e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Sukmawati1, I Nengah Kundera2, Gamar Binti. Non Shamdas 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi E-mail :
[email protected] ABSTRAK Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan Deuteromnycota. Spesies jamur ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa dan organ bagian dalam pada manusia. Secara empiris dan telah dibuktikan dengan beberapa hasil penelitian bahwa daun tanaman jarak pagar memiliki manfaat untuk mengobati infeksi pada gingiva, dan anti pendarahan. Daun jarak pagar mengandung metabolit sekunder yang merupakan senyawa aktif yaitu saponin, senyawa flavonoida antara lain kaempferol, nikotoflorin, kuersetin, astragalin, risinin, dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan menentukan efektivitas antimikroba ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) menghambat perumbuhan jamur Candida albicans dan memperoleh data tentang konsentrasi efektif dari ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran dalam bentuk poster. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (100%, 75%, 50%, 25% dan 0%) dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) efektif menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Pada konsentrasi 12, 5% hanya dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans sedangkan konsentrasi 75% sudah mampu membunuh jamur Candida albicans. Berdasarkan hasil validasi media pembelajaran dari tim ahli dosen dan kelompok mahasiswa bahwa hasil penelitian ini layak di jadikan sebagai media pembelajaran berbentuk poster. Kata Kunci : Ekstrak, Daun Jatropha curcas L., Candida albicans
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 1
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
Antimicrobial Effectiveness Of Jatropha curcas L Leaves Extract On Candida Albicans Fungi Growth And Its Utilization As A Learning Medium Sukmawati1, I Nengah Kundera2, Gamar Binti. Non Shamdas2 1 Student of Biological Education Study Program 2 Lecturers of Biological Education Study Program E-mail:
[email protected] Abstract Candida albicans is fungal pathogen species of Deuteromycota phyllum. The spesies causes opportunistic infections which are called Candidiasis on skin, mucosa and internal organs in human. Empirically, it had been proven from some research results that Jatropha curcas L leaves were useful to cure infections of gingiva and anti-bleeding. The leaves contain secondary metabolites which are active compounds such as saponnins, flavonoid compounds such as kaemferol, nicotiforin, quercetin, astraglin, risinin and vitamin c. This study aims to determine antimicrobial effectiveness of Jatropha curcas L leaves extract on candida albicans growth inhibitory and to obtain data of effectively consentration of the extract that could inhibit the growth. The result could be made as a poster for a learning medium. The study used laboratory experiment with completely randomized design, consisting 5 treatments (100%, 75%, 50%, 25% and 0%) and were repeated 4 times. Result of the study showed the extract affected for growth inhibitory the fungi. For 12.5% concentration could inhibited the fungi growth only whereas 75% concentration had been able to destroy the fungi growth. The result was made as a poster that had been validated by the expert teams and students and of which was eligible as a learning medium.
Key Word: Extract, Jatropha curcas L Leaves, Candida albicans
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 2
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
PENDAHULUAN Indonesia
Tanaman
memiliki
pagar
mengandung
jenis
flavonoid, saponin dan tannin. Semua
tanaman yang dapat dibudidayakan karena
bagian tanaman jarak pagar digunakan
kegunaannya yang besar bagi manusia
sebagai obat, baik batang, daun, buah, dan
dalam hal pengobatan. Dalam tanaman ada
getahnya mengobati penyakit luar seperti
banyak komponen kimia yang dapat
obat luka dan obat kumur untuk mengobati
digunakan sebagai obat. Pada saat ini,
gusi berdarah, bau mulut dan sariawan.
banyak orang yang kembali menggunakan
Daun
bahan-bahan
alami
pelaksanaannya
banyak
jarak
tanaman
jarak
pagar
memiliki
karena
dalam
manfaat untuk mengobati infeksi pada
membiasakan
hidup
gingiva,
dengan menghindari bahan-bahan kimia sintesis dan lebih mengutamakan bahan-
dan
anti
pendarahan
(Syamsuhidayat, 2000). Daun
jarak
pagar
banyak
bahan alami. Ada banyak pengobatan
mengandung senyawa metabolit sekunder
dengan menggunakan bahan alam yang
yang merupakan senyawa aktif. Hal ini
dapat dipilih sebagai solusi mengatasi
terbukti dari kebiasaan masyarakat sering
penyakit yaitu salah satunya penggunaan
menggunakan daun jarak pagar untuk
ramuan obat berbahan herbal (Kardinan
mengobati bengkak, terkilir, luka berdarah,
dan Kusuma, 2004).
gatal-gatal,
Masyarakat
telah
mempercayai
eksim,
dan
kutu
air
(Syamsuhidayat, 2000). Fenomena ini
bahwa obat dari bahan alam mampu
dibuktikan
mengobati beberapa penyakit dan obat dari
dilakukan oleh Sharma dkk. (2012) dengan
bahan alam jarang menimbulkan efek yang
hasil yaitu daun jarak pagar mengandung
merugikan. Salah satu bahan alam yang
zat-zat alkaloid, saponin, tannin, terpenoid,
dapat dijadikan sebagi obat tradisional
steroid, glikosida, senyawa fenol dan
adalah tanaman jarak pagar. Tanaman
flavonoid melalui ekstrak etanol.
jarak
pagar
termasuk
dalam
melalui
penelitian
yang
famili
Manfaat senyawa-senyawa yang
Euphorbiaceae, genus Jatropha (Backer
terkadung dalam daun jarak pagar yaitu
dan Brink, 1965). Sedangkan menurut
alkaloid
Syamsuhidayat, 2000 daun jarak pagar
didapatkan dari senyawa propil-piperidin,
dapat berkhasiat sebagai obat gatal-gatal,
saponin sebagai obat luar yang bersifat
dan jamur di sela-sela kaki.
