bok - Medika Respati

2 Apr 2017 ... Jati Untari, Manahati Zebua, Arnoldus Yansen Luhadu. INTISARI. Bantuan Operasional Kesehatan merupakan langkah pemerintah untuk menduku...

67 downloads 566 Views 394KB Size
Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

PEMANFAATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MDGS: STUDI KASUS PUSKESMAS KAWANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2014 UTILIZATION OF HEALTH OPERATIONAL AID (BOK) PROGRAM PERFORMANCE ACHIEVEMENTS OF THE MDGS: CASE STUDY IN KAWANGU PUBLIC HEALTH CENTER SUMBA TIMUR DISTRICT NUSA TENGGARA TIMUR PROVINCE IN 2014 Jati Untari, Manahati Zebua, Arnoldus Yansen Luhadu INTISARI Bantuan Operasional Kesehatan merupakan langkah pemerintah untuk mendukung penyelenggaraan operasional puskesmas sehingga semakin mendorong petugas puskesmas untuk meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringannya dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat promotif preventif kepada masyarakat. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan terhadap pencapaian kinerja program MDGs di Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara mendalam pada 7 informan. Rancangan penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli sampai 15 Juli tahun 2015. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan program BOK di Puskesmas Kawangu telah berjalan dengan baik. Terdapat peningkatan dalam pencapaian kegiatan di Puskesmas Kawangu tahun 2014 yaitu antara 2% sampai 24% tetapi peningkatan tersebut masih dibawah target. Kata Kunci: Pemanfaatan, Pencapaian Kinerja, BOK, Puskesmas

Abstract Operational Support Health is the government's measures to support the implementation of the operational health centers so that more encouraging officers to improve the performance of health centers and networks in implementing preventive promotive activities to the public. The purpose of this study was to examine the use of Health Operational Support to the achievement of MDGs program performance in the Kawangu Health Center Sumba Timur District Nusa Tenggara Timur Province. This research is descriptive qualitative depth interview on 7 informants. The design of this study is a case study conducted on July 2 to July 15 2015. The sampling technique used in this research is purposive samplingThe conclusion of this study that the implementation of the program BOK in Kawangu Public Health Center has been going well. There is an increase in activity in the Kawangu Public Health Center achievement by 2014 of between 2% to 24% but the increase is still below target. Keywords: Utilization, Performance Achievement, BOK, Public H

investasi bagi pembangunan sumber daya

PENDAHULUAN Pembangunan

kesehatan

manusia yang produktif secara sosial dan

diarahkan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

ekonomis.1

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

dilaksanakan melalui peningkatan pada

orang agar terwujud derajat kesehatan

upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,

masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai

sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, 12

Pembangunan

alat

kesehatan,

kesehatan

makanan,

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

manajemen dan informasi kesehatan dan

dan menjadi kunci awal sukses atau

pemberdayaan masyarakat². Kinerja sistem

tidaknya suatu program kesehatan ke

kesehatan Indonesia yang diukur dengan

depannya5. Dalam mempercepat pencapaian

berbagai indikator seperti umur harapan

sasaran-sasaran pembangunan kesehatan di

hidup,

Indoneia, Kementerian Kesehatan telah

angka

kematian

bayi,

akses

penduduk ke air bersih dan akses ke

melakukan

fasilitas

morbiditas,

berbagai perubahan yang dilaksanakan

status gizi dan lain sebagainya berada pada

secara berkesinambungan, salah satunya

urutan ke 92 jauh lebih rendah dari kinerja

adalah dengan dana Bantuan Operasional

sistem kesehatan negara tetangga seperti

Kesehatan (BOK) yang bersumber dari

Malaysia urutan ke 49, Thailand urutan ke

Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan

47 dan Filipina yang berada pada urutan ke

Negara (APBN)

60.3 Sesuai dengan amanat Undang-Undang

pemerintah daerah untuk mencapai target

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

kesehatan nasional6. Bantuan Operasional

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka

Kesehatan merupakan salah satu langkah

sebagai salah satu pelaku pembangunan

pemerintah untuk mempercepat pencapaian

kesehatan Kementerian kesehatan telah

MDGs bidang kesehatan.

kesehatan,

tingkat

menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Kesehatan.

Pemberian

terobosan

melalui

melalui mekanisme

BOK

didasarkan

pada

satu

pertimbangan bahwa biaya operasional

pembangunan kesehatan yang direncanakan

puskesmas relative kecil, karena alokasi

adalah

anggaran

dengan

pembiayaan

Salah

upaya

melalui

kesehatan

peningkatan dalam

upaya

pemerintah

daerah

dibidang

kesehatan untuk kegiatan di puskesmas

pelayanan kesehatan di masyarakat yang

lebih

merata secara keseluruhan dari tingkat

kesehatan kuratif dan rehabilitatif serta

provinsi

kurang

sampai

kabupaten/kota

dalam

bidang kesehatan4. Pembiayaan merupakan

diarahkan

memperhatikan

di

sektor satu

kesehatan

upaya-upaya

faktor

berdampak pada kurang optimalnya kinerja

yang

tenaga

kesehatan

mempengaruhi tinggi rendahnya derajat

memberikan

kesehatan

preventif.7

masyarakat.

Rendahnya

anggaran di sektor kesehatan menyebabkan pembangunan

upaya-upaya

kesehatan promotif dan preventif yang

salah

di

pada

di

bidang

di

pelayanan

daerah promotif

untuk dan

Indonesia sebagai salah satu negara

kesehatan

anggota PBB dengan beberapa negara di

mengalami banyak kendala di berbagai

dunia telah berkomitmen untuk mencapai

bidang. Peran pemerintah dalam hal ini

Millennium Development Goals (MDG’s).

Kementerian Kesehatan sangatlah penting

Berdasarkan tujuan MDG’s yang disetujui

13

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

bersama, 5 diantaranya terkait langsung

mencapai sasaran MDG’s tahun 2015 yaitu

dengan bidang kesehatan yaitu MDGs

15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang

1,4,5,6 dan 7 yang merupakan program

secara nasional harus diturunkan sebesar

prioritas utama kesehatan meliputi upaya

4.1 % dalam periode 2013 sampai 2015.9

menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan

gizi

Selain itu status kesehatan ibu dan anak

buruk,

menurunkan

angka

di Indonesia masih jauh dari harapan,

balita,

menurunkan

angka

ditandai dengan tingginya Angka Kematian

akses

Ibu (AKI). AKI di Indonesia di tahun 2004

mengendalikan

adalah 307/100.000 KH dan pada tahun

penyebaran dan menurunkan jumlah kasus

2007 adalah 228/100.000 KH. Sedangkan

baru seperti HIV/AIDS, Malaria dan TB

pada

dan upaya untuk meningkatkan akses

359/100.000 KH. Angka ini masih sangat

masyarakat terhadap sumber air minum dan

tinggi jika dibandingkan dengan negara-

sanitasi dasar yang layak.8

negara lain seperti Malaysia 62/100.100

kematian

kematian ibu dan kesehatan

Setiap

mewujudkan

reproduksi,

tahun

lebih

dari

tahun

2012

meningkat

menjadi

sepertiga

KH, Srilangka 58/100.000 KH, Philipina

kematian anak di dunia berkaitan dengan

230/100.000 KH. Demikian pula Angka

masalah kurang gizi. Ibu yang mengalami

Kematian Bayi (AKB), pada tahun 2004,

kekurangan gizi pada saat hamil, atau

Nasional

anaknya mengalami kekurangan gizi pada

34/1000 KH tahun 2007 dan pada tahun

usia 2 tahun pertama, pertumbuhan serta

2012 adalah 32/1000 KH. Walaupun ada

perkembangan fisik dan mentalnya akan

penurunan tapi angka ini masih jauh

lambat. Pada tahun 2013 terdapat 19,6%

dibawah target nasional. Target MGD’s

balita kekurangan gizi yaitu 5,7% balita

tahun 2015 adalah AKI 102/100.000 KH.9

52/1000

KH

turun

menjadi

dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi

Jumlah kasus HIV positif setelah tiga

kurang serta 4,5% balita dengan gizi lebih.

tahun berturut-turut cukup stabil (2010-

Jika dibandingkan dengan angka prevalensi

2012) yaitu dengan 21.591 jumlah kasus

nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun

tahun 2010, 21.031 jumlah kasus tahun

2010 (17,9 %), prevalensi kekurangan gizi

2011 dan 21.511 jumlah kasus pada tahun

pada balita tahun 2013 terlihat meningkat.

2012. Perkembangan jumlah kasus baru

Balita kekurangan gizi tahun 2010 terdiri

HIV positif pada tahun 2013 kembali

dari 13,0% balita berstatus gizi kurang dan

mengalami peningkatan secara signifikan

4,9% berstatus gizi buruk. Perubahan

dengan kenaikan mencapai 35% yaitu

terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu

dengan 29.037 jumlah kasus. Untuk jumlah

dari 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun

kasus baru AIDS di Indonesia mengalami

2010, dan 5,7% tahun 2013. Untuk

peningkatan selama tiga tahun berturut-

14

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

turut (2011-2013). Pada tahun 2011 dengan

Pelayanan

Terpadu

(Posyandu)

dalam

jumlah kasus baru sebesar 38.130, dan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

46.740 pada tahun 2012 dan 52.384 kasus

Puskesmas Kawangu merupakan satu-

baru pada tahun 2013. Sedangkan untuk

satunya instansi kesehatan yang ada di

Insiden Malaria pada penduduk Indonesia

Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba

tahun 2013 adalah 1,9

persen menurun

Timur dengan wilayah cakupan pelayanan

dibandingkan pada tahun 2007 (2,9%).

yang luas. Berdasarkan data kegiatan BOK

Untuk prevalensi malaria tahun 2013

Puskesmas Kawangu pada tahun 2014

meningkat menjadi 6,0 persen.10

masih terdapat beberapa indikator kegiatan

Sebagaimana

diamanatkan

dalam

yang terkait program MDGs kesehatan

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010

pencapaiannya dikatakan belum optimal

tentang

yang

dan belum mencapai target Puskesmas.

berkeadilan, maka upaya pencapaian target

Sedangkan untuk jumlah dana BOK yang di

MDGs

alokasikan

Program

Pembangunan

harus

pembangunan.

menjadi Bantuan

prioritas

untuk

Puskesmas

kawangu

Operasional

meningkat dalam dua tahun terakhir yaitu

Kesehatan merupakan salah satu langkah

pada tahun 2013 dan tahun 2014. Jumlah

pemerintah

mendukung

dana Bantuan Operasional Kesehatan yang

penyelenggaraan operasional Puskesmas

di terima pada tahun 2013 sebesar Rp.

sehingga

petugas

270.878.000, dan pada tahun 2014 dana

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan

BOK yang diterima meningkat menjadi Rp.

yang bersifat promotif/preventif kepada

348.061.000. Peningkatan dalam jumlah

masyarakat. Puskesmas merupakan ujung

dana

untuk

semakin

mendorong

tersebut

diharapkan

dapat

dasar8.

meningkatkan kinerja Puskesmas dalam

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

penyelenggaraan upaya kesehatan. Akan

merupakan bantuan dana dari pemerintah

tetapi peningkatan tersebut tidak diikuti

pusat

dengan perubahan dalam perbaikan masalah

tombak

pelayanan

melalui

kesehatan

Kementrian

Kesehatan.

Tujuannya untuk membantu pemerintah

kesehatan

daerah melaksanakan pelayanan kesehatan

Puskesmas Kawangu. Pencapaian kegiatan

sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)

balita gizi buruk mengalami peningkatan

Bidang Kesehatan

yaitu pada tahun 2013 tercapai 30,8% dari

untuk mempercepat

yang

menjadi

prioritas

di

pencapaian Millenium Development Goals

target

(MDGs) dengan

kinerja

tahun 2014 tercapai 49,9% dari target

puskesmas dan jaringannya serta Pos

Pukesmas 95% dan terdapat 63 kasus.

Kesehatan

sedangkan balita gizi kurang pada tahun

Desa

meningkatkan

(Poskedes)

dan

Pos

89% dan terdapat 58 kasus. Pada

2013 capaiannya 47,9% dari target 86% dan

15

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

terdapat 90 kasus dan pada tahun 2014

pada tahun 2014 terdapat 2 jumlah kasus.

tercapai 62,6% balita gizi kurang dari target

Sedangkan

93% dengan 79 kasus. Berdasarkan hasil

capaiannya sudah melebihi target di tahun

analisis dari permasalahan di atas, kasus

2013 yaitu penemuan 38 kasus baru dari

gizi buruk pada balita bertambah, namun

target 32 kasus dan pada tahun 2014

pencapaian dari kegiatan ada peningkatan

pencapaiannya 36 kasus dari target 33

meskipun hasilnya belum mencapai target.

kasus. Untuk upaya akses terhadap sumber

Sementara balita gizi kurang pencapaiannya

air minum pada tahun 2013 pencapaiannya

juga masih dibawah target. Akan tetapi

60% dari target 70%. Pada tahun 2014

hasil

telah

pencapaiannya 75% dan sudah melebihi

meningkat dan diikuti kasusnya yang sudah

dari target 70%. sedangkan sanitasi dasar

menurun. Selain status gizi balita tersebut,

yang layak pada tahun 2013 pencapaiannya

Angka Kematian Balita (AKABA) di

hanya 25% dari target 75%. Pada tahun

Puskesmas

sudah

2014 pencapaiannya 33% dan target 75%.11

mengalami penurunan yaitu di tahun 2013

Berdasarkan penjelasan di atas dapat

kegiatan

yang

Kawangu

dilakukan

juga

untuk

TB

disimpulkan

terdapat 11 kasus. Akan tetapi penurunan

permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut, belum sesuai yang diharapkan

BOK di Puskesmas. Hal itu berdasarkan

karena masih ditemui kasus angka kematian

data yang membuktikan bahwa masih

balita.

target

terdapat beberapa program kegiatan yang

Puskesmas dalam upaya menurunkan angka

belum mencapai targetnya. Pada dasarnya

kematian balita seharusnya 0% dalam arti

tujuan

tidak boleh ada kasus kematian balita sesuai

puskesmas dapat meningkatkan kinerjanya

dengan tujuan Puskesmas. Begitu halnya

dalam upaya penyelenggaraan kesehatan

untuk Angka Kematian Ibu (AKI) dengan

dengan maksud agar terjadi perubahan

target Puskesmas tahun 2013 dan 2014

terhadap perbaikan masalah kesehatan yang

tidak boleh ada kasus kematian yang sesuai

menjadi

keputusan

dalam

diharapkan bersifat positif dan menjadi

kebijakannya mengenai Revolusi KIA yang

suatu keyakinan dari pemerintah daerah

mengarahkan

harus

maupun pusat sebagai stake holder dalam

memaksimalkan ibu hamil memeriksakan

mempertimbangkan peningkatan besaran

kehamilannya dan melahirkan di fasilitas

alokasi dana BOK untuk tahun yang

kesehatan dan tidak boleh ada kasus

berikutnya.

itu

dikarenakan

Pemerintah

bahwa

NTT

petugas

dialokasikan

prioritas.

masih

Paru

ditemui 15 kasus dan pada tahun 2014

Hal

bahwa

kasus

dana

METODE PENELITIAN

ditemui 1 kasus angka kematian ibu dan

16

BOK

Perubahan

kematian Ibu. Akan tetapi pada tahun 2013

terdapat

agar

yang

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

Jenis penelitian

penelitian

ini

deskriptif

merupakan

kualtitatif

ISSN : 1907 - 3887

kedepannya. Hasil dari kajian tersebut

dengan

dituangkan dalam bentuk POA (Plan Of

metode studi kasus. Lokasi penelitian

Action)

dilaksanakan

pernyataan dari informan berikut ini:

di

Puskesmas

Kawangu,

puskesmas

sesuai

dengan

Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba

“langkah awal identifikasi permasalahan

Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada

kesehatan yang ada di wilayah kerja

tanggal 2 Juli sampai tanggal 15 Juli 2015.

Puskesmas, setiap program mengusulkan

Informan dalam penelitian ini sebanyak 7

rencana

orang yang terdiri dari 5 informan kunci

pendanaan yang dikaji dalam minilok

dan 2 informan triangulasi. Tenik sampling

tingkat Puskesmas kemudian hasil dari

menggunakan

minilok

purposive

sampling

kegiatan

beserta

diajukan

ke

perkiraan

dinkes

untuk

diverifikasi “ (IK5, 35 tahun)

merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang

Informasi yang disampaikan oleh

telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri

informan kunci diatas sama dengan yang

atau

disampaikan oleh salah satu informan

sifat-sifat

populasi

yang

sudah

12

diketahui sebelumnya.

triangulasi yakni: “puskesmas melakukan micro planning

HASIL DAN PEMBAHASAN

yaitu

1. Perencanaan Dana BOK

mengkaji masalah kesehatan di wilayah

menyusun

kegiatan

pokok

dan

Perencanaan merupakan suatu proses

kerja puskesmas sesuai kesepakatan di

yang dimulai dengan menetapkan tujuan

Dinkes dan kemudian dituangkan kedalam

sampai dengan alternatif kegiatan untuk

POA puskesmas. POA puskesmas dibuat

mencapai

perbulan dengan melibatkan seluruh staf

tujuan

tersebut.

Dalam

perencanaan ini akan ditetapkan juga tugas-

pengelola

tugas

terkait MDGs kesehatan” (IT1, 51 tahun)

pokok

kejelasan

dari

dari

staf

kegiatan

sehingga yang

ada harus

program

Bentuk

terutama

kegiatan

program

dalam

POA

dilakukan oleh staf dalam mencapai tujuan.7

Puskesmas Kawangu pada tahun 2014 yaitu

Perencanaan oleh Puskesmas Kawangu

pada program MDGs 1 yaitu berupa

terkait dana BOK tersebut yaitu puskesmas

perencanaan

melakukan pertemuan untuk identifikasi

pelacakan gizi buruk, pendistribusian dan

dan mengkaji masalah-masalah kesehatan

pemantauan PMT-P untuk Balita gizi

yang ada di wilayah kerja puskesmas.

buruk/kurang dan bumil KEK, pelayanan ke

Kemudian dibahas dan setiap program

posyandu,

terkait dengan MDGs ini mengusulkan

imunisasi

rencana kegiatan yang akan dilakukan

mendukung program MDGs 4 dan MDGs 5

17

kegiatan

sweeping desa.

surveilans

vitamin Kemudian

A

dan

dan untuk

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

(upaya menurunkan angka kematian anak dan

meningkatkan

kesehatan

Selain kegiatan prioritas tersebut,

ibu),

disusun juga rencana pelaksanaan upaya

direncanakan beberapa kegiatan-kegiatan

kesehatan

penting

persiapan

puskesmas yaitu pendataan sasaran Cath

persalinan yang akan dilakukan kepada ibu

Up campak dan BIAS kepada murid SD

hamil beserta keluarganya, pemberdayaan

kelas 1,2 dan 3, pemicuan PHBS kepada

dukun/kader untuk menggerakan ibu hamil

seluruh murid SD, SMP dan SMA,

baru ke fasilitas kesehatan (K1 Murni),

pelayanan kesehatan terpadu ke daerah

penyuluhan

yaitu

penyuluhan

kesehatan

penjaringan

manajemen

dan

sulit, pelayanan kesehatan gigi dan mulut

remaja

di

ke desa (UKGMD), perjalanan petugas

kesehatan

dalam perencanaan

dan

reproduksi

SMP/SMA. Selain

lainnya

monitoring,

pembinaan

pada

kelompok usila, pengadaan benda POS dan

MDGs 1,4 dan 5 ditentukan juga kegiatan

ATK. Setelah POA disepakati bersama

untuk

dalam

mendukung

(pengendalian

kegiatan

rangka

program penyakit

MDGs

6

menular

pertemuan

diusulkan

ke

tersebut,

dinas

kesehatan

untuk

diverifikasi.

Tim

HIV/AIDS, penurunan kasus malaria dan

dievaluasikan

penemuan kasus baru TB Paru) yaitu

verifikator dari

pelacakan kontak serumah suspek kasus

menilai apakah kegiatan yang direncanakan

TB, pelacakan dan penemuan suspek TB

tersebut

dan mengantar sputum oleh petugas pustu,

pertimbangan dari permasalahan kesehatan

polindes

yang

dan

kader

ke

puskesmas,

dan

kemudian

dinas kesehatan akan

pantas

dilakukan

berkembang

berdasarkan

ditengah-tengah

penyuluhan PHBS dan demo sikat gigi,

masyarakat.

MBS dan pendataan sasaran kelambu anti

dilakukan

nyamuk. Rencana pelaksanaan kegiatan

direncanakan

untuk

berjalan efektif sesuai permasalahan yang

mendukung

program

MDGs

7

Pertimbangan agar

oleh

(meningkatkan akses masyarakat terhadap

ada

sumber air minum dan sanitasi dasar yang

pelaksanaannya.

layak) yaitu pertemuan penyusunan strategi

kegiatan

dan

tepat

Kegiatan

tersebut yang

puskesmas

sasaran

tingkat

sistem kesehatan desa yang dilaksanakan

Puskesmas

dengan melibatkan para RT, RW, Dusun,

Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Rencana

TOGA, TOMA serta kecamatan, pemicuan

Pelaksanan Kegiatan (RPK) atau POA

stop BABS, monitoring tindak lanjut

tahunan dan POA bulanan. Setelah RUK

pemicuan CLTS, pengambilan sampel air,

disetujui

pembinaan sanitasi rumah tangga sehat dan

Kabupaten/Kota,

kunjungan klinik sanitasi.

RPK/POA

18

dengan

dapat

dalam

perencanaan

yaitu

telah

oleh

menyusun

Pemerintah Puskesmas

tahunan

pada

Daerah menyusun

awal

tahun

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

berjalan. RPK/POA tahunan merupakan

ISSN : 1907 - 3887

Kegiatan penunjang upaya kesehatan

dokumen perencanaan Puskesmas yang

merupakan

kegiatan

berisi rencana kegiatan untuk mencapai

mendukung

upaya

target yang akan dicapai selama satu tahun

penyelenggaraan

di wilayah kerjanya. RPK/POA tahunan

Puskesmas. Salah satu kegiatan untuk

dibahas

Mini

menunjang upaya kesehatan Puskesmas

secara

yaitu dengan dilakukannya pertemuan atau

berkala untuk menghasilkan POA bulanan.

rapat kordinasi dengan lintas sektor yaitu

Rencana kegiatan pada POA bulanan dapat

Tokoh Masyarakat (TOMA), Tokoh Agama

berbeda dengan rencana kegiatan pada

(TOGA), Kecamatan dan kader kesehatan.

RPK/POA tahunan, karena disesuaikan

Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara

dengan

kondisi

kepada salah satu informan triangulasi yaitu

yang

terpantau

Kepala Puskesmas Kawangu menyatakan

(Pemantauan

Wilayah

bahwa partisipasi dari lintas sektor itu

pada

Puskesmas

yang

dan

terkini

PWS

Lokakarya

dilaksanakan

kebijakan

/permasalahan melalui

forum

atau

Setempat).8

dalam

rangka

kesehatan

manajemen

dan

BOK

di

masih kurang dimana sering ditemukan

Dalam pertemuan tersebut melibatkan

tokoh masyarakat dan tokoh agama yang

seluruh staf di puskesmas dan dilibatkan

sering absen dalam pertemuan yang dapat

juga petugas dari lintas sektor terkait yaitu

dilihat dalam pernyataan berikut ini:

petugas dari kecamatan, kelurahan, aparat

“…akan tetapi dalam pertemuan yang

desa/kades, bidan desa, dukun kader,

dilakukan

TOMA, TOGA dan LSM lainnya. Hal

masyarakat dan tokoh agama yang sering

tersebut dilakukan agar puskesmas beserta

absen dalam pertemuan tersebut” (IT1, 51

lintas sektornya dapat membangun kerja

tahun)

sama yang terintegrasi dalam mengkaji dan mengidentifikasi

masih

ditemukan

tokoh

Hal itu sangat berpengaruh terhadap

permasalahan-

kurangnya efektivitas pengetahuan mereka

permasalahan kesehatan yang ada diwilayah

dalam memahami pelaksanaan kegiatan

kerjanya,

dan

yang akan dijalankan. Peran serta dari lintas

mencari alternatif pemecahan masalahnya

sektor tersebut dengan tujuan agar dapat

dengan tindakan yang akan dilakukan

merangkul, mengajak dan menggerakan

kedepannya.13 Seperti pernyataan informan

sasaran/masyarakat

di bawah ini:

aktif

“...pada pertemuan tersebut dilibatkan dari

kegiatan

pelayanan

kecamatan,

dilakukan

oleh

memprioritas

kelurahan,

masalah

dukun

kader,

diwilayahnya

berpartisipasi

dalam

mengikuti

kesehatan

Puskesmas

untuk

yang

Kawangu.

TOMA, TOGA dan masyarakat“ (IK2, 41

Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan

tahun)

kegiatan

19

sosialisasi

yang

didalamnya

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

membahas mengenai besaran alokasi dana

ISSN : 1907 - 3887

2. Pemanfaatan Dana BOK

BOK yang ada, dijelaskan juga mengenai

Pemanfaatan dana BOK yang dilakukan

mekanisme penggunaan dan pemanfaatan

oleh Puskesmas Kawangu sudah sesuai

dana BOK yang harus tepat sasaran dan

dengan aturan atau prosedur yang berlaku

bersifat transparan dan dalam pelayanannya

dimana dalam pelaksanaan kegiatan yang

yang lebih kearah promotif dan preventif

dilakukan berdasarkan juknis yang ada

yang

yaitu

sesuai

dengan

pemanfaatan

petunjuk

Bantuan

teknis

Operasional

dalam upaya pelayanan kesehatan

yang lebih mengutamakan kegiatan yang

Kesehatan.5

bersifat promotif dan preventif dan lebih

Salah satu faktor penentu keberhasilan

memfokuskan 60% untuk program prioritas

suatu kebijakan adalah proses komunikasi

dan 40% untuk manajemen Puskesmas. Hal

dengan melalui sosialisasi yang dilakukan.

itu sesuai dengan pernyataan informan

Ketidakjelasan pesan komunikasi yang

kunci dan didukung oleh informan kunci di

diberikan

untuk

bawah ini:

kebijakan

akan

implementasi mendorong

suatu

“...dalam

terjadinya

pemanfaatan

BOK

yang

interpretasi yang salah bahkan mungkin

dilakukan oleh Puskesmas sudah sesuai

bertentangan dengan makna pesan awal.14,15

dengan aturan dan bersifat transparan

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

karena

informan di bawah ini:

evaluasi

“Oh ya…dalam pertemuan itu, petugas

pelaksanaan kegiatan bulan sebelumnya“

yang sudah mengikuti sosialisasi di dinkes,

(IK4, 37 tahun)

menginformasikan lagi kepada seluruh staf

“Pemanfaatan dana BOK di puskesmas itu

dan itu dilakukan agar petugas yang lain

sudah sesuai dengan aturan dan prosedur

mengetahui dana yang ada dan mengetahui

yang berlaku artinya bahwa pemanfaatan

mekanisme penggunaan dana BOK tersebut

dana BOK ini di fokuskan sesuia deng

“ (IK3, 53 tahun)

juknis yaitu 60% untuk program prioritas

“Dalam pertemuan selalu disosialisasikan

dan 40% untuk menegement puskesmas dan

kepada seluruh petugas agar mengetahui

upaya

hal-hal terkait biaya operasional ini,

mengutamakan

contohnya: penggunaannya terutama untuk

promotiv dan preventif” (IT1, 51 tahun)

Puskesmas

selalu

pemanfaatan

yang

telah

melakukan

anggaran

dilakukan

kegiatan

yang

dan

lebih bersifat

pelayanan yang bersifat promotif dan

Untuk penyerapan dana BOK yang

preventif, harus tepat sasarannya dan

dilakukan oleh Puskesmas Kawangu pada

penanggungjawabnya harus transparan”

tahun 2014 sudah mencapai 100% yaitu

(IT1, 51 tahun)

66,42% dana BOK yang terserap untuk program

20

prioritas

dan

33,58%

untuk

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

penunjang atau manajemen Puskesmas.

minuman peserta rapat saat pertemuan serta

(3)Berdasarkan juknis BOK tahun 2014

digunakan untuk ATK untuk penunjang

yaitu minimal 60% dari total alokasi dana

rapat,

BOK puskesmas digunakan untuk upaya

pertemuan

kesehatan prioritas dan maksimal 40% dari

konsultasi POA dan verifikasi SPJ ke

total

Kabupaten.

alokasi

dana

BOK

puskesmas

digunakan untuk upaya kesehatan lainnya

juga

digunakan penyusunan

Berdasarkan

dan manajemen puskesmas.

petugas POA

ruang

dalam tahunan,

lingkup

pemanfaatan dana BOK di Puskesmas

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

Kawangu pada tahun 2014 memang sudah

oleh Puskesmas Kawangu di tahun 2014

sesuai dengan aturan dan berdasarkan

khususnya kegiatan yang terkait dengan

Juknis, namun dalam pelaksanaannya masih

dana BOK ini dalam bentuk transport

terdapat permasalahan yang ditemui yaitu

perjalanan

dalam

masih adanya tugas dari pengelola program

melakukan pelayanan kesehatan misalnya

yang rangkap atau petugas yang berperan

untuk kegiatan

posyandu,

ganda. Contohnya pada program kesehatan

pendistribusian dan pemantauan status gizi,

gizi itu dilakukan sekalian dengan kegiatan

pendampingan kader dan pemberdayaan

kesehatan balita, selain itu pada upaya

masyarakat serta digunakan untuk biaya

pengendalian penyakit menular malaria

transport petugas dalam mengikuti rapat

pengelola programnya sama untuk program

atau pertemuan baik di tingkat desa dan

HIV/AIDS yaitu hanya satu orang dan

kecamatan

terdapat

petugas

puskesmas

penyuluhan,

dalam

rangka

pemantauan

wilayah setempat (PWS).

juga

penanggungjawab

petugas dana

BOK

sebagai yaitu

Dana BOK tersebut juga digunakan

bendahara BOK yang berperan juga sebagai

untuk pertemuan atau mini lokakarya

pengelola program TB. Selain itu terdapat

dengan petugas dan lintas sektor terkait.

juga

Lintas sektor terkait tersebut yaitu kader,

pengelola program tidak sesuai dengan

Kades,

TOGA,

bidangnya. Contohnya program gizi di

Kecamatan dan dari LSM yaitu BP3K.

Puskesmas Kawangu ditangani oleh tenaga

Pihak-pihak tersebut juga turut terlibat

bidan. Berdasarkan hal tersebut sangat

dalam pemanfaatan dana BOK yaitu berupa

mempengaruhi

transport atau biaya perjalanan mereka

melaksanakan

sebagai peserta untuk menghadiri rapat atau

menjadi terbebani dengan tugas-tugas yang

pertemuan

menjadi

Kelurahan,

yang

TOMA,

diselenggarakan

oleh

petugas

yang

berperan

petugas kegiatan

rangkap

yang

yaitu

harus

sebagai

dalam petugas

segera

puskesmas. Pemanfaatan dana BOK ini

diselesaikan dan petugas pengelola program

juga

yang bekerja bukan berdasarkan bidangnya

digunakan

untuk

makanan

dan

21

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

kesulitan

“Bentuk kegiatan di Puskesmas Kawangu

dikarenakan belum memahami prosedur

terkait dana BOK ini sudah sesuai dengan

maupun

Juknis,

mengalami

kendala

proses

maupun

kegiatan

yang

akan

conrtohnya:

mereka

dilakukan. Berdasarkan hal tersebut dapat

mengandakan

dikatakan bahwa proses pengorganisasian

dilakakukannya

di Puskesmas Kawangu belum dijalankan

mengaktifkan

dengan baik yaitu ditunjukkan dengan

maupun didesa dalam hal menggerakan

adanya

masyarakat di wilayahnya” (IT2, 35 tahun)

mekanisme

pelaksanaan

tugas

pengelola program yang rangkap atau

kegiatan

selalu

penyuluhan,

pemberdayaan fasilitator

untuk

dikecamatan

3. Pertanggungjawaban Dana BOK

berperan ganda. Selain itu juga terdapat

Bentuk

pertanggungjawaban

yang

pengelola program yang dalam pelaksanaan

dilakukan dalam pemanfaatan dana BOK

tugasnya tidak sesuai dengan bidangnya.

oleh Puskesmas Kawangu yaitu melalui

Dengan tercukupinya kuantitas SDM dan

pembuatan

dengan mengoptimalkan kerjasama lintas

(SPJ)

program, pemanfaatan BOK akan tepat

program

sasaran. Kualitas SDM yang baik akan

terkait MDGs. SPJ yang dibuat berupa

meningkatkan

kuitansi,

efektifitas

pelaksanaan

Surat

dari

Pertanggungjawaban

masing-masing

khususnya

daftar

program

penerimaan

pengelola prioritas

transport

program KIA, sehingga akan mempunyai

petugas, surat tugas dan lampiran-lampiran

daya ungkit yang bermakna terhadap

hasil kegiatan, seperti yang dinyatakan oleh

16

peningkatan kesehatan ibu dan anak . Hal

informan kunci dan triangulasi di bawah

tersebut sesuai dengan hasil wawancara

ini:

mendalam dengan informan kunci dan

“...dalam

triangulasi di bawah ini:

pemanfaatan dana BOK di Puskesmas,

“bentuk kegiatan di Puskesmas lebih

setiap

kearah promotif dan preventif. Contohnya

bertanggung jawab membuat SPJ” (IK1, 41

kegiatan petugas dalam mendistribusikan

tahun)

pertanggung

pengelola

“Bentuk

dan memantau status gizi buruk dan gizi

program

pertanggung

jawaban

yang

jawaban

kurang serta kegiatan posyandu. Namun

berupa SPJ yang dibuat oleh masing-

dalam

pelaksanaannya

ada

beberapa

masing program di puskesmas. Setiap

masih

kesulitan

program mereka menyerahkan kuwitansi

dikarenakan tugasnya yang rangkap dan

dan surat tugas serta lampiran hasil

terdapat pengelola program yang bekerja

kegiatan yang dilakukan” (IT2, 35 tahun)

tidak sesuai dengan bidangnya“ (IK1, 41

Surat Pertanggung jawaban pemanfaatan

tahun)

dana BOK tersebut merupakan suatu alat

pengelola

program

sebagai bukti perjalanan petugas dalam

22

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

pelaksanaan kegiatan dan merupakan suatu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

sistem pencatatan dan pelaporan dalam

di Puskesmas Kawangu didapat hasilnya

bentuk pertanggungjawaban tertulis yang

bahwa dengan diberikannya dana Bantuan

nantinya akan diserahkan ke Puskesmas dan

Operasional Kesehatan (BOK) ini sangat

kemudian di kirim ke Dinas Kesehatan

membantu dan mendukung Puskesmas

sebagai tahap pengawasan oleh Dinas

dalam menunjang pelaksanaan kegiatan.

Kesehatan.

Pertanggungjawaban

Mengenai penjelasan tersebut dibuktikan

terhadap pemanfaatan dana BOK oleh

dengan cakupan pelayanan yang dilakukan

Puskesmas

sudah

dari setiap program khususnya program

dilakukan sesuai dengan prosedur yang

prioritas di Puskesmas Kawangu di tahun

berlaku. Akan tetapi dalam pelaksanaan

2014 telah mengalami peningkatan. Contoh

penyusunan

Tabel 1 pada program MDGs 1, pencapaian

tersebut

Sistem

Kawangu

surat

masih

program.

memang

pertanggungjawaban

dibuat

oleh

30,8% dan meningkat menjadi 49,9% pada

melaksanakan kegiatan yang menyusun SPJ

tahun 2014. Pencapaian dari gizi buruk

tersebut.

ditemukannya

pada tahun 2013 dan 2014 yaitu mencapai

dilakukannya

19,1%. Sedangkan untuk gizi kurang

evaluasi

petugas

kegiatan gizi buruk pada tahun 2013 yaitu

yang

kejadian

Seharusnya

pengelola

Berdasarkan tersebut,

terhadap

kegiatan yang tercapai pada tahun 2013

pertanggungjawaban

adalah 47,9% dan meningkat menjadi

antara pengelola program dan petugas yang

62,6% di tahun 2014. Pencapaian pada

melakukan

kegiatan gizi kurang terjadi peningkatan

mekanisme

dan

perlu

sistem

perubahan

perjalanan

pelaksanaan

kegiatan.

pada tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar

4. Pencapaian kegiatan pemanfaatan dana Puskesmas

mencapai 14,7%.

dari hasil BOK di

Pencapaian kegiatan merupakan suatu indikator

keberhasilan

berdasarkan

pengukuran seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai dalam pelaksanaan program. program dikatakan berhasil jika target atau tujuan tercapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.6

23

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

Tabel 1 Pencapaian Kegiatan untuk Mendukung MDGs 1 (upaya meningkatkan kesehatan balita dan menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk) Program

Upaya Kesehatan Kegiatan

Program MDGs 1

Surveilans dan pelacakan gizi buruk/kurang

dan

Survei PSG dan Kadarsi (garam beryodium, Vit A dan Asi Eklusif) Pendistribusian dan pemantauan MP-ASI bagi Balita gizi buruk/kurang ke sasaran

Sasaran

Pencapaian kegiatan Gizi buruk 2013 2014

Balita BGM, 2 T, gizi kurang dan buruk Pengunjung Posyandu Gizi kurang, Gizi buruk, Bumil KEK

Tercapai 30,8% dari target 89% (58 kasus)

Tercapai 49,9% dari target 95% (63 kasus)

Pencapaian Kegaiatan Gizi kurang 2013 2014 Tercapai 47,9% dari target 86% (90 kasus)

Tercapai 62,6% dari target 93% (79 kasus)

Sumber : Profil Puskesmas Kawangu tahun 2014

Kemudian pada program MDGs 4 dan

program kesehatan ibu dan anak, dalam

5 (Tabel 2), kegiatan dalam menurunkan

cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada

angka kematian anak telah ada peningkatan

tahun 2013 tercapai 44,9% dan naik

yaitu cakupan kunjungan bayi tahun 2013

menjadi 45,8% yang pencapaiannya hanya

tercapai 80,1% dan tahun 2014 menjadi

mencapai 0,9%. Peningkatan juga terjadi

93,47% yang pencapaiannya yaitu 13,37%.

pada cakupan komplikasi kebidanan yang

Selain itu cakupan desa/kelurahan universal

ditangani yaitu pada tahun 2013 tercapai

child immunization (UCI) pada tahun 2013

18,2% dan naik menjadi 30,65% di tahun

tercapai 61,0% dan pada tahun 2014

2014 yang pencapaiannya yaitu 12,45%.

menjadi

85,0%.

Sementara cakupan pelayanan nifas ditahun

tersebut

yaitu 24%. Kemudian

Pencapaian

kegiatan untuk

2014 sudah mencapai target yaitu 88,0%

cakupan pelayanan anak balita pada tahun

dibandingkan dengan tahun 2013 yang

2013 tercapai 75,1% dan naik menjadi

tercapai 86,0% terjadi peningkatan sebesar

92,0% di tahun 2014 yang pencapaian

2%.

kegiatannya yaitu 16,9%. Sedangkan untuk Tabel 2 Pencapaian Kegiatan Untuk Mendukung MDGs 4 dan 5 (upaya menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu) Program

MDGs 4

MDGs 5

Upaya kesehatan dan kegiatan

Pencapaian Kegiatan

Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) Cakupan pelayanan anak balita Cakupan kunjungan ibu haml K4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pelayanan nifas

Sumber : Profil Puskesmas Kawangu tahun 2014

24

2013 80,1% 61,0%

2014 93,47% 85,0%

75,1% 44,9% 18,2% 86,0%

100% 45,8% 30,65% 88,0%

Kasus AKABA dan AKI

2013

2014

15

11

1 orang

2 orang

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

Pada program MDGs 6, pencapaiannya

ISSN : 1907 - 3887

36 penemuan kasus baru dari target yaitu 33

sudah ada peningkatan yaitu dalam program

kasus

yang

seharusnya

kegiatan TB Paru yang bertujuan untuk

Sedangkan

penemuan kasus baru pada tahun 2013

pencapaiannya sudah mengalami penurunan

tercapai 38 kasus baru yang ditemukan dan

yaitu dari 365 kasus malaria di tahun 2013

sudah melebihi dari target yaitu yang

menurun menjadi 270 kasus pada tahun

diharapkan penemuan kasus mencapai 32

2014.

untuk

program

ditemukan. malaria

kasus baru. Dan pada tahun 2014 tercapai Tabel 3

Pencapaian Kegiatan Untuk Mendukung MDGs 6 (upaya mengendalikan penyebaran dan penularan jumlah kasus HIV AIDS, upaya mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS dan upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus Malaria dan TB)

Program

Upaya Kesehatan dan Kegiatan

Sasaran

Program MDGs 6

Pelacakan kontak serumah suspek kasus TB Pelacakan dan penemuan suspek TB dan mengantar sputum oleh petugas Pustu/Polindes dan kader ke Puskesmas

Masyarakat

penyuluhan PHBS

Masyarakat

MBS

masyarakat

Pendataan sasaran kelambu anti nyamuk PSN

Masyarakat

Pencapaian kegiatan 2013 Tercapai Target 38 kasus 32 TB kasus TB

Pencapaian Kegaiatan 2014 Tercapai Target 36 kasus 33 TB kasus TB

Kasus malaria tahun 2013 yaitu 365

Kasus malaria tahun 2014 yaitu 270

Penderita TB

Rumah Masyarakat

Mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIV/ AIDS Sumber : Profil Puskesmas Kawangu tahun 2014

Tidak ada kasus HIV/AIDS

Selain itu peningkatan juga terjadi pada

yang capaiannya yaitu 15%. Sedangkan

program MDGs 7 yaitu pada kegiatan

kegiatan sanitasi dasar yang layak di tahun

terhadap sarana air bersih yang layak di

2013 tercapai 25% dan meningkat menjadi

masyarakat di tahun 2013 tercapai 60% dan

33% pada tahun 2014 dan pencapaiannya

meningkat menjadi 75% pada tahun 2014

yaitu 8%.

25

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

Tabel 4 Pencapaian Kegiatan Untuk Mendukung MDGs 7 (upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi dasar yang layak) Program Upaya Kesehatan dan Kegiatan Program MDGs 7

Sasaran

Pertemuan penyusunan strategi sistem kesehatan desa

Para RT, RW, Dusun, TOMA, TOGA, Kecamatan

Pemicuan stop BABS

Masyarakat desa, RT Masyarakat RT yang terpicu dan mau berubah perilaku STOP BABS

Monitoring tindak lanjut pemicuan CLTS

Pencapaian kegiatan sarana air bersih layak 2013 2014 Capaian Capaian 60% dari 75% dari target target 70% 70%

Pencapaian Kegaiatan sanitasi dassar yang layak 2013 2014 Capaian Capaian 25% dari 33% dari target target 75% 75%

Pembinaan sanitasi Masyarakat rumah tangga sehat Pemeriksaan TPM Rumah makan Sumber : Profil Puskesmas Kawangu tahun 2014

Akan tetapi pemanfaatan dana BOK

Kawangu

dalam

yang dilakukan oleh Puskesmas Kawangu

dilakukan

sehingga

tersebut dapat dikatakan belum maksimal

pencapaian

dikarenakan

keterangan

hampir

80%

hasil

dari

pelaksanaan

yang

berpengaruh pada

hasilnya.

Selain

dari

permasalahan yang ditemui

kegiatan yang dicapai tersebut masih

pada perencanaan dan pemanfaatan yang

dibawah target meskipun sudah program

sudah dijelaskan diatas juga ditemui

kegiatan yang mencapai targetnya. Hasil

permasalahan dari faktor tingkat partisipasi

tersebut

dengan

dan kesadaran dari masyarakat yang

penyerapan dana BOK yang dilakukan

menjadi sasaran itu masih sangat kurang.

oleh Puskesmas yang dapat dikatakan

Hal tersebut yang menyulitkan Puskesmas

sudah maksimal yaitu dalam penyerapan

dalam upaya menyejahterakan kesehatan

dana dari setiap program itu sudah

masyarakat diwilayah kerjanya.

berbanding

terbalik

mencapai 100%. Kenyataannya, bahwa

Berdasarkan pernyataan dari salah satu

pelaksanaan di lapangan tidak semulus

informan kunci yang merupakan pengelola

yang direncanakan, berbagai permasalahan

program

atau hambatan bermunculan dan tentu saja

menyatakan

hal ini berimbas pada pemanfaatan BOK

pelayanan di posyandu, masih ada orang

dalam mendukung kegiatan Puskesmas.

tua atau keluarga yang tidak datang

Terdapat

membawa

beberapa

permasalahan

atau

hambatan yang ditemui oleh Puskesmas

gizi

dan

kesehatan

balita

bahwa saat dilakukannya

atau

memeriksakan

bayi/balitanya ke lokasi penyelenggaraan

26

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

posyandu sehingga menyulitkan petugas

masyarakat agar aktif dalam mengikuti

dan kader dalam mendata atau memantau

kegiatan

kesehatan

puskesmas secara berkala dengan harapan

bayi/balitanya.

disebabkan

karena

Hal

orang

tua

itu yang

dan

yang

diselenggarakan

tujuan

agar

mempunyai bayi/balita tersebut kurang

meningkatkan

pengetahuannya

maupun keluarganya.

tentang

manfaat

dari

oleh

menjaga

kesehatan

dan

masyarakat

kegiatan posyandu yang dilakukan. Selain

Selain itu berdasarkan peryataan yang

itu juga jarak rumah masyarakat dengan

didapat dari informan kunci yang lain yang

lokasi posyandu sangat jauh dan menjadi

merupakan pengelola dari program KIA

suatu alasan mengapa mereka tidak dapat

bahwa

mengikuti

sudah

kesehatan ibu dan anak ternyata masih

berupaya mengatasi permasalahan tersebut

banyak ibu hamil tidak memeriksakan

dengan mengunjungi langsung rumah-

kehamilannya ke sarana kesehatan. Atas

rumah dari masyarakat yang tidak datang

kejadian tersebut

ke posyandu. Akan tetapi karena faktor

kesulitan dalam berkomunikasi atau kontak

jalan yang rusak dan jaraknya yang jauh

dengan

membuat petugas mengalami kesulitan

mendeteksi

sehingga saat tiba di lokasi masyarakat

selain permasalahan kurangnya kehadiran

tidak ada di tempat karena kebanyakan

ibu hamil yang melakukan pemeriksaan,

masyarakat bekerja sebagai petani. Untuk

terdapat juga ibu hamil yang berimigrasi

itu puskesmas beserta jaringannya perlu

atau

menyusun suatu strategi tepat dalam

berdomisili

pelaksanaan

posyandu

Pandawai yang merupakan wilayah kerja

kedepannya dengan memanfaatkan sumber

Puskesmas Kawangu, akibatnya petugas

daya yang ada, dengan dilakukannya

tidak dapat memantau dan mendeteksi

penyuluhan

secara

menjadi

kegiatan.

Petugas

pelayanan

kepada

yang

yang

ibu

upaya

petugas mengalami

hamil,

memantau

kesehatan

berpindah

dini

meningkatkan

di

kehamilannya.

tempat wilayah

kesehatan

dan

tinggal

dan

Kecamatan

kehamilannya.

mempunyai

Faktor yang lain yaitu ditemukannya kasus

bayi/balita maupun keluarga dekat dari

angka kematian ibu di tahun 2014 itu

masyarakat tersebut dan masyarakat yang

terjadi karena kecelakaan lalu lintas dan

tinggal

murni bukan merupakan kelalaian dari

sebelum

sasaran

masyarakat

dalam

disekitarnya. dilakukannya

Langkah

awal

penyuluhan,

petugas

kesehatan.

Berdasarkan

petugas harus kordinasi terlebih dahulu

permasalahan pada upaya kesehatan ibu

kepada aparat desa yaitu dengan kelurahan,

dan

kepala desa, TOMA maupun TOGA agar

puskesmas

menginformasikan dan menarik perhatian

kecamatan, menyampaikan permasalahan

27

anak

tersebut,

terlebih

dahulu

harus berkordinasi

dengan

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

kesehatan yang terjadi kepada kecamatan

dimana

agar kecamatan beserta fasilitator desanya

terinfeksi dan malu memeriksakan dirinya

menghimbaukan kepada masyarakat atau

ke

ibu hamil yang menjadi sasaran beserta

memeriksakan dirinya ke dokter praktek

keluarga

sehingga petugas tidak dapat mengontrol

ibu

hamil

untuk

selalu

orang-orang

Puskesmas

dan

dengan

Puskesmas. Permasalahan yang ditemui

kehamilannya

ke

memeriksakan

fasilitas

tidak

memilih

dan

aktif

tersebut

lebih

sudah

memperhatikan kondisi kehamilan ibu selalu

kasus

tersebut

terdata

di

pelayanan

pada program penyakit menular tersebut

kesehatan terdekat atau di puskesmas.

sama halnya dengan permasalahan pada

Kecamatan

memantau

program sumber air minum dan sanitasi

dengan

dasar yang layak dimana peran serta dari

dilakukannya peningkatan pada pendataan

masyarakat itu masih sangat kurang.

kepada masyarakat khususnya kepada ibu-

Langkah

ibu yang sedang mengandung agar dapat

dilakukan oleh puskesmas yaitu dengan

membantu dan memudahkan puskesmas

lebih ditingkatkan lagi peran serta dari

dalam

lintas sektor

juga

masyarakat

harus

diwilayahnya

penemuan

sasaran

dan

kedepannya

yang

harus

dengan melibatkan

dan

penyelenggaraan kesehatan. Setelah itu

memanfaatkan seluruh aspek sumber daya

petugas dari puskesmas juga harus turut

yang

terjun dalam memberikan penyuluhan

memonitoring dan mengontrol masyarakat

kepada masyarakat

diwilayahnya agar mau dan aktif terlibat

penting

dan

sasaran mengenai

manfaatnya

pemeriksaan

ada

dalam

pelaksanaan,

dalam penyelenggaraan kesehatan oleh

terhadap kesehatan ibu hamil agar dapat

puskesmas.

terpantau

kehamilannya

memiliki arti yang penting dan sangat

sehingga dapat terdeteksi sedini mungkin

berpengaruh dalam meningkatkan peran

perkembangan dari setiap usia kehamilan

serta masyarakat diwilayahnya. Langkah

ibu.

selanjutnya Pada

kesehatan

program

pencegahan

pengendalian

penyakit

dan

masyarakat,

menular

Peran

agar

dari

lintas

sektor

lebih

meyakinkan

puskesmas

melakukan

penyuluhan-penyuluhan

kepada

permasalahan yang temui yaitu kurangnya

masyarakat/sasaran,

kehadiran

masyarakat beserta penduduk yang tinggal

masyarakat

saat

kegiatan

sosialisasi dan masih banyak masyarakat

keluarga

dari

dekat dengan masyarakat atau sasaran.

yang tidak menggunakan kelambu saat tidur.

Kemudian

masalah

KESIMPULAN

HIV/AIDS

diwilayah cakupan Puskesmas Kawangu

Adapun kesimpulan yang dapat diambil

tidak ada kasus. Akan tetapi ada 2 kasus

dari

28

penelitian

tentang

gambaran

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

ISSN : 1907 - 3887

pemanfaatan dana BOK di Puskesmas

pelayanan kesehatan khususnya terkait

Kawangu adalah:

dengan

1. Perencanaan

dilakukan

dana

Bantuan

oleh

Operasional Kesehatan (BOK) yaitu:

dana

1. Puskesmas

(BOK) di tahun 2014 sudah sesuai

penyuluhan

karena perencanaan yang dilakukan

masyarakat yang menjadi sasaran yang

sudah berdasarkan juknis yang ada.

mempunyai

Namun masih ditemukan petugas dari

keluarga dekat dari masyarakat sasaran

lintas

kurang

tersebut dan masyarakat yang tinggal

partisipasinya dalam pertemuan pada

disekitarnya agar dapat meningkatkan

proses perencanaan yang dilakukan

pengetahuan dan kesadaran

untuk

bereperan

dalam

Puskesmas

yang

pemanfaatan

Kawangu

sektor

terkait

yang

2. Pemanfaatan

masih

dana

BOK

oleh

perlu

melakukan

tambahan

kepada

bayi/balita

secara

maupun

aktif

Puskesmas Kawangu di tahun 2014

memeriksakan kesehatannya maupun

sudah sesuai

kesehatan keluarganya dan mendorong

berlaku

dengan

dan

aturan yang

pelaksanaan

serta

atau

mengarahkan

tetangga

atau

tanggungjawabnya sudah berdasarkan

masyarakat disekitarnya yang memiliki

juknis. Namun dalam pelaksanaan yang

bayi/balita

dilakukan

masih

bayi/balitanya

permasalahan

tugas

program

yang

ditemukan dari

belum

pengelola terorganisir

dari

ke

2. Koordinasi kecamatan

kegiatan

memeriksakan tempat

penyelenggaraan posyandu.

dengan baik. 3. Pencapaian

untuk

setiap

puskesmas beserta

diwilayah

dengan

fasilitator

kecamatan

desa harus

program prioritas terkait dana BOK di

ditingkatkan

lagi

Puskesmas Kawangu tahun 2014 sudah

melibatkan

kecamatan

ada

dari

fasilitator desanya dalam pertemuan

upaya yang telah dilakukan yaitu

yang rutin dan secara bersama-sama

diantara 2% sampai dengan 24%. Akan

menginformasikan

tetapi

menghimbaukan

peningkatan.

Peningkatan

peningkatan

dibawah

target

tersebut

bila

masih

dibandingkan

dengan

selalu beserta

dan kepada

masyarakat

atau ibu hamil yang menjadi sasaran

dengan hasilnya.

beserta keluarga ibu hamil untuk selalu memperhatikan kondisi kehamilan ibu

SARAN

dengan

Adapun masukan yang dapat diberikan

kehamilannya ke fasilitas pelayanan

dari hasil penelitian ini sebagai bahan

kesehatan terdekat atau di puskesmas.

untuk

Kecamatan

evaluasi

dan

meningkatkan

29

selalu

aktif

juga

memeriksakan

harus

memantau

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

masyarakat

diwilayahnya

dengan

dilakukannya

peningkatan

pendataan

kepada

petugas yang lain atau petugas yang

pada

sesuai dengan bidangnya.

masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

khususnya kepada ibu-ibu yang sedang

1. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Tahun 2013. Jakarta: PT Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2. Kementrian Kesehatan RI.2010. Rencana Strategi Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014. Jakarta: PT Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 3. Gaspersz,V. (2004). Kinerja Kesehatan dan Pendidikan Masyrakat Nusa Tenggara Timur, Makalah Hasil Studi Kinerja Kesehatan dan Gizi Masyarakat Nusa Tenggara Timur. Vancouver. Canada. 4. Keputusan Menteri Kesehatan (2004). Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4421) 5. Mulyawan. H, Trisnantoro. L, Zaenab. S. N. (2012) Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasional di Dinas Kesehatan (Studi Kasus di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan Dinas Kabupaten Lebong Tahun 2011). Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 6. Parawansa. Palutturi, Abadi (2014). Evaluasi Bantuan Operasional Kesehatan di Kabupaten Jenoponto. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. 7. Pani ME, Trisnantoro L dan Zaenab SN, Evaluasi Implementasi Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan Di Tiga Puskesmas Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011, Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2012;01(03):161-167. 8. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2014. Jakarta: PT

mengandung agar dapat membantu dan memudahkan

puskesmas

dalam

penemuan sasaran dan penyelenggaraan kesehatan. 3. Perlu ditingkatkan lagi pengawasan kepada lintas sektor diwilayah kerja puskesmas dengan memastikan bahwa mereka benar-benar terlibat dan aktif dalam

pertemuan

dan

pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan dengan selalu mencatat setiap kehadiran dari petugas yang terlibat dalam pertemuan dan secara langsung memantau ke desadesa untuk memastikan kegiatan telah dilakukan. 4. Pimpinan atau Kepala Puskesmas perlu melakukan sistem

perombakan

mekanisme

pertanggung

jawaban

pemanfaatan dana BOK agar dapat terorganisir dengan baik antara petugas sebagai penanggungjawab pengelola program

dan

melaksanakan dalam

petugas kegiatan

menyusun

yang

dilapangan

sebuah

surat

pertanggungjawaban pemanfaatan dana BOK 5. Perlu

dilakukannya

evaluasi

dan

perubahan kepada pengelola program yang

tugas

dan

ISSN : 1907 - 3887

tanggungjawabnya

menjadi rangkap dengan membagi dan melimpahkan tanggungjawab kepada

30

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 – Jurnal Medika Respati

9.

10.

11. 12.

13.

14.

15.

16.

Katalog Dalam Terbitan Kementrian Kesehatan RI Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur Tahun 2014, Nusa Tenggara Timur Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur Tahun 2013, Nusa Tenggara Timur Profil Kesehatan Puskesmas Kawangu Tahun 2014. Sumba Timur. Riyanto, A. (2011) Aplikasi Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: PT Nuha Medika Kementrian Kesehatan RI. 2012. Petujuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. 2012. PT: Kementriam Kesehatan Republik Indonesia. Subarsono AG, Analisis Kebijakan Publik, Konsep,Teori, dan Aplikasi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008 Indiahono D, Kebijakan Publik. Berbasis Dynamic Policy Analysis. Gaya Media. Yogyakarta., 2009 Trisnantoro L. Strategi Luar Biasa untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2011;14(04) Desember:175-176.

31

ISSN : 1907 - 3887