145
Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 Wardatul Djannah dan Drajat Edy K
ABSTRACT Drajat Edy Kurniawan. GROUP GUIDANCE SOCIODRAMATIC TECHNIQUES TO INCREASE SOCIAL INTERACTION WITH PEER IN CLASS VII SMP NEGERI 8 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2011/2012. Essay, Teacher Training and Education Faculty of Universitas Sebelas Maret Surakarta. October 2012. The purpose of this research was to determine the effectiveness of group giudance services sociodramatic techniques to increase social interaction with peers in class VII SMP Negeri 8 Surakarta academic year 2011/2012. This research is a classroom action research (CAR). The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation, analysis and reflection. Subjects were students of class VII SMP Negeri 8 Surakarta totaling 18 people. Data sources are from BK teachers and students. Data collection techniques with questionnaires and observation. The validity of the data using method triangulation techniques. Analysis of data using analytical techniques percentage of DL Godwin and T. J Coates and clinical analysis. Measures used in this research is group counseling sociodramatic techniques namely providing group counseling services are performed by playing a role and played by individuals who have social problems to solve social problems faced by these individuals. Implementation of actions performed in the first cycle and second cycle. The results showed that the group guidance services sociodramatic techniques can increase social interaction with peers from pre-action to action cycle I and cycle II action. The increase occurred in the first cycle of 39.93%, but the results are not significant as an indicator of success below 50%. Significant increases occurred in the second cycle is equal to 56.52%, so the results can be interpreted that guidance sociodramatic engineering group declared successful in the second cycle. Based on the findings of this research concluded that sociodramatic effective group guidance techniques to increase social interaction with peers in class VII SMP Negeri 8 Surakarta Year 2011/2012. Keywords: group guidance sociodramatic techniques, social interaction with peers A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin mampu
146
hidup sendiri tanpa bantuan orang
peranan penting karena di dalam
lain.
dalam
hidupnya individu tidak lepas dari
perlu
individu lain dalam berperan di
Oleh
kehidupan
karena
itu
sehari-hari
melakukan interaksi dengan individu
masyarakat.
lain.
26)
merupakan proses sosialisasi yang
menyatakan bahwa manusia secara
menempatkan individu sebagai insan
hakiki merupakan makhluk sosial
yang secara aktif melakukan aktivitas
yang
dalam
Gerungan
(
2004:
membutuhkan
pergaulan
Proses
kehidupan
dengan orang lain untuk memenuhi
Aktivitas
kebutuhan hidupnya. Hal tersebut
mempengaruhi
menunjukkan bahwa pergaulan yang
yang
dimaksudkan
mempengaruhi
adalah
hubungan
tersebut
individu
lain
sehari-hari. yang
dapat
aktivitas
individu
bahkan
saling
disebut
dengan
antara individu satu dengan yang lain
interaksi sosial. Oleh karena itu dapat
yang
dan
diketahui bahwa bentuk utama dari
membentuk interaksi sosial. Interaksi
proses sosial adalah interaksi sosial.
sosial merupakan hubungan dinamis
Slamet
yang menyangkut hubungan antara
menjelaskan bahwa interaksi sosial
individu dengan individu, antara
merupakan
individu
berdasarkan adanya kesadaran yang
saling
mempengaruhi
dengan
kelompok,
dan
antara kelompok dengan kelompok. Kehidupan individu pada dasarnya
merupakan
Santoso
14)
hubungan
satu terhadap berbuat,
(1999:
yang
yang lain, saling
saling
mengakui,
serta
kemampuan
saling mengenal antara satu dengan
berhubungan dan berinteraksi dengan
yang lain. Berkaitan dengan hal
lingkungan sosial budaya yang dapat
tersebut
membentuk
individu.
interaksi sosial adalah hubungan
Melalui interaksi sosial, masing-
timbal balik antara individu satu
masing
dengan individu yang lain.
perilaku
individu
dapat
saling
mengenal dan menyesuaikan dengan
maka
Interaksi
yang
sosial
individu
latar belakang sosial budayanya.
berkembang
Pada
dorongan rasa ingin tahu terhadap
proses
interaksi,
faktor
intelektual dan emosi mengambil
segala
sesuatu
dengan
dimaksud
yang
adanya
ada
di
147
lingkungan
sekitar.
Individu
Interaksi
sosial
individu
memiliki rasa ingin tahu dalam
terbagi menjadi tiga yaitu, interaksi
melakukan hubungan secara positif
di lingkungan keluarga, sekolah, dan
dan aman dengan lingkungan sekitar,
masyarakat. Mohammad Ali dan
baik yang bersifat fisik, psikologis,
Mohammad
maupun
yang
menjelaskan bahwa proses sosialisasi
bersifat fisik antara lain menepuk
individu terjadi di tiga lingkungan
bahu, berjabat tangan, serta saling
utama, yaitu lingkungan keluarga,
bergandengan
lingkungan sekolah, dan lingkungan
sosial.
Hubungan
tangan.
