EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI TERHADAP DEPRESI POSTPARTUM DI RSIA SITTI

Download Depresi postpartum adalah salah satu bentuk depresi yang dialami ibu setelah .... dan gambar sederhana yang berisi tentang pengertian depre...

0 downloads 368 Views 318KB Size
EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI TERHADAP DEPRESI POSTPARTUM DI RSIA SITTI FATIMAH DAN RSIA PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2014 EFFECTIVENESS OF PSYCHOEDUCATION ON POSTPARTUM DEPRESSION IN RSIA SITTI FATIMAH AND RSIA PERTIWI MAKASSAR 2014

Annur Hikmah Basri1,Andi Zulkifli1, M.Tahir Abdullah2

1

Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 2 Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi: Annur Hikmah Basri, S.KM. Komp. P. Pesona Kampus Blok E6/10 Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, 90245 HP: +6289670734930 Email: [email protected]

ABSTRAK Depresi postpartum adalah salah satu bentuk depresi yang dialami ibu setelah melahirkan bayi pertama dan berlangsung pada tahun pertama setelah kelahiran bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas intervensi psikoedukasi terhadap depresi postpartum di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar.Penelitian ini bersifat quasi eksperiment dengan desain penelitian prevalence follow up study dengan nonramdomized pre-test post-test control group design. Populasi adalah semua ibu yang memeriksakan kehamilan di rumah sakit. Sampel adalah ibu yang memeriksakan kehamilan berdasarkan catatan medik rumah sakit dengan hari perkiraan lahir (HPL) dokter 5-7 hari akan partus dan menderita depresi sebanyak 78 orang yang dibagi atas tiga kelompok, yaitu psikoedukasi, booklet, dan kontrol masing-masing 26 orang. Data dianalisis melalui uji t berpasangan dan anova.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi psikoedukasi, booklet, dan kontrol berpengaruh terhadap perubahan depresi postpartum. Persentase penurunan paling tinggi pada intervensi psikoedukasi. Kelompok psikoedukasi dengan booklet dan psikoedukasi dengan kontrol terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,001), sedangkan kelompok booklet dan kontrol terdapat perbedaan namun tidak bermakna (p=0,937). Dari ketiga kelompok,intervensi psikoedukasi yang memilki penurunan tingkat depresi paling besar. Kata Kunci : Depresi, Postpartum, Psikoedukasi

ABSTRACT Postpartum depression is a form of depression experienced by women after giving birth and the first took place in the first year after birth. This study aims to determine the effectiveness of psychoeducation intervention on postpartum depression in RSIA Sitti Fatimah and RSIA Pertiwi Makassar. This research is a quasi experiment with prevalence follow-up study design with nonramdomized pre-test post-test control group design. The population is all antenatal mothers in the hospital. Samples were mothers during their pregnancy by hospital medical records with the expected birth (EB) doctor 5-7 days of confinement and suffering from depression will be as many as 78 people were divided into three groups, namely psychoeducation, booklets, and each control 26. Data were analyzed by paired t test and ANOVA. The results showed that administration of psychoeducation intervention, booklets, and control influence the change in postpartum depression. The percentage decline was highest in the psychoeducation intervention. Group psychoeducation with booklets and psychoeducation with controls significant difference (p = 0.001), whereas the control group and the booklet there is a difference but not significant (p = 0.937). Keywords: Depression, Postpartum, Psychoeducation

