BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.id

bergerak dalam bidang industri otomotif, dan memproduksi mobil Isuzu Panther ... dengan lampu kabut (fog lamp), foot step di kiri-kanan, velg racing d...

30 downloads 413 Views 131KB Size
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pada zaman modern di era globalisasi seperti saat ini, setiap perusahaan otomotif

pasti memiliki strategi yang dianggap paling jitu dan tepat agar kegiatan otomotif pada perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Dengan suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang dilakukan juga akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami keterlambatan akibat habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan. Dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses produksi segera dapat mengubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi kebutuhan dari produksi itu sendiri. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi di PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) yaitu merencanakan agar target produksi tercapai dan sesuai dengan target delivery ke pelanggan, dan juga mengelola serta mengendalikan K3 serta dampak lingkungan dari aktivitas seksi PCP (planning production control and purchasing). PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PPL) sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif, dan memproduksi mobil Isuzu Panther dengan berbagai tipe telah memiliki strategi dalam merencanakan dan mengendalikan

2

proses produksinya. Strategi itu dianggap sebagai yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan dan juga dipercaya mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

1.2

Identifikasi dan Perumusan Masalah Sistem produksi pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PPL) adalah berdasarkan

pesanan konsumen (make to order) yang diterima oleh Departemen Pemasaran, lalu diturunkan ke Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk dibuat rencana produksinya. Setiap bulannya Departemen PPIC selalu menerima data mengenai rapat produksi, surat rencana produksi, ranking LOT, Purchase order (PO) dari Departemen Pemasaran. Tujuan dari perencanaan produksi yang dilakukan oleh Departemen PPIC yaitu merencanakan agar target produksi tercapai dan sesuai dengan target delivery ke pelanggan, dan juga mengelola serta mengendalikan K3 serta dampak lingkungan dari aktivitas seksi PCP. Adapun perumusan masalah dalam pembuatan skripsi ini adalah : ƒ

Kurangnya bahan baku khususnya untuk cat Platinum Silver, karena cat ini merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan dalam memenuhi pembuatan barang jadi, sehingga efisiensi waktu dalam pembuatan barang jadi nantinya dapat berpengaruh pada permintaan konsumen, akibat dari kurangnya bahan baku cat Platinum Silver.

3

Dari masalah-masalah yang ada, perlu diterapkan sistem perencanaan untuk kebutuhan bahan baku yang lebih efektif dan efisien untuk mengatasi produksi barang jadi. Sehingga kebutuhan konsumen akan produksi otomotif dapat terpenuhi.

1.3

Ruang Lingkup Berdasarkan permasalahan yang diangkat menjadi topik pada skripsi ini, maka

penulis membuat beberapa batasan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut yaitu : 1. Melakukan penelitian di PT. Pulogadung Pawitra Laksana pada departemen PPIC 2. Mengambil data-data yang diperlukan untuk menganalisa sistem MRP yang hanya ditujukan pada salah satu jenis data yaitu data hasil penjualan. Dengan adanya observasi yang dilakukan peneliti, maka diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian produksi yang telah digunakan selama ini.

1.4

Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : ƒ

Merancang suatu sistem persediaan bahan baku yang lebih tepat dan terencana dengan baik, dan dengan total biaya yang terendah yang nantinya dapat diterapkan pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana

4

Manfaat penulisan skripsi ini adalah : ƒ

Sebagai bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian produksi yang telah digunakan selama ini, dan dapat meminimalkan terjadinya kekosongan bahan baku, agar semua pesanan konsumen dapat terpenuhi

ƒ

Dengan adanya sistem ini maka perusahaan dapat menganalisa harga yang termurah untuk produksi, sehingga dapat membantu untuk memudahkan perusahaan dalam melakukan pemasaran, serta menjadi referensi untuk perbandingan sistem persediaan bahan bakunya.