Hubungan
Asrori
(2004:
yang sifatnya psikis atau psikologis
masyarakat.
contohnya rasa saling membutuhkan,
semakin menguatkan bahwa individu
cinta
serta
melakukan
interaksi
perasaan saling menghargai antara
lingkungan
yang
satu dengan yang lain. Hubungan
lingkungan keluarga, sekolah, dan
yang bersifat sosial seperti saling
masyarakat.
dan
kasih
sayang,
bertegur sapa dengan orang lain, berkomunikasi
serta
saling
Pernyataan
93)
pada
berbeda
Interaksi keluarga
tersebut
di
terjadi
tiga yaitu,
lingkungan
dalam
bentuk
membantu terhadap orang lain yang
hubungan antara anak dengan orang
membutuhkan. Pada saat melakukan
tua.
sebuah
menghormati
hubungan
atau
interaksi
Anak
berkewajiban
dan
patuh
kepada
sosial, individu diharapkan mampu
orang tua, sedangkan orang tua
melakukan komunikasi secara baik
berkewajiban
terhadap lingkungan sekitar. Hal
pengarahan
tersebut dikarenakan interaksi sosial
perkembangan anak. Interaksi di
berkaitan erat dengan kemampuan
lingkungan
berkomunikasi
dasar
seorang
individu
untuk yang
memberikan positif
keluarga bagi
pada
merupakan
perkembangan
terhadap lingkungan sekitar, bahkan
kemampuan hubungan sosial yang
kemampuan berkomunikasi efektif
dimiliki oleh anak sebelum mereka
merupakan modal utama di dalam
bersosialisasi
membentuk interaksi sosial.
masyarakat sehingga penting bagi anak
untuk
di
mampu
lingkungan
melakukan
148
interaksi secara positif di dalam
masyarakat individu akan bergaul
lingkungan
dapat
dengan individu lain yang memiliki
bersosialisasi secara positif di dalam
bermacam-macam karakteristik serta
lingkungan masyarakat.
latar belakang yang berbeda-beda
keluarga
Interaksi
agar
di
lingkungan
sehingga
individu
diharapakan
sekolah merupakan hubungan timbal
mampu menyesuaikan diri dengan
balik
orang lain agar tercipta hubungan
yang
terjadi
di
dalam
lingkungan sekolah. Interaksi di
sosial
lingkungan
masyarakat.
sekolah
melibatkan
hubungan antara siswa dengan siswa,
yang
positif
di
Lingkungan
dalam
sekolah
siswa dengan guru dan siswa dengan
merupakan lingkungan yang lebih
tenaga administrasi sekolah. Hal
luas daripada lingkungan keluarga
tersebut
karena
mengindikasikan
bahwa
di
lingkungan
sekolah
anak diharapakan mampu membina
individu akan mengenal individu lain
hubungan yang baik terhadap sesama
yang memiliki latar belakang yang
teman,
berbeda-beda. Interaksi yang terjadi
guru,
serta
tenaga
administrasi sekolah. Kemampuan
di
siswa dalam membangun hubungan
hubungan
sosial tersebut akan menyebabkan
terjadi antara siswa, guru dan tenaga
siswa merasa nyaman berada di
administrasi. Interaksi antara siswa
lingkungan sekolah sehingga akan
dengan siswa, lebih dikenal dengan
mudah
istilah interaksi sosial dengan teman
mendapatkan
berbagai
lingkungan dan
sekolah
meliputi
komuniksai
yang
informasi yang dibutuhkan.
sebaya, karena anak berhadapan
Interaksi
dengan teman yang seusia di sekolah
masyarakat
di
lingkungan
merupakan
bentuk
yang sama. Interaksi sosial dengan
interaksi yang paling luas. Hal
teman sebaya merupakan hubungan
tersebut
lingkungan
yang paling sering dilakukan oleh
masyarakat merupakan lingkungan
siswa selama di lingkungan sekolah,
yang
apabila
karena para siswa lebih banyak
lingkungan
melakukan komunikasi dengan siswa
keluarga dan sekolah. Di dalam
lain dalam semua kegiatan yang ada
dikarenakan
paling
dibandingkan
kompleks dengan
149
di sekolah. Di dalam lingkungan
informasi yang diperoleh dari Guru
sekolah,
untuk
BK SMP Negeri 8, para siswa
membina hubungan dengan teman-
khususnya siswa kelas VII terdapat
teman sekolahnya yang datang dari
beberapa
berbagai keluarga dengan status dan
ketidakmampuan dalam melakukan
warna sosial yang berbeda. Hal
interaksi sosial khususnya interaksi
tersebut
dengan teman sebaya.
siswa
belajar
menjadikan
kemampuan
yang
mengalami
siswa melakukan interaksi sosial
Siswa yang tidak mampu
dengan teman sebaya sangat penting
melakukan interaksi dengan teman
untuk dimiliki siswa agar dapat
sebaya antara lain menunjukkan
menjalin hubungan yang baik antara
perilaku yang acuh tak acuh terhadap
sesama teman. Kemampuan siswa
teman, senang menyendiri, kurang
untuk melakukan interaksi sosial
tanggap apabila teman membutuhkan
dengan teman sebaya akan membuat
bantuan,
siswa
berada
pendapat teman, serta kurang aktif
didalam lingkungan sekolah, mudah
apabila bekerja kelompok dengan
bergaul dengan orang lain serta
teman. Siswa yang menunjukkan
mudah
berbagai
perilaku tersebut dikarenakan mereka
informasi yang diperlukan. Oleh
cenderung masih merasa malu, takut
karena itu interaksi sosial dengan
dan bingung dalam
teman sebaya akan mempengaruhi
sekolah
pergaulan
mengalami kesulitan menyesuaikan
merasa
nyaman
mendapatkan
siswa
di
lingkungan
sekolah.
