BIMBINGAN SPIRITUAL PADA USIA LANJUT (LANSIA)

Download BIMBINGAN SPIRITUAL. PADA USIA LANJUT (LANSIA). Hj. Fauziah. Abstrak. Jumlah masyarakat lanjut usia di dunia secara kuantitas dan kualitas ...

0 downloads 479 Views 283KB Size
BIMBINGAN SPIRITUAL PADA USIA LANJUT (LANSIA) Hj. Fauziah

Abstrak Jumlah masyarakat lanjut usia di dunia secara kuantitas dan kualitas semakin tinggi. Secara kuantitas, jumlah populasi lanjut usia semakin banyak dan secara kualitas, usia harapan hidupnya semakin panjang. Sehingga dengan adanya peningkatan tersebut menimbulkan permasalahan baru yang semakin kompleks berkaitan dengan penurunan fisik, permasalahan psikologis, social dan spiritual. Masa tua dalam budaya tertentu bahkan dianggap sebagai masa yang kurang produktif dan hanya menjadi parasit dalam kehidupan sehingga dianggap sebelah mata dan menjadi kaum yang minoritas. Oleh karena itu diperlukan penanganan berkaitan dengan kehidupan lansia dengan cara konseling dengan pendekatan budaya dan spiritual. Pendekatan budaya dilakukan dengan teknik mengingat masa lalu, life review dan guided autobiographi. Sedangkan pendekatan spiritual dengan bermacam-macam teknik seperti doa, mengajarkan konsepkonsep spiritual, referensi kitab suci, pengalaman spiritual, konfrontasi spiritual, do’a bersama antara klien dan konselor, dorongan memaafkan, penggunaan komunitas atau kelompok beragama, do’a klien, biblioterapi keagamaan. Pendekatan Cultural Spiritual ini tepat dilakukan agar masa tua dapat dimaknai dengan positif dan masyarakat lanjut usia tidak dianggap lagi sebagai kaum minoritas melainkan bagian individu yang mempunyai nilai kemanfaatan yang tinggi dalam kehidupan.

Kata Kunci: Pendekatan Spiritual, Proses komunikasi, Identifikasi masalah A. Pendahuluan

tahun sebagai usia yang menunjukkan

Lanjut usia (Lansia) merupakan periode

dimana

organisme

telah

mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi

dan

juga

telah

menunjukkan

kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa

pendapat

mengenai

“usia

proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.

kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65

banyak

menghadapi

berbagai masalah, komunikasi, kesehatan mental dan keagamaan. Sehingga perlu penanganan segera. Berbagai persoalan hidup yang

kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan

Lansia

dihadapi oleh lansia sepanjang hayatnya, salah satunya gangguan pola komunikasi.

﴾ 18 ﴿

Pola komunikasi pada lansia sangat

keagamaan.

membantu

bimbingan dan konseling keagamaan ini

dalam

proses

bimbingan.

Melalui

pendekatan

Proses komunikasi yang baik diperlukan

sangat

membantu para lansia dalam

suatu informasi serta motivasi yang kuat.

memecahkan peroblematika psikologis

Diharapakan pola komunikasi yang baik

keagamaan pada dirinya. Pendekatan

nantinya akan memberikan kontribusi

bimbingan dan konseling keagamaan

yang baik antara pembimbing dan lansia

Islam

dalam menyelesaikan masalah.

bantuan terhadap individu agar mampu

merupakan

proses

pemberian

Masalah kesehatan mental juga

selaras dengan ketentuan dan petunjuk

dialami para lansia. Masalah kesehatan

Allah swt, sehingga dapat mencapai

mental berasal dari 4 aspek yaitu fisik,

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah

Dengan demikian, bimbingan dan

tersebut dapat berupa emosi labil, mudah

konseling

tersinggung,

sebagai

dilecehkan,

gampang kecewa,

merasa

tidak

bahagia,

keagamaan usaha

Islam,

untuk

yaitu

memberikan

bantuan pada lansia yang mengalami

perasaan kehilangan, dan tidak berguna.