PENDAHULUAN Depresi postpartum adalah salah satu bentuk depresi yang dialami ibu setelah melahirkan bayi pertama dan berlangsung pada tahun pertama setelah kelahiran bayi. Hal ini disebabkan karena periode tersebut merupakan periode transisi kehidupan baru yang cukup membuat stres, di mana ibu harus beradaptasi dengan perubahan fisik, psikologis dan sosial yang dialaminya karena melahirkan dan mulai merawat bayi. Namun tidak semua ibu mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut sehingga timbul keluhan-keluhan antara lain berupa stres, cemas dan depresi (Ester, 2010). Dalam Centre for Maternal and Child Enquiries (2011), 59% dari kasus bunuh diri ibu adalah karena psikosis atau depresi. Paling parah dari perempuan (76%) telah menikah atau hidup di lingkungan yang kehidupannya statis. Berdasarkan Laporan WHO diperkirakan wanita melahirkan yang mengalami depresi postpartum ringan berkisar 10 per 1000 kelahiran hidup dan depresi postpartum sedang atau berat berkisar 30 sampai 200 per 1000 kelahiran hidup (Salma, 2012). Angka kejadian depresi postpartum di Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 26-85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum antara 50-70% dari wanita pasca persalinan (Rahmi, 2012). Berdasarkan hasil dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) prevalensi depresi postpartum berkisar antara 11.7% sampai 20.4% pada tahun 2004-2005 (Nasution, 2012). Depresi postpartum menjadi isu kesehatan masyarakat yang menonjol dan disebut sebagai tujuan prioritas kesehatan masyarakat pada tahun 2010 (Healthy People 2010 priority goal) (Elvira, 2011). Pentingnya masalah depresi postpartum diteliti dikarenakan gangguan mood postpartum bukan persoalan sepele. Dampaknya bisa memporakporandakan kehidupan ibu, keluarganya, bayi dan anak-anak lainnya karena komplikasi yang diakibatkannya. Ibu akan mengalami kesulitan dalam mengasuh serta menjalin ikatan emosional yang memadai terhadap bayi maupun anaknya yang lain. Dampaknya, anak-anak mereka bisa mengalami gangguan emosional dan perilaku, keterlambatan berbahasa dan gangguan kognitif. Bagi ibu sendiri, dalam kondisi berat bisa memunculkan keinginan untuk mengakhiri penderitaan lewat jalan yang membahayakan diri maupun anaknya (Ibrahim, 2012). Hasil penelitian Ester (2010) menunjukkan ada perbedaan signifikan pada kejadian depresi yang dialami ibu postpartum kelompok intervensi edukasi pada minggu pertama dan minggu ketiga persalinan (p=0,000). Pada suatu penelitian yang dilakukan di Osaka, Jepang, pada tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 771 orang yang menghubungkan pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan dengan kejadian depresi postpartum mendapat hasil prevalensi postpartum sebanyak 13.8% (Miyake dkk., 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi psikoedukasi terhadap depresi postpartum di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Petiwi Kota Makassar tahun 2014.

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilakukan di RSIA Siti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar dengan pertimbangan kedua RSIA tersebut merupakan Rumah Sakit Bersalin terbesar dan jumlah kunjungan terbanyak. Selain itu sering dijumpai gejala pada ibu postpartum yang mengarah pada depresi postpartum seperti sedih, cemas, mudah marah, tidak nafsu makan, susah tidur dan kurang perhatian pada bayinya pada saat menangis, serta belum pernah dilakukan penelitian yang serupa di lokasi ini.

Desain dan Variabel Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian prevalence follow up study dengan nonramdomized pre-test post-test control group design. Desain ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh intervensi booklet dan psikoedukasi yang merupakan variabel bebas terhadap depresi postpartum yang merupakan variabel terikat. Populasi dan Sampel Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dari populasi seluruh ibu yang memeriksakan kehamilan berdasarkan catatan medik rumah sakit dengan hari perkiraan lahir (HPL) dokter 5-7 hari akan partus dan menderita depresi yang berjumlah 78 orang kemudian dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok psikoedukasi, booklet, dan kontrol dengan jumlah sampel masing-masing 26 orang. Pengumpulan Data Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara langsung dengan responden yang dilakukan dengan mengunjungi rumah sakit tempat pemeriksaan ANC dan kunjungan rumah setiap responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan tujuan penelitian yaitu bagian rekam medik dan ANC RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari 2 kuesioner yaitu kuesioner karakteristik umum dan EPDS. Analisis Data Analisis data yang dilakukan secara univariat untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi karakteristik umum responden serta variabel dependen. Analisis dengan uji t-test untuk melihat perbedaan tingkat depresi sebelum dan setelah dilakukan intervensi.

Analisis dengan One Way ANOVA test dilakukan untuk melihat perbedaan efektivitas intervensi psikoedukasi,booklet, dan kontrol.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Hasil analisis univariat menggambarkan distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi responden (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dukungan suami/keluarga, dan kujungan ANC). Karakteristik responden menurut umur , sebagian besar responden terdapat pada kelompok umur 33 – 37 tahun (30,8 %). Menurut pendidikan, sebagian besar responden memiliki pendidikan D3/S1/S2 (57,7%). Karakteristik responden menurut pekerjaan, sebagian besar responden tidak bekerja (52,6%). Menurut paritas, sebagian besar responden multipara (65,4%). Menurut dukungan suami/keluarga, sebagian besar responden memiliki dukungan suami/keluarga yang tinggi (55,1%). Karakteristik responden menurut kunjungan ANC, sebagian besar responden mmiliki kunjungan ANC yang cukup (87,2%). Analisis Perubahan Tingkat Depresi Hasil penelitian menunjukkan tidak ada penurunan tingkat depresi baik pada prepartum maupun postpartum. Semua reponden masih mengalami depresi. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan penurunan tingkat depresi pada kelompok booklet, yaitu 0,76%, sedangkan kelompok psikoedukasi dan kelompok kontrol mengalami kenaikan tingkat depresi, yaitu masing-masing 5,48% dan 5,87% (Tabel 1). Hasil uji statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan bahwa baik pemberian intervensi psikoedukasi (p=0,144), booklet (p=851) , maupun kontrol (p=0,150) terdapat perbedaan yang tidak bermakna (Tabel 2). Penurunan tingkat depresi yang paling besar sebelum dan sesudah pemberian intervensi terdapat pada kelompok intervensi psikoedukasi, yaitu sebesar 80,8% (21 orang), sedangkan yang paling kecil pada kelompok intervensi booklet, yaitu sebesar 50% (Tabel 3). Hasil uji statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan bahwa baik sebelum dan sesudah pemberian intervensi psikoedukasi (p=0,000), booklet (p=0,000) ,maupun kontrol (p=0,000) terdapat perbedaan yang bermakna. (Tabel 4). Analisis Perbedaan Efektivitas Berdasarkan One Way ANOVA, kelompok psikoedukasi dengan booklet dan psikoedukasi dengan kontrol

terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,001), sedangkan

kelompok booklet dan kontrol terdapat perbedaan namun tidak bermakna (p=0,937) (Tabel 5).