1.5

Gambaran Umum Perusahaan

1.5.1

Sejarah Perusahaan

PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT.PPL) adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif khususnya dalam bidang karoseri kendaraan roda empat, dan PT. PPL merupakan Astra Group yang masuk ke dalam divisi Astra Motor III (Asmo III) yang merupakan kelompok usaha Astra yang memiliki core business dalam bidang manufaktur otomotif kendaraan bermotor roda empat nonToyota, jenis industri dalam Asmo III ini sangat beragam mulai dari industri casting, stamping, engine, assembling, body press, dies jigs, sampai Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). PT PPL didirikan berdasarkan kebijakan pemerintah tahun 1980

5

tentang pengembangan industri besar, menengah, dan kecil dimana industri karoseri otomotif harus pisah dari ke-agenan tunggal dan assembler. PT. PPL yang berbentuk perseroan terbatas merupakan swasta nasional, dimana pada saat pertama didirikan pada tanggal 21 Agustus 1980 merupakan industri karoseri otomotif yang berlokasi di kawasan industri Pulogadung dengan memproduksi berbagai merk mobil. Pada saat itu, PT. PPL merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam Gemala Group. Kemudian pada tahun 1989, PT. PPL bergabung dengan PT. Astra International,Tbk. PT. PPL pada saat itu resmi menjadi anak perusahaan PT. Astra International,Tbk. Pada tahun 1991 mulailah direlokasi pabrik didaerah sunter, tepatnya dijalan Gaya Motor II, No. 1 Sunter II, Jakarta Utara dengan luas area 65.697 m2 yang kemudian ditempati hingga saat ini. Pada tahun 1992, tepatnya tanggal 2 April 1992, PT. PPL memperoleh Ijin Tetap Usaha Industri No. 058/M/SK/IV/192, dengan jenis produksi adalah Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat, pada tahun 1992 juga PT. PPL mulai melakukan produksi dilokasi yang baru dengan jenis utama ialah Isuzu Panther dan Daihatsu Zebra. Ditahun 1995, produk Daihatsu Zebra diganti dengan produk Daihatsu Espass yang kemudian pada tahun 1997 tidak diproduksi lagi PT. PPL melainkan dialihkan ke PT. Gaya Motor yang juga merupakan anak perusahaan PT Astra International. PT. PPL seperti yang diketahui sesuai dengan bidang industri yang dijalankan bergerak dibidang perakitan mobil Isuzu Panther yang memproduksi berbagai type.

6

Produk ini dibedakan secara umum berdasarkan penampilan eksterior yang dilengkapi dengan penampilan interior dan warna yang makin mewah dan lengkap serta spesifikasi teknis berbagai type. Terdapat empat jenis produk yang oleh PT. PPL, produk-produk ini dibedakan secara umum berdasarkan penampilan eksterior serta interiornya pada tiap-tiap jenisnya. Tipe tersebut ialah : 1. Sporty (Touring) Penampilan Eksterior produk ini dilengkapi dengan SBM (Side Body Moulding) di sisi luar body, penghapus kaca belakang (back wiper), bumper depan yang besar dengan lampu kabut (fog lamp), foot step di kiri-kanan, velg racing dan ban dengan ukuran besar yaitu 6 inch dan 235/70R15 membuat mobil jenis ini terlihat tinggi dan besar seperti pada gambar 1. Sedangkan interiornya dilengkapi dengan AC (air conditioner) double blower, power window, audio system dengan 4 speaker dan dua tweater, semua tempat duduk penumpang menghadap kedepan dengan model reclining, trimpad cembung dengan arm rest dan berbagai kelengkapan lain ini diproduksi dengan 2 type transmisi yaitu :

7

¾ Automatic Transmission adalah transmisi yang proses perpindahan giginya secara otomatis akibat dari sensor perputaran mesin sehingga pedal kopling (clutch pedal) tidak digunakan lagi pada tipe transmisi ini. ¾ Manual Transmission adalah transmisi yang proses perpindahan giginya dilakukan secara manual oleh pengemudi dengan memindahkan tuas pemindah gigi bersamaan dengan menekan pedal kopling (clutch pedal).