kesulitan

Para lansia dengan problem tersebut

menjalankan

menjadi rentan mengalami gangguan

dengan

psikiatrik

ansietas

agama, yakni dengan membangkitkan

(kecemasan), psikosis (kegilaan) atau

kekuatan getaran batin (iman) di dalam

kecanduan

umumnya

dirinya untuk mendorongnya mengatasi

masalah kesehatan mental lansia adalah

masalah yang dihadapinya. Oleh karena

masalah

Penyesuaian

itu penanganan persoalan psikologis yang

tersebut karena adanya perubahan dari

dialami para lansia menjadi sangat efektif

keadaan sebelumnya (fisik masih kuat,

melalui pendekatan ini. Ketika para lansia

bekerja

menghabiskan masa tuanya maka perlu

seperti

obat.

depresi,

Pada

penyesuaian.

dan

berpenghasilan)

menjadi

kemunduran. Selain

lahir

dan

batin

tugas-tugas menggunakan

selama hidupnya

pendekatan

untuk dibangkitkan kekuatan imannya komunikasi,

untuk mengatasi persoalan keagamaan

kesehatan mental, masalah keagamaan

sehingga para lansia dapat menjalani

juga di alami oleh para lansia, dimana

kehidupannya

pada

menjadikan masa-masa hidupnya penuh

masa

masalah

tuanya

itu

mereka

memerlukan ketenangan jiwa sehingga

dengan

perlu

bersemangat,

adanya

pendampingan

pendekatan bimbingan dan

dengan konseling

agar

lebih

ketenangan, serta

bermakna,

optimis/

membantu

para

lansia untuk tidak berputus asa dalam

﴾ 19 ﴿

menjalani

kehidupan

di

akhir

masa

tuanya.

panti

tersebut,

mereka

keanekaragaman

Melalui

pendekatan

bimbingan

memiliki

alasan

mengapa

berada di sana, ada yang

dititipi oleh

dan konseling keagamaan tersebut di

keluarga

mereka

harapkan dapat membantu para lansia

keluarga/terlantar.

dan

tidak

memiliki

menajamkan hati nurani, menghidupkan

Sementara kegiatan yang biasa

perasaan dan mengingatkan hati. Dengan

dilakukan oleh mereka hanya kegiatan-

demikian

dan

kegiatan biasa yang tidak memakan

konseling berbasis agama merupakan

energi. Seperti menyapu, mengepel ,dan

solusi yang tepat bagi para lanisa untuk

rutinitas lainnya yang sangat sederhana

menghabiskan

(makan dan tidur).

Konteks

pendekatan

masa

bimbingan

bimbingan

tuanya. dan

Dalam

konseling

Para

Lansia

juga

sering

keagamaan, para lansia di ajak untuk

mengalami konflik antara sesama lansia.

menyadari

Alasannya pun beraneka ragam. Ada

kembali

eksistensi

dirinya

sebagai hamba Allah SWT.

yang karena salah paham, sesama lansia

Hasil survey yang telah kami lakukan di Panti Jompo Mulia Darma di Jl.

ada yang malas dan kesulitan dalam berkomunikasi.

Adi Sucipto KM 12 ,6 Sungai Raya pada

Kegiatan

pembinaan

yang

tanggal 30 Oktober 2010 , jumlah lansia

dilakukan pihak pengelola di antaranya

yang terdapat

memberikan

di panti jompo tersebut

pembinaan

keagamaan

sebanyak 90 orang dengan kapasitas

sesuai dengan agama yang dianut para

daya tampung 90 orang. Jumlah 90 orang

lansia.

ini merupakan jumlah maksimal. Jika ada

diperhatikan ialah mengingat para lansia

lansia yang ingin di tampung lagi di panti

sudah memiliki keterbatasan secara fisik.

jompo tersebut, maka akan

Maka dalam hal berkomunikasi akan

melebihi

Kesulitan-kesulitan yang

batas yang sudah ditentukan , dengan itu

sedikit

panti tidak menerima lagi dengan alasan

berinteraksi.

terbatasnya tempat penampungan.

Mendampingi

Dari jumlah lansia yang ada di sana,

53

0rang

bergama

mengalami

Islam,

memerlukan tersendiri,

teknik karena

hambatan

para dan

perlu

saat

lansia

pendekatan

kondisinya

yang

sementara sisanya bergama lain. Seperti

cendrung berubah-ubah serta emosional,

Katolik, Protestan, Konghuchu, Budha

sehingga memerlukan kesabaran lebih

dan Hindu. Dengan rata-rata umur di atas

besar serta memahami permasalahan

60 tahun. Semua lansia yang berada di

yang terjadi pada diri dan lingkungannya.

