FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA AUDITOR SWITCHING

Download peraturan mengenai pergantian KAP (auditor switching) sehingga berdampak terhadap ... KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...

0 downloads 459 Views 235KB Size
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA AUDITOR SWITCHING SECARA VOLUNTARY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 Febri Ismiyaca, Prima Aprilyani Rambe & Marlia Saridewi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau Email : [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya auditor switching secara voluntary. Variabel – variabel yang diduga mempengaruhi yaitu pergantian manajemen, opni audit, ukuran KAP, financial distress dan audit tenure. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpose sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Opini audit dan Audit tenure siginifikan mempengaruhi auditor switching secara voluntary. Dan variabel lainnya yaitu pergantian manajemen, ukuran KAP dan financial distress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching secara voluntary. Kata kunci : Auditor switching, Voluntary, Pergantian manajemen, Ukuran KAP, Audit tenure, Financial distress.

PENDAHULUAN Permasalahan mengenai pergantian KAP yang terjadi di Indonesia salah satunya yaitu pada bulan november 2006, depertemen keuangan Indonesia melakukan pembekuan izin terhadap Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta. Dalam kasus ini, Justisinus terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Great River Intenasional Tbk, (Great River) tahun 2003. Di Amerika Serikat juga memiliki kasus tentang kegagalan KAP yang terkenal, yaitu KAP Arthur Anderson pada tahun 2001 gagal mempertahankan indepedensinya terhadap kliennya Enrorn, skandal ini melahirkan The Sarbanas Oxley Act (SOX) tahun 2002 yang kemudian mengakibatkan perbaikan struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan pergantian KAP. Indonesia merupakan salah satu negara yang memberlakukan pergantian KAP (auditor switching) yang tertuang pada PP No. 20 tahun 2015 tentang pembatasan jasa audit dimana sebelumnya peraturan mengenai pergantian audit tertuang pada peraturan PMK RI No. 17/PMK.01/2008. Dengan dikeluarkan peraturan mengenai pergantian KAP (auditor switching) sehingga berdampak terhadap adanya pergantian auditor secara wajib (mandotary) dan pergantian auditor diluar dari peraturan yang telah ditetapkan yaitu pergantian auditor secara sukarela (voluntary) yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan perbankan yang go public diwajibkan melakukan audit atas laporan keuangan sebagai salah satu dalam menilai kesehatan perbankan. Peraturan mengenai kesehatan perbankan yaitu No. 13/1/PBI/2011 tentang

penilaian tingkat kesehatan bank umum. Kesehatan bank sendiri bertujuan untuk melihat kondisi keuangan (financia distress) pada bank saat itu. Setelah kejadian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Bank Indoneisa lebih meningkatkan kualitas dalam pengaturan dan pengawasan dengan dibentuknya OJK dan LPS. Sehingga Bank Indonesia lebih fokus dalam menata keuangan pada perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2010 dibentuklah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlandaskan pada UU No.21 tahun 2011 yang bertujuan untuk membantu Bank Indonesia dan Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangaan. Dimana auditor dituntut untuk bersikap independen dan professional dan mengaudit dan memberikan opini audit terhadap auditee. Dengan masuknya perusaan perbankan di pasar modal yang mengakibatkan adanya transaksi antar negara dan prinsip-prinsip penerapan akuntansi yang berbeda mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama International Accounting Standar Bord (IASB) yang mengeluarkan International Financial Report Standar (IFRS). Menurut Ulfasari dan Marsono (2014), Konvergensi IFRS di Indonesia meningkatkan kebutuhan atas jasa audit dan fee dari jasa tersebut. Di Indonesia sendiri telah memiliki standar dalam pelaporan keuangan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris apakah pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP

financial distress dan audit tenure

mempengaruhi pergantian auditor switching secara voluntay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Landasan Teori Praktik mengenai auditor switching ini dilandasi oleh teori agensi. Dalam teori agensi, pemegang saham diperlakukan sebagai principle dan management sebagai agent, dimana manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi antara principle dan agent. Konflik-konflik tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary. Auditor Switching Wijayani dan Januarti (2011), menyatakan bahwa auditor switching merupakan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Pergantian tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari klien atau auditor. Pergantian Manajemen Damayanti dan Sudarma (2008), menyatakan pergantian manajemen disebabkan pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri atau keputasan rapat umum pemegang saham, sehingga pemegang saham harus melakukan pergantian manajemen yang baru yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO). Dengan adanya CEO baru mengakibatkan perubahan pada

kebijakan di dalam perusahaan seperti dalam bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan sebuah KAP. Opini Audit Mulyadi (2013), menyatakan paragraph ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam paragraph pengantar. Dalam paragraph ini auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangana auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum. Ukuran KAP Ukuran KAP dapat mengindikasikan kualitas jasa yang diberikan, hal ini tersebut dapat dipahami dari banyaknya jumlah permintaan terhadap KAP tersebut. KAP besar cenderung mempunyai lebih banyak pengalaman audit dibandingkan KAP kecil. Dengan demikian, diperkiranakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi, Wijayani (2011). Financial Distress Financial distress merupakan suatu keadaan dimana perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan yang dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. Subramanyan dan Wild (2010:245), menyatakan salah satu analisi laporan keuangan yang umum digunakan adalah mengidentifikasi area yang

memerlukan penelitian dan analisis lebih lanjut. Salah satu aplikasinya adalah memprediksi kesulitan keuangan (financial distresss).

Audit Tenure Shockley dalam Nabila (2011), menyataka audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara auditor dengan klien, yaitu lamanya waktu auditor auditor mengaudit pada perusahaan klien. Hubungan yang bersifat lama antara klien dengan auditor cenderung dapat menimbulkan persepsi bahwa auditor sulit untuk bersikap independen. Kerangka Pemikiran Pada bagian ini akan ditunjukkan pengaruh variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen, dimana pada penelitian ini kerangka pemikiran menggambarkan pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, financial distress dan audit tenure terhadap auditor switching secara voluntary.

Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching voluntary Sinarwati (2010), menyatakan pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilihan KAP. Jika manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memeberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratini dan Astika (2013), bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. H1:Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary. 2. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching voluntary Menurut Wijayani dan Januarti (2011), opini audit memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan eksternal karena bermanfaat untuk keputusan investasi. Dwiyanti (2014), menyatakan

bahwa manejemen

tentunya meninginkan opini yang sempurna yang dapat menarik investor. Dengan otoritas yang dimiliki, manajemen dapat memutuskan untuk mengganti auditor. Hal ini dilakukan karena menejemen menganggap dengan melakukan auditor switching, perusahaan dapat menemukan auditor yang mempunyai pandagan yang lebih sejalan. Hal ini sejalan dengan penelitian Andra (2012), yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap auditor switching. H2 : Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.

3. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching voluntary Astrini dan Muid (2013), menyatakan bahwa perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP yang bereputasi, perusahaan tidak akan melakukan auditor switching secara voluntary karena KAP bereputasi ini dapat mendukung perkembangan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Aprillia (2013), yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching. H3 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary. 4. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching voluntary Menurut Wijayani dan Januarty (2011), perusahaan yang teranancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Dengan demikian, perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan akan cenderung berganti KAP dengan alasan bahwa mereka perlu memiliki kualitas auditor yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Sinarwati (2010), bahwa financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. H4 : Financial distress berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary. 5. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching voluntary Audit tenure adalah masa perikatan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Audit tenure juga dapat dijelskan dengan adanya peraturan mengenai pergantian auditor yang diatur dalam peraturan PMK RI No. 17/PMK.01/2008, dimana masa perikatan audit tidak bisa dilakukan terus menerus. Hal ini karena adanya peraturan yang membatasinya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nabila (2011), bahwa audit tenure berpengaruh terhadap auditor switching H5 : Audit tenure berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary

METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah laporan keuanan dan laporan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 Operasionalisasi Variabel Pada penelitian ini menggunakan variabel independen dan variabel dependen, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1) Variabel Dependen Adapun variabel terikat (Y) yang diteliti dalam penelitian ini ialah auditor switching. Pengukuran variabel ini telah dilakukan oleh Chadegani et al (2011), dan Astini dan Muid (2013), dimana variabel ini menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang melakukan auditor switching secara voluntary diberi kode 1 sedangkan bagi perusahaan yang tidak melakukan auditor switching secara voluntary diberi kode 0. 2) Variabel Independen 1. Pergantian Manajemen (X1) Menurut

Wijayani

dan

Januarti

(2011),

pergantian

manajemen

disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama CEO (Chief Executive

Officer). Variabel pergantian manajemen diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika terdapat pergantian manajemen dalam perusahaan maka diberi kode 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian manajemen dalam perusahaan maka diberi kode 0. 2. Opini Audit (X2) Opini audit merupakan pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Pengukuran variabel opini audit ini sebelumnya telah digunakan oleh Aprillia (2013). Variabel opini audit ini menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan menerima opini selain opini wajar tanpa pengecualian maka diberi kode 1, sedangkan jika perusahaan menerima opini wajar tanpa pengecualian maka akan diberi kode 0. 3.

Ukuran KAP (X3) Sinarwati (2010), menyatakan reputasi auditor merupakan prestasi dan

kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Dalam penelitian ini ukuran KAP diproksikan dengan afiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Ukuran KAP menggunakan variabel dummy yaitu jika KAP yang berafiliasi dengan Big 4 diberi kode 1, sebaliknya jika KAP yang tidak berafiliasi Big 4 diberi kode 0. 4. Financial Distress (X4) Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan. Perusahaan cenderung akan berpindah auditor ketika mengalami kesulitan keuangan. Dalam penelitian ini financial distrees diproksikan dengan rasio DAR (Debt to Asset Ratio) mengacu pada penelitia Andra (2012). Menurut Kasmir (2013), semakin tinggi proporsi debt to asset

ratio, maka semakin besar risiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut, Kasmir (2013) :

Total Liabilities DAR (Debt to Asset Ratio) = Total Asset 5.

Audit Tenure (X5) Audit tenure merupakan masa perikatan audit kantor akuntan publik

yang memberikan jasa audit dengan jangka waktu yang telah disepakati terhadap kliennya. Audit tenure dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Astrini dan Muid (2013) dan Nabila (2011), dimana masa perikatan audit yang terjadi yaitu lamanya hubungan KAP dengan perusahaan. Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan KAP yang sama melakukan perikatan audit terhadap auditee, tahun pertama perikatan dimulai dengan skala 1 dan ditambahkan dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan studi pustaka, yaitu dengan mencatat dan penelahaan terhadap aspek-aspek atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek dalam penelitian ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Persuahaan perbankan dipilih sebagai populasi penelitian agar hasil penelitian menjeadi lebih terfokus terhadap jenis perusahaan,

sehinggan hasil penelitian dapat digeneralisasi, namun mengurangi tingkat kebiasan. Sampel penelitian ini diharapkan respresentatif terhadap hasil penelitian. Untuk itu, penelitian melakukan teknik sampling sebelumnya. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purpose sampling dimana sampel ditentukan berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti. Adapun kriteria sampel yang ditentukan dalam penelitian adalah : 1. Perusahaan perbankan yang listing secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. 2. Menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang lengkap selama penelitian pada perusahaan perbankan di BEI selama periode 2010-2014. 3. Tidak diaudit oleh KAP yang sama selama kurun waktu tertentu (penelitian), hal ini bertujuan untuk menghindari adanya auditor switching secara mandotary. Metode Penelitian Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunkan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya, Ghozali (2013:268). Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : SWITCH = α + β1CEO+ β2OPINI + β3KAP + β4DAR + β5AT + e Keterangan : SWITCH

= auditor switching

α

= konstanta

β1-β5

= koefisien regresi

CEO

= pergantian manjemen

OPINI

= opini audit

KAP

= ukuran KAP

DAR

= financial distress

AT

= audit tenure

e

= eror

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Unit Analisis Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Dengan jumlah sampel 85 untuk lima tahun penelitian. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari sekumpulan data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Dalam penelitian ini statistic deskriptifnya sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N DAR AT Valid N (listwise)

85 85 85

Minimum

.752 1

Maximum

Mean

.931 .87964 4 1.87

Std. Deviation

.038625 .949

VARIABEL INDEPENDEN PM 1 0 Total OA 1 0 Total KAP 1 0 Total

FREKUENSI 27 58 85 61 24 85 47 38 85

PERSEN 68,2 % 31,8 % 100 % 71,8 % 28, 2% 100 % 55,3 % 44,7 % 100 %

Output descriptive statistic pada table 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah observasi (N) adalah 85. Nilai financial distress yang diwakili oleh Debt to Asset Ratio (DAR) menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,931 dan nilai minimum 0,752 dengan nilai mean 0,87964 dan standar deviasi 0,038625. Pada audit tenure menunjukkan nilai maksimum sebesar 4 dan nilai minimum 1 dengan nilai mean 1,87 dan standar deviasi 0,949.

Pengujian Hipotesis Tabel 4.2

a

Step 1

PM KAP OA DAR AT

Variables in the Equation B S.E. Wald df .097 .684 .020 .043 .697 .004 -2.504 1.206 4.311 7.332 8.123 .815 -3.877 1.086 12.750

Constant .116 7.410 .000 a. Variable(s) entered on step 1: ceo, kap, oa, dar, at.

1 1 1 1 1 1

Sig. Exp(B) .887 1.102 .950 1.044 .038 .082 .367 1528.474 .000 .021 .987

1.123

Hasil dari pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model sebagai berikut ini:

Switch = 0,116 + 0,097CEO - 2,504OA + 0,043KAP + 7,332DAR – 3,877AT +e Berdasarkan model regresi logistic yang terbentuk, dapat dijelaskan hasilnya, yaitu : (1) Variabel Pergantian Manajemen (PM) menunjukkan koefisien regresi sebasar 0,097 dengan tingkat signifikan 0,887 yang lebih besar dari α (5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh pada auditor switching secara voluntary. (2) Variabel Opini Audit (OA) menunjukkan koefisien regresi sebasar -2,504 dengan tingkat signifikan 0,038 yang kecil dari α (5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa opini audit berpengaruh pada auditor switching secara voluntary. (3) Variabel Ukuran KAP (KAP) menunjukkan koefisien regresi sebasar 0,043 dengan tingkat signifikan 0,950 yang kecil dari α (5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh pada auditor switching secara voluntary. (4) Variabel financial distress (DAR) menunjukkan koefisien regresi sebasar 7,322 dengan tingkat signifikan 0,367 yang kecil dari α (5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa financial distress tidak berpengaruh pada auditor switching secara voluntary. (5) Variabel Audit Tenure (AT) menunjukkan koefisien regresi sebasar 3,877 dengan tingkat signifikan 0,000 yang kecil dari α (5%). Jadi dapat

disimpulkan bahwa opini audit berpengaruh pada auditor switching secara voluntary. Hipotesis pertama (H1) pergantian manajemen berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary.. Hipotesis Ditolak. Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel pergantian manajemen yang di proksi dengan pergantian presiden direktur (CEO) menunjukkan nilai wald 0,020 dengan koefisien regresi 0,097 dan tingkat signifikan sebesar 0,887. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa suatu KAP. Hal ini disebabkan karena kebijakkan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak, Damayanti dan sudarma (2007). Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Pratini dan Astika (2013). Meskipun demikian, hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007),Wijayanti (2010) dan Prahartari (2013) menyatakan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh tehadap auditor switching secara voluntary. Hipotesis kedua (H2) opini audit berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary. Hipotesis Diterima. Pada table 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel opini audit menunjukkan nilai wald 4,311 dengan koefisien regresi -2,504 dan tingkat signifikan sebesar 0,038. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan akan menggentikan KAP

