Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156 pp. 116 - 127
12 Pages
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA SD NEGERI LAMBARO ANGAN Siti Nurbaya M. Ali 1, Prof. Dr. Cut Zahri Harun, M. Pd. 2, Dr. Djailani AR, M. Pd. 3. Magister Administrasi Pendidikan Peogram Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Prodi Magister Administrasi Pendidikan Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Email Penulis:
[email protected]
1)
Abstract: Style or manner of a school principal in his capacity as leader largely determine success in improving teacher performance under his leadership. The purpose of this study was to obtain data on (1) the principal's leadership style in improving labor discipline, (2) the principal's leadership style to motivate the work of teachers, (3) the principal's leadership style in increasing responsibilities and (4) constraints faced by principals in improving teacher performance. By using a qualitative approach, data collection techniques of observation, interviews and documentary studies, research subjects principals, and teachers, the data analysis techniques with qualitative analysis. This study shows that (1) the principal's leadership style instructive apply (telling) in improving discipline, (2) applying the principal consultative leadership style (selling) in improving work motivation of teachers, (3) the principal's leadership style apply discretionary (delegating) in improving the teacher's responsibility, and (4) the obstacles faced by the school principal that the decline in teacher discipline, teacher performance lack of motivation, and low sense of responsibility in the learning of teachers. It is recommended that the principals can implement a better leadership style or varied so that the desired goal can be achieved with good and maximum. Keywords: Principal Leadership Styles and Teacher Performance Abstrak: Gaya atau cara seorang kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemimpin sangat menentukan keberhasilan peningkatan kinerja guru di bawah pimpinannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang (1) gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja, (2) gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru, (3) gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab dan (4) kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan instruktif (telling) dalam meningkatkan kedisiplinan, (2) kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif (selling) dalam meningkatkan motivasi kerja guru, (3) kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan delegatif (delegating) dalam meningkatkan tanggung jawab guru, dan (4) kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah yaitu menurunya kedisiplinan guru, kurangnya motivasi kinerja guru, dan rendah rasa tanggung jawab guru dalam pembelajaran. Disarankan agar kepada kepala sekolah dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih baik atau bervariasi agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik dan maksimal. Kata kunci: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
strategis yang dapat menjawab tantangan
PENDAHULUAN Proses globalisasi yang mengubah wajah
tersebut. Dalam Undang-Undang Nomor 20
dunia, wajah masyarakat dengan dimensi-
Tahun
dimensi baru. Hal ini berarti manusia Indonesia
Nasional,
haruslah
menghadapi
Pendidikan nasional berfungsi mengembang
masyarakat global melalui tujuan pendidikan
kemampuan dan membentuk watak serta
nasional yaitu perlu mempunyai suatu visi
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
dipersiapkan
untuk
2003 Bab
tentang II
Sistem
Pasal
Volume 3, No. 2, Mei 2015
3
Pendidikan menetapkan:
116
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
mengemukakan
bahwa:
Manejemen
dan
bertujuan untuk berkembang-nya potensi peserta
kepemimpinan kepala sekolah perlu lebih
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
ditekankan dalam koordinasi, komunikasi, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
supervisi, karena kelemahan dan hambatan
berakhlak mulia, sehat, beilmu, cakap, kreatif,
pendidikan seringkali bersumber dari kurangnya
mandiri, dan menjadi warga negara yang
koordinasi, komunikasi, dan supervisi, sehingga
demokratis serta bertanggung jawab.
menyebabkan persepsi yang berbeda di antara
Dalam upaya menghasilkan pendidikan
komponen-komponen pelaksana di lapangan
yang berkualitas di sekolah, banyak faktor atau
(Kepala Dinas, Pengawas, Kepala Sekolah, dan
komponen yang terlibat di dalamnya baik
Guru), serta kurangnya sosialisasi dari kepala
manusia
sekolah kepada seluruh tenaga kependidikan
maupun
non
manusia.