﴾ 20 ﴿

Bimbingan konseling islam adalah

konstrukstif (construction personality), tipe

salah satu upaya praktis yang dapat

ini tidak perlu konseling tetapi konselor

menjadikan mereka para lansia menjadi

dibutuhkan sebagai pendamping bagi

lebih tenang dan dapt menikmati masa

yang membutuhkan, namun jika beliau

usia lanjutnya dengan penuh keikhlasan

masih memiliki anak dan pasangan hidup

selama menjalani kesulitan dan persoalan

berarti

kecemasan yang sangat besar tentang

pendamping

akan datangnya kematian pada mereka

dipaksakan,

setiap waktu, sementara mereka merasa

tergantung (dependent personality), disini

belum

mendapatkan

konselor dapat membangkitkan keinginan

siksaan di alam kubur, ditambah kondisi

konseli untuk berbuat sesuatu bagi orang

fisik yang sedemakin lemah dan tidak

lain

berdaya.

penyuluhan tentang makanan yang sehat

siap

dan

takut

bagi B. Bimbingan Konseling Pada Usia Lanjut(LANSIA) Individu

usia

lanjut

umumnya

ia

atau

lansia,

sudah

cukup

memiliki

sebaiknya (2)

tipe

mungkin

sebab

jangan kepribadian

memberikan

konseling

disini

berguna agar lansia memahami bahwa kemampuan dan pengalamannya masih bermanfaat bagi orang lain, (3) tipe

memiliki sikap yang lemah, baik lemah

kepribadian

terhadap kondisi fisik maupun lemah

personality), konselor bekerja dengan

menyesuaikan

lingkungannya.

labih banyak mendengarkan sebelum

Yang perlu digaris bawahi disini adalah

perlahan mengubah persepsi lansia yang

bahwa meraih usia panjang tidak hanya

tidak suka menjadi tua dan pensiun,

persoalan

pada

sehingga ia bisa menerima hal tersebut,

lansia, tetapi yang lebih penting adalah

(4) tipe kepribadian bermusuhan (hosility

bagaimana

mental

seseorang

dalam

personality), tipe ini paling sulit didekati,

menyikapi

rentang

hidupnya.

Seperti

mungkin konselor hanya berguna sebagai

halnya usia lanjut disini mereka harus

pendamping seperti pada tipe konstruktif,

mampu

(5) tipe kepribadian kritik diri (self hate

dengan

untuk

menjaga fisik

menyikapi

rentang

hidupnya

mandiri

konseling

(independent

dengan berusaha memahami keadaan

personality),

disini

berguna

yang ada pada dirinya.

untuk memberikan support bagi lansia,

Konseling yang dilakukan pada

yang mana konseling bertujuan untuk

lansia bergantung pada tipe psikologis

menghilangkan persepsi yang negatif

lansia yang akan dibagi menjadi lima tipe,

tentang diri konseli.

antara

lain

(1)

tipe

kepribadian

﴾ 21 ﴿

Mencoba memberikan pelayanan

populasi usia lanjut maka permasalahan

yang tepat untuk lansia adalah salah satu

pada usia lanjut yang dipaparkan di atas

cara untuk membantu lansia agar dapat

akan semakin meningkat, yaitu masalah

menerima

secara

keadaannya

yang

sesungguhnya ia jalani, dengan begitu

akan

berusaha

untuk

psikologis,

social

dan

spiritual.

jika lansia dapat memahami dirinya maka ia

fisik,

Selanjutnya,

dengan

beragam

dapat

permasalahan yang multidimensi dan unik

menyesuaikan diri dengan kondisi fisik,

tersebut, akan membawa sikap budaya

sosial-psikologisnya

terhadap

dengan

tepat.

warga

usia

lanjut

Dengan memperlakukan lansia sesuai

mempunyai

keinginannya

menutup

Spiritual dalam Konseling bagi Lansia

kemungkinan bahwa lansia perlahan-

4 implikasi terhadap kesejahteraan fisik

lahan akan lebih dapat menerima diri.

maupun

hal

ini

tidak

Keadaan yang ada pada lansia cenderung masalah

berpotensi kesehatan

menimbulkan

mental

Cultural

mereka.

