BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Post Partum 2.1.1

Dengan pengertian lainnya,masa nifas yang bisa disebut juga dengan masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–ala...

24 downloads 547 Views 569KB Size
BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1.

Konsep Post Partum

2.1.1. Pengertian Post partum Post Partum

adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan

fisiologis yang terjadi selama kehammilan. Post partum/ puerperium atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6-12 minggu setelah kelahiran anak. Lama post partum , bisa berbeda –beda pada setiap ibu. Namum, cepat lambatnya darah berhenti, bukan merupakan indikasi singkat 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas, dan penting sekali untuk terus dipantau .Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa. Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti, sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari (Serri, 2009). Post partum adalah (masa nifas)merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Dengan pengertian lainnya,masa nifas yang bisa disebut juga dengan masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil(Buku Acuan Nasional,Pelayanan Kesehatan Maternital dan Neonatal,2006). 2.1.2. Masalah dalam Post Partum 1.

Masalah Traktus Urinarius Pada 24 jam pertama pasca persalinan, pasien umumnya menderita keluhan miksi akibat defresi pada refleks aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan dasar vesika urinaria saat persalinan, keluhan ini bertambah berat oleh karena adanya fase dieresis pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan melakukan kateterisasi. Rortveit, dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginaan sekitar 70 % lebih tinggi dibandingkan section Caesar. 10 % pasien pasca persalinan menderita inkkontinensia

Universitas Sumatera Utara

   

(biasanya stress inkontinensia) yang kadang–kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan otot dasar panggul (Serri, 2009). 2.

Nyeri punggung Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga kehamilan dan menetap setelah persalinan pada anak masa nifas . kejadian ini terjadi pada 25 % wanita dalam masa post partum namun keluhan ini dirasakan oleh 50 % dari mereka sejak sebelum kehamilan. Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri (Serri, 2009) .

3.

Anemia Resiko anemia ini dapat terjadi bila ibu mengalami poendarahan yang banyak,apalagi bila sudah sejak masa kehamilan ada riwayat kekurangan darah. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tidak cukup memberikan oksigen kedalam rahim. Ibu yang

mengidap

anemia

dengan

kondisi

membahayakan,

apalagi

mengalami perdarahan post partum, maka segera haris diberi transfusi darah. Jika kondisinya tidak berbahaya maka cukup ditolong dengan pemberian obat–obatan penambah darah yang mengandung zat besi (Serri,2009) . 4.

Masalah Psikologi : defresi masa nifas Depresi yang terjadi pada masa nifas biasanya dapat dilihat di minggu– minggu pertama setelah melahirkan, dimana kadar hormone masih tinggi. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun bermacam–macam, mulai dari neurologis, atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situaasi yang nyatanya. Defresi masa nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga keluarga. Gejalanya sama dengan depresi prahaid. Hal ini dikarenanakan pengaruh perubahan hormonal, adanya proses involusi, dan ibu kurang tidur serta lelah karena mengurus bayi, dan sebagainya. Depresi juga bisa timbul jika ibu dan keluarganya mengalami konflik rumah tangga, anak yang lahir tak diharapkan, keadaan sosial ekonominya lemah, atau trauma karena

Universitas Sumatera Utara

mengalami cacat. Keberadaan bayi tidak jarang justru menimbulkan “stress” bagi beberapa ibu yang baru melahirkan. Ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayi, melanjutkan mengurus suami, setiap malam merasa terganggu dan sering merasakan adanya ketidak mampuan dalam mengatasi semua beban tersebut (Serri, 2009) . 2.2.

Konsep Kebutuhan Tidur

2.2.1. Fisiologi Tidur Tidur adalah stasus perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur di karakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh,dan penurunan respon stimus terhadap eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi

kecemasan

stress,dan

kecemasan

serta

dapat

meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari –hari (Wahit & Nurul, 2007). 2.2.2. Tahapan Tidur Tidur terjadi hanya ketika perhatian dan aktivitas berkurang. Menguap adalah tanda yang utama individu atau seseorang berhasrat ingin tidur. Tidur dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan tidur Rapid Eye Movement (REM) (Potter & Perry, 2005). 1.

