FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI

Download Pati yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Warga petani ... menambah pengadaan sarana produksi dan tekno...

0 downloads 710 Views 5MB Size
1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI DESA PULOREJO KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Bayu Murdiantoro NIM. 7450406554

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

2

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada: Hari

:

Tanggal

:

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Etty Soesilowati, M.Si NIP. 196304181989012001

Amin Pujiati, SE, M.Si NIP.196908212006042001

Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si NIP. 1968120919970200

ii

3

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada : Hari

:

Tanggal

:

Penguji Skripsi

Prasetyo Ari Bowo, SE, M.Si NIP.197902082006041002

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Etty Soesilowati, M.Si

Amin Pujiati, SE, M.Si

NIP. 196304181989012001

NIP. 196908212006042001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001

iii

4

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang,

Agustus 2011

Bayu Murdiantoro NIM. 7450406554

iv

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO 1.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)

2.

Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan, tapi mencapai apa yang belum kau lakukan. (Kahlil Gibran)

3.

Jangan suka “nggampangke” apalagi “nyepeleke” apapun itu. (Bapak-Ibuku)

PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang

menyayangi,

mendukung,

dan

memotivasiku: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang tidak pernah putus memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa 2. Teman-teman seperjuangan EP 2006 3. Almamaterku

v

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan selesai tepat pada waktunya, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi dengan segala kebijaksanaanya. 2.

Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang dengan kebijakannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

3.

Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Etty Soesilowati, M.Si Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Amin Pujiati SE, M.Si Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

vi

7

6. Prasetyo Ari Bowo, SE, M.Si, selaku penguji utama yang telah mengoreksi serta memberi arahan sehingga skripsi ini hingga mendekati kebenaran. 7. Kepala Desa dan Perangkat Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Warga petani Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang bersedia diwawancara dalam penelitian skripsi ini. 9. Sahabat dan teman-temanku, terima kasih untuk bantuan dan motivasinya. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin. Semarang,

Penulis

vii

Agustus 2011

8

SARI Murdiantoro, Bayu. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati”. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Etty Soesilowati, M.Si, Pembimbing II Amin Pujiati, SE, M,Si. Kata Kunci : Produksi, Luas Lahan, Modal dan Tenaga Kerja Faktor-faktor produksi merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses produksi. Dalam pertanian, faktor-faktor produksi terdiri dari tanah, modal, tenaga kerja dan manajemen pengelolaan. Tetapi yang lazim dikenal orang adalah faktor produksi tanah, modal dan tenaga kerja. Masing-masing faktor produksi tersebut mempunyai fungsi serta manfaat yang berbeda dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Jika salah satu dari faktor produksi tidak terpenuhi maka proses produksi dalam pertanian terhambat dan tidak bisa berjalan, terutama ketiga faktor produksi yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Desa Pulorejo merupakan salah satu desa di Kabupaten Pati dimanaya penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani padi. Akan tetapi produksi padi petani sejak 5 tahun terakhir terus berfluktuasi namun cenderung turun. Permaslahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Adakah pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati? (2) Seberapa besar luas lahan, modal dan tenaga kerja mempengaruhi produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati? Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang berjumlah 323 petani. Sampel penelitian diambil secara Proporsional Area Random Sampling dan diperoleh 76 petani sebagai responden. Variabel dalam penelitian ini adalah: (1) luas lahan, (2) modal, (3) tenaga kerja, dan (4) produksi padi. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi dan angket. Metode analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan model regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Berdasarkan analisis deskriptif usaha tani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati pada tahun 2010 diperoleh hasil yaitu : variabel luas lahan yang paling banyak dimiliki oleh 38 petani (50%) adalah antara 0,1333 – 0,2665 hektare. Untuk variabel modal yang paling banyak digunakan oleh 57 petani (75%) adalah modal antara Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000. Variabel tenaga kerja terbanyak digunakan oleh 59 petani (77,63%) yaitu antara 14 – 19 orang. Sedangkan variabel produksi yang terbesar diperoleh 31 patani (40,79%) yaitu produksi antara 7 – 10 kwintal. (2) Dari hasil analisis linier berganda diperoleh bahwa nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas pada pertanian padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi padi. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama luas lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ditujikan dengan hasil uji F sebesar 166,983 dengan signifikansi

viii

9

0,000. Secara bersama-sama produksi padi di pengaruhi oleh luas lahan, modal dan tenaga kerja sebesar 87,4 %. Saran yang diberikan yaitu (1) Untuk meningkatkan hasil produksi, maka petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati harus menambah luas lahan pertaniannya menjadi 0,2666 – 0,3998 hektare. Untuk modal, petani harus menambah modalnya menjadi antara Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000. Sedangkan untuk tenaga kerja, petani hanya perlu menambahnya 1-2 orang saja sehingga menjadi antara 14 – 19 orang dan lebih menambah serta memanfaatkan teknologi pertanian. (2) Agar hasil produksi meningkat, petani harus menambah penggunaan lahan yang dimiliki dengan memperhatikan aspek produktivitas lahan tersebut (jenis tanah, penggunaan tanah, keadaan pengairan dan sarana prasarana). Modal juga harus ditambah yang salah satunya bisa diperoleh dari kredit untuk menambah pengadaan sarana produksi dan teknologi pertanian. Selanjutnya petani juga harus menambah penggunaan serta pemanfaatan tenaga kerja mekanik atau mesin untuk meminimalkan penggunaan tenaga kerja manusia agar lebih efektif dan efisien.

ix

10

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN................................................................................... iii PERNYATAAN .......................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi SARI ......................................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Permasalahan ......................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 9 2.1 Usaha Tani ............................................................................................... 9 2.2 Faktor Produksi Usahatani ...................................................................... 11 2.3 Pendapatan Usahatani ............................................................................. 20 2.4 Ekonomi Pembangunan .......................................................................... 21 2.5 Hubungan Pertanian dan Pembangunan .................................................. 22 2.6 Penelitian yang Relevan.......................................................................... 24 2.7 Kerangka Berfikir ................................................................................... 25 2.8 Hipotesis ................................................................................................ 26 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 28 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 28 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................... 28 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 30 3.4 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 31 3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 32 3.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian ........................................................ 34 3.7 Metode Analisis Data ............................................................................. 34 3.8 Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 36 3.9 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 41 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 41 x

11

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 59 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 67 5.1 Simpulan ................................................................................................ 67 5.2 Saran ...................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 69

xi

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ..................... 26 Gambar 4.1 Luas Wilayah Desa Pulorejo Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2010 ....................................................................................................... 42 Gambar 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pulorejo Tahun 2010 ......................... 43 Gambar 4.3 Kepemilikan Luas Lahan Petani Desa Pulorejo Tahun 2010 ................... 45 Gambar 4.4 Penggunaan Modal Petani Desa Pulorejo Tahun 2010 ............................ 46 Gambar 4.5 Penggunaan Tenaga Kerja Petani Desa Pulorejo Tahun 2010.................. 47 Gambar 4.6 Produksi Petani Padi Desa Pulorejo Tahun 2010 ..................................... 48 Gambar 4.7 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data ................................................... 54 Gambar 4.8 Scatter Plot pada Uji Heteroskedastisitas ................................................ 57

xii

13

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel Rata-Rata Produksi Padi perPetani/kotak Desa Pulorejo Tahun 2006-2009 .................................................................................................. 4 Tabel 1.2 Tabel Rekapitulasi Luas Lahan, Biaya, Hasil Panen dan Harga Jual Petani (panen berhasil) tahun 2009 ............................................................. 5 Tabel 3.1 Jumlah Petani di Desa Pulorejo Tahun 2010 ............................................. 28 Tabel 3.2 Tabel Sebaran Sampel Petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ............................................................................ 30 Tabel 4.1 Persentase Luas Lahan Ragam Penggunaan Lahan .................................... 41 Tabel 4.2 Variabel Luas Lahan Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ...................................... 44 Tabel 4.3 Variabel Modal Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ......................................................... 45 Tabel 4.4 Variabel Tenaga Kerja Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ...................................... 47 Tabel 4.5 Kriteria Deskriptif Variabel Produksi Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ........................ 48 Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................... 50 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial ............................................ 51 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-Sama (Uji F) ................... 52 Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 53 Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas............................................................... 55 Tabel 4.11 Tabel Kriteria Ada Tidaknya Autokorelasi ................................................ 58 Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Autokorelasi..................................................................... 58

xiii

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Daftar Responden .......................................................................... 71 Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen .................................................................. 83 Lampiran 3 Instrumen Penelitian................................................................................ 85 Lampiran 4 Hasil Tabulasi Penelitian ......................................................................... 82 Lampiran 5 Hasil Uji Reliabelitas dan Validitas Instrumen Penelitian ........................ 86 Lampiran 6 Tabel Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja dan Produksi Padi Petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ................................. 98 Lampiran 7 Hasil Regresi dengan SPSS for Windows 16.0 ..................................... 101 Lampiran 8 Gambar Wawancara dengan Petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ........................................................................ 107

xiv

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk Indonesia, maka usaha pertanian yang maju perlu digalakkan diseluruh kawasan pertanian Indonesia. Dalam upaya membangun pertanian Indonesia agar kualitas dan kuantitas produk pertanian dapat ditingkatkan maka diperlukan peran pemerintah dalam hal kebijakan pertanian guna pencapaian pemerataan swasembada pangan. Pembangunan sektor pertanian merupakan sektor yang diutamakan terkait dengan kesejahteraan petani. Sektor pertanian dalam proses produksinya memerlukan berbagai jenis masukan (input), seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja, modal, lahan, irigasi dan lain sebagainya. Masukan tersebut menghasilkan keluaran seperti padi, jagung, susu, daging, kelapa, minyak, dan lain sebagainya yang merupakan masukan bagi sektor lain seperti sektor industri. Proses produksi bisa berjalan bila persyaratan faktor produksi yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manejemen (pengelolaan). Dalam beberapa literatur, sebagian para ahli mencantumkan hanya tiga faktor produksi, yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Masing –masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak

1

2

tersedia maka proses produksi atau usaha tani tidak akan berjalan, terutama ketiga faktor seperti tanah, modal dan tenaga kerja (Daniel, 2004:50). Faktor produksi tanah terdiri dari beberapa faktor alam lainnya seperti air, udara, temperatur, sinar matahari, dan lainnya. Keberadaan faktor produksi tanah, tidak hanya dilihat dari segi luas sempitnya saja, tetapi juga dari segi yang lain, seperti jenis tanah, macam penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan, dan sebagainya), topografi (tanah dataran tinggi, rendah, dan dataran pantai), pemilikan tanah, nilai tanah,. Selain faktor produksi tanah, subsektor pertanian juga dipengaruhi oleh faktor produksi modal. Makin tinggi modal per unit usaha digunakan maka usaha tersebut dinamakan makin padat modal atau makin intensif. Apakah makin intensif suatu usaha maka makin tinggi atau tidak keuntungannya itu masih dipengaruhi oleh faktor harga output dan harga input. Sama seperti tanah dan modal, tenaga kerja juga mempunyai peran yang penting dalam produksi pertanian. Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Menurut sebagian pakar ekonomi pertanian, tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja, yaitu yang berumur 10-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Sebagai salah satu kabupaten di Indonesia, Kabupaten Pati masih mempunyai wilayah pengembangan pertanian sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan

3

masyarakat. Pemanfaatan potensi ini dapat dilaksanakan dengan optimal melalui keterlibatan masyarakat terutama para petani. Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan produksi pertanian didukung dengan Panca Usaha Tani : 1. Penggunaan Bibit Unggul 2. Pemupukan 3. Pemberantasan Hama dan Penyakit 4. Pengairan 5. Perbaikan Sarana dan Prasarana Bercocok Tanam Dalam Undang-undang No. 24/1992 tentang penataan ruang menyebutkan bahwa kawasan desa adalah kawasan fungsional dengan ini kegiatan utama desa adalah sektor pertanian. Oleh sebab itu, strategi pembangunan harus mampu menjawab tantangan pembangunan perdesaan. Pengembangan usaha pertanian di Kabupaten Pati dilaksanakan disetiap desa. Salah satunya adalah pemanfaatan lahan pertanian di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang dikembangkan demi kesejahteraan petani dan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat agar tetap terus berjalan sesuai dengan tujuan pembangunan. Salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang merupakan komoditas potensial adalah komoditas tanaman padi. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman yang memegang peranan penting bagi perekonomian negara yaitu sebagai bahan untuk mencukupi kebutuhan pokok masyarakat maupun sebagai matapencaharian serta sebagai sumber pendapatan petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

4

Komoditas tanaman padi ini pula yang kini menjadi tumpuan hidup masyarakat petani yang ada di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Luas areal pertanian di Desa Pulorejo yaitu sebesar 78,8 hektare, sedangkan luas pemukimannya adalah 60,5 hektare. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Desa Pulorejo merupakan areal pertanian. Namun luas areal ini tidak sebanding dengan jumlah panen padi yang dihasilkan. Dahulu saat panen berhasil rata-rata padi yang dihasilkan yaitu sebesar 6-7 ton basah/ha (>0,8 ton/kotak), tetapi saat ini hasil itu sangat sulit dicapai. Berdasarkan data dari wawancara langsung pada petani, dapat disimpulkan bahwa hasil panen padi terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun cenderung menunjukkan penurunan. Tabel 1.1 Tabel Rata-Rata Produksi Padi perPetani/kotak Desa Pulorejo Tahun 2006-2009 2006 (kw) 2007 (kw) 2008 (kw) 2009 (kw) 4 – 5 (50%) gagal panen 6 (75%) 4 – 5 (50%) Sumber : hasil wawancara, 2010 Untuk petani di Desa Pulorejo ada sebuah satuan ukuran tersendiri dalam perhitungan luas atau ukuran tanah yang dimiliki oleh petani. Perhitungan luas tanah tidak menggunakan satuan yang lazim digunakan yaitu hektare (ha) tetapi menggunakan istilah yang disebut bau dan kotak. Perhitungannya yaitu: 1 bau = 5 kotak 1 ha = 1,5 bau = 7,5 kotak ¼ bau = 2 kotak 1 kotak = 1.333,33 m2 atau 0,1333 ha