tidak
mau
yang
menanggapi
menghadapi
baru,
sehingga
diri dengan teman dan lingkungan. Kenyataan yang terjadi, di
Hal tersebut dikarenakan siswa kelas
SMP Negeri 8 Surakarta terdapat
VII merupakan siswa baru yang
banyak siswa yang belum mampu
butuh
melakukan interaksi sosial dengan
keadaan
teman sebaya di sekolah atau bisa
dengan
dikatakan
Kesulitan dalam melakukan interaksi
kesulitan
masih melakukan
mengalami interaksi
dengan teman sebaya. Berdasarkan
sosial
penyesuaian sekolah sekolah
akan
ketidakmampuan
diri
dengan
yang
berbeda
sebelumnya.
berakibat
pada
siswa
untuk
150
melakukan penyesuaian diri karena
masing-masing individu berasal dari
untuk dapat melakukan penyesuaian
berbagai
diri
berbeda.
secara
baik
kemampuan
dibutuhkan
berinteraksi
sosial
latar
belakang
yang
Pernyataan
didukung
oleh
tersebut
penelitian
yang
dengan lingkungan sekitar. Perlu
dilakukan oleh Mauliatun Ni’mah
diketahui bahwa siswa yang mampu
pada siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo
melakukan interaksi sosial secara
Tahun
positif akan membuat siswa mudah
Hubungan
dalam melakukan penyesuaian diri
Interpersonal dan Interaksi Teman
terhadap
Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial
lingkungan
khususnya
2010
kondisi dan latar belakang teman-
Pada
temannya.
tersebut
Sunarto
dan
B.
Agung
yang
Antara
Remaja.
berjudul Komunikasi
Hasil
penelitian
menunjukkan
semakin
tinggi
interaksi
bahwa, teman
Hartono (1994: 182) menyatakan
sebaya maka semakin tinggi pula
bahwa,
penyesuaian
penyesuaian sosial pada remaja. Hal
sebuah
proses
individu
diri
yang
untuk
adalah
dilakukan
tersebut
semakin
mencapai
pernyataan
memperkuat
bahwa
dengan
keseimbangan diri dalam memenuhi
melakukan interaksi sosial dengan
kebutuhan sesuai dengan lingkungan.
teman sebaya, siswa juga melakukan
Pendapat
penyesuaian dengan keadaan, kondisi
tersebut
menegaskan
bahwa untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan
dibutuhkan antara
lingkungan
sebuah
keadaan
dan latar belakang teman-temannya.
maka
Selain masalah penyesuaian
penyesuaian
diri, kesulitan dalam melakukan
dengan
interaksi sosial dengan teman sebaya
lingkungan, sehingga akan terjalin
atau teman di sekolah juga dapat
sebuah interaksi yang baik. Interaksi
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua
dengan
juga
terhadap anak. Peran orang tua dalam
membutuhkan adanya kemampuan
menerapkan pola asuh kepada anak
siswa dalam melakukan penyesuaian
menjadi hal yang sangat menentukan
diri
bagi perkembangan anak. Orang tua
teman
dengan
diri
sebaya
kondisi
lingkungan
utamanya dengan teman, karena
yang
keliru
dalam
memberikan
151
arahan
kepada
menyebabkan
anak
anak
dapat
mudah bergaul dengan orang lain
mengalami
serta mudah mendapatkan berbagai
hambatan dalam hubungan sosialnya.
informasi
Pola asuh orang tua yang salah
Sebaliknya, apabila siswa tidak bisa
misalnya terlalu memanjakan anak
melakukan interaksi dengan teman
akan
sebaya maka siswa akan mengalami
menyebabkan
anak
susah
yang
diperlukan.
bergaul serta berinteraksi dengan
gangguan
teman
hal
hubungan sosialnya di sekolah. Hal
menimbulkan
tersebut apabila tidak segera diatasi
sebayanya
tersebut
sehingga
dapat
hambatan-hambatan dalam mencapai
akan
tugas-tugas
mengalami
perkembangan
dalam
membuat
melakukan
siswa
lebih
kesulitan
untuk
selanjutnya. Andi Mappiare (1982:
berkomuniksai dengan orang lain.
