FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PERAWAT DALAM

Download Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni). 1. FAKTOR- FAKTOR .... Diketahuinya faktor supervisi kepala ruang mempengaruhi m...

0 downloads 477 Views 246KB Size
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PERAWAT DALAM MELAKUKAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN DI RUANG MEDIKAL BEDAH RUMAH SAKIT PLUIT JAKARTA Marni, NP. Handono Dosen AKPER Giri Satria Husada Wonogiri

ABSTRACT FACTORS THAT INFLUENCE THE MOTIVATION TO NURSE IN THE NURSING DOCUMENTATION OF MEDICAL-SURGICAL HOSPITAL JAKARTA PLUIT This study backs on the importance of dilator nursing documentation as a tool of responsibility and accountability of nurses in nursing care. To do the documentation needed motivation. The purpose of this study was to determine the factors that influence the motivation of nurses in the conduct of nursing documentation. The research was conducted in Jakarta Pluit Hospital, in two units of the treatment room, the floor of V and VII floor, with a total sample of 33 respondents and 33 copies of client files. The sampled respondents are nurses who have met the sample criteria. Research instruments used were questionnaires with closed-form questions, observation guidelines. The process of data collection is done by distributing questionnaires to the respondents, respondents made observations of nursing documentation. This study uses quantitative methods through deskriptik analytic approach with cross-sectional design. Time data collection from 20 October 2003 to 3 November 2003. The results using the method of analysis of Spearman's rho correlation coefficient data obtained as follows: there is a relationship between the means of the completeness of the documentation, there is a relationship between the attitude of nurses to the completeness of the documentation. As for supervision, nursing personnel, policy and institutional knowledge there will be no relationship (there is a very weak relationship) with the implementation documentation. Keywords: motivation, nursing documentation.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, pelayanan berupa pelayanan yang komprehensif, biopsikososiospiritual ditujukan kepada perorangan, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat dan mencakup seluruh proses kehidupan manusia

Pelayanan keperawatan berupa bantuan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemampuan melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan, dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama atau "Primary Health Care" sesuai dengan wewenang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

tanggung jawab, etik profesi keperawatan. (Lokakarya Nasional Keperawatan Tahun 1983). Di Era globalisasi ini masyarakat semakin kritis sehingga makin menuntut kualitas pelayanan keperawatan yang lebih baik, terbukti dengan seringnya muncul rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit baik melalui media cetak maupun elektronik yang mengarah pada tuntutan hokum. Hal demikian merugikan baik moril maupun materiil bagi institusi, profesi dan individu pemberi pelayanan. Untuk itu semua asuhan keperawatan yang telah diberikan harus didokumentasikan sebagai bukti otentik. Dokumentasi keperawatan ini sebagai alat tanggung jawab dan tanggung gugat perawat dalam asuhan keperawatan. Hal ini tertulis dalam W No. 23 l 1992 tentang kesehatan pasal 6 disebutkan bahwa setiap perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas tindakannya (Astuti Sri. MP. SH, SE, Diktat Ilmu Etika dan Hukum) serta SK. DIRJEN PELAYANAN MEDIK DEPKES Rl: No.YM.00.03 2.6.956) pasal 3 No. 14 yang menyebutkan kewajiban perawat dan bidan membuat dokunentasi asuhan keperawatan/kebidanan secara akurat dan berkesinambungan. Dokurnentasi keperawatan adalah informasi tertulis yang akan menjadi dasar penjelasan (desiminasi) tentang keadaan pasien terhadap tindakan medis, tindakan perawatan, reaksi pasien terhadap penyakit. Dokumentasi keperawatan ini berguna sebagai dokumen legal yang dapat dimanfaatkan dalam suatu pengadilan untuk memvalidasi tindakan yang telah dilaksanakan dan dapat dilindungi institusi, profesi, maupun individu pemberi pelayanan apabila terjadi tuntutan hukum dari konsumen sebagai penerima jasa keperawatan (Ruth Craven, J. Hirnle, Tahun 2002, hal 277). Dan pelaksanaan pendokumentasian keperawatan tersebut sepenuhnya merupakan tanggung jawab perawat.

