EFEK PROTEKSI INFUSA DAUN CEREMAI (PHYLLANTHUS ACIDUS [L.]) PADA

Download untuk mengetahui kadar infusa daun ceremai yang sebanding dengan Sukralfat. Penelitian ini merupakan ... karena penggunaan obat NSAID. Insi...

0 downloads 445 Views 232KB Size
Efek Proteksi Infusa Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.]) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aspirin Harjianti Rahmana, Richa Yuswantina [email protected] INTISARI Aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan resiko tukak lambung. Daun ceremai (Phylanthus acidus [L].) mengandung senyawa saponin, alkaloid, flavonoid dan tanin yang diduga dapat digunakan sebagai antiulser . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiulser infusa daun ceremai pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan Aspirin dan untuk mengetahui kadar infusa daun ceremai yang sebanding dengan Sukralfat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni post test control group design. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (aquadest + CMC Na 0,5%), kontrol positif (Sukralfat), infusa daun ceremai kadar10%, 20% dan 30%. Data skoring kerusakan lambung tikus yang diperoleh dari hasil pengamatan histopatologi dianalisis secara kualitatif. Hasil pengamatan histopatologi dengan pembacaan data modus skoring kerusakan lambung tikus yang meliputi skor 0 berarti tidak terjadi kerusakan pada lambung (normal), skor 1adanya deskuamasi, skor 2 adanya erosi dan skor 3 adanya ulserasi. Hasil pengamatan secara histopatologi infusa daun ceremai memiliki efek proteksi antiulser dan pada kadar 20% dan 30% . Kata kunci

: Infusa daun ceremai (Phyllanthus acidus [L.]), Tanin, Antiulser, Aspirin

7

The Protection Effect of Infusion Ceremai Leaves (Phyllanthus acidus [L.]) on Wistar White Male Mice Induced by Aspirin Harjianti Rahmana, Richa Yuswantina [email protected]

ABSTRACT Aspirin is irritating to the stomach thereby increasing the risk of peptic ulcers. The Ceremai leaves (Phylanthus acidus [L].) of contain saponin, alkaloid, flavonoid, and tannins are thought to be used as antiulcer agents. This study aims to find the antiulcer effect of infusion Ceremai leaves on wistar white male mice induced by aspirin and to find out effect of infusion Ceremai leaves to antiulcer according of parameter scoring ulcer. This was a pure experimental study with post test control group design. Test specimens were divided by five treatment groups: the negative control (aquadest + 0.5% CMC Na), positive control (Sucralfate), and treatment groups (infusion of ceremai leaves at the levels of 10%, 20% and 30%). The scoring data of gastric damage on the mice obtained from the histopathology observation were analyzed qualitatively. The results of histopathology observations with data readout scoring mode of gastric damage in mice includes the score 0 means no damage (normal), score 1 for desquamation, score 2 for erosion and score 3 for ulceration. The results showed on histopathology observations the infusion of ceremai leaves have antiulcer protection effect on the levels of 20% and 30%. Keywords

: Infusion of Ceremai (Phyllanthus acidus [L.]) leaves, Tannin, Antiulcer, Aspirin

antiinflamasi nonsteroid (OAINS),

PENDAHULUAN Lambung sebagai “reservoir”

alkohol dan empedu yang dapat

makanan dengan sendirinya akan

menimbulkan iritasi pada lapisan

selalu berhubungan dengan bahan

mukosa dan terjadi difusi balik ion

makanan yang diantaranya dapat

H+ sehingga timbul gastritis akut

menimbulkan

atau

Lambung

iritasi

lambung.

sebenarnya

terlindungi

faktor

iritan

atau

tukak

gaster

(Tarigan, 2001).

oleh lapisan mukus, tetapi oleh beberapa

kronik

Aspirin merupakan salah satu

seperti

jenis non steroid anti-inflammatory

makanan, minuman dan obat-obatan

drugs atau NSAIDs yang banyak 8

digunakan pada pengobatan nyeri

mengandung

ringan sampai sedang (Pradhan, et

1991).

al., 1993). Efek farmakologi aspirin

alkaloid

(Hutapea,

Berdasarkan latar belakang

antara lain analgesik, antipiretik,

penulis

antiinflamasi

antiplatelet.

kemungkinan daya antiulser dari

Aspirin menyebabkan pengelupasan

infusa daun ceremai (Phyllanthus

sel epitel permukaan dan mengurangi

acidus [L.]) pada tikus putih jantan

sekresi

galur wistar.

serta

mukus

yang

merupakan

tertarik

untuk

meneliti

barrier protektif terhadap serangan asam (Koester, 2007). Mekanisme

BAHAN

kerja

PENELITIAN

aspirin

produksi

terutama

menekan

prostaglandin

dan

Kandang

tikus

lengkap

di

dengan tempat pakan dan minumnya,

Indonesia, kira-kira 500.000 orang

timbangan tikus, timbangan digital,

tiap

tukak

spuit, sonde oral, tempat jaringan,

diantaranya

alat bedah (gunting, pinset, scalpel),

berusia 25-64 tahun. Sebanyak 48%

mikrotom, gelas obyek, mikroskop

penderita tukak lambung disebabkan

cahaya.

tahunnya

lambung

dan

penelitian

METODE

ALAT

tromboksan (Underwood, 1999). Berdasarkan

DAN

menderita 70%

karena infeksi H. pylori dan 24% karena penggunaan obat NSAID.

BAHAN

Insidensi tukak lambung meningkat

Infusa daun ceremai, aspirin,

sesuai dengan peningkatan usia.

sukralfat, kapas, alkohol, larutan

Bakteri

dan

Netral Buffer Formalin 10% untuk

merupakan

fiksasi, CMC Na , bahan pembuatan

Helicobacter

penggunaan

NSAID

pylori

faktor resiko dalam terjadinya tukak

preparat

lambung (Oviedo JA, 2007).

alkohol, xylol, paraffin, gliserin, dan

Daun ceremai mengandung

histopatologi

hematoksilin eosin (HE).

polifenol, saponin, flavonoid, dan tanin, di samping itu kayunya juga

HEWAN UJI

9

seperti

Tikus

putih

jantan

galur

yang diperoleh dari infusa 30%

wistar, umur 2-3 bulan, berat badan

(b/v).

rata-rata 180-200 gram sebanayak 30

3.

Identifikasi Tanin

ekor tikus dan diadaptasikan selama

Sebanyak

0,1

gram

sampel

satu minggu. Tikus dibagi menjadi 5

ditambahkan

ml

aquades

kelompok secara random dimana tiap

kemudian

dididihkan

kelompok terdiri dari 6 tikus.

beberapa

menit.

Kemudian

disaring

dan

filtratnya

5

selama

METODE PENELITIAN

ditambahkan FeCl3 1%. Warna

1.

Determinasi tanaman dilakukan

biru tua/hitam kehijauan yang

di Laboratorium Ekologi dan

terbentuk menandakan adanya

Biotekhnologi

senyawa tanin (Harborne, 1987).

Fakulta

Universitas

2.

MIPA

Diponegoro

4.

Perlakuan hewan uji

Semarang.

30 ekor tikus dibagi menjadi 5

Pembuatan infusa daun ceremai

kelompok

(Phyllanthus acidus [L.]))

masing-masing 5 ekor tikus yang

Serbuk daun ceremai sebanyak

dihitung

berdasarkan

rumus

30 gram dimasukkan kedalam

federer.

Kemudian

tikus

panci, ditambahkan air sebanyak

diadaptasikan

100 ml. Kemudian dipanaskan

minggu, tapi tetap diberi minum.

pada suhu 90°C selama 15

Setelah

itu,

tikus

diinduksi

menit,

aspirin

dosis

63

mg/kgBB,

sesekali

Penyarian

diaduk.

terdiri

selama

dari

satu

selagi

ditunggu sampai terjadi ulkus.

kain

flanel.

Setelah

volume

air

belum

perlakuan. Pada percobaan ini

100

ml,

maka

terdapat 5 kelompok perlakuan

ditambahkan air panas melalui

yaitu kontrol negatif yang diberi

ampas hingga diperoleh volume

aquadest, kontrol positif yang

100 ml. Untuk mendapatkan

diberi

konsentrasi 10% (b/v) dan 20%

mg/kgBB, 10% b/v infusa daun

(b/v)

ceremai, 20% b/v infusa daun

panas

dilakukan

yang

melalui

Apabila mencapai

dilakukan

pengenceran 10

terjadi

sukralfat

ulkus,

dosis

diberi

126

Keterangan : 1= Deskuamasi 2= Erosi 3= Ulserasi

ceremai, 30% b/v infusa daun ceremai. Perlakuan dilakukan selama 7 hari, tiap hari 1 kali perlakuan 1 jam sebelum diberi makan dan tikus dipuasakan 18

HASIL

jam dan tetap diberi minum.

1. Hasil Determinasi Tanaman

Setelah itu, tikus dikorbankan dan

segera

lambungnya.

Kunci Determinasi :

diangkat

Lambung

tikus

1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-

diperiksa adanya ulkus secara

19b-20b-21b-22b-23b-24b-25a-

histopatologi untuk mengetahui

familia 99 : Euphorbiaceae. 1b-3b-

skoring kerusakan lambung.

4b-6b-57a-58b-62b-64a-65b-66aGenus 8 : Phyllanthus 1a-6b-8a-9aSpesies : Phyllanthus acidus (L.)

ANALISA DATA Data

skoring

kerusakan

Skeells.

lambung tikus yang diperoleh dari hasil

pengamatan

histopatologi

2. Hasil Identifikasi Tanin

dianalisis secara kualitatif. Hasil pengamatan

dengan

tanin adalah terbentuknya warna

skoring

hitam kuat/biru tua/hitam kehijauan

yang

karena penambahan FeCl3 1% yang

meliputi skor 0 berarti tidak terjadi

menandakan adanya senyawa tanin

kerusakan pada lambung (normal),

dalam

pembacaan kerusakan

histopatologi

Hasil identifikasi kandungan

data

modus

lambung

tikus

infusa

daun

ceremai

skor 1adanya deskuamasi, skor 2 adanya erosi dan skor 3 adanya ulserasi

Gambar 1. Gambaran Histopatologi Lambung

Gambar 2. Identifikasi Tanin 11

Tabel I. Skor Ulkus Setelah Pemberian Aspirin

Aspirin Normal

L1

L2

L3

L4

L5

2 0

2 0

3 0

3 0

3 0

Modu s 3 0

Tabel II. Skor Pemeriksaan Histopatologi Infusa daun ceremai 10% Infusa daun ceremai 20% Infusa daun ceremai 30% Kontrol negatif Kontrol positif

P1 2

P2 1

P3 1

P4 1

P5 1

Modus 1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

1

2

2

1

2

0

0

0

0

0

0

Dilihat

PEMBAHASAN

dari

nilai

modus

Berdasarkan hasil determinasi

bahwa pemberian aspirin dengan

diperoleh kepastian bahwa tanaman

dosis 63 mg/kgBB dalam 2 jam

yang digunakan dalam penelitian ini

sudah dapat memberikan skor yang

adalah (Phyllanthus acidus [L.]) atau

besar, berarti mampu menghasilkan

daun ceremai. Tujuan dilakukan

ulser seperti yang diharapkan, yaitu

determinasi

adalah

untuk

skor 3. Sedangkan pada tikus yang

memperoleh

kepastian

bahwa

normal tidak terdapat jenis kerusakan

tanaman yang akan digunakan pada

dimana lambung dalam keadaan

penelitian ini berasal dari tanaman

normal.

yang

dimaksud

sehingga

Berdasarkan hasil pemberian

kemungkinan timbulnya kesalahan

infusa

daun

ceremai

dengan

dalam pengumpulan bahan penelitian

konsentrasi 10% sudah menunjukkan

dapat dihindari.

perubahan yang lebih baikdaripada control negatif walaupun pada tikus I 12

terlihat erosi (skor 2), dengan modus

SARAN

1. Pada konsentrasi 20% dan 30%

Perlu

pada tikus perlakuan sebagian masih

lebih

mengalami

pemberian

deskuamasi,

tetapi

deskuamasi

yang

terdapat

konsentrasi

30%

lebih

dibandingkan

dengan

pada

lanjut

dilakukan

penelitian

tentang

efektivitas

infusa

daun

ceremai

(Phyllanthus acidus [L.]) ulser pada

sedikit

tikus

konsentrasi

galur

wistar

dengan

peningkatan dosis.

20%. Hasil modus dari konsentrasi 20% dan 30% menunjukkan skor 0.

UCAPAN TERIMAKASIH

Oleh karena itu ekstrak daun ceremai pada konsentrasi

Peneliti

mengucapkan

20% dan 30%

terimakasih kepada berbagai pihak

sudah mampu sebagai anti ulser. Hal

yang telah banyak membantu dalam

ini

kelancaran penyusunan skripsi ini.

dikarenakan

daun

ceremai

memiliki kandungan tanin dengan mekanisme mempengaruhi integritas dari

membran

mukosa

DAFTAR PUSTAKA

serta

Tarigan P. (2001). Tukak Gaster, Dalam : Sudoyo A W, Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Edisi ke 4. FKUI. Jakarta Pradhan S, Maickel RP, Dutta SN. (1993). Pharmacology in medicine: principles andpractice. USA: SP Press International Inc Koester MC. An overview of the physiology and pharmacology of aspirin and non steroidal antiinflamatory drugs. (2007). Available from: URL:http://www.pubmedce ntral.nih.gov.html Underwood JCE. (1999). Patologi umum dan sistemik. Volume 2, Edisi 2. Terjemahan oleh Prof.Dr.Sarjadi, dr.SpPA. Jakarta: EGC

membentuk lapisan film pelindung .

KESIMPULAN 1.

Infusa

daun

(Phyllanthus

ceremai

acidus

[L.])

memiliki efek antiulser

pada

tikus putih jantan galur wistar yang telah diinduksi aspirin. 2.

Infusa

daun

ceremai

(Phyllanthus acidus [L.]) kadar 20%

dan

pengaruh

30%

memiliki

sebagai

antiulser

berdasarkan parameter ulkus.

13

Oviedo, J.A, MD and Wolfe, M.M, MD. (2007). Management of Stress-Related Erosive Syndrome. Advanced Therapy in Gastoenteorology and Liver Disease. Chapter 27, 161166. Hutapea, J.R.., (1999), Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Harborne, J.B., (1987). Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan (TerjemahanPadmawinata, K dan Soediro, I). ITB. Bandung

14