5

Tabel 1.2 Tabel Rekapitulasi Luas Lahan, Biaya, Hasil Panen dan Harga Jual Petani (panen berhasil) Nama Luas (ha) Biaya (Rp) Hasil (ton Harga Jual /ton basah) (Rp) Rebin 0,1999 2.000.000 max 1 2.200.000 – 2.500.000 Moko 0,1999 1,5 2.200.000 – 2.500.000 Purwadi 0,5332 3.000.000 2,5 2.200.000 – 4.000.000 2.500.000 Wasito 0,1333 1.000.000 max 1 2.200.000 – 2.000.000 2.500.000 Sukarmin 0,2666 2.000.000 1,5 2.200.000 – 3.000.000 2.500.000 Panggah 0,2666 2.500.000 1,5 2.200.000 – 2.500.000 Sadiyo 0,3999 3.000.000 2 2.200.000 – 2.500.000 Pasiman 0,1333 1 2.200.000 – 2.500.000 Sardi 0,1999 2.000.000 max 1 2.200.000 – 2.500.000 Sumber : hasil wawancara, 2010 Data dari tabel 2.1 menunjukkan akumulasi hasil panen saat panen berhasil. Dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar 1-1,5 juta setiap 0,1333 ha dan harga jual sebesar Rp 2.200.000/ton jika panen bagus, berarti besarnya biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Pendapatan tersebut masih terbilang kotor karena biaya tenaga kerja petani yang bersangkutan belum dihitung. Ini artinya pendapatan yang diperoleh petani sangat rendah dan hal tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Belum lagi permasalahan permainan harga oleh para bandar atau pedagang besar. Faktor produksi modal yang digunakan petani padi saat ini bisa dikatakan kurang memiliki manajemen yang baik. Meskipun petani di desa Pulorejo mengibaratkan semua uangnya habis lari ke sawah hanya untuk biaya tenaga

6

kerja, bibit, pupuk dan pestisida tetapi macam serta tingkat teknologi yang digunakan masih rendah yang tentunya berpengaruh terhadap produksi padi. Selain itu, saat ini gotong royong dalam pertanian di Desa Pulorejo sudah hampir luntur tapi setidaknya disana masih ada beberapa petani yang mengenal “sistem gantian” dalam proses pertanian, meskipun tidak semua dilaksanakan dengan gotong royong. Hal tersebut terlihat terutama saat penanaman bibit dan saat pemanenan dimana semua tenaga kerja yang digunakan paling banyak dan sudah dibayar dengan upah sesuai jam kerjanya. Sedangkan faktor produksi luas lahan, para petani di desa Pulorejo umumnya rata-rata memiliki luaas sebesar 1-2 kotak (0,1333 – 0,2666 ha). Peningkatan produksi pertanian diharapkan mampu meningkatkan pendapatan bagi petani, namun produksi masing-masing petani berbeda-beda karena ada beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah luas lahan, modal dan tenaga kerja yang digunakan. Adanaya perbedaan pendapatan akan mempengaruhi kesejahteraan masing-masing keluarga petani. Kenyataan yang terjadi selama 4 tahun musim tanam terakhir (tabel 1.1) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah terjadi penurunan hasil produksi padi. Penurunan hasil produksi pertanian bisa dikarenakan tingkat penggunaan faktor-faktor produksi (input) yang belum optimal oleh para petani. Ketidak optimalan penggunaan luas lahan, modal dan tenaga kerja juga dapat mempengaruhi hasil produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Berdasarkan fakta diatas, maka penelitian ini mengambil judul

7

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati”. 1.2

Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati? 2. Seberapa besar luas lahan, modal dan tenaga kerja mempengaruhi produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati? 1.3

Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

1.4

Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk memperkuat penelitian sebelumnya, serta menambah informasi dan sumbangan serta bahan kajian bagi penelitian selanjutnya khususnya

8

mengenai besarnya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ekonomi pembangunan.

9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1

Usahatani Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola

input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007:158). Adapun pengertian usahatani lainnya dapat dilihat dari masing-masing pendapat sebagai berikut: Ilmu usahatani bisa diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efidien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output). Ditinjau dari segi pembangunan, hal terpenting mengenai usaha tani adalah kondisi yang hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam susunannya, untuk memanfaatkan periode usaha tani yang senantiasa berkembang secara lebih efisien. Usahatani pada dasarnya adalah alokasi sarana produksi yang efisien untuk mendapatkan produksi pendapatan usahatani yang tinggi. Jadi usahatani dikatakan berhasil kalau diperoleh produksi yang tinggi dan sekaligus juga pendapatan yang tinggi. Pengelolaan usahatani merupakan pemilihan usaha antara berbagai 9

10

alternatif penggunaan sumber daya yang terbatas yang meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Dalam usahatani juga terjadi kegiatan mengorganisasi (mengelola) aset dan cara dalam pertanian atau suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian. Usahatani yang ada di negara berkembang khususnya Indonesia terdapat dua corak dalam pengelolaannya yaitu usahatani yang bersifat subsisten adalah dengan merubah melalui usahatani komersial. Usahatani komersial dicirikan adanya suatu usahatani untuk mencari laba atau profit yang sebesar-besarnya. Tingkat kesenjangan petani sangat ditentukan pada hasil panen yang diperoleh. Banyaknya hasil panen tercermin pada besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga terpenuhi, dengan demikian tingkat kebutuhan konsumsi keluarga terpenuhi sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Berdasarkan teori ekonomi makro, usahatani pada prinsipnya dapat digolongkan sama dengan bentuk perusahaan, dimana untuk memproduksi secara umum diperukan modal, tenaga kerja, teknologi, dan kekayaan (Mosher, 1997). Usahatani padi yang dilakukan petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong

Kabupaten

Pati

merupakan

usaha

atau

pengelolaan

yang

mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang dikuasainya yang meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Tujuannya adalah memiliki pekerjaan dan mendapat pendapatan untuk membiayai kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga sehari-harinya.

11

2.2

Faktor Produksi Usahatani Dalam usahatani, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup

panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan ini yang dibutuhkan dapat dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dalam usahatani yaitu sebagai berikut: a. Faktor Produksi Tanah/ Lahan Tanah merupakan faktor produksi yang memiliki kedudukan penting dalam suatu usahatani. Tanah merupakan syarat mutlak bagi petani untuk dapat memproduksi padi. Dengan memiliki lahan yang cukup berarti petani sudah mempunyai modal utama yang sangat berharga sebagai seorang petani karena pada lahan inilah petani akan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan padi. Whittow (1994) berpendapat, sebagaimana dikutip oleh Widiyanto dan Suprapto dalam Maryam (2002:12), lahan merupakan sebidang permukaan bumi yang meliputi parameter-parameter geologi, endapan permukaan, topografi, hidrologi, tanah, flora dan fauna yang secara bersama-sama dengan hasil kegiatan manusia baik di masa lampau maupun masa sekarang yang akan mempengaruhi terhadap penggunaan saat ini maupun yang akan datang. Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menahan/menyalurkan air.

12

Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. (Abd. Rahim, 2007:36).Dalam usahatani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dbanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi, karena pada luasan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar), dan menjadikan usaha tidak efisien. Faktor produksi tanah tidak hanya dilihat dari segi luas atau sempitnya saja, tetapi juga dilihat dari segi lain seperti produktivitas tanah yang bergantung pada (jenis tanah, macam penggunaan lahan sepert sawah/tegalan, keadaan pengairan, sarana prasarana), topografi (tanah dataran tinggi, dataran rendah atau daerah pantai), pemilikan tanah, nilai tanah serta fragmantasi tanah. Jenis tanah mengarahkan petani kepada pilihan komoditas yang sesuai, pilihan teknologi, serta pilihan metode pengolahan tanah. Selain itu juga mempengaruhi petani dalam pemilihan tanaman, pilihan waktu bertanam dan cara bercocok tanam. Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetakpetak dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Sebaliknya, lahan bukan sawah merupakan semua lahan

13

selain sawah yang meliputi: (1) lahan pekarangan (2) kebun (3) huma (4) perkebunan. Status tanah adalah pernyataan hubungan antara tanah usahatani dengan kepemilikan atau pengusahaannya. Adapun status tanah dapat dibedakan menjadi :tanah milik atau tanah hak milik, tanah sewa, tanah sakap, tanah gadai dan tanah pinjaman. Berdasarkan sumber kepemilikan dan pengusahaannya maka tanah yang dimiliki atau dikelola petani dapat digolongkan atas beberapa jenis proses penguasaan dan status tanah, yaitu : dibeli, disewa, disakap, pemberian oleh negara, warisan, wakaf, dan membuka lahan. Tanah sebagai faktor produksi mempunyai nilai yang tergantung pada tingkat kesuburannya atau kelas tanahnya, fasilitas irigasi, posisi lokasi terhadap jalan dan sarana perhubungan, adanya rencana pengembangan, dan lain-lain. Atas dasar pengertian lahan dan fungsi lahan diatas, dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan faktor yang penting dalam sektor pertanian ini. Lahan mempunyai nilai ekonomis yang bisa sangat tinggi, dengan begitu akan menguntungkan pemiliknya. Dalam konteks pertanian, penilaian tanah subur mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada tanah tidak subur. b. Faktor Produksi Modal Modal

atau

kapital

mengandung

banyak

arti,

tergantung

pada

penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang, yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil, dan lain sebagainya yang dimiliki. Modal tersebut dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, tergantung pada usahanya dan penggunaan

14

modalnya. Dalam ilmu ekonomi juga banyak definisi tentang modal. Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial. Modal adalah faktor terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan produksi dan biaya tenaga kerja. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal bisa menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan pada proses pertanian sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima (Moehar Daniel, 2004:21). Dalam usahatani modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Modal tetap, meliputi: tanah dan bangunan. Modal tetap dapat diartikan sebagai modal yang tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini memerlukan pemeliharaan agar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Jenis modal ini mengalami penyusutan. b. Modal bergerak, meliputi: alat-alat pertanian, uang tunai, piutang di bank, bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit, obat-obatan), tanaman, dan ternak. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibedakan menjadi:milik sendiri, pinjaman atau kredit, hadiah, waisan, dari usaha lain dan kontrak. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam memulai atau mengembangkan suatu kegiatan usaha, terutama bagi golongan ekonomi lemah

15

termasuk para petani. Mereka sering mengalami persoalan dalam hal permodalan. Para petani pada umumnya memiliki modal sendiri yang relatif kecil, sehingga upaya mengatasi kekurangan modal petani umumnya memanfaatkan modal pinjaman (kredit). Baik kredit itu berasal dari pemerintah, bank, lembaga pegadaian, koperasi, tetangga, dan saudara. Sebenarnya kredit mempunyai arti sebagai suatu transaksi antara dua pihak, pihak pertama disebut sebagai kreditor (yang menyediakan sumber-sumber ekonomi berupa uang, barang atau jasa) dan pihak kedua disebut debitor (pengutang), dengan perjanjian bahwa pihak pengutang akan membayar kembali utang tersebut pada waktu yang kadang-kadang ditambahkan dengan persyaratan tertentu seperti denda keterlambatan, bunga dan lain sebagainya. Dalam usaha pertanian dikenal beberapa macam kredit yang pernah diluncurkan pemerintah dengan tujuan membantu pengadaan modal petani supaya upaya peningkatan produksi dapat dicapai. Disamping itu, diantara petani dengan petani, petani dengan pedagang, dan petani dengan rentenir juga terjadi kredit yang sifatnya tidak resmi, seperti kredit yang dikucurkan pemerintah. Kredit yang pernah dikucurkan pemerintah bermula dari kredit Bimnas (Bimbingan Massal), yang mulai disalurkan tahun 1971 sampai dengan musim tanam 1975/1976. Kredit ini ditujukan untuk membantu petani mencukupi modalnya dalam usaha tani padi sawah. Pada awalnya, realisasi pengucuran kredit ini selalu meningkat, tetapi dalam pengembaliannya sering terjadi keterlambatan dan kemacetan atau terjadi tunggakan. Sehingga semakin lama jumlah kredit dan petani peserta Bimnas menurun.

16

Selanjutnya karena peningkatan produksi tidak juga bisa dipercepat dan dipacu peningkatannya, maka tahun 1984/1985, kredit kembali dikucurkan yang diberi nama KUT (Kredit Usaha Tani). Kredit ini disalurkan melalui KUD terpilih dan Kupedes (Kredit Umum Pedesaan) melalui BRI. KUD dibentuk pemerintah dan pengurusnya dipilih oleh para anggota dengan campur tangan (dibantu pengelolaanya) petugas lapangan, namun akhirnya juga mengalami kemacetan seperti kredit Bimnas. Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi lainnya menghasilkan barang-barang baru yaitu hasil pertanian (Mubyarto, 1989: 106). Dengan adanya modal ini diharapkan petani akan dapat mengoptimalkan proses produksi sehingga akan memperoleh hasil yang meningkat. c. Faktor Produksi Tenaga Kerja Tenaga kerja (man power) yaitu penduduk dalam usia kerja, yaitu yang berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa, dan disebut angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja, tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari kerja. Tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya

17

tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi, 1993:26). Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang meskipun tenaganya dicurahkan dihampir seluruh proses pertanian. Bila dari keluarga sendiri belum mencukupi barulah petani menggunakan tenaga kerja dari luar dan biasanya sudah dibayar dengan sistem upah sesuai dengan jam kerjanya. Jenis tenaga kerja dalam kegiatan usahatani meliputi : 1) Tenaga kerja manusia, dapat berupa tenaga kerja laki-laki, perempuan maupun anak-anak. Tenaga kerja ini dapat pula berasal dari dalam keluarga atau berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja dari luar keluarga dapat diperoleh melalui cara mengupah, sambatan atau arisan tenaga kerja. 2) Tenaga kerja ternak 3) Tenaga kerja mekanik/mesin. Tenaga kerja dalam pertanian adalah pencurahan tenaga kerja dalam proses pertanian yang ditujukan untuk menghasilkan produksi pertanian. Pencurahan tenaga kerja usahatani dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan maka pada tiap tahapan kegiatan usahatani diperlukan masukan tenaga kerja yang sepadan. Dengan adanaya masukan tenaga kerja yang sepadan diharapkan proses produksi akan berjalan lebih optimal sehingga produksi pertanian meningkat.

