JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO.2, OKTOBER 2015: 172 – 185____________________________________________
ATRIBUSI KEGAGALAN BERPRESTASI SISWA SMP DAN SMA Mohamad Iksan Program Studi Psikologi Universitas Gajayana Malang Abstract This study aims to explore the failure attribution of junior high and high school students. This research uses indigenous psychology approach with qualitative survey method. The data retrieval technique using open ended questionnaire. Total 725 respondents consist of 248 junior high students and 473 high school students. Data obtained shows that failing achievement attribution was influenced by internal and external attribution. The highest failure achievement attribution of 79 is the internal attribution on junior high students it characterized by low self-possessed social skill. On senior high it counts to 87,1% on internal attribution. The external factors tend to be marked by the lack of social support from family or friends and teachers and friends negative influence. Key word: Attribution, Failure, Achievement, Students. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi atribusi kegagalan yang berkontribusi terhadap kegagalan berprestasi siswa SMP dan siswa SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan indigenous psychology dengan metode survey kualitatif. Teknik pengambilan data menggunakan open ended questionnaire. Total responden 725 partisipan yang terdiri dari 248 pelajar SMP dan 473 SMA. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa atribusi kegagalan dipengaruhi oleh atribusi internal dan atribusi eksternal. Frekuensi tertinggi atribusi kegagalan berprestasi siswa SMP adalah atribusi internal sebesar 79,0%. Atribusi internal tersebut lebih ditandai dengan diri sendiri yang memiliki skill sosial rendah. Sedangkan frekuensi tertinggi atribusi kegagalan berprestasi siswa SMA lebih pada atribusi internal sebesar 87,1% daripada atribusi eksternal sebesar 12,9%. Atribusi internal tersebut lebih ditandai dengan diri sendiri yang memiliki kinerja yang rendah. Sebaliknya faktor eksternal memiliki kecenderungan ditandai dengan adanya kurangnya dukungan sosial seperti dari keluarga maupun teman dan guru, pengaruh negatif dari teman. Kata kunci : Atribusi, Kegagalan, Prestasi, Siswa .
Pengantar1 Pendidikan
merupakan
mengindikasikan adanya masalah dalam sarana
sistem pendidikan di Indonesia ditinjau
untuk membentuk dan menciptakan
dari perspektif ideologis, teknis dan
sumber daya manusia yang berkualitas.
praktis seperti kekeliruan paradigma
Sayangnya,
pendidikan yang mendasari keseluruhan
kualitas
pendidikan
di
Indonesia pada dekade terakhir ini
penyelenggaraan
sistem
pendidikan,
sangat memprihatinkan. Hal tersebut
mahalnya biaya pendidikan, rendahnya sarana fisik, rendahnya prestasi siswa, meningkatnya kegagalan dan rendahnya
Korespondensi: Mohamad Iksan, Program Studi Psikologi Universitas Gajayana Malang. Email:
[email protected]
kesejahteraan 172
guru
(Shiddiq, 2006).
IKSAN
Tidak heran jika indeks pembangunan
pelosok, siswa makin dihadapkan oleh
pendidikan untuk semua atau education
berbagai pilihan dan mereka merasa ragu
for all di Indonesia menurun. Jika pada
yang cenderung takut gagal, kurangnya
tahun 2010 lalu Indonesia berada di
dorongan mental dari orang tua karena
peringkat 65, tahun 2011 merosot ke
orang tua tidak memahami apa yang
peringkat
Brunei
dipelajari oleh anaknya disekolah, dan
Darussalam dan Malaysia yang masing-
keadaan gizi rendah yang menyebabkan
masing berada pada peringkat 34 dan 65
siswa tidak mampu belajar yang lebih
dari 127 Negara di Dunia (Napitupulu,
baik. Secara tidak langsung berbagai
2011). Demikian juga hasil
faktor
69
dibawah
survei
Programme for International Student Assessment
(PISA)
2009,
yang
tersebut
dapat
berkontribusi
sebagai penghambat dalam belajar. Kondisi pendidikan seperti di atas
menempatkan Indonesia pada peringkat
tentunya
ke-10 dari bawah dari 65 Negara di
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Banyak
dunia
bidang
fasilitas fisik dan fasilitas non fisik serta
science
psikologis
dengan
reading,
penilaian
mathematics
di
dan
(PISA, 2009).
yang
memperbaiki
Bukti empiris menunjukkan bahwa pencapaian
menjadi
prestasi
pendidikan
dalam
merupakan
dunia sebuah
pendidikan. pendidikan
tantangan
digunakan kondisi
Salah
memperbaiki
suatu
kualitas
satu
cara
kompleksitas dengan
untuk untuk kualitas
meningkatkan
konsekuensi multi dimensional yang
prestasi (Alfassi, 2004) dan mengurangi
menghubungkan
faktor
atau mencegah terjadinya kegagalan bagi
termasuk keluarga, komunitas, sekolah,
peserta didik (Forsyith, Story, Kelley, &
teman sebaya dan siswa itu sendiri
McMillan, 2009). Menurut Duncan dkk
(Lucio, Rapp-Paglicci, & Rowe, 2011).
