,ssN
T'erakreditasi
SK No.: 80/DlKTl/Kep/2012
Vol.
J
U
R
N
A
1411-7525
13 No. 1, Maret 2013
L
HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPII(A Journal of Tropical Planf Pesfs and Drseases
Tingkat Keterjadian Penyakit Layu Stewart pada Benih dan Respon Beberapa Varietas Jagung terhadap Infeksi Pantoea slsrvarfii Subsp. stewarfii
I
Haliatur Rahma, Meity S. Sinaga,
Patogenlsitas lsolat Beauverla basslana dan Metarhlzlum anlsopllae Asal Tanah Lebak dan Pasang Surut Sumatera Selatan untuk Agens Hayati Scirpophaga incertulas
!
Rosdah Thalib, Redi Fsrnando, Khodijah, Dewi Meldalima, & Sitl Herlinda
Toferansi Tanaman Peneduh Polyalthia iongifolia dan Pterocarpus indlcus terhadap Ganoderma ap. Penapisan lsolat Rizobakteri dari Perakaran Tanaman Kedelai yang Sehat untuk Pengendalian Penyakit Pustul Bakteri lXanthomonas axonopodis gv. glycinesl Kemampuan Predasi Populasi Tungau Predator Arnblyseius sp. Resisten Tempe ratu r terhadap Tetra nyc h u s u rti c ae
UJI
Karakterisasi Rizobakteri yang Berpotensi lflengendalikan Bakteri Xanthomonas oryzae gv. orgae dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi Eflkasi Bioinsektisida Jamur Entomopatogen Berformulasl Cair terhadap Plutella xylostella {L.} di Laboratorium
Potensi Cendawan Asal Tanah Perakaran Bambu sebagal Endofit dan Agen Biokontrol Penyakit Akar Gada pada Tanaman Brokoli The Preventive Control of White Root Rot Disease in Small Holder Rubber Plantation using Botanical, Biological and Chemical Agents Patogenisltas Cendawan Entomopatogen Beauverla bassiana (Deuteromycetes: Hyphomycetes) pada Berbagai Stadia Kepik Hijau lNezara virtduh L.l Keanekaragaman, Dominasi, Porsebaran Spesies Penggerek Batang Padi dan Serangannya pada Berbagai Tipologi Lahan di Provinsi Jambi
Peningkatan Ketahanan Tanaman Pisang Barangan terhadap Blood Disease Bacterium (BDB) dengan Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular Indigenus
J. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika
Vol. 13
No.
1
1 -104
I I I I I
I I I
Memen Surahman, & GlYanto
Siti Muslimah Widyastuti, Hariono, & l. Riastlwi Yulmira Yanti, Trimurtl Habazar, Zurai Resti, & Dewi Suhalita
Bambang Heru Budianto, & Edi Basuki Agustiansyah, Satriyas llyas, Sudarsono, & Muhammad Machmud Haperidah Nunllahwati, Siti Herlinda, Chandra lrsan, Yulia Pujiastuti, Khodijah, & Dewi ileidallma
Asniah, Widodo, & Suryo Wiyono Joko Prasetyo & Titik Nur Aeny Yusmani Prayogo
I
Wilyus, Fuad Nurdiansyah, Asni Johari, Sitl Herlinda, Ghandra lrsan, & Yulia Pujiastuti
I
Suswati, Nasir l{, & Azwana
Bandar Lampung
ISSN
Maret 2013
1411-7 525
JURNAL HAIffiA NAN PEtrYAKIT TUffBUTTANil TROPIKA Jaurnal of Tropical Plant Pesfs and Drseases
tssN 14,11 ,7525 Volurne 13, Nomor 1, Maret 2013 Terakreditasi Berdasarkan Kepuhlsan Dirjen Dikti Kemendikbud Nonror: 80lDIKTIiKepl2}lZ, tanggal 13 Desember 2A12 (Berlaku samggt_{gg1q !g!gt b*" 2017)
DAI.'TAR
TSI
Tiiigkat Keteiladian Pen.lakit Layu Stewarr paila Benih dan Resp,rn Beberapa Varietas Jagrrng
::::ii:: ::::i. i::i:': :':*:"':7:o" :';:;::,"*;;,,;,;,;;; ;;;;",;;;,;;;.;;;, ; i,),.,," r -e Pattrgenisitas Is+lat Betuveriu bussiarru dan Meturhizium anisopliae Asal Tanah
tebak
dan
:i'""-1:1":: :::":'::.'::.:-':11'::#f:#,:--l;;l:m:':f::;7,-::',3'*;,u;;;,r":,;;;;;,-;;;;,
ro
ix
19-
23
.it.;i;-i;ltl:;tJ.aiiitln:rtii!,..:tl{:r.1i,l}ii:o!9,,;ii!'1;./*;'l3.i/il!il;Jali['teirii.,.l;i,i;i,l:.
