BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1

Download Menurut Sugiyono (2013: 107) bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan ... Menurut Arikunto (2013: 173), “Populasi adalah keselu...

0 downloads 459 Views 135KB Size
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Surakarta kelas VII Tahun Pelajaran 2015/2016. Alasan memilih lokasi ini yaitu: (a) Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2006 di daerah Surakarta; (b) SMP Negeri 14 Surakarta belum pernah menjadi objek penelitian dengan judul yang sama; (c) Lokasi sekolah ini memungkinkan penulis memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dari narasumber. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016, yang membutuhkan waktu 7 bulan yaitu dimulai bulan Desember 2015 sampai bulan Juni 2016 dengan jadwal kegiatan yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian No

Kegiatan Des

1 2 3 4 5 6 7 8

Jan

Feb

2016 Mar

April Mei

Jun

Pengajuan Judul Seminar Judul Penyusunan Proposal Pembuatan Instrumen Ijin Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan B. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2013: 107) bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode 31

32

eksperimen ini sebagai bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu adanya kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan bentuk posttest only control design. Berikut penjelasan True experimental design yaitu sebagai berikut: Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random (Sugiyono, 2013: 112). Pada posttest only control design, terdapat dua kelompok yang masingmasing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Desain penelitian posttest only control design dapat digambarkan sebagai berikut: R R

X

O1 O2

Gambar 2. Desain penelitian Keterangan: R

: Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas VII SMP N 14 Surakarta

X

: Simbol perlakuan

O1

: Hasil observasi kelompok yang diberi perlakuan

O2

: Hasil observasi kelompok yang tidak diberi perlakuan

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2013: 173), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 117), “Populasi adalah

33

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis. Penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Sampel Sugiyono (2013: 118) menyatakan, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2013: 174), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Jadi dalam pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel benarbenar representatif. Arikunto (2013: 177) menyatakan bahwa: Mengenai berapa banyaknya subjek yang diambil, atau dengan kata lain berapa besar sampel, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Penelitian ini menggunakan kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Adapun nama-nama siswa dapat dilihat pada lampiran I dan II.

D. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Riduwan (2010: 11), “Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi.

34

Menurut Sugiyono (2013: 118), “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Sedangkan menurut Arikunto (2013: 176), “Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengambilan sampel adalah suatu cara pengambilan sampel dari suatu populasi yang bersifat representatif. Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 120-125), macam-macam teknik sampling yaitu: 1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: a. Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. b. Proportionate Stratified Random Sampling yaitu digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling yaitu digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling yaitu digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. 2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi: a. Sampling Sistematis yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. b. Sampling Kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. c. Sampling Insindental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insindental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

35

f. Snowball Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Hal ini dikarenakan pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata. Jadi semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Sugiyono (2013: 60) mendefinisikan, “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Selain itu, buku Sugiyono (2013: 61-64) juga dijelaskan ada beberapa macam variabel penelitian yaitu variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel intervening, dan variabel kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel X (variabel bebas/variabel independen): Model Pembelajaran Mastery Learning. b. Variabel Y (variabel terikat/variabel dependen): Penguasaan Kompetensi Mengaktualisasi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat secara Bebas dan Bertanggung Jawab. 2. Metode Pengumpulan Data Menurut Riduwan (2010: 51), “Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui instrumen yang dipilih. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Observasi Menurut

Riduwan

(2010:

57),

“Observasi

yaitu

melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Sedangkan menurut Arikunto (2013: 199),

36

“Observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”. Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada objek pengamatan menggunakan alat indera. Penelitian ini menggunakan observasi untuk melakukan pengamatan guna mendapatkan data atau informasi dengan menggunakan model pembelajaran Mastery Learning pada kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta. Peneliti dibantu oleh 2 observer (pengamat) untuk melakukan observasi di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi lengkapnya dapat dilihat pada lampiran V. Adapun skala yang digunakan dalam penyusunan instrumen observasi ini adalah Skala Likert dengan skor: Selalu (SL)

:5

Sering (SR)

:4

Kadang-Kadang (KD)