95)
tugas
Dampak lain yang dapat ditimbulkan
perkembangan adalah petunjuk yang
yaitu siswa akan menjadi terisolir,
memungkinkan seseorang mengerti
tidak dapat berkembang, serta tidak
dan
serta
mampu melakukan aktualisasi diri
tuntutan masyarakat dan lingkungan
secara optimal. Oleh sebab itu
terhadap
kemampuan
menjelaskan
memahami
orang
tertentu.
bahwa
harapan
lain
pada
Pernyataan
usia
tersebut
mengandung makna bahwa individu
melakukan
sosial sangat penting untuk dimiliki siswa.
harus memahami tentang hal-hal
Salah satu upaya yang dapat
yang menjadi tuntutan lingkungan
dilakukan
agar
ketidakmampuan
dapat
melakukan
interaksi
interaksi
untuk
mengatasi siswa
dalam
secara baik terhadap lingkungan
melakukan interaksi sosial dengan
sekitar.
teman
awal
sebaya
Seperti telah dijelaskan di
Bimbingan
dapat
menggunakan
kemampuan
diketahui melakukan
bahwa interaksi
Sitti
adalah
melalui
Kelompok
dengan
teknik
Hartinah
sosiodrama. (2009:
4)
sosial dengan teman sebaya akan
mengemukakan bahwa bimbingan
membuat
kelompok
siswa
merasa
nyaman
berada didalam lingkungan sekolah,
merupakan
bimbingan
yang dilaksanakan secara kelompok
152
terhadap sejumlah individu sekaligus supaya
individu
menerima
tersebut
bimbingan
dimaksudkan.
Hal
mengindikasikan kegiatan
bimbingan
pelaksanaannya
teknik sosiodrama didasarkan pada
yang
alasan karena permasalahan yang
dalam kelompok
dilakukan
penggunaan
dapat
tersebut
bahwa
Pemilihan
muncul
berkaitan
dengan
permasalahan sosial yang terjadi dalam
hubungannya
lingkungan
secara
sekitar utamanya dengan lingkungan
sejumlah
teman sebaya sehingga sosiodrama
masing-masing
dipandang tepat untuk meningkatkan
individu dapat memahami kegiatan
interaksi sosial dengan teman sebaya.
bimbingan yang tengah diterapkan.
Melalui teknik sosiodrama, siswa
Bimbingan
memiliki
akan belajar melakukan komunikasi
dapat
efektif dengan orang lain dalam
diterapkan sesuai dengan kebutuhan
bentuk kegiatan memainkan sebuah
dan
peran.
bersama-sama individu
terhadap
sehingga
kelompok
beberapa
teknik
yang
pelaksanaannya.
Salah
satu
Teknik
tersebut
melatih
teknik tersebut adalah sosiodrama.
kemampuan
Winkel (1991: 470) menjelaskan
berkomunikasi dengan orang lain
bahwa
atau berinteraksi sosial dengan orang
sosiodrama
merupakan
siswa
dramatisasi dari persoalan-persoalan
lain
utamanya
yang dapat timbul dalam pergaulan
teman sebaya di sekolah.
dengan orang lain termasuk konflikkonflik
yang
dialami
dalam
dalam
interaksi
dengan
Sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok, penggunaan
pergaulan sosial. Pendapat tersebut
sosiodrama
dapat
teknik
interaksi antar anggota kelompok
sosiodrama merupakan salah satu
sehingga timbul rasa saling percaya
teknik
untuk mengungkapkan masalah. Hal
dimaknai
yang
memberikan
bahwa
digunakan layanan
untuk
bimbingan
tersebut
akan
dikarenakan
menimbulkan
pada
saat
dilaksanakan,
akan
kelompok di sekolah dengan cara
sosiodrama
memerankan
yang
terjadi suatu komunikasi efektif antar
berkaitan dengan masalah-masalah
anggota kelompok sehingga dapat
sosial.
tercipta suatu pemahaman melalui
perilaku
153
diskusi
dan
tanya
jawab
antar
1. Beberapa siswa masih
anggota kelompok sebagai sesuatu
mengalami
yang mendasari individu untuk aktif
dalam
berkomunikasi. Berdasarkan hasil
interaksi sosial dengan
pembahasan
teman sebaya di sekolah.
dalam
kelompok
tersebut maka anggota kelompok (siswa)
dapat
pengalaman
belajar
baru
dari
yang
berupa
hambatan melakukan
2. Para
siswa
mengalami dalam
yang hambatan
berinteraksi
aktifitas yang diperoleh dari kegiatan
dengan teman sebaya
sosiodrama yaitu pelatihan untuk
tersebut pada umumnya
dapat melakukan interaksi sosial
merasa takut, malu dan
dengan teman sebaya secara mudah
bingung
dan tepat.
kondisi lingkungan serta
Berdasarkan
fenomena
teman-teman
tersebut maka peneliti tertarik untuk
yang
mengadakan
akan
dengan
penelitian judul
Kelompok Untuk
Teknik
tindakan
baru,
“Bimbingan
kesulitan
Sosiodrama
penyesuaian
Meningkatkan
Interaksi
Sosial Dengan Teman Sebaya Pada
3. Belum dilaksanakan
Surakarta
layanan
Pelajaran
2011/2012”.
sekolah akibatnya mengalami dalam diri
pernah kegiatan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama
tersebut.
1. Identifikasi Masalah
belakang
masalah
pada
latar
yang
telah
dipaparkan tersebut, maka dapat diidentifikasikan
untuk
mengatasi permasalahan
B. Permasalahan
Mengacu
di
sekolah.
Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tahun
terhadap
berbagai
permasalahan sebagai berikut :
2. Pembatasan Masalah Agar diperoleh pengertian yang tepat, maka perlu adanya
154
pembatasan
masalah.
