DASHBOARD SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PERENCANAAN

Download Salah satu contohnya adalah penyampaian Sistem Informasi Eksekutif (SIE) ... Kata kunci : Dashboard, Sistem Informasi Eksekutif, Sistem Bar...

0 downloads 606 Views 344KB Size
DASHBOARD SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PERENCANAAN DIKLAT BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

1)

1)

Ramita Utami

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma E-mail : [email protected] ABSTRAK

Pesatnya kemajuan teknologi komputer dalam bidang aplikasi berbasis web banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang ilmu. Pengguna teknologi komputer tidak lagi dari kalangan yang bergerak dibidang komputer, tetapi juga dari kalangan pemerintahan seperti Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satu unit Kementrian ESDM yaitu Badiklat ESDM belum memaksimalkan penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan pemerintahannya. Salah satu contohnya adalah penyampaian Sistem Informasi Eksekutif (SIE) perencanaan diklat yang dinilai masih kurang tertata karena menggunakan cara manual seperti pelaporan menggunakan kertas dan aplikasi RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) yang tidak bersifat terkini. Pengembangan SIE perencanaan diklat menggunakan teknologi dashboard berbasis web yang dapat menyediakan SIE yang interaktif, efektif dan efisien. Kata kunci : Dashboard, Sistem Informasi Eksekutif, Sistem Baru, ESDM.

ABSTRACT Rapidly advances in computer technology of web-based applications widely used in a variety of disciplines. The use of computer technology is not only engaged in among the computers, but also from the government such as the Ministry of Energy and Mineral Resources (Ministry Of EMR). One unit of Ministry of EMR is Education and Training of Energy and Mineral Resources (Education and Training of EMR) not maximizing utilization of computer technology in the activities of government. For example submission of an Executive Information System (EIS) training plan which is still considered less-ordered because the manual way as reporting using paper and RKAKL (Work Plan and Budget of the State Ministry) application that is not up to date. EIS development of planning training uses a dashboard technology web based that can provide an interactive, effective and efficient system. Keywords: Dashboard, Executive Information System, New System, EMR.

PENDAHULUAN Pesatnya kemajuan teknologi komputer dalam bidang aplikasi berbasis web banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang ilmu. Pengguna teknologi komputer tidak lagi dari kalangan yang bergerak dibidang komputer, tetapi juga dari kalangan pemerintahan seperti Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satu unit Kementrian ESDM yaitu Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM (Badiklat ESDM) belum memaksimalkan penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan pemerintahannya. Terciptanya Sistem Informasi Eksekutif (SIE) sangat penting karena dapat menunjang kinerja kalangan eksekutif terutama dalam memantau rancangan perencanaan diklat. Pengelolaan SIE pada Badiklat ESDM dinilai masih kurang tertata karena masih menggunakan cara manual seperti pelaporan perencanaan diklat dengan menggunakan kertas dan menggunakan aplikasi RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) dimana pelaporannya masih berbentuk kerangka yang rumit sehingga tidak cocok dengan kalangan eksekutif yang pada dasarnya memerlukan pelaporan yang sederhana namun dapat mewakili seluruh pelaporan yang ada. Pengembangan SIE perencanaan diklat menggunakan dashboard dapat menyediakan SIE yang interaktif, efektif dan efisien. Dashboard adalah kumpulan komponen informatif yang dikelompokkan bersama. Komponen informatif itu berupa laporan grafik, tabel, meteran atau kombinasi dari semuanya. Dashboard SIE perencanaan diklat dirancang menggunakan perangkat lunak Dundas yang berisi grafik komposisi peserta diklat berdasarkan koridor ekonomi beserta data grid rinciannya, meteran komposisi peserta berdasarkan lokasi asal peserta beserta data grid rinciannya dan data grid komposisi peserta berdasarkan bidang diklat.

Uji coba dashboard dipublikasikan kepada KA. Bag Rencana dan Pelaporan, sedangkan hasil akhir diserahkan kepada bagian tekhnisi Badiklat ESDM.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu SDLC (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah pada tahapan proses pengembangan system. Tahapan tersebut antara lain, identifikasi masalah yang ada pada kalangan eksekutif, analisa kebutuhan dari proyek yang dikerjakan, pengumpulan kebutuhan data untuk informasi, identifikasi dan deskripsi kebutuhan informasi, perancangan antarmuka untuk menampilkan informasi, dan pengujian proyek pengembangan SIE perencanaan diklat. Berkas-berkas yang dibutuhkan sebagian didapat dari kantor Badiklat ESDM sedangkan sebagiannya lagi diunduh dari situs resmi Kementrian ESDM. Berkas-berkas dan data yang telah terkumpul kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan SIE. Basis data diidentifikasi dengan metode rekayasa terbalik yaitu penggunaan teknologi yang membaca kode-kode program untuk basis data, program aplikasi, data dan atau antarmuka pengguna yang ada. Metode pengujian yang digunakan ialah metode kotak hitam yang menemukan kesalahan dari fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan antarmuka dan kesalahan dalam struktur data. Adapun tahap implementasi belum dilakukan, tetapi hasil akhir dashboard sudah dipublikasikan kepada pegawai Badiklat ESDM.

PEMBAHASAN

2. Tahap Analisis

1. Tahap Perencanaan

Ketika masalah sistem lama teridentifikasi dan sistem baru mulai dikembangkan, pengembang sistem harus mengerti terlebih dahulu kerja dari sistem yang sedang berlangsung dan yang baru. Sistem lama menggunakan berkas dalam pelaporannya sedangkan pada sistem baru digunakan dashboard dalam pelaporannya yang mendukung grafik, tabel, meteran bentuk GUI (Grafis Antarmuka Pengguna).

Pada tahap ini terjadi ulasan mengenai sistem lama dengan sistem baru. Pengembangan sistem dibutuhkan dalam SIE Perencanaan Diklat dikarenakan sistem yang lama tidak lagi efektif digunakan. Sistem lama masih menggunakan berkas dalam penyampaian informasinya. Berkas tersebut dicetak dari aplikasi RKAKL yang tidak dapat di perbarui secara terkini. Waktu pelaporan yang lama mengakibatkan eksekutif tidak dapat memperoleh informasi yang baru secara aktual. Para eksekutif membutuhkan informasi yang lengkap tetapi singkat dalam pelaporannya dan tepat sasaran kepada apa yang dibutuhkan. Informasi harus dapat diakses dimanapun mengingat eksekutif tidak selalu berada di kantor dalam menjalankan tugasnya. Sistem baru dashboard berbasis web dapat dikatakan layak diaplikasikan karena memiliki faktor-faktor kelayakan TELOS (Teknis, Ekonomi, Legal, Operasional dan Rencana). Dilihat dari faktor teknis, sistem baru bisa dikembangkan karena mengimplementasikan teknologi yang ada dan terus berkembang mengikuti kebutuhan para pengguna. Pengembang perangkat lunak sudah banyak mengadakan dashboard yang gratis sehingga dapat menghemat anggaran pada lembaga pemerintah, maka dilihat dari hal tersebut sitem baru telah memenuhi faktor ekonomi. Dilihat dari faktor legal dan operasional, dashboard tidak mengalami konflik pada pelaksanaannya. Kewajiban Badiklat ESDM tetap terlaksana dengan baik. Dashboard dapat dioperasikan oleh pegawai teknisi. Sedangkan faktor rencana dapat dipenuhi karena sistem terselesaikan dengan cepat sehingga penggunaannya lebih sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Hal ini dapat menunjang kinerja eksekutif Badiklat ESDM dalam melaksanakan kebijakan pemerintahannya. Melalui tampilan grafik, tabel dan meteran, eksekutif medapatkan informasi yang akurat dan singkat dalam pelaporannya. Sistem baru harus lebih baik dari sistem lama. Hal tersebut dapat diukur dengan factor PIECES (Performa, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi dan Pelayanan). Teknologi dashboard dapat meningkatkan performa karena memiliki waktu respon yang cepat dalam menampilkan informasi. Selain itu menampilkan informasi dalam bentuk grafik, meteran dan tabel secara singkat dan tepat serta relevan dengan data yang ada. Informasi yang diperoleh dapat disimpan dalam berkas berekstensi pdf atau pengguna dapat langsung mencetak laporan apabila dibutuhkan. Sistem baru dapat menghemat anggaran suatu sistem yang menunjang faktor ekonom. Beberapa perangkat lunak dashboard menyediakan versi gratis dalam pengunduhannya. Fasilitas kotak masuk dapat diciptakan dalam sistem baru sehingga informasi lebih terkontrol dan terlindung dari akses yang tidak memiliki otoritas. Nilai masing-masing dari faktor performa, informasi, ekonomi dan kontrol diberikan 8, 9, 10, 7.

Sistem baru dapat menciptakan efisiensi waktu pelaporan karena data diproses pada komputer sehingga meringankan kerja para pegawai Badiklat ESDM yang dapat mempunyai tambahan waktu dalam meyelesaikan pekerjaan lainnya. Nilai faktor efisiensi diberi 8. Teknologi dashboard mudah untuk dipelajari dan digunakan karena fiturfiturnya sering dilihat dan digunakan pengguna pada aplikasi lain sehingga dapat memaksimalkan pelayanan informasi kepada para eksekutif. Faktor pelayanan diberikan nilai 8. Total dari faktor kelayakan TELOS berarti (8+9+10+7+8+8)/6=8.3. Pemberian nilai faktor diukur dengan rentang 1-10. Nilai 8.3 berarti mendekati batas maksimum yang mengindikasikan bahwa sistem layak untuk dibangun. Sebaik-baik sistem baru pasti mempunyai celah kemungkinan terjadinya kelemahan. Ada tiga faktor yang dimungkinkan adanya kelemahan pada sistem baru dashboard yaitu Kapasitas, Keamanan dan Kepercayaan. Dashboard berbasis web mempunyai kapasitas terbatas tergantung daripada kapasitas server yang digunakan. Penanggulangannya dapat dengan menghapus data yang sudah tidak digunakan dan harus dapat memilah data yang sesuai dengan kebutuhan yaitu data yang siap diolah. Pegawai yang bertugas memasukkan data harus menyediakan data yang sebenarbenarnya terjadi sehingga laporan yang telah dikonversi ke dalam bentuk dashboard, diperoleh merupakan informasi yang dapat dipercaya. Faktor keamanan ditemukan banyak kelemahan yang dirasakan pada semua lembaga/orang yang menggunakan sistem berbasis web. Dashboard yang berbasis web bergantung kepada server serta tidak dapat mengatasi kerusakan server. Hal ini dapat ditanggulangi dengan menggunakan server berkualitas baik dan rutin dalam pemeliharaan server.

Selain itu web harus memiliki proteksi yang kuat dari akses orang yang tidak memiliki otoritas atau berbagai macam kejahatan yang ada di dunia maya. Jika mempunyai lebih banyak faktor yang menguntungkan daripada kelemahan, maka sistem baru sudah dapat dikatakan ideal pada pelaksanaannya. Tahap analisis terpenting adalah menganalisis data sebab dari data tersebut dapat disajikan informasi yang dibutuhkan. Data yang didapat berupa kumpulan tabel yang berisikan kode-kode. Kode tersebut harus terhubung satu dengan yang lain, maka cara menghubungkannya ialah dengan teknik rekayasa terbalik. Semua tabel akan terlihat perbedaan jenisnya setelah teknik rekayasa terbalik dilakukan. Sebagian besar tabel berjenis tabel referensi, sedangankan sisanya berjenis tabel master. Metode eliminasi tabel master dilakukan guna mengetahui tabel mana yang akan diolah pada dashboard. Hasil akhir didapat bahwa tabel Jadwal Diklat sesuai dengan kebutuhan dan siap untuk diolah datanya. Adapun diagram kelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Kelas Sistem Baru 3. Tahap Perancangan Secara Umum Hasil analisa selanjutnya dimodelkan kemudian disajikan ke dalam bentuk perancangan. Perancangan secara umum disajikan dalam bentuk sketsa atau prototipe. Pertama, penggambaran tentang aktivitas yang terjadi pada sistem baru.

Komposisi peserta berdasarkan koridor ekonomi ditampilkan dalam bentuk grafik pie sedangkan komposisi peserta berdasarkan lokasi ditampilkan dalam bentuk radial gauge yang ditambahkan rancangan listbox. Listbox berfungsi sebagai parameter.

Gambar 2. Diagram Use Case Sistem Baru Pada diagram terlihat bahwa dua aktor yang terlibat dalam sistem baru adalah eksekutif dan operator. Sistem baru merancang beberapa pilihan laporan sesuai dengan kebutuhan. Pilihan difokuskan kepada komposisi peserta pada perencanaan diklat. Eksekutif akan melihat laporan dalam bentuk grafik pada saat memilih pilihan laporan. Operator bekerja dibelakang sistem yang bertugas mengolah data serta merancang tampilan laporan hasil olah data. Proses yang terjadi pada eksekutif dapat digambarkan dengan diagram aktifitas.

Gambar 3. Diagram Aktifitas Eksekutif Semua urutan aktifitas mulai dari memilih, melihat dan mengolah laporan yang terjadi di dalam sistem dapat digambarkan dengan diagram rangkaian sebagai berikut :

Gambar 4. Diagram Rangkaian Sistem Baru

Lokasi yang ditampilkan lebih dari satu sehingga dibuat parameter lokasi yang dapat dipilih dan dapat menambah keefektifan tampilan. Rincian dari komposisi peserta berdasarkan kridor ekonomi dan lokasi dirancang dengan tampilan data grid. Data grid lebih berbentuk seperti tabel daripada grafik, namun beberapa perangkat lunak dashboard mengklasifikasikannya ke dalam kategori grafik. 4. Tahap Evaluasi dan Seleksi Sistem Pada fase evaluasi dan seleksi sistem terjadi penilaian kembali terhadap sistem baru yang direncanakan dengan melakukan penguraian penilaian sistem baru. Selain dapat memenuhi kriteria TELOS, faktor strategi PDM (Produktivitas, Diferensiasi dan Manajemen) juga harus ditinjau. Faktor produktivitas dinilai dari keluaran yang dihasilkan berupa laporan bentuk grafik, tabel dan meteran sehingga membuat informasi yang disampaikan singkat, cepat dan tepat walaupun jumlah masukannya sedikit. Nilai 8 untuk produktivitas. Keluaran dashboard yang relevan dengan masukan bernilai efektif dalam pelaporannya. Faktor diferensiasi dinilai dari seberapa baik dashboard dapat menampilkan informasi yang dibutuhkan dibanding dengan sistem lama. Tipe dashboard yang beragam mulai dari semua jenis grafik, meteran berbentuk seperti lampu rambu lalu lintas, thermometer, peta dan lain sebagainya memungkinkan pengguna berinteraksi dengan laporan yang diterimanya. Dilihat dari hal tersebut nilai untuk diferensiasi adalah 9.

Faktor manajemen dinilai dari seberapa baik eksekutif mengambil keputusan atau kebijakan pemerintahan yang ditinjau dari penangkapan informasi. Pengguna dapat membandingkan pada dashboard perencanaan dengan realisasi. Salah satu contoh kebijakan yang dapat diambil yaitu perihal komposisi peserta diklat tahun depan atau berikutnya apakah ditambah atau dikurangi atau mengambil keputusan di lokasi mana saja yang mempunyai peluang diklat lebih besar dengan peserta yang besar. Nilai untuk manajemen diberikan 8, maka total dari faktor PDM adalah (8+9+8)/3=8.3. Pemberian nilai faktor diukur dengan rentang 1-10. Nilai 8.3 berarti mendekati batas maksimum yang mengindikasikan bahwa sistem baru mempunyai nilai strategi yang tinggi sehingga layak untuk dikembangkan.

Langkah awal dimulai dengan instalasi perangkat lunak dundas lalu dilanjutkan dengan menjalankan dundas. Sebelum merancang dashboard dibutuhkan adanya suatu konektifitas data dari tabel ke dundas. Tipe dari tabel yang digunakan dapat mendukung banyak perangkat lunak basis data seperti Excel, Microsoft Access, MySQL, Miscrosoft SQL Server 2005/2012, Microsoft Share Point List, Microsoft Visual FoxPro, Oracle 10g/11g Express Edition.

5. Tahap Perancangan Secara Rinci Fase perancangan secara rinci menggambarkan teknis dan detail dari perancangan secara umum. Prototipe yang telah dibuat akan diimplementasikan. Perangkat lunak yang digunakan adalah dundas edisi evaluasi. Spesifikasi jenis sistem operasi yang mendukung dundas yaitu Windows XP SP3 (minimum), Windows Vista dan Windows 7 selain edisi Home dikarenakan edisi Home tidak mendukung adanya web server IIS. IIS dibutuhkan dalam pengoperasian karena dundas dibangun dengan bahasa pemrograman web asp. Penggunaan perangkat keras pada dundas sangat tergantung kepada prosesor, RAM dan kapasitas hardisk yang digunakan. Prosesor yang digunakan yaitu 2.0 GHz quad-core atau lebih. RAM yang dibutuhkan 2 GB, 4 GB atau lebih (direkomendasikan). Kapasitas hardisk yang digunakan yaitu 10 GB (minimum), 50 GB atau lebih. Jika menggunakan perangkat keras yang berada di bawah standar minimum spesifikasi dundas, maka dundas akan tetap berjalan tetapi proses yang terjadi menjadi lambat pengerjaannya.

Gambar 5. Contoh Konektifitas Data Tabel yang telah dikoneksikan dapat diubah menjadi tabel virtual agar data dapat dengan mudah diolah. Menu tabel virtual memungkinkan seorang operator memilih kolom mana yang digunakan dan dapat pula menggabungkan tabel yang diolah jika perlu.

Gambar 6. Mengolah Tabel Virtual

Setelah tabel virtual dibuat, selanjutnya membuat suatu KPI. Indikator keberhasilan organisasi memiliki nilai ketercapaian program yang disebut Key Performance Indicator (KPI). Setiap langkah pembuatan dashboard, dibuat KPI-nya terlebih dahulu. KPI menampilkan data yang telah diolah ke dalam dashboard dan disaring secara teliti kolom yang digunakan. Cara membuat KPI yaitu dengan memasang fungsi KPI. Pemasangan KPI berisikan proses memilih tabel yang diolah dan memilih kolom yang ditampilkan, disesuaikan dengan grafik, tabel dan meteran yang disajikan serta dapat menentukan alat penjumlahan pada kolom tertentu (kolom yang bertipe numerik).

Cara pembuatan grafik yaitu dengan menarik dan meletakkan KPI tersebut pada kertas kerja (lihat gambar 9). Pada kertas kerja, dashboard yang telah diletakkan tidak terlihat relevan dari datanya karena hal tersebut merupakan tampilan awal saja. Tampilan asli dapat dipratinjau dengan memilih fungsi preview yang terletak di atas kertas kerja. Pengaturan tampilan dashboard yang menggunakan property-properti yang ada diantaranya dapat mengubah warna dashboard sesuai keinginan tetapi tetap mengikuti kaidah IMK (Interaksi Manusia dan Komputer).

Gambar 9. Merancang Dashboard

Gambar 7. Membuat KPI Dashboard yang telah disiapkan dalam KPI, dapat disimpan dan dikunci agar terhindar dari gangguan orang yang tidak mempunyai hak akses. Langkah awal perancangan dapat memilih new dashboard pada menu dashboard yang sejajar dengan menu sebelumnya.

Gambar 8. Membuat Dashboard

Warna harus memiliki keserasian di dalamnya. Pada proyek ini warna biru dijadikan warna utama sebab warna biru melambangkan energi. Hal ini sesuai dengan tema Badiklat ESDM yang berasal dari bidang energi. Pemilihan warna sesuai dengan prinsip kejelasan pada IMK. Setiap dashboard diletakkan suatu alat tip yang berfungsi menampilkan rincian informasi ketika tetikus berada pada objeknya. 6. Implementasi Sebelum sistem benar-benar diaplikasikan, maka harus diuji coba dahulu guna melihat kekurangannya sehingga dapat dilakukan pembetulan terhadap kekurangan tersebut sampai akhirnya tercipta sistem yang benarbenar dibutuhkan pengguna. Verifikasi dan validasi berperan dalam tahap uji coba. Validasi dapat menggambarkan apakah dashboard yang dibangun benar sesuai dengan kebutuhan eksekutif.

Verifikasi menggambarkan apakah dashboard dibangun dengan benar sesuai dengan data-data yang dimasukan. Walaupun uji coba dilakukan berulang kali bukan berarti dapat secara sempurna bebas dari kekurangan. Metode uji coba kotak hitam dipilih karena lebih tepat penggunaannya dimana tidak digunakan kode program dalam pembangunan dashboard-nya. Kotak hitam berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak dimana keluaran perangkat lunak dicek apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian pertama yaitu dashboard untuk perencanaan komposisi peserta berdasarkan koridor ekonominya. Pada pengolahan tabelnya terjadi proses yang menghasilkan sintak sebagai berikut dan hasil keluaran terlihat pada gambar 10 :

Pada pengolahan tabelnya terjadi proses yang menghasilkan sintak sebagai berikut dan hasil keluaran terlihat pada gambar 11 : “ SELECT DD1.[Judul Diklat] AS [Judul Diklat], DD1.[Jadwal Pelaksanaan] AS [Jadwal Pelaksanaan], DD1.[Lokasi] AS [Lokasi], DD1.[Jumlah Peserta] AS [Jumlah Peserta] FROM [dbo].[jadwalperkoridor] DD1 GROUP BY DD1.[Koridor] ”

“ SELECT SUM(DD1.[Jumlah Peserta]) AS [Jumlah Peserta], DD1.[Koridor] AS [Koridor] FROM [dbo].[jadwal-perkoridor] DD1 GROUP BY DD1.[Koridor] ” Gambar 11. Dashboard Rincian Peserta Berdasarkan Koridor Ekonomi Kemudian dilanjutkan dengan menguji dashboard komposisi peserta berdasarkan lokasi asal peserta. Pada pengolahan tabelnya terjadi proses yang menghasilkan sintak sebagai berikut dan hasil keluaran terlihat pada gambar 12 :

Gambar 10. Dashboard Komposisi Peserta Berdasarkan Koridor Ekonomi Selanjutnya pengujian rincian dari dashboard komposisi peserta berdasarkan koridor ekonomi.

“ SELECT DD1.[Lokasi] AS [Lokasi], SUM(DD1.[Jumlah Peserta]) AS [Jumlah Peserta] FROM [dbo].[jadwalperkoridor] DD1 GROUP BY DD1.[Lokasi] ” Dilanjutkan dengan menguji coba dashboard rincian komposisi peserta berdasarkan lokasi asal peserta.

Pada pengolahan tabelnya terjadi proses yang menghasilkan sintak sebagai berikut dan hasil keluaran terlihat pada gambar 13 : “ SELECT DD1.[Judul Diklat] AS [Judul Diklat], DD1.[Jadwal Pelaksanaan] AS [Jadwal Pelaksanaan], DD1.[Lokasi] AS [Lokasi], DD1.[Jumlah Peserta] AS [Jumlah Peserta], DD1.[Koridor] AS [Koridor] FROM [dbo].[jadwalperkoridor] DD1 GROUP BY DD1.[Lokasi] ”

Uji coba yang terakhir adalah dashboard untuk komposisi peserta berdasarkan bidang/judul diklat. Pada pengolahan tabelnya terjadi proses yang menghasilkan sintak sebagai berikut dan hasil keluaran terlihat pada gambar 14 : “ SELECT DD1.[Judul Diklat] AS [Judul Diklat], DD1.[Jadwal Pelaksanaan] AS [Jadwal Pelaksanaan], DD1.[Lokasi] AS [Lokasi], DD1.[Jumlah Peserta] AS [Jumlah Peserta], DD1.[Koridor] AS [Koridor] FROM [dbo].[jadwalperkoridor] DD1 GROUP BY DD1.[Judul Diklat] ”

Gambar 12. Dashboard Komposisi Peserta Berdasarkan Lokasi Asal Peserta Gambar 14. Dashboard Komposisi Peserta Berdasarkan Judul Diklat Semua hasil uji coba yang dilakukan telah sesuai dengan masukan dan telah diperlihatkan kepada pihak Badiklat ESDM yang akhirnya menghasilkan evaluasi seperti pembetulan judul dan penggunaan jenis grafik yang digunakan. Proses tersebut menunjukkan bahwa verifikasi dan validasi sudah terpenuhi. Penelitian implementasi sistem belum dilakukan, namun hasil akhir dashboard sudah diperlihatkan. Pengunggahan dashboard diserahkan kepada bagian teknisi Badiklat ESDM. Gambar 13. Dashboard Rincian Peserta Berdasarkan Lokasi Asal Peserta

PENUTUP 1.

Kesimpulan

Pengembangan sistem baru untuk SIE perencanaan komposisi peserta diklat telah berhasil dibangun dan dirancang. Metode SDLC digunakan dalam pembangunan sistem. Pembangunan sistem baru menggunakan teknologi dashboard dengan memakai perangkat lunak Dundas yang berbasiskan web. Teknik rekayasa terbalik digunakan dalam menganalisis data. Tahap uji coba menggunakan metode kotak hitam. Hasil akhir dashboard diserahkan kepada bagian teknisi Badiklat ESDM. 2.

[3]

[4]

[5]

Saran [6]

Pengembangan sistem baru menggunakan perangkat lunak Dundas, dibangun dengan bahasa pemrograman web asp yang tidak open source. Pengembang sistem selanjutnya diharapkan bisa membangun dashboard dari perangkat lunak yang bersifat open source. Penggunaan teknologi yang berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dikolaborasikan pada SIE dalam hal penyampaian informasi yang berhubungan dengan lokasi atau provinsi. Adanya SIG semakin meningkatkan keefektifan dan keefisienan penyediaan informasi.

[7]

[8]

[9]

[10] DAFTAR PUSTAKA [1]

[2]

Alam Supriyatna. 2010. Rancangan Aplikasi Executive Information System dengan Pendekatan Struktur Organisasi untuk Memantau Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Teknologi & Sains. Volume I, No.01. Anonim. Documentation, (Online), (http://www.dundas.com, diakses 16 Mei 2012).

[11]

[12]

Didik Tristianto. 2011. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. (http://dianpuspita.dosen.narotama.a c.id/files/2011/04/Materi-1.pdf, diakses 26 Juli 2012). Fajar Nugraha. Wewenang, Tanggung Jawab, Delegasi serta Sentralisasi dan Desentralisasi, (Online), (http://a210090173. blogspot.com /2011/11/wewenangtanggung-jawab-delegasi-serta.html, diakses 29 Juli 2012). Novita Mariana. 2006. PengukurPengukur Kesuksesan Sistem Informasi Eksekutif. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Volume XI, No.01. P. Insap Santosa. 2004. Interaksi Manusia & Komputer Teori & Praktek. Yogyakarta : Peberbit ANDI. Sri Dharwiyanti dan Romi Satria Wahono. 2003. “Pengantar Unified Modelling Language”, Kuliah Umum ilmukomputer.com. Tata Sutabri. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Umi Proboyekti. User Interface Design (UID). (http://lecturer. ukdw.ac.id/othie/uid.pdf, diakses 21 Juli 2012). Whitten, J.L. & Bentley, LD. 2007. System Analysis & Design Methods 7th Edition. New York : McGrawHill. Whitten, J.L., Bentley, LD. & Dittman, K.C. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem Edisi 6. Terjemahan oleh Tim Penerjemah ANDI. 2004. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Widya Silfianti. http:// wsilfi. staff. gunadarma.ac.id, diakses 22 Juli 2012.