Non-Rapid Eye Movement (NREM) Selama NREM seseorang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat

tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tahap 1 dan 2 dan seseorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam dan seseorang sulit bangun yang disebut tidur gelombang rendah (Potter & Perry, 2005). Tahap pada tidur NREM terdapat empat tahap, yaitu : a.

Tahap tidur pertama Fase ini merupakan fase antara terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang, dan tampak

Universitas Sumatera Utara

   

gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri. Memasuki tahap ini frekuensi EKG

akan

melambat

tetapi

kadang-kadang

terjadi

loncatan

gelombang, mata cenderung bergerak dari sudut ke sudut, tekanan otot menghilang kecuali pada muka dan leher. Normalnya pada dewasa tahap ini biasanya akan dilalui dalam 10 menit atau lebih. Pada tahap ini kualitasnya sangat ringan, artinya akan mudah terbangun dan setelah terbangun kadang merasa seperti mimpi di siang hari. b. Tahap kedua Tahap ini merupakan tahap tidur ringan. Pada orang dewasa tahap ini menghabiskan sekitar 50% dari tidurnya. Setelah sekitar 20 menit menghabiskan tahap ini, akan masuk ke deep sleep, yaitu tahap 3 dan 4. Pada fase ini seseorang lebih rileks tetapi masih dapat dibangunkan dengan memanggil namanya. Karakterisriknya bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari fase pertama. c.

Tahap ketiga dan keempat Menurut White yang dikutip oleh Potter & Perry (2005), tahap 3 tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Selama fase ini orang sulit untuk dibangunkan. Karakteristiknya adalah penurunan tanda-tanda vital, dan metabolism tubuh. Tidur tahap 4 merupakan tidur yang dalam dan sangat sulit dibangunkan, pernapasan dan nadi menurun, tekanan darah menurun, suhu menurun, metabolism lambat, dan relaksasi otototot. Tahap ini mempunyai nilai dan fungsi perbaikan, sangat penting untuk penyembuhan fisik. Kebanyakan hormone perkembangan manusia diproduksi malam hari, dan puncaknya selama tidur tahap ini. Hormon

perkembangan

ini

tidak

hanya

diproduksi

untuk

perkembangan saja, tetapi juga untuk perbaikan jaringan. Tahap ini jumlahnya 25% dari tidur anak-anak, terjadi penurunan pada dewasa muda, lebih menurun pada dewasa pertengahan, dan bisa menghilang pada lansia.

Universitas Sumatera Utara

2.

Tahap Tidur Rapid Eye Movement ( REM) Tahap tidur REM ditandai dengan gerakan bola mata yang cepat, tonus

otot rendah, denyut nadi bertambah, suhu tubuh meningkat, respirasi dan frekuensi jantung ireguler yang merupakan sifat tidur dengan mimpi, metabolism meningkat, sekresi gastrik meningkat, dan pada laki-laki sering terjadi ereksi penis. Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM berlangsung selama 5 sampai 30 menit dan biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit, dimana tidur REM yang pertama terjadi dalam waktu 80-100 menit sesudah tertidur. 2.2.3. Fungsi Tidur Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama tidur. Otak skelet berelaksasi secara progresif, dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler. Penurunan laju metabolik basal lebih jauh menyimpan persediaan energi tubuh (Anch dkk, 1988). Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal , peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu menyimpan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivasi hari tersebut. Kegunaan tidur pada perilaku seringkali tidak diketahui sampai seseorang mengalami suatu masalah akibat deprivasi dari tidur. Kurangnya tidur REM dapat mengarah pada perasan bingung dan curiga. Tidak ada hubungan sebab dan akibat antara kehilangan tidur dan disfungsi tubuh yang spesifik . Akan tetapi berbagai fungsi tubuh (misalnya: penampilan motorik, memori, dan keseimbangan) dapat berubah ketika terjadi kehilangan tidur yang memanjang (Potter dan Perry , 2005). 2.2.4. Gangguan Tidur Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur. Jenis-jenis gangguan tidur adalah: 1.

