FULL TEX .PDF

Download binatang kecil lainnya dan menjadi sumber pencemaran air tanah. Sampah .... Persentase Komposisi Sampah di DKI Jakarta (3) ... Berat Jenis ...

0 downloads 381 Views 2MB Size
ARTIKEL

PENGELOLAAN SAMPAHPADATPERKOTAAN SECARATERPADU Osmen Gultom Pusat PengembanganPengelolaanLimbah Radioaktif, BAT AN

PENDAHULUAN Dalarn rangka memperingatiRari Kebangkitan Teknologi Nasional clan Ulang Tahun RI ke-54, Forum llIi1iah Puspiptek (FIP) mengadakanpekan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi1999 (PekanIPTEK'99) dari tanggal 10-14 Agustus 1999 di kawasan Puspiptek Serpong. Salah satu kegiatan utarna daTi Pekan IPTEK'99 adalah mengadakan parneran teknologi yang dihadiri berbagai kalangan dari lembaga-lembagapenelitian, swasta, pemerintahdaerah(Bappeda),BUMN, perguruan tinggi dan rnasyarakat umum. Pada event tersebut P2PLR berkesempatan menawarkan suatu konsep pemecahan permasalahan sarnpah perkotaandenganmenarnpilkan sebuah maket "Daur Ulang Sarnpah Perkotaan Terpadu dan Pemberdayaan Pemulung". Perrnasalahanpengelolaansarnpahbagikotakota besar khususnya yang padat penduduknya merupakan suatu masalahkompleksyanghinggasaatini sebagianbesar sarnpahperkotaandi huang di tempat pembuanganakhir (TPA) secaraopen dumpingsehingga menimbulkanpencemaranlingkungan

~(/Id/nL./I1~At1Va' ~ No. / 2t:XK)

maupun sumber penyakit bagi masyarakat sekitar TPA. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat maupun industri setiap hari semakin meningkat jumlah maupun jenisnya. Pengelolaan sampah ini biasanya dilakukan oleh petugas Dinas Kebersihan dengan cara mengumpulkan daTi tempat-tempat sampah kemudian diangkut ke TPA dan dibuang secara open dumping. Sampah-sampah di TPAbila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber bau busuk, saTang lalatJ nyamuk, tikus, anjing dan binatangbinatang kecil lainnya dan menjadi sumberpencemaranair tanah. Sampah ini juga hila dibakar secara terbuka akan menyebabkan polusi udara dan menjadi sumber dioxin. Dan yang paling fatal, TPA menjadi lahan pencaharian bagi sebagian pemulung dengan mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dijual. Dengan semakin bertambahnya sampah maka lahan yang dibutuhkan juga semakin luas dan permasalahan yang terjadi semakin kompleks dan semakin sulit diatasi bahkan pencemaranyang terjadi semakin meluas. Di sisi lain masyarakat "penghasil" sampah kurang menyadari bahwa titik awal

rn

ARTIKEL

pengelolaansampahhams dimulai dari masyarakat sendiri dengan meminimisasi sampah yang timbul maupun memisah-misahkansampah sesuai dengan jenisnya sehingga memudahkanpengelolaanselanjutnya. Dengan semakin terbatasnya lahan pembuangan ditambah dengan bertambahnya regulasi tentanglingkungan hidup khususnya bagi kota-kota besar dengan populasi yang padat makapermasalahan sampahhanyabisa diatasi dengan suatu sistem pengelolaansecaraterpadu.

padat harns dikarakterisasi. Tujuan utama karakterisasi adalah untuk

memperoleh: .Data yang menjadi dasar perencanaan analisis ekonomi, desain dan pengelolaanselanjutnya dari sistempembuangan. (Data ini harns mempertimbangkan berbagaisifat alamiahbahan yang akandiproses) .Data untuk merehabilitasi suatu fasilitaspembuangan .Optimasi fasilitas, pemantauan emisi, atau analisis kegagalan suatufasilitas.

PENGELOLAANSAMPAH TERPADU Pengelolaan sampah parlat didefinisikansebagaiaplikasiteknik yang menjamin pelaksanaansecara aman fungsi-fungsi pengumpulan,pengolahan dan pembuangansampah parlato Strategi dasar dalam pengelolaan sampah padat terpadu adalah dengan membentuk suatu sistem dimana reduksi sampahclan opsi pengelolaan bekerja secara simultan (work together) membentuk sebuah sistem yang efektif yaitu : reduksi sumber, recyling, reuse & recovery, pengolahan clan landfilling. Hirarki pengelolaan sampah padat adalah sepertipadaGambar1.

