FILM DOKUMENTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA

Download 103–114. Misselia Nofitri. Bentuk Penyajian Tari Piring Di Daerah. Guguak Pariangan Kabupaten Tanah Datar. 115–128. Riki Rikarno. Film Doku...

0 downloads 481 Views 781KB Size
JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 17, Nomor1,Juni 2015,hlm.1-164 Terbit dua kalisetahun pada bulan Juni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan sub-sistemLPPMPPInstitut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Penanggung Jawab Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang Ketua Penyunting AfrizalHarun Tim Penyunting Elizar Sri Yanto Surherni Adi Krishna Emridawati Harisman Rajudin Penterjemah Novia Murni Redaktur Saaduddin Liza Asriana Ermiyetti Tata Letak danDesainSampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______________________________________________.________________________________ _ Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder Johan Padangpanjang27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803; e-mail; [email protected] Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan Oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang

i

JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 17, Nomor1,Juni 2015,hlm.1-164

DAFTAR ISI PENULIS

JUDUL

HALAMAN

Hasan Saaduddin

Fungsi Sandiwara Amal di Masyarakat Desa Pulau Belimbing, Kec Bangkinang Barat, Kab Kampar Provinsi Riau.

1- 19

Fridolin L. Muskitta

Kehidupan Musik Tahuri Masyarakat Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kotamadya Ambon dalam Konteks Budaya

20– 40

Dewi Susanti

Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins dalam Karya Tari Gundah Kancah

41– 56

Hardi

Karakteristik Karya Tari Syofyani dalam Berkreativitas Tari Minangkabau di Sumatera Barat

57–70

Nicolson Roxi Thomas

Eksplorasi Pasir Sebagai Teknik City Scape Lukisan

71– 82

Feri Firmansyah

Bentuk dan Struktur Musik Batanghari Sembilan

83 – 102

Asri

Musik Melayu Ghazal Riau Dalam Kajian Estetika

103–114

Misselia Nofitri

Bentuk Penyajian Tari Piring Di Daerah Guguak Pariangan Kabupaten Tanah Datar

115–128

Riki Rikarno

Film Dokumenter Sebagai Sumber Belajar Siswa

129–149

Muhammad Zulfahmi

Fungsi Musikal Dedeng Pada Masyarakat Etnik Melayu Langkat Propinsi Sumatera Utara

150-164

_______________________________________________________________________ Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Jurnal Ekspresi Seni Terbitan Vol. 17, No. 1 Juni 2015 Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut.

ii

FILM DOKUMENTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA Riki Rikarno

Prodi Sendratasik- FKIP Universitas PGRI Palembang [email protected]

ABSTRAK Film dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial yang memiliki relevansi kehidupan, menuturkan fakta dan realita tanpa rekayasa. maka sebagai sumber belajar bagi siswa di sekolah, film dokumenter mempunyai manfaat pada proses pembelajaran terkait dengan tiga hal, yaitu manfaat kognitif, manfaat psikomotorik, dan manfaat afektif. Adapun Gagasan dalam artikel ini diuraikan secara deskriptif. Berdasarkan pemikiran dari gagasan artikel ini sumber belajar siswa yang terkait dengan film dokumenter dapat bersumber dari karya luar negeri dan dalam negeri. Kata kunci : Film Dokumenter, Sumber Belajar, Manfaat.

ABSTRACT Documentary film is a program that presents a reality based on objective fact which has an essential and existential value that has relevance in real life, said facts and reality without imposture. As source of learning, documentary film gives some contribution in teaching and learning process based on three things i.e. the benefit in cognitive, psychomotor, and affective. The ideas in this article were explained in descriptive way. Based on the idea in this article, students’ learning source which is linking with documentary film can be taken from inside or outside our country film works. Keywords: Film Documentary, Learning Resources, Benefits.

129

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

menjadikan 24 frame dengan sistem

PENDAHULUAN Ilmu

pengetahuan

dan

digital.

teknologi berkembang begitu cepat

Dengan

membawa perubahan yang mendasar

berkembangnya

terhadap berbagai elemen kehidupan

pembuat

manusia, baik dalam bidang ekonomi,

menggunakan

sosial budaya, politik, dan pendidikan.

rekaman video.

Dapat kita rasakan dan dilihat secara

perekam berbasis penggunaan media

nyata bagaimana teknologi merupakan

yang

suatu sarana yang digunakan manusia

bentuk kaset video.

untuk memenuhi kebutuhan mereka.

perekaman

Beberapa teknologi saat ini merupakan

patokan

dalam

perkembangan

video,

awalnya

dari teknologi zaman

seiring teknologi

film

pada

para awalnya

perekam analog untuk Perangkat

dapat

dilepas

dalam

Saat

digital telah teknologi yang

kamera

ini, menjadi rekaman masih

dahulu yang sering digunakan dalam

menggunakan pita, secara bertahap

kehidupan sehari-hari. Contohnya saja

diganti dengan media penyimpanan

alat

televisi,

lain seperti memori flash internal,hard

personal computer, dan termasuk film.

drive dan kartuSD. Begitu juga pada

Perkembangan film pada tahun 1877,

alat pemutaran atau penayangan pada

Muybridge

eksperimen

awalnya penayangan film mengunakan

yang melibatkan Jhon D. Isaacs,

peralatan proyektor sederhana yang

seorang

diciptakan

komunikasi,

Issacs

melakukan

insinyur. kemudian

kamera

radio,

foto

pengokang

Muybridge

dan

menjejerkan

24

bersaudara yang dinobatkan sebagai

setiap

“nabi” dalam film dan merupakan

dihubungkan

pelopor awal usaha bioskop keliling

yang kamera

kesebuah

alat

Hasilnya

Muybridge

pada

elektronik dan

oleh

Louis

Lumiere

baterai.

(Ayawaila, 2008:5-6). Perkembangan

Issacs

teknologi dan komputer menyebabkan

berhasil merekam gerakan langkah dan

industri

lari kuda (Ayawaila,2008:4), tetapi

perkembangan yang ada. Mulai dari

zaman sekarang ini perekaman gambar

film bisu, film hitam putih, hingga film

dalam

memproduksi

mengunakan

satu

perfilman

juga

mengikuti

film

sudah

yang kita kenal seperti sekarang ini

kamera

untuk

seperti film 2 dimensi (2D) dan 3

130

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

dimensi (3D). Bahkan saat ini sudah

tingkat

sebagian industri perfilman sedang

generasi muda Indonesia.

merilis film 4 dimensi (4D) yaitu dimana

si

penonton

nasional

yang

melibatkan

Jika dilihat dari tema yang

benar-benar

diangkat dalam setiap event atau

merasakan seakan dia sedang berada

festival yang diadakan di Indonesia

pada latar film tersebut ditambah

lebih dititik beratkan pada tema-tema

dengan pergerakan kursi dan efek yang

kebudayaan

ditumbulkan dari ruangan tersebut

kemungkinan besar dilandasi oleh

yang menyebabkan penonton benar-

Peraturan

bernar bergerak ke segala arah.

