FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN III OSTEOARTRITIS

Download Mampu menguasai penatalaksanaan (terapi) penyakit dan materi konseling untuk pasien pada berbagai penyakit sistem tulang & persendian, obst...

0 downloads 317 Views 2MB Size
PENDAHULUAN KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN III

Efta Triastuti, M.Farm.Klin., Apt. Progran Studi Farmasi Fakultas Kedokteran-Universitas Brawijaya 2012

FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN III 

  

Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penatalaksanaan (terapi) penyakit dan materi konseling untuk pasien pada berbagai serta pemantauan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi Sifat: Wajib SKS: 2 (1)  2 SKS kuliah & 1 SKS tutorial Cakupan: 1.

2. 3. 4.

Sistem Tulang & persendian Sistem Obstetri & ginekologi Sistem Saraf Sistem Ginjal

SISTEM TULANG & PERSENDIAN 1.

2. 3. 4.

Osteoartritis Osteoporosis Gout & hiperuricemia Rheumatoid artritis

SISTEM OBSTETRI & GINEKOLOGI 1.

2. 3.

Kontrasepsi Kehamilan & laktasi Terapi hormon pada wanita

SISTEM SARAF 1.

2.

3. 4.

Nyeri Nyeri kepala: migrain & tipe-tensi (tension headeache) Epilepsi Parkinson disease

SISTEM GINJAL 1.

2. 3. 4.

Gagal ginjal akut & kronis Penyesuaian dosis pada insufisiensi ginjal Homeostasis elektrolit Asidosis & alkalosis metabolik

TUJUAN PERKULIAHAN Mampu menguasai penatalaksanaan (terapi) penyakit dan materi konseling untuk pasien pada berbagai penyakit sistem tulang & persendian, obstetri & ginekologi, saraf, serta ginjal juga pemantauan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi  memastikan pasien mendapatkan terapi obat yang rasional: Tepat obat



Tepat pasien



Tepat indikasi



Tepat dosis Monitoring ESO 

TUGAS MANDIRI 

Tugas mandiri diberikan dengan berbagai metode tergantung pada pengampu materi

PROSES PERKULIAHAN 





Perkuliahan bersifat ‘student active learning’ Perkuliahan lebih bersifat diskusi dua arah dan dosen memberikan kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat yang ilmiah Ujian sumatif dilaksanakan 2 kali di pertengahan dan akhir semester, selain itu akan dilaksanakan ujian formatif berupa kuis atau tes lain

SISTEM PENILAIAN KULIAH (2 SKS) 

  

20% Tugas mandiri 10% Partisipasi & keaktifan 35% UTS 35% UAS

PROSES TUTORIAL 







Mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing didampingi oleh 1 dosen pembimbing tutorial Mahasiswa akan diberi kasus sesuai dengan materi kuliah sebelumnya Tiap anggota kelompok wajib aktif dalam diskusi kasus Mahasiswa mengemukakan pendapatnya dengan sopan dan penuh kesungguhan sesuai dengan pengetahuannya yang didukung oleh sumber yang ilmiah

SISTEM PENILAIAN TUTORIAL (1 SKS) 

 

30% Partisipasi, kemampuan komunikasi & keaktifan 35% UTS OSCE 35% UAS OSCE

PERATURAN PERKULIAHAN & TUTORIAL   



 





Berpakaian sopan dan mengenakan sepatu Tidak diperbolehkan mengenakan celana jeans/denim Maksimum ketidak hadiran untuk kuliah dan tutorial jika diakumulasi adalah 3kali pertemuan. Apabila mahasiswa tidak hadir lebih dari 3 kali perkuliahan dan tutorial maka mahasiswa dianggap mengundurkan diri dari keikutsertaannya dalam mata kuliah farmakoterapi dan wajib mengulang mata kuliah yang sama. Maksimum keterlambatan dalam kuliah dan responsi adalah 15 menit, lebih dari waktu tersebut maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan dan tutorial dan dianggap tidak hadir. Apabila mahasiswa tidak hadir, diwajibkan memberikan pernyataan izin tertulis. Mahasiswa wajib mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan yang akan diuji dengan tanya jawab yang harus dijawab oleh mahasiswa di setiap perkuliahan. Mahasiswa wajib membawa buku atau laptop atau sumber referensi lain yang diperlukan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pada waktu tutorial mahasiswa wajib membawa buku atau laptop atau sumber referensi lain ke dalam kelas.

REFERENSI 





Wells, B., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2009. Pharmacotherapy Handbook. 7th Ed. Mc Graw Hill Companies. Inc. New York Schwinghammer, T.L. & Koehler, J.M. 2009. Pharmacotherapy Casebook: A Patient-Focused Approach. 7th Ed. Mc Graw Hill Companies. Inc. New York Fletcher, A.J., Edwards, L.D., Fox, A.W., Stonier, P. 2002. Principles and Practice of Pharmaceutical Medicine. John Wiley & Sons, Ltd. UK

FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN III

OSTEOARTRITIS EFTA TRIASTUTI, M.Farm.Klin.,Apt. PROGRAM STUDI FARMASI FKUB

KOMPETENSI 





Mahasiswa mampu mengenali tanda dan gejala osteoartritis Mahasiswa mampu mendesain terapi yang sesuai untuk osteoartritis dengan berbagai permasalahannya Mahasiswa mengevaluasi efikasi terapi osteoartritis

DEFINISI Kelompok kondisi heterogen yang menimbulkan tanda & gejala sendi berkaitan dengan abnormalitas integritas kartilago disertai dengan adanya perubahan tulang di sekitar sendi

EPIDEMIOLOGI OA

< 45 th  20% Prevalensi

Usia

epidemiologi Insiden

200 per 100000 orang

> 75 th  85%

ETIOLOGI Usia

Semakin ↑ usia  semakin ↑ resiko OA

Beban

Genetik

Trauma, beban pekerjaan, obesitas, kristal dalam persendian

Kurangnya predisposisi gen pengkode regulasi kolagen tipe I, II, IX, protein matriks ekstraseluler kartilago, reseptor Vit D, reseptor estrogen,

PERANAN FAKTOR PERILAKU & HORMONAL Perilaku

Merokok

• Beberapa penelitian cohort menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor protektif untuk OA • Beberap penelitian cohort lain menyatakan tidak adanya hubungan antara merokok & OA

Hormonal Estrogen • Estrogen mempengaruhi keseimbangan matriks metaloproteinase dalam chondroitin • Penelitian cross-section menyatakan bahwa pemberian ERT (Estrogen Replacement Therapy) cenderung lebih kecil resiko untuk mengalami OA.

PERANAN FAKTOR LOKAL Lesi SuTul • Adanya lesi  resiko OA ↑ 3,3x • Semakin besar lesi  nyeri ↑ 6x • BML berhubungan dengan kadar kolagen tipe II

Densitas Mineral Tulang (BMD) • Penelitian prospektif  semakin ↑ BMD  semakin ↑ resiko terjadinya OA

MANIFESTASI KLINIS Nyeri sendi Kaku

Keterbatasan gerak Crepitus Inflamasi lokal

PERBEDAAN SENDI NORMAL & OA

PERBEDAAN SENDI NORMAL & OA

DATA LABORATORIUM

OA tidak menyebabkan peningkatan kadar LED ataupun marker inflamasi yang lain

KLASIFIKASI General

Lokal

OA

Primer/Idiopati

Sekunder

Faktor predisposisi tidak jelas

Faktor predisposisi jelas

DERAJAT OSTEOARTRITIS Normal

Mungkin terdapat osteophyte Terdapat osteophyte, mungkin terjadi penipisan rongga sendi

Osteophyte sedang, penipisan rongga sendi sedang, mungkin terjadi sklerosis Penipisan rongga sendi berat, sklerosis tulang sunchondral Skala Radiografi Kellgren & Lawrence

PERBEDAAN OA & RA

PATOFISIOLOGI OA AKIBAT STRES MEKANIK

PATOFISIOLOGI OA AKIBAT USIA

PENCEGAHAN

Penurunan berat badan

Menjaga asupan vit D

Menurunkan beban sendi

Mencegah trauma tulang

Olah raga ringan

TERAPI NONFARMAKOLOGI Istirahat Terapi fisik yang memperkuat otot Penurunan BB Alat bantu penopang sendi

TERAPI FARMAKOLOGI

ASETAMINOFEN

Interaksi dengan warfarin

Kombinasi asetaminofen & codein

ES  hepar

Analgesik paling sederhana untuk OA

Meningkatkan potensi warfarin  perlu monitoring ketat

NSAID UNTUK OA NSAID  lebih efektif (& lebih toksik) daripada Asetaminofen OA ringan – sedang  inisiasi dengan asetaminofen 2,4 – 4 gram/hari (2 gram untuk pasien alkoholik) Jika tidak merespon asetaminofen  diberikan NSAID ES  PUD (kecuali NSAID selektif COX2, insufisiensi ginjal) Pasien dengan faktor resiko terjadi PUD, perforasi & perdarahan  berikan NSAID selektif COX2 (coxib)

PERANAN NSAID PADA JALUR EICOSANOID

PERKEMBANGAN NSAID

Coxib  lebih cost-effective dibandingkan dengan NSAID konvensional dengan atau tanpa PPI

STUDI PERBANDINGAN ANTARA NSIAD & COXIB DENGAN ASETAMINOPHEN

CHONDROITIN SULFAT Sediaan oral tersedia

• Absorbsi ± 70%

Polimer disakarida rantai panjang

• Kompetitif inhibisi enzim yang mendegradasi proteoglikan

Sumber hewani

• Lembu, babi, hiu  resiko alergi

GLUKOSAMIN Sediaan oral tersedia

• Absorbsi > 90% • Aman (meski dosis tinggi)

Substrat intermediet

• ↑ sintesis glikosaminoglikan & kolagen dari chondrosit

Kombinasi dengan chondroitin sulfat

• 1000 mg glukosamin + 800 mg chondroitin sulfat  drastis menurunkan kebutuhan analgesik

KORTIKOSTEROID

Injeksi intra artikuler metilprednisolon asetat (20-40 mg)

Injeksi intra artikuler tiamcinolon hexacetonide 10-20 mg

Onset 24-72 jam, peak 1 minggu, durasi hingga 8 minggu ES resiko infeksi, perdarahan

Batasi injeksi 3-4 x/tahun

ASAM HIALURONAT

↑ viskositas cairan sinovial

Menggantikan deplesi asam hialuronat pada OA

Dosis 20-25 mg asam hilaronat

ES  edema lokal, infeksi, rash

Injeksi intra artikuler seminggu sekali selama 3-5 minggu

OPIOID Opioid lebih poten Oksikodon 20-120 mg

Resiko adiksi, sedasi, & konstipasi

Kombinasi asetaminofen+codein

Bentuk sustained relesase Sedapat mungkin dihindari Mengurangi ES mual & mulut kering

TRAMADOL

Dapat dikombinasi dengan asetaminofen atau NSAID

Dosis 100200 mg/hari

ES  mual, muntah, pusing, konstipasi, somnolen

KRIM CAPSAICIN

Lokal capsaicin

Deplesi substansi P dari akhir saraf sensorik

Menurunkan nyeri

TETRASIKLIN, ANTAGONIS IL-1, KOLAGENSE INHIBITOR

Inaktivasi matrix metaloproteinase (collagenase, stromolysin, dan gelatinase)

Doksisiklin belum di-approve oleh FDA sebagai terapi OA

ALGORITMA TERAPI OA Analgesik opioid/narkotik, injeksi asam hialuronat, pembedahan

Terapi nonfarmakologi Respon adekuat? YA

TIDAK

YA Lanjutkan

Oral: asetaminofen, chondroitin atau glukosamin Topikal: capsaicin Respon adekuat?

YA Lanjutkan

TIDAK NSAID  murah (generik), riwayat PUD, alergi NSAID, gangguan ginjal atau hepar, perdarahan, ko-medikasi

TIDAK

Respon adekuat? Lanjutkan YA

Coba NSAID lain TIDAK

Trial 1-2 minggu Respon adekuat? Analisa perlu tidaknya: COX-2 inhibitor atau NSAID+PPI atau NSAID+misoprostol atau COX-2 inhibitor+PPI

CONTOH RESEP

R/ glukosamin 500 no XC S 3 dd I R/ piroxicam 10 no XXX S 1 dd I pc R/ voltaren gel no I S ue R/ asam mefenamat 500 no LX S 3 dd I pc

MONITORING Gejala nyeri abdomen, heartburn, mual, atau perubahan warna feses

TD, BB, edema, rash, pusing, status kesadaran Serum kreatinin, CBC serum transaminase  tiap 6-12 bulan

Ostoarthritis dengan pembesaran di distal interphalangeal

TUGAS MANDIRI Cari masing-masing 1 resep (tidak boleh sama) di apotek yang berisi analgesik yang kemungkinan diindikasikan untuk OA lalu difotokopi, kemudian: 1. Bahas kesesuaian resep tersebut dengan teori. 2. Mintakan pernyataan bahwa anda meminjam resep dengan SOPAN dari petugas apotek dengan disertai tanda tangan yang bersangkutan.

POST TEST 1.

2.

3.

4.

5.

Pertimbangan apa sajakah yang menjadi dasar pemilihan terapi NSAID untuk OA? ES NSAID salah satunya adalah menyebabkan insufisiensi ginjal, bagaimanakah mekanisme terjadinya ES tersebut? Pasien mendapatkan resep pembuatan puyer dari tablet oksikodon sustained released karena pasien tidak dapat minum tablet, bagaimana pendapat anda? Berikan rekomendasi anda. Seorang pasien OA punya riwayat asthma, mendapatkan terapi aspirin untuk mengurangi nyeri, bagaimana pendapat anda? Pasien alkoholik mendapatkan terapi OA berupa asetaminofen dengan regimen 3 x 1,5 gram per hari, bagaimanakah pendapat anda? Sertakan alasan yang lengkap.