KARAKTERISASI SAMPAH

PADAT Untuk mengimplementasikan secara efektif, fungsi dasar pengelolaan sampah yaitu pengumpulan,pengolahan, dan pembuanganmaka sampah

rn

Gambar1. Hirarki pengelolaan sampahpadat

t'tlld/ntlt1t'/1/1Vd ~ Na / 2axI

~

ARTIKEL Beberapa parameter yang perlu ada sekarang dan antisipasi perdiketahui dalam karakterisasisampah tambahandi masa yang akan datang. padatadalah: Metoda yang paling teliti untuk mengestimasijumlah sampah adalah Jumlah daD Tipe Sampah dengan menimbang semua sampah Sebelummenentukantipe fasilitas yang masuk ke suatu fasilitas pengolahan secara efektif, perin pengolahan dalam periode waktu mengetahui data jumlah dan ripe tertentumisalnya1 tahun.Jumlahtotal sampah yang timbul dalam suatuarea tahunan dikalikan dengansuatu rasio yang akan dikelola dan harus yang menggambarkanpertambahan diperhitungkan sampai ke tingkat populasi untuk menentukanjumlah ketelitian setinggi mungkin. Semua sampahpada tahun yangakan datang. sampahyang berasaldaTiperumahan, Contohjumlah dan tipe limbah asal pusat-pusat perdagangan, industri, DKI Jaya disajikanpada Tabel 1 dan instansi pemerintah/swastatempat- Tabel2. tempat publik harus diperhitungkan tetapi tidak termasuk limbah B3, KandunganMoisture SampahPadat limbah radioaktif, sludgeindustri. Data Kandunganmoisturesampahpadat ini diperlukan untuk merencanakan sangatpenting diketahuihila sampah ukuran yang tepat daTi fasilitas tersebutakandigunakansebagaibahan pengolahan apakah dilakukan bakar boiler untuk memperolehsteam pengomposan,recycling, pembakaran daD listrik. Data ini juga pentinghila atau landfill. Data ini juga perlu untuk pengolahansampahdilakukan dengan mengestimasi biaya operasional. cara pengkomposansecara anaerobik Fasilitas yang akan dibangun harus padasanitarylanfill. mampuuntuk menanganisampahyang

Tabell.

Produksi daDVolume sampahyang Terangkut per Ban di DKI

Jakarta(3)

~~PN 18.000

1985/1986

I

1986/1987

I

18.694

1987/1988 1988/1989

I !

20.150

1989/1990 1990/1991 1991/1992

:

21.234 21.671 21.894 23.706

/?LlidinLlI1/?1iI1Va ~ No./.2000

14.506 16.055 16.452 16.76917.331 17.874 18.997

80.59 85.88 81.65 78.97 79.97 81.64 80.14

rn

ARTIKEL Tabel 2. Persentase Komposisi Sampahdi DKI Jakarta (3)

Kandunganmoisture dihitung dengan Heating Value rumus: Heating value adalah banyaknya panas yang timbul daTi pembakaran Pw= W/Sw sempumasuatubahanbakar. Nilai ini penting hila pengolahan sampah dimana: dilakukan dengan cara pembakaran. p w = persentasemoisture Heating value sampahbisa dihitung W = massa moisture denganrumusDulongsbb: Sw= massa sampahbasah

lTh = 32851 C + 14198S (II -0/8) Berat Jenis SampahPadat + 9263 S Berat jenis sampah diperlukan dirnana: untuk menentukan volume basil Hh= higher heatingvalue C = fraksi karbon pemadatan (compacted volume). S = fraksisulfur Denganmengetahuicompactedvolume H = fraksihidrogen maka volumelahan untuk landfill bisa dihitung dengan mudah. Berat jenis juga pentinguntuk mengetahuiukuran Heating value sampahperkotaan kendaraan yang digunakan untuk biasanyaantara 9300 -12800 kJ/kg sepertiterlihatpadaTabel3. pengangkutan. Tabel 3. Nilai heating value untuk beberapa komponen sampah ~p

Kertas Plastik Kayu Organik lain

[[Q]

HeatinJ!; value (kcal/kg)

