: 1) Memonitor tingkat, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas 2) Memonitor gerakan dada 3) Monitor bunyi pernafasan 4) Auskultasi bunyi paru 5) Memonitor pola nafas 6) Monitor suara nafas tambahan c. Pengaturan posisi 1) Poposisikanpasien untuk mengurangi dispnea, misalnya posisi semi fowler
Poltekkes Kemenkes Padang
28
2.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke jaringan. Defenisi : penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan Karakteristik: Edema Nyeri ekstermitas Penurunan nadi perifer Perubahan karakteristik kulit (misalnya warna, elastisitas, rambut, kelembapan, kuku, sensasi, dan suhu). Perubahan tekanan darah Waktu pengisian kapiler > 3 detik Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit setelah tungkai diturunkan.
3.
NOC: Setelah dilakukan NIC: tindakan keperawatan, diharapkan partisipan a. Oxygen therapy (terapi menunjukkan keefektifan oksigen) kemampuan perfusi jaringan perifer 1) Monitor dengan indikator : pasien dalam mentoleransi kebutuhan oksigen saat makan a. Perfusi jaringan 2) Monitor perubahan warna perifer Kriteria hasil : kulit pasien 1) Pengisian kapiler jari 3) Monitor posisi pasien normal untuk membantu 2) Pengisian kapiler jari masuknya oksigen kakinormal 4) Memonitor penggunaan 3) Kekuatan denyut nadi oksigen saat pasien karotisnormal beraktivitas 4) Edema perifer tidak ada b. Peripheral sensationManagement (menajemen sensasi perifer) 1) Memonitor perbedaan terhadap rasa tajam,tumpul,panas atau dingin 2) Monitor adanya mati rasa,rasa geli. 3) Diskusikan tentang adanya kehilangan sensasi atau perubahan sensasi 4) Minta keluarga untuk memantau perubahan warna kulit setap hari
Nyeri akut NOC : Setelah dilakukan NIC : berhubungan dengan tindakan keperawatan, agen cedera biologis diharapkan partisipan Manajemen nyeri : mampu menangani pengkajian Defenisi : pengalaman masalah nyeri dengan 1) Lakukan nyeri secara sensori dan emosional indikator : komprehensif yang yang tidak meliputi lokasi, menyenangkan yang kontrol nyeri karakteristik, durasi, muncul akibat frekwensi, kualitas, kerusakan jaringan 1) mengenali kapan nyeri
Poltekkes Kemenkes Padang
29
yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain ); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan
terjadi intensitas dan faktor 2) menggunakan tindakan pencetus pencegahan 2) Observasi adanya 3) mengenali gejala yang petubjuk non verbal terkait dengan nyeri mengenai 4) melaporan nyeri ketidaknyamanan terkontrol 3) Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui kepuasan klien pengalaman nyeri manajemen nyeri 4) Kaji pengetahuan pasien 1) nyeri terkontrol megenai nyeri 2) mengambil tindakan 5) Tentukan akibat dari untuk mengurangi pengalaman nyeri nyeri terhadap kualitas hidup seperti tidur, nafsu 3) mengambil tindakan makan, perasaan, dll untuk memberikan 6) Gali bersama faktor kenyamanan 4) informasi disediakan yang dapat menurunkan Batasan untuk mengurangi atau memperberat nyeri Karakteristik: nyeri a) Bukti nyeri dengan 7) Berikan informasi menggunakan mengenai nyeri standar daftar 8) Ajarkan prisip-prinsip tanda-tanda vital periksa nyeri untuk manajemen nyeri 1) tingkat pasien yang tidak 9) Ajarkan teknik pernapasannormal dapat nonfarmakologi seperti 2) tekanan darah mengungkapkanny teknik relaksasi, terapi sistoliknormal a musik 3) tekanan darah b) Ekspresi wajah diastoliknormal nyeri (mis: mata kurang bercahaya, 4) tekanan nadi normal tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis) c) Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya d) Laporan tentang perilaku/ nyeri perubahan aktivitas (mis: anggota keluarga, pemberian asuhan)
Poltekkes Kemenkes Padang
30
e) Perubahan pola tidur f) Keluhan tentang intesitas dan karakteristik nyeri menggunakan standar skala nyeri (mis: skala Wong Baker FACES dan skala penilaian numerik)
4.
Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi sensori) Defenisi : rentan mengalami cedera fisik akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber-sumber adaptif dan sumber defenisi individu, yang dapat mengganggu kesehatan.
NOC :Setelah dilakukan NIC : tindakan keperawatan, diharapkan resiko cedera a.Manajemen lingkungan teratasi dengan indikator : 1) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien Kejadian jatuh 2) Lindungi pasien dengan pegangan pada sisi/ Kriteria hasil : bantalan pada sisi 1) Tidak ada jatuh ruangan yang sesuai saat sendiri 2) Tidak ada Jatuh 3) Letakkan benda yang sering digunakan dalam saat berjalan jangkauan pasien 3) Tidak ada Jatuh saat kekamar 4) Anjurkan keluarga atau orang terdekat tinggal mandi dengan pasien b. Perawatan kehamilan resiko tinggi 1) Kaji kondisi medis aktual yang berhubungan dengan kondisi kehamilan (misalnya diabetes, hipertensi, dll) 2) Kaji riwayat kehamilan dan kelahiran yang berhubungan dengan faktor resiko kehamilan(misalny
Poltekkes Kemenkes Padang
31
premature preeklampsia, dll) 3) Kenali faktor resiko sosio demografi yang berhubungan dengan kondisi kehamilan(misalnya usia kehamilan, kemiskinan, ketiadaan pemeriksaan kehamilan, dll) 4) Kaji pengetahuan klien dalam mengidentifikasi faktor resiko
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Defenisi: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas keidupan sehari hari yang harus atau yang ingin dilakukan
Batasan Karakteristik: a) Dispnea setelah beraktifitas b) Keletihan c) Ketidaknyamana n setelah beraktifitas d) Respon frekwensi jantung abnormal
NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan partisipan menunjukkan toleransi dalam beraktivitas dengan indikator : a. toleransi aktifitas
terhadap
Kriteria hasil : 1) Saturasi oksigen dengan beraktivitasnormal 2) frekuensi nadi ketika beraktivitasnormal 3) frekuensi pernapasan bila beraktivitasnormal 4) Warna kulitnormal 5) Tekanan darah ketika beraktifitasnormal b. tingkat kelelahan Kriteia hasil: 1) kelelahan sedang 2) Gangguan konsentrasimenurun tidak ada 3) Tingkat stres sedang
NIC: a. terapi aktifitas Aktivitas keperawatan : 1) Bantu klien menngidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan 2) Bantu klien untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial 3) Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan 4) Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai 5) Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas 6) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
Poltekkes Kemenkes Padang
32
terhadap aktivitas 4) Sakit kepala tidak ada penguatan e) Respon tekanan 5) Kualitas tidur sedang 7) Monitor respon darah abnormal 6) Kegiatan sehari-hari emosi, sosial, terhadap aktivitas normal spiritual. 7) Kualitas istirahat normal
fisik, dan
c. tanda – tanda vital Kriteria hasil: 1) Tingkat pernapasannormal 2) Irama pernapasannormal 3) Tekanan nadinormal 4) Kedalaman inspirasinormal 6.