Adapun
dalam maupun di luar
pembatasan masalah tersebut adalah
kelas.
sebagai berikut :
3. Rumusan Masalah
1. Bimbingan
Kelompok
Berdasarkan latar belakang
Teknik sosiodrama yang
dan identifikasi masalah di atas,
kaitannya
maka
interaksi
dengan sosial
yaitu
dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
pelaksanaan bimbingan
Apakah
bimbingan
kelompok
yang
kelompok teknik sosiodrama efektif
dilakukan
dengan
untuk meningkatkan interaksi sosial
memainkan
sebuah
dengan teman sebaya pada siswa
peran yang digunakan untuk
kelas VII SMP Negeri 8 Surakarta.
mengubah
perilaku individu (siswa) yang
C. Cara Pemecahan Masalah
mengalami
Penelitian
yang
betujuan
hambatan
dalam
untuk mengubah tingkah laku kurang
berinteraksi
sosial
mampu melakukan interaksi sosial
dengan teman sebaya,
dengan teman sebaya di sekolah agar
sehingga siswa tersebut
menjadi tingkah laku yang efektif,
mampu
penuh inisiatif sehingga
berinteraksi
sosial secara baik.
berkomunikasi efektif dilaksanakan
2. Interaksi sosial dengan teman
sebaya
mampu
dengan
menggunakan
penelitian
adalah
tindakan. Adapun pelaksanaannya
hubungan timbal balik
menggunakan bimbingan kelompok
yang
dengan teknik sosiodrama.
dilakukan
oleh
siswa terhadap temantemannya atau
di
lebih
sekolah tepatnya
Sosiodrama
merupakan
salah satu teknik dalam bimbingan kelompok
yang
interaksi antar sesama
memecahkan
siswa baik interaksi di
sosial.
Ketidak
bertujuan
untuk
masalah-masalah mampuan
siswa
dalam melakukan interaksi sosial
155
dengan teman sebaya merupakan salah
satu
bentuk
permasalahan
sosial, maka bimbingan kelompok dengan
teknik
sosiodrama
Hasil diharapkan
penelitian dapat
ini
memberikan
manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
diharapkan akan mengubah perilaku
Manfaat
kurang mampu berinteraksi sosial
penelitian ini adalah sebagai
menjadi mampu melakukan interaksi
berikut :
sosial dengan teman sebaya secara
a. Memberikan pemahaman
baik.
kepada Berikut
adalah
uraian
teoritis
dari
siswa
tentang
perlunya interaksi sosial
pelaksanaan siklus tindakan :
dengan teman sebaya di
1. Rencana tindakan.
sekolah.
2. Pelaksaanaan tindakan.
b. Memberikan
informasi
3. Observasi.
kepada guru dan guru
4. Refleksi. (Suwarsih Madya, 2007:
BK, tentang pentingnya
59)
sosiodrama sebagai teknik bimbingan kelompok. c. Memberikan
D. Tujuan penelitian Tujuan
dari
kegiatan
penelitian ini adalah : Untuk keefektifan teknik
secara
masukan
teoritis
kepada
kepala sekolah tentang mengetahui
pentingnya
teknik
bimbingan
kelompok
sosiodrama
dalam
sosiodrama
dalam
meningkatkan
interaksi
meningkatkan interaksi sosial dengan
sosial
teman sebaya pada siswa kelas VII
sebaya di sekolah.
SMP Negeri 8 Surakarta
dengan
teman
2. Manfaat Praktis Manfaat
praktis
dari
penelitian ini adalah sebagai berikut : E. Manfaat Penelitian
a. Memberi masukan kepada siswa
untuk
dapat
156
melakukan sosial
interaksi
dengan
teman
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
sebaya di sekolah secara efektif.
Metode
digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
b. Memberi masukan kepada
pemberian
guru dan guru BK tentang
kelompok
penerapan
bimbingan
teknik/pendekatan
kelompok
teknik
Pemberian
sosiodrama
untuk
kelompok dengan teknik sosiodrama
interaksi
yang dimaksud adalah pemberian
teman
layanan bimbingan yang diberikan
meningkatkan sosial
dengan
sebaya.
kepada
dengan
bimbingan menggunakan sosiodrama.
tindakan
bimbingan
masukan
masing ditunjuk memainkan sebuah
sekolah
peran sesuai dengan masalah yang
memberikan
dihadapi individu. Memainkan peran
kepala
untuk
fasilitas kepada guru dan
dimaksudkan
guru
kesadaran individu akan masalah
BK
melakukan
dalam bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama.
yang
research). Dede Rahmat Hidayat dan (2012
merupakan
selanjutnya
Penelitian ini direncanakan
jenis penelitian tindakan (action
bahwa
dihadapi,
2. Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan
menyatakan
membuka
berdasarkan peran tersebut individu
1. Metode Penelitian
Badrujaman
untuk
dapat memecahkan masalahnya.
