DAMPAK NEGATIF KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

Download ini dibuktikan dengan perkembangan Triple T (Transportation, Telecomunication ... Indonesia. Seperti halnya pernyataan bahwa “Kemajuan tekn...

0 downloads 433 Views 199KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Kemajuan era globalisasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) memberikan kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan informasi. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan Triple T (Transportation, Telecomunication and Tourism) yang terus melaju pesat yang telah menghilangkan batas-batas antar wilayah (borderless area). “Kejadian di suatu wilayah dapat diketahui diwilayah lain hanya dalam hitungan detik”. (Sujatno Adi, 2009:23). Juga dipertegas oleh pernyataan yang berbunyi, “Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu dimana ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia”. (Sujiyanto, 2007:97). Globalisasi di bidang teknologi informasi selain dapat merubah paradigma dunia maka dapat pula merubah pola pikir sekaligus perilaku manusia, yang juga dapat menyebabkan perubahan adab dan budaya suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Seperti halnya pernyataan bahwa “Kemajuan teknologi informasi yang menuju kearah globalisasi komunikasi dirasakan cenderung berpengaruh langsung terhadap tingkat peradaban masyarakat dan bangsa”. (Praktikto, 1979: 36). Teknologi yang semakin cepat berkembang dapat terlihat pada bidang Telekomunikasi yang merupakan alat penyampaian dan penerima informasi, “alat telekomunikasi merupakan setiap alat yang digunakan dalam bertelekomunikasi, yaitu setiap kegiatan pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap 1

2

informasi, dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optic, radio atau sistem elektro magnetik lainnya”. sebagaimana dikatakan oleh Patriot (2009). Pada kenyataannya secara disadari peran teknologi informasi dan komunikasi memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia dan mempunyai dampak positif maupun negatif bagi kehidupan sosial di Indonesia (Agustina 2010). Era milenium, abad ke-21 berjalan ke abad ke-22 saat ini, manusia sebagai individu dan masyarakat kerap akrab dengan berbagai teknologi. Mulai dari teknologi sederhana sampai yang paling rumit, dari tuas sederhana sampai sekarang adanya pesawat ulang-alik. Dalam konsep komunikasi, teknologi yang digunakan berkembang mulai dari batu tulis sampai internet. Internet memiliki potensi luar biasa bagi komunikasi manusia. Internet berasal dari kata interconnection Networking yang berarti hubungan computer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, satelit, radio link dan lain-lainnya. (PT.DI, 2007). Internet merupakan bagian dari kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat beragam dan menawarkan kemudahan dalam pencarian informasi yang cepat dan sekaligus sebagai alat yang dapat membantu manusia berhubungan jarak jauh. Sejauh ini penggunaan internet

telah merasuk pada

hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Terlebih di Indonesia program internet relay chatting (IRC), e-mail, jejaring sosial facebook, frienster, twitter, instagram, line dan lain

3

sejenisnya menjadi pilihan utama dalam berinteraksi di internet. Internet adalah suatu jaringan komputer yang sangat besar, terdiri dari jutaan perangkat komputer yang terhubung melalui suatu protocol tertentu untuk penukaran informasi antar computer tersebut. (Shahab dalam Sumolang 2013). Indonesia menempati posisi ke-6 di dunia dalam hal jumlah pengguna

internet. (http://tekno.kompas.com diakses Nopember 2014). Berdasarkan data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) penggunaan teknologi internet di Indonesia mulai tumbuh semenjak tahun 1998 pengguna internet di Indonesia hanya berjumlah 0.5 juta orang. Terus menerus tumbuh pesat hingga menyentuh angka 55 juta pengguna di tahun 2011, 63 juta pengguna di tahun 2012 dan mencapai 88.1 jutah pada tahun 2014. (http://www. apjii.or.id, diakses juli 2015) Gambar 1 Jumlah Pengguna Internet Indonesia tahun 1998-2015 versi APJII

Sumber : http://www. apjii.or.id:diakses juli 2015

4

Hasil APJII mengungkap bahwa tingginya penetrasi pengakses internet di Indonesia menjadi salah satu indikasi transformasi kebiasaan masyarakat di Indonesia. Fakta menunjukan banyak hal menjadi lebih luas dan efisien dengan pemanfaatan teknologi sistem komunikasi, peran serta teknologi memberikan banyak keuntungan dalam hal efisiensi dan efektivitas. Pengguna Indonesia 91 % internet untuk email, 83 % untuk sosial media, hiburan dan hoby 62 %, dalam publikasi risetnya yang merangkum lanskap pengguna teknologi di tahun 2014 mengatakan bahwa 84 % dari responden setiap hari mengakses internet, dan kebanyakan darinya mengakses internet antara 3 hingga 5 jam per hari. Teknologi seperti pisau bermata dua, memberikan kemudahan sekaligus mendatangkan dampak yang harus disikapi. (https://dailysosial.net/Randi Eka Yonida, “Hasil Survei Ipsos”, diakses pada Sabtu, 28 Juni 2014). Dampak positif dari internet sangatlah dirasakan sekali manusia, dahulu untuk mengetahui kabar dan berkomunikasi dilakukan hanya melalui surat dan telegram, namun karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi apalagi dengan adanya internet, siapapun dapat memberi dan menanyakan kabar satu orang dengan orang lainnya tanpa dibatasi jarak dan waktu. Bagi remaja intenet sangat membantu dalam menyelesaikan tugas sekolah, memiliki banyak teman baru dan menemukan teman lama, berkomunikasi liwat jejaring sosial, mencari informasi yang lengkap dan up to date, menonton video dan bermain game secara gratis dan beberapa keuntungan lainnya bisa didapat di internet. Namun kendala-kendala berinternet pun kadang ditemui, seperti

5

mahalnya biaya akses, kapasitas memory yang harus besar dan alat pendukung yang mahal menjadi batasan tersendiri dalam mengakses internet. Era millennium dengan kecanggihan teknologi tidak terlepas pula dari dampak negatif, apalagi dari internet. Yang terjadi saat ini kebebasan akses internet sering menimbulkan masalah yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sebanyak 30 juta pengguna internet adalah anak/remaja. Bahkan KRMT Roy Suryo Notodiprojo meng-ungkapkan bahwa dari 24,5 juta pengakses internet sekitar 54% berusia 15-20 tahun, dan lebih dari 90% di antaranya pernah masuk situs porno. Berdasarkan data tersebut, terungkap bahwa pengakses situs-situs porno kebanyakan adalah para pelajar SMA dan mahasiswa. Bahkan pada tahun 2013 didapat informasi dari Kepala Humas dan Pusat Informasi Kemeninfo Gatot S Dewa Broto, bahwa Indonesia dinyatakan sebagai pengakses situs porno tertinggi didunia, padahal satu setengah tahun lalu posisi Indonesia sebagai pengakses situs porno masih di urutan 7, namun satu bulan silam justru naik ke posisi teratas. (http://inet.detik.com/read/, diakses pada Rabu 14 Maret 2013). Keterangan di atas jelas bahwa penyalahgunaan internet di Indonesia masih tinggi, terutama pada generasi muda (remaja), yang begitu mudahnya terperangkap dalam kebebasan di dunia maya, dalam internet nilai dan norma seakan menjadi hilang kendali ketika tidak lagi menjadi batasan oleh individu dalam berperilaku, semua serba bisa dan serba boleh. Saat ini kemudahan menjelajah dunia maya dapat dilakukan hanya dengan sentuhan jari melalui telepon genggam yang hampir setiap orang memilikinya.

6

Ditinjau dalam konteks ketahanan sosial budaya internet memiliki berbagai dampak positif yang mempermudah berinteraksi sosial tanpa batasan tempat dan waktu dibelahan dunia, berbagai informasi tentang budaya bisa didapat dengan mudah dan beragam, baik dari dalam negeri sendiri maupun melihat budaya luar negeri sebagai ilmu yang dapat memperkaya wawasan manusia, sekaligus kemajuan perkembangan sosial budaya. Namun internet juga dapat berpengaruh negatif seperti kemerosotan moral, kenakalan dan tindakan menyimpang yang semakin meningkat dan melemahkan kewibawaan tradisitradisi yang telah ada di masyarakat. Biasanya rasa gotong royong dan tolongmenolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Tidak dapat dipungkiri hal inipun dapat berpengaruh pada perilaku dan masa depan generasi muda dalam konteks ketahanan sosial budaya yang memungkinkan terjadinya degradasi moral remaja sebagai generasi penerus bangsa. Berangkat dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada suatu daerah yaitu Rukun Warga (RW) 03, Keluarahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, wilayah Jakarta Selatan. Daerah ini dahulu masih sangat kental dengan adat istiadat budaya betawi,

bahkan nilai moral yang

dijunjung tinggi yang diusung dari nilai agama sangat terlihat. Namun dengan berjalannya waktu di iringi dengan kemajuan teknologi di era globalisasi modern, sedikit demi sedikit adat, norma dan kentalnya budaya betawi mulai ditinggalkan perilaku remaja mulai menjauh dari tatakrama dan adat istiadat yang dimiliki sejak dulu, yang pada akhirnya menjadi kekhawatiran akan keberlangsungan masa

7

depan remaja sebagai generasi muda penerus tokoh-tokoh yang telah memajukan daerah ini dengan baik. Yang paling menonjol dari dampak negatif internet adalah adanya perubahan perilaku remaja yang cenderung tidak patuh pada orang tua, egois, individualis, kurang santun, dan melalaikan ibadah serta kurang kepedulian kepada keluarga. Oleh karena itu penting kirannya menganilis dampak dari internet terhadap remaja. Untuk itu peneliti memilih lokus wilayah Rukun Warga (RW) 03 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan untuk diteliti. Pemilihan ini karena lokasi penelitian dan tempat tinggal peneliti dalam satu tempat/lokus, sehingga diharapkan akan mempermudah penelitian ini. RW.03 Penelitian ini akan disusun dalam tesis yang berjudul : “Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Generasi Muda Dalam Konteks Ketahanan Sosial Budaya”, dengan studi kasus Internet dilingkungan Remaja Rukun Warga (R.W.) 03, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan)”. Namun untuk mempersempit ruang lingkup, peneliti membatasi dengan mengedepankan dampak negatif dari internet terhadap remaja, untuk diteliti dan diharapkan mendapat jalan keluar permasalahannya. 1.2.

Perumusan Masalah Dari hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka untuk

memudahkan penelitian tesis ini, peneliti merumuskan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan sebagai berikut : 1.

Bagaimana kondisi obyektif pengguna internet di lingkungan R.W. 03 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan ?

8

2.

Bagaimana dampak internet terhadap ketahanan sosial budaya remaja di lingkungan R.W. 03 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan ?

3.

Bagaimana starategi dalam menghadapi kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (intenet) dalam konteks Ketahanan Sosial Budaya pada Remaja di lingkungan RW.03, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan ?

Adapun yang dimaksud dengan ketahanan sosial budaya dalam penelitian ini dibatasi hanya pada masalah moral remaja, hubungan remaja dengan keluarga dan lingkungan, serta dampak pendidikan/sekolah. Penelitian ini dilakukan pada remaja di lingkungan R.W.03 Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, karena remaja sebagai generasi penerus yang merupakan kunci utama penentu keberlanjutan keberhasilan daerah sekaligus keberlangsungan generasi bangsa. Ketiga rumusan masalah di atas diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih mendetail untuk tesis ini. 1.3.

Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, bahwa tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui : 1.

Mengetahui kondisi obyektif pengguna internet di lingkungan RW. 03 Kel. Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.

2.

Mengetahui dampak positif dan negative internet terhadap ketahanan sosial bagi remaja di lingkungan RW. 03 Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.

9

3.

Mengetahui strategi menghadapi kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (intenet) dalam konteks Ketahanan Sosial Budaya pada Remaja di lingkungan RW.03, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.

1.4.

Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) bagian yaitu dari sudut manfaat bidang akademis dan manfaat dari secara praktis dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.

Manfaat akademis. Manfaat akademis dari penelitian ini ditujukan pada suatu hasil kajian ilmiah yang bermanfaat bagi diri peneliti untuk meningkatkan khasanah keilmuan akademik, khususnya tentang TIK dan segala dampaknya pada konteks ketahanan sosial budaya Indonesia.

2.

Manfaat praktis. Manfaat praktis bagi peneliti adalah sebagai bahan rekomendasi atau acuan terhadap kajian dampak dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terhadap remaja di Indonesia ditinjau dari aspek ketahanan sosial budaya.

1.5.

Keaslian Penelitian Penelitian tentang dampak internet memang telah banyak dilakukan,

namun berbeda dengan penelitian ini, karena peneliti memfokuskan pada pengaruh yang mengkaitkan ketahanan sosial budaya. Maka berdasarkan penelusuran di perpustakaan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan atau penelitian yang sedang dilakukan, berkaitan dengan dampak teknologi

10

informasi dan komunikasi dalam hal ini internet, terkait dengan penelitian dengan judul “Dampak Kemajuan Teknlogi Informasi Dan Komunikasi Dalam Konteks Ketahanan Sosial Budaya”, dengan studi kasus Internet di lingkungan remaja RW. 03 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan, belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini asli baik dari segi materi maupun lokasi penelitiannya. Dengan demikian, keaslian penelitian ini dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan. Penelitian ini mencari penyebab timbulnya permasalahan yang terkait dengan moral dan gaya hidup remaja yang mulai meninggalkan jati diri bangsa dalam konteks ketahanan sosial budaya yang diakibatkan oleh internet, serta mencari solusi dengan menyikapi/ membentengi jati diri anak generasi muda sebagai penerus bangsa.

Sebagai objek penelitian adalah para remaja dan

masyarakat sekitar di lingkungan R.W.03 Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Oleh karena itu, penelitian ini asli baik dari segi materi maupun lokasi penelitiannya. Dengan demikian, keaslian penelitian ini dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan. 1.6.

Sistematika Penelitian Penelitian tesis ini terbagi menjadi 7 (tujuh) bab dan setiap bab terdiri dari

beberapa sub bab yang jumlahnya tergantung pada luas dan pentingnya persoalan yang dikaji, untuk lebih rinci sistematika Penelitian hasil penelitian ini dapat terlihat dalam penyajian bab per bab sebagai berikut :

11

Bab I, merupakan bagian awal penelitian tesis yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, serta sistesmatika Penelitian. Bab II, berisi tinjauan pustaka dan landasan teori, menguraikan tentang pandangan teoritis yang mendukung pelaksanaan penelitian, konsep, dan asumsi yang dipakai. Bab III, tentang metode penelitian,

dalam penelitian ini penelitian

menggunakan metode kualitatif yang pendataannya meliputi: jenis penelitian, lokasi penelian, populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data dan teknik menganalisa data. Bab IV, mendeskripsikan obyek penelitian yang berisi gambaran umum mengenai keberadaan Rukun Warga (RW.) 03 Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dengan uraian meliputi : profil, sejarah dann perkembanganun RW. 03, letak geografis, lokasi, kondisi geografis, struktur organisasi, deskripsi penduduk khususnya orang tua dan masyarakat sebagai informan meliputi penghasilan, dan pendidikan serta macam-macam kasus yang terjadi akibat internet. Bab V, dijelaska mengenai dampak internet terhadap remaja dalam konteks ketahanan sosial budaya, meliputi alasan menggunakan internet, pola penggunaan interne, dan habatan dalam mengakses internet. Hubungan terhadap keluarga, pendidikan, dan keperibadian bangsa serta kehidupan sosial budaya di kalangan remaja saat ini. Disini dapat dilihat bagaimana hubungan internet dan ketahanan sosial budaya, jati diri bangsa dan kehidupan sosial budaya dikalangan generasi muda.

12

Dalam Bab VI, beberapa strategi atau cara membentengi generasi muda dari keterpurukan moral akibat kemajuan TIK dalam konteks ketahanan sosial budaya, serta upaya –upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua, para tenaga pendidik dan masyarakat serta kebijakan pemerintah dalam menyikapi pengaruh internet. Bab VII, pada bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian tesis yang berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dibuat dari beberapa kajian teori dan permasalah yang terjadi yang kemudian disimpulkan, dan saran penelitian yang anggap penting dan perlu ditindaklanjuti, sebagai refrensi untuk pihak-pihak yang memerlukan atau berkepentingan.