yang baru setelah mendapatkan opini yang tidak sesuai keinginan oleh manajemen ataupun perusahaan yaitu pendapat selain wajar tanpa pengecualian. Pendapat opini yang diberikan oleh auditor merupakan pandangan terhadap banyak pihak yang menggunakan laporan keuangan yaitu pihak internal dan pihak eksternal sebagai landasan dalam menilai dan melihat keadaan yang terjadi pada perusahaan tersebut, sehingga perusahaan sangat menghindari pendapat selain wajar tanpa pengecualian. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Prahartari (2013), akan tetapi penelitian ini mendukung hasil penelitian Divianto (2011) dan Andra (2012), yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh tehadap auditor switching secara voluntary. Hipotesis ketiga (H3) ukuran KAP berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary. Hipotesis Ditolak. Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel ukuran KAP menunjukkan nilai wald 0,004 dengan koefisien regresi 0,043 dan tingkat signifikan sebesar 0,950. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata tidak ditemukan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching secara voluntary karena kemungkinan perusahaan sampel menganggap bahwa tingkat expertise KAP tidak ditentukan oleh klasifikasi big 4 atau non big 4 akan tetapi kualitas audit dan independensi dari auditor KAP tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran KAP yang diukur berdasarkan KAP Big 4 atau Non Big 4 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching secara voluntary

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Aprillia (2013), pratitis (2012), akan tetapi hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Andra (2012), dan Arsih (2015), menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh tehadap auditor switching secara voluntary.

Hipotesis

keempat

(H4)

financial

distress

berpengaruh

terhadap

kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary. Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis denga menggunakan regresi logistik bahwa variabel financial distress yang diproksi dengan regresi Debt to Asset Ratio (DAR) menunjukkan nilai wald 0,815 dengan koefisien regresi 7,332 dan tingkat signifikan sebesar 0,367. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial distress justru tidak menjadi penyebab perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary. pada kenyataanya belum tentu perusahaan yang mengalami masalah kondisi keuangan akan melakukan auditor switching secara voluntary terlebih perusahaan sampel sebagian besar menggunakan jasa KAP big 4, dengan demikian perpindahan ke penggunaan jasa KAP yang lain akan menjadi pertimbangan besar dan akan semakin menyulitkan kondisi keuangan perusahaan karena adanya biaya baru yang akan dikeluarkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratitis (2015) dan Andra (2012) dan Chadegani et, al (2011), menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh tehadap auditor switching secara voluntary.

Hipotesis kelima (H5) audit tenure berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching secara voluntary. Hipotesis diterima. Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel audit tenure menunjukkan nilai wald 12.750 dengan koefisien regresi -3,877 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hasil penelitian menemukan bahwa panjang masa perikatan audit yang juga dipengaruhi oleh adanya peraturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai landasan agar tidak terjadinya perikatan audit secara terus menerus. Asrtini dan Muid (2013), menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar seperti big 4 akan memilki masa perikatan yang lebih lama disbanding perusahaan yang diaudit oleh KAP non big 4. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Nabila (2011), Astrini dan Muid (2013), yang munjukkan bahwa audit tenure berparuh terhadap auditor switching secara voluntary.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching secara voluntary pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan selama 5 (lima) tahunberturut-turut dari tahun 2010-2014, sampel yang digunakan adalah 17 perusahaan dengan periode 5 tahun yaitu sebanyak 85 data.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan perbankan di BEI periode 2010-2014. 2. Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan perbankan di BEI periode 2010-2014. 3. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan perbankan di BEI periode 2010-2014. 4. Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan perbankan di BEI periode 2010-2014. 5. Audit tenure berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary pada perusahaan perbankan di BEI periode 2010-2014. Saran Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimananya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian

selanjutnya

mungkin

dapat

mempertimbangkan

untuk

menggunakan objek penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga dapat dilihat generalisasi teori secara valid. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan beberapa variabel lain yang mungkin mempengaruhi auditor switching secara voluntary untuk meningkatkan pengetahuan mengenai auditor switching secara voluntary di Indonesia.

3. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari 5 tahun karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan klasifikasi berdasarkan variabel-variabel yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. & Hoesada, J. (2009). Auditing . Jakarta: Salemba Empat. Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Andra, I. N. (2012). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Setelah ada Keawajiban Rotasi Di Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Skripsi. Aprillia, E. (2013). Pengaruh Pergantian Manajemen, Kepemilikan Publik, Financial Distress dan Ukuran KAPTerhadap Auditor Switching. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Skripsi. Arsih, L. (2015). Pengaruh Opini Going Concern, Ukuran KAP dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Skripsi Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga Astrini, N. R., & Muid, D. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara Voluntary. Dipenogoro Journal Of Accounting , Vol.2, No.3, 1-11. Chadegani, A. A., M.M, Z., & Jari, A. (2011). The Determinant Factors Of Auditor Switch Among Companies Listed On Tehran Stock Exchange. International Research Journal Of Finance and Economics , Vol 10. 352-357. Damayanti, S., & Sudarma, M. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak. Divianto. (2011). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switching. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol 1 No. 11, 153-173. Dwiyanti, R. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching. Fakultas Ekonomi. Semarang. Skripsi.

Gunady, F. & Mangoting, Y. (2013). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan MAnufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2012 Melakukan Pergantian Kantor Akuntansi Publik. TAX and ACCOUNTING REVIEW , Vol 3, No 2, 1-13. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Halim, A. (2015). Auditing: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan Edisi Kelima Cetakan 1. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Harvianto, B. P. (2015). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching). Jom Fekon, Vol 2 No. 2, 115. Hudaib, M., & Cooke, T. (2005). Qualified Audit Opinion and Auditor Switching. Vol. 32 No 02/05, 1-26 Indonesia, I. A. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Jensen, M., & Mackling, W.H, . (1976). Theory Of The Firm : Managerial Behaviour, Agency Cost and Capital Structure. Journal of Financial Economic , Vol 3, 305-360. Juliantari, N. W., & Rasmini, N. (2013). Auditor Switching dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. E-Jurnal AKuntansi , Vol 3 No 3, 231-246. Kasmir, D. (2013). Analisis LAporan Keuangan Edisi 1 cetakan 6. Jakarta: Rajawali Pers. Kurniasih, M. (2014). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Skripsi. Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 jo 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003. Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “JAsa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008. Mulyadi. (2009). Auditing Edisi 6 Buku1. Jakarta: Salemba Empat. Nabila. (2011). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Skripsi.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Prahartari, F. A. (2013). Analisis Faktor-Faktor YAng Mempengaruhi Auditor Switching. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Skripsi. Pratitis, Y. T. (2012). Auditor Switching : Analisis Berdasar Ukuran KAP, Ukuran Klien dan Financial Distress. Accounting Anlysis Journal . Vol 1 No. 1, 1-32. Pratini I.G.A.A & Astika, P. I (2013). Fenomena Pergantian Auditor di Bursa Efek Indonesia. E-jurnal Akuntansi Udayana , Vol. 5 No. 2, 470-482. Prastiwi , A. & Wilsya, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Auditor : Studi Empiris Perusahaan Publik Di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 1, No. 1, 62-75 Sinarwati, N. (2010). Mengapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Melakulan Pergantian Kantor Akuntan Publik? Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto. Subramanyan & Jhon J, W. (2010). Analisis LAporan Keuangan Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Ulfasari, H. K dan Marsono. (2014). Determinan Fee Audit Eksternal Dalam Konvergensi IFRS. Dipenogoro Journal Of Accounting , Vol. 3, No. 2. 111. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Wiajayani, D. E. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia MElakukan Auditor Switching. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Skripsi. Wijayani, E. D., & Januarti, I. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium Nasional Akuntansi 14, Aceh , 1-25. Wild, S. d. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

www.bi.go.id www.idx.co.id www.wikipedia.org/wiki/delloitte_touche_tohmatsu www.wikipedia.org/wiki/ernst_&_young www.wikipedia.org/kpmg ww.wikipedia.org/pricewaterhousecoopers