Insomnia Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan/atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif (Zorick, 1994). Penderita insomnia mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan disiang hari dan kualitas dan kuantitas tidurnya

Universitas Sumatera Utara

   

tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak dari yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau psikologis (Potter & Perry, 2005). 2.

Apnea tidur Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Pada kasus-kasus apnea tidur yang parah, tonsil, uvula, atau bagian dari palatum mole dapat diangkat melalui pembedahan (Potter & Perry, 2005).

3.

Narkolepsi Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Disiang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat terjadi selama 15 menit dalam waktu tidur. Katapleksi atau kelemahan otot yang tiba-tiba disaat emosi sedang kuat dapat terjadi kapan saja di siang hari. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kontrol otot volunter dan jatuh ke lantai. Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat (Potter & Perry, 2005).

4.

Deprivasi tidur Deprivasi tidur adalah masalah yang dialami banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat menyangkut penyakit (mis.demam, sulit bernafas, atau nyeri), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan, dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja (Potter & Perry, 2005).

5.

Parasomnia Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk, enuresis noktural (ngompol), dan bruksisme (menggeretakkan gigi) (Mindel, 1993). Apabila orang dewasa mengalami hal ini maka hal

Universitas Sumatera Utara

tersebut dapat mengindikasikan gangguan yang lebih serius (Potter & Perry, 2005). 2.2.5. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan tidur Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Tidur adalah: 1.

Penyakit Fisik Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (misalnya kesulitan bernafas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa. Sebagai contoh, memperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur Nokturia, atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus tidur. Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih, menyebabkan kembali untuk tertidur lagi menjadi sulit (Potter & Perry, 2005).

2.

Stres emosional Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi mengganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama silkus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2005).

3.

Lingkungan Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur . Suara juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur (Webster dan Thompson, 1986). Beberapa orang membutuhkan ketenangan untuk tidur, sementara yang lain lebih

Universitas Sumatera Utara

   

menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau televisi (Potter & Perry, 2005). 4.

Latihan fisik dan kelelahan Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang umum bagi anak sekolah dan remaja (Potter & Perry, 2005).

5.

Asupan makanan dan kalori Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur (Hauri dan Linde, 1990). Makan besar, berat, dan /atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur. Konsumsi alkohol dan kafein pada malam hari juga meningkatkan produksi-insomnia (Potter & Perry, 2005).

2.2.6. Kebutuhan Tidur Selama Masa Nifas Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara teoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan, biasanya mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang terkuras habis (Bobak , 2005 ).

Universitas Sumatera Utara

Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata - rata 7 - 8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat orang semakin tua. Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam, sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres, kegelisahan, atau depresi yang, dan tak dapat berkonsentrasi. Simpton atau gejala fisik seperti nyeri, Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.Kebutuhan istirahat dan tidur pada ibu nifas sangat diperlukan dalam proses penyembuhan organ – organ reproduksi. Fungsi tidur pada masa nifas

untuk mengistrahatkan

tubuh yang letih ,

meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit ,mempercepat involusi uteri , memperbanyak produksi ASI , manambah konsentrasi , dan kemampuan fisik (Bobak , 2005) . Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan menyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari (Bobak , 2005 ) 2.3.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Tidur

2.3.1. Pengkajian 1.

Riwayat tidur Pengkajian riwayat tidur secara umun dilakukan segera pasien memasuki fasilitas perawatan . Ini menunjukan perawat menggabungkan kebutuhan pasien dan hal–hal yang ada dalam perencanaan . Riwayat tidur meliputi :

Universitas Sumatera Utara

   

 Pola tidur yang biasa  Ritual sebelum tidur  Penggunaan obat tidur atau obat lainnya  Lingkungan tidur  Perubahan terkini poada tidur Selain itu,riwayat ini juga mencakup berbagai maalah yang ditemui pada pola tidur,penyebabnya,kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya,pengaruhnya terhadap keseharian pasien,dan bagaiman pasien mengatasi masalah tesebut . 2.