Tujuan dokumentasi keperawatan ialah untuk menggambarkan perawatan yang dibenkan kepada semua klien, memberikan catatan tentang penggunaan proses keperawatan untuk memberikan perawatan pasien secara individual. (Doenges, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, hal 10). Tujuan lain yaitu sebagai komunikasi, dokumentasi legal, penelitian, statistik, pendidikan dan nursing audit. (Tim Depkes RI, Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit, 1991). Untuk melakukan pendokumetasian keperawatan, diperlukan kemampuan perawat mencakup pengetahuan, keterampi1an dan motivssi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam seperti motivasi, minat, bakat, ernosi dan faktor dari luar lingkungan seperti fasilitas, kesibukan, jumlah pasien, tingkat resiko dan situasi. (Wiknyo Sastro, 1998). Motivasi adalah suatu dorongan psikis dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berperilaku secara tertentu, terutama di dalam suatu lingkungan pekerjaaan (Bina Diknakes, Edisi 44, April 2003). Dari hasil wawancara de.ngan kepala ruang dan pengarnatan langsung peneliti terhadap pelaksanaan pendokumentasian di ruang medikal bedah lantai V Rumah Sakit Pluit Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2003 diperoleh data bahwa dari 23 pasien yang sedang dirawat, 15 diantaranya belum dilakukan pendokumentasian dengan lengkap. Belum semua perawat melakukan pendokumentasian terhadap semua aktivitas asuhan keperawatan Hal ini mungkin timbul karena kurangnya motivasi perawat untuk melakukan pendokumentasian sebagai akibat kurangnya pengetahuan tentang pendokumentasian atau faktor situasi di tempat kerja yang kurang mendukung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud untuk meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor yang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatam di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Pluit Jakarta

mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan.

2. Pertanyaan Penelitian Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan di ruang medicaI bedah Rumah Sakit Pluit Jakarta ?

2. Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini perawat di lantai V dan lantai VII yang berjumlah 33 responden dari 37 responden yang direncanakan, dikarenakan satu responden sedang sakit dan tiga responden sedang cuti. Adapun sampel yang diambil adalah semua perawat dengan kriteria sebagai berikut: a. Perawat yang bekerja di ruang medikal bedah, lantai V dan VII RS PLUIT Jakarta b. Pendidikan minimal D III Keperawatan. c. Telah bekerja minimal satu tahun. d. Bersedia. menjadi responden dan kooperatif.

3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan di ruang medikal bedah Rumah Sakit Pluit Jakarta Tujuan Khusus a. Diketahuinya faktor supervisi kepala ruang mempengaruhi motivasi perawat dalam melakulcan pendokumentasian keperawatan. b. Diketahuinya faktor kebijakan institusi mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan. c. Diketahuinya faktor ketenagaan keperawatan mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan. d. Diketahuinya faktor sarana mernpengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan. e. Diketahuinya faktor pengetahnan mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan f. Diketahuinya faktor sikap perawat mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan

METODE PENELITIAN 1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan disain Cross sectional yang merupakan penelitian non eksperimental, bertujuan untuk

3. Tempat Penelitian Pendokumentasian ada disetiap unit perawatan, Penelitian mi dilakuan di unit Medikal bedah lantai V dan lantai VII mengingat formulir pendokumentasian pada kedua ruangan ini sama, dengan pertimbangan: a. Di lokasi ini proses pendokumentasian keperawatan belum dilaksanakan dengan baik. b. Ada upaya pihak pengelola rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan keperawatan kepada masyarakat dengan memaksimalkan proses pendokumentasian keperawatan. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober sampai dengan 3 November 2003. 4. Metode Pengumpulan Data 4.1. Persiapan a. Mengajukan surat permohonan penelitian pada Rumah Sakit Pluit Jakarta b. Mengajukan surat permohonan data dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit Pluit Jakarta c. Mengidentifikasi responden yang diteliti dan menetapkannya sebagai responden.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

d. Melakukan pendekatan kepada perawat yang dijadikan responden dalam penelitian e. Melakukan uji coba kuesioner terhadap lima perawat di lantai IV Rumah Sakit Pluit Jakarta untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument 4.2. Pelaksanaan. a. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. b. Menjelaskan tentang surat persetujuan menjadi responden dan meminta responden menandatangani surat tersebut. c. Mengumpulkan data dengan cara: 1) Penyebaram kuesioner kepada 33 responden setelah selesai diisi diserahkan kepada peneliti 2) Observasi terhadap hasil dokumentasi file pasien yang telah dibuat oleh responden berjumlah 33 eksemplar. 5. Analisa Data 5.1. Analisa Univariat Analisa Univariat digunakan untuk mengetahui distnbusi frekuensi dari masing - masing variabel bebas dan variabel terikat. 5.2. Analisa Bivariat Untuk menguji tingkat signifikan dari nilai Spearman's rho yang dihasilkan, maka digunakan uji hipotesa dengan tingkat kesalahan (α) yang dipergunakan adalah 0,01. Adapun hipotesa yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho: p = 0 (tidak ada hubungan antara kedua variabel) H1: p ≠ 0 (ada hubungan antar kedua variabel) Keputusan menolak Ho diambil bila nilai Zobs lebih besar dari Ztabel sedangkan keputusan menerima Ho diambil bila Zobs lebih kecil dari Ztabel.