Gambar 1.1 Isuzu Panther Sporty (Touring)

2. Royale (LV) Penampilan Eksterior mobil jenis ini tidak lagi dilengkapi dengan penghapus kaca belakang dan lampu kabut pada bumper depan, sedangkan velg yang digunakan tetap menggunakan tipe racing dengan ukuran lebih kecil 5,5 nchi dan ban dengan ukuran 185R14. Secara penampilan eksterior produk ini tidak jauh berbeda dengan jenis mobil type Hi-Grade (LV) seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Sedangkan interiornya, hanya dilengkapi AC single blower, tanpa power window, audio system

8

dengan 2 speaker saja, tempat duduk penumpang paling belakang menghadap kesamping dan trimpad flat tanpa arm rest. Jenis mobil ini hanya diproduksi dengan satu type transmisi saja yaitu manual transmission.

Gambar 1.2 Isuzu Panther Royale (LV) 3. Hi-Grade (LS) Penampilan Eksterior mobil jenis ini yaitu hanya dilengkapi dengan penghapus kaca belakang, lampu kabut pada bumper depan dan menggunakan velg racing serta ban dengan ukuran 6 inch dan 205/65R15 pada rodanya sehingga mobil jenis ini kelihatan lebih rendah dan kecil dibandingkan dengan mobil jenis sporty (touring). Sedangkan interiornya masih tetap dilengkapi dengan AC double blower, power window, audio system dengan 4 speaker dan 2 tweater dan semua tempat duduk penumpang menghadap kedepan dengan model reclining namun model

9

trimpad menggunakan desain flat tanpa arm rest. Jenis mobil ini diproduksi dengan 2 type transmisi yaitu : automatic dan manual transmission.

Gambar 1.3 Isuzu Panther Hi-Grade (LS)

4. Super (LM) Penampilan eksterior produk ini tidak jauh berbeda dengan jenis produk Royale (LV), hanya saja velg yang digunakan menggunakan tipe standar dengan ukuran 5 inch dan ban dengan ukuran 165/R14. Untuk interior, produk ini tidak dilengkapi dengan AC, power window dan audio system. Tempat duduk penumpang paling belakang masih menghadap kesamping seperti jenis produk Royale (LV), sedangkan trimpad model flat tanpa arm rest. Jenis produk ini hanya diproduksi dengan satu tipe transmisi saja yaitu manual transmission.

10

Gambar 1.4 Isuzu Panther Super ( LM)

1.5.2

Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1998 dilakukan pengembangan kapasitas dan peralatan produksi dengan penambahan proses dan fasilitas Welding dan Automatic Spray Machine pada proses Painting, sehingga saat ini PT. PPL mempunyai kemampuan kapasitas produksi pertahun sebanyak 67.000 unit/tahun dengan utama yang diproduksi ialah Isuzu Panther. Dengan adanya pengembangan kapasitas produksi tersebut, PT. PPL saat ini, mempunyai proses utama yaitu proses welding, proses painting, proses assembling dengan pelanggan utama adalah PT. Pantja Motor sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Isuzu Panther. Saham PT. PPL saat ini dipegang dua perusahaan besar nasional yaitu PT.Astra International, Tbk dan PT. Aryaloka Sentana dengan besar masing-masing saham sebagai berikut : PT. Astra International, Tbk = 99,99%