Catatan tidur Catatan tidur sangatlah bermamfaat,khususnya untuk klien yang memiliki maalah tidur sebab catatan ini berisi informasi yang terkait pada pola tidur. Catatan tidur dapat mencakup :  Jumlah jam tidur  Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis,durasi dan waktu)  Ritual sebelum tidur misalnya (minum air,obat tidur ).  Waktu pergi tidur ,mencoba tidur,tertidur,terjaga dimalam hari,serta bnagun tidur dipagi hari  Adanya masalah yang pasien alami dan yakini yang dapat mempengaruhi tidur

3.

Pemeriksaan fisik Pemeriksaaan fisik meliputi observasi penampilan,perilaku,dan tingkat energy klien. Penampilan yang menandakan pasien mengalami masalah gangguan tidur antara lain adanya lingkaran hitam disekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak. Sedangkan indikasi dapat meliputi gelisah ,tidak perhatian , bicara lambat ,dam menguap .Disamping itu klien terlihat lemah, atau kekurangan energi (Wahit & Nurul , 2007 ).

Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Analisa data Sumber untuk pengkajian tidur,biasanya klien merupakan sumber yang terbaik untuk menggambarkan masalah tidur dan sampai sejauh mana masalah tersebut mengubah pola tidur dan bangun mereka yang biasa. Seringkali klien mengetahui penyebab masalah tidur tersebut, seperti nyeri kebisingan lingkungan atau kekhawatiran akan suatu hubungan.Analisa dari subjektif kesulitan tidur seperti nyeri dan analisa objektif seperti terlihat lingkaran hitam disekitar mata.  1.3.3. Rumusan masalah Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ditandai dengan adanya luka operasi pada abdomen . 1.3.4. Perencanaan Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gagguan tidur adalah untuk mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energy yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari–hari. Sedangkan tujuan yang lainnya dapat terkait dengan upaya meningkatkan upaya meningkatkan kualitas tidurnya .

Universitas Sumatera Utara

   

2.4.

Asuhan

Keperawatan

pada

Kasus

dengan

Gangguan

KebutuhanTidur pada Ny.M di Ruang V (Obgyn) RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 2.4.1. Pengkajian 1.

Biodata Identitas Pasien

II.

Nama

: Ny. M

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 30 tahun

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Kristen protestan

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Jln. Fisilium no.209 Helvetia

Tanggal Masuk RS

: 16 juni 2013

No. Register

: 00.88.68.62

Ruangan/kamar

: R.V Obgyn / Tanjung 2

Golongan Darah

:-

Tanggal Pengkajian

: 18 juni 2013

Tanggal Operasi

: 17 juni 2013

Diagnosa Medis

: Post SC , Previa totalis

Keluhan Utama: Ibu mengatakan mengalami gangguan tidur karena nyeri dan adanya luka pada bagian abdomen akibat operasi SC (Seksio Saesaria).

III.

Riwayat Kesehatan Sekarang : A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya : Ibu mengatakan bahwa gangguan ini setelah persalinan atau melahirkan dan tergaggu pola tidur karena merasakan nyeri. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat, makan, dan berusaha untuk bisa tidur .