Pada

masyarakat tradisional warga usia lanjut ditempatkan

pada

kedudukan

yang

umum

terhormat, sebagai Pinisepuh atau Ketua

maupun kesehatan secara khusus, baik

Adat dengan tugas sosial tertentu sesuai

kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa.

adat istiadatnya, sehingga warga usia

Oleh karena itu diperlukan penyuluhan

lanjut dalam masyarakat ini masih terus

kepada lansia agar dapat menerima

memperlihatkan

keadaan dengan mencari sisi positif dari

partisipasinya dalam masalah-masalah

kemampuan dan pengalaman yang ada

kemasyarakatan. Hal ini secara tidak

pada konseli (lansia), agar ia berpikir

langsung

bahwa ia masih berguna dan dibutuhkan

pemeliharaan kesehatan fisik maupun

orang lain.

mental

Menurut

secara

Pendekatan

yang

perkiraan

dari

United

perhatian

berpengaruh

mereka.

kehidupan

dan

kondusif

Sebaliknya

masyarakat

bagi

struktur

modern

sulit

State Bureau of Census 1993, populasi

memberikan peran fungsional pada warga

usia lanjut di Indonesia diproyeksikan

usia

antara tahun 1990-2023 akan naik 414%,

kepada sekedar peran formal, kehilangan

suatu angka tertinggi di seluruh dunia.

pengakuan

Dan pada tahun 2020 Indonesia akan

kemandiriannya.

merupakan urutan ke 4 jumlah usia lanjut

menyebabkan warga usia lanjut dalam

paling banyak sesudah Cina, India dan

masyarakat modern menjadi lebih rentan

Amerika Serikat. Dengan meningkatnya

﴾ 22 ﴿

lanjut,

posisi

akan

mereka

bergeser

kapasitas Keadaan

dan ini

terhadap tema-tema kehilangan dalam

akhir

perjalanan hidupnya.

khaliq/ Tuhan Yang Maha Esa.

Era

globalisasi

membawa

konsekuensi pergeseran budaya yang cepat dan terus-menerus, membuat nilainilai tradisional sulit beradaptasi. Warga usia

lanjut

sekarang,

yang

hidup

seolah-olah

pada

masa

dituntut

untuk

mampu hidup dalam dua dunia yakni : kebudayaan

masa

lalu

membentuk

sebagian

yang

telah

aspek

dari

mendekati

“Masa penuaan umur ummatku adalah enam puluh hingga tujuh puluh tahun.” (HR.Muslim dan Nasai). Mereka berkata : ” Ya Rasulullah, bearapakah ketetapan umur-umur umatmu?” Jawab Beliau: “Saat kematian mereka (pada umumnya) antara usia enampuluh dan tujuh puluh.” Mereka bertanya lagi : “Ya Rasulullah bagaimana dengan umur delapan puluh?” Jawab Beliau, “Sedikit sekali ummatku yang dapat mencapainya. Semoga Allah merahmati orang-orang yang mencapai umur delapan puluh.” (HR Hudzaifah Ibn Yamani)

C. Tujuan KegiatanKonseling lansia

komunikasi,

family

konseling, dan layanan keagamaan. 1. Para

Lansia

dapat

menjalani

kehidupannya agar lebih bermakna. 2. Menjadikan penuh

masa-masa dengan

hidupnya ketenangan,

optimis/bersemangat. 3. Membantu para lansia untuk tidak berputus

asa

dalam

menjalani

kehidupan. 4. Mendampingi

para

lansia

untuk

mendapatkan ketenangan jiwa dalam menjalani sisa hidupnya/ masa kritis di

kehidupan

berikut:

kejiwaan.

layanan

siklus

digambarkan dalam Al-Hadits sebagai

potensial mencetuskan berbagai masalah

bentuk

akhir

60-an sampai akhir kehidupan. Periode ini

ancaman bagi integritas egonya, dan

dalam

sang

manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai

adaptasi perilaku. Keadaan ini merupakan

bantuan

menghadap

Usia lanjut merupakan usia yang

kepribadian dan kekinian yang menuntut

Memberikan

penantian

Tahap usia lanjut adalah tahap dimana terjadi penuaan dan penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan daripada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan

degenerative

pada

kulit,

tulang, jantung, pembuluh darah, paruparu, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan

kemampuan

yang

terbatas,

mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit,

﴾ 23 ﴿

sindroma

dan

kesakitan

dibandingkan dengan dewasa lainnya

tingkat

(Hasan: 2006).