(2007)
Dimyati
melibatkan
dan
berbagai
Mudjiono
(2006)
meningkatkan penguasaan
prestasi keterampilan
menyebutkan beberapa faktor penyebab
baru atau peningkatan keterampilan yang
prestasi belajar yang masih rendah. Hal
sudah dimiliki peserta didik.
tersebut disebabkan oleh faktor – faktor diantaranya
kurang
merupakan
indikator
fasilitas
penting dari hasil yang diperoleh selama
belajar di sekolah dan rumah diperbagai
mengikuti pendidikan. Prestasi dapat
JURNAL PSIKOLOGI
adanya
Prestasi
173
ATRIBUSI KEGAGALAN SISWA SMP DAN SMA
diartikan sebagai hasil yang dicapai
(Lucio dkk,
(Green, 2006; Van den Bos, 2007).
membantu menyelesaikan tugas sekolah
Prestasi
dari sumber dukungan teman sebaya
akademik
adalah
proses
2011), dimensi saling
kumulatif yang melibatkan penguasaan
(Altermatt
keterampilan
baru
tersebut secara tidak langsung dapat
keterampilan
yang
dan
peningkatan
sudah
dimiliki
(Duncan dkk, 2007). Pencapaian dipengaruhi
memudahkan
Broady, anak
2009).
untuk
Hal
mencapai
prestasi yang dibanggakan. prestasi
oleh
&
Kegagalan
adalah
ketidak-
inteligensi
berdayaan manusia dalam melakukan
(Mangels, Butterfield, Lamb, Good, &
suatu hal sehingga mudah menyerah dan
Dweck, 2006), self-efficacy (keyakinan
kurang bisa mengontrol diri dalam
diri) (Hejazy, Shahraray, Farsinejad, &
lingkungan sosial (Fogle, 1978). Konsep
Asgary, 2009), motivasi (Wigfield &
learned helplessness dapat diterapkan
Eccles, 2000), kemampuan dan usaha
pada bidang pendidikan untuk melihat
(Forsyith dkk, 2009). Namun demikian,
gangguan
berdasarkan
yang
ketidak-berdayaan belajar siswa ketika
dilakukan oleh para ahli sebelumnya
mengalami suatu peristiwa yang tidak
menunjukkan adanya sumber dan bentuk
dikontrol dan hal tersebut ditandai
dukungan
adanya motivasi menurun, kegagalan
hasil
sosial
faktor
siswa
penelitian
yang
berkontribusi
motivasi
emosi
melalui
terhadap pencapaian prestasi siswa (Lee,
belajar,
Smith, Perry, & Smyle, 1999; Park &
kesedihan,
Kim, 1999; Knollman & Wild, 2007).
(Peterson, Maier, & Seligman, 1993).
Selain itu sumber dukungan yang
dan
belajar
negatif
kecemasan
dan
seperti frustasi
Kecenderungan siswa untuk melakukan
diterima oleh seorang anak akan turut
prokrastinasi
mempengaruhi
mengganggu pencapaian akademis dan
perkembangan
anak,
secara
salah satunya dalam pencapaian prestasi
kecakapan
seperti adanya keterlibatan dan motivasi
pelajaran (Ackerman & Gross, 2005).
orangtua dalam membantu proses belajar
untuk
signifikan
Gullotta
menguasai
dan
Adams
(2005)
anak (Thoits, 1986; Conger, 1991;
mengidentifikasi
Knollman & Wild, 2007; Kim & Park,
sebagai penyebab kegagalan akademik
2008), keberadaan guru yang dapat
adalah faktor individu seperti bolos
membangkitkan motivasi belajar siswa
sekolah, dan penggunaan obat terlarang.