11

PT. Aryaloka Sentana

= 0,001%

Untuk menjamin kualitas setiap produk Isuzu Panther agar sesuai dengan keinginan konsumen dan memndukung program pemerintah alam menciptakan produk hijau (Green Producy), maka PT. PPL pada tahun 1997 mendapatkan ISO 9002-1994 untuk bidang manajemen kualitas dan tahun 1997 mendapatkan ISO 14001-1996 untuk bidang manajemen lingkungan. Pada tahun 2001 PT. PPL melakukan penggabungan system ISO 9002 dan 14001 serta SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan Kerja) menjadi system dan kemudian tahun 2002 sistem ISO 9001-2000. Perkembangan perusahaan PT. PPL dari tahun ke tahun adalah: ™ Sejak mulai berdiri sampai tahun 1990, lokasi berada di kawasan industri Pulogadung memproduksi berbagai merk mobil. ™ Tahun 199,1 mulai relokasi di sunter II ™ Tahun 1992, mulai melakukan kegiatan produksi dengan produk utama adalah Isuzu Panther TBR 52 (2300 cc) dan Daihatsu Zebra S89. ™ Tahun 1994, ada penambahan produk berupa Daihatsu Feroza. ™ Tahun 1995, produk Daihatsu Zebra diganti dengan Daihatsu Espass. ™ Tahun 1996, produk Isuzu Panther TBR 52 diganti 54 (2500 cc). ™ Tahun 1996, mendapatkan ISO 9002 – 1994. ™ Tahun 1997, mendapatkan ISO 14001 – 1996. ™ Tahun 1997, produk Daihatsu Espass tidak di produksi lagi.

12

™ Tahun 1999, pengembangan kapasitas dan peralatan produksi dengan penambahan proses dan fasilitas welding dan ASM painting. ™ Tahun 2000, mulai produksi Isuzu Panther TBR 160. ™ Tahun 2001, penggabungan system ISO 9002 dan 14001 serta SMK3 menjadi satu sistem . ™ Tahun 2001, mulai produksi export komponen welding body ke Philipina. ™ Tahun 2002, mulai produksi Cheverolet Tavera ™ Tahun 2002, upgrading system ISO 9002 menjadi ISO 9001 : 2000. ™ Tahun 2004, pengecetan plastik part sepeda motor PT AHM.

1.5.3

Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan

Visi Perusahaan PT. PPL adalah : 1. Menjadi sebuah kekayaan serta kebanggan bagi Negara. 2. Memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumennya. 3. Menghargai pribadi dan kesatuan sebuah tim kerja. 4. Selalu berusaha menjadi yang terbaik. Misi Perusahaan PT. PPL adalah ”Menjadi perusahaan otomotif yang paling efisien serta produktif sebagian dari anak perusahaan PT.Astra International”.

13

Kebijakan Mutu PT. PPL yaitu : PT. PPL, salah satu industri karoseri, kendaraan bermotor akan menyerahkan hasil produksinya ke pelanggan. Dan perusahaan sadar akan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan produksi terhadap lingkungan serta keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, perusahaan bersama karyawan bertekad : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai sistem ISO 9001, ISO 14001, AMS (Astra Manajemen Sistem). 2. Standar mutu tiap proses dapat dicapai agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. 3. Mencegah dan mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan serta kecelakaan. 4. Meminimasi konsumsi energi. 5. Menjadikan tempat bekerja yang aman dan nyaman baik untuk aset maupun karyawan dan lingkungan. 6. Memenuhi peraturan lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. 7. Melakukan perbaikan berkesinambungan. Kebijakan ini harus dimengerti, dilaksanakan, ditinjau dan evaluasi secara berkala didokumentasikan. Kebijakan mengenai lingkungan terbuka untuk masyarakat.