Indonesia

Berbicara

Pemerintah nomor

23

ini

Republik tahun

1999

tentang Pelaksanaan Serah Simpan dan

dibagi jika berdasarkan durasi maka

Pengelolaan Rekam Film Cerita atau

film dibagai menjadi 2 yaitu, 1). Film

Film Dokumenter. Dalam peraturan ini

Pendek yang berdurasi dibawah 60

dijelaskan bahwa Karya Rekam Film

menit,

yang

Ceritera atau Film Dokumenter pada

berdurasi diatas 60 menit. Sedangkan

dasarnya merupakan salah satu karya

jika dibagi menurut jenis film menjadi

budaya bangsa sebagai perwujudan

4 yaitu: film fiksi, film animasi, film

cipta, rasa dan karsa manusia serta

eksperimental dan film dokumenter.

mempunyai

peranan

Salah satu jenis film yang sedang

penting

dalam

digandrungi oleh kaula muda indonesia

pembangunan

dalam memproduksinya adalah film

khususnya pembangunan pendidikan,

dokumenter. Beberapa tahun ini film

penelitian,

pengembangan

ilmu

dokumenter menjadi sebuah ajang

pengetahuan

dan

serta

bergengsi bagi kaula muda Indonesia,

penyebaran informasi (1999:4).

Film

film

pendidikan,

dapat

2).

film,

dan

Panjang

begitu banyak event dan festival film

yang

menunjang

pada

Menjadi

sangat

umumnya,

teknologi

menarik

film

dokumenter dilaksanakan baik tingkat

dokumenter

pelajar, mahasiswa maupun umum, ini

pendidikan,

juga antar sekolah, perguruan tinggi

Indonesia saat ini merupakan salah satu

hingga

program utama yang diperhatikan oleh

event-event

film

bergengsi

dikaitkan

jika

dimana

dengan pendidikan

pemerintah. Di sekolah, pembelajaran

131

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

yang dilakukan oleh guru sering

pendidikan dengan “trend” kawula

menjadi momok oleh siswa. Salah satu

muda saat ini, salah satu wujunya pada

penyebabnya dikarenakan pemakaian

Undang-Undang RI No. 8 tahun 1992

sumber,

metode

agar menjadikan film sebagai media

pembelajaran yang sama dan termasuk

pendidikan dan media kebudayaan

pemahaman para guru terhadap arti

tentang perfilman pada Pasal 5 yang

dari pembelajaran sebenarnya. Dimana

berbunyi

dalam

yang

komunikasi

bukan lagi

mempunyai

pengajaran yang berlaku guru sebagai

pendidikan,

subyek dan siswa sebagai objek,

bangsa, hiburan,dan ekonomi (1992:2).

sehingga menjadi membosankan bagi

Dari ke empat jenis film yang

siswa. Percobaan-percobaan penemuan

ada, film dokumenter menjadi pilihan

metode, media dan sumber baru dalam

cocok untuk dijadikan sumber belajar

proses pembelajaran bagi siswa terus

oleh guru di sekolah bagi siswa-

dilakukan

untuk

siswanya. Karena film dokumenter

mengatasi persoalan-persoalan dalam

merupakan penuturan fakta-fakta yang

pembelajaran tersebut,

sebenarnya

media

dan

pembelajaran

siswa

diminta untuk aktif

sumber

banyak

yang

kalangan

Salah satu

sebagai

massa

media

pandang-dengar

fungsi

penerangan,

pengembangan

sehingga

budaya

tidak

ada

dalam

perekayasaan dalam produksinya. Film

yang

dokumenter yang dijadikan dalam

dilakukan guru adalah memakai E-

proses pembelajaran adalah film-film

Learning dan Audio Visual, dalam

yang mengangkat tema kebudayaan

audio visual banyak jenisnya salah

baik adat istiadat maupun kesenian-

satunya adalah film. Film memang

kesenian daerah dan juga tema yang

menjadi media yang menarik untuk

berkaitan dengan keilmuan, apapun

dijadikan sumber belajar dikarenakan

bidang keilmuannya seperti biologi,

kebiasaan

sekarang

sejarah, fisika dan lainnya selagi

kawula muda menjadikan menonton di

pemaparan dalam film dokumenternya

bioskop

memberi pengetahuan yang positif

pembelajaran

terbaru

Film

di

pada

sebagai

sekolah

zaman

“trend”

di

kalangannya. Pemerintah pun telah melakukan

sinkronisasi

kepada penontonnya.

antara

132

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Salah

satu

contoh

film

tindakan pendidikan, sedangkan makna

dokumeter yang bisa dijadikan sebagai

dari

sumber belajar bagi siswa di sekolah

dalam

adalah film karya Ron Fricke berjudul

pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1,

“Baraka” yang diproduksi pada tahun

“yang dimaksud dengan pendidikan

1993, dimana dalam film dokumenter

adalah usaha sadar dan terencana

“Baraka” ini menuturkan dari seluruh

mewujudkan

macam kebudayaan dan perkembangan

proses pembelajaran agar peserta didik

ilmu pengetahuan yang ada di seluruh

secara aktif mengembangkan potensi

dunia. Tidak hanya film dokumenter

sendiri”.

produksi dari luar negeri tetapi film

memberikan batasan “pendidikan dapat

dokumenter produksi dari Indonesia

diartikan sebagai pengajaran yang

banyak yang menuturkan materi-materi

diselenggarakan di sekolah sebagai

sejarah seperti film “Building Batavia”

lembaga

adalah sebuah film dokumenter yang

(Mudyahardjo,2001:6).

mengangkat kisah tentang bagaimana

terhadap pendidikan begitu luas dan

Batavia dibangun, dan sebagai penanda

seiring

pada masa kolonial dahulu yang

dan batasan-batasan pendidikan telah

ditinggalkan pada era modern Jakarta.

banyak orang mengemukakan batasan

Film-film dokumenter produksi stasiun

pendidikan tersebut diantaranya dalam

televisi

yang

Kamus Bahasa Indonesia “ Pendidikan

menuturkan ilmu pengetahuan yang

ialah pengubahan sikap dan tata laku

bisa dijadikan sumber belajar bagi

seseorang atau kelompok orang dalam

siswa di sekolah.

usaha mendewasakan manusia melalui

begitu

banyak

pendidikan

upaya

dirumuskan

Undang-Undang

suasana

Ada

Sistem

belajar

pendapat

yang

pendidikan

formal” Pemahaman

perkembangan,

pengajaran

dan

pemahaman

dan

pelatihan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991).