Universitas Sumatera Utara

B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan Ibu mengatakan tubuhnya lemas, gelisah dan terasa pusing,mata terasa ngantuk tetapi sulit untuk tidur . 2. Bagaimana dilihat Ketika diobservasi Ibu tampak lemah,gelisah,konjungtiva pucat, kantong / lingkaran mata berwarna hitam . C. Region 1. Dimana lokasinya Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan didaerah sekitar abdomen. 2. Apakah menyebar Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan tidak menyebar. IV.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu Ibu mengatakan tidak punya riwayat penyakit yang berat sebelumnya.

V.

Riwayat Obstetrik G:3

No 1

Umur Anak

P:3

O:-

HPHT : 10-10-2012 TTP : 17-07-2013

Riwayat

Kond

Kehamilan

7

Tidak

tahun

masalah

Persalinan

ada Normal

Nifas Tidak

isi

Penolong

Anak Sehat

Bidan

Sehat

Bidan

Sehat

Dokter

ada masalah

2

3

Tidak

tahun

masalah

ada Normal

Tidak ada masalah

3

Hamil

Plasenta

SC

Tidak

ini

previa

ada

totalis

masalah

Universitas Sumatera Utara

   

VI. Pengkajian Kebutuhan Tidur

1. Riwayat Tidur a. Kebutuhan Tidur Ibu.M mengatakan kebutuhan tidurnya terganggu karena nyeri dan adanya luka pada abdomen akibat operasi sektio saesaria. Pasien juga mengatakan lama tidurnya sebelum melahirkan sekitar kurang lebih dari 7 jam pada malam hari, tetapi selama nifas lama tidurnya jadi berkurang sekitar 5 jam pada malam hari.Tidur sebelum melahirkan pada siang hari sekitar kurang lebih dari 1 jam,tetapi selama masa nifas tidak bisa tidur siang. Penyebab gangguan tidur karena nyeri, sering terbangun di malam hari, dan siang hari susah untuk tidur. Pengaruh akibat gangguan tidur terhadap aktivitas keseharian jadi terganggu dan kondisi tubuh jadi lemah . b. Ritual sebelum Tidur Ibu.M mengatakan ritual yang digunakannya sebelum tidur dan juga untuk mempercepat proses tidur adalah seperti mendengar musik, dan bercerita–cerita bersama dengan keluarga, melakukan aktivitas ringan seperti melipat kain di atas tempat tidur, dan berdoa . c.

Penggunaan obat tidur atau obat–obat lainnya Ibu.M mengatakan tidak ada obat yang digunakan untuk tidur

d. Lingkungan Tidur Ibu.M mengatakan kondisi lingkungan saat di rawat di rumah sakit dapat menyebabkan gangguan tidur karena adanya kebisingan , kurang nyaman, tidak seperti kondisi di lingkungan rumah sendiri . e. Perubahan terkini dalam tidur Ibu.M mengatakan perubahan kebutuhan tidur yang dialami saat ini, sangat terganggu karena faktor nyeri dan adanya luka pada abdomen akibat proses persalinan.

Universitas Sumatera Utara

2. Catatan Tidur a. Jumlah tidur total per hari Ibu.M mengatakan jumlah total tidur yang digunakan sebelum post partum sekitar kurang lebih dari 7 jam, tetapi setelah post partum pasien mengatakan jumlah total tidurnya sekitar 5 jam. Dimana jumlah tidur malam sekitar 5 jam dan sering terbangun karena nyeri, dan jumlah tidur siang sekitar satu jam, dan terkadang tidak bisa tidur siang . b. Waktu yang digunakan untuk tidur Ibu.M mengatakan pergi tidur pada sebelum post partum pada malam sekitar pukul 21:00 WIB sudah pergi ke tempat tidur dan tertidur sekitar pukul 21 :15 WIB . Selama tidur tidak ada gangguan untuk terbangun di malam hari kecuali BAK. Dan bangun tidur di pagi hari pada pukul 5 : 00 WIB sudah terbangun untuk melakukan aktivitas pekerjaan ibu rumah tangga, dan mengurus anak–anak. tetapi setelah melahirkan pada pukul 22 : 20 masih kondisi tidak tidur, masih bercerita–cerita bersama keluarga, duduk

di tempat tidur. waktu

untuk tidur sekitar pukul 22 : 20 WIB, dan sering terbangun di malam hari karena nyeri dan buang air kecil ke kamar mandi lebih dari 3 kali, dan susah untuk memulai tidur lagi . Bangun tidur di pagi hari sekitar 05 : 30 WIB sudah terbangun . 3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik yang di lakukan secara observasi

pada Ibu.M

penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien. Penampilan Ibu yang menandakan mengalami gangguan tidur dengan adanya lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan/pucat,kelopak mata bengkak. Sedangkan perilaku pada ibu tampak gelisah, kurang perhatian saat berkomunikasi,bicara lambat, dan sering menguap, lemah, penampilan kurang rapi .

Universitas Sumatera Utara

   

VII.

Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan Umum Ibu.M terlihat lemah,konjungtiva pucat,lingkaran mata tampak hitam tanda-tanda vital pasien normal. B. Tanda-tanda vital -

Suhu Tubuh

: 36,6oC

-

Tekanan darah

: 110/70 mmhg

-

Nadi

: 80x/i

-

Pernafasan

: 20x/i

-

TB

: 165 cm

-

BB sebelum melahirkan

: 56 kg

-

BB setelah melahirkan

: 51 kg

-

Skala nyeri

: 4

C. Pemeriksaan Fisik Wajah - Warna kulit

: Pucat

- Struktur wajah

: Tampak wajah pucat,wajah seperti Mengantuk, sering menguap.

Mata - Kelengkapan dan kesimetrisan

: Simetris

- Palpebra

: Kelopak mata bengkak

- Konjungtiva

: Konjungtiva Pucat, Lingkaran mata hitam

- Pupil

: Isokor

- Cornea dan iris

: Tidak ada kelainan pada cornea dan iris

-

Visus

: Menggunakan kacamata mata sebelah kanan -0,75 dan mata sebelah kiri -0,50 .

-

Tekanan bola mata

: Tidak ada kelainan.

Universitas Sumatera Utara

Mulut dan faring : -

Keadaan bibir

: Mukosa bibir kering

-

Keadaan gusi dan gigi

: Gigi kurang bersih,berwarna kekuningan.

-

Keadaan lidah

: Pasien sering menguap

Pemeriksaan Integumen -

Kebersihan

: Bersih

-

Kehangatan

: Hangat

-

Warna Turgor

:Tidak ada eritema : Turgor kembali cepat ke keadaan semula saat di cubit Tidak ada tanda dehidrasi

-

Kelembaban

: Tidak lembab

-

Kelainan pada kulit

: Tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan payudara dan ketiak -

Ukuran dan bentuk

: Simetris, tidak ada kelainan

-

Warna payudara dan areola

: Areola hitam

-

Kondisi payudara dan puting

: Normal dan puting menonjol keluar, saat dilakukan pemeriksaan payudara lembek

-

Produksi ASI - Aksilla dan clavicula

: Asi tidak keluar : Normal.

Pemeriksaan paru -

Palpasi getaran suara

:Normal

-

Perkusi

:Resonan

-

Auskultasi

:Bronkovesikular,tidak ada Suara tambahan

Universitas Sumatera Utara

   

Pemeriksaan abdomen -

Inspeksi

: Bentuk simetris

-

Auskultasi

: saat diauskultasi bunyi peristaltik 6x/mnt

-

Palpasi

: Saat dipalpasi abdomen teraba sakit

-

Perkusi

: Saat diperkusi bunyi abdomen tympani

Pemeriksaan alat reproduksi : Uterus

: Masih teraba

Serviks

: Lunak

Warna lochea

: Rubra

VIII.

Pola Kebiasaan Sehari-hari

I. Pola makan dan minum -

Frekuensi makan/hari

: Sebelum masuk rumah sakit, ibu makan 3 kali sehari.