:3

Hampir Tidak Pernah (HTP) : 2 Tidak Pernah

:1

b. Angket Menurut Riduwan (2010: 52-53), “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Menurut Arikunto (2013: 194), “Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono

(2013:

199),

“Angket

(kuesioner)

merupakan

teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa angket merupakan pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan tertulis untuk memperoleh

37

informasi dari responden. Metode angket ini instrumen yang dipakai adalah angket. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data penguasaan

kompetensi

dasar

mengaktualisasikan

kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Angket penguasaan

kompetensi

dasar

mengaktualisasikan

kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab lengkapnya dapat dilihat pada lampiran XI. Skala yang digunakan adalah skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dalam penelitian ini berupa kata-kata dengan skor: Sangat Setuju (SS)

:5

Setuju (S)

:4

Netral (N)

:3

Tidak Setuju (TS)

:2

Sangat Tidak Setuju (STS)

:1

c. Dokumentasi Menurut Arikunto (2013: 201), “Dokumentasi adalah peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Riduwan (2010: 58), “Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi bukubuku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data

yang

relevan penelitian”.

Pada penelitian ini,

dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pelengkap dari penelitian yaitu RPP model pembelajaran Mastery Learning, daftar jumlah siswa, foto

38

saat penelitian. RPP dapat dilihat pada lampiran VI, daftar jumlah siswa pada lampiran I dan II, serta foto saat penelitian pada lampiran XIX.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data pada penelitian merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Maka dari itu data disini menjadi hal yang penting. Benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian harus valid dan reliabel. Maka sebelum data dianalisis, instrumen dievaluasi terlebih dahulu agar instrumen yang digunakan memenuhi persyaratan valid dan reliabel. 1. Uji Coba Instrumen Penelitian Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian maka perlu diuji cobakan terlebih dahulu kepada responden di luar sampel. Pelaksanaan uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dibuat telah memenuhi validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang diujicobakan adalah angket penguasaan

kompetensi

dasar

mengaktualisasikan

kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Uji coba angket dilaksanakan di kelas VII B. Daftar nama siswa kelas VII B dapat dilihat pada lampiran III. 2. Uji Validitas Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2013: 211), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Menurut Sugiyono (2013: 177-183), ada tiga macam pengujian validitas instrumen yaitu: a. Pengujian Validitas Konstruk (Construct Validity) Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat para ahli (judgment esperts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

39

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. b. Pengujian Validitas Isi (Content Validity) Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. c. Pengujian Validitas Eksternal Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian menggunakan validitas konstruk karena peneliti menggunakan instrumen non tes yang berbentuk angket. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian, maka diuji dengan menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut: rxy=

? ?????????????

√?? ????????????? ???????????

Keterangan:

Rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑x : skor masing-masing item ∑y : skor total ∑xy : jumlah penelitian X dan Y ∑x2 : jumlah kuadrat dari X ∑y2 : jumlah kuadrat dari Y N : jumlah subjek (Arikunto, 2006: 170). Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir pernyataan dalam angket tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r product moment dalam taraf signifikansi 5%. Jika rxy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item pertanyaan dikatakan tidak valid. Apabila rxy > r tabel maka item pertanyaan dikatakan valid. Adapun

hasil

uji

coba

angket

penguasaan

kompetensi

dasar

mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab adalah sebagai berikut: a. Nomor item valid

: 1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17,

40

18, 21, 25, 27, 28, 30. b. Nomor item tidak valid

: 2, 6, 7, 12, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 29.

Lembar uji coba angket dapat dilihat pada lampiran IV dan angket yang akan digunakan untuk penelitian pada lampiran XI. Sedangkan untuk hasil penghitungan lebih jelasnya pada lampiran VII dan lampiran VIII untuk contoh penghitungannya. 3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2013: 221), “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Arikunto (2013: 223-238) menyatakan bahwa ada berbagai teknik dalam menghitung reliabilitas yaitu: a. Rumus Spearman-Brown b. Rumus Flanagan c. Rumus Rulon d. Rumus K-R 20 e. Rumus K-R 21 f. Rumus Hoyt g. Rumus Alpha. Untuk menguji reliabilitas alat ukur pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha, karena instrumennya adalah angket yang skornya bukan 1 dan 0.



Rumus Alpha adalah: ?

??? = ??????? Keterangan:

∑??? ???

?

??? : reliabilitas instrumen ?

: banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑???: jumlah varians butir ??? : varians total

Dengan rumus varians setiap item soal (σ2): ?

? =

∑? ??

?∑? ?? ?

?

41

Keterangan: X : skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir N : banyaknya peserta tes Arikunto (2013: 319) menyatakan ada cara sederhana dan mudah menggunakan ∑ 0,800 – 1,00 = Sangat Tinggi ∑ 0,600 – 0,800 = Tinggi ∑ 0,400 – 0,600 = Cukup ∑ 0,200 – 0,400 = Rendah ∑ 0,000 – 0,200 = Sangat rendah. Hasil reliabilitas dari uji coba instrumen angket adalah 0,771 berarti angket memiliki reliabilitas tinggi. Adapun tabel induk data untuk uji reliabilitas terdapat pada lampiran IX dan penghitungan uji reliabilitas pada lampiran X.

G. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013: 207) mendefinisikan bahwa, “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Ada dua teknik analisis data dalam suatu penelitian, yaitu teknik statistik dan non statistik. Penelitian ini menggunakan teknik statistik regresi satu prediktor karena peneliti akan mencari pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dimana masing-masing variabel berupa data interval. Sebelum menerapkan analisis regresi satu prediktor terdapat persyaratan dalam uji analisis regresi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Suryono (2014: 93), “Ada korelasi variabel independen dengan dependen, korelasinya linier, diantara independen variabel tidak ada korelasi, jika ada korelasi maka analisisnya terpisah-pisah”. Selanjutnya untuk mengetahui korelasi variabel dependen dan variabel independen diperoleh melalui uji independen, sedangkan untuk mengetahui korelasi linier diperoleh melalui uji linieritas. Setelah prasyarat tersebut terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik regresi satu prediktor.

42

1. Uji Persyaratan Analisis Sebelum peneliti menggunakan analisis regresi satu prediktor terdapat persyaratan yang harus terpenuhi dalam analisis regresi satu prediktor. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji independen dan uji linieritas dengan keterangan sebagai berikut: a. Uji Independen Menurut Suryono (2014: 98), “Uji ini memberi informasi apakah kriterium benar-benar tergantung pada prediktor atau tidak. Hasil pengujian meyakinkan jika Y dependen pada X, demikian sebaliknya. Langkah-langkah yang harus dikerjakan antara lain: 1) Menghitung a) JKT = ∑ Yi2 b) Jkreg(a) = ∑(Yi)2 N c) Jkreg (b/a) = ?∑????

?∑????∑???? ?

?

d) Jkres = JKT – Jkreg (a) – Jkreg (b/a) Catatan: b =

? ∑????–(∑????∑??? ? ∑????∑????

2) Menghitung

a) dFreg (a) = banyak prediktor = 1 b) dFreg (b/a) = banyak prediktor = 1 c) dFres = N – (dFreg (a) + dFreg (b/a)) 3) Menghitung ????? ???

a) RJKreg (a) = ????? ??? b) RJKreg (b/a) =

????? ?????



??????????



c) RJKres = ????? ?????

d) Fhit = ?????? ????? ??????

4) Ftabel (1 – α) (1.N – 2)

a) Jika fhit ≥ Ftabel Ho ditolak. Berarti Y tidak independen atau dependen pada X.

43

Jadi X dapat memprediksi Y. b) Jika Fhit < Ftabel Ho diterima. Berarti Y independen pada X Jadi X tidak dapat memprediksi Y (Suryono, 2014: 98-99) Hasil penghitungan penelitian ini menunjukkan Fhitung = 716,75 ≥ Ftabel = 4,18 maka Ho ditolak, Y tidak independen pada X dan X dapat memprediksi nilai Y. Adapun penghitungan uji independen lengkapnya dapat dilihat pada lampiran XIV. b. Uji Linieritas Menurut Suryono (2014: 101), “Uji linieritas dimaksudkan pakah model persamaan linier yang kita peroleh cocok atau tidak”. Langkahlangkah pengujian sebagai berikut: 1) Nilai X1 yang sama disusun beserta pasangannya. 2) Menghitung: a) JK (E) = ?∑???



∑??? ?

b) JKtc = Jkres – JK (E),

?

Jkres =Jkt – Jkreg (a) – Jkreg (b/a) 3) Menghitung: a) dFe = N – K atau dFres – dFtc K = banyaknya kelompok X b) dFtc = K - 2 4) Menghitung: a) RJKe =

?? ??? ?????

??????

b) Rjk (TC) = ??????

5) Fhitung =

??? ???? ??? ???

6) Ftabel (1 – α) (K – 2, N – K) a) Jika Fhitung ≥ Ftabel tolak Ho berarti tidak linear b) Jika Fhitung < Ftabel terima Ho berarti linear (Suryono, 2014: 101-102)

44

Hasil penghitungan uji linieritas pada penelitian ini menunjukkan Fhitung = 1,590 < Ftabel = 2,36 maka terima Ho berarti linier. Ho diterima berarti hubungan antara X dan Y dinyatakan linier. Penghitungan uji linieritas terdapat pada lampiran XV. 2. Uji Hipotesis Teknik analisis yang peneliti gunakan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan

kompetensi

dasar

mengaktualisasikan

kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab adalah dengan uji regresi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Menghitung Garis Persamaan Regresi Persamaan regresi sederhana dirumuskan: Ŷ = a + bX Keterangan: Ŷ = Y topi = ramalan Y a = nilai Ŷ jika X = 0 b = koefisien regresi, mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu unit X = variabel bebas Y = variabel terikat a = Ŷ –Bx b=

∑????

Atau b=

???

?∑?????∑???? ?∑??? ???

(Suryono, 2014: 82-83) Hasil penghitungan persamaan regresi pada penelitian ini diperoleh: Ŷ = a + bX = 0,04 + 1,094X.

45

b. Menghitung Besaran Sumbangan Determinan Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik turunnya variabel yang lain (variabel Y). Rumus perhitungan koefisien determinasi adalah: KP = r2 x 100% , dimana r2 = Keterangan:

∑?? ∑??

KP : besarnya koefisien determinasi r2 : koefisien korelasi (Suryono, 2014: 83) Berdasarkan penghitungan besaran sumbangan determinan diperoleh hasil KP = 91%, artinya besarnya sumbangan X terhadap Y = 91%. Berarti 91% penguasaan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab dipengaruhi oleh adanya model pembelajaran Mastery Learning. Jadi besaran sumbangan pengaruh model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan

kompetensi

dasar

mengaktualisasikan

kemerdekaan

mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab yaitu sebesar 96,04%. Adapun hasil penghitungan persamaan regresi dan besaran sumbangan determinan terdapat pada lampiran XVII.

H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari tahap awal hingga akhir penelitian. Prosedur penelitian meliputi beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan Penelitian Tahap ini meliputi memilih masalah, menyusun judul, menyusun proposal penelitian, mengurus perizinan penelitian, menyusun instrumen penelitian, dan menyusun jadwal penelitian. 2. Pelaksanaan Penelitian Tahap ini dimulai dengan kegiatan pengumpulan data di lokasi penelitian, menyebar instrumen penelitian untuk diujicobakan, dan melakukan

46

perhitungan validitas dan reliabilitas. Kemudian menerapkan treatment model mastery learning pada kelompok eksperimen dan pengumpulan data melalui metode observasi dan angket. 3. Analisis Data Tahap ini peneliti melakukan analisis data dengan uji persyaratan dan uji hipotesis sebagaimana rumus yang telah dipilih. 4. Penyusunan Laporan Akhir Peneliti menyusun laporan dengan menarik kesimpulan akhir dari permasalahan yang diteliti berdasarkan data dan fakta yang didapatkan.