1
CARING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN Kategori Caring Berdasarkan Budaya
Naskah Publikasi Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : GALIH PRIAMBODO 20121050045
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014
2
3
1
CARING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN Kategori Caring Berdasarkan Budaya
ABSTRACT Caring is the central focus or core of nursing. Level of caring as an evaluation of health services in this era. Caring is an emerging concept of self or individual personality, because as another concept that is formed on the basis of social interaction. The concept of having one's behavior is a cross-cultural variation is influenced by the culture in which he lives. The statement above is the background of researchers studied, caring nurses categories based culture. Exploratory research design was used, the sample using purposive sampling with 7 patients in hospitals PKU Muhammadiyah Bantul. Retrieval of data using indepth interviews with semi tersektruktur question. Discussions with experts, caring based culture. The results of the interview showed caring categories according to the patient are: Attitude, Basic human needs, Spiritual, Information, Motivation, Communication Skills, Relationship Mutual Trust, Expression. The results of discussions with experts according to the patient's nursing category caring influenced by eastern culture. The conclusion of this study states that nurses caring category in accordance with the eastern culture. The statement shows a nurse caring influenced by, where the nurses lived Keywords: Caring, Culture. Exploratory research, Nurse.
dengan A Theory of Caring, Boykin dan
A. PENDAHULUAN Caring adalah pusat fokus atau inti dari keperawatan.3 Banyak teori dan makna dari caring mulai dari grand theory, middle range theory,
Schoenhofer
dengan
Nursing
As
Caring.4 Newhouse et al.,
5
dalam sebuah
sampai
Systematic Review Advanced Practice
practice theory seperti yang disampaikan
Nurse Outcomes 1990-2008 menyatakan
Watson tentang Human care, Swanson
bahwa kepuasan pasien merupakan high
2
6
evidence grade, selanjutnya
dalam
Peneliti
melakukan
wawancara
“Patient
dengan 5 perawat yang bekerja di rumah
Care”
sakit yang berbeda dan mengemukakan
memberikan kesimpulan bahwa untuk
bahwa belum ada alat ukur caring
mendapatkan kepuasan pasien hal yang
perawat untuk menilai seberapa besar
paling terpenting adalah perilaku caring.
tingkat caring perawat, alat ukur caring
Pernyataan tersebut menjadikan caring
perawat sangat penting karena dapat
perawat
menilai hasil dari sistem pelayanan
sebuah
meta
Satisfaction
synthesis
With
Nursing
merupakan
bagian
dari
kepuasan pasien yang digunakan sebagai evaluasi
dari
sistem
pelayanan
kesehatan.
kesehatan. Peneliti tertarik untuk menyusun alat ukur caring perawat berdasarkan
Caring sebagai evaluasi pelayanan
perspektif
pasien
karena
di
kesehatan merupakan trend di era ini,
latarbelakangi dari fenomena diatas,
karena gelombang pemasaran pelayanan
caring
kesehatan sekarang sudah berubah dari
kesehatan dan belum ada alat ukur
era service excellence yang berbasis
caring
pada standar operasional prosedur atau
fenomena diatas
juga standar pelayanan minimal bergeser
dalam praktek keperawatan profesional
ke
caring dapat digunakan sebagai terapi
era
care
with
character
yang
menjadikan nilai – nilai caring sebagai prinsip
dalam
pelayanan
kesehatan.
Caring seorang tenaga medis sangat perlu dilakukan penilaian.
sebagai
evaluasi
berdasarkan
penyembuhan.
7
pelayanan
budaya.
Selain
menyatakan bahwa
3
Caring adalah sebuah kata
B. TINJAUAN PUSTAKA yang
1. Caring Caring
merupakan
bahasa
multi
makna
implementasi.
dan
Banyak
multi
penelitian
Inggris, pengertian caring menurut
yang mengartikan caring, sehingga
bahasa
Indonesia
Menurut
kamus
Indonesia
peduli
mengindahkan,
adalah
peduli.
seseorang yang kurang mengetahui
besar
bahasa
konsep
adalah
caring
akan
sikap
masalah dalam mengartikan caring
menghiraukan,
bahkan untuk berperilaku caring.
memprihatikan sesuatu yg terjadi
Morse
kepada orang lain. Caring dalam
pendekatan
keperawatan seperti yang dijelaskan
mengidentifikasi
Swanson
8
mengalami
menjelaskan
Caring
et
al.,
9
melakukan
penelitian
untuk dan
mengklasifikasikan
perspektif
didefinisikan sebagai sebuah cara
teoritis caring. Hasil penelitian yaitu
untuk menghubungkan nilai – nilai
membagi caring dalam 5 konsep
lain berdasarkan perasaan seseorang
utama yaitu : caring sebagai sifat
yang berkomitmen dan tanggung
manusia, caring sebagai ideal moral,
jawab “a nurturing way of relating to
caring sebagai afek, caring sebagai
a valued other toward whom one
interaksi interpersonal, dan caring
feels a personal sense of commitment
sebagai intervensi.
and responsibility”. Kata kunci dari
Fokus intervensi keperawatan
definisi tersebut adalah memberikan
yang
asuhan keperawatan yang bernilai
manusia ditujukan pada promosi
kepada klien dengan penuh rasa
kesehatan
komitmen dan tanggung jawab.
terkait
dengan
dan
perawatan
penyembuhan
4
penyakit.10
factor carative, yang
meliputi 10 faktor yaitu:
proses belajar mengajar yang
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.
(harapan
dan
keyakinan)
sensisitifitas kepada diri sendiri dan orang lain.
membantu dan saling percaya (a relationship
or
human care). e. Meningkatkan menerima
(proses menyelesaikan pengambilan
melindungi
(protektif)
dan
keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual. pemenuhan
kebutuhan dasar manusia j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial-phenomenologicspiritual.
dan
saling
2. Pengaruh Budaya
pengungkapan
ekspresi perasaan baik f. Menggunakan
(suportif),
i. Membantu
d. Membina hubungan yang bersifat
trust
mendukung
meningkatkan atau memperbaiki
c. Pengembangan dan menanamkan
helping
bersifat transpersonal. h. Menciptakan lingkungan yang
b. Penanaman (melalui pendidikan) faith-Hope
g. Meningkatkan dan memfasilitasi
Caring konsep
metode
yang
merupakan muncul
suatu
dari
diri
ilmiah
maupun kepribadian individu, karena
dan
seperti konsep lain yaitu dibentuk
dan
berdasarkan interaksi sosial, menurut
caring) masalah
keputusan
(pemecahan masalah kreatif).
Kagitcibasi kemungkinan
dan konsep
Berry
2
tersebut
mempunyai variasi lintas budaya sedangkan kita ketahui bahwa dalam
5
asuhan keperawatan, perawat selalu berinteraksi
dengan
artinya
bahwa
perawat
dapat
klien,
caring
yang
seorang
dipengaruhi
oleh
budaya.
C. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian Exploratory penelitian
Mengenai budaya Indonesia
ini
menggunakan
design. ini
digunakan
untuk
mendapatkan makna caring dari
menurut Prof.Kuntjoroningrat salah
perspektif pasien.
satu sikap mental yang dimiliki
2. Variabel Penelitian
bangsa Indonesia adalah tonggak-
Desain
a. Variabel Utama
tonggak budaya Timur yang tetap
Variabel utama dalam penelitian
hidup dalam masyarakat Indonesia.
ini adalah caring perawat dalam
Tonggak-tonggak
asuhan keperawatan.
kebudayaan
budaya Timur antara lain nilai-nilai
b. Sub Variabel
Pancasila yang telah diangkat oleh
Sub Variabel dalam penelitian ini
Bung
adalah
Karno
dari
kebudayaan
Nusantara. Inti dari Pancasila adalah gotong royong. Di dalam nilai-nilai gotong
royong
tersebut
telah
kategori
caring
berdasarkan budaya. 3. Populasi, Sampel, teknik, dan instrumen penelitian
terintegrasikan nilai-nilai demokratis,
Populasi dalam penelitian ini
toleransi, penghargaan terhadap hak
adalah pasien rawat inap di RS PKU
asasi
Muhammadiyah
manusia,
dan
kepada Maha Pencipta. 11
pengakuan
Bantul.
Jumlah
sampel sebanyak 7 pasien dan diseleksi
menggunakan
Purposif
sampling dengan batasan data yang
6
diperoleh jenuh. Kriteria inklusi
semiterstruktur dengan pasien untuk
sampel adalah pasien yang sudah
mengetahui pengertian caring dan
mendapat perawatan lebih dari 2
bagaimana
hari, berumur 20-40 tahun, pasien
pendangan pasien.
yang komunikatif. Instrumen yang
caring
Pengolahan
data
pada
digunakan dalam penelitian antara
penelitian
lain :
mengorganisasikan semua data atau
a. Perekam
suara,
berfungsi
untuk
merekam
gambaran
ini
menurut
menyeluruh
dengan
tentang
semua
fenomena pengalaman yang telah di
percakapan atau pembicaraan.
kumpulkan dengan cara reduksi
b. Kamera,
untuk
memotret
data. Data yang diperoleh dari
saat
sedang
lapangan jumlahnya cukup banyak,
pembicaraan
untuk itu maka perlu dicatat secara
peneliti melakukan dengan
informan/
sumber
data. c. Draft
merangkum, memilih hal-hal yang panduan
wawancara
semistruktur 4. Prosedur
Pengumpulan
dan
adalah medisplaykan data, dengan mendisplaykan
Pengumpulan data kategori perawat
pokok, mefokuskan pada hal-hal yang penting. Langkah selanjutnya
Analisis Data
caring
teliti dan rinci. Mereduksi berarti
dengan
data,
maka
memudahkan untuk memahami apa
metode
yang terjadi untuk merencanakan
kualitatif menggunakan wawancara
kerja selanjutnya berdasarkan apa
mendalam (indepth interview)
12
menggunakan panduan wawancara
yang
telah
dipahami.
Langkah
ketiga dalam analisia data kualitatif
7
adalah penarikan kesimpulan dan
wawancara
verifikasi
menurut
dan
dikategorikan untuk bahan diskusi
Huberman.
13
Semua proses diatas
dengan ahli keperawatan terkait
Miles
peneliti
menggunakan
bantuan
softwere
NVivo 9.0.204.0. Data Sikap menurut hasil wawancara
Penelitian dianalisis menggunakan interpretasi
menggunakan
bantuan
kemudian
caring perawat berdasarkan budaya.
D. HASIL PENELITIAN
metode
tersebut
data
dengan
komputerisasi
dengan pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah memberi
Bantul
salam,
:
memperkenalkan
software pengelolaan data kualitatif.
diri,
Kategori tema didapatkan berdasarkan
setiap
jawaban partisipan terhadap pertanyaan
memanggil pasien dan menyebutkan
wawancara semi tersektruktur.
nama.
Penelitian ini menghasilkan 9
meminta
yaitu
akan
persetujuan melakukan
Pernyataan penelitian
atau pandangan pasien terhadap caring
wawancara
pada
perawat dalam asuhan keperawatan.
Pernyataan
tersebut
Kategori
partisipan sebagai berikut :
tema
tersebut
diuraikan
berdasarkan tujuan khusus penelitian, sebagai berikut :
ini
tindakan,
salam
kategori tema yang menjelaskan persepsi
di
pasien
dalam
dapatkan 2
pasien
dari .
diungkapkan
“…iya mengucapkan.. salam, biasanya waktu masuk ruangan, yaa karena rumah sakit ini rumah sakit islam. Sepatutnya seperti itu…” (P2)
1. Sikap menurut persepsi pasien terhadap caring perawat dalam asuhan keperawatan.
“…selalu mengucapkan salam ketika masuk ama pamitan mas…”(P7) Pernyataan memperkenalkan diri dalam penelitian ini di dapatkan dari
2
wawancara tersebut
dengan
pasien.
diungkapkan
Hal
partisipan
sebagai berikut : ”… yaa, kalau saya itu, ee yaa pertama itu mestinya kita perkenalan dulu biar tahu namanya dan saling kenal, kalau udah kenal kan enak manggilnya…”(P3)
Pernyataan
tersebut
diungkapkan
partisipan sebagai berikut : “…iya asli betul, itu mau tidur malam aja , perawatnya mau melakukan tindakan perawatnya ya sopan.. permisi gitu,,, minta ijin dulu, maaf mengganggu sebentar gitu…” (P5) 2. Pemenuhan
kebutuhan
dasar
Pernyataan menyebutkan nama
manusia menurut persepsi pasien
dalam penelitian ini di dapatkan dari
terhadap caring perawat dalam
wawanancara
asuhan keperawatan.
Pernyataan
pada tersebut
3
pasien.
diungkapkan
Pernyataan
pemenuhan
partisipan sebagai berikut :
kebutuhan
dasar
“…ya sikap perawat saat mau melakukan tindakan ada beberapa perawat memanggil nama saya dan beberapa perawat tidak, seharusnya ya di panggil namanya mbak o atau gimana gitu…”(P1)
penelitian
ini
“…mestinya kalau apa itu tau namanya ya menyebutkan namanya seharusnya ya pak R... berarti kalau seperti itu perawatnya tidak tahu namanya…”(P4)
“…ya kalau keluarga tidak ada saya minta bantuan pada perawatnya… seperti kalau pingin buang air kecil. Kalau makan minum saya masih bisa sendiri…” (P1)
“…iyaa… memang itu…”(P6)
panggil nama saya, seharusnya seperti
Pernyataan meminta ijin dalam penelitian
ini
wawanancara
di
dapatkan
dengan
dari
pasien.
wawanancara Pernyataan
manusia
di
dapatkan
dengan tersebut
dalam dari
pasien.
diungkapkan
partisipan sebagai berikut :
“…seharusnya iya mas,, perawat membantu mandi,, kalau yang lain saya bias…” (P2) ”…iya,, seharusnya pekerjaan perawat membantu pasien, tapi saya masih bisa dibantu keluarga kecuali yang udah sakitnya parah itu perawat harus membantu semua kebutuhan pasiennya…” (P3)
3
“…ya kalau saya ada keluarga disini ya tidak minta bantuan.. penting ada yang damping saya disini ya istri saya dan anak saya yang membantu makan dan ke toilet. Kalau gak ada ya seharusnya perawat yang membantu…” (P5)
”… seharusnya di bimbing untuk doa ya…”(P4) “…iya mengingatkan juga waktu adzan…”(P5)
“…kalau gak ada keluarga ya harus membantu kebutuhan pasien…”(P6)
“…kalau perawatnya belum pernah, tapi yang khusus itu bagian rohani itu pernah…” (P6)
“…ya kalau tidak ada keluarga perawat ya membantu pasien…”(P7)
“…sudah cukup baik,, mungkin arah kiblat yang blm…”(P7)
3. Spiritual menurut persepsi pasien
4. Informasi menurut persepsi pasien
terhadap caring perawat dalam
terhadap caring perawat dalam
asuhan keperawatan.
asuhan keperawatan.
Pernyataan
Pemenuhan
Pernyataan pemberian informasi
kebutuhan spiritual dalam penelitian
dalam penelitian ini di dapatkan dari
ini di dapatkan dari wawanancara
wawanancara
dengan pasien. Pernyataan tersebut
Pernyataan
diungkapkan
partisipan sebagai berikut :
partisipan
sebagai
berikut : “…kalau dari perawatnya belum pernah,,tapi ada petugas yang kasih doa… ya untuk arah kiblat tdk ada tuliasan arahnya kalau bisa di tulisi tiap kamarnya…” (P1) “… iya.. diingatkan waktu sholat…” (P2) “…itu pendapat saya loo , pendapat pribadi saya.. harusnya mengingatkan misalnya sudah bisa berdoa belum pak, nanti dibimbing,, karena makanan yang masuk dalam perut kan harus yang baik ya gituu.. hahahaha…” (P3)
dengan tersebut
pasien.
diungkapkan
“…seharusnya prosedur dulu, mau dilakukan tindakan apa,,tujuannya apa…”(P1) “…kalau kemarin sich ada temen dan keluarga yang ke rumah sakit dan di kasih tau apa saja pengobatannya…”(P2) “…ya di kasih tahu informasi yang lengkap…”(P3) “…ya dijelaskan detail sebelum melakukan tindakan…”(P4) “…iya, segala sesuatu sudah di informasikan di kamar operasi dan
4
petugas disini.. ya alhamdulilah baik semua…”(P5) “…ada , salah satu perawat menjelaskan ruangan ini…”(P6) “…iya memberi penjelasan dengan jelas prosedur tindakan…”(P7)
“…ya ada motivasi cepat sembuh , memberi semangat…”(P6) “…baik mas, biar pasien cepat sembuh kalau di kasih motivasi terus…”(P7) 6. Komunikasi
menurut
persepsi
5. Motivasi menurut persepsi pasien pasien terhadap caring perawat terhadap caring perawat dalam dalam asuhan keperawatan. asuhan keperawatan. Pernyataan komunikasi dalam Pernyataan pemberian motivasi penelitian
ini
di
dapatkan
dari
dalam penelitian ini di dapatkan dari wawanancara wawanancara
dengan
Pernyataan Pernyataan
tersebut
dengan
pasien.
pasien. tersebut
diungkapkan
diungkapkan partisipan sebagai berikut :
partisipan sebagai berikut : “…ya ada beberpa perawat yang seperti itu memberi dukungan untuk makan banyak, ada yang cuma tanya udah makan belum gitu…”(P1) “…ya ada yang gitu.. memberi pujian kalau makannya habis banyak…” (P2) “…oh iya,, ama mbaknya perawat kalau makannya habis di kasih pujian,, bagus pak biar cpt sembuh makan banyak gitu…”(P3) “…ya ada motivasi sembuh gitu…”(P4)
biar
cepat
“…ya itu lah , biasanya memberi spirit untuk kita itu serta memberi penjelasan kepada kita apa itu larangan makan atau apa, kan itu ada penyampaian dari perawat…”(P5)
“…berbicara dengan lirih tapi jelas, gak usah dengan keras – keras ya jelas to mas kalau bicara ya pandangan ke saya.…”(P1) “…dengan halus.. yang penting paham mas…”(P3) “…ya agak lembut,, tapi jelas…”(P4) “…ya rata-rata perawat disini lembut jika bicara, kalau keras-keras nanti ya takut, hheee…”(P5) “…ya pelan-pelan suaranya asal jelas…”(P6) “…tidak,, suaranya pelan,, tapi jelas, iya pandangan menghadap ke saya…”(P7)
5
7. Ketrampilan
menurut
persepsi
seharusnya cepat maksimal 5 menit langsung ditangani…”(P1)
pasien terhadap caring perawat “…iya mas sudah baik dilihat dari cara menangani menggunakan alat…”(P2)
dalam asuhan keperawatan. Pernyataan ketrampilan dalam penelitian
ini
wawanancara Pernyataan
di
dapatkan
dengan tersebut
dari
“…ow iyaa,, setiap saya bel itu ya langsung..langsung datang kesini menanyakan ada apa…”(P3)
pasien.
diungkapkan
partisipan sebagai berikut : “…iya di ajari nafas dalam, misalkan kalau nyeri-nyeri ambil nafas lewat
“…ya kalau saya pusing, maksud saya cepat –cepat ditangani / dikasih obat untuk menangani pusingnya,,,”(P4) 8. Hubungan saling percaya menurut persepsi pasien terhadap caring
hidung buang lewat mulut,, kalau obat
belum
habis
pengobatan
biasanya diajari itu…”(P5)
satu
tentang
ketrampilan perawat yang banyak dibicarakan
antara
lain
cepat
tanggapnya perawat dalam menangani suatu masalah. Pernyataan tersebut diungkapkan
partisipan
dalam
asuhan
keperawatan.
“…iya ,, ada perawat yang menyuruh nafas dalam untuk mengurangi nyeri…”(P7) Salah
perawat
sebagai
berikut : “…ya agak lama juga sich.. mungkin perawatnya lagi cari dokter atau gimana gitu,, ya tergantung berat ringannya,, klu sakitnya berat biasanya perawat cari dokter dulu.ya
Hubungan saling percaya dalam penelitian
ini
wawancara
dapat
dilihat
dengan
dari
partisipan
memunculkan kesan perawat yang baik.
Pernyataan
diungkapkan
tersebut
partisipan
sebagai
berikut : “…iya
perawatnya
baik
–
baik
mas…”(P2) “…iya disini perawatannya udah bagus semua…”(P5)
6
“…kalau di penanganan di rumah sakit ini boleh dikatakan 99% baik…”(P3) 9. Ekspresi menurut persepsi pasien
responden mempunyai persepsi yang sama terhadap penilaian caring perawat terhadap
klien.
Peneliti
akan
terhadap caring perawat dalam
menganalisa satu persatu Node yang
asuhan keperawatan.
berhubungan dengan caring perawat
Pernyataan
tentang
ekspresi
dalam penelitian ini di dapatkan dari wawanancara Pernyataan
dengan tersebut
pasien.
diungkapkan
yaitu sebagai berikut : 1) Node
sikap,
sikap
merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek
partisipan sebagai berikut :
tertentu,
“…ya harus ramah selalu tersenyum, kalau mrengutkan pasien gak enak melihatnya…”(P1)
apabila
“…ya ramah- ramah, sering senyum, apalagi perawatnya yang cantik heeee…”(P2)
respon. 14
“…ya , senyum.. senang saya disini, perawatnya baik-baik…” (P5)
merupakan
dengan
dihadapkan
cara-cara
pada
suatu
stimulus yang menghendaki adanya
Mengucapkan salam sudah budaya
kita.
Mengucapkan salam dalam agama “…ya perawatnya kan ganti-ganti.. ada yang senyum ada yang tidak gitu heeeee seharusnya ya senyum dihadapan pasien…”(P6)
Islam memiliki arti memberi doa
“…ya tersenyum perawatnya mas, biar pasien juga senang…”(P7)
keselamatan, rahmat dan barokah
kepada yang di beri salam semoga
Allah menyertai kamu sekalian. E. PEMBAHASAN Memperkenalkan diri bukan saja Responden berjumlah 7 orang terdapat di budaya kita akan tetapi karena peneliti sudah mendapatkan data hal tersebut sudah menjadi sikap jenuh terkait pertanyaan – pertanyaan yang diberikan dengan hasil semua
7
seseorang saat pertama bertemu
tersebut banyak mengambil kategori
dimana pun berada.
sikap dalam item – item pertanyaan.
Sikap dengan caring perawat
Pertanyaan
sikap
anatara
lain
tidak bisa dilepaskan satu sama lain
tentang merawat dengan kalem,
yang
perawat
menghormati pasien, sering datang
mempunyai sikap caring karena
ke ruangan untuk mengecek kondisi
perawat
pasien.
artinya
bahwa
dekat
dengan
pasien
sehingga terjadi hubungan personal
Sikap
seorang
perawat
perawat dengan pasien, sebagai
belakangan ini
contoh yaitu cara perawat merawat
publik seperti yang dijelaskan oleh
pasien dibangsal, hal seperti itu
26
merupakan
“The right attitude” yaitu kritik
bentuk
dari
sikap
perawat. 15
menjadi
sorotan
pada penelitiannya dengan judul
langsung kepada perawat adalah
Sikap
perawat
dalam
tentang
sikapnya.
Pernyataan
merawat pasien yaitu dengan ramah
tersebut memberi gambaran akan
tamah hal ini selaras dengan budaya
pentingnya perilaku perawat dalam
timur
16
bangsa Indonesia dikenal
sebagai budaya ramah tamah. Sikap
menjalankan
asuhan
keperawatannya.
perawat seperti inilah yang harus 2) Node kebutuhan dasar manusia,
tetap dilestarikan.
juga
Temuan kategori sikap ini
analisa peneliti adalah bahwa setiap
didapatkan
makhluk
behaviors
pada
assessment
Cronin & Harrison
tool 1
caring oleh
alat ukur
kebutuhan,
hidup tidak
manusia.Kegagalan
mempunyai terkecuali pemenuhan
8
kebutuhan kondisi
dasar yang
sehingga
menimbulkan
tidak
seimbang,
diperlukan
terhadap
pemenuhan
bantuan kebutuhan
masalah. Perilaku ini juga terlihat dari interaksi perawat dan pasien untuk
melakukan
pemenuhan
perawatan
kebutuhan
dasar
dasar tersebut. Tahap ini merupakan
seseorang perawat tidak bisa berdiri
bagian penting peranan perawat
sendiri
sebagai profesi kesehatan di mana
bekerja
salah
pelayanan
keluarga,
dan
keperawatan adalah membantu klien
sehingga
terjadi
dalam
kebutuhan
seperti di dalam inti pancasila dan di
dasarnya. Menurut Maslow ada lima
dalam nilai-nilai gotong royong
hierarki kebutuhan dasar manusia
tersebut telah terintegrasikan nilai-
(five hierarchy of needs), yaitu
nilai
kebutuhan
kebutuhan
penghargaan terhadap hak asasi
keamanan;
manusia, dan pengakuan kepada
satu
tujuan
memenuhi
fisiologis;
keselamatan
dan
kebutuhan mencintai dan dicintai; kebutuhan
harga
diri;
Menurut pemenuhan
sama
harus
dengan tim
saling pasien,
medis
gotong
demokratis,
lain,
royong
toleransi,
Maha Pencipta. 11
serta
kebutuhan aktualisasi diri. 18
melainkan
Membantu
pemenuhan
kebutuhan dasar manusia menurut
budaya
bangsa
kebutuhan
hidup
dilakukan dengan gotong royong berdasarkan buku sosiologi
19
menyatakan bahwa gotong royong merupakan tehnik untuk pemecahan
Watson
1
factor
nomer 9 yaitu Assistance
terdapat pada carative
with the gratification of human needs. tersebut
Kebutuhan antara
-
kebutuhan
lain
kebutuhan
9
survival, fungsional, integratif dan
merupakan
grup.
dapat digunakan untuk melakukan Kategori
pemenuhan
bagian
caring
yang
penelitian tingkat caring pada lintas
kebutuhan dasar manusia ini hampir
negara.
terdapat pada semua pengembangan
bermakana caring perawat di negara
alat ukur caring seperti pada Caring
manapun adalah tentang pemenuhan
Dimensions Inventory (Watson &
kebutuhan dasar manuisa.
Lea,
1997)
,Holistic
Pernyataan
tersebut
Caring
3) Node spiritual , Perawat memandang
Inventory (Latham, 1996), Caring
klien sebagai makhluk bio-psiko-
Professional
sosiokultural dan spiritual yang
Scale
(Swanson,
2000).1
berespon secara holistic dan unik
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
merupakan
pusat
dari
caring perawat, hal tersebut terbukti
terhadap perubahan kesehatan atau pada
keadaan
krisis.
Asuhan
keperawatan yang diberikan oleh
dengan
perawat tidak bisa terlepas dari
judul “The Care Dependency Scale
aspek spiritual yang merupakan
for measuring basic human needs:
bagian
an international comparison” dalam
perawat dengan klien.
pada penelitian Dijkstra.
penelitian manusia
ini
27
kebutuhan
merupakan
Perawat
dasar
kebutuhan
integral
membantu
dari
interaksi
berupaya
memenuhi
untuk
kebutuhan
setiap manusia di negara manapun,
spiritual klien sebagai bagian dari
terlihat dari hasil penelitian yang
kebutuhan menyeluruh klien, antara
memaparkan
bahwa,
kebutuhan
dasar
penilaian manusia
lain
dengan
pemenuhan
memfasilitasi
kebutuhan
spiritual
10
klien tersebut,walaupun perawat dan
tinggal
klien tidak mempunyai keyakinan
Penyembuhan
spiritual atau keagamaan yang sama.
sekarang
20
kebudayaan barat. Sawatzky. R dan Budaya
timur
lebih
di
budaya dengan
mulai
Pesut. B,
28
timur. spiritual
berkembang
di
melakukan penelitian
menekankan unsur terdalam dari
dengan judul “Attributes of Spiritual
jiwa. Sesuatu yang baik menurut
Care in Nursing Practice” untuk
budaya timur adalah sesuatu yang
mengetahui
diperoleh melalui pencarian zat
berhubungan
yang satu, di dalam diri kita maupun
keperawatan yang hasilnya dimensi
diluarnya.
spiritual merupakan bagian dari
Carative
1
factor
juga
praktik
konsep
spiritual
dengan
keperawatan.
praktik
Pernyataan
membahas akan kebutuhan spiritual
diatas menunjukan bahwa spiritual
klien hal ini terdapat pada carative
dalam
factor
tentang
budaya timur merupakan suatu hal
pemenuhan spiritual environment.
yang erat hubungannya dan tidak
Pemenuhan
dapat di pisahkan satu dengan
nomer
8
yaitu
tentang
lingkungan
spiritual juga juga digunakan dalam pembuatan behaviors
alat
ukur
assessment
tool
caring oleh
Cronin & Harrison. 1 Pemenuhan
spiritual
caring
perawat
menurut
lainnya. 4) Node informasi , penekanan ini lebih
pada
informative,
dimana
beberapa perawat dapat memandang sudah
pekerjaan mereka sebagai sesuatu
lama dibahas pada budaya timur dan
yang lebih terfokus pada pemberian
juga menjadi ciri seseorang yang
informasi .15
11
Pemberian kesehatan
informasi
dalam
termasuk
keperawatan
dalam
pelayanan
facilitates . Item tersebut memuat 7 pertanyaan
informasi
DirJen
merupakan
Medik
No:
karena
YM.02.04.3.5.2504 yaitu pasal 1.
perawat
Hak
informasi
pengetahuan
mengenai tata tertib dan peraturan
penyakitnya.
memperoleh
informasi.
Banyaknya item pertanyaan terkait
keperawatan. Menurut surat edaran Yan
terkait
hal
tersebut
penting
dilakukan
untuk
menambah
pasien
terhadap
yang berlaku di rumah sakit. Hak
5) Node motivasi, motivasi adalah
atas pelayanan yang manusiawi, adil
dorongan yang timbul pada diri
dan jujur, selanjutnya pasal 7 Hak
sesorang secara sadar ataupun tidak
pasien untuk memperoleh informasi
sadar
/ penjelasan secara lengkap tentang
tindakan dengan tujuan tertentu. 21
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
dirinya.
untuk
melakukan
sesuatu
Maslow menyatakan bahwa
Pemberian
kebutuhan seseorang dapat di susun
informasi merupakan hal terpenting
kedalam pola hirarki. Kebutuhan
yang di lakukan perawat karena
yang dimaksud diasumsikan untuk
berhubungan dengan hak pasien
menjalankan
sebagaimana
kebutuhan tingkat rendah berpotensi
dijelaskan
tentang
undang – undang diatas.
1
khusus,
untuk mengontrol prilaku sampai
Penelitian sebelumnya oleh Larson dan Ferketich
keinginan
kebutuhan-kebutuhan ,dan
tersebut
tentang alat
terpuaskan
ukur caring menempatkan informasi
kebutuhan
pada item pertanyaan Explains and
bertanggung jawab menggerakan
tingkat
kemudian lebih
tinggi
12
dan
mengarahkan
prilaku.
komunikasi yang dilakukan oleh
Pernyataan
tersebut
yang
seorang
menyebabkan
munculnya
teori
melakukan intervensi keperawatan
motivasi. 22
perawat
pada
saat
harus mampu memberikan khasiat
Motivasi
terdapat
pada
carative factor nomer 2 yaitu faith-
therapi bagi proses penyembuhan pasien .15
Hope (harapan dan keyakinan). Hal tersebut
dapat
meningkatkan
Kebudayaan Indonesia seperti tutur bahasa menunjukan tingkat
kesehatan dengan cara membantu
kesopanan,
klien untuk mengadopsi perilaku
keakraban yang berbeda, karena itu,
positif
seseorang yang memilih salah satu
untuk
mendapatkan
kesehatan.
tingkat
Tema
motivasi
juga
keformalan,
dan
tutur dalam komunikasi
dengan
orang
lain
harus
disampaikan oleh Niall Maclean. N,
memperhatikan tingkat kesopanan,
29
keformalan, dan keakraban yang
dalam penelitiannya “The Concept
diperlukan dalam tindak komunikasi
Pound. P, Wolfe. C,Rudd. A,
of
Patient
Motivation”.
Hasil
itu,
23
sehingga perawat kita harus
penelitaian tersebut, memberikan
tetap melestarikan kaedah bahasa
motivasi
tersebut
kepada
pasien
dengan
agar
dalam
asuhan
sering akan mempercepat tahap
keperawatan hubungan perawat dan
rehabilitasi pada klien.
pasien
6) Node
komunikasi,
komunikasi
dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini
dalam
menyampaikan
berkomunikasi suatu
informasi
dapat berjalan dengan baik.
13
Komunikasi dalam carative
Skills for Patient – Centerd Care”.
factor masuk dalam semua carative
Hasil
factor. Komunikasi perawat untuk
menyatakan pentingnya komunikasi
mewujudkan carative factor, hal
anatara tenaga medis dengan klien
yang terpenting dilakukan perawat
dapat
yaitu dengan komunikasi yang baik.
perawatan klien.
Perawat komunikasi dijelaskan 2003)
tersebut
meningkatkan
belajar
terapiutik
seperti
adalah suatu keahlian yang dimiliki
(Marlindawani,
seseorang dalam bidang tertentu,
tentang tehnik
7) Node
ketrampilan,
kualitas
harus
oleh
menerapkan
penelitian
pentingnya
keterampilan
komunikasi
keahlian
yang
keterampilan
keperwatan
adalah
dimiliki
perawat
terapeutik. Komunikasi terapiutik
dalam
memerlukan latihan dan kepekaan
keperawatan atau tindakan asuhan
serta ketajaman perasaan, karena
keperawatan. 24
komunikasi
terjadi
tidak
melakukan
proses
dalam
Ketrampilan seorang perawat
kemampuan, tetapi dalam dimensi
menentukan kualitas dari perawat
nilai, waktu dan ruang yang turut
itu sendiri. Perawat yang trampil
mempengaruhi
adalah perawat yang kritis dalam
keberhasilan
komunikasi yang terlihat melalui
memecahkan
dampak terapeutiknya bagi klien
keperawatan.
dan juga kepuasan bagi perawat. Penelitian lain tentang komunikasi yaitu oleh Jhon penelitiannya
30
suatu
masalah
Ketrampilan dalam teori J. Watson
pada
carative
factor
, dengan judul
terdapat pada nomer 6 yaitu The
“Communication
systematic use of the scientific
14
problem-solving method for decision
and technological influences scale.
making. Carative factor tersebut
Skala ukur ini banyak memberi
menjelaskan tentang penggunakan
pertanyaan terkait teknologi yang
metode ilmiah dan menyelesaikan
tinggi membutuhkan ketrampilan
masalah
dan
perawat yang tinggi juga. Perlunya
keputusan.
Penggunaan
pengambilan metode
ketrampilan pengunaan alat tersebut
ilmiah ini yang dimaksud adalah
diperkuat oleh Yildirim. B dan
bahwa
Ozkahraman.
perawat
harus
selalu
31
S,
dalam
pengetahuannya
penelitaiannya “Critical Thinking in
dengan selalu mengikuti penelitaian
Nursing Process and Education”
– penelitian terkini berguna untuk
bahwa
mendapatkan evidence base practice
dalam
sehingga perawat dapat memiliki
mendorong perawat untuk berpikir
ketrampilan
kritis menyelesaikan suatu masalah.
memperbaharui
dalam
pemecahan
masalah pasien dengan kreatif.
pentingnya proses
ketrampilan keperawatan,
8) Node hubungan saling percaya, rasa
Ketrampilan tersebut tidak
percaya dapat didefenisikan sebagai
hanya dalam ketrampilan merawat
kepercayaan bahwa orang lain akan
pasien akan tetapi juga ketrampilan
memberi
penggunaan
membutuhkan dan tertekan.
alat
yang
baru.
Terciptanya alat kesehatan yang
Rasa
bantuan
ketika
percaya
akan
baru meningkatkan efisiensi dari
membentuk komunikasi terapeutik
segala hal, seperti yang disampaikan
terbuka.
Membina
terapiutik
dengan
O’Brien et al.,
1
tentang caring
attributes, professional self-concept,
hubungan klien
seperti
perilaku saling percaya dapat dilihat
15
ketika
perawat
klien
untuk menjaga hubungan saling
memperlihatkan perilaku : ramah,
percaya dengan klien, hal yang perlu
peduli,
diperhatikan yaitu harus berusaha
perhatian,
konsisten, sebagai tanpa
dan
pengertian,
memperlakukan manusia,
klien
menganjurkan
memerintah,
pendekatan,
melakukan
mendengarkan,
menepati janji, menyediakan jadwal aktivitas, jujur.
mengatasi sikap negatif dari pasien dengan cara menjaga terkait
penyakit
informasi
pasien
mengekspresikan
dan
penerimaan
terhadap 9) Node ekspresi, komunikasi non
Kategori hubungan saling
verbal
dapat
dilakukan
melalui
percaya yang didapatkan peneliti
posisi tubuh tertentu antara lain
dari penelitian wawancara dengan
ekspresi raut wajah. 25
pasien selaras dengan teori carative
Ekspresi
factor J. Watson factor
nomer
development
of
relationship.
Arti
factor
tersebut
yaitu carative
seorang
perawat
akan menimbulkan kesan yang baik.
4
yaitu
The
Kebudayaan jawa saja sudah dikenal
a
helping-trust
lama tentang simbol – simbol
dari yaitu
carative membina
perwatakan dalam ekspresi wayang seperti
figure
dewa
yang
hubungan yang bersifat membantu
mencerminkan sifat adil, pengasih
dan saling percaya.
dan penyayang. Lukisan wayang
Menurut Murray. et al dalam
penelitiannya
“How
32
figure pendeta menunjukan sifat
to
suci, adil, dan welas asih. Kemudian
develop patient trust in anorexia
karakter
yudhistira,
laksmana,
treatment” menyimpulkan bahwa
wibisan, rama dibuat lembut selalu
16
dibuat senyum walaupun dalam
keperawatan
perang.
peneliti menganggap expert dalam Kategori
ekspresi
yang
Rosa,
M
Karena
bidang keperawatan.
didapatkan peneliti dari penelitian
Penulis menyampaikan kategori
wawancara dengan pasien selaras
– kategori caring kepada expert yaitu :
dengan teori carative factor J.
sikap,
Watson yaitu carative factor nomer
spiritual,
informasi,
motivasi,
5
komunikasi,
ketrampilan,
hubungan
yaitu
The
promotion
and
kebutuhan
percaya,
dasar
acceptance of the expression of
saling
positive
and
negative
feelings.
kategori yang peneliti diskusikan, expert
Makna
dari
pernyataan
diatas
setuju untuk semua kategori masuk
Sembilan
memiliki arti meningkatkan dan
dalam
saling
pengungkapan
berdasarkan budaya karena melihat teori
baik
ekpresi
dan fakta di lapangan caring seorang
perasaan positif maupun negatif.
perawat sangat dipengaruhi oleh budaya
Cara berbagi perasaan duka cita,
baik tutur kata maupun perbuatan. Hasil
cinta, dan kesedihan adalah suatu
diskusi dari 9 kategori tersebut menjadi
pengalaman yang didapat perawat
8 kategori karena dilihat secara teori
saat melakukan perawatan pasien
bahwa kategori spiritual merupakan
yang kritis, sehingga perawat harus
bagian kebutuhan dasar manusia.
menerima
ekspresi
perasaan,
siap untuk perasaan negatif. Parameter peneliti didiskusikan
caring
temukan dengan
konteks
ekspresi.
manusia,
Perilaku
caring
caring
perawat
perawat
ini
yang
sangat dipengaruhi oleh budaya timur
kemudian
seperti ramah tamah, menghormati yang
ahli
lebih tua, sopan santun, memiliki nilai –
17
nilai gotong royong dimana perawat bekerjasama
baik
dengan
Kategori
caring
menurut
keluarga
budaya yaitu : sikap, kebutuhan
maupun dengan tim medis lain untuk
dasar manusia, spiritual, informasi,
kesembuhan pasien, lebih menekankan
motivasi, komunikasi, ketrampilan,
nilai – nilai spiritual dimana budaya
hubungan
timur lebih menekankan unsur terdalam
ekspresi. Kategori caring perawat
dari jiwa, tutur bahasa yang menunjukan
sesuai
kesopanan, keformalan, dan keakraban
Pernyataan
dan itu semua terdapat pada nilai-nilai
caring seorang perawat dipengaruhi
pancasila yang yang menjadi jati diri
oleh dimana perawat itu tinggal.
bangsa Indonesia. Hasil diskusi menyatakan bahwa expert menyetujui kategori –kategori
saling
dengan
percaya,
budaya
tersebut
dan
timur.
menunjukan
2. Saran 1. Bagi rumah sakit atau intansi pelayanan kesehatan
caring diatas dipengaruhi oleh budaya.
Kategori caring yang telah
Melihat fakta di lapangan bahwa caring
peneliti buat dapat dikembangkan
seorang perawat terbentuk berdasarkan
di rumah sakit untuk melihat
dimana perawat itu berada. Perawat yang
kinerja
lahir dan bekerja di rumah sakit dengan
perawat yang kaitannya dengan
budaya timur, akan membuat perilaku
kepuasan pelayanan keperawatan
caring perawat juga condong ke budaya timur. F. PENUTUP 1. Kesimpulan
atau
mengevaluasi
2. Bagi Pendidikan a. Menambah khasanah ilmu keperawatan terutama pada caring perawat.
18
b. Mengembangkan
teori
caring perawat. Diharapkan pembaca
caring perawat berdasarkan
dapat
budaya, usia, jenis kelamin,
caring perawat di tempatnya masing
maupun pendidikan,
– masing sehingga dapat menjadi
c. kategori caring ini dapat
acuan
juga dikembangkan untuk
caring
menilai tingkat caring siswa
mengembangkan
kedapan menurut
perilaku
sebagai
wacana
budaya
bangsa
Indonesia.
kaitanya untuk mengevaluasi kurikulum
caring
dalam
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Watson, J. Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Science: Second Edition. Springer Publishing Company; 2009.
3. Keterbatasan Peneliti tidak dapat melakukan penelitian
secara
lebih
rinci
kaitannya dengan budaya bangsa
2. Santrock, J. Adolescence. Erlangga PT.Gelora Aksara Ptratama; 2008. 3. Watson, J. Nursing: Human Science and Human Care: a Theory of Nursing. Jones & Bartlett Learning; 1999.
karena di Indonesia terdapat banyak sekali budaya, baik dari komunikasi, tingkah
laku
dan
adat
4. Alligood, M.R., Tomey, A. Nursing Theorists and Their Work. Mosby; 2010.
istiadat,
sehingga peneliti hanya membagi secara umum budaya yaitu barat dan timur, sedangkan budaya bangsa Indonesia masih terbagi beberapa kebudayaan daerah. Caring dalam budaya adalah suatu hal yang selaras. Lain budaya lain juga perilaku
5. Newhouse, R.P., Stanik-Hutt, J., White, K.M., Johantgen, M., Bass, E.B., Zangaro, G., Wilson, R.F., Fountain, L., Steinwachs, D.M., Heindel, L., Weiner, J.P. . Advanced practice nurse outcomes 1990-2008: a systematic review.(CNE SERIES). Nursing Economics ; 2011(11). 6. Chawani, F.S. Patient Satisfaction with Nursing Care: A Meta Synthesis. University of the Witwatersrand; 2009.
19
7. Watson, J., Foster, R. (2003). The Attending Nurse Caring Model®: integrating theory, evidence and advanced caring–healing therapeutics for transforming professional practice. Journal of clinical nursing; 2003 : 360–365. 8. Smith. Caring in Nursing Classics: An Essential Resource. Springer Publishing Company; 2012. 9. Irvine, L. Understanding the experience of older people in acute health care. Queen Margaret University; 2008. 10. Watson, J. Human Caring Science. Jones & Bartlett Publishers; 2011. 11. Tilaar, H. Filsafat Timur, Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Watak. Sikap Mental dimajukan oleh Prof. Koentjaraningrat. Konfrensi Koentjaraningrat Memorial Lecture X FISIP, Universitas Indonesia; 2013. 12. Morse, J.M., Richards, L. Readme first for a user’s guide to qualitative methods. SAGE Publications,Inc; 2013. 13. Pawito. Penelitian komunikasi kualitatif. PT LKiS Pelangi Aksara; 2007: 104. 14. Utami. S. Psikologi Umum. Jurnal Gunadarma; 2008. 15. Burnard, P., Morrison, P. Caring and Communicating Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan. EGC; 2009. 16. Utomo, T. T. Mencegah & Mengatasi Krisis Anak . Grasindo; 2007.
17. Watson, J. Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Science: Second Edition. Springer Publishing Company; 2009. 18. Asmadi. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Penerbit Salemba; 2008. 19. Mitra. SOSIOLOGI: - Jilid 2. ESIS; 2006. 20. Yani, Achir. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Bunga Rampai. EGC; 2008. 21. KKBI, P. B. Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Gramedia Pustaka Utama; 2005. 22. Nursalam. Pendidikan Dalam Keperawatan. Penerbit Salemba; 2008. 23. Kridalaksana, harimurti. Wiwara: pengantar bahasa dan kebudayaan Jawa. Gramedia Pustaka Utama; 2001. 24. Kenney, Paula J. Christensen & Janet W. Proses Keperawatan: Aplikasi model konseptual ed 4. EGC; 2009. 25. Arwani. Komunikasi Keperawatan. EGC; 2007.
Dalam
26. Dean. E , (). The right attitude. Nursing Standard. 26, 36, 2012: 1618. 27. Dijkstra A Yönt G.H., Korhan E.A., Muszalik M, Kędziora-Kornatowska K. & Suzuki M. The Care Dependency Scale For Measuring Basic Human Needs: An International Comparison. Journal of Advanced Nursing (10), 2012 :2341–2348.
20
28. Sawatzky. R dan Pesut. B. Attributes of Spiritual Care in Nursing Practice. J Holist Nurs .vol. 23 no. 1 , 2005:1933. 29. Niall Maclean. N, Pound. P, Wolfe. C,Rudd. A. The Concept of Patient Motivation. Department of Public Health Sciences,. School of Medicine London. 2002. 30. Jhon. Communication Skills for Patient – Centerd Care. The Journal of Bone & Join Surgery. Vol. 87-A .2005: 652-658. 31. Yildirim. B dan Ozkahraman. S. Critical Thinking in Nursing Process and Education. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 1 No. 13. 2011 : 257-262. 32. Murray. et al .How to develop patient trust in anorexia treatment. Nursing Times; 107: 3, 2011 : 24-26.