NOC : Setelah dilakukan NIC : Ansietas berhubungan tindakan keperawatan, dengan ancaman pada diharapkan partisipan a.Pengurangan kecemasan status terkini pendekatan menunjukkan tidak ada 1) gunakan yang menenangkan rasa ansietas dengan 2) nyatakan dengan jelas indikator : Definisi :Perasaan harapan terhadap tidak nyaman atau Tingkat kecemasan prilaku pasien kekhawatiran yang Kriteria hasil : 3) berikan informsi faktual samar disertai respon 1) Perasaan terkait diagnosis, gelisah autonom (sumber perawatan dan sedang sering kai tidak 2) Tidak ada rasa cemas prognosis spesifik) perasaan 4) berikan aktivitas yang yang disampaikan takut yang disebabkan 3) Tidak ada peningkatan lain untuk mengurangi oleh antisipasi tekanan tekanan darah terhadap bahaya. 4) Tidak ada peningkatan Perasaan ini frekuensi nadi Tidak terapi relaksasi: merupakan isyarat ada gangguan pada 1) gambarkan rasionalisasi kewaspadaan yang pola tidur dan manfaat relaksasi memperingatkan serta jenis relaksasi bahaya yang akan Kontrol kecemasan diri yang tersedia (misalnya terjadi dan Kriteria hasil : musik, meditasi dan memampukan 1) Dapat mengurangi bernafas dalam) individu melakukan penyebab kecemasan 2) berikan deskripsi terkait tindakan untuk 2) Dapat mencari intervensi yang dipilih menghadapi ancaman informasi untuk 3) ciptakan lingkungan mengurangi kecemasan yang nyaman Batasan 3) Dapat menggunakan 4) dorong klien untuk Karakteristik strategi koping yang mengambil posisi yang Perilaku Poltekkes Kemenkes Padang
33
efektif nyaman 4) Menggunakan teknik 5) dapatkan prilaku yang a) Penurunan relaksasi mengurangi menunjukkan terjadinya produktivitas kecemasan relaksasi b) Mengekspresikan 5) Mengendalikan respon 6) dorong pengulangan kekhawatiran kecemasan teknik praktek tertentu akibat perubahan secara berkala dalam peristiwa dan Penerimaan status 7) evaluasi hidup dokumentasi respon c) Gerakan yang kesehatan: terhadap teknik tidak relevan Kriteria hasil : relaksasi d) Gelisah 1) Menyesuaikan e) Memandang perubahan dalam perawatan kehamilan sekilas status kesehatan resiko tinggi: f) Insomnia 2) Mencari informasi g) Kontak mata buruk tentang kesehatan 1) Kaji kondisi medis h) Resah 3) Membuat aktual yang i) Menyelidik dan berhubungan dengan keputusan tentang tidak waspada kesehatan kondisi kehamilan (misalnya diabetes, Afektif hipertensi, dll) 2) Kaji riwayat kehamilan a) Gelisah dan kelahiran yang b) Kesedihan yang berhubungan dengan mendalam faktor resiko c) Distress kehamilan(misalny d) Ketakutan premature preeklampsia, e) Perasaan tidak dll) adekuat 3) Kenali faktor resiko f) Fokus pada diri sosio demografi yang sendiri berhubungan dengan g) Peningkatan kondisi kekhawatiran kehamilan(misalnya h) Gugup usia kehamilan, i) Nyeri dan kemiskinan, ketiadaan peningkatan pemeriksaan kehamilan, ketidakberdayaan dll) yang persisten j) Perasaan takut 4) Kaji pengetahuan klien dalam mengidentifikasi Fisiologis faktor resiko 5) Berikan pendidikan a) Wajah tegang kesehatan yang b) Peningkatan membahas faktor resiko, keringat pemeriksaan dan c) Peningkatan tindakan yang biasa ketegangan dilakukan
Poltekkes Kemenkes Padang
34
6) Ajarkan klien mengenai penggunaan obat-obat yang diresepkan 7) Monitor status fisik dan psikologis selama kehamilan. 7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi Defenisi : ketiadaan atau defisiensi informasi kogniti yang berkaitan dengan topik tertentu
Batasan karakteristik : a) Ketidakakuratan melakukan tes b) Ketidakakuratan melakukan perintah c) Kurang pengetahuan d) Prilaku tidak tepat
NOC :Setelah dilakukan NIC : tindakan keperawatan, 1) Pendidikan diharapkan partisipan Kesehatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan Tindakan keperawatan: indikator : 1) Identitafikasi faktor internal maupun 1) Pengetahuan eksternal yang dapat keselamatan diri Kriteria hasil: meningkatkan atau mengurangi motivasi 1) Menggambarkan untuk untuk perilaku sehat mengurangi risiko 2) Identifikasi (pribadi, cedera ruang dan uang) yang 2) Menggambarkan diperlukan untuk perilaku yang berisiko melaksanakan program tinggi kesehatan 3) Prioritaskan kebutuhan pasien 2) Status nutrisi Kriteria hasil: 1) Status nutrisi 2) Fasilitasi 2) Asupan gizi pembelajaran 3) Asupan makanan Tindakan keperawatan: 4) Asupan cairan 5) Energi 1) Mulai instruksi hanya 6) Berat badan setelah pasien menunjukkan kesiapan untuk belajar 2) Sediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar 3) Atur informasi dalam urutan yang logis 4) Sediakan lisan petunjuk atau pengingat, yang sesuai 3) pengurangan kecemasan Tindakan keperawatan:
Poltekkes Kemenkes Padang
35
1) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 2) Berusaha untuk memahami perspektif pasien dari situasi stress 3) Anjurkan pasien dalam menggunakan teknik relaksasi 4) Tentukan pasien dalam pengambilan keputusan Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (20152017); Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions Classification (2013). 4. DiagnosisKeperawatan Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga (Sudiharto, 2007). Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang di miliki mereka dan mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007). Sedangkan menurut (Padila, 2012) tindakan perawatan terhadap keluarga mencakup dapat berupa :
Poltekkes Kemenkes Padang
36
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara : 1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling 2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan 3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara : 1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan 2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga 3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit : 1) Mendemontrasikan cara perawatan 2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah 3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan. d. Membantu
keluarga
menemukan
cara
bagaimana
membuat
lingkungan dengan cara : 1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga 2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara : 1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan keluarga 2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang di harapkan dan tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
Poltekkes Kemenkes Padang
37
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto, 2007). Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga (Sudiharto, 2007).
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (Deskriptif Research), dengan bentuk studi kasus. Metode deskriptifyaitu suatu
metode
penelitian
yang
dilakukakan
dengan
tujuan
untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang yang berlangsung saat ini atau pada masa lampau (Hamdi & Bahruddin, 2014). Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, tempat, dan peristiwa (Saryono & Anggraeni, 2013).
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Waktu penelitian mulai dari bulan Februari sampai Juni 2017. Studi kasus penerapan asuhan keperawatan ini telah dilakukan selama 2 minggu dengan kriteria
diberikan asuhan
keperawatan selama 9 hari pada responden 1 dan 8 hari pada responden 2.
C. PopulasidanSampel 1. Populasi Populasiadalahkeseluruhandariobjekatausubjek
yang
diteliti.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilannya sekarang yang melakukan pemeriksaan dan tercatat dalam register di Puskesmas Andalas Kota Padang dari tanggal 01 Juli 2016 sampai tanggal 10 Februari 2017. Populasi berjumlah 3 orang.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tertentu (Saryono & Anggraeni, 2013). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang didiagnosa mengalami hipertensi dalam kehamilannya sekarang dan 38
Poltekkes Kemenkes Padang
39
melakukan kunjungan ataupun yang tercatat dalam daftar kunjungan ibu hamil ke Puskesmas Andalas Kota Padang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 2 orang. Peneliti mengambil 2 partisipan untuk dapat diberikan asuhan keperawatan. Sampel yang didapatkan lebih dari dua, maka peneliti
melakukan pemilihan sampel dengan melakukan teknik
purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti berdasarkan tujuan/ masalah dalam penelitian, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya . Semua sampel yang temui sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel secara acak (Nursalam, 2011).
Pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
dipilihberdasarkan
kriteriasebagaiberikut : a. Inklusi Kriteria inklusi adalah batasan karakteristik umum pada subjek penelitian dikurangi karakteristik yang masuk dalam kriteria eksklusi(Saryono,2013).
Kriteria
inklusi
dari
partisipan
diantaranya: 1) Pasien yang di diagnosis oleh dokter atau bidan mengalami hipertensi dalam kehamilandi lokasi penelitian. 2) Pasienbersedia menjadi partisipan 3) Ibu hamil pada trimesterI, II, dan III b. Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangakan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Saryono,2013). Kriteria ekslusi dari responden diantaranya: 1) Pasien melahirkan atau partus saat penelitian berlan
Poltekkes Kemenkes Padang
40
D. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa alat untuk mengumpulkan data. Alat atau instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah format pengkajian pada ibu hami mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi, tensi meter, stetoskop, thermometer, penlight, LILA, reflek hammer, dan timbangan badan dan meteran.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data saat peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Jadi dengan wawancara maka peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam mengintrepretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2014). Hal-hal yang akan diwawancarai diantaranya adalah data-data riwayat penyakit, data demografi keluarga, dan lain-lain.
2. Pengukuran Pengukuran yaitu cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur objek menggunakan alat ukur tertentu (Supardi, 2013). Pengukuran yang dilakukan diantaranya: pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, menghitung frekuensi nafas, dan menghitung frekuensi nadi.
3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dari partisipan. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari partisipanuntuk mengetahui keadaan serta masalah kesehatan yang dialami oleh partisipan (Ardhiyanti dkk, 2014). Poltekkes Kemenkes Padang
41
Metodepemeriksaan fisik ini meliputi: keadaan umum partisipan, pemeriksaan head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah partisipan.