4.300 10.000 4.400 I. 100

t'v/d/nL/I1t'/1/1Vd ~ Na / 2OCXJ

ARTIKEL PENGUMPULANDAN TRANSPORTASISAMPAH Pengumpulan merupakan fungsi dasar pertarna pengelolaan sarnpah parlato Penghasil sarnpah mengumpulkannya dalarn sebuah container kemudian diangkut oleh petugas ke TP A dengan menggunakantruk. Biaya pengumpulan clan transportasi diperkirakan 80% daTi total biaya hila pengolahan dengan sistim sanitary landfill clan 60% hila diolah dengan insenerator. Frekwensi pengumpulan sangat tergantung pada berbagai faktor di antaranya: jumlah limbah, status sosial ekonomi, clan petugas yang bertanggungjawab. Dalarn pelayanan pengumpulan sarnpah yang baik dibutuhkan kerjasarna di antara penghasil sarnpah dengan melengkapi clan menggunakanwadah sarnpah yang tepat dalarn menjaga agar lingkungan tetap bersih khususnya terhadap binatang-binatang seperti tikus, lalat, clan binatang-binatang kecil lainnya. Penghasil sarnpah sebaiknya memasukkan sarnpah sesuai dengan jenisnya ke dalarn container secara terpisah, sehingga sarnpah yang diangkut ke fasilitas pengolahan sudah terkelompokkan sehingga hal ini akan memudahkan proses pengolahan selanjutnya.

PROCESSING DAN RECOVERY SAMPAH PADA T Processing merupakan fungsi dasar kedua pengelolaansampahparlato Processing meningkatkan efisiensi pembuangan dan menyiapkan sampah untuk recovery material dan energi. t'vldinLJ/1t'/f't Va{ ~ No. / 2{X:t;J

Sejumlah material sampah bisa direcovery dan di-recycle untuk pabrikasi bahan yang sarna ataupun produk yang baru. Beberapa hal yang penting dalam processing dan recovery adalah:

Processingguna recoverymaterial untuk di recycling Processing untuk memisahkan komponen-komponensampah padat bisa dilakukan di titik pembangkitan sampah (on-site processing)ataupun di fasilitaspengolahansecaraterpusat. Pada on-site processing sampah dipilah-pilah menurut jenisnya oleh penghasil sampah dan ditempatkan pada container yangterpisah.Sebagai contoh kertas dimasukkanke dalam satu container, kalengpada container lain dan seterusnya. Jika on site processingtidak dilakukan,pemisahan komponenbisa dilakukanpada fasilitas pengolahan terpusat. Unit operasi dalam fasilitas terpusat meliputi: shredder, air classifier, magnetic separationdan screensepertidisajikan padaGambar2. Prosessingguna recoverymaterial untuk dipabrikasi langsungsebagai produk Setelah komponen-komponen dipisah-pisahkan selanjutnya fraksi organik bisa diploses untuk menghasilkan produk-produkyang diinginkan seperti kompos atau refused derived fuels (RDF) yang berguna sebagaibahanbakar boiler. Recoveryenergylistrik Sampah perkotaan mempunYal heating value antara 9300 -12800

[[]

ARTIKEL

~ (':: -1i>?-

,~

@ '\

,0Qedder -====:D) Air classifier

) rz; light Fraction ~ >

Magnetic drum

~ t t1'\

I(Q)\. ~;;~~s

Air r)

(~

. Screens

Gambar 2. Pemisahankomponen-komponensampahpadat pada fasilitas terpusat

kJ/kg. Ini merupakanpotensi energi yang bisa digunakan sebagaibahan bakar boiler untuk menghasilkan steam yang bisa digunakan untuk menjalankanturbin. Prinsipnyaadalah dengan melewatkangas panas basil pembakaransampahmelaluipipa-pipa boiler yang akan memanaskan air dalam boiler menjadi steam. Steam yang timbul di dimasukkanke turbin yang akan memutar generatoruntuk menghasilkanlistrik. lnsenerasisampahpadat Instalasi insenerasi hampir sarna denganinstalasienergyrecovery,yang berbedahanyatujuannya.Bila instalasi energy recovery bertujuan untuk recovery energi, maka insenerator bertujuan untuk mengurangivolume

[;!lJ

sampah yang akan dibuang. Reduksi

volumemendekati90%.

PEMBUANGANSAMPAHPADAT Pembuangansampah dapat dilakukansecaraopendumpingmaupun pembuanganke laut. Akibat masalah lingkungan yang ditimbulkannya, metodeini seharusnya tidak dilakukan. Metode pembuangan yang sesuai dengan UU tentang pengendalian lingkungan hidup No 23 tahun 1997 adalah sanitary landfill. Metode sanitari landfill adalah suatu metode penguburansampahyang direkayasa (engineered buria/). Unsur utama adalahmenyebarkan(spreading)sampall pada permukaantanah,memadatkan (compacting)dan menutup(covert'uldlnL./I1t'AI1 Vd.':5 Na / 2ax;

~ -.'---:'~

ARTIKEL

--

--<

d~Dris

~

-

--

E:lnhen

leveeor~rm -~

Comp:lcledsolid "":Isles

~~-'"--I

~~

-

---

in :I completed cell

~.~.;~ Gambar 3. Metode pembuangansampahsecarasanitary landfill (2)

ing) dengan tanah setiap akhir hari timbangkan meliputi lokasi site, kerja. Umumnyaterdapatdua metode ripe clangeologitanah, hidrologi sanitary landfill yaitu metodeareaclan pennukaan clan kondisi hidrotrench method.Metodeareadigunakan geologiclan jarak pengangkutan. hila tidak dimungkinkan penggalian b) Pengendalianpelindian (Leachate tanah khususnyahila air tanah relatif control); harus diperhitungkan tinggi. Pada metode area sampahdi secaramatangkarena merupakan timbundi ataspermukaantanah sekitar sumberkontarninasiair tanah.Bila O,5m kemudian dipadatkan. Lapisan terjadi kontaminasiair tanah maka lainnya O,5m ditempatkan di atas pembuangan harusdiremediasi. lapisan sebelumnyaclan dipadatkan. c) Pengendaliangas (gas control)~ Pelapisandenganpemadatandiulangi gas-gaslandfill terdiri dari metana, hingga setinggi 2-3m. Pada setiap karbondioksida,nitrogen,hidrogen akhir hari kerja ditutup dengantanah sulfida, amonia. Gas-gas ini setebal 15O-300mmclan dipadatkan. dihasilkanoleh dekomposisisecara Bila dimungkinkan penggalianmaka anaerobik oleh bahan-bahan dilakukan trench method. Metode ini organik. Jika ventilasi tidak benar mempunyai keuntungan di mana metana bisa terakumulasi dan lapisan penutup diperoleh dari basil menyebabkanledakan hila terpenggalian. Pembuangan secara campurdenganudara. sanitary landfill terlihat pada Gambar d) Fasilitasoperasi(Operationplan)~ 3. faktor-faktor yang harus diperPengimplementasian sanitary landtimbangkanmeliputi akseske site, fill harns mempertimbangkan 5 aspek urutan pengisian, sumber lapisan dasaryaitu: penutup, drainage,peralatan clan a) Pemilihan tempat (site selection); pemeliharaan, komunikasi,fasilifaktor-faktor yang hams dipert?l.IIdlnL//1t?/1I1 Va( P No. I..$(XXJ

w

ARTIKEL

tas karyawan, pencegahanke- b. Penghasilsampahsebaiknyamebakarandan sebagainya. misah-misabkan sampah sesuai denganjenisnya ke tempat yang e) Izin aplikasi; setiap fasilitas pembuangan hams dilengkapi berbeda-bedauntuk memudahkan dengan izin sesuai dengan pengelolaan selanjutnya. peraturanyangberlaku. c. Denganpengelolaansampahyang baik maka nilai ekonomis yang terdapatdalam sampahdapat diPENUTUP manfaatkan semaksimalmungkin danakanmembukalapangankerja Dari uraian singkat di atas be- d. Untuk merangsang penggunaan berapa hal yang penting diperhatikan recycling sampah sebagai bahan dalampengelolaansampahperkotaan: baku industri perin diberikan a. Pengelolaan sampah hams meinsentif khususbagi industri yang libatkan seluruh masyarakat memanfaatkan sampah sebagai dengan membuat suatu sistem bahanbaku. pengelolaan yang tersosialisasi denganbaik sehinggamasyarakat mengerti clan memahami proses pengelolaansampah.

DAFTARPUSTAKA Vesilind, P.A., "Introduction to Environmental Engineering" PWS PublishingCompany,(1997). [2] Sincero,A. P., "EnvironmentalEngineeringA DesignApproach" Prentice Hall, UpperSaddleRiver, N.J. 07458 (1996). Wasito, "Daur Ulang SampahPerkotaan Terpadudan Pemberdayaan [3] Pemulung" Rev. 0 P2PLRBATAN (1999). r41 Holmes,G., "Handbook of EnvironmentalManagementand Technology" JohnWiley & Sons,Inc (1993). Salvato, J.A, "Environmental Engineering and Sanitation" Wiley [5] IntersciencePublication. [6] HarianWarta kota, 23 September1999Jakarta. [7] Wilson, D.G., "Handbook of Solid WasteManagement"Van Norstraad ReinholdCompany(1977). [1]

---0000000---

[I1J

-t'vld/IlLlI1t:'/1/1Vat ~ No. / 2(XXJ