1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan gangguan muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh masyarakat umum dan prevalensinya kedua terbanyak setelah penyakit influenza. Lebih dari 85% individu pernah menderita NPB selama hidupnya terutama para pekerja di sektor industri. NPB akibat kerja merupakan gangguan kesehatan terbanyak setelah occupational lung disorders dalam urutan ten leading workrelated diseases and injuries (Suma’mur, 2013). Nyeri punggung bawah adalah keluhan rasa nyeri, ketegangan otot, atau rasa kaku di daerah pinggang yaitu di pinggir bawah iga sampai lipatan bawah pantat dengan atau tanpa disertai penjalaran rasa nyeri ke daerah tungkai (Harrianto, 2009). Masalah NPB merupakan penyebab disabilitas utama pada penduduk usia dibawah 45 tahun di Amerika (Lis dkk, 2007). Banyak penelitian dilakukan untuk melihat seberapa besar masalah NPB yang terjadi di berbagai negara. Di Rusia prevalensi NPB diperkirakan mencapai 56% per tahun (Williams dkk, 2015), sementara sebuah studi di Jepang mengungkapkan bahwa prevalensi penderita NPB per tahun di negara tersebut mencapai 83% dari total populasi (Fujii dan Matsudaira, 2013). Berdasarkan pada Global Burden of Disease Study (2015) yang dilakukan di 188 negara termasuk di Indonesia, NPB merupakan penyebab tertinggi Years Lived with Disability (YLD) yaitu jumlah tahun yang dilalui dalam kondisi cacat atau hidup tidak aktif akibat suatu penyakit. 1
2
Prevalensi NPB pada pekerja diperkirakan sangat tinggi karena banyak sekali faktor risiko penyebab terjadinya NPB di tempat kerja. Menurut Suma’mur (2013) prevalensi NPB pada pekerja risiko tinggi dapat mencapai 40%-50% dari total populasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Silva dkk (2016) menunjukkan bahwa NPB dapat dialami oleh pekerja pada semua jenis profesi baik di bidang industri manufaktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, maupun pekerjaan bidang administratif dan pelayanan publik. Menurut Janwantankul dkk (2008) salah satu jenis pekerjaan yang memiliki risiko menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerjanya adalah pekerjaan office workers dan pengguna komputer dengan prevalensi pertahun antara 34% hingga 51%. Tingginya risiko keluhan muskuloskeletal termasuk NPB pada office workers disebabkan terutama karena aktivitas duduk terus menerus yang dilakukan akibat tuntutan pekerjaan. Seseorang yang bekerja dengan posisi duduk sangat berisiko untuk menderita NPB. Duduk dalam jangka waktu yang lama merupakan salah satu penyebab tersering timbulnya NPB dengan angka kejadian pada orang dewasa sebanyak 39,7% hingga 60% (Samara, 2004). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian NPB. Penelitian yang dilakukan oleh Gupta dkk (2015) menunjukkan bahwa lama duduk memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian NPB (OR=1.43, 95% CI=1.15-1.77).
Penelitian lain yang
dilakukan oleh Yue dkk (2012) juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara duduk lama dengan terjadinya NPB (OR=1.6, 95%
3
CI=1.22-2.1). Menurut Samara (2004) sikap kerja duduk yang dilakukan dalam waktu lama (lebih dari 4 jam) dapat menyebabkan ketegangan dan kerenggangan ligamentum dan otot tulang belakang sehingga mengakibatkan NPB. Faktor aktivitas pekerjaan erat kaitannya dengan terjadinya NPB. Menurut Janwantanakul dkk (2012) selain karena faktor fisik terkait pekerjaan, NPB juga dapat disebabkan oleh faktor individu seperti pertambahan umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, obesitas, dan riwayat penyakit atau cidera punggung sebelumnya. NPB juga dapat dipengaruhi oleh faktor psikososial yang ada di tempat kerja seperti stres akibat pekerjaan. Kurniawidjaja (2012) menyebutkan bahwa stres kerja dapat memicu timbulnya keluhan muskuloskeletal maupun memperburuk keluhan muskuloskeletal yang sebelumnya telah terjadi. Penggunaan komputer sebagai alat bantu pekerjaan yang paling utama di tempat kerja menyebabkan posisi duduk sebagai sikap kerja yang paling sering dijumpai (Lis dkk, 2007). Penggunaan komputer juga mengakibatkan pekerja menggunakan hampir seluruh waktu di tempat kerja dalam posisi duduk. Salah satu jenis pekerjaan yang sangat membutuhkan penggunaan komputer dan membuat pekerjanya terus menerus bekerja dalam posisi duduk adalah pekerjaan di bagian pelayanan rekam medis di rumah sakit. Instalasi catatan Medik (ICM) RSUP Dr. Sardjito adalah suatu unit di rumah sakit yang mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelayanan rekam medis. Peran ICM sangat dibutuhkan untuk mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan dan menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Instalasi catatan medik RSUP
4
Dr. sardjito memiliki 103 orang karyawan yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Masing-masing bagian di instalasi ini memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda-beda, namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara dengan karyawan ICM diketahui bahwa sebagian besar pegawai melakukan aktivitas kerja dengan menggunakan komputer dalam posisi duduk selama jam kerja. Hasil observasi yang dilakukan saat studi pendahuluan juga menunjukkan bahwa beberapa karyawan ICM menghabiskan seluruh jam kerja (8 jam) per hari untuk bekerja dengan posisi duduk. Hal ini tentu saja akan berbahaya bagi kesehatan karena duduk terus menerus dalam waktu yang lama diketahui sebagai salah satu faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RSUP Dr. Sardjito diketahui bahwa pada pemeriksaan kesehatan yang secara rutin dilakukan setiap tiga tahun sekali pada bulan Desember 2015, banyak karyawan ICM yang mengeluhkan sakit dan nyeri pada punggung bawah. Nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. sardjito ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor pekerjaan yang mengharuskan karyawan untuk duduk dalam waktu yang lama, faktor psikososial terkait pekerjaan seperti stres kerja, maupun faktor individu seperti jenis kelamin, umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan kebiasaan berolahraga.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat beberapa karyawan ICM yang memiliki keluhan NPB. Keluhan NPB yang dialami oleh karyawan mungkin disebabkan oleh aktivitas pekerjaan yang
5
banyak dilakukan dalam posisi duduk. Sikap kerja duduk yang dilakukan dalam waktu yang lama diketahui merupakan salah satu faktor risiko timbulnya keluhan NPB akibat kerja, selain itu faktor psikososial serta faktor individu juga diketahui dapat menyebabkan timbulnya keluhan NPB. Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Apa saja faktor risiko yang memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ditinjau dari faktor pekerjaan (lama duduk, sikap duduk, dan stres kerja) serta faktor individu (jenis kelamin, umur, IMT, dan kebiasaan berolahraga)? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui cara mencegah timbulnya keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan Instalasi Catatan Medik RSUP Dr. Sardjito berdasarkan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan NPB, sehingga dapat menjaga kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit.