partisipasi yang tinggi daripada kaum

Lansia adalah periode dimana

komitmen

mudanya.

beragama

Hasil

dan

penelitian

ini

organisme telah mencapai kemasakan

menghasilkan sesuatu yang positif yaitu

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah

kuatnya system keyakinan didalam diri,

menunjukkan

menemukan kebenaran pada kekuatan

kemunduran

sejalan

dengan waktu

yang lebih tinggi, dan akhirnya akan membawa pada kebermaknaan dalam

D. Bentuk Layanan

kehidupan sehari-hari bagi lansia, dan

Martin dan Osborn (Damayanti, 2008) menyebutkan bahwa ada beberapa factor

yang

menyebabkan

rendah pada lansia disertai dengan perasaan-perasaan seperti

perasaan

takut,

mengasihani diri sendiri dan berpusat

kebudayaan

situasional,

positif

dari

keterlibatan

orang

dewasa

lanjut

Vanderpool,1992). karakteristik

(Levin

&

Berdasarkan

tersebut,

Idler

(1987),

menemukan fakta bahwa populasi lansia wanita yang melakukan kegiatan agama di masyarakat memperlihatkan tingkat

pada diri sendiri. 2. Faktor

Aspek

religious/spiritual dapat ditemukan pada

1. Faktor psikologis, yaitu harga diri

negative

hilangnya stereotip negative pada lansia.

terjadinya

permasalahan pada lansia, yaitu :

munculnya

system keyakinan ini akan membuat

yaitu

dan terjadinya

perubahan dalam tata cara hidup dan

depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan pria, mereka melakukan perilaku beragama

secara

pribadi

dan

berpengaruh terhadap tingkat depresi

kultur budaya keluarga. 3. Faktor spiritual yaitu kekosongan

yang

rendah.

Perbedaan

gender

memberikan pengaruh yang signifikan

agama dan spiritual.

terhadap kesehatan. Perasaan terisolir biasanya juga dialami oleh lansia, mereka

Konseling Spiritualitas pada Lansia

juga kehilangan mobilitas dan merasa Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terlihat ada hubungan yang positif antara agama, spiritualitas dan well-being (Burke, Chauvin & Miranti, 2005). Di Amerika,

lansia

Afrika

Amerika

dan

kelompok minoritas lainnya mempunyai

kehilangan akan kematian keluarga dan teman dekat. Koenig, George, dan Siegler (1988) melaporkan hasil penelitiannya bahwa

agama

dan

spiritual

adalah

sumber coping yang biasanya digunakan oleh lansia ketika mengalami sedih,

﴾ 24 ﴿

kesepian dan kehilangan. Krause dan Tran

(1989)

menemukan

1. Kehidupan lanjut

bahwa

keyakinan beragama dan spiritual dapat menangani

individu

yang

mengalami

keagamaan

sudah

pada

mencapai

usia

tingkat

kemantapan . 2. Meningkatnya kecenderungan untuk

stress.

menerima pendapat keagamaan. Tornstam (2003) dalam Lee, dkk

(2007)

menempatkan

individu

yang

lansia

sebagai

bergerak

dalam

memandang hidup secara materialistic

3. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas

tentang

kehidupan

akhirat

secara lebih sungguh-sungguh. 4. Sikap

keagamaan

cenderung

kepada cara pandang transenden dan

mengarah kepada kebutuhan saling

spiritual. Berdasarkan pendapat Tornstam

cinta antar sesama manusia, serta

tersebut, bentuk layanan konseling pada

sifat-sifat luhur.

LANSIA, dilakukan dengan pendekatan

5. Timbul rasa takut kepada kematian

spiritual yang menekankan pada aspek: 1. Layanan

komunikasi

lansia

yang meningkat sejalan dengan usia :

Membantu lansia dalam mengatasi kesulitan

berkomunikasi

yang bertambah lanjut Konseling kelompok Konseling kelompok adalah cara

danberinteraksi/ bersosialisasi dengan yang

orang lain 2. Layanan

menyelesaikan

permasalahan-permasalahan

lansia

konseling

dikhususkan

pada

keagamaan lansia

yang

dan

Burnside

(2007)

(2005)

menjelaskan

dalam prinsip-

lansia, yaitu: memaksimalkan

keefektifan

hal

ibadah

konseling, pemimpin kelompok harus

Al-Qur’an

dan

praktek

bersikap lebih aktif, directive dan lebih terbuka.

Atkinson (1983) menjelaskan latar yang

menjadi

2. Berorientasi daripada

penyebab

manusia usia lanjut ,secara garis besar keberagamaan

di

usia

pemecahan

insight

atau

masalah, perubahan

kepribadian.

kecenderungan sikap keagamaan pada

ciri-ciri

dalam

prinsip dalam konseling kelompok bagi

sholat)/ Tata cara shalat.

belakang

dilakukan

dalam

4. Membimbing (membaca

Haight

1. Untuk

beragama Islam.

sering

mengatasi permasalahan pada lansia.

Lee,dkk

dalam bentuk family konseling. 3. Layanan

paling

3. Pemimpin

lanjut

adalah :

﴾ 25 ﴿

dengan

kelompok

harus

penuh/attend

hadir dan

memperhatikan visi, pergerakan serta energy pada kelompok lansia. 4. Pemimpin

kelompok

Sedangkan untuk setting kerja konseling spiritual, digambarkan Miller

harus

sebagai satu alur kegiatan bantuan yang

psikologis

dilakukan konselor professional dengan

kepada anggota kelompok; sehingga

cara melihat atau melakukan penilaian

hal tersebut dapat meningkatkan rasa

terhadap cara pandang spiritual atau

percaya diri pada anggota kelompok

keberagamaan

dan

dengan kuatnya isu keberagamaan pada

memberikan

akan

dukungan

lebih

mempersatukan

kelompok.

pasien

5. Anggota dan pemimpin harus saling

dan

nyaman

pasien

pasien

jika

yang

ditandai

merasa

melakukan

kurang

konseling

memberi dukungan terutama dalam

sekuler. Setelah hal tersebut terjadi, maka

meningkatkan self esteem/harga diri.

konseling yang digunakan oleh konselor

6. Mendatangi kelompok dengan tujuan

tersebut adalah konseling religious yang

yang jelas dan bersifat objektif.

nantinya akan menentukan terapi yang sesuai bagi pasien yaitu dengan cara

Konseling Spiritual

menghormati nilai-nilai yang dianut klien,

Saat ini perhatian terhadap aspek spiritual

dan

agama

tidak

hanya

dirasakan oleh warga Amerika saja, tetapi secara

Internasional.

Berdasarkan

paparan diatas maka para konselor harus

menghindari

agama serta para konselor juga harus mempersiapkan pelayanan bagi klien yang

mempunyai

perspektif

tentang

agama dan spiritual sebagai sumber penyembuhan

(healing)

di

dalam

kehidupan mereka. Salah satu klien yang akan

ditangani

salahsatu

tugas

adalah

lansia

utamanya

yang adalah

berhubungan dengan masalah eksistensi dan pemaknaan terhadap hidup.

ganda

erkolaborasi dengan pemuka agama, mengembangkan identitas spiritual klien serta memilih intervensi yang cocok bagi klien. Berdasarkan

mempersiapkan konseling bagi klien yang memperhatikan masalah spiritual dan

hubungan

tujuan

konseling

spiritual diatas, hal yang membedakan konseling spiritual dengan sekuler adalah keyakinan bahwa Tuhan mengintervensi kehidupan manusia untuk menolongnya agar

dapat

mengatasi

masalah,

memelihara kesehatan, dan melakukan perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik.

Dalaam

proses

memberikan

bantuan terhadap klien, konselor spiritual memberikan dorongan kepada mereka agar

lebih

keyakinan

﴾ 26 ﴿

meyakini terhadap

Tuhan

karena

Tuhan

dapat

membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya. keyakinan

Konselor

memberikan

terhadap

klien

IMPLIKASI TREATMEN KESELURUHAN

SECARA

bahwa

Pada tahun 1983, Myers mencatat

perubahan terapeutik yang terjadi yaitu

bahwa hanya 36 % program pendidikan

kesembuhan dan perkembangan dirinya

konselor yang menawarkan kursus dalam

difasilitasi oleh keyakinan akan petunjuk

menangani lansia dan hanya 1-4 % lansia

dan cinta kasihNya (Yusuf, 2007:27).

yang

menerima

layanan

kesehatan

mental. Rendahnya penggunaan layanan Teknik Konseling Spiritual

kesehatan

Richards dan Bergin (2007) dalam Yusuf (2007:31) memberikan intervensi konseling

spiritual

mengajarkan

dengan

konsep-konsep

doa, spiritual,

klien dan konselor, dorongan memaafkan, penggunaan komunitas atau kelompok beragama,

do’a

keagamaan.

klien,

biblioterapi

Selanjutnya

berkaitan

dengan teknik ini, Richards dan Bergin (2007)

dalam

Yusuf

(2007)

Intervensi 1. Counselor Prayer

2. Pemberian informasi

Keterangan Pembacaan do’a bagi klien

Pemberian informasi tentang kehidupan lansia

dari

bagi pra praktisi kesehatan mental (Myers & Schwiebert, 1996). Sekarang, konseling gerontology melibatkan

diri

konseling.

Ada

pendidikan

kedalam

bagian

beberapa

bagi

dari

program

konselor

yang

menawarkan pelatihan khusus dalam konseling gerontology. Konselor yang menangani

klien

lansia

biasanya

mempunyai aturan yang penting sebagai atau

meninggalkan

Tabel 1 BENTUK LAYANAN KONSELING ISLAM PADA LANSIA

ciri

atau konselor dan rendahnya pelatihan

konselor

merangkumnya dalam table dibawah ini:

adalah

kebiasaan yang negative antara klien

referensi kitab suci, pengalaman spiritual, konfrontasi spiritual, do’a bersama antara

mental

pendidik pekerjaan

yang mereka

sebelumnya, konselor kematian, konselor keluarga,

Contoh Konselor mendo’akan klien agar dapat mengembangka n pemahaman tentang masalah dirinya dan mampu mengatasinya. Konselor memberika informasi agar klien berkembang kesadarannya

pendidikan.

dan

layanan

(Johnson&Riker,

konselor 1982).

American Counselor Association telah mengembangkan

minimum

10

kompetensi bagi semua konselor dan 16 kompetensi

minimal

bagi

konselor

spesialis gerontology (Myers & Sweeney, 1990). Kompetensi minimal bagi semua konselor terutama focus pada sikap dan pengetahuan konselor, dan kompetensi

﴾ 27 ﴿

keterampilan yang menekankan pada

memunculkan perasaan tenang, tentram

konseling gerontology.

dan bahagia. Pikiran dan pandangan yang

E. Kesimpulan Manusia

positif

juga

akan

sangat

mempengaruhi kehidupan lansia menjadi usia

lanjut

adalah

manusia yang sudah tidak produktif lagi.

lebih

produktif.

Dengan

pendekatan

spiritualitas/nilai-nilai keagamaan.

Kondisi fisik rata-rata sudah menurun, sehingga dalam kondisi yang sudah uzur ini berbagai macam penyakit sudah siap untuk

menggerogoti

mereka.

F. Daftar Pustaka Atkinson, Rita. 1997. Pengantar Psikologi

Selain

. Jakarta:Erlangga.

masalah fisik, muncul juga permasalahan

Burke, Chauvin, Miranti. 2005. Religious

yang berhubungan dengan psikologis,

and Spiritual Issues in Counseling.

social

New York : Rotledge.

dan

spiritual

seperti

merasa

kesepian, terisolasi, stress, depresi dan

Badan Keluarga Berencana. 2007. Profil

merasa tidak bermakna lagi. Dengan

Bina-Bina

demikian di usia lanjut ini terkadang

Pemerintah Kota Bandung.

muncul

semacam

pemikiran

Keluarga.

Bandung:

bahwa

Damayanti, Asma. 2008. Gambaran Jenis

mereka berada pada sisa umur hanya

dan Tingkat Kesepian pada Lansia.

menunggu datangnya kematian. Padahal

Bandung:Universitas Padjadjaran

tidak demikian, mereka membutuhkan

Hasan,Purwakania.

2006.

kehidupan yang sejahtera dan bahagia.

Perkembangan

Spiritualitas, sebagai suatu pendekatan

Jakarta:Rajawali Press

dalam bimbingan konseling Islam, adalah

Psikologi Islami.

Lee, Blando, Mizelle, Orozco. 2007.

energy yang menghubungkan masa lanjut

Introduction

usia untuk mengenal dirinya lebih dalam

Counseling

dan merasa terhubung denagan Tuhan

Professional. New York:Rotledge

dan

alam

semesta

sehingga

﴾ 28 ﴿

to for

Multicultural Helping