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Pluit Jakarta Rumah Sakit Pluit Jakarta didirikan Tahun 1996 oleh sekelompok dokter ahli dengan para penyantun dana yaitu dengan mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama PT. SA~RANA DUTA JASA MEDIKA. Rumah Sakit Pluit adalah rumah sakit swasta modern dan lennkap yang berlokasi di Jalan Raya Pluit Selatan No. 2 Jakarta Utara dengan Luas tanah 7000 m2. Luas bangunan ± 14.000 m2, terdiri 8 lantai. 2. Gambaran Ruang Medikal Bedah Lantai V dan Lantai VII Rumah Sakit P1uit Jakarta 1. Gambaran Ruang Medikal Bedah Lantai V dan VII terdiri dari: a. Ruang Super Vip: 6 tempat tidur b. RuangVip : 24 tempattidur c. Ruang Kelas I: 20 tempat tidur d. Ruang Kelas II: 12 tempat tidur e. Ruang Kelas III : 16 tempat tidur 2. Jumlah BOR rata-rata Januari sampai dengan September 2003 adalah 51 % (Sumber: Medikal Record) 3. Jumlah tenaga perawat lantai lima sebanyak 30 perawat dengan latar pendidikan Sl Keperawatan sebanyak 1 orang, D III 25 orang, SPK. Sebanyak 4 orang. (Sumber: Bidang Perawatan) Jika dihitung dengan teori Gillies, 1994 maka jumlah tenaga perawat sudah sebanding dengan kebutuhan pasien. A: Jam Keperawatan: kategori III= 5.5 jam dalam 24 jam B: Rata-Rata sensus pasien ( BOR X Jumlah Tempat Tidur ) = 51 % X 39 =19,89 C: Jumlah hari dalam setahun = 365 hari D: Jumlah hari tidak ke~a dalam satu tahun ,Libur = 52 hari, cuti 18 hari, jumlah hari libur nasional = 10 bari, perkiraan sakit / izin dalam setahun =12 harl, total 92 hari.

HASIL PENELITIAN E: Jam kerja dalam sehari 7 jam. Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah A x B x C = 5.5 X 19,89 X 365 (C-D)xE (365 - 92)7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

39927,35 = 20,89 = 21 ORANG 273 X 7 Jumlah tenaga yang bebas tugas = jml yang dibutuhkan X D = 21 X 92 = 7 C-D 273 Jadi jumlah total kebutuhan tenaga adalah 21+ 7 = 28 orang tindakan pada pasien tersebut 4. Masa kerja f. Evaluasi tujuan keperawatan ditulis Masa kerja perawat bervariasi, oleh ketua tim atau yang mereka yang berlatar belakang D III bertanggung jawab terhadap pasien bermasa kerja 0 sampai dengan lebih tersebut dari lima tahun, yang berlatar belakang g. Penulisan pada format Asuhan SPK bermasa kerja lebih dari lima wajib mencanturnkan tanggal, jam, tahun, dan yang berlatar belakang S 1 dan nama jelas. bermasa kerja lebih dari lima tahun. h. Semua dokumen diberi identitas pasien dan disatukan dalam rekam medik pasien. Gambaran Umum mengena~ 4. Standar Mek~nisme Pendokumentasian 1. Metode Penugasan a. Standar I: Pengkajian Keperawatan. Metode Penugasan yang dilaksanakan di Asuhan keperawatan paripurna Ruang Medikal Bedah Lantaai V memerlukan data yang lengkap dan dan VII adalah metode tim, dimana dikumpulkan secara terus di lantai V terdiri dua sampai tiga menerus, tentang keadaannya untuk tim, yang masing -masing tim menentukan kebutuhan asuhan diketuai oleh satu ketua tim dan keperawatan. Data kesehatan harus beranggotakan dua sampai empat bermanfaat bagi semua anggota tim anggota tim. Asnhan Keperawatan kesehatan. dilakukan dengan pendekatan b. Standar II: Diagnosa keperawatan proses keperawatan. Diagnosa keperawatan dirumuskan 2. Untuk meningkatkan pengetahuan berdasarkan data status kesehatan dan ketrampilan dokumentasi pasien, dianalisis dan dibandingkan keperawatan, di Ruangan telah dengan norma fungsi kehidupan disediakan buku Standar Asuhan pasien. Keperawatan, dan buku referensi c. Standar III: Perencanaan tentang pendokumentasian Keperawatan 3. Prosedur Perencanaan keperawatan disusun a. Pengkajian awal diisi segera setelah berdasarkan diagnosa keperawatan. pasien dirawat minimal sarnpai d. Standar IV: Tindakan Perawatan dengan riwayat penyakit sekarang Tindakan Perawatan adalah pelaksanaan dengan memperhatikan kebutuhan rencana tindakan yang ditentukan dasar pasien dan kesenjangannya. dengan maksud agar kebutuhan b. Pengkajian awal diselesaikan pasien terpenuhi secara maksimal minimal 1 shift berikutnya oleh yang mencakup aspek peningkatan, perawat yang memegang pasien pencegahan, pemeliharaan serta tersebut. pemulihan kesehatan dengan c. Penulisan menggunakan tinta hitam mengikutsertakan pasien dan / biru tidak boleh dengan pensil keluarganya. atau pena cair. e. Standar V: Evaluasi keperawatan d. Diagnosa keperawatan dibuat oleh Evaluasi keperawatan secara episodik, perawat yang menemukan masalah sistematis, berencana untuk menilai dibuat lengkap sampai dengan perkembangan pasien. rencana perawatan f. Standar VI: Catatan Asuhan e. Tindakan perawatan ditulis oleh Keperawatan perawat yang melaksanakan g. Catatan Asuhan keperawatan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

dilakukan secara individual. c. Analisa Data 1. Analisa Univariat a. Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Instrumen Supervisi Ka.Ru

No

Keterangan

1

Arahan, bimbingan kepala ruang meningkatkan motivasi dalam pelaksanaan pendokumentasian Pengawasan penilaian dari kepala ruang akan meningkatkan motivasi dalam melaksanakan pendokumentasian Kepala ruang melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan pendokumentasian

2

3

4

5

Perawat melakukan pendokumentasian karena ada pengawasan dan penilaian dari kepala ruang Kepala ruang memberikan arahan, bimbingan kepada perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian

Responden menjawab ya 93,9 %

Responden menjawab tidak 6,1 %

81,8 %

18,2 %

100 %

78,8 %

21,2 %

100 %

12,1 %

87,9 %

100 %

84,8 %

15,2 %

100 %

Jumlah 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan arahan, bimbingan kepala ruang akan meningkatkan motivasinya dalam pelaksanaan pendokumentasian. Hanya sebagian kecil responden yang mengatakan bahwa pelaksanaan pendokumentasian karena ada pengawasan dan penilaian dari kepala ruang.

b. Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Instrumen Tenaga Keperwtn Responden Responden No Keterangan menjawab menjawab Jumlah ya tidak 1 Jumlah tenaga keperawatan 78,8 % 21,2 % 100 % mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian 2 Jumlah tenaga perawat di ruangan 66,7 % 33,3 % 100 % sudah cukup, sehingga beban kerja perawat tidak berat 3 Jumlah perawat yang bekerja tiap 51,5 % 48,5 % 100 % shiff sudah sebanding dengan beban kerja 4 Jumlah perawat di ruangan masih 33,3 % 66,7 % 100 % kurang menyebabkan beban kerja perawat sehingga tidak melakukan pendokumentasian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengatakan jumlah tenaga keperawatan mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian, hanya sebagian kecil responden yang mengatakan jumlah perawat masih kurang sehingga tidak melakukan pendokumentasian. Tabel. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Dokumentasi Diagnosa Keperawatan di Ruang Medikal Bedah Lantai V dan VII Rumah Sakit Pluit Jakarta Didokumentasikan No Diagnosa Keperawatan Jumlah Ya Tidak 1 Data yang menunjang diagnosa 60,6 % 39,4 % 100 % (subyektif, obyektif) 2 Merumuskan diagnosa 72,7 % 27,3 % 100 % keperawatan aktual dan potensial Rata-rata 66,65 % 33,35 % 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar perumusan diagnosa aktual dan potensial telah didokumentasikan. Tabel. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Dokumentasi Tindakan Keperawatan di Ruang Medikal Bedah Lantai V dan VII Rumah Sakit Pluit Jakarta No