18

d. Hasil Produksi Hasil yaitu keluaran (output) yang diperoleh dari pengelolaan input produksi (sarana produksi atau biasa disebut masukan) dari suatu usaha tani (Daniel, 2004). Hasil produksi merupakan jumlah keluaran (output) yang dapat diperoleh dari proses produksi. Produksi secara teknis adalah suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia dengan harapan akan mendapatkan hasil yang lebih dari segala perose yang telah dilakukan. Pada dasarnya hasil produksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan yang semakin bertambah perlu diimbangi dengan peningkatan atau perluasan produksi, baik jumlah maupun mutunya. Usaha untuk meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut ini : a. Ekstensifikasi yaitu menambah ataupun memperluas faktor-faktor produksi. b. Intensifikasi artinya memperbesar kemampuan berproduksi tiap-tiap faktor produksi, tanpa menambah jumlah faktor produksi. c. Diversifikasi adalah cara memperluas usaha dengan menambah jenis produksi. d. Spesialisasi Spesialisasi atau pengadaan pembagian kerja yaitu masing-masing orang, golongan dan daerah menghasilkan barang-barang yang sesuai dengan lapangan, bakat, keadaan daerah, iklim dan kesuburan tanah. Dengan

19

adanya pembagian kerja, hasil kerja dapat diperluas sebagai barang-barang yang dihasilkan juga meningkat dan kualitas hasil kerja akan lebih baik. e. Menambah Prasarana Produksi Membuat/menambah prasarana produksi seperti saluran atau bendungan untuk pengairan, jalan dan jembatan untuk memperlancar pengangkutan bahan-bahan baku dan perdagangan f. Memberi Proteksi Memberikan proteksi yaitu melindungi industri dalam negeri, misalnya dengan mengenakan pajak impor, pembatasan atau larangan terhadap masuknya barang-barang tertentu yang industri dalam negeri sudah dapat menghasilkan sendiri dalam jumlah yang mencukupi. Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh petani. Untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Dalam praktek, selain dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi diatas, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok (Soekartawi, 1991:48): a. Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain sebagainya. b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya.

20

Berdasarkan pengertian produksi-produksi yang telah disebutkan diatas, disini peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud hasil produksi dalam penelitian ini adalah hasil panen padi yang didapat selama jangka waktu tertentu (satu musim tanam) yang besarannya dinyatakan dalam satuan kuintal (kw). 2.3

Pendapatan Usahatani Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang

atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain (Samuelson Nordhaus, 2003:264). Pendapatan dalam usahatani merupakan penerimaan yang diperoleh petani setelah selesai proses produksi baik masih berwujud barang-barang hasil produksi maupun uang dari hasil penjualan hasil produksi tersebut. Menurut Soekartawi (2002:54) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual produk. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, contohnya pajak, sewa tanah, iuran pengairan, dan alat produksi. Biaya tidak tetap didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk produksi seperti tenaga kerja, bibit, pupuk, dan sebagainya. Pada setiap akhir panen petani selalu menghitung berapa hasil bruto yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilaikan dengan uang. Hasil itu tidak

21

semuanya untuk biaya usaha taninya tersebut seperti pupuk, pestisida, pengolahan tanah, perawatan, pemupukan dan pemetikan hasil atau pemanenan. Setelah biaya tersebut dikurangkan terhadap hasil yang didapatkan barulah bisa dihitung berapa keuntungan yang diperoleh petani tersebut. Menurut Adiwilaga (1975) menyatakan, antara nilai nyata pendapatan dapat dilihat dan diperhitungkan dari dua segi, yaitu : i.

ii.

2.4

Pendapatan tunai, merupakan selisih penerimaan tunai dengan biaya tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang betul-betul diterima petani atas penjualan dari sejumlah hasil produksinya. Sedangkan biaya tunai merupakan jumlah biaya yang betul-betul dikeluarkan oleh petani dalam mengelola usahataninya seperti biaya pupuk, obat, tenaga kerja, dan lainlain. Pendapatan total, merupakan selisih dari penerimaan dengan pendapatan biaya, baik biaya tunai atau pun yang diperhitungkan. Dari kedua segi penilaian pendapatan ini, dapat dilihat secara nyata jumlah pendapatan betul-betul yang diperoleh petani dan sejumlah pendapatannya yang seharusnya diterima petani. Ekonomi Pembangunan Ekonomi Pembangunan (Development Economics) dapat diartikan sebagai

“Suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu supaya negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya lebih cepat” (Sukirno,1985:4). Tujuan analisisnya adalah untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan atau pembangunan yang lambat di negara-negara yang sedang berkembang dan selanjutnya mengemukakan beberapa pendekatan dan cara-cara serta berbagai pilihan kebijaksanaan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi negara berkembang sehingga mempercepat jalannya pembangunan.

22

Secara garis besar, pembahasan ilmu ekonomi pembangunan dapat dimasukkan dalam dua golongan, pertama, pembahasan mengenai pembangunan ekonomi baik bersifat deskriptif maupun analitis bertujuan untuk memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian masyarakat di negara sedang berkembang dan implikasinya terhadap kemungkinan untuk membangun ekonomi kawasan/negara tersebut. Kedua, pembahasan selebihnya bersifat memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilakukan dalam usahausaha untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di negara tersebut. 2.5

Hubungan Pertanian dan Pembangunan Sebelum dekade 1950-an, para ahli ekonomi pembangunan menganjurkan

pentingnya alokasi sumberdaya secara efisien untuk menjaga adanya pertumbuhan output dalam jangka panjang. Dengan arah ini pemikir ekonomi pembangunan lebih mengutamakan tercapainya pertumbuhan pendapatan nasional dengan menerapkan skala ekonomi besar dan mendayagunakan faktor produksi yang berproduktivitas tinggi. Industrialisasi dinilai sebagai suatu strategi yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan faktor produksi. Arah perkembangan yang terakhir ini menjadi pilihan banyak negara sedang berkembang. Hal ini berdasarkan pengalaman dari negara-negara maju yang menunjukkan bahwa strategi industrialisasi merupakan langkah yang tepat dan selalu diikuti oleh negara yang membangun. Kendati demikian, strategi ini mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan. Proses pembangunan yang mengutamakan pada penggunaan faktor produksi dengan marginal produk tinggi akan menimbulkan dampak yang tidak

23

diharapkan, terutama terjadinya perbedaan jenjang yang mencolok antara pelaku ekonomi dengan kemampuan tinggi dengan pelaku ekonomi berproduktivitas rendah. Perbedaan dalam pemilikan asset ini, baik jumlah maupun mutu, akan mengakibatkan perbedaan manfaat yang diperoleh dari keikutsertaanya dalam proses pembangunan ini. Berkaitan dengan hal ini, maka para pemikir ekonomi mulai mengubah arah pandangannya dengan memberi bobot lebih besar terhadap peran sektor pertanian dalam pembangunan. Strategi pembangunan yang mengutamakan peningkatan produksi melalui industri dan umumnya di kota hanya berjalan baik jika pengembangan sektor industri mampu menjalin hubungan dengan sektor pertanian, memberikan kesempatan kerja bagi rakyat di pedesaan, serta memberikan penghasilan memadai sehingga mereka mempunyai sumbangan cukup berarti bagi proses pertumbuhan ekonomi. Rapid urban industry development has been perceived as clearly essential if rural labor, made redundant by the rapid gains in labour productivity in agriculture, is to escape from low productivity employment in the rural sector and make an important contribution to national econimic growth (Hayam & Ruttan, dalam Sadono Sukirno : 1985). Pada umumnya, pengembangan sektor produktif dapat dicapai berkat kematangan sektor pertanian yang mempunyai kaitan erat dengan sektor lain. Sektor pertanian berkembang dan mampu menciptakan surplus yang kemudian ditingkatkan menjadi investasi pada sektor yang mampu mengolah produk pertanian. Antara industri pengolah hasil pertanian dan sektor pertanian yang mempunyai surplus ini mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling menguntungkan.

24

Adanya kaitan luas antara sektor pertanian denagan sektor lain, khususnaya industri yang mengolah hasil pertanian dan meningkatkan nilai tambah pertanian, merupakan prakondisi proses pembangunan yang berkembang tumbuh. Dengan demikian ketergantungan antara sektor pertanian dengan industri adalah ketergantungan yang saling menguntungkan. Arah perkembangan ini mempunyai kelebihan, yaitu adanya kemampuan dan kekuatan yang muncul dari dalam sektor pertanian itu sendiri yang dapat menjamin adanya pertumbuhan sektor terkait secara berkelanjutan (Hayami & Ruttan, dalam Sadono Sukirno :1985). Disamping itu, keterkaitan dapat pula diciptakan dan dikembangkan melalui penumbuhan sektor industri yang mampu menarik dan menyerap produk sektor pertanian. Dalam hal ini sektor industri kuat didukung oleh sektor pertanian. Sektor industri, sebagai leading sektor, dibangun dengan harapan dapat menyerap dan mendayagunakan produk sektor pertanian. Beberapa ahli ekonomi dibeberapa negara berkembang mulai menyadari bahwa perhatian terhadap sektor pertanian perlu diberikan lebih banyak, karena strategi pembangunan yang diupayakan dengan mengejar pertumbuhan industri di kota yang cepat seringkali tidak dibarengi dengan pengembangan sektor pertanian dan pedesaan (Todaro, dalam Sadono Sukirno :1978). 2.6

Penelitian yang Relevan

1. Sukron Munzid. 2009. Skripsi : “Pengaruh Luas Lahan, Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan”. UNNES Berdasarkan analisis skripsi di atas dapat disimpulkan bahwa :

25

Di kecamatan Ngaringan terjadi penurunan produksi kedelai sebesar 10% pada tahun 2006 dan 4,75% tahun 2007. Disamping itu, masalah yang sering dihadapi oleh para petani kedelai disana adalah bahwa nilai produksi yang diperoleh tidak lebih besar dari semua jumlah biaya penggunaan faktor produksi. Ketiga faktor dalam penelitan ini yaitu modal, tenaga kerja, dan lahan. Berdasarkan penelitian ternyata dari ketiga variabel semuanya mempunyai pengaruh signifikan terhadap produksi kedelai petani. Sehingga pengoptimalan variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja sangat penting untuk mendukung produksi usaha petani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. 2.7

Kerangka Berfikir Usahatani

padi

merupakan

matapencaharian

dan

tulangpunggung

perekonomian keluarga petani hampir diseluruh desa di Indonesia. Proses produksi akan berjalan dengan lancar jika persyaratan – persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Usahatani padi merupakan suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja, modal, teknologi dan pengelolaan yang ditujukan pada peningkatan produksi. Dengan peningkatan produksi ini diharapkan akan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Masyarakat Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani. Dimana produksi usahatani padi yang dilakukan oleh petani disana semakin menurun dari tahun ketahun. Produksi padi

26

petani disana juga sangat bergantung pada faktor-faktor produksi yang digunakan. Diantara faktor-faktor produksi tersebut adalah luas lahan, modal dan tenaga kerja. Secara sistematis uraian diatas dapat ditunjukkan dalam bagan dibawah ini :

Luas Lahan Modal

Jumlah Produksi Padi

Tenaga Kerja

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. 2.8

Hipotesis Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:64). Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada pengaruh luas lahan terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. 2. Ada pengaruh modal pertanian terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. 3. Ada pengaruh tingkat tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

27

4. Ada pengaruh secara bersama-sama luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1

Populasi Penelitian Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan obyek/ subyek yang akan

diteliti. Sedangkan menurut Sudjana (2003: 6) menyatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari dari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang melakukan usahatani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang berjumlah 323 orang petani dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Petani di Desa Pulorejo Tahun 2010 Dusun Jumlah Petani 1. Mbingung 196 2. Blibak 52 3. Puluhan 75 Jumlah 323 Sumber : Statistik Desa Pulorejo, 2010 3.2

Persentase 60,69 16,10 23,21 100

Sampel Penelitian Pada dasarnya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama

untuk menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian (Sutrisno Hadi, 2000: 220). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proporsional Area Random Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan wilayah dimana masing- masing bagian terambil sampelnya secara acak. Dengan demikian peneliti memberikan hak yang sama kepada objek untuk memperoleh pertanyaan dan dipilih menjadi sampel di masing-masing area atau wilayah bagian

28

29

sampel dalam penelitian ini yang mewakili populasi terdiri dari petani padi dari tiga dusun yaitu Dusun Mbingung, Dusun Blibak dan Dusun Puluhan. Penentuan sampel ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam Husein (1998:7879) berikut ini:

n = 1+NNe2 Keterangan: N = ukuran populasi n = ukuran sampel e² = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan Sampel yang ditolelir, dalam penelitian ini digunakan 10 persen. Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan nilai sampel sebagai berikut : 323 1 + 323.0,12 323 n= 1 + 3,23 323 n= 4,23 n = 76,3593381 dibulatkanmenjadi76 n=

Perhitungan di atas diperoleh nilai sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 76 petani padi dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 323 orang petani. Adapun proporsi sebaran sampelnya yang terdapat pada tiga dusun di Desa Pulorejo yaitu Dusun Mbingung, Dusun Blibak dan Dusun Puluhan yang dapat dilihat sebagai berikut:

30

Tabel 3.2 Tabel Sebaran Sampel Petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati No.

Dusun

Populasi

Sampel

1.

Mbingung

196

196 x 76 = 46 323

2.

Blibak

52

52 323

3.

Puluhan

75

75 x 76 = 18 323

323

76

Jumlah Sumber : data primer diolah 2010

x 76 = 12

Pada Tabel 3.2 dapat diketahui persebaran sampel petani padi dari ketiga dusun di Desa Pulorejo yaitu Dusun Mbingung sebanyak 46 petani, Dusun Blibak sebanyak 12 petani, dan Dusun Puluhan sebanyak 18 petani. 3.3

Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2009:2) variabel dalam penelitian pada dasarnya

adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel dalam penelitian ini meliputi: 3.3.1

Variabel Bebas (Independen) (X) Variabel independen di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.

Luas Lahan (LL) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lahan dengan memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Dengan indikator, luas lahan

31

yang digunakan per kegiatan untuk menanam tanaman padi dalam satuan hektare (ha). b.

Modal (M) Modal dalam penelitian ini menggunakan indikator: 1) Biaya bahan produksi besaran nominal berupa uang (Rupiah) yang dipergunakan untuk pembelian bahan produksi dalam satu kali masa tanam. 2) Biaya tenaga kerja besaran nominal berupa uang (Rupiah) yang di gunakan untuk pembiayaan tenaga kerja dalam satu kali masa tanam.

c.

Tenaga kerja (TK) Tenaga Kerja dalam penelitian ini yaitu menggunakan Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan per kegiatan dalam satu kali masa tanam didasarkan pada satuan Hari Orang Kerja dihitung dengan anggapan satu hari kerja dengan satuan ukur (jumlah orang).

3.3.2

Variabel Terikat (Dependen) ( Y ) Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil produksi

padi dengan indikator besarnnya jumlah produksi padi yang diproduksi atau dihasilkan oleh petani dalam satuan kuintal (kw) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. 3.4

Jenis dan Sumber Data Dalam penyusunan penelitian jenis kuantitatif ini, data yang digunakan

oleh peneliti adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan para petani padi dengan menggunakan daftar

32

pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya sesuai dengan apa yang akan menjadi penelitiannya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau sumber lain yang telah ada sebelumnya dan diolah kemudian disajikan dalam bentuk teks, karya tulis, laporan penelitian, buku dan lain sebagainya. Data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari Statistik Desa dan catatan-catatan Desa Pulorejo. 3.5

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh

bahan-bahan keterangan atau kenyataan yang benar-benar mengungkapkan datadata yang diperlukan dalam suatu penelitian baik untuk data yang pokok maupun data penunjang. Adapun metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 3.5.1

Angket atau Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2009:142). Metode ini digunakan untuk mencari data tentang usahatani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Dalam penelitian ini angket atau kuesioner digunakan sebagai metode utama untuk mengetahui pengaruh jumlah luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pilihan

33

ganda dimana setiap item soal disediakan 4 (empat) jawaban dengan skor masingmasing sebagai berikut: 1) Jawaban A dengan skor 1 2) Jawaban B dengan skor 2 3) Jawaban C dengan skor 3 4) Jawaban D dengan skor 4 3.5.2

Wawancara Wawancara

adalah

dialog

yang

dilakukan

pewawancara

untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006: 155). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil (Sugiyono, 2009:137). Metode ini dilakukan pada saat melakukan pengumpulan data awal. Selain itu untuk membantu menjelaskan kepada responden apabila responden kurang jelas dan tidak bisa menjawab angket yang dikarenakan buta huruf ataupun keterbatasan di dalam memahami pertanyaan. 3.5.3

Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data atau variabel mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, buku, prasasti, notulen rapat (Arikunto, 2006: 158). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik dan kondisi wilayah di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati, seperti luas wilayah, batas wilayah, jumlah penduduk, dan matapencaharian penduduk.

34

3.6 Valitidas dan Reliabilitas Penelitian 3.6.1

Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

koesioner. Dalam pengujian validitas dengan menggunakan pengujian validitas isi yaitu dengan membandingkan isi instrumen dengan indikator, secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi instrumen terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2009:129). 3.6.2

Uji Reabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel. Pengambilan keputusannya adalah apabila r hitung (r11) > dar r tabel maka instrumen dapat dikatan reliabel. 3.7

Metode Analisis Data Metode analisis merupakan suatu usaha untuk menentukan jawaban atas

pertanyaan tentang rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam suatu penelitian. Data yang sudah masuk dan sudah terkumpul dianalisis untuk menjawab tujuan dari penelitian. Teknik analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.7.1

Metode Analisis Deskriptif Metode ini dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang

diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat

35

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberi gambaran atau penegasan suatu konsep, menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian (Wirartha,2006:154). Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis ini adalah : 1) Membuat distribusi jawaban angket 2) Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan 3) Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden 4) Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel. 3.7.2

Analisis Regresi linier berganda Teknik ini mengacu pada tujuan hipotesisi penelitian. Model analisis ini

digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara Luas lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) terhadap Produksi Padi (P). Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga Metode analisis data yang

digunakan

penelitian

ini

adalah

regresi

linier

berganda

yang

ditransformasikan kelogaritma berganda dengan menggunakan Logaritma Natural (ln). Bentuk persamaannya: LnY = a + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3+ e Keterangan: LnY : Log natural variabel Hasil Produksi a : Konstanta LnX1: Log natural variabel luas lahan LnX2: Log natural variabel modal

36

LnX3: log natural variabel tenaga kerja b : konstanta e : Distrubance error. Adanya perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas dalam persamaan menyebabkan persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma natural. Alasan pemilihan logaritma natural (Ghozali, 2005) adalah sebagai berikut : a. Menghindari adanya heterokedastisitas b. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas c. Mendekatkan skala data. 3.8

Uji Asumsi Klasik Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-

sifat tidak bias linier terbaik suatu penaksir. Selain itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari: 3.8.1

Uji Normalitas data Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa suatu variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari uji grafik profitability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari residual sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi dari variabel pengganggu atau residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya.

37

3.8.2

Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar beberapa atau semua variabel bebas (independent) (Ghozali 2001:57). Untuk pengujian hipotesisi ini digunakan penghitungan dengan program komputasi SPSS forwindows release 16.0. 3.8.3

Uji Heteroskedastisitas Uji ini muncul apabila kesalahan atau residual dari modal yang dianalisis

tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas. Cara mendekatinya adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Untuk mendeteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y pred – Y sesungguhnya) yang telah di stundentized analisisnya. Dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release 16.0. dengan dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali 2001:69).

38

3.8.4

Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) antara anggota serangkaian

observasi atau pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti dalam data time series) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti dalam data cross section). Pada penelitian ini bentuk data cross section. Apabila menggunakan data uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regrasi linier tindakan satu responden atau sampel mempengaruhi tindakan responden yang lain atau tidak. Apabila tindakan responden satu mempengaruhi tindakan responden yang lainnya maka terdapat autokorelasi. Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Deteksi model regresi yang bebas dari autokorelasi dengan uji Durbin Watson adalah : 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah (dl) maka koefisien autokorelasi sama dengan lebih besar dari pada nol, berarti terdapat autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi sama dengan lebih kecil dari pada nol, berarti terdapat autokorelasi negative. 4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak di antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. (Ghozali, 2001 : 72)

39

3.9 Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel bebas diperllukan pembuktian terhadap kebenaran hipotesisi. Pembuktian hipotesisi dilakukan dengan cara sebagai berikut: 3.9.1

Uji Parsial (Uji t) Uji T statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas (Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Produksi). Apabila t hitung > t tabel maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variable dependen (Ghozali, 2001 : 44). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program olah data statistical product and service solutions (SPSS) very 16.0. 3.9.2

Uji Bersama-Sama (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

(Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen (Produksi). Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha. (Ghozali, 2001 : 44-45). Untuk menguji hipotesisi ini digunakan perhitungan dengan program komputerisasi SPSS for windows release 16.0. 3.9.3

Uji Koefisien Determinasi (

)

Suatu model memiliki kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodness of fit)

40

digunakan koefisien determinasil (

), yaitu angka yang memberikan proporsi

atau persentase variasi total dalam variabel terikat Y yang di jelaskan oleh variable bebas X secara bersama-sama. (Gujarati, 1995:60). Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0
41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Wilayah penelitian yaitu di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Desa Pulorejo terletak di sebelah utara Ibukota Kecamatan Winong. Pusat pemerintahan Desa Pulorejo berjarak 3 km dari Ibukota Kecamatan Winong. Desa Pulorejo terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Mbingung, Dusun Blibak dan Dusun Puluhan. Secara geografi, berikut batas-batas Desa Pulorejo: Sebelah Timur

: Desa Tanggel dan Desa Wirun

Sebelah Barat

: Desa Serut Sadang dan Desa Bumiharjo

Sebelah Utara

: Desa Tambah Mulyo

Sebelah Selatan

: Desa Winong dan Desa Karangkonang

Desa Pulorejo ini memiliki luas wilayah sebesar 142,3 ha, yang penggunaanya sebagai berikut : Tabel 4.1 Persentase Luas Ragam Penggunaan Lahan No 1 2 3 4 5

Penggunaan Lahan Luas Lahan (ha) Tanah Sawah 78,8 Pemukiman 60,5 Jalan Aspal 0,3 Kuburan 0,3 Lain-lain 2,4 Jumlah 142,3 Sumber : Data Statistik Desa Pulorejo Tahun 2010

41

Persentase (%) 55,38 42,51 0,21 0,21 1,69 100,00

42

Dari 142,3 ha luas wilayah Desa Pulorejo, menurut penggunaannya yang terbesar digunakan sebagai lahan sawah, selanjutnya penggunaan terbesar kedua adalah untuk pemukiman. Selain itu sisanya digunakan juga untuk jalan aspal sepanjang 3 km dan areal pemakaman. Hal itu juga dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Penggunaan Lahan 0,21%

1,69%

0,21% Sawah 42,51%

55,38%

Pemukiman Jalan Aspal Kuburan Lain-lain

Sumber : Data Statistik Desa Pulorejo Tahun 2010 Gambar 4.1 Luas Wilayah Desa Pulorejo Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2010

Jumlah penduduk di Desa Pulorejo yaitu 2616 jiwa dengan rincian lakilaki sebesar 1278 jiwa dan perempuan ada 1338 jiwa. Sebagian besar penduduk di Desa Pulorejo bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebesar 323 orang, selanjutnya terbesar kedua yaitu buruh bangunan (48 orang) dan terbesar ketiga adalah bermatapencaharian disektor swasta sebesar 46 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut ini :

43

Mata Pencaharian 0,91%

0,76%

0,38% 0,11%

0,11%

petani brh bangunan

1,41%

swasta pedagang

1,75% 1,83%

wiraswasta 12,34%

PNS sopir POLRI pensiunan

Sumber : Data Statistik Desa Pulorejo Tahun 2010 Gambar 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pulorejo Tahun 2010 4.1.2

Analisis Deskripsi Penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui deskripsi tentang

luas lahan, modal, tenaga kerja dan produksi padi petani serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati, maka data yang diperoleh dari pengisian angket selanjutnya dianalisis melalui dua tahap: analisis deskriptif dan uji statistik. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan dari masing-masing variabel, sedangkan uji statistik digunakan untuk menguji hipotesis. Deskripsi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu luas lahan, modal, tenaga kerja dan produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dapat diketahui dari analisis deskriptif. Analisis untuk masing-masing variabel tersebut yaitu:

44

4.1.2.1 Luas Lahan Gambaran tentang Luas Lahan pertanian petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati, berdasarkan angket masing-masing responden diperoleh hasil seperti yang terangkum pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Variabel Luas Lahan Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 Luas Lahan Frekuensi (ha) 0,1333 – 0,2665 38 0,2666 – 0,3998 26 0,3999 – 0,5331 8 > 0,5332 4 Jumlah 76 Sumber : Data Primer diolah 2010

Persentase 50 % 34,21 % 10,52 % 5,27 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada 38 petani (50%) yang menyatakan bahwa faktor luas lahan yang dimiliki sebesar 0,1333 – 0,2665 ha. Ada 26 petani (34,21%) yang memiliki luas lahan pertanian sebesar 0,2666 – 0,3998 ha. Selanjutnya ada 10,52% atau 8 orang petani yang luas lahan pertaniannya termasuk dalam 0,3999 – 0,5331 ha. Sedangkan luas lahan pertanian petani yang sebesar > 0,5333 ha ada 4 petani (5,27%). Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kebanyakan luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani di Desa Pulorejo sebesar 0,1333 – 0,2665 ha atau rata-rata 1 – 1,5 kotak. Sedangkan yang memiliki luas lahan > 0,5333 ha atau > 4 kotak sangat sedikit. Menurut petani hal tersebut dikarenakan, sawah mereka rata-rata sudah habis dibagi kepada anak-anaknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut :

45

38

40 35 30

26

25 20 15 8

10 4 5 0 > 0,5332 ha

0,3999 - 0,5331 ha

0,2666 - 0,3998 ha

0,1333 - 0,2665 ha

Sumber : Data Primer diolah Gambar 4.3 Kepemilikan Luas Lahan Petani Desa Pulorejo Tahun 2010 4.1.2.2 Modal Dari hasil penelitian untuk variabel modal dapat disajikan data sebagai berikut : Tabel 4.3 Variabel Modal Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 Modal (Rp) Frekuensi 1.000.000 – 1.999.000 57 2.000.000 – 2.999.000 8 3.000.000 – 3.999.000 4 > 4.000.000 7 Jumlah 76 Sumber : Data Primer diolah 2010

Persentase 75,00 % 10,52 % 5,27 % 9,21 % 100 %

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka modal petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang berada antara 1.000.000 1.999.000 sebanyak 57 petani (75,00%). Untuk modal petani yang termasuk

46

antara 2.000.000 – 2.999.000 ada 8 petani (10,52%). Selanjutnya ada 4 petani (5,27%) petani yang termasuk bermodal antara 3.000.000 – 3.999.000 dan ada 7 petani (9,21%) yang termasuk bermodal lebih dari 4.000.000. Hal itu juga dapat kita lihat dalam grafik berikut ini :

57

60 50 40 30 20

8

10

4

7

0 1.000.000-1.999.000 2.000.000-2.999.000 3.000.000-3.999.000

>4.000.000

Sumber : Data Primer Diolah Gambar 4.4 Penggunaan Modal Petani Desa Pulorejo Tahun 2010 Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskripsi untuk variabel modal menunjukkan bahwa, sebagian besar modal petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati antara 1.000.000 – 1.999.000. Sebagian besar kepemilikan modal tanah merupakan tanah sendiri sehingga petani tidak mengeluarkan biaya untuk biaya sewa tanah. Selain itu modal yang dikeluarkan untuk biaya pembelian bahan-bahan produksi seperti bibit, pupuk dan pestisida terbilang sedikit. Jadi modal terbesar yang dikeluarkan oleh petani adalah untuk biaya tenaga kerja meskipun sebagian petani menggunakan tenaga sendiri, dari keluarga dan adanya sistem gantian dalam proses produksi.

47

4.1.2.3 Tenaga Kerja Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria tenaga kerja yang digunakan petani sangat jauh berbeda. Faktor tenaga kerja yang digunakan petani kurang dari 14 orang ada 4 petani (5,27%), ada 77,63% atau 59 petani yang menggunakan tenaga kerja antara 15 – 19 orang. Sedangkan faktor tenaga kerja yang digunakan petani antara 20 – 24 orang ada 10 petani (13,16%) dan sisanya sebanyak 3 petani (3,94%) yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 25 orang. Tabel 4.4 Variabel Tenaga Kerja Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 Tenaga Kerja (orang) < 14 14 – 19 20 – 24 > 25 Jumlah Sumber : Data Primer diolah

Frekuensi 4 59 10 3 76

Persentase 5,27 % 77,63 % 13,16 % 3,94 % 100 %

Keterangan di atas dapat dilihat juga dari grafik berikut ini : 59 60 50 40 30 20 10

10 4

3

0 <14

15-19

20-24

>25

Sumber : Data Primer Diolah Gambar 4.5 Penggunaan Tenaga Kerja Petani Desa Pulorejo Tahun 2010

48

Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa jumlah tenaga kerja yang digunakan petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu antara 14 – 19 orang. 4.1.2.4 Produksi Hasil penelitian yang diperoleh peneliti untuk variabel produksi petani menunjukkan data sebagai berikut : Tabel 4.5 Kriteria Deskriptif Variabel Produksi Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 Produksi (kw) Frekuensi <4 0 4 – 6,9 21 7 – 10 31 > 10 24 Jumlah 76 Sumber : Data Primer diolah 2010

Persentase 0% 27,63 % 40,79 % 31,58 % 100 %

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut : 35

31

30 24

25

21

20 15 10 5 0 0 <4 kw

4-7 kw

7-10 kw

>10 kw

Sumber : Data Primer Diolah Gambar 4.6 Produksi Petani Padi Desa Pulorejo Tahun 2010

49

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.6 di atas, hasil penelitian deskripsi untuk variabel produksi petani terlihat bahwa ada 24 petani (31,58%) yang produksinya termasuk >10 kw. Selanjutnya ada 31 petani (40,79%) yang menyatakan bahwa produksi padinya antara 7 – 10 kw. Untuk produksi antara 4 – 7 kw ada 21 petani atau 27,63%. Sedangkan petani yang termasuk dalam produksi < 4 kw tidak ada atau 0 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati termasuk dalam produksi antara 7 – 10 kw. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum petani padi disana belum bisa memperoleh hasil yang memuaskan dari pertanian padi yang diusahakannya. Karena dahulu hasil yang diperoleh petani rata-rata perkotak sebesar 10 kw. Bahkan petani disana menyebutkan bahwa hasil pertaniannya hanya cukup untuk memenuhi makan keluarganya saja tanpa bisa untuk menjualnya sehingga sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan lainnya, bahkan hanya sekedar untuk makan ada juga yang kekurangan. Berdasarkan rendahnya produksi yang diperoleh, jadi dapat disimpulkan bahwa usaha tani padi yang diusahakan oleh petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati belum bisa digunakan sebagai mata pencaharian utama yang dapat menopang kehidupan keluarga para petani secara keseluruhan sehingga petani masih memerlukan usaha lain untik mebiayai kehidupan keluarganya. 4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Luas Lahan (X1), modal (X2), dan tenaga kerja (X3) terhadap produksi petani padi di

50

Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati (Y). Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0. Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh hasil : Tabel 4.6 Hasil analisis regresi linier berganda a

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1

B (Constant)

Std. Error -4.202

1.182

LnLL

.310

.068

LnM

.237

LnTK

1.324

Coefficients Beta

t

Sig.

-3.555

.001

.317

4.561

.000

.084

.180

2.831

.006

.172

.526

7.708

.000

a. Dependent Variable: LnP

Sesuai dengan tabel 4.6, maka hasil analisis regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: LnY = -4,202 + 0,310LnX1 + 0,237LnX2+ 1,324LnX3. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna: (1) Koefisien X1 (Luas Lahan) = 0,310 Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara modal dan tenaga kerja dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebesar 0,310 %. (2) Koefisien X2 (Modal) = 0,237 Jika modal mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara luas lahan dan tenaga kerja dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebesar 0,237%.

51

(3) Koefisien X3 (Tenaga Kerja) = 1,324 Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara luas lahan dan modal dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebesar 1,324%. 4.1.4

Pengujian Hipotesis

4.1.4.1 Pengujian Parsial (uji t) Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Yaitu untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), modal (X2) dan tenaga kerja (X3) berpengaruh secara parsial terhadap produksi padi petani (Y). Adapun hasil hipotesis secara parsial dapat dilihat pada table sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil pengujian hipotesis dengan uji parsial (uji t) a

Coefficients

Model 1

Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

B (Constant)

Std. Error

-4.202

1.182

LnLL

.310

.068

LnM

.237

LnTK

1.324

Beta

T

Sig.

Tolerance

VIF

-3.555

.001

.317

4.561

.000

.362

2.762

.084

.180

2.831

.006

.433

2.308

.172

.526

7.708

.000

.375

2.667

a. Dependent Variable: LnP

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh hasil thitung sebesar 4,561 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian t ada pengaruh yang signifikan antara luas lahan

52

(X1) dengan produksi padi (Y) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Hasil uji t untuk variabel modal (X2) diperoleh hasil thitung sebesar 2,831 dengan probabilitas sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara modal (X2) dengan produksi padi (Y) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Hasil uji t untuk variabel tenaga kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 7,708 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja (X3) dengan produksi padi petani (Y) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. 4.1.4.2 Pengujian Secara Bersama (uji F) Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal ini antara luas lahan (X1), modal (X2), tenaga kerja (X3), dan produksi padi petani (Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji Bersama-Sama (Uji F) b

ANOVA Model 1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

7.259

3

2.420

Residual

1.043

72

.014

Total

8.302

75

F 166.983

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL b. Dependent Variable: LnP

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 166,983 dengan nilai probabilitas 0,000,

53

karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara luas lahan (X1), modal (X2), tenaga kerja (X3) secara bersama-sama terhadap produksi padi petani (Y). 4.1.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) Besarnya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati diketahui dari 2

harga koefisien determinasi simultan (R ) sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

b

Std. Error of the Model 1

R

R Square .935

a

Adjusted R Square

.874

Estimate

.869

.12038

a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL b. Dependent Variable: LnP 2

Berdasarkan tabel di atas diperoleh R sebesar 0,874, berarti data tersebut menunjukkan bahwa variasi persentase total dalam variabel Y (produksi) padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang dijelaskan oleh variabel X (luas lahan, modal, dan tenaga kerja) secara bersama-sama sebesar 87,4%. Karena R2 mendekati 1 maka model dikatakan baik (goodness of fit). 4.1.5

Uji asumsi Klasik

4.1.5.1 Uji Normalitas Residual Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

54

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Menurut hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Gambar 4.7 Sebaran Plot pada Uji normalitas data

Berdasarkan gambar 4.7 diatas, menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan sepanjang garis 45 0 . Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal. 4.1.5.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolineritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

55

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas jika variabel bebas berkolerasi maka variabel–variabel ini tidak ortogonal variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas = 0. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance and Variance Inflation Factor (VIF ). Menurut Imam Ghozali (2001:63-64) cara medeteksi terhadap adanya multikolineritas dalam model regresi adalah sebagai berikut : a. Besarnya variabel inflation factor/VIF pedoman suatu model regresi yang bebas multikolineritas yaitu nilai VIF £ 10. b. Besarnya tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas multikolineritas yaitu nilai tolerance ³ 0,1. c. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut : Tabel 4.10 Tabel hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model 1

Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

B (Constant)

Std. Error

-4.202

1.182

LnLL

.310

.068

LnM

.237

LnTK

1.324

a. Dependent Variable: LnP

Beta

T

Sig.

Tolerance

VIF

-3.555

.001

.317

4.561

.000

.362

2.762

.084

.180

2.831

.006

.433

2.308

.172

.526

7.708

.000

.375

2.667

56

Berdasarkan

tabel

4.10

dapat

diketahui

model

regresi

bebas

multikolinieritas karena nilai tolerance semua variabel < 0,10, nilai tolerance variabel luas lahan sebesar 0,362, nilai tolerance variable modal sebesar 0,433 dan variabel tenaga kerja sebesar 0,375. VIF variabel independen < 10, yaitu variabel luas lahan sebesar 2,762, variabel modal sebesar 2,308 dan variabel tenaga kerja sebesar 2,667, sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieriatas dalam regresinya. 4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola Scatterplot model tersebut. Apabila dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik meyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melelebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola. Dari Gambar 4.8 di bawah ini terlihat titik-titik meyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melelebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola. Maka dapat disimpulkan bahwa model

57

regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. Lebih jelasnya pola scatterplot dari hasil perhitungan diperlihatkan dibawah ini : Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS for Windows release 16.0 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas. 4.1.5.4 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu (time series) atau antara space untuk data crossection. Menurut Imam Ghozali (2001: 99) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

58

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data yang dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson Test, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 4.11 Tabel Kriteria Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Keputusan

Jika

Tolak No desicison Tolak No desicison Tidak ditolak

0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4- du < d < 4 4- du ≤ d ≤ 4 - dl du < d < 4 – du

Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.12 Tabel hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Std. Error of the Model 1

R

R Square .935

a

Adjusted R Square

.874

a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL b. Dependent Variable: LnP

.869

Estimate .12038

Durbin-Watson 1.782

59

Dari Tabel 4.32 diketahui nilai Durbin Watson sebesar 1,782. Berdasarkan Durbin Watson test nilai DW terletak pada du < DW < 4 – du atau 1,709 < 1,782 < 2,291 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4.2

Pembahasan

4.2.1 Deskripsi Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja, dan Hasil Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis deskripsi dapat diketahui sebagai berikut : 4.2.1.1 Luas Lahan Berdasarkan data hasil penelitian ada penemuan penting yaitu: a) Variabel luas lahan petani menunjukkan bahwa sebagian besar luas lahan pertanian yang dimiliki petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun 2010 yaitu antara 0,1333 – 0,2665 ha atau rata-rata 1 – 1,5 kotak. Ini terlihat dengan adanya fakta bahwa dari 76 sampel yang diteliti, ada sebanyak 38 petani atau (50%) petani yang menyatakan memiliki luas lahan sebesar 0,1333 – 0,2665 ha. b) Dari seluruh sampel hanya ada 4 petani yang memiliki luas lahan lebih dari 0,5332 ha atau > 4 kotak di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Hal itu rata-rata disebabkan karena lahan pertanian yang dimiliki sudah habis dibagi kepada anak-anaknya atau dijual karena kebutuhan yang sangat mendesak. Sedangkan jika ingin membeli tanah sawah lagi harganya sangat mahal dan kebanyakan juga tidak akan menjual sawahnya karena merupakan tanah warisan.

60

4.2.1.2 Modal Terdapat beberapa penemuan berdasarkan penelitian yaitu : ·

Modal terbanyak yang dikeluarkan petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu antara 1.000.000 – 1.990.000. Besarnya modal tersebut dinyatakan oleh 57 orang petani atau 75% petani dari total 76 petani.

·

Modal tersebut tidak sekali dikeluarkan petani tetapi dikeluarkan selama proses pengolahan tanah sampai pemanenan dimana setiap tahapan produksi tersebut selalu membutuhkan biaya. Modal tersebut digunakan petani untuk membeli bahan-bahan produksi (bibit, pupuk, obat dan pestisida) dan untuk membayar biaya tenaga kerja.

4.2.1.3 Tenaga Kerja Berdasarkan hasil penelitian ada penemuan yang menunjukkan bahwa : ·

Sebanyak 77,63% petani atau 59 orang petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati menggunakan tenaga kerja sebanyak 15 – 19 orang. Dari jumlah tersebut kebanyakan petani disana juga masih mengerjakan sawahnya dengan tenaga sendiri yang belum masuk dihitung sebagai tenaga kerja.

·

Perhitungan tenaga kerja yang dipakai dalam penelitian ini yaitu baik yang menggunakan tenaga kerja dari keluarga sendiri maupun adanya sebagian petani yang menggunakan “sistem gantian” yaitu jika si A hari ini mengerjakan sawahnya dibantu si B, maka jika si B kemudian hari mengerjakan sawahnya, akan gantian dibantu oleh si A.

61

4.2.1.4 Produksi Hasil penelitian deskripsi untuk variabel produksi petani terlihat bahwa: ·

Sudah 4 tahun terakhir hasil pertanian petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati mengalami penurunan. Pada tahun 2010 berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa hasil pertanian padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu sebesar 7-10 kw dengan rata-rata harga jual sebesar Rp 225.000/kw.

·

Saat ini kenyataan yang terjadi adalah kebanyakan hasil produksi padi yang diperoleh tidak sebanding dengan semua yang dikeluarkan. Sehingga bisa dikatakan petani mengalami kerugian dan hasil pertaniannya tidak dijual tetapi untuk dikonsumsi sendiri yang terkadang juga masih kekurangan.

4.2.2 Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja terhadap Hasil Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: LnY = -4,202 + 0,310LnX1 + 0,237LnX2+ 1,324LnX3. Variabel luas lahan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati karena nilai probabilitasnya 0,000>0,05 dengan hasil uji t sebesar 4,561. Dalam model regresi koefisien X1 (Luas Lahan) diperoleh nilai 0,310 dimana setiap penambahan luas lahan sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 0,310% dengan asumsi jumlah modal dan tenaga kerja tetap. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi petani

62

padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tidaklah begitu besar karena rata-rata para petani hanya memiliki luas lahan yang berukuran 1-1,5 kotak (0,1333 - 0,2665 ha) karena habis dibagi kepada anak-anaknya serta tidak mampu untuk membeli tanah lagi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukron Munzid terhadap petani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2009, dengan hasil yang menyatakan bahwa Luas Lahan kurang berpengaruh terhadap hasil produksi kedelai. Itu dikarenakan luas lahan yang dimiliki petani disana berukuran sedang-sedang saja yaitu 0,25 ha (1/4ha) dan tidak mampu membeli tanah lagi untuk menambah hasil produksinya karena harganya yang sangat mahal. Selain itu juga sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. (Abd. Rahim, 2007:36). Hal ini juga berarti semakin sempit lahan yang digarap atau ditanami semakin kecil pula jumlah produksi yang dihasilkan lahan tersebut. Secara parsial modal berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani padi, ini dibuktikan dari hasil uji t sebesar 2,831 dengan nilai probabilitas 0,006. Koefisien X2 Modal (M) sebesar 0,237 yang berarti setiap penambahan modal sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 0,237%, dengan asumsi luas lahan dan tenaga kerja tetap. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh modal sangat kecil terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Fakta tersebut dikarenakan dengan modal yang dikelurkan hanya cukup untuk membeli bahan-bahan produksi dan

63

membayar tenaga kerja sehingga tingkat dan teknologi yang digunakan sangat rendah sehingga hasil produksinyapun ikut rendah. Ini sesuai dengan pendapat Moehar Daniel yang menyatakan bahwa Modal adalah faktor terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan produksi dan biaya tenaga kerja. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal bisa menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan pada proses pertanian sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima (Moehar Daniel, 2004:21). Selain itu penelitian ini juga memperkuat penelitian Dian Kartikasari terhadap petani padi di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada musim tanam 2010, dengan hasil bahwa modal petani padi disana termasuk dalam kriteria cukup rendah dan dibuktikan juga dengan hasil regresi dimana besarnya koefisien modal hanya 0,134 satuan. Untuk variabel tenaga kerja, secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi petani padi ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 7,708 dengan nilai probabilitas 0,000. Koefisien X3 Tenaga Kerja (TK) sebesar 1,324 dimana setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 1,324%, dengan asumsi luas lahan dan modal tetap. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sangat besar karena kebanyakan petani disana menggunakan tambahan tenaga kerja hampir disetiap tahap pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai pemanenan. Dimana jika menggunakan tenaga kerja tambahan diluar tenaga si pemilik lahan, maka setiap tahapan pertanian tersebut

64

akan mendapatkan hasil yang lebih optimal yang akhirnya berpengaruh dalam peningkatan produksi pertanian. Berdasarkan keterangan diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi, 1993:26). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel yaitu luas lahan, modal dan tenaga kerja yang digunakan petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ternyata hanya sebagian kecil yang bisa menghasilkan produksi padi yang tinggi. Hal tersebut memperkuat pendapat Soekartawi yang menyatakan untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi dapat digabungkan. Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok (Soekartawi, 1991:48): a) Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain sebagainya.

65

b) Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa rendahnya produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati selain disebabkan oleh rendahnya faktor-faktor produksi tetapi juga oleh faktor biologis dan faktor sosial ekonomi. Faktor tersebut seperti bencana banjir, serangan hama tikus, serangan hama keong emas dan lain-lain. Dari ketiga variabel yang dikaji, pengaruh paling dominan terhadap produksi padi petani di desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah oleh variabel tenaga kerja sebesar 1,324. Pengaruh terbesar kedua adalah variabel luas lahan sebesar 0,310. Sedangkan yang memberikan pengaruh paling kecil terhadap produksi padi petani Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah variabel modal sebesar 0,237. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama luas lahan, modal, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dibuktikan dari hasil uji F sebesar 166,983 yang memperoleh signifikansi 0,000. Bentuk pengaruh antara luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah pengaruh positif dan signifikan yang ditunjukkan dari koefisien regresi dan koefisien korelasi yang bertanda positif. Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh.

66

Untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel luas lahan, modal, dan tenaga kerja ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sebaliknya, jika variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

67

BAB V PENUTUP 5.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut : 5.1.1 Berdasarkan analisis deskriptif usaha tani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati pada tahun 2010 diperoleh hasil yaitu : variabel luas lahan yang paling banyak dimiliki oleh 38 petani (50%) adalah antara 0,1333 – 0,2665 hektare. Untuk variabel modal yang paling banyak digunakan oleh 57 petani (75%) adalah modal antara Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000. Variabel tenaga kerja terbanyak digunakan oleh 59 petani (77,63%) yaitu antara 14 – 19 orang. Sedangkan variabel produksi yang terbesar diperoleh 31 patani (40,79%) yaitu produksi antara 7 – 10 kwintal. 5.1.2 Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama luas lahan, modal, dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ditunjukkan dari hasil uji F sebesar 166,983 dengan signifikansi 0,00. Secara parsial luas lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi ditunjukkan dari hasil uji t dengan signifikansi <0,05. Secara parsial pengaruh paling dominan terhadap produksi padi adalah variabel tenaga kerja sebesar 1,324 dan diikuti dengan variabel luas lahan sebesar 0,310, sedangkan yang memberikan pengaruh paling kecil adalah variabel modal sebesar 0,237. Besarnya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi yaitu sebesar 87,4%.

67

68

5.2

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran

antara lain : 5.2.1 Untuk meningkatkan hasil produksi, maka petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati harus menambah luas lahan pertaniannya menjadi 0,2666 – 0,3998 hektare. Untuk modal, petani harus menambah modalnya menjadi antara Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000. Sedangkan untuk tenaga kerja, petani hanya perlu menambahnya 1-2 orang saja sehingga menjadi antara 14 – 19 orang dan lebih menambah serta memanfaatkan teknologi pertanian.

5.2.2 Agar hasil produksi meningkat, petani harus menambah penggunaan lahan yang dimiliki dengan memperhatikan aspek produktivitas lahan tersebut (jenis tanah, penggunaan tanah, keadaan pengairan dan sarana prasarana). Modal juga harus ditambah, yang salah satunya bisa diperoleh dari kredit untuk menambah pengadaan sarana produksi dan teknologi pertanian. Selanjutnya petani juga harus menambah penggunaan serta pemanfaatan teknologi (tenaga kerja mekanik atau mesin) untuk meminimalkan penggunaan tenaga kerja manusia agar lebih efektif dan efisien.

69

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, A. 1975. Ilmu Usaha Tani. Bandung: Penerbit Alumni. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Hadi, Sutrisno, 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Maryam. 2002. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman Melalui Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di Kota Semarang. Skripsi FIS UNNES Semarang. Moehar, Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

------------------. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mosher, AT. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV. Yasaguna. Munzid, Sukron. 2009. Pengaruh Luas Lahan, Modal, Dan Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai Di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Skripsi FE UNNES Semarang. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S. Nordhaus, Samuelson. 1995. Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus). Jakarta : Penebar Swadaya. 69

70

Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. -------------. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI-Press. Soekartawi, A. Soeharjo, J.L Dillon & J.B Hardaker. 1984. Ilmu Usaha Tani & Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI-Press. Sukirno,

Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. Lembaga Penerbit FEUI.

Jakarta:

--------------------. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, 2003. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. Umar, Husein. 1998.Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wiratha, I. Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

71

72

Lampiran 1 1. Dusun Mbingung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

Tabel Daftar Responden Nama Moko Wasito Rebin Sadiyo Pasiman Sukarmin Panggah Sardi RT 7 Ba’i Diyem Jumadi Sardi RT 6 Supar Saidi Pariyo Mapan Sarip Purwadi Patrem Yaseman Dardi Biyono Kondang Sakri Surat Paijan Warjo Sukawi Soyo Ngatijo Maryono Marsih Tumirah Munodo Gunadi Tisno Rusmi Balen Sardi RT 3 Parjan Saroji

Luas lahan (ha) 0.1999 0.1999 0.1999 0.3332 0.1999 0.3332 0.3332 0.1999 0.1999 0.3332 0.1999 0.1999 0.3332 0.3332 0.1999 0.4665 0.4665 0.5332 0.1999 0.1999 0.5332 0.1999 0.5332 0.4665 0.1999 0.1999 0.3332 0.1999 0.1999 0.3332 0.3332 0.3332 0.3332 0.1999 0.1999 0.3332 0.3332 0.1999 0.1999 0.1999 0.3332

73

42 43 44 45 46 2. Dusun Blibak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Paryono Sukawi Tamin Parmin Jasemin

Nama Supriyanto Suhadi Parmono Samijan Mudasir Suwoto Karwi Suyanto Warbu Parmo Subowo Mustofa

0.4665 0.1999 0.3332 0.1999 0.3332

Luas Lahan (ha) 0.1999 0.1999 0.4665 0.1999 0.1999 0.4665 0.4665 0.1999 0.4665 0.3332 0.1999 0.3332

3. Dusun Puluhan No Nama Luas Lahan (ha) 1 Mulyono 0.3332 2 H. Maesi 0.3332 3 Sarinah 0.1999 4 Karno 0.1999 5 Lasmani 0.1999 6 Sujono 0.3332 7 Jaseman 0.1999 8 M. Waris 0.3332 9 Muhyasir 0.1999 10 Sabu 0.3332 11 Pahing 0.3332 12 Supar 0.1999 13 Supadi 0.3332 14 Wagiman Karyo 0.1999 15 Warsono 0.1999 16 Sukarman 0.3332 17 Supardi 0.4665 18 Selamet 0.1999 Sumber : hasil wawancara 2010

74

Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI PADI DI DESA PULOREJO KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI Variabel 1. Luas Lahan

Indikator Luas Lahan Dimiliki

Sub Indikator yang

· · ·

2. Modal

2 3

a. Biaya Sewa

·

Membayar sewa

1

b. Biaya Tenaga Kerja

·

Membayar TK

2

c. Jumlah Bahan Produksi

· · · ·

Jumlah Bibit Jumlah Pupuk Jumlah Pestisida cair Jumlahpestisida serbuk

3 4 5 6

· · ·

Biaya Bibit Biaya Pupuk Biaya Pestisida

7 8 9

· · · · · · ·

TK dari Keluarga Pengolahan Tanah Pembenihan Penanaman Pemupukan Penyemprotan Hama Pemanenan

1 2 3 4 5 6 7

· · · · ·

Pengolahan Tanah Pembenihan Penanaman Pemupukan Penyemprotan Hama

8 9 10 11 12

d. Besarnya Biaya Produksi 3. Tenaga Kerja (TK)

Besarnya Luas Lahan yang Dimiliki Status Kepemilikan Tanah Tingkat Kesuburan Tanah

No Item 1

a. Jumlah Tenaga Kerja

b. Jam Kerja

75

4. Produksi

Besarnya Hasil Produksi Usaha Tani Padi Maupun Uang

·

Pemanenan

13

·

Besarnya Dalam Ukuran Berat (kw) Dalam Bentuk Uang Pendapatan Bersih

1

· ·

2 3

76

Lampiran 3 INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PETANI PADI di DESA PULOREJO KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI No. Urut :........ Tanggal :......... Dusun :........ I. IDENTITAS RESPONDEN Isilah data Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari di bawah ini: 1. Nama

:.........

2. Jenis Kelamin

:.........

3. Umur

:.........

4. Pekerjaan

:.........

5. Alamat

:.........

6. Jumlah Anggota Keluarga : . . . . . . . . . 7. Pendidikan Responden II.

:.........

DAFTAR PERTANYAAN a. Luas Lahan 1. Berapakah luas lahan pertanian yang Bapak/ Ibu/ Saudara miliki? a. 0,1333 – 0,2665 ha b. 0,2666 – 0,3998 ha c. 0,3999 – 0,5331 ha d. > 0,5332 ha 2. Bagaimana status kepemilikan tanah yang Bapak/ Ibu/ Saudara miliki? a. Tanah sendiri (hak milik) b. Tanah sewa c. Tanah gadai d. Tanah pinjaman 3. Apakah tanah pertanian yang Bapak/ Ibu/ Saudara miliki termasuk subur? a. Sangat subur

77

b. Subur c. Kurang subur d. Tidak subur

78

b. Modal 1. Apabila Bapak/ Ibu/ Saudara menggunakan tanah sewa, berapa biaya sewanya? a. < Rp 500.000 b. Rp 500.000 – Rp 999.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 1.499.000 d. > 1.500.000 2. Berapakah biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk membayar Tenaga Kerja dalam satu kali masa tanam? a. < Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000 c. Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000 d. > Rp 3.000.000 3. Berapa jumlah bibit yang dipakai dalam satu kali masa tanam? a. < 5 kg b. 5 – 9,9 kg c. 10 – 14,9 kg d. > 15 kg 4. Berapa jumlah pupuk yang dipakai dalam satu kali masa tanam? a. < 50 kg b. 50 – 99,9 kg c. 100 – 149,9 kg d. > 150 kg 5. Berapa jumlah pestisida cair yang dipakai dalam satu kali masa tanam? a. < 250 ml b. 250 – 499 ml c. 500 – 749 ml d. > 750 ml 6. Berapa jumlah pestisida serbuk yang dipakai dalam satu kali masa tanam?

