BULLIYING DI MEDIA SOSIAL: POTRET MEMUDARNYA EMPATI Fitri Sukmawati
Abstrak
Empati merupakan perilaku dasar yang ada pada manusia. Empati ini perlu dilatih agar menjadi bagian kerpibadian manusia yang positif. Hal ini karena empati itu menjadikan orang lain saling memahami, toleransi dan merasakan apa yang sedang orang lain alami. Memudarnya empati banyak dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah mudahnya teknologi yang dapat di akses dalam kehidupan masyarakat melalui media masa yang memberikan dampak negatif. Informasi tentang video, broadcash, pesan melalui FB, WA, Twetter, Instagram dan lain-lain yang mudah sekali diberikan kepada orang dimanapun berada. Apabila informasi yang diberikan banyak menampilkan video porno, kekerasan, saling memaki, menghina, agresifitas dan lain-lain. Semua itu akan memberikan dampak yang terus menerus di simpan di ingatan dan menjadikan sikap dan tindakan manusia, yang disebut dengan perilaku bulliying. Bulliying yaitu menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis yang banyak dilihat di media masa. Orang tidak merasa bersalah, tidak memikirkan dampak dari pesan melalui media yang dikirimkan akan berpengaruh pada interaksi dan hubungan sosial yang ada. Kata Kunci : Bulliying, Media Sosial, Empati A. Pendahuluan
seseorang terhadap orang lain dan juga
Informasi sekarang sangat mudah
broadcash
yang
melecehkan
dengan
diterima oleh manusia, hal ini karena
berbagai gambar untuk menjadi guyonan.
pengaruh perkembangan teknologi yang
Fenomena ini yang dapat disebut dengan
semakin canggih (TV, Internet, Media
bulliying.
Sosial,
dll).
Namun
informasi
itu
Bulliying merupakan suatu perilaku
memberikan berdampak positif & negatif
agresi dengan tujuan untuk menyakiti
terhadap interaksi sosial dalam kehidupan
orang lain baik secara fisik maupun psikis.
manusia.
Bullying dapat
Akhir-akhir ini media sosial banyak menyuguhkan
video,
broadcast,
dan
berupa
tindakan
fisik,
verbal, emosional dan juga seksual. Bulliying
merupakan
dimana
pesan-pesan yang banyak menimbulkan
seseorang
dampak negatif. Seperti video porno,
kepercayaan diri, merasa meningkatkan
kekerasan dunia pendidikan, pelabrakan
﴾ 76 ﴿
merasa
kondisi
mendapatkan
harga dirinya dengan merendahkan posisi
rusakan, konflik antar kelompok serta
orang lain.
tawuran, kurang empati dan kurang peduli
Bullying tidaklah sama dengan Co-
terhadap
masalah
sosial,
sering
casional conflict atau pertengkaran biasa
melanggar peraturan bahkan ada yang
yang umum terjadi di masyarakat. Kondisi
perilaku agresif memukur dan menghina
ini akan menimbulkan konflik antar individu
orang lain.
dan dapat juga menjadi konflik kelompok. Bullying merujuk
pada
tindakan
yang
Perilaku agresif sudah menjadi masalah yang universal (Neto, 2005), dan
bertujuan menyakiti dan dilakukan secara
akhir-akhir
berulang. Apabila bulliying menjadi bagian
meningkat. Berita tentang berbagai bentuk
dari perilaku hidup manusia, maka ini akan
kerusuhan, tawuran, perkelahian, dan
membentuk pada mental seseorang.
tindak kekerasan lainnya semakin sering
Pembentukan mental atau karakter
ini
terdengar.
cenderung
Perilaku
semakin
agresif
sangat
yang biasa dilihat dari sifat seseorang
beragam dan kompleks. Hal tersebut
dilakukan sejak diri, dipengaruhi oleh pola
menunjukkan
asuh dan juga lingkungan. Namun tidak
pribadi dan sosial.
ada sifat yang tidak dapat dirubah. Sifat merupakan
bagian
dari
kepribadian
seseorang
yang
dinamis,
seseorang
akan
dapat
artinya berubah
adanya
permasalahan
Pada umumnya gejala masalah pribadi dan sosial ini juga tampak dalam perilaku keseharian. Sikap-sikap individualistis,
egoistis,
acuh
tak
acuh,
kepribadiannya menjadi lebih baik dari
kurangnya rasa tanggung jawab, malas
waktu ke waktu.
berkomunikasi dan berinteraksi merupa-
Perilaku akhir-akhir ini tidak sesuai
kan fenomena yang menunjukkan adanya
dengan harapan kehidupan kita, dimana
kehampaan nilai sosial dalam kehidupan
saling menghargai dan saling mengerti.
sehari-hari.
Pengaruh media sosial yang membentuk
Perilaku-perilaku tersebut di atas
sikap orang menjadi perilaku bully. Orang
menunjukkan rendahnya empati, karena
dengan mudahnya membully orang lain
ketiadaan empati dapat memunculkan
dengan mengirimkan pesan melalui FB,
kehidupan perilaku menyimpang seperti
WA, Instagram, Twetter dan lain-lain. Hal
menganiaya, menghina, mencuri bahkan
ini apabila terus menerus dilakukan, akan
membunuh orang lain. Ketidakmampuan
berdampak pada penyimpangan perilaku.
seseorang untuk merasakan penderitaan
Penyimpangan
perilaku
diperli-
hatkan oleh siapa saja tidak mengenal
orang
menyebabkannya
mampu
melakukan tindakan kriminal.
usia dalam berbagai bentuk perilaku seperti; pemaksaan kehendak, penge-
lain
Martin
Hoffman
menegaskan
bahwa akar-akar moralitas terdapat dalam
﴾ 77 ﴿
empati, karena empati terkait dengan
an atau awal 90-an. Nielsen (2011)
pertimbangan
manusia
melaporkan bahawa pengguna didominasi
menghadapi dilema calon korban, yaitu
oleh wanita dan berusia 18-34 tahun
mereka yang sedang dalam kesakitan,
adalah yang paling aktif dalam media
bahaya, atau kekurangan. Sejak usia dua
sosial.
moral
ketika
tahun, ketika anak sudah bisa menyadari
Berdasarkan
data
Socialbakers
bahwa dirinya bukanlah orang lain, ia
(2012) Indonesia menduduki nomor empat
makin bisa berempati. Pada akhir masa
sebagai
negara
kanak-kanak, empati meluas dan bisa
terbesar
di
terarah ke penderitaan kelompok. Pada
pengguna
masa
menjadi media sosial nomor satu di
remaja
kemampuan
empati
pengguna
dunia
dengan
49,948,800
bilangan
dan
Facebook
bertumbuh kembang menjadi keyakinan
Indonesia
untuk
dan
Facebook di Indonesia didominasi oleh
mengurangi ketidak-adilan. Ini semua
kalangan generasi muda berusia 18-24
melandasi tindakan altruistik manusia
tahun sebanyak 21,477,984 pengguna,
yang memiliki empati.
diikuti oleh usia 25-34 tahun.
meringankan
penderitaan
Melihat fenomena perkembangan
(Alexa
Facebook
Penggunaan
2012).
Pengguna
kemajuan
teknologi
teknologi informasi yang semakin banyak,
informatika dapat menjadi positif, apabila
tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh
digunakan dengan tepat dan sesuai
kehadiran media sosial telah membawa
kebutuhan. Namun kemajuan teknologi
perubahan kehidupan manusia khususnya
dan
dalam proses bertindaknya. Media sosial
negatif, apabila digunakan pada hal-hal
telah memberikan dampak baik secara
yang tidak baik dan tidak tepat. Hal ini
langsung dan tidak langsung terhadap
yang akan menimbulkan berbagai dampak
sikap dan kehidupan sosial masyarakat
di dalam kehidupan individu. Salah satu
Indonesia, baik di kota-kota Metropolis
konsekuensi
maupun berbagai kota di Indonesia.
informatika
Dengan kemajuan teknologi, informasi dari
sosial. Banyaknya perubahan sosial yang
media cetak dan elektronik yang menjadi
terjadi
hal yang penting dan mudah didapatkan.
pergeseran
Di antara informasi tersebut ada yang
kehidupan individu.
menampilkan acara yang berindikasi pada pengrusakan moral. Sebahagian besar pengguna media
informatika
dari yaitu
di
dapat
juga
kemajuan adanya
teknologi perubahan
masyarakat nilai-nilai
Mengingat
menjadi
membawa
moral
pentingnya
dalam
kemam-
puan empati dalam hubungan antar manusia,
maka
upaya
melatih
dan
sosial di dunia ialah golongan generasi
mengembangkan empati sedini mungkin
muda yang dilahirkan pada tahun akhir 80-
pada individu perlu untuk dilakukan.
﴾ 78 ﴿
Dalam berkomunikasi dengan orang lain,
bullying. Penegakan aturan/sanksi/disiplin
hendaknya menampakkan kepedulian ter-
sesuai kesepakatan dan juga membangun
hadap individu tersebut. Hal ini akan
komunikasi dan interaksi yang positif.
membantu mengembangkan sikap positif
Selain itu muatan media cetak, elektronik,
(Gallagher, Bagin & Moore, 2005).
film, dan internet tidak memuat bullying dan
B. Bulliying
mendesak
Komisi
Penyiaran
Indonesia (KPI) mengawasi siaran yang
Perilaku
bulliying
dapat
dilihat
memasukkan unsur bullying.
sebagai berikut: 1. Perilaku yang menyebabkan seseorang
C. Media Sosial
terhina, terintimidasi, takut, terisolasi
Media sebagai alat komunikasi,
2. Perilaku yang dilakukan berulang-ulang
yang sifatnya lebih dekat dengan massa
baik verbal, fisik, dan psikis, yang
yang seringkali munculnya juga didukung
menimbulkan powerless
dengan kemajuan teknologi. Sedankan
3. Adanya aktor yang superior dan inferior
sosial, apabila dikaitkan dalam media
4. Perilaku yang dilakukan berdampak
sosial
negatif.
secara
teori
lebih
mendekati
sosiologi. Dalam teori sosiologi disebutkan
Pencegahan
bulliying
dapat
bahwa media pada dasarnya adalah sosial
dilakukan seperti dibawah ini:
karena media merupakan bagian dari
1. Cari penyebab terjadinya perilaku
masyarakat dan aspek dari masyarakat
tersebut. Penyebab menjadi penentu
yang direpresentasikan dalam bentuk
penanganan. Misalnya kasus anak
perangkat teknologi yang digunakan.
yang menjadi pelaku karena rasa
Media
yang
efektif
akan
rendah diri tentu akan ditangani secara
mementingkan beberapa konten yang
berbeda
digunakan
disebabkan
dengan oleh
pelaku
yang
pesan.
Media
karena
merupakan pesan yang akan disampaikan
pernah menjadi korban. Demikian juga
kepada orang lain. Bicara tentang media
bila
pasti tidak akan terlepas dari individu yang
pelaku
dendam
sebagai
disebabkan
oleh
agresifitasnya yang berbeda. 2. Posisikan
diri
untuk
melakukannya. Hal ini berkaitan dengan
memberikan
support pada korban bulliying Sosialisasi
kondisi
psikologi
seseorang,
yang
memerlukan respon untuk memfokuskan dapat
diri pada penggunaan medianya. Psikologi
diterapkan untuk semua orang. Kita dapat
media dihasilkan dari berbagai sejarah
menolak
budaya media. Kecepatan perkembangan
perilaku
antibullying
bulliying
dengan
penerapan aturan yang saling menghargai
teknologi
orang,
memerlukan adaptasi untuk memenuhi
mengakomodasi
aspek
anti-
﴾ 79 ﴿
yang
diluar
proporsi,
kemampuan teknologi sekarang. Media
untuk aktualisasidiri
sekarang
menciptakan personal branding.
yang
berkembang
sangat
banyak terutama dalam media sosial.
dan
kebutuhan
Pemanfaatan media sosial oleh
Media sosial adalah sebuah media
manusia menjadi salah satu alternatif
online, dengan para penggunanya dapat
solusi untuk kecepatan mengakses dalam
dengan mudah berpartisipasi, berbagi,
keperluan
dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial mempunyai karakteristik sebagai
sosial, dan lain-lain. Blog dan jejaring
berikut:
sosial merupakan bentuk media sosial
1. Jaringan (network)
yang
2. Informasi (information)
paling
umum
digunakan
oleh
masyarakat di seluruh dunia. Menurut sosial
dan
Shirky
perangkat
merupakan
alat
untuk
diantara
Adapun
media
3. Arsip (archive)
(2008),
media
4. Interaksi (interactivity)
lunak
sosial
5. Simulasi sosial (simulation of society)
meningkatkan
6. Konten oleh pengguna (user-generated
kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerjasama
sehari-hari.
pengguna
content)
dan
Media
sosial
yang
merupakan
melakukan tindakan secara kolektif yang
jaringan salah satunya adalah internet.
semuanya
Internet mempunyai pemanfaatan dari
berada
di
luar
kerangka
institusional maupun organisasi.
aspek individu yang berhubungan dengan
Menurut AntonyMayfield dari iCros
perilaku dan kognisi dari pengguna dan
sing, media sosial adalah mengenai
aspek
menjadi manusia biasa. Manusia dapat
penggunaannya
saling membagi pendapat atau ide yang
berbagai lingkungan yang komunikatif
baik, bekerjasama, dan berkolaborasi
yang sinkron dan memberikan banyak
untuk
berpikir,
kepentingan psikologis. Individu dapat
berdebat, menemukan orang yang bisa
berinteraksi dan menambah informasi
menjadi
yang dibutuhkannya untuk menghadapi
menciptakan
teman
pasangan,
dan
kreasi,
baik,
menemukan
membangun
sebuah
sosial.
dengan
diperluas memasukkan
dan mencari solusi masalah yang ada.
interaksi yang baik.
Internet
Intinya, menggunakan media sosial
Internet
sebagai
bentuk
media
menjadi bagian optimis bentuk teknologi
menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain
yang
kecepatan informasi yang dapat diakses
keperluannya. Apalagi bagi mahasiswa
dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri
yang butuh mengakses informasi melalui
dalam
internet ini, sebagai media pemecahan
media
sosial
adalah
alasan
mengapa media sosial berkembang pesat. Hal
ini
sudah
menjadi
dibutuhkan
orang
dalam
masalahnya dalam proses perkuliahan.
keinginan
﴾ 80 ﴿
Media sosial juga memiliki jenis-jenis yaitu:
than to one own’s situation. (Artinya empati adalah suatu respon afektif yang
1. Media
jejaring
sosial
(social
networking)
seolah-olah dialami sendiri yang lebih sesuai untuk situasi yang dihadapi oleh
2. Jurnal online (blog)
orang lain daripada situasi yang dialami
3. Jurnal online sederhana atau mikroblog
sendiri).
(micro blogging)
Fresbach
(1977)
menyatakan
4. Media berbagi (media sharing)
empati sebagai feeling into another,
5. Penanda sosial (socialbookmarking)
artinya merasakan perasaan orang lain.
6. Media konten bersama atau Wiki
Empati tidak hanya bermuatan afek, namun juga bermuatan kognisi, yaitu
D. Empati
kesadaran akan perbedaan diri dan orang
Empati adalah kemampuan untuk mengetahui
bagaimana
lain.
merasakan
Selanjutnya
Goleman
Meneg-
perasaan orang lain. Empati berperan
tengahkan
penting dalam berbagai bidang kehidupan,
sosiogenesis empati (tinjauan tentang
mulai
kemunculan dan tumbuh-kembang empati
dari
pengasuhan,
pendidikan,
semacam
manajemen, hingga tindakan altruistik dan
pada
percintaan. Empati dibangun pada lingkup
sosial). Bahasan akar-akar empati oleh
self-awareness (kesadaran diri). Makin
Goleman tidak dilakukan pada perspektif
terbuka terhadap emosi sendiri, maka
konseling atau psikoterapi, tetapi lebih
makin
dalam
mengetengahkan empati sebagai nilai
memahami perasaan orang lain. Emosi
kemanusiaan. Dalam kajian konseling dan
tidak banyak diekspresikan dalam kata-
psikoterapi betapa ditegaskan pentingnya
kata, justru ia lebih banyak diekspresikan
peran
dalam isyarat-isyarat nonverbal, seperti
konseling tak dapat di pungkiri antara lain
intonasi suara, gerakan bagian tubuh,
ditentukan
ekspresi wajah. Maka kemampuan empati
konselor atau psikoterapis.
terampil
terutama seseorang lewat
seseorang
melibatkan
perspektif
biologis,
biopsiko-
empati.
oleh
psikologis,
Keefektifan
kemampuan
proses
empati
kemampuan
Kemampuan empati tidak hanya
untuk membaca perasaan
sebatas merasakan bagaimana perasaan
pemahaman
terhadap
isyarat-
isyarat nonverbal orang lain.
orang
lain,
tetapi
juga
memerlukan
kemampuan mengartikulasikan perasaan
Hoffman (1975) memberikan definisi
tersebut, sehingga orang lain merasa
tentang empati “empathy, defined as a
dipahami (Blatner, 2002). Tidak semua
vicarious affective response that is more
individu mampu melakukan komunikasi
appropriate to someone else’s situation
﴾ 81 ﴿
yang diwarnai empati, walau hal ini dapat
yang mempunyai kepercayaan lebih juga
dipelajari.
dapat memberikan perhatian atau lebih
Ada beberapa hal yang mem-
peduli perasaan anak. Hal lain yang
pengaruhi proses perkembangan empati
mempengaruhi
pada diri seseorang, yaitu:
adalah kehangatan orang tua (Shaffer,
a. Pola Asuh
2004).
Franz
(dalam
Koestner,
perkembangan
empati
1990)
Orang tua yang responsif dan penuh
menemukan adanya hubungan yang kuat
perhatian cenderung menghargai dan
antara pola asuh pada masa-masa awal
jarang menggunakan hukuman dalam
dengan empathic concern anak yang
menilai perilaku anak. Orang tua akan
mempunyai ayah yang terlibat baik dalam
lebih banyak menggunakan alasan-alasan
pengasuhan dan ibu yang sabar dalam
yang
menghadapi
dapat
diterima
anak
dalam
ketergantungan
anak
menjelaskan mengapa suatu perbuatan
dependency)
akan
dinilai salah. Selanjutnya hal-hal di atas
mempunyai empati yang lebih tinggi.
akan dijadikan model bagi anak dalam
Keterlibatan
ini
mengembangkan empathic concern, atau
berhubungan dengan jumlah waktu yang
dengan kata lain anak akan melakukan
diluangkan bersama anak, sedangkan
prosesn
tolerance of dependency diinterpretasikan
berempati.
(tolerance
of
ayah
dalam
hal
sebagai:
pada
ibu
dalam
Matthews (dalam Barnett, 1979)
1) Besarnya tingkat interaksi ibu dan anak 2) Refleksi
modeling
berpendapat empati
kelembutan,
responsivitas
dan penerimaan terhadap perasaan
lebih
bahwa besar
perkembangan terjadi
dalam
lingkungan keluarga yang: 1) Memberikan kepuasan pada kebutuhan
anak, yang semuanya berhubungan
emosiaonal
dnegan
emmentingkan kepentingan pribadi
perilaku
prososial
(Siegel
dalam Laurence, 1982)
emosional
akan mampu menciptakan anak yang
mempunyai
terlalu
yang tinggi
keyakinan
akan
anak dan
tidak terlalu
mementingkan kepentingan pribadi 3) Mendorong anak untuk mengalami
(Koestner, 1990). Hal ini terjadi karena ibu yang
dan
2) Mendorong anak untuk mengalami
Ibu yang puas dengan perannya
memiliki emphatic concern
anak
emosi dan mengekpresikan emosinya 4) Memberikan
kesempatan
kemampuannya dan tidak cemas dalam
mengobserbasi
pengasuhan anak akan
dengan orang lain sehingga mengasah
menciptakan
hubungan kelekatan antara ibu dan anak
dan
untuk
berinteraksi
kepekaan dan kemampuan emosi.
secara aman (secure attachment). Ibu
﴾ 82 ﴿
b. Kepribadian
dipengaruhi oleh situasi, pengalaman dan
Individu yang mempunyai kebutuhan
respon empati yang diberikan, secara
afiliasi yang tinggi akan mempunyai tingkat
umum anak akan lebih berempati pada
empati dan nilai prososial yang tinggi pula,
orang yang lebih mirip dengan dirinya
sedangkan individu yang memiliki self
dibandingkan
direction, need for achievement, dan need
mempunyai perbedaan dengan dirinya
for power yang tinggi akan mempunyai
(Krebs, 1987)
dengan
orang
yang
tingkat empati yang rendah. (Koenstner, 1990)
e. Usia Kemampuan
c. Jenis Kelamin
semakin
Berdasarkan beberapa penelitian
katnya
berempati
bertambah usia,
hal
dengan ini
mening-
dikarenakan
diketahui bahwa perempuan mempunyai
berambahnya
tingkat empati yang lebih tinggi apabila
(Mussen, 1989). Usia juga akan mem-
dibandingkan
pengaruhi proses kematangan kognitif
Karakteristik
dengan yang
laki-laki.
diatribusikan
pada
pemahaman
akan
perspektif
dalam diri seseorang.
perempuan dibandingkan laki-laki adalah kecenderungan
berempati.
Persepsi
f.
Derajat Kematangan
stereotip ini didasarkan pada kepercayaan bahwa
perempuan
(bersifat
lebih
memelihata)
nurturance dan
lebih
Empati itu dipengaruhi oleh darajat kematangan. Maksud derajat kematangan adalah besarnya kemampuan seseorang
berorientasi interpersonal dibandingkan
dalam
laki-laki
proporsional.
(Persons
dan
Bales
dalam
memandang
sesuatu
secara
Eisenberg & Strayer, 1987). Buck (1995) dalam penelitiannya menemukan hasil, adanya
perbedaan
dalam
g. Sosialisasi
hubungan
Semakin banyak dan semakin
dengan orientasi eksternal dan internal.
intensif
Perempuan lebih berorientasi eksternal
sosialisasi maka akan semakin terasah
(orientasi pada orang lain), sedangkan
kepekaannya terhadap emosi orang lain.
laki-laki
Matthew
lebih
berorientasi
internal
(orientasi pada diri sendiri).
seorang
individu
(dalam
menyatakan
melakukan
Hoffman,
beberapa
hal
1996) yang
menjadikan sosialisasi sebagai komponen d. Variasi
Situasi,
Pengalaman
dan
Objek Respon Tinggi berempati
rendahnya seseorang
yang berpengaruh terhadap empati, yaitu: 1) Sosialisasi
kemampuan akan
membuat
mengalami banyak emosi
sangat
﴾ 83 ﴿
seseorang
2) Sosialisasi membuat seseorang dapat mengamati
secara
langsungsituasi
internal orang lain 3) Sosialisasi
(dalam Mussen, 1979) menyatakan ada tiga komponen empati yaitu: 1. Kemampuan
membuka
terjadinya
banyak
kemampuan afeksi
sehingga
prososial
peran, mampu mendudukkan diri pada posisi dan peran orang lain
dan
3. Emotioanal
perasaan empati yang dinyatakan
melakukan
secara verbal.
berhadapan
Empati merupakan suatu reaksi individu
pada
saat
ia
pada
2. Role taking, kemampuan untuk alih
model yang dapat memberikan banyak kebiasaan
merujuk
perasaan orang lain
5) Dalam sosialisasi ditemukan banyak
contoh
yang
kemampuan memahami kondisi dan
seseorang akan menjadi lebih terbuka terhadap kebutuhan emosi orang lain
dan
mengenal kondisi afektif orang lain,
proses role taking 4) Terdapat
membedakan
respons, reaksi
kemampuan
afektif
dengan
jika
ia
situasi-situasi
yang membutuhkan bantuannya.
mengamati
Selanjutnya
berdasarkan
skala
pengalaman orang lain (Davis, 1983). Ada
empati yang dibuat Davis (1983) secara
banyak bentuk reaksi yang mungkin terjadi
global ada dua komponen dalam empati,
setelah seseorang mengalami bermacam
yaitu komponen kognitif dan komponen
peristiwa. Para ahli membedakan respon
afektif yang masing-masing mempunyai
empati menjadi dua komponen, yaitu:
dua aspek, yaitu: Komponen kognitif terdiri
respon
Perspective Taking (PT), dan Fantacy
kognitif
dan
respon
afektif
(Koestner, 1990; Davis, 1983). Westner
(FS),
menamakan
tersebut
meliputi Emphatic Concern (EC) dan
sensitivitas
Personal Distress (PD). Keempat aspek
sebagai
dua
komponen
intelligensi
dan
terhadap isyarat (clue sensitivity).
sedangkan
komponen
afektif
tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
Komponen kognitif dalam empati
1. Perspective taking (PT)
difokuskan pada proses intelektual untuk
Kecenderungan seseorang untuk
memahami perspektif orang lain dengan
mengambil
tepat, di sini diharapkan seseoang dapat
orang lain secara spontan, Mead dalam
membedakan
dan
(Davis, 1983) menekankan pentingnya
menerima pandangan mereka. Adapun
kemampuan dalam perspective taking
komponen
untuk
kecenderungan
emosi
afektif
orang
lain
merupakan
seseorang
untuk
sudut
perilaku
pandang
psikologis
non egosentrik,
yaitu
kemampuan yang tidak berorientasi pada
mengalami perasaan emosional orang
kepentingan
lain. Fresbach (1977) dan Kuchenbercker
kepentingan orang lain. Coke (Dalam Davis,
﴾ 84 ﴿
1983)
sendiri,
tetapi
menyatakan
pada
bahwa
perspektif taking berhubungan dengan
diberikan orang lain mengenai situasi
reaksi emosional dan perilaku menolong
internalnya yang dapat diketahui melalui
orang dewasa
perilaku dan sikap-sikap mereka (Lingren,
a) Fantasi
(FS)
seseorang mereka
adalah
untuk secara
kemampuan
emngubah imajinatif
1974)
diri
Seseorang
dapat
mengin-
dalam
terpretasikan orang lain bahagia, cemas,
mengalami perasaan dan tindakan dari
sedih, marah atau bosan biasanya melalui
karakter khayal dalam buku, film atau
ekspresi wajah yang tampak, seperti;
cerita yang dibaca dan ditontonnya.
tersenyum, menyeringai, cemberut atau
Stotland
1983)
ekspesi lain;. Selain itu sikap badan, suara
fantasi
dan gerak isyarat juga dapat dijadikan
(dalam
mengemukakan
Davis, bahwa
merupakan aspek yang berpengaruh
petunjuk
pada reaksi emosi terhadap orang lain
sedang dialami seseorang (Lindgren dan
dan menimbulkan perilaku menolong
Staub, 1978). Kemampuan berempati
b) Empathic
Concern
(EC)
adalah
penting
berbeda-beda.
pada
ditujukan
terhadap
lain
dan
kemalangan
perhatian
orang
lain.
yang
Reaksi
pada
empati
orang
lain
yang
seringkali
didasarkan pada pengalaman masa lalu,
Aspek ini juga merupakan cermin dari
biasanya
perasaan
kehangatan
kaitannya
dengan
seseorang
merespon
yang
erat
pengalaman orang lain secara lebih
kepekaan
dan
empatik
kepedulian terhadap orang lain. c) Personal
hati
dimiliki oleh masing-masing individu yang
perasaan simpati yang berorientasi orang
suasana
Distress
(FD),
apabila
mempunyai
sebelumnya
pengalaman
yang
ia mirip
adalah
dengan orang tersebut (Staub, 1978),
menekankan pada kecemasan pribadi
sebab itu akan menimbulkan kemiripan
yang berorientasi pada diri sendiri
kualitas pengalaman emosi.
senta kegelisahan dalam menghadapi setting
interpersonal
(dalam
Krebs,
1987)
tidak
mengatakan bahwa seseorang akan lebih
distress
mudah berempati terhadap orang lain
yang tinggi membuat kemampuan
yang memiliki kesamaan dengan dirinya
sosialisasi seseorang menjadi rendah.
daripada
menyenangkan.
yang
Krebs
Personal
Agar seseorang dapat berempati ia harus
mengamati
enterpretasikan Ketepatan dipengaruhi
dan
perilaku
dalam
meng-
orang
berempati
kemampuan
lain, sangat
seseorang
dalam menginterpretasikan informasi yang
orang
yang
tidak
memiliki
kesamaan. Johnson (dalam Johnson, 1983) menambahkan bahwa orang yang empatik
biasanya
melukiskan
dirinya
sebagai orang yang lebih toleran, mampu mengendalikan
diri,
ramah,
pengaruh dan bersifat humanistic.
﴾ 85 ﴿
punya
Rose
(dalam
Hogan
1980)
berkreasi dan menyatakan identitas
mengemukakan lima aspek orang yang
diri. Adanya hubungan social dan
mempunyai
media
karakteristik
orang
yang
berkreasi
menyebabkan
berempati tinggi (highly empatic concern),
tumbuhnya rasa harga diri dalam diri
yaitu:
seseorang
1. Kemampuan yang berperan imajinatif’
1984)
2. Sadar terhadap pengaruh orang lain 3. Kemampuan
untuk
Gewirtz,
d) Meningkatkan pemahaman diri
mengevaluasi
Kemampuan
motif-motif orang lain 4. Pengetahuan
(Kurtinez dan
dalam
memahami
perspektif orang lain, menyebabkan
tentang
motif
dan
seorang individu sadar bahwa orang
perilaku orang lain
lain
dapat
melakukan
penilaian
5. Mempunyai rasa pengertian sosial
berdasarkan perilakunya. Hal itu akan
Empati bagi seorang individu mempunyai
menyebabkan individu lebih sadar dan
beberapa fungsi, yaitu:
memperlihatkan pendapat orang lain
a) Menyesuaikan diri
tentang
Empati
mempermudah
dirinya.
Melalui
proses
proses
tersebut akan terbentuk konsep diri
adaptasi karena ada kesadaran dalam
yang terjadi dengan perbandingan
diri bahwa sudut pandang setiap orang
social
berbeda. Dymon (dalam Hadiyanti,
membandingkan diri sendiri dengan
1992) menyatakan bahwa orang yang
orang
baik
Berdasarkan uraian di atas, dapat
penyesuaian
dirinya
akan
yang
dilakukan
lain
dengan
(Mussen,
dimanifestasikan dalam sifat optimis,
diketahui
fleksibel dan kematangan emosi
dasarnya terdiri dari komponen kognitif
b) Mempercepat
hubungan
dengan
kognitif (dalam
Lauster,
empati
pada
dan komponen afektif. Komponen
orang lain Lauster
bahwa
1989).
difokuskan
pda
proses
1995)
intelektual untuk memahami persektif
berpendapat bahwa jika setiap orang
orang lain dengan benar. Adapun
berusaha untuk berempati, maka salah
komponen
paham,
kecenderungan
perdebatan
sepakatan
antar
dan individu
ketidak dapat
mengalami
dihindari.
afektif
merupakan
seseorang
pengalaman
untuk
emosional
orang lain.
c) Meningkatkan harga diri Empati
berperan
hubungan Jones,
dalam
Richard
(dalam
Untuk melatih kemampuan empati,
menyatakan
bahwa
maka dalam kehidupan perlu didukung
social.
1992)
E. Penutup
besar
hubungan social merupakan media
oleh
﴾ 86 ﴿
berbagai
pihak,
baik
dirumah,
lingkungan kerja dan msyarakat. Dalam
and 7 years old,
meningkatnya kemampuan empati, maka
Developmental Psychology vol.15
seseorang harus memiliki kepedulian dan
no.2 221-222
kepekaan terhadap lingkungan sosialnya,
Journal of
Blatner, A (2002), Using Role Playing in
memiliki rasa kasih sayang, mampu
Teaching
bergaul
http//www.blatner.com/adam/pdnt
dan
menjalin
persahabatan
dengan orang lain serta memiliki inisiatif
Empathy,
bk
untuk membantu orang lain yang berada
Britton, P.C,. Fuendling, J.M. (2005). The
dalam kesulitan. Inilah harapan yang ingin
Relations Among Varieties of Adult
dicapai
Attachment and The Components
dalam
tujuan
meningkatkan
empati dalam kehidupan sehari-hari.
of Empathy. The JournaL OF
Media sosial banyak memberikan
Social Psychology, October 2005,
dampak terhadap sikap dan perilaku
vol 145
manusia dalam berinteraksi satu dengan
Davis, M.H (1983), Measuring Individual
yang lainnya. Artinya media massa dapat
Differences in Empathy. Journal of
membentuk
Personality and Social Psychology,
sikap
yang
dapat
menimbulkan konflik dalam masyarakat.
Vol 132. No. 397-410
Hal ini akan menjadi terkikisnya rasa
Einsenberg, N & Strayer, N. (1987).
empati yang ada, karena manusia terbiasa
Empathy and Its Development.
untuk menghina dan melakukan tindakan
Cambridge: Cambridge University
kekerasan pada orang lain.
Press.
Media juga dapat menjadi hal negatif
Eisenberg, N & Mussen, P,H. (1989). The
apabila pengguna tidak cermat dalam
Roots
mengakses media sosial seperti internet.
Children. New York. Cambrifge
Menurut Chrisyanti (2015), bahwa internet
University Press.
penggunaannya
berbagai
lingkungan
Gallagher,
of
D.R.,
Prosocial
Bagin,
F.,
komunikatif yang sinkron dan memberikan
E.H.(2005).
The
banyak
Community
Relations,
kepentingan
psikologis
bagi
indidvidu. Namun hal ini apabila individu tidak dapat mengontrol dampak negatifnya
Behavior
Moore,
School
and
Boston:
Pearson Education, Inc. Goleman,
maka akan mempengaruhi perilakunya.
D.
(1995).
Emotional
Intelligence: Why it can matter more than IQ. New York: Bantam
F. Daftar Pustaka
Books
Barnett. M.A. Matthews & Howard, J.A. (1979).
Relationship
Harris, P. (1996). Violence and The
Between
School. Hawker Brownlow, Ed.
Competitiveness and Empathy in 6
﴾ 87 ﴿
Hetherington, E. (1999), Child Psychology
London.
5thed. USA: McGraw-Hill
Blackwell
Scientific
Publications.
Hogan, Rose. (1980). Human Sexuality a
Mussen, P.H. John, J.C. & Kagan J (1979).
Nursing Perspective, New York:
Child
Prentice-Hall. Inc
Personality, New York: Harper
http://www.ypk.or.id/in/berita-a-
Mussen, P.H., Conger. J.J. & Kagan, J.
pendidikan-karakter-1.html Tjandraningtyas
Pengaruh
Pelatihan
Terhadap
Peningkatan
and
International Inc.
artikel/artikel/107-yuk-kita-peduli-
Jacqueline
Development
(1989).
Perkembangan
dan
(2004),
Kepribadian Anak (terjemahan Ed
Empati
6). Jakarta: Penerbit Arcan
Motif
Neto, Aramis A Lopes. (2005). Bullying –
Prososial Mahasiswa Universitas
Aggressive
Kristen Maranatha di Bandung.
Students. Jornal de Pediatri. Vol
(Tesis),
81, No. 5 (Suppl), 164-172.
Bandung:
Universitas
Padjadjaran
Among
Shaffer, Lary (2004). Research Stories for Introductory Psychology 2nd ed.
Jones & Nelson. (1992). Cara Membina Hubungan Baik dengan Orang Lain,
Behavior
Jakarta:
Penerbit
Bumi
Boston: Pearson Education, Inc. Staub, E (1978). Positive Behaviour and
Aksara.
Morality:
Joyce, Bruce & Marsha Weil (1996). Model
Influence,
of Teaching, Boston: Allyn and Bacon
Social
and
vol.1.
Personal
New
York:
Academic Press. Trusty, J., Ng, K.M., Watts, R.E. (2005).
Koestner, R & Franz.C. (1990). The Family
Model
of
effects
of
adult
Origins of Empathic Concern: A 6
attachment on emotional empathy
Years Longitodinal Studi. Journal
of counseling students. Journal of
of
Counseling and Development, 83
Personality
and
Social
Psychology. Vol 58 no.4 709-717
(1), 66-77
Krebs, J.R. (1987). An Indtroduction to Behavioral
Ecology.
Oxford
﴾ 88 ﴿