membersihkan,
sebagai
antiseptik
senyawa
fenol
yang
untuk
Jarak Pagar tergolong tanaman
meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
dikotil dalam keluarga Euphorbiaceae.
sedangkan manfaat flavonoid ialah untuk
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 1
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
mengusir radikal bebas. Hasil penelitian
terdeteksi di bawah mikroskop, tetapi
Nuria, dkk. (2009) menemukan bahwa
hanya dapat dideteksi melalui kultur dalam
daun jarak pagar sebagai antibakteri
media tertentu seperti pada Doxtroxe
terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
Sabouroud Agar dalam bentuk koloni.
sehingga diduga juga daun jarak pagar
Keseimbangan flora rongga mulut dapat
dapat
berubah dan menimbulkan suatu keadaan
digunakan
sebagai
antimikroba
untuk Jamur Candida albicans.
patologis atau penyakit karena beberapa
Rongga mulut merupakan suatu
faktor seperti kesehatan mulut yang buruk,
kondisi lingkungan yang cocok bagi
obat imunosupresan, penyakit sistemik
kolonisasi ragi. C. albicans sebagai spesies
yang
ragi yang paling dominan dalam rongga
(Syamsunir, 1992).
mulut. C. albicans sebenarnya merupakan
Hasil
menurunkan
daya
tahan
penelitian
ini
tubuh
dijadikan
flora normal pada mulut, namun berbagai
sebagai informasi ilmiah yang dituangkan
faktor seperti adanya gangguan sistem
ke dalam media pembelajaran poster.
imun maupun penggunaan obat-obatan
Media
seperti obat antibiotik dan steroid dapat
digunakan dalam proses pembelajaran
menyebabkan
yang berfungsi untuk memperjelas materi
flora
menjadi patogen.
normal
tersebut
Selain pada rongga
pembelajaran
pelajaran
yang
atau
alat
disampaikan
mahasiswa.
normal pada bagian tubuh manusia lainnya
media
seperti rongga vagina dan kuku. Jamur ini
memudahkan bagi mahasiswa ataupun
dapat hidup pada variasi pH yang luas,
praktikan untuk mendapatkan informasi
tetapi pertumbuhannya akan lebih baik
sebagai
pada pH 4,5 – 6,5 (Ronal, 1993).
maupun menumbuhkan motivasi belajar. Hai
poster
kepada
mulut jamur C. albicans dapat ditemukan
Candida dapat eksis dalam rongga
Media
yang
pembelajaran
ini
yang
pemberitahuan, disebabkan
merupakan akan
peringatan,
karena
poster
mulut sebagai saprofit tanpa menyebabkan
merupakan suatu pesan tertulis dalam
lesi apapun. Antara genus Candida, C.
bentuk gambar dan tulisan yang ditujukan
albicans diduga spesies patogen dan
untuk menarik perhatian banyak orang,
diterima sebagai faktor penyebab paling
sehingga pesan yang akan disampaikan
umum kandidiasis oral. C. albicans dapat
dapat diterima orang lain dengan mudah.
ditemukan dalam rongga mulut yang sehat pada konsentrasi rendah (20 sel/cc saliva).
METODE PENELITIAN
Pada konsentrasi ini, organisme tidak bisa
1. Jenis Penelitian
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 2
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan rumus statistik (Gomez dan
eksperimen laboratorium, menggunakan
Gomez, 1995). Selanjutnya rangkaian dari
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perhitungan dimasukkan ke dalam tabel
5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Teknik
daftar
yang digunakan adalah teknik sumur,
menentukan apakah Fhitung nyata atau tidak,
teknik pengenceran dan teknik hitung
nilai tersebut dapat dibandingkan dengan
koloni.
nilai Ftabel pada derajat bebas taraf 5%.
analisis
sidik
ragam.
Untuk
Parameter pada penelitian ini yaitu
Apabila dalam penelitian ini nilai Fhitung >
diameter zona hambat pertumbuhan jamur,
Ftabel, maka dilanjutkan dengan uji lanjut
perubahan warna yang terbentuk pada tiap
BNT
tabung pengenceran jamur dan perhitungan
menentukan
jumlah koloni jamur Candida albicans.
efektif.
Teknik pengumpulan data pada penelitian
4. Analisis Pengembangan Media
ini
yaitu
mengukur,
dengan
cara
menghitung
mengamati,
dan
membuat
(Beda
Nyata
Terkecil)
konsentrasi
untuk
yang
paling
Pembelajaran Analisis data untuk penilaian media
tabulasi data dan menyajikan data.
pembelajaran menggunakan rumus yaitu
2. Alat dan Bahan
sebagai berikut:
Alat-alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu autoklaf, Bunsen, cawan petri, corong, gelas kimia, inkubator, jarum ose, oven, pemanas listrik, pengaduk, labu erlenmeyer, pipa pelubang agar, rotavator, shaker, tabung reaksi, dan timbangan analitik. Bahan-bahan yang
Setelah kemudian
didapatkan dikonfirmasi
hasil
analisis,
pada
persentasi kelayakan media pembelajaran sebagai berkut: Tabel 1. Standar persentase kelayakan media pembelajaran
digunakan daalam penelitian ini yaitu daun
Presentase
Kelayakan Media
jarak pagar, jamur Candida albicans,
76% -100%
Layak
Potato Dextrose Agar (PDA), mueller
56% - 75%
Cukup Layak
40% -55%
Kurang Layak
0% - 39%
Tidak Layak
hinton broth (MHB), kertas label, kertas HVS, NaCl, kertas saring, aluminium foil, tissue, methanol, alkohol, dan spritus. 3. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh diolah secara statistik melalui analisis varian (ANAVA)
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 3
tabel
Sumber: Arikunto (2002). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian efektifitas ekstrak daun jarak
pagar
dalam
menghambat
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
pertumbuhan jamur Candida albicans
berbeda-beda namun demikian terdapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
diameter rata-rata zona hambat yang
1) Pengujian Efektivitas Antimikroba
terbentuk dari setiap konsentrasi perlakuan
dengan Teknik Sumur
tersebut
Hasil pengujian efektivitas ekstrak
sebagaimana
disajikan
pada
Gambar 2.
daun jarak pagar dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yang dilakukan dengan teknik sumur dapat dilihat pada Gambar 1.
(ulangan 1)
(ulangan 2) Gambar. 2 Grafik Rata-rata diameter zona hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans akibat antimikroba ekstrak daun jarak pagar dengan menggunakan tekhnik sumur 2) Pengujian dengan Teknik
(ulangan 4)
(ulangan 3)
Gambar 1 Zona hambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada teknik sumur sebagai akibat antimikroba ekstrak daun jarak pagar.
zona
hambat
ulangan
yang
dilakukan
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
pengamatan
pengenceran
untuk
pertumbuhan
dengan melihat
dengan
warna
dapat
teknik adanya
pengamatan dilihat
Gambar 3.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
yang
terbentuk pada tiap konsentrasi dalam 4 kali
Hasil
perubahan
Keterangan: Tanda Panah Zona Hambat 1. Konsentrasi 100% 2. Konsentrasi 75% 3. Konsentrasi 50% 4. Konsentrasi 25% 5. Konsentrasi 0% (control negative) Diameter
Pengenceran dan Hitung Koloni
adalah 2017 4
Sebelum diinkubasi
pada
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
masing-masing 1 ml untuk ditumbuhkan pada media PDA dapat dilihat pada Gambar 4. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sesudah diinkubasi
Gambar 1. Koloni Jamur Pada Konsentrasi 100%
Gambar 2. Koloni jamur pada Konsentrasi 75%
Gambar 3. Koloni jamur pada Konsentrasi 50%
Gambar 4. Koloni jamur pada Konsentrasi 25%
Gambar 5. Koloni jamur pada Konsentrasi 12,5%
Gambar 6. Koloni Bakteri pada Konsentrasi 6,25%
Gambar 7. Koloni Jamur pada Konsentrasi 3,12%
Gambar 8. Koloni Jamur pada Konsentrasi 1,56%
Gambar 3. Pengujian antimikroba ekstrak daun jarak pagar terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans pada Media Muller Hinton Broth (MHB) mengunakan teknik pengenceran Hasil
pemaknaan
warna
yang
timbul pada sampel uji pada teknik pengenceran setelah diinkubasi selama 24 jam, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil pengamatan uji efektivitas antimikroba ekstrak daun jarak pagar dengan teknik pengenceran terhadap jamur Candida albicans. Konsentrasi dalam (%) 1
2
100% 75% +
+
3 50% +
4
5
6
7
25% 12,5% 6,25% 3,12% +
+
+
+
8
9
1,5%
Kontol jamur
+
+
Keterangan : +
= Ada pertumbuhan jamur
-
= Tidak ada pertumbuhan jamur
3) Pengujian Ekstra Daun Jarak Pagar Menggunakan Teknik Hitung Koloni Hasil pengujian daun jarak pagar sebagai
antimikroba
pada
Candida
albicans dilanjutkan dengan menghitung jumlah koloni jamur. Sampel pada setiap tabung dari teknik pengenceran diambil
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 5
Gambar 9. Koloni jamur pada Konsentrasi 0%
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795 Keterangan : Tanda Panah Menunjukan jamur Koloni
Gambar 4. Pertumbuhan koloni jamur Candida albicans pada medium PDA berdasarkan perbedaan konsentrasi ekstrak daun jarak pagar. Hasil perhitungan jumlah koloni
Ket * = Berbeda nyata pada taraf 5% Berdasarkan data pada Tabel 2, hasil analisis varian zona hambat ekstrak daun jarak pagar terhadap jamur Candida albicans
melalui
teknik
sumur
jamur Candida albicans akibat efektivitas
menunjukkan bahwa nilai F
antimikroba ekstrak daun jarak pagar
79,6 lebih besar dari F
dengan menggunakan teknik hitung koloni
Hasil analisis tersebut dapat dimaknai
dapat dilihat pada Gambar 5.
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
Tabel
Hitung
yaitu
5% yaitu 3,06.
menolak H0 yaitu ekstrak daun jarak pagar tidak
efektif
dalam
menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans dan menerima H1 yaitu terdapat daya hambat ekstrak
daun
jarak
pagar
terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari perlakuan ekstrak daun jarak Gambar 5 Grafik jumlah koloni jamur Candida albicans akibat antimikroba ekstrak daun jarak pagar dengan teknik hitung koloni
pagar
terhadap
pertumbuhan
jamur
Candida albicans dengan terbentuknya zona hambat. Berdasarkan hasil analisis yaitu
4) Hasil Uji Statistik
FHitung ≥ FTabel maka dilanjutkan dengan uji
(1) Hasil Analisis Varian
Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk melihat
Hasil analisis varian diameter zona hambat
pertumbuhan
jamur
konsentrasi yang efektif dari ekstrak daun
Candida
jarak pagar yang dapat menghambat
albicans akibat antimikroba ekstrak daun
pertumbuhan jamur Candida albicans.
jarak pagar, diperoleh hasil seperti yang
Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) tentang
terdapat pada Tabel 2.
zona hambat pertumbuhan jamur Candida
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
Hitung
Perlakuan
4
863,18
215,80
79,6*
Galat
15
40,73
2,71
Total
19
903,91
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
F
F
albicans
sebagai
akibat
antimikroba
Tabel
5%
ekstrak daun jarak pagar melalui teknik
3.06
sumur dapat dilihat pada Tabel 3.
2017 6
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
Pendidikan Biologi, maka didapatkan hasil yaitu dari ahli isi diperoleh rata-rata persentase sebesar 75%, ahli
desain
sebesar 84%, dan ahli media sebesar Tabel 3 Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) tentang zona hambat ekstrak daun jarak pagar melalui teknik sumur terhadap jamur Candida albicans.
92,88%, serta mahasiswa diperoleh ratarata persentase sebesar 88,67%. Dari nilai persentase tersebut maka poster layak digunakan sebagai media pembelajaran. PEMBAHASAN 1) Pengujian Daya Hambat Ekstrak Daun Jarak Pagar Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Melalui Teknik Sumur Penelitian yang telah dilakukan
Ket * = Berbeda nyata pada taraf 5% Berdasarkan data hasil uji BNT pada tabel 3, maka diperoleh nilai selisih rata-rata antar perlakuan pada konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 23% memiliki nilai lebih besar dari nilai BNT pada taraf 5% yaitu sebesar 2,50. Nilai tersebut diberi tanda (*) artinya selisih antara konsentrasi satu dengan konsentrasi lain berbeda nyata atau
signifikan.
Hasil
uji
BNT
menunjukkan konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat petumbuhan jamur
Candida
albicans
adalah
konsentrasi 25%. 5) Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Berdasarkan penilaian oleh tim ahli, yaitu ahli isi, ahli desain dan ahli media serta 30 mahasiswa Program Studi
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 7
mengenai efektifitas antimikroba ekstrak daun jarak pagar terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans melalui teknik sumur, menunjukkan hasil adanya zona hambat yang terbentuk. Zona hambat merupakan daerah bening yang berada di sekeliling
sumur
dan
tidak
terdapat
pertumbuhan koloni dari jamur apapun. Terbentuknya zona hambat disebabkan oleh
dicegahnya
atau
terhambatnya
pertumbuhan mikroorganisme yang ada disekitar sumur yang mengandung ekstrak daun jarak pagar. Ekstrak daun jarak pagar secara
teoritis
mengandung
beberapa
senyawa metabolit sekunder, diantaranya adalah flavonoid, saponin dan tanin yang merupakan
senyawa
yang
bersifat
antimikroba. Menurut Vijayalakshmi, et.al
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
(2011) bahwa senyawa flavonoid dan tanin
ini berarti kontrol negatif perlakuan, yaitu
telah
uji
terbukti
dapat
menghambat
antimikroba
menggunakan
pelarut
pertumbuhan jamur. Senyawa flavonoid
aquades tidak menunjukkan adanya zona
dapat
sitoplasma,
hambat. Aquades (air) merupakan senyawa
sedangkan senyawa tanin dan saponin
yang netral, tidak mengandung racun atau
dapat menginaktivasi pertumbuhan enzim
zat-zat yang
jamur serta menginaktivasi fungsi materi
membunuh pertumbuhan jamur Candida
genetik jamur.
albicans. Hal ini disebabkan karena air
merusak
Hasil
membran
pengamatan
pada
teknik
tidak
dapat
memiliki
menghambat
daya
dan
antimikroba
sumur menunjukkan diameter zona hambat
melainkan merupakan kebutuhan esensial
yang terbentuk di sekitar sumur berbeda-
setiap makhluk hidup (Ferraro, 2000).
beda sesuai dengan perbedaan konsentrasi
Diameter zona hambat yang terbentuk
ekstrak daun jarak pagar yang diberikan.
berbeda-beda karena adanya perbedaan
Konsentrasi yang diberikan berturut-turut
konsentrasi ekstrak jarak pagar yang
adalah 100% sebagai konsentrasi tertinggi,
diberikan. Konsentrasi yang diberikan
konsentrasi
75%,
konsentrasi
0%.
25%
dan
berturut-turut
Konsentrasi
0%
konsentrasi tertinggi, 75%, 50%, 25% dan
merupakan kontrol negatif menggunakan
0% sebagai kontrol negatif perlakuan dan
pelarut aquades karena aquades (air)
rata-rata zona hambat yang terbentuk pada
merupakan senyawa yang netral, tidak
tiap konsentrasi adalah 12,08 mm untuk
mengandung racun atau zat-zat yang dapat
konsentrasi
25%,
14,98
mm
untuk
menghambat dan membunuh pertumbuhan
konsentrasi
50%,
16,72
mm
untuk
jamur Candida albicans. Air berfungsi
konsentrasi 75% dan 18,45 mm untuk
untuk membantu berlangsungnya reaksi
konsentrasi 100%. Hasil yang diperoleh ini
metabolisme.
dapat dimaknai bahwa semakin tinggi
Diameter
50%,
zona
hambat
adalah
100%
sebagai
yang
konsentrasi ekstrak maka semakin luas
terdapat di sekitar sumur diukur dengan
zona hambat yang terbentuk. Hal ini sesuai
menggunakan jangka sorong. Adapun dari
dengan pendapat Lestari (2013) bahwa
5 konsentrasi perlakuan memberikan hasil
diameter zona hambat yang terbentuk
bahwa, zona hambat hanya terdapat pada
berbeda-beda karena adanya konsentrasi
konsetrasi 25%, 50%, 75% dan konsentarsi
yang berbeda dari ekstrak daun jarak pagar
100%. Sedangkan pada
yang
konsentrasi 0%
tidak ada zona hambat yang terbentuk. Hal
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 8
diberikan.
Semakin
tinggi
konsentrasi yang diberikan maka semakin
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
luas zona hambat yang terbentuk yang
Soemarno bahwa
dalam
mempengaruhi ukuran luas zona hambat
efektivitasnya
semakin
tinggi
dan
dalam
menghambat
yaitu
(1)
beberapa
menyatakan
diakibatkan oleh kandungan zat aktif di ekstrak
ada
(2002)
kekeruhan
faktor suspensi,
yang (2)
pertumbuhan jamur juga akan semakin
temperatur inkubasi, untuk meperoleh
baik. Hal ini terjadi karena semakin
pertumbuhan
besarnya
yang
dilakukan pada 350C, karena kadang-
konsentrasi
kadang ada bakteri yang kurang subur
tertinggi tersebut. Hasil penelitian ini
pertumbuhannya, (3) waktu inkubasi, (4)
sesuai dengan hasil penelitian Indriani
tebalnya agar-agar, ketebalan agar-agar
(2005)
bahwa
sekitar 4 mm, jika kurang dari ketebalan
dapat
tersebut maka difusi obat akan lebih cepat,
memberikan efek toksik semakin luas
dan jika lebih dari ketebalan tersebut,
dengan ditandai oleh zona hambatan yang
maka difusi obat akan lebih lambat, dan (5)
semakin meningkat.
jarak
bersifat
kandungan antimikroba
yang
peningkatan
Pengujian
fitikomia pada
menyatakan konsentrasi
antimikroba
antara
yang
optimal,
lubang
yang
inkubasi
dianjurkan
ekstrak
minimal 15 mm, untuk menghindari
daun jarak pagar terhadap pertumbuhan
terjadinya zona hambatan yang tumpang
jamur
tindih.
Candida albicans melalui teknik
sumur, menunjukkan bahwa ekstrak daun
Temuan pada penelitian ini diperkuat
jarak pagar termasuk kedalam kategori
oleh hasil analisis uji statistik yang
dengan daya hambat “kuat” memiliki rata-
diperoleh adalah Fhitung>Ftabel pada taraf 5%
rata luas zona hambat yang terbentuk pada
dengan nilai Fhitung yaitu 79,6 lebih besar
konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%
dari Ftabel 3.06. Artinya hasil penelitian ini
yang mencapai 18,45 mm, 16,72 mm,
telah sesuai dengan hipotesis pertama yaitu
14,98 mm dan 12,08 mm. Adapun hasil
ekstrak daun jarak pagar efektif dalam
penelitian tersebut sesuai dengan pendapat
menghambat dan membunuh pertumbuhan
Ardiansyah, dkk. (2005) yang menyatakan
jamur Candida albicans.
bahwa ada beberapa klasifikasi kekuatan
2) Pengujian Antimikroba Ekstrak Daun Jarak Pagar Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Melalui Teknik Pengenceran dan Hitung Koloni
antimikroba, yaitu (1) daerah hambat 20 mm atau lebih, berarti sangat kuat, (2) daerah hambat 10-20 mm, berarti kuat, (3) daerah hambat 5-10 mm berarti sedang dan (4) daerah hambat 5 mm, berarti lemah.
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 9
Memperkuat hasil penelitian yang telah diperoleh pada teknik sumur, maka
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
dilakukan
uji
selanjutnya
dengan
Teknik
pengenceran
merupakan
menggunakan teknik pengenceran dan
teknik penduga yang bertujuan untuk
perhitungan koloni. Pengamatan melalui
mengetahui adanya pertumbuhan jamur
teknik pengenceran dan perhitungan koloni
pada sampel uji, akan tetapi pada teknik ini
dilakukan untuk menentukan nilai MIC
belum diketahui jumah jamur yang ada.
dan MFC dari ekstrak daun jarak pagar
Teknik pengenceran pada penelitian ini
terhadap pertumbuhan jamur
Candida
menggunakan 9 tabung dengan konsentrasi
albicans namun demikian pertumbuhan
berturut-turut 100%, 75%, 50%, 25%,
Candida
kemampuan
12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56% dan 0%. 0%
antimikroba ekstrak daun jarak pagar
adalah tabung yang berisi 100% sampel
menunjukkan hasil yang sulit terbaca
jamur uji, tanpa ekstrak daun jarak pagar.
dengan jelas untuk melihat kekeruhan dan
Adapun
membandingkan
pertumbuhan
pengenceran adalah melihat kekeruhan
jamur pada sampel uji di dalam tabung
yang terjadi pada sampel uji didalam 9
sebelum
jam.
tabung reaksi yaitu masing-masing tabung
Berdasarkan hal tersebut maka penting
reaksi berisi konsentrasi ekstrak daun jarak
untuk melakukan inkubasi selama 24 jam
pagar berbeda. Hasil pengamatan terhadap
pada ekstrak daun jarak untuk melihat
pertumbuhan jamur Candida albicans,
kejernihan dan kekeruhan media karena
menunjukkan hasil yang sulit terbaca
kemampuan senyawa antimikroba dari
dengan jelas untuk melihat kekeruhan dan
setiap ekstrak berbeda-beda tergantung
adanya pertumbuhan jamur pada sampel
dari jenis jamur dan senyawa antimikroba
uji didalam tabung sebelum diinkubasi.
yang terkandung di dalamnya.
Hal ini dipengaruhi oleh warna hijau dari
albicans
akibat
adanya
diinkubasi
selama
24
Menurut
parameter
Nurmahani, dkk (2012), MIC (Minimum
ekstrak
Inhibitory
mendominasi
Concentration)
adalah
daun
untuk
jarak
pagar
medium
teknik
yang
pengenceran
konsentrasi minimal ekstrak uji yang dapat
sehingga kejernihan dan kekeruhan media
menghambat pertumbuhan bakteri setelah
sebagai tanda pertumbuhan jamur menjadi
masa inkubasi 24 jam. Sedagkan MFC
tidak jelas. Namun, setelah tabung-tabung
(Minimum
Concentration)
pengenceran diinkubasi selama 24 jam,
adalah konsentrasi minimal ekstrak uji
terjadi perubahan warna dari bening
yang dapat membunuh 100% jamur setelah
(sebelum
masa inkubasi selama 48 jam.
Perubahan warna tersebut ditunjukkan
Fungisidal
diinkubasi)
menjadi
keruh.
pada tabung yang berisi konsentrasi 75%,
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 10
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%
ulang pada medium Potato Dextrose Agar
dan 0% sedangkan pada tabung yang berisi
(PDA), diperoleh hasil yang jelas pada
konsentrasi 100% tidak terjadi kekeruhan.
setiap konsentrasi yang diberi perlakuan.
Hasil amatan tersebut bermakna
Berdasarkan hasil pengamatan setelah
bahwa tidak ada pertumbuhan jamur pada
diinkubasi selama 24 jam, cawan yang
tabung
sedangkan
berisi ekstrak daun jarak pagar konsentrasi
mulai dari tabung konsentrasi 75% sampai
100% sama sekali tidak menunjukkan
0% diduga ada pertumbuhan jamur. Hasil
adanya
penelitian kundera (2001) menyatakan
Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak
bahwa proses perubahan warna bening
daun jarak pagar konsentrasi 100% bersifat
menjadi keruh pada medium cair Muller
fungisidal atau bersifat membunuh jamur
Hinton Broth (MHB), disebabkan oleh
Candida albicans.
konsentrasi
100%,
aktifitas mikroba yang dapat merombak senyawa.
Terjadinya
kekeruhan
medium
menunjukkan
bahwa
pertumbuhan
koloni
jamur.
Setelah diinkubasi selama 24 jam
pada
terdapat pertumbuhan koloni jamur pada
adanya
konsentrasi 25%, 50% dan 75% dengan
aktivitas dan pertumbuhan jamur dengan
jumlah koloni jamur berturut-turut yaitu
jumlah yang relatif banyak, sedangkan
sebanyak 260, 120 dan 53 koloni. Hal ini
pada
berarti ekstrak daun jarak pagar pada
tabung
yang
warnanya
bening
mengindikasikan tidak adanya aktivitas
konsentrasi 25%, 50% dan 75%
dan pertumbuhan jamur. Sekalipun ada,
mampu
jumlah jamur yang tumbuh didalamnya
menghambat pertumbuhan jamur Candida
relatif lebih sedikit jika dibandingkan
albicans.
dengan tabung yang keruh.
bersifat
fungistatik
hanya atau
Ekstrak daun jarak pagar pada
Pada teknik pengenceran belum
konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%
diketahui jumlah jamur yang ada pada
dan 0% (sebagai kontrol) setelah dinkubasi
sampel uji di dalam 9 tabung pengenceran.
selama 24 jam, menunjukkan adanya
Adapun jumlah jamur dapat diketahui
pertumbuhan koloni jamur yang sangat
melalui
koloni,
padat pada medium dan setelah dihitung
sehingga masing-masing hasil dari teknik
ternyata jumlahnya > 300 koloni jamur.
pengenceran tersebut diambil 1 ml sampel
Sehingga dapat dikatakan pada konsentrasi
untuk ditumbuhkan pada media selektif
12,5% dan 1,56% dianggap jumlah koloni
Potato
dan
jamur Terlalu Banyak Untuk Dihitung
diinkubasi selama 24 jam. Setelah ditanam
(TBUD). Keadaan ini disebabkan oleh
teknik
Dextrose
perhitungan
Agar
(PDA)
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 11
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
semakin kecil nilai konsentrasi ekstrak
ekstrak daun jarak pagar yang paling
daun jarak pagar didalam tabung, maka zat
efektif dalam menghambat pertumbuhan
antimikroba yang terdapat pada ekstrak
jamur
daun
mampu
konsentrasi 25% dengan nilai sebesar 6,37.
menghambat
Hal ini berarti menerima hipotesis kedua
pertumbuhan jamur Candida albicans. Hal
yaitu terdapat satu konsentrasi minimal
ini
jarak
memberikan dapat
pagar efek
tidak
dalam
diartikan
antimikroba
suatu
albicans
adalah
bahwa
aktivitas
ekstrak daun jarak pagar yang efektif
senyawa
ataupun
dalam
ekstrak dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya
Candida
konsentrasi.
Adapun
menghambat
dan
membunuh
pertumbuhan jamur Candida albicans.
hasil
Dengan demikian, hasil temuan
penelitian tersebut sesuai dengan pendapat
dari penelitian ini tentang ekstrak daun
Pelczar and Chan (1988) yang menyatakan
jarak pagar yang dapat menghambat dan
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu
membunuh pertumbuhan jamur Candida
zat antibakteri, maka semakin tinggi zat
albicans, merupakan bukti secara empiris
antibakterinya, artinya banyak bakteri akan
terhadap teori yang menyatakan bahwa
terbunuh lebih cepat apabila konsentrasi
ekstrak daun jarak pagar efektif sebagai
zat tersebut lebih tinggi.
antimikroba terhadap pertumbuhan jamur
Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka ekstrak daun jarak pagar bersifat fungistatik atau menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada konsentrasi
Candida albicans. 3) Pemanfaatan Hasil Penelitian Dalam Bentuk Media Pembelajaran Dalam
setiap
kehidupan
25%, 50% dan 75%. Sedangkan ekstrak
bermasyarakat memerlukan komunikasi
daun
100%
untuk menyampaikan informasi. Setiap
dikatakan bersifat fungisidal karena dapat
bentuk komunikasi tersebut, memerlukan
membunuh
media untuk menyampaikan pesan dari
jarak
pagar jamur
Dengan
demikian,
ekstrak
daun
konsentrasi Candida
jarak
MIC
albicans.
antimikroba
pagar
pengirim
kepada
penerima.
Media
terhadap
pembelajaran merupakan alat yang dapat
pertumbuhan jamur Candida albicans
digunakan untuk menyalurkan pesan dari
adalah pada konsentrasi 25%, sedangkan
pengirim ke penerima sehingga dapat
MFC adalah pada konsentrasi 100%.
merangsang pikiran, perasaan, perhatian
Temuan pada penelitian ini telah diperkuat
dan minat peserta didik sedemikian rupa
oleh hasil analisis uji beda nyata terkecil
sehingga proses belajar menjadi mudah.
(BNT) yang diperoleh yaitu konsentrasi
Media pembelajarn menempati posisi yang
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 12
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
cukup
penting
sebagai
salah
satu
komponen sistem pembelajaran. Tanpa
(6) Mampu
menerapkan
prinsip
kesederhanaan.
media, komunikasi tidak akan terjadi dan
Kegunaan poster dalam pengajaran adalah
proses
sebagai
pembelajaran
komunikasi
juga
sebagai
tidak
proses
akan
bisa
banyak
atau
untuk dapat
memotivasi kegiatan belajar.
berlangsung secara optimal. Ada
pendorong
Hasil penelitian tentang efektivitas jenis
media
antimikroba ekstrak daun (Jatropha
proses pembelajaran, salah satunya media
pertumbuhan jamur Candida albicans
grafis yang mudah dijangkau, ekonomis
telah
dan paling sederhana pembuatannya yaitu
pembelajaran
poster. Poster secara umum adalah suatu
Pembuatan
pesan tertulis baik itu berupa gambar
dilakukan dengan merancang poster yang
maupun tulisan. Poster yang digunakan
diinginkan. Sebelum digunakan sebagai
dalam
media
dituangkan
L.)
pagar
pembelajaran yang biasa digunakan dalam
pendidikan
curcas
jarak
terhadap
dalam
media
yang
berbentuk
poster.
poster
terlebih
dahulu
pada
prinsipnya
yang
diwujudkan
poster diuji kelayakannya melalui uji
dalam bentuk ilustrasi obyek gambar yang
validasi media pembelajaran. Validasi
disederhanakan dan dibuat dengan ukuran
merupakan suatu langkah pengujian yang
besar, bertujuan untuk menarik perhatian,
dilakukan terhadap aspek isi, aspek desain
membujuk,
atau
dan aspek media dari suatu instrumen.
memperigatkan pada gagasan pokok, fakta
Adapun validasi media pada penelitian ini
saat peristiwa tertentu. Menurut kusuma
dilakukan oleh 3 validator yang berasal
(2009), desain sebuah poster yang baik
dari Dosen Program Studi Pendidikan
mencakup hal-hal berikut:
Biologi masing-masing sebagai ahli isi,
merupakan
(1) Berhasil
gagasan
memotivasi
menyampaikan
informasi
secara tepat
pembelajaran,
hasil
rancangan
ahli desain dan ahli media. Nilai
rata-rata
hasil
penilaian
(2) Ide dan isi yang menarik perhatian
kelayakan media poster yang dilakukan
(3) Mempengaruhi
oleh ahli isi, ahli desain dan ahli media
(4) Membentuk opini atau pandangan
secara berturut-turut adalah sebesar 75%,
tertentu
84% dan 92,88%. Berdasarkan nilai rata-
(5) Dapat menggunakan atau memadukan warna-warna mencolok, dan
rata tersebut, ahli isi menyatakan bahwa media pembelajaran berupa poster ini “cukup layak” digunakan sebagai media
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 13
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
pembelajaran. Sedangkan ahli desain dan
Setelah semua saran dari tim ahli
ahli media menyatakan bahwa media
diperbaiki, sehingga hasilnya menjadikan
pembelajaran
tampilan poster lebih bagus, menarik dan
berupa
poster
“layak”
digunakan sebagai media pembelajaran.
mudah
Hasil penilaian tersebut sesuai dengan
dilakukan
pendapat
yang
poster kepada mahasiswa Program Studi
menyatakan bahwa kategori persentasi
Pendidikan Biologi sebanyak 30 orang.
kelayakan
yaitu
Mahasiswa yang melakukan penilaian
kisaran persentase 76%-100% dianggap
kelayakan media poster ini dipilih secara
layak, 56%-75% dianggap cukup layak,
acak dari mahasiswa angkatan 2012, 2013
40%-55% dianggap kurang layak dan 0%-
dan 2014. Adapun dari uji kelayakan
39% dianggap tidak layak.
poster oleh mahasiswa, diperoleh hasil
Arikunto media
Tujuan
(2002)
pembelajaran
validasi
media
dimengerti
persentase
maka
selanjutnya
pengujian kelayakan
kelayakan
media
media
sebesar
pembelajaran adalah untuk membantu
89,432%. Dengan demikian, mengacu
meningkatkan kualitas poster serta untuk
pada kategori persentasi kelayakan media
dapat mengetahui kelemahan-kelemahan
pembelajaran, maka dapat diartikan bahwa
dari poster sehingga dapat dilakukan
hasil penilaian poster oleh mahasiswa
perbaikan kembali. Berdasarkan kriteria-
tersebut “layak” digunakan sebagai media
kriteria poster yang mengacu pada rubrik
pembelajaran. Layak berarti poster ini
penilaian, validator memberikan saran
sudah memiliki kualitas yang baik untuk
tentang poster yang telah dibuat. Menurut
dapat memberikan informasi.
ahli isi bahwa tampilan warna dari gambar
Berdasarkan penilaian kelayakan
koloni sebaiknya diperjelas atau diberi
poster dari ahli isi, ahli desain, ahli media
petunjuk dan warna dasar/ background
dan mahasiswa, dapat diartikan bahwa
poster dibuat lebih soft. Berdasarkan hasil
rumusan hipotesis yang ketiga “diterima”
validasi poster oleh ahli desain, disarankan
yaitu hasil penelitian tentang efektivitas
untuk memperbaiki yaitu ukuran logo
antimikroba ekstrak daun
untad dan dikti agar diperkecil. Komentar
(Jatropha
dari ahli media yaitu poster telah diperiksa
pertumbuhan jamur Candida albicans
dan
dapat
telah
dengan
dilakukan
penilaian
direvisi
dilakukan
diiringi sehingga
poster layak untuk digunakan.
curcas
dimanfaatkan
jarak
L.) sebagai
pagar
terhadap media
pembelajaran dalam bentuk poster. Poster ini dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang bisa menambah
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 14
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
pemahaman masyarakat, membantu proses pembelajaran, serta mampu menunjang kualitas informasi pendidikan.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka beberapa kesimpulan yang dapat dipetik adalah; 1) Ekstrak daun jarak pagar efektif menghambat
pertumbuhan
dan
membunuh jamur Candida albicans. 2) Ekstrak daun jarak pagar bersifat fungisidal atau bersifat membunuh terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan Minimum Inhibitory Concentration (MIC) pada konsentrasi 12,5%
dan
Minimum
Concentration
(MFC)
Fungisidal atau
dapat
membunuh pada konsentrasi 75%. 3) Berdasarkan
hasil
validasi
media
pembelajaran dari tim ahli dosen dan kelompok mahasiswa bahwa hasil penelitian ini layak di jadikan sebagai media pembelajaran berbentuk poster 2. Saran Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai
ekstrak
daun
Ardiansyah. (2005). Daun Beluntas Sebagai Bahan Antibakteri dan Antioksidan. Artikel IPTEK-Bidang Biologi, Pangan dan Kesehatan.
jarak
pagar
terhadap jamur lain dan bagian lain dari jarak pagar yang mungkin memiliki daya antimikroba. DAFTAR PUSTAKA
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 15
Backer, C.A., dan Brink, R.C.B.V.D. (1965), Flora of Java, N.V.P. Norrdhoff, Gonogen, Netherlands. Vol.II. Ferraro, M.J. (2000). Performance Standarrs For Antimicrobial Susceptibility Testingi. Jakarta: NCCLS Gomez, K. A dan Gomes, A. A. (1995). Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia. Indriani, N. (2005). Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Herba Seledri (Apium graveolens Linn.) Tarhadap Beberapa Bakteri. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pancasakti. Makassar; tidak diterbitkan. Kardinan, A., dan Kusuma F., R. (2004). Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Agromedia pustaka : Jakarta. Kundera, N., (2001). Daya Antibakteri Ekstrak Bunga Nangka (Artocarpus Heterophilus Lamk) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Saluran Pencernaan Tesis. Bandung: Universitas Padjajaran.
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017
ISSN 2338-1795
Lestari A. (2013). Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. J e-jipbiol 1: 4249 Nuria, M. C, Arvin Faizatun, dan Sumantri (2009), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus , Escherechia coli dan Salmonela typhi , Jurnal Ilmu–ilmu Pertanian. 5: (2) 10-12. Nurmahani, M.M., Osma, A., Hamid, A.A., Ghasali, F.M dan Dek, P (2012) Shot Communication Antibacterial Property of Hylocereus and Hylocereus undatus Peel Extracts. Jakarta: International Food Research Journal 19: (1) 77-84. Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S. (1988). Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid II, Jakarta: UI Press. Ronal
H, (1993). Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta: Yayasan Essentia Medica.
Soemarno. (2000). Isolasi dan identifikasi bakteri klinik. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan RI. Yogyakarta. Sharma, A.K., Gangwar, M., Tilak, R., Nath, G., Sinha, A.S.K., Tripathi, Y.B. dan Kumar, D. (2012). Comparative in vitro antimicrobial and phytochemical evaluation of methanolic extract of root, stem and leaf of Jatropha curcas Linn. Journal of Pharmacognosy. 4: (30 34-40. Syamsuhidayat, (2000), Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Edisi Pertama, 134-140, Departemen
e-JIP BIOL Vol.5 (2): 142-159, Desember
2017 16
Kesehatan RI dan Kesejahteraan Sosial. Syamsunir A, (1992). Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Vijayalakshmi, A., Tripura, A, and Ravichandiran, Y, (2011). Development and Evaluation of Anti-acme Products From Terminalia anjuna Hark, International Journal of Chem Tech Research. 3: (1) 320-327.