PEMBAHASAN Berbicara

yang

pendidikan

sudah

Banyak pandangan memaknai

menjadi hal yang sangat penting di

sebuah

kehidupan

memaknai

manusia,

paham

atau

pendidikan, luas

dan

ada ada

yang yang

tidaknya manusia itu terhadap apa yang

memaknai sempit. Dalam pemaknaan

mereka lakukan tersebut merupakan

secara luas dalam pendidikan, sesuai

133

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

dengan apa yang diungkapkan oleh

Pembelajaran Adalah Sebuah Proses

Sagala

“pendidikan

adalah

segala

Belajar dapat dilakukan pada

situasi

hidup

mempengaruhi

setiap hal dalam kehidupan manusia,

pertumbuhan

yang

individu

sebagai

belajar itu sendiri mengalami sebuah

pengalaman belajar yang berlangsung

proses yang dinamakan pembelajaran.

dalam

dan

Terjadinya proses pembelajaran jika

sepanjang hidup” (Sagala, 2011:1).

dikaitkan pada batasan dan makna

Jika kita kaitkan dengan pendapat

yang sempit, terjadinya pembelajaran

(Jhon Dewey dalam Dananjaya, 2010:

berada di sekolah yang dititik beratkan

16) “orang belajar dari apa yang

pada peserta didik atau diistilahkan

dikerjakan”.

dengan siswa, maka sesuai dengan

segala

lingkungan

Dapat

simpulkan

bahwasanya perkembangan pendidikan

pandangan

pada manusia dimulai dengan konsep

Mudjiono,1996:7)

belajar dalam kehidupan keseharian,

“siswa adalah penentu terjadinya atau

apa yang dilihat, apa yang didengar,

tidak proses belajar”. Sedangkan istilah

apa yang dialami untuk sebuah proses;

pembelajaran menurut (Gadge dalam

belajar

Sagala,2011:13)

bertahan

hidup,

belajar

(Dimyati

dan

mengemukakan

“belajar

adalah

melakukan sesuatu, belajar menjadi

sebagai suatu proses dimana suatu

baik secara nilai, belajar menjadi buruk

organisma berubah perilakunya sebagai

secara nilai, belajar bermasyarakat,

akibat

belajar berbagai hal dalam kehidupan.

pembelajaran

dari

pengalaman”. merupakan

Proses aktifitas

Pada proses pendidikan yang

mendidik, membina, meningkatkan,

dilakukan oleh kelompok masyarakat

mengembangkan oleh pendidik dan

dalam sebuah lembaga formal seperti

aktifitas belajar, menggali, menekuni,

sekolah

tujuan

berbuat, menciptakan oleh peserta

tertentu dan tujuan yang jelas. Dimana

didik. Proses dari belajar tersebut di

tujuan dari pendidikan tersebut adalah

sekolah perlu diarahkan dan dibimbing

mengembangkan

untuk lebih baik oleh beberapa elemen

juga

mempunyai

potensi

anak

didik/peserta didik agar dapat sukses

seperti

pengajar,

sistem,

dalam kehidupan di kemudian hari

model,

media

(Samani & Hariyanto, 2013:vi).

berkaitan dengan pembelajaran.

dan

metode,

fasilitas

yang

134

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Begitu juga pandangan dari (Hamalik,

2014:57),

“Pembelajaran

untuk

mendukung

peserta

memperhitungkan

meliputi

eksternal

manusiawi,

belajar

didik,

adalah suatu kombinasi yang tersusun unsur-unsur

proses

yang

dengan

kejadian-kejadian berperan

terhadap

material, fasilitas, perlengkapan, dan

rangkaian kejadian-kejadian internal

prosedur yang saling mempengaruhi

yang berlangsung didalam diri peserta

mencapai

didik” Jadi seorang pendidik harus

Apabila

tujuan dalam

pembelajaran”. sebuah

proses

mengatur strategi pembelajaran yang

pembelajaran elemen-elemen tersebut

baik

dapat terpenuhi dengan sempurna,

pembelajaran,

belum tentu targetan dalam proses

pembelajaran di sekolah maka akan

pembelajaran tercapai dengan baik.

kembali

Jika

kurikulum.

salah

untuk

pada

pencapaian

tujuan

dan

dalam

jika

pencapaian

dalam

satu

elemen

tidak

seperti

materi

dalam

Untuk mencapai sebuah tujuan

pembelajaran menjadikan peserta didik

atau targetan butuh sebuah langkah dan

tidak

juga

metode yang sesuai sehingga dapat

diperhitungkan menyampaikan materi

mempermudah dalam pencapaiannya.

tersebut dengan media yang tepat,

Begitu juga pada proses pembelajaran,

maka tujuan dari pembelajaran itu

untuk mencapai tujuan dari akhir dari

tidak akan tercapai. Karena dalam

pembelajaran perlu melakukan strategi

proses

sangat

yang baik dimana di dalamnya terdapat

dan

konsep dasar dan metode sehingga

diperhatikan

tertarik

dan

tidak

pembelejaran

dipertimbangkan,

dirancang

dianalis kembali materi yang akan

teraplikasi

dijadikan sumber materi dan media

menyimpulkan dari beberapa pendapat

penyampaian yang menarik bagi objek

tentang pengertian metode mengajar

dalam proses pembelajaran tersebut.

adalah “suatu pengetahuan tentang

Tercapainya

pembelajaran

dengan

baik.

Sunhaji

cara-cara mengajar yang dipergunakan

tergantung pada sistem perancangan

guru

sesuai dengan pendapat (Winkel,1991)

penyajian yang dikuasai guru untuk

“bahwasanya

mengajar;

pembelajaran

sebagai

seperangkat tindakan yang dirancang

atau

instruktur;

atau

atau

menyajikan

teknik

bahan

pelajaran kepada siswa di dalam kelas,

135

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

baik secara individual atau seara

diartikan “sebagai segala sesuatu yang

kelompok, agar pelajaran itu dapat

dapat digunakan untuk menyalurkan

diserap, dipahami, dan dimanfaatkan

pesan atau isi pelajaran, merangsang

oleh siswa dengan baik” (2009:39).

pikiran,

Pemilihan metode yang tepat oleh

kemampuan

pendidik

(Ibrahim dan Syaodih, 2010 : 112)

dalam

pembelajaran

sebuah

harus

proses

diperhatikan

perasaan,

dalam

perhatian

siswa”

ini

bukunya

dan

menurut

Perencanaan

dengan baik oleh pendidik tersebut.

Pengajaran. Mereka juga membagi

Karena ketika tujuan dari sebuah

jenis-jenis

kurikulum

dipergunakan

di

sekolah

menjadikan

media

yang

dalam

bisa proses

peserta didik mempunyai keterampilan

pembelajaran di sekolah menjadi tiga

tertentu, atau peserta didik memahami

kelompok yaitu, media cetak, media

sebuah perkembangan sosial harus

elektronik dan realita (objek nyata dan

dicapai maka guru harus menyesuaikan

benda sesungguhnya).

metode

apa

yang

dipergunakan

Dilihat

dari

kondisi

sehingga sesuai dengan materi yang

perkembangan teknologi dan kebiasaan

disampaikan.

generasi muda khususnya siswa-siswa

Setelah

metode

di Indonesia, menonton film adalah

sebuah

proses

sebuah trend di kalangannya baik

yang

harus

menonton film di bioskop, televisi

dipertimbangkan lagi oleh seorang

maupun di PC mereka di rumah.

pendidik adalah dengan mengunakan

Kebiasaan dari siswa ini harus dilihat

apa

apa

dan dijadikan oleh seorang tenaga

penyampaian materi kepada peserta

pendidik di sekolah sebagai bahan

didik. (Djamarah dan Zain,2010:121)

pertimbangan dalam memilih metode

menyimpulkan

dan media dalam proses pembelajaran.

yang

tepat

menemukan dalam

pembelajaran,

atau

maka

memakai

media

bahwasanya

media

dalam pembelajaran adalah “alat bantu

Film

apa saja yang dapat dijadikan sebagai

dikelompokkan pada media elektronik

penyalur pesan guna mencapai tujuan

dalam media pembelajaran sangatlah

pengajaran”.

tepat menjadi pilihan bagi guru pada

Pemahaman

tentang

media dalam pembelajarn ini juga

saat

sebagai

sekarang

media

ini.

Dalam

yang

proses

136

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

pembelajaran,

setelah

pemilihan

kondisi perkembangan teknologi yang

metode dan media dengan tepat maka

pesat

lahir pertanyaan materi apa yang akan

mempengaruhi generasi muda terutama

diajarkan? dan bersumber dari mana

kalangan pelajar. Untuk itu perlunya

materi tersebut?. Banyak guru-guru di

pemilihan sumber belajar yang tepat

lembaga pendidikan menggunakan dan

dan masuk kedalam dunia pelajar itu

menjadikan sumber materi belajar

sendiri. Selain E-Learning sebagai

hanya pada buku teks saja, jika dilihat

sumber, Film Dokumenter salah satu

dari pandangan Wijaya sumber belajar

pilihan tepat dijadikan sebuah sumber

dapat berupa manusia, kebudayaan,

belajar

alam, dan ilmu pengetahuan, yang

didik/siswa di sekolah. Jika Film

semuanya dapat dipakai sebagai alat

dokumenter dijadikan sumber belajar,

untuk

banyak

maksud

(siswa)

memudahkan dalam

(Wijaya,1992:34).

Dari

anak belajar

saat

ini

yang

secara

baik

memiliki

otomatis

bagi

fungsi

peserta

demi

tercapainya tujuan dari pembelajaran di

pandangan

antaranya :

tersebut banyak hal yang bisa dijadikan

1. Dengan

mengunakan

film

sumber belajar bagi siswa seperti

dokumenter sebagai sumber, dapat

pengalaman siswa itu sendiri, apresiasi

meningkatkan

terhadap budaya yang ada di sekitar

pembelajaran yaitu mempercepat

siswa, alam sekitar siswa dan ilmu-

proses belajar bagi peserta didik

ilmu pengetahuan yang berkembang

sehingga membantu guru untuk

saat ini.

menggunakan waktu secara lebih

Daryanto)

AECT

mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang

baik

dalam

produktifitas

pencapaian

tujuan

pembelajaran. 2. Dengan

mengunakan

film

berupa data, orang dan wujud tertentu

dokumenter sebagai sumber belajar

yang dapat digunakan oleh siswa

yang

dalam belajar baik secara terpisah

pendidik/guru

maupun secara terkombinasi, sehingga

waktu dalam membina karakter dan

mempermudah siswa dalam mencapai

mengembangkan kreatifitas peserta

tujuan belajarnya (2013 : 60). Dalam

didik.

sesuai

dengan dapat

materi,

mempunyai

137

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

3. Dengan pemilihan sumber belajar film dokumenter yang dilandasi dengan

riset

dan

sesuai

dengan

penyeleksian

1. Istilah dokumenter untuk film non fiksi diproklamasikan oleh John

dapat

Grierson saat dia mengulas film

penyajian informasi materi lebih

Moana karya Robert Flaherty.

nyata dan dapat memberikan dasar

Dalam tulisan yang dimuat di surat

yang lebih ilmiah terhadap materi

kabar The New York Sun edisi 8

pembelajaran yang dilakukan.

Februari

4. Dengan

materi,

Film Dokumenter

mengunakan

1926

itu

Grierson

film

menulis defenisi atau kriteria film

dokumenter sebagai sumber belajar,

dokumenter. Katanya “Karya film

dapat

dokumenter

memberikan

kemungkinan

merupakan

sebuah

belajar secara langsung, mengurangi

laporan

kesenjangan antara pembelajaran

(creative treatment of actuality)”

yang bersifat verbal dan abstrak

(Ayawaila, 2008:7-8).

dengan realitas yang sifatnya nyata

aktual

yang

kreatif

2. Dalam kamus kecil istilah film

atau dapat dikatakan memberikan

“Dokumenter

pengetahuan

secara luas adalah film yang berisi

yang

sifatnya

langsung. 5. Dengan

rekaman mengunakan

film

dokumenter sebagai sumber belajar, dapat memberikan penyajian materi pembelajaran

yang

lebih

luas,

memuat

kejadian

pikiran

aktual

orang-orang

dan yang

sesungguhnya”(Biran, 1997:65). 3. Film

dokumenter

format

film

non

merupakan fiksi

sesuai

dengan menyajikan informasi yang

dengan ungkapan Naratama, Non

mampu menembus batas geografis.

fiksi adalah sebuah format acara

dapat

televisi yang di produksi dan

mempertegas tentang alasan dan arti

dicipta melalui proses pengolahan

penting

film

imajinasi

sumber

belajar

Fungsi

tersebut

dokumenter

sebagai

kreatif

dari

realitas

untuk

kehidupan sehari-hari tanpa harus

kepentingan proses dan pencapaian

menginterpretasi ulang dan tanpa

hasil pembelajaran siswa.

harus menjadi dunia khayalan.

yang

baik

(2004:65).

138

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

4. Fred Wibowo dalam bukunya

dan pertimbangan keindahan dalam

dokumenter adalah

membangun konflik dalam penuturan

program yang menyajikan suatu

sebagai penarik bagi penonton. Sepakat

kenyataan berdasarkan pada fakta

dengan bahwa dokumenter memiliki

objektif

cakupan

“Program

yang

memiliki

nilai

dari

esensial dan eksistensial, artinya

kompleks

menyangkut

sebagaimana

kehidupan,

lingkungan

hidup

dan

situasi

5. Menurut

Himawan,

dokumenter

memiliki

film

yang

tentang

sangat

representasi

observasi

kesenian,

respons, dan harus dikombinasikan dengan

nyata” (2007:146).

zona

seni

untuk

memberikan

argumentasi. (Prakosa, 1997:125). Perlu diingat dalam sebuah film

karakter

teknis yang khas yang tujuan

dokumenter

utamanya

mendapatkan

menciptakan keindahan dan konflik

kecepatan,

tidak jarang memanipulasi beberapa

untuk

kemudahan,

data

otentitas

akan

perspektif yang subyektif, Rabiger

Umumnya

film

menyatakan.

memiliki

bentuk

efektifitas,

peristiwa

direkam.

yang

seringkali

dalam

serta

fleksibelitas,

dan

sipembuat

melakukan

dangan menarik secara objektif yang

Kebenaran dalam film dokumenter tidak selalu menyiarkan informasi secara murni seperti pada buku teks, tapi mengarah pada cara pandang beberapa aspek dari kondisi kemanusiaan. Untuk mendramatisir kebenaran baik yang luas maupun yang sempit, dokumenter biasanya tergantung pada struktur drama tradisional yang meliputi karakter, pemaparan, ketegangan, bangunan konflik di antara pertentangan kekuatan, konfrontasi, klimaks, dan pemecahan masalah) (Rabiger, 1997: 41).

mempunyai tujuan tertentu. Dalam

Film dokumenter dapat menjadi

penggarapan sebuah film dokumenter,

sebuah pandangan baru dan informasi

si pembuat tidak lepas dari perhitungan

baru dalam segala sesuatu yang ada di

dokumenter sederhana

dan

jarang

sekali

mengunakan efek visual (2008:5). Dari terhadap setidaknya

beberapa apa dapat

itu

pandangan dokumenter,

kita

pahami

bahwasanya film dokumenter adalah sebuah garapan film yang berisikan kejadian-kejadian

sebenarnya

atau

tidak fiktif dan dipresentasikan lagi

139

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

kehidupan ini, dan ini sesuai yang dikatakan oleh Effendi; namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok

kamera merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan suatu realitas objektif, melainkan suatu realitas berdasarkan apa yang terlihat dan terekam oleh kamera sebagai mata film (2008:14).

tertentu (2002:12). Karena ide dan tema dalam sebuah film dokumenter tidak terbatas sehingga apapun yang tampak

dan

tidak

tampak

bisa

dijadikan sebuah ide dan tema film dokumenter. sipembuat

dalam

film

mencari

atau ide mereka selalu melakukan riset yang mendalam, adapun sumber data dan informasi dalam pengumpulan data riset bagi sipembuat film dokumenter adalah: data tulisan seperti buku, majalah, surat kabar, selebaran. Data visual seperti foto, film, video, lukisan, poster, patung dan ukiran. Data suara seperti bunyi-bunyian, musik, lagu. mengenai

subyek

seperti

narasumber, informan. Data lokasi seperti tempat kejadian dan peristiwa. Diumpamakan

dalam

sebuah

penggarapan film dokumenter sama seperti melakukan penelitian ilmiah, seperti yang dinyatakan Vertov dalam Ayawaila.

film dokumenter apa yang ada materi film tersebut merupakan hal yang sebenarnya atau apa yang ada dan

yang terjadi.

dan

mengumpulkan data dalam satu tema

Data

dapat dipahami bahwa di dalam sebuah

terekam oleh kamera itulah kebenaran

Biasanya dokumenter

Dari pandangan Dziga vertov

Sebuah film dokumenter dibuat pasti mempunyai tujuan tertentu yang ditujukan kepada penonton. Dalam membuat sebuah film dokumenter sipembuat tidak lepas memikirkan siapa, dari kalangan apa dan dimana kehidupan sosialnya target penonton tersebut, Dilihat dari kondisi saat ini penentuan

sifat

film

dokumenter

sangatlah penting, oleh karena itu pemilihan film dokumenter dengan ide dan tema yang mempunyai nilai-nilai sosial

yang

baik

sehingga

bisa

dijadikan sebagai pembelajaran, ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan Williams penggunaan

dalam

raymond

bahwa

konsep-konsep

‘sosialisasi’ dan ‘fungsi sosial’ yang bersifat absrak memiliki efek bahwa 140

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

setiap masyarakat dimana di dalamnya

kreatif, maka dalam film fiksi

terjadi proses pembelajaran dan proses-

yang dimiliki adalah interpretasi

proses lain yang dianggap sebagai

imajinatif.

masyarakat yang normal dan absah

3. Sebagi sebuah film non fiksi,

(legitimate) ( 2009:165). Dalam film documenter, cerita

sutradara

dalam

pelaksanaan

produksi

film

dokumenter

yang dituturkan bukan cerita fiktif

melakukan observasi pada suatu

melainkan cerita yang diangkat dari

peristwa nyata, lalu melakukan

fakta-fakta

yang

perekaman gambar sesuai dengan

(Ayawaila,

2008:23),

ada.

Menurut

Ada

empat

kriteria yang menerangkan bahwa film

apa adanya. 4. Apabila struktur cerita pada film

dokumenter adalah film non-fiksi. 1. Setiap

adegan

dalam

fiksi mengacu pada alur cerita atau film

plot, maka dalam film dokumeter

dokumenter merupakan rekaman

konsentrasinya

kejadian

kebenaran

sebenarnya,

tanpa

imajinatif

seperti

interprestasi

fiksi

latar

(setting)adegan

belakang

dan

pada

kreatifitas

pemaparan dari isi tersebut.

halnya dalam film fiksi. Bila pada film

isi

lebih

Sesuai perkembangan zaman, film

dokumenter

juga

mengalami

dirancang

perkembangan. Dalam bentuk dan gaya

sedemikian rupa sesuai dengan

bertutur sesuai dengan pendekatan dari

keinginan waktu, tempat dalam

tema

adegan,

film

tersebut. Banyak orang membagi film

dokumenter latar belakang harus

dokumenter tersebut kedalam beberapa

spontan dan otentik dengan situasi

jenis sesuai dengan pendekatannya.

sedangkan

pada

atau

ide

film

dokumenter

dan kondisi asli (apa adanya). 2. Yang

dituturkan

dalam

film

dokumenter berdasarkan peristiwa

Penilaian Sebuah Film Dokumenter Sebelum

pendidik/guru

nyata (realita), sedangkan dalam

menentukan film dokumenter apa yang

film fiksi isi cerita berdasarkan

akan dijadikan sumber belajar, maka

karangan (Imajinatif). Pada film

terlebih dahulu harus memilah film

dokumenter memiliki interpretasi

dokumenter dengan cara memahami

141

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

(pengamatan) film dokumenter tersebut

penggunaan pendekatan analitik ini

yang sesuai dan tepat pada materi

dalam menilai sebuah film dokumenter

pembelajaran.

dapat diatur dan dibangun hingga

Dalam

pemahaman

terhadap film dokumenter yang harus

sesuai

dilakukan

pembelajaran.

adalah

melaksanakan

dengan

tututan

materi

apresiasi film dokumenter tersebut.

Pengunaan pendekatan dalam

Sesuai dengan pandangan Dharsono

melihat dan memahami sebah film,

yang menyatakan bahwa apresiasi

berkaitan erat pada sebuah analisa.

merupakan

Karena

proses

dilakukan

sadar

pengamat

yang

menganalisa

berarti

dalam

memisahkan atau memecah-mecahkan

menghadapi dan memahami karya

suatu kebulatan menjadi bagian-bagian

seni” (2007:21).

dan kemuadian meneliti sifat-sifat,

Dalam memahami dari film dokumenter

tidak

dengan

dari bagian-bagian ini. Makanya lebih

menonton seperti biasa film tersebut,

tepat rasanya mengunkan pendekatan

karena memahami film merupakan

ini dalam menganalisa sebuah film

proses

sebuah

dokumenter, sesuai pernyataan Boggs

makna, pesan yang terkandung didalam

dalam Asrul Sani yang menyatakan

film dokumenter tersebut. Untuk lebih

bahwa analisa film bertolak dari

mudahnya dalam memahami sebuah

adanya suatu kebutuhan artistik yang

film

dibangun atau yang memiliki struktur

untuk

sama

proporsi, fungsi dan saling hubungan

menafsirkan

dokumenter

sehingga

bisa

dijadikan sebuah sumber belajar dalam

yang satu dan rasional (1992:11).

proses pembelajaran dilakukan sebuah

Dengan menganalisa sebuah

pendekatan, yaitu pendekatan analitik.

film documenter, banyak keuntungan

Alasan memilih pendekatan analitik

yang diberikan, salah satunya dapat

dalam menilai sebuah film, karena

mempertahankan

pendidik dan peserta didik dalam

fikiran kita dari proses penganalisaan

pembelajaran harus mencari sebuah

tersebut sehingga dapat tersimpan lebih

bingkai

lama. Bagi pendidik atau guru dalam

yang

tuntas,

sistematis,

menentukan

sebuah

dokumenter untuk dijadikan sumber

dokumenter.

Dan

memilih

di

rasional dan teratur dalam telaah film

dan

pengalaman

film

142

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

belajar, perlu langkah-langkah dalam menganalisa

dan

menilai

g. Film

dokumenter

tersebut

film

mempunyai

motivasi

dokumenter, langkah yang pertama

kedisiplinan

peserta

yang harus dilakukan adalah menonton

nantinya.

terhadap didik/siswa

dua kali. Dalam menilai film dokumenter

Beberapa Film Dokumeter Sebagai Sumber Belajar

yang akan dipergunakan dalam sumber Banyak terdapat terdapat film

belajar memiliki karakteristik yang harus dimiliki oleh film dokumenter

maupun produksi dalam negeri dan

tersebut antara lain : a. Film dokumenter tersebut dalam penuturannya penyampaian

dokumenter, baik produksi luar negeri

mengutamakan informasi

ilmu

pengetahuan.

film

ditujukan

pesan-pesan yang jelas kepada penonton tentang hal-hal yang pantas atau patut ditiru.

maupun

Dari

sekian

banyak

film

dokumenter produksi luar negeri salah satunya yang bisa dijadikan sumber belajar adalah “Baraka” karya Ron Fricke yang dirilis pada tahun 1993

c. Film dokumenter tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, norma, sopan santun.

dengan durasi: 1 jam 36 menit. Film dokumenter sebuah

d. Film dokumenter tersebut mampu karakter

pada

siswa/peserta didik.

“Baraka”

film

ini

adalah

dokumenter

seperti

wallpaper yang paling indah di dunia yang bergerak. Pada bagian awal hadir keindahan Himalaya yang luas dengan

dokumenter

tersebut

mempunyai tujuan yang jelas. f. Film dokumenter tersebut dapat mengembangkan

komersil

yang

1. Film Dokumenter Luar Negeri

penuturannya mampu menyajikan

e. Film

untuk

televisi

untuk kepentingan tertentu.

b. Film dokumenter tersebut dalam

membentuk

dokumenter

sikap

positif dari peserta didik.

mental

gambar dari atas. Kemudian disuatu tempat

turun

horizontal, spiritualitas

ke tetapi

dunia.

bumi

secara

menegaskan Satu

per

satu

ditunjukkan kuil atau gereja tembakan dengan orang-orang dalam doa, dan 143

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

musik yang dipilih dimaksudkan untuk

menghargai isi dan aktifitas sosial yang

merefleksikan anda dalam keadaan

terjadi di bumi ini.

meditasi. Keindahan alam tempat yang dipilih dan fenomena alam yang luar biasa

membuat

penonton

2. Film Dokumenter Dalam Negeri Tidak

berfikir

hanya

film-film

tentang badai yang datang, bagaimana

dokumenter produksi luar negeri saja

bentuk dari selimut awan, matahari

yang dapat dijadikan sebagai sumber

terbenam atau matahari terbit, satu hari

belajar.

yang cerah baru atau suram. Selain

produksi

keindahan alam tempat, dalam film

menginspirasi

dokumenter ini digambarkan tentang

banyak

keindahan

tanpa

pengetahuan. Film Dokumenter yang

dengan

menceritakan asal muasal kota Batavia.

sejarah waktu dan evolusi teknologi.

Film Building Batavia adalah sebuah

Sebaliknya,

film dokumenter yang mengangkat

teknologi,

primitif dunia

dunia

berubah

penonton

dibombardir

Terdapat

film

dalam

nasional

negeri

dan

yang

menyampaikan

informasi-informasi

daerah penuh sesak, dari dunia yang

kisah

terus gelisah oleh dunia. Setelah satu

dibangun,

jam penuh keindahan alam yang

(penanda) pada masa kolonial dahulu

mengesankan

menuju

yang ditinggalkan pada era modern

frame penuh kemiskinan dan frame

Jakarta sekarang. Sebelum ada Jakarta,

yang mempengaruhi kepada

ada Batavia, koloni Belanda yang

dilanjutkan

jejak

bahwa perang dan politik telah terjadi.

tentang

ilmu

dan

bagaimana

Batavia

sebagai

tetenger

memiliki kekayaan yang beragam.

Baraka adalah sebuah film

Selama lebih dari 300 tahun, Belanda

tentang keindahan planet kita, tentang

mengembangkan koloninya menjadi

keindahan dunia di sekitar kita. Pada

Amsterdam

proses

membangun

editing

dan

suara

yang

Timur.

Mereka

gudang-gudang mewah,

balai

besar,

sempurna, hal ini membuat penonton

rumah-rumah

kota,

merasakan film ini seperti mimpi,

bahkan kanal-kanal bergaya Belanda.

seperti iklan panjang tentang kawasan

Saat ini, sebagian bangunan tersebut

wisata seluruh dunia. Pesan dari film

masih utuh dan memberikan kilasan

ini jelas menghormati planet dan

kemegahan era tersebut.

144

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Film

dokumenter

yang

disutradarai oleh Justin Ong ini, kita

yang

berasal

dari

setiap

sudut

Indonesia maupun luar negeri.

akan mengunjungi tempat-tempat yang kental dengan suasana bergaya Eropa,

3. Film Dokumenter Televisi

khususnya Belanda. Sunda Kelapa:

Film

Merupakan pelabuhan yang menjadi

memberikan

rumah

armada

pengetahuan banyak diproduksi karya-

paling

karya stasiun televisi seperti: National

berpengaruh yang terakhir di dunia,

Geograpic, Discovery Channel, The

sebagai cikal bakal kapal-kapal yang

Learning

pernah

senilai

dokumenter yang banyak membahas

miliaran dollar ke Batavia untuk

atau menuturkan dengan tema unsur-

dikirim

unsur alam semesta yang terangkup

bagi

pelayaran

salah

satu

perdagangan

mengirimkan

ke

Merupakan

pala

Eropa.

Toko

sebuah

rumah

Merah: yang

dalam

dokumenter

yang

materi-materi

ilmu

Channel.

ilmu

Pada

geografi,

film

seperti

dibangun pada masa awal kolonial

pertumbuhan penduduk, perkembangan

Belanda dengan gaya bangunan yang

ekonomi, perubahan alam sebab dan

sama sekali tidak cocok dengan iklim

akibatnya, kehidupan binatang di alam

tropis.

Jakarta:

liar seperti di hutan, di laut, di es,

Pernah digunakan sebagai balai kota

berbagai macam persoalan tumbuhan

Batavia. Bangunan ini susah payah

dan hewan. Tidak saja film yang

dipertahankan,

berubah

bertemakan sosial dan alam, banyak

menjadi museum. Pengunjung bisa

juga stasiun televisi yang memproduksi

menyusuri lorong-lorongnya, bahkan

film dokumenter yang bertemakan

dapat masuk ke ruang-ruang bawah

kemajuan teknologi, sosial dan budaya

tanah

masyarakat dunia, di antaranya :

Museum

yang

Sejarah

dan

kini

dibangun

pemerintah masih

a)National Geographic : Destination

dengan

Space, b) Discovery Channel : Mega

hidangan ala pesta bangsawan Belanda

Moves - Tall Towers, c) The Learning

yang

bermacam

Channel : Extreme Machine - Wheels

peralatan makan dengan bahan-bahan

Of Steel, d) National Geographic :

kolonial. melayani

Restoran

Oasis:

pengunjungnya

menggunakan

Secret

Weapon,

e)

National

145

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Geographic : Battleship, f) Discovery

dokumenter pada proses pembelajaran

Channel : The Science Of Interstellar

terkait dengan tiga hal, yaitu manfaat

dan g) Film Dokumenter "Meraih

kognitif, manfaat psikomotorik, dan

Akses

film

manfaat afektif. Dalam hubungannya

dokumenter televisi ini produksi dari

dengan tujuan kognitif, film dapat

Kementerian

digunakan untuk:

Menggapai

Dunia"

Komunikasi

Dan

Informasi yang dapat menjadi motifasi bagi generasi muda Indonesia.

1. Film

dokumenter

pengenalan

mengajarkan

kembali

atau

Tidak hanya film dokumenter

pembedaan stimulasi gerak yang

yang ada dipaparkan di atas saja yang

relevan, seperti kecepatan obyek

bisa dijadikan sebagai sumber oleh

yang bergerak, dan sebagainya.

pendidik/guru

di

dalam

proses

pembelajaran di sekolah. Banyak film-

2. Mengajarkan aturan dan prinsip. 3. Film

dokumenter

dapat

film dokumenter lain yang bisa dan

memperlihatkan

disesuaikan dengan materi apa yang

penampilan, terutama pada situasi

akan

yang

diberikan

kepada

peserta

didik/siswa, tentunya harus melalui penilaian dan analisa kembali oleh pendidik/guru, dokumenter

apakah tersebut

layak

film untuk

dijadikan sumber belajar.

contoh

menunjukkan

model

interaksi

manusia. Manfaat psikomotorik, digunakan contoh

dalam film

untuk

aspek dokumenter

memperlihatkan

keterampilan

gerak.

Film

dokumenter juga dapat memperlambat PENUTUP

atau mempercepat gerak, mengajarkan

Film dokumenter yang selama ini

dijadikan

sebagai

media

cara menggunakan suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dan

pembelajaran mungkin agak kurang

sebagainya.

tepat jika dilihat dari sudut pandang

dokumenter juga dapat memberikan

“konteks” atau film dokumenter itu

umpan balik tertunda kepada peserta

sendiri, karena setiap film dokumenter

didik/siswa

mempunyai

menunjukkan

penuturan.

isi Manfaat

dalam sebuah

bentuk

Selain

secara tingkat

itu,

visual

film

untuk

kemampuan

film 146

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

mereka

dalam

mengerjakan

b. Film

dokumenter

dapat

keterampilan gerak, setelah beberapa

menampilkan kembali masa lalu

waktu

manfaat

dan menyajikan kembali kejadian-

sebagai afektif, film dokumenter dapat

kejadian sejarah yang lampau.

mempengaruhi emosi dan sikap peserta

Misal pada sejarah perjuangan

didik/siswa,

Indonesia,

kemudian.

Untuk

yakni

menggunakan

di

dalam

film

berbagai penuturan dan daya tarik

dokumenter dapat menggabungkan

dalam

Film

hasil dokumentasi baik video dan

yang

foto maupun memperlihatkan bukti

film

dokumenter

dokumenter. merupakan

alat

cocok untuk memperagakan informasi

fisik

afektif, baik melalui penuturan dalam

kejadian lampau sehingga peserta

film

didik/siswa tidak menghayal dalam

dokumenter

maupun

melalui

gambaran visual yang berkaitan. Dengan

mengunakan

peninggalan

sejarah

dan

menerima materi sejarah. film

c. Film dokumenter dapat mengatasi

dokumenter sebagai sumber dalam

keterbatasan

proses pembelajaran, terdapat beberapa

seperti pengenalan tumbuhan dan

manfaat lainnya yaitu:

hewan yang ada di wilayah tropis,

a. Film dokumenter sangat

layak

jarak

dan

waktu,

wilayah non-tropis, wilayah kutub,

untuk menjelaskan proses suatu

dll.

hal. Misalnya proses penciptaan

berhubungan

alam semesta, di dalam sebuah film

proses berkembangnya tumbuhan

dokumenter dapat dilihat langsung

dan hewan.

dengan hasil perekaman gambar

Penyampaian

materi

dengan

lamanya

d. Film dokumenter dapat memikat

yang didukung oleh suara sehingga

perhatian peserta didik.

setiap

menjadikan

langkah

proses

tersebut

yang

film

sumber

Dengan

dokumenter

terlihat secara nyata atau bisa

sebagai

belajar

dikatakan tidak abstrak, sehingga

memberikan kontribusi yang sangat

nantinya peserta didik/siswa tidak

penting

menghayal dalam menerima materi

pembelajaran

terhadap

dapat

proses

pembelajaran.

147

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

KEPUSTAKAAN Ang, See Len. 2009. Desperately Seeking the Audience dalam Krishna Sen, Kuasa Dalam Sinema. Yogyakarta: Ombak. Arsyad, Azhar. 2009. Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arsyad, Azhar. 2010. Media pembelajaran.Azhar Arsyad.Ed.1,-13,-Jakarta:Rajawali Pers. Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press. Biran, Misbach Yusa. 1997. Kamus Kecil Istilah Fim. Jakarta: B.P. SDM CITRA. Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran.Bandung : Satu Nusa Daryanto. 2013. Belajar dan mengajar. Bandung: Yrama Widya. Dharsono. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sain. Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Heru. 2002. Mari Membuat Film panduan menjadi produser. Yogyakarta:Panduan. Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Himawan, Pratista. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Ibrahim R dan Syaodih S, Nana. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Mudyahardjo, R. 2001. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo. Prakosa, Gatot. 1997. Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film Dokumenter.Jakarta:FFTV-IKJ dan YLP. Rabiger, Michael. 1997. Directing Documentary. Second Edition. Boston: Focal Pres. Raymond, Willliams. 2009. Televisi. Yogyakarta: Resis Book. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samani, Muchlas & Hariyanto. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung : Rosda.

148

Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 17, No. 1, Juni 2015

Sani, Asrul. 1992. Cara Menilai Sebuah Film, terjemahan. Jakarta: Yayasan Citra.

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Suhanji. 2009. Strategi Pembelajaran, konsep dasar, metode, dan aplikasi proses belajar mengajar. Yogyakarta: Grafindo Lentera Media.

Wijaya, Cece dkk. 1993. Upaya Pembelajaran Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdaskarya. Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

149

Indeks Nama Penulis JURNAL EKSPRESI SENI PERIODE TAHUN 2011-2015 Vol. 13-17, No. 1 Juni dan No. 2 November

Admawati, 15 Ahmad Bahrudin, 36 Alfalah. 1 Amir Razak, 91 Arga Budaya, 1, 162 Arnailis, 148 Asril Muchtar, 17 Asri MK, 70 Delfi Enida, 118 Dharminta Soeryana, 99 Durin, Anna, dkk., 1 Desi Susanti, 28, 12 Dewi Susanti, 56 Eriswan, 40 Ferawati, 29 Hartitom, 28 Hendrizal, 41 Ibnu Sina, 184 I Dewa Nyoman Supanida, 82 Imal Yakin, 127 Indra Jaya, 52 Izan Qomarats, 62 Khairunas, 141 Lazuardi, 50

Leni Efendi, Yalesvita, dan Hasnah Sy, 76 Maryelliwati, 111 Meria Eliza, 150 Muhammad Zulfahmi, 70, 94 Nadya Fulzi, 184 Nofridayati, 86 Ninon Sofia, 46 Nursyirwan, 206 Rosmegawaty Tindaon, Rosta Minawati, 122 Roza Muliati, 191 Selvi Kasman, 163 Silfia Hanani, 175 Sriyanto, 225 Susandra Jaya, 220 Suharti, 102 Sulaiman Juned, 237 Wisnu Mintargo, dkk., 115 Wisuttipat, Manop, 202 Yuniarni, 249 Yurnalis, 265 Yusril, 136

JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 17, Nomor2,November 2015

Redaksi Jurnal Ekspresi Seni Mengucapkan terimakasih kepada para Mitra Bebestari

1. Dr. St. Hanggar Budi Prasetya ( Institut Seni Indonesia Yogyakarta) 2. Dr. G. R. Lono Lastoro Simatupang, M.A ( Universitas Gajah MadaYogyakarta) 3. Dr. Sri Rustiyanti, S.Sn., M.Sn ( Institut Seni Budaya Indonesia Bandung)

EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni

Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut: 1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme. 2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri). 3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt). 4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt). 5. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan. c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan. 6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus. Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen. 7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan: Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI Press.

Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak. _________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press. Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra. Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”, dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI. 8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG.

Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail: [email protected]