4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari catatan, transkrip, buku, dan sebagainya (Saryono & Anggraeni, 2013). Peneliti menggunakan data hasil pemeriksaan bidan dari puskesmas di wilayah tersebut untuk menunjang penelitian yang dilakukan.
F. Jenis-Jenis Data 1. Jenis Data a. Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari subjek penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013), seperti pengkajian kepada pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Data primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden. Data primer yang diperoleh masing- masing akan dijalaskan sebagai berikut: 1) Hasil wawancara mengacu pada format pengkajian asuhan keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi: identitas pasien dan suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat obstetri dan kebiasaan sehari- hari 2) Hasilobservasilangsungberupa: keadaan umum pada ibu hamil dengan hipertensi tampak lemah. 3) Hasilpemeriksaanfisikberupa: keadaanumum, pemeriksaantandatanda vital, pemeriksaanfisik head to toe.
Poltekkes Kemenkes Padang
42
b. Data sekunder Data sekundermerupakandata yang diperoleh lewat pihak lain dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data (Saryono & Anggraeni, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari berbagai
sumber,
yaituinformasi
yang
diperolehberupa
data
tambahanataupenunjangdalammerumuskandiagnosekeperawatan. Data yang
diperolehberupa:
data
pencatatan
dari
puskesmas,
hasil
pemeriksaan bidan , data penunjangdarilaboratorium, dan catatan perkembangan pasien. G. Cara pengumpulan data Pengumpulan data padapenelitianberikutinidilakukandengancaraanamnesa (pengkajiandenganwawancaralangsungdenganpasienataukeluarga), observasidanpemeriksaanfisik.
Adapunlangkahlangkahdalampengumpulan
data yang dilakukanolehpenelitiadalah: 1. Proses Administrasi a. Penelitimengurus administrasi izin penelitiandariinstansiasalpenelitian (PoltekkesKemenkes Padang) ke Dinas Kesehatan Kota Padang. b. Memintasuratrekomendasi ke Puskesmas Andalas Kota Padang c. Memintaizinkepada pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang d. Berkoordinasi dengan petugas yang bekerja di ruang KIA Puskesmas Andalas Kota Padang e. Mendatangi partisipan danmenjelaskantentangtujuanpenelitian f. Partisipan diberikankesempatanuntukbertanya g. Meninta kesediaan partisipan menandatangani informed consent. h. Peneliti
melakukan
kontrak
waktuuntukmelakukanasuhankeperawatandanpamit.
Poltekkes Kemenkes Padang
43
2. Prosedur Asuhan Keperawatan Proses keperawatan yang akan dilakukanpenelitiadalah: a. Peneliti
melakukanpengkajiankepada
partisipan
menggunakanmetodewawancaradanpemeriksaanfisik b. Peneliti
merumuskandiagnosiss
keperawatan
yang
munculpada
membuatperencanaanasuhankeperwatan
yang
partisipan c. Peneliti
akandiberikankepada partisipan d. Peneliti melakukanasuhankeperawatanpada partisipan e. Peneliti mengevalusaitindakankeperawatan yang telahdilakukanpada partisipan f. Peneliti
mendokumentasikan
telahdiberikanpada
proses
asuhankeperawatan
yang
partisipan
mulaidarimelakukanpengkajiansampaipadaevaluasiterhadaptindakan yang telahdilakukan. H. Proses Analisis Analisis yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi ini adalah menganalisis semua temuan pada tahapan proses keperawatan. Hasil pengkajian yang didapatkan pada responden 1 adalah pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah. Sedangkan pada responden 2 yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas, sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa lemah. Setelah dibandingkan dengan teori, keluhan yang didapatkan sesuai dengan teori.
Begitu juga dengan diagnosa yang ditegakkan, sesuai dengan teori dengan menggunakan panduan Nursing American Diagnisis (NANDA). Diagnosa yang ditegakkan pada responden 1 adalah risiko ketidakefektifan perfusi
Poltekkes Kemenkes Padang
44
jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini,
defisiensi
pengetahuan
berhubungan
kurang
informasi.Diagnosa yang ditegakkan pada responden 2 adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan kurang informai.intervensi keperawatan yang disusun sesuai dengan teori yang menjelaskan tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan, serta melaksanakan implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi kasus Kunjungan ibu hamil dilakukan pada Ny. N dan Ny. M yang mengalami masalah hipertensi pada kehamilannya. Kunjungan responden 1dimulai pada tanggal 19 Mei 2017 sampai tanggal 26 Mei 2017dengan kunjungan dilakukan 1 kali dalam sehari. Sedangkan kunjungan responden 2 dilakuakan mulai tanggal 23 Mei 2017 sampai 30 Mei 2017. 1.
Pengkajian Keperawatan Tabel 4.1 Deskripsi pengkajian pada partisipan
Asuhan keperawatan Identitas pasien
Partisipan 1
Partisipan 2
Ny. N usia 23 tahun beralamat di jalan Ikhlas VI Nomor 7 Andalas, tinggal bersama suaminya yaitu Tn. D yang berusia 31 tahun bekerja sebagai buruh lepas. Pendidikan terakhir Ny. N yaitu MTS dan Tn. D yaitu SMK. Usia Ny. N saat menikah adalah 17 tahun dan Tn. D 20 tahun, dan sekarang usia perkawinannya adalah 6 tahun. Ny. N sedang hamil anak ke dua (G2 P1 A0 H1) dengan usia kehamilan 32-33 minggu. Riwayat kesehatan Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N, yaitu pada tanggal sekarang 19 Mei 2017, Ny. N mengeluh sering pusing, nyeri kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut.
44
Ny. M 28 tahun beralamat di jalan Ikhlas XIV Nomor 26 Andalas, pendidikan terakhir S1 dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Ny. M tinggal bersama suaminya yaitu Tn. E 31 tahun pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai buruh. Usia Ny. M saat menikah adalah 17 tahun dan umur Tn. E 20 tahun, dan sekarang usia perkawinannya adalah 11 tahun. Ny. N sedang hamil anak ke tiga (G3 P2 A0 H2) dengan usia kehamilan 19-20 minggu. Saat dilakukan pengkajian pada pada Ny. M, yaitu pada tanggal 29 Mei 2017, Ny. M mengeluh sering pusing dan akan bertambah jika banyak beraktivitas, nyeri kepala, nyeri pada ulu hati, penglihatan berkunang-kunang, badan terasa lemah dan kurang nafsu makan.
Poltekkes Kemenkes Padang
45
Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi Ny. M mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak dahulu sejak dari kehamilan pertama. dari kehamilan pertama. Ny. M juga mengatakan pernah dirawat di RST karena tensi tinggi selama 3 hari, yaitu pada kehamilan pertama. Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan orang tuanya ada riwayat hipertensi dan Ny. M mengatakan ayahnya ada riwayat hipertensi, dan keluarga Ibu Ny. N sebelumnya pernah melahirkan di rumah sakit anggota keluarga lain juga ada yang menderita hipertensi, karena riwayat hipertensi, sedangkan penyakit keturunan sedangkan penyakit keturunan yang lain seperti DM dan yang lain seperti DM dan Jantung tidak ada. Jantung tidak ada. Riwayat 1. Reproduksi 1. Reproduksi Gynekologi Ny. N mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, Ny. M mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, siklusnya siklusnya teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 3 sampai 4 teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 6 sampai 7 hari dan hari dan biasanya Ny. N mengganti pembalut sebanyak 3 biasanya Ny. M mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali sehari kali sehari. Warna haid merah encer, konsistensinya yaitu dan warna haid merah encer. Konsistensinya yaitu cair dan cair dan kadanga- kadang adabongkahan- bongkahan kecil. kadang - kadang ada bongkahan - bongkahan kecil. Keluhan yang biasa Ny. M rasakan saat haid yaitu nyeri. 2. Perkawinan Ny. N mengatakan usia pernikahannya sudah 6 tahun dan 2. Perkawinan ini merupakan pernikahan yang pertama. Ny. M mengatakan usia pernikahannya sudah 11 tahun dan ini merupakan pernikahan yang pertama. Riwayat Ny. N mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal Ny. M mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 31 kehamilan, 16 Juni 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu dengan Oktober 2007 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan persalinan, dan cara operasi SC dan ditolong oleh dokter. Jenis kelamin ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak yang pertama adalah nifas yang lalu anak yang pertama adalah perempuan dengan PB 47 cm laki-laki dengan PB 49 cm dan BB 4 ,2 kg saat lahir dan dan BB 4 ,6 kg saat lahir dan sekarang usia anak tersebut sekarang usia anak tersebut adalah 10 tahun. adalah 4,5 tahun. Ny. M mengatakan melahirkan anak ke dua pada tanggal 17 Juli 2014 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak yang kedua adalah laki-laki dengan PB 51 cm dan BB 3,9 kg saat lahir dan sekarang usia anak tersebut adalah 3 tahun. Data Keluarga Ny. N mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil. Ny. M mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil. Poltekkes Kemenkes Padang
46
Berencana
Riwayat Kehamilan Sekarang
Data Psikologis
Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. N tidak mau hamil lagi karena takut dioperasi lagi saat melahirkan. Rencana KB selanjtnya Ny. N ingin mencoba metoda suntik 1 kali 3 bulan. Ny. N mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 29 Oktober 2016 dan Taksiran persalinannya tanggal 6 Agustus 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 3 minggu, dan kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu kali dengan keluhan mual muntah, pusing dan tidak nafsu makan. Pada trimester II tidak pernah melakukan pemeriksaan, keluhan sering pusing, nyeri kepala.
Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. M takut hamil lagi, karena Ny. M selalu mengalami hipertensi saat hamil. Rencana KB selanjtnya Ny. M ingin mencoba metoda suntik 1 kali 1 bulan. Ny. M mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 17 Januari 2017 dan taksiran persalinannya tanggal 24 Oktober 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 4 minggu, dan kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu kali dengan keluhan mual muntah, pusing, tengkuk terasa berat, nyeri kepala, penglihatang kadang-kadang berkunang - kunang, badan lemah dan kurang nafsu makan.
Ny. M mengatakan baru melakukan pemeriksaan ke RST, yaitu Pada trimester III satu kali dengan keluhan, pusing, nyeri 4 hari sebelum kunjungan dilakukan. Hasil pemeriksaan tampak kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. dalam buku KIA responden,yaitu protein dalam urin tidak ditemukan. Responden telah dirujuk ke RS Siti hawa oleh RS Saat dilakukan pengkajian pada protein dalam urin, Tentara kota Padang. berdasarkan hasil pemeriksaan responden sebelumnya, tampak dalam buku KIA responden protein dalam urin tidak ditemukan. Ny. N mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang Ny. M mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karena karena Ny. N takut untuk operasi lagi dan Ny. N tidak Ny. M takut untuk operasi jika tekanan darahnya selalu tinggi. mempunyai kartu jaminan kesehatan, sehingga cemas Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar dengan biaya yang akan digunakan saat melahirkan nanti. harapan, karena Ny. M merasa belum siap untuk hamil lagi karena sudah mempnya 2 orang anak, dan Ny. N cemas akan Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar riwayat hipertensi yang dimiliknya. Suami Ny. N mendukungan harapan, karena Ny. N merasa belum siap untuk hamil lagi anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara ibu, janin dan Ny. N cemas akan riwayat hipertensi yang dimiliknya. serta suami baik. Selain itu Ny. N mengatakan sudah berusaha untuk menggugurkan janin yang dikandungnya saat mengetahui dirinya hamil. Poltekkes Kemenkes Padang
47
Suami Ny. N mendukungan anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara ibu,janin serta suami baik. Data Spritual Ny. N mengatakan beragama islam, tetapi Ny. N mengaku Ny. M mengatakan beragama islam, ada melaksanakan sholat sangat jarang melaksanakan sholat dan mengaji. dan mengaji. Ny. M juga mengatakan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa apapun yang akan terjadi kedepannya. Data sosial Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, dan Tn. D bekerja Ny. M bekerja sebagai IRT, dan Tn. D bekerja sebagai buruh. ekonomi sebagai buruh. Ny. N mengatakan tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Aktivitas Sehari- Ny. N dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan Ny. M tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan hari mandiri, tetapi kadang- kadang membutuhkan bantuan mandiri, Ny. M membutuhkan bantuan karena merasa yang minimum saat melakukan akivitas. badannya lemah, dan merasa pusing jika banyak beraktivitas. Ny. M mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan minum Ny. N mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan teratur. Ny. M juga mengatakan sangat suka makan makanan minum teratur. Ny. N juga mengatakan sangat suka makan berminyak dan bersantan.Ny. N mengatakan memiliki pola makanan berminyak dan bersantan, serta suka makan istirahat dan tidur yang teratur. jeroan.
Pemeriksaan fisik
Ny. N mengatakan pola istirahat dan tidur tidak teratur, karena memiliki pekerjaan yag tidak tetap. Kadang-kadang harus bekerja siang dan kadang malam hari dan Ny. N mengatakan sering begadang karena harus bekerja, sehingga Ny. N memiliki pola tidur yang tidak teratur. Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. N, keadaan umum baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat badan 61 Kg, tinggi badan 149 cm, tekanan darah 140/90 mm Hg, suhu 37,2 0C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 88 kali permenit (normal 60-100 kali permenit), pernafasan 20 kali permenit (normal 16-20 kali permenit). Pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil kepala tampak besih, tidak ada lesi, tidak ada rambut rontok dan
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. M, keadaan umum baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat badan 50 Kg, tinggi badan 156 cm, tekanan darah 140/80 mm Hg, suhu 36,8 0 C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 84 kali permenit (normal 60100 kali permenit), pernafasan 20 kali permenit (normal 16-20 kali permenit). Kepala : tampak besih, tidak ada lesi, tidak ada rambut rontok dan tdak ada keringat. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva sub anemis pada mata kiri dan kanan, reflek Poltekkes Kemenkes Padang
48
Pemeriksaan Khusus (obstetri)
berkeringat. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva subanemis pada mata kiri dan kanan, reflek cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri dan kanan, udema palpebra negatif. Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak ada. Bibir: tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, dan tampak ada karies gigi. Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak bersih Leher tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba,dan perkusi jantung terdengar pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada paru-paru pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan kanan sama, perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi vesikuler saat paru-paru di auskultasi. Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, tampak ada bekas luka operasi, bising usus posistif, yaitu 11 kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito urinaria. Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan normal, dan keadaan emosional baik. Pemeriksaan kulit: turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat, capillary refill kembali dalam dua detik, akral teraba hangat. Wajah tampak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema pada wajah. Leher tampak menghitam atau mengalami hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola mammae sudah menghitam, papila tampak menonjol dan
cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri dan kanan, udema palpebra negatif. Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak ada. Bibir : tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, dan tampak ada karies gigi. Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak bersih Leher: tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba, dan perkusi jantung terdengar pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada paru-paru pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan kanan sama, perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi vesikuler saat paru-paru di auskultasi. Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, dan pusat tampak belum meonjol, bising usus 8 kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito urinaria. Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan normal, dan keadaan emosional baik.
Wajah tampak tidak ada cloasma gravidarum, an tidak ada edema pada wajah. Leher tampak tidak menghitam atau belum mengalami hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola mammae menghitam, papila tampak menonjol dan menghitam, Poltekkes Kemenkes Padang
49
menghitam, dan tidak ada teraba pembengkakan pada dan tidak ada teraba pembengkakan pada payudara. payudara. Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada linea alba. Pemeriksaan leopold 1, tinggi fudus uteri teraba Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada setinggi pusat . leopold II belum bisa ditentukan bagian janin. linea alba. Pemeriksaan leopold 1 teraba bokong janin, dan Leopold III kepala atau bokong janin belum memasuki PAP. tinggi fudus uteri teraba di pertengahan pusat dan PX . Leopold IV kepala atau bokong janin belum memasuki PAP. Leopold II teraba punggung janin di bagian kiri dan DJJ janin positif. Genetalia tidak ada varises. Ekstermitas ekstermitas di bagian kanan. Leopold III kepala janin bawah tidak ada bengkak, dan tidak terdapat varises. Reflek belum memasuki PAP. Leopold IV kepala jain belum patela positif dan anus tidak mengalami hemoroid. memasuki PAP dan posisi tangan pemeriksa masih menyatu. DJJ janin positif yaitu 143 kali permenit. Genetalia tidak ada varises. Ekstermitas bawah tampak membengkak, dan tidak terdapat varises. Reflek patela positif. Anus tidak mengalami hemoroid. Data penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2017 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Mei hemoglobin ditemukan hemoglobin 11,1 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl). 11 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl).
2. Diagnosis Keperawatan Tabel 4.2 Deskripsi diagnosis keperawatan pada partisipan Asuhan keperawatan Diagnosa keperawatan
Partisipan 1
Partisipan 2
Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. N yaitu tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. M yaitu masalah keperawatan pertama risiko ketidakefektifan : masalah keperawatan pertama risiko ketidakefektifan Poltekkes Kemenkes Padang
50
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensidengan data subjektif : Ny. N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk terasa berat, sedangkan data objektifnya : TD: 140/90 mmHg, Ny.N melaporkan nyeri pada kepala bagian depan.
perfusi jaringan serebral berhubungan hipertensi dengan data subjektif : Ny. M mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. M mengatakan tengkuk terasa berat, Ny. M mengatakan kadang-kadang penglihatan seperti berkunang-kunang, sedangkan data objektifnya : 140/100 mmHg, Ny. M melaporkan nyeri yang dialaminya.
Diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : Ny. N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak meringis, Ny. N mengeluhkan nyeri yang dialaminya,TD: 140/90 mmHg, N: 94x/i, P: 20x/i.
Diagnosa kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : Ny. M mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. M mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan data objektifnya: Ny. M tampak meringis, Ny. M melaporkan nyeri yang dialaminya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P: 21x/i
Diagnosa ke tiga yaitu ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkinidengan data subjektifnya : Ny. N mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. N mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak cemas, Ny. N menceritakan kecemasannya, TD 140/90 mmHg.
Diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuha oksigen dengan data subjektif: Ny. M mengatakan pusing jika banyak beraktivitas, Ny. M mengatakan badan terasa lemah, Ny. M mengatakan kadang dibantu saat beraktivitas, sedangkan data objektifnya: Ny. M mengeluh pusing, Ny. M . mengeluhkan pandangannya yang kadang berkunangkunang, Ny. M tampak lebih banyak istirahat, pasien tampak lemah.
Diagnosa ke empat yaitu defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi dengan data subjektif : Ny. N mengatakan belum mengetahui hal- hal tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam
Diagnosa ke empat yaitu ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dengan data subjektif Ny. M mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. M mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi. Sedangkan data objektifnya : Ny. M tampak cemas, Ny. M Poltekkes Kemenkes Padang
51
kehamilan dari petugas kesehatan, Ny. N mengatakan tidak menceritakan kecemasannya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P: melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, 20x/i sedangkan data objektifnya : Ny. N belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi dalam kehamilan. Diagnosa ke lima yaitu defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi dengan data subjektif Ny. M mengatakan belum mengetahui hal- hal tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M mengatakan belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam kehamilan dari petugas kesehatan. Sedangkan data objektifnya : Ny. M belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M banyak bertanya tentang masalah hipertensi dalam kehamilan.
3. Perencanaan Keperawatan Tabel 4.3 Deskripsi perencanaan pada partisipan Asuhan keperawatan Perencanaan keperawatan
Partisipan 1
Partisipan 2
Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatan tentang risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar perfusi jaringan ke serebral efektif pada Ny. Ndengan
Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatantentang risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar perfusi jaringan ke serebral efektif pada Poltekkes Kemenkes Padang
52
kriteria hasil : tekanan darah sistolik normal, tekanan darah diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana keperawatan yaitu : pantau tekanan darah setiap kali kunjungan, anjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress, gunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, anjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Ny. Mdengan kriteria hasil:tekanan darah sistolik normal, tekanan darah diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana keperawatan yaitu: pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia) direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV, menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan posisi sering miring kiri.
Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia) direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. M mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil: mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik, menonton TV, dan lakukan pengukuran TTV.
Poltekkes Kemenkes Padang
53
Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil : perasaan gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang disampaikan, tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak ada peningkatan frekuensi nadi, dapat mengurangi penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk mengurangi kecemasan, menggunakan teknik nonfarmakologi mengurangi kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.
Rencana keperawatan untuk diagnosa Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 dilakukan selama 5 5x kunjungan dengan tujuan agar suplay dan kebutuhan O2 simbang dengan kriteria hasil : saturasi oksigen dengan beraktivitas normal, frekuensi nadi ketika beraktivitas normal, frekuensi pernapasan bila beraktivitas normal, tekanan darah ketika beraktifitas normal, kelelahan sedang, tingkat stres sedang, sakit kepala tidak ada, kegiatan sehari-hari normal, kualitas istirahat normal. Rencana tindakan keperawatan yaitu : bantu klien menngidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, bantu responden untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial, bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan, bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai, bantu responden atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, bantu responden untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan Ny. N dengan kriteria hasil :mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu : identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku
Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas berhubungan dengan status terkini dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. M mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil : perasaan gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang disampaikan, tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak ada peningkatan frekuensi nadi, dapat mengurangi penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk mengurangi kecemasan, menggunakan teknik nonfarmakologi mengurangi Poltekkes Kemenkes Padang
54
sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan responden.
kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi. Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan Ny. M dengan kriteria hasil :mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu : identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan responden.
4. Implementasi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang
55
Tabel 4.4 Deskripsi implementasi pada partisipan Asuhan keperawatan Implementasi Keperawatan
Partisipan 1
Partisipan 2
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis keperawatanrisiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi tanggal 22 Mei 2017 pukul 09.00 WIB adalah melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosiskeperawatan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi tanggal 25 Mei 2017 pukul 12.00 WIB adalahmelakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke enam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.30 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden melakukan teknik
Pada kunjungan ke lima tanggal 27 Mei 2017 pukul 10.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden melakukan teknik Poltekkes Kemenkes Padang
56
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. secara rutin. Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 28 Mei 2017 pukul 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke delapan tanggal 26 Mei 2017 pukul 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri.
Pada kunjungan ke delapan tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.00 WIB adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri, memberikan informasi pada responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan teknik nafas dalam.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)tanggal 25 Mei 2017 pukul WIB adalah nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri, memberikan informasi pada responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan Poltekkes Kemenkes Padang
57
Pada kunjugan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 09.50 WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran tekanan darah, mengobservasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak menguras emosi.
menonton TV, melakukan pengukuran TTV, menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan posisi sering miring kiri.
Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00 WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengnjurkan tetap melakukan teknik relaksasi, tetap melakukan terapi Pada kunjungan ke enam 24 Mei 2017 pukul 10.40 WIB mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran menonton TV, melakukan pengukuran TTV. tekanan darah, menganjurkan responden tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan Pada kunjungan ke enam tanggal 28 Mei 2017 pukul 10.00 perhatian dengan mendengarkan music tenang dan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu menonton TV yang tidak menguras emosi. melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul terapeutik, mengnjurkan tetap melakukan teknik relaksasi, 11.10WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tetap melakukan terapi mengalihkan perhatian dengan melakukan pengukuran tekanan darah, menganjurkan mendengarkan musik dan menonton TV, melakukan responden tetap melakukan teknik nafas dalam, pengukuran TTV. menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak menguras emosi. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 diagnosis ansietas berhubungan dengan ancaman pada pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.30 Wib adalah status terkini tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.30 WIB berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan, yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk aktivitas yang disukai, membantu responden atau keluarga mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri teknik nafas dalam. Poltekkes Kemenkes Padang
58
dan penguatan, menganjurkan responden untuk istirahat Pada kunjungan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.00 yang cukup, menganjurkan keluarga membantu kebutuhan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu responden. mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan melakukan tindakan Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00 mengaklihkan perhatian untuk mengurangi kecemasan WIB tindakan keperawatan tetap menganjurkan responden yaitu mengobrol menonton TV. melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, dan tetap Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.50 menganjurkan keluarga membantu kebutuhan Ny. M. WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik Pada kunjungan ke enam 28 Mei 2017 pukul 20.00 WIB nafas dalam, mengevaluasi kegiatan responden dalam tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu menganjurkan terapi mengalihkan perhatian, menganjurkan tetap responden melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, dan tv dan mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan. tetap menganjurkan keluarga membantu kebutuhan Ny. M. Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.20 diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu status terkinitanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00 WIB adalah menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam, menggunakan pendekatan yang menenangkan, menganjurkan tetap melakukan teknik mengalihkan menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan responden teknik nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan manfaat untuk mengambil posisi yang nyaman. relaksasi, menganjurkan melakukan teknik relaksasi, mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada menonton tv dan mendengarkanmusik untuk mengurangi diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kecemasan,menganjurkan klien untuk mengambil posisi kurangnya informasitanggal 22 mei 2017 pukul 11.00 yang nyaman, menganjurkan responden untuk praktek WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada yang telah diajarkan. responden mengenai hipertensi dalam kehamilan, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB responden, menganjurkan responden untuk melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi Poltekkes Kemenkes Padang
59
pemeriksaan kehamilan secara rutin.
kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk mengambil posisi yang nyaman.
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi dalam kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan responden, menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 10.00 rutin. WIB tindakan keperawatan yang dilakukan menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 11.00 melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tv yang tidak tenang dan mendengarkan musik untuk mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi, lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan mengambil posisi yang nyaman. kehamilan secara rutin. Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00 WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada responden mengenai hipertensi dalam kehamilan, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi dalam kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk Poltekkes Kemenkes Padang
60
menambah pengetahuan responden, menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi, menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
5. Evaluasi Keperawatan Tabel 4.5 Deskripsi Evaluasi pada partisipan
Evaluasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Partisipan 1
Partisipan 2
Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke lima dengan kriteria hasil: Responden mengatakan kepala kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, TD: 130/80 mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia), evaluasi keperawatan dapat teratasi pada kunjungan kelima dengan kriteria hasil:Responden mengatakan kepalanya kadangmasih terasa nyeri, Responden mengatakan sudah mengerti dan
Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke empat dengan kriteria hasil: Responden mengatakan kepala kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, penglihatan kadang-kadang masih berkunang-kunang, TD: 140/80 mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia), evaluasi keperawatan dapat teratasi pada hari empatdengan kriteria hasil:Responden mengatakan Poltekkes Kemenkes Padang
61
melakukan teknik manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, evaluasi keperawatan dapat teratasi pada kunjungan kelima dengan kriteria hasil : responden mengatakan sudah lebih tenang, reponden mengatakan sudah mampu melakukan manajemen ansietas, TD darah responden menurun. Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil : responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
kepalanya kadangmasih terasa nyeri, Responden mengatakan sudah mengerti dan melakukan teknik manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2, evaluasi keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan keempat dengan kriteria hasil : responden mengatakan lebih banyak istirahat, responden mengatakan aktivitas dibantu keluarga, TD responden menurun. Diagnosis keempat ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, evaluasi keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan ke empat, dengan kriteria hasil : responden mengatakan sudah lebih tenang, reponden mengatakan sudah mampu melakukan manajemen ansietas, TD darah responden menurun. Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil : responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Poltekkes Kemenkes Padang
62
B. Pembahasan Kasus Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang
sejak tanggal 19 Mei
sampai tanggal 30 Mei 2017, yaitu antara responden Ny. N dan responden Ny. M, maka pada bab pembahasan ini peneliti akan menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi, melakukan implementasi keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan 1.
Pengkajian keperawatan Setelah dilakukan pengkajian pada responden 1yaitu Ny. N (G2, P1, A0, H1), usia kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan yaitu pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.
Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. N mengatakan sebelumnya sudah mempunyai riwayat hipertensi saat hamil anak pertama saat usia 17 tahun dan harus mengalami operasi SC saat melahirkan. Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga, Ny. N mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga yaitu ibu dari Ny. N. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. N didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yaitu 140/90mmHg. Saat dilakukan pengkajian psikologi, Ny. N
mengatakan merasa cemas
dengan status kesehatannya sekarang dan khawatir akan operasi lagi saat melahirkan, karena Ny. N tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.
Hasil pengkajian pada responden II yaitu Ny. M (G3, P2, A0, H2), ditemukan keluhan yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas, sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa lemah.
45
Poltekkes Kemenkes Padang
Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. M mengatakan sebelumnya sudah ada riwayat hipertensi sejak kehamilan pertama pada usia 18 tahun. Ny. M juga mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga, yaitu ayah dari Ny. M. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. M didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yaitu 140/100 mmHg. Saat dilakukan pengkajian psikologi, Ny. M mengatakan merasa cemas dengan status kesehatannya sekarang.
Menurut Prawirohardjo (2013), Biasanya ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu diantaranya adalah Primigravida, usia ibu hamil, dan riwayat hipertensi sebelumnya.
Radjamuda & Montolalu (2014), dalam penelitiannya mengatakan bahwa beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan adalah usia ibu hamil, primipara dan riwayat hipertensi sebelumnya. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur kurang dari 20 tahun.
Berdasarkan teori dan penelitian tentang pengkajian pada ibu hamil dengan hipertensi dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat disimpulkan beberapa keluhan yang ditemukan pada saat pengkajian sesuai. Diantaranya adalah : sakit kepala di daerah frontal,
Poltekkes Kemenkes Padang
terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa berat.
Menurut analisa peneliti, berdasarakan pengkajian pada kedua responden, ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya pada responden 1 usia kehamilan trimester III, sedangkan pada responden 2 usia kehamilan trimester II. responden, sama-sama merasakan
Dari keluhan kedua
nyeri kepala, tengkuk terasa
berat,badan terasa lemah. Tapi pada responden 2 di dapatkan keluhan kadang-kadang tampak berkunang-kunang.
Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan yang dikemukan teori diatas sesuai dengan yang dialami responden. penyebab hipertensi dalam kehamilan yang dialami responden 1 dan responden 2 adalah usia kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun riwayat hipertensi sebelumnya, serta riwayat keturunan.
Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada responden 1 hipertensi terjadi pada trimester 3, sedangkan pada responden 2 hipertensi di temukan pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein dalam urin, berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tandatanda preeklampsia adalah hipertensi gestasional.
Berdasarkan keluhan yang dirasakan responden, diantaranya adalah nyeri. menurut Prawirohardjo (2013), menyebutkan ibu hamil yang mengalami hipertensi dapat terjadi perubahan neurologik. Perubahan tersebut dapat berupa nyeri kepala. Nyeri kepala pada ibu hamil hipertensi tersebut terjadi karena terjadinya kerusakan vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah
Poltekkes Kemenkes Padang
penurunan suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri.
Keluahan lain yang dirasakan responden adalah kadang-kadang penglihatan seperti berkunang-kunang. Menurut Prawirohardjo (2013), gangguan visus terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi karena kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi oksigen ke organ, salah satunya adalah pada retina, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan penglihatan kabur.
Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab nyeri pada ulu hati yang dirasakan responden adalah kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan aliran darah ke hati, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati. Tetapi didalam kasus yang dikaji, penyebab nyeri ulu hati pada responden adalah adanya riwayat magh yang dimiliki responden, setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit karena naik asam lambung.
2. Diagnosa keperawatan Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Ny. N, diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M, diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi,nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2, ansietas
Poltekkes Kemenkes Padang
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, risiko cedera dengan faktor risiko internal (disfungsi integrasi sensori), intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Berdasarkan teori,
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada
pasien dengan hipertensi pada kehamilan dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat disimpulkan hasil diagnosa keperawatan yang didapatkan sesuai dengan teori diantaranya adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut, intoleransi aktivitas, ansietas, dan defisiensi pengetahuan.
Menurut NANDA (2015), risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral adalah beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan serebral yang mengganggu kesehatan, dengan salah satu faktor resikonya adalah hipertensi.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut didapatkan tekanan darah diatas normal, merasakan pusing dan nyeri pada kepala, Sehingga diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dapat ditegakkan.
Poltekkes Kemenkes Padang
Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai dengan adanya bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan pada parameter fisiologis.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut merasakan pusing dan nyeri pada kepala, bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan pada tekanan darah, Sehingga diagnosa nyeri akut dapat ditegakkan.
Prawirohardjo (2013) dan Reeder (2011), juga menyebutkan akibat adanya vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik pada ibu hamil hipertensi, maka hal ini bisa menyebabkan penurunan pompa darah ventrikel, sehingga hal tersebut menyebabkan penurunan curah jantung. Akibat dari hal tersebut merupakan penurunan oksigen ke jaringan, sehingga menyebabkan kelelahan dan tidak mampu melakukan suatu aktivitas secara efektif.
Menurut NANDA (2015) intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas keidupan sehari hari yang harus atau yang ingin
dilakukan.
Hal
tersebut
ditandai
dengan
keletihan,
ketidaknyamanan setelah beraktifitas, respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas.
Poltekkes Kemenkes Padang
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M didapatkan hasil pengkajian yaitu Ny. M merasakan pusing setelah banyak beraktivitas, badan terasa lemah, kadang-kadang merasakan pandangan
seperti
berkunang-kunang
dan
aktivitas
membutuhkan bantuan. Akibat adanya ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas secara efektif, maka diagnosa intoleransi aktivitas dapat ditegakkan.
