EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EKSPRESI SENI TERAPAN DAERAH SETEMPAT BERUPA MATERI TOPENG MALANGAN DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG Oleh Yuda Eka Pratama NIM 108251416399 ABSTRAK Saat ini pelajaran seni budaya di SMP Negeri 3 Malang masih dominan menggunakan media konvensional yang hanya menggunakan buku paket seni budaya, untuk menciptakan suasana yang dapat menambah motivasi siswa, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memberdayakan berbagai media di dalam proses pembelajaran. Untuk itu, masalah yang dikaji adalah bagaimana efektivitas penggunaan media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng malangan pada mata pelajaran seni rupa dalam pembelajaran kelas VII SMP Negeri 3 Malang. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pemanfaatan media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng malangan dalam mata pelajaran seni rupa terhadap hasil belajar ternyata lebih efektif daripada kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat. Salah satu indikator bahwa tujuan dari kegiatan belajar mengajar tercapai adalah dengan adanya perubahan atau pengalaman belajar yang dialami oleh siswa ke arah yang lebih baik atau positif. ABSTRACT Current cultural arts lessons in Junior High School 3 Malang is still the dominan use of conventional media use only textbooks of art and culture, to create an atmosphere that can increase the motivation of students, teachers required to be creative and innovative in leveraging the various media in the learning process. To that end, the problem studied is how the effective use of learning media art expression applied locally a mask of Malangan material on the subjects of fine arts in teaching a class VII Junior High School 3 Malang. This study showed that the utilization of instructional media of art expression applied local ar ea of the mask material malangan the art subjects of the study was more effective than teaching and learning activities that do not use the medium of art expression applied learning the local area. One indicator that the purpose of teaching and learning is achieved by a change or learning experiences experienced by students toward a better or positive. Kata kunci: Efektivitas, Media Audio Visual, Topeng Malangan, SMP Saat ini pelajaran seni budaya di SMP Negeri 3 Malang masih dominan menggunakan media konvensional yang hanya menggunakan buku paket seni budaya kelas VII, tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
khususnya powerpoint dan flash, seperti yang dikatakan oleh salah satu guru non mata pelajaran seni rupa (hasil wawancara tanggal 24 Februari tahun 2012 di depan kantin SMPN 3 Malang), “walaupun setiap kelas sudah terdapat LCD Proyektor, guru mata pelajaran seni budaya hampir jarang mempergunakan LCD proyektor tersebut”. Temuan ini dikuatkan dengan adanya ketidak tepatan waktu atau jam pelajaran dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, karena pelaksanaannya cenderung monoton (ceramah > praktek). Hal ini berdampak siswa tidak dapat menangkap materi pelajaran tanpa mengetahui wujud atau gambar visual yang diterangkan oleh guru tersebut, sehingga siswa tidak bisa membuat karya seni terapan 3 dimensi daerah setempat secara maksimal, dalam hal ini adalah topeng dari kertas. Menurut Rohidi (2004:323), pendidikan seni di sekolah umum bermuara pada aspek apresiasi, baik melalui membaca, mengamati, keterlibatan berkreasi seni, dan kegiatan lain yang membangun sikap siswa untuk memiliki kepekaan, perhargaan, dan pemahaman tentang seni. Dalam proses pembelajaran terdapat suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi antara guru dengan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk menciptakan suasana yang efektif, guru dituntut untuk mampu mengolah dan memberdayakan berbagai media di dalam proses pembelajaran, karena dengan penggunaan media dapat memberikan respon dan rangsangan terhadap siswa, sehingga siswa tersebut mau, mampu dan bersemangat dalam belajar. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Ekspresi Seni Rupa Terapan Daerah Setempat Berupa Materi Topeng Malangan Dalam Pembelajaran Seni Rupa Kelas VII SMP Negeri 3 Malang? Secara khusus rumusan masalah tersebut adalah: Bagaimana efektivitas penggunaan media pembelajaran audio visual ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng malangan berbasis powerpoint dan flash dalam pembelajaran seni rupa kelas VII SMP Negeri 3 Malang.
METODE Menurut Suryabrata, (1983:23), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar serta dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Melalui analisis ini, semua data yang terkumpul diolah ke dalam pembagian kelompok data yang sejenis sehingga data akhir yang diperoleh merupakan data penelitian yang bersifat komprehensif (lengkap dan menyeluruh). Sedangkan menurut Sanjaya (2006:144) analisa merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematik dari semua data dan bahan lain yang telah terkumpul, agar peneliti mengerti benar maka yang telah ditemukannya dapat disajikan kepada orang lain secara jelas. Metode ini merupakan cara alamiah untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penelitian yang berupa angka-angka secara terorganisasi serta menarik kesimpulan yang teliti dan keputusan-keputusan yang logik. Kegiatan analisis meliputi, pertama persiapan, kedua tabulasi, ketiga penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2001:240).
HASIL PENELITIAN
Gambar Kurva Uji Hasil Keefektivitasan Penelitian
Berdasarkan pengujian hasil penelitian menggunakan taraf signifikansi maupun menggunakan t hitung mempunyai kesimpulan yang sama, yaitu rata-rata hasil belajar kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, serta dihasilkan kesimpulan juga berdasarkan nilai t hitung yaitu rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penelitian nol (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash dalam pembelajaran seni rupa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang.adalah ditolak. Berdasarkan hasil pengujian hasil penelitian, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash dalam pembelajaran seni rupa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang. Pengujian hasil keefektivitasan penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for Windows. Kemampuan akhir adalah yang diperoleh dari skor hasil nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan. Tes ini disebut juga pasca-test karena dilaksanakan setelah kelas kontrol dan eksperimen mendapatkan perlakuan atau materi pelajaran berupa media konvensional bagi kelas VII.3 (kelas kontrol) dan dengan menggunakan media audio visual berbasis power point dan flash untuk kelas VII.6 (kelas eksperimen). Data ini bertujuan untuk mengetahui besar kemampuan akhir siswa kelas kontrol dan eksperimen, selain itu bertujuan juga mengetahui sebaran sampel berdasarkan atas skor yang diperoleh. Hasil pascates pada kelas kontrol dan eksperimen dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas kontrol lebih rendah dari pada kelas eksperimen, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hal ini dikarenakan pada kegiatan belajar mengajar kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash. Perbedaan nilai hasil rata-rata kelas kontrol dengan kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.32 berikut:
Gambar Grafik Data Nilai Akhir Kelas VII.3 dan Kelas VII.6 SMP Negeri 3 Malang
Perbedaan nilai rata-rata antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yang ditunjukkan pada gambar 4.32 di atas kemudian dijadikan dasar bahwa kemampuan akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah berbeda harus dibuktikan secara statistika. Hasil perhitungan nantinya akan dapat diketahui seberapa besar perbedaannya dan pengambil keputusan tentang kemampuan akhir, untuk itu dilakukan uji t dua sampel tidak berpasangan, sehingga nantinya diketahui apakah nilai rata-rata kemampuan akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau berbeda. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan temuan bahwa ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash dalam pembelajaran seni rupa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang. Temuan lain juga dikemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng Malangan dalam mata pelajaran seni rupa kelas VII di dalam kegiatan belajar mengajar membuat hasil belajar senirupa lebih baik daripada kegiatan belajar mengajar tanpa menggunakan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash (kovensional / ceramah). Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash terhadap hasil belajar ternyata lebih efektif daripada kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan
media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash. Nilai rata-rata yang lebih baik ini berarti keberhasilan di dalam kegiatan belajar mengajar. Djamarah dan Zain (2006:105) menyatakan keberhasilan belajar mengajar adalah "suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran yang dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai". Salah satu indikator bahwa tujuan dari kegiatan belajar mengajar tercapai adalah dengan adanya perubahan atau pengalaman belajar yang dialami oleh siswa ke arah yang lebih baik atau positif. Perubahan atau pengalaman belajar yang dialami oleh siswa ke arah yang lebih baik atau positif di dalam penelitian ini terlihat pada hasil belajar subjek penelitian. Kelas kontrol dan kelas eksperimen yang masing-masing siswanya telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam hasil belajarnya mengalami perbaikan atau perubahan dari pada hasil belajar sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Besarnya suatu perubahan atau peningkatan hasil belajar yang dialami siswa masing-masing kelompok berbeda. Semakin besar peningkatan hasil belajar maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar akan semakin baik. Aspek hasil belajar yang diteliti di dalam penelitian ini adalah aspek kognitif, dimana ini meliputi kemampuan penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Kelas kontrol dan kelas eksperimen pada awalnya memiliki kemampuan akademik pada mata pelajaran seni budaya yang sama. Hal itu terlihat pada kegiatan prates, dimana nilai rata-rata prates antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tidak terlalu berbeda secara signifikan. Selanjutnya, pada kegiatan belajar mengajar, kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapakan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen di dalam kegaiatan belajar mengajarnya mendapat perlakuan, yaitu dengan memanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash. Kelompok kontrol di dalam kegiatan belajar mengajarnya tanpa perlakuan (tanpa menggunakan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash). Setelah keduanya diberi perlakuan yang berbeda maka dapat dilihat hasil belajar untuk masing-masing kelompok. Perlakuan dengan memanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash pada kelas eksperimen dikarenakan media pembelajaran merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Menurut Sadiman (2007:6) dikatakan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan mengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar senirupa siswa kedua kelompok yaitu antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah cukup berhasil meningkatkan hasil belajar, siswa yang di dalam kegiatan belajar mengajarnya memanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash lebih baik daripada nilai hasil rata-rata senirupa siswa dengan pembelajaran konvensional. Hasil ini berarti mendukung hipotesis penelitian yang menyebutkan ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash dalam pembelajaran senirupa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang. Hal ini diakibatkan karena pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen, yaitu memanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash. Keberhasilan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang pada kelas eksperimen ini salah satunya dikarenakan keunggulan-keunggulan yang dimiliki media pembelajaran ini. Media pembelajaran ini di dalam pemanfatannya dapat menarik perhatian siswa, sehingga dengan kemampuannya ini media membuat siswa lebih tertarik, fokus, dan konsentrasi pada materi yang diberikan. Siswa tertarik karena di dalam media ini materi yang berupa teori serta proses berkarya ditampilkan dalam bentuk animasi disertai dengan gambar dan tampilan yang bagus. Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash, terbukti pada penelitian ini mampu meningkatkan hasil belajar secara signifikan pada kelas eksperimen. Mengetahui akan kelebihan dan kekurangan dari pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash, maka diharapkan pada kegiatan belajar mengajar selanjutnya dapat diperbaiki lagi sehingga hasil belajar dari siswa akan lebih baik lagi. Pernyataan ini dikemukakan karena telah terbukti
bahwa dengan memanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis power point dan flash dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal.
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pemanfaatan media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng Malangan pada mata pelajaran seni rupa terhadap hasil belajar ternyata lebih efektif daripada kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng malangan pada mata pelajaran seni rupa yang hanya menggunakan buku paket seni budaya kelas VII. Nilai rata-rata yang lebih baik ini berarti keberhasilan di dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu indikator bahwa tujuan dari kegiatan belajar mengajar tercapai adalah dengan adanya perubahan atau pengalaman belajar yang dialami oleh siswa ke arah yang lebih baik atau positif. Pemanfaatkan secara berkala media pembelajaran ekspresi seni rupa terapan daerah setempat berupa materi topeng malangan pada mata pelajaran seni rupa sebagai alternatif dan referensi jenis media yang dapat digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan hasil belajar seni rupa kelas VII, sehingga kemampuan siswa dalam mengekspresikan diri dapat dimaksimalkan.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah. 1995. Pengertian Media Pembelajaran. (http://mediagrafika.com/pengertian-media-pembelajaran) Rohidi, 2004, Pendidikan Seni di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada