GALERI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DENGAN PENDEKATAN

Download perkembangan zaman, terjadi perluasan pada bidang ini dan merambah ke dunia multimedia (di antaranya audio dan video). Oleh karena itu, den...

0 downloads 314 Views 246KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang 1.1.1.

Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media

cetak

dwi

matra.

Namun,

seiring

dengan

perkembangan zaman, terjadi perluasan pada bidang ini dan merambah ke dunia multimedia (di antaranya audio dan video). Oleh karena itu, dengan istilah desain komunikasi visual, dimilikilah pengertian baru dengan makna1: Desain

:

berkaitan

dengan

perancangan

estetika, cita, rasa, serta kreativitas. Komunikasi

: ilmu yang bertujuan menyampaikan maupun sarana untuk menyampaikan pesan.

Visual

: sesuatu yang dapat dilihat.

Pada abad ke-15 ketika mesin cetak ditemukan, istilah yang digunakan untuk bidang desain adalah “graphic arts” yang masih dikaitkan dengan seni. Tapi sejak abad ke-20 istilah tersebut berubah menjadi “graphic communication” atau “visual communication”. Perubahan istilah ini menggambarkan peran komunikasi sebagai kunci penting dalam bidang ini. Desain

grafis

merupakan

bidang

profesi

yang

berkembang sangat pesat sejak revolusi industri di abad ke19. Saat itu informasi di media cetak semakin luas 1

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman 11-12.

1

digunakan dalam perdagangan melalui iklan dan kemasan produk. Dunia penerbitan seperti koran, buku, majalah serta informasi seni budaya juga sangat bergantung pada media cetak. Perkembangan yang cepat itu membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis marak yang membutuhkan modal besar dan tenaga kerja. Dengan dasar alasan itu pulalah dapat diprediksikan bahwa pada masa mendatang pun akan dibutuhkan kesiapan dari lebih banyak tenaga desainer grafis untuk memenuhi kebutuhan industri di bidang ini. Dewasa ini, perkembangan komunikasi semakin beragam, mulai dari informasi umum, pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding). Kemunculan istilah “komunikasi visual” pun sebenarnya merupakan efek dari semakin berkembangnya bidang ini yang sudah tidak memungkinkan lagi dicakup dalam istilah “desain grafis” seperti percetakan/grafika, film dan video, televisi, web design dan CD interaktif2.

1.1.2.

Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Indonesia Istilah desain komunikasi visual yang baru populer belakangan ini, sebenarnya baru dikenal di Indonesia pada awal tahun 1980-an. Dimunculkan oleh Gert Dumbar (seorang desainer grafis Belanda) pada tahun 1977, karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetakmencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian

2

Yuliastanti, Ana. 2008. Bekerja Sebagai Desainer Grafis. Jakarta: Esensi halaman 12.

2

luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang.3 Di Indonesia, perkembangan desain grafis (atau desain komunikasi visual) cukup pesat, terutama pada tahun 1995 hingga 2000-an. Ketika itu pendidikan desain sedang sangat booming. Tidak sedikit universitas yang membuka fakultas seni dan desain, begitu pula dengan tempat-tempat kursus desain yang mulai bermunculan.4 Tidak hanya itu, apabila ditilik sejak zaman dahulu, desain visual sebenarnya juga telah melekat dalam tradisi bangsa Indonesia sebagai media pengangkat sejarah dan kebudayaan, salah satu contohnya di bidang cergam berupa komik-komik lokal mengenai legenda kuno Indonesia. Tidak sedikit desainer-desainer visual Indonesia yang telah sukses baik lokal maupun mancanegara dewasa ini. Namun sayangnya

jika

dibandingkan,

tingkat

apresiasi

internasional masih lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri, itu pulalah yang menjadi alasan mengapa banyak desainer berbakat Indonesia yang lebih memilih berkarya di luar negeri. Maka sebagai wujud apresiasi untuk para desainer Indonesia dan sebagai salah satu peran aktif untuk memperkenalkan desain komunikasi visual Indonesia kepada masyarakat dan untuk lebih mencintai hasil karya desain anak bangsa, dibuatlah sebuah pusat apresiasi desain komunikasi visual Indonesia.

3

http://kumpulansejarah-di.blogspot.com/2009/11/sejarah-istilah-desain-komunikasi.html diakses 4 November 2013 pukul 6:00. 4 Yuliastanti, Ana. 2008. Bekerja Sebagai Desainer Grafis. Jakarta: Esensi halaman 13.

3

1.1.3.

Galeri Desain Komunikasi Visual di Indonesia dan Dunia Galeri seni yang dibangun di Indonesia sebagian besar hanya mencakup karya-karya desain dari seni murni, seperti seni lukis, seni patung, seni kriya dan sebagainya. Hasil pencarian pada Google dengan kata kunci “galeri desain komunikasi visual Indonesia” pada 14 November 2013 diakses pukul 05:00 tidak menunjukkan adanya galeri khusus untuk karya desain komunikasi visual di Indonesia. Selama ini, pameran-pameran di bidang desain komunikasi visual digelar pada galeri yang berfungsi mewadahi karya seni bersifat umum sehingga tidak ada layout pemajangan yang spesifik untuk setiap karya desain komunikasi visual. Seperti contohnya pada acara pameran tematik forum KMDGI (Kriyaseni Mahasiswa Desain Grafis Indonesia) yang

diadakan

pada

tanggal

25-28

April

2013

menggunakan Galeri Nasional Indonesia sebagai lokasinya. Sekilas mengenai KMDGI sendiri, forum ini merupakan forum untuk berkumpul, bertukar pikiran, berdiskusi dan mengapresiasi karya atau konsep kreatif antar mahasiswa desain grafis se-Indonesia. Forum KMDGI sudah diadakan dan berdiri sejak tahun 1993 dengan agenda kegiatan setiap 2 tahun sekali yang kebetulan pada tahun 2013 ini KMDGI X dilaksanakan di Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Seni Rupa, Jurusan Desain Komunikasi Visual. Saat ini peserta KMDGI sudah beranggotakan 34 Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta se-Jawa dan Bali.5 Sementara itu, dalam dunia internasional, apresiasi terhadap desain komunikasi visual sudah jauh lebih tinggi 5

http://www.trisakti.ac.id/fsrd/komvis/?page=news&ID=143 diakses pada 14 November 2013, pukul 4:29.

4

dengan adanya galeri desain komunikasi visual yang dibangun secara khusus dan independen. Salah satu contoh dari galeri tersebut ialah Museum of The Image (MOTI) atau yang dulunya bernama Graphic Design Museum di Breda, Belanda. Sebagian organisasi atau komunitas tertentu juga sering mengadakan eksibisi rutin mengenai Desain Komunikasi Visual seperti acara Triennale Design Museum di Milan yang diselenggarakan pada tanggal 14 April 2012 hingga 24 Februari 2013. Pameran ini berfokus pada komunikasi visual di Italia, khususnya pada desain grafis beserta sejarahnya6. Pada umumnya, galeri desain komunikasi visual dalam lingkup pendidikan disediakan oleh universitas-universitas yang memiliki program studi tersebut dan diperuntukkan sebagai sarana berkarya dan apresiasi mahasiswanya. Beberapa contoh universitas luar dengan jurusan desain komunikasi visual yang memiliki galeri sendiri ialah Birmingham City University, Royal College of Art dan beberapa institusi seni dan desain lainnya.

1.1.4.

Peranan Citra Bentuk Bangunan terhadap Galeri Seni Dalam arsitektur, bangunan dapat memperlihatkan sebuah ekspresi. Ekspresi itu menjadi suatu media komunikasi untuk memperlihatkan apa fungsi bangunan tersebut, bangunan itu seperti apa rupanya, sebesar apa bangunannya dan berbagai pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang melihat bangunan tersebut. Sehingga tampilan bangunan merupakan salah satu faktor

6

http://www.eni.com/en_IT/company/eni-culture/art/triennale-design/triennale-design.shtml diakses pada 14 November 2013 pukul 5:05.

5

penting yang dapat memberi kesan awal pada orang yang melihatnya.7 Arsitek berkeinginan mengajak masyarakat awam untuk memahami karyanya dengan cara berkomunikasi, oleh sebab itu diperlukan pemahaman dan pemakaian bentuk bangunan dengan citra tertentu yang merupakan hubungan antara sign (tanda) dan bagaimana manusia memberikan meaning (arti). Berangkat dari sifat dan karakter desain komunikasi visual sebagai salah satu cabang seni yang ekspresif, maka bentuk bangunan serta penataan ruang galeri desain komunikasi visual dibuat untuk memberikan ekspresi dan makna pada bentuk bangunan juga tatanan ruang yang dapat dipahami oleh masyarakat luas. Ekspresi ini pun dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang melihat bangunan dari luar tanpa perlu masuk terlebih dahulu, sehingga meningkatkan keingintahuan untuk mencari tahu isi bangunannya.

1.2

Permasalahan Umum Permasalahan umum yang dibahas dan dipecahkan berkaitan dengan bagaimana merancang bangunan dengan fungsi galeri yang dapat mewadahi proses edukasi, meningkatkan minat berkarya dan berapresiasi di bidang desain komunikasi visual khususnya bagi anak muda di Yogyakarta.

1.3

Permasalahan Khusus Permasalahan khusus yang dibahas dan dipecahkan berkaitan dengan bagaimana menerapkan konsep pencitraan yang erat kaitannya

7

Hendraningsih, dkk. 1985. Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur. Jakarta: Djambatan.

6

dengan

bentuk

bangunan

dan

organisasi

ruang

yang

mengkomunikasikan makna tertentu pada galeri desain komunikasi visual di Yogyakarta.

1.4

Tujuan dan Sasaran 1.4.1.

Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Mempelajari

pemahaman

yang

lebih

mendalam

mengenai bidang desain komunikasi visual untuk diaplikasikan ke dalam desain. 2. Mengetahui fasilitas dan pelayanan apa saja yang disediakan oleh galeri desain komunikasi visual. 3.

Mengetahui permasalahan-permasalahan perancangan apa saja yang dihadapi dan dipecahkan dalam pembuatan galeri desain desain komunikasi visual.

4.

Mengetahui aktivitas, pergerakan pengunjung dan pengelola,

serta

kebutuhan

ruang

yang

perlu

disediakan dalam sebuah galeri desain komunikasi visual.

1.4.2.

Sasaran Menyediakan

sarana

rekreasi

yang

sekaligus

memberikan komunikasi mengenai desain komunikasi visual kepada masyarakat, juga sebagai wadah kreativitas desainer-desainer sekarang.

visual

Pemberian

dari

zaman

informasi

pada

dahulu

hingga

bangunan

ini

berlangsung tidak hanya melalui display hasil-hasil karya namun juga dengan fasilitas alat-alat peraga serta contoh ruang kerja desainer agar pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan desain visual seperti media, komik, animasi dan sebagainya. Pembelajaran melalui cara

7

interaktif dan menghibur ini adalah salah satu cara penyampaian ilmu pengetahuan yang cukup diminati. Karena masyarakat terutama pelajar lebih dapat menangkap hal-hal dan wawasan baru melalui pengalaman, petualangan dan interaksi langsung. Hal tersebut akan mengubah persepsi masyarakat akan museum, galeri atau gedung pameran yang terkesan pasif dan membosankan.

1.5

Metode Pengumpulan Data Metode Pengamatan (Observation Research) Penulis mengadakan pengamatan atau survei langsung ke galeri seni untuk mendapatkan data-data mengenai potensi, situasi dan kondisi, serta permasalahan apa saja yang ada di sana. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan adalah metode perolehan data dengan cara membaca dan mempelajari bukubuku, literatur-literatur maupun sumber tertulis yang berkaitan dengan bahasan Pra-Tugas Akhir.

1.6

Sistematika Penulisan Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, setiap bab memberikan uraian terperinci berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Galeri Desain Komunikasi Visual dengan Pendekatan Pencitraan Bentuk Bangunan di Yogyakarta. Tugas Akhir ini terdiri dari 4 bab yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: 

Bab I. Pendahuluan Bab

ini

menjelaskan

mengenai

latar

belakang

masalah,

permasalahan umum dan khusus, tujuan dan sasaran pembahasan, metode pengumpulan data, sistematika penulisan dan keaslian penulisan.

8



Bab II. Tinjauan Teoritis Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori dari galeri seni, desain komunikasi

visual,

konsep

pendekatan

pencitraan

bentuk

bangunan, kota Yogyakarta serta studi kasus. 

Bab III. Pendekatan Konsep Bab ini berisi analisis konsep dari tinjauan teoritis pada bab sebelumnya yang dirangkum menjadi prinsip-prinsip berkaitan dengan arsitektur serta mengaitkannya dengan konsep desain yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan galeri desain komunikasi visual di Yogyakarta.



Bab IV. Konsep Perencanaan dan Perancangan Bab ini mengungkapkan mengenai konsep perencanaan dan perancangan sebagai hasil akhir yang akan ditransformasikan ke dalam desain.

1.7

Keaslian Penulisan Penulisan Tugas Akhir dengan judul Galeri Desain Komunikasi Visual dengan pendekatan Pencitraan Bentuk Bangunan di Yogyakarta ini murni merupakan hasil pemikiran penulis. Adapun beberapa judul skripsi atau Tugas Akhir dengan obyek pembahasan hampir serupa yang pernah ditulis sebelumnya: 1. Tomy Arief, 2010, Galeri Seni Urban Yogyakarta dengan Penekanan pada Pencitraan Bentuk Bangunan Kontemporer. 2. Suprapto, 2011, Galeri Seni Lukis di Yogyakarta: Pencahayaan Sebagai Pendukung Komunikasi Visual. 3. Wahyudi, 2002, Galeri Seni Komik dan Animasi di Yogyakarta. Dengan data tersebut, dinyatakan bahwa penulisan Tugas Akhir dengan judul maupun obyek yang sama belum pernah ada.

9