F. Prosedur Penelitian
tindakan
layanan
pada sejumlah individu yang masing-
c. Memberikan
Aip
yang
:
12)
penelitian salah
satu
strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan
dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap satu siklus terdiri dari
empat
tahap
yaitu
tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Keempat tahap
tersebut
sebagai berikut:
dapat
diuraikan
157
a. Perencanaan
6) Masing-masing tutor memberikan
Perencanaan serangkaian
merupakan
tindakan
terencana
penjelasan mengenai alur jalannya drama
sekaligus
melakukan
untuk mencapai tujuan tindakan yang
pembagian peran sesuai dengan
diharapkan.
tokoh yang ada di dalam naskah
Pada
perencanaan
penelitian
tindakan
kegiatan
ini
meliputi
persiapan
drama.
sebelum
7) Setelah masing-masing kelompok
Adapun
memahami materi drama yang
kegiatan persiapan tersebut dapat
dijelaskan oleh tutor maka, tutor
dijabarkan sebagai berikut :
diminta untuk menentukan waktu
pelaksanaan
sosiodrama.
1) Menetapkan
tutor
(asisten
latihan
dari
masing-masing
peneliti) drama untuk masing-
kelompok
masing kelompok.
pementasan drama.
2) Peneliti
memberikan
terlebih dahulu masing
tutor
training
pada agar
masing-
sebelum
kegiatan
8) Peneliti menentukan waktu dan tempat pementasan drama.
diperoleh
pemikiran yang sejalan dengan pemikiran dari peneliti. 3) Peneliti
membagi
b. Tindakan kelompok
Tindakan pada penelitian
menjadi 3 kelompok dan masing-
tindakan merupakan kegiatan praktis
masing kelompok terdiri dari 6
yang
orang anggota kelompok.
diterapkan pada penelitian ini adalah
4) Peneliti menunjuk ketua dari tiaptiap
kelompok
mengkoordinasi
untuk anggota
kelompok. 5) Peneliti
terencana.
melaksanakan sosiodrama
Tindakan
yang
pementasan untuk
meningkatkan
interaksi sosial dengan teman sebaya. Uraian kegiatan dalam pelaksanaan
menetapkan
skenario
tindakan dapat dijelaskan sebagai
drama yang akan ditampilkan
berikut :
untuk masing-masing kelompok
1) Peneliti melakukan breefing pada
kepada masing-masing tutor.
masing-masing
tutor
(asisten
158
peneliti)
sebelum
pementasan
sosiodrama 2) Peneliti dan tutor mempersiapkan tempat pementasan tutor
mengkoordinasi kelompok yang untuk
diskusi
dengan
penonton
untuk
mempersiapkan
diri.
yang
baru
memberikan
4) Peneliti memberikan Ice breaking pada semua peserta sosiodrama serta memberikan uraian singkat jalannya
kegiatan
sosiodrama
saja
selesai
dipentaskan. 9) Peneliti
meminta
penonton
mengenai
kelompok
evaluasi terhadap jalannya drama
3) Masing-masing
diampu
ditampilkan, peneliti melakukan
untuk
kelompok
mengomentari
pementasan drama yang baru saja selesai dipentaskan. 10) Peneliti memberikan tambahan penjelasan kepada semua peserta layanan mengenai makna drama
5) Peneliti melakukan undian untuk
yang telah ditampilkan untuk
menentukan nomor urut tampil
dapat dimaknai dan diaplikasikan
dari
dalam kehidupan sehari-hari.
masing-masing
kelompok
yang akan mementaskan drama. 6) Kelompok
yang
maju
untuk
mementaskan drama ditetapkan sebagai
kelompok
11) Peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan sosiodrama. 12) Peneliti
memberikan
angket
pemain,
posttest kepada semua peserta
sementara kelompok yang lain
sosiodrama untuk diketahui hasil
sebagai kelompok penonton.
dari
7) Peneliti, tutor (asisten peneliti), dan
guru
BK
bersama-sama
mengamati jalannya sosiodrama guna diketahui kemampuan tiaptiap
siswa
dalam
pelaksanaan
bimbingan
13) Peneliti
pelaksanaan sosiodrama.
kelompok
selesai
mengakhiri
sosiodrama.
interaksi dengan siswa lain selama
tiap-tiap
teknik
sosiodrama.
melakukan
8) Setelah penampilan drama dari
kelompok
treatment
c. Observasi
kegiatan
159
Observasi pada penelitian tindakan
memiliki
fungsi
mendokumentasikan tindakan
yang
implikasi
diberikan
kepada
mengamati subjek
perubahan
pada
pembelajaran observasi
perilaku
saat di
kegiatan
kelas.
tersebut
Hasil
kemudian
subyek. Observasi pada penelitian ini
dikuantifikasikan sehingga dapat
yaitu mengamati tingkah laku yang
digabung dengan nilai angket,
dihasilkan pada saat pelaksanaan
sehingga
dapat
sosiodrama
perubahan
kemampuan
maupun
setelah
diketahui siswa
pelaksanaan sosiodrama.
dalam melakukan interaksi sosial
1) Observasi pada saat pelaksanaan
dengan
teman
sebaya.
sosiodrama (observasi proses)
Pelaksanaan kegiatan observasi
Kegiatan
tersebut melibatkan guru BK.
observasi
yang
dilakukan pada saat pelaksanaan sosiodrama yaitu peneliti dan guru BK
bersama-sama
pengamatan
d. Refleksi
melakukan
terhadap
Analisis
dan
Refleksi
jalannya
merupakan sarana untuk melakukan
kegiatan sosiodrama dari masing-
pengkajian kembali tindakan yang
masing
telah
kelompok.
pengamatan pelaksanaan
Kegiatan
pada sosiodrama
dilakukan
kepada
subjek
saat
penelitian. Pada penelitian tindakan
dititik
ini, langkah refleksi digunakan untuk
beratkan pada kemampuan siswa
mengkaji
dalam
hubungan
kelompok teknik sosiodrama dalam
timbal balik dengan siswa lain
meningkatkan interaksi sosial dengan
dalam
teman sebaya. Langkah refleksi pada
melakukan
menampilkan
drama.
keefektifan
Langkah selanjutnya, peneliti dan
penelitian
guru BK membuat kesimpulan
sebagai berikut :
dari hasil observasi tersebut.
1) Peneliti
2) Observasi
setelah
pelaksanaan
sosiodrama (observasi hasil) Observasi sosiodrama
setelah
pelaksanaan
dilakukan
dengan
ini
dapat
melakukan
terhadap
hasil
bimbingan
dijelaskan
analisis
angket
dan
observasi. 2) Hasil
angket
dan
observasi
disamakan skalanya ke dalam
160
skala
100
kemudian
dicari
4) Apabila sudah memenuhi target /
perubahan pada masing-masing
kriteria
subjek
dinyatakan
berhasil,
artinya
bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama
dinyatakan
efektif
rumus
dengan yang
menggunakan
telah
ditetapkan
sebelumnya. 3) Apabila
belum
dicapai
target
untuk
peningkatan seperti yang telah ditetapkan
maka
maka
penelitian
meningkatkan
interaksi
sosial dengan teman sebaya.
dilanjutkan
Penjelasan rencana tindakan di atas
kegiatan sosiodrama untuk siklus
dapat digambarkan dalam bagan
berikutnya sampai target tercapai.
berikut :
Rencana Tindakan I
Permasalahan
5)
Belum Terselesaikan
6)
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Observasi
Dilanjutkan Siklus II Rencana 7) Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
8) Dilanjutkan Siklus selanjutnya sampai 9) masalah Teratasi
Observasi
Belum Terselesaikan
Refleksi II
Bagan 1 : Rencana Tindakan
signifikan
G. Hasil Penelitian
yaitu
perkembangan
Hasil penelitian yang
interaksi sosial dengan teman sebaya
telah dilaksanakan selama dua bulan
mencapai persentase sebesar 56,52%
diperoleh perubahan positif
untuk 18 subjek penelitian. Secara
yang
161
rinci perkembangan sebagai hasil
Oleh karena itu latihan sebelum
perubahan interaksi teman sebaya
pementasan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
diperlukan agar dapat terlaksana
1. Pelaksanaan bimbingan kelompok
dengan baik.
teknik
sosiodrama
dilakukan
sosiodrama
sangat
2. Siswa yang mengikuti layanan
dalam dua siklus yaitu siklus I dan
bimbingan
siklus II. Pada siklus I terdapat
teknik
hambatan
merupakan siswa yang kurang
dalam
pementasan
kelompok
sosiodrama
dengan semuanya
drama yaitu ditemukan beberapa
mampu
siswa
mampu
interaksi sosial dengan teman
memerankan tokoh drama secara
sebaya. Berdasarkan temuan di
baik. Hal tersebut dikarenakan
lapangan diperoleh data bahwa
beberapa siswa tersebut masih
siswa
malu untuk melakukan interaksi
melakukan
dengan
sehingga
teman sebaya bukan semata-mata
menyebabkan komunikasi dalam
yang senang menyendiri, teman
pementasan
terbatas, dan pemalu akan tetapi
yang
belum
teman,
drama
menjadi
terganggu.
Pada
pelaksanaan
sosiodrama
berjalan
dengan
siklus
baik
dalam
yang
melakukan
kurang
mampu
interaksi
dengan
II
siswa yang suka usil pada teman,
dapat
senang membuat kegaduhan di
karena
kelas,
egois,
dan
tidak
mau
masing-masing siswa sudah bisa
menghargai pendapat orang lain
memahami perannya dan semakin
juga termasuk ke dalam kategori
mampu
siswa
dalam
membina
yang
kurang
mampu
komunikasi dan interaksi sosial
melakukan interaksi sosial dengan
dengan orang lain. Hal tersebut
teman
menunjukkan bahwa kemampuan
dikarenakan, siswa yang memiliki
siswa untuk memerankan peran
karakter seperti itu cenderung
dalam
dapat
tidak disukai oleh teman, sehingga
mempengaruhi kemampuan siswa
dapat menghambat kelangsungan
dalam membina interaksi dengan
siswa dalam berinteraksi sosial
teman pada saat bermain drama.
dengan teman sebaya.
sosiodrama
sebaya.