Tindakan Keperawatan

1

Tindakan yang telah dilakukan pada pasien Waktu, nama, tanda tangan terhadap tindakan yang telah dilakukan Tindakan mengacu pada rencana keperawatan Rata-rata

2

3

Didokumentasikan Ya Tidak 97 % 3%

Jumlah 100 %

87,9 %

12,1 %

100 %

69,7 %

30,3 %

100 %

84,9 %

15,1 %

100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian besar tindakan yang telah dilakukan pada pasien telah didikumentasikan. Tabel. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Dokumentasi Catatan Keperawatan di Ruang Medikal Bedah Lantai V dan VII Rumah Sakit Pluit Jakarta No

Catatan Keperawatan

1

Identitas pasien di catatan keperawatan Data pasien termasuk keluhan masalah pasien Tindakan keperawatan ditulis sesuai dengan perencanaan Nama, tanda tangan setiap melakukan tindakan keperawatan Rata-rata

2 3 4

Didokumentasikan Ya Tidak 93,9 % 6,1 %

Jumlah 100 %

100 %

0%

100 %

78,8 %

21,2 %

100 %

97,0 %

3%

100 %

92,4 %

7,6 %

100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua data termasuk keluhan masalah pasien telah didokumentasikan, dan sebagian besar perawat telah mendokumentasikan nama, tanda tangan setiap melakukan tindakan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Medikal Bedah Lantai V dan VII Rumah Sakit Pluit Jakarta No 1 2 3 4 5 6

Keterangan Pengkajian Diagnosa Perencanaan Tindakan keperawatan Evaluasi Catatan keperawatan Rata-rata

Didokumentasikan Ya Tidak 70,92 % 29,08 % 66,65 % 33,35 % 71,73 % 28,27 % 84,9 % 15,1 % 31,3 % 68,7 % 92,4 % 7,6 % 69,65 % 30,35 %

Jumlah 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian besar catatan perawatan telah didokumentasikan, tetapi hanya sedikit sekali yang mendokumentasikan evaluasi. Dari rata-rata di atas bisa dikatakan dokumentasi asuhan keperawatan kurang lengkap. 2.

Analisa Bivariat Tabel 14. Korelasi Supervisi Kepala Ruang dengan kelengkapan dokumentasi di Ruang Medikal Bedah Lantai V dad VII Rumah Sakit Pluit Jakarta Spearman, s Rho Pelaksanaan Supervisi Pendokumentasian Kepala Ruang Pelaksanaan Koefisien 1,000 -,067 Pendokumentasian Sig. ,710 N 33 33 Supervisi Koefisien -,067 1,000 Kepala Ruang Sig. ,710 N 33 33

Dengan membandingkan nilai signifikan hasil pengujian (0,710) dengan nilai α (0,01), dapat dilihat bahwa nilai signifikan hasil pengujian lebih besar daripada alpha, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menerima Ho. Dengan demikian untuk pengujian ini disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99 % tidak terdapat hubungan antara supervisi dengan pelaksanaan pendokumentasian. Besarnya koefisien korelasi Spearman's Rho adalah -0,067. Karena koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai negative, maka hubungan antara kedua variabel juga negatif. Tabel. Korelasi Kebijakan Institusi Dengan Kelengkapan Dokumetasi di Ruang Medikal Bedah lantai V, VII Rumah Sakit Pluit Jakarta Spearman, s Rho Pelaksanaan Pendokumentasian Kebijakan Institusi

Koefisien Sig. N Koefisien Sig. N

Pelaksanaan Pendokumentasian 1,000 33 ,053 ,771 33

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

Kebijakan Institusi ,053 ,771 33 1,000 33

1

Dengan membandingkan nilai signifikan hasil pengujian (0,771) dengan nilai α (0,01), dapat dilihat bahwa nilai signifikan hasil pengujian lebih besar daripada alpha, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menerima Ho. Dengan demikian untuk pengujian ini disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99 % tidak terdapat hubungan antara kebijakan institusi dengan pelaksanaan pendokumentasian. Besarnya koefisien korelasi Spearman's Rho adalah 0,053. Karena koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif, maka hubungan antara kedua variabel juga positif. Tabel . Korelasi Tenaga Keperawatan Dengan Kelengkapan Dokumentasi di Ruang Medikal Bedah lantai V, VII Rumah Sakit Pluit Jakarta Spearman, s Rho Pelaksanaan Pendokumentasian Tenaga Keperawatan

Koefisien Sig. N Koefisien Sig. N

Pelaksanaan Pendokumentasian 1,000 33 ,337 ,055 33

Tenaga Keperawatan ,337 ,055 33 1,000 33

Dengan membandingkan nilai signifikan hasil pengujian (0,055) dengan nilai a (0,01), dapat dilihat bahwa nilai signifikan hasil pengujian lebih besar daripada alpha, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menerima Ho. Dengan demikian untuk pengujian ini dsimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99 % tidak terdapat hubungan antara tenaga keperawatan dengan pelaksanaan pendokumentasian. Besarnya koefisien korelasi Spearman's Rho adalah 0,337. Karena koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif maka hubungan antara kedua variabel juga positif. Hubungan positif ini berarti bahwa semakin tinggi nilai variabel tenaga keperawatan maka akan semakin tinggi kelengkapan dokumentasi. Tabel . Korelasi Variabel Sarana Terhadap Kelengkapan Dokumentasi di Ruang Medikal Bedah lantai V, VII Rumah Sakit Pluit Jakarta Spearman, s Rho Pelaksanaan Pendokumentasian Sarana Penunjang

Koefisien Sig. N Koefisien Sig. N

Pelaksanaan Pendokumentasian 1,000 33 -,493** ,004 33

Sarana Penunjang -,493** ,004 33 1,000 33

Dengan membandingkan nilal signifikan hasil pengujian (0,004) dengan nilai α (0,01), dapat dilihat bahwa nllai signifikan hasil pengujian lebih kecil daripada alpha, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menolak Ho. Dengan demikian untuk pengujian ini disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99 % terdapat hubungan antara instrumen sarana dengan pelaksanaan pendokumentasian. Besarnya koefisien korelasi Spearman's Rho adalah -0.493 Karena koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai negatif, maka hubungan antara kedua variabel juga negatif. Tabel. Korelasi Vanabel Pengetahuan Terhadap Kelengkapan Dokumentasi di Ruang Medikal Bedah lantai V, VII Rumah Sakit Pluit Jakarta

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

Spearman, s Rho Pelaksanaan Pendokumentasian Pengetahuan

Koefisien Sig. N Koefisien Sig. N

Pelaksanaan Pendokumentasian 1,000 33 -,150 ,405 33

Pengetahuan -,150 ,405 33 1,000 33

Dengan membandingkan nilai signifikan hasil pengujian (0,405) dengan nilai α (0,01), dapat dilihat bahwa nilai signifikan hasil pengujian lebih kecil daripada alpha, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menerima Ho. Dengan demikian untuk pengujian ini disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99 % tidak terdapat hubungan antara instrumen pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian. Besarnya koefisien korelasi Spearman's Rho adalah -0.150. Karena koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai negatif rnaka hubungan antara kedua variabel juga negatif. Tabel. Korelasi Variabel Sikap Perawat Terhadap Kelengkapan Dokumentasi di Ruang Medikal Bedah lantai V, VII Rumah Sakit Pluit Jakarta Spearman, s Rho Pelaksanaan Pendokumentasian Sikap Perawat

Koefisien Sig. N Koefisien Sig. N

Pelaksanaan Pendokumentasian 1,000 33 ,509** ,002 33

Sikap Perawat ,509** ,002 33 1,000 33

Dengan membandingkan nilai signifikan hasil pengujian (0,002) dengan nilai α (0,01), dapat dilihat bahwa nilai signifikan hasil pengujian lebih kecil daripada alpha, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah menolak Ho. Dengan demikian untuk pengujian ini disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99 % terdapat hubungan antara sikap perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian. Besarnya koefisien korelasi Spearman's Rho adalah 0,509. Karena koeiisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif, maka hubungan antara kedua variabel juga positif. Hubungan positif ini berarti bahwa semakin tinggi nilai variabel sikap perawat maka akan semakin tinggi kelengkapan dokumentasi.

PEMBAHASAN Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dengan Kelengkapan Dokumentasi 1. Pengaruh Supervisi Dengan Kelengkapan Dokumentasi Dari hasil analisa univanat menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengatakan arahan, bimbingan kepala ruang akan meningkatkan motivasinya dalam pelaksanaan pendokumentasian hanya

sebagian kecil responden yang mengatakan bahwa pelaksanaan pendokumentasian karena ada pengawasan dan penilaian dari kepala ruang. Pengawasan / Supervisi merupakan suatu proses untuk mengamati secara terus - menerus pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.( AA Gde Muninjaya 1999 hal 23)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