1.5.4

Produk Yang Dihasilkan

1. NSL / LM (New Super Long) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah :

14

ƒ

Mineral Blue

ƒ

Mauritius Blue

ƒ

Platinum Silver

ƒ

Stone Gray

2. NSP / SMART (New Super Plus) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Mineral Blue

ƒ

Mauritius Blue

ƒ

Platinum Silver

ƒ

Achat Green

ƒ

North White

3. NSP / SMART FF (Facing) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Platinum Silver

ƒ

Black

4. RYL / LV (ROYAL) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Mineral Blue

ƒ

Mauritius Blue

ƒ

Platinum Silver

ƒ

Achat Green

15

5. RYN / LV UP (Royal New) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Achat Green

ƒ

Smart Red

ƒ

Black PM

ƒ

Platinum Silver

6. RYF / LV FF (Royal Face) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Mineral Blue

ƒ

Mauritius Blue

ƒ

Platinum Silver

ƒ

Achat Green

7. HMF / LS MT FF (High Grade Manual Face) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Artic / Platinum Silver

ƒ

Mauritius Blue

ƒ

Smart Red

ƒ

Black PM

8. HMT / LS Turbo (High Grade Manual Turbo) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Artic / Platinum Silver

16

ƒ

Moonmist Grey

ƒ

Smart Red

ƒ

Black PM

ƒ

Platinum Silver

9. SMF / TRG M/T (Sporty Manual Face) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Moonmist Grey

ƒ

Astra Blue

ƒ

Smart Red

ƒ

Black

ƒ

Platinum/Artic Silver

10. SMN / GT TRG M/T (Sporty Manual New) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Smart Red

ƒ

Excellent Biege

ƒ

Black

ƒ

Artic /Platinum Silver

11. SAN / G-TRG A/T (Sporty Automatic New) Spesifikasi warna dari tipe ini adalah : ƒ

Smart Red

ƒ

Excellent Biege

17

1.5.5

ƒ

Black

ƒ

Artic/Platinum Silver

Struktur Organisasi Manajemen dapat diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sedangkan pengorganisasian adalah proses managerial untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi-bagi tugas-tugas atau pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh kegiatan dari organisasi seperti hubungan antar divisi-divisi atau fungsi-fungsi, wewenang serta tanggung jawab. Struktur oraganisasi suatu perusahaan terbentuk karena terbatasnya kemampuan pimpinan dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat kompleks dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja. Untuk itu diperlukan adanya suatu pembagian tugas dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang kepada kepada unit –unit yang tergambar unit-unit yang tergambar jelas dalam kerangka organisasi perusahaan dalam rangka kepada unit-unit yang tergambar jelas dalam kerangka organisasi perusahaan dalam rangka melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan sudah menjadi falsafah dalam dunia perusahaan bahwa

18

kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan sangat tergantung pada kepemimpinan yang ada untuk mengelola usaha tersebut. Terdapat dua divisi yang secara besar membagi PT. PPL menjadi dua bagian besar, yaitu divisi manufakturing serta administrasi dan keuangan. Kepala divisi inilah yang memegang jabatan tertinggi secara operasional. PT. PPL memilki struktur organisasi fungsional, dimana setiap bagian atau sie pada PT. PPL memiliki kepala sie atau kepala bagian yang merupakan penangungjawab yang dibawahinya. Namun diatas kepala bagian juga terdapat kepala departement inilah yang bertanggungjawab secara penuh atas sebuah departemen yang dipimpinya.

19

Dibawah ini adalah struktur organisasi PT. PPL :

Board Of Director P2K3LL & ISO

Security & Screening

BP-PMT

Manuf. Div

Prod. Dept

Welding

Painting

Finance & Adm. Div

Tech. Service

Tech. Service

Quality Maintenance

Acc & BGT

HRD

Personalia

Finance & Gdg

Engineering Assembling

MIS/EDP SEN

PPC/PCH Ware House

Gambar 1.5 Struktur Organisasi PT. PPL

G.AFF & Security

20

1.5.6

Job Description

Job description dari PT. Pulogadung Pawitra Laksana adalah sebagai berikut : 1. Wakil Manajemen Bertanggung Jawab Kepada : Board Of Directors. Mempunyai wewenang untuk: -

Memutuskan Pemecahan masalah mutu dan dampak penting perusahaan.

-

Merubah pedoman sistem manajemen agar memenuhi kebutuhan dengan harapan pelanggan tetapi tetap mengacu kepada persyaratan ISO 9001 – 2000, ISO 14001, AMS (Astra Management System) dan SMK3

-

Memutuskan rencana program lingkungan dan K3 yang sesuai bagi perusahaan.

-

Menetapkan bentuk dan materi komunikasi tentang lingkungan dan K3

-

Menentukkan pelaksanaan Audit Internal (Mutu, Lingkungan dan K3).

-

Memutuskan pemakaian dana perusahaan untuk pengelolaan lingkungan dan K3

Mempunyai tanggung jawab untuk: -

Memastikan sistem manajemen diterapkan dan berjalan secara efektif.

-

Memastikan sistem manajemen memenuhi persyaratan ISO 9001 – 2000, ISO 14001, AMS dan SMK3.

-

Mengendalikan dan memelihara pedoman sistem manajemen dan prosedur, serta dokumentasi terkait lainnya.

21

-

Mengatur jadwal dan pelaksanaan audit internal dan tinjuan sistem manajemen.

-

Memastikan kebijakan perusahaan dilaksanakan di perusahaan.

-

Melaporkan kinerja sistem manajemen kepada Board Of Directors.

-

Menyelesaikan masalah sistem manajemen sehari – hari.

-

Merencanakan dan mengevaluasi : •

Sistem manajemen (Mutu. Lingkungan, AMS dan K3)



Pelaksanaan audit internal.



Pelaksanaan perbaikan sistem manajemen.



Objective, Target dan Program.



Identifikasi dampak lingkungan dan K3.



Sistem komunikasi tentang pelaksanaan program lingkungan dan K3

2. Kepala Divisi Manufacturing Bertanggung jawab untuk : -

Operasional produksi.

-

Pencapaian policy copy level divisi.

-

Future strategy and plan.

Mempunyai wewenang untuk : -

Memutuskan pembelian dengan harga tertentu.

-

Membuat divisi policy.

-

Organisasi setting.

22

3. Kepala Departemen Produksi Bertanggung jawab untuk : -

Melaksanakan activity plan departemen.

-

Deployment activity departemen kesektor activity.

-

Mengendalikan biaya produksi (labor cost dan material cost).

-

Membina improvement activity.

-

Memastikan terlaksananya system ISO 9002, 14001, SMK3LH.

-

Menjalankan tugas sesuai etika kerja dan etika bisnis perusahaan.

Mempunyai wewenang untuk : -

Memberikan persetujuan AKL (akan kerja lembur).

-

Memberikan persetujuan permohonan pembelian.

-

Memberikan penilaian karya dan bimbingan kepada karyawan.

-

Mengajukan promosi jabatan karyawan.

-

Memberikan sanksi SP (surat peringatan) sesuai peraturan perusahaan.

4. Kepala Departemen HRD Mempunyai tanggung jawab untuk : -

Menentukan cara terbaik untuk pelaksanaan rekrutmen karyawan, pemberian kompensasi, dan administrasi kepersonaliaan.

-

Menyiapkan program pelatihan yang dibutuhkan, melaksanakan dan mengevaluasinya agar pengetahuan, kemampuan serta performance dapat dikembangkan atau ditingkatkan sejalan dengan kemajuan perusahaan.

23

-

Mengupayakan tersedianya sarana kerja agar dapat menunjang kegiatankegiatan perusahaan pada umumnya.

Mempunyai wewenang untuk : -

Memberikan penilaian karya dan mengusulkan pengembangan bawahan.

-

Mengusulkan kebutuhan trainning untuk departemennya.

-

Memberikan sangsi-sangsi tertulis terhadap pelanggaran bawahannya.

5. Kepala Departemen Financial Mempunyai tanggung jawab untuk : -

Mengupayakan agar selalu cukup memenuhi kebutuhan perusahaan.