Hal
tersebut
162
3. Bimbingan
kelompok
teknik
pada teman, mau menghargai
sosiodrama
dinyatakan
efektif
pendapat
orang
interaksi
menahan
diri
untuk
meningkatkan
lain, tidak
mampu berbicara
sosial dengan teman sebaya. Hal
kotor,
tersebut dapat dibuktikan dengan
mengemukakan
adanya peningkatan kemampuan
saat diskusi kelompok dengan
siswa dalam melakukan interaksi
teman-teman.Hasil analisis klinis
sosial
tersebut
dengan
teman
sebaya.
serta
mampu
pendapat
menegaskan subjek
pada
bahwa
Secara keseluruhan, pada siklus I
keseluruhan
penelitian
rata-rata perubahan yang dicapai
sudah mampu mencapai salah satu
oleh masing-masing siswa adalah
tugas perkembangan remaja yaitu
sebesar 39,93% dan pada siklus II
membina interaksi sosial dengan
rata-rata perubahan yang dicapai
teman sebaya secara baik.
sebesar 56,52%. Perubahan yang
5. Hasil penelitian tindakan tersebut
dicapai pada siklus II tersebut
dapat membuktikan Teori yang
dapat
dikemukakan
memenuhiindikator
keberhasilan
layanan
yang
oleh
1987(dalam
Scarcella,
Johana
E.
ditetapkan sebelumnya, sehingga
Prawitasari, 2011: 189) bahwa
tindakan sosiodrama siklus II
sosiodrama dapat digunakan di
dinyatakan berhasil.
kelas
4. Hasil
analisis
keseluruhan
subjek
membuktikan perubahan terhadap penelitian.
klinis
penelitian
bahwa yang
untuk
terdapat signifikan
perilaku Perubahan
subjek perilaku
untuk
sosial.
melatih
Pernyataan
interaksi tersebut
menegaskan bahwa sosiodrama cocok
diterapkan
meningkatkan
interaksi
untuk sosial
dengan teman sebaya, sehingga dengan
hasil
yang
telah
tersebut ditunjukkan pada subjek
dicapaidapat dinyatakan bahwa
mau bergabung dengan teman,
bimbingan
kelompok
teknik
mampu
sosiodrama
efektif
untuk
mengerjakan
tugas
kelompok dengan baik, tidak usil pada teman, tidak egois, peduli
meningkatkan kemampuan siswa
163
Didik : Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
dalam melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya DAFTAR PUSTAKA Abu
Ahmadi. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ahmad Asrori. 2009. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VIII Program Akselerasi Di SMP Negeri 9 Surakarta. Skripsi. Tidak Diperdagangkan. Surakarta: Fakultas Kedokteran. Andi Mappiare. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional Arihdya
Caesar. 2012. http://arihdyacaesar.wordpr ess.com/2012/01/17/tugasperkembangan-remaja/. Diakses pada tanggal 2 September 2012.
Bimo Walgito. 1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset. ___________. 1999. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi. Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman. 2012. Penelitian Tindakan Dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Indeks. Desmita. 2009. Perkembangan
Psikologi Peserta
Djumhur dan Muh. Surya. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu. Donik
Restyowati dan Najlatun Naqiyah. 2010. Penerapan Teknik Permainan Kerjasama Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Siswa. Jurnal. Volume 11. UNESA. http://ppb.jurnal.unesa.ac.id /74/volume-11-no-2desember-2010. Diakses pada tanggal 2 September 2012.
Enung Fatimah. 2010. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV Pustaka Setia Gerungan W.A. 1981. PsychologiSosial Suatu Ringkasan. Jakarta : PT. Eresco ____________.2004. Sosial. Bandung : Aditama.
Psikologi PT Refika
Godwin, Dwight L dan Coates, Thomas J. 1976. Helping Student Help Themselves. New Jersey: Prenticehall,inc.
164
Herman J. Waluyo. 2002. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya Yogyakarta. Hurlock,
Johana
Elizabeth. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. E. Prawitasari. 2011. Psikologi Klinis Pengantar Terapan Mikro & Makro. Jakarta : Erlangga
Mauliatun Ni’mah. 2010. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dan Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja Di SMP Negeri 1 Sukoharjo. Skripsi. Tidak Diperdagangkan. Surakarta: Fakultas Kedokteran. Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara Monks.,
Knoers., Siti Rahayu Haditono. 1991. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Muhammad Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia Mungin
Eddy Wibowo. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press.
Nana SY. Sukmadinata. I983. Teori Dan Teknik Bimbingan Kelompok. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia. Prayitno., M.Surya., Thantawy., Mungin Edy Wibowo., Karno To., Afif Zamzami., Elida Prayitno., Dharma Setiawaty., Gito Setyohutomo., Moenir. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah : Buku III Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU). Jakarta : Panebar Aksara. Sanapiah Faisal. 1981. Dasar dan Teknik Penyusun Angket. Surabaya : Usaha Nasional Surabaya. Santrock, John W. 2003. Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Sitti Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama. Slamet Santosa. 1999. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara. Sunarto dan B. Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. __________________________. 1995. Perkembangan
165
Peserta Didik. Rineka Cipta.
Jakarta:
Suwarsih Madya. 2007. Teori dan Praktik penelitian Tindakan ( Action Research). Bandung: Alfabeta. Syamsu
Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syamsu
Yusuf dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tatiek Romlah. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Tidjan., Muh. Farozin., Abdulkahar., Sayekti Pudjosuwarno., Syamsudin., Sugihartono., Sumadi., Sri Iswanti., Yosef Ilmoe., Ariyadi Warsito., Tri Marsiyanti. 1993. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta : UNY Press. Tohirin.
2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Radja Grafindo.
Warkitri, Chasiyah, dan Siti Mardiyati. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Depdiknas UNS Surakarta. Winkel W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.