Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
FENOMENA KONSUMSI BUDAYA KOREA PADA ANAK MUDA DI KOTA MANADO FRULYNDESE K. SIMBAR NIM 120817007 ABSTRACT Global influence is the main thing of the spread of the culture, the various cultures of the developed countries on the continent of Europe and America has existed in Indonesia. Not only Western culture, but the culture of developed countries in Asia today have crowded in consumption by Indonesia, one example of a culture that is currently massively use by Indonesian society is the culture south Korea, which was known as hallyu or Korean wave. Hallyu is quickly and surely come and stay into the Indonesian community life especially in the hearts of young people. With their products that are very simple but always full of innovations, hallyu has now becoming one of the youth culture in Indonesia. Iin several major cities in Indonesia hallyu’s products became the most important thing of the young people, it is also entered in the city of Manado, hallyu or Korean wave has become one of the phenomena, which is the young people who are the nation's future is now using and adoring the product of outside, without thinking to use domestic products. This study aims to determine of how the hallyu’s product consume by the young people in Manado and the reason that why Korean Wave has been choose by them to be consume massively than Indonesia products Keywords: hallyu, Korean Wave, Manado.
ISSN 1979-0481
1
PENDAHULUAN Pengaruh
Korea Selatan pada beberapa
global
penyebaran
budaya
dalam semakin
terlihat dengan adanya berbagai faktor pendukung seperti media sosial dan media massa. Migrasi dari satu tempat ke tempat lain tidak
lagi
membawa
dibutuhkan suatu
untuk
kebudayaan
berpindah, hanya dengan mengakses internet kebudayaan dari negara lain dapat diserap oleh pengguna,
munculnya
elektronik”
dalam
secara
meluas
hilangnya
“ruang
kehidupan
menyebabkan
proses
“social
learning” yang memungkinkan empati dilakukan dalam hubungan antar manusia (Abdullah, 2010: 39). Media juga mengambil bagian pada pengaruh penyebaran budaya secara tidak langsung, karena media menjadi jembatan konsumen.
antara
agen
Media
dan
merupakan
saluran yang berpengaruh dalam distribusi yang
kebudayaan
secara
langsung
pengaruhi
gaya
cenderung
untuk
hidup,
global memiklan
membentuk
pasar baru dan mendidik kaum muda untuk menjadi konsumen (Abdullah, 2010: 50). 2
tahun
terakhir
menyebarkan populernya nasional.
ini
berhasil
produk ke
budaya
dunia
Berbagai
interproduk
budaya Korea mulai dari drama film, lagu, fashion, gaya hidup produk-produk
industri
mulai
mewarnai kehidupan masyarakat di
berbagai
Budaya begitu serta
belahan
Korea
dunia.
berkembang
pesatnya diterima
dan
meluas
publik sampai
menghasilkan sebuah fenomena demam Korean Wave. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra, dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah, seperti fenomena
alam
atau
orang
kejadian yang menarik perhatian atau luar biasa sifatnya. Dan Korean istilah
wave yang
tersebarnya
adalah
sebuah
diberikan atau
untuk
gelombang
Korea secara global di berbagai negara
di
dunia
termasuk
Indonesia, dilihat dari pengertian di atas maka Korean Wave dapat dikategorikan
sebagai
suatu
fenomena (Robertson, 1992: 87).
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
K-pop,
kepanjangannya
drama televisi di Korea, dalam
Korean Pop ("Musik Pop Korea"),
sebuah
adalah jenis musik populer yang
diproduksi dalam bahasa Korea.
berasal
dari
Korea
Selatan.
Banyak dari drama ini telah
Banyak
artis
dan
kelompok
menjadi populer di seluruh Asia
musik
pop
Korea
sudah
format
mini
seri,
dan telah memberi kontribusi
menembus batas dalam negeri
pada
dan populer di manca negara.
gelombang
Kegandrungan akan musik K-
sebagai "Hallyu (bahasa Korea:
Pop merupakan bagian yang tak
한류)",
dan
terpisahkan
Drama"
di
Korea (Korean Wave) di berbagai
Drama
Korea
negara. Musik pop Korea pra-
populer
juga
modern pertama kali muncul
populer di bagian lain dunia
pada
seperti
daripada
tahun
Demam
1930-an
akibat
fenomena
umum
Korea,
dari
dikenal
juga
"Demam
beberapa
negara.
yang
paling
telah
Amerika
menjadi
Latin,
Timur
masuknya musik pop Jepang
Tengah, dan di tempat lain.
yang juga turut mempengaruhi
Secara umum, ada dua genre
unsur-unsur awal musik pop di
utama
Korea. Penjajahan Jepang atas
pertama
Korea
sabun
musik
juga
membuat
Korea
tidak
genre bisa
drama
Korea.
Genre
menyerupai barat
yang
opera berdurasi
pendek, happy ending, dan tanpa
berkembang dan hanya meng-
referensi
ikuti perkembangan budaya pop
sering ditemukan di drama barat.
Jepang pada saat itu. Pada tahun
Drama ini biasanya melibatkan
1950-an dan 1960-an, pengaruh
konflik
musik pop barat mulai masuk
uang, hubungan antara mertua
dengan banyaknya pertunjukan
(biasanya
musik
anak/menantu
yang
pangkalan
diadakan militer
oleh
Amerika
Selain
seksual
terkait
jelas
tawar-menawar
antara
itu,
yang
ibu
dan
perempuan). termasuk
cinta
Serikat di Korea Selatan. Drama
segitiga dimana pemeran wanita
Korea
biasanya
(bahasa
한국드라마) ISSN 1979-0481
mengacu
Korea: pada
jatuh
cinta
dengan
seorang "anak nakal" dengan 3
karakter utama yang menganiaya
Korea
dirinya. Drama ini berlangsung
promosikan
dari 16 episode sampai lebih dari
mereka melalui industri iklan dan
100 (biasanya tidak lebih dari
ini
200 episode).
imitasi yang terjadi di remaja
Genre utama lainnya adalah drama
sejarah
Korea
(juga
dikenal sebagai sa geuk), yang merupakan sejarah
dramatisasi
Korea.
Korea
fiksi drama
sejarah biasanya melibatkan alur cerita yang sangat kompleks dengan kostum yang rumit, set dan efek khusus. Seni bela diri, pertarungan pedang dan kuda sering menjadi komponen besar dari drama sejarah Korea juga. Acara realitas biasanya menggunakan saingan,
tema
seperti
problema
perhidup,
pencarian bakat atau pencarian jodoh. Acara realitas umumnya menampilkan
kenyataan
yang
dimodifikasi atau berlangsung tanpa menggunakan skenario. Cara berpakaian orang Korea sangat untuk
inspiratif, pakaian
menggunakan
contohnya
resmi jas
mereka
yang
di-
gabungkan dengan kaos oblong, untuk
pakaian
sehari-hari
mereka biasanya mengenakan pakaian sesuai musim. 4
juga
gencar
mem-
produk-produk
bertujuan
agar
pengaruh
Indonesia cepat terinternalisasi di dalam gaya hidup mereka sehari-hari. iklan
Pengaruh
sangat
efektif
industri dalam
penyebaran budaya pop Korea, ini tampak dari beberapa produk yang tersebar di pasar Indonesia. Jika anda berkunjung ke online shopping, sangat banyak produk kecantikan,
pakaian
dan
aksesoris yang berbau Korean Wave. Bahkan produk makanan Korea juga sudah menjadi trend pilihan kuliner bagi masyarakat Indonesia, heran
makanya
jangan
sudah
banyak
jika
restauran Korean Wave hadir di Indonesia. KEBUDAYAAN Kebudayaan konsep
merupakan
fundamental
dalam
disiplin ilmu antropologi. Salah seorang ahli antropologi mengemukakan kebudayaan
tentang yang
definisi melingkupi
semua pengalaman manusia : “Kebudayaan
meliputi
penge-
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
tahuan, kepercayaan, seni, moral,
memperoleh
hukum,
sadar,
serta
kapasitas
dan
budayanya
melalui
baik
pembelajaran
perilaku lainnya yang diterima
langsung maupun tidak sadar,
atau
melalui interaksi tidak langsung.
dipelajari
oleh
manusia
yang adalah anggota masya-
Antropolog
rakat” (E. B. Tylor, 1887:1). Dari
beberapa
definisi
ini
diantaranya,
bahwa
keunikan
dalam
dapat
dikatakan kebudayaan
peradaban
manusia
mengelompokkan tipe
pembelajaran tipe
dikenal
dengan
learning
atau
pertama situational
pembelajaran
didapatkan dan bergantung dari
dengan cara memahami dan
pembelajaran manusia terhadap
mengamati situasi dimana kita
sesuatu
menyesuaikan
dengan sendiri.
yang
berintegrasi
lingkungan Sehingga
ber-
hidupnya
dasarkan pengalaman langsung.
kebudayaan
Pada tipe ini Psikolog merujuk
mencakup keseluruhan sistem
kepada
gagasan,
pengkondisian.
tindakan
perilaku
dan
hasil
pembelajaran
sebagai
Manusia
dan
karya manusia dalam kehidupan
hewan lainnya, bahkan orga-
masyarakat yang dijadikan milik
nisme bersel tunggal, belajar
diri
secara situasional dan memo-
manusia
dengan
belajar
(Koentjaraningrat, 2009:144). Kita
tidak
mewarisi
kebu-
dayaan melalui kode genetik seperti mewarisi bentuk karakter fisik dari orang tua ataupun generasi nenek moyang kita. Tetapi
kita
kebudayaan
mendapatkan melalui
proses
enkulturasi. Enkulturasi adalah proses interaksi manusia dimana dia
belajar
dan
kemudian
menerima budayanya. Manusia ISSN 1979-0481
difikasi perilaku mereka dalam situasi yang berbeda. Misalnya, anjing
dapat
belajar
dan
mengerti
berbagai
macam
perintah
dengan
adanya
pemberian penghargaan setelah sukses
melakukan
apa
yang
diajarkan. Dalam beberapa kasus, perilaku dimodifikasi
manusia melalui
dapat peng-
kondisian. Makan terlalu banyak, perjudian, dan kadang-kadang merokok dapat dikurangi melalui 5
teknik-teknik
psikologis
yang
aliran
pemikiran
dari
paham
melibatkan bentuk-bentuk baru
rasionalitas di Eropa Barat, yaitu
dari
paham teori yang muncul pada
perilaku
yang
menguntungkan. pembelajaran
lebih
Bentuk
abad
pertengahan,
sebagai
social
antitesis atas pemikiran paham
pembelajaran
naturalis. Pilihan rasional sebagai
sebagai suatu proses kognitif
model penjelasan dari tindakan-
yang terjadi dalam konteks sosial
tindakan manusia, dimaksudkan
dan
untuk
learning
disebut
lain
atau
murni
terjadi
melalui
memberikan
analisa
observasi atau instruksi lang-
formal dari pengambilan kepu-
sung, dengan kata lain manusia
tusan
mengamati respon manusia yang
sejumlah
lain terhadap suatu lingkungan
tujuan,
sosial dan menambahkan bentuk
beberapa area teori ekonomi,
respon tersebut dalam koleksi
teori kemungkinan, game theory,
perilakunya
dan
sendiri.
Dengan
rasional
berdasarkan
kepercayaan serta
teori
dan
menggabungkan
public
goods.
demikian, kita tidak perlu memi-
Paradigma teori pilihan rasional
liki pengalaman langsung karena
menawarkan aspek umum dari
kita dapat mengamati bagai-
mekanisme
tersebut
diantara
mana orang lain berperilaku dan
fenomena
sosial.
Dengan
kemudian meniru atau meng-
mengasumsikan bahwa individu
hindari perilaku tersebut (Rendell
dalam latar belakang sosial dan
et al. 2010).
membuat pilihan tindakan atau keputusan
PILIHAN RASIONAL Teori Pilihan Rasional James S. Colemann
merupakan
sebuah
teori yang disuguhkan Coleman dalam sebuah jurnalnya yang berjudul Rational Choice Theory. Teori
pilihan
rasional
pada
dasarnya merupakan kristalisasi dari pemahaman perkembangan 6
berdasarkan
kepercayaan dan tujuan mereka. Teori dapat
ini
dimaksudkan untuk
menerangkan
penyelesaian (social
sejumlah
masalah
arrangement)
sosial sebagai
efek keseluruhan dari pilihan tersebut. (Coleman, 2012)
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
BUDAYA KONSUMERISME
mimpi-mimpi,
Definisi budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang. sebuah
Konsumsi perilaku
adalah
aktif
dan
kolektif. pakan jantung dari kapitalisme adalaha sebuah budaya yang didalamnya
terdapat
bentuk
halusinasi, mimpi, artifilsialitas, kemasan wujud komoditi, yang kemudian (iklan,
dikonstruksi komunikasi
show,
sosial
ekonomi
media)
sebagai
kekuatan tanda (semiotic power) kapitalisme.
Budaya
merupakan
suatu
menarik
utnuk
konsumsi hal
dikaji
yang karena
terkait
dengan
budaya
karena
budaya
konsumsi
pop ini
mengacu seperti budaya pop yaitu bersifat massal. Budaya konsumsi juga dapat diartikan pula
yang
keauntentikan
sebagai
budaya-budaya
menegaskan romantik
Pada
titik
ini
di
mana
seseorang
mengkonsumsi sesuatu bukan atas dasar kebutuhan melainkan keinginan. memiliki
Budaya dua
sebagai
konsumsi
nilai.
wujud
Pertama, pemuasan
kebutuhan identitas dan makna. Kedua, sebagai fungsi social dan ekonomis. KOREAN WAVE Indonesia
termasuk
negara
yang sedang terkena demam Korea yang sudah hal ini dapat terlihat di layar televisi majalah dan juga internet di Indonesia yang sekarang berlomba-lomba untuk menayangkan atau menginformasikan
seputar
berita-
berita Korea. Di televisi bahkan
konsumen.
tayangan-tayangan
banyak
konsumen menggunakan image,
setiap
tanda-tanda dan benda-benda,
hubungan
simbolik yang mengumpulkan
misalnya
ISSN 1979-0481
konsumsi
merupakan suatu pola pikir dan
sudah
budaya
dan
menyenangkan diri sendiri.
yang dilakukan oleh seorang Adapun
dan
pemenuhan emosional dalam hal
tindakan
Budaya konsumsi yang meru-
melalui
fantasi
keinginan
harinya
menayangkan hiburan yang
dengan film,
musik,
berKorea, dan 7
infotaiment dari sini tidak di
masuknya
budaya
Korea
pungkiri bahwa televisi menjadi
Indonesia
ini
dipungkiri
sarana utama bagi masyarakat
menimbulkan efek domino ke
Indonesia untuk mendapatkan
musik dan film. Jenis media yang
informasi
mengantarkan
mengenai
segala
tak
ke
produk-produk
sesuatu yang berbau Korea, tidak
budaya
Korea
hanya itu majalah atau tabloid
khalayak
Indonesia
bahkan koran sebagai media
semakin beragam, yaitu VCD,
massa
DVD,
di
menuliskan
Indonesia tentang
juga
ke
dan
tangan itu
yang
pun paling
berita
fenomenal, tentu saja, internet.
seputar Korea dan para remaja
Internet bahkan bisa disebut
juga
sebagai
bisa
melihat
dan
media
yang
paling
mendapatkan video-video film
berpengaruh dalam globalisasi
bahkan musik serta informasi-
budaya Korea karena tak banyak
informasi tentang budaya Korea
film
melalui media elektronik ini.
mendapatkan tempat di media
Pada
dasarnya,
globalisasi
budaya Korea tersebut tak bisa dilepaskan dari peran media. Media
membawa
nilai-nilai
dan
musik
Korea
Mainstream internasional. Hal ini pun berlaku di Indonesia. Pada dasarnya Korean Wave atau Gelombang Korea adalah
budaya Korea ke luar negeri dan
terjemahan
menjadi salah satu penunjang
(Hallyu) dalam bahasa Korea
utama
gerakan
yang artinya adalah ‘arus Han’.
hallyu atau globalisasi budaya
“Han” ini sendiri mengacu pada
Korea di dunia internasional.
Hankuk atau Korea. Sedangkan 류
Media yang banyak berperan
berarti ‘arus, aliran’. Istilah ini
dalam
nilai-nilai
yang menciptakan adalah media
budaya Korea pada mulanya
massa dari Cina tempat asal
adalah
berhasilnya
persebaran
istilah
한류
yang
mena-
muasal semua Hallyu 韓流 ini
drama-drama
Korea.
terjadi. Tepatnya saat pada tahun
Kesuksesan televisi memediasi
1997 ada drama Korea yang
yangkan
8
televisi,
dari
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
pertama kali tayang di CCTV
Taiwan, Jepang) dan Vietnam
China. Drama ini berjudul ‘What Is
yang
love All About’ (사랑이뭐길래
negara-negara
Sarangi mwo gille). Dari sini
lainnya hingga paruh pertama
banyak orang Cina yang suka
tahun 2000-an. Yang kemudian,
dan akhirnya semakin banyak
Hallyu
produk budaya (drama) Korea
negara Amerika Selatan, Timur
yang tayang di negeri Cina.
Tengah
Selain itu, pada saat yang sama
hingga paruh kedua tahun 2000-
ada grup boyband Korea, yaitu
an. Hingga akhirnya sampai ke
H.O.T.
seluruh dunia termasuk kawasan
yang
terkenal
juga
didaratan
kombinasi
menjadi Cina.
terkenalnya
Jadi
drama
akhirnya
merembet Asia
menyebar dan
ke
Tenggara
ke
negara-
sebagian
Afrika
Eropa dan Amerika Serikat pada tahun-tahun
terakhir
dekade
dan musik Korea (istilah K-Pop
pertama abad ke-21 (thn 2000-
saat itu belum ada) di Cina
ana khir). Hallyu sebagai aliran
menjadikan media massa Cina
budaya populer Korea adalah
memunculkan istilah ini. Dari
sebuah fenomena yang saat ini
situlah
Hallyu.
terus berlangsung dan seperti
Setelah itu, Taiwan, Vietnam,
halnya budaya populer Jepang
Jepang dan negara-negara lain
yang
terimbas
mulai
terjangnya di Asia dan dunia
menyukai Hallyu. Dari segi arti,
sejak tahun 1990-an, Hallyu tidak
maka Korean Wave atau Hallyu
bisa diprediksi sampai kapan
adalah fenomena mengalirnya
berlangsung. Bahkan sekarang
budaya populerKorea (Selatan)
Hallyu
ke dunia internasional. Hallyu
bukan hanya untuk menyebut
adalah fenomena mengalirnya
mengalirnya
budaya
yang
tapi juga fashion, masakan dan
berupa drama, film, dan musik
industry kreatif lain dapat juga
(K-Pop)
disebut hallyu.
muncul istilah
dan
populer yang
ikut
Korea diawali
dari
mendahului
pun
meluas budaya
sepak
menjadi popular,
negara-negara serumpun (Cina, ISSN 1979-0481
9
PRODUK-PRODUK HALLYU
terlalu
kehidupan
1. Drama Korea Drama
Korea
merupakan
penyebab dari mulainya Hallyu di
berbagai
Negara.
Warga
Korea Selatan suka menonton drama
jauh
dan
film
dan
mendengarkan
musik.
Peru-
sahaan TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi
dengan yang
ada
konsep pada
masyarakat Asia pada umumnya. Factor-faktor jadikan
tersebut
drama
Korea
menlebih
mengena bagi masyarakat Asia dibandingkan
dengan
drama
dari Barat. 2. K-Pop (Korean Pop) K-pop,
kepanjangannya
drama dan beberapa diantaranya
Korean Pop (“Musik Pop Korea”),
mencetak
adalah jenis musik popular yang
kesuksesan
diekspor
Negeri.
berasal
dari
Korea
Fenomena ini turut mempro-
Banyak
artis
dan
mosikan
musik
pop
Budaya
ke
luar
dan
Bahasa Korea
Korea ke
dan
berbagai
Negara. Alur
Selatan. kelompok
Korea
sudah
menembus batas dalam Negeri dan popular di mancanegara.
ceritanya
yang
kuat,
genre yang bervariasi dan juga acting dari para pemain yang dapat dengan mudah menangis secara
natural
menyebabkan
banyak
penduduk
Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan
daripada
Demam
Korea (Korean Wave) di berbagai Negara.
yang
Musik pop Korea pra-modern
melihat drama Korea menjadi
pertama kali muncul pada tahun
terenyuh
itu,
1930-an akibat masuknya musik
cerita yang ditampilkan sesuai
pop Jepang yang juga turut
dengan budaya masyarakat Asia
mempengaruhi unsur-unsur awal
pada
musik pop di Korea. Penjajahan
hatinya.
Asia
Kegandrungan akan musik K-
Selain
umumnya,
konsep
mengenai cinta sejati, pengo-
Jepang
rbanan, dan konsep kehidupan
membuat genre musik Korea
lain
tidak bisa berkembang hanya
yang
tergambar
dalam
drama Korea tidak bertentangan 10
mengikuti
atas
Korea
juga
perkembangan
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
budaya pop Jepang pada saat
beberapa
itu. Pada tahun 1950-an dan
lomba untuk mendapat lisensi
1960-an, pengaruh musik pop
tayang dan membuat duplikat-
barat
dengan
nya. Berikut merupakan bebe-
banyaknya pertunjukkan musik
rapa reality show Korea yang
yang diadakan oleh pangkalan
banyak
militer Amerika Serikat di Korea
penggemarnya:
mulai
masuk
Selatan.
3. Film Korea
Hallyu
awalnya,
fans. Running Man tayang
film
setiap
Ji Suk Jin, Gary dan Song Ji Hyo. Running Man perdana
Korea Selatan dikenal karena alur
tayang pada tahun 2010 dan
ceritanya yang kuat dan genre
masih
sehingga
mengudara
sendiri adalah menjalankan
4. Reality Show
berbagai misi kocak dengan slogan "Jangan berjalan tapi
Konsep baru, kreatif dan fresh
lari!".
membuat reality show Korea memiliki penggemar tersendiri kalah
fanatiknya
boyband
dan
girlband. Bahkan saking serunya, ISSN 1979-0481
terus
sampai sekarang. Konsepnya
menarik banyak penonton.
fans
dan
Kook, Lee Kwangsoo, Ha Ha,
oleh film Korea. Film produksi
dengan
sore
yakni Yoo Jaesuk, Kim Jong
kehadiran Hallyu, mulai tersaingi
tak
Minggu
dipandu 7 member tetap
bioskop di Asia, namun dengan
yang
dari
yang selalu dipadati ribuan
film-film Taiwan mendominasi
bervariasi
Terlihat
beberapa episode luar negeri
Jepang dan film Hongkong serta
yang
Running Man
Internasional.
yang
negeri, namun juga di berbagai Pada
oleh
yang berhasil menarik fans
dinikmati tidak hanya di dalam Negara.
diminati
satunya reality show Korea
TV dan musik pop, merupakan utama
berlomba-
Running Man menjadi satu-
Film Korea, bersama drama produk
negara
We Got Married We Got Married adalah salah satu
acara
Variety
Show
favorit di Korea dan luar 11
Korea termasuk indonesia.
pendorong
Acara we got married ini
untuk
menceritakan
pop
pasangan
mengenai
selebritis
yang
dipasangkan oleh staff WGM untuk
menjadi
sepasang
suami istri dan hidup layaknya pasangan yang telah menikah.
Dan
pasangan-
pasangan
itu
sebenarnya
bagi
anak
muda
mengkonsumsi Korea
budaya
adalah
sebagai
berikut: Globalisasi.
Sebagai
suatu
proses, globalisasi berlangsung melalui
dua
dimensi
interaksi
antar
dimensi
ruang
dalam
bangsa, dan
yaitu
dimensi
bukanlah sepasang kekasih,
waktu. Dilihat dari dimensi ruang
melainkan adalah dua orang
akan semakin dipersempit dan
yang tidak saling mengenal
dari
atau
mempunyai
dipersingkat dalam berinteraksi
hubungan pertemanan. Tidak
dan berkomunikasi pada skala
hanya hidup sebagai suami
dunia. Globalisasi berlangsung di
istri dalam satu rumah tapi
semua bidang kehidupan seperti
juga
bidang
tidak
terkadang
mendapat
mereka
"mission
card"
dengan isi kumpulan misi yang
harus
mereka
laksanakan.
faktor
mendukung
cepatnya
waktu
semakin
ideologi,
politik,
sosial
budaya,
ekonomi,
pertahanan keamanan. Teknologi
informasi
komunikasi.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KONSUMSI BUDAYA KOREA Banyak
dimensi
teknologi
dan
Perkembangan juga
mendorong
perkembangan media. Adanya yang
budaya
satelit,
internet,
komputer,
telah
handphone, menciptakan
pop Korea masuk ke dalam
konvergensi
kehidupan masyarakat, terutama
teknologi menjadi media baru.
pada kaum muda, dari hasil
Media baru ini memungkinkan
penelitian
orang dari seluruh penjuru dunia
pada
beberapa
informan pecinta Korea yang ada
mudah
di Manado, adapun faktor-faktor
bertukar
12
media
berkomunikasi informasi.
dan
dan Karena
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
kemajuan dari teknologi dan komunikasi
inilah
yang
memungkin dan memudahkan setiap orang untuk mendapatkan informasi dari berbagai tempat, termasuk
para
pecinta
kaum
Korea
Kualitas
di
produk.
muda
Manado. Penggiat
industri pop Korea tampaknya sangat
memahami
keinginan
pasar Asia. Industri entertainment Korea sangat total dalam membuat
dan
budaya
menyebarkan
pop
mancanegara,
Korea
ke
terutama
FENOMENA KONSUMSI BUDAYA KOREA DI INDONESIA Di Indonesia, berkembangnya Korean
Pop
Culture
diawali
dengan kemunculan drama seri Korea
terlaris
kala
itu
yaitu
Endless Love pada tahun 2002 di salah satu stasiun televisi swasta. Cerita yang dikemas secara apik, tidak
memiliki
episode
yang
panjang, dengan aktor dan aktris yang
berbakat
menarik
dan
sangat
penampilannya,
membuat drama seri ini menjadi
di
awal pembuka bagi masuknya
wilayah Asia. Dengan kualitas
Korean Pop Culture lainnnya. Hal
baik dan didukung oleh bintang
tersebut
yang
memang
ditayangkannya drama seri Korea
berpenampilan menarik, produk
lain yang berjudul Winter Sonata
budaya
menjadi
pada tahun yang sama pula.
mudah disukai. Misalnya film
Selain itu, di Indonesia kita bisa
Korea yang terbukti bagus dari
melihat
segi ide, alur penceritaan dan
film
rata-rata pop
Korea
kualitas
teknologi
sehingga
membentuk
filming basis
penggemar yang cukup kuat. Ada juga grup-grup musik Korea seperti boyband atau girlband yang
penggemarnya
jumlahnya.
ISSN 1979-0481
jutaan
dan
dibuktikan
maraknya sinetron
dengan
pemutaran Korea
di
televisi, Hallyu bisa juga ditemui di toko-toko kaset dan vcd. Dalam hal ini, film-film Korea sudah penjualan
mendapat melalui
lisensi distributor
resminya. Ini menandakan bahwa film Korea pun sudah mulai sejajar dengan film-film original 13
dari Hollywood yang dipasarkan
simalkan
di
Pengaruh Korean Pop culture
Indonesia.
Ini
merupakan
peluang kehidupan
yang
ada.
suatu capaian sukses yang diraih
dalam
oleh industri perfilman Korea.
Indonesia disadari atau tidak
Bila dilihat dari sisi lain, film
yang meliputi segala aspek dari
Korea memiliki pangsa pasar
musik dan drama hingga fashion
juga di Indonesia. Dengan kata
style, hair style, bahkan Korean
lain, disadari atau tidak, sebagian
way of life. Fenomena tersebut
masyarakat
Indonesia
sudah
terlihat dari banyaknya fanbase
terpengaruh
dengan
Hallyu.
yang ada, baik di dunia maya
Setelah kesuksesan drama Korea
maupun
yang telah berhasil membuat
menjamurnya komunitas virtual
fenomena
Hallyu,
maka
pecinta Korea di Indonesia. Hal
Pemerintah
Korea
Selatan
ini merupakan dampak dari pola
mengulang
konsumsi media internet pada
berencana
untuk
kesuksesan
yang
sama
dunia
masyarakat
nyata
dan
pada
sebagian besar remaja Indonesia,
Korean Movie dan Korean Music.
sehingga menjadi faktor penentu
Korean Music atau yang lebih dikenal dengan Korea Pop (KPop)
telah
memperkenalkan
boyband
dan
girlband
mampu
meraih
yang
popularitas
hingga ke penjuru dunia, yang tentunya dengan kualitas yang tidak
dapat
diremehkan.
Di
Indonesia sendiri, sudah banyak berjamur, fanbase-fanbase K-Pop Idol baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Semua ini terjadi, tentu
saja
berkat
kerjasama
semua pihak yang terkait, serta pemerintah
yang
peduli
dan
mampu melihat serta memak14
bagaimana Korean Wave bisa menyebar dan akhirnya muncul sejumlah organisasi komunitas virtual yang anggotanya berasal dari berbagai kota di Indonesia. Tak hanya itu, fenomena hallyu juga
telah
menyebabkan
pecintanya memburu segala hal yang
berkaitan
erat
dengan
Korea, hal ini tampak jelas dari semakin meningkatnya masyarakat pelajari
Indonesia bahasa
yang
mem-
Korea
dan
budaya Korea. Semakin banyaknya
restaurant
Korea
di
Indonesia menunjukkan bahwa
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
semakin
meningkatnya
minat
yang tidak membosankan serta
para pencinta kuliner terhadap
acara-acara
masakan Korea. Segala hal yang
konsep baik, dan banyak teman-
berhubungan dengan artis-artis
teman
Korea juga diburu oleh para
kegemaran yang sama.
pecintanya, hal ini terlihat dari banyaknya kegiatan gathering sesama pecinta artis Korea, dan maraknya lomba cover dance dan idol star.
di
Korea
dengan
Sekolah
memiliki
Kegemaran mereka melihat tayangan Korea terus berkembang tidak hanya melalui televisi saja. Para anak muda ini juga senang melihat melalui internet
FENOMENA KONSUMSI
maupun melalui laptop dengan
BUDAYA KOREA DI MANADO
menyimpan berbagai soft file
Konsumsi budaya pop Korea pada kalangan anak muda di Kota Manado dapat di bilang sangat massive, dapat dilihat dari hasil
penelitian
mengenai
perilaku anak muda penggemar tayangan Korea baik pada media elektronik seperti televisi juga
tentang tayangan Korea. Mereka biasa melihat tayangan Korea di televisi setiap hari, sedangkan melalui media lain, mereka biasa melihat
setiap
waktu
mereka
inginkan.
yang
Intensitas
konsumsi tayangan Korea sangat tinggi.
yang di download secara rutin di
Tayangan Korea di televisi
internet pada 20 anak muda di
mengganggu kegiatan belajar
Kota Manado dapat diketahui
para
bahwa
sebagian besar adalah siswa dan
penggemar
tayangan
anak
muda
siswi,
tertentu. Alasan mereka senang
mendahulukan menonton dari
melihat
di
pada belajar. Konsentrasi belajar
televisi adalah wajah cantik dan
siswa menjadi terpecah karena
tampan
Korea,
ingin melihat tayangan Korea
perjuangan artis Korea untuk
ketika sedang belajar, maupun
menjadi
belajar
Korea
artis-artis terkenal,
alur
cerita
dalam drama dan film Korea ISSN 1979-0481
siswa
juga
Korea memiliki perilaku-perilaku tayangan
karena
yang
sambil
memilih
menonton.
Kegiatan belajar di Sekolah juga 15
terganggu karena siswa tidak
foto, album atau kaset, serta
memperhatikan penjelasan Guru
pakaian untuk bergaya seperti
tentang
artis Korea. Selain itu siswa juga
pelajaran
bercerita
dan
tentang
justru
tayangan
memanfaatkan
uang
sakunya
Korea bersama temannya. Bagi
untuk membeli pulsa modem
siswa
penggemar
tayangan
maupun untuk ke warnet agar
Korea
di
melihat
bisa browsing tentang Korea.
tayangan
televisi, Korea
menjadi
hal
sehingga
dianggap
Siswa
penggemar
penting
Korea
di
yang
siswa
tidak
ingin
tayangan
televisi
menggunakan
senang
internet
untuk
ketinggalan acara-acara Korea
mengekspresikan kegemarannya
meskipun ketika ujian sekolah
terhadap hallyu dengan cara
sekalipun.
men-download
Siswa penggemar tayangan Korea ketika berada di Sekolah senang
bercerita
tentang
tayangan Korea bersama temantemannya sesama penggemar, bahkan sedang
ketika
jam
pelajaran
berlangsung.
penggemar
tayangan
Siswa Korea
meniru penampilan artis tersebut dengan rambut,
meniru meniru
potongan tarian
dan
nyanyian artis Korea ketika di Rumah,
serta
meniru
cara
berpakaian artis Korea. Siswa penggemar tayangan Korea memanfaatkan uang saku dan
tabungannya
untuk
menambah koleksinya tentang K-pop seperti poster, majalah, 16
berbagai
hal
tentang hallyu, melihat tayangan Korea
via
internet
serta
media
sosial
menggunakan untuk
meng-update
segala
sesuatu tentang Korea. PENGARUH KONSUMSI BUDAYA KOREA Dengan masuknya kebudayaan
dari
Korea
juga
ikut
membawa dampak positif dan negative bagi para konsumen budaya observasi
tersebut. di
Dari
hasil
lapangan
ada
beberapa pengaruh positif dan negative yang dihasilkan dari mengkonsumsi
budaya
pop
Korea pada anak muda di Kota Manado.
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
Pengaruh
positif
datang
budaya
pop
Korea
untuk
ketika para anak muda di Kota
memiliki setiap produk Korea
ini dapat menciptakan suatu hal
yang ada. Juga ketika menonton
yang
music
drama Korea akan ada waktu
seperti menjadi composer, selain
terbuang, yang seharusnya dapat
itu dapat mengenal kebudayaan
digunakan
Negara
aktivitas
kreatif
dibidang
lain
lajarinya
serta
adalah
mempe-
salah
satu
karena
untuk lain
melakukan
seperti
dapat
belajar,
diketahui
saat
dampak positif dari fenomena
menonton drama Korea yang
konsumsi budaya pop Korea ini.
berjumlah
16
Cara persaingan dalam sekolah
berdurasi
satu
yang
sebagai
positif
dengan
kualitas
episode jam
penggemarnya
dan makan akan
belajar sempurna yang seringkali
sangat merasa rugi kalau tidak
ditunjukkan
langsung menontonnya.
adegan
dalam
drama
adegan-
Korea
juga
merupakan dampak positif yang dapat ditiru oleh anak muda di Kota Manado, sehingga tidak hanya tapi
prestasi juga
non-akademik
prestasi
akademik
berkualitas dapat tercapai.
Dari berbagai pengaruh postitif dan
negative
yang
telah
diuraikan di atas maka sangat dianjurkan
kepada
para
penggemar budaya pop Korea yang sebagian besar merupakan anak muda untuk mengkonsumsi
Selain dampak positif tentu
produk-produk
Korea
secara
ada juga dampak negative yang
bijak, karena dapat dilihat bahwa
dihasilkan ketika para anak muda
produk-produk Korea memang
mengkonsumsi
budaya
pop
sangat
Korea.
adalah
sikap
Pertama
menggiurkan
karena
terdapat begitu banyak cerita
yang kurang menghargai karya
serta
cipa dalam negeri seperti film,
berkualitas namun ada pengaruh
music dan lain-lain, kemudian
negatif
adanya
dirasakan.
sifat
ketergantungan
arti-arti yang
professional juga
akan
yang mengharuskan para pecinta ISSN 1979-0481
17
PENUTUP
digolongkan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai fenomena konsumsi budaya pop Korea pada anak muda di Kota Manado ada dua hal yang dapat disimpulkan, yaitu: 1. Globalisasi merupakan alasan utama
dari
penyebaran
budaya pop Korea dengan sasaran anak muda, dengan gaya fashion yang modern serta artis-artis dan actoraktor yang memiliki daya jual tinggi
telah
menghipnotis
para kaum muda di Kota Manado
untuk
mengikuti
alur dari budaya pop Korea.
2. Pengaruh sosialisasi keluarga
dominant reader. Ke-Koreaan mereka sebagai sesuatu yang
ekslusif,
subjek
melakukan avowal sebagai seseorang yang sangat Korea dan tidak mem-perdulikan description terhadap
orang dirinya.
lain Mereka
juga adalah tipe orang yang hanya
nyaman
bergaul
dengan sesama penggemar Korea.
Jadi,
menemukan sekitarnya
bila
ia
orang
di
yang
tidak
menyukai Korea, maka ia akan meninggalkannya. Ini menunjukkan
bahwa
pengaruh budaya pop Korea yang
disebarkan
melalui
dan lingkungan cukup kuat
media berbeda pada tiap
pada
individu. Jadi jelas bahwa
aneka
diri
subjek,
norma
dengan
dan
nilai
media di sini bukan faktor
budaya lokal yang melekat
penentu
dalam praktek sosial sehari-
menentukan sikap khalayak
hari, memengaruhi tingkat
media yang aktif. Banyak
dominasi budaya pop Korea
pertimbangan-pertimbangan
terhadap diri subjek. Dalam
yang menjadi hambatan bagi
pembentukan
media untuk memengaruhi
dominant
identitas,
reader
adalah
orang yang amat terobsesi pada Korea. Dalam kasus ini, ada 18
sebagai
dua
subjek
yang
utama
keinginan khalayak.
dalam
Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan. (2010). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Barker, Chris. (2009). Cultural Studies,Teori dan Praktik, Jogjakarta: Kreasi Wacana. Bogdan, Taylor. (1993). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya. Usana. Offset Printing. Browning, G. (2000). Rational Choice and Theory: Understanding Contemporary Society Theories of the Present. New York. Sage Publication. Coleman, James S. (2012). Dasar-dasar teori social. Bandung: Nusa Media. Creigthon, Millie. (2009). Japanese surfing the Korean wave: Drama tourism, nationalism, and gender via ethnic eroticism. Southeast Review of Asian studies 31: 10-38. New Heaven, CT : Yale, Univ. Press. Danandjaja, P. (1998). Antropologi Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Graflaand, Nicolaas. (1991). Minahasa: negeri, rakyat, dan budayanya, Pustaka Utama Grafiti. Jang, Gunjoo dan Paik, Won. K. (2012). Korean Wave as Tool for Korea’s New Cultural Diplomacy. Journal of Advances in Applied Sociology. 35(3), pp 196-202. Klapper, Joseph. (1990). The Effect of Mass Communication. New York: The Free Press Koentjaraningrat, (1982). Pengantar Antropologi. Penerbit aksara baru; Jakarta. Cet.V, hal.80. --------------------- (1996). Pengantar Antropologi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Naisbitt, John . (1988). Global Paradox: Semakin Besar Ekonomi Dunia Semakin Kuat Perusahaan Kecil. PT Binarupa Aksara, Indonesia. ISSN 1979-0481
19
Nastiti, Aulia. D. (2010). “Korean Wave” di Indonesia: Anbtara Budaya Pop, Internet, dan Fanatisme Pada Remaja. Journal of Communication. 1 (1), pp 1-23. Parengkuan, F E W. (1986). Sejarah kota manado 1945-1979, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Rendell, et al. (2010). Why Copy Others? Insights from the Social Learning Strategies Tournament. AAAS. New York, Washington. Ritzer George, Goodman Douglas. (2004). Teori Sosialogi Modern. Jakarta: Prenada Media. Robertson, Roland. (1992). Globalization: Social Theory and Global Culture. SAGE. Shim, Doo Bo. (2006) “Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia,” Media Culture Society, Vol. 28, No 1 ------------------ (2008). The Growth of Korean Cultural Industries and the Korean Wave. In Chua and Iwabuchi, East Asian pop culture, 15-31. Stokes, Martin. (2004). Music and global order. Annual Review of Anthropology 33: 47-72. Taylor, Edward B. (1887). Primitive Culture: Researches into the Developmen of Mythology, Philosophy, Religion, Art, and Cumtom, New York: Henry Holt.
20