2.
Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui hubungan antara lama duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito.
b.
Untuk mengetahui hubungan antara sikap duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito.
6
c.
Untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito.
d.
Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito.
e.
Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito.
f.
Untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito.
g.
Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan ICM RSUP Dr. Sardjito. D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan bermanfaat secara praktis. 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan informasi ilmiah dalam perkembangan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja terutama mengenai masalah nyeri punggung bawah akibat kerja.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Manajemen RSUP Dr. Sardjito Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi manajemen RSUP Dr. Sardjito untuk lebih memahami mengenai masalah nyeri punggung bawah pada karyawan.
7
b.
Bagi Instalasi Catatan Medik RSUP Dr. Sardjito Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan masukan untuk mengatasi masalah nyeri punggung akibat kerja yang dialami oleh karyawan di Instalasi Catatan Medik RSUP Dr. Sardjito.
c.
Bagi Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dan informasi ilmiah di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi penelitian selanjutnya dan menjadi salah satu sumber informasi bagi Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
d.
Bagi Peneliti Menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah untuk diterapkan sebagai upaya pengabdian terhadap masyarakat tentang nyeri punggung bawah akibat kerja. E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang nyeri punggung bawah yang sudah pernah dilakukan, antara lain sebagai berikut: 1.
Ekawati (2009), Pengaruh postur dan stres kerja terhadap terjadinya nyeri punggung bawah (Kajian pada guru TK dan guru SD di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo D.I. Yogyakarta). Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah sebanyak 36 orang guru TK dan 37
8
orang guru SD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara postur kerja dan stres kerja dengan kejadian NPB. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara postur kerja dengan NPB pada guru TK dan SD di Kabupaten Kulon Progo D.I Yogyakarta. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian, dan variabel bebas yang diteliti. 2.
Munir (2012), Analisis nyeri punggung bawah pada pekerja bagian final packing dan part supply di PT. X tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengkaji prevalensi NPB dan faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada grup final packing dan part suppy. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah pada pekerja final packing di PT. X adalah 14,2% dan pada pekerja part supply adalah 10,2%. Pada penelitian ini faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah adalah tingkat risiko punggung, kebiasaan olahraga, dan riwayat cidera punggung. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian, dan variabel bebas yang diteliti.
3.
Harkian dkk (2015), Hubungan antara lama dan sikap duduk terhadap kejadian nyeri punggung bawah di Poliklinik Saraf RSUD Dokter Soedarso Pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan populasi semua pasien yang terdiagnosa NPB dan Non NPB. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Tujuan penelitian ini adalah
9
untuk mengetahui hubungan antara lama dan sikap duduk dengan kejadian nyeri punggung bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara lama dan sikap duduk dengan terjadinya NPB pada pasien di Poliklinik Saraf RSUD Dokter Soedarso Pontianak. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian, dan variabel bebas yang diteliti. 4.
Gupta dkk (2015), Is objectively measured sitting time associated with low back pain? a cross-sectional investigation in the NOMAD study. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan subjek penelitian sebanyak 201 blue collar workers. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama duduk yang diukur secara objektif dengan nyeri punggung bawah pada blue collar workers. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama duduk dengan kejadian NPB. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian, dan variabel bebas yang diteliti.
5.
Patrianingrum dkk (2015), Prevalensi dan faktor risiko nyeri punggung bawah di lingkungan kerja anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko nyeri punggung bawah di lingkungan kerja anestesiologi dan terapi intensif Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek Penelitian ini meliputi seluruh peserta pendidikan dokter spesialis dan konsulen anestesiologi di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode bulan April─Juni
10
2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berperan secara signifikan untuk menyebabkan timbulnya nyeri punggung bawah adalah merokok dan kurang olahraga. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi penelitian, subjek penelitian, dan variabel bebas yang diteliti.