174
faktor
materi
penghambat
JURNAL PSIKOLOGI
IKSAN
Di samping itu ada faktor eksternal
melakukannya.
seperti
kenakalan
terkendali adalah salah satu yang dari
teman sebaya, kurang dukungan atau
individu sendiri tidak percaya dirinya
kesejahteraan
dengan mudah dapat mengubahnya.
pengaruh
negatif
di
dalam
lingkungan
keluarga, rendahnya status ekonomi keluarga,
status
ekonomi
sosial
Adapun
faktor
tak
Di dalam literatur psikologi sosial, telah umum diketahui bahwa individu
lingkungan tempat tinggal, serta kurang
cenderung
adanya harapan berprestasi dari guru.
mempersepsi sebab sukses dan gagal
Menurut
teori
pada
saat
yang
(Myers, 2008). Terdapat upaya dalam
(1980),
diri individu untuk mempertahankan
keberhasilan atau kegagalan seseorang
harga diri (self esteem) (Byron & Byrne,
dapat dianalisis dalam tiga karakteristik,
1998).
yakni pertama, penyebab keberhasilan
mendistorsi informasi-informasi yang
atau kegagalan mungkin internal atau
diterima
eksternal. Artinya, keberhasilan atau
menyebabkan kesalahan atribusi, atau
kegagalan seseorang karena faktor-faktor
yang secara lebih spesifik diistilahkan
yang dipercaya memiliki asal usul dari
sebagai self serving bias (Miller & Ross,
dalam diri seseorang itu sendiri atau
1975).
dikembangkan
karena
atribusi
egosentris
Weiner
faktor
yang
lingkungannya.
berasal
Kedua,
dari
Tendensi oleh
Hipotesis
egosentris individu
self
akan
sehingga
serving
bias
penyebab
menyatakan bahwa ketika seseorang
keberhasilan atau kegagalan seseorang
mengalami kegagalan maka ia akan
dapat berupa stabil atau tidak stabil.
meletakkan atribusi pada faktor-faktor
Maksudnya,
eksternal, sebaliknya ketika seseorang
jika
seseorang
percaya
penyebab stabil maka hasilnya mungkin
mendapatkan
akan sama jika melakukan perilaku yang
meletakkan atribusi pada faktor-faktor
sama pada kesempatan lain. Ketiga,
internal (Byron & Byrne, 1998). Dengan
penyebab keberhasilan atau kegagalan
kata lain, individu memiliki tendensi
dapat
untuk
berupa
dikontrol
atau
tidak
prestasi,
mendapatkan
ia
akan
pengakuan
atas
terkendali. Faktor terkendali adalah salah
kesuksesan dan menghindari tanggung-
satu yang diyakini seseorang dapat
jawab atas
mengubah
Buchtel, 1990).
dirinya
JURNAL PSIKOLOGI
jika
ingin
kegagalan
(Gigliotti
&
175
ATRIBUSI KEGAGALAN SISWA SMP DAN SMA
Disisi
lain
dukungan
sosial
Metode
menjadi salah satu faktor eksternal
Dalam melakukan penelitian ini,
dalam konteks sosial yang menyebabkan
peneliti memilih untuk menggunakan
kegagalan
meliputi
pendekatan
indigenous
psychology.
kurangnya dukungan sosial (Lee dkk,
Indigenous
psychology
didefinisikan
1999) seperti kurang adanya dukungan
oleh Kim dan Berry (1993) sebagai
emosional,
"studi ilmiah tentang perilaku manusia
diantaranya
material
atau
fasilitas
pembelajaran.
atau pikiran yang asli, yang dirancang
Adanya hubungan dukungan sosial dengan
pengalaman
kegagalan
untuk menelaah perilaku manusia." Studi indigenous
psychology
menelaah
berdasarkan hasil penelitian Kim dan
pengetahuan,
Park (2003) terdapat adanya gap atau
kepercayaan orang tentang diri mereka
jarak
dalam
sendiri serta mempelajari manusia dalam
lingkungan keluarga dan adanya masalah
konteksnya. Secara teoritis konsep dan
dalam kehidupan keluarga. Begitu juga
metode
hasil penelitian Forsyth dkk (2009)
dikembangkan dan disesuaikan dalam
menunjukkan
fenomena
dalam
berkomunikasi
bahwa
kurangnya
keterampilan
indigenous
dan
psychology
psikologis
yang
secara
penjelasan guru dalam menyampaikan
eksplisit menggabungkan isi dan konteks
materi pelajaran dapat berkontribusi
penelitian.
pada kesulitan siswa dalam memahami
Subjek penelitian
materi pelajaran.
Penelitian
ini
melibatkan
725
Peneliti memfokuskan penelitian
partisipan yang terdiri pelajar dari
ini pada eksplorasi atribusi kegagalan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
berprestasi pada kelompok siswa SMP
Sekolah Menengah Atas (SMA). Subjek
dan SMA sehingga pertanyaan pokok
pelajar SMP sebanyak 248 dan subjek
dalam penelitian ini adalah: Pertama,
pelajar SMA sebanyak 473. Rentang
faktor apa saja yang menjadi atribusi
usia antara 12-18 tahun. Partisipan
kegagalan berprestasi siswa SMP dan
penelitian ini berdomisili di Indonesia
SMA?,
lebih
Kedua,
kegagalan
bagaimana
berkontribusi
atribusi terhadap
kegagalan berprestasi pada siswa SMP dan siswa SMA? 176
Spesifiknya
di
Yogyakarta,
Indramayu, Mojokerto dan Malang. Pengumpulan penelitian ini
data
dalam
menggunakan metode JURNAL PSIKOLOGI
IKSAN
survei
kualitatif
Zechmeister,
&
(Shaughnessy,
Zechmeister, 2007)
gagal mendapat ranking di kelas dan gagal
menang
dalam
lomba
dengan jenis pertanyaan terbuka (open
menggambar. Ketika ditanya siapakah
ended questionnaire). Data responden
yang
yang
berprestasi yang pernah dialami dalam
terkumpul
dikategorisasikan
menyebabkan
kegagalan
dengan menggunakan content analysis
hidupnya.
(Patton, 1990; Weber, 1990; Kim dkk,
kelompok subjek SMP maupun SMA
2006).
mengungkapkan diri sendiri lah atau atribusi
Hasil Hasil penelitian ini mengungkap
Beberapa
internal
berkontribusi
subjek
yang
pada
baik
paling
pengalaman
bentuk atribusi kegagalan siswa SMP
kegagalan tersebut daripada kontribusi
dan SMA dari hasil penelitian yang
atribusi eksternal. Namun dari ungkapan
menggunakan
dan pernyataan di dalam wawancara
data
open
ended
questionnaire (pertanyaan terbuka) di
dengan
dalam penelitian survei. Pada atribusi
kontribusi atribusi eksternal sebagai
kegagalan diungkap siapa saja yang
faktor yang berpengaruh atau bisa juga
menjadi penyebab kegagalan pencapaian
berpotensi dalam kegagalanya seperti
prestasi
pengaruh untuk bolos sekolah dari teman
siswa
dan
bagaimana
kontribusinya.
dan
subjek
adanya
terdapat
butir-butir
permasalahan
dalam
Terkait pengalaman kegagalan
pertemanan serta metode pengajaran
dalam hidup yang dialami berkaitan
guru yang tidak sesuai dengan kondisi
pencapaian prestasi siswa. Beberapa
dan
subjek menyebutkan terdapat kegagalan
berpotensi sebagai atribusi eksternal
akademik maupun non akademik seperti
dalam kegagalan siswa.
kemampuan
siswa
juga
dapat
Tabel 1. Kontribusi Atribusi Kegagalan Terhadap Jenis Kegagalan Berprestasi Pada Kelompok Siswa SMP dan SMA No
1
Kontribusi Atribusi Kegagalan
Atribusi Internal 1) Kinerja 2) Skill Sosial 3) Bad Character 4) Motivasi
JURNAL PSIKOLOGI
Jenis Kegagalan Berprestasi Akademik Non Akademik jumlah % jumlah % SMP 122 83.0 92 74.2 74 50.3 38 30.6 10 6.8 14 11.3 8 5.4 11 8.9 9 6.1 5 4.0
Jumlah
214 112 24 19 14
%
79.0 41.3 8.9 7.0 5.2 177
ATRIBUSI KEGAGALAN SISWA SMP DAN SMA
2
1
2
5) Religiusitas 6) Emosi 7) Fisik 8) Pikiran 9) nasib 10) Pengalaman Atribusi Eksternal 1) Kurang dukungan Sosial 2) Tekanan Sosial 3) Pengaruh Negatif 4) Faktor material Total
8 5 3 2 0 3
5.4 3.4 2.0 1.4 0.0 2.0 25 17.0 10 6.8 7 4.8 6 4.1 2 1.4 147 100.0 SMA 286 92.0 147 47.3 27 8.7 26 8.4 28 9.0 24 7.7 12 3.9 10 3.2 5 1.6 5 1.6 2 0.6 25 8.0 10 3.2 6 1.9 6 1.9 3 1.0 311 100.0
Atribusi Internal 1) Kinerja 2) Emosi 3) Skill Sosial 4) Bad Character 5) Motivasi 6) Pikiran 7) Religiusitas 8) Fisik 9) Nasib 10) Pengalaman Atribusi Eksternal 1) Kurang Dukungan Sosial 2) pengaruh Negatif 3) Tekanan Sosial 4) Faktor Material Total
5 7 5 3 4 0
124
4.0 5.6 4.0 2.4 3.2 0.0 25.8 8.1 9.7 7.3 0.8 100.0
271
4.8 4.4 3.0 1.8 1.5 1.1 21.0 7.4 7.0 5.5 1.1 100.0
187 101 17 17 14 13 8 5 4 3 5 45 16 11 10 8 232
80.6 43.5 7.3 7.3 6.0 5.6 3.4 2.2 1.7 1.3 2.2 19.4 6.9 4.7 4.3 3.4 100.0
473 248 44 43 42 37 20 15 9 8 7 70 26 17 16 11 543
87.1 45.7 8.1 7.9 7.7 6.8 3.7 2.8 1.7 1.5 1.3 12.9 4.8 3.1 2.9 2.0 100.0
32 10 12 9 1
13 12 8 5 4 3 57 20 19 15 3
Dimensi atribusi internal sebagai
Dimensi atribusi eksternal yang
kontribusi pada kegagalan berprestasi
berperan sebagai kontribusi kegagalan
siswa
SMA
berprestasi pada siswa SMP (21%) dan
(87,1%) lebih dipengaruhi oleh faktor
SMA (12,9%) lebih dipengaruhi oleh
kinerja yaitu malas dalam belajar dan
faktor kurangnya dukungan sosial seperti
menunda belajar. Kontribusi yang lain
kurang dukungan informasional dari
diantaranya faktor motivasi menurun,
guru yang tidak bisa menyampaikan
faktor sosial seperti ketidaksiapan diri,
materi pelajaran dengan jelas dan benar.
kontrol diri dan ketahanan diri dalam
Selain itu adanya guru yang kesulitan
lingkungan sosial serta faktor emosi
atau tidak bisa memberikan dukungan
seperti emosi labil dan mudah stress
motivasional terhadap siswa yang secara
ketika
tidak
SMP
sehingga
(79%)
mengalami tidak
aktivitas belajarnya. 178
maupun
permasalahan
konsentrasi
dalam
langsung
berpotensi
terhadap
semangat belajar menurun. Selanjutnya pengaruh negatif dari teman seperti JURNAL PSIKOLOGI
IKSAN
ajakan untuk bermain ketika waktunya
Berdasarkan
hasil
penelitian
belajar dan ajakan untuk bolos sekolah
menunjukkan bahwa faktor atribusi yang
ketika pelajaran sedang berlangsung.
seringkali
Tekanan sosial seperti adanya ejekan
pengalaman kegagalan subjek SMP dan
teman dan putusnya jalinan persahabatan
SMA dikarenakan faktor atribusi internal
serta beban masalah dengan teman.
dan atribusi eksternal. Hasil penelitian
berkontribusi
terhadap
Berdasarkan tabel 1. tentang
ini sama dengan apa yang dinyatakan
kontribusi atribusi kegagalan terhadap
oleh Gullotta dan Adams (2005) bahwa
jenis
faktor penghambat sebagai penyebab
kegagalan
berprestasi,
menunjukkan bahwa atribusi internal
kegagalan
lebih berkontribusi dalam kegagalan
internal dan faktor eksternal.
berprestasi
akademik
non
Faktor atribusi internal yang paling
akademik pada siswa SMP (83%) dan
tinggi kontribusinya pada kegagalan
SMA
atribusi
subjek SMP maupun SMA terletak pada
pada
kontribusi kinerja seperti malas belajar
kegagalan berprestasi non akademik
dan menunda belajar. Hasil penelitian ini
daripada prestasi akademik pada siswa
sama dengan penelitian yang dilakukan
SMP (25,8%) maupun SMA (19,4%).
oleh
(92%).
eksternal
daripada
dipengaruhi oleh faktor
Sebaliknya
lebih
berkontribusi
Sehingga secara tidak langsung
Forsyith
dkk
(2009)
yang
menunjukkan usaha dan kemampuan
dimensi atribusi kegagalan baik internal
rendah
maupun eksternal dapat berkontribusi
menghambat tercapainya keberhasilan
dalam kegagalan pencapaian prestasi
dan berkontribusi terhadap kegagalan
akademik maupun non akademik pada
siswa. Ackerman dan Gross (2005) juga
siswa SMP dan SMA.
menyatakan
hidup
kegagalan
merupakan
dalam
pengalaman
keberhasilan yang tertunda. Baik remaja SMP maupun SMA pernah mengalami kegagalan
dalam
kesuksesan
atau
JURNAL PSIKOLOGI
menjadi
bahwa
suatu pekerjaan
Diskusi Pengalaman
dapat
usaha meraih
meraih prestasi.
