FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN YANG

Download Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang. Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Umur. Kepatuhan...

0 downloads 439 Views 1MB Size
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA DI RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 Wisnatul Izzati,1*) Fidya Annisha 2*) Program Studi S1 Keperawatan STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi Bukittinggi, 26136, Indonesia

ABSTRACT Chronic renal failure is a health issue the order to 10 in Indonesia. One way to improve the function of the kidneys is to do therapy Hemodialysis. T erapi hemodialysis should be run regularly in order to maintain a stable renal function so did not experience disease conditions are getting worse. In January to March 2015, the number of patients with chronic renal failure perform hemodialysis at the Hospital Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi as many as 232 patients. Results of interviews in 7 patients undergoing hemodialysis erapi t, 3 patients say bored doing hemodialysis therapy for a long time. The purpose of this study was to determine the Factors Associated with Adherence Patients Undergoing Hemodialis a. Descriptive research method correlation with the approach cross sectional. The population of all patients who undergo hemodialysis therapy in hemodialysis hospital room Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi in 2015, an average of 88 people every month. Samples numbered 72 people, taken by accidental sampling, Data collected through an interview guided by a questionnaire guide. Analysts a the data is computerized with the statistical chi- square test and logistic regression. The survey results revealed that factors associated with adherence of patients undergoing a hemodialis are age (p = 0.016), motivation (p = 0.045 and OR = 3.375), and family support (p = 0.017 and OR = 4.179), whereas factors unrelated is gender (p = 0.053 and OR = 3.5 00) and the duration of hemodialysis (p = 0.056 and OR = 3.22, 6). The result is a multivariate analyst known factors most related to the compliance of patients undergoing hemodialysis is family support. It can be concluded that the factors most associated with the compliance of patients undergo hemodialysis is family support , Expected to nurses in the room in order to provide information and motivation in patients undergoing hemodialysis, in order that they can comply with the rules for undergoing hemodialysis Keywords: Hemodialysis, Compliance

semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit PENDAHULUAN

tidak menular. Perhatian

Peningkatan arus globalisasi disegala

terhadap

penyakit

tidak

bidang dan perkembangan teknologi dan

menular semakin hari semakin meningkat,

industri telah banyak membawa perubahan

karena

pada perilaku dan gaya hidup masyarakat,

kejadiannya pada masyarakat. Selain itu

serta situasi lingkungan misalnya perubahan

penyakit tidak menular (PTM) juga menjadi

pola

berkurangnya

penyebab utama kematian secara global.

aktifitas fisik. Perubahan tersebut tanpa

Menurut WHO pada tahun (2008) terdapat

disadari

57

konsumsi

telah

makanan,

mempengaruhi

terhadap

juta

semakin

kematian

Proportional

terjadinya transisi epidemiologi dengan

11

tingginya

frekuensi

di

Dunia,

dimana

Mortality

Rate

(PMR)

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

penyakit tidak menular didunia adalah

menggantikan fungsi ginjal dalam tubuh

sebesar 36 juta (63%).

yang tidak dapat berfungsi dengan baik

Jenis-jenis penyakit tidak menular di

(Brunner & Suddarth, 2002).

Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan

Nursalam

(2009)

mengatakan

prevalensi kejadiannya yaitu: asma, penyakit

hemodialisa

paru obstruksi kronis (PPOK) (3,7%),

pembersihan darah oleh akumulasi sampah

kanker (1,4%), DM (1,5%), hipertiroid

buangan.

(0,4%), hipertensi (9,5%), jantung koroner

pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau

(1,5%), gagal jantung (0,13%), stroke

pada

(12,1%), gagal ginjal kronis (1,0%), batu

membutuhkan dialisis waktu singkat. Terapi

ginjal (0,6%), dan penyakit sendi atau

hemodialisa dilakukan menggunakan sebuah

rematik

kronik

mesin yang dilengkapi dengan membran

merupakan masalah kesehatan urutan ke 10

penyaring semipermiabel (ginjal buatan).

(Kemenkes, 2013).

Tujuan hemodialisa untuk memindahkan

(24,7%).

Gagal

Gagal

Ginjal

kegagalan

Kronik

fungsi

mempertahankan

ginjal

merupakan

Hemodialisa

pasien

suatu

proses

digunakan

berpenyakit

akut

bagi

yang

merupakan

produk-produk limbah yang terakomolasi

untuk

dalam sirkulasi klien dan dikeluarkan ke

ginjal metabolisme

serta

dalam mesin dialisis (Muttaqin, 2011).

keseimbangan cairan dan elektrolit akibat

Terapi hemodialisa harus dijalankan

destruksi struktur ginjal yang progresif

secara teratur agar dapat mempertahankan

dengan

sisa

fungsi ginjal yang stabil sehingga tidak

metabolik (toksik uremik) di dalam darah

mengalami kondisi penyakit yang semakin

(Arif Muttaqin, 2011). Menurut Nursalam

parah (Hudak & Gallo, 2006). Hemodialisa

(2009), gagal ginjal kronik adalah kerusakan

biasanya dilakukan 2 kali seminggu, dengan

ginjal progresif yang berakibat fatal dan

lama

ditandai dengan uremia (urea dan limbah

hemodialisanya (Muttaqin, 2011). Pasien

nitrogen lainnya yang beredar dalam darah

harus

sertra komplikasinya jika tidak dilakukan

hidupnya atau sampai mendapatkan ginjal

dialisis atau transplantasi ginjal).

baru melalui operasi pencangkokan, apabila

manifestasi

penumpukan

Salah satu cara untuk memperbaiki fungsi

ginjal

tersebut

adalah

4

sampai

menjalani

5

jam

hemodialisa

setiap

kali

sepanjang

terapi hemodialisa ini tidak dilakukan atau

dengan

terhenti tanpa anjuran dari dokter akan

melakukan terapi Hemodialisa. Hemodialisa

mengakibatkan kedaan lebih fatal bahkan

merupakan suatu proses yang dilakukan

kematian (Smeltzer & Bare, 2002).

untuk mengeluarkan cairan dan produk

Hemodialisa dapat menyebabkan pasien

limbah yang berada dalam tubuh, serta

menggigil,

12

demam,

kram

otot

dan

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

merasakan gatal-gatal (Smeltzer, Suzanne,

permasalahan dalam diskusi dan tidak fokus

Bare & Brenda, 2001). Ketika seseorang

pada diri sendiri, mereka cendrung lebih

memulai

pengganti

banyak menjawab dan peka terhadap orang

(hemodialysis) maka ketika saat itulah

lain dibandingkan dengan laki-laki sehingga

pasien tersebut harus merubah seluruh aspek

memungkinkan perbedaan ketidakpatuhan

kehidupannya. Hal tersebut menjadi beban

antara laki-laki dan perempuan (Syamsiah,

yang

2011)

terapi

sangat

ginjal

pasien

yang

Termasuk

pada

Motivasi merupakan dorongan dari

masalah psikososial dan ekonomi yang

dalam diri seseorang untuk melakukan

tentunya

sesuatu

menjalani

berat

bagi

hemodialisa.

akan

berdampak

antara

lain

(Notoatmojo,

2010).

Motivasi

dampak fisik menjadikan klien lelah dan

mempengaruhi

lemah sehingga mengakibatkan penurunan

ginjal

kemampuan dalam melakukan aktivitas

Dukungan keluarga juga mempengaruhi

sehari- hari, menyebabkan keterbatasan

kepatuhan pasien gagal ginjal kronik karena

dalam bekerja, dan keterbatasan melakukan

keluarga

kegiatan seperti sebelum melakukan cuci

mempengaruhi

darah

2008).

sebagai titik tolak tingkah laku dalam

ketidakpatuhan

memberikan definisi-definisi dasar sehat dan

(hemodialisa)

Akhirnya

(Canisti,

menyebabkan

dalam menjalankan terapi hemodialisa. Kim

kepatuhan

kronik

pasien

menjalani

sangat

gagal

hemodialisa.

berperan

persepsi

dalam

individu

dan

sakit (Syamsiah, 2011).

(2010) dan Tailor (1991) menyebutkan

Menurut Eric D. Goodman dan Mary B.

kepatuhan sebagai masalah medis yang berat

Ballou (2004), frekuensi pasien hemodialisa

(Nursuryawati, 2002).

55% mengalami kepatuhan kurang dalam

Banyak

faktor

ketidakpatuhan

yang

menyebabkan

menjalani

hemodialisa

dalam

menjalani

kepatuhan

tinggi

dan

ada

(Nephrology

45%

Nursing

hemodialisa seperti semakin bertambahnya

Jurnal, 2004). Penelitian Syamsiah (2011),

usia

banyak

didapatkan adanya hubungan usia dan

permasalahan yang dialaminya terutama

lamanya hemodialisa dengan kepatuhan

terkait

pasien

seseorang

kondisi

akan

semakin

kesehatannya,

hal

ini

gagal

ginjal

kronik

menjalani

disebabkan terjadinya kemunduran fungsi

hemodialisa

seluruh tubuh secara progresif.

Antariksa Halim Perdana Kusuma Jakarta

Faktor

lain

adalah

jenis

kelamin.

di

RSPAU

Dr.

Esnawan

tahun 2011.

Menurut Jhonson, perempuan cenderung

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

mampu untuk menjadi pendengar yang baik

Chris Manguma mengatakan, dari 196

dan dapat langsung menangkap

responden diperoleh sebanyak 79 (65,8%)

fokus

13

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

responden laki-laki yang patuh. Sedangkan

cukup tinggi. Dari survey komunitas yang

responden perempuan sebanyak 63 (82,9%)

telah dilakukan Perhimpunan Nefrologi

yang patuh, serta adanya terdapat hubungan

Indonesia (PERNEFRI) didapatkan bahwa

jenis kelamin dengan kepatuhan pasien

12.5% dari populasi sudah mengalami

gagal ginjal kronik menjalani hemodialisa di

penurunan

BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Indonesia pada saat ini kurang lebih 240 juta

(Chris Manguma, 2014).

penduduk, dimana 30 juta penduduk tersebut

Motivasi pasien

mempengaruhi

gagal

ginjal

hasil

menjalani

Samsyiah

responden,

(2011)

dengan

terhadap

motivasi

Penduduk

survey

diberbagai

pusat

dialysis

didapatkan kejadian baru PGTK yang

hemodialisa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

ginjal.

mengalami penurunan fungsi ginjal. Dari

kepatuhan

kronik

fungsi

memakai dialysis sebesar 30.7% perjuta

99

penduduk. Berarti itu pertanda bahwa pada

tinggi

setiap tahun terdapat 7.400 pasien baru

ditemukan hampir merata dengan responden

PGTA (PERNEFRI 2012).

yang memiliki motivasi rendah. Responden

Indonesian

yang memiliki motivasi tinggi ada 49

Renal

Registry

(2014),

melaporkan bahwa pasien gagal ginjal yang

responden (45,0%), sedangkan responden

menjalani terapi hemodialisis pada tahun

yang memiliki motivasi rendah ada 60

2009 berjumlah 5.450 pasien, pada tahun

responden (55,%) (Syamsiah, 2011)

2010 berjumlah 8.034 pasien, pada tahun Kasus gagal ginjal kronik di dunia

2011 sebanyak 12.804 pasien, pada tahun

meningkat saat ini lebih dari 50%. Tanpa

2012 berjumlah 19.612 pasien. Indonesian

pengendalian yang cepat dan tepat pada

Renal Registry (IRR) pada tahun 2012

tahun 2015 penyakit ginjal diperkirakan bisa

menerangkan bahwa pasien yang menjalani

menyebabkan kematian hingga 36 juta

hemodialisis memiliki persentase tertinggi

penduduk di Amerika Serikat. Setiap tahun

yaitu sebanyak 78%, diantaranya 16% untuk

ada 20 juta orang dewasa menderita penyakit

gagal

ginjal

kronis,

transpalantasi ginjal, 3% untuk continous

dimana

Renal Replacement Therapy (CRRT), dan

2.622.000 orang telah menjalani pengobatan

3% untuk Continous Ambulatory Peritoneal

gagal ginjal kronik pada akhir tahun 2010,

Dialysis (CAPD). Riset Kesehatan (2013) di

dan 2.029.000 orang (77%) diantaranya

Provinsi Sumatera Barat prevalensi kejadian

yang menjalani pengobatan dengan terapy

gagal ginjal kronik meningkat 0,2% dari

hemodialisa (Siallagan, dkk, 2011). Indonesia

termasuk

negara

tahun sebelumnya. yang

Studi

mempunyai tingkat penderita gagal ginjal

pendahuluan

yang

peneliti

lakukan pada tanggal 13 Maret tahun 2015

14

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

yang lama dan setelah melakukan terapi

pasien yang menjalani hemodialisa selalu

hemodialisa

bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan hasil

menggigil serta jika mereka telat melakukan

data yang didapatkan oleh peneliti tanggal

terapi hemodialisa maka pinggang terasa

13 Maret 2015, pada tahun 2013 jumlah

sakit, 2 orang pasien mengatakan sering telat

pasien gagal ginjal kronik yang rawat jalan

melakukan hemodialisa karena tidak adanya

sebanyak 437 orang pasien dan pasien yang

keluarga

rawat inap sebanyak 288 orang pasien,

kesibukan mereka, dan 2 orang mengatakan

sedangkan

melakukan

tidak bersemangat karena pasien berfikiran

hemodialisa 157 orang pasien dan yang

umurnya sudah tidak lama lagi tetapi tetap

tidak melakukan hemodialisa 280 orang

menjalani hemodialisa.

pasien

yang

badan

terasa

sakit

yangmendampingi

dan

lantaran

pasien. Pada tahun 2014 jumlah pasien gagal

Berdasarkan uraian latar belakang di

ginjal kronik yang rawat jalan 402 orang

atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

pasien dan yang rawat inap sebanyak 277

penelitian

orang

melakukan

berhubungan dengan kepatuhan pasien yang

hemodialisa 134 orang pasien dan yang

menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Dr.

tidak melakukan hemodialisa 268 orang

Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015.

pasien. Jumlah keseluruhan yang menjalani

METODE PENELITIAN

pasien

serta

yang

hemodialisa pada tahun 2014 sejumlah 1056

menjalani hemodialisa di ruang hemodialisa

tahun 2015 dengan jumlah 232 orang pasien.

Rumah

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

hemodialisa,

oleh

karena

itu

orang

ruang

pasien.

Jenis

penelitian

yang

univariat dan bivariat. Peneliti menggunakan teknik accidental sampling dimana sampel

pada 7 orang pasien yang menjalani terapi

yang

hemodialisa di RSUD Dr. Achmad Mochtar

diteliti

adalah

responden

yang

kebetulan ada atau tersedia di tempat sesuai

Bukittinggi di dapatkan data sebagai berikut, mengatakan

Mochtar

studi korelasional dengan analisa data

Hasil wawancara yang peneliti lakukan

pasien

Achmad

deskriptif korelasi, menggunakan desain

Bukittinggi sebagai tempat penelitian.

orang

Dr.

digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti

mengambil RSUD Dr. Achmad Mochtar

3

Sakit

Bukittinggi Tahun 2015 yang berjumlah 72

merupakan satu-satunya rumah sakit di memiliki

yang

seluruh pasien gagal ginjal kronik yang

bulannya. Pada Bulan Januari hingga Maret

yang

faktor-faktor

Sampel dalam penelitian ini adalah

dengan rata-rata ada 88 orang pasien setiap

Bukittinggi

tentang

dengan

bosan

konteks

penelitian.

Pendekatan

dalam penelitian ini yaitu cross sectional

melakukan hemodialisa karena waktu terapi

15

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

yaitu dengan cara pendekatan, observasi dan

No

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

Jenis Kelamin

Frekuensi

%

1

Laki-laki

33

45,8

2

Perempuan

39

54,2

Jumlah

72

100

Penelitian dilakukan di ruang hemodialisa Rumah

Sakit

Dr.

Achmad

Mochtar

Bukittinggi Tahun 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Tabel 5.2 menunjukkan dari 72

Analisa Univariat

responden lebih dari separoh pasien berjenis

1. Umur

kelamin

Tabel 5.1

perempuan

dalam

menjalani

hemodialisa yaitu sebanyak 54,2 %. Distribusi Frekuensi Umur Pasien yang 3. Lamanya Hemodialisa

MenjalaniHemodialisa di RuangHemodialisaRSUDDr. Achmad

Tabel 5.3

Mochtar Bukittinggi Tahun 2015 No

Umur

Frekuensi

%

1

Dewasa awal

28

38,9

2

Dewasa tengah

24

33,3

3.

Dewasa lanjut

20

27,8

Jumlah

72

100

Distribusi Frekuensi Lamanya Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015 No

Tabel 5.1 menunjukkan dari 72 responden kurang dari separoh pasien yang berusia

Lamanya Hemodialisa

Frekuensi

%

1

Baru (< 1 tahun)

40

55,6

2

Lama (> 1 tahun)

32

44,4

Jumlah

72

100

dewasa awal yaitu sebanyak 38,9 %. 2. Jenis Kelamin

Tabel 5.3 menunjukkan dari 72 responden kurang dari separoh pasien masuk ke

Tabel 5.2

kategori lama dalam menjalani hemodialisa Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUDDr. Achmad Mochtar BukittinggiTahun 2015

yaitu sebanyak 44,4 %.

16

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

4. Motivasi

6. Kepatuhan Tabel 5.6

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Distribusi Frekuensi Motivasi Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi No

Motivasi

Frekuensi

%

1

Tinggi

44

61,1

2

Rendah

28

38,9

72

100

Jumlah Tabel

5.4

menunjukkan

dari

No

Kepatuhan

Frekuensi

%

1

Patuh

52

72,2

2

Tidak

20

27,8

patuh Jumlah

72

100

72

responden kurang dari separoh pasien

Tabel 5.6 menunjukkan dari 72 responden

mempunyai

rendah

kurang dari separoh pasien yang tidak patuh

hemodialisa yaitu

dalam menjalani hemodialisa yaitu sebanyak

dalam

motivasi

menjalani

yang

sebanyak 38,9 %.

27,8%.

5. Dukungan Keluarga

B. Analisa Bivariat

Tabel 5.5

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan.