-

Mengetahui dan melaksanakan peraturan perusahaan.

-

Mengatur pengeluaran uang sesuai prioritas kebutuhan dan mengupaya agar cash management dapat terealisasi sebaik mungkin.

-

Menciptakan team work yang baik untuk mencapai sasaran departemen kepuasan pelanggan.

Mempunyai wewenang untuk : -

Memberikan penilaian karya dan mengusulkan pengembangan bawahan.

-

Mengusulkan kebutuhan trainning untuk departemennya.

-

Memberikan sanksi-sanksi tertulis terhadap pelanggaran bawahannya.

24

1.5.7

Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah pekerja pria dan wanita yang melakukan hubungan kerja dengan

perusahaan,

setelah

melalui

prosedur

penerimaan

pekerja

dan

menandatangani surat perjanjian kerja. Adapun PT. PPL terdapat tingkat jenjang karier guna terus memotivasi karyawan agar semakin giat bekerja dan menjadi semakin produktif dalam bekerja. Jenjang karier tersebut dibedakan secara golongan, terdapat 7 tingkat golongan pada karyawan PT. PPL. Perekrutan secara mandiri dilakukan PT. PPL untuk karyawan golongan 1 hingga golongan 3, namun untuk karyawan golongan 4 dan seterusnya melalui proses perekrutan secara khusus yang diselenggarakan oleh Astra International sebagai induk perusahaan dari PT.PPL yang dikenal dengan sistem ARC (Astra Recruitment Centre). Karyawan yang lolos pada seleksi ARC ini akan ditempatkan pada perusahaan-perusahaan otomotif naungan Astra, salah satunya PT. PPL. Seorang karyawan tidak dapat secara langsung diterima sebagai karyawan tetap di PT. PPL, namun tergantung kebutuhan PT. PPL sendiri. Setiap karyawan akan menjalani sebagai karyawan kontrak selama 1 tahun, dan apabila perusahaan memang membutuhkan tambahan tenaga kerja, maka akan diangkat menjadi karyawan tetap dengan surat pengangkatan resmi dari perusahaan. Pada dasarnya sistem kerja yang baik memilki 3 kriteria sebagai pengukur yaitu waktu, tenaga, juga dampak psikologis dan sosiologis. Suatu sistem kerja akan dikatakan baik, apabila produk yang dikerjakan dapat di selesaikan dalam waktu yang

25

sesuai dengan yang telah direncanakan, tenaga yang dibutuhkan sedikit dan murah, serta dampak psikologis dan sosiologis yang mungkin untuk di timbulkan sangat kecil. Jam kerja adalah waktu yang ditetapkan kepada pekerja untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada pekerja untuk menghasilkan standar hasil kerja yang diberikan kepada pekerja. Jam kerja pada PT. PPL terdiri atas lima hari kerja dalam satu minggu, mulai hari Senin hingga hari Jumat setiap minggunya. Pada hari Sabtu dan Minggu seluruh karyawan kantor maupun pabrik libur. Karyawan di PT. PPL berjumlah sekitar 573 orang yang mana terdiri atas karyawan tetap dan kontrak, yang terdiri dari 317 orang pekerja tetap dan 256 orang pekerja kontrak. Para karyawan diberikan upah dalam bulanan dan untuk lembur karyawan akan mendapatkan upah tambahan, maksimum kerja lembur adalah 4 jam. Adapun pembagian jam kerja di PT.PPL adalah: 1. Senin – Kamis Istirahat 2. Jumat Istirahat

: 07.15 WIB – 16.00 WIB : 11.50 WIB – 12.35 WIB (makan siang) : 07.15 WIB – 16.30 WIB : 11.50 WIB – 13.05 WIB (makan siang dan shalat Jumat bagi umat muslim)

26

1.5.8

Proses Produksi Pada proses pembuatan mobil Isuzu Panther terdapat berbagai macam bahan

baku, bahan-bahan itu dikelompokkan sebagai berikut : •

Bahan baku utama yaitu : 1. Body mobil, dengan metal ketebalan 0,8 mm. 2. Chasis, dengan metal ketebalan 0,4 mm



Bahan baku penolong 1. TKD ( Anti Karat )

7. Oil SAE-40

2. Amplas.

8. Grease

3. Sealer.

9. Mobil Oil ATF 220.

4. Polishing Compond.

10. Oil PRESTONE DOT 3.

5. Masking.

11. Kawat Las.

6. Solar.

12. Double Face

Proses Produksi yang dilaksanakan PT. PPL adalah sebagai berikut : ™

Proses Welding Tahap ini merupakan tahap pertama, dimana tahap ini terdiri dari : ƒ Frame Chasis diproses dengan cara pengelasan yang bahan - bahannya dari PT . IPPI (Inti Pantja Press Industri), setelah selesai pengelasan dilakukan proses electrodipping, yang dilakukan di PT. Gaya Motor. Selanjutnya kembali ke PT. PPL untuk proses assembling.

27

ƒ Heming Proses penggabungan bagian body mobil seperti pintu kemudian engine hood yaitu dengan cara proses spot dan proses pengepresan yang selanjutnya di suplay ke bagian body welding. ƒ Body Penggabungan dari bagian body mobil seperti pintu depan, belakang, floor, engine hood lalu digabungkan menjadi body mobil

dengan dilakukan

proses spot dan selanjutnya dilakukan eletrodipping di PT Gaya Motor, kemudian di bawa ke PT PPL untuk proses painting. ™

Proses Painting Setelah tahap proses welding, body yang telah jadi dapat dilakukan proses pengecetan, yang terdiri dari : ƒ Body Preparation Body yang sudah dicat dasar di PT. Gaya Motor kembali ke PT. PPL kemudian di lakukan pengecekan ulang dan jika ditemukan defect maka dilakukan repair ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Body yang telah di bawa dari PT. Gaya Motor setelah itu di anti rush tujuannya untuk anti karat agar pintu mobil tidak berkarat. ƒ Slight Sanding ED Melakukan pengamplasan light pada unit ED dan melakukan pengecekan defect apabila ditemukan ketika sedang di repair ringan

28

ƒ Primer Tahap ini untuk pengecetan cat dasar dan kemudian diberi pewarnaan. ƒ Sanding ( Slight dan Wet ) Proses ini berupa pengamplasan dan dilakukan secara manual. Tujuannya agar badan kendaraan benar-benar mulus dan meratakan body kendaraan agar siap untuk proses pengecetan ( Top Coat ). ƒ Top Coat (Proses pengecatan warna) Setelah di wet sanding kemudian di Top Coat untuk pengecetan terakhir, dilakukan dengan menggunakan robot dan manusia. ™

Proses Assembling Setelah tahap pengecetan maka dilakukan perakitan atau penggabungan, tahap ini dilakukan sebagai berikut : ƒ Trimming Chasis yang di bawa dari PT. Gaya Motor di gabungkan dengan body yang telah melakukan tahap welding dan tahap pengecetan. ƒ Final Setelah di gabungkan antara chasis dengan body maka dilakukan tahap pemasangan mesin dan pemasangan assesoris. Assesoris yang dimaksud adalah kelengkapan kendaraan, seperti lampu, kaca, kabel-kabel, panelpanel instrumen serta kelengkapan-kelengkapan lain sesuai dengan jenis kendaraan.

29

ƒ Inspection. Setelah mobil telah di rakit dan di pasangkan aksesoris maka mobil itu di inspection tujuan untuk agar mobil itu siap di distribusikan. Cara inspeksinya dengan cara mobil di masukkan ke tempat inspeksi yang pemprosesannya terdiri dari : -

Inspeksi rem

-

Lampu

-

Tahan banjir atau ada kebocoran.