DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK

Download independen tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi, populasi sebanyak 59 ... perawat harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal...

0 downloads 456 Views 175KB Size
DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG HOSPITALISASI DI RSUD dr WAHIDIN SUDIRO HUSODO DWI ASTUTIK DEWI ANGGITASARI 11001064 Subject : Dukungan Keluarga, Kecemasan Anak Hospitalisasi. DESCRIPTION Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anak. Kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentuk dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil. Kecemasan yang paling besar dialami oleh anak adalah ketika pertama kali mereka masuk sekolah dan kondisi sakit yang dialami anak. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah ada Hubungan Dukungan Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Anak di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancang bangun penelitian cross sectional, variable dependen dukungan keluarga dan variable independen tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi, populasi sebanyak 59 responden yang anaknya dalam proses hospitalisasi, tehnik sampling menggunakan non probability sampling dengan tekhnik consecutive didapatkan sampel sebanyak 30 responden yang anaknya dalam proses hospitalisasi, instrument menggunakan kuesioner. Data akan di olah melalui tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa didapatkan bahwa sebagian besar memiliki dukungan positif terhadap anak yang hospitalisasi yaitu sebanyak 16 responden dengan presentase sebanyak (53,3%), dansetengah dari responden mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 15 responden dengan presentase sebanyak (50,0%). Hasil uji Mann-Whitney diketahui hasilρ = 0,346 > α = 0,05. Sehingga H1 ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi. Simpulan didalam penelitian ini tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan anak. Dukungan tidak hanya diberikan oleh keluarga, tetapi dukungan dari pihak rumah sakit seperti dokter, perawat, dan lainlain juga berpengaruh pada kecemasan anak. Jadi dukungan keluarga dan perawat harus ada pada saat anak dirawat di rumah sakit. Semakin tingkat kecemasan anak menurun, semakin cepat proses penyembuhan.

ABSTRACT Family is the most important things to take care, especlally, taking care of children. The life of children is also determined by the family support. We can see, if the family support is very good to children their growth and development will be relative stable. So they felt so anxiety when they entered school and got illness firstly the aim of this study is to determine whether the nurses support have relationship with anxiety level of children in RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo at Mojokerto. Design of this study is analytical with cross sectional, the dependent variable is the family support and the independent is the anxiety level of children hospitalized the population is 59 respondent have children hospitalized the technique uses non probality sampling with consecutive gets 30 respondents have children hospitalized using questionnaires. The data will be processed by editing, coding, scoring, tabulating and presented by frequency distribution table. The result shows that most of respondents have positive support to the children hospitalized with persentage of 53,3% and the half of then have middle anxiety amount 15 respondents with persentage of 50%. Mann-Whitney test results are known ρ = 0.346 results > α = 0.05. So that H1 is rejected which means that there is no relationship between the level of family support with the level anxiety children hospitalized. The conclusions of this study there is no relationship between family support with level anxiety. Of children the support is not only given by the family, but also the hospital support such as physicians, nurses, and others also affect to anxiety children. So the family support and nurses should take care of children hospitalized. The more level anxiety children decreases, so it will help them healing process. Keywords : Family Support, Child Anxiety Hospitalization Contributor Tanggal URL Right Summary

: Tri Peni, S.ST., M. Kes : Widy Setyowati, S.Kep. Ns : Mojokerto, 12 Mei 2014 : : Open Document :

LATAR BELAKANG Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anak. Oleh karena anak merupakan bagian dari keluarga, maka perawat harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong, Perry and Hockenberry, 2002).Kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentuk dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabila dukungan keluarga anak kurang

baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak (Alimul, 2005). Kecemasan yang paling besar dialami oleh anak adalah ketika pertama kali mereka masuk sekolah dan kondisi sakit yang dialami anak. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka besar sekali kemungkinan anak akan mengalami disfungsi perkembangan. Anak akan mengalami gangguan, seperti gangguan somatik, emosional dan psikomotor (Nelson cit Isranil Laili.2006) Smith, Donna dan Phillip (2004), mengatakan hampir 4 juta anak didunia dalam setahun mengalami hospitalisasi, 6% diantaranya berumur dibawah 7 tahun. Di Indonesia jumlah anak usia prasekolah (3-6 tahun) berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 sebesar 72% dari jumlah total penduduk indonesia. Dan diperkirakan 35 per 100 anak menjalani hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan (Sumaryoko, 2008 dalamkaryaAyuSelvia) Menurut Supartini (2004) perawatan anak di rumah sakit merupakanpengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak maupun orang tua.Lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress dankecemasan pada anak. Terjadinya perpisahan orang tua dan anak karena harus dirawat di rumah sakit dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit, orang tua menjadi stres. Selanjutnya, apabila orang tua stres, anak pun menjadi semakin stres (Supartini, 2000). Hospitalisasi (rawatinap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru maupunkeluarga yang mendampinginya selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan anaknya, pengobatan, peraturan dan keadaan di rumah sakit, serta biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak berlangsung pada anak, secara psikologis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampinginya selama perawatan. Anak akan semakin stres dan hal ini berpengaruh terhadap proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stres terjadi penekanan sistem imun (Nursalam, 2005). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 maret 2014 di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto dengan menggunakan kuesioner dari 5 responden didapatkan hasil 3 responden yang menunjukkan dukungan keluarga positif dan 2 responden menunjukkan dukungan keluarga negatif. Dan untuk tingkat kecemasan terdapat 3 anak mengalami cemas berat, 1 anak mengalami cemas sedang dan 1 anak mengalami cemas ringan. Sebagai perawat, dapat memberikan Attrumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga, yaitu bentuk perawatan terapeutik untuk mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua. Perawat memegang posisi kunci untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan perawatan anaknya di

rumah sakit karena perawat berada di samping pasien selama 24 jam dan fokus asuhan adalah peningkatan kesehatan anak melalui pemberdayaan keluarga (Supartini, 2004). Anak yang dirawat dirumah sakit memerlukan keterlibatan orang tua (Platt, 1959 dalam Farrell, 1992). Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama 24 jam, karena anak membutuhkan orang tua selama proses hospitalisasi(Supartini 2004). Pasienanakyang merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh perhatian akan mempercepat proses penyembuhan (Nursalam, 2005). Berdasarkan data dan fenomena diatas, maka peneliti tertarik utuk melakukan penetilian dengan judul”Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Anak yang Hospitalisasi”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancang bangun penelitian cross sectional, variable dependen dukungan keluarga dan variable independen tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi, populasi sebanyak 59 responden yang anaknya dalam proses hospitalisasi, tehnik sampling menggunakan non probability sampling dengan tekhnik consecutive didapatkan sampel sebanyak 30 responden yang anaknya dalam proses hospitalisasi, instrument menggunakan kuesioner. Data akan di olah melalui tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo didapatkan data umum dan data khusus. Data umum mencakup tiga karakteristik responden yaitu berdasarkan usia responden, pendidikan responden, pekerjaan responden. Karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan bahwa sebagian besar keluarga responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berpendidikan menengah (SD/SMP) yaitu sebanyak 14 responden (46,7%) dan arakteristik responden berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 20 responden (66,7%). Sedangkan pada data khusus mencakup dua karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga dan tingkat kecemasan anak. Karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga didapatkan bahwa sebagian besar memiliki dukungan positif terhadap anak yang hospitalisasi yaitu sebanyak 16 responden dengan presentase sebanyak (53,3%) dan karasteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan anak didapatkan bahwa setengahnya dari responden mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 15 responden dengan presentase sebanyak (50,0%). Dari hasil perhitungan tabulasi silang didapatkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga positif terhadap tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi sebesar (53,3%).

Hasil Uji statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitneydiperoleh hasil p = 0,346 > α = 0,05 sebesar. Hal ini berarti H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara dukungankeluarga dengan tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar menyatakan 16 responden dengan presestase (53,3%) dukungan keluarga positif dan 14 responden dengan presentase (46,7%) dukungan Keluarga negatif. Menurut teori cohen & syme dalam setiadi (2008) Dukungan sosial keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang perhatikan, menghargai dan mencintainya. Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungaan sosial (friedman, dalam setiadi, 2008) Keluarga dan orang tua harus selalu mendampingi anak saat dirawat di rumah sakit. Sebab anak membutuhkan dampingan dari orang terdekat. Dukungan yang diberikan keluarga bisa berupa hiburan dan lingkungan yang membuatnya merasa nyaman. Akan tetapi tidak hanya dukungan dari keluarga dan orang tua saja yang dibutuhkan oleh anak, dukungan dari perawat, dokter dan lingkungannya juga sangat di butuhkan oleh anak untuk mengurangi kecemasan anak, dan dukunganyang diberikan keluarga bisa disalurkan apabila keluarga tidak merasa cemas, karena pada saat anak dirawat di rumah sakit keluarga akan menjadi prihatin dengan keadaan anaknya. Untuk mengatasi kecemasan keluarga, keluarga bisa konsultasi kepada perawat tentang kesehatan anaknya. Sesekali teman-teman terdekatnya juga diajak untuk menjenguk anak tersebut. Hal itu bisa membuat anak merasa senang dan menurunkan tingkat kecemasan pada saat dirawat di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa setengahnya dari responden (50,0%) mengalami tingkat kecemasan sedang, sedangkan (23,3%) mengalami tingkat kecemasan ringan, (16,7%) mengalami tingkat kecemasan berat, dan yang tidak cemas sebanyak (10,0%). Kecemasan yang terjadi pada anak adalah salah satu akibat dari hospitalisasi, menurut (Supartini, 2004) hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak. Kecemasan terjadi pada anak dikarenakan suasana asing yang berada di rumah sakit sehingga anak menjadi takut. Keluarga harus pintar mengkodisikan suasana seperti halnya suasana di rumah. Kecemasan anak juga terjadi dikarenakan tindakan invasif yang dilakukan oleh perawat ataupun dokter seperti tindakan yang menimbulkan trauma pada anak. Jadi untuk mengurangi tingkat kecemasan anak saat perawat melakukan tindakan, keluarga bisa menghibur perasaan anak dengan mengajak bermain dan bercerita dengan tujuan mengalihkan perhatian anak dari tindakan yang dilakukan oleh perawat.Sehingga bisa meminimalisir tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak. Dengan

menurunnya tingkat kecemasan anak, akan membantu mempercepat proses penyembuhan. Setelah hasil pengumpulan data riil diperoleh dengan teknik korelasi uji Mann-whitney yaitu antara 2 variabel didapatkan hasil ρ hitung sebesar 0,346 dengan taraf signifikan 0,05 (ρ< 0,05) yang berarti H1 ditolak yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Dukungan keluarga dengan Tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo. Menurut (supartini, 2004)Cara pandang dari sudut psikologis keluarga adalah tempat berinteraksi dan berkembangnya kepribadian anggota keluarga. Secara sosial adalah sebagai unti yang bereaksi terhadap lingkungan lebih luas. Upaya untuk meminimalkan stressor dapat dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan control diri dan mengurangi atau meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh. Perpisahan tersebut bisa berupa perpisahan dengan orang terdekat, lingkungan bermain, dan suasana rumah. Pada penelitian tersebut dukungan keluarga tidak berpengaruh besar padatingkat kecemasan yang di alami anak, di karenakan adafaktor lain yang menyebabkan adanya kecemasan pada anak, seperti perpisahan dengan lingkungan dan orang sekitarnya. Selain dukungan keluarga, dukungan perawat juga sangat dibutuhkan pada saat anak dirawat di rumah sakit, keluarga bisa menyediakan tempat atau alat bermain sederhana dan mengkondisikan suasana yang kondusif seperti di rumah sendiri. Semakin menurun tingkat kecemasan anak, semakin cepat juga proses penyembuhan selama anak dirawat di rumah sakit.

KESIMPULAN Berdasarkan analisa data penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Responden sebagian besar menyatakan dukungan keluarga positif (53,3%). 2. Setengahnya dari responden mengalami tingkat kecemasan sedang (50,0%). 3. Hasil uji Mann-whitney di peroleh hasil ρ hitung sebesar 0,346 dengan taraf signifikan 0,05 (ρ < 0,05) yang berarti H1 ditolak yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Dukungan keluarga dengan Tingkat kecemasan anak yang hospitalisasi di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo.

REKOMENDASI 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan hasil penelitian dapat di jadikan sebagai pertimbangan bagi pihak RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo dalam menerapkan SOP khususnya di ruangan anak dengan cara melakukan terapi bermain dan bercerita sebelum melakukan tindakan. 2. Bagi Keluarga Diharapkan hasil penelitian dapat menimbulkan kesadaran bagi keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga, sehingga keluarga selalu mendampingi anaknya dalam kondisi apapun, dan bisa mengurangi tingkat kecemasan pada anak yang hospitalisasi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya menjadikan penelitian ini sebagai data pengganti bagi peneliti selanjutnya dan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu dibidang keperawatan anak. Alamat Correspondensi : Sumberwaru, Banyuputih-Situbondo Email : [email protected] No Telp. 082334742962.