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
Menurut NANDA (2015), ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kai tidak spesifik) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Perasaan
ini
merupakan
isyarat
kewaspadaan
yang
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Ibu hamil dengan hipertensi dapat merasakan kecemasan karena peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan perubahan psikologis pada ibu hamil. Hal tersebut ditandai dengan Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup, gelisah, perasaan tidak adekuat, peningkatan kekhawatiran, dan perasaan takut.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada ke dua responden tersebut dapat di ketahui adanya masalah pada psikologis ibu hamil, yaitu perasaan tidak adekuat, peningkatan kekhawatiran, dan perasaan takut dengan keadaannya saat ini dan takut jika melahirkan dengan di operasi, sehingga dalam kasus ini diagnosa keperawatan ansietas bisa ditegakkan. Reeder dkk (2011),
Poltekkes Kemenkes Padang
menyebutkan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit hipertensi dalam kehamilan dengan melakukan deteksi dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor risiko tersebut.
Menurut NANDA (2015), defisiensi pengetahuan adalah ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Hal tersebut ditandai dengan ketidakakuratan melakukan tes, ketidakakuratan melakukan perintah, kurang pengetahuan, prilaku tidak tepat.
Setyawati (2015), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tingkat pendidikan juga berpengaruh dengan hipertensi pada wanita hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan SMP kebawah, terdapat risiko sebesar 1,6 kali untuk hipertensi dibandingkan pada ibu dengan tingkat pendidikan SMP keatas. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
dalam
upaya
pencegahan,
deteksi
dini
ataupun
pengobatan hipertensi yang mungkin terjadi. Kurangnya pengetahuan ini membuat ibu kurang atau tidak peduli dalam pencegahan maupun pengobatan hipertensi pada kehamilan.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian pada ke dua responden didapatkan hasil bahwa responden belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam kehamilan dari petugas kesehatan, serta ke dua responden tersebut tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, sehingga dari pengkajian tersebut diagnosa defisiensi pengetahuan dapat ditegakkan.
Berdasarkan askep teoritis yang dibahas pada halaman sebelumnya, ada beberapa diagnosa yang tidak ditemukan pada ke dua kasus yang diteliti, diantaranya adalah ketidak efektifan pola nafas, intoleransi aktivitas dan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
Poltekkes Kemenkes Padang
NANDA (2015), defenisi ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat. Ketidakefektifan pola nafas pada ibu hamil dengan hipertensi terjadi karena kerusan vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan hal tersebut menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga ibu hamil akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan NANDA tahun 2015 ada beberapa batasan karakteristik yang digunakan agar kita bisa mengangkat
diagnosa
tersebut.
Faktor
risiko
pada
diagnosa
ketidakefektifan pola nafas adalah : perubahan kedalaman pernapasan, perubahan ekskursi dada, penurunan tekanan ekspirasi, peurunan tekanan inspirasi, peneurunan pentilasi seenit, penurunan kapasitas vital, dispnea, pernapasan cuping hidung, pernapsan bibir, ortopnea, fase ekspirasi memanjang, takipnea, penggunaan otot aksesorius untuk bernafas.
Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan batasan karakteristik seperti
yang dijelaskan diatas
karena
kerusan vaskuler
dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik belum menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan hal tersebut menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga ibu hamil akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko ketidakefektifan pola nafas tidak dapat ditegakkan.
Menurut NANDA (2015), intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan akan terjadi vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan pompa darah ventrikel kiri menurun dan terjadi penurunan curah jantung. Jika hal tersebut terjadi maka ibu hamil akan
Poltekkes Kemenkes Padang
merasakan kelelahan saat beraktivitas karena oksigen ke jaringan tidak adekuat sehingga hal tersebut menyebabkan intoleransi aktivitas pada ibu hamil dengan hipertensi. Intoleransi aktivitas ditandai dengan respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekwensi jantung
abnormal
terhadap
aktivitas,
ketidaknyamanan
saat
beraktivitas, dispnea setelah beraktifitas.
Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan manifestasi dispnea dan frekwensi jantung yang abnormal setelah beraktivitas. Berdasarkan data diatas diagnosa intoleransi aktivitas tidak dapat ditegakkan.
Menurut NANDA (2015), ketidakefektifan perfusi jaringan perifer merupakan suatu keadaan yang berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan. Pasien dengan hipertensi pada kehamilan, terjadi kerusakan vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik, sehingga hal ini menyebabkan gangguan perfusi organ, sehingga bisa terjadi yang mengakibatkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Penurunan sirkulasi ke perifer ditandai dengan pengisian kapiler lebih dari 3 detik, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di turunkan, nyeri ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan prestasia. Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan pengisian kapiler lebih dari 3 detik, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di turunkan, nyeri ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan prestasia
karena oksigen pada ibu hamil masih cukup baik untuk
diedarkan keseluruh tubuh, apabila terjadi ketidakadekuatan suplai oksigen ke jaringan maka akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel diperifer yang dimanifestasikan perubahan warna kulit dan pengisian kapiler yang melambat. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak dapat ditegakkan
Poltekkes Kemenkes Padang
3. Perencanaan Keperawatan Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. N dan Ny. M didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yang muncul, yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, rencana tindakan yang akan dilakukan adalah : pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis rencana tindakan terdiri dari: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus,
observasi
adanya
petunjuk
non
verbal
mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV.
Poltekkes Kemenkes Padang
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M, yaitu pada diagnosa intoleransi
aktivitas,
intervensi
yang
telah
disusun
adalah:
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai, membantu responden atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, membantu
responden
untuk
mengembangkan
motivasi
diri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden (Bulechek, dkk 2016).
Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini intervensi yang akan dilakukan diantaranya : gunakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku responden, anjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, meditasi dan bernafas dalam), anjurkan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.
Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada diagnosa defisiensi pengetahuan intervensi yang akan dilakukan diantaranya : identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku sehat, sediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau pengingat,
yang sesuai, memberikan leaflet untuk menambah
pengetahuan responden.
Menurut analisa peneliti salah satu intervensi untuk diagnosa defisiensi pengetahuan adalah dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
pada
responden.
Hal
tersebut
dapat
meningkatkan
Poltekkes Kemenkes Padang
pengetahuan pada responden, sehingga faktor risiko dari hiertensi dalam kehamilan dapat di minimalisir atau bahkan dapat dicegah.
4. Implementasi Keperawatan Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang telah direncanakan pada intervensi. Pada diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, implementasi yang telah dilakukan adalah : pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup, gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut adalah pengkajian nyeri secara komprehensif
yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri, memberikan informasi pada responden
mengenai penyebab nyeri,
mengajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan menonton TV, menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan untuk istirahat dengan berbaring ke sebelah kiri, dan melakukan pengukuran TTV.
Menurut Reeder dkk (2011), terjadinya nyeri pada ibu hamil yang mengalami hipertensi disebabkan karena kerusakan vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasovasme sistemik yang menyebabkan terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri. salah
Poltekkes Kemenkes Padang
satu cara untuk menurunkan tekanan darah sehingga meningkatkan oksigen ke jaringan adalah dengan pembatasan aktivitas dan tirah baring di rumah dengan posisi sering miring kekiri.
Menurut Atoilah & Kusnadi (2013), beberapa implementasi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan nyeri yaitu tehnik distraksi dan relaksasi. Teknik distraksi diantaranya adalah Bernafas lambat dan berirama, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, mendorong untuk menghayal, menonton televise. Tehnik relaksasi yaitu tehnik pelemasan otot sehingga akan mengurangi ketegangan pada otot yang akan mengurangi rasa nyeri. Tehnik yang dilakukan berupa nafas dalam secara teratur dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui hidung dan dikeluarkan secara perlahan – lahan melalui mulut. Radjamuda (2014), mengatakan dalam penelitiannya untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil adalah dengan terapi non farmakologi salah satunya adalah dengan terapi musik. Pemberian terapi musik efektif dalam menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan teori
dan hasil penelitian
implementasi keperawatan untuk mengurangi nyeri, dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M implementasi
keperawatan
yang dilakukan
dapat disimpulkan sesuai dengan teori,
diantaranya dengan teknik relaksasi, yaitu teknik nafas dalam dan teknik mengalihkan perhatian dengan melakukan beberapa kegiatan seperti menonton tv, dan mendengarkan musik.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa intoleransi aktivitas adalah berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu
responden
mengidentifikasi
dalam
kekurangan
atau keluarga untuk
beraktivitas,
membantu
Poltekkes Kemenkes Padang
respondenuntuk
mengembangkan
motivasi
diri
dan
penguatan,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.
Menurut Reeder (2011),
intoleransi aktivitas bisa dialami oleh ibu
hamil dengan hipertensi, hal ini disebabkan karena oksigen ke jaringan menurun, sehingga menyebabkan ibu hamil mudah kelelahan dan tidak mampu melakukan aktivitas secara efektif.
Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah baik, karena Ny. M mengalami intoleransi dalam beraktivitas, maka ibu hamil dengan hipertensi sangat dianjurkan untuk istirahat yang cukup, menganjurkan responden untuk melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, dan menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.
Implementasi menggunakan
yang
dilakukan
pendekatan
pada
yang
diagnosa
ansietas
menenangkan,
adalah
menganjurkan
melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan teknik nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan manfaat relaksasi, menganjurkan
melakukan teknik relaksasi,
mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan,
menganjurkan
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk mengambil posisi yang nyaman.
Reeder dkk (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah ansietas. Hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan darah, sehingga terjadi perubahan psikologis pada ibu hamil, dan menyebabkan kecemasan serta perasaan khawatir pada ibu hamil tersebut. Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah baik karena Ny.
Poltekkes Kemenkes Padang
N dan Ny. M merasakan kecemasan dan ke khawatiran, maka sangat dianjurkan untuk melakukan teknik pengalihan perhatian, karena hal tersebut dapat mengurangi beban pikiran yang dialami responden.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa defisiensi pengetahuan memberikan
penyuluhan
kesehatan
pada
responden
mengenai
hipertensi dalam kehamilan, memberikan penyuluhan tentang nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Menurut Reeder (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu diagnosa
keperawatan
yang
bisa
diangkat
adalah
defisiensi
pengetahuan. Hal ini terjadi karena beberapa dari ibu hamil dengan hipertensi tersebut tidak mengetahui penyebab dan penanganan dari hipertensi.
Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah baik karena Ny. N dan Ny. M mengatakan belum mendapatkan informasi tentang hipertensi pada kehamilan dari petugas kesehatan, maka salah satu implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang hipertensi pada ibu hamil serta nutrisi yang baik bagi ibu hamil yang mengalami hipertensi.
5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dilakukan selama 5 hari, hasil evaluasinya masalah teratasi sebagian nyeri akut dan intoleransi aktivitas dilakukan selama 4 hari. Masalah nyeri akut dan intoleransi aktivitas tersebut sudah dapat teratasi sebagian pada hari ke dua setelah dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi
Poltekkes Kemenkes Padang
keperawatan dan implementasi dilanjutkan sampai hari ke empat. Hasil evaluasinya masalah teratasi sebagian.
Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa ansietas dan defisisensi pengetahuan sudah dilakukan selama 3 hari. Masalah ansietas sudah dapat teratasi sebagian pada hari kedua, sedangkan diagnosa defisiensi pengetahuan sudah dapat teratasi pada hari ketiga, setelah dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi keperawatan.
Berdasarkan teori
dan penelitian ibu hamil dengan hipertensi, dan
berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M,
dapat di
evaluasi berdasarkan implementasi yang dilakukan. Evaluasi tersebut diantaranya adalah : nyeri yang dirasakan responden berkurang, responden istirahat dengan cukup, kecemasan berkurang, dan menunjukkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan tindakan untuk perawatan dirumah.
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas Andalas kota Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut 1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa: Ny. N 23 tahun G2 P2 A0 H1 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak terasa berat, nyeri perut, pandangan seperti berkunang-kunang. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva subanemis. Kehamilan pertama Ny. N juga memiliki riwayat
hipertensi dalam
kehamilan. Keluarga Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan. Pada pengkajian psikologis Ny. N mengatakan merasa cemas, khawatir dan takut.
Ny. M 28 tahun G3 P2 A0 H2 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak terasa berat, nyeri ulu hati, pandangan seperti berkunang-kunang, tidak nafsu makan, serta mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva subanemis. Kehamilan pertama Ny. M juga memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan. Keluarga Ny. M juga memiliki riwayat hipertensi yaitu ayah Ny. M. Pada pengkajian psikologis Ny. M juga mengatakan merasa cemas, khawatir dan takut.
5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit hipertensi dalam kehamilan sebanyak 5 diagnosa. Berdasarkan kasus, diagnosa yang muncul pada Ny. N ada 4 diagnosa yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, dan Ny. M 5 diagnosa. Diagnosa keperawatan yang peneliti temukan pada Ny. Madalah perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan 62Poltekkes Kemenkes Padang
63
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. 6. Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada masalah keperawatan yang ditemukan. Berikut beberapa intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa kasus a) melakukan manajemen nyeri dengan teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, kompres hangat, dan pengalihan perhatian, b) melakukan pengukuran TTV, c) menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, d) ubah posisi dengan posisi lebih sering miring kiri, e) menganjurkan responden istirahat yang cukup, bagi responden dan meletakkan benda yang sering digunakan dalam jangkauan responden, f) pengurangan kecemasan, g) melakukan penyuluhan pada ibu hamil dengan hipertensi, h)
menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
7. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah disusun. Implementasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M masingmasing dilakukan selama 6 hari. Implementasi keperawatan yang di lakukan kepada Ny. N sama dengan Ny.M yaitu untuk diagnosa risiko ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral yaitu melakukan pengukuran tekanan darah, mengajarkan manajemen stress, memberikan penkes tentang diit hipertensi pada ibu hamil, menganjurkan melakukan pemeriksaan secara rutin. Nyeri akut tindakan yang dilakukan diantaranya pengkajian nyeri secara komprehensif, melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,mengajarkan prisipprinsip manajemen nyeri, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup dengan posisi sering miring ke kiri, dan melakukan pengukuran TTV. Untuk diagnosa resiko cedera implementasi yang dilakukan diantaranya adalah dengan menganjurkan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi responden, menganjurkan responden untuk banyak istirahat dan menganjurkan keluarga untuk membantu responden dalam
Poltekkes Kemenkes Padang
melakukan kegiatannya. Untuk diagnosa ansietas implementasi yang telah dilakukan diantaranya adalah mengajarkan teknik relaksasi dan pengalihan
perhatian.
Untuk
diagnosa
defisiensi
pengetahuan,
implementasi yang telah dilakukan diantaranya dengan melakukan penyuluhan tentang hipertensi dalam kehamilan serta menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke pelayanan kesehatan.
8. Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan diagnosa risiko ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri kepala berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri akut dalam bentuk SOAP yaitu Ny. N mengatakan nyeri berkurang, Ny. N tampak mampu melakukan teknik manajemen nyeri, tekanan darah menurun. Hasil evaluasi pada diagnosa ansietas ditemukan Ny. N mengatakan kecemasan sudah berkurang, Ny. N mengatakan telah melakukan manajemen ansietas, seperti melakukan teknik nafas dalam dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada diagnose defisiensi pengetahuan ditemukan Ny. N mengatakan telah memahami tentang penyakit hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. M dengan diagnosa risiko ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri kepala berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri akut dalam bentuk SOAP yaitu Ny. M mengatakan nyeri berkurang, Ny. M tampak mampu melakukan teknik manajemen nyeri. Hasil evaluasi pada diagnosa intoleransi aktivitas
Ny. M istirahat dengan cukup,
meminta bantuan keluarga melakukan aktivitas. Hasil evaluasi pada diagnosa ansietas ditemukan Ny. M mengatakan kecemasan sudah berkurang, Ny. M mengatakan telah melakukan manajemen ansietas, seperti melakukan teknik nafas dalam dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada diagnosa defisiensi pengetahuan ditemukan Ny. M
Poltekkes Kemenkes Padang
mengatakan telah memahami tentang penyakit hipertensi dalam kehamilan, Ny. M mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
B. Saran 1. Bagi Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada semua staf agar memberikan pelayanan kepada pasien secara optimal dan meningkatkan mutu dalam pelayanan di puskesmas. 2. Bagi Ruang KIA Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi perawat di ruang KIA dalam melakukan asuhan keperawatan secara profesional bagi ibu hamil dengan hipertensi. 3. Bagi instiusi pendidikan Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya lulusan perawat yang profesional, terampil,
dan bermutu yang mampu
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Diharapkan
peneliti
melakukan pengkajian
secara
tepat
dan
mengambil diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan dan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu memahami masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan benar. b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik pada pasien dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan.
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR PUSTAKA Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With Elsevier Inc Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang : Dinas Kesehatan Kota Padang. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016. Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 9 Januari Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni 2017 Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification(NOC), 5thIndonesian Edition , ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With Elsevier Inc NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017. Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC Poltekkes Kemenkes Padang
Nursalam. 2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 11 januari 2017 Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal ilmiah bidan.Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 10 januari 2017 Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga: Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC __________. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga: Volume 1 (Edisi 18).Jakarta : EGC Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian R&D.Bandung: Alfabeta
Kualitatif
Dan
Kuantitatif
dan
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni 2017 Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: TIM UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 03 Maret 2017 Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12 januari 2017 Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
.
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang