BULLYING DITINJAU DARI SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA DAN KONTROL DIRI PADA SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi
Oleh: Diah Wahyuningsih G0112032
Pembimbing : Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi., Psikolog Pratista Arya Satwika, S.Psi., M.Psi., Psikolog
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali jika secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia untuk dicabut gelar kesarjanaan saya.
Surakarta, Juli 2016
Diah Wahyuningsih
iv
MOTTO
“Laa yustatho‟ul „ilmu bi rohatil jasad” (Ilmu tidaklah bisa diraih dengan badan yang bersantai-santai) (Abdurrahman bin Abu Hatim dalam Siyar A’lamin Nubala’)
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath Thabrani ad Daruqudni)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (Q.S. Al-Insyirah 6-8)
v
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Saya persembahkan skripsi ini untuk :
Ibu, Bapak dan Kakak yang senantiasa membersamai langkahku dengan untaian doa, dukungan, semangat dan Almamater tercinta Universitas Sebelas Maret
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, karuniaNya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari, bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. Hartono., M.Si. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. Hardjono, M.Si., Psikolog selaku Kepala Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Pratista Arya Satwika, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II atas arahan, bimbingan, dukungan, masukan, nasihat, kesabaran serta diskusidiskusi yang telah membuka pikiran selama proses pengerjaan skripsi ini.
4.
Dra. Machmuroch, M.S., Psikolog dan Selly Astriana, S.Psi., M.A. atas kesediaan waktu, masukan, saran, dan koreksi yang diberikan demi penyempurnaan skripsi ini.
5.
Dra. Hj. E.P. Agustina, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
6.
Amin Muslih, S.Pd., M.Pd selaku Wakil Kepala SMA Negeri 8 Surakarta yang telah membantu proses perizinan penelitian.
vii
7.
Dwiyanto Ariwibowo, S.Psi dan Drs. Sutoto selaku guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 8 Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan membantu proses pelaksanaan penelitian.
8.
Seluruh siswa kelas X dan XI SMA Negeri 8 Surakarta atas bantuannya yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
9.
Bapak, Ibu, Kakak, dan seluruh keluarga besar atas cinta, kasih sayang, dan doa yang sangat berarti bagi penulis.
10. Sahabat-sahabat tercinta: Astri, Ayu Nur, Ayu Wulandari, Dara, Habibah, Inna, Andini, Krisanty, Mbak Melati, Kak Titis, Anny, Anindya, dan Adly atas ukuwah yang luar biasa, doa, dukungan, dan bantuan yang diberikan. 11. Jajaran dosen Psikologi UNS yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang berharga, serta seluruh staf Program Studi Psikologi UNS atas bantuan dan dukungan kepada penulis. 12. Teman-teman DIGNITY 2012 atas semangat, dukungan, kebersamaan, dan pengalaman berkesan selama empat tahun belajar di Psikologi UNS. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memperluas pengetahuan bagi kita semua. Surakarta, 22 Juli 2016
Penulis
viii
BULLYING DITINJAU DARI SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA DAN KONTROL DIRI PADA SISWA SMA NEGERI 8 SURAKARTA Diah Wahyuningsih G0112032 Program Studi Psikologi Fakultas Kedoketran Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang berdampak negatif pada perkembangan sosioemosional siswa. Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja, berulang kali, dan terdapat ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban. Bullying dapat berbentuk fisik, verbal, dan psikologis. Bullying dipengaruhi oleh berbagai variabel, diantaranya yaitu secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri terhadap bullying, hubungan antara secure attachment dengan orang tua terhadap bullying, dan hubungan antara kontrol diri terhadap bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA Negeri 8 Surakarta. Sampel penelitian berjumlah 146 siswa yang diambil dengan teknik stratified cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala bullying, skala secure attachment dengan orang tua, dan skala kontrol diri. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan nilai Fhitung sebesar 16,112 (> Ftabel 3,06) dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri terhadap bullying. Secara parsial, terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua terhadap bullying (rx1y = -0,182; p = 0,029 < 0,05), serta terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri terhadap bullying (rx2y = -0,320; p = 0,000 < 0,05). Nilai R2 sebesar 0,184 artinya secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama memberi sumbangan efektif sebesar 18,4% terhadap bullying. Kata kunci: bullying, secure attachment dengan orang tua, kontrol diri
ix
BULLYING VIEWED FROM SECURE ATTACHMENT WITH PARENTS AND SELF-CONTROL ON STUDENTS OF SMA NEGERI 8 SURAKARTA Diah Wahyuningsih G0112032 Psychology Department-Faculty of Medicine Sebelas Maret University Surakarta ABSTRACT Bullying in schools is a serious problem that negatively affect the students socioemotional development. Bullying is aggressive behavior that committed intentionally, repeatedly, and there is an imbalance of power between the bully and the victim. Bullying can be physical, verbal, and psychological. Bullying is influenced by many variables, among which secure attachment with parents and self-control. The purpose of this study was to determine the relationship between secure attachment with parents and self-control toward bullying, the relationship between secure attachment with parents toward bullying, and the relationship between selfcontrol toward bullying on students of SMA Negeri 8 Surakarta. The population of this research was students of class X and XI SMA Negeri 8 Surakarta. The sample was 146 students were taken by stratified cluster random sampling technique. This study used bullying scale, secure attachment with parents scale, and self-control scale. Double regression analysis showed Fcount 16,112 (> Ftable 3,06) with p = 0,000 (p < 0,05). The result indicated that there was significant correlation between secure attachment with parents and self-control toward bullying. Partially, there is a significant relationship between secure attachment with parents toward bullying (rx1y = -0,182; p = 0,029 < 0,05), and there is a significant relationship between self-control toward bullying (rx2y = -0,320; p = 0,000 > 0,05). R-square value was 0,184, it means that secure attachment with parents and selfcontrol simultaneously contribute 18,4% toward bullying. Keywords : bullying, secure attachment with parents, self-control
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN
iv
HALAMAN MOTTO
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
10
C. Tujuan
10
D. Manfaat Penelitian
11
BAB II. LANDASAN TEORI A. Bullying
13
1. Pengertian Bullying
13 xi
2. Aspek-Aspek Bullying
15
3. Faktor-Faktor Bullying
19
4. Dampak Bullying
26
B. Secure Attachment dengan Orang Tua
27
1. Pengertian Secure Attachment dengan Orang Tua
27
2. Aspek-Aspek Secure Attachment dengan Orang Tua
31
3. Tahap Perkembangan Attachment
33
4. Faktor-Faktor Secure Attachment dengan Orang Tua
35
C. Kontrol Diri
37
1. Pengertian Kontrol Diri
37
2. Aspek-Aspek Kontrol Diri
39
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri
40
D. Hubungan antarvariabel
41
1. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Bullying
41
2. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dengan Bullying
45
3. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Bullying
48
E. Kerangka Pemikiran
50
F. Hipotesis
50
BAB III. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian
51
B. Definisi Operasional
51
xii
1. Bullying
51
2. Secure Attachment dengan Orang Tua
52
3. Kontrol Diri
52
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
53
1. Populasi
53
2. Sampel
53
3. Sampling
54
D. Metode Pengumpulan Data
55
1. Sumber Data
55
2. Metode Pengumpulan Data
55
E. Teknik Analisis Data
61
1. Uji Validitas
61
2. Uji Reliabilitas
61
3. Uji Hipotesis
62
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian
65
1. Orientasi Kancah Penelitian
65
2. Persiapan Penelitian
67
B. Pelaksanaan Penelitian
69
1. Penentuan Sampel Penelitian
69
2. Pelaksanaan Uji Coba
70
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
71
4. Penyusunan Alat Ukur Penelitian
75
xiii
5. Pengumpulan Data Penelitian
78
6. Pelaksanaan Skoring
79
C. Hasil Analisis Data Penelitian
79
1. Uji Asumsi Dasar
80
2. Uji Asumsi Klasik
83
3. Uji Hipotesis
86
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
92
5. Analisis Deskriptif
93
6. Analisis Tambahan
97
D. Pembahasan
100
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
111
B. Saran
112
DAFTAR PUSTAKA
115
xiv
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 1. Blueprint Skala Bullying
57
2.
Tabel 2. Blueprint Skala Secure Attachment dengan Orang Tua
59
3.
Tabel 3. Blueprint Skala Kontrol Diri
60
4.
Tabel 3. Daftar Sampel Uji Coba dan Penelitian
69
5.
Tabel 5. Distribusi Aitem Bullying Valid dan Gugur
72
6.
Tabel 6. Reliabilitas Skala Bullying
72
7.
Tabel 7. Distribusi Aitem Secure Attachment dengan Orang Tua Valid dan Gugur
73
8.
Tabel 8. Reliabilitas Skala Secure Attachment dengan Orang Tua
74
9.
Tabel 9. Distribusi Aitem Kontrol Diri Valid dan Gugur
75
10. Tabel 10. Reliabilitas Skala Kontrol Diri
75
11. Tabel 11. Blueprint Skala Bullying untuk Penelitian dengan Penomoran Baru
76
12. Tabel 12. Blueprint Skala Secure Attachment dengan Orang Tua untuk Penelitian dengan Penomoran Baru
77
13. Tabel 13. Blueprint Skala Kontrol diri untuk Penelitian dengan Penomoran Baru
78
14. Tabel 14. Hasil Uji Normalitas
80
15. Tabel 15. Hasil Uji Linearitas antara Bullying dengan Secure Attachment dengan Orang Tua
82
16. Tabel 16. Hasil Uji Linearitas antara Bullying dengan Kontrol Diri xv
83
17. Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas
84
18. Tabel 18. Hasil Uji Autokorelasi
86
19. Tabel 19. Hasil Uji Simultan F
87
20. Tabel 20. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
88
21. Tabel 21. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
88
22. Tabel 22. Hasil Uji Korelasi Parsial Secure Attachment dengan Orang Tua dengan Bullying
90
23. Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Parsial Kontrol Diri dengan Bullying
91
24. Tabel 24. Deskriptif Data Empirik
93
25. Tabel 25. Deskriptif Data Penelitian
94
26. Tabel 26. Hasil Kategorisasi Responden berdasarkan Skor Skala Bullying
95
27. Tabel 27. Hasil Kategorisasi Responden berdasarkan Skor Skala Secure Attachment dengan Orang Tua
96
28. Tabel 28. Hasil Kategorisasi Responden berdasarkan Skor Skala Kontrol Diri
97
29. Tabel. 29 Deskripsi Subjek Penelitian
97
30. Tabel. 30 Deskripsi Bullying Berdasarkan Jenis Kelamin
99
31. Tabel. 31 Deskripsi Jenis Bullying yang dilakukan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
99
32. Tabel. 32 Deskripsi Bullying Berdasarkan Tingkatan Kelas
xvi
100
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Bullying
50
2. Gambar 2. Hasil Uji Normalitas terhadap Residual
81
3. Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Scatterplot
85
4. Gambar 4. Jenis Bullying yang Dilakukan Siswa
98
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran A. Skala Uji Coba Penelitian
121
2. Lampiran B. Distribusi Nilai Skala Uji Coba
132
3. Lampiran C. Uji Validitas Aitem dan Reliabilitas Skala
143
4. Lampiran D. Skala Penelitian
150
5. Lampiran E. Distribusi Nilai Skala Penelitian
161
6. Lampiran F. Analisis Data Penelitian
180
7. Lampiran G. Dokumentasi Penelitian
205
8. Lampiran H. Jadwal Penelitian
206
9. Lampiran I. Administrasi Penelitian
208
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun sangat disayangkan bahwa sekolah yang merupakan lembaga pendidikan tempat mencerdaskan siswasiswinya harus diwarnai oleh tindak kekerasan. Kekerasan di sekolah yang terjadi saat ini semakin kompleks dan memprihatinkan. Mulai dari tindakan tawuran pelajar, perselisihan pribadi, diskriminasi dan bullying. Bullying merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) tahun 2012 hingga 2015, dari 2 ribu anak di seluruh Indonesia, 87% mengalami kasus kekerasan termasuk bullying (Setyawan, 2015). Lebih lanjut, jumlah kasus bullying tersebut mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar. Hasil Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 juga menyatakan, hampir setiap sekolah di Indonesia memiliki kasus bulying, meski hanya bullying verbal dan psikologis atau mental. Susanto sebagai Ketua Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter
1
2
menilai bahwa Indonesia sudah masuk kategori "darurat bullying di sekolah” (Herman, 2014). Tidak hanya di Indonesia, bullying juga terjadi di berbagai belahan dunia. Smith et al. (2002) menjelaskan bahwa fenomena bullying juga terjadi di berbagai bangsa di seluruh budaya dan mempengaruhi anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Hasil survei yang dilakukan Smith dan rekan-rekannya (1990) pada 21 negara yang ada di benua Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia menunjukkan bahwa fenomena bullying merupakan masalah yang harus segera ditangani secara serius. Bullying dapat terjadi pada semua tingkat, baik pada masa SD, SMP, maupun SMA. Prevalensi tertingginya terjadi pada masa SMA. Masa-masa SMA adalah masa dimana seorang anak berada dalam fase remaja, yaitu dalam usia 1518 tahun. Hurlock (1980) berpendapat bahwa remaja merupakan masa pemberontakan atau masa melepaskan diri dari pengaruh orang tua. Seorang remaja seringkali menampilkan berbagai gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami permasalahan baik di lingkungan keluarga, sekolah atau di lingkungan pergaulannya. Oleh karena itu pada masa SMA inilah banyak terjadi kasus bullying. Survei yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa Amini pada 2008 (dalam Wiyani, 2012) juga mendukung penyataan di atas. Yayasan ini melakukan survei tentang bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta. Hasilnya menunjukkan tingkat bullying adalah sebesar 67,9% di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
3
Beberapa kejadian bullying yang menimpa remaja di Sekolah Menengah Atas sempat menghebohkan pemberitaan di media masa. Pada bulan Juli 2014 terjadi kasus bullying menimpa 15 siswa kelas X SMA Negeri 70 Jakarta oleh seniornya yang berjumlah 13 orang (Harahap, 2014). Kasus bullying yang terjadi bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa korban. Dua orang siswa kelas XI SMA Negeri 3 Setiabudi Jakarta meninggal dunia karena tindakan bullying yang dilakukan
lima
orang
senior.
Kejadian
tersebut
terjadi
saat
kegiatan
ekstrakurikuler pencinta alam di Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat yang dilaksanakan selama dua hari. Menurut keterangan pihak dokter, tubuh korban dipenuhi luka lebam (Fahmi, 2014; Irwanto, 2014). Kasus bullying yang terbaru terjadi awal bulan Mei 2016, beredar sebuah video bullying yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 3 Setiabudi Jakarta (Siswanto, 2016). Bullying tersebut menimpa siswa kelas X berinisial A (15) yang dilakukan oleh empat seniornya kelas XII. Korban dimaki-maki serta disiram dengan air botol kemasan dan abu rokok pada bagian kepala. Berbagai kejadian bullying tersebut hanya sebagian dari kasus bullying yang terjadi dan berhasil diungkap oleh media. Bullying di sekolah pertama kali diteliti secara ilmiah oleh Dan Olweus di Skandinavia pada tahun 1970. Olweus (1999) menyatakan bahwa bullying merupakan tindakan agresif yang disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, serta terdapat ketidakseimbangan kekuatan. Ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban bullying bisa bersifat real maupun perasaan (Wiyani, 2012). Contoh yang bersifat real berupa ukuran badan, kekuatan fisik, gender (jenis kelamin), dan status sosial. Contoh yang bersifat perasaan seperti
4
perasaan lebih superior dan kepandaian berbicara atau pandai bersilat lidah. Lebih lanjut, Wiyani (2012) menyatakan, adanya unsur ketidakseimbangan kekuatan inilah yang membedakan bullying dengan konflik lainnya. Pada konflik antara dua orang yang memiliki kekuatan sama, masing-masing memiliki kemampuan untuk menawarkan solusi dan berkompromi dalam menyelesaikan masalah. Pada kasus bullying, ketidakseimbangan kekuatan menghalangi pelaku dan korban untuk menyelesaikan konflik mereka sendiri sehingga diperlukan kehadiran pihak ketiga. Coloroso (2007) membagi bullying kedalam tiga bentuk, yaitu bullying yang bersifat fisik, verbal, dan psikologis/relasional. Bullying fisik seperti memukul, menampar, dan menendang. Bullying verbal seperti memaki, menggosip, dan mengejek.
Bullying
psikologis
seperti
mengintimidasi,
mengucilkan,
mengabaikan, dan mendiskriminasi. Kategori bullying psikologis yang berupa pengucilan menempati peringkat pertama dengan persentase 41,2% untuk tingkat SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA. Peringkat kedua ditempati oleh kekerasan verbal (mengejek) dan yang terakhir oleh kekerasan fisik (memukul) (Yayasan SEJIWA dalam Wiyani, 2012). Penulis melakukan penggalian data awal penelitian dengan menyebarkan skala kepada 40 siswa, serta melakukan wawancara terhadap beberapa orang siswa dan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mengetahui fenomena bullying di SMA Negeri 8 Surakarta. Hasil penyebaran skala dan wawancara tersebut menunjukkan fakta bahwa terjadi bullying di SMA Negeri 8 Surakarta. Bentuk bullying yang dilakukan seperti bullying verbal, bullying fisik, serta bullying
5
relasional/psikologis. Seorang siswa juga pernah menerima bullying berupa ejekan secara terus menerus hingga menangis dan mengadu kepada guru BK. Ada tiga pihak yang terlibat dalam kejadian bullying, yaitu pelaku, korban, dan bystander. Pelaku merupakan siswa yang melakukan bullying terhadap siswa lain. Korban merupakan siswa yang menjadi target bullying. Bystander merupakan orang yang menyaksikan kejadian bullying. Bystander dibagi kedalam tiga kategori, yaitu mendukung yang korban, hanya melihat dan tidak ikut terlibat, dan ikut bergabung melakukan bullying. Bagi sebagian orang, bullying mungkin hanya dianggap sebagai sebuah candaan dan bersifat wajar. Padahal, bullying merupakan permasalahan yang dampaknya harus ditanggung oleh semua pihak, baik itu korban, pelaku, maupun bystander. Penelitian terbaru dari Sigurdson et al., (2015) menunjukkan hasil bahwa keterlibatan dalam bullying pada masa remaja berhubungan dengan masalah kesehatan mental di kemudian hari dan berkemungkinan menghambat perkembangan menuju masa dewasa yang mandiri. Anak-anak yang terlibat dalam bullying, baik menjadi korban maupun pelaku memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan terhadap masalah psikosomatis dan psikososial daripada anak-anak yang tidak terlibat (Gini, 2008). Meta-analisis yang dilakukan oleh Hawker dan Bulton (dalam Cowie & Jennifer, 2008) menunjukkan hasil bahwa menjadi korban bullying sangat berkaitan dengan depresi, kesepian, dan self-esteem yang rendah. Bahkan dampak terparah dari bullying dapat menyebabkan depresi yang berujung pada bunuh diri. Berdasarkan sebuah studi longitudinal di California yang mengambil sampel
6
sebanyak 11 negara, menunjukkan hasil bahwa orang dewasa cenderung melakukan bunuh diri ketika mereka menjadi korban bullying di awal masa remaja (Copeland et al., 2013). Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa sebanyak 40 % anakanak
di
Indonesia
meninggal
karena
bunuh
diri
akibat
tidak
kuat
menahan bullying (Syah, 2015). Sedangkan bagi pelaku bullying gangguan sosialpsikologis yang sering muncul adalah depresi, kesepian, dan isolasi sosial (Crick & Grotpeter dalam Cowie & Jennifer, 2008). Bagi bystander, gangguan yang muncul adalah kecemasan dan penurunan kadar kortisol (Carney et al., 2010). Berdasarkan penelitian di atas, maka disimpulkan bahwa bullying memang terjadi di sekolah dan berdampak negatif bagi perkembangan sosioemosional pelaku, korban, maupun bystander. Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut namun lebih berfokus pada pelaku bullying. Penyebab seseorang menjadi pelaku bullying tidak dapat dipisahkan dari faktor keluarga, terutama orang tua. Seorang anak memulai interaksi pertamanya dengan orang tua. Orang tua merupakan agen sosialisasi utama yang memainkan peran penting dalam perkembangan psikologis anak. Melalui sikap dan perilaku yang diperoleh dari orang tua, anak mendapatkan kesan pertama mengenai dunia. Attachment (kelekatan) antara orang tua dan anak sangat diperlukan oleh seorang anak, bahkan ketika mereka telah tumbuh dewasa. Istilah attachment mengacu pada hubungan emosional awal antara bayi dan pengasuh (biasanya satu atau kedua orang tua). Papalia (2013) menyatakan, attachment adalah ikatan emosional menetap yang bersifat timbal balik antara
7
bayi dan pengasuh, yang masing-masing berkontribusi terhadap kualitas hubungan tersebut. Aattachment yang dibangun pada masa bayi tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan anak selanjutnya. Ainswort (dalam Papalia, 2013) kemudian membagi attachment menjadi tiga bentuk, yaitu secure attachment (kelekatan aman), dan dua bentuk insecure attachment (kelekatan tidak aman) yaitu avoidant dan ambivalent attachment. Setiap pola attachment memiliki konsekuensi masing-masing. Hubungan orang tua dan anak yang baik berfungsi sebagai secure base dimana anak dapat mengeksplorasi lingkungan mereka (Bowlby, 1988). Ketika pengasuh secara konsisten sensitif, mendukung, responsif, dan menerima perilaku anak mereka menghasilkan kualitas hubungan yang tinggi atau secure attachment (Weinfield et al., 1999). Attachment yang baik dengan orang tua akan mendorong kepercayaan untuk terlibat hubungan dengan orang lain dan sebagai dasar pengembangan keterampilan interpersonal (Santrock, 2014). Makin aman kelekatan seorang anak terhadap orang dewasa yang bersifat mengasuh akan membuat anak semakin mudah untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain (Papalia, 2013). Remaja dengan secure attachment lebih sedikit mengalami masalah, baik itu masalah gangguan perilaku, kenakalan dan agresi (Morreti & Pelled, 2004). Lebih lanjut, Morreti & Pelled (2004) menyatakan bahwa remaja dengan secure attachment mampu mengelola masa transisi menuju Sekolah Menengah Atas dengan lebih baik, menjalani hubungan yang positif, dan lebih sedikit mengalami
8
konflik dengan keluarga maupun teman-temannya dibandingkan remaja dengan insecure attachment. Secure attachment terkait dengan sosialisasi masa depan yang positif, yaitu lebih rendah dalam permasalahan eksternal seperti agresi. Sebuah penelitian terbaru dilakukan oleh Bloodworth (2015) menunjukkan bahwa seorang remaja dengan secure attachment memiliki perilaku agresif yang lebih rendah. Siswa dengan secure attachment akan cenderung menjalin pertemanan yang baik dan menghindari dari terlibat perilaku agresi, termasuk bullying. Walden dan Beran (2010) menyatakan bahwa siswa dengan kualitas attachment yang rendah cenderung menjadi korban maupun pelaku bullying dibandingkan siswa dengan secure attachment. Terdapat faktor lain dari diri individu yang diduga mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan bullying, yaitu kontrol diri. Rendahnya kontrol diri dipandang sebagai bagian penting yang berhubungan dengan berbagai macam perilaku menyimpang, termasuk bullying. Kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan untuk menahan diri dari emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan (Sarafino, 2012). Kontrol diri merupakan
pengendalian
pertimbangan-pertimbangan
tingkah
laku
terlebih
dahulu
dimana
seseorang
sebelum
melakukan
memutuskan
untuk
bertindak sesuatu. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki seseorang, maka akan semakin intens pula orang tersebut mengadakan pengendalian terhadap tingkah laku.
9
Gottfredson dan Hirschi (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan blokade yang menjembatani individu dengan aktivitas yang menyimpang. Kontrol diri menunjukkan kemampuan untuk meninggalkan kesenangan jangka pendek yang berpotensi menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang negatif. Lebih lanjut, Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang kehidupan. Kontrol diri yang baik sangat diperlukan oleh remaja. Individu dengan kontrol diri yang rendah akan bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang akibat dari perilaku mereka. Sedangkan kontrol diri yang tinggi akan mencegah individu untuk melakukan tindakan negatif, termasuk bullying yang dapat berdampak negatif pada semua pihak. Beberapa penelitian mencoba mengaitkan antara kontrol diri dan perilaku bullying. Pada tahun 2013, Chui dan Chan melakukan penelitian terhadap 365 siswa di Macau yang berusia antara 10 dan 17 tahun. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa bullying berhubungan negatif dengan tingkat kontrol diri siswa (Chui & Chan, 2013). Penelitian terbaru dari Moon dan Alarid (2015) dengan partisipan 300 orang remaja mendapatkan hasil bahwa kontrol diri yang rendah kemungkinan besar akan terlibat bullying fisik dan psikologis. Dapat disimpulkan bahwa kontrol diri yang dimiliki seseorang berpengaruh terhadap bullying.
10
Berdasarkan berbagai pemaparan yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri memiliki peran terhadap terjadinya bullying. Secure attachment dengan orang tua dapat mempengaruhi perkembanagan perilaku agresi remaja, termasuk bullying. Begitu pula dengan kontol diri, remaja yang mampu mengendalikan diri dari berbagai emosi negatif dan impulsif menunjukkan bullying yang rendah. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Bullying Ditinjau dari Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol Diri pada Siswa SMA Negeri 8 Surakarta”
B. Rumusan Masalah Adapaun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta? 2. Apakah ada hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta? 3. Apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta.
11
2. Mengetahui hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta. 3. Mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di bidang psikologi, terutama psikologi pendidikan, perkembangan dan sosial yang berkaitan dengan bullying. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri terhadap bullying. b. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada orang tua akan pentingnya secure attachment terhadap anak dalam masa pertumbuhan mereka. 2. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada guru dan siswa mengenai pentingnya mengembangkan kemampuan kontrol diri siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat berperilaku sesuai normanorma yang ada. 3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai pengaruh secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri sebagai
12
faktor bullying kepada pihak-pihak yang bergerak di bidang pencegahan bullying seperti guru, bimbingan konseling, psikolog, keluarga, dan siswa.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bullying 1. Pengertian Bullying Ada banyak definisi bullying dan beragam cara untuk memahaminya (Smith et al., 2002). Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut "perisakan", yang berasal dari kata risak. Risak sendiri berarti mengusik, mengganggu secara terus menerus dengan berbagai olok-olokan (Depdiknas, 2008:1213). Namun, istilah tersebut masih belum familiar dan jarang digunakan masyarakat. Heinemann adalah orang yang pertama kali menulis tentang fenomena bullying (Smith et al., 2002). Heinemann menggunakan istilah “mobbning” yang mengacu pada kekerasan kelompok terhadap individu yang menyimpang yang terjadi secara tiba-tiba dan mereda tiba-tiba. Sama halnya dengan istilah “mobbing” di Inggris dan Jerman, istilah ini sebatas untuk tindakan yang dilakukan oleh kelompok terhadap seseorang. Olweus (dalam Smith et al., 2002) pada awalnya juga menggunakan istilah tersebut, namun kemudian definisinya diperluas meliputi serangan antara satu orang terhadap orang lain secara sistematis dari anak yang lebih kuat terhadap yang lemah. Masalah bullying telah dikenal sejak lama, namun baru dijadikan sebagai objek penelitian yang sistematis oleh Dan Olweus pada awal tahun 1970an (Olweus, 1994). Olweus kemudian diakui sebagai pelopor dari penelitian tentang bullying yang terkemuka di dunia. Selama kurang lebih 40 tahun Dan 13
14
Olweus telah terlibat dalam penelitian dan intervensi dalam persoalan bullying di kalangan anak-anak sekolah dan remaja (Flattau et.al., 2011). Olweus (1993) menyatakan bahwa bullying merupakan tindakan agresif yang disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, dan terdapat ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. Bullying merupakan tindakan negatif ketika seseorang dengan sengaja menimbulkan atau mencoba untuk melukai atau membuat pada pihak lain merasakan ketidaknyamanan. Tindakan negatif dapat dilakukan melalui kontak fisik, dengan kata-kata, atau dengan cara lain, seperti menunjukkan wajah meremehkan atau gerakan tidak senonoh, dan pengucilan disengaja dari kelompok (Olweus 1993). Dari definisi Olweus tersebut setidaknya bullying mencakup tiga kriteria sebagai berikut: (1) bullying adalah perilaku agresi yang disengaja untuk melukai korban;
(2)
bullying
terjadi
secara
berulang-ulang;
(3)
terdapat
ketidakseimbangan kekuatan antara korban dan pelaku bullying, siswa yang menjadi korban mengalami kesulitan dalam membela drinya dan tidak berdaya melawan siswa yang melecehkan (dalam Harris & Petrie, 2003). Menurut Sullivan (2011) bullying adalah tindakan agresi atau manipulasi atau pengucilan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan berulang-ulang oleh individu atau kelompok kepada
individu atau kelompok lain.
Selanjutnya, menurut Coloroso (2007) bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Tindakan penindasan ini dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga korban merasa
15
tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Adanya unsur ketidakseimbangan kekuatan merupakan pembeda antara bullying dengan konflik lainnya (Wiyani, 2012). Pada konflik antara dua orang yang memiliki kekuatan sama, masing-masing memiliki kemampuan untuk menawarkan solusi dan berkompromi
untuk
ketidakseimbangan
menyelesaikan
kekuatan
masalah.
menhalangi
Pada
pelaku
dan
kasus
bullying,
korban
untuk
menyelesaikan konflik mereka sendiri sehingga diperlukan kehadiran pihak ketiga. Dari berbagai definisi yang telah disampaikan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa bullying adalah perilaku yang ditujukan untuk menyakiti individu atau sekelompok individu dengan berbagai bentuk baik fisik, verbal ataupun psikologis yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali oleh individu atau sekelompok individu yang lebih kuat.
2.
Aspek-aspek bullying. Coloroso (2007) membagi bullying menjadi tiga aspek, yaitu bullying verbal, fisik, dan sosial. Aspek-aspek perilaku bullying tersebut diuraikan secara rinci sebagai berikut: a. Bullying Verbal Kata-kata adalah alat yang kuat dan dapat mematahkan semangat seorang yang menerimanya. Bullying verbal merupakan bentuk yang paling umum digunakan baik oleh anak perempuan maupun laki-laki. Dengan presentase mencapai 70 persen dari seluruh kasus bullying.
16
Bullying verbal mudah dilakukan dihadapan teman sebaya tanpa terdeteksi. Dapat terjadi saat situasi keramaian dikelas sehingga dianggap hanya dialog yang biasa dan tidak ada teman sebaya yang simpatik. Terjadi secara cepat dan tidak menyakitkan pelaku, namun dapat sangat melukai target. Bullying verbal bisa berupa pemberian julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan berupa ajakan atau pelecehan seksual, perampasan uang saku atau barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang berisi intimidasi, surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, desasdesus keji yang tidak benar, serta gossip. Dari ketiga bentuk bullying lainnya, bullying verbal adalah satu jenis penindasan yang paling mudah untuk dilakukan, merupakan awal menuju dua bentuk bullying fisik dan sosial, serta merupakan langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih kejam dan merendahkan martabat. b. Bullying Fisik Bullying fisik merupakan bentuk bullying yang paling tampak dan dapat diidentifikasi dibandingkan kedua jenis bullying lain. Namun, meskipun mudah terdeteksi, kurang dari sepertiga kejadian bullying fisik yang dilaporkan oleh siswa. Bullying fisik meliputi memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, mencakar, serta meludahi korban, menekuk anggota tubuh korban hingga kesakitan, dan merusak serta menghancurkan pakaian maupun barang-barang
17
milik korban. Semakin kuat dan semakin dewasa pelaku akan semakin berbahaya jenis bullying ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk menciderai secara serius. Anak yang sering melakukan bullying fisik merupakan penindas yang paling bermasalah diantara penindas lainnya, dan cenderung terlibat dalam tindakan kriminal yang lebih serius. c. Bullying Psikologis/Relasional Bullying psikologis merupakan bullying yang paling sulit untuk di deteksi dari luar. Merupakan pelemahan harga diri korban yang dilakukan secara sistematis melalui tindakan pengabaian, pengucilan, atau penghindaran. Penghindaran merupakan tindakan bullying relasional yang paling kuat. Dapat dilakukan dengan cara menyebarkan gossip agar tidak ada yang mau berteman dengan korban. Bullying relasional dapat digunakan untuk mengasingkan, menolak seseorang, atau sengaja merusak persahabatan. Dapat dilakukan melalui sikap yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tertawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.
Sedangkan menurut Sullivan (2011), bentuk-bentuk bullying adalah sebagai berikut: a. Bullying fisik (direct bullying) Termasuk didalamnya tindakan menggigit, menarik rambut, memukul, menendang, mengunci seseorang di ruangan, mencubit, meninju,
18
mendorong, mencakar, meludahi, merusak barang korban atau bentuk lain dari penyerangan fisik. b. Bullying psikologis (indirect bullying) Merupakan serangan “dalam” yang ditujuka pada orang yang ditargetkan. Tujuannya adalah untuk merugikan individu yang diserang, akan tetapi karena tidak ada tanda fisik sering diasumsikan kurang berbahaya. Menurut Goldstein et al., (dalam Sullivan, 2011) bullying psikologis bisa merusak sama seperti bullying fisik. Bullying psikologis bisa berupa verbal dan non-verbal. 1) Bullying verbal : termasuk perilaku kasar melalui telepon, memeras uang, menggunakan bahasa berbau seksual atau kasar, komentar yang kejam, namecalling, mengirim pesan desas-desus yang jahat (seringkali anonim), ejekan, menyebarkan rumor palsu yang berbahaya. 2) Bullying non-verbal bisa bersifat direct maupun indirect. a) Bullying non-verbal yang direct adalah menunjukkan gestur yang kasar dan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan. b) Bullying non-verbal yang indirect adalah manipulasi hubungan seseorang dan merusak persahabatan dengan sengaja tidak mengajak berteman, mengabaikan dan mengisolasi seseorang, dan mengirim pesan jahal. Bisa disebut juga sebagai relational bullying.
19
Penelitian ini menggunakan aspek-aspek bullying dari Coloroso (2007), yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan bullying psikologis. Hal tersebut dikarenakan ketiga aspek menurut Coloroso (2007) lebih sesuai untuk mengukur variabel bullying dalam penelitian ini.
3. Faktor-Faktor Penyebab Bullying Beane (2008), dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan bullying, diantaranya yaitu: 1. Faktor Individu a.
Biologis Beberapa
ahli
percaya
bahwa
agresi
adalah
dasar
karakteristik manusia yang melekat, tetapi faktor biologis tertentu dapat meningkatkan tingkat agresi diluar norma yang dapat diterima.
Misalnya,
tingginya
tingkat
testosteron
endogen
mendorong perilaku agresif pada pria yang dirancang untuk membahayakan orang lain, tetapi juga dapat membentuk perilaku antisosial. Misalnya, kadar testosteron telah ditemukan pada beberapa anak prasekolah pelaku bullying. Selain itu, dari studi di University of Michigan diperoleh hasil bahwa otak manusia dapat mendeteksi dan merespon emosi yang dirasakan di wajah orang lain. Misalnya peserta dengan tingkat tstosteron yang tinggi akan merasa menikmati atau dihargai oleh wajah kesal yang disebabkan oleh perlakuan buruk.
20
c.
Tempramen Temperamen anak adalah faktor yang signifikan terhadap bullying. Tempramen dapat didefinisikan sebagai campuran unsurunsur atau kualitas yang membentuk kepribadian seorang individu. Watak secara permanen mempengaruhi cara seseorang bertindak, merasa, dan berpikir. Misalnya, seorang anak dengan temperamen "pemarah", yang aktif dan impulsive lebih cenderung menjadi agresif dibandingkan anak yang memiliki temperamen tenang.
2. Faktor sosial Manusia adalah makhluk sosial yang menjalin relasi dengan orang lain, maka dari itu kita dapat mempengaruhi orang lain dan dipengaruhi oleh orang lain. Seseorang dapat memperoleh dampak positif maupun negatif mulai dari orang tua, teman-teman, media, maupun dari guru dan pihak lain tempat mereka berinteraksi. a. Media Media memiliki dampak yang luar biasa pada anak-anak saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang melihat banyak kekerasan di televisi, video,video game, dan film menjadi lebih agresif dan kurang empati terhadap orang lain. Dalam penelitian tentang kekerasan di televisi, diperoleh hasil peningkatan dalam perilaku agresif individu setelah menonton televisi kekerasan sebesar 3 - 15% televisi populer dan bahkan talk show berita telah
21
menyajikan konflik. Banyak acara-acara yang secara terus menerus mnunjukkan ejekan, komentar kejam, dan penolakan. Jumlah kekerasan di televisi semakin meningkat, bahkan dalam film kartun. Anak-anak pada usia yang sangat muda melihat agresi dan kekerasan terhadap orang lain sebagai perilaku yang dapat diterima. Efek lainnya dari kekerasan di televisi adalah anak menjadi takut, khawatir, curiga, dan agresif. Selain itu, video game dan siaran olahraga yang sering di tayangkan oleh media juga menjadi contoh yang mengajarkan kekerasan pada anak. Beberapa bentuk kekerasan oleh raga tim diantaranya seperti ice hockey, sepak bola, dan rugby. Seringkali media memperlihatkan
pemain
yang melakukan kekerasan,
kontroversial dan agresif. b. Prasangka Salah satu penyebab yang paling nyata bullying adalah prasangka. Prasangka adalah sikap kita kepada situasi tertentu atau ke arah sekelompok orang, sikap yang kita adopsi tanpa pertimbangan yang cukup fakta tentang situasi atau kelompok. Orang yang berprasangka membuat penilaian tentang orang lain pada
keyakinan
tidak
berdasa.
Perbedaan
individu
dalam
penampilan, perilaku, atau bahasa dapat memicu terjadinya prasangka dan dapat menyebabkan bullying.
22
Anak-anak berprasangka dapat memutuskan mereka tidak menyukai siswa kulit hitam, siswa yang kelebihan berat badan, siswa penyandang cacat, siswa yang kesulitan dalam berbahasa, kemudian akan menggoda, melecehkan, dan menolak mereka. Mereka telah membentuk sikap tanpa mengetahui fakta-fakta. Menurut Sanford (dalam Beane, 2008), anak-anak kulit hitam lebih cenderung disalahkan oleh rekan-rekan dan orang dewasa untuk kesalahan daripada anak-anak kulit putih di kelas yang sama. c. Kecemburuan Kecemburuan merupakan pendorong yang kuat untuk bullying, terutama di kalangan anak-anak perempuan. Teman perempuan lainnya bisa menjadi sangat cemburu dan mencoba untuk menyakiti anak perempuan yang populer. Anak-anak sering menyerang orangorang yang dianggap lebih baik daripada rata-rata: terlalu menarik, terlalu kaya, terlalu populer, dan sebagainya. Terkadang guru tidak sengaja mendatangkan kecemburuan dengan memuji beberapa anak lebih dari yang lain. Anak-anak sangat sensitif terhadap tindakan pilih kasih ini akan menjadi cemburu. d. Lingkungan Keluarga Unsur-unsur dari lingkungan rumah dapat meningkatkan kemungkinan seorang anak menjadi korban bullying juga membully orang lain. Menurut Olweus, lingkungan rumah seperti ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
23
1) Kurangnya kehangatan dan keterlibatan. 2) Kegagalan untuk menetapkan batas yang jelas untuk perilaku. 3) Aresif terhadap teman sebaya, saudara, dan orang dewasa. 4) Terlalu sedikit cinta dan perhatian, serta terlalu banyak kebebasan. 5) Penggunaan tenaga, terlalu tegas pada anak, metode membesarkan dengan hukuman fisik dan luapan emosi kekerasan. Apakah nantinya mereka ingin menjadi seperti orangtuanya atau tidak, orang tua berperan sebagai model pertama anak-anak mereka. Orang tua yang mengekspresikan kemarahan secara fisik mungkin
akan
menghasilkan
anak-anak
yang
cenderung
mengekspresikan kemarahan secara fisik. e.
Kelompok Pertemanan Anak-anak mungkin ditolak bukan karena perilaku atau karakteristik yang mereka miliki, namun karena peer group membutuhkan target untuk ditolak. Penolakan tersebut membantu kelompok menentukan batas-batas penerimaan mereka dengan membawa kesatuan dalam kelompok. Dengan kata lain, individuindividu yang ditargetkan menjadi kambing hitam berfungsi untuk kepentingan kepaduan kelompok. Ini adalah salah satu alasan siswa
24
begitu bersemangat untuk bergabung di dalam kelompok bahkan ketika mereka tidak sama seperti orang yang ada di dalam. Kebutuhan mereka untuk merasa bersatu dengan rekan-rekan adalah motif yang kuat. Meskipun anggota sebagai individu mungkin tidak ingin menyakiti orang lain, mereka merasa bahwa mereka harus agar tetap dalam kelompok. Imbalan yang mereka dapatkan adalah keamanan, kekuasaan, dan penghargaan telah menjadi bagian kelompok. f. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat tempat tinggal seseorang juga sangat mempengaruhi. Anak-anak yang dikelilingi oleh orangorang dengan moral yang baik akan kecil kemungkinannya untuk menjadi pelaku bullying. g. Lingkungan Sekolah Stephenson, Smith, dan Elliot (dalam Beane, 2008) menytakan beberapa faktor dari lingkungn sekolah antara lain: 1) Moral staf sekolah yang rendah. 2) Standar perilaku yang tidak jelas. 3) Metode disiplin yang tidak konsisten. 4) Pengawasan yang lemah (baik di taman bermain, ruang, toilet, kafetaria). 5) Anak-anak tidak diperlakukan sebagai individu yang dihargai. 6) Kurangnya dukungan untuk terhadap siswa baru.
25
7) Tidak bertoleransi terhadap perbedaan. 8) Guru menunjuk dan berteriak kepada siswanya. 9) Tidak ada prosedur yang jelas untuk pelaporan yang berhubungan dengan tindakan bullying. 10) Bullying diabaikan oleh pihak sekolah. 11) Pihak sekolah yang mempermalukan siswa di depan temanteman. Iklim sosial sekolah dan kualitas pengawasan yang disediakan di sekolah merupakan hal yang penting. Iklim sekolah yang kurang kehangatan dan penerimaan terhadap semua siswa lebih mungkin untuk memiliki masalah bullying dan masalah disiplin. Bullying sering terjadi di tempat yang rendah akan pengawasan dari orang dewasa. Kualitas pengawasan di sekolah sangat penting. Sekolah dengan tingkat pengawasan rendah memiliki pengalaman bullying lebih banyak. Tempat-tempat lain di luar belajar resmi juga memungkinkan terjadinya bullying. Misalnya, waktu yang dihabiskan di taman bermain, loronglorong, halte bus, kafetaria, dan kamar mandi. Siswa relatif bebas untuk berperilaku seperti yang mereka inginkan. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan bullying adalah faktor internal dari diri individu sendiri seperti faktor biologis dan tempramen, maupun faktor eksternal dari lingkungan sosial seperti media, prasangka, kecemburuan,
26
lingkungan
keluarga,
kelompok
pertemanan,
lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah.
4. Dampak Bullying Bullying
merupakan
permasalahan
yang
dampaknya
harus
ditanggung oleh semua pihak. Baik itu korban, pelaku, maupun bystander. a. Dampak terhadap Pelaku Bagi pelaku bullying gangguan sosial-psikologis yang sering muncul adalah depresi, kesepian, dan isolasi sosial (Crick & Grotpeter dalam Cowie & Jennifer, 2008). b. Dampak terhadap Korban Dalam meta-analisis yang dilakukan oleh Hawker dan Bulton (dalam Cowie & Jennifer, 2008) menemukan hasil bahwa menjadi korban bullying sangat berkaitan dengan depresi, kesepian, dan self-esteem yang rendah. Korban bullying, khususnya korban yang kronis mengalami peningkatan pada masalah kesehatan, keuangan, dan sosial pada masa dewasa (Wolke et al., 2013). Bahkan dampak terparah dari bullying dapat menyebabkan depresi yang berujung pada bunuh diri. Berdasarkan sebuah studi longitudinal di California
yang
mengambil
sampel
sebanyak
11
negara,
menunjukkan hasil bahwa orang dewasa cenderung melakukan bunuh diri ketika mereka menjadi korban bullying di awal masa remaja (Copeland et al., 2013).
27
c. Dampak sebagai pelaku maupun korban Anak-anak yang terlibat dalam bullying baik menjadi korban maupun pelaku memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan terhadap masalah psikosomatis dan psikososial daripada anak-anak yang tidak terlibat (Gini, 2008).
Selanjutnya, penelitian dari
Ozdemir & Stattin (2011) menunjukkan bahwa yang berperan sebagai pelaku sekaligus korban maupun korban mengalami permasalahan internal seperti tingkat gejala depresi yang lebih tinggi, rendah diri, dan berperilaku menyakiti diri sendiri. d. Dampak terhadap bystander Bagi bystander, gangguan yang muncul adalah kecemasan dan penurunan kadar kortisol (Carney et al., 2010).
B. Secure Attachment dengan Orang tua
1. Pengertian Secure Attachment dengan Orang Tua Istilah attachment atau kelekatan antara orang tua dengan anak pertama kali diperkenalkan oleh John Bowlby pada tahun 1958. Attachment adalah ikatan emosional yang kuat antara dua orang (Santrock, 2012). Lebih lanjut, Papalia (2013) menjelaskan bahwa attachment adalah ikatan emosional menetap yang bersifat timbal balik antara bayi dan pengasuh, yang masing-masing berkontribusi terhadap kualitas hubungan tersebut.
28
Bayi mengalami attachment dengan orang tua di awal kehidupannya. Akan tetapi kualitas attachment tersebut berbeda-beda sesuai tingkat respon orang tua terhadap kebutuhan mereka. Ainsworth (dalam Santrock, 2012) mendeskripsikan bayi memiliki secure attachment atau insecure attachment (dalam tiga jenis insecure attachment) terhadap pengasuh: a.
Secure attachment (kelekatan aman) Bayi
memanfaatkan
pengasuh
sebagai
basis
aman
untuk
mengeksplorasi lingkungannya. Ketika pengasuhnya hadir, bayi dengan secure attachment mengeksplorasi
lingkungan. Ketika
pengasuh meninggalkannya, bayi dengan secure attachment akan sedikit protes. Ketika pengasuh hadir kembali maka bayi ini akan menjalin interaksi yang positif lain dengannya, seperti dengan tersenyum atau memanjat ke pangkuannya. b. Insecure avoidant attachment (kelekatan tidak aman dan menghindar) Bayi memperlihatkan kelekatan tidak aman melalui tindakan menghindar dari pengasuh. Dalam situasi asing, bayi ini tidak banyak berinteraksi dengan pengasuh, tidak merasa tertekan ketika pengasuh meninggalkannya. Bayi biasanya tidak menjalin kontak kembali ketika pegasuh hadir kembali di hadapannya, dan bahkan mungkin membelakangi pengasuh tersebut. c. Insecure resistant attachment (kelekatan tidak aman dan menolak) Bayi sering kali melekat pada pengasuhnya kemudian menolaknya, mungkin dengan cara menendang atau mendorong pergi. Dalam situasi
29
asing, bayi-bayi ini sering kali bersandar dengan cemas ke pengasuhnya dan tidak mengeksplorasi ruangan. Ketika pengasuh pergi, mereka sering kali menangis dengan keras. Ketika pengasuh kembali untuk menenangkannya, bayi itu justru mendorongnya pergi. d. Insecure disorganized attachment (kelekatan tidak aman dan tidak teratur) Memiliki karakteristik tidak teratur dan disorientasi. Dalam situasi asing, bayi–bayi ini mungkin terlihat linglung, bingung, dan takut. Untuk dapat diklarifikasikan sebagai bayi tidak teratur harus terdapat pola menghindar atau menolak yang kuat atau memperlihatkan perilaku spesifik tertentu, seperti merasa sangat kuat ketika berada di dekat pengasuhannya. Attachment diperlukan seseorang sepanjang masa kehidupannya, bahkan saat remaja yang ditandai dengan mencari otonomi, attachment dengan orang tua tetap menjadi sesuatu yang penting (Santrock, 2014). Menurut Morrison (2002) secure attachment adalah keterikatan yang aman berupa kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak secara konsisten dan responsif sehingga menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang. Secure attachment tersebut menjadi landasan penting bagi perkembangan selanjutnya di masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa (Santrock, 2014). Hubungan orang tua dan anak yang baik berfungsi sebagai secure base dimana anak dapat mengeksplorasi lingkungan mereka (Bowlby, 1988). Orang tua yang sensitif dan responsif terhadap anak akan
30
menciptakan secure attachment. Kemudian anak menjadikan orang tua sebagai tempat bergantung dan mereka menggunakan strategi yang konsisten untuk memperoleh pengasuhan. Menurut Ainsworth dan Bowlby, pengalaman awal dengan pengasuh akan membentuk model kerja internal (internal working model) atau seperangkat
harapan
mengenai
keberadaan
figur
kelekatan
dan
kemungkinan mereka memberikan dukungan selama masa-masa tertekan (Berk, 2012). Selama ibu memberikan respon yang sama, model kerja tersebut bertahan. Model kerja internal ini kemudian menjadi bagian penting dari kepribadian, berfungsi sebagai panduan bagi semua hubungan dekat di masa depan. Model kerja bayi tentang kelekatan ini berhubungan dengan basic trust Erickson (Papalia, 2013). Elemen kritis dalam mengembangkan trust adalah perawatan yang sensitif, responsif, dan konsisten. Secure attachment mencerminkan rasa percaya dan insecure attachment mencerminkan rasa tidak percaya. Bila rasa percaya lebih dominan seperti seharusnya, anak akan mengembangkan nilai kebijakan (virtue) harapan, yaitu keyakinan bahwa orang tua dapat memenuhi kebutuhan mereka dan mendapatkan yang mereka inginkan (Erickson, dalam Papalia 2013). Selanjutnya, bila mistrust lebih dominan maka anak akan memandang dunia tidak ramah dan tidak terduga serta akan mengalami masalah dalam menjalin hubungan.
31
Kenyamanan fisik dan perawatan yang peka merupakan hal yang esensial untuk mencapai kepercayaan dasar pada bayi (Santrock, 2012). Selanjutnya, kepercayaan pada masa bayi merupakan basis seumur hidup bahwa dunia akan menjadi tempat yang baik dan menyenangkan untuk dihuni (Santrock, 2012). Anak-anak dengan orang tua yang sensitif dan responsif tersebut mengembangkan secure attachment dengan model kerja yang positif dari diri mereka sendiri dan orang lain. Anak-anak dengan secure attachment mampu berpisah dari sosok attachment dengan keyakinan dan memperoleh bantuan dan kenyamanan saat mereka merasa terancam. Hubungan orang tua dengan anak yang gagal memberikan secure attachment memiliki efek yang merugikan pada cara anak melihat diri mereka dan menanggapi orang lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secure attachment dengan orang tua adalah keterikatan yang aman berupa kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak secara konsisten dan responsif sehingga menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang.
2. Aspek-aspek Secure Attachment dengan Orang Tua Armsden dan Greenberg (1987) menyatakan bahwa secure attachment anak kepada orang tua memiliki tiga aspek, yaitu: a. Kepercayaan (trust) Kepercayaan (trust) difedinisikan sebagai kepercayaan anak bahwa orang tua memahami dan menghormati kebutuhan dan hasrat mereka.
32
Secure attachment dengan orang tua akan membuat anak merasa percaya bahwa orang tua akan selalu ada apabila dibutuhkan. b. Komunikasi (communication) Komunikasi (communication) merujuk pada kualitas dan tingkat komunikasi verbal yang dilakukan antara orang tua dan anak. Orang tua yang menerapkan secure attachment akan menunjukkan sikap hangat dan sensitif, menggunakan gaya komunikasi yang santai dan fleksibel, sehingga membuat anak merasa nyaman dalam menerima dan memperbaiki masalah emosional yang dihadapinya. c. Keterasingan (alienation) Keterasingan
(alienation)
menggambarkan
perasaan
disingkan,
kemarahan dan isolasi interpersonal. Orang tua dengan secure attachment pada anak tidak akan melakukan pengasingan terhadap anak, mereka akan menerima keadaan anak sehingga anak merasa dicintai, dihargai, dan diperhatikan. Penelitian ini menggunakan aspek-aspek yang diutarakan oleh Armsden dan Greenberg (1987) untuk mengukur secure attchment. Aspekaspek tersebut yaitu trust, communication dan alienation. Penggunaan aspek-aspek tersebut dikarenakan dapat menggambarkan kualitas kelekatan pada masa remaja.
33
3. Tahap Perkembangan Attachment Menurut Bowlby (dalam Berk, 2012), hubungan antara bayi dan orang tua bermula sebagai rangkaian sinyal bawaan yang memanggil orang dewasa untuk mendekat pada bayi. Seiring waktu, ikatan kasih sayang sejati berkembang, dengan dukungan kemampuan kognitif dan emosional baru serta riwayat pengasuhan yang hangat dan peka. Attachment berkembang dalam empat tahap (Berk, 2012), yaitu: 1. Fase Prakemelekatan Fase prakemelekatan dimulai sejak bayi lahir hingga usia 6 minggu. Bayi memiliki kemampuan bawaan untuk memegang, tersenyum, menangis, dan menatap mata orang dewasa. Melalui cara tersebut bayi melakukan kontak dengan orang lain yang menghibur mereka. Bayi di usia ini mengenali bau dan suara ibu mereka. Akan tetapi bayi belum mengalami kelekatan dengan ibu karena masih tidak masalah apabila ditinggal bersama orang dewasa yang tidak dikenal. 2. Fase Pembentukan Kelekatan Fase pembentukan kelekatan terjadi pada usia 6 minggu hingga 6-8 bulan. Bayi memberikan respon yang berbeda pada seorang pengasuh akrab dibandingkan orang asing. Ketika bayi belajar bahwa tindakan mereka mempengaruhi perilaku orang-orang di sekitar mereka, mereka mulai mengembangkan rasa percaya (sense of trust). Sense of trust tersebut berupa harapan bahwa pengasuh akan merespon saat diberikan
34
sinyal. Akan tetapi mereka masih belum memprotes saat terpisah dari pengasuhnya. 3. Fase Kelekatan Tegas Fase kelekatan tegas terjadi pada usia 6 - 8 bulan hingga 18 bulan - 2 tahun. Pada fase ini, kelekatan pada pengasuh akrab sudah terlihat. Bayi memperlihatkan kecemasan untuk berpisah (separation anxiety), marah apabila ditinggalkan oleh pengasuh terpercaya mereka. Selain memprotes kepergian orang tua mereka, bayi usia lebih tua dan balita berupaya keras agar orang tua mereka tidak pergi. Mereka mendekati, mengikuti, dan naik ke pangkuan orang tua saat orang lain hadir. Mereka menggunakan pengasuh akrabnya sebagai titik tolak aman bagi eksplorasi. 4. Pembentukan Hubungan Timbal-Balik Pembentukan hubungan timbal-balik terjadi pada usia 18 bulan – 2 tahun dan seterusnya. Di akhir tahun kedua, terjadi pertumbuhan pesat dalam representasi dan bahasa. Hal tersebut membantu balita memahami sejumlah faktor yang mempengaruhi datang dan perginya orang tua serta memprediksikan kedatangannya kembali. Akibatnya, protes pada keterpisahan menjadi berkurang. Dalam fase ini, anak bernegosiasi dengan pengasuhnya dengan menggunakan permintaan dan rayuan untuk mengubah tujuannya. Menurut Bowlby (1988), sosok kelekatan memenuhi dua fungsi penting dalam perkembangan anak. Fungsi pertama adalah untuk
35
memberikan bayi basis aman dimana eksplorasi dapat terjadi. Fungsi kedua adalah untuk memberikan pedoman bagi internal working model atau model kerja internal. Tanggapan yang sensitif dan konsisten dari pengasuh membentuk suatu hubungan dimana bayi merasa aman dan percaya diri untuk menjelajahi dunia. Pengalaman-pengalaman awal membentuk pola dalam pikiran bayi dan diinternalisasi sebagai model kerja
internal
kenyamanan
tersebut.
dan
Pengalaman
kesempatan
untuk
mendapatkan melakukan
perlindungan,
eksplorasi
akan
membentuk model kerja internal sebagai diri yang independen, dicintai, layak, dan mandiri. Sebaliknya, ketika bayi memiliki pengalaman penolakan dari kebutuhan akan kenyamanan dan eksplorasi, bayi kemungkinan mengembangkan model kerja internal diri sebagai kurang layak, kurang dicintai, dan kurang mandiri. Dengan cara ini, eksplorasi yang dilakukan sehari-hari oleh anak memiliki fungsi pengujian hipotesis tentang dirinya dan dunianya. Anak belajar menghubungkan masa lalu, sekarang, dan interaksi masa depan yang merupakan dasar bagi pengembangan model kerja internal. Oleh karena itu, model ini dapat digambarkan sebagai sekelompok harapan diri dan orang lain yang dihasilkan oleh relasi kelekatan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Secure Attachment Berk (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelekatan ada empat, yaitu:
36
a. Peluang Kelekatan Beberapa anak tidak memiliki kesempatan untuk menjalani kelekatan dengan pengasuhnya. Misalnya seperti bayi di panti asuhan yang hanya diletakkan di bangsal dan mendapatkan pengasuhan yang tidak konsisten. O‟Connor et.al., (dalam berk 2012) anak-anak yang demikian memiliki potensi untuk mengalami gangguan kognitif, penolakan rekan sebaya, kurang perhatian, hiperaktif, serta perilaku menganggu. b. Kualitas Pengasuhan Pengasuhan peka (sensitive caregiver) atau merespon dengan cepat, konsisten, dan tepat pada bayi berkaitan dengan secure attachment. Rasa aman yang didapatkan seorang anak tergantung pada pengasuhan yang penuh perhatian. Sedangkan pengasuhan yang tidak memadai merupakan prediksi yang kuat bagi gangguan kelekatan. c. Karakteristik Bayi Kelekatan merupkan hasil dari hubungan antara dua belah pihak, karakter bayi berdampak pada seberapa mudah kelekatan itu bisa terbentuk. Bayi dengan tempramen emosional reaktif dan sulit lebih berpeluang besar mengembangkan kelekatan tidak aman di kemudian hari. d. Kondisi Keluarga Kondisi keluarga akan mempengaruhi kelekatan apada anak. Orang tua yang mengalami kehilangan pekerjaan, perceraian, dan kesulitan
37
keuangan dapat merusak kelekatan dan mengganggu kepekaan mereka terhadap anak.
C. Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol diri Kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan untuk memonitor, menghambat, bertahan dan beradaptasi terhadap perilaku, emosi, pikiran dan keinginan untuk mencapai sasaran tertentu (Moffitt, 2011). Seseorang yang memiliki kontrol diri yang baik akan mampu menahan diri dari emosi yang dimiliki. Hal ini didukung oleh pendapat dari Sarafino (2012) yang menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan. Sedangkan Chaplin (2004) mendefinisikan kontrol diri sebagai kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi tingkah laku impulsif. Roberts (dalam Ghufron 2010) kontrol diri adalah suatu jalinan yang secara utuh atau terintegrasi antara individu dengan lingkungannya. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi berusaha menemukan dan menerapkan cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Kontrol diri akan mempengaruhi individu untuk mengubah perilakunya sesuai dengan situasi sosial sehingga dapat mengatur kesan lebih responsif terhadap petunjuk situasional, fleksibel, dan bersikap hangat serta terbuka. Selanjutnya Tangney et.al., (2004), kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk
38
mengontrol atau mengubah respon dari dalam dirinya untuk menghindarkan diri dari perilaku yang tidak diharapkan. Berdasarkan perspektif ini, kontrol diri berkontribusi dalam menghasilkan berbagai hasil positif dalam kehidupan. Gottfredson dan Hirschi (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan blokade yang menjembatani individu dengan aktivitas yang
menyimpang.
Kontrol
diri
menunjukkan
kemampuan
untuk
meninggalkan kesenangan jangka pendek yang berpotensi menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang negatif. Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan
pada
hampir
semua
jenis
tindakan
kejahatan
dan
penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek.
Seperti
kenakalan
remaja,
tindakan kriminal,
dan
penyimpangan umum sepanjang kehidupan. Gottfredson
dan
Hirschi
menambahkan
bahwa
orang
dengan
pengendalian diri yang rendah diduga menunjukkan enam karakteristik: Mereka impulsif, egois, dan cepat marah, dan mereka lebih memilih tugastugas sederhana daripada yang kompleks, suka mengambil risiko, dan lebih memilih kegiatan fisik dari pada aktivitas yang melibatkan pemikiran (dalam Gibson, 2010). Dari berbagai dafinisi yang telah diuraikan di atas dapat disimpulakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan
39
impuls, dorongan, keinginan melalui pertimbangan-pertimbangan sehingga mampu membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif.
2. Aspek-Aspek Kontrol Diri Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) menyatakan bahwa terdapat 5 aspek kontrol diri, yaitu: a. Self-discipline Self-discipline yaitu mengacu pada kemampuan individu dalam melakukan disiplin diri. Hal ini berarti individu mampu memfokuskan diri saat melakukan tugas. Individu dengan self-discipline mampu menahan dirinya dari hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasinya. b. Deliberate/nonimpulsive Deliberate/nonimpulsive yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu dengan pertimbangan tertentu, bersifat hati-hati, dan tidak tergesagesa. Individu yang tergolong nonimpulsive mampu bersifat tenang dalam mengambil keputusan dan bertindak. c. Healthy habits Healthy habits yaitu kemampuan mengatur pola perilaku menjadi kebiasaan yang menyehatkan bagi individu. Maka dari itu, individu dengan healthy habits akan menolak sesuatu yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi dirinya meskipun hal tersebut menyenangkan. Individu dengan healthy habits akan mengutamakan hal-hal yang memberikan
40
dampak positif bagi dirinya meski dampak tersebut tidak diterima secara langsung. d. Work Ethic Work Ethic menilai tentang regulasi diri dari etika individu dalam melakukan suatu aktivitas sehari-hari. Individu yang memili work ethics akan mampu menyelesaikan tugasnya tanpa dipengaruhi hal-hal yang ada diluar tugasnya. Individu dengan work ethic mampu memberikan perhatiannya pada pekerjaan yang sedang dilakukan. e. Reliability Reliability terkait dengan penilaian individu terhadap kemampuan dirinya dalam pelaksanaan rancangan jangka panjang untuk pencapaian tertentu. Individu ini secara konsisten akan mengatur perilakunya untuk mewujudkan setiap perencanaannya. Penelitian ini menggunakan aspek-aspek yang diutarakan oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) untuk mengukur kontrol diri. Aspek-aspek tersebut yaitu self-discipline, deliberated/nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri Menurut Ghufron dan Risnawati (2010) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kontrol diri seorang individu yaitu:
41
a. Faktor internal. Faktor internal yang turut berperan dalam kontrol diri adalah usia. Semakin bertambahnya usia individu maka akan semakin baik memampuan dalam mengontrol dirinya. b. Faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah lingkungan keluarga. Kontrol diri individu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, terutama orang tua. Apabila orang tua menerapkan kepada anaknya sikap disiplin secara intens sejak dini, dan orang tua bersikap konsisten terhadap semua konsekuensi yang dilakukan anak apabila tindakannnya menyimpang
dari
peraturan,
maka
sikap
konsisten
ini
akan
diinternalisasi oleh anak dan kemudian akan menjadi kontrol diri baginya.
D. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Bullying 1. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Bullying Olweus (1999) bullying merupakan tindakan negatif atau agresif yang disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, serta terdapat ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan. Siswa akan menjadi korban bullying apabila dia tidak bisa membela dirinya sendiri dari perilaku agresif pelaku. Bentuk bullying dapat bersifat fisik, verbal, dan
42
psikologis. Bullying fisik seperti memukul, menampar, dan memalak. Bullying verbal seperti memaki, menggosip, dan mengejek. Bullying psikologis seperti mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasi. Dalam kejadian bullying biasanya terdapat pelaku, korban, dan penonton (bystander). Bagi sebagian orang bullying mungkin hanya dianggap sebagai sebuah candaan dan bersifat wajar. Padahal bullying merupakan masalah yang dampaknya harus ditanggung oleh semua pihak, pelaku, korban, maupun penonton (bystander). Anak-anak yang terlibat dalam bullying baik menjadi korban maupun pelaku memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan terhadap masalah psikosomatis dan psikososial daripada anakanak yang tidak terlibat (Gini, 2008). Sedangkan bagi bystander, gangguan yang muncul adalah kecemasan dan penurunan kadar kortisol (Carney et al., 2010). Penyebab seseorang menjadi pelaku bullying tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan, salah satunya orang tua. Orang tua menjadi sosok utama dalam interaksi sosial anak. Dari orang tua seorang anak pertama kali merasakan kasih sayang. Adanya attachment antara anak dengan orang tua akan membawa dampak jangka panjang pada kehidupan. Secure attachment (kelekatan aman) menghasilkan dampak jangka panjang yang positif pada kognitif, sosial, dan perilaku, sementara insecure attachment (kelekatan tidak aman) akan memberikan akibat yang merugikan (Flaherty & Sadler, 2011). Secure attachment di masa anak-
43
anak merupakan pusat pengembangan kompetensi sosial (Santrock, 2014). Semakin secure attachment seorang anak terhadap orang dewasa yang bersifat
mengasuh
akan
membuat
anak
semakin
mudah
untuk
mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain (Papalia, 2013). Anak dengan secure attachment yang mendapatkan pengasuhan hangat, konsisten, dan keterikatan secara emosional, kemungkinan akan mengembangkan
hubungan
sosial
menjadi
positif
dan
produktif
(Weinfield et al., 1999). Salah satu hasil paling konsisten dari penelitian attachment pada masa remaja adalah temuan bahwa secure attachment dengan orang tua terkait dengan hubungan pertemanan yang positif (Allen & Miga, 2010). Dengan demikian, mereka tidak mungkin untuk melakukan bullying terhadap orang lain karena pelecehan memiliki dampak negatif dan kontraproduktif pada hubungan dengan orang lain (Troy & Sroufe, 1987). Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mereka sebenarnya bisa cenderung untuk membela korban bullying (Nickerson et al., 2008). Selain itu, karena orang tua mereka telah menunjukkan model empati, kebaikan, dan kasih sayang, anak-anak dengan secure attachment cenderung menampilkan perilaku serupa dalam interaksi mereka dengan teman sebaya. Anak-anak yang tidak mendapatkan secure attachment akan mengalami insecure attachment. Anak dengan insecure attachment membawa harapan bahwa orang lain tidak ada ketika dibutuhkan dan pertukaran sosial yang negatif atau tidak bermanfaat (Renken et al., 1989).
44
Bias negatif tentang interaksi sosial ini cenderung mengakibatkan interpretasi bermusuhan terhadap perilaku orang lain dan melakukan reaksi agresif terhadap teman-temannya. Dampak negatif dari tidak diperolehnya secure attachment inilah yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif seperti bullying. Selain faktor eksternal, terdapat faktor internal dari diri remaja yang diduga turut berperan dalam bullying, yaitu kontrol diri. Tangney et.al., (2004) menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol atau mengubah respon dari dalam dirinya untuk menghindarkan diri dari perilaku yang tidak diharapkan. Gottfredson dan Hirschi (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan blokade yang menjembatani individu dengan aktivitas yang menyimpang. Kontrol diri menunjukkan kemampuan untuk meninggalkan kesenangan jangka pendek yang berpotensi menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang negatif. Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang kehidupan. Seseorang yang memiliki kontrol diri yang baik akan melakukan pengendalian diri dari dorongan untuk melakukan perilaku yang menimbulkan dampak negatif, seperti bullying. Sehingga, dengan adanya
45
kontrol diri yang baik pada diri seseorang akan berpengaruh negatif pada bullying. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, bahwa bullying yang dilakukan remaja dimungkinkan terkait dengan secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri. Remaja yang memiliki secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri yang baik akan memiliki interaksi sosial yang baik dengan teman-temannya dan mampu mengendalikan diri dari perilaku negatif. Dengan demikian, secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri akan mengurangi kemungkinan terjadinya bullying.
2. Hubungan antara Secure Attachment dengan Orang Tua dengan Bullying Ainsworth, Klaus & Klaus (dalam Zanden et al., 2007) menyatakan, attachment adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalam suatu kedekatan yang bersifat kekal sepanjang waktu. Attachment dengan orang tua tidak hanya terbatas pada masa bayi, namun berlangsung sepanjang masa. Bagi remaja, orang tua biasanya tetap menjadi sumber kelekatan primer. Greenberg (1987) menyatakan bahwa attachment dengan orang tua tetap menjadi sumber utama dalam memberikan rasa aman pada remaja. Menurut Bowlby, pada pengalaman awal seorang bayi akan membentuk „internal working model‟ tentang diri dan dunianya. Ketika pengasuh secara konsisten sensitif, mendukung, responsif, dan menerima
46
perilaku anak mereka menghasilkan secure attachment (Weinfield et al., 1999). Anak dengan secure attachment akan mengembangkan internal working model sebagai diri yang independen, dicintai, layak, dan mandiri. Secure
attachment
dengan
orang
tua
tersebut
kemudian
akan
mempengaruhi perkembangan hubungan interaksi sosial dengan orang lain. Anak dengan secure attachment dikaitkan dengan kompetensi sosial, penerimaan teman sebaya, dan popularitas yang tinggi. Kegagalan dalam membangun secure attachment dengan orang tua akan mempengaruhi bagaimana anak menganggap diri mereka sendiri dan merespon orang lain. Anak-anak yang tidak mengalami basis yang aman menumbuhkan harapan bahwa orang lain akan menjadi tidak responsif atau tidak dapat dipediksi dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pengalaman belajar mengenai harapan ini kemudian mempengaruhi interpretasi mereka terhadap suatu perilaku (Main, 2000). Crittenden dan Ainsworth (dalam Eliot & Cornell, 2009) menyatakan bahwa anak-anak tidak melekat secara aman mengembangkan pandangan dunia sebagai tempat yang tidak aman dan karena itu cenderung selektif disertai isyaratisyarat sosial bermusuhan. Dodge et al. (dalam Eliot & Cornell, 2009) menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki atribusi bermusuahan pada interaksi yang netral dengan teman lebih cenderung berperilaku agresif terhadap teman-temannya. Rasa permusuhan adalah salah satu dari bias kognitif yang dapat menyebabkan perilaku agresif dan bullying (Guerra et al., dalam Eliot & Cornell, 2009).
47
Anak-anak yang agresif memiliki representasi kognitif bahwa perilaku agresif merupakan cara yang efektif dan disetujui secara sosial dalam berhadapan dengan teman-temannya. Anak tersebut kemudian mengembangkan sikap dan persepsi bermusuhan yang mengakibatkan interaksi agresif terhadap teman-temannya. Siswa dengan secure attachment lebih sedikit mengalami masalah, baik itu masalah kenakalan dan agresi (Morreti & Pelled, 2004). Lebih lanjut, sebuah penelitian dilakukan oleh Bloodworth (2015) untuk menguji hubungan attachment dan perilaku agresif. Hasilnya menunjukkan bahwa seseorang yang dengan secure attachment memiliki perilaku agresif yang lebih rendah. Penelitian dari Walden dan Beran (2010), bahwa siswa dengan attachment yang rendah cenderung menjadi korban maupun pelaku bullying dibandingkan siswa dengan secure attachment. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa siswa dengan insecure attachment dilaporkan lebih terlibat dalam bullying (Kokkinos, 2013). Siswa dengan secure attachment mengembangkan hubungan sosial menjadi positif dan produktif terhadap orang lain (Weinfield et al., 1999). Mereka akan cenderung menjalin pertemanan yang baik dan menghindari dari terlibat perilaku bullying. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mereka sebenarnya bisa cenderung untuk membela korban bullying (Nickerson et al., 2008). Berdasarkan penelitian dan uraian tersebut, munculnya bullying pada remaja dapat dipengaruhi oleh secure attachment dengan orang tua dengan
48
anaknya. Anak-anak dengan yang tidak memperoleh secure attachment lebih mungkin untuk melakukan bullying terhadap orang lain. Semakin tinggi secure attachment yang dimiliki remaja maka mereka akan cenderung tidak terlibat sebagai pelaku bullying. 3. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Bullying Kontrol diri merupakan kemampuan yang sangat diperlukan oleh remaja dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan seharihari remaja tidak dapat dipisahkan dari berbagai permasalahan yang muncul, mulai dari masalah pribadi, masalah di lingkungan keluarga hingga sekolah. Di sekolah terjadi berbagai permasalahan yang timbul, seperti bullying. Bullying dapat dihindari apabila seseorang memiliki kontrol diri yang baik. Kontrol diri merupakan pengendalian tingkah laku dimana seseorang melakukan
pertimbangan-pertimbangan
terlebih
dahulu
sebelum
memutuskan untuk bertindak sesuatu. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki seseorang, maka akan semakin intens pula orang tersebut mengadakan pengendalian terhadap tingkah laku. Sedangkan menurut Sarafino (2012) kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan. Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) yang menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti
49
kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang kehidupan. Kontrol diri yang rendah seringkali dikaitkan dengan berbagai tindakan menyimpang, seperti perilaku delikuen (Permono, 2014), bahkan tindak kriminal. Remaja yang melakukan kontrol diri yang baik akan cenderung melakukan perimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum bertindak. Mereka akan memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga remaja dengan kontrol diri yang baik akan memilih untuk tidak terlibat dalam berbagai perilaku negatif seperti bullying. Beberapa penelitian mencoba mengaitkan antara kontrol diri dan perilaku bullying. Chui dan Chan (2013) melakukan penelitian terhadap 365 siswa di Macau yang berusia antara 10 dan 17 tahun. Dari penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa bullying berhubungan negatif dengan tingkat kontrol diri siswa. Penelitian terbaru dari Moon dan Alarid (2015) dengan partisipan 300 orang pemuda, mendapatkan hasil bahwa pemuda dengan kontrol diri yang rendah kemungkinan besar akan terlibat bullying fisik dan psikologis. Kontrol diri yang baik akan menjembatani dari berbagai dorongandorongan dan tingkah laku negatif, termasuk bullying. Dengan demikian, kontrol diri dimungkinkan menjadi salah satu penyebab timbulnya bullying di sekolah. Remaja memiliki kontrol diri yang baik cenderung
50
tidak melakukan bullying. Sementara remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah cenderung akan melakukan bullying. E. Kerangka Pemikiran H2 Secure Attachment Dengan Orang Tua
H1
Bullying
H3 Kontrol Diri
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:
Anak panah H1: Hipotesis 1 Anak panah H2: Hipotesis 2 Anak panah H3: Hipotesis 3
F. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta. 2. Terdapat hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying pada siswa SMA negeri 8 Surakarta. 3. Terdapat hubungan antara kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung
: Bullying
2. Variabel Bebas
: a. Secure Attachment dengan Orang Tua b. Kontrol Diri
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Berikut adalah definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini: 1. Bullying Bullying adalah perilaku yang ditujukan untuk menyakiti individu atau sekelompok individu dengan berbagai bentuk baik fisik, verbal ataupun psikologis yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali oleh individu atau sekelompok individu yang lebih kuat. Bullying diukur menggunakan skala perilaku bullying dengan berdasar pada bentuk-bentuk bullying yang diungkap oleh Coloroso (2007). Bentukbentuk bullying tersebut meliputi: bullying verbal, bullying fisik, dan bullying psikologis. Semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek menunjukkan bahwa semakin tinggi bullying yang dilakukan dan sebaliknya. 51
52
2. Secure Attachment dengan Orang Tua Secure attachment dengan orang tua adalah keterikatan yang aman berupa kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak secara konsisten dan responsif sehingga menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang. Secure attachment dengan orang tua dalam penelitian ini diukur dengan adaptasi dan modifikasi Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) dari Armsden dan Greenberg (1987). Terdiri dari tiga aspek, yaitu adalah trust, communication dan alienation. Aspek yang memiliki hubungan positif adalah trust dan communication, sedangkan aspek yang memiliki hubungan negatif adalah alienation. Semakin tinggi skor pada aspek trust, communication dan alienation serta semakin rendah skor pada aspek alienation maka akan semakin tinggi secure attachment dengan orang tua dan sebaliknya. 3. Kontrol diri Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan impuls, dorongan, keinginan melalui pertimbangan-pertimbangan sehingga mampu membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif. Kontrol diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kontrol diri yang berdasar pada tiga aspek kontrol diri yang diungkap oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Kelima aspek tersebut adalah self-discipline, deliberated/nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability. Semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek
53
menunjukkan bahwa subjek memiliki kontrol diri yang tinggi dan sebaliknya.
C. Populasi, Sampel, Sampling 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang tercatat sebagai siswa kelas X dan XI SMA Negeri 8 Surakarta dengan jumlah 550 siswa. Keseluruhan responden tersebar dalam 20 kelas, dengan rincian 10 kelas dari tingkat kelas X dan 10 kelas dari tingkat XI. Masing-masing tingkat terdiri dari 4 kelas IPA dan 6 kelas IPS. 2. Sampel Hadi (2004) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Lebih lanjut, sampel merupakan sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi (Gulo, 2003). Rosco (dalam Sugiyono 2012) ukuran sampel untuk penelitian yang menggunakan analisis multivariate (korelasi ataupun regresi berganda), anggota sampel berjumlah minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu
54
dua variabel bebas dan satu variabel tergantung oleh karena itu jumlah anggota sampel yang diperlukan sebanyak minimal 30 orang. Selanjutnya, menurut Arikunto (1998) menyatakan, jika jumlah subyek dalam populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25% dari populasi tersebut. Sampel diambil secara random dengan metode undian pada tiap kelompok tingkatan kelas. Sampel yang penelitian ini berjumlah enam kelas yang terdiri atas tiga kelas dari tingkat X dan tiga kelas dari tingkat XI. Kelas yang dijadikan sampel berdasarkan undian adalah kelas X IPA 4 yang terdiri dari 28 siswa, X IPS 3 yang terdiri dari 27 siswa, X IPS 5 yang terdiri dari 31 siswa, XI IPA 2 yang terdiri dari 26 siswa, XI IPS 4 yang terdiri dari 29 siswa, dan XI IPS 2 yang terdiri dari 28 siswa. Kelas yang akan dijadikan sampel uji coba adalah kelas X IPS 2, XI IPA 4, dan XI IPS 1. 3. Sampling Sampling merupakan pengambilan sampel dari suatu populasi (Gulo, 2003). Penelitian ini menggunakan stratified cluster random sampling. Stratified cluster random sampling merupakan pengambilan sampel secara acak yang memberikan kesempatan semua kelas di tiap tingkatan untuk dijadikan sampel penelitian. Dilakukan dengan cara mengidentifikasikan semua kelas yang ada pada tiap-tiap tingkatan untuk didaftar sebagai anggota populasi, kemudian mengundinya
55
sesuai dengan kelompok tingkatan, yaitu kelas X dan XI. Pada tiap tingkat diambil tiga kelas sebagai sampel.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2010). Data tersebut diperoleh dari alat ukur yang diisi langsung oleh subjek melalui skala bullying, secure attachment dengan orang tua, dan kontrol diri. 2. Metode Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan adalah skala bullying, secure attachment dengan orang tua, dan kontrol diri. Tiga skala tersebut disusun dengan model skala likert dengan empat pilihan jawaban. a. Skala Bullying Skala bullying dalam penelitian ini menggunakan modifikasi skala yang disusun oleh Sugiariyanti (2012). Skala tersebut memiliki reliabilitas alpha sebesar 0.949. Penyusunan skala tersebut berdasarkan aspek-aspek bullying dari Coloroso (2007) yang meliputi bullying verbal, bullying fisik, dan psikologis.
56
Jumlah aitem pada skala tersebut adalah 40 butir yang terdiri dari 30 aitem untuk mengukur bullying dan 10 aitem sebagai filler items yang nantinya tidak diskor. Tujuan dari adanya 10 aitem tersebut adalah sebagai distraktor untuk mengurangi kesan bahwa yang diukur adalah perilaku yang cenderung negatif. Teknik penskalaan likert yang digunakan untuk mengukur intensitas bullying ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah terhadap pernyataan, dengan ketentuan: Sangat Sering (SS)
: Apabila subjek melakukan pernyataan tersebut lebih dari satu kali dalam seminggu
Sering (S)
: Apabila subjek melakukan pernyataan tersebut satu kali dalam seminggu
Jarang (J)
: Apabila subjek melakukan pernyataan tersebut minimal satu kali dalam sebulan.
Tidak Pernah (TP)
: Apabila subjek tidak pernah melakukan pernyataan tersebut.
Skor yang diberikan pada pskala ini bergerak dari 1 sampai 4, yaitu untuk skor aitem favorable : SS = 4, S = 3, J = 2, dan TP = 1. Aitem distraktor tidak diberi skor atau diberi skor 0 untuk semua jawaban pada aitem. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi bullying yang dilakukan siswa, begitu pula sebaliknya.
57
Tabel. 1 Blue Print Skala Bullying Aspek
Indikator
Nomor Aitem
Perilaku bullying yang melibatkan sentuhan atau kontak fisik antara pelaku dan korbannya a. memukul 2,18 b. menginjak 6 c. memalak 10 d. melempari benda 14 e. mengeroyok 22 f. memberi hukuman fisik 26 g. menendang 30 h. menjambak 34 i. menjewer 38 Verbal Perilaku bullying dengan cara mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati korban. a. mengejek 3,7,23 b. membentak 11 c. memberi julukan buruk 15 d. menyebarkan gossip 19,39 e. memarahi dengan kata-kata kasar 27 f. menyoraki 31 g. menuduh 35 Psikologis Perilaku bullying dengan cara pelemahan harga diri korban secara sistematis. a. mengancam 4,32 b. mengucilkan 8 c. meneror lewat sms, hp atau email 12 d. memandang sinis 16 e. mengabaikan 20,36 f. memfitnah melalui jejaring sosial di internet 24 g. mempermainkan 28 h. melotot 40 Aitem-aitem yang bersifat netral, tidak mengukur bullying. Disusun Netral sebagai pengecoh agar mengurangi 1,5,9,13, (filler kesan perilaku yang diukur negatif 17,21,25, items) semua 29,33,37 Jumlah 40
Jum Lah
Fisik
10
10
10
40
58
b. Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Skala yang digunakan untuk mengukur secure attachment dengan orang tua dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) dari Armsden dan Greenberg (1987) yang telah diadaptasi oleh Bahari (2015). Skala IPPA yang terdiri dari 25 aitem ini bertujuan untuk mengukur secure attachment individu dengan orang tua terdiri dari tiga aspek, yaitu, trust, communication dan alienation. Skala hasil adaptasi dan modifikasi oleh Bahari (2015) menunjukkan reliabilitas 0,881. Teknik penskalaan likert yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor yang diberikan pada skala ini bergerak dari 1 sampai 4. Untuk aspek trust dan communication, skor aitem favorable: SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1, skor aitem unfavorable: SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Sedangkan untuk aspek alienation memiliki hubungan negatif, skor aitem favorable: SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4, skor aitem unfavorable SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS =1. (lihat tabel 2)
59
Tabel. 2 Blue Print Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Aspek
Trust
Indikator
Favora
Unfavo Jumlah
ble
rable
1,2,4,
3,9
10
7,24,25
6
4
Merasa orang tua
5,15,16,
14
5
selalu terlihat aktif
19
Memiliki kepercayaan bahwa orang tua
12,13,20,
memahami dan
21,22
menghormati kebutuhan dan hasrat anak Communica Merasa bahwa orang Tion
tua sensitif dan responsif terhadap keadaan emosi anak
dalam setiap keadaan yang dialami dan mengadakan komunikasi verbal secara aktif Alienation
Merasa marah dengan
8,10,11,
diasingkan dari orang
17,18,23
-
tua Jumlah
21
4
25
c. Kontrol Diri Skala yang digunakan untuk mengukur kontrol diri dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari Self-
60
Control Scale (SCS) dari Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Skala tersebut memiliki reliabilitas alpha sebesar 0.89. Kelima aspek
skala
tersebut
adalah
self-discipline,
deliberated/
nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability. Skala tersebut berisi 36 item, terdiri dari dari 12 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable. Teknik penskalaan likert yang digunakan untuk mengukur kontrol diri ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor yang diberikan pada skala ini bergerak dari 1 sampai 4, skor aitem favorable: SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1, skor aitem unfavorable: SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek menunjukkan bahwa subjek memiliki kontrol diri yang tinggi dan sebaliknya. Tabel. 3 Blue Print Skala Kontrol Diri Aspek 1) Self-Discipline 2) Deliberated/ Nonimpulsive 3) Healthy Habits 4) Work Ethic 5) Reliability Jumlah
Favorable 1,24 5 13, 15, 26, 27 7, 18, 22, 30, 36 12
Unfavorable 8, 9, 14, 16, 17, 28, 29 4, 11, 12, 19, 20, 25, 31, 32, 33
Jumlah
2, 6, 35
7
3, 10, 21, 23, 34
5
9 10
5 24
36
61
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian (Azwar, 2014). Uji validitas yang digunakan pada peneltian ini meliputi validitas isi dan validitas internal. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat profesional judgement (Azwar, 2014). Profesional judgement ini dilakukan oleh dosen pembimbing. Uji validitas internal dilakukan dengan mencari korelasi masingmasing aitem dengan skor total menggunakan teknik korelasi product moment Pearson. Aitem-aitem dalam skala dapat dinyatakan valid apabila dalam pengujian validitas memenuhi ketentuan bahwa signifikansi 0,05 diperoleh nilai r hitung ≥ r tabel (Priyatno, 2012). Hasil indeks korelasi aitem antara skor aitem dengan skor total aitem (rxy)
dinyatakan
dalam
formula
Pearson
correlation
dengan
menggunakan perhitungan program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 18.0 for windows. 2. Uji Reliabilitas Instrumen ukur yang berkualitas baik adalah reliabel yaitu memiliki konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009). Reliabilitas penelitian diuji menggunakan Cronbach's Alpha dengan menggunakan bantuan
62
program Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2009). Apabila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 maka pengukuran semakin reliabel.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Dua variabel bebas dalam penelitian ini adalah secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri, sedangkan variabel tergantungnya adalah bullying. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ganda adalah analisis pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan kausal antara dua variabel bebas dan satu variabel tergantung dalam penelitian ini, serta untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantung. Analisis dalam penelitian ini menggunakan program Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18. Terdapat beberapa uji persyaratan dalam teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: a. Uji Asumsi Dasar 1) Uji Normalitas
63
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi populasi data, dengan cara melihat nilai Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikansinya lebih besar dari 0,05. 2) Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat dua variabel mempunyai hubungan linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel dapat dikatakan linear apabila signifikansi kurang dari 0,05. b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi linear antar variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikoleniaritas. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Persayaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi yaitu tidak adanya heteroskedatisitas. 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Persyaratan yang
64
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya autokorelasi. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran skala serta pengujian hipotesis secara keseluruhan akan diolah dan diuji dengan menggunakan bantuan Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah SMA Negeri 8 Surakarta merupakan alih fungsi SGPLB (Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa) Negeri Surakarta menjadi SMA Negeri 8 Surakarta. Bangunan Gedung SMA Negeri 8 Surakarta merupakan hibah bangunan SGPLB yang didirikan tahun 1984 dialihfungsikan menjadi SMA Negeri 8 Surakarta dengan SK Penegerian Nomor: 0106/O/1996, hingga kini masih berfungsi menjadi gedung SMA Negeri 8 Surakarta. Tahun 1995/1996 merupakan awal tahun ajaran baru SMA Negeri 8 Surakarta, awal berlangsungnya kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 8 Surakarta. Pembiayaan ditunjang dengan Dana Sumbangan dan SPP, sehubungan SMA Negeri 8 Surakarta belum mendapatkan alokasi dana DIK dari pemerintah. SMA Negeri 8 Surakarta menempati bekas gedung SGPLB dengan dilengkapi sarana dan prasarananya dan mempunyai luas tanah 4,2 ha. SMA Negeri 8 Surakarta memiliki visi “Meningkat dalam prestasi akademik dan unggul dalam prestasi non-akademik berdasarkan iptek, imtaq dan berwawasan lingkungan”. Visi tersebut akan diwujudkan melalui misi sebagai berikut:
65
66
1.
Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2.
Menegakkan ketertiban dan kedisiplinan sebagai konsep dasar menuju sukses.
3.
Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
4.
Menerapkan etika pergaulan yang saling salam, sapa dan senyum sehingga terjadi persaudaraan dan kesetiakawanan sejati, saling asah, asih dan asuh.
5.
Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi diri, sehingga bisa dikembangkan secara optimal.
6.
Mengenalkan dan menggunakan serta mengembangkan hasil-hasil teknologi modern.
7.
Mendorong semangta kerja dengan mengoptimalkan Sumber Daya Manusia yang ada, sehingga memiliki tanggung jawab dan dedikasi tinggi.
8.
Membudayakan hidup sehat dan berwawasan lingkungan. SMA Negeri 8 Surakarta dipilih oleh sebagai tempat penelitian
dengan pertimbangan sebagai berikut: a.
SMA Negeri 8 Surakarta belum pernah dijadikan tempat penelitian dengan topik secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri terhadap bullying.
b.
Memenuhi kritria penelitian.
67
c.
Mendapat izin untuk melakukan penelitian dari pihak SMA Negeri 8 Surakarta.
d.
Lokasi SMA Negeri 8 Surakarta yang dapat dijangkau.
2. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dilakukan agar penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Persiapan dalam penelitian ini meliputi persiapan administrasi dan persiapan alat ukur. a. Persiapan administrasi Persiapan administrasi berkaitan dengan urusan perizinan pada pihakpihak terkait dan informasi mengenai responden yang akan menjadi subjek penelitian, berikut adalah tahap-tahap persiapan administrasi penelitian: 1) Tanggal 6 April 2016 peneliti mendapatkan surat pra-penelitian dengan nomor surat 5029/UN27.06.6.2/PN/2016 dari pihak Program Studi Psikologi Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 8 Surakarta. 2) Pada tanggal 16 April 2016 peneliti menyerahkan surat izin prapenelitian melalui bagian tata usaha dan menyusun jadwal untuk melakukan pra-penelitian bersama guru bimbingan konseling. 3) Tanggal 13 Mei 2016 peneliti mendapatkan surat izin penelitian dengan nomor 6550/UN27.06.6.2/PN/2016 dari pihak Program
68
Studi Psikologi Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 8 Surakarta. Pada tanggal tersebut pula peneliti bersama guru bimbingan konseling menyusun jadwal penelitian mulai dari try out hingga penelitian. b. Persiapan Alat Ukur Penelitian ini menggunakan alat ukur yang terdiri dari tiga skala, yaitu: skala bullying, skala secure attachment dengan orang tua, dan skala kontrol diri. 1) Skala Bullying Skala bullying digunakan untuk mengukur bullying yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari skala bullying yang disusun oleh Sugiariyanti (2012) yang mencakup bullying fisik, verbal, dan psikologis. 2) Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Skala secure attachment dengan orang tua dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) dari Armsden dan Greenberg (1987) yang telah diadaptasi oleh Bahari (2015). Skala IPPA yang terdiri terdiri dari tiga aspek, yaitu, trust, communication dan alienation. 3) Skala Kontrol Diri Skala kontrol diri dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari Self-Control Scale (SCS) dari Tangney,
69
Baumeister, dan Boone (2004). Skala tersebut terdiri dari lima aspek, yaitu self-discipline, deliberated/nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik stratified cluster random sampling, yaitu dengan melakukan pengundian terhadap setiap tingkatan kelas. Populasi penelitian berjumlah 20 kelas, ditetapkan tiga kelas untuk uji coba. Sampel uji coba terdiri atas satu kelas dari tingkat X dan dua kelas dari tingkat XI. Sampel penelitian terdiri dari tiga kelas dari tingkat X dan tiga kelas dari tingkat XI. Perincian sampel penelitian dijabarkan pada tabel. Tabel. 4 Data Sampel Uji Coba dan Penelitian Kelas
Jumlah Siswa
Keterangan
X IPS 2
25
Kelas uji coba
XI IPA 4
24
Kelas uji coba
XI IPS 1
29
Kelas uji coba
X IPA 4
28
Kelas penelitian
X IPS 3
27
Kelas penelitian
X IPS 5
31
Kelas penelitian
XI IPA 2
26
Kelas penelitian
XI IPS 4
29
Kelas penelitian
XI IPS 2
28
Kelas penelitian
70
2. Pelaksanaan Uji Coba Pelaksanaan uji coba penelitian dilakukan tanggal 14 Mei 2016 dan 16 Mei 2016 dengan menggunakan alat ukur berupa skala bullying yang terdiri dari 35 aitem (10 aitem filler yang tidak di skor), skala secure attachment dengan orang tua yang terdiri dari 25 aitem, dan skala kontrol diri yang terdiri dari 36 aitem. Pengumpulan data uji coba dilakukan pada saat jam pelajaran Bimbingan Konseling. Pada tanggal 14 Mei 2016 dilakukan pengumpulan data uji coba hari pertama di kelas XI IPA 4 pada pukul 09.00 WIB dengan jumlah responden 24 siswa, dan di kelas X IPS 2 pada pukul 10.45 dengan jumlah responden sebanyak 25 siswa. Pada tanggal 16 Mei 2016 pengambilan data uji coba hari kedua dilanjutkan di kelas XI IPS 1 pada pukul 11.00 WIB dengan jumlah responden 29 siswa. Pada saat uji coba hari pertama, 2 orang siswa kelas XI IPA 4 absen, sehingga responden berjumlah 22 siswa, dan 1 orang siswa X IPS 2 tidak berada di dalam kelas karena mengikuti kegiatan paskibraka, sehingga responden berjumlah 24 siswa. Pada uji coba hari kedua, 2 orang siswa kelas XI IPS 2 absen, sehingga responden berjumlah 27 siswa. Dengan demikian, total responden uji coba secara keseluruhan berjumlah 73 siswa. Kelas yang sudah dipakai untuk uji coba tidak diikutsertakan kembali dalam penelitian. Setelah uji coba selesai dilaksanakan dan 73 eksemplar skala diperiksa, semua dapat digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas.
71
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas internal skala penelitian ini diuji menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dengan bantuan program Stastical Product and Service Solution (SPSS) versi 18. Teknik uji validitas aitem menggunakan
product
moment
Pearson
adalah
dengan
cara
mengorelasikan skor aitem dengan skor totalnya (Priyatno, 2012). Pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Aitem dinyatakan valid apabila nilai r positif dan r hitung ≥ r tabel, namun aitem dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel. Reliabilitas penelitian diuji menggunakan Cronbach's Alpha dengan menggunakan bantuan program Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2009). Apabila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 maka pengukuran semakin reliabel. Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas masing-masing skala: a. Skala Bullying Skala bullying pada saat uji coba terdiri dari 35 aitem (10 aitem filler). Pada taraf signifikansi 0,05 dan N sebesar 73 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,2303. Setelah dilakukan uji validitas, terdapat lima aitem yang gugur, yaitu nomor 10, 12, 24, 26, dan 28. Aitem valid berjumlah 25, adapun aitem yang valid tersebut adalah nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 27, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 38,
72
39, 40. Adapun rincian aitem yang valid dan gugur setelah uji validitas tertera pada tabel 5. Tabel. 5 Distribusi Aitem Skala Bullying yang Valid dan Gugur Aspek 1) Fisik 2) Verbal 3) Psikologis Total
Nomor Aitem Valid 2, 6, 14, 18, 22, 30, 34, 38 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31, 35, 39 4, 8, 16, 20, 32, 36, 40 25
Gugur 10, 26
12, 24, 28 5
Hasil uji reliabilitas skala bullying menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,815. Hal ini menunjukkan bahwa skala bullying dapat dinyatakan sebagai skala yang reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Tabel. 6 Reliabilitas Skala Bullying Reliability Statistics Cronbach's Alpha .815
N of Items 25
b. Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Skala secure attachment pada saat uji coba terdiri dari 25 aitem. Pada taraf signifikansi 0,05 dan N sebesar 73 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,2303. Setelah dilakukan uji validitas, terdapat satu aitem yang gugur, yaitu nomor 9. Aitem valid berjumlah 24, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
73
24, dan 25. Adapun rincian aitem yang valid dan gugur setelah uji validitas tertera pada tabel dibawah ini. Tabel. 7 Distribusi Aitem Skala Secure Attachment dengan Orang Tua yang Valid dan Gugur Aspek
Indikator
Memiliki kepercayaan bahwa orangtua 1) Trust memhami dan menghormati kebutuhan dan hasrat anak Merasa bahwa orang tua sensitif dan responsif terhadap keadaan emosi anak Merasa 2)Communica orangtua Tion selalu terlihat aktif dalam setiap keadaan yang dialami dan mengadakan komunikasi verbal secara aktif Merasa marah dengan 3) Alienation diasingkan dari orangtua Total
Nomer Aitem Favorabel Unfavorabel Valid Gugur Valid Gugur
1,2,4,12, 13,20,22
-
3
9
7,24,25
-
6
-
5,15,16,19
-
14
-
8,10,11, 17,18,23
-
-
21
3
1
74
Hasil uji reliabilitas skala secure attachment dengan orang tua menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,868. Hal ini menunjukkan bahwa skala secure attachment dengan orang tua dapat dinyatakan sebagai skala yang reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Tabel. 8 Reliabilitas Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Reliability Statistics Cronbach's Alpha .868
N of Items 24
c. Skala Kontrol Diri Skala kontrol diri pada saat uji coba terdiri dari 36 aitem. Pada taraf signifikansi 0,05 dan N sebesar 73 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,2303. Setelah dilakukan uji validitas, terdapat tujuh aitem yang gugur, yaitu nomor 5. 7, 13, 17, 18, 22, 35. Aitem valid berjumlah 29, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, dan 36. Rincian aitem yang valid dan gugur setelah uji validitas tertera pada tabel 9. Hasil uji reliabilitas skala kontrol diri menunjukkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,839. Hal ini menunjukkan bahwa skala kontrol diri dapat dinyatakan sebagai skala yang reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian (lihat tabel 10).
75
Tabel. 9 Distribusi Aitem Skala Kontrol Diri yang Valid dan Gugur Aspek 1) Self-Discipline 2) Deliberated/ Nonimpulsive 3) Healthy Habits 4) Work Ethic 5) Reliability Jumlah
Nomer Aitem Favorable Unfavorable Valid Gugur Valid Gugur 1,24 8, 9, 14, 16, 28, 29 17 4, 11, 12, 19, 20, 5 25, 31, 32, 33 15, 26, 2, 6 27 13 35 3, 10, 21, 23, 34 7, 18, 30, 36 22 7 5 22 2
Tabel. 10 Reliabilitas Skala Kontrol Diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha .839
N of Items 29
4. Penyusunan Alat Ukur Penelitian Langkah berikutnya adalah menyusun butir-butir aitem yang valid untuk digunakan dalam pengambilan data penelitian. a. Skala Bullying Skala bullying yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 25 aitem yang valid, dan 10 aitem filler. Berikut tabel blueprint skala bullying dengan penomoran aitem yang baru yang digunakan dalam penelitian:
76
Tabel. 11 Blueprint Skala Bullying untuk Penelitian dengan Penomoran Baru Nomor Aitem Jumlah Favorabel 1) Fisik 2, 6, 14, 18, 22, 30, 34, 38(26) 8 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31, 35, 2) Verbal 10 39(24) 3) Psikologis 4, 8, 16, 20, 32, 36(12), 40(28) 7 Netral (filler 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33, 10 items) 37(10) 35 Total Keterangan: Nomor aitem dalam tanda kurung (...) dan dicetak Aspek
tebal adalah nomor baru untuk aitem valid skala bullying. b. Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Skala secure attachment dengan orang tua yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 24 aitem yang valid. Berikut tabel blueprint skala secure attachment dengan orang tua dengan penomoran aitem yang baru yang digunakan dalam penelitian (lihat tabel 12)
c. Skala Kontrol Diri Skala kontrol diri yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 29 aitem yang valid. Berikut tabel blueprint skala kontrol diri dengan penomoran aitem yang baru yang digunakan dalam penelitian (lihat tabel 13)
77
Tabel. 12 Blueprint Skala Secure Attachment dengan Orang Tua untuk Penelitian dengan Penomoran Baru Aspek
Indikator
Favorable
Unfavo Jumlah rable
Memiliki kepercayaan bahwa orangtua 1,2,4,12, 1) Trust memhami dan 13,20,21, menghormati 22 kebutuhan dan hasrat anak Merasa bahwa orang tua sensitif 7,24, dan responsif 25(9) terhadap keadaan emosi anak Merasa orangtua 2) selalu terlihat aktif Communication dalam setiap keadaan yang 5,15, dialami dan 16,19 mengadakan komunikasi verbal secara aktif Merasa marah 8,10,11, 3) Alienation dengan diasingkan 17,18,23 dari orangtua 21 Total Keterangan: Nomor aitem dalam tanda kurung (...)
3
10
6
4
14
5
-
6
4 25 dan dicetak
tebal adalah nomor baru untuk aitem valid skala secure attachment dengan orang tua
78
Tabel 13. Blueprint Skala Kontrol Diri untuk Penelitian dengan Penomoran Baru Aspek 1) Self-Discipline
Favorable 1,24
2) Deliberated /Nonimpulsive 3) Healthy Habits
15, 26, 27
4) Work Ethic
Unfavorable 8, 9, 14, 16, 17, 28, 29 4, 11, 12, 19, 20, 25, 31(5), 32(7), 33(13) 2, 6 3, 10, 21, 23, 34(17)
Jumlah 8 9 5 5
5) Reliability 30(18),36(22) 2 Jumlah 12 24 29 Keterangan: Nomor aitem dalam tanda kurung (...) dan dicetak tebal adalah nomor baru untuk aitem valid skala kontrol diri
5. Pengumpulan Data Penelitian Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 19-21 Mei 2016. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berupa tiga buah skala yaitu skala bullying, skala secure attachment dengan orang tua, dan skala kontrol diri. Skala bullying terdiri dari 25 aitem, skala secure attachment dengan orang tua terdiri dari 24 aitem, dan skala kontrol diri terdiri dari 29 aitem. Total data yang terkumpul dan dapat diolah adalah 146 data. Data dari siswa kelas X IPS 3, XI IPA 2, dan XI IPS 2 terkumpul pada tanggal 19 Mei 2016. Data dari siswa kelas X IPA 4 dan XI IPS 4 terkumpul pada tanggal 20 Mei 2016. Data dari siswa kelas X 5 terkumpul pada tanggal 21 Mei 2016.
79
6. Pelaksanaan Skoring Data penelitian yang telah terkumpul kemudian diberi skor agar dapat dianalisis lebih lanjut. Seluruh skala bullying terdiri dari item favorable, bergerak dari 4 untuk jawaban lebih dari satu kali dalam seminggu, 3 untuk jawaban satu kali seminggu, 2 untuk jawaban minimal satu kali dalam sebulan, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Skor skala secure attachment dengan orang tua pada aspek trust dan communication dengan aitem favorable bergerak dari 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk jawaban Sesuai (S), 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), untuk aitem unfavorable bergerak sebaliknya dari 1 sampai 4. Sedangkan untuk aspek alienation memiliki hubungan negatif, skor aitem favorable bergerak dari 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk jawaban Sesuai (S), 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), untuk aitem unfavorable bergerak sebaliknya dari 4 sampai 1. Skor untuk skala kontrol diri dengan aitem favorable bergerak dari 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk jawaban Sesuai (S), 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), sedangkan untuk aitem unfavorable bergerak sebaliknya dari 1 sampai 4.
80
C. Hasil Analisis Data Penelitian Analisis data pada penelitian ini terdiri dari uji asumsi dasar, uji asumsi klasik, dan hipotesis dengan regresi ganda. Perhitungan analisis data dilakukan dengan bantuan proram Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 18. 1. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012). Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Tabel. 14 Hasil Uji terhadap residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 146 Normal Parametersa,b Mean .0000 Std. Deviation 4.1735 Most Extreme Absolute .074 Differences Positive .074 Negative -.040 Kolmogorov-Smirnov Z .896 Asymp. Sig. (2-tailed) .398 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
81
Berdasarkan hasil analisis residual pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,398 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual bullying telah memenuhi asumsi distribusi normal. Uji normalitas residual dengan metode grafik dilakukan dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual (Priyatno, 2012). Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut normal (Priyatno, 2012). Dari gambar dibawah ini,
tampak juga secara visual gambar di bawah ini, titik-titik
residual mengikuti pola garis lurus.
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas terhadap Residual
82
b. Uji Linearitas Uji linearitas penelitian ini menggunakan test for linearity. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas antara variabel tergantung dan variabel bebas penelitian. Dua variabel dinyatakan linear apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hasil uji linearitas antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua dapat dilihat pada tabel 15. Tabel. 15 Hasil Uji Linearitas antara Bullying dengan Secure Attachment dengan Orang Tua
Bullying * Secure Attachment dengan Orang Tua
ANOVA Table Sum of Squares Between (Combined) 997.972 Groups Linearity 280.744
Mean df Square F Sig. 34 29.352 1.554 .045 1 280.74 14.86 .000 4 2 33 21.734 1.151 .289
Deviation 717.229 from Linearity Within Groups 2096.856 111 18.891 Total 3094.829 145 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi
linearity antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan linearitas antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua. Selanjutnya, hasil uji linearitas antara bullying dengan kontrol diri sebagai berikut.
83
Tabel. 16 Hasil Uji Linearitas antara Bullying dengan Kontrol Diri ANOVA Table Sum of Mean Squares df Square F Sig. Bullying Between (Combi 1016.380 37 27.470 1.427 .081 B * Groups ned) eKontrol Linearity 482.910 1 482.910 25.093 .000 Diri Deviatio 533.470 36 1s4.819 .770 .813 r n from Linearity d Within Groups 2078.449 108 19.245 Total 3094.829 145 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearity antara bullying dengan kontrol diri sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan linearitas antara bullying dengan kontrol diri.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas dalam model regresi (Priyatno, 2012). Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya multikolinearitas antar variabel bebasnya. Multikolinearitas tidak terjadi apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 (Hair et al, dalam Priyatno, 2012). Berikut tabel hasil uji multikolinearitas.
84
Tabel. 17 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa B Model Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics e Std. r B Error Beta T Sig. Tolerance VIF 1 dConstant 52.821 3.832 13.784 .000 SA -.102 .046 -.180 -2.210 .029 .863 1.158 a Kontrol -.164 .041 -.329 -4.041 .000 .863 1.158 s Diri a. Dependent Variable: Bullying Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa variabel secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri memiliki nilai Tolerance 0,863 dan nilai VIF sebesar 1,158. Nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 berarti antar variabel bebas tidak terdapat masalah multikolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui terjadinya ketidaksamaan varian residual pada semua pengamatan dalam model regresi (Priyatno, 2012). Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara lain prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dari hasil analisis dengan bantuan SPSS menunjukkan adanya sebaran seperti pada gambar scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (lihat gambar 3)
85
Gambar. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Scatterplot c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahuo korelasi antara pengamatan satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Metode yang digunakan peneliti untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji DurbinWatson dengan ketentuan sebagai berikut (dalam Farhan, 2010): 1) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di bawah -2, maka diindikasikan ada autokorelasi positif. 2) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik diantara -2 sampai +2, maka diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di atas +2, maka diindikasikan ada autokorelasi negatif.
86
Tabel. 18 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R Adjusted R Std. Error of DurbinR Square Square the Estimate Watson a 1 .429 .184 .172 4.203 1.709 a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua b. Dependent Variable: Bullying Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nahwa nilai DW (Durbin-Watson) sebesar 1,709. Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai DW terletak diantara -2 sampai dengan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat otokorelasi. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Proses uji hipotesis melalui dua tahap, yaitu pengujian secara simultan untuk mengetahui hubugan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama dengan bullying, serta pengujian secara parsial untuk mengetahui hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying dan kontrol diri dengan bullying. a. Uji Simultan (Uji F) Pada pengujian secara simultan, kesimpulan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan terlihat pada p-value pada kolom Sig dan Fhitung. Jika p-value < 0,05, berarti terdapat hubugan yang signifikan demikian pula sebaliknya.
87
Berikut ini hasil pengujian secara simultan hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama terhadap bullying. Tabel. 19 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan F ANOVAb Model
Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 569.141 2 284.571 16.112 .000a Residual 2525.688 143 17.662 Total 3094.829 145 a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua b. Dependent Variable: Bullying Tabel di atas menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dan Fhitung sebesar 16,112 atau Fhitung = 16,112 > Ftabel = 3,06, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama terhadap bullying. Nilai koefisien korelasi ganda (R) dalam regresi berganda menunjukkan nilai korelasi ganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien korelasi R bergerak dari 0 sampai dengan 1. Semakin nilai R mendekati 1, maka semakin kuat pula hubungan yang terjadi (Priyatno, 2012). Pedoman interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.
88
Tabel. 20 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi No.
Interval Koefisien Korelasi
Interpretasi
1.
0,000 – 0,199
Sangat Lemah
2.
0,200 – 0,399
Lemah
3.
0,400 – 0,599
Sedang
4.
0,600 – 0,799
Kuat
5.
0,800 – 1,000
Sangat Kuat
Pada model summary terdapat koefisien korelasi ganda (R), selain itu terdapat R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke dalam bentuk persen, yang berarti bahwa persen sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Priyatno, 2012). Apabila nila R2 (R Square) sama dengan 0 maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel prediktor terhadap variabel kriterium dan sebaliknya, apabila nilai R2 (R Square) sama dengan 1 maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel prediktor terhadap variabel kriterium adalah sempurna (Priyatno, 2012). Tabel. 21 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Summary Model Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate a 1 .429 .184 .172 4.203 a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua
89
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama menyumbang sebesar 0,184 atau 18,4% tehadap variabel bullying. Dengan demikian dapat dikatakan variabel bebas (secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri) mampu menjelaskan 18,4% variasi variabel tergantung (bullying). Sisanya sebesar 81,6% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak termasuk di dalam penelitian ini. Sementara itu keeratan hubungan antara variabel secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara serentak dapat dilihat pada kolom R yaitu sebesar 0,429, yang berarti keeratan hubungan berada pada level sedang (0,400 sampai 0,599).
b. Uji Korelasi Parsial Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui kekuatan atau keeratan hubungan antardua variabel dengan membuat variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai 1. Nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat dan sebaliknya, nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah (priyatno, 2010). Nilai positif menunjukkan hubungan searah (jika X naik, maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (jika X naik, maka Y turun). Hasil pengujian analisis korelasi parsial ditunjukkan melalui
90
output program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 18.0 for windows dapat dilihat pada tabel 23. Tabel. 22 Hasil Uji Korelasi Parsial antara Secure Attachment dengan Orang Tua dengan Bullying Correlations Control Variables
Kontrol Diri
Bullying
Secure Attachment dengan Orang Tua
Correlation Significance (2tailed) Df Correlation Significance (2tailed) Df
Secure Attachment dengan Bullying Orang Tua 1.000 -.182 . .029 0 -.182 .029
143 1.000 .
143
0
Berdasarkan hasil uji korelasi parsial pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada significance (2-tailed) sebesar 0,029 (p < 0,05). Nilai korelasi 0,182, yang berarti ada hubungan yang sangat lemah antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying, karena berada pada rentang 0,000 sampai 0,199. Arah hubungan yang terbentuk adalah negatif karena nilai koefisien korelasi (r) bertanda negatif. Artinya, semakin tinggi secure attachment dengan orang tua, maka bullying akan semakin rendah. Signifikan berarti bahwa
hipotesis
yang
telah
terbukti
pada
sampel
dapat
digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2012). Sehingga dapat
91
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying. Tabel. 23 Hasil Uji Korelasi Parsial Kontrol Diri dengan Bullying Correlations Control Variables Secure Attachment Bullying dengan Orang Tua
Kontrol Diri
Correlation Significance (2tailed) Df Correlation Significance (2tailed) Df
Bullying 1.000 .
Kontrol Diri -.320 .000
0 -.320 .000
143 1.000 .
143
0
Berdasarkan hasil uji korelasi parsial pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada significance (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Nilai korelasi 0,320, yang berarti ada hubungan yang lemah antara kontrol diri dengan bullying, karena berada pada rentang 0,200 sampai 0,399. Arah hubungan yang terbentuk adalah negatif karena nilai koefisien korelasi (r) bertanda negatif. Artinya, semakin tinggi kontrol diri, maka bullying akan semakin rendah. Signifikan berarti bahwa hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan bullying.
92
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Sumbangan relatif dan sumbangan efektif memberikan informasi mengenai besarnya sumbangan pengaruh tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Sumbangan relatif akan menunjukkan besarnya sumbangan variabel independen terhadap keseluruhan efektifitas garis regresi yang digunakan sebagai dasar prediksi. Sumbangan efektif akan menunjukkan ukuran besarnya sumbangan dari variabel independen terhadap jumlah kuadrat regresi. Berdasarkan hasil perhitungan peneliti, nilai sumbangan relatif dan efektif adalah sebagai berikut: a. Sumbangan relatif secure attachment dengan orang tua terhadap bullying adalah sebesar 29,42 %. b. Sumbangan relatif kontrol diri terhadap bullying adalah sebesar 70,58%. c. Sumbangan efektif secure attachment dengan orang tua terhadap bullying adalah sebesar 5,4%. d. Sumbangan efektif kontrol diri terhadap bullying adalah sebesar 13%. e. Total sumbangan efektif secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri terhadap bullying ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) sebesar 18,4%.
93
5. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi bullying, secure attachment dengan orang tua, dan kontrol diri dari responden yang diteliti. Tabel. 24 Deskriptif Data Empirik Descriptive Statistics
Bullying Secure Attachment dengan Orang Tua Kontrol Diri Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean 146 25 44 32.03 146 56 92 77.62 146 146
53
97
78.19
Std. Deviation 4.620 8.119 9.236
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor minimum yang diperoleh responden pada skala bullying adalah 25 dan skor maksimumnya yaitu 44, dengan rerata empirik sebesar 32,03. Skor minimum yang diperoleh responden pada skala secure attachment dengan orang tua adalah 56 dan skor maksimumnya yaitu 92, dengan rerata empirik sebesar 77,62. Skor minimum yang diperoleh responden pada skala kontrol diri adalah 53 dan skor maksimumnya yaitu 97, dengan rerata empirik sebesar 78,19. Selain deskripsi data empirik, terdapat pula deskripsi data penelitian mencakup data hipotetik dan empirik yang dapat dilihat pada tabel berikut:
94
Tabel. 25 Deskriptif Data Penelitian Jumlah Subjek
Skala Bullying Secure Attachment Kontrol Diri Keterangan:
146 146 146
Data Data Hipotetik Empirik M SD M SD Min Maks Min Maks 25 100 62,5 12,5 25 44 32,03 4,620 24 29
96 116
60 12 72,5 14,5
56 53
92 97
77,62 8,119 78,19 9,236
Min : skor terendah Max : skor tertinggi M : Rerata (hasil pembagian skor total dengan jumlah responden) SD : Standar Deviasi (skor tertinggi dikurangi skor terendah lalu dibagi 6) Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif, dilakukan kategorisasi responden secara normatif untuk memberikan interpretasi skor skala. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi jenjang berdasarkan pada model distribusi normal. Tujuan dari kategorisasi ini adalah untuk menempatkan responden ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2012). Kontinum panjang ini akan dibagi menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangatinggi. Katrgorisasi pada penelitian ini yaitu: a.
Skala Bullying Skala bullying dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai responden. Pernyataan dalam skala bullying terdiri dari 25 aitem,
95
berarti skor minimal yang diperoleh subjek adalah 25 x 1 = 25 dan skor maksimal yang diperoleh subjek adalah 25 x 4 = 100. Maka jarak sebenarnya adalah 100 – 25 = 75 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 75 : 6 = 12,5; sedangkan rerata hipotetiknya adalah 62,5. Kategorisasi subjek digolongkan dalam tiga kategorisasi, maka akan didapat distribusi seperti pada tabel berikut: Tabel. 26 Hasil Kategorisasi Responden berdasarkan Skor Skala Bullying Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Norma 25 ≤ X < 40 40 ≤ X < 55 55 ≤ X < 70 70 ≤ X < 85 85 ≤ X < 100
Jumlah Subjek 134 12 0 0 0
% 92% 8% 0% 0% 0%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa bullying pada subjek menyebar dari tingkat sangat rendah (92%) dan rendah (8%). Secara umum responden memiliki tingkat bullying yang sangat rendah.
b. Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Skala secure attachment dengan orang tua dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai responden. Pernyataan dalam skala bullying terdiri dari 24 aitem, berarti skor minimal yang diperoleh subjek adalah 24 x 1 = 24 dan skor maksimal yang diperoleh subjek adalah 24 x 4 = 96. Maka jarak sebenarnya adalah 96 – 24 = 72 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 72 : 6 = 12; sedangkan rerata
96
hipotetiknya adalah 60. Kategorisasi subjek digolongkan dalam tiga kategorisasi, maka akan didapat distribusi seperti pada tabel berikut: Tabel. 27 Hasil Kategorisasi Responden berdasarkan Skor Skala Secure Attachment dengan Orang Tua Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi B Sangat Tinggi
Norma 24 ≤ X < 38,4 38,4 ≤ X < 52,8 52,8 ≤ X < 67,2 67,2 ≤ X < 81,6 81,6 ≤ X < 96,0
Jumlah Subjek 0 0 18 77 51
% 0% 0% 12% 53% 35%
erdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa secure attachment dengan orang tua pada subjek menyebar dari tingkat sedang (12%), tinggi (53%), dan sangat tinggi (35%). Secara umum responden memiliki tingkat secure attachment dengan orang tua yang tinggi. c. Skala Kontrol Diri Skala kontrol diri dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai responden. Pernyataan dalam skala kontrol diri terdiri dari 29 aitem, berarti skor minimal yang diperoleh subjek adalah 29 x 1 = 29 dan skor maksimal yang diperoleh subjek adalah 29 x 4 = 116. Maka jarak sebenarnya adalah 116 – 29 = 87 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 87 : 6 = 14,5; sedangkan rerata hipotetiknya adalah 72,5. Kategorisasi subjek digolongkan dalam tiga kategorisasi, maka akan didapat distribusi seperti pada tabel berikut:
97
Tabel. 28 Hasil Kategorisasi Responden berdasarkan Kontrol Diri Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Norma 29 ≤ X < 46,4 46,4 ≤ X < 63,8 63,8 ≤ X < 81,2 81,2 ≤ X < 98,6 98,6 ≤ X < 116,0
Jumlah Subjek 0 8 83 55 0
% 0% 5% 57% 38% 0%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa kontrol diri pada subjek menyebar dari tingkat rendah (5%), sedang (57%), dan tinggi (38%). Secara umum responden memiliki tingkat kontrol diri yang sedang.
6. Analisis Tambahan Hasil sebaran skala penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan yang berjumlah 75 dan responden laki-laki yang berjumlah 71 Berdasarkan tingkat kelas, responden paling banyak berasal dari kelas XI (berjumlah 74 orang), sedangkan kelas X (berjumlah 72 orang). Tabel dibawah ini menunjukkan gambaran umum subjek penelitian. Tabel. 29 Deskripsi Subjek Penelitian Faktor Jenis Kelamin Kelas
Kategori Laki-laki Perempuan X XI
Jumlah 71 75 72 74
Presentase 48,6% 51,4% 49,3% 50,7%
98
a. Jenis Bullying yang Dilakukan Siswa Gambar di bawah ini menunjukkan analisis tambahan mengenai jenis bullying yang paling sering dilakukan siswa.
Jenis Bullying yang Dilakukan Siswa
Fisik 28%
Psikologis 25%
Verbal 47%
Gambar. 4 Jenis Bullying yang Dilakukan Siswa Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan bahwa jenis bullying yang paling sering dilakukan adalah bullying verbal 47%, bullying fisik 28%, dan bullying psikologis 25%.
b. Perbedaan Bullying oleh Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Analisis
tambahan
berikutnya
dilakukan
untuk
mengetahui
perbedaan bullying berdasarkan jenis kelamin. Analisis menggunakan independent sample t-test, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji rata-rata antara dua kelompok data yang independen. Hasil uji t menunjukkan t-hitung sebesar 4,791, dan nilai t tabel statistika dengan signifikansi 0,05 menunjukkan 1,976. Nilai thitung > ttabel (4,791>1,976) dan p-value = 0,000 <0,05, maka Ho ditolak. Dapat
99
disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata bullying antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Rata-rata dibawah ini menunjukkan bahwa siswa laki-laki melakukan bullying lebih tiggi (33,79) daripada siswa perempuan (30,37). Tabel. 30 Deskripsi Bullying Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics Jenis Kelamin
Std. Std. Error Mean Deviation Mean 33.79 5.020 .596 30.37 3.498 .404
N Bullying
Laki-laki Perempuan
71 75
Analisis tambahan berikutnya adalah membandingkan jenis bulling berdasarkan
jenis
kelamin
siswa.
Analisis
dilakukan
dengan
membandingkan nilai rata-rata pada tiap jenis bullying. Hasil hitungan rata-rata dapat dilihat pada tabel 31. Tabel. 31 Deskripsi Jenis Bullying yang dilakukan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics Jenis Kelamin N
Std. Std. Error Mean Deviation Mean
Bullying Fisik
Laki-laki 71 9.56 1.857 .220 Perempuan 75 8.67 1.266 .146 Bullying Verbal Laki-laki 71 16.06 3.447 .409 Perempuan 75 13.95 2.583 .298 Bullying Laki-laki 71 8.17 1.363 .162 Psikologis Perempuan 75 7.76 1.025 .118 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa laki-laki lebih tinggi dalam ketiga jenis bullying. Rata-rata bullying fisik siswa laki-laki (9,56), perempuan(8,67); bullying verbal siswa laki-laki (16,06),
100
perempuan (13,95); dan bullying psikologis laki-laki (8,17), perempuan (7,76). Tabel. 32 Deskripsi Bullying Berdasarkan Tingkatan Kelas Group Statistics Kelas N Bullying
X x XI
Analisis
72 74
tambahan
Mean Std. Deviation 31.58 4.702 32.47 4.528
selanjutnya
dilakukan
Std. Error Mean .554 .526
untuk
mengetahui
perbedaan tingkat bullying berdasarkan tingkat kelas. Berdasarkan data pvalue menunjukkan nilai 0,935 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelas X dan XI. Berdasarkan tebel di atas meunjukkan selisih rata-rata yang sangat kecil antara kelas X dan XI. Kelas X memperoleh nilai rata-rata bullying sebesar 31,58 dan kelas XI 32,47. D. Pembahasan Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis pertama menggunakan teknik analisis regresi ganda diperoleh nilai korelasi (R) adalah 0,429 dengan Fhitung bernilai 16,112 (> Ftabel 3,06); dan signifikansi adalah 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama penelitian diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Kedua variabel bebas yaitu secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri bersama-sama memiliki hubungan dengan bullying. Hasil
101
menunjukkan arah yang negatif, yaitu semakin tinggi faktor secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri pada siswa, maka semakin rendah bullying yang terjadi. Sebaliknya semakin rendah faktor secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri pada siswa, maka semakin tinggi bullying. Hubungan secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri termasuk dalam kategori hubungan sedang, yang didasarkan atas nilai R sebesar 0,429. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri dapat dijadikan variabel prediktor untuk memprediksi bullying. Beane (2008) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi bullying adalah faktor internal dari dalam diri individu dan faktor sosial. Faktor sosial pertama yang paling dekat dengan seorang anak adalah orang tua. Attachment dengan orang tua diperlukan seseorang sepanjang masa kehidupannya, bahkan saat remaja yang ditandai dengan mencari otonomi, attachment dengan orang tua tetap menjadi sesuatu yang penting (Santrock, 2014). Adanya kasih sayang dari orang tua yang melakukan pengasuhan dengan konsisten dan responsif, menunjukkan kasih sayang dengan mengembangkan secure attachment akan mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan orang lain. Mereka akan menerapkan hal serupa saat berinteraksi dengan temannya dan cenderung memiliki interaksi yang positif serta menghindari agresi seperti bullying. Hal ini sejalan dengan Troy & Sroufe (1987) yang menyatakan bahwa anak dengan secure
102
attachment tidak mungkin untuk melakukan bullying terhadap orang lain karena pelecehan memiliki dampak negatif dan kontraproduktif pada hubungan dengan orang lain. Siswa yang memiliki kontrol diri yang baik akan cenderung untuk dapat mengontrol dirinya dari perbuatan-perbuatan yang menimbulkan dampak negatif bagi interaksi sosialnya. Gottfredson dan Hirschi (dalam Gibson, 2010) menyatakan bahwa kontrol diri menjadi blokade yang menjembatani individu dengan aktivitas yang menyimpang. Ketika seorang siswa memiliki kontrol diri yang baik maka akan cenderung berfikir terlebih dahulu mengenai dampak jangka panjang yang akan ditimbulkan atas tindakannya. Dengan adanya kontrol diri maka ia akan mampu menghindari diri dari perilaku yang menyimpang dari norma yang dapat menimbulkan dampak negative seperti perilaku bullying. Hasil uji hipotesis kedua menggunakan uji korelasi parsial antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying diperoleh signifikansi sebesar 0,029 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua penelitian diterima, terdapat hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying. Nilai koefisien korelasi parsial adalah -0,182, berarti terdapat hubungan yang sangat lemah antara secure attachment dengan orang tua dan bullying karena nilai korelasi berada pada interval 0,000 sampai 0,199. Arah hubungan tersebut adalah negatif dikarenakan r bertanda negatif, yang artinya semakin tinggi tingkat secure attachment
103
dengan orang tua maka akan semakin rendah bullying yang dilakukan siswa. Penelitian attachment pada masa remaja menunjukkan temuan bahwa secure attachment dengan orang tua terkait dengan hubungan pertemanan yang positif (Allen & Miga, 2010). Lebih lanjut, hal ini sejalan dengan penelitian dari Morreti & Pelled (2004) bahwa siswa dengan secure attachment lebih sedikit mengalami masalah, baik itu masalah kenakalan dan agresi. Siswa dengan secure attachment mengembangkan hubungan sosial menjadi positif dan produktif terhadap orang lain (Weinfield et al., 1999). Mereka akan cenderung menjalin pertemanan yang baik dan menghindari dari terlibat perilaku bullying. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mereka sebenarnya cenderung untuk membela korban bullying (Nickerson et al., 2008). Hasil uji hipotesis ketiga menggunakan teknik analisis korelasi parsial antara kontrol diri dengan bullying diperoleh signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ketiga penelitian diterima, terdapat hubungan antara kontrol diri dengan bullying. Nilai koefisien korelasi parsial sebesar -0,320, berarti terdapat hubungan yang lemah antara kontrol diri dengan bullying karena nilai korelasi berada pada interval 0,200 sampai 0,399. Arah hubungan tersebut adalah negatif dikarenakan r bertanda negatif, yang artinya semakin tinggi tingkat kontrol diri maka akan semakin rendah bullying yang dilakukan siswa.
104
Remaja yang melakukan kontrol diri yang baik akan cenderung melakukan petimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum bertindak. Mereka akan memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Remaja dengan kontrol diri yang baik akan memilih untuk tidak terlibat dalam berbagai perilaku negatif seperti bullying. Sementara remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah akan cenderung impulsif dan bertindak tanpa memikirkan akibatnya. Olweus (dalam Limber,
2002) mengemukakan karakteristik remaja yang kerap
melakukan bullying
antara lain adalah mereka yang impulsif, keras
kepala, berkepribadian dominan, mudah frustasi, kesulitan mengikuti aturan dan melihat kekerasan sebagai suatu hal yang menyenangkan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Chui dan Chan (2013), Moon dan Alarid (2015) bahwa kontrol diri berhubungan negatif dengan bullying. Persentase sumbangan yang diberikan oleh kedua variabel bebas terhadap variabel tergantung yang ditunjukkan dengan nilai R square sebesar 0,184, berarti sumbangan efektif secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri bersama-sama terhadap bullying adalah 18,4% sedangkan 81,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Hasil sumbangan efektif secure attachment dengan orang tua terhadap bullying sebesar 5,4% dan sumbangan efektif kontrol diri sebesar 13%. Sumbangan relatif secure attachment dengan orang tua terhadap bullying sebesar 29,42 % dan sumbangan relatif kontrol diri sebesar 70,58%.
105
Berdasarkn persentase, baik sumbangan relatif maupun sumbangan efektif tiap variabel bebas terhadap variabel tergntung terlihat bahwa sumbangan kontrol diri lebih besar daripada secure attachment dengan orang tua. Penjelasan mengenai hal tersebut adalah walaupun faktor lingkungan berupa secure attachment dengan orang tua telah diterapkan kepada anak, namun faktor internal lebih penting bagi anak dalam mencegah terjadinya bullying. Faktor internal berupa kontrol diri sangat dibutuhkan agar seseorang mampu mengendalikan dirinya dari dorongan-dorongan negatif seperti melakukan tindakan bullying terhadap orang lain. Faktor secure attachment dengan orang tua tetap menjadi hal yang penting, hanya saja pada masa remaja keberadaan teman sebaya mulai menjadi hal yang tidak kalah penting bahkan dapat bersaing dengan orang tua dalam hal perannya sebagai sumber dukungan dan keintiman (Furman & Buhrmester, Lempers & Clark-Lempers, dalam Sigelman & Rider, 2006). Hal tersebutlah yang menyebabkan dalam penelitian ini kontrol diri lebih berpengaruh dibandingkan secure attachmet dengan orang tua. Hasil kategorisasi bullying pada subjek menyebar dari tingkat sangat rendah (92%) dan rendah (8%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa SMA Negeri 8 Surakarta memiliki tingkat bullying yang sangat rendah. Hasil kategorisasi secure attachment dengan orang tua pada subjek menyebar dari tingkat sedang (12%), tinggi (53%), dan sangat tinggi (35%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa SMA Negeri 8 Surakarta memiliki
106
secure attachment dengan orang tua yang tinggi. Hasil kategorisasi kontrol diri pada subjek menyebar dari tingkat rendah (5%), sedang (57%), dan tinggi (38%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa SMA Negeri 8 Surakarta memiliki kontrol diri yang sedang. Berdasarkan hasil analisis di dapatkan kategorisasi responden memberikan gambaran rinci bahwa responden memiliki bullying pada tingkat sangat rendah, secure attachment dengan orang tua pada tingkat tinggi, dan kontrol diri pada tingkat sedang. Gambaran kategorisasi ini sejalan dengan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, bahwa secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri yang baik akan memberikan pengaruh pada rendahnya bullying yang dilakukan siswa. Namun, kontrol diri yang dimiliki siswa masih tegolong sedang, dalam arti masih perlu dilakukan peningkatan kontrol diri melalui berbagai upaya dari diri individu sendiri maupun orang disekitarnya, seperti orang tua dan pihak sekolah. Secure attachment dengan orang tua yang tinggi mengindikasikan sebagian besar siswa memiliki kelekatan yang aman dengan orang tua, serta merasakan hubungan yang positif dengan orang tuanya. Adanya hubungan yang baik antara anak dengan orang tua dengan karakteristik orang tua yang memberikan kebutuhan anak berupa komunikasi yang cukup, kepercayaan, dan tidak mengasingkan anak akan membuat mereka merasa menjadi pribadi yang disayangi oleh orang tua dan lingkungan. Meskipun demikian, berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahi,
107
bahwa beberapa siswa masih mengeluhkan mengenai hubungan dengan orang tuanya. Beberapa diantaranya merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Hal ini perlu menjadi catatan bagi orang tua bahwa meskipun pada masa remaja anak menjadi lebih mandiri, seorang anak tetap membutuhkan secure attachment yang baik dengan orang tua. Penelitian ini juga melakukan analisis tambahan berdasarkan jenis bullying yang paling banyak dilakukan siswa, bullying berdasarkan jenis kelamin, dan bullying berdasarkan tingkat kelas untuk memberikan informasi tambahan mengenai variabel tergantung, yaitu bullying berdasarkan analisis tambahan tersebut. Berdasarkan jenis bullying menunjukkan bahwa jenis bullying yang paling sering dilakukan adalah bullying verbal 47%, bullying fisik 28%, dan bullying psikologis 25%. Bullying verbal merupakan bentuk yang paling umum digunakan baik oleh anak perempuan maupun laki-laki (Coloroso, 2007). Bullying verbal mudah dilakukan dihadapan teman sebaya tanpa terdeteksi. Dapat terjadi saat situasi keramaian dikelas sehingga dianggap hanya dialog yang biasa dan tidak ada teman sebaya yang simpatik (Coloroso, 2007). Bullying verbal bisa berupa pemberian julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), tuduhantuduhan yang tidak benar, desas-desus keji yang tidak benar, serta gossip. Bullying verbal terjadi secara cepat dan tidak menyakitkan pelaku, namun sangat melukai korbannya.
108
Hasil analisis tambahan bullying berdasarkan jenis kelamin menggunakan uji independent t-test diperoleh hasil nilai thitung > ttabel (4,791 > 1,976) dan signifikansi sebesar 0,000 (p <0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata bullying antara siswa laki-laki dan siswa perempuan di SMA Negeri 8 Surakarta. Diperoleh hasil bahwa siswa laki-laki lebih tinggi baik dalam bullying fisik, verbal, maupun psikologis. Anak laki-laki cenderung lebih sering menjadi pelaku dibandingkan anak perempuan (Harris & Petrie, 2003). Hal ini sejalan dengan Smith (2013) yang menyatakan bahwa laki-laki lebih sering terlibat dalam bullying baik sebagai pelaku maupun korban. Pelaku bullying lebih tinggi pada laki-laki dapat disebabkan berbagai hal, diantaranya karakteristik bawaan seperti hormon testosterone yang mendorong agresi (Beane, 2008), maupun maskulinitas dan untuk memperoleh harga diri (Sugiariyanti, 2012). Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin berpengaruh pada peran dalam bullying. Analisis tambahan berikutnya adalah membandingkan bullying berdasarkan tingkat kelas. Diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan bullying antara kelas X dan XI, dari signifikansi menunjukkan nilai 0,935 (p > 0,05). Berdasarkan tabel meunjukkan selisih yang sangat kecil antara kelas X dan XI. Kelas X memperoleh nilai rata-rata bullying sebesar 31,58 dan kelas XI 32,47. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat bullying antara kelas X dan XI.
109
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, peneliti telah menjawab hipotesis-hipotesis penelitian mengenai bullying ditinjau dari secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Akan tetapi, penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan yaitu penelitian hanya dapat digeneralisasikan secara terbatas pada populasi penelitian saja, sehingga untuk penerapan bagi populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda memerlukan penelitian lebih lanjut. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menemukan hasil yang lebih komrehensif dengan memperluas ruang lingkup penelitian serta menambah variabel-variabel lain. Selain keterbatasan dan kelemahan, penelitian ini juga memiliki beberapa kelebihan yang dapat dipertimbangkan sebagai sumber referensi. Penelitian ini dapat membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri berhubungan dengan bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini dapat dijadikan referensi yang memperkuat teori-teori yang telah ada, kemudian penelitian ini merupakan penelitian terbaru yang dapat memperbaharui penelitian dengan pembahasan yang sama yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu, penelitian ini disertai analisis tambahan yang dapat memberikan informasi lebih bagi pembaca. Kelebihan lainnya adalah bahwa dengan adanya penelitian ini, dapat meningkatkan kesadaran pembaca, khususnya siswi, orang tua, dan pihak sekolah akan pentingnya
110
menumbuhkan kesadaran mengenai bullying karena dampak dari bullying sangat merugikan baik bagi pelaku, korban, maupun bystander.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Semakin tinggi secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri, maka akan semakin rendah bullying yang dilakukan siswa. 2. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Semakin tinggi secure attachment dengan orang tua akan semakin rendah bullying yang dilakukan siswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah secure attachment dengan orang tua maka akan semakin tinggi bullying yang dilakukan siswa. 3. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan bullying pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Semakin tinggi kontrol diri siswa akan semakin rendah bullying yang dilakukan siswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kontrol diri yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi bullying yang
111
112
dilakukan. 4. Presentase sumbangan pengaruh yang diberikan secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri adalah sebesar 18,4%, sedangkan sisanya yaitu 81,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Hasil sumbangan efektif secure attachment dengan orang tua terhadap bullying sebesar 5,4% dan sumbangan efektif kontrol diri sebesar 13%.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan bebrapa saran, yaitu: 1. Untuk siswa Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan kontrol dirinya, sehingga dapat mengelola perilakunya terutama ketika memiliki dorongan-dorongan untuk berperilaku negatif yang berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan menambah pengetahuan dan pelatihan mengenai bagaimana cara mengontrol diri dengan baik sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kontrol diri siswa. Selain itu, pengetahuan dan kesadaran siswa mengenai dampak negatif dari bullying juga sangat penting agar siswa memahami bahwa perilaku bullying merupakan salah satu tindakan yang harus dihentikan dan memberikan dampak yang negatif bagi semua pihak, mulai dari pelaku, korban, dan bystander.
113
2. Untuk Orang Tua Keluarga, khususnya orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan siswa. Orang tua diharapkan dapat menumbuhkan secure attachment yang baik dengan anak. Disarankan agar orang tua dapat hadir baik secara fisik dan psikologis untuk anaknya, memberikan perhatian, dan pengaruh yang baik agar tercipta lingkungan keluarga yang sehat, harmonis, serta memenuhi kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan dasar remaja. Orang tua juga dapat membantu anak untuk memiliki kontrol diri dengan metode pengasuhan yang baik dimulai sejak anak kecil. 3. Untuk Sekolah Diharapkan guru dapat membimbing siswanya untuk dapat meningkatkan
kontrol
diri
yang
dimiliki,
seperti
dengan
memberikan tugas atau aktifitas yang positif serta pelatihan. Seperti melalui pelatihan pengembangan pribadi siswa dengan menanamkan nilai pada siswa untuk dapat menunda kepuasan sesaat yang dapat merugikan, manajemen diri, maupun pelatihan dengan pendekatan religiusitas. Pemanfaatan jam bimbingan konseling juga dapat dilakukan untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan dalam rangka pencegahan terjadinya bullying secara intensif. 4. Untuk penelitian selanjutnya Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar dalam
114
penelitian selanjutnya baik dalam lingkup pemberian perlakuan terhadap kejadian bullying dilingkungan remaja maupun penelitian korelasional dengan variabel-variabel lain yang berkaitan. Peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema bullying dapat mengembangkan variabel psikologis lain di luar variabel yang telah digunakan dalam penelitian ini, seperti faktor lingkungan sekolah maupun faktor pertemanan (seperti secure attachment dengan teman), serta mengambil populasi yang lebih besar sehingga generalisai penelitian akan menjadi lebih luas. Lebih lanjut, dapat dilakukan penelitian dari pihak korban maupun bystander untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai fenomena bullying yang terjadi.
DAFAR PUSTAKA
Allen, J. P., & Miga, E. M. (2010). Attachment in adolescence: A move to the level of emotion regulation. Journal of Social and Personal Relationships, 27, 181–190. Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Armsden, G. C., & Greenberg, M. T. (1987). The inventory of parent and peer attachment: Individual differences and their relationship to psychological well-being in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16, 427-454. Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar. . (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar. . (2014). Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Beane, A. L. (2008). Protect Your Child from Bullying (Expert Advice to Help You Recognize, Prevent, and Stop Bullying Before Your Child Gets Hurt). USA: JosseBass. Bahari, B. P. (2015). Aktualisasi Diri Ditinjau Dari Efikasi Diri Dan Secure Attachment Dengan Orang Tua Pada Remaja Akhir Di Lembaga Bimbingan Belajar Kota Madiun. (Skripsi tidak dipublikasikan). Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Berk, L. E. (2012). Development Through The Lifespan (Edisi Kelima): Dari Prenatal Sampai Masa Remaja, Transisi Menjelang Dewasa (Volume 1). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bloodworth, J. E. (2015). Attachment style and its influence on aggression. Journal of Undergraduate Research, 24. Bowlby, J. (1988). A secure base: Parent-child attachment and healthy human development. New York: Basic Books. Carney, J. V., Hazler, R. J., Oh, I., Hibel, L. C., & Granger, D. A. (2010). Relations between bullying exposures in middle childhood, anxiety, and adrenocortical activity. Journal of School Violence, 9 , 194–211. Chaplin, J. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Jakarta. Chui, W. H., & Chan, H. C. (2013). Association between self-control and school bullying behaviors among Macanese adolescents. Child Abuse & Neglect, 37, 237-242. Coloroso, B. (2007). Stop Bullying. Jakarta : Serambi Ilmu Pustaka. 115
116
Copeland, W. E., Wolke, D., Angold, A., & Costello, A. (2013). Adult psychiatric outcomes of bullying and being bullied by peers in childhood and adolescence. JAMA Psychiatry, 70, 419–426. Cowie, H & Jennifer, D. (2008). New Perspective On Bullying. New York: Mc Graw Hill. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta. Eliot, M., & Cornell, D. G. (2009). Bullying in middle school as a function of insecure attachment and aggressive attitudes. School Psychology International, 30(2), 201214. Fahmi,
A. (2014). Siswa SMA 3 Jakarta Tewas Di-bully. Retrived from http://news.metrotvnews.com/read/2014/06/20/255500/siswa-sma-3-jakarta-tewasdi-bully.
Farhan, Q. M. (2013). Analisis Regresi Terapan : Teori, Contoh Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Flaherty S. C., & Sadler L. S. (2010). A Review Of Attachment Theory In The Context Of Adolescent Parenting. Journal Pediatr Health Care, 25(2), 114–121. Flattau, P., Nicolas, G., Black, M., Chitayat, D., Geisinger, K., Heppner, P., Johnson, L., Kaslow, F., & Stout, C. (2011). Apa award for distinguished contributions to the international advancement of psychology. American Psychological Association, 66(8), 814–816. Limber. S. (2002). Addressing Youth Bullying Behaviors. In M. Fleming & K. Towey (Eds.), Educational Forum on Adolescent Health: Youth Bullying. (pp. 5-16). Chicago: American Medical Association. Ghufron, M. N., & Risnawati, S. R. (2010). Teori-teori Psikologi. Jogyakarta: Ar Ruzz Media. Gibson, C. L. (2010). Encyclopedia of Criminological Theory : Gottfredson, Michael R., and Travis Hirschi: Self-Control Theory. Thousand Oaks: SAGE Publications Inc. Gini, G. (2008). Associations between bullying behaviour, psychosomatic complaints, emotional and behavioural problems. Journal of Pediatrics and Child Health, 44, 492–497. Gulo, W. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia. Hadi, S. (2004). Statistika jilid 2. Yogyakarta: Andi.
117
Harahap, R. F. (2014). Kronologi Kasus Bullying SMAN 70. Retrived From http://news.okezone.com/read/2014/09/18/373/1041037/kronologi-kasus-bullyingsman-70 Harris, S & Petrie, G. F. (2003). Bullying, The Bullies, the Victims, the Bystanders. USA: The Scarecrow Press, Inc. Herman. (2014). Indonesia Masuk Kategori "Darurat Bullying di Sekolah. Retrived from http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/219515-indonesia-masuk- kategori-daruratbullying-di-sekolah.html Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Irwanto, D. (2014). Korban Tewas akibat Bully di SMAN 3 Setiabudi Jadi Dua. http://news.metrotvnews.com/read/2014/07/03/260633/korban-tewas-akibat-bullydi-sman-3-setiabudi-jadi-dua Kokkinos, C. (2013). Bullying and victimization in early adolescence: associations with attachment style and perceived parenting. Journal of School Violence. 12(2), 174192. Main, M. (2000). The organized categories of infant, child and adult attachment: flexible versus inflexible attention under attachment-related stress. Journal of the American Psychoanalytic Association, 48(4), 1055–1096. Moffitt, T. E, Arseneault, L., Belsky, D., Belsky, D., Dickson, N., Hancox, R. J, et al. (2011). A gradient of childhood self-control predicts health, wealth, and public safety. Proceedings of the National Academy of Sciences, 108, 2693–8. Moon, B., & Alarid, L. F. (2015). School bullying, low self- control, and opportunity. Journal of Interpersonal Violence, 30 (5), 839-856. Morretti, M. M., & Peled, M. (2004). Adolescent-parent attachment: bonds support healthy development. Paediatr Child Health, 9(8), 551-555. Morrison, A. (2002). Research Stories for Life Span Development. Boston: Allyn and Bacon. Nickerson, A.B., Mele, D., & Princiotta, D. (2008). Attachment and empathy as predictors of roles as defenders or outsiders in bullying interactions. Journal of School Psychology, 46(6), 687-703. Olweus, D. (1993). Bullying at School : What We Know and What We Can Do. Oxford : Blackwell. Olweus, D. (1994). Bullying at school : basic facts and effects of a school based intervention program. Journal Child Psychology and Psychiatry, 35 (7).
118
Olweus, D. (1999). Sweden. In P. K. Smith, Y. Morita, J. Junger-Tas, D. Olweus, R. Catalano, and Slee, P. T (Eds.). The nature of school bullying: A cross-national perspec-tive. (pp.7-27). London: Routledge. Ozdemir, M., & Stattin, H. (2011). Bullies, victims, and bully-victims: a longitudinal examination of the effects of bullying-victimization experiences on youth wellbeing. Journal Of Aggression, Conflict And Peace Research, 3(2),97-102. Papalia, E. D. (2013). Human Development : Perkembangan Manusia Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika. Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Permono, T. A. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Delinkuen Pada Remaja Sma Negeri 1 Polanharjo. (Skripsi tidak dipublikasikan), Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Priyatno, D. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistika dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. ___________. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi. Renken, B., Egeland, B., Marvinney, D., Mangelsdorf, S., & Sroufe, L. A. (1989). Early childhood antecedents of aggression and passive-withdrawal in early elementary school. Journal of Personality, 57, 257-281. Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development, Perkembangan Masa-Hidup Edisi Ketigabelas. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2014). Adolescence Fifteenth Edition. New York: McGraw-Hill Education. Sarafino, E. P. (2012). Applied Behavior Analysis. United States of America: John Willey & Sons Inc. Setyawan, D. (2015). KPAI : Tak kuat dibully, ada anak sampai bunuh diri. Retrived from http://www.kpai.go.id/berita/kpai-tak-kuat-dibully-ada-anak-sampai-bunuh-diri/ Sigelman, C. K., & Rider, E. A. (2006). Life-Span Human Development Fifth Edition. USA: Thomson Learning Inc. Sigurdson, J. F., Undheim, A. M., Wallander, J. L., Lydersen, S., Sund, A. M. (2015). The long-term effects of being bullied or a bully in adolescence on externalizing and internalizing mental health problems in adulthood. Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health, 9 (1).
119
Siswanto. (2016). Heboh Video Bullying Siswi SMAN 3 Setiabudi Jakarta. Retrived from http://www.suara.com/news/2016/05/02/231443/heboh-video-bullying-siswi-sman3-setiabudi-jakarta Smith. (2013). School bullying. Sociologia Problems Practices, 71, 81-98. Smith, P. K., Morita, J., Junger-Tas, D., Olweus, D., Catalano, R., & Slee, P. T. (Eds.) (1999). The nature of school bullying: A cross-national perspective. London:Routledge. Smith, P. K., Cowie, H., Olafsson, R. & Liefooghe, A. (2002). Definitions of bullying: a comparison of terms used, and age and gender differences, in a fourteen country international comparison. Child Development, 73, 1119-33. Sullivan, K. (2011). The Anti-Bullying Handbook 2nd Edition. London: SAGE Publication L.td. Sugiariyanti. (2012). Kecenderungan Perilaku Bullying Ditinjau Dari Harga Diri Dan Maskulinitas Pada Remaja. (Tesis tidak dipublikasikan), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi Metode R&D. Bandung: CV Alfabeta. Syah, M. H. (2015). Mensos: Bunuh Diri Anak Indonesia 40 Persen karena Bullying. http://news.liputan6.com/read/2361551/mensos-bunuh-diri-anak-indonesia-40persen-karena-bullying Tangney, J. P., Baumeister, R. F., & Boone, A. L. (2004). High self-control predicts good adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success. Journal of Personality,72, 271-324. Troy, M., & Sroufe, L. A. (1987). Victimization among preschoolers: Role of attachment relationship history. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 26, 166-172. Walden, L. M., & Beran, T. N. (2010). Attachment quality and bullying behavior in school-aged youth. Canadian Journal of School Psychology, 25(1), 5-18. Weinfield, N. S., Sroufe, L. A., Egeland, B., & Carlson, E. A. (1999). The nature of individual differences in infant-caregiver attachment. In J. Cassidy & P. R. Shaver (Eds.), Handbook of Attachment (pp. 68-88). New York: Guilford. Wiyani, Ardy. (2012). Save Our Children From School Bullying. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
120
Wolke D, Copeland W. E., Angold, A., & Costello, E. J. (2013). Impact of bullying in childhood on adult health, wealth, crime, and social outcomes. Psychological Science, 24, 1958–1970. Zanden, J. W. V., Crandell, T. L., & Crandell, C. H. (2007). Human Development (8th ed). USA: McGraw-Hill.
121
LAMPIRAN A SKALA UJI COBA PENELITIAN
1. SKALA BULLYING 2. SKALA SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA 3. SKALA KONTROL DIRI
122
SKALA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
123
Dengan hormat, Bersama ini saya selaku mahasiswa Psikologi UNS Nama : Diah Wahyuningsih NIM
: G0112032
Memohon kesediaan Adik untuk meluangkan waktu dan mengisi skala yang telah saya susun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi persyaratan kelulusan jenjang kuliah S1. Adapun skala ini berbentuk pernyataan-pernyataan dengan empat (4) pilihan jawaban. Adik-adik nantinya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Adik. Hal-hal yang perlu dihelaskan dalam skala ini adalah sebagai berikut: 1. Bahwa skala ini saya buat murni untuk tuuan penelitian yang bersifat ilmiah. 2. Semua jawaban dianggap baik dan benar, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling mendekati gambaran keadaan diri Adik. 3. Semua awaban yang Adik berikan, akan saya jamin kerahasiaannya. 4. Jangan sampai ada satu nomor yang terlewati jawabannya. 5. Atas kesediaan dan bantuan Adik untuk mengisi skala ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Diah Wahyuningsih
124
IDENTITAS DIRI 1. Kelas
2. Jenis Kelamin -laki 3. Agama
: _________________________________________
4. Tanggal lahir/usia
: _________________________________________
5. Anak Ke
: _________________________________________
6. Jumlah Saudara
: _________________________________________
7. Pekerjaan Ayah
:_____________________(masih hidup/meninggal)
8. Pekerjaan Ibu
:_____________________(masih hidup/meninggal)
9. Kondisi Orang Tua (diisi apabila kedua orang tua masih hidup):
10. Tinggal bersama:
-lain, saya tinggal bersama________________________________
125
BAGIAN I Petunjuk Pengisian Skala Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan pilihlah jawaban dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan jawaban berikut: Sangat Sering (SS)
: Lebih dari satu kali dalam seminggu
Sering (S)
: Satu kali dalam seminggu
Jarang (J)
: Minimal satu kali dalam sebulan
Tidak Pernah (TP)
: Tidak pernah
No
Pernyataan
1
Saya mendapat nilai yang bagus di kelas.
2
Saya memukul teman/adik kelas yang tidak saya sukai.
3
Saya mengejek teman/adik kelas yang bentuk tubuhnya sangat kurus/sangat gemuk, seperti dengan sebutan 'gendut' atau 'cheking' agar dia malu.
4
Saya mengancam untuk menyakiti teman/adik kelas yang penakut.
5
Saya berolahraga dengan teman saat ada jam pelajaran kosong.
6
Saya menginjak kaki teman/adik kelas yang cengeng.
7
Saya mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada teman/adik kelas yang kulitnya hitam.
8
Saya mengucilkan teman/adik kelas yang kurang pandai.
9
Saya bercanda dengan teman di kelas saat guru sedang mengajar.
10
Saya memaksa teman/adik kelas yang penakut untuk menyerahkan uang atau barang miliknya kepada saya.
11
Saya membentak teman/adik kelas di depan umum agar dia menghargai saya.
12
Saya meneror teman/adik kelas saya yang tidak disukai melalui SMS,BBM,e-mail/facebook sampai dia ketakutan.
13
Saya membicarakan masalah pribadi saya pada teman.
14
Saya melempar teman/adik kelas yang tidak saya sukai dengan buku/benda lainnya.
SS
S
J
TP
126
15
Saya memanggil teman/adik kelas dengan nama julukan yang buruk sampai dia merasa malu.
16
Saya memandang teman/adik kelas yang mempunyai kekurangan fisik dengan sinis, sehingga dia minder.
17
Saya memanfaatkan waktu istirahat di sekolah dengan membaca buku.
18
Saya memukul teman/adik kelas yang berani membantah agar dia takut dan mematuhi saya.
19
Saya menyebarkan gosip tentang seorang teman/adik kelas agar dia dijauhi teman lain.
20
Saya mendiamkan seorang teman/adik kelas sampai waktu yang lama agar dia merasa tidak dihargai.
21
Saya memberi salam dan menyapa teman terlebih dahulu saat bertemu.
22
Saya melakukan pengeroyokan terhadap teman/adik kelas karena tidak suka dengan gayanya.
23
Saya mengejek teman/adik kelas dengan cara memanggil nama orang tuanya sehingga dia merasa malu.
24
Saya menyebar fitnah di internet mengenai teman/adik kelas yang tidak saya sukai.
25
Saya selalu mengerjakan PR tepat waktu.
26
Saya menghukum teman/adik kelas dengan hukuman fisik saat mereka tidak mematuhi aturan saya/kelompok saya (seperti lari, berjongkok, dan lain-lain).
27
Saya memarahi teman/adik kelas yang kurang pandai dengan kata-kata yang kasar sehingga dia malu.
28
Saya mencegat teman/adik kelas yang penakut hanya untuk mempermainkannya.
29
Saya lupa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
30
Saya menendang teman/adik kelas karena kesal kepadanya.
31
Saya menyoraki teman yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru sehingga dia menjadi malu.
127
32
Saya memandang dengan penuh ancaman pada teman/adik kelas yang penakut setiap kali bertemu.
33
Saya mencontek pekerjaan teman saat ujian.
34
Saya menarik rambut teman/adik kelas yang tidak saya sukai.
35
Saya menuduh teman/adik kelas melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya.
36
Saya menolak teman yang kurang pandai untuk masuk kelompok saya sehingga dia merasa minder.
37
Saya mematuhi tata tertib yang diterapkan sekolah.
38
Saya menjewer teman/adik kelas yang tidak menuruti perintah saya agar mereka patuh.
39
Saya membicarakan keburukan teman/adik kelas agar dia dijauhi teman yang lain.
40
Saya memelototi teman/adik kelas yang tidak saya sukai ketika bertemu dengannya.
128
BAGIAN II Petunjuk Pengisian Skala Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan pilihlah jawaban dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan jawaban berikut: SS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda
No
Pernyataan
1
Orang tua saya menghargai perasaan saya.
2
Orang tua saya melakukan perannya sesuai harapan saya.
3
Saya berharap memiliki orang tua yang berbeda.
4
Orang tua saya menerima saya apa adanya.
5
Saya membutuhkan pendapat orang tua pada hal-hal yang saya khawatirkan.
6
Saya merasa tidak ada gunanya menunjukkan perasaan saya kepada orang tua saya.
7
Orang tua saya dapat mengetahui ketika saya marah tentang sesuatu.
8
Saya malu membicarakan masalah saya kepada orang tua saya.
9
Orang tua saya terlalu banyak berharap dari saya.
10
Saya mudah marah dengan orang tua saya.
11
Saya lebih marah daripada yang orang tua saya ketahui.
12
Orang tua saya memperdulikan pendapat saya ketika kami membahas mengenai suatu hal.
13
Orang tua saya percaya dengan keputusan yang saya buat.
14
Orang tua saya memiliki masalah pribadi, sehingga saya tidak ingin mengganggu mereka dengan masalah saya.
15
Orang tua saya membantu saya untuk dapat memahami diri lebih baik.
SS
S
TS
STS
129
16
Saya memberitahu orang tua saya mengenai masalah dan kesulitan yang saya hadapi.
17
Saya merasa marah dengan orang tua saya.
18
Saya tidak mendapatkan banyak perhatian dari orang tua saya.
19
Orang tua saya membantu saya ketika saya menceritakan kesulitan yang saya hadapi.
20
Orang tua saya mengerti saya.
21
Ketika saya marah mengenai suatu hal, orang tua saya mencoba untuk memahaminya.
22
Saya percaya pada orang tua saya.
23
Orang tua saya tidak mengerti apa yang saya alami selama ini.
24
Saya dapat mengandalkan orang tua saya ketika saya butuh melegakan hati saya.
25
Jika orang tua saya tau ada sesuatu yang menganggu saya, mereka bertanya tentang hal itu.
130
BAGIAN III Petunjuk Pengisian Skala Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan pilihlah jawaban dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan jawaban berikut: SS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda
No
Pernyataan
1
Saya dapat menahan godaan dengan baik.
2
Saya mengalami kesulitan menghentikan kebiasaan buruk.
3
Saya pemalas.
4
Saya biasa mengatakan hal-hal yang tidak pantas.
5
Saya tidak pernah membiarkan diri saya kehilangan kendali.
6
Saya melakukan hal-hal yang buruk bagi saya, apabila hal tersebut menyenangkan.
7
Saya dapat diandalkan untuk tetap menepati jadwal (seperti dalam janjian, pertemuan dan lain-lain).
8
Saya sulit untuk bangun pagi.
9
Saya sulit untuk mengatakan tidak atau menolak.
10
Saya cukup sering berubah pikiran.
11
Saya mengungkapkan secara spontan apapun yang ada dalam pikiran saya.
12
Orang lain menggambarkan saya sebagai orang yang impulsif (tidak bisa menunda keinginan).
13
Saya bisa menolak hal-hal yang buruk bagi saya.
14
Saya sering menghabiskan banyak uang.
15
Saya menjaga kerapihan dalam setiap hal.
16
Saya suka memanjakan diri saya.
SS
S
TS
STS
131
17
Saya berharap saya memiliki disiplin diri yang lebih.
18
Saya dapat diandalkan dalam segala hal.
19
Saya dengan mudah terbawa perasaan.
20
Saya melakukan banyak hal secara mendadak.
21
Saya tidak dapat menjaga rahasia dengan baik.
22
Orang-orang mengatakan bahwa saya memiliki disiplin diri yang kuat.
23
Saya mengerjakan tugas semalaman dalam waktu yang mendesak ketika mendekati batas waktu/deadliner.
24
Saya tidak mudah putus asa.
25
Saya lebih baik langsung bertindak tanpa harus berpikir terlebih dulu.
26
Saya sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang menyehatkan.
27
Saya makan makanan yang menyehatkan.
28
Terkadang kesenangan dan kegembiraan menunda saya dalam menyelesaikan tugas.
29
Saya mempunyai kesulitan dalam berkonsentrasi.
30
Saya dapat bekerja dengan efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang.
31
Saya terkadang tidak dapat berhenti melakukan suatu hal, meskipun saya tahu itu salah.
32
Saya sering bertindak tanpa memikirkan pilihan/alternatif yang ada.
33
Saya terlalu mudah marah.
34
Saya sering menyela orang.
35
Terkadang saya minum-minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang secara berlebihan
36
Saya selalu tepat waktu.
132
LAMPIRAN B DISTRIBUSI NILAI SKALA UJI COBA
1. DISTRIBUSI NILAI SKALA BULLYING 2. DISTRIBUSI NILAI SKALA SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA 3. DISTRIBUSI NILAI SKALA KONTROL DIRI
133
TABEL DISTRIBUSI JAWABAN UJI COBA SKALA BULLYING
SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1
3 3 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2
4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
7 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 3 1 1 1
8 10 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1
15 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3 2 1 3 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
18 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
NOMOR AITEM SOAL 19 20 22 23 24 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1
26 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 32 34 35 36 38 39 40 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
SKOR 37 33 30 35 31 49 32 33 38 34 35 37 33 39 35 35 45 45 30 38 37
134
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1
1 4 4 1 4 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 4 2
1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 4 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1
1 3 1 1 1 1 1 1 2 3 3 1 1 2 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 3 3 1
1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1
1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 4 1 1 1 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1
1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 1 1 3 1 2 3 3 2 1 3 5 1 1 3 2 4
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
31 47 46 36 35 34 33 30 51 38 38 33 34 51 30 39 45 32 40 30 37 50 30 30 34 45 39
135
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1
2 1 3 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 4 4 1 1 4 3 4 4 4 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2
1 1 3 2 4 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 4 4 1 1 4 4 3 2 4 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2
1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3 1 1 3 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
2 1 2 1 4 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 4 3 1 1 4 2 4 3 4 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 4 4
4 2 2 2 1 4 3 1 1 1 1 3 2 1 1 4 4 1 1 2 4 3 1 1 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 4 1 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1
37 33 38 38 38 45 38 30 30 35 36 41 31 30 31 64 43 32 30 52 50 42 41 44 52
136
TABEL DISTRIBUSI JAWABAN UJI COBA SKALA SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA
SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NOMOR AITEM SOAL SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4
4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4
4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 3 4
4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4
4 4 2 2 2 1 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2
3 4 1 2 1 2 4 1 4 2 2 3 4 3 2 4 1 3 4 4 2 2 2
4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3
4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2
3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4
2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
4 2 4 1 1 4 4 3 4 2 4 2 4 4 1 3 4 2 2 2 2 2 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4
3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3
4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3
4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4
3 1 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4
4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4
4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 1 2 4 3
3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 1 3
4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3
92 80 85 79 87 61 100 91 94 82 73 82 97 76 83 85 79 78 96 79 70 86 85
137
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3
4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3
4 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4
4 3 3 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3
4 3 3 2 4 1 2 3 3 2 2 1 4 1 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 1 3 3
1 3 4 4 1 2 3 1 1 1 3 1 3 1 3 4 2 2 1 3 2 1 1 4 4 1 3
3 2 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 1 4 4 4 3 2 3 4
4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 4 2 1 3 4 3 3 4 4 3
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 1 4 3 4 4 3 4
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4
1 4 2 2 1 4 3 2 2 3 1 2 2 3 2 1 3 2 4 4 4 1 2 1 2 2 4
4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3
3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
4 2 4 4 4 4 2 1 1 3 4 1 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 1 4 4 3 4
4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3
4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3
4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 4 4 3
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4
3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 1 3 4 3 4
4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3
4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3
91 72 84 94 91 85 72 80 83 76 86 75 80 88 65 77 81 70 84 80 90 85 80 84 93 84 88
138
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4
3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2
4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4
3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 4 2
3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 1 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3
3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 1 3 3 2 1 2 1 2 1
2 2 1 1 1 3 1 2 2 4 1 3 3 3 2 4 1 2 4 2 2 3 1
2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 1 4 1 2 1 3 4 3 3 2 3 3 1
2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 1 4 1 3 3 2 4 3 3 2 4 3 1
3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 1 3 2
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 1
2 4 3 4 2 3 2 2 1 2 1 2 1 4 1 2 2 2 1 2 3 1 2
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4
3 4 4 3 3 3 4 3 1 2 2 3 2 4 3 4 4 3 1 3 4 4 1
3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 1 3 4 2 3 3 2 3 3
2 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3
3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 1 2 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 1 3 2 4 4 2 3 3 1 3 1
2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 1 4 1
3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3
71 91 78 85 80 80 78 80 70 81 68 77 76 93 62 88 89 74 66 70 67 81 58
139
TABEL DISTRIBUSI JAWABAN UJI COBA SKALA KONTROL DIRI
S
NOMOR AITEM SOAL
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
1
3
3
2
2
2
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
111
2
3
3
3
3
2
4
4
4
3
4
1
1
3
3
4
2
1
4
4
2
3
3
4
4
3
3
2
3
3
4
1
3
3
4
4
4
109
3
4
2
2
3
4
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
4
2
98
4
3
1
2
2
4
2
4
3
1
1
2
2
4
2
3
3
1
2
2
2
3
3
1
3
3
3
3
1
2
4
2
2
4
4
4
3
91
5
4
4
4
4
3
4
3
4
1
4
4
4
4
4
4
2
1
3
2
2
4
3
2
4
3
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
3
120
6
2
3
1
2
3
1
4
1
1
2
1
2
4
1
4
1
4
2
3
1
3
3
1
4
1
4
4
1
1
2
3
1
2
3
4
2
82
7
4
1
2
3
4
4
4
1
1
1
4
4
1
4
4
4
1
4
4
1
4
4
1
4
4
4
4
1
1
4
2
4
4
4
4
4
109
8
4
3
2
4
4
4
4
4
2
3
2
3
3
3
3
2
1
3
1
2
3
2
2
4
3
4
4
2
3
3
3
3
4
4
4
3
108
9
4
3
2
4
4
4
3
3
3
2
2
4
4
3
3
3
1
2
2
2
3
3
2
3
3
4
4
2
2
4
3
3
2
2
4
2
104
10
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
103
11
3
2
2
3
3
3
3
1
2
2
2
2
3
3
3
3
1
3
2
2
3
2
2
3
2
4
3
1
2
3
3
3
2
3
4
3
91
12
2
2
2
4
3
3
4
3
2
1
1
2
4
4
4
2
1
3
3
1
4
3
3
4
3
2
4
2
3
4
2
3
4
2
4
4
102
13
2
2
2
4
1
4
3
2
1
1
1
2
2
2
3
4
1
3
2
1
4
3
1
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
4
4
2
87
14
2
2
2
4
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
2
1
2
2
2
2
2
4
4
2
88
15
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
1
3
2
2
4
3
1
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
4
3
91
16
3
3
2
2
4
3
4
3
3
4
3
2
4
2
4
2
1
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
2
2
4
4
3
4
4
4
3
115
17
3
1
2
2
4
2
4
1
1
3
4
3
4
1
3
2
1
3
4
3
2
3
2
4
4
4
4
1
2
3
2
2
2
2
4
2
94
18
3
2
3
1
3
3
4
4
3
2
1
3
3
2
3
2
1
3
3
2
4
3
1
3
3
4
4
2
2
3
2
2
4
3
4
3
98
19
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
1
3
2
2
3
2
3
4
2
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
112
140
20
3
2
2
2
3
3
2
2
3
1
1
1
3
3
3
3
1
3
1
1
4
2
1
3
2
2
3
1
2
3
3
3
2
2
4
3
83
21
3
3
2
3
4
3
4
4
2
2
1
2
4
3
2
1
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
1
3
4
3
93
22
4
3
4
4
3
4
3
3
2
2
3
4
4
4
3
4
1
2
3
3
3
2
3
4
3
4
4
1
3
3
4
4
4
4
4
5
118
23
4
2
2
3
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
1
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
1
2
3
2
2
2
2
4
3
89
24
3
2
2
3
1
4
4
2
2
2
3
3
4
2
4
2
1
4
1
2
4
3
2
4
4
4
4
1
1
4
4
4
3
3
4
3
103
25
3
2
3
2
3
3
3
2
4
2
2
2
2
3
3
4
2
2
2
4
4
1
4
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
1
4
3
94
26
4
3
3
4
1
4
2
4
4
4
3
1
4
4
3
2
2
2
1
3
4
2
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
1
3
4
2
108
27
4
3
3
4
1
4
2
4
4
3
3
1
4
4
3
2
1
3
1
2
4
2
3
2
4
4
4
2
2
3
4
4
2
2
4
2
104
28
4
2
2
3
4
4
4
4
2
1
1
4
4
1
4
1
1
2
4
4
2
3
4
1
4
2
1
2
2
3
4
4
1
4
4
4
101
29
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
4
3
129
30
3
2
3
3
3
2
3
4
2
2
2
3
4
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
4
2
92
31
1
2
2
2
3
3
3
1
2
3
3
2
2
2
4
1
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
4
1
1
4
4
4
2
3
4
3
92
32
4
2
3
4
1
4
3
2
2
2
2
2
2
2
4
3
1
3
4
2
4
3
2
4
3
3
4
1
1
3
3
2
2
4
4
3
98
33
1
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
1
2
1
2
3
4
3
4
2
4
4
1
1
4
3
1
2
1
4
2
84
34
4
3
3
2
4
3
4
4
4
4
1
3
4
3
3
3
1
3
1
1
2
4
1
4
1
4
4
2
2
4
3
4
1
4
4
4
106
35
2
2
3
2
3
3
4
3
3
3
1
2
4
4
3
2
1
3
1
1
4
3
2
4
3
3
4
3
3
4
3
4
1
4
4
4
103
36
4
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
4
3
3
3
4
4
98
37
3
2
2
3
3
2
4
2
3
2
2
3
3
2
4
2
1
3
3
2
3
3
2
4
3
4
4
2
4
4
2
3
3
2
4
3
101
38
3
2
2
3
3
3
2
1
3
2
2
2
4
2
4
2
2
2
3
2
4
1
2
4
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
2
95
39
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
1
4
3
4
4
4
1
3
3
2
4
3
2
1
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
111
40
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
3
3
4
3
3
1
1
4
2
2
3
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
2
4
3
106
41
4
3
2
3
3
2
3
4
2
3
2
2
2
4
2
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
2
3
3
3
4
4
4
2
108
42
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
4
1
4
2
1
4
2
1
1
2
2
3
2
4
4
2
2
3
4
2
2
4
4
2
93
43
4
3
2
2
3
3
4
2
2
2
3
2
3
1
4
3
2
2
2
2
4
2
1
2
2
4
4
1
1
2
3
3
1
3
3
3
90
44
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
2
3
4
4
4
2
3
4
2
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
124
141
45
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
4
4
1
3
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
128
46
2
2
3
2
1
4
3
2
2
2
2
2
1
2
4
3
1
3
3
4
4
2
3
3
1
3
3
3
2
3
1
2
3
3
4
3
91
47
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
1
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
2
94
48
4
3
1
3
4
4
3
3
2
3
2
1
4
3
4
3
1
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
3
100
49
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
4
4
2
3
2
2
3
2
2
3
3
1
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
4
3
96
50
3
2
2
2
4
2
2
3
3
2
1
2
4
1
2
2
1
3
3
1
4
1
1
3
1
4
3
1
4
3
2
1
3
4
4
2
86
51
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
93
52
3
2
3
3
4
3
3
4
2
2
1
3
4
4
3
4
1
3
1
2
2
2
1
3
1
1
3
2
2
2
2
2
3
3
4
3
91
53
3
1
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
1
3
1
1
2
2
2
3
3
3
3
1
1
4
2
3
3
3
4
3
88
54
3
2
2
3
4
2
4
4
2
2
2
3
4
4
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
4
3
1
1
3
2
3
4
2
4
3
100
55
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
4
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
4
2
92
56
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
106
57
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
4
112
58
4
2
4
4
4
1
4
3
3
2
2
1
4
2
3
3
1
3
3
2
4
3
2
4
2
3
4
2
2
4
3
3
3
4
4
3
105
59
3
2
2
2
4
4
4
2
2
2
1
1
4
2
3
2
1
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
1
1
2
2
2
1
3
4
3
86
60
3
2
3
3
3
4
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
1
4
2
4
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
4
3
98
61
3
2
2
3
4
3
4
1
1
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
4
3
3
3
2
2
2
3
2
3
1
1
3
1
91
62
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
93
63
3
2
2
3
4
3
4
1
1
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
4
4
4
4
3
1
1
3
2
3
1
1
4
4
99
64
3
2
2
3
2
4
3
1
2
2
2
2
2
1
3
2
1
3
1
1
2
3
2
3
2
3
3
1
2
3
3
2
2
2
4
3
82
65
4
2
2
3
3
3
4
2
2
2
1
2
4
3
3
3
1
2
1
3
3
3
1
3
2
4
4
1
1
3
2
2
1
2
4
3
89
66
3
3
4
3
1
4
4
3
3
2
1
2
3
3
4
3
1
3
2
2
3
3
1
4
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
101
67
3
3
3
4
2
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
104
68
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
1
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
92
69
2
2
2
2
2
1
3
2
4
3
2
3
2
4
2
4
1
2
3
3
4
2
2
4
3
4
3
2
3
4
2
3
3
2
3
2
95
142
70
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
3
3
4
3
1
1
3
2
2
3
3
3
3
87
71
1
3
2
3
4
2
2
1
4
2
2
2
2
1
3
1
1
4
1
2
2
4
2
4
2
3
3
2
1
3
4
4
4
4
4
1
90
72
3
1
2
2
3
1
4
4
3
1
2
2
4
2
3
1
1
4
4
3
3
4
2
4
2
3
3
2
1
3
2
3
2
3
4
4
95
73
3
1
1
1
3
3
3
3
2
1
1
3
4
2
3
1
3
2
4
1
4
2
2
3
2
4
4
4
2
4
4
2
3
3
3
2
93
143
LAMPIRAN C UJI VALIDITAS AITEM DAN RELIABILITAS SKALA
1. UJI VALIDITAS AITEM DAN RELIABILITAS SKALA BULLYING 2. UJI VALIDITAS AITEM DAN RELIABILITAS SKALA SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA 3. UJI VALIDITAS AITEM DAN RELIABILITAS SKALA KONTROL DIRI
144 1. Skala Bullying a. Hasil Uji Validitas Aitem SUM 2 Pearson .523** Correlation
3
4
6
7
8
10
11
12
14
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .637**
15
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .237*
16
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.043 73 .372**
18
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.001 73 .692**
19
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .360**
20
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.002 73
22
.a
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
. 73 .341**
23
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.003 73 .046
24
Sig. (2-tailed) N
.699 73
26
Pearson Correlation
.655**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .439**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .624**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .362**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.002 73 .382**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.001 73 .356**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.002 73 .305**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.009 73 .566**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .103
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.386 73 .188
145
27
28
30
31
32
34
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.111 73 .252*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.031 73
35
36
.a
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
. 73 .530*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .585**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .290*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.013 73 .501**
Sig. (2-tailed)
.000
38
39
40
SUM
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.035 73 .338**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.003 73 .381*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.001 73 .380*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.001 73 .378*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.001 73 1
Sig. (2-tailed) N
b. Uji Reliabilitas Aitem Case Processing Summary N % Cases Valid 73 100.0 a Excluded 0 .0 Total 73 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
73 .247*
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .815 25
73
146
2. Skala Secure Attachment dengan Orang Tua a. Hasil Uji Validitas Aitem
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
2
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
3
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
4
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
5
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
6
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
7
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
8
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
SUM .563**
9
.000 73 .550**
10
.000 73 .357**
11
.002 73 .430**
12
13
14
15
.001 73 .455** .000
.100
N Pearson Correlation
73 .509**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .478**
Sig. (2-tailed)
.000
N Pearson Correlation
N Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000 73 .367**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
.000 73 .596**
73 .194
Sig. (2-tailed)
.000 73 .555**
N Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
16
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
73 .485** .000 73 .318** .006 73 .233* .047 73 .587** .000 73 .667** .000
146
17
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
18
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
19
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
20
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
21
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
22
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
23
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
73 .574**
24
.000 73 .569**
25
.000 73 .616** .000 73 .674**
SUM
Pearson Correlation
.568**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .586**
Sig. (2-tailed)
.000
N Pearson Correlation
73 1
Sig. (2-tailed) N
73
b. Uji Reliabilitas Aitem
.000 73 .553** .000 73 .388**
Case Processing Summary N % Cases Valid 73 100.0 Excludeda 0 Total 73 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
.001 73 .559** .000 73
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .868 24
.0 100.0
147 3. Skala Kontrol Diri a. Hasil Uji Validitas Aitem
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
2
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
3
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
4
5
6
7
8
N Pearson Correlation
9
SUM .382** .001 73 .569** 11 .000 73 .638** 12 .000 73 .515**
Sig. (2-tailed)
.000
N Pearson Correlation
73 .179
Sig. (2-tailed)
.129
N Pearson Correlation
.001
N Pearson Correlation
73 .217
Sig. (2-tailed)
.066
Sig. (2-tailed) N
13
14
73 .371**
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
10
15
73
17
.021 73 .464**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .443**
Sig. (2-tailed)
.000
N Pearson Correlation
73 .365**
Sig. (2-tailed)
.002
N Pearson Correlation
73 .191
Sig. (2-tailed)
.105
N Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
16
.269*
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
73 .502** .000
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
73 .566** .000 73 .405** .000 73 .325** .005 73 -.013
148
18
19
Sig. (2-tailed)
.911
N Pearson Correlation
73 .204
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
.084
N Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
20
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
21
22
23
N Pearson Correlation
24
25
.009
.023
73 .214
Sig. (2-tailed)
.069
29
30
.006 73 .454**
Sig. (2-tailed)
.000
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
31
32
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.004 73 .320**
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
73 .332**
N Pearson Correlation
N
28
73 .371**
N Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
73 .266*
.001
Sig. (2-tailed)
27
73 .304**
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
26
33
34
.319** .006 73 .348** .003 73 .479** .000 73 .489** .000 73 .316** .007
N Pearson Correlation
73 .452**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 73 .629**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000 73 .486**
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
73 .341**
.000
.003
73 N
73
149 35
Pearson Correlation
.116 b. Uji Reliabilitas Aitem
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.326 73 .363**
Sig. (2-tailed)
.002
N SU Pearson M Correlation Sig. (2-tailed) N
73 1
36
Case Processing Summary N % Cases Valid 73 100.0 a Excluded 0 .0 Total 73 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
73 Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .839 29
150
LAMPIRAN D SKALA PENELITIAN
1. SKALA BULLYING 2. SKALA SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA 3. SKALA KONTROL DIRI
151
SKALA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
152
Dengan hormat, Bersama ini saya selaku mahasiswa Psikologi UNS Nama : Diah Wahyuningsih NIM
: G0112032
Memohon kesediaan Adik untuk meluangkan waktu dan mengisi skala yang telah saya susun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi persyaratan kelulusan jenjang kuliah S1. Skala terdiri dari bagian I sampai III. Adapun skala ini berbentuk pernyataan-pernyataan dengan empat (4) pilihan jawaban. Adik-adik nantinya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Adik. Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam skala ini adalah sebagai berikut: 1. Skala ini murni untuk tujuan penelitian yang bersifat ilmiah. 2. Semua jawaban dianggap baik dan benar, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling mendekati gambaran keadaan diri Adik. 3. Semua jawaban yang Adik berikan, akan saya jamin kerahasiaannya. 4. Jangan sampai ada satu nomor yang terlewati jawabannya. 5. Atas kesediaan dan bantuan Adik untuk mengisi skala ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Diah Wahyuningsih
153
IDENTITAS DIRI 1. Kelas
2. Jenis Kelamin -laki 3. Agama
: __________________________________________
4. Tanggal lahir/usia
: __________________________________________
5. Anak Ke
: __________________________________________
6. Jumlah Saudara
: __________________________________________
7. Pekerjaan Ayah
:_______________________(masih hidup/meninggal)
8. Pekerjaan Ibu
:_______________________(masih hidup/meninggal)
9. Kondisi Orang Tua (diisi apabila kedua orang tua masih hidup):
10. Tinggal bersama:
-lain, saya tinggal bersama________________________________
154
BAGIAN I Petunjuk Pengisian Skala Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan pilihlah jawaban dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan jawaban berikut: Sangat Sering (SS)
: Lebih dari satu kali dalam seminggu
Sering (S)
: Satu kali dalam seminggu
Jarang (J)
: Minimal satu kali dalam sebulan
Tidak Pernah (TP)
: Tidak pernah
No
Pernyataan
1
Saya mendapat nilai yang bagus di kelas.
2
Saya memukul teman/adik kelas yang tidak saya sukai.
3
Saya mengejek teman/adik kelas yang bentuk tubuhnya sangat kurus/sangat gemuk, seperti dengan sebutan 'gendut' atau 'cheking' agar dia malu.
4
Saya mengancam teman/adik kelas yang penakut.
5
Saya berolahraga dengan teman saat ada jam pelajaran kosong.
6
Saya menginjak kaki teman/adik kelas yang cengeng.
7
Saya mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada teman/adik kelas yang kulitnya hitam.
8
Saya mengucilkan teman/adik kelas yang kurang pandai.
9
Saya bercanda dengan teman di kelas saat guru sedang mengajar.
10
Saya mematuhi tata tertib yang diterapkan sekolah.
11
Saya membentak teman/adik kelas di depan umum agar dia menghargai saya.
12
Saya menolak teman yang kurang pandai untuk masuk kelompok saya sehingga dia merasa minder.
13
Saya membicarakan masalah pribadi saya pada teman.
SS
S
J
TP
155 14
Saya melempar teman/adik kelas yang tidak saya sukai dengan buku/benda lainnya.
15
Saya memanggil teman/adik kelas dengan nama julukan yang buruk sampai dia merasa malu.
16
Saya memandang teman/adik kelas yang mempunyai kekurangan fisik dengan sinis, sehingga dia minder.
17
Saya memanfaatkan waktu istirahat di sekolah dengan membaca buku.
18
Saya memukul teman/adik kelas yang berani membantah agar dia takut dan mematuhi saya.
19
Saya menyebarkan gosip tentang seorang teman/adik kelas agar dia dijauhi teman lain.
20
Saya mendiamkan seorang teman/adik agar dia merasa tidak dihargai.
21
Saya memberi salam dan menyapa teman terlebih dahulu saat bertemu.
22
Saya melakukan pengeroyokan terhadap teman/adik kelas karena tidak suka dengan gayanya.
23
Saya mengejek teman/adik kelas dengan cara memanggil nama orang tuanya sehingga dia merasa malu.
24
Saya membicarakan keburukan teman/adik kelas agar dia dijauhi teman yang lain.
25
Saya selalu mengerjakan PR tepat waktu.
26
Saya menjewer teman/adik kelas yang tidak menuruti perintah saya agar mereka patuh.
27
Saya memarahi teman/adik kelas yang kurang pandai dengan kata-kata yang kasar sehingga dia malu.
28
Saya akan memelototi adik kelas/teman yang tidak saya sukai ketika bertemu dengannya.
29
Saya lupa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
30
Saya menendang teman/adik kelas karena kesal kepadanya.
31
Saya menyoraki teman yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru
156 sehingga dia menjadi malu. 32
Saya memandang dengan penuh ancaman pada teman/adik kelas yang penakut setiap kali bertemu.
33
Saya mencontek pekerjaan teman saat ujian.
34
Saya menarik rambut teman/adik kelas yang tidak saya sukai.
35
Saya menuduh teman/adik kelas melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya.
157 BAGIAN II Petunjuk Pengisian Skala Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan pilihlah jawaban dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan jawaban berikut: SS : Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda S
: Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda
No
Pernyataan
1
Orang tua saya menghargai perasaan saya.
2
Orang tua saya melakukan perannya sesuai harapan saya.
3
Saya berharap memiliki orang tua yang berbeda.
4
Orang tua saya menerima saya apa adanya.
5
Saya membutuhkan pendapat orang tua pada hal-hal yang saya khawatirkan.
6
Saya merasa tidak ada gunanya menunjukkan perasaan saya kepada orang tua saya.
7
Orang tua saya dapat mengetahui ketika saya marah tentang sesuatu.
8
Saya malu membicarakan masalah saya kepada orang tua saya.
9
Jika orang tua saya tau ada sesuatu yang menganggu saya, mereka bertanya tentang hal itu.
10
Saya mudah marah dengan orang tua saya.
11
Saya lebih marah daripada yang orang tua saya ketahui.
12
Orang tua saya memperdulikan pendapat saya ketika kami membahas mengenai suatu hal.
13
Orang tua saya percaya dengan keputusan yang saya buat.
14
Orang tua saya memiliki masalah pribadi, sehingga saya tidak ingin mengganggu mereka dengan masalah saya.
15
Orang tua saya membantu saya untuk dapat memahami diri lebih baik.
SS
S
TS
STS
158 16
Saya memberitahu orang tua saya mengenai masalah dan kesulitan yang saya hadapi.
17
Saya merasa marah dengan orang tua saya.
18
Saya tidak mendapatkan banyak perhatian dari orang tua saya.
19
Orang tua saya membantu saya ketika saya menceritakan kesulitan yang saya hadapi.
20
Orang tua saya mengerti saya.
21
Ketika saya marah mengenai suatu hal, orang tua saya mencoba untuk memahaminya.
22
Saya percaya pada orang tua saya.
23
Orang tua saya tidak mengerti apa yang saya alami selama ini.
24
Saya dapat mengandalkan orang tua saya ketika saya butuh melegakan hati saya.
159 BAGIAN III Petunjuk Pengisian Skala Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan pilihlah jawaban dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan jawaban berikut: SS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda
No
Pernyataan
1
Saya dapat menahan godaan dengan baik.
2
Saya mengalami kesulitan menghentikan kebiasaan buruk.
3
Saya pemalas.
4
Saya biasa mengatakan hal-hal yang tidak pantas.
5
Saya terkadang tidak dapat berhenti melakukan suatu hal, meskipun saya tahu itu salah.
6
Saya melakukan hal-hal yang buruk bagi saya, apabila hal tersebut menyenangkan.
7
Saya sering bertindak tanpa memikirkan pilihan/alternatif yang ada.
8
Saya sulit untuk bangun pagi.
9
Saya sulit untuk mengatakan tidak atau menolak.
10
Saya cukup sering berubah pikiran.
11
Saya mengungkapkan secara spontan apapun yang ada dalam pikiran saya.
12
Orang lain menggambarkan saya sebagai orang yang impulsif (tidak bisa menunda keinginan).
13
Saya terlalu mudah marah.
14
Saya sering menghabiskan banyak uang.
15
Saya menjaga kerapihan dalam setiap hal.
16
Saya suka memanjakan diri saya.
SS
S
TS
STS
160 17
Saya sering menyela orang.
18
Saya dapat bekerja dengan efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang.
19
Saya dengan mudah terbawa perasaan.
20
Saya melakukan banyak hal secara mendadak.
21
Saya tidak dapat menjaga rahasia dengan baik.
22
Saya selalu tepat waktu.
23
Saya mengerjakan tugas semalaman dalam waktu yang mendesak ketika mendekati batas waktu/deadliner.
24
Saya tidak mudah putus asa.
25
Saya lebih baik langsung bertindak tanpa harus berpikir terlebih dulu.
26
Saya sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang menyehatkan.
27
Saya makan makanan yang menyehatkan.
28
Terkadang kesenangan dan kegembiraan menunda saya dalam menyelesaikan tugas.
29
Saya mempunyai kesulitan dalam berkonsentrasi.
161
LAMPIRAN E DISTRIBUSI NILAI SKALA PENELITIAN
1. DISTRIBUSI NILAI SKALA BULLYING 2. DISTRIBUSI NILAI SKALA SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA 3. DISTRIBUSI NILAI SKALA KONTROL DIRI
162
TABEL DISTRIBUSI JAWABAN SKALA PENELITIAN BULLYING SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NOMOR AITEM SOAL 2 3 4 6 7 8 11 12 14 15 16 18 19 20 22 23 24 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 4 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 4 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2 4 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 3 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2
28 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
35 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
SKOR 28 38 27 25 25 31 35 34 30 27 25 27 31 43 33 33 30 28 34 26 40 39 30 34
163
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 4 1 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 1 2 4 2 1 4 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 4 1 2 1 2 2 1 1 4 2 1 2 1 2
1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1
2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
1 3 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 3 2 3 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 4 2 1 1 1 2 1 1 4 2 1 4 2 1 4 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 3 4 1 2 1 2 1 4 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
32 41 30 27 27 30 35 34 28 34 31 29 38 38 32 36 29 33 30 31 26 41 37 25 32 25 30
164
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1
2 1 2 1 2 2 3 4 3 1 3 2 1 3 1 1 1 1 2 4 1 3 2 3 2 2 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1
2 1 1 1 1 1 2 1 3 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1
2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1
2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1
2 2 1 1 1 1 1 2 4 1 2 1 1 2 2 1 3 1 3 1 1 2 1 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 3 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1
36 27 30 29 29 28 33 31 35 25 40 32 28 36 27 32 43 31 35 28 25 35 41 37 37 39 33
165
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 4 2 2 4 2 3 4 3
1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1
1 2 2 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
2 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1
2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
31 30 30 30 29 32 31 27 39 28 28 37 32 35 37 34 26 37 38 30 26 29 32 40 40 36 27
166
106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
4 4 3 4 2 2 2 4 4 2 1 4 2 4 4 1 3 3 4 4 2 4 1 3 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 3 4 4 2 1 1 2 1 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1
3 2 2 2 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 4 1 3 4 3 4 2 2 2 1 1 2 1
2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1
2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 36 31 33 31 26 27 31 31 41 27 30 36 33 42 28 35 44 37 38 36 30 31 31 28 33 28
167
133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 2 3 4 1 1 1 3 4 2 3 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1
1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
28 26 30 33 26 26 29 27 32 32 30 30 37 33
168
TABEL DISTRIBUSI JAWABAN SKALA PENELITIAN SECURE ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NOMOR AITEM SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 2 3 2 2 1 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 2 1 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 1 3 2 3 3 3 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 1 4 4 3
18 1 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
19 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4
20 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4
21 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 3 3 3
22 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
23 2 2 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4
24 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4
TOTAL 71 63 82 80 76 59 77 77 89 85 86 74 74 79 75 83 78 88 85 82 75 60 82
169
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3
2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3
3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3
3 2 4 4 3 2 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3
3 2 3 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 3 3 1 3
3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 2
3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 1 2 2 4 4 2 3 2 3 4 4 2 3 2 2 3
3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 1 2 4 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 1 3
3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3
3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3
2 2 2 2 3 2 4 2 4 2 3 4 2 1 4 4 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 2
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3
3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3
3 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 3 1 2 3
3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 2 4 1 4 4 3 4 3 1 2 2 4 3 4 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 3 3 4 2
76 83 86 81 84 87 85 77 81 69 79 84 82 85 90 88 75 78 77 87 81 91 71 78 78 66 72
170
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 2 4 3
3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3
3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 2
3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 1 3 3 1 3 3 2 2 2 3 4 4 1 3 3 1 3
3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 2
2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 4 2
3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3
3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 2 4 2 2 2 2 3 4 2 4 1 3 3 3 2 3 1 4 4 1 1 2 3 2 2 2
3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 2
3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
2 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4
3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 4 3 4 4 4 3
3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 3
3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2
70 87 83 83 90 70 78 89 92 88 83 75 91 78 78 78 79 73 79 82 82 89 68 83 82 82 73
171
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
3 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3
3 3 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3
4 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 3 4 1 4 3 3 3
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3
2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2
3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 1 3 4 3 3 3 3 3
2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3
2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 3 4 2 2 3 1 2 4 4 3 4 4 2 3 2 2 1
3 1 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 2 2 3
3 1 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 1 3 4
3 2 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3
2 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3
3 4 1 1 2 2 2 4 1 1 4 3 1 2 2 4 2 3 1 1 1 4 2 2 3 2 1
3 1 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3
3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3
3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4
3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3
2 1 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3
3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
3 1 3 3 4 2 2 4 3 1 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3
2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 4
65 66 82 77 76 76 76 81 80 81 92 84 71 79 78 72 71 89 78 65 83 82 69 77 60 59 71
172
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 1 4 4 4 4 3 4 2
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3
3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 4
4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 1 3 3 3 4 3
4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 1 3 3 3 2 4 4 2
3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 4 3 3 1 2 2 3 4 2
3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 2
4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4
3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4
4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3
2 2 3 3 4 3 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 2 3 2
4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 1 4 2 4 4 2 1 3 2 3 3 3 4 4 4 3
3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3
4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3
3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 4 2 4 3 2 1 3 3 3 1 4 3 3 4 2
3 4 2 4 2 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4
81 82 56 79 80 80 78 80 80 76 73 80 87 67 80 77 58 59 77 62 81 68 70 75 82 90 74
173
132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3
4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3
4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2
4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 1
3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 1
3 3 2 2 2 3 4 3 4 2 4 4 3 2 4
4 4 1 3 1 4 2 2 3 1 4 4 2 2 2
3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4
3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 4
4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4
2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 2 2 1 1 1 4 1 3 1 1 2 2 4 1
4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2
4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2
4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 1 3 4
4 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 4 4 3 1
3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3
4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2
3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 3 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 3 1 3 2 1
4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 1
85 82 62 72 67 90 86 72 87 66 75 81 73 70 57
174
TABEL DISTRIBUSI JAWABAN SKALA PENELITIAN KONTROL DIRI SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3
2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3
3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 2 3 4
4 2 2 2 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4
5 3 2 3 4 2 3 2 2 2 4 2 3 2 2 4 3 2 3 3 4 2 2 4
6 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4
7 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4
8 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4
9 10 11 4 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 4 1 1 3 2 3 2 2 2 4 4 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 4 3 4 4 1 1 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 1
12 4 2 4 2 3 2 3 3 1 4 3 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3
13 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3
14 4 2 4 2 3 3 4 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4
NOMOR AITEM SOAL 15 16 17 18 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 2 2 2 3 4 1 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 3 1 3 4 4 4 1 1 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3
19 4 3 3 1 2 3 3 2 1 3 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2
20 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 1 2 2 2 3
21 3 3 4 2 3 3 4 2 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4
22 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 2 3 2 3 3
23 2 2 2 2 2 3 4 2 4 3 2 1 1 2 2 4 3 3 2 2 2 3 1
24 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3
25 2 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 1 4 3 3 3 3 4 1 3 2 3 4
26 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4
27 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4
28 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 4 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3
29 2 3 3 3 3 2 2 1 4 3 1 4 2 2 1 4 2 2 4 2 2 3 1
TOTAL 82 73 93 75 80 70 82 68 79 87 76 89 74 77 80 85 78 92 77 84 66 78 91
175
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3
2 2 2 2 3 4 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 4 4 3 1 2 2 2 3
3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 2 1 2 3 2 3
3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 4 1 2 3 4 1 4 1 3 3 2 4
3 2 3 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 4 2 3 1 3 2 4 4 4 1 2 2 1 4
3 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 1 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4
3 3 3 3 3 4 2 3 1 4 2 3 2 4 3 3 1 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3
3 4 3 3 3 2 3 3 1 3 2 1 3 4 1 3 2 3 3 4 1 3 1 3 3 2 3
3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 1 2 1 2 2 1 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2
3 3 4 2 3 3 1 1 2 2 1 1 2 4 2 2 1 2 3 3 3 4 1 2 2 2 2
3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 1 2
3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 1 4 3 2 3 3 2 3
3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 1 4 3 2 2 2 1 2 3 1 3 3 1 3
3 2 2 3 3 3 1 3 3 4 3 1 2 2 3 3 2 2 3 1 3 3 1 2 2 3 2
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 4 3 3 2 3
2 2 4 3 3 2 1 2 4 3 3 1 2 4 4 2 2 2 3 1 4 2 2 3 2 2 3
3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 2 1 4 1 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4 3 3 4 3
3 3 3 3 2 1 4 2 4 3 2 3 3 2 4 4 2 2 2 1 4 1 1 3 1 1 3
2 3 2 3 3 3 3 2 1 4 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 4 3 1 1 1 1 4
2 3 4 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3
3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3
2 4 2 3 2 3 4 1 1 3 1 3 2 4 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 2
3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 1 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2
2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 1 3
3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3
3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3
2 3 2 3 2 3 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2
2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 1 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2
79 88 80 84 82 87 79 75 72 89 74 65 71 77 77 85 60 73 80 86 80 91 53 79 77 62 83
176
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 4 2 1 4 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2
3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 2 1 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2
3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 4 2 1 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3
3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 4 2 3 4 3 2 1 2 2 3 1 4 3 3 2 3 2
3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2
3 1 2 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3
2 4 3 4 4 3 1 1 1 3 2 1 1 4 4 4 1 3 3 2 4 4 1 2 1 1 4
3 2 2 3 3 3 4 1 1 2 2 2 1 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 1 1 3
2 3 3 2 1 2 3 1 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3
3 2 3 3 1 2 3 3 4 1 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 1 4 3 2 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 2 3 3 3
3 3 3 2 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 4 3 2 1 3 2
2 4 1 4 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3
3 3 4 4 4 2 2 1 4 3 3 2 3 4 2 2 1 4 2 3 3 4 3 2 1 2 2
3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 2 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3
3 4 2 2 4 3 3 3 1 3 1 3 4 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3
3 3 1 4 3 4 2 2 4 3 2 2 1 4 4 2 4 4 3 1 1 3 3 3 2 2 3
2 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2 1 2 4 3 3 3 1 3 1 2 3 2 2 2 1 2
3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3
3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 1 3 3
2 2 1 2 2 3 3 1 4 2 3 1 3 4 3 2 2 4 2 1 3 1 3 2 3 2 2
3 4 2 2 1 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2
3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 1 3 4 2 3 2 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3
3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3
3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3
2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 4 1 3 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2
2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 2 1 2 2 4 3 3 2 1 2 3
78 88 71 91 86 85 84 81 94 76 87 67 71 96 81 74 73 83 89 72 86 97 71 73 68 79 76
177
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2
2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2
2 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 2 1
2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2
2 2 3 4 2 1 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 2 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2
2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 3 4 3 2 1 4 4 4 1 2 2
3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 4 2 2 2 4 4 3 1 2 2
2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 1 4 2 2 2 3 2
1 2 1 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 4 2 3 1 4 2 4 2 2 3
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 1 1 1 2 2 2 3 2
3 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 3 2 3 2 1 2 1 2 1 1 3 2 3 2 2 1
3 4 2 2 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 2 3 2 3 2 3 2 1 1 3 2 2 2
3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 1 3 4 2 4 3 2 3 1 3 2 3 3 4
3 3 3 1 3 3 2 3 4 4 3 3 2 1 3 2 2 4 4 2 2 1 3 4 2 3 2
3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 1 3 2 4 3 3 2
3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 2 3 1 1 3 3 3 4 3 3 2 1 3 4 3 2 2
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3
2 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 1 2 1 3 1 1 2 4
2 3 4 2 1 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 3 2 4 2 4 3 3 2
2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2
2 3 1 3 1 3 3 1 2 3 2 1 3 1 2 1 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3
3 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2
3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 1 3 2
3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3
2 3 4 1 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 4 3 2 1 4 1 1 2 3 2
2 4 2 1 2 1 4 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1
73 88 84 71 79 82 85 84 96 88 87 89 76 68 78 92 76 95 78 65 55 83 73 87 68 73 65
178
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4
2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 1 1 2 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 4 2 2 2 1 1 1 4 3 3 2
3 2 2 3 2 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 1 2 3 2 2 2 4 3 3 4
2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3
4 2 3 2 2 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3
4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 1 3 2 3 3 1 4 2 3 3
2 2 2 2 2 4 4 3 4 2 1 2 3 4 2 2 3 3 2 1 1 4 2 2 4 4 3
4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 1 2 3 2 1 3 3 3 2 2
3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 3 2 3 2 4 3 2 3
2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3
3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3
4 2 3 1 3 2 3 1 3 4 2 3 4 2 2 3 2 1 1 4 2 3 1 4 2 1 4
2 2 1 3 2 1 4 3 3 4 2 2 4 4 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 2 3 4
4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4
2 3 1 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 1 1 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 2 3
2 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 1 2 4 3 3 1 4 4 3 2
2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3
2 2 1 2 1 2 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 1 2 4 3 3 4 4 3 2 3
4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 1 4 3 2 4
1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 1 3 2 3 1
2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2 4 3 2 2
80 68 64 68 70 72 92 74 82 94 75 70 88 84 78 67 76 54 67 83 71 75 62 97 86 82 84
179
132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 3 2 1 2
3 2 2 2 1 4 4 2 2 2 2 3 3 2 3
3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 3
3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 1 3 3 1 2
3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 2 3 1 3
3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 1 2
2 2 3 3 3 2 2 4 3 1 4 3 3 2 2
2 2 2 3 3 1 1 3 3 1 1 2 3 3 2
2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4 3 1 2 2
2 1 3 2 1 4 1 1 2 2 2 1 3 2 3
3 1 3 2 2 4 1 2 2 3 3 2 2 2 3
2 2 2 2 2 4 1 3 3 3 2 3 2 2 4
1 3 3 2 1 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2
2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2
3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 1 1 3 2
3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 2
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 2 3 2 1 4 1 1 3 1 1 2 2 2 2
2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3
4 4 4 2 3 4 4 3 2 2 2 4 4 2 3
2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3
3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2
4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3
3 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 4 3 2 2
3 4 3 3 2 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3
3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2
3 2 3 2 1 4 1 2 2 2 2 1 1 2 2
2 1 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 3 3 2
78 74 83 71 63 97 67 79 72 66 78 75 76 62 73
180
LAMPIRAN F ANALISIS DATA PENELITIAN
1. DATA PENELITIAN 2. IDENTITAS RESPONDEN 3. HASIL UJI ASUMSI DASAR 4. HASIL UJI ASUMSI KLASIK 5. HASIL UJI HIPOTESIS 6. HASIL SUMBANGAN EFEKTIF DAN SUMBANGAN RELATIF 7. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF 8. HASIL KATEGORISASI VARIABEL 9. HASIL ANALISIS TAMBAHAN
181 1. Data Penelitian
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Secure Attachment Bullying dengan (Y) Orang Tua (X1) 28 71 38 63 27 82 25 80 25 76 31 59 35 77 34 77 30 89 27 85 25 86 27 74 31 74 43 79 33 75 33 83 30 78 28 88 34 85 26 82 40 75 39 60 30 82 34 76 32 83 41 86 30 81 27 84 27 87 30 85 35 77 34 81 28 69 34 79 31 84
Kontrol Diri (X2) 82 73 93 75 80 70 82 68 79 87 76 89 74 77 80 85 78 92 77 84 66 78 91 79 88 80 84 82 87 79 75 72 89 74 65
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
29 38 38 32 36 29 33 30 31 26 41 37 25 32 25 30 36 27 30 29 29 28 33 31 35 25 40 32 28 36 27 32 43 31 35 28 25 35 41 37 37
82 85 90 88 75 78 77 87 81 91 71 78 78 66 72 70 87 83 83 90 70 78 89 92 88 83 75 91 78 78 78 79 73 79 82 82 89 68 83 82 82
71 77 77 85 60 73 80 86 80 91 53 79 77 62 83 78 88 71 91 86 85 84 81 94 76 87 67 71 96 81 74 73 83 89 72 86 97 71 73 68 79
182 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
39 33 31 30 30 30 29 32 31 27 39 28 28 37 32 35 37 34 26 37 38 30 26 29 32 40 40 36 27 37 36 31 33 31 26 27
73 65 66 82 77 76 76 76 81 80 81 92 84 71 79 78 72 71 89 78 65 83 82 69 77 60 59 71 81 82 56 79 80 80 78 80
76 73 88 84 71 79 82 85 84 96 88 87 89 76 68 78 92 76 95 78 65 55 83 73 87 68 73 65 80 68 64 68 70 72 92 74
113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
31 31 41 27 30 36 33 42 28 35 44 37 38 36 30 31 31 28 33 28 28 26 30 33 26 26 29 27 32 32 30 30 37 33
80 76 73 80 87 67 80 77 58 59 77 62 81 68 70 75 82 90 74 85 82 62 72 67 90 86 72 87 66 75 81 73 70 57
82 94 75 70 88 84 78 67 76 54 67 83 71 75 62 97 86 82 84 78 74 83 71 63 97 67 79 72 66 78 75 76 62 73
183
2. Identitas Responden Subjek
Kls
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Jenis Kelamin L L L L L L L P P P L P P L P P L P P P L L P
Agama
Usia
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
16 16 16 16 16 15 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15 16 15 16 16 17 16
Anak Ke 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 3 2 4 4 2 3 1
Jumlah Saudara 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
PNS Wiraswasta Wiraswasta Buruh TNI AL Pedagang (Meninggal) Wiraswasta Guru Pegawai Swasta Dosen
IRT Wiraswasta Guru Buruh Dokter Pedagang IRT IRT Guru IRT IRT Pedagang Swasta Wirausaha IRT Penjual PNS IRT Wiraswasta
Swasta Swasta Polri Wiraswasta Wirausaha Wiraswasta (Meninggal) Perawat Wiraswasta Swasta
Bidan Wiraswasta IRT
Kondisi Orang Tua Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Tinggal Bersama Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Kakek dan Nenek Kakek dan Nenek Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung Wali (Kos) Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
184
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
X X X
L L L
Islam Katolik Katolik
16 16 16
2 2 5
2 2 7
X
L
Katolik
16
1
2
X X X
P P P
Islam Islam Islam
15 16 16
3 2 2
2 2 1
Wiraswasta Wiraswasta Swasta Karyawan Swasta Wiraswasta Wiraswasta PNS
X
L
Katolik
15
2
1
Buruh Bangunan
X
L
Islam
16
2
3
X
P
Islam
18
4
3
X X X X X X X X X X X
L P P L L P L P P P L
Islam Katolik Islam Katolik Katolik Islam Islam Islam Islam Islam Islam
16 17 16 17 16 16 15 16 16 16 17
1 2 1 1 1 4 1 3 2 5 3
1 2 1 2 2 3 1 2 1 5 2
TNI AD Tukang bersihbersih TNI AD PNS Swasta Buruh Supir (Meninggal) Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta PNS Satpam
X
L
Islam
17
1
X X
L L
Islam Islam
15 16
2 3
Pegawai Swasta 1 4
Wiraswasta Wiraswasta
IRT IRT IRT
Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
IRT
Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung
Wiraswasta IRT IRT Buruh Bangunan
Bercerai Masih bersama Masih bersama
Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung
Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung
Laundry
Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung
IRT PNS IRT Buruh IRT IRT PNS IRT Wiraswasta Pedagang Buruh Pegawai swasta IRT Wiraswasta
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Bercerai
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung
Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung
Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
185
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
X X X X X X X X X X X X
P P P L L P P L L L P P
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
1 1 1 2 1 3 3 2 1 5 2 1
2 2 1 2 2 3 2 2 1 5 1 1
X
P
Islam
16
3
2
X X X X X X X X X X X
P P P P L L L L L P P
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
16 16 16 16 15 16 16 16 16 17 16
5 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1
4 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1
Wiraswasta Wiraswasta Buruh Wiraswasta PNS Wiraswasta Buruh TNI Swasta Pensiunan Polri PNS Wiraswasta Dinas Perhubungan Penjahit Supir Wiraswasta TNI AD Penjaga Sekolah Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Pegawai Swasta PNS
X
P
Islam
16
1
2
Pegawai Swasta
Perawat IRT Buruh Wiraswasta PNS Wiraswasta Buruh Wiraswasta IRT IRT IRT
Masih bersama Bercerai Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Bercerai Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung dan ayah tiri Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
Guru
Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung
Penjahit IRT IRT IRT PNS IRT IRT Wiraswasta IRT IRT Wirausaha Pegawai swasta
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Adik dan Kakak Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
Bercerai
Ibu kandung
186
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI
L L L L L L P P P L L L L P P P P P P L L
Katolik Katolik Islam Islam Katolik Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Katolik
16 17 17 16 17 17 17 16 17 17 17 17 17 17 17 16 17 17 17 17 17
3 2 1 1 1 4 1 1 2 3 4 1 1 3 1 1 3 2 2 1 3
2 2 2 1 1 6 1 2 1 2 3 1 1 2
XI
L
Islam
17
1
XI XI XI XI
L L P L
Islam Kristen Kristen Kristen
17 17 17 18
1 3 5 1
Guru Buruh Swasta Wiraswasta
IRT Buruh IRT IRT
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
1
Wirausaha
Wirausaha
Masih bersama
2 4 7 1
Wiraswasta (Meninggal) Wiraswasta Polisi
IRT
Masih bersama
Pedagang IRT
Masih bersama Masih bersama
1 2 3 3 1 2
PNS Pegawai Swasta PNS Wiraswasta Tidak pasti Buruh Swasta Swasta Swasta Supir PNS TNI AU Pedagang BTL Wirausaha
GTT IRT IRT Perawat Wiraswasta Tidak pasti Wiraswasta Swasta Guru IRT IRT Buruh IRT Pedagang IRT
Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Nenek, ayah, ibu dan saudara Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
187
99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI
P P P L L L L P P P
Kristen Kristen Kristen Kristen Islam Kristen Kristen Islam Kristen Islam
18 18 16 18 18 17 17 17 17 17
1 3 3 1 1 1 1 4 3 2
1 2 2 3 2
XI
L
Islam
17
3
3
(Meninggal)
XI XI XI XI XI XI XI XI
P P P P P L L P
Islam Kristen Kristen Islam Islam Islam Kristen Kristen
17 17 17 18 17 16 17 17
4 2 4 1 1 3 6 2
3 2 3 1 1 3 6 2
XI
P
Islam
17
1
2
XI XI XI XI XI
P L L P L
Kristen Kristen Islam Islam Islam
17 17 19 18 17
1 5 1 1 1
3 4 5 1 1
Wiraswasta Wiraswasta Buruh (Meninggal) Swasta Swasta Supir Wiraswasta Karyawan Swasta Wiraswasta Supir Buruh Swasta PNS
2 3 2 1
Pendeta Buruh Wiraswasta Wiraswasta Swasta Wiraswasta Swasta Swasta PNS
Pendeta PNS IRT Wiraswasta PNS IRT Swasta Pedagang IRT Wiraswasta Karyawan swasta Wiraswasta Guru Wiraswasta Buruh Pakaian Swasta Wiraswasta (Meninggal) IRT
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Bercerai Masih bersama Masih bersama Masih bersama Bercerai
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Nenek Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah kandung dan kakak Ayah dan Ibu kandung
IRT
Bercerai
Ibu kandung
IRT IRT IRT Swasta Swasta
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
Ibu kandung Masih bersama Masih bersama Masih bersama
188
124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI XI
L L L P L L P L L P P P P
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
17 18 18 17 18 17 17 18 17 18 17 17 16
1 2 1 1 1 2 1 3 2 5 2 1 5
2 2 1 1 2 1 2 5 2 5 2 1 4
XI
P
Islam
17
1
1
XI XI XI XI XI XI XI XI XI
P P P P P P P L L
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
17 17 17 17 17 17 17 17 17
1 2 3 1 2 1 1 2 1
1 3 2 2 2 1 3 4
Wirausaha (Meninggal) Guru Swasta Swasta PNS Buruh Satpol PP ABRI Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Pegawai Swasta Karyawan Swasta PNS Swasta Wiraswasta Wiraswasta (Meninggal) Pegawai Swasta Wiraswasta TNI AD Wiraswasta
Perawat IRT Guru IRT Swasta IRT Swasta IRT IRT (Meninggal) IRT Wiraswasta IRT
Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Nenek Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Lain-lain Ayah kandung Ayah kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
IRT
Masih bersama
Paman dan bibi
Swasta IRT IRT
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung Ayah dan Ibu kandung
IRT IRT IRT IRT IRT
Bercerai Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama Bercerai
Masih bersama Masih bersama Masih bersama Masih bersama
189
3. Hasil Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 146 a,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 4.17355196 Most Extreme Absolute .074 Differences Positive .074 Negative -.040 Kolmogorov-Smirnov Z .896 Asymp. Sig. (2-tailed) .398 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas terhadap Residual
190 b. Uji Linearitas 1) Uji linearitas antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua
Bullying * Secure Attachment dengan Orang Tua
Between Groups
ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 997.972
Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total
280.744 717.229
Mean df Square 34 29.352
F Sig. 1.554 .045
1 280.744 14.862 .000 33 21.734 1.151 .289
2096.856 111 3094.829 145
18.891
2) Uji linearitas antara bullying dengan kontrol diri ANOVA Table Sum of Squares df Bullying * Between (Combined) 1016.380 37 Kontrol Diri Groups Linearity 482.910 1 Deviation from 533.470 36 Linearity Within Groups 2078.449 108 Total 3094.829 145
Mean Square 27.470 482.910 14.819 19.245
F 1.427 25.093 .770
Sig. .081 .000 .813
191 4. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas
Model V I 1 F
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta t 52.821 3.832 13.784 -.102 .046 -.180 -2.210 -.164 .041 -.329 -4.041
(Constant) SA Kontrol Diri a. Dependent Variable: Bullying
b. Uji Heterokedastisitas
Sig. .000 .029 .000
Collinearity Statistics Tolera nce VIF .863 .863
1.158 1.158
192 c. Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R 1
R Square
.429
a
Adjusted R Square
.184
.172
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
4.203
1.709
a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua b. Dependent Variable: Bullying
5. Uji Hipotesis a. Uji F Model Summary Model Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate a 1 .429 .184 .172 4.203 a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua
ANOVAb Model
Sum of Mean Squares Df Square F Sig. 1 Regression 569.141 2 284.571 16.112 .000a Residual 2525.688 143 17.662 Total 3094.829 145 a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua b. Dependent Variable: Bullying
193
b. Uji Korelasi Parsial 1) Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Secure Attachment dengan Orang Tua
dengan Bullying Correlations Control Variables
Kontrol Diri Bullying
Correlation Significance (2-tailed) Df Secure Attachment Correlation dengan Orang Tua Significance (2-tailed) Df
2)
Bullying 1.000 . 0 -.182 .029 143
Secure Attachment dengan Orang Tua -.182 .029 143 1.000 . 0
Hasil Analisis Korelasi Parsial Kontrol Diri dengan Bullying Correlations Control Variables Secure Attachment Bullying Correlation dengan Orang Tua Significance (2-tailed) Df Kontrol Correlation Diri Significance (2-tailed) Df
Bullying Kontrol Diri 1.000 -.320 . .000 0 143 -.320 1.000 .000 . 143 0
194
6. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
X1
X2
Y
X12
X22
71 63 82 80 76 59 77 77 89 85 86 74 74 79 75 83 78 88 85 82 75 60 82 76 83 86 81 84 87 85 77 81 69 79 84 82
82 73 93 75 80 70 82 68 79 87 76 89 74 77 80 85 78 92 77 84 66 78 91 79 88 80 84 82 87 79 75 72 89 74 65 71
28 38 27 25 25 31 35 34 30 27 25 27 31 43 33 33 30 28 34 26 40 39 30 34 32 41 30 27 27 30 35 34 28 34 31 29
5041 3969 6724 6400 5776 3481 5929 5929 7921 7225 7396 5476 5476 6241 5625 6889 6084 7744 7225 6724 5625 3600 6724 5776 6889 7396 6561 7056 7569 7225 5929 6561 4761 6241 7056 6724
6724 5329 8649 5625 6400 4900 6724 4624 6241 7569 5776 7921 5476 5929 6400 7225 6084 8464 5929 7056 4356 6084 8281 6241 7744 6400 7056 6724 7569 6241 5625 5184 7921 5476 4225 5041
Y2 784 1444 729 625 625 961 1225 1156 900 729 625 729 961 1849 1089 1089 900 784 1156 676 1600 1521 900 1156 1024 1681 900 729 729 900 1225 1156 784 1156 961 841
X1 X2 5822 4599 7626 6000 6080 4130 6314 5236 7031 7395 6536 6586 5476 6083 6000 7055 6084 8096 6545 6888 4950 4680 7462 6004 7304 6880 6804 6888 7569 6715 5775 5832 6141 5846 5460 5822
X1Y
X2Y
1988 2394 2214 2000 1900 1829 2695 2618 2670 2295 2150 1998 2294 3397 2475 2739 2340 2464 2890 2132 3000 2340 2460 2584 2656 3526 2430 2268 2349 2550 2695 2754 1932 2686 2604 2378
2296 2774 2511 1875 2000 2170 2870 2312 2370 2349 1900 2403 2294 3311 2640 2805 2340 2576 2618 2184 2640 3042 2730 2686 2816 3280 2520 2214 2349 2370 2625 2448 2492 2516 2015 2059
195 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
85 90 88 75 78 77 87 81 91 71 78 78 66 72 70 87 83 83 90 70 78 89 92 88 83 75 91 78 78 78 79 73 79 82 82 89 68 83 82
77 77 85 60 73 80 86 80 91 53 79 77 62 83 78 88 71 91 86 85 84 81 94 76 87 67 71 96 81 74 73 83 89 72 86 97 71 73 68
38 38 32 36 29 33 30 31 26 41 37 25 32 25 30 36 27 30 29 29 28 33 31 35 25 40 32 28 36 27 32 43 31 35 28 25 35 41 37
7225 8100 7744 5625 6084 5929 7569 6561 8281 5041 6084 6084 4356 5184 4900 7569 6889 6889 8100 4900 6084 7921 8464 7744 6889 5625 8281 6084 6084 6084 6241 5329 6241 6724 6724 7921 4624 6889 6724
5929 5929 7225 3600 5329 6400 7396 6400 8281 2809 6241 5929 3844 6889 6084 7744 5041 8281 7396 7225 7056 6561 8836 5776 7569 4489 5041 9216 6561 5476 5329 6889 7921 5184 7396 9409 5041 5329 4624
1444 1444 1024 1296 841 1089 900 961 676 1681 1369 625 1024 625 900 1296 729 900 841 841 784 1089 961 1225 625 1600 1024 784 1296 729 1024 1849 961 1225 784 625 1225 1681 1369
6545 6930 7480 4500 5694 6160 7482 6480 8281 3763 6162 6006 4092 5976 5460 7656 5893 7553 7740 5950 6552 7209 8648 6688 7221 5025 6461 7488 6318 5772 5767 6059 7031 5904 7052 8633 4828 6059 5576
3230 3420 2816 2700 2262 2541 2610 2511 2366 2911 2886 1950 2112 1800 2100 3132 2241 2490 2610 2030 2184 2937 2852 3080 2075 3000 2912 2184 2808 2106 2528 3139 2449 2870 2296 2225 2380 3403 3034
2926 2926 2720 2160 2117 2640 2580 2480 2366 2173 2923 1925 1984 2075 2340 3168 1917 2730 2494 2465 2352 2673 2914 2660 2175 2680 2272 2688 2916 1998 2336 3569 2759 2520 2408 2425 2485 2993 2516
196 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
82 73 65 66 82 77 76 76 76 81 80 81 92 84 71 79 78 72 71 89 78 65 83 82 69 77 60 59 71 81 82 56 79 80 80 78 80 80 76
79 76 73 88 84 71 79 82 85 84 96 88 87 89 76 68 78 92 76 95 78 65 55 83 73 87 68 73 65 80 68 64 68 70 72 92 74 82 94
37 39 33 31 30 30 30 29 32 31 27 39 28 28 37 32 35 37 34 26 37 38 30 26 29 32 40 40 36 27 37 36 31 33 31 26 27 31 31
6724 5329 4225 4356 6724 5929 5776 5776 5776 6561 6400 6561 8464 7056 5041 6241 6084 5184 5041 7921 6084 4225 6889 6724 4761 5929 3600 3481 5041 6561 6724 3136 6241 6400 6400 6084 6400 6400 5776
6241 5776 5329 7744 7056 5041 6241 6724 7225 7056 9216 7744 7569 7921 5776 4624 6084 8464 5776 9025 6084 4225 3025 6889 5329 7569 4624 5329 4225 6400 4624 4096 4624 4900 5184 8464 5476 6724 8836
1369 1521 1089 961 900 900 900 841 1024 961 729 1521 784 784 1369 1024 1225 1369 1156 676 1369 1444 900 676 841 1024 1600 1600 1296 729 1369 1296 961 1089 961 676 729 961 961
6478 5548 4745 5808 6888 5467 6004 6232 6460 6804 7680 7128 8004 7476 5396 5372 6084 6624 5396 8455 6084 4225 4565 6806 5037 6699 4080 4307 4615 6480 5576 3584 5372 5600 5760 7176 5920 6560 7144
3034 2847 2145 2046 2460 2310 2280 2204 2432 2511 2160 3159 2576 2352 2627 2528 2730 2664 2414 2314 2886 2470 2490 2132 2001 2464 2400 2360 2556 2187 3034 2016 2449 2640 2480 2028 2160 2480 2356
2923 2964 2409 2728 2520 2130 2370 2378 2720 2604 2592 3432 2436 2492 2812 2176 2730 3404 2584 2470 2886 2470 1650 2158 2117 2784 2720 2920 2340 2160 2516 2304 2108 2310 2232 2392 1998 2542 2914
197 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 Jumlah (∑)
73 80 87 67 80 77 58 59 77 62 81 68 70 75 82 90 74 85 82 62 72 67 90 86 72 87 66 75 81 73 70 57
75 70 88 84 78 67 76 54 67 83 71 75 62 97 86 82 84 78 74 83 71 63 97 67 79 72 66 78 75 76 62 73
41 27 30 36 33 42 28 35 44 37 38 36 30 31 31 28 33 28 28 26 30 33 26 26 29 27 32 32 30 30 37 33
5329 6400 7569 4489 6400 5929 3364 3481 5929 3844 6561 4624 4900 5625 6724 8100 5476 7225 6724 3844 5184 4489 8100 7396 5184 7569 4356 5625 6561 5329 4900 3249
5625 4900 7744 7056 6084 4489 5776 2916 4489 6889 5041 5625 3844 9409 7396 6724 7056 6084 5476 6889 5041 3969 9409 4489 6241 5184 4356 6084 5625 5776 3844 5329
1681 729 900 1296 1089 1764 784 1225 1936 1369 1444 1296 900 961 961 784 1089 784 784 676 900 1089 676 676 841 729 1024 1024 900 900 1369 1089
5475 5600 7656 5628 6240 5159 4408 3186 5159 5146 5751 5100 4340 7275 7052 7380 6216 6630 6068 5146 5112 4221 8730 5762 5688 6264 4356 5850 6075 5548 4340 4161
2993 2160 2610 2412 2640 3234 1624 2065 3388 2294 3078 2448 2100 2325 2542 2520 2442 2380 2296 1612 2160 2211 2340 2236 2088 2349 2112 2400 2430 2190 2590 1881
3075 1890 2640 3024 2574 2814 2128 1890 2948 3071 2698 2700 1860 3007 2666 2296 2772 2184 2072 2158 2130 2079 2522 1742 2291 1944 2112 2496 2250 2280 2294 2409
11333
11416
4677
889263
905006
152919
890169
361406
363259
198 1. Perhitungan rata-rata a.
1
=
=
= 77,623
b.
2
=
=
= 78,192
c.
=
=
= 32,034
2. Perhitungan harga deviasi a. b. c. d. e. f. 3. Perhitungan koefisien b a. b. 4. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK)
5. Menghitung Sumbangan Relatif a. SR1 = (b1∑X1Y : JKreg) x 100% = 29,42% (pada prediktor X1) b. SR2 = (b2∑X2Y : JKreg) x 100% = 70,58% (pada prediktor X2) 6. Menghitung Sumbangan Efektif a. SE1 = SR1 x R2 = 29,42% x 0,184 = 5,4% (pada prediktor X1) b. SE2 = SR2 x R2 = 70,58% x 0,184 = 13% (pada prediktor X2)
199 7. Hasil Analisis Deskriptif a. Deskripsi Data Empirik Descriptive Statistics
Bullying Secure Attachment dengan Orang Tua Kontrol Diri Valid N (listwise)
N 146 146
Min 25 56
146 146
53
Std. Max Mean Deviation 44 32.03 4.620 92 77.62 8.119 97 78.19
9.236
b. Deskriptif Data Penelitian
Skala Bullying Secure Attachment dengan Orang Tua Kontrol Diri Keterangan:
Jumlah Subjek
Data Hipotetik Min Maks
M
SD
Data Empirik Min Maks
M
SD
146
25
100
62,5
12,5
25
44
32,03
4,620
146 146
24 29
96 116
60 72,5
12 14,5
56 53
92 97
77,62 78,19
8,119 9,236
Min : skor terendah Max : skor tertinggi M : Rerata (hasil pembagian skor total dengan jumlah responden) SD : Standar Deviasi (skor tertinggi dikurangi skor terendah lalu dibagi 6)
8. Hasil Kategorisasi Variabel a. Bullying Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Norma 25 ≤ X < 40 40 ≤ X < 55 55 ≤ X < 70 70 ≤ X < 85 85 ≤ X < 100
Jumlah Subjek 134 12 0 0 0
% 92% 8% 0% 0% 0%
200 b. Secure Attachment dengan Orang Tua
Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Norma 24 ≤ X < 38,4 38,4 ≤ X < 52,8 52,8 ≤ X < 67,2 67,2 ≤ X < 81,6 81,6 ≤ X < 96,0
Jumlah Subjek 0 0 18 77 51
% 0% 0% 12% 53% 35%
c. Kontrol Diri
Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Norma 29 ≤ X < 46,4 46,4 ≤ X < 63,8 63,8 ≤ X < 81,2 81,2 ≤ X < 98,6 98,6 ≤ X < 116,0
Jumlah Subjek 0 8 83 55 0
% 0% 5% 57% 38% 0%
9. Analisis Tambahan a. Identifikasi jenis bullying yang dilakukan siswa menurut perhitungan rata-rata
201 b. Perbedaan bullying antara siswa laki-laki dan perempuan dengan perhitungan independent sample t-test Group Statistics Jenis Kelamin N Bullying
Bullying
Laki-laki Perempuan
Equal variances assumed Equal variances not assumed
71 75
Mean 33.79 30.37
Std. Std. Error Deviation Mean 5.020 .596 3.498 .404
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Std. Interval of the Sig. Mean Error Difference (2Differen Differen F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper 14.190 .000 4.791 144 .000 3.415 .713 2.006 4.825
4.745 124 .30 6
.000
3.415
.720
1.991
c. Perbedaan Jenis Bullying antara Siswa Laki-laki dan Perempuan berdasarkan perhitungan rata-rata
Group Statistics Jenis Kelamin N Bullying Fisik Bullying Verbal Bullying Psikologis
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Laki-laki
71
9.56
1.857
.220
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
75 71 75 71
8.67 16.06 13.95 8.17
1.266 3.447 2.583 1.363
.146 .409 .298 .162
Perempuan
75
7.76
1.025
.118
4.840
202
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Bullying Fisik
Bullying Verbal
Bullying Psikologis
Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed
t-test for Equality of Means
F Sig. T 15.617 .000 3.424
Std. Mean Error Sig. (2- Differenc Differen df tailed) e ce 144 .001 .897 .262
3.390 122.692 8.288
6.166
.001
.897
.265
.373
1.420
144
.000
2.110
.502
1.117
3.103
4.167 129.570
.000
2.110
.506
1.108
3.111
144
.041
.409
.199
.016
.802
2.041 129.807
.043
.409
.200
.013
.805
.005 4.199
.014 2.057
Equal variances not assumed
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper .379 1.414
d. Perbedaan bullying berdasarkan tingkatan kelas
Group Statistics Kelas N Bullying X x XI
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
72
31.58
4.702
.554
74
32.47
4.528
.526
203
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Bull Equal ying variances assumed Equal variances not assumed
F Sig. .007 .935
t-test for Equality of Means Std. 95% Confidence Interval of the Sig. Mean Error Difference (2Differe Differe T -1.165
df tailed) 144 .246
-1.164 143. 389
.246
nce -.890
-.890
nce Lower Upper .764 -2.399 .620
.764
-2.400
.621
204
LAMPIRAN G DOKUMENTASI PENELITIAN
205
Try Out Hari Pertama
Penelitian hari Pertama
Penelitian hari kedua
Penelitian hari ketiga
Gapura Sekolah
Bangunan Sekolah
206
LAMPIRAN H JADWAL PENELITIAN
207
November 2015
Desember 2015-
KEGIATAN
Penyusunan Proposal Proses Bimbingan Persiapan Validasi Ujian Validasi Revisi Proposal Pengumpulan Proposal Persiapan Penelitian Penelitian Penyusunan Skripsi Proses Bimbingan Ujian Skripsi Revisi Skripsi
Mei 2016
Juni 2016
Juli 2016
Maret 2016 I
Pengajuan Judul
April 2016
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
LAMPIRAN I ADMINISTRASI PENELITIAN
1. SURAT PENGANTAR PENELITIAN 2. SURAT BUKTI PELAKSANAAN PENELITIAN
208
209
210