faktor
yang
menunda-nunda
dapat menyebabkan
kegagalan dalam meraih keberhasilan. Malasnya
belajar
pada
subjek
SMP, lebih dipengaruhi oleh kontribusi emosi yang tidak bisa mengontrol stress yang menimpa. Sedangkan emosi pada subjek
SMA,
selain
tidak
bisa 179
ATRIBUSI KEGAGALAN SISWA SMP DAN SMA
mengontrol stress juga kemauan diri
seperti
yang mulai menurun. Hasil penelitian ini
beriman.
sama dengan pernyataan Peterson dkk
kurang
berdoa
Selanjutnya,
dan
kurang
faktor
atribusi
(1993) menyatakan kegagalan seseorang
eksternal yang utama berkontribusi pada
dipengaruhi oleh learned helplessness
pengalaman kegagalan subjek SMP dan
(belajar ketidakberdayaan diri) dalam
SMA yaitu kurang adanya dukungan
mengolah
emosi,
sosial
intelektual
yang
perasaan
daripada
pengaruh
negatif,
sehingga
tekanan sosial dan faktor material. Hasil
menyebabkan motivasi menurun, mudah
penelitian ini hampir sama dengan
menyerah dan depresi.
pernyataan Lee dkk (1999) kurangnya
Hasil
kurang
dan
penelitian
dapat
dukungan sosial dapat berkontribusi
memperkuat penelitian Lunt (1988) yang
pada kegagalan siswa seperti kurangnya
hampir sama menunjukkan bahwa ada
dukungan
beberapa
mengatakan
fasilitas pembelajaran yang tidak baik.
diatribusikan
Begitu pula hasil penelitian Forsyth dkk
sebagai salah satu faktor kegagalan dan
(2009) di Amerika, yang menunjukkan
rendahnya konsentrasi dalam pikiran
adanya pelajar kurang mendapatkan
juga dapat berkontribusi pada kegagalan.
pengajaran yang baik atau bisa diterima
Faktor kontribusi atribusi internal
dari guru seperti adanya guru tidak bisa
pelajar
yang
ketidakberuntungan
ini
emosional,
yang menarik dari hasil penelitian ini
memberikan
adalah faktor religiusitas. Yang mana,
pelajaran dengan baik.
material
pemahaman
dan
materi
pada budaya barat religiusitas tidak
Hasil penelitian ini juga didukung
begitu dianggap sebagai salah satu faktor
dengan pandangan Ho, Peng, Lai dan
yang berkontribusi pada kegagalan yang
Chan, (2001) terkait tradisi-tradisi di
dialami. Melainkan lebih pada faktor
Asia yang didominasi dari tradisi di
individual
demografik.
Cina, Jepang dan Korea terhadap konsep
ini
kehidupan
Sedangkan,
dan
sosial
religiusitas
masih
manusia
dianggap dalam budaya timur seperti
dengan
negara-negara di Asia. Faktor religiusitas
methodological
yang
methodological
dianggap
berkontribusi
pada
kegagalan oleh subjek SMP dan SMA
natural
konsep
individualism relationalism
from to dalam
membangun atau menginterpretasikan perilaku
180
pendekatan
secara
dari
relasional
individu-
JURNAL PSIKOLOGI
IKSAN
oranglain dalam kodrat kehidupan sosial.
daripada konsep budaya barat yang lebih
Dalam hal ini bagaimana konsep person-
mengedepankan konsep individualisme
in-relations
daripada kolektivisme dalam memaknai
atau
individu
yang
memusatkan perhatian perilakunya di
kehidupan sosial.
dalam konteks-konteks relasional yang
Hasi penelitian ini juga berkaitan
berbeda dan persons-in-relation atau
dengan pernyataan Weiner (1980) bahwa
pemusatan perhatian individu dalam
terdapat atribusi internal dan eksternal
dirinya yang berinteraksi di sebuah
dalam
konteks
dialami subjek.
relasional.
Bila
ditarik
kegagalan
kesimpulan dari hasil penelitian ini pada
budaya timur, hal tersebut menjadi wajar jika keberhasilan dihubungkan dengan adanya
relasional
dari
luar seperti
keluarga, teman dan guru. Sebaliknya pada konteks kegagalan, dihubungkan dengan relasional dari dalam dirinya daripada relasional dari luar. Selanjutnya, hasil penelitian ini didukung dengan pandangan Hwang (2000) pada masyarakat budaya timur dalam tradisi budaya confucian yang lebih
merepresentasikan
konsep
kolektivisme daripada individualisme dalam memaknai kehidupan sosial serta konsep relasionalisme dalam lingkungan sosial (Ho dkk, 2001). Secara otomatis hasil penelitian ini dalam perspektif indigenous
psychology
lebih
sesuai
dengan konsep masyarakat budaya timur JURNAL PSIKOLOGI
yang
Kesimpulan
konteks keberhasilan siswa di Indonesia yang umumnya termasuk menjadi bagian
berprestasi
Terkait
pengalaman
kegagalan
siswa dalam meraih prestasi, subjek SMP
maupun
SMA
menyebutkan
adanya atribusi internal dan atribusi eksternal
sebagai
menyebabkan Sebagian
faktor
kegagalan besar
dari
yang mereka. mereka
menyebutkan diri sendiri atau atribusi internal lebih berperan sebagai penyebab kegagalan
yang
pernah
dialami
dibandingkan faktor atribusi eksternal. Penelitian ini merupakan masih awal dalam mengkaji kontribusi atribusi kegagalan berprestasi yang tentunya masih
ada
Sekalipun
beberapa
demikian,
kelemahan.
penelitian
ini
dilakukan dengan menggunakan metode indigenous
psychology,
setidaknya
mampu
sehingga mengungkap
informasi yang khas dari responden. Oleh karena itu, diharapkan semoga 181
ATRIBUSI KEGAGALAN SISWA SMP DAN SMA
penelitian
ini
mampu
dorongan
untuk
bisa
memberikan
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar
dilakukannya
dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
penelitian-penelitian lanjutan yang lebih mendalam dengan menggunakan metode indigenous psychology.
Cipta. Dubow, E. F., & Ullman, D. G. (1989). Assesing
social
support
in
Daftar Pustaka
elementary school chldren: the
Ackerman, D. S., & Gross, B. L. (2005).
survey of children’s social support.
My instructor made me do it: Task
Journal
characteristics of procrastination.
Psychology, 18, 52-64.
Journal of Marketing Education, Vol 27(1), 5-13.
environment
academic
on
competence
1-22.
Kluwer
Publishers.
Printed
and
achievement.
Academic in
the
Netherlands.
Coping with achievement-related conversations
examination between
of
friends.
and
later
Development
Psychology, 43(6), 1428-1446. Fogle,
D.
O.
(1978).
Learned
and
learned
helplessness restlessness.
Psychotherapy:
15(1), Springer. Forsyth, D. R, Story, P. A, Kelley, K. N, & McMillan, J. H. (2009). What causes
failure
and
success?
Merrill-Palmer Quarterly, 55(4),
Students’
454-487. Wayne State University
academic
Press, Detroit, MI 48201.
SocPsycholEdu, 12, 157–174.
Byron, R. A. & Byrne, D. (1998). Social psychology.
Boston,
Pearson/Allyn and Bacon.
182
readiness
Theory, Research and Practice,
Altermatt, E. R., & Broady, E. F. (2009). An
Klebanov, P. Japel, C. (2007). School
Learned Environments Research,
failure:
Child
Duncan, G. J., Dowsett, C. J., Claessens,
the
motivation of students at risk. 7:
Clinical
A., Magnuson, K., Huston, A. C.,
Alfassi, M. (2004). Effects of a learnercentered
of
MA:
perceptions
of
their
outcomes.
Gigliotti, R. J. & Buchtel, F. S. (1990). Attributional evaluations.
bias
and
course
Journal
of
JURNAL PSIKOLOGI
IKSAN
Educational
Psychology, 82(2),
341-351.
friendly Inferring achievement and relational
competence
individualist
and Swiss
from
collectivist Journal
of
Psychology, 65(1), 25-36.
K.
(2000).
Handbook
of
adolescent
behavioral problems: Evidencebased approaches to prevention treatment.
A
Chinese Theoretical
construction and methodological considerations. Journal for the Theory of Social Behavior, 30, 155–178. Kim, U., & Berry, J. W. (1993). Indigenous psychology: Research
Gullotta, T. P. & Adams, G. R. (2005).
and
K.
relationalism:
Green, E. G. T. (2006). Successful or
attitudes.
Hwang,
and experience in cultural context. 17, Cross Cultural Research and Methodology Series. Kim, U., & Park, Y. S. (2003).
Sponsored
Psychological
and
behavior
Publication of the Child and
characteristics
of
korean
Family Agency of Southeastern
adolescents
Connecticut.
specific focus on the indigenous
Spinger
Science+
Business, Media, Inc.
analysis
Ho, D. Y. F., Peng, S., Lai, A. C., & Chan, S. F. (2001). Indigenization and
Beyond:
relationalism personality
Methodological
in the study of across
and
adult:
of
With
parent-child
relationship. The Annual Report of Educational Psychology in Japan, 42, 24-27. Kim, U., & Park, Y. S. (2008).
cultural
Cognitive, relational, and social
traditions. Journal of Personality,
basic of academic achievement in
69(6).
confucian cultures: Psychological,
Hejazi, E., Shahraray, M., Farsinejad, M., & Asgary, A. (2009). Identity styles and academic achievement: mediating role of academic selfefficacy. Soc Psychol Educ. 12,
indigenous,
and
cultural
perspectives. In Sorrentino, R. M., & Yamaguchi, S (Eds), Handbook of
Motivation
and
Cognition
Across Cultur. Elsevier, Inc.
123–135. JURNAL PSIKOLOGI
183
ATRIBUSI KEGAGALAN SISWA SMP DAN SMA
Kim, U., Yang, K. S., & Hwang, K. K. (2006).
Contributions
indigenous
and
to cultural
psychology: understanding people in context. In U. Kim, K. S. Yang, &
K.
K.
Indigenous
Hwang
(Eds.),
and
cultural
psychology: Understanding people in context. New York: Springer. Knollmann, M., & Wild, E. (2007). Quality of parental support and students’
emotions
during
homework: Moderating effects of students’motivational orientations. European Journal of Psychology
Lee, V. E., Smith, J, B., Perry T, E., & Smylie, M, A. (1999). Social academic
press
student
achievement.
A
Psychology, 27, 171–179. Mangels, J. A., Butterfield, B., Lamb, J., Good, C., & Dweck, C. S. (2006). Why do beliefs about intelligence influence learning success? social
cognitive
model.
Social
A
neuroscience Cognitive
&
Affective Neuroscience, 1, 75-86. Miller, D. T. & Ross, M. (1975). Selfserving biases in the attribution of causality:
Fact
or
fiction?.
Psychological Bulletin, 82, 213250. Myers, D. G. (2008). Social psychology.
of Education,XXII(1), 63-76.
support,
The British Journal of Social
and View
New York: McGraw-Hill. Napitupulu, E., L. (2011). Pendidikan Nasional:
Indeks
Pendidikan
Indonesia Menurun. Diakses Maret
From The Middle Grades in
2011,
Chicago.
http://edukasi.kompas.com/read/20
Lucio, R., Rapp-Paglicci, L., & Rowe, W. (2011). Developing an additive risk model for predicting academic index: academic
School
factors
achievement.
dari
11/03/02/18555569/Indeks.Pendidi kan.Indonesia.Menurun. Park, Y. S., & Kim, U. (1999). The
and
educational challenge of korea in
Child
the global era: The role of family,
AdolescSoc Work J, 28, 153–170. Lunt, P. K. (1988). The perceived causal
school,
and
government.
Education Journal, 27(1), 91-120.
structure of examination failure. 184
JURNAL PSIKOLOGI
IKSAN
Patton,
M.
Q.
(1990).
Qualitative
Thoits, P. A. (1986). Social support is
evaluation and research methods.
coping
Newbury Park : Sage.
Consulting
Peterson, C., Maier, S., & Seligman, M. E.
P.
(1993).
Learned
assistance. and
of
Washington,
Oxford:
Oxford University Press.
(PISA).
of
Psychology.
DC:
American
Psychological Association.
Programme for International Student Assessment
Clinical
Van den Bos, G. R. (2007). APA Dictionary
control.
of
Psychology, 4, 416-423
helplessness: A theory for the age personal
Journal
Diakses
2009,
dari
http://www.pisa.oecd.org/dataoecd /54/12/46643496.pdf.
Weber, R. P. analyis,
second
edition.
Sage
Publications. Weiner, B. (1980). May I borrow your class
Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., &
(1990). Basic content
notes?
An
attributional
analysis of judgements of help
(2007).
giving in an achievement-related
Metodologi penelitian psikologi
context. Journal of Educational
(Edisi Ke Tujuh). Yogyakarta:
Psychology, 72(5), 676-681.
Zechmeister,
J.
S.
Pustaka Pelajar. Shiddiq, M. (2006). Pendidikan Di
Wigfield, A., & Eccles, J. (2000). Expectancy–value
theory
of
Indonesia: Masalah dan Solusinya.
achievement
motivation.
The House of Khilafah1924.org.
Contemporary
dari www.khilafah1924.org.
Psychology 25, 68–81. Academic
Educational
Press.
JURNAL PSIKOLOGI
185