CARA PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN BP TRELIA BOEL Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 1. PENDAHULUAN Hasil suatu pemeriksaan mikrobiologik pada umumnya hanya menunjang diagnosa klinik. Bila hasil pemeriksaan mikrobiologik adalah negatif, hal ini tidak berarti bahwa diagnosa klinik salah. Kegagalan pengasingan kuman penyebab penyakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pada laboratorium, kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh tehnik atau cara kerja yang salah. Bagi seorang pekerja laboratorium yang berpengalaman hal demikian jarang sekali terjadi. Kegagalan pemeriksaan mikrobiologik lebih banyak terjadi karena cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan yang salah . Umumnya pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan dirumah sakit diserahkan pada karyawan-karyawan yang tidak mempunyai pengetahuan dasar tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi pengambilan bahan pemeriksaan mikrobiologik serta akibat-akibat yang dapat timbul bila tidak dilakukan rnenurut aturan sebenarnya. Dalam hal ini penting sekali kerja sama antara dokter, perawat dan ahli laboratorium untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikrobiologik yang dapat dipercaya. Bahan pemeriksaan sebaiknya harus diambil sebelum pemberian obat-obatan. Dua puluh empat jam setelah pemberian antibiotika, cairan otak, sum-sum tulang belakang (serebro spinal) yang purulenta sering sudah tidak mengandung kuman patogen lagi. Pada pemeriksaan tinja penderita Salmonellosis, sering tidak ditemukan biakan S.typhosa selama pemberian antibiotika. Tetapi bila pengobatan dihentikan, dalam beberapa hari biakan tinja terhadap S. typhosa bisa menjadi positif. Bila bahan pemeriksaan yang dikirim ke laboratorium diambil setelah pemberian obat-obatan, haruslah hal ini diberitahukan kepada laboratorium untuk dilakukan tindakan-tindakan khusus. Misalnya dengan menggunakan penisilinase atau dengan pengenceran bahan pemeriksaan. Pengambilan bahan pemeriksaan harus dilakukan pada tempat yang kemungkinan besar mengandung kuman penyebab penyakit. Misalnya pada luka bernanah yang disebabkan oleh kuman stafilokokus bersifat koagulasa positif. Bila bahan pemeriksaan diambil pacta permukaan saja, ada kemungkinan bahwa kuman rang diasingkan ialah stafilokokus rang komensal bersifat koagulasa negatif, yang biasa terdapat pada kulit. Faktor lain yang mempengaruhi hasil pengasingan penyebab penyakit di laboratorium adalah stadium penyakit penderita pada waktu pengambilan bahan pemeriksaan. Jumlah kuman patogen pada penderita enteritis terbanyak ditemukan pada waktu penderita tersebut sedang berak-berak, tidak pada waktu konvalesen. Virus penyebab meningoensefalitis lebih sering dapat diasingkan dari cairan otak Sum-sum tulang belakang pada waktu permulaan penyakit, tidak pada waktu gejalagejala akut berlalu.Kadang-kadang perlu dimintakan bantuan.penderita secara aktif dalam pengambilan bahan pemeriksaan, misalnya pada pengambilan dahak (sputum) pagi. Dalam hal demikian perlu diberikan keterangan yang jelas pada penderita tersebut tentang cara pengambilan bahan yang dikehendaki.
© 2004 Digitized by USU digital library
1
Jumlah bahan pemeriksaan yang diambil harus cukup untuk dapat dipakai pada pemeriksaan yang dikehendaki. Bahan pemeriksaan harus diterima dalam suatu tempat steril yang yang dapat ditutup dengan baik dan tidak bocor. Hal ini penting untuk mencegah pencemaran bahan pemeriksaan itu sendiri dan untuk melindungi orang-orang yang mengerjakan bahan-bahan tersebut daripada kontak kuman patogen. Orang-orang yang mengerjakan bahan pemeriksaan yang mengandung kuman patogen harus ingat akan bahaya infeksi bila kurang hati-hati. Bahan pemeriksaan dari klinik harus segera dikirim ke laboratorium untuk mendapatkan basil yang dapat dipercaya. Bila bahan pemeriksaan disimpan terlalu lama tentu saja kemungkinan mendapatkan basil positif makin berkurang. Misalnya bahan tinja yang mengandung Shigella, bila disimpan terlalu lama di rumah sakit sebelum dibawa ke laboratorium, akan menyulitkan pengasingan Shigella tersebut karena terdesak oleh pertumbuhan kuman-kuman komensal. 2. PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN (BP) 2.1 Prinsip Dasar Pengambilan BP Ada hal-hal yang menjadi prinsip dasar yang harus diperhatikan pada waktu pengambilan bahan untuk pemeriksaan mikrobiologis yaitu : 1. Bahan pemeriksaan sebaiknya diambil sebelum diberikan pengobatan dengan antibiotika atau zat-zat antimikroba lain. Jika biakan diberikan dilakukan setelah pemberian terapi antibiotika, pemeriksaan laboratorium harus diberikan keterangan supaya dilakukan tindakan-tindakan untuk menghilangkan pengaruh antibiotika tersebut, misalnya penambahan penisilinase atau pengenceran bahan pemeriksaan. 2. Bahan pemeriksaan harus diambil pada tempat yang diduga paling banyak mengandung organisme yang dituju dengan tingkat pencemaran yang paling sedikit. Hal ini terutama penting pada pengambilan bahan dari kelainan yang mengandung satfilokokus koagulasa positif. 3. Faktor penting lainnya untuk keberhasilan pengasingan organisme penyebabnya ialah stadium penyakit pacta saat pengambilan bahan untuk biakan. Kuman enterik patogen berjumlah besar di dalam tinja pada stadium diare akut suatu infeksi usus dan pada saat inilah kuman paling mudah 4. Bahan pemeriksan harus cukup jumlahnya sehingga dapat diperiksa lengkap, selain itu juga harus disimpan dalam wadah yang steril. Ada berbahaya bagi para pekerja laboratorium apabila dahak meleleh keluar wadahnya atau bila tempat pengasingan tinja ternyata bocor. 5. Jika diperlukan pengambilan dahak lagi, maka penderita atau pembantu penderita harus diberikan petunjuk – petunjuk yang seksama. 6. Harus diatur agar bahan pemeriksaan dapat segera dikirimkan ke laboratorium. Seringkali Shigella sulit diasingkan dari bahan tinja yang disimpan terlalu lama dirumahsakit karena pertumbuhannya tertutup oleh pertumbuhan kuman komensal dan angka kematian Shigella yang makin tinggi. 7. Laboratorium harus diberikan keterangan klinik yang cukup untuk mengarahkan para ahli mikrobiologi untuk memilih perbenihan dan cara- cara pemeriksaan yang paling sesuai. Penting sekali adanya kerjasama yang erat serta konsultasi yang sering antara dokter klinik, perwawat dan mikrobiologis. 8. Untuk pengumpulan bahan pemeriksaan biakan kuman anaerob perlu tabung yang tertutup ganda yang diisi dengan gas karbonioksida dan nitrogen yang bebas oksigen. Bahan pemeriksaan (nanah, eairan tubuh atau bahan eairan lain) disuntikkan melalui tutup karet untuk menghindari kontak dengan udara.
© 2004 Digitized by USU digital library
2
Bahan pemeriksaan yang akan dikirim ke laboratorium harus disertakan surat pengantar yang mengandung hal-hal berikut : Nama : Rumah sakit : Umur : Bagian : Jenis kelamin : Dokter yang mengirim : Tanggal Pengambilan : Ket. Klinik tentang Pasien : Jenis bahan yang dikirim : Pem. Lab yang diminta : 2.2 Wadah Bahan Pemeriksaan Wadah yang dipakai harus steril dan bahan pemeriksaan harus segera dibiakkan. Selain wadah steril, dipakai pula kapas usap atau tangkai yang berujung kalsium alginat atau poliester. Bahan dari tenggorok, hidung, mata, telinga, luka pada saat operasi, uretra atau vagina diambil dengan menggunakan lidi kapas yang berada dalam tabling reaksi berukuran 20 x 150 nm. Setelah diambil dimasukkan dalam tabung kecil berisi tioglikolat untuk menghindarkan terjadinya pengeringan, lalu segera dikirim ke laboratorium. Dalam hal mendesak, dimana bahan pemeriksaan tidak dapat segera dikirimkan untuk dibiakkan, maka perlu perbenihan transpor. Perbenihan transpor memperpanjang masa hidup suatu mikroorganisme misalnya perbenihan Stuart yang dapat mempertahankan pH yang sesuai dan menengah dehidrasi sekret yang diambil selama pengiriman serta oksidasi dan perusakan diri secara enzimatis pada kumankuman patogen yang ada pada bahan pemeriksaan. Perbenihan transport "Cary & Blair dipergunakan untuk tinja yang akan diperiksa terhadap adanya Salmonella, Shigella Vibrio dan lain-lain. Untuk biakan anaerob dipakai tabung tertutup ganda yang diisi dengan gas karbondioksida atau nitrogen yang bebas oksigen untuk menaruh bahan pemeriksaan dan mengirimkannya ke laboratorium. Beberapa kuman seperti meningokokus pada cairan otak, sangat peka terhadap suhu rendah dan perlu segera dibiakkan. Sebaliknya bahan-bahan pemeriksaan yang diperkirakan mengandung sangat banyak kuman dapat disimpan pada 4°C dilemari pendingin selama beberapa jam sebelum dibiakkan, jika tidak dapat dibiakkan segera misalnya air kemih, tinja dan lain-lain. Pendinginan ini akan menahan daya hidup kebanyakan kuman patogen dan juga menahan perkembangbiakan kuman lain. Jika bahan pemeriksaan akan dikirimkan melalui pos, wadahnya harus ditutup rapat sedemikian rupa untuk mencegah kebocoran dan bagian luarnya harus diberi tanda "Bahan Pemeriksaan Mikrobiologis clan Perlakuan dengan Hati-hati". 2.3 Pengambilan dan Pengolahan Awat Bahan Pemeriksaan Bahan pemeriksaan yang diambil dari berbagai bagian tubuh mempunyai tujuan 2 macam : Memperkirakan organisme komensal yang umum ditemukan dan mikroorganisme patogen yang paling penting di dalam berbagai bahan pemeriksaan dari tiap-tiap bagian tubuh. Memperkirakan tehnik rutin dasar untuk pengambilan dan pemeriksaan awal bahan pemeriksaan. 1. Bahan Pemeriksaan Darah Darah dalam keadaan normal tidak mengandung jasad renik.Biasanya jasad renik yang ditemukan dalam darah berasal dari luar tubuh atau dari bagian-bagian tubuh lain. Pencemaran jasad renik dalam darah terutama berasal dari kulit, karena itu pengambilan bahan pemeriksaan darah harus didahului dengan membersihkan kulit dengan baik.
© 2004 Digitized by USU digital library
3
Adanya organisme pada darah selalu abnormal. Mikroorganisme patogen pada darah ialah Stafilokokus aureus (septikemia akut), Neisseria meningitis (septikimia kronis), Streptokokus viridans, Enterokokus (endokarditis bakteral subakut), Salmonella (demam enterik), Brucellae (demam bergelombang) dan Plasmodium (malaria). Untuk pengambilan darah sebaiknya kulit dibersihkan dengan radium tinctur 3,5 %, Bila tidak ada gunakanlah suatu antiseptik lain yang baik misalnya alkohol 70%. Jangan lakukan palpasi lagi untuk mencari letak vena setelah kulit dibersihkan. Jumlah darah yang diambil tergantung pada jenis pemeriksaan dan pada jenis kuman yang diduga ada dalam darah tersebut. Misalnya pada infeksi stafilokokus, tifus abdominalis atau pada bakteriemi akut yang disebabkan pneumokokus atau meningokokus, jumlah kuman per ml darah cukup banyak, sehingga darah yang diperlukan tidak banyak. Sebaliknya jumlah hasil Gram negatif dalam darah sangat jarang sehingga diperlukan jumlah darah yang cukup banyak untuk dapat mengasingkan kuman tersebut. Umumnya perbandingan berupa 1 bagian darah dan 10 bagian perbenihan cair adalah cukup untuk pengasingan jasad renik dari darah. Perbenihan cair rang biasa digunakan ialah kaldu, tioglikolat, tiol dan empedu. Cara lain yang digunakan untuk pemeriksaan jasad renik dalam darah ialah pembiakan pada lempeng agar tuangan dan menghitung koloni-koloni kuman yang tumbuh pada lempeng agar tersebut. Perbenihan yang digunakan ialah "Trypticase Soy Agar" atau "Heart infusion Agar". Bila dari 1 ml darah dalam lempeng agar tuangan tersebut didapatkan beberapa jenis kuman tertentu, maka dapatlah dianggap bahwa kuman tersebut di dapat dalam darah penderita dan bukan karena kecemaran pacta waktu pengam bilan darah tersebut. Bila mengirim darah ke laboratorium untuk pembiakan, rata-rata diperlukan sekitar 10 ml darah penderita yang ditaruh dalam botol yang steril bersama antikoagulan. Pemeriksaan bahan darah harus selekas mungkin dilakukan karena jasad renik dalam darah akan dipengaruhi oleh sel-sel darah tersebut, maupun oleh zat-zat lain yang terdapat dalam darah itu misalnya antibiotik. Bahan pemeriksaan darah yang hendak dibiak dengan cara lempeng agar tuangan harus dicampur dengan suatu antikoagulansia. Biasanya yang digunakan sebagai antikoagulansia ialah larutan natrium 2% sebanyak 3 ml, heparin 1 mg atau polianetol sulfonat. Untuk mencegah hasil pemeriksaan "false positif' dengan membiakan kuman yang sebenarnya hanya merupakan pencemaran dari bahan pemeriksaan darah, perlu diperhatikan cara-cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan tersebut. Juga dapat dicegah hasil demikian dengan melakukan pemeriksaan beberapakali dari bahan-bahan yang diambil dengan terpisah jarak waktu antara 90 menit sampai 180 menit. Bila dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan ini jenis kuman yang sama ditemukan lebih dari satu kali, dapat dianggap bahwa hasil pemeriksaan tersebut bermakna dan bukan karena kecemaran. Pada penderita yang diduga menderita bakteriemia oleh streptokokus viridans atau enterokokus, cukup diambil darah untuk pembiakan antara 4 sampai 6 kali. Pada penderita-penderita demam yang belum diketahui sebabnya, pemeriksaan darah sering harus dilakukan pula dengan menggunakan binatangbinatang percobaan selain cara pembiakan pada perbenihan buatan. Dalam hal demikian perlu konsultasi antara dokter dan ahli laboratorium untuk menentukan cara-cara pemeriksaan yang akan dilakukan. 2. Bahan Pemeriksaan Otak-Sum-Sum Tulang Belakang Pada infeksi selaput otak atau jaringan fungsional susunan saraf pusat, dalam waktu singkat akan timbul kerusakan-kerusakan yang menetap pada jaringan itu. Berdasarkan pertimbangan ini maka pada pemeriksaan cairan otak-sumsum tulang belakang perlu sekali diberikan hasil pemeriksaan selekas mungkin pada dokter yang
© 2004 Digitized by USU digital library
4
merawat penderita tersebut. Dalam hal ini pemeriksaan awal yang perlu dilakukan adalah berupa pemeriksaan sitologik, kimia dan sediaan langsung. Hasil pemeriksaan berupa jumlah gel, perhitungan jenis gel, konsentrasi glukosa dan protein, dan pemeriksaan sediaan sudah harus selesai dilakukan dalam waktu 30 menit setelah bahan pemeriksaan tiba di laboratorium. Pemeriksaan sediaan dilakukan dengan pewarnaan Gram dan pewarnaan sederhana, misalnya dengan biru metilen. Laboratorium yang lengkap harus mempunyai pula serum anti-serum anti untuk keperluan diagnosa kuman didalam cairan otak-sumsum tulang belakang, terutama serum anti-serum anti terhadap pneumokokus, meningokokus, dan H.lnfluenzae tipe B. Suatu hasil tes serologi positif sangat membantu diagnosa klinik dan dapat diperoleh dalam waktu singkat, tanpa menunggu hasil pembiakan. Pada pengambilan bahan cairan otak sumsum tulang belakang perlu sekali diperhatikan sterilitas dari alat-alat serta tehnik yang digunakan. Pada penderita meningitis perlu sekali dilakukan pemeriksaan bakteriologik cairan otak-sumsum tulang belakang. Bila ada persangkaan infeksi virus, bekukanlah dengan segera sebagian cairan otak-sumsum tulang belakang untuk digunakan nanti sebagai bahan isolasi virus. Pada meningitis yang disebabkan kuman-kuman, cairan otak sumsum tulang belakang biasanya purulen dengan jumlah gel yang banyak (biasanya lebih dari 1000 per ml), banyak gel berinti majemuk dan glukosa menurun konsentrasinya. Pada meningitis yang disebabkan hasil tuberkulosa dan jasad renik bukan kuman seperti virus, jamur atau protozoa, cairan tersebut biasanya tidak purulen, sedikit gel berinti tunggal dan konsentrasi glukosa normal atau sedikit menurun. Pada awal meningitis kuman dapat ditemukan dalam jumlah gel yang sedikit saja. Pada awal meningitis tidak purulen sel-sel berinti majemuk dapat lebih banyak daripada gelsel berinti tunggal. Biasanya pada cairan otak-sumsum tulang belakang dilakukan pemeriksaan kimia, sitologik dan pembiakan. Bahan pemeriksaan dipusingkan selama 15 menit dengan jumlah pusingan 2500 per menit. Endapan digunakan untuk pembiakan, sedangkan cairannya dipakai untuk pemeriksaan kimia dan serologik. Cairan purulen atau keruh harus segera dibuatkan sediaan untuk pewamaan Gram dan dilanjutkan dengan pembiakan. Pada kasus yang disebabkan oleh Haemophilus dan Pneumokokus dapat segera dilakukan identifikasi dengan tes quellung (pembengkakan sampai), dengan menggunakan serum antispesifik. Pada semua penderita meningitis harus dicari fokus primer dari infeksi. Karena itu harus pula dilakukan pembiakan darah, bahan nasopharynx, bahan telinga tengah dan sebagainya, sebelum diberikan pengobatan antibiotika. Petekhia pada kulit sering ditemukan pada meningitis karena meningokokus dan kuman ini dapat dibiak dan dibuatkan sediaan mikroskopik dari petekhia itu. Untuk isolasi M.tuberculosis dari cairan otak-susmsum tulang belakang diperlukan 10 ml bahan pemeriksaan. Pembiakan cairan otak-sumsum tulang belakang harus segera dilakukan, karena jasad renik dalam cairan tersebut hanya dapat tumbuh beberapa jam saja. Penyimpanan cairan otak-sumsum tulang belakang dalam lemari es tidak diperbolehkan karena meningokokus sangat peka terhadap suhu rendah. Juga pembiakan harus dilakukan pada perbenihan yang sudah dihangatkan dan juga pada perbenihan yang baru dikeluarkan dari lemari es. Dengan melakukan pembiakan langsung pada waktu pengambilan bahan dari penderita, hasil biakan akan lebih banyak yang positif, terutama pembiakan H.influenza yang mudah mati diluar tubuh manusia. Dalam hal demikian biasanya cairan otak-sumsum tulang belakang dari penderita langsung diteteskan ke atas lempeng agar coklat. Kadang-kadang jumlah bahan pemeriksaan harus banyak untuk mendapatkan hasil biakan yang positif. Misalnya pada kriptokokus (Cryptococcosis) untuk mendapatkan biakan positif
© 2004 Digitized by USU digital library
5
diperlukan 20 ml bahan cairan otak-sumsum tulang belakang yang disaring melalui suatu saringan "Miliopore". Dapat pula dilakukan pembiakan cairan otak-sumsum tulang belakang masing -masing 1 ml pada 10 sampai 20 lempeng agar untuk mendapatkan biakan positif dari kuman yang ada dalam jumlah kecil di dalam bahan pemeriksaan itu. 3. Bahan Pemeriksaan Air Kemih Air kemih merupakan bahan pemeriksaan yang paling sering dibiakkan dalam laboratorium. Cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan ini tergantung pada keadaan penderita dan pada penyakit yang diderita. Infeksi pada pangkal saluran kemih akan menghasilkan pertumbuhan kuman di dalam kandung kemih. Selain dari mikroorganisme komensal kulit, air kemih biasanya steril. Mikroorganisma patogen yang mungkin ada ialah : 1. E.coli 2. Proteus 3. Citrobacter 4. Pseudomonas 5. Moraxella 6. Adne bacter 7. Stafilokokus 8. Streptokokus faecalis 9. Salmonella 10. Mycobacterium tu berkulosis 11. Serratia 12. Providentia 13. Candida albicans 14. Stafilokokus hemolyticus 15. Streotokokus hemolyticus 16. Neisseria gonorrhoeae 17. Alkaligenes Untuk biakan yang bukan ditujukan pada penyakit tuberkulosis, diambil air kemih porsi tengah yang dikeluarkan, ditampung di dalam wadah berupa tabling reaksi tertutup kapas yang telah disterilkan dalam otoklaf. Untuk mendapatkan bahan pemeriksaan dari kandung kemih dapat dilakukan dengan menggunakan kateter, selain itu dapat pula ditadah air kemih didalam tabling atau botol steril. Bila bahan pemeriksaan air kemih diambil secara demikian maka sebaiknya yang diperiksa ialah porsi pertengahan dari air kemih tersebut. Misalnya bila air kemih ditampung dalam tiga tabung maka yang diperiksa ialah tabung kedua. Pada waktu pengambilan air kemih haruslah dipastikan lebih dahulu bahwa penderita sekurang-kurangnya belum berkemih dalam 3 jam terakhir. Bila hasil biakan air kemih menunjukkan 100.000 kuman atau lebih per ml maka ini menandakan adanya infeksi. Pada wanita air kemih dapat kecemaran dengan kuman-kuman dari vagina. Facia pria air kemih dapat kecemaran dari infeksi prostat. Untuk menghindari ini maka perlu dilakukan kateterisasi air kemih. Kerugian kateterisasi ialah bahwa dengan demikian kandung kemih sendiri dapat mengalami kecemaran dengan kuman-kuman dari luar. Hasil pembiakan air kemih dengan jumlah kuman yang sangat banyak selain memang disebabkan oleh suatu infeksi, dapat pula disebabkan oleh karena kelambatan dalam membiak bahan pemeriksaan tersebut. Air kemih harus dibiak dalam waktu 30 menit setelah diambil.
© 2004 Digitized by USU digital library
6
Pada infeksi yang letaknya distal dari "sphincter" kandung kemih, air kemih yang diperiksa adalah semua air kemih yang keluar dan dibagi tiga porsi dalam tabung-tabung steril. Bila ada jasad renik dalam porsi tabung pertama maka jasad renik ini kemungkinan besar berasal dari urethra. Dalam hal demikian jumlah jasad renik dalam porsi kedua dan ketiga lebih sedikit atau steril. Bila infeksi terdapat pada prostat, misalnya maka dalam ketiga-tiga porsi air kemih akan ditemukan jasad renik, malahan pada porsi ketiga jumlah jasad renik akan lebih banyak. 4. Bahan Pemeriksaan dari Selaput Lendir Untuk pembiakan jasad renik dari selaput lendir, bahan pemeriksaan umumnya diperoleh dengan menggunakan usapan (swab). Cara ini dipergunakan untuk pengambilan exudat dan cairan-cairan dari hidung, tenggorokan, mata, telinga, lubang-lubang urogenital, rektum, luka-luka dan bekas operasi. Pengusap biasa dibuat dari sebatang lidi dengan kapas pada ujungnya. Sebelum digunakan, pengusap harus disterilkan dahulu. Ada yang berpendapat bahwa kapas mengandung asam lemak yang dapat menghambat pertumbuhan kuman dan untuk pengganti kapas dianjurkan menggunakan "calcium alginate" suatu serat yang dibuat dari asam "alginic". Salah satu sifat utama serat "calsium alginate" ialah kesanggupannya untuk larut dalam larutan. Bahan pengganti kapas yang lain ialah "dacron polyster". Bahan ini terutama baik untuk mendapatkan streptokokus grup A, meskipun jarak waktu pengambilan dan penanaman pada lempeng agar cukup lama, sampai beberapa hari. Untuk pengambilan bahan pemeriksaan dari tekak hidung, pengusap yang digunakan sebaiknya terbuat dari kawat halus. Dengan demikian pengusap tersebut dapat dengan mudah mencapai tekak hidung melalui hidung maupun mulut. Kadang-kadang diperlukan bahan pemeriksaan berupa sebagian jaringan selaput lendir, misalnya dari selaput lendir mata. Bahan pemeriksaan demikian diperlukan untuk mendapatkan jamur maupun virus intraseluler. Dalam hal demikian harus ada rencana terlebih dahulu dan begitu selesai diambil, bahan pemeriksaan harus segera dibawa kelaboratorium. 5. Bahan Pemeriksaan Dahak (tbc paru) Pemeriksaan bahan dahak ini tergantung pada keadaan penyakit dan keadaan penderita . Bila dahak yang terbentuk banyak maka dahak sewaktu sudah cukup untuk bahan pemeriksaan. Sebaliknya bila dahak sedikit maka harus diusahakan agar dahak tersebut tidak kecemaran dengan jasad renik dari mulut, misalnya dengan terlebih dahulu membersihkan mulut. Pada pemeriksaan tuberkulosa, dimana jumlah kuman dalam dahak tidak banyak dan pencemaran jasad renik tidak mempengaruhi, maka dapat dilakukan pengumpulan dahak untuk waktu 12 jam sampai 24 jam. Di dalam laboratorium dahak demikian akan diolah lagi dengan cara homogenisasi / konsentrasi. Untuk pengasingan jasad renik yang tumbuh cepat, dahak harus diambil pada pagi hari. Pengambilan dahak dapat pula dilakukan dengan cara langsung mengadakan aspirasi dengan jarum suntik, dibawah dagu / lidah ke dalam batang tenggorok. Ada juga yang mengambil bahan pemeriksaan dengan menggunakan bahan bronkoskop, terutama untuk bahan pemeriksaan tuberkulosa dan jamur. Dengan cara ini masih adapula kemungkinan pencemaran dengan jasad renik mulut. Dahak penderita bronkhiektasia, abses paru, infeksi paru karena jamur, tuberkulosa paru atau infeksi dengan mycoplasma pnemonia dapat diperiksa secara bakteriologik. Untuk dapat mengisolasi roman penyebab dari dahak perlu diperhatikan cara pengambilan dahak dan cara kerja dalam laboratorium. Bila cara pengambilan bahan
© 2004 Digitized by USU digital library
7
pemeriksaan salah, maka tentu hasil pemeriksaan yang didapat tidak dapat dipercaya. Dahak yang diperlukan ialah yang timbul setelah batuk, berasal dari trakhea bronkus, dan di tampung dalam tempat yang steril. Jumlah dahak yang diperlukan sekitar 1 sampai 3 ml. Setelah tiba di laboratorium dahak harus segera diperiksa terutama bila tersangka ada histoplasmosa. Tetapi bila tidak mungkin segera dilakukan , dapat di masukkan ke dalam lemari es dahulu untuk 1 sampai 3 jam. 6. Bahan Pemeriksaan dari Kulit Bahan pemeriksaan mikrobiologik dari kulit diambil dengan pertolongan pengusap. Hal ini terutama untuk jasad renik pada permukaan kulit. Untuk pemeriksaan jasad renik di dalam jaringan-jaringan yang lebih dalam, pengambilannya harus dilakukan oleh dokter sendiri dengan bekerja sama dengan ahli laboratorium. Kuman komensal disini adalah Stafllokokus albus dan kuman difteroid. Banyak bakteri lain dan juga beberapa jenis jamur ditemukan juga pada kulit, tetapi hanya untuk sementara saja. Kuman patogen yang penting disini ialah Safllokokus aereus (luka lepuh), Streptokokus hemolyticus (empetigo, selulitis), E.coli, Proteus, Pseudomonas, Candida albicans (intertrigo), Jamur kulit, virus cacar dan virus herpes. Kapas usap yang dibasahi dengan kaldu atau air garam faal steril dapat dipakai untuk mengambil bahan pemeriksaan, Keropeng atau kerokan kulit lebih bermanfaat untuk diagnosis penyakit virus daripada usapan dengan kapas. Pada penyakit jamur kulit perlu dilakukan pengerokan kulit, kuku atau potongan rambut, untuk kuman perlu dilakukan pewarnaan Gram, biakan pada agar darah dan perbenihan Sabouraud dan untuk jamur kulit dibuat sediaan basah pada KOH dan biakan pada agar Sabouraud. 7. Bahan Pemeriksaan Dari Mata Kuman komensal disini ialah Stafilokokus, difteroid, Streptokokus viridans, Neisseria nonpatogen dan lain-lain. Kuman patogen yang penting adalah Neisseria gonorrhoeae, Stafilokokus pyogenes, pneumokokus , H.influenzae, Clamidae, Adenovirus, dan Virus herpes. Sangat dianjurkan untuk membuat sediaan mikroskopik dan penanaman pada lempeng agar diklinik dan bangsal. Sebagai alternatif, penderita dikirimkan ke laboratorium. Buatlah sediaan dan biakan dari bahan yang diambil dari permukaan konjungtiva menggunakan sengkelit platina steril. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologis dibuat sediaan Gram dan dibiakkan pada pada agar darah, agar coklat secara aerob dan pada suasana CO2 5% sampai 10%. Bila terdapat konjungtivitis purulen, ambillah nanah tersebut dengan suatu pengusap kapas steril dan biakan bahan tersebut pada lempeng agar darah dan lempeng agar coklat dan eramlah pada 37°C dalam sungkup lilin. Bahan pemeriksaan dimasukkan juga ke dalam tabling tioglikolat. Semua perbenihan harus disimpan sekurang- kurangnya untuk waktu 48 jam dan setiap pertumbuhan harus diperiksa dan diidentifikasikan. Pada mata bayi yang baru lahir harus diingat kemungkinan infeksi gonokokus. Bila ada persangkaan infeksi jamur, lakukanlah pembiakan pada agar dekstrosa Sabouraud dan agar miring darah-otak-jantung (brain-heart-blood agar slant). Kerokan dari konjungtiva untuk mencari eosinofil atau dari ulkus kornea untuk mencari "inclusion bodies" sebaiknya dilakukan oleh dokter ahli mata. Bahanbahan pemeriksaan ini ditaruh diatas gelas alas, keringkan dan diwarnai dengan pewarnaan Wright-Giemsa.
© 2004 Digitized by USU digital library
8
Moraxella laculata (basil Morax-Axenfeld) adalah diplobasil pendek dan gemuk, bersifat Gram negatif, dan menyebabkan konjungtivitis kataral yang subakut atau kronis. Kuman ini tumbuh baik pada perbenihan Loeffler, dengan menyebabkan proteolisa dan lubang- lubang khas pada perbenihan tersebut. H. aegyptius (hasil Koch-Weeks) adalah hasil kecil bersifat Gram negatif, banyak menyerupai H. injluenzae. Penyebab konjungtivitis akut, yang biasa dinamakan "pink eye". Kuman ini tumbuh baik pada agar darah atau agar coklat. Corynebacterium diphtheriae dapat menyebabkan konjungtivitis pseudomembranosa. Kuman ini tumbuh baik pada perbenihan Loeffler atau Pai fir 8. Bahan Pemeriksaan dari Telinga Bahan pemeriksaan dari telinga, terutama setelah ada perforasi membrana timpani, sebaiknya diambil oleh dokter THT, dengan menggunakan alat-alat steril dan kapas pengusap. Cairan dari telinga pada otitis media kronis biasanya mengandung Pseudomonas dan Proteus. Pada otitis akut atau subakut biasanya ditemukan kokus khlorida bensil konium, untuk mencegah pencemaran. Biaklah bahan pemeriksaan menurut cara yang sama seperti bahan pada roam, dengan tambahan satu perbenihan agar feniletanol, khusus untuk isolasi lain-lain kuman terdapat pula spesies yang Proteus mengganggu . 9. Bahan Pemeriksaan Tinja A. Tinja dari diare yang disebabkan infeksi, biasanya disebabkan oleh: Penyebab kuman: a. E.coli (04, 028, 055, 080, 0111, 0124, 0136 dan lain-lain) b. Shigella c. Salmonella, d. Vibrio cholerae e. Vibrio Haemolyticus f. Infeksi Stafilokokus g. Campylobacter h. Clostridium defficile i. Clostridium welchii j. Bacillus cereus k. Pseudomonas l. Proteus m. Klebsiella Penyebab Virus: a. Rotavirus b. Virus Norwalk c. Adeno virus d. Virus Asteroid e. ECHO virus (tipe 11, 14, 18) f. Virus Coxsackie Penyebab parasit : a. Entamoeba histolytika b. Giardia lamblia c. Ascaris lumbricoides d. Cacing cambuk e. Cacing pita f. Alkylostoma (cacing tambang) g. Plsmodium (jarang terjadi)
© 2004 Digitized by USU digital library
9
Penyebab jamur : Candida Albicans Penqambilan Bahan pemeriksaan Tinja diambil secara aseptik dengan menggunakan sendok plastik kecil lalu dimasukkan ke dalam wadah tertutup ulir yang kedap air (gambar). Sendok ini dipergunakan untuk memindahkan sedikit tinja secara aman kedalam wadah tersebut. Pada anak-anak kecil biasanya sulit untuk mengambil tinjanya, karena itu diambil dengan usap dubur ("rectal swab"). Jika pada suatu saat diperlukan biakan tinja sedangkan sedangkan pengiriman tinja ke laboratorium mikrobiologik tidak dapat segera dilakukan, perlu dipergunakan perbenihan transpor (air garam gliserol). Jika diduga penyebabnya ialah Vibrio cholerae lebih baik dipergunakan air pepton alkali. Pengolahan dun pembiakan lanjut Periksa dengan mata tanpa alat konsistensi tinja, adanya darah, nanah, lendir. Sediaan basah (dengan air garam faal atau yodium) dipakai untuk memeriksa telur cacing dan kista. Plasmodium juga dapat menyebabkan diare, sebab itu perlu diperiksa sediaan darah tepi untuk mencari adanya plasmodium. Untuk mencari E.coli patogen dan Stafilokokus aureus biakkanlah pada agar darah. Agar Mac. Conker atau perbenihan DCA dipergunakan untuk mencari Shigella dan Salmonella. Selain itu untuk Salmonella dapat dipakai kaldu Selenit F, lalu dipindah biakan pada agar Mac. Conker atau perbenihan DCA. Hanya melaporkan adanya E.coli tanpa menentukan serotipenya tidak cukup. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella tidak selalu merupakan flora normal usus, oleh sebab itu adanya kumankuman tersebut di dalam tinja mungkin abnormal, terutama jika berkaitan dengan diare. Biakan virus dari tinja merupakan pekerjaan yang menjemukan dan sulit dikerjakan pada laboratorium biasa, tetapi bila ada fasilitas mikroskop elektron, adanya Rotavirus dapat ditentukan dengan melihat adanya gambaran khas serupa roda pedati. Selanjutnya dapat kita teruskan dengan biakan darah untuk menentukan septikemia, reaksi widal untuk infeksi Salmonella, biakan gel hamster Cina atau assay pada lengkung ileum kelinci untuk jenis E.coli enterotoksigenik dan biakan untuk mencari Candida albicans. Jika mungkin dicari pula infeksi sistemik dan keadaan defisiensi imunologis. Untuk mendapatkan hasil yang book dalam pengasingan kuman patogen dari tinja, sebaiknya dipilih bagian tinja yang berlendir. Pembiakan bahan pemeriksaan dilakukan pada perbenihan selektif. Bahan pemeriksaan tinja sebaiknya dikirim ke laboratorium. Bila hal ini tidak mungkin terlaksana karena jarak jauh, maka untuk pemeriksaan dan pengasingan Salmonella, bahan dapat didinginkan tanpa mengurangi hasil pemeriksaan. Dapat pula bahan pemerikssaan tinja dimasukkan ke dalam perbenihan pengawet sebelum di kirim ke laboratorium. Perbenihan pengawet ada beberapa macam, tergantung pada kuman apa yang diduga terdapat di dalam tinja itu. Untuk pengiriman tinja dapat digunakan perbenihan Stuart, perbenihan Cary-Blair, maupun perbenihan air pepton lindi.
© 2004 Digitized by USU digital library
10
B. Tinja yang berasal karena keracunan makanan. Keracunan makanan umumnya disebabkan oleh : 1. Stafllokokus aureus 2. Clostridium botulinum Tosis 3. Salmonella typhimurium 4. Salmonella Enteritidis 5. Bacillus cereus 6. Clostridium welchii 7. Vibrio parahemolyticus Pengumpulan Bahan Pemeriksaan Tinja diambil secara aseptik dimasukkan ke dalam wadah steril. Jika terpaksa tertunda pengirimannya, tinja tersebut harus dimasukkan ke dalam larutan garam gliserol. Jika pengasingan kuman, penyebabnya dilakukan dari makanan, maka makanan di masukkan ke dalam larutan Ringer sampai membusuk, baru dibiakkan pada perbenihan seperti biasa. Untuk tiap-tiap kuman perlu dilakukan cara pemeriksaan sendiri-sendiri. Stafilokokus aureus Dibiakkan dari makanan atau dari tinja. Makanan direndam dalam larutan Ringer sampai membusuk, baru dibiakkan pada lempeng agar darah dan lempeng agar garam 10%. Eramkan pada suhu 37°C selama 24 jam, carilah koloni kilning emas yang memperlihatkan hemolisis beta dengan uji koagulasa.
Clostridium Botulinum Dapat ditemukan di dalam makanan dengan membuat sediaan yang diwarnai secara Gram. Adanya kuman batang Gram positif berspora perlu diperiksa lebih lanjut. Makanan tersangka di busukkan, dipusingkan dan di saring dengan kertas saling. Selanjutnya disuntikkan pada mencit dan marmot. Mencit ini akan menderita kelumpuhan pada usus bagian akhirnya dan sukar bernapas. Demikian pula marmot tersebut akan sukar bernapas, mengalami kelumpuhan otot-otot perut, banyak mengeluarkan ludah dan pembendungan pada alat-alat dalam. Lebih lanjut lagi dapat terjadi trombosis dan pendarahan yang terlihat pada otopsi. Untuk mengasingkan Clostridium botulinum, makanan dibusukkan pada air garam faal steril dan dipanaskan dahulu pada suhu 65°C sampai 80% selama 1/2jam untuk menghilangkan kuman tidak berspora. Meskipun demikian juga dilakukan pembiakan tanpa pemanasan terlebih dahulu supaya dapat menemukan spora strain tipe E yang mati oleh pemanasan. Biakan bahan tersebut pada perbenihan Wills dan Hobbs yang mengandung neomisin dan eramkan pada 32°C selama 24 jam secara anaerob. Clostridium botulinum diidentifikasikan berdasarkan uji biokimiawi seperti peragian glukosa, fruktosa dan maltosa dengan pembentukan asam dan gas. Cara lain yang sangat membantu ialah dengan cara antibodi fluoresensi. Sediaan dari makanan yang diperiksa dengan antibodi berlabel zat berfluoresensi, lalu diperiksa dengan mikroskop fluoresensi.
Salmonella. Tinja disebarkan diatas lempeng agar Mac.Conkey, DCA, agar bismut sulfat, selenit F clan kaldu tetrationat. Eramkan pada 37°C selama 24 jam, lalu pelajari koloni kuman yang tumbuh serta periksa sifat-sifat biokimiawinya dan teruskan dengan pemeriksaan serologis untuk memastikan jenis kuman ini. Untuk mengasingkan kuman dari makanan, ambillah 25 g makanan dan masukkan ke dalam dua botol steril bertutup ulir. Tambahkanlah 25 ml/larutan
© 2004 Digitized by USU digital library
11
Ringer 250% pada tiap botol. Eramkan pada 37°C selama dua jam dan tambahkan 50 ml kaldu selenit diperkaya dengan kepekatan ganda pada botol yang satu dan 50 ml kaldu tetrationat dengan kepekatan ganda pada botol yang lain. Eramkan pada 37°C selama 24 jam dan pindah biakkan dari tiap botol pada agar Mac Conker, DCA clan agar bismut sulfit. Jika biakan negatif ulangi pemindah biakkan sesudah dieramkan 3 hari, lalu sesudah 7 hari. Koloni yang tumbuh diambil dan diperiksa reaksi biokimiawinya dan dipastikan dengan reaksi serologis. Clostridium welchii Yang dibiakkan pada agar lempeng darah kuda menumbuhkan koloni tanpa hemolisis. Spora kuman ini sangat kebal terhadap pemanasan. Kuman ini menyebabkan keracunan makanan ringan. Tetapi ada kuman berspora yang tidak begitu tahan terhadap pemanasan juga dapat menyebabkan keracunan makanan. Spora dari jenis yang tahan panas dapat diasingkan dengan membiakkan tinja pada perbenihan daging rebus Robertson. Panaskanlah pada suhu 80 sampai 100°C selama 1 jam, lalu didinginkan dan dieramkan pada 37°C selama semalam. Pindah biakkan pada perbenihan Willis dan Hobbs lalu eramkan secara anaerob pada suhu 37°C selama 24 jam. Reaksi Naglernya positif pada pewarnaan Gram terlihat batang Gram positif dengan ujung persegi. Pengasingan jenis khas Clostridium welchii penyebab keracunan makanan dari bahan makanan sulit dilakukan sebab sporanya tidak banyak ditemukan. Makanan tersangka dibusukkan pada kaldu, dipindah biakkan pada perbenihan Willis dan Hobbs yang mengandung neomisin dan lempeng agar darah kuda. Eramkan perbenihan tadi pada suhu 37°C selama 24 Jam secara anaerob. Carilah kuman batang Gram positif yang berujung persegi, non hemolotik (pada darah kuda) dan reaksi Naglemya positif. Kuman berspora yang tahan pemanasan dapat diperlihatkan dengan menanamkan kuman tadi pada perbenihan Ellner. Identifikasi akhir dilakukan dengan cara aglutinasi gelas alas menggunakan suatu rangkaian anti serum aglutinin yang disiapkan untuk berbagai jenis Clostidirum welchii penyebab keracunan makanan. Vibrio parahemolyticus Juga menyebabkan keracunan makanan. Tinja penderita dibiakkan pada perbenihan agar empedu garam. Sesudah dieramkan pacta suhu 37°C selama 24 jam, koloninya diidentifikasikan dengan melihat sifat-sifat koloni dan reaksi biokimiawinya. Misalnya peragian glukosa, oksidasa positif, katalasa positif, VP negatif, ureasa negatif, lisin, orinitin, dekarboksilasa positif dan dehidrolasa arginin negatif. 10. Bahan Pemeriksaan Jaringan Bahan-bahan yang berasal dari biopsi atau operasi, sebaiknya dimasukkan ke dalam botol steril, tanpa menggunakan sesuatu bahan pengawet. Pemeriksaan patologi dan mikrobiologi dari jaringan harus dilakukan bersamaan dari jaringan yang berdekatan. Sebagian dari jaringan harus disimpan dilemari es, dalam larutan air garam faal, untuk dapat digunakan sewaktu-waktu diperlukan lagi. Jaringan yang akan dibiakkan harus digerus secara aseptik dengan menggunakan kaldu sebagai pelarut. Pada pemeriksaan mikrobiologi jaringan tubuh yang diambil pada waktu pembedahan atau bedah mayat harus dilakukan pembiakan untuk isolasi kuman tahan asam, brucella, jamur dan virus serta jasad renik patogen lainnya. Syarat pertama ialah bahan pemeriksaan harus cukup banyak. Yang mengambil bahan pemeriksaan sebaiknya ahli bedah atau ahli patologi pada waktu pembedahan berlangsung. Bahan pemeriksaan harus dimasukkan dalam botol steril, sebaiknya
© 2004 Digitized by USU digital library
12
botol dengan mulut lebar dan dengan sumbat sekrup (srew-cap), dapat pula digunakan kantong plastik steril. Bahan pemeriksaan dari ulkus harus mengandung bagian-bagian jaringan dari dasar ulkus dan pinggiran ulkus, bukan hanya cairan pada ulkus saja. Bahan pemeriksaan dari abses yang tertutup diambil dengan menggunakan jarum ukuran 15 dan alat suntik besar, untuk mendapatkan jaringan-jaringan dan sisa-sisa jaringan bersama nanah. Bahan dari abses harus diperiksa pula secara sediaan mikroskopik untuk melihat bentuk jasad renik yang menyebabkannya. Kadang-kadang dilaboratorium diterima pula bahan pemeriksaan yang telah kecemaran. Misalnya tonsil, jaringan bedah mayat dan sebagainya. Bahan-bahan yang demikian sebaiknya dicelupkan dalam air mendidih selama 5 sampai 10 detik untuk mengurangi jumlah kuman pada permukaannya (kuman-kuman asal kecemaran), kemudian potong-potonglah bahan pemeriksaan tersebut dengan alatalat steril untuk dapat melakukan pembiakan dari bagian tengah bahan pemeriksaan tersebut, yang tidak dipengaruhi pencelupan air mendidih tersebut. Jumlah jasad renik di dalam jaringan biasanya tidak banyak, terutama pada penyakit yang menahun, dan lagi pula tidak terbagi merata di dalam jaringan tersebut. Karena itu sebaiknya diambil beberapa bahan pemeriksaan bila keadaan mengizinkan. Mengingat bahan pemeriksaan dari hasil pembedahan dan bedah mayat biasanya hanya sekali saja diambil dan tidak ada pengambilan ulangan, maka sebaiknya sebagian bahan pemeriksaan harus disimpan dalam larutan garam faal di lemari es 4°C, atau dalam keadaan beku untuk pemeriksaan selanjutnya. Pada bedah mayat, bahan pemeriksaan yang dapat diambil untuk pembiakan bakteriologik ialah: Darah harus diambil dalam waktu 18 jam setelah meninggal dunia, melalui atrium atau ventrikel jantung dengan menggunakan alat suntik steril dan jarum ukuran 14 atau 15. Darah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam perbenihan kaldu atau tioglokolat, sama seperti bahan pemeriksaan darah biasa. Jaringan-jaringan badan atau usapan dari daerah yang terkena infeksi. Jaringanjaringan badan harus dipotong-potong dan digerus sampai halus sekali menyerupai bubur saling, baru dapat ditanam pada perbenihan-perbenihan isolasi, setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sediaan mikroskopik dengan cara pewarnaan Gram untuk dapat menentukan jenis perbenihan isolasi yang akan dipakai. Bila tersangka ada endokarditis karena kuman maka diambil sebagian dari daerah yang terkena infeksi, digerus sampai halus dan dibuatkan sediaan mikroskopik dengan pewarnaan Gram. Juga dilakukan pembiakan pada lempeng agar darah dan lempeng agar coklat serta perbenihan cair tioglikolat. Lempeng agar tersebut dieram pacta 37°C selama 48 jam di dalam sungkup lilin. Bila pengambilan bahan pemeriksaan sudah lebih dari 4 setelah meninggalnya orang tersebut, gunakanlah juga lempeng agar darah feniletilalkohol, karena pada perbenihan ini Sreptokokus Gram positif dapat tumbuh tanpa terdesak oleh spesies Proteus atau kuman Gram negatif lainnya. Kalau perlu dapat dilakukan pembiakan lanjutan dari perbenihan tioglikolat pada perbenihan-perbenihan lain secara anaerob. Perlu pula diusahakan pengambilan bahan pemeriksaan bedah mayat untuk isolasi virus. Terutama pacta kasus-kasus fatal penyakit susunan saraf pusat rang tersangka disebabkan oleh virus. Untuk itu otak diangkat secara aseptik clan dimasukkan lemari es 4°C tetapi tidak dibekukan. Juga diambil segmen dari kolom desendens dan lain-lain jaringan yang dianggap perlu, dimana jaringan-jaringan ini dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan steril clan ditaruh di dalam lemari es 4°C. Juga perlu diambil bahan pemeriksaan darah dari jantung, pisahkan serumnya dan masukkan dalam lemari es 4°C. Pada kasus-kasus fatal penyakit paru, ambillah jaringan paru dan usapan trakheabronkial dan masukkanlah ke dalam lemari es 4°C. Juga perlu diambil bahan pemeriksaan darah pada kasus-kasus demikian.
© 2004 Digitized by USU digital library
13
11. Bahan Pemeriksaan dari luka infeksi Pada infeksi luka biasanya etiologynya disebabkan oleh : Aerob : 1. Stafilokokus aureus 2. Streptokokus hemolytikus 3. Proteus 4. Pseudomonas 5. Kuman koliform Anaerob: 1. Streptokokus 2. Bacteroides
tidak berspora
Clostridium welchii Clostridium tetani
berspora
Clostridium septicum Clostridium epidematious Jamur 1. Candida 2. Aspergillus Sumber infeksi mungkin eksogen (dari lingkungan) atau endogen (kuman komensal dalam tubuh). Luka yang terbuka mungkin terinfeksi oleh beberapa organisme, tetapi luka tertutup yang tidak berlubang biasanya terinfeksi oleh satu jenis organisme saja, misalnya Stafilokokus aureus, Streptokokus hemolyticus dan seterusnya. Pengambilan bahan : Bahan pemeriksaan dapat ditampung secara aseptik dalam wadah yang steril. Bahan pemeriksaan berupa nanah lebih baik daripada kapas usap. Jika ada keropeng diatas luka , kupaslah keropeng itu, lalu tempelkan kapas usap pada luka tadi. Jika acta abses, sedotlah dengan semperit steril, Jika diambil dengan kapas usap, ambillah dua buah sekaligus, satu untuk sediaan dan satu untuk biakan. Bahan pemeriksaan dikirim ke laboratorium. Mula-mula bahan ini diperiksa secara makroskopik terutama untuk melihat adanya warna biru kehijauan (Pseudomonas) dan adanya gas ( Clostridium, Klesiella dan E.coli). Sediaan diwarnai secara Gram untuk melihat kumannya Gram positif atau Gram negatif. Pewarnaan Gram juga memberikan keterangan apakah kuman tersebut berupa kokus atau batang. Jika kokus Gram positif tersusun bergerombol disebut Stafilokokus, jika berupa rantai disebut Streptokokus. Kuman batang Gram positif (berspora) mungkin Clostridium tetani atau Clostridium welchii, kuman Gram negatif mungkin Pseudomonas, Proteus, Klebsiella, E.coli dan lain-lain.
© 2004 Digitized by USU digital library
14
Bahan pemeriksaan dibiakkan pada lempeng agar darah (secara aerob dan anaerob) dan perbenihan daging rebus Robertson (biakan anaerob). Bahan aerob dapat dibiakkan pada lempeng agar darah atau perbenihan Mac.Conkey. Koloni yang tumbuh diperiksa secara makroskopik dan mikroskopik : 1. Stafilokokus aureus menunjukkan koloni berpigmen kuning emas, hemolitik tipe beta di sekitar koloni serta reaksi katalase dan koagulasanya positif. 2. Streptokokus hemolyticus, mempunyai koloni halus, hemolisis beta, katalasanya negatif, 99% termasuk kelompok A.Lancefield. 3. Koloni Pseudomonas bewarna hijau kebiruan. Reaksi oksidasanya positif dan menggunakan glukosa untuk oksadasinya (perbenihan Hugh Leifson). 4. Koloni Proteus menunjukkan sifat khas menyebar, Uji PPA dan urease positif. Identifikasi spesies didasarkan atas pembentukan H2S1, Indol dan sitrat. 5. Kuman koliform berbentuk dadu pada agar Mac.Conkey (peragi laktosa). Identifikasi spesies didasarkan atas reaksi biokimiawi (uji IMViC). Pada pembiakan anaerob, pembiakan segera dikerjakan pada perbenihan daging rebus Robertson atau perbenihan tioglikolat dan lempeng agar darah, Jika pembiakan harus tertunda, dapat digunakan perbenihan transport Stuart. 1. Clostridium welchii diidentifikasi berdasarkan sifat-sifat morfologi, adanya simpai dan reaksi biokimiawi (pembekuan berbusa pada susu lakmus, reaksi Nagler positif clan aktivitas sakarolitik kuat). 2. Clostridium tetani menunjukkan sifat khas yaitu bentuknya seperti pemukul genderang. Disini perlu dibuktikan adanya pembentukan toksin dan netralisasi oleh zat antitoksin yang khas. Pembuktian adanya Clostridium tetani saja tidak begitu penting sebab sering terdapat sebagai pencemar luka yang saprofit. 12. Bahan Pemeriksaan Usap Tenggorok Komensal yang ada ialah Stafilokokus albus, Streptokokus viridans, Streptokokus anhemolyticus, Difteroid, Lactobacillus, Neisseria nonpatogen. Sedangkan kuman yang patogen ialah Stafilokokus aureus, Streptokokus hemolyticus, Difteriae, H.influezae, Borrelia Vincenti, Bordetella pertussis dan lainlain. Usap tenggorok diambil dengan mulut penderita terbuka lebar dan lidah ditekan dengan batang penekan lidah. Harus diusahakan agar hanya mengambil bahan dari selaput lendir kerongkongan. Meskipun tidak segera memberikan informasi yang diperlukan, tetapi sering positif untuk H.influenzae dan harus dikerjakan karena merupakan cara yang terbaik untuk memastikan diagnosis. Jika ada selaput, terutama jika diduga menderita difteria, bagian selaput ini harus dibuang terlebih dahulu. Pemeriksaan awal dilakukan dengan pewarnaan Gram, sediaan yang diwarnai dengan karbol fuksin encer untuk Borrelia vincenti dan pewamaan Albert untuk kuman difteri. Perbenihan yang dipergunakan ialah agar darah, serum Loeffler dan agar darah telurit (difteri), agar coklat (H.influenzae dan Neisseria meningitidis), perbenihan Bordet Gengou untuk Bordetella pertussis. 3. PENGIRlMAN BABAN PEMERlKSAAN Makin cepat bahan pemeriksaan tiba di laboratorium makin baik hasil pemeriksaannya. Bila diperlukan waktu lama dalam pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium, maka haruslah bahan pemeriksaan tersebut didinginkan atau dimasukkan ke dalam suatu perbenihan pengawet. Ada kuman yang tiak dapat didinginkan karena akan mati, seperti Niesseria meningitidis. Ada pula jasad renik, seperti kuman-kuman anerob, yang akan mati
© 2004 Digitized by USU digital library
15
bila berkontak dengan oksigen. Sebaliknya streptokokus hemolotik pada pengusap dakron kering dalam kantong plastik dapat tahan 2 sampai 3 hari. Perbenihan pengawet sebaiknya digunakan bila jarak antara penderita dan laboratorium cukup jauh. Perbenihan pengawet yang dapat digunakan ialah perbenihan Stuar atau perbenihan Cary-Blair atau perbenihan air pepton lindi. Untuk pengiriman virus sebaiknya bahan pemeriksaan dibekukan dengan menggunakan "dry ice" Pengiriman cairan sebaiknya dalam botol "screw-cap" dan dibungkus berlapis-lapis untuk mencegah kerusakan. Suatu cara pengiriman bahan pemeriksaan virus tanpa menggunakan "dry ice" dan tanpa "freeze drying" telah ditemukan oleh GAN dan kawan-kawan dalam tahun 1969. Bahan yang dikrim adalah bahan yang mengandung virus influenza dan caranya ialah sebagai berikut: Bahan cairan alantoik yang mengandung virus influenza serta penisilin 100 ug dan streptomisi 100 ug per ml dimasukkan dalam tabung-tabung presipitasi steril. Tabung-tabung tersebut ditutup dengan parafin, sehingga tidak bocor dan dapat dikirim ke laboratorium virologik. Tabung-tabung tersebut tidak boleh terkena sinar matahari langsung dan dapat disimpan pada suhu kamar (26° sampai 300°C). Pengiriman bahan pemeriksaan harus selalu disertai keterangan-keterangan secukupnya seperti yang telah disebut sebelumnya. KESIMPULAN Pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan haus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan mempunyai pengetahuan dasar tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi pengambilan bahan pemeriksaan mikrobilogik serta akibat-akibat yang dapat timbul bila tidak dilakukan menurut aturan sebenarnya. Dalam hal ini penting sekali kerja sama antara dokter, perawat dan ahli laboratorium, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikrobiologik yang dapat dipercaya. Dalam pengiriman bahan pemeriksaan hal-hal yang harus diperhatikan adalah: Makin cepat bahan pemeriksaan sampai di laboratorium hasil pemeriksaannya akan makin baik. Bila pengiriman bahan pemeriksaan lama maka bahan pemeriksaan tersebut didinginkan atau dimasukkan ke dalam suatu perbenihan pengawet (media transport) dengan memperhatikan syarat berikut : (1).kuman tersangka mampu tumbu tumbuh dalam media tersebut, (2) Kumar lain tidak akan tumbuh berlebihan. Hal ini disebabkan karena ada kuman yang tidak dapat didinginkan karena akan mati, seperti neis
DAFTAR PUSTAKA Bailey, W.R. and SCOIT, E.G., Diagnostic Microbiology, Third.Ed., Yung Mei Publishing., Taipei 1970. Blair, J.E., Lennette, E.H. and Truant, j.P., Manual of Clinical Microbiology, Williams and Wilkins Co., Baltimore, 1970. Burdon, K.L., Textbook of Microbiology, 4th Edition, The Mac Millan Co., New York 1958
© 2004 Digitized by USU digital library
16
Gerard Bonang, Enggar S Koeswardono, Microbiologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan Klinik. PT Gramedia 1982 Gan, K.L., Gani, K.S., and Suharto, A new and simple method for sending non-freeze dried influenzae isolates by mail without refrigeration, American review of Respiratory desease, Volume 101, 1970. Gupte S, Microbilogy Dasar, Edisi ketiga , Binarupa Aksara 1990 Jawet, Melnick & Adelberg : Microbiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC,1996. Salle, A.J., Fundation Principles of Bacteriology, fifth edition, Mc Graw-HillBook Company Inc., New York, 1961
© 2004 Digitized by USU digital library
17