PEMBAHASAN Umur responden memiliki kontribusi terhadap kejadian depresi postpartum. Hasil pengolahan data tentang umur responden menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak menderita yaitu kelompok umur 33 – 37 tahun sebesar 30,8%. Resiko kematian ibu melahirkan (postpartum) meningkat pesat seiring dengan bertambahnya usia ibu saat hamil dan melahirkan. Ibu-ibu lebih tua lebih mudah terserang diabetes dan tekanan darah tinggi. Kelahiran bayi dengan usia ibu yang lebih tua dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cacat kromosom, misalnya down syndrome. Sebagian besar responden yang mengalami depresi memiliki pendidikan D3/S1/S2, yaitu sebesar 57,7%. Hal ini disebabkan ibu yang berpendidikan tinggi umumnya banyak pikiran dan bingung antara peran sebagai ibu dalam merawat anak dan keluarga dengan keinginan ibu untuk meningkatkan karier sehingga ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih rentan mengalami depresi. Responden yang mengalami depresi sebagian besar tidak bekerja, yaitu sebesar 52,6%. Hal ini disebabkan ibu yang bekerja kemungkinan memiliki dana yang lebih baik untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, sehingga tingkat kecemasan ibu cenderung berhubungan dengan adanya keterbatasan dana saat ibu memerlukan pelayanan kesehatan. Responden sebagian besar multipara, yaitu sebesar 65,4%. Kelahiran seorang anak akan menimbulkan beban pikiran baru, baik untuk jangka pendek, seperti susu,popok,dan perlengkapan bayi lainnya, maupun untuk jangka panjang, seperti pendidikan dan kesehatan sehingga memicu timbulnya depresi. Sebagian besar responden memiliki dukungan suami/keluarga yang tinggi, yaitu sebesar 55,1%. Keluarga memberikan motivasi, bantuan finansial dan fisik, namun ibu postpartum masih belum bisa menghilangkan rasa stress karena dampak setelah melahirkan, antara lain trauma rasa sakit akibat proses persalinan, pembagian waktu antara aktivitas di rumah dan di luar rumah, pemenuhan kebutuhan bayi, penjaga dan perawatan bayi ketika ibu melakukan aktivitas di luar rumah. Kunjungan ANC responden sebagian besar cukup (87,2%). Hal ini disebabkan program pemeriksaan kehamilan yang murah, terutama pengguna jaminan kesehatan. Namun, fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit sering membuat tidak nyaman untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada saat pre test prepartum semua kelompok menderita depresi. Hasil uji t berpasangan menunjukkan ada perubahan depresi prepartum dengan depresi postpartum yang tidak bermakna. Saat pre test postpartum penurunan tingkat depresi hanya pada kelompok booklet, yaitu 0,76% (p=0,851). Sedangkan untuk kelompok psikoedukasi dan kontrol mengalami kenaikan tingkat depresi, yaitu masing-masing 0,73% (p=0,144) dan 0,8%

(p=0,150). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu komplikasi kelahiran sehingga ibu harus tinggal lebih lama di rumah sakit, kondisi bayi pada saat lahir, dan tindakan perawat pada saat persalinan. Pada saat pre test postpartum semua kelompok masih menderita depresi. Hasil uji statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan bahwa baik pemberian psikoedukasi dan booklet, maupun tanpa perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna pada semua kelompok, yaitu p=0,000 (p<0,05). Saat post test penurunan tingkat depresi paling tinggi pada kelompok psikoedukasi, yaitu sebesar 45,38% , sedangkan pada kelompok booklet dan kontrol, yaitu sebesar 34,84% dan 34,95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang bermakna baik pada kelompok intervensi psikoedukasi, intervensi booklet, maupun kelompok kontrol. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian psikoedukasi dapat menurunkan tingkat depresi sehingga dapat diberikan kepada ibu yang mengalami depresi dan tidak suka meminum obat antidepresan. Secara umum terdapat perbedaan antara kelompok psikoedukasi, booklet¸ dan kontrol. Hasil uji ANOVA menunjukkan antara kelompok psikoedukasi dengan booklet dan psikoedukasi dengan kontrol

terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,001), sedangkan

kelompok booklet dan kontrol terdapat perbedaan namun tidak bermakna (p=0,937). Metode psikoedukasi berupa penjelasan singkat dan pembagian booklet dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih cepat dan jelas kepada responden karena ada interaksi langsung dan diskusi. Selain itu, responden dapat mempelajarinya kembali dengan membaca booklet yang telah dibagikan apabila ada yang terlupakan atau kurang jelas. Penjelasan tentang efek buruk dari depresi postpartum, mengundang perhatian ibu untuk berusaha mencegah resiko tersebut. Efek buruk depresi terhadap ibu, bayi, suami dan anggota keluarga lainnya dianggap sebagai ancaman kesehatan, sehingga mendorong motivasi responden dan pasangannya untuk berusaha mencegah terjadinya depresi postpartum. Selain itu, ibu postpartum memiliki kemampuan yang baik dalam membangun koping (proses intervensi yang diberikan, interaksi peneliti dengan ibu postpartum, tingkat keyakinan responden dalam menerapkan anjuran yang diberikan, serta struktur materi psikoedukasi yang dikemas secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh responden) yang konstruktif, dan menggunakannya secara efektif dalam menghadapi berbagai gangguan emosional dan psikologis. Metode booklet adalah metode pengajaran dengan membagikan kumpulan materi berupa penjelasan dan gambar sederhana yang berisi tentang pengertian depresi postpartum,

perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi postpartum, akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk mengatasi bila terjadi depresi postpartum. Metode ini sangat bergantung pada perhatian ibu akan dampak depresinya. Apabila ibu memperhatikan kondisinya dan bayinya, ibu akan berusaha membaca dan mempelajari booklet yang telah dibagikan untuk menangani depresinya. Namun, apabila ibu kurang memperhatikan dan cenderung sibuk dengan urusannya sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk membaca dan mempelajari booklet yang telah dibagikan, maka besar kemungkinan booklet tidak memberikan sumbangsi akan perubahan depresi postpartum yang dialami oleh ibu. Kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan apapun juga bergantung pada perhatian ibu postpartum. Apabila ibu postpartum peduli akan dampak dari depresi postpartum yang dialami, maka ibu akan berusaha menangani depresinya dengan mencari informasi dari teman, tenaga kesehatan, media sosial, dan buku. Sedangkan apabila ibu kurang peduli akan dampak depresinya, maka ibu akan acuh dan membiarkan depresi tersebut berlanjut tanpa ada upaya apapun. Oleh karena itu, booklet dan tanpa perlakuan apapun berbeda namun tidak bermakna. Hal ini sejalan dengan penelitian Soep (2009) menunjukkan bahwa dari 30 ibu yang diintervensi psikoedukasi 71,8% tidak mengalami depresi lagi (terjadi penurunan depresi) dibandingkan yang masih mengalami depresi hanya 9,5%, sedangkan yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi 90,5% mengalami depresi dan hanya 28,5% tidak mengalami depresi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Nazara (2006) dimana hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan kejadian depresi postpartum antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi p < 0,05 (p=0,001). Berdasarkan hasil uji statistik ini peneliti berkesimpulan bahwa ada perbedaan angka kejadian depresi diantara responden kelompok kontrol dengan kelompok intervensi. Responden yang tidak mendapat intervensi psikoedukasi berpeluang mengalami depresi postpartum sebanyak 5,924 kali dibandingkan dengan responden yang sudah mendapat intervensi psikoedukasi.

KESIMPULAN DAN SARAN . Terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi psikoedukasi.(p=0,000). Selain itu, juga terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi booklet (p=0,000). Intervensi psikoedukasi yang memiliki penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan booklet dan kontrol. Terdapat perbedaan

antara kelompok intervensi psikoedukasi, intervensi booklet, dan kontrol, meskipun kelompok booklet dengan kontrol berbeda tapi tidak bermakna Sebaiknya dilakukan program pemberian penyuluhan kesehatan khususnya melalui psikoedukasi dengan memberikan informasi yang cukup tentang pencegahan depresi postpartum. Selain itu, pembagian booklet dilakukan pada saat pemeriksaan ANC berlangsung sehingga ibu prepartum dapat mencegah terjadinya depresi postpartum. Perlu dilakukan pelatihan bagi perawat yang memberikan pelayanan ditatanan pelayanan maternalitas agar mampu secara terampil melaksanakan intervensi psikoedukasi guna penanganan depresi postpartum.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur dan seluruh staf RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi atas diperkenankannya pelaksanakan penelitian ini di instansi pelayanan kesehatan yang dipimpinnya. Juga kepada seluruh penderita depresi telah berpartisipasi menjadi responden penelitian ini, serta semua pihak yang telah membantu hingga penelitian ini selesai dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA Centre for Maternal and Child Enquiries (CMACE). (2011). Savingmothers lives: reviewing maternal deaths to make motherhood safer: 2006–2008. The eighth report on confidential enquiries into maternal deaths in the United Kingdom Elvira, S. (2011). Depresi Pasca Persalinan. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ester. (2010). Efektivitas Intervensi Edukasi pada Depresi Postpartum. Universitas Indonesia : Ilmu Keperawatan Ibrahim, F. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi postpartum di rsia pertiwi makassar tahun 2012. Makassar : Biostatistik FKM Unhas Miyake dkk., (2011). Employment, income, and education and risk of postpartum depression: The osaka maternal and child health study. Journal of Affective Disorders, 130(1-2), 133-137. Nasution, S. (2012). Gambaran Karakteristik Demografi Penderita Sindrom Depresi Postpartum Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Nazara, Yafeti. (2006). Efektivitas Intervensi Psikoedukasi terhadap Pencegahan Depresi Postppartum di Kabupaten Nias. Universitas Indonesia. Rahmi, S. (2012). Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Depresi Postpartum Pada Ibu Nifas di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2011. Diakses 12 Januari 2014. Available from : http://azzarinaauberta.blogspot.com/2012/02/bab-i.html Salma. (2012). 5 Penyebab Utama Kematian Ibu di Indonesia. Majalah Kesehatan. Diakses 14 Maret 2014. Available from : http://majalahkesehatan.com.

Soep. (2009). Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di RSU Dr. Pirngadi Medan. USU Repostory : IKM.

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Tingkat Depresi Prepartum dan Postpartum Intervensi Psikoedukasi, Booklet, dan Tanpa Perlakuan (Kontrol) di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar Tahun 2014

No.

Prepartum Depresi n % 26 100,0 26 100,0 26 100,0

Kelompok Intervensi

1 Psikoedukasi 2 Booklet 3 Kontrol Sumber : Data primer

Postpartum Depresi n % 26 100,0 26 100,0 26 100,0

Tabel 2. Perbedaan Tingkat Depresi Prepartum dan Postpartum Intervensi Psikoedukasi, Booklet, dan Tanpa Perlakuan (Kontrol) di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar Tahun 2014 N o. 1 2 3

Prepartum Postpartum Mean Mean 13,3 14.0 14.4 14.3 13.6 14.4

Kelompok Intervensi Psikoedukasi Booklet Kontrol

Beda -0,7 0,1 -0,8

% penurunan -5,5 0,8 -5,9

SD

T

p

2.6 3.1 2,7

-1,5 0,2 -1,4

0,144 0,851 0.150

Sumber : Data primer Tabel 3. Distribusi Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah Intervensi Psikoedukasi, Booklet, dan Tanpa Perlakuan (Kontrol) di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar Tahun 2014

No.

Kelompok Intervensi

1 Psikoedukasi 2 Booklet 3 Kontrol Sumber : Data primer

Pre test Depresi n % 26 100,00 26 100,00 26 100,00

Post test Depresi Tidak Depresi n % n % 5 19,20 21 80,80 15 57,70 11 42,30 13 50,00 13 50,00

Tabel 4. Perbedaan Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah Intervensi Psikoedukasi, Booklet, dan Tanpa Perlakuan (Kontrol) di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar Tahun 2014 N o. 1 2 3

Kelompok Intervensi Psikoedukasi Booklet Kontrol

Pre test Mean 14,0 14,3 14,4

Sumber : Data primer

Post test Mean 7,7 9,3 9,3

Beda 6,3 5,0 5,1

% penurunan 45,4 34,8 34,9

SD

T

p

1,8 1,9 2,2

18,2 13,6 11,5

0,000 0,000 0,000

Tabel 5. Perbedaan Tingkat Depresi Intervensi Psikoedukasi, Booklet, dan Tanpa Perlakuan (Kontrol) di RSIA Sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi Kota Makassar Tahun 2014 No.

Kelompok Intervensi

1 Psikoedukasi – Booklet 2 Psikoedukasi – Kontrol 3 Booklet – Kontrol Sumber : Data primer

Beda

p

-1.654 -1.692 -0.38

0.001 0.001 0.937