79

a. < 1 ons b. 1 – 1,9 ons c. 2 – 2,9 ons d. > 3 ons 7. Berapa biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk pembelian bibit dalam satu kali masa tanam? a. < Rp 50.000 b. Rp 50.000 – Rp 99.000 c. Rp 100.000 – Rp 149.000 d. > Rp 150.000 8. Berapa biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk pembelian pupuk dalam satu kali masa tanam? a. < Rp 40.000 b. Rp 40.000 – Rp 79.000 c. Rp 80.000 – Rp 119.000 d. > Rp 120.000 9. Berapa biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk pembelian pestisida cair dan serbuk dalam satu kali masa tanam? a. < Rp 20.000 b. Rp 20.000 – Rp 39.000 c. Rp 40.000 – Rp 59.000 d. > Rp 60.000 c. Tenaga Kerja 1. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara dari pihak keluarga dalam proses produksi pada satu kali masa tanam? a. 1 – 2 orang b. 3 – 4 orang c. 5 – 6 orang d. > 6 orang

80

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara pada proses pengolahan tanah dalam satu kali masa tanam? a. 1 – 2 orang b. 3 – 4 orang c. 5 – 6 orang d. > 6 orang 3. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara pada proses pembenihan dalam satu kali masa tanam? a. 1 – 2 orang b. 3 – 4 orang c. 5 – 6 orang d. > 6 orang 4. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara pada proses penanaman dalam satu kali masa tanam? a. 1 – 3 orang b. 4 – 6 orang c. 7 – 9 orang d. > 9 orang 5. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara pada proses pemupukan dalam satu kali masa tanam? a. 1 – 2 orang b. 3 – 4 orang c. 5 – 6 orang d. > 6 orang 6. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara pada proses penyemprotan hama dalam satu kali masa tanam? a. 1 – 2 orang b. 3 – 4 orang c. 5 – 6 orang d. > 6 orang

81

7. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara pada proses pemanenan dalam satu kali masa panen? a. 1 – 3 orang b. 4 – 6 orang c. 7 – 9 orang d. > 9 orang 8. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses pengolahan tanah dalam satu kali masa tanam? a. 1/2 hari b. 1 hari c. 2 hari d. > 2 hari 9. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses pembenihan dalam satu kali masa tanam? a. 1/2 hari b. 1 hari c. 2 hari d. > 2 hari 10. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses penanaman dalam satu kali masa tanam? a. 1/2 hari b. 1 hari c. 2 hari d. > 2 hari 11. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses pemupukan dalam satu kali masa tanam? a. 1/2 hari b. 1 hari c. 2 hari d. > 2 hari

82

12. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses penyemprotan hama dalam satu kali masa tanam? a. 1/2 hari b. 1 hari c. 2 hari d. > 2 hari 13. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses pemanenan dalam satu kali masa panen? a. 1/2 hari b. 1 hari c. 2 hari d. > 2 hari d. Produktivitas Pertanian 1. Berapa hasil pertanian yang Bapak /Ibu /Saudara panen dalam satu kali musim panen? a. < 4 kw b. 4 – 6,9 kw c. 7 – 9,9 kw d. > 10 kw 2. Apabila hasil panen dijual, berapa pendapatan yang Bapak/ Ibu/ Saudara peroleh? a. < Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 2.999.000 c. Rp 3.000.000 – Rp 4.999.000 d. > Rp 5.000.000 3. Berapa pendapatan bersih Bapak/ Ibu/ Saudara setiap kali panen? a. < Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000 c. Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000 d. > Rp 3.000.000

83

Lampiran 4 HASIL TABULASI PENELITIAN Luas Lahan

Modal

Tenaga Kerja

Produksi

no

1

2

3

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Jumlah

1

2

3

Jumlah

1

1

4

3

8

0

2

3

3

2

2

2

3

4

21

1

1

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

21

2

2

2

6

2

1

4

3

8

0

2

2

2

3

2

2

3

3

19

1

2

1

2

1

1

2

1

1

2

2

2

2

20

2

2

1

5

3

1

4

3

8

0

2

3

2

3

2

3

3

4

22

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

3

2

2

7

4

2

4

3

9

0

3

4

4

4

4

4

4

4

31

1

3

1

3

1

2

3

3

2

3

2

3

3

30

4

3

3

10

5

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

1

1

2

1

1

2

2

1

1

1

1

1

16

2

2

2

6

6

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

3

2

2

7

7

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

4

24

1

2

1

3

1

1

3

2

1

2

2

2

2

23

4

3

3

10

8

1

4

3

8

0

2

2

2

3

2

2

2

3

18

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

2

1

2

5

9

1

4

3

8

0

2

3

2

2

2

3

2

3

19

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

2

2

2

6

10

2

4

3

9

0

2

3

3

3

2

3

3

3

22

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

2

2

2

21

3

2

2

7

11

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

2

1

2

1

1

2

2

1

1

1

1

2

18

2

2

1

5

12

1

4

3

8

0

2

3

3

3

2

3

3

3

22

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

2

2

2

21

3

2

2

7

13

2

4

3

9

0

2

3

3

3

2

3

3

3

22

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

3

2

2

7

14

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

4

3

2

9

15

1

4

3

8

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

1

2

2

21

3

2

2

7

16

3

3

3

9

3

3

4

4

4

4

4

4

4

34

2

2

1

3

1

1

3

3

2

3

3

2

2

28

4

3

4

11

17

3

4

3

10

0

3

4

4

4

4

4

4

4

31

1

2

1

3

1

1

3

3

2

3

3

3

2

28

4

3

3

10

18

4

4

3

11

0

4

4

4

4

4

4

4

4

32

1

2

4

3

2

2

3

3

2

3

3

3

3

34

4

4

4

12

19

1

4

3

8

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

1

1

2

2

2

3

21

3

2

2

7

20

1

4

3

8

0

2

2

3

3

2

3

3

3

21

1

1

1

2

1

1

2

2

1

2

2

2

2

20

3

2

2

7

21

2

4

3

9

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

1

1

1

3

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

3

2

2

7

22

1

4

3

8

0

2

3

3

3

2

3

3

3

22

1

1

1

2

1

1

2

2

1

1

1

2

2

18

3

2

2

7

84

23

4

4

3

11

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

2

2

1

3

1

1

2

3

2

3

3

3

3

29

4

4

4

12

24

3

4

3

10

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

4

3

3

10

25

1

4

3

8

0

1

2

2

3

2

3

2

3

18

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

1

6

26

1

4

3

8

0

2

2

2

3

2

3

2

3

19

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

2

7

27

2

3

2

7

3

2

3

3

3

2

3

3

3

25

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

2

2

2

6

28

1

4

3

8

0

2

3

2

3

2

3

2

3

20

1

1

1

2

1

1

2

1

1

2

1

1

2

17

3

2

2

7

29

1

3

2

6

2

1

2

2

2

2

2

2

2

17

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

2

2

1

5

30

2

4

3

9

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

4

3

3

10

31

2

3

2

7

3

2

4

4

4

4

4

4

4

33

1

2

1

2

2

1

2

2

1

2

2

1

2

21

4

3

3

10

32

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

1

1

2

1

1

2

1

1

2

1

2

2

18

3

2

2

7

33

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

1

1

2

1

1

2

1

1

2

1

1

2

17

3

2

2

7

34

1

3

2

6

2

2

2

2

2

2

2

2

2

18

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

2

2

1

5

35

1

4

3

8

0

2

2

2

3

2

3

2

3

19

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

2

7

36

2

3

2

7

3

2

4

4

4

4

4

4

4

33

1

1

1

3

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

3

2

2

7

37

2

4

3

9

0

2

3

3

3

2

3

3

3

22

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

2

7

38

1

4

3

8

0

2

2

2

3

2

3

2

3

19

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

2

7

39

1

4

3

8

0

2

3

2

3

2

3

2

3

20

1

1

1

2

1

1

2

2

1

2

1

1

2

18

2

2

2

6

40

1

3

2

6

2

2

2

2

2

2

2

2

2

18

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

2

2

1

5

41

2

4

3

9

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

1

1

1

3

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

3

2

2

7

42

3

4

3

10

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

4

3

3

10

43

1

4

3

8

0

2

2

2

3

2

3

2

3

19

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

2

7

44

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

3

2

2

7

45

1

4

3

8

0

2

3

2

3

2

3

2

3

20

1

1

1

2

1

1

2

2

1

2

1

1

2

18

2

2

2

6

46

2

3

2

7

3

2

3

3

3

3

3

3

3

26

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

1

2

19

4

3

2

9

47

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

3

16

1

2

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

17

2

2

1

5

48

1

4

3

8

0

2

2

2

2

2

2

2

2

16

1

2

1

2

1

1

2

2

1

1

1

1

1

17

2

2

1

5

85

49

3

4

3

10

0

3

4

4

4

4

4

4

4

31

1

2

1

3

1

1

3

3

2

3

3

3

3

29

4

4

4

12

50

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

2

15

2

2

2

6

51

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

16

3

2

2

7

52

3

4

3

10

0

3

4

4

4

4

4

4

4

31

1

2

1

3

1

1

3

3

2

3

3

2

3

28

4

4

4

12

53

3

4

3

10

0

3

4

4

4

4

4

4

4

31

1

2

1

3

1

1

3

3

2

3

2

3

3

28

4

3

3

10

54

1

3

2

6

2

2

3

2

3

2

3

2

3

22

1

1

1

2

1

1

2

2

1

2

1

1

2

18

2

2

2

6

55

3

4

3

10

0

3

4

4

4

4

4

4

4

31

2

2

1

3

1

1

3

3

2

3

3

3

3

30

4

4

4

12

56

2

3

2

7

3

2

3

3

3

3

3

3

3

26

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

4

3

3

10

57

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

3

16

1

2

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

2

17

2

2

1

5

58

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

22

4

3

2

9

59

2

4

3

9

0

2

4

2

3

3

4

3

3

24

1

2

1

2

1

1

1

2

2

2

2

2

2

21

4

3

2

9

60

4

4

3

11

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

1

2

4

3

2

2

3

3

2

3

3

3

3

34

4

4

4

12

61

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

15

2

2

1

5

62

1

4

3

8

0

2

2

2

2

2

2

2

3

17

1

2

1

2

1

1

2

1

1

2

1

1

2

18

2

2

1

5

63

1

4

3

8

0

2

3

3

3

2

3

3

3

22

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

3

2

2

7

64

2

3

2

7

3

2

4

4

4

3

4

4

4

32

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

2

2

2

21

4

3

2

9

65

1

4

3

8

0

1

3

2

3

2

3

2

3

19

1

1

1

2

1

1

2

1

1

2

1

2

2

18

3

2

2

7

66

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

3

2

2

7

67

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

15

2

2

1

5

68

2

4

3

9

0

2

4

4

4

4

4

4

4

30

2

2

1

2

1

1

2

2

2

2

2

2

2

23

4

3

3

10

69

2

4

3

9

0

2

3

3

3

3

3

3

3

23

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

3

2

2

7

70

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

3

2

3

17

1

1

1

2

1

1

2

1

1

2

1

1

1

16

3

2

2

7

71

2

4

3

9

0

2

3

4

3

3

3

4

3

25

1

2

1

2

1

1

2

2

1

2

1

2

2

20

3

2

1

6

72

1

4

3

8

0

2

3

2

3

2

3

2

3

20

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

2

2

17

3

2

2

7

73

1

4

3

8

0

1

2

2

2

2

2

2

2

15

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

2

15

3

2

2

7

74

2

4

3

9

0

2

4

2

3

3

4

3

3

24

1

2

1

2

1

1

1

2

2

2

2

2

2

21

4

3

2

9

86

75 76

3

4

3

1

3

2

10

0

3

4

4

4

4

4

4

4

6

2

1

2

2

2

2

2

2

2

31

2

2

1

3

1

1

3

2

3

3

3

3

3

17

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

1

30

4

4

4

15

2

2

1

12 5

Jumlah

638

1749

1555

577

Rata-rata

8,395

23,01

20,46

7,59

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Dan Validitas Instrumen Penelitian 1. Hasil uji Reliabilitas variabel Luas Lahan

Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded

% 76

100.0

0

.0

76

100.0

a

Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's

Standardized

Alpha

Items .360

N of Items .615

3

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

1.6974

.83298

76

VAR00002

3.8421

.36707

76

VAR00003

2.8553

.35417

76

·

Hasil Uji Validitas Variabel Luas Lahan

Correlations VAR00001 VAR00001

Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

VAR00002 1

VAR00003

total

.016

.076

.773**

.890

.517

.000

88

N VAR00002

76

76

76

76

Pearson Correlation

.016

1

.950**

.640**

Sig. (2-tailed)

.890

.000

.000

N VAR00003

76

76

76

76

Pearson Correlation

.076

.950**

1

.683**

Sig. (2-tailed)

.517

.000

76

76

76

76

.773**

.640**

.683**

1

.000

.000

.000

76

76

76

N total

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Hasil uji Reliabilitas variabel Modal

Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded

% 76

100.0

0

.0

76

100.0

a

Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's

Standardized

Alpha

Items .930

N of Items .941

9

.000

76

89

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

.4079

.96854

76

VAR00002

1.9474

.58640

76

VAR00003

2.9737

.78271

76

VAR00004

2.8421

.83351

76

VAR00005

3.0263

.71131

76

VAR00006

2.7237

.84220

76

VAR00007

3.0526

.72837

76

VAR00008

2.8947

.80959

76

VAR00009

3.1447

.66741

76

·

Nilai Validitas Variabel Modal

Correlations M1 M1

Pearson Correlation

M2 1

Sig. (2-tailed) N M2

Pearson Correlation

.015

Sig. (2-tailed)

.899

N M3

M5

M7

M8

M9

jumlah

.114

.062

.075

.045

.089

-.010

.240*

.899

.467

.327

.597

.522

.701

.442

.931

.037

76

76

76

76

76

76

76

76

76

1

**

**

**

**

**

**

**

Pearson Correlation

.085

**

Sig. (2-tailed)

.467

.000

76

76

.665

.637

**

.665

.618

.662

.662

.667

.739

**

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

1

**

**

**

**

**

**

.831

.863

.859

.915

.879

.824

.930

**

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

**

1

Sig. (2-tailed)

.327

.000

.000

76

76

76

**

.707

.000

.114

.707

.637

.000

Pearson Correlation

.831

**

.863

.839

**

**

.887

.783

**

.963

**

.785

**

.925

**

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

**

1

Pearson Correlation

.062

Sig. (2-tailed)

.597

.000

.000

.000

76

76

76

76

N

M6

.085

76

N M5

M4

.015

76

N M4

76

M3

.839

76

**

.836

.924

**

.862

**

.863

**

.930

**

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

91

M6

M7

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

**

**

76

**

1

76

76

76

76

76

.828

**

76

**

1

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

N

.785

**

.863

**

**

.760

.824

.834

**

76

**

1

.818

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

**

**

**

**

.911

**

.944

**

76

**

1

Sig. (2-tailed)

.037

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

.913

**

76

.240

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

.930

.869

.000

Pearson Correlation

N

.925

**

76

.000

.930

.944

76

.000

**

**

.000

.000

.739

.818

.000

.931

*

**

76

.000

**

.911

76

.000

.824

**

76

.442

**

.834

.000

Sig. (2-tailed)

.667

**

.000

.089

-.010

.895

.824

.000

Pearson Correlation

Pearson Correlation

**

76

76

**

.913

76

.000

.862

**

76

.000

**

.760

76

.000

.963

**

.000

.000

**

.895

.000

.000

.879

**

.000

.701

**

.924

.828

.000

Sig. (2-tailed)

.662

.783

1

.045

Sig. (2-tailed)

jumlah

**

.915

.836

Pearson Correlation

N M9

**

.887

**

.522

.662

.859

**

Sig. (2-tailed)

N M8

**

.075

N

.618

**

Pearson Correlation

.869

76

3. Hasil uji Reliabilitas variabel Tenaga Kerja Case Processing Summary N Cases

%

Valid Excluded

76

100.0

0

.0

76

100.0

a

Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's

Standardized

Alpha

Items .916

N of Items .914

13

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

TK1

1.0658

.24956

76

TK2

1.5921

.52096

76

TK3

1.0789

.48341

76

TK4

2.1579

.46340

76

TK5

1.0395

.19601

76

TK6

1.0395

.19601

76

TK7

2.1053

.41885

76

TK8

1.7763

.66531

76

TK9

1.3816

.51555

76

TK10

1.8421

.65427

76

TK11

1.5789

.69787

76

TK12

1.7237

.66531

76

TK13

2.0789

.42468

76

·

Nilai Validitas Variabel Tenaga Kerja

Correlations TK1 TK1

Pearson Correlation

TK2

TK2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK4

Pearson Correlation

TK4

TK5

TK6

TK7

TK8

TK9

TK10

TK11

TK12

TK13

jumlah

.209

-.044

.370**

-.054

-.054

.316**

.331**

.424**

.391**

.467**

.352**

.328**

.438**

.070

.708

.001

.644

.644

.005

.004

.000

.000

.000

.002

.004

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

.209

1

.130

**

.160

.290

.265

.004

.168

.011

.005

.000

.000

.000

.000

.000

.001

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

.199

.293

1

Sig. (2-tailed) N

TK3

.070 76

76

76

-.044

.130

1

.708

.265

76

76

.370

**

**

.326

.326

.301

**

**

.811

*

.811

**

.322

.354

**

**

.618

.304

**

.438

**

**

.591

*

.512

.337

**

**

.594

.317

**

**

**

.389

**

.359

.641

.487

**

**

.008

.000

.000

.002

.008

.086

.010

.003

.005

.001

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

1

.224

.301

.371

**

.669

**

.678

**

.582

**

**

.699

.703

**

.662

**

**

.546

.791

**

94

Sig. (2-tailed) N TK5

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK6

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK7

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK8

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK9

Pearson Correlation

.001

.004

.008

.052

.001

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

-.054

.160

**

.224

1

*

.113

.257

**

.187

.282

.644

.168

.000

.052

76

76

76

76

-.054

.290

.644

.011

.000

.001

.000

76

76

76

76

76

.316

**

*

**

.322

.811

.811

.354

**

**

.371

.669

**

**

.653

**

.013

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

1

.653

.274

*

.318

**

.391

**

**

.443

.541

**

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

1

.436

.375

**

**

.367

**

**

.597

.564

**

.536

**

**

.552

.701

**

.001

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

**

1

.564

.008

.000

.017

.001

.000

76

76

76

76

76

76

76

**

.199

**

.113

.245

*

.564

.000

.000

.582

**

.361

.000

.004

.438

*

.245

.005

76

**

**

.001

76

.424

.375

.033

76

*

**

.001

76

.273

.436

.000

76

**

**

.106

76

.678

.408

.005

.000

**

*

.025

.017

.304

.318

.332

.000

**

*

.017

.002

.618

.273

.017

.005

**

*

.000

.005

.331

.274

.367

**

.641

**

**

.806

.742

**

.762

**

**

.488

.866

**

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

**

1

.641

**

.655

.786

**

.700

**

**

.470

.762

**

95

Sig. (2-tailed) N TK10

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK11

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK12

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

TK13

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

jumlah Pearson Correlation

.000

.000

.086

.000

.332

.033

.001

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

.391

**

**

.591

.293

*

.699

**

.257

*

.361

**

.597

**

.806

**

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

**

1

.655

.000

.000

.010

.000

.025

.001

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

.467

**

**

.512

.337

**

.703

**

**

.318

.318

**

.564

**

.742

**

.786

**

76

76

76

**

1

.787

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

.187

.662

.391

**

.536

**

.762

**

.700

**

**

.817

76

76

**

1

.780

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

.546

**

.282

*

.443

**

.552

**

.488

**

.470

**

**

.621

.609

**

76

76

**

1

.645

.000

.013

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**

.487

**

.791

**

**

.408

.541

**

.701

**

.866

**

.762

**

**

.897

.896

**

**

76

.001

.641

.887

.000

.001

**

**

.645

.000

.004

.438

**

76

.106

.359

.896

76

.000

**

**

.609

.000

.005

.389

**

.000

.000

**

.780

.000

.002

.328

**

76

.005

**

.897

76

.005

.317

**

.621

.000

.000

**

**

.000

.003

.594

.817

.000

.000

**

**

.000

.000

.352

.787

.887

**

.725

**

.000 76

76

**

1

.725

96

Sig. (2-tailed) N

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

76

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

76

4. Hasil uji Reliabilitas variabel Produksi

Case Processing Summary N Cases

%

Valid Excluded

76

100.0

0

.0

76

100.0

a

Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's

Standardized

Alpha

Items .913

N of Items .918

3

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

P1

3.0395

.77358

76

P2

2.3947

.67486

76

P3

2.1579

.84935

76

98

·

Hasil Uji Validitas Variabel Produksi

Correlations P1 P1

Pearson Correlation

P2 1

Sig. (2-tailed) N P2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

P3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Jumlah

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

P3

.787

**

jumlah

.762

**

.916

**

.000

.000

.000

76

76

76

76

**

1

.787

.000 76 .762

**

**

76

76

76

**

1

.820

76

76 .930

**

.935

**

.000 76

76

**

1

.935

.000

.000

.000

76

76

76

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

.930

.000

.000

**

**

.000

.000

.916

.820

76

99

Lampiran 6 Tabel Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja dan Produksi Padi Petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 No Luas Lahan (ha) Modal (Rp) Tenaga Kerja (Orang) Produksi (Kw) 1 0.1999 14 9 1734000 2 0.1999 13 6 1723000 3 0.1999 14 9 1784000 4 0.3332 18 16 2831000 5 0.1999 13 6 1163000 6 0.3332 14 11 1773000 7 0.3332 14 11 1784000 8 0.1999 14 9 1683000 9 0.1999 14 9 1733000 10 0.3332 14 11 1773000 11 0.1999 13 6 1163000 12 0.1999 14 9 1773000 13 0.3332 14 11 1773000 14 0.3332 18 13 1773000 15 0.1999 14 9 1773000 16 0.4665 18 16 2831000 17 0.4665 18 16 2831000 18 0.5332 19 23 3332000 19 0.1999 14 9 1773000 20 0.1999 14 9 1773000 21 0.5332 14 11 1831000 22 0.1999 14 9 1773000 23 0.5332 19 23 1831000 24 0.4665 18 16 1831000 25 0.1999 14 9 1233000 26 0.1999 14 9 1733000 27 0.3332 14 11 1773000 28 0.1999 14 9 1733000 29 0.1999 13 6 1163000 30 0.3332 18 13 1831000 31 0.3332 18 13 1831000 32 0.3332 14 11 1773000 33 0.3332 14 11 1773000 34 0.1999 13 6 1163000

100

35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71

0.1999 0.3332 0.3332 0.1999 0.1999 0.1999 0.3332 0.4665 0.1999 0.3332 0.1999 0.3332 0.1999 0.1999 0.4665 0.1999 0.1999 0.4665 0.4665 0.1999 0.4665 0.3332 0.1999 0.3332 0.3332 0.3332 0.1999 0.1999 0.1999 0.3332 0.1999 0.3332 0.1999 0.3332 0.3332 0.1999 0.3332

1733000 1831000 1773000 1733000 1733000 1163000 1831000 1831000 1733000 1773000 1733000 1773000 1183000 1663000 2831000 1163000 1163000 2831000 2831000 1733000 2831000 1773000 1183000 1773000 1799000 1831000 1163000 1683000 1773000 1831000 1233000 1773000 1163000 1831000 1773000 1233000 1794000

14 14 14 14 14 13 14 18 14 14 14 14 13 13 18 13 14 19 18 14 18 18 13 18 18 19 13 13 14 18 14 14 13 18 14 14 14

9 11 11 9 9 6 11 13 9 11 9 11 7 7 17 7 10 24 17 10 17 14 7 14 14 24 8 8 10 14 10 12 8 14 12 10 12

101

72 0.1999 1733000 73 0.1999 1163000 74 0.3332 1799000 75 0.4665 2831000 76 0.1999 1163000 Sumber : data primer diolah

14 13 18 18 13

10 8 14 17 8

102

Lampiran 7 Hasil Regresi dengan SPSS for Windows 16.0

Regression [DataSet6]

b

Variables Entered/Removed Variables Model

Variables Entered

1

LnTK, LnM, LnLL

Removed

Method . Enter

a

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnP

Model Summary

Model

R

R Square a

1

.935

b

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.874

.869

Durbin-Watson

.12038

1.782

a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL b. Dependent Variable: LnP

b

ANOVA Model 1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

7.259

3

2.420

Residual

1.043

72

.014

Total

8.302

75

a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL b. Dependent Variable: LnP

a

Coefficients

F 166.983

Sig. .000a

103

Model 1

Unstandardized

Standardized

Collinearity

Coefficients

Coefficients

Statistics

B (Constant)

Std. Error

Beta

-4.202

1.182

LnLL

.310

.068

LnM

.237

LnTK

1.324

t

Sig.

Tolerance

VIF

-3.555

.001

.317

4.561

.000

.362

2.762

.084

.180

2.831

.006

.433

2.308

.172

.526

7.708

.000

.375

2.667

a. Dependent Variable: LnP

a

Coefficient Correlations Model 1

LnTK Correlations

Covariances

LnM

LnLL

LnTK

1.000

-.350

-.516

LnM

-.350

1.000

-.390

LnLL

-.516

-.390

1.000

LnTK

.030

-.005

-.006

LnM

-.005

.007

-.002

LnLL

-.006

-.002

.005

a. Dependent Variable: LnP

a

Collinearity Diagnostics

Variance Proportions

Dimensi Model

on

Eigenvalue

1

1

3.944

1.000

.00

.00

.00

.00

2

.055

8.439

.00

.31

.00

.00

3

.001

84.558

.05

.40

.04

.97

4

7.032E-5

236.823

.95

.29

.96

.02

a. Dependent Variable: LnP

Condition Index

(Constant)

LnLL

LnM

LnTK

104

a

Casewise Diagnostics Case Number

Std. Residual

60

3.424

LnP

Predicted Value

3.18

Residual

2.7659

.41213

a. Dependent Variable: LnP

a

Residuals Statistics Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Predicted Value

1.9976

3.0534

2.3667

.31110

76

Std. Predicted Value

-1.186

2.207

.000

1.000

76

.022

.052

.027

.005

76

1.9937

3.0438

2.3668

.31079

76

-.29885

.41213

.00000

.11794

76

Std. Residual

-2.483

3.424

.000

.980

76

Stud. Residual

-2.543

3.599

.000

1.013

76

-.31344

.45531

-.00004

.12614

76

-2.646

3.946

.002

1.041

76

Mahal. Distance

1.511

13.157

2.961

1.701

76

Cook's Distance

.000

.339

.018

.044

76

Centered Leverage Value

.020

.175

.039

.023

76

Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual

Deleted Residual Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: LnP

105

Charts

106

107

108

Lampiran 1 Ø Wawancara dengan Petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati

109

Ø Kegiatan Pertanian di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati

110

111