-

Nafsu/ selera makan

: Ibu mengatakan nafsu makan dan menghabiskan diet dalam 1 porsi.

-

Mual dan muntah

: Ibu tidak ada mual dan muntah

-

Waktu pemberian makan

: Pagi pkl 07.00, Siang pkl 12.00 , dan Malam pkl 18.00

-

Jumlah dan jenis makanan

: 1 porsi, makanan biasa.

-

Waktu pemberian cairan/minum

: Ketika ibu makan tampak nafsu

-

Masalah makan dan minum

: Tidak ada masalah

Universitas Sumatera Utara

II. Perawatan diri/personal hygiene -

Kebersihan tubuh

: Tubuh ibu kotor, karena sejak masuk rumah sakit ibu tidak pernah mandi hanya dilap . dan saat ini ibu tidak mampu mandi sendiri

-

Kebersihan gigi dan mulut

: Saat diobservasi gigi dan mulut ibu tampak kotor

-

Kebersihan kuku kaki dan tangan

: Saat diobservasi kuku kaki dan tangan ibu panjang dan kotor .

IX.

Pola eliminasi 1. BAB -

Pola BAB

:1x/hari

-

Karakter feses

: Lembek

-

Riwayat perdarahan

: Tidak ada

-

BAB terakhir

: Pada pagi hari

-

Diare

: Tidak ada diare

2. BAK -

Pola BAK

: 7-8x/hari

-

Karakter urine

: kuning jernih

-

Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK

: Tidak ada kesulitan BAK

-

Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih

: Tidak ada riwayat penyakit ginjal

Universitas Sumatera Utara

   

2.4.2. ANALISA DATA

No 1.

Data DS :  Ibu mengatakan susah

Etiologi

Masalah

Proses persalinan sc Gangguan pola 

Tidur

tidur karena nyeri Luka pada abdomen DO :  konjungtiva pucat  Skala nyeri 4  Ibu tampak lemah

 Nyeri ↓ Gangguan tidur

 Kantong mata atau lingkaran mata tampak hitam  Ibu sering menguap 2.

DS : - Ibu mengatakan selama di rumah Sakit tidak pernah mandi karena nyeri pada abdomen. DO : - Ibu tampak kotor. - Aktivitas ibu di bantu oleh keluarga seperti pergi ke kamar

Tindakan operasi sc

Defisit



Perawatan Diri

Aktivitas fisik terbatas

 



 

Tirah baring

 

↓ Perawatan diri kurang.

   

mandi. - Tangan dan kaki kotor dan panjang .

Universitas Sumatera Utara

2.4.3. MASALAH KEPERAWATAN 1.

Gangguan Tidur

2.

Defisit Perawatan Diri

2.4.4. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1.

Gangguan Pola Tidur :berhubungan dengan nyeri ditandai dengan adanya luka pada abdomen tindakan operasi seksio Saesaria

2.

Defisit Perawatan Diri :berhubungan dengan terbatasnya aktivitas fisik tuhan ditandai dengan tirah baring .

2.4.5.

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ Tanggal Selasa, 18 juni 2013

No. Dx I.

Perencanaan Keperawatan Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan tidur dapat terpenuhi, tidak ada gangguan tidur . Kriteria Hasil : - Jumlah tidur tidak terganggu . - Perasaan segar setelah tidur . - Tidak ada masalah dengan pola tidur . Rencana Tindakan Rasional 1.Mengatur waktu khusus 1.Memperbaiki pola tidur untuk rutinitas sehingga individu. sesuai dengan jadwal. 2.Sedapat mungkin 2.Mengurangi rangsangan mengupayakan tingkat dari luar yang kebisingan di luar dan di mengganggu. dalam ruang rawat minimal ;tutup pintu ruangan saat beristirahat . 3Mengatur tidur siang tanpa 3.Meningkatkan tidur . mengganggu bayi . Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur pasien . 4 Menasehati untuk 4. Meningkatkan membatasi pengunjung dan tidur menerima telepon .

pola

Universitas Sumatera Utara

   

5.Mendiskusikan teknik yang 5.Meningkatkan kontrol. pernah dipakainya untuk tidur . meningkatkan istirahatnya, misalnya, minum minuman hangat, membaca, menonton tv sebelum tidur .Berikan susu hangat sebelum tidur .. 6.Melakukan upaya untuk 6.Meningkatkan relaksasi menciptakan rasa nyaman saat mengurangi nyeri dan klien merasa nyeri ketegangan i dan istirahat :menggosok punggung, member analgesik. Keadaan tempat tidur yang nyaman , dan bersih . 7.Bunyi alaram, dikecilkan

telepon 7. Mengurangi gangguan tidur

8.Memberikan pengetahuan 8.Meningkatkan relaksasi tidur, jadwal tidur dan latihan dan istirahat dan meningkatkan tidur . relaksasi .

Universitas Sumatera Utara

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ No. Tanggal Dx Rabu, II. 19 juni 2013

Perencanaan Keperawatan Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan perawatan secara mandiri. Kriteria Hasil : - Melakukan personal hygine secara mandiri. Rencana Tindakan Rasional hubungan 1.Komunikasi teraupetik 1.Membina dengan pasien dan keluarga saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien pasien. 2.Menjadikan pasien 2. Bantu dan ajarkan pasien mandiri. dalam personal hygine 3.Keterlibatan keluarga 3. Menjelaskan pada pasien sangat penting dalam dan keluarga pasien tentang proses penyembuhan. perawatan kebersihan diri dengan benar . 4.Menghilangkan bau 4. Membersihkan badan dan badan dan kulit menjadi lembab . menghilangkan bau . 5. Rangsangan sirkulasi darah 5. Memberikan rasa segar rasa nyaman dengan cara pada pasien memandikan .

Universitas Sumatera Utara

   

2.4.6. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

No.

Tanggal

Dx

Selasa,

1.

19 juni 2013

Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

S : Ibu mengatakan 1.Mengkaji pola tidur: - Penyebab gangguan tidur. terganggu tidur karena -Jumlah waktu tidur,malam dan nyeri di bagian abdomen siang. -Persiapan untuk memulai tidur. Ibu mengatakan lama tidur 2.Menciptakan kondisi aman mengupayakan kebisingan saat sekitar 5 jam. beristirahat,tidur mengecilkan Ibu mengatakan persiapan bunyi handpone/alaram. tidur dimulai pukul 22:30. 3.Berupaya memberi kenyamanan O : Ibu tampak lemah menjelang tidur . - Memberi analgesik konjungtiva pucat, -Membuat tempat tidur yang lingkaran mata hitam, bersih . sering menguap. 4.Memberikan pengetahuan tidur, A : Masalah jadwal tidur dan latihan relaksasi . teratasi

belum

P : lanjutkan intervensi.

Universitas Sumatera Utara

2.4.7. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

No.

Tanggal

Dx

Rabu,

II.

19 juni 2013

Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

1. Komunikasi teraupetik dengan S : Ibu mengatakan sejak ibu dan keluarga pasien. masuk ke rumah sakit 2. Melakukan pemeriksaan tanda – tidak pernah mandi karena tanda vital. lemas, takut nyeri pada 3. Membantu dan mengajarkan ibu abdomen.Ibu dalam personal hygine mengatakan

juga badannya

4. Menjelaskan pada ibu dan hanya di lap, dan kekamar keluarga pasien tentang perawatan mandi harus di bantu kebersihan diri dengan benar . keluarganya. 5. Membersihkan badan dan menghilangkan bau. O : ibu tampak kotor bau 6.Membantu menyeka Tubuh ibu.

keringat,dan kuku tangan panjang dan kotor. A

:

Masalah

teratasi

sebagian P : Intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara