Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si. Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh Jurusan Sains Informasi Geografis dan Pengembangan Wilayah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Foto
Fotogram
Foto : tidak diperlengkapi dengan tanda-tanda tepi atau tanda kolimasi. Tidak digunakan untuk pengukuran yang akurat. Fotogram : diambil dengan menggunakan kamera fotogrametrik, yaitu kamera dengan jarak tetap antara bidang negatif dan lensa serta diperlengkapi dengan tanda-tanda tepi atau tanda kolimasi. Dapat digunakan untuk pengukuran secara akurat.
H
• FU menyajikan "bird's-eye view" objek di permukaan bumi tampak seperti dari udara. • Sejarah FU diawali oleh Nadar, 1858, dengan menggunakan Balon udara, perang Dunia I (World War I) digunakan militer untuk merekam daerah musuh dan pergerakan musuh. Setelah Perang Dunia digunakan sipil dalam aplikasi topografi, bentuklahan, vegetasi, bentukan budaya, dll. • FU dapat diambil dari wahana ruang angkasa, pesawat terbang tinggi atau rendah, wahana dekat dengan permukaan bumi. • FU mempunyai resolusi spasial yang tinggi, tetapi resolusi spekral yang rendah.
• FU menggunakan kamera dan film untuk merekam pantulan EMR (Electromagnetic Radiation) pada pajng gelombang 0.3 m - 0.9 m (the mid ultra-violet - the near IR). • FU dipelajari dalam ilmu Photogrammetry terutama untuk pengukuran.
Fotogrametri atau Photogrammetry : “photos” = cahaya, “gramma” = sesuatu yang digambar atau ditulis “metron” = mengukur. Fotogrametri = mengukur fotogram (potret atau foto). Semula definisi Fotogrametri adalah ilmu atau seni dalam memperoleh pengukuran-pengukuran yang dapat dipercaya dengan menggunakan foto (American Society of Photogrammetry/ ASP, 1934). Dengan perkembangan yang pesat, maka pada tahun 1979 oleh ASP fotogrametri dinyatakan atau didefinisikan sebagai berikut: Fotogrametri adalah seni, ilmu dan teknologi dalam pemperoleh informasi yang terpercaya mengenai obyek-obyek dan lingkungan fisis, melalui proses perekaman, pengukuran dan penafsiran citra fotografik dan pola-pola energi elektromagnetik yang bercahaya dan gejala lainnya.
Aspek Semantik penafsiran citra fotografik dan pola-pola energi elektromagnetik yang bercahaya dan gejala lainnya.
FU Aspek Metrik proses perekaman, pengukuran
Pengukuran • • • • • • •
Panjang (jarak) Lebar (jarak) Luas Tinggi Volume Kemiringan Arah
Tinggi (FU Tegak) FU Tunggal
FU Stereo Parallaks
Relief Displacement
Bayangan
Sudut Kemiringan Lereng
Mistar
Parallax bar
FOTOGRAMETRI
FOTO UDARA DENGAN PERTAMPALAN (60% - 70%)
FOTO KIRI FOTO KANAN PROYEKTOR KIRI
PROYEKTOR KANAN
RESTITUSI MODEL 3D
TRACING TABLE
MODEL 3D
PROYEKSI TEGAK
PETA
BOBBY SD - 1999
FOTO UDARA
• Foto udara merupakan rekaman fotografis obyek di atas permukaan tanah yang pengambilannya dilakukan dari udara. • Citra atau bayangan yang diperoleh adalah hasil proyeksi sentral. Sinar cahaya matahari yang terpantul oleh obyek dipermukaan tanah atau terain yang masuk ke dalam kamera melewati celah yang ada di dalam lensa akan Jatuh pada film yang telah dipasang berimpit dengan bidang negatif. • Obyek yang direkam dapat berupa bentang alami seperti bukit, lembah, sungai dan telaga maupun hasil perbuatan manusia seperti bangunan-bangunan gedung, perumahan, jalur transportasi, waduk,bendung dan saluran.
20
Carrier Pigeons Take Aerial Photos With New Camera (Feb, 1932)
21
Aerial Kite Photography
22
23
The Super G with the Panavision HI-DEF Genesis camera
24
Red ballon – with aerial camera 25
The Balloon Exposure Procedures, Catur Aries Rokhmana.
26
28
29
30
31
Trike
Foto udara format kecil (small format aerial photograph) - SFAP 32
Foto udara format kecil (small format aerial photograph) - SFAP
Foto udara format kecil (small format aerial photograph) SFAP Kota Bintuni Maret 2009
35
Or this?
Microdrone $21,367 Base Station $19,424 Video Transmitter $1,545 Video Receiver $1,000 Daylight Video $1,545 Lowlight Video $3,100 GPS Hold $1,934 Complete Package $59,681 August 2007
Source: http://www.microdrones.com/
a. Menawarkan sudut pandang dan titik pengamatan yang baik b. Merupakan rekaman permanen c. Memiliki kepekaan spektral yang lebih luas daripada mata manusia d. Memiliki resolusi spasial dan geometris yang lebih baik daripada data penginderaan jauh lainnya.
a. Sumber Informasi • FU bersifat komunikatif -> memberikan informasi gambaran suatu daerah secara spasial dari udara • Penggunaan lahan • Morphologi • Memperjelas struktur natural maupun man-made environment b. Mempelajari perubahan-perubahan • Pemotretan daerah sama dalam interval waktu tertentu, dapat dipelajari perubahan-perubahan terutama perubahan fisik c. Sebagai pengganti peta • Dengan dibuat mosaik foto udara pada suatu daerah • Diatas mosaik diberi informasi yang terkandung pada foto udara dapat dilaksanakan pekerjaan perancangan sampai tingkat skematis d. Sebagai peta perancanaan • Dilakukan pada pemetaan dari foto udara. Peta-peta yang dihasilkan antara lain: peta foto, peta topografi, peta penggunaan lahan, dsb. e. Sebagai dasar pembuatan “Peta Dasar keadaan terakhir”
FU dg. Informasi Morphologi
MEMBANGUN BASISDATA SPASIAL 3-DIMENSI UNTUK REKONSTRUKSI WILAYAH (Aplikasi : Daerah Genangan Karena Banjir Rob)
1. Small Format Aerial Photography Except a very few areas, aerial photography of most of the parts of the earth have been carried. With the advent of satellite remote sensing, even these areas have been covered. With rapid urbanisation and industrialisation the need of the hour is very high resolution maps i.e. large scale maps. In this respect small format aerial photography is playing a key role. In this type of photography a small format (35mm) automatic camera is used. This type of camera allows for hands-free operation and is light enough to be lifted by a large kite. Critical camera settings like focus, shutter speed etc. are controlled by a microchip and light meter within the camera body. Simple acquisition of airphotos can be attained by enabling the camera's timer function to take photograph after a few seconds. 2. Low Altitude Remotely Piloted Vehicle (RPV) Aerial Photography The latest improvement in aerial photography is the utilisation of a remotely piloted vehicle (RPV) for aerial photography. Utilizing an unmanned, remotely piloted vehicle, offers cost effective alternatives to traditional aerial photography. Since RPV's are not limited by the same restrictions as full-size aircraft, they can be operated at altitudes of less than 500 feet, even in residential areas where full-size aircraft are restricted to a minimum altitude of 1000 feet. As a result of the freedom associated with this method of aerial photography unique, low cost aerial photographs from previously impossible perspectives for a multitude of applications can be obtained.
The Digital Sensor ADS40
ADS40 Airborne Digital Sensor
Configuration of multiple linear CCD arrays for the Leica ADS40 airborne digital camera.
Stereo data capture with the ADS40 push-broom sensor.
With an airborne digital camera, images can be captured simultaneously in grayscale (also called panchromatic), true color (RBG), and false-color infrared (CIR). SOURCE: EarthData Fugro.
Airborne Laser Scanning (ALS)
General Principle Of Airborne Laser Scanning (ALS)
Individual Tree Species Identification Using Laser Altimetry Intensity in Mixed Conifer Forests of Western Montana
ASPRS, 1996, Digital Photogrammetry : An Addendum to the Manual of Photogrammetry, American Society for Photogrammetry And Remote Sensing, Maryland USA.
Ligterink G.H., 1987, Dasar-Dasar Fotogrametri Interpretasi Foto Udara, Penterjemah : Boesriati Boerman, UI-Press. Lillesand/ Kiefer, 1990, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Paine D. P., 1993, Aerial Photography and Image Interpretation for Resource Management, Gadjah Mada University Press. Paul R. W.,1993, Elemen Fotogrametri, Gadjah Mada University Press. Sutanto, 1989, Penginderaan Jauh 1, Gadjah Mada University Press. Zorn H. C., 1975, Introductory Course Photogrammetry, International Institute For Aerial Survey And Earth Sciences (ITC), Enschede The Netherlands.
FOTOGRAMETRI (1,2) Pengertian fotogrametri, kedudukannya dalam penginderaan jauh, geometri foto udara vertikal, distorsi dan pergeseran letak, prinsip stereoskop, skala foto udara tegak, perolehan foto udara, pengukuran menurut arah horizontal, pengukuran menurut arah bidang vertikal, trianggulasi garis radial, pemindahan detail fotografis ke atas peta dasar, ortofotografi, dan mosaik.
EVALUASI Teori/Kuliah : Aktivitas/kuis Tugas Midterm Ujian Akhir
= = = =
Praktikum : Pretest Kegiatan Praktikum Laporan Responsi
10% 10% 40% 40% 100% = = = =
Tingkat kehadiran > 70%
10% 30% 30% 30% 100%