Dari hasil ana1isa bivariat dikatakan tidak ada hubungan antara supervisi dengan pelaksanaan pendokumentasian ini sesuai dengan teori motivasi dua faktor yang dikembangkan oleh Herzberg pada tahun 1950-an bahwa supervisi merupakan faktor ekstrinsik dari pekerjaan yang dapat menyebabkan ketidakpuasan, terbukti hasil pelaksanaan pendokumentasian hanya 69, 65% yang lengkap, yang didukung oleh hasil penelitian nilai koefisien korelasi rho: -0,067 dan hasil pengujian 0,710. Namun dalam penelitian ini peneliti tidak mengeksplorasi lebih mendalam mengenai dampak supervisi tersebut. Pengaruh Kebijakan Institusi Dengan Kelengkapan Dokumentasi Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa sebagian responden mengadakan sudah ada kebijakan tentang pelaksanaan pendokumentasian, tetapi hanya sebagian kecil perawat yang melakukan pendokumentasian karena ada kebijakan institusi. Dalam pendokusnentasian keperawatan juga diperlukan kebijakan seperti : pelaksanaan atau tindakan keperawatan ditulis oleh perawat yang melakukan tindakan pada pasien tersebut, penulisan pada fonnat asuhan keperawatan wajib mencantumkan tanggal, nama, waktu, dan semua dokumen asuhan keperawatan diberi identitas pasien dan sebagainya Tetapi dari analisa bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara kebijakan institusi dengan kelengkapan dokumentasi terbukti hanya 69,65% pendokumentasian yang dilaksanakan dengan lengkap, didukung oleh hasil perhitungan nilai koefisien korelasi rho: 0,053 dan nilai signifikan hasil pengujian 0,771 menurut asumsi peneliti ini bisa terjadi karena kurangnya sosialisasi tentang kebijakan pendokumentasian. Pengaruh Tenaga Keperawatan Dengan Kelengkapan Dokumentasi

Sebagian besar responden mengatakan jumlah tenaga keperawatan mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian, hanya sebagian kecil responden yang mengatakan jumlah perawat masih kurang sebingga tidak melakukan pendokumentasian. Untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional diperlukan tenaga perawat yang profesional dan jumlah tenaga yang cukup dengan kualifikasi yang sesuai untuk melaksanakan tugas dan sesuai dengan beban kerjanya. Dalam merencanakan tenaga keperawatan / meneniukan jumlah staf keperawatan perlu diketahui beban kerja perawat. Menurut Kirly & Wiczai, 1985 beban kerja perawat menyangkut dua hal : jumlah total setiap pasien yang dirawat dalam satu hari dan jumlah jam pelayanan keperawatan yang diperlukan setiap pasien perhari. Tetapi dari hasil analisa bivariat dikatakan tidak ada hubungan antara tenaga perawat dengan pelaksanaan dokumentasi terbukti dari hasil pelaksanaan pendokumentasian hanya 69,65% yang lengkap dan nilai koefisien korelasi rho 0,337, nilai signifikan hasil pengujian 0,055. Menurut asumsi peneliti hal ini terjadi karena banyaknya tenaga perawat baru, sebingga kurang profesional dan banyak menyita waktu dengan tindakan ke pasien dan sering melupakan pendokumentasian. Pengaruh Pengetahuan Dengan Kelengkapan Dokumentasi Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa semua perawat melakukan pendokumentasian karena mengetahui manfaat, tujuan, dan metode pendokumentasian, dan sebagian kecil responden mengatakan bahwa telah ada pelatihan dan pendidikan tambahan untuk meningkatkan kemampuan dalam pendokumentasian tetapi hasil pelaksanaan pendokumentasian yang dilaksanakan dengan lengkap hanya 69,65%. Dari analisa bivariat dikatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

dengan kelengkapan dokumentasi, terbukti dari hasil perhitungan nilai koefisien korelasi rho pada analisa statistik lanjut menunjukkan: -0.150 dan nilai signifkan hasil pengujian 0,405, hal ini bisa terjadi karena kurangnya penghargaan dari institusi terhadap perawat yang berpengetahuan tinggi dan bekerja dengan baik.

Pengaruh Sikap Perawat Dengan Kelengkapan Dokumentasi Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa pendokumentasian keperawatan dipengaruhi oleh tanggung jawab perawat. Yang didukung dari hasil bivariat dikatakan ada hubungan antara sikap perawat dengan kelengkapan dokumentasi terbukti dari hasil perhitungan nilai koefisien korelasi rho: 0,509 dan nilai signifikan hasil pengujian 0,002. Hal ini sesuai dengan teori Frederick Herzberg pada tahun 1950-an pada dasarnya manusia bekerja karena ada faktor pemuas. Faktor pemuas tersebut timbul didalam diri pelaksana sebagai hasil dari pekerjaannya dan kemudian menciptakan perasaan berprestasi, dihargai, memperoleh kemajuan, telah mengerjakan yang cukup penting serta rasa tanggung jawab. Seseorang yang suka bekerja akan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Orang tersebut mempunyai kemampuan dan kreativitas yang tinggi. Salah satu tugas perawat adalah mendokumentasikan apa yang telah dan pada pasien, untuk itu perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan dokumentasi keperawatan secara akurat dan tepat. Nursalam berasumsi bahwa perawat yang baik akan memperlihatkan praktek

DAFTAR PUSTAKA

klinik yang baik, termasuk dokumentasi yang dilaksanakan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Hasil evaluasi pelaksanaan pendokumentasian keperawatan di ruang Medikal Bedah Lantai V dan VII Rumah Sakit Pluit adalah sebagai berikut: hasil pelaksanaan pendokumentasian pengkajian adalah 70,92%, pendoknmentasian diagnosa adalah 66,65%, pendokumentasian perencanaan adalah 71,73%, pendokumentasian tindakan adalah 84,9%, pendokumentasian evaluasi adalah 31,3%, pendokumentasian catatan perawatan adalah 92,4%. 2. Jumlah tenaga perawat sudah sebanding dengan kebutuhan pasien 3. Dari hasil analisa bivariat terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat dalam pelaksanaan dokumentasi yang meliputi supervisi kepala ruang, kebijakan institusi tenaga keperawatan, sarana, pengetahuan, sikap perawat. Yang berhubungan dengan kelengkapan dokumentasi adalah faktor sikap perawat dan instrumen sarana. Sedangkan faktor pengetahuan, supervisi tenaga, dan kebijakan tidak berhubungan dengan pelaksanaan dokumentasi. 2.Saran 2.1. Untuk Institusi a. Hendaknya institusi memberikan penghargaan kepada perawat yang telah bekerja dengan baik. b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi dampak dari supervisi, pengetahuan, kebijakan, tenaga keperawatan, terhadap pelaksanaan pendokumentasian keperawatan di Rumah Sakit Pluit. Armstrong Michael, 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT Elek Media Komputindo.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1

Astuti Sri, MP, 2002, Diktat Ilmu Etika dan Hukum, Jakarta Doenges Marilynn, Moorhouse Frances Mari, Burley T Joseph, 1998, Penerapan Proses Keperawatan dan diagnose Keperawatan, Jakarta, EGC Doenges Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta, EGC Ernawaty Rahayu, Cicielia, 2011, Hubungan antara faktor-faktor Yang mempengaruhi motivasi dengan kelengkapan proses dokumentasi di Instalasi Rawat Inap II Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta, Skripsi tidak diterbitkan, Sint Carolus Jakarta. Farida B, 2011, Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Proses Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Tahun 2001, Thesis Master tidak diterbitkan, Universitas Indonesia, Jakarta G.D, Robert, Stell dan Torrie H, James, 1991, Prinsip dan Prosedur Statistik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Gillies, Dee Ann, 1994, Nursing Management: A System Approach. WB Saunders Company, Philadelphia. Gitosudarmo Indriyo, Mulyono Agus, Prinsip dasar Manajemen, Edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE Hidayat, A. Aziz Alimul, 2001, Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan, Jakarta, EGC

Nining suryaningsih, 2003, Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan di Ruang Medikal Bedah Rawat Inap RS PMI Bogor, Skripsi tidak diterbitkan, Sint Carolus Jakarta. Marquis, Bessie L & Huston, Carol, 1998, Management Decision Making for Nurse. Third Edition, Lippincott, Philadelphia. Nursalam, MNurs, 2002, Manajemen Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika Nuryandari, 1998, Penentuan Kebutuhan Tenaga, Perekrutan, Seleksi dan rientasi, Jogyakarta Pratiknya, Ahmad Watik, 2003, Dasardasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan kesehatan, PT Raja Grafindo Persada. Rumondang Panjaitan, 2003, Motivasi dalam Manajemen keperawatan pada tingkat ruang rawat, Jakarta Sumartono, R, Wasis, 1998, Metodologi penelitian Kesehatan, Jakarta, Depkes RI Tim Departemen Kesehatan RI, 2001, Kebijakan Umum Pelayananan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan, Jakarta, Departemen Kesehatan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka Winardi J, SE, 2001, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat … (Marni)

1