Sekolah
merupakan salah satu organisasi yang kompleks
lainnya.
dan unik, sehingga dalam pelaksanaanya
berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi yang
memerlukan koordinasi yang tinggi dengan
harus diembannya dalam mewujudkan sekolah
segala komponennya. Kepala sekolah selaku
yang efektif, produktif, mandiri, dan akuntabel.
pemimpin secara langsung merupakan contoh
Kepemimpinan
Gaya
kepala
kepemimpinan
sekolah
merupakan
nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala
karakteristik seseorang untuk mempengaruhi
sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap
orang lain atau organisasi, sehingga orang lain
bawahan, akan berbeda dengan kepemimpinan
mau dan mampu bergerak serta meneladani
yang acuh tak acuh, kurang komunikatif apalagi
sikap dan watak pribadinya kearah pencapaian
arogan dengan komunitas sekolahnya.
tujuan. Gaya kepemimpinan adalah norma
Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
menggerakkan, dan
prilaku
oleh
mempengaruhi
seseorang orang
pada lain.
saat
itu
Selanjutnya,
menyerasikan semua sumber daya pendidikan
Wahyudi (2012:123) menyata-kan bahwa: Gaya
yang tersedia di sekolah dan mempergunakan
kepemimpinan yang diterapkan pada tingkat
sesuai
kematangan
kebutuhan.
Artinya,
kepemimpinan
atau
kedewasaan
(mature)
kepala sekolah merupa-kan salah satu faktor
dewasaan bawahan dan tujuan yang ingin
yang dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan
dicapai. Bawahan sebagai unsur penting yang
sasaran sekolah melalui program-program yang
terlibat dalam mencapai tujuan mempunyai
dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
perbedaan dalam hal kemampuan, kebutuhan
Kepala
mempunyai
dan kepribadian, sehingga pendekatan yang
kemampuan manajemen dan kepemimpinan
dilakukan pemimpin disesuaikan dengan tingkat
yang memadai agar mampu mengambil inisiatif
kematangan bawahan.
dan
sekolah
prakarsa
untuk
dituntut
meningkatkan
mutu
Salah seorang pemimpin yang memiliki
pendidikan di sekolah. Mulyasa (2013:6)
salah satu tipe bisa menyesuaikan diri dengan
Volume 3, No. 2, Mei 2015
117
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala situasi yang dihadapi dalam melaksanakan
akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran
kepemimpinannya. Menurut Danim (2012:212-
yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
214) “ada beberapa tipe kepemimpinan tersebut:
berkualitas. Kinerja guru merupakan prestasi
1)
pemimpin
kerja atau unjuk kerja yang diperoleh seseorang
demokratik, 3) pemimpin permisif”. Pemimpin
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab-
profesional adalah seorang ‘seniman’ dalam
nya. Kinerja dan kompetensi guru memikul
memimpin. Seni adalah buah kreasi personal
tanggung jawab utama dalam transformasi
yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Oleh
orientasi peserta didik dari ketidaktahuan
karena itu, seni dalam memimpin berbeda pada
menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi
setiap orang.
mandiri, dari tidak terampil menjadi terampil,
pemimpin
otokratik,
2)
Kualitas pelayanan pendidikan di sekolah
dengan metode-metode pembelajaran bukan lagi
sangat ditentukan oleh kinerja guru dalam
mempersiapkan peserta didik yang pasif,
melaksanakan
menata
melainkan peserta didik berpengetahuan yang
administrasi yang baik, dan kinerja guru sangat
senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan
ditentukan oleh kemampuan profesional yang
diri dengan informasi baru dengan berpikir,
dimiliki guru, motivasi kerja, serta komitmen
bertanya,
terhadap tugasnya. Dalam Undang-Undang
mengembangkan
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
memecahkan masalah yang berkaitan dengan
menyebutkan “Guru adalah pendidik profesional
kehidupannya.
pembelajaran
dan
menggali,
menciptakan
cara-cara
tertentu
dan dalam
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
Rendahnya kinerja guru pada SD Negeri
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
Lambaro Angan Aceh Besar, diduga kurang
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
tepatnya gaya kepemimpinan kepala sekolah
anak usia
formal,
dalam menjalankan tugas kepemimpinannya
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
sehingga menyebabkan peningkatan kinerja
Jadi, guru profesional yang dimaksud adalah
guru
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan
seseorang sebagai sumber penghasilan yang
pada SD Negeri Lambaro Angan Aceh Besar
memerlukan
dan
selama ini adalah gaya militer, dimana guru
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
sering diperintah dan merasa jabatan kepala
norma tertentu serta memerlukan pendidikan
sekolah lebih tinggi dari guru, terkadang juga
profesi.
tidak senang diberi masukan (kritikan). Masih
dini jalur pendidikan
keahlian,
kemahiran,
tidak
mencapai
sasaran.
Gaya
Guru merupakan salah satu elemen kunci
ada beberapa guru yang dijumpai kurang
dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah.
disiplin, terutama pada saat masuk kelas,
Semua komponen lain, mulai dari kurikulum,
akibatnya situasi pembelajaran tidak dapat
sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak
terwujud dengan efektif.
Volume 3, No. 2, Mei 2015
118
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala anggota kelompoknya. Dengan demikian, gaya KAJIAN PUSTAKA
kepemimpinan
Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah
individual,
kebiasan,
cara
mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam
oragnisasi
dan
persepsi
mengenai
pengaruh yang sah dan menggerakan prilaku orang
lain
serta
Wahjosumidjo
melakukan.
(2011:17)
Menurut
“Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antarperan,
kedudukan
dari
satu
sebagai
legitimasi pengaruh”.
kepemimpinan. Kepemimpinan seseorang dapat digolongkan ke dalam salah satu tipe dan mungkin setiap tipe bisa memiliki berbagai macam gaya kepemimpinan. Salah seorang pemimpin yang memiliki salah satu tipe bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi
kelompoknya.
pendidikan
Gaya
adalah
cara
seseorang pemimpin lembaga pendidikan dalam mengatur, mengarahkan, dan membimbing guru-guru agar mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan posisi yang sangat menuntut kemampuan membaca dan memahami karakter, sifat dan kepribadian guru yang menjadi bawahannya. Greenfield mengemukakan
(Mulyasa bahwa
2013:19)
“Indikator
kepala
tiga hal pokok sebagai berikut: 1) komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, 2) menjadikan visi sekolah sebagai
umum, Mukhtar dan Iskandar (2009:85) ada tiga tipe kepemimpinan dalam kehidupan suatu oragnisasi, termasuk organisasi sekolah, yaitu: (a) Tipe Otoriter, (b) Tipe Laissez-faire, dan (c) Tipe Demokratis. Perilaku kepemimpinan yang ditampilkan dalam proses manajerial secara sebagai
Gaya
gaya
(style)
kepemimpinan
lebih
cenderung kepada situasi. Gaya kepemimpinan yang dimaksud sebagai cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para
Volume 3, No. 2, Mei 2015
119
pedoman
memimpin
dalam
sekolah,
memfokuskan
dan
mengelola 3)
dan
senantiasa
kegiatannya
terhadap
pembelajaran dan kinerja guru di kelas”.
dalam melaksanakan kepemimpinannya. Secara
kepemimpinan.
pemimpin
sekolah efektif secara umum dapat diamati dari
Perlu dibedakan antara tipe dan gaya
disebut
anggota
kepemimpinan
jabatan
administrasi, dan persepsi dari lain-lain tentang
konsisten
cara
berperilaku secara konsiten terhadap bawahan
Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri
adalah
Kepala sekolah sebagai pemimpin yang baik adalah seorang kepala sekolah yang memiliki karakter atau ciri-ciri khusus yang mencakup
kepribadian,
keahlian
dasar,
pengalaman dan pengetahuan profesional, diklat dan
ketrampilan
profesional,
pengetahuan
administrasi dan pengawasan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisa dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Gaya kepemimpinan kepala sekolah, paling
2012:28) mengartikan “kompetensi sebagai
tidak ada empat gaya kepemimpinan yang sering
kemampuan
dilakukan
dipandang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan.
representative terhadap peningkatan kinerja
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan
guru, yakni gaya kepemimpinan transaksional,
latihan dengan standari dan kualitas tertentu
visioner, transformasional dan situasional.
sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan”.
Peran dan Fungsi Kepala Sekolah
Secara umum tugas dan peran kepala sekolah
kepala
sekolah
dan
melaksanakan
sesuatu
yang
Kepala sekolah merupakan jabatan karir
memiliki lima dimensi komptensi sebagaimana
yang diperoleh seseoarng setelah sekian lama
termaktub pada Permendiknas Nomor 13 Tahun
menjabat sebagai guru. Seseorang diangkat dan
2007,
dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah
Madrasah,
yaitu
harus
manajerial,
kewirausahaan,
memenuhi
disyaratkan
kriteria-kriteria
untuk
jabatan
yang
dimaksud.
Wahjosumidjo (2011:83) menjelaskan “secara
tentang
“Standar
Kepala
kompetensi
Sekolah/
kepribadian,
supervisi,
dan
kompetensi sosial”. Konsep Kinerja Guru
sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan
Kinerja adalah performance atau unjuk
sebagai seorang tenaga fungsional guru yang
kerja. Kinerja merupakan terjemahan dari kata
diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu
performance (job performance). Smith (Usman
lembaga atau sekolah dimana diselenggarakan
2012:63) menyatakan bahwa “performan atau
proses belajar mengajar, atau tempat dimana
kinerja merupakan hasil kerja dari suatu proses.
terjadi interaksi antara guru yang memberi
Artinya, hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.
pegawai dalam melaksanakan tugas yang
Kepala
sekolah
berfungsi
sebagai
dibebankan kepadanya”. Kinerja yang baik
pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu
dapat
akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat
motivasi.
terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja
perpaduan antara pendidikan, pelatihan, dan
yang tinggi. Dalam melaksanakan fungsinya,
pengalaman. Sedangkan motivasi adalah suatu
kinerja
daya
seorang
kepala
sekolah
sering
dipengaruhi
oleh
Kemampuan
pendorong
dirumuskan sebagai EMASLIM, singkatan dari
menyebabkan
Educator, Manager, Adminis-trator, Supervisor,
melakukan sesuatu.
kemampuan merupakan
(driveng
seseorang
dan hasil
force)
yang
berbuat
atau
Leader, Innovator, Motivator.
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk
Kompetensi Kepala Sekolah
dijadikan acuan dalam mengadakan perbanding-
Kepala sekolah dalam mengelola satuan
an terhadap apa yang dicapai dengan apa yang
pendidikan disyaratkan menguasai keterampilan
diharapkan, atau kualitas kerja adalah wujud
dan kompetensi tertentu yang dapat mendukung
perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan
pelaksanaan tugasnya. Sahertian (Wahyudi
sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau
Volume 3, No. 2, Mei 2015
120
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan
(diskriminatif), dan (7) memaksa hak peserta
efesien.
didik”.
Indikator- Indikator kinerja guru menurut
Guru
merupakan
ujung
tombak
Rebore (Usman 2012:94) “menyangkut dengan
keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai
(1) kinerja pembelajaran, (2) kinerja profesional,
orang yang berperan penting dalam pencapaian
dan (3) kinerja personal”. Berkenaan dengan
tujuan pendidikan yang merupakan percerminan
kepentingan penilaian terhadap kinerja guru,
mutu
Georgia
mempengaruhi
Departemen
of
Education
telah
pendidikan.
Beberapa
kinerja
faktor
yang
yang
dapat
guru
mengembangkan teacher performance asses-
diungkap, antara lain: (1) Kepribadian; (2)
sment instrument yang kemudian dimodifikasi
Pengembangan profesi guru; (3) Pembelajaran
oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kinerja
yang diidentikkan dengan kata “mengajar”: (4)
Guru (APKG). APKG merupakan alat pengukur
Terbinanya hubungan dan komunikasi di dalam
kemampuan guru dalam bentuk kompetensi
lingkungan sekolah; (5) Hubungan mutualisme
yang bersifat generic essentials, maka dalam hal
sekolah dengan masyarakat; (6) kesejahteraan;
ini APKG hanya mengukur kompetensi yang
dan (7) Iklim sekolah.
dimiliki atau dapat diasumsikan oleh guru. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah
dihasilkan
berkualitas,
baik
peserta secara
didik
yang
akademis,
skill
(keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Sementara itu, menurut Mulyasa (Kunandar 2009:42) sedikitnya ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu: “(1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, (2) menunggu peserta
didik
menggunakan
berperilaku destructive
negatif,
(3)
disipline,
(4)
mengabai-kan perbedaan peserta didik, (5) merasa paling pandai dan tahu, (6) tidak adil
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif
pendekatan
dengan
kualitatif
menggunakan
untuk
mengkaji
permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada pada SD Negeri Lambaro Angan Aceh Besar. Lokasi
dalam
penelitian
ini
peneliti
laksanakan pada SD Negeri Lambaro Angan Aceh Besar, dengan diobservasikan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah serta teman-teman sejawat. Penelitian ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan, yaitu pada bulan September dan November 2013. Sedangkan subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru-guru pada SD Negeri Lambaro Angan Aceh Besar yang yang ditentukan secara acak. Salah satu teknik yang
Volume 3, No. 2, Mei 2015
121
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala digunakan
adalah
memeriksa
derajat
kepercayaan atau kredibilitasnya.
kepala sekolah berusaha untuk memotivasi guru dengan menetapkan standar kerja yang tinggi
Uji Kredibilitas data dapat dipercaya
yang berbasis pada peningkatan mutu. Kepala
melalui kriteria kredibilitas, reliabilitas dan
sekolah sangat menyadari dan mengerti bahwa
objektifitas.
data
pada hakikatnya guru-guru adalah manusia biasa
merupakan langkah yang paling strategis dalam
dan tidak pernah luput dari kesalahan dan juga
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
memberikan
adalah mendapatkan data. Jadi, dalam penelitian
menindaklanjuti keluhan serta harapan yang
ini teknik pengumpulan data ialah melalui
diharapkan oleh guru untuk menciptakan
wawancara,
lembaga sekolah yang berkualitas.
Teknik
pengumpulan
observasi
dan
dokumentasi.
perhatian
penuh
dalam
Selanjutnya, teknik Analisis data terdiri tiga alur
Gaya kepemimpinan kepala sekolah
kegiatan, yaitu: Reduksi data, Penyajian data
dalam meningkatkan tanggung jawab guru, yaitu
dan Penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kepala sekolah juga memberikan penghargaan, insentif, dan kesejahteraan lain yang luar dari
HASIL PEMBAHASAN
kesejahteraan sertifikasi yang telah ditetapkan
Hasil Penelitian
dalam
Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru; yaitu kepala sekolah
berusahan
menjadi
teladan
di
lingkungan sekolah dengan cara datang lebih awal
dan
pulang
paling
akhir.
Gaya
kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru, dari hasil wawancara terungkap bahwa digunakan gaya kepemimpinan membertitahukan (telling), gaya ini dilakukan dengan menemui guru-guru secara personal. Gaya kepemimpinan
telling ini
dilakukan oleh kepala sekolah pada saat rapat dewan guru, sehubungan dengan gaya telling kepala sekolah setiap pagi, cara yang dilakukan dengan
duduk
dikantor
dewan
guru,
ia
memantau setiap guru yang datang dan lansung mengingatkannya bila saat jam mengajar tiba. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru, yaitu
skala
penghargaan, tersebut
nasional. insentif,
diharapkan
Dengan dan
adanya
kesejahteraan
dapat
menambah
kebutuhan-kebutahan lain yang kian meningkat. kepala sekolah menganut gaya kepemimpinan demokratis
dalam meningkatkan
tanggung
jawab guru-guru. Dalam peningkatan tanggung jawab guru, kepala sekolah berusaha mendorong dan meningkatkan mengairahkan guru-guru untuk
bekerja
baik
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler maupun non-ekstra-kurikuler. Kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, dengan cara mengatur administrasi kelas dan memberlakukan peraturan-peraturan tepat waktu baik dari segi kehadiran maupun ketepatan
jadwal
mengajar.
Selanjutnya
kendala-kendala kepala sekolah yang dihadapi kepala sekolah dalam motivasi kerja guru, yaitu melalui kesiapan mental dan fisiknya dalam
Volume 3, No. 2, Mei 2015
122
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mengajar. Kepala sekolah selalu mengingat
tergabung
guru-guru agar selalu menjaga kesehatan, baik
peraturan yang telah ditetapkan dengan senang
dirinya sendiri maupun keluarga. Upaya yang
hati”. Membina disiplin di sekolah perlu dimulai
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan
motivasi guru-guru dengan cara memberi
pendidikan nasional, yakni sikap demokratis.
wejengan, semangat, dan teratur menjaga
Sehubungan dengan itu, dalam menentukan
kesahatan, terutama semangat dalam mengajar
peraturan disiplin perlu berpedoman pada hal
di kelas.
berikut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik,
Kendala yang dihadapi kepala sekolah
dalam
sekolah
tunduk
kepada
sedangkan guru tut wuri handayani.
dalam meningkatkan tanggung jawab guru
Dalam menegakkan disiplin sekolah, gaya
adalah masih ditemukan guru-guru yang kurang
kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat
mampu menjabarkan RPP dan silabus dengan
menentukan
benar, sehingga guru-guru tersebut hanya
sekolah. Ada bermacam-macam gaya yang
menjalankan tugas mengajar saja tanpa diserta
dapat diterapkan kepala sekolah, tetapi untuk
dengan perencanaan yang matang. Upaya yang
mendisiplinkan guru, staf dan siswa, maka
dilakukan kepala sekolah dalam menyikapi
kepala
masalah tanggung jawab guru yaitu dengan cara
instruktif
mengadakan pelatihan bagi guru-guru yang
menyebutkan: Gaya instruktif diterapkan pada
belum teratur dalam menjabar RPP dan silabus,
guru yang tidak mampu dan tidak berani
bahkan kepala sekolah sering meminta bantuan
memikul tanggung jawab, bila menjalankan
kepada pengawas atau dinas terkait untuk
tugas membutuhkan penjelasan, pengaturan/
mensosialisasikan guru-guru dalam peningkatan
pengarahan dan supervisi secara khusus. Gaya
administrasi guru.
kepemimpinan yang bersifat instruktif (G1)
Pembahasan
tepat untuk diterapkan pada guru yang tidak
Disiplin sekolah merupakan sesuatu hal yang
mudah
diucapkan,
tetapi
sukar
jalannya
sekolah
roda
cocok
(telling).
kepemimpinan
menerapkan
Wahyudi
gaya
(2012:140)
mampu dan tidak mau menerima tanggung jawab.
Kepala
sekolah
melaksanakan
dilaksanakan; bukan hanya oleh peserta didik,
pengawasan secara ketat, dengan demikian
tetapi oleh guru bahkan oleh kepala sekolah.
derajat hubungan manusia pada kategori rendah
Disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika
akan tetapi perhatian terhadap organisasi tinggi.
orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem
Kepala sekolah banyak memberikan
tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
instruksi
dengan senang hati. (Mulyasa 2013:191)
pengawasan ketat. Pada gaya instruktif, kepala
mengemukakan
dapat
sekolah lebih dominan dalam memberikan
diartikan sebagai keadaan tertib, ketika guru,
pengarahan tentang tugas terhadap guru dan
kepala sekolah dan staf, peserta didik yang
sedikit dalam perilaku hubungan (tugas tinggi
“disiplin
Volume 3, No. 2, Mei 2015
sekolah
123
kepada
guru dan
melaksanakan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan hubungan rendah). Selain gaya instruktif,
tidak mampu
melaksanakan
kepala sekolah juga menerapkan gaya otoriter
mandiri tetapi mau mengambil tanggung jawab.
guna untuk meningkatkan kedisiplinan guru.
Penerapan gaya konsultatif ini, kepala masih
tugas secara
Apabila guru-guru tidak mengindahkan arahan
sekolah
menunjukkan
perilaku
dari kepala sekolah, maka baru menerapkan
mengarahkan tugas-tugas guru dan sering
gaya otoriter. Engkoswara dan Kamariah
memberikan dorongan dan motivasi terhadap
(2011:181) menyatakan “ototiter adalah gaya
penyelesaian tugas (tugas tinggi dan hubungan
kepemimpinan yang menekan pada kekuasaan
tinggi). Selain gaya konsultatif di atas, kepala
dan kepatuhan anggota secara mutlak”.
sekolah juga menerapkan gaya otoriter guna
Motivasi adalah tenaga pendorong atau
untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Guru-
penarik yang menyebabkan adanya perilaku
guru yang tidak mengerjakan tugas dengan
seseorang ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi
benar maka kepala sekolah akan menerapkan
kerja berkaitan dengan apa yang diinginkan
gaya
manusia (tujuan), mengapa ia menginginkan hal
Kamariah (2011:181) menyatakan “ototiter
tersebut (motif), dan bagaimana ia mencapai
adalah gaya kepemimpinan yang menekan pada
tujuan tersebut (proses). Mulyasa (2013:196)
kekuasaan dan kepatuhan anggota secara
menyatakan: Motivasi merupakan salah satu
mutlak”.
otoriter
tersebut.
Engkoswara
dan
faktor yang turut menentukan kefektifan dan
Guru merupakan faktor yang sangat
keberhasilan pembelajaran, karena peserta didik
dominan dalam pendidikan pada umumnya,
akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila
karena guru memegang tanggung jawab dalam
memiliki motivasi yang tinggi.
proses
Banyak cara yang dapat dilakukan guru
pembelajaran,
di
pembelajaran merupakan secara
mana
proses
inti dari proses
untuk membangkitkan motivasi belajar peserta
pendidikan
keseluruhan.
didik, antara lain melalui kehangatan dan
(2009:325) menjelaskan “proses pembelajaran
keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu,
merupakan suatu proses yang mengandung
mengemukakan ide yang bertentangan, dan
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
memerhatikan minat belajar peserta didik.
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
Sehubungan dengan itu, Howard (Mulyasa
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu,
2013:200) “seorang guru sebaiknya memiliki
di mana dalam proses tersebut terkandung
rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana anak
multiperan dari guru”. Jadi tanggung jawab guru
belajar dan menyesuaikan dirinya dengan
bukan sekedar menstransfer ilmu pengetahuan
kondisi-kondisi belajar dalam lingkungan”.
kepada anak didik. Melainkan, guru juga
Dalam meningkat motivasi guru, kepala sekolah
berkewajiban membentuk watak dan jiwa anak
menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif
didik yang sebenarnya sangat memerlukan
(selling). Di dalam penerapan gaya ini, guru
masukan positif dalam bentuk ajaran agama,
Volume 3, No. 2, Mei 2015
Rusman
124
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ideologi, dan lain-lain. Memberikan bimbingan
peraturan-peraturan tepat waktu baik dari segi
sehingga anak didik memiliki jiwa dan watak
kehadiran maupun ketepatan jadwal mengajar.
yang baik, mampu membedakan mana yang baik
Menurut
dan buruk, mana yang halal dan haram, adalah
2009:48) “disiplin merupakan bentuk pelatihan
termasuk tugas guru.
yang menghasilkan suatu karakter atau perilaku
Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
khusus
Wikipedia
yang
(Yamin
menghasilkan
dan
Maisah
perkembangan
kan
moral, fisik, dan mental untuk tujuan tertentu”.
tanggung jawab guru ini adalah gaya instruktif
Dalam meningkatkan kedisiplinan guru, kepala
dan gaya delegatif. Wahyudi (2012:140-141)
sekolah menerapkan gaya intruktif.
cocok
diterapkan
dalam
meningkat-
menyebutkan: Gaya instruktif diterapkan pada
Kendala lain yang dihadapi kepala
guru yang tidak mampu dan tidak berani
sekolah dalam meningkat kinerja guru adalah
memikul tanggung jawab, bila menjalankan
motivasi.
tugas membutuhkan penjelasan, pengaturan/
“Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik
pengarahan dan supervisi secara khusus. Kepala
yang menyebabkan adanya perilaku seseorang
sekolah melaksanakan pengawasan secara ketat,
ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan
dengan demikian derajat hubungan manusia
dengan apa yang diinginkan manusia (tujuan),
pada kategori rendah akan tetapi perhatian
mengapa ia mengingin-kan hal tersebut (motif),
terhadap organisasi tinggi. Dalam gaya delegatif
dan bagaimana ia mencapai tujuan tersebut
“kepala sekolah sedikit sekali memberikan
(proses)”.
pengarahan,
meningkatkan tanggung jawab guru dengan
karena
para
guru
dapat
Menurut
Mulyasa
Selanjutnya,
(2013:195)
kendala
menjabarkan program-program innstitusi dan
mengatur
melaksanakan
dapat
Pembagian tugas tersebut harus adil dan merata
dan
sesuai dengan bidang keahliannya masing-
mengatasi
dengan,
persoalan
memutuskan
solusi
para secara
yang
guru mandiri terbaik
untuk
masing.
pembagian
Guru
adalah
tugas
dalam
orang
mengajar.
yang
harus
kepentingan keberhasilan pencapaian tujuan
bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-
pendidikan”.
murid, baik secara individual ataupun secara
Kendala
suatu
dalam
klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
pembelajaran, terutama yang dialami oleh guru-
Supardi (2013:92) yaitu: Guru yang bertanggung
guru bidang studi. Kendala tersebut bisa datang
jawab adalah guru yang mengetahui, memahami
dari guru itu sendiri, dari peserta didik,
nilai-nilai,
lingkungan keluarga, atau karena faktor fasilitas,
kesopanan, moral, sosial, maupun keagamaan)
dan termasuk internal sekolah. Kepala sekolah
dan selalu berusaha untuk menyesuaikan segala
dalam menerapkan kedisiplinan kepada guru
tindak-tanduk dan perilakunya sesuai dengan
yang kurang disiplin yaitu dengan cara mengatur
nilai
administrasi
bertanggung jawab atas segala tindakannya
kelas
masalah
dan
Volume 3, No. 2, Mei 2015
memberlakukan
125
dan
norma-norma
norma-norma
(kesusilaan,
tersebut.
Guru
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepada
sstakesholder
pendidikan
maupun
menerapkan
bermacam-macam
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kegiatan
kepemimpinan.
pembelajaran yang dilakukan di sekolah (di
Saran
kelas atau di luar kelas).
jenis
gaya
Dari uraian kesimpulan di atas, maka saran penulis ialah kepada kepala sekolah agar
KESIMPULAN DAN SARAN
sesering
Kesimpulan
dapat diberi beberapa kesimpulan, yaitu: Gaya kepala
sekolah
dalam
meningkatkan disiplin guru adalah dengan menggunakan gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis yang melihat ketepatan waktu untuk memasuki kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sekolah.
dalam meningkatkan motivasi kerja guru pada SD Lambaro Angan Aceh Besar lebih cenderung
pembagian tugas mengajar guru secara adil dan mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai kegiatan seperti: training, seminar, MGMP. Kepala sekolah, sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan gaya kepemimpinan otoriter, karena dikhawatir akan berdampak pada: (1) guru
yaitu dengan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melanjutkan studi banding ke sekolah dan memberikan kesempatan dalam menindak lanjuti keluhan dan harapan guru. Gaya kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan
tanggungjawab
melaksanakan
proses
menerapkan
guru
dalam
pembelajaran
adalah
gaya
kepemimpinan
demokratis. Kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu masih ada guru yang kurang siap dalam mengajar. Masih banyak guru-guru yang mengikuti
semakin
malas
dan
bosan
dalam
jawab guru dapat terabaikan, dan (3) wibawa kepala sekolah sebagai pimpinan menurun atau hilang.
menggunakan gaya kepemimpinan demokratis
belum
gaya
melaksanakan tugas mengajar, (2) tanggung
Gaya kepemimpinan kepala sekolah
dengan
menggunakan
kepemimpinan demokratis, terutama dalam
Dari temuan penelitian di atas, maka
kepemimpinan
mungkin
pelatihan-pelatihan.
Di
samping itu, terdapat kurangnya disiplin guru, motivasi kerja dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, sehingga kepala sekolah akan
Kepada kepala sekolah untuk terus berupaya meningkatkan kinerja guru dengan memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi, memberikan perhatian baik dari segi materi maupun non materi, melibatkan guruguru
dalan
menyusun
program
sekolah,
mendengar-kan ide-ide guru serta memberi rasa aman untuk guru-guru sehingga guru-guru merasa
nyaman
dan
memiliki
terhadap
peningkatan sekolah. kepala sekolah bersamasama
dengan
Dinas
Pendidikan
terkait,
pengawas dan stakesholders lainnya, diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan dibutuhkan oleh guru dalam menunjang pembelajaran pada SD Lambaro Angan Aceh Besar. Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, hendaknya menjadi
Volume 3, No. 2, Mei 2015
126
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepala sekolah yang profesional, karena dengan bermacam-macam gaya kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkannya. DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan. (2012). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Engkoswara dan Komariah, Aan. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Setifikasi guru. Jakarta: Raja wali Pers. Mulyasa, E. (2013). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. -----------------. (2013). Implementasi Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan: Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. ---------------. (2013). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran
Volume 3, No. 2, Mei 2015
127
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mukhtar dan Iskandar. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Supardi. (2013). Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Gaung Persada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. Gaung Persada. Usman, Nasir. (2012). Manajemen Mutu Kinerja Guru: Konsep, Teori dan Model. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers. Wahyudi. (2012). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Yamin, Martinis. dan Maisah. (2009). Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.