Distribusi Frekuensi DukunganKeluargaPasien yang Menjalani Hemodialisa di RuangHemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi No

Dukungan Keluarga

Frekuensi

hasil

uji

statistic

dengan

menggunakan Chi- Square test, untuk menyimpulkan adanya hubungan 2 variabel. Analisa

%

data

menggunakan

derajat

kemaknaan signifikan 0,05. Hasil analisa

1

Baik

43

2

Kurang baik

29

Jumlah

Analisis

72

59, 7 40, 3

chi-square dibandingkan dengan nilai p,

100

secara statistik tidakbermakna. Hasil analisis

dimana bila p < 0,05 artinya secara statistik bermakna dan apabila nilai p >0,05 artinya

Tabel 5.5 menunjukkan dari 72 responden

bivariat pada penelitian, dapat dijelaskan

kurang dari separoh pasien mempunyai

pada tabel di bawah ini:

dukungan keluarga yang kurang baik dalam menjalani hemodialisa yaitu sebanyak 40,3 %.

17

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

1. Hubungan Umur dengan Kepatuhan Tabel 5. 7 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Umur Patuh f Dewasa awal Dewasa tengah Dewasa lanjut Total

Kepatuhan % 15

f 53,6

13

Jumlah

pvalue

Tidak Patuh % f 46,4 28

100

% 0,016

21

87,5

3

12,5

24

100

16

80,0

4

20,0

20

100

52

72,2

20

27,8

72

100

Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa persentase responden yang patuh lebih tinggi pada usia dewasa tengah dibandingkan dengan usia dewasa awal (87,5 % : 53,6 %). Hasil uji statistik chisquare didapatkan nilai p = 0,016 (p < 0,05) artinya Ha diterima yaitu adanya hubungan umur dengan kepatuhan pasien yang menjalani hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015.

18

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

2.Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Tabel 5.8 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pasien yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Kepatuhan Jenis Kelami n

Tidak Patuh

Patuh

pval

(CI 95

ue

N

%

N

%

N

%

28

84 ,8

5

15, 2

33

10 0

Peremp 24

61

15 38,

39

10

uan

,5

Lakilaki

OR

Jumlah

%)

3,500

Total

52

72

5 20 27,

,2

8

Tabel 5.8 di atas dapat diketahui

0 72

0,053

(1,10911,050)

10 0

menjalani

hemodialisa

di

Ruang

bahwa tidak patuh dalam menjalani

Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar

hemodialisa lebih tinggi pada responden

Bukittinggi tahun2015. Namun demikian,

jenis kelamin perempuan dibandingkan

nilai Odds Ratio diperoleh 3,500 dapat

dengan responden jenis kelamin laki-laki

diartikan bahwa responden jenis kelamin

(38,5%:15,2%) Hasil uji statistik chi-

perempuan berpeluang 3,5 kali untuk

square didapatkan nilai p = 0,053 (p >

patuh

0,05) artinya Ha ditolak yaitu tidak

dibandingkan dengan responden jenis

adanya hubungan bermakna antara jenis

kelamin

kelamin dengan kepatuhan pasien yang

19

dalam

menjalani

hemodialisa,

laki-laki.

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

3. Hubungan Lamanya Hemodialisa dengan Kepatuhan

Tabel 5.9 Hubungan Lamanya Hemodialisa dengan Kepatuhan Pasien yang MenjalaniHemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUDDr. Achmad Mochtar Bukittinggi Kepatuhan OR Jumlah

Patuh f

%

f

%

f

% 10 0

Lamany a HD

Tidak Patuh

pvalue (CI 95

Baru

33

82 ,5

7

17, 5

40

Lama

19

59 ,4

13 40, 6

32

Total

52

72

20 27,

72

,2

Tabel

5.9

di

atas

8

dapat

%)

3,226 10 0 0,056 (1,0979,483) 10 0

dengan

kepatuhan

pasien

diketahui bahwa responden yang lama

menjalani

menjalani hemodialisa tidak patuh

Hemodialisa

dalam menjalani hemodialisa lebih

Mochtar

tinggi

dengan

Namun demikian, nilai Odds Ratio

menjalani

diperoleh 3,226 dapat diartikan bahwa

responden

dibandingkan yang

baru

hemodialisa RSUD

Bukittinggi

Dr.

Ruang Achmad

tahun

responden

uji statistik chi-square didapatkan

hemodialisa berpeluang 3,226 kali

nilai p = 0,056 (p > 0,05) artinya Ha

untuk

ditolak yaitu tidak adanya hubungan

hemodialisa,

bermakna antara lamanya hemodialisa

responden lama.

patuh

baru

2015.

hemodialisa (40,6% : 17,5%). Hasil

20

yang

di

yang

dalam

menjalani

menjalani

dibandingkandengan

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

4. Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Tabel 5.10 Hubungan Motivasi dengan KepatuhanPasien yang Menjalani Hemodialisa diRuang Hemodialisa RSUD Dr. AchmadMochtar Bukittinggi Tahun 2015 Motiva

Kepatuhan

OR

si (CI 95 Patuh

Tidak Patuh

Jumlah

%) pval ue

N

%

N %

N

%

Tinggi

3 6

81 ,8

8

18, 2

4 4

10 0

Rendah

1

57

1

42,

2

10

6

,1

2

9

8

0

5

72

2

27,

7

10

2

,2

0

8

2

0

3,375

Total

0,045

(1,1569,850)

Tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa persentase responden yang tidak patuh lebih tinggi pada responden yang memiliki motivasi rendah dibandingkan dengan responden yang memiliki motivasi tinggi (42,9% : 18,2%). Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,045 (p < 0,05) artinya Ha diterima yaitu adanya hubungan motivasi dengan kepatuhan pasien yang menjalani hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015. Namun demikian, nilai Odds Ratio diperoleh 3,375 dapat diartikan bahwa responden yang memiliki motivasi tinggi berpeluang 3,375 kali untuk patuh dalam menjalani hemodialisa, dibandingkan

dengan

responden

yang

21

memiliki

motivasi

rendah.

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Keluarga denganKepatuhan Pasien yang MenjalaniHemodialisa diRuang Hemodialisa RSUDDr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015 Kepatuhan Dukun gan Keluar ga

Patuh N

%

Baik

3

8 3, 7

7 16,

5 5,

1 44,

Tidak Patuh

OR

Jumlah pval ue

6

Kurang baik

1 6

N%

N

%

3

4 3

1 0

5

7

2

2,

%)

0 38

2 9

2 Total

(CI 95

1 0

4,179 0,017

0 2 27,

7 08

2

2

(1,40312,445)

1 0 0

Tabel 5.11 di atas dapat diketahui bahwa

hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

perbandingan persentase responden yang

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun

tidak patuh lebih tinggi pada responden

2015. Namun demikian, nilai Odds Ratio

yang

memperoleh

dukungan

keluarga

diperoleh 4,179 dapat diartikan bahwa

dibandingkan

dengan

responden yang memperoleh dukungan

dukungan

baik dari keluarga berpeluang 4,179 kali

keluarga baik (44,8% : 16,3%). Hasil uji

untuk patuh dalam menjalani hemodialisa,

statistik chi-square didapatkan nilai p =

dibandingkan

0,017 (p < 0,05) artinya Ha diterima yaitu

memperoleh dukungan kurang baik dari

adanya

keluarga.

kurang

baik

responden

yang

hubungan

memiliki

dukungan

keluarga

dengan kepatuhan pasien yang menjalani

22

dengan

responden

yang

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

C. Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk mencari faktor yang paling berhubungan diantara 5 variabel yang berhubungan dengan kepatuhan pasien menjalani terapi hemodialisa, dengan menggunakan regresi logistik. a. Seleksi Bivariat

b. Pemodelan Multivariat

Tabel 5.12

Setelah

dilakukan

menggunakan

Seleksi Bivariat Faktor yang Paling

analisis

metode

multivariat

enter,

dengan

berbagai macam variasi dalam memasukan

Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien

variabel

yang Menjalani Hemodialisa di Ruang

bebas

secara

bersama-sama,

Hemodialisa RSUD Dr. Achmad

diperoleh hasil model terbaik sebagaimana

MochtarBukittinggi Tahun 2015

disajikan pada tabel berikut

Variabel

p

value

Tabel 5.13

OR

Faktor yang Paling Umur

0,024

0,458

BerhubungandenganKepatuhan Pasien

Jenis kelamin

0,025

3,500

yang MenjalaniHemodialisadi Ruang

Lamanya Hemodialisa

0,029

Motivasi

0,024

3,375

Dukungan Keluarga

0,008

4,179

Hemodialisa RSUDDr. Achmad Mochtar Bukittinggi

3,226 Variab el

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui

pemodelan

multivariat

value

OR

95 % CI Lower

Upper

Umur

0,86 5

0,029

0,421

0,194

0,915

Dukun gan

1,53 0

0,009

4,616

1,459

14,61 1

keluarg a

bahwa variabel yang bisa dimasukkan dalam

p

B

Hasil

adalah

pemodelan

mengeluarkan

multivariat

faktor

jenis

dengan kelamin,

variabel umur, jenis kelamin, motivasi dan

diketahui bahwa secara bersamaan variabel

dukungan keluarga, dimana ketiga variabel

umur dan dukungan keluarga berhubungan

tersebut memiliki nilai p < 0,25.

dengan kepatuhan menjalani hemodialisa (p < 0,05), yaitu variabel umur (p = 0,029) dan variabel

23

dukungan

keluarga

(p

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

=0,009).Faktor

yang

dengankepatuhan

meningkatkan atau menurunkan kerentanan

palingberhubungan

menjalani

terhadap penyakit tertentu (Yuliaw, 2009).

hemodialisa

adalah faktor dukungan keluarga, dengan p

Sesuai dengan pendapat santoso (2010),

value = 0,009 dan OR 4,616. Hal ini

bahwa usia > 40 tahun lebih banyak pada

berartibahwa responden yang memperoleh

pasien yang menjalani hemodialisa, hal ini

dukungan keluarga baik berpeluang 4,616

dikarenakan karena fungsi - fungsi organ

kali untuk patuh menjalani hemodialisa, dibandingkan

dengan

responden

didalam tubuh mulai menurun sehingga

yang

terdapat

memperoleh dukungan kurang baik, setelah

angka

kesakitan.

Selain

itu

dapatdilihat dari gaya hidup seseorang

dikontrol oleh variabel umur.

tersebut yaitu pada masa mudanya sering

PEMBAHASAN

merokok,

minum

minuman

yang

mengandung zat aspartame, jarang minum

A. Analisis Univariat

air putih saat melakukan pekerjaan yang 1. Umur Pasien yang

menyibukkandiri orang tersebut maka akan

MenjalaniHemodialisa Tabel

5.1

menimbulkan resiko penyakit.

menunjukkan

dari

72

Berdasarkan teori Fowler (2003), proses

responden kurang dari separoh pasien yang

penuaan itu ditandai dengan penurunan

berusia dewasa awal yaitu sebanyak 38,9 %.

energi seluler yang menurunkan kemampuan

Hasil penelitian ini sejalan dengan

seluler untuk memperbaiki diri dimana

penelitian yang dilakukan Sunardi (2001)

terjadinya dua fenomena yaitu penurunan

tentang

lama

menjalani

fisiologi (kehilangan fungsi tubuh serta

tingkat

kecemasan

sistem organnya) dan peningkatan penyakit.

pasien, didapatkan hasil bahwa dari 30

Sedangkan menurut teorinya yang lain

responden sebagian besar berusia > 40 tahun

prevalensi kronis akan meningkat secara

(60 %).

dramatik

hubungan

hemodialisa

dengan

akibatpeningkatan

usia.

Menurut analisa peneliti, banyak pasien Umur

adalah

satuan

waktu

yang

yang berumur dewasa awal disebabkan pada

mengukur waktu keberadaan suatu benda dan

makhluk,

baik

hidup

atau

umur ini mulai terjadi penurunan fungsi

mati.

tubuh, terutama yang berhubungan dengan

Misalnya umur dikatakan lima belas tahun

fungsi fisik baik tingkat seluler ataupun

di ukur sejak dia lahir hingga waktu umur

dengan sistem organ akibat dari penuaan

sekarang di hitung (Wikipedia, 2009). Umur

(Kothen, 2008 dalam Lusia, 2013). Bukan

adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan

atau

diadakan)

dan

hanya itu saat dilakukan wawancara pasien

umur

24

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

yang berusia awal mengatakan hal ini

laki-laki.

merupakan dampak dari pola hidup yang

perempuan pada umumnya terlalu sibuk

tidak sehat pada umur sebelumnya, seperti

mengurus rumah tangga serta kurangnya

tidak mengkonsumsi gizi seimbang, kurang

semangat

beraktifitas, gaya hidup yang tidak sehat,

dideritanya berlanjut menjadi gagal ginjal

dan lainnya yang dapat berdampak pada

yang memerlukan terapi hemodialisa.

terjadinya gagal ginjal. Pada umur ini

3.

penderita merasa terpacu untuk sembuh mengingat

mereka

masih

mempunyai

disebabkan

sehingga

penyakit

karena

yang

Lamanya Hemodialisa pada Pasien

Dari tabel 5.3 dari 72 responden menunjukkan kurang dari separoh pasien

tulang punggung keluarga, dan memiliki

masuk ke kategori lama dalam menjalani

tanggung jawab sosial yang lebih tinggi

hemodialisa yaitu sebanyak 44,4%.

dibandingkan dengan mereka yang berumur

Penelitian ini sejalan dengan penelitian

muda atau lansia.

yang dilakukan oleh Ahmad Sapri (2004) di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung

2. Jenis Kelamin Pasien yang Menjalani

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Hemodialisa 5.2

ini

yangMenjalani Hemodialisa

harapan hidup yang lebih tinggi, sebagai

Tabel

Hal

menunjukkan

dari

kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan

72

responden lebih dari separoh pasien berjenis

pada

kelamin

hemodialisa menunjukkan 67,3% pasien

perempuan

dalam

menjalani

pasien

CKD

yang

menjalani

yang patuh dan 32,7% pasien yang tidak

hemodialisa yaitu sebanyak 54,2%. Penelitian sejalan dengan penelitian

patuh. Hal tersebut antara lain karena

yang dilakukan oleh Syamsiah (2011)

dipengaruhi oleh faktor lamanya (> 1 tahun).

dengan hasil uji statistik diperoleh p value

Menurut analisa peneliti, pasien yang

0,382 (p value >0,05), yang berarti bahwa

lamanya hemodialisa (> 1 tahun) disebabkan

tidak terdapat hubungan yang bermakna

karena kecilnya kemungkinan klien gagal

antara jenis kelamin dengan kepatuhan

ginjal untuk sembuh serta pengobatan

pasien CKD yang menjalani hemodialisis.

jangka

panjang

yang

memaksa

untuk

merubah kebiasaan-kebiasaan tertentu dalam

Menurut analisa peneliti, Pada saat

sehari- hari yang memberikan kesan atau

dilapangan yang banyak dijumpai adalah

sikap negatif bagi penderita dan ditambah

pasien dengan jenis kelamin perempuan,

lagi dengan komplikasi akut yang terjadi

pada saat wawancara perempuan lebih

selama proses hemodialisa berlangsung

banyak yang merasa malas untuk menjalani

seperti kram otot, menggigil, sakit kepala,

program terapi hemodialisa dibandingkan

25

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

gatal-gatal yang membuat responden bosan

baik yaitu (79,1%) dan yang mendapatkan

dan jenuh untuk menjalaninya. Ada yang

motivasi buruk (20,9%).

melakukan seminggu.

1

kali

Pada

seminggu,

umumnya

2

kali

setiap

kali

Motif atau motivasi berasal dari kata Latin yaitu moreve yang berarti dorongan

dilakukan hemodialisa diperlukan waktu 4 -

dari dalam diri seseorang untuk bertindak

5 jam.

dan berperilaku. Motivasi yang dikatakan

Sementara bagi pasien yang baru

tinggi apabila dorongan untuk bertindak

menjalani hemodialisa (<1tahun) disebabkan

sangat

karena mereka baru terdiagnosa gagal ginjal

Pada motivasi tinggi ini, individu akan

hanya mengalami keluhan-keluhan ringan sesuai

mengabaikan tindakan lain yang tidak

dengan

berdasarkan motivasi. Motivasi individu

keluhannya, sampai akhirnya baru terdeteksi

dikatakan rendah apabila individu tersebut

dan dianjurkan untuk melakukan terapi

memandang suatu perilaku atau tindakan

hemodialisa. 4.

berupa

manfaat dan keuntungan dari suatu perilaku.

pada ginjal tersebut, sebelumnya mereka

obat

dapat

dari orang- orang sekitar, pengetahuan akan

berbagai upaya untuk mengobati masalah

diberikan

dorongan

keuntungan yang didapatkan, penghargaan

terminal, dan sebelumnya telah melakukan

dan

besar,

tidak akan menguntungkan bagi dirinya,

Motivasi Pasien yang Menjalani

atau keluarganya. Motivasi rendah selalu

Hemodialisa

dikalahkan oleh motivasi yang lebih besar

Dari tabel 5.4 dari 72 responden

(Notoatmodjo, 2010).

menunjukkan kurang dari separoh pasien Motivasi

mempunyai motivasi yang rendah dalam

terbagi

menjadi

motivasi

menjalani hemodialisa yaitu sebanyak 38,9

instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

%.

instrinsik berasal dari dalam diri seseorang, biasanya timbul dari perilaku yang bisa Hasil penelitian ini sejalan dengan

memenuhi kebutuhan sehingga individu

penelitiaan yang dilakukan oleh Wicaksana

menjadi puas. Dimana faktor yang tergolong

(2008) yang berjudul faktor-faktor yang

kedalam

berhubungan dengan kepatuhan klien gagal

Angkatan

Darat

ini

adalah

diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan

(cuci darah) di unit hemodialisa Rumah Pusat

instrisik

pekerjaan seseorang, keberhasilan yang

ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis

Sakit

motivasi

dalam berkarir dan pengakuan orang lain.

Jakarta,

Sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari

didapatkan hasil yang menjalani hemodialisa

luar

sebagian besar mendapatkan motivasi yang

diri

seseorang

yang

merupakan

pengaruh dari orang lain atau lingkungan itu

26

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

sendiri, perilaku yang ditimbulkan dari

karena adanya efek samping yang dirasakan

motivasi ekstrinsik penuh dengan berbagai

setelah menjalani hemodialisa, perasaan

kekhawatiran,

malas berkali-kali disuntik, bosan dengan

kesangsian

apabila

tidak

tercapai kebutuhan (Notoatmodjo, 2010). Menurut

penelitian

masalah

kondisinya saat ini, sehingga responden kurang bersemangat untuk terapi tersebut

yang

dan lebih memilih pengobatan alternatif.

memiliki motivasi rendah karena disebabkan

sesuai

oleh terdapat 16 responden (21%) pasien yang

sangat

hemodialisa

setuju saat

O'callaghan

menghentikan

merasakan

pasien

apabila

pasien

(2009),

itu

sendiri

sehingga

terjadi

penumpukan zat-zat sisa dalam tubuh yang

semua program cuci darah/ hemodialisa

berbahaya pada pasien dengan gagal ginjal

yang pasien lakukan, 15 (21%) pasien yang bosan

dalam

rendah dan akan berakibat kepada kesehatan

dengan manfaat yang dirasakan dengan

merasa

Herzberg

maka tingkat motivasi pasienpun menjadi

12 (15%) pasien yang sangat tidak setuju

setuju

teori

merasakan bosan melakukan hemodialisa

gejala

mual/muntah, menggigil dan gejala laiinya.

sangat

dengan

kronik tersebut.

dengan

kondisinya saat ini 21 (27,8%) responden

5.

Dukungan Keluarga Tabel

sangat setuju menghentikan hemodialisa

5.5

dari

72

responden

disaat merasakan kondisinya lebih baik

menunjukkan kurang dari separoh pasien

setelah hemodialisa, 21 (28%) pasien yang

mempunyai dukungan keluarga yang kurang

setuju jika tidak ada yang menemani pergi

baik dalam menjalani hemodialisa yaitu

hemodialisa,

sebanyak 40,3 %.

pasien

juga

tidak

pergi

hemodialisa, 13 (17%) keluarga pasien yang memberikan

dukungan

moril

Penelitian ini sejalan dengan penelitian

maupun

yang dilakukan oleh Sitepu (2012) di RSUD

materil, 24 (31%) pasien sangat setuju

Djasamen Saragih di Pematang Siantar

bahwa keluarga tidak memberikan informasi

didapatkan

terkait hal-hal yang harus dihindari dengan

bahwa

dari

34

responden

didapatkan 20 (28,6 %) orang responden

kondisinya saat ini.

yang memiliki dukungan keluarga baik dan

Menurut analisa peneliti, bagi pasien

14 (18,7%)

orang

responden

yang memiliki motivasi rendah disebabkan

memilikidukungan keluarga kurang baik

adanya

(Sitepu, 2012).

rasa

bosan

dalam

menjalani

hemodialisa, dimana motivasi ini timbul

Penelitian ini didukung oleh teori

pada pasien yang telah lama menjalani

Friedman (2010) yang mana dukungan

hemodialisa. Motivasi rendah juga timbul

keluarga

27

mengacu

kepada

dukungan-

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

dukungan yang dipandang oleh anggota

maupun psikis. Adanya keinginan keluarga

keluarga

dapat

untuk kesembuhan pasien, menyebabkan

diadakan untuk keluarga, dimana dukungan

mereka mau melakukan upaya apapun agar

tersebut bisa atau tidak digunakan, tetapi

pasien tetap menjalani hari-hari dengan baik,

anggota keluarga memandang bahwa orang

termasuk

yang

untuk menjalani program hemodialisa.

sebagai

bersifat

sesuatu

yang

mendukung

selalu

siap

didalamnya

berupa

dukungan

memberikan pertolongan dan bantuan jika 6.

diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan

keluarga

internal,

Kepatuhan Pasien yang Menjalani Hemodialisa

seperti

Tabel

dukungan dari suami atau istri, dukungan

5.6

dari

72

responden

menunjukkan kurang dari separoh pasien

dari saudara kandung, dukungan dari anak

yang

dan dukungan dari keluarga eksternal,

tidak

patuh

dalam

menjalani

hemodialisa yaitu sebanyak 27,8 %.

seperti dukungan dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah,

Dari hasil penelitian ini secara umum

praktisi kesehatan. Friedman (2010) juga

masalah adanya pasien yang tidak patuh

menjelaskan bahwa keluarga sebagai sebuah

terlihat pada jawaban pasien di kuesioner

sumber pertolongan yang konkrit dan praktis

yaitu

dlam keteraturan untuk menjalani sebuah

hemodialisa selama 1 kali dalam seminggu,

terapi.

18

23

(25%)

(29%)

pasien

pasien

tidak

menjalani

menjalani

hemodialisa sepenuhnya yaitu selama 4 jam

Menurut analisa peneliti, seperti yang keluarga

pada bulan lalu, 7 (8%) pasien yang pernah

sangat dibutuhkan sekali selama menjalani

tidak melakukan hemodialisa 2 kali atau

program dialisa, terutama dukungan materil

lebih tepat waktu sesuai dengan anjuran

dan dukungan emosi. Bentuk dukungan

tenaga kesehatan, dan terdapat 17 (21%)

keluarga

pasien yang tidak mendapatkan kesulitan

ditemui

dilapangan

tersebut

dukungan

seperti

keluarga

jika meninggalkan terapi hemodialisa.

mengantarkan pasien setiap kali cuci darah, berperan aktif dalam setiap tindakan untuk

Penelitian ini sejalan dengan penelitian

penyembuhan pasien, mendampingi dalam

yang dilakukan oleh Nadia (2014) tentang

perawatan atau pengobatan, dan meminta

hubungan

saran petugas untuk pengobatan yang terbaik

menjalani hemodialisa pada pasien gagal

karena dukungan keluarga terhadap pasien

ginjal kronik di ruang hemodialisa rumah

yang sedang menjalani program terapi

sakit dr. achmad mochtar bukittinggi tahun

hemodialisa akan menimbulkan pengaruh

2014 yang mendapatkan yang patuh (65,7%)

yang positif

dan masih ada yang tidak patuh yaitu

untuk

kesejahteraan

fisik

28

motivasi

dengan

kepatuhan

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

(34,3%) responden di ruang hemodialisa Rumah

Sakit

Menurut analisa peneliti, pasien yang

Dr.

Achmad

Mochtar

Bukittinggi

tahun

2014,

dalam

hemodialisa

penelitiannya,

dijelaskan

bahwa

masih

selalumengikuti prosedur terapi yang telah

tidak

patuh

ditentukan

terdapat

responden

yang

tidak patuh dalam dalam menjalani terapi karena

oleh

mereka

tenaga

tidak

profesional

menjalani hemodialisa yang disebabkan oleh

kesehatan, mereka menjalani hemodialisa

faktor ekonomi dan motivasi baik dari diri

selama 1 kali dalam seminggu. pasien yang

responden

pernah tidak melakukan hemodialisa 2 kali

itu

sendiri

maupun

dari

keluarganya..

atau lebih tepat waktu sesuai dengan anjuran tenaga

Kepatuhan (adherence) menurut WHO secara

umum

tingkatan

mendefinisikan

perilaku

mendapatkan

pengobatan,

dalam

Iriani,

tidak ada keluarga yang akan mengantarkan menyebabkan mereka tidak patuh menjalani hemodialisa.

2011).

mengatakan

bahwa

B. Analisis Bivariat 1.

mengikuti anjuran klinis dari dokter yang

Umur yang

dengan Menjalani

Hemodialisa

hemodialisa sesuai dengan aturan (Spiritia,

Dari tabel 5.7 diketahui bahwa dari

2002). Menurut teori yang dikemukakan

28 responden dengan umur dewasa awal,

oleh Sackett (1976) kepatuhan pasien sejauh sesuai

Hubungan

KepatuhanPasien

mengobatinya. Kepatuhan berarti menjalani

pasien

dapat

bertambah parahnya penyakit.

(adherence) adalah derajat dimana pasien

perilaku

ini

yang sedang dijalankan, diantaranya yaitu

kepatuhan

(Compliance), juga dikenal sebagai ketaatan

mana

Ketidakpatuhan

memberikan akibat pada program terapi

Sedangkan menurut Kaplan & Sadock, (2010)

tidak

ketidak patuhan tersebut dipengaruhi oleh

dan

rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan 2003

pasien

selama 4 jam pada bulan lalu. Timbulnya

yang

melaksanakan gaya hidup sesuai dengan

(WHO,

serta

menjalani hemodialisa sepenuhnya yaitu

sebagai

seseorang

kesehatan

patuh

dengan

dalam

menjalani

hemodialisa

sebanyak 53,6 % dan 46,4% tidak patuh.

ketentuan yang diberikan oleh profesional

Dari 24 responden dengan umur dewasa

kesehatan serta kualitas interaksi antara

tengah, patuh dalam menjalani hemodialisa

profesional kesehatan dan pasien dalam

sebanyak 87,5 % dan 12,5 % tidak patuh.

menjalani terapi ini merupakan bagian tang

Dan dari 20 responden dengan umur dewasa

sangat penting untuk menentukan derajat

lanjut, patuh dalam menjalani hemodialisa

kepatuhan (Niven, 2002).

sebanyak 80,0 % dan 20,0 % tidak patuh. Hasil uji statistik chi- square didapatkan

29

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

nilai p = 0,016 (p < 0,05) artinya Ha

seseorang yang aktif dengan memiliki fungsi

diterima yaitu adanya hubungan umur

peran yang banyak, mulai dari perannya

dengan kepatuhan pasien yang menjalani

sebagai dindividu itu sendiri, keluarga, di

hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

tempat kerja, maupun dalam kelompok-

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun

kelompok social mereka sehingga mereka

2015.Penelitian ini sejalan dengan penelitian

termotivasi untuk menjalani hemodialisa.

yang dilakukan oleh Manguma (2014)

Oleh sebab itu, penting bagi perawat dalam

tentang faktor-faktor yang berhubungan

memahami berbagai karakteristik usia dalam

dengan

upaya

kepatuhan

pasien

GGK

yang

meningkatkan

kepatuhan

pasien

menjalani hemodialisa di BLU RSUP Prof.

hemodialisa, mengingat mayoritas pasien

Dr. D. Kandou Manado dimana uji statistik

hemodialisa adalah usia muda, dan juga

yang diperoleh adalah p value 0,017 (p value

mengingat prosentase terbanyak pasien yang

<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang

tidak patuh adalah usia muda.

bermakna antara usia dengan kepatuhan

2.

pasien GGK dalam menjalani hemodialisa.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pasien yang Menjalani

Umur berkaitan erat dengan tingkat

Hemodialisa

kedewasan atau maturitas, yang berarti Pada tabel 5.8 diketahui bahwa dari 33

bahwa semakin meningkat umur seseorang, pula

responden laki-laki, patuh dalam menjalani

kedewasaannya atau kematangannya baik

hemodialisa sebanyak 84,8 % dan 15,2 %

secara teknis, psikologis, maupun spiritual,

tidak patuh. Sedangkan dari 39 responden

serta

perempuan,

maka

akan

akan

semakin

semakin

meningkat

meningkat

pula

patuh

dalam

menjalani

kemampuan seseorang dalam mengambil

hemodialisa sebanyak 61,5 % dan 38,5 %

keputusan, berfikir rasional, mengendalikan

tidak patuh. Hasil uji statistik chi-square

emosi, toleran dan semakin terbuka

didapatkan nilai p = 0,053 (p > 0,05) artinya

terhadap pandangan orang lain termasuk

Ha ditolak yaitu tidak adanya hubungan

keputusannya untuk mengikuti program-

bermakna antara jenis kelamin dengan

program

kepatuhan

terapi

yang

berdampak

pada

pasien

yang

menjalani

hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun Menurut analisa peneliti, umur muda

2015. Namun demikian, nilai responden

beresiko untuk tidak patuh dibandingkan

jenis kelamin perempuan berpeluang 3,5 kali

umur yang lebih tua. Hal ini dapat terjadi

untuk patuh dalam menjalani hemodialisa,

karena pada usia yang lebih tua umumnya

dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

30

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Penelitian sejalan dengan penelitian

dengan Kepatuhan

yang dilakukan oleh Syamsiah (2011)

pada tabel 5.9 diketahui bahwa dari 40

dengan hasil uji statistik diperoleh p value

responden yang baru menjalani hemodialisa,

0,382 (p value> 0,05), yang berarti bahwa

patuh

tidak ada hubungan yang bermakna antara

sebanyak

jenis kelamin dengan kepatuhan pasien CKD

82.5 % dan 17,5 % tidak patuh. Sedangkan

yang menjalani hemodialisa.

dari

Menurut

Jhonson,

hemodialisa,

sudah patuh

lama dalam

artinya tidak ada hubungan bermakna antara lamanya hemodialisa dengan kepatuhan

lebih banyak menjawab dan peka terhadap

pasien yang menjalani hemodialisa di Ruang

orang lain dibandingkan dengan laki-laki

Hemodialisa RSUD Dr. Achmad Mochtar

perbedaan

laki-laki

yang

square didapatkan nilai p = 0,056 (p > 0,05)

fokus pada diri sendiri, mereka cendrung

antara

responden

hemodialisa

40.6 % tidak patuh. Hasil uji statistik chi-

fokus permasalahan dalam diskusi dan tidak

ketidakpatuhan

menjalani

menjalani hemodialisa sebanyak 59,4 % dan

yang baik dan dapat langsung menangkap

memungkinkan

32

menjalani

perempuan

cenderung mampu untuk menjadi pendengar

sehingga

dalam

Bukittinggi tahun 2015. Namun demikian,

dan

nilai Odds Ratio diperoleh 3,226 dapat

perempuan (Syamsiah, 2011).

diartikan

bahwa

responden

yang

baru

Menurut analisa peneliti, karena dilihat

menjalani hemodialisa berpeluang 3,226 kali

dari ruang hemodialisa itu sendiri cukup

untuk patuh dalam menjalani hemodialisa,

banyak pasien perempuan yang juga patuh

dibandingkan dengan responden lama.

dalam menjalani hemodialisa. Hal tersebut dikarenakan

perempuan

dipengaruhi

banyak

Penelitian ini sejalan dengan penelitian

umumnya

faktor

yang dilakukan oleh Jones (2002) yang

dalam

berjudul tentang efek edukasi terhadap

mempertahankan suatu perilaku disamping biasanya

perempuan

lebih

kepatuhan suplemen oral iron pada pasien

labil

hemodialisis yang menyimpulkan bahwa

dibandingkan laki-laki lebih stabil dalam mempertahankan

keyakinan

tidak terdapat hubungan bermakna antara

maupun

lamanya

perilakunya (Kamererr, 2007). Disarankan pada

petugas

memberikan

kesehatan motivasi

agar pada

hemodialisa

keptuhan

(mean 35,79 bulan, SD = 30,24).

dapat

Menurut

pasien

hemodialisa perempuan yang tidak patuh

Syamsiah,

menjalani hemodialisa.

bahwa

3.

dengan

(Kamerrer,

2011),

pada

2007

menjelaskan

pasien

dalam risetnya

hemodialisa

yang

memperlihatkan perbedaan kepatuhan pada

Hubungan Lamanya Hemodialisa

31

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

pasien yang sakit kurang dari 1 tahun

kepatuhan pasien dalam menjalani terapi

dengan yang lebih dari 1 tahun. Semakin

hemodialisa dapat lebih ditingkatkan.

lama sakit yang diderita, maka resiko terjadi

Periode kepatuhan. tergolong

sakit

dapat

Beberapa penyakit

kronik,

Motivasi

KepatuhanPasien

yang

dengan Menjalani

Hemodialisa

mempengaruhi penyakit

Hubungan

4.

penurunan tingkat kepatuhan semakin tinggi.

yang

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa

banyak

dari 44 responden dengan motivasi tinggi,

mengalami masalah kepatuhan. Pengaruh

patuh

sakit yang lama, belum lagi perubahan pola

sebanyak 81,8 % dan 18,2% tidak patuh.

hidup yang kompleks serta komplikasi-

Sedangkan

komplikasi yang sering muncul sebagai

motivasi rendah, patuh dalam menjalani

dampak sakit yang lama mempengaruhi

hemodialisa sebanyak 57,1% dan 42,9 %

bukan hanya pada fisik pasien, namun lebih

tidak patuh. Hasil uji statistik chi-square

jauh emosional, psikologis dan social pasien.

didapatkan nilai p = 0,045 (p < 0,05) artinya

2015. Namun demikian, nilai Odds Ratio

tetap

diperoleh 3,375 dapat diartikan bahwa

termotivasi untuk selalu patuh menjalani

responden yang memiliki motivasi tinggi

hemodialisa agar dapat menjalani hidup

berpeluang 3,375 kali untuk patuh dalam

yang lebih berkualitas. Namun demikian,

menjalani

bagi pasien yang baru menjalani hemodialisa

dibandingkan

rendah.

responden yang lama. Hal ini disebabkan

Hasil penelitian ini secara umum (31%)

pasien yang baru tersebut belum sepenuhnya

pasien

yakin untuk menjalani hemodialisa tetapi

selalu

ingat

denganjadwal

hemodialisa, (35%) pasien tidak merasa

mereka berharap dengan terapi hemodialisa kualitas

hemodialisa,

dengan responden yang memiliki motivasi

lebih berpeluang untuk patuh dibandingkan

meningkatkan

dengan

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun

dengan kondisi dan efek samping dari

dapat

responden

hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

karena mereka sudah mampu beradaptasi

sehingga

28

hemodialisa

dengan kepatuhan pasien yang menjalani

yang sudah lama menjalani hemodialisa

tersebut,

dari

menjalani

Ha diterima yaitu adanya hubungan motivasi

Menurut analisa peneliti, bagi pasien

hemodialisa

dalam

bosan dengan kondisinya untuk menjalani

hidupnya.

hemodialisa, (26%) pasien sangat setuju

Disarankan pada perawat agar memberikan

merasakan manfaat yang banyak dengan

informasi dan motivasi tentang pentingnya

semuaprogram cuci darah atau hemodialisa

melakukan hemodialisa, sehingga tingkat

yang dilakukan, serta sebagian kecil pasien

32

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

yang

sangat

memberikan

setuju

yang

ternyata motivasi mempengaruhi kepatuhan

maupun

yaitu motivasi pasien itu sendiri (motivasi

keluarga

dukungan

moril

instrinsik) dan ditambah dengan motivasi

materil (16,7%).

yang berasal dari keluarga maupun dari

Hasil penelitian ini sejalan dengan

teman pasien tersebut (motivasi ekstrinsik).

penelitian yang dilakukan oleh Nadia (2014)

Kepatuhan itu terjalin dan ditunjukkan oleh

yang berjudul tentang hubungan motivasi pasien

dengan

kepatuhan

pasien dengan mengikuti hemodialisa tepat

menjalani

waktu

hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik

pasien Ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan

tidak

kondisinya

menjalani

tenaga

merasa untuk

bosan

dengan

menjalani

terapi

hemodialisa, pasien pun banyak merasakan

hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik

manfaat dengan semua program cuci darah

di ruang hemodialisa Rumah Sakit Dr.

atau hemodialisayang dilakukan. Pada saat

Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2014(p

penelitian sebagian besar pasien patuh

value=0,015).

menjalani hemodialisa dikarenakan oleh

Motivasi adalah merupakan sejumlah proses-

anjuran

melakukan hemodialisa dalam seminggu.

Achmad Mochtar Bukittinggi.

dengan

dengan

kesehatan dan sesuai dengan lamanya

di ruang hemodialisa Rumah Sakit Dr.

motivasi

sesuai

proses

psikologikal,

dukungan dari keluarga dan pasien merasa

yang

bosan dengan tindakan yang harus dilakukan

menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan

seumur hidup bahkan telah dilakukan pasien

terjadinya

bertahun-tahun lamanya. Apabila pasien

persistensi

kegiatan-kegiatan

sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan

tidak

tertentu, baik yang bersifat internal, atau

hemodialisa

eksternal

yang

penumpukan zat-zat sisa di tubuh pasien dan

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme

akan terjadi peningkatan kadar ureum dan

dan persistensi. Penelitian membuktikan

apabila tidak ditangani dengan tindakan

bahwa

memiliki

patuh menjalani terapi hemodialisa tersebut,

hubungan yang kuat dengan kepatuhan

maka akan mengakibatkan kematian yang

(Kamerrer, 2007 dalam Syamsiah, 2010).

sesuai dengan teori Smelzert dan akan

bagi

seorang

motivasi

Menurut

individu,

yang

analisa

kuat

peneliti,

adanya

patuh

dalam maka

mengakibatkan

menjalani

akan

terapi

mengakibatkan

bertambah

parahnya

motivasi yang datang dari dalam maupun

penyakit atau cepat kambuhnya penyakit

luar

akan

sesuai dengan teori Niven (2002). Oleh

bersemangat untuk selalu patuh menjalani

sebab itu diharapkan kepada perawat di

hemodialisa. Dari penelitian yang dilakukan,

ruangan hemodialisa agar sering memotivasi

diri

pasien,

maka

mereka

33

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

pasien yang menjalani hemodialisa untuk

derita

patuh

menganjurkan kepada pasien memberikan

menjalani

hemodialisa,

dengan

(57%)

menjelaskan manfaat dan resiko yang dapat

informasi

diambil dari terapi hemodialisa tersebut.

menjalani

5.

Hubungan

Dukungan

untuk

pentingnya

program/terapi

untuk

hemodialisa

beristirahat

agar

tidak

terjadi

kelelahan (14%).

diketahui bahwa dari 43 responden yang memperoleh dukungan baik dari keluarga, menjalani

selalu

pasien selalu menyarankan agar pasien

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat

dalam

mengenai

keluarga

(28%). Dan hanya sebagian kecil Keluarga

Keluarga

denganKepatuhan

patuh

dan

Hasil penelitian ini sejalan dengan

hemodialisa

penelitian yang dilakukan oleh Syamsiah

sebanyak 83,7% dan 16,3 % tidak patuh.

(2011)

Sedangkan

yang

berhubungan dengan kepatuhan pasien CKD

memperoleh dukungan kurang baik dari

yang menjalani hemodialisa di RSPAU Dr.

keluarga,

menjalani

Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma

hemodialisa sebanyak 55,2% dan 44,8 %

Jakarta dimana uji statistik yang diperoleh

tidak patuh.

adalah p value 0,014 (p value < 0,05)

dari

29

patuh

responden

dalam

tentang

faktor-faktor

yang

Hasil uji statistik chi-square didapatkan

sehingga secara statistik terdapat hubungan

nilai p = 0,017 (p < 0,05) artinya ada

yang bermakna antara dukungan keluarga

hubungan

dukungan

dengan

kepatuhan

pasien

keluarga yang

dengan menjalani

Dukungan

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun

keluarga

diperoleh 4,179 dapat diartikan bahwa

dengan

berperan

persepsi

dalam

individu

dan

sakit (Syamsiah, 2011). Menurut (Feuerstein

yang

et al dalam Niven 2002) meningkatkn

memperoleh dukungan kurang baik dari

interaksi

keluarga. Hasil

mempengaruhi

memberikan definisi-definisi dasar sehat dan

hemodialisa,

responden

yang

sebagai titik tolak tingkah laku dalam

dari keluarga berpeluang 4,179 kali untuk

dibandingkan

keluarga

sangat

mempengaruhi

responden yang memperoleh dukungan baik

menjalani

CKD

kepatuhan pasien gagal ginjal kronik karena

2015. Namun demikian, nilai Odds Ratio

dalam

pasien

menjalani hemodialisa.

hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

patuh

kepatuhan

profesional

kesehatan

dengan

pasien merupakan suatu hal penting untuk penelitian

ini

secara

umum

memberikan umpan balik serta dukungan

keluarga pasien selalu mencari informasi

pada pasien setelah memperoleh informasi

mengenai penyakit yang sedang pasien

tentang diagnosis. Dukungan dari petugas

34

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

kesehatan juga merupakan faktor lain yang

variabel

berhubungan

diperoleh hasil model terbaik diketahui

dengan

kepatuhan

dalam

menjalani terapi hemodialisa.

kepatuhan menjalani hemodialisa (p<0,05), yaitu variabel umur ( p = 0,029) dan variabel

pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani

dukungan keluarga ( p = 0,009).

hemodialisa, terutama dukungan emosional

Sedangkan

dan penghargaan secara langsung terhadap

hemodialisa

informasi dan instrumental terhadap terapi

sangat

emosional

diperlukan

dalamprogram/terapi

dukungan

hemodialisa, responden

dukungan

keluarga

baik

yang

dibandingkan

dengan

memperoleh

dukungan

kurang baik, setelah dikontrol oleh variabel

untuk

usia.

memberitahukan kepada pasien bahwa sikap akan

faktor

berpeluang 4,616 kali untuk patuh menjelani

patuh menjalani hemodialisa. Dukungan

optimis

kepatuhan menjalani

adalah

memperoleh

bertujuan agar pasien tetap semangat dan

diperlukan

paling

4,616. Hal ini berarti bahwa responden yang

karena

obatnya kecuali tranplantasi ginjal, yang

sangat

yang

keluarga, dengan p value = 0,009 dan OR

dan

mereka mengalami sakit yang tidak ada

informasi

faktor

berhubungan dengan

pasien gagal ginjal kronik serta dukungan

penghargaan

bersama-sama,

dukungan keluarga berhubungan dengan

keluarga sangat dibutuhkan sekali oleh

Dukungan

secara

bahwa secara bersamaan variabel usia dan

Menurut analisa peneliti, dukungan

hemodialisa.

bebas

membantu

Hal ini sesuai dengan teori yang

sedang

menyatakan bahwa fungsi keluarga sebagai

yang

dijalankan. Serta dukungan intstrumental

pemeliharaan

yang

pasien

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang

memperbanyak istirahat agar tidak terjadi

perlu dipahami dan dilakukan. Friedman

kelelahan. Oleh sebab itu disarankan pada

(2010) membagi 5 tugas keluarga dalam

anggota keluarga pasien yang menjalani

bidang kesehatan yang harus dilakukan,

hemodialisa

yaitu mengenal masalah kesehatan setiap

selalu

informasi,

menyarankan

agar

dapat

dukungan

agar

memberikan

instrumental

dan

kesehatan,

keluarga

anggotanya, mengambil keputusan untuk

dukungan emosional pada pasien yang

melakukan

tindakan

menjalani hemodialisa.

keluarga,

memberikan

C. Analisis Multivariat

anggotanya yang sakit atau yang tidak

Setelah dilakukan analisis multivariat menggunakan

metode

enter,

yang

tepat

bagi

keperawatan

dapatmembantu dirinya

dengan

sendiri,mempertahankan suasana dirumah

berbagai macam variasi dalam memasukan

yang menguntungkankesehatandan perkembangan

35

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Kepribadiananggotakeluarga, danmempertahankan hubungan timbal balik

PENUTUP

antara keluarga dan lembaga kesehatan

A. Kesimpulan

(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

Dari hasil penelitian yang dilakukan

(Friedman, 2010).

terhadap 72 orang pasien yang menjalani

Menurut

hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

analisa peneliti, timbulnya

dukungan keluarga sebagai faktor dominan

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun

yang mempengaruhi kepatuhan pasien gagal

2015, maka dapat disimpulkan sebagai

ginjal kronik dalam menjalani program

berikut :

hemodialisis, karena peran anggota keluarga sangat

dibutuhkan

dalam

1. Terdapat

memberikan

2. Lebih

Tanpa adanya peran aktif keluarga untuk

yaitu sebanyak 40 orang (55,6 %) 4. Lebih

usianya pasien masih cukup bersemangat

5. Lebih

untuk

yaitu

dari

sebagian

responden

orang (59,7 %)

menerima

6. Sebagian besar res[pmdem patuh

kekurangan pasien, dan memberikan pujian

dalam mejalani terapi hemodialisa

atas upaya yang dilakukan untuk menjalani

yaitu sebanyak 52 orang (72,2 %)

pengobatan. Diharapkan pada keluarga yang

7. Ada

memiliki pasien hemodialisa agar selalu pada

tinggi

dari keluarga yaitu sebanyak 43

yang sangat dibutuhkan tersebut seperti

dukungan

motivasi

responden

memperoleh dukungan yang baik

menjalani hemodialisis tersebut. Dukungan

memberikan

sebagian

sebanyak 44 orang (61,1%)

mendapatkan dukungan dari keluarga maka

motivasi,

dari

memiliki

untuk menjalani hemodialisa, jika kurang

memberikan

responden

(< 1 tahun) menjalani hemodialisa

darah setiap minggunya. Walaupun dalam

termotivasi

sebagian

3. Lebih dari sebagian responden baru

kurang termotivasi untuk melakukan cuci

akan

dari

sebanyak 39 orang (54,2 %)

darah, maka pasien gagal ginjal kronik

tidak

%)

berjenis kelamin perempuan yaitu

dan

mengingatkan pasien untuk melakukan cuci

mereka

(38,9

- 40 tahun)

pengobatan anggota keluarganya yang sakit.

mendampingi

orang

responden berumur dewasa awal (18

perhatian, motivasi dan dukungan terhadap

mengantarkan,

28

hubungan

umur

dengan

kepatuhan pasien yang menjalani

pasien

hemodialisa (p = 0,016)

hemodialisa baik dalam bentuk informasi,

8. Tidak

emosional, instrumental dan penghargaan.

antara

36

ada jenis

hubungan kelamin

bermakna dengan

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

kepatuhan pasien yang menjalani

2. Bagi Institusi Pelayanan Diharapkan

hemodialisa (p = 0,053 dan OR =

pada perawat di ruangan agar dapat

3,500)

memberikan informasi dan motivasi pada

9. Tidak

ada

hubungan

bermakna

pasien yang menjalani hemodialisa, agar

antara lamanya hemodialisa dengan

mereka bisa mematuhi aturan selama

kepatuhan

menjalani hemodialisa.

10. pasien yang menjalani hemodialisa

3. Bagi

(p =056 dan OR = 3,226)

dan

Profesi

Keperawatan

11. Ada hubungan motivasi dengan

Diharapkan pada tenaga keperawatan

kepatuhan pasien yang menjalani

agar

hemodialisa (p = 0,045 dan OR =

dapat

merencanakan

intervensi

dalam bentuk melakukan penyuluhan

3,375)

untuk meningkatkan kepatuhan pasien

12. Ada hubungan dukungan keluarga

dengan

Keilmuan

kepatuhan

pasien

gagal ginjal kronik untuk melakukan

yang

hemodialisa.

menjalani hemodialisa (p = 0,017 dan OR = 4,179) 13. Faktor yang paling berhubungan

dengan

kepatuhan

DAFTAR PUSTAKA

menjalani

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. Ajzy. (2013 ). Pembagian umur menurut Hurlock. https://id.scribd.com Diakses pada tanggal 02 Maret 2015.

hemodialisa adalah faktor dukungan keluarga (p value = 0,009 dan OR 4,616). B. Saran Berdasarkan

hasil

penelitian

Ayudia, D. (2013). Skripsi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Pasien Gangguan Jiwa di Unit Pelayanan Jiwa RS Prof. HB. Sa ’anin Padang tahun 2013.

yang

dilakukan,maka disarankan : 1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan data empiris oleh STIKes Yarsi Sumbar pengembangan

Bukittinggi

untuk

dalam

ilmu

bidang

Brunner & Suddart. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Bare & Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

keperawatan medikal bedah khususnya yang berhubungan dengan kepatuhan pasien

gagal

ginjal

kronik

dalam

Baradero, M. (2009). Seri Asuhan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC Desita. (2009). Tesis hubungan dukungan

menjalani hemodialisa.

37

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

keluarga dan kualitas hidup dalam menjalani terapi hemodialisa dan kualitas hidup menjalani terapi hemodialisa. Cahyaningsih, D.N. (2011). Hemodialisis (Cuci Darah) Yogyakarta : Mitra Cendikia

Iskandarsyah. (2006). Hubungan antara health locus of control dan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis di RS.NY.RA. Habibi Bandang, Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran.P.26. Diakses pada tanggal 18 Maret 2015 dari http://resources.Unpad.ac.id/unpad/PE NELITIAN%20 AULIA-2.pdf.

Paul Seto Dharma, Dkk. (2015). Penyakit Ginjal, Deteksi Dini dan Pencegahan.

Sleman Yogyakarta.

Iriani, Febri. (2011). http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/23/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 18 Maret 2015.

Eric D. Goodman & Mary B. Ballou. (2004), Nephrology Nursing Jurnal. Di akses pada tanggal 05 Maret 2015.

Friedman, M.M. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta : ECG

Febriani, N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Melakukan Hemodialisa di RSUD Djasamen Saragih tahun 2012. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015.

Indonesian Renal Registry (2014). Perkumpulan Nefrologi Indonesia tahun 2014. Kandarini,

Yenny. (2012). http://www.pps. unud. ac. id/disertasi/pdfthesis/unud-57197584832disertasi%20yenny%20kandarini%20 sppd-kgh%20pdf.pdf.Diakses pada tanggal 20 Maret 2015.xxxxxxxxxxxxx

Fetriani. (2009). Pengalaman Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Perawatan Hemodialisa. http://eprints.undip.ac.id/10495/Ar tikel.pdf. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek.Jakarta:EGC

Kemenkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas2013. http ://depke s.go. id/downloads/riske sdas2013/Hasil%20Riskesdas%202 013 .pdf. Diakses pada tanggal 20 Maret 2015.

Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Achmad Mochtar Sumbar Bukittinggi (2014). Laporan Data Pasien . Sumbar Bukittinggi. Haryono, R. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Andi offset :Yogyakarta

Kammerer J., Garry G., Hartigan M., Carter B., Erlich L. (2007). Adherence in patients On Dialysis: Strategies for Succes, Nephrology Nursing Journal : SeptOkt 2007.

Hidayat, A.A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknis Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A. (2008). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Lameshow, S. (1997). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Lusia, C. (2013). Skripsi faktor-faktor yang

38

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

berhubungan dengan kecemasan pasien dalam menjalani hemodialisa tahun 2013. Bukittinggi : STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi.

Nurs, J. Neprol (2011). National Instirute of Health. Diakses pada tanggal 23 maret 2015. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Manguma, C. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien GGKmenjalani Hemodialisa. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015.

_______ . (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. . (2010). Ilmu perilaku

Muttaqin, A & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Siste m Perkemihan, Jakarta: Salemba Medika. Nadia,

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

PENEFRI.(2003). Konsesus Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Jakarta.

Dialisis

Potter, P.A., & Perry , A.G. (2005). Fundamental of Nursing Consept, Proses and Practice.4 Edition.St Lovis: Mosby Company.

P. (2014). Skirpsi Hubungan Motivasi pasien dengan Kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialisa tahun 2014. Bukittinggi : Stikes Prima Nusantara

Riyanti. (2013). Hubungan Motivasi dan Sikap Pasien dengan Kepatuhan Minum Obat. Tidak dipublikasikan.

National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI) Advisory Board : K/DOQI clinical practice guidelines for chronic kidney disease; evaluation, classification, and stratification. Am J Kidney Dis Suppl 2002 Nita, S. 2011. Tesis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan CKD yang menjalani hemodialisa. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015.

Rohman. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Asuhan Spiritual oleh Perawat di RS Islam Jakarta, Tesis, Jakarta: Universitas Indonesia, tidak dipublikasikan. Rasutachi, P. (2015). Hemodialisa dan Gagal Ginjal . https://www.academia.edu/5130 962/Hemodialisa dan Gagal Ginjal. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015. Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8, Jakarta: EGC. O’Callaghan, C. A. (2009). At a Glance Sistem Ginjal Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC Nursalam, DR. M. Nurs & Baticaca Fransisca B. (2009). Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siallagan,

39

Herdiani,

dkk.

(2011).

‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik yang di Rawat Inap di RS Martha Friska Medan. http://iurnal.usu.ac.id/index.php/ gkre/article/viewFile/380/7. Diakses pada tanggal 21 Mater 2015. Sitepu, N.F. (2012). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Ketidakpatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Melakukan Hemodialisa di RSUD Djasamen Saragih di Pemantang Siantar tahun 2012. PSIK STIKes Deli Husada Delitua. Syakira,G.(2009).http://akperla.blogspot.co m/2009/08/konsepkepatuhan.htm l.Diakses pada tanggal 21 Maret 2015. O’Callaghan, C. A. (2009). At a Glance Sistem Ginjal Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga United States Renal Data System. (2014). USRDS annual data Reports. USA : National Institude Of Health. WHO. (2003). Adherence long-term therapies. Evidence for action, diperoleh dari: http://www.emro.who.int/ncd/pu blicity/adherencereport in patient. Diakses pada tanggal 22 Maret 2015.

40