Gtt#ti{l:r*it tl.t. .,..
.,Srti&/tus!i;riahWidy;::;tt;ti, li;irjona,
Peiiapisaru Isoiat Rr:ioi:rieirt*ii rlair Pi:iakaran
Er'.Rlasfiwi
i;inarian lir:delai yang Sr',hat '"iiituk Pengendalian
::r:::::l:::::l:--::,','i::,:],',,,',::'-'":,:i::;:^i:,f:;i::;:::,,"",ii"i,,',,",*"",, Keiiiaurpuan l'i:r:aia:;i P*pr:ia;i Tungau Predator , mbtyseius sp" Resisterr Temperatur terhadap Tetranychus
ut'i.it:t.tt:
Banhangl lleru Budianta & Edi
Basuki
- 4I
35
Karakterisasi l'l-izobakteri yarrg Berpotensi lv{engeridalikan Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzile dan ft,{eningkatkan Peilunrbuhan Tattaman Padi ". Agustiansyah, Safrg,as Jiyas, Sudarso no, & Muhatrtnrad Machrnud 42 -" 51
IJji Efikasi Bioinsektisida Jarnur Eniouiupatr;gen Berfblinr-rlasi Cait' terhetdap Plutella xylastella (t.) di l,ab*ratoriurir ..... ,,.. ".Haperidah Nutiiiahwati, Siti Hertinda, Chandra lrsan, Yulia Pujiastuti, Khodijah, & Dewi Meidatinta 52
60
Potensi C;endawan Asal "l'anah Pei"akaran Barnbu sebagai Endofit dan Agen Biokontrol Peiryakit
Akar Gada parla Tanaman
Brokoli..
Asniah, widoda, & Su4yo
wiyono 6l -
The Preventive Cr:ntrol of White Rc.rot R.ot Disease irr Srnall Holder Rubber Plantation llsirrg ...." Jotro Prasetyo & Titik NurAeny Botanicai, Biitltrgicatr alri C:heirric,el Agetits
58
69 _ 75
Patogenisitas Ceniiawan Eritorr:ropatogen Beuut'tr"iu bas,sianil (Deuterc,r'rryr:etes: Hlphc,inycetes) pada Berbagai Stadia Kepik Hijau (Nezaru viridula t. ".......YusmaniPrayogo 76
)"."."......,...
-
86
-
es
Keanekai'aganun, Dotllinasi, Persebaran Spesies Fenggerek Ratang Padi dan Serangannya pada
::::i:ltlt::::l'11#,,1:;:#t;i,l1it$;
u,"t,
,.i",i,, i,; ;;;;^:;;, ;;;.:;;;
,;;;.:,;;;;*
;.;,;;;;;
87
Peningkatarr Ketahanan1'anaman Pisang Barangan terhadap Blood Disease Bacterium (BDB) dengan Aplikasi Fungi lvlikoriza Arbuskular
indigenus.......,.........
suswari, ilasir
AI, &
Azwana 96 "'
104
J. llPT Tropika. ISSN 1411-7525 Vol. 13, No. 1: 10 - 18, Maret 2A13
PATOGENISITAS ISOTAT BEAUVERIA BASSIANA DAN METARHIZIUM ANISOPLIAE ASAL TANAH LEBAK DAi\[ PASANG SURUT SUMATERA SELATAN UNTUK AGENS HAYATI S C IRPO PHAGA INCERTULAS Rosdah Thalibtr, Redi Fernando2, Khodijah3'a, Dewi Meidalima3,a,
& Siti
Herlindal'3.
rJurusan Hama dan Fenyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Sriwijaya, Indralaya
3Pusat
:Alumni Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Sriwijaya, Indralaya Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PIJR-PLSO), Universitas Sriwijaya, Palembang
aMahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Pertanian, Faperta, Universitas Sriwijaya, Palembang 'Corresponding author: Telp. +52711580663, Fax. +627n58A276 Email:
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Pathogeicity
o-f Beauveria bassiana azd Metanhizium anisopliae 1s olates from Fresh Swamp and Tidal Lowland, South Sumntra for Seirpophaga incertulas J itlogie il Agen fs. The objectives ofthe research weret o explore and to determine the pathrogenieity of entornc.rpathogenie friiigi againts the larv'ae of Sctrpophaga incertulas" and to measure conidial viability and
densityoftherfungi. ThemethodforfungiexplorationusedlarvaeafTbnebriomolitarbaitingsubmergedinthesoil. Thesoil was taken fi'oln fiesir swampand tidal lowland rice in South Sumatra. From the exploration study, we found two species of entomopatlrogenic fungi: Beauveria bassiana and Ivletarhizium anisapliae. Mortality of S. incertulas larvae that had been treated topically with fungal conidia (1x106 conidia rnl-t) varied among the isolates. The highest mortality (98.33%) caused by BPlusisolate *tB.BassianaandthelowestbyMtmln isolate of M. anisopliae(57.50%)andBTrnTr isolate of B.bassiuna (57 .50%). The fungal colonies grew fast from the second day up to the fowth day after incubation but the growth became slow after the fifth iiair The highest conidial densitywas resulted by BPcMs of B. bassiana isolate (63.33x105 conidia ml-') but this densitl \\'&: rrot significantly different from that of the BPlus of B. bassiuna isolate (63.1lxl06 conidia mli). The lowest conidrai de:,'rr'' found in BTmTr of B. bassiana isolate (20.97x1A6 conidia ml-1) . The isolateE. bassianq was more effective than ^11 : ri. -, S. t!,r r rt"l!::__. ::i, "::g!hn,!:]ty!: :f * __
Ke1'nord-:
:;::t, eia
bassiana, Metarhizium anisopliae, fresh swamp, tidal lowland
ABSTRAK Patogenisitas lsoiar Beaur eria bassiana dart Nletarhiziuni anisoplire asal I'ansh Lebak dan Pusang Surut Sumatera Halati Scirpophaga incertulas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menentukan patogenisitas rsolat-1am-ur -llt.,rrloDaioqen terhadap larva Scirpophaga incertulas danmenghitung viabilitas dan kerapatan jamur tersebut. MetoJe ekplorasr ;a:n'rr menggunakan metode umpan serangga dengan larva Tbnebrio molitor,larva tersebut dibenamkan ke dalam tanah '.inr,-r-u nernerangkap konidia jamur yang ada di dalam tanah. Tanah tersebut diambil dari sentra padi lahan rawa lebak dan pasang suni:. Dari eksplorasi tersebut ditemukan dua spesies jamur entomopatogen, yaituB eauveria bassianu and Metarhizium anisopliae. Ha-:ii penelitian menunjukkan bahwa mortalitas larva S. incertulas yang diaplikasikan secara topikai menggunakan konidia t 1_x1{-f . konrdia rnl) bervariasi. Mortalitas tertinggi (98,33%)ditemukan pada isolat Bplus B. bassiana tlan terendah ditemukan pada \fTrnJr { 51.50%) isolat M anisopliae dan BTmTr (57,50%) isolat ,8. bassiana. Koloni jamtir tumbuh lebih cepat mulai hari k;dua hrngga keempat setelah inkubasi tetapi pertumbuhan semakin lambat setelah hari kelima. Kerapatan konidia tertinggi renadr pada isolat.B. BassianaBPcMs (63,33x106 konidia/ml), namun kerapatan ini tidak berbeda nyata dengan BPlus isolat B . bassiana 63. 1 1x I 06 konidia/ml). Kerapatan konidia tsrendah ditemukan pada isolat,B" bassiana BTmTr (20,97x106 konidia, rirl). Dengan demrkran dapat disimpulkan bahwa isolatB. Bassianalebih efektif diandingkan M. anisopliae dalam hal membunuh larva S. incertulas.
Selatan untuk Agens
1
Kata kunci: Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, rawa lebak, pasang surut
PENDAHULUAN
serangga hama pentingyang menyerang tanaman padi
di tanah lebak dan pasang surut Sumatera
Penggerek batang padi kuning, Scirpophaga
incertulas (Lepidoptera: Pyralidae) merupakan
Selatan (Khodrjah et a1.,2012). Hama ini dapat menyerang fase vegetatif (sundep) maupun generatif (beluk) (Wilyus e/
Thalib et al.
Patogenisitas isolat Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae
al.. 2012). Gejala sundep menyebabkan pucuk padi mati, kerdii dan mati, sedangkan beluk menyebabkan malai mati sehingga bulirnya hampa dan malai putih keabu-abuan tetap tegak (Usyati et al., 2009). Penggerek batang padi meletakkan telurnya di permukaan daun secara berkelompok. Larva instar pertama biasanya masih bergerombol di permukaan daun atau batang. Fase telur dan larva muda ini merupakan fase yang paling mudah dalam pengendaiiannya secara kontak karena larva belum menggerek dan masuk ke dalam batang. pengendalian penggerek batang secara kontak dapat menggunakan jamur entomopatogen yang bekerjanya secara kontak
karena reiatif lebih aman dibandingkan pengendalian murggunakan insektisida
sfu
rtetik. Janrur entomopatogen
telah dilaporkan dapat menggendalikan serangga hama dari ordo Lepidoptera lainnya (Herlinda et a\.,2005a, 2005b). Jamur Beauveria bassianu dan Metarhizium anisrtpliae ielah diternukan pada tanah lebak Sumatera
Sriatan (llerlinda et a\.,2{}05c) dan terbukti ijapat rerrrbun ih k{rti,i darrn (Ap hi s ga s s 1lS: i i) (Herlinda, .lt_l 1 0 ; Hcrirrrda et a\.,2010), ulat daunkubis ptutella xylastella ( H erlinda et al.,'2005 a,b; Nunilahwa ti et al.,2Cr I 2), kepik \ubis (Herlindz et dl.,20A6a), wereng coklat (Herlinda '. ,i:r 2008a), dan walang sangit (Leptocorisa .. , ; irs) (Herlinda et al., 2008b). Jamur ; . . -.,- r;ri'e€n pada penelitian ini telah dieksplorasi baik r:r ..', l;bak maupun pasang surut. Jamur :- , - r.:. ,.:-i. tersebut beLum diketahui potensinya r: :- -. :. '.:..:. lh larla penggerek batang padi. ,: . : * - :: .. : ::: -tiuan untuk rnengeksplorasi dan ]c-: " _,.,:- : :. _;..1:llirS iSOlat jamUr entOmOpatOgen t:r-.:;_ .' . :: -.. :,./.rr dan nrenghirung viabilitas ic]- *.:l:- 7-.- :=.-:.::>r-bUt. 1
r
i
\IET(JDE PE\ELITIAN
11
batang padi menjadi imago dipisahkan ke tanaman baru, sehingga menghasilkan telur berupa keturunan F2 dan
seterusnya dan larva yang digunakan untuk aplikasi berupa larva instar pertama.
Eksplorasi, Isolasi, dan Identifikasi Jamur Entomopatogen. Metode eksplorasi yang digunakan pada penelitian ini ialah metodeumpan serangga dengan
memodifftasi metode Hasyim & Amvana (2003) dan Herlinda et al.(2010). Serangga umpan yang digunakan adalah ulat hongkong (Tenebrio molitarL.)instar ketiga yang baru berganti kulit. Tanah yang merupakan tempat untuk memerangkap jamur entomopatogen tersebut diambil secara purposive sampling dari tanah sentra sawah lebak dan pasang surut di Sumatera Selatan. Tanah diambil dengan cara menggali pada kedaiannn 5-15 cm. Tanah dibawa ke laboratorium sebanyak lkg, lalu dimasukkan ke nampan plastik (13 x l3 x l0 cnt'). {ilat hongkons instar ketiga yang baru ganti kulit dibenamkan sedalam 2 cm di dalan tariah tersebut sebanyak 20 ekor per nampan. Kegiatan ini diulang l0 kali. Lalu, nampan ditufup i dengan potongan kain puring hitam yang telah dilembabkan dengan air steril. Tiga hari
kemudian ulat diperiksa dan yang terinfeksi jarnur diisolasi di laboratorium.
Isolasi dilakukan dengan aara lawa yang telah mati terinfeksi jamur yang dicirikan dengan tubuh kering seperti mumi dan tumbuhnya hila di pennukaan tubuhnya selanjutnya dicelupkan ke dalam alkohol 70% selama 2 menit dan dicelupkanpada air steril selarna I menit. Larva yang telah steril ditumbuhkan di dalam
media GYA (Glucose Yesst Agar) yang metode pembuatannya mengikuti metode Herlktda et al. (2006b), lalu diinkubasikan pada suhu kamar selama 7 hari. Isolat yang sudah nurni seianjutnya diiderrtifikasi mengikuti metode Bidochka et al" (2000:\.
Penelr::,: r .,0 , _:;r.:: di Laboratorium pengamatan patogenisitas Isolat Jamur.
Masing_
Entornoloei ciar R-:-,--, 1.,, . *:,isarr Hama dan masing isolat baik hasil eksplorasi maupun koleksi Pe'.vakit Tuinbuh:r, F"-..-.:,. r,:.::::n unir.ersitas laboratorium (untuk pembanding) (Tabel 1) diuji Sriu'r;aya di indr-alara. Per,;.,:-":. -r- t-.:r-r.ndkanpada patogenisitasnya terhadap larva S. irLcertulus instar bulan Februari hingga -\g:us.;s I -1. :,; suhu dan pertama. Suspensikonidia jamuryangditeteskansecara kelembaban nisbi ruangan r.1ir-:::: l;.1,r 'C dan topikal pada20 ekorlarva instarpertama sebanyak l0 9233%. I (adalah 1x106 konidiahnl). Kontrol yang digunakan Pemeliharaan Serangga
Uji. Image-r 5 ,.-.,';,r,',r.!
drkumpulkan dari pertanaman padi di rari a iebax cian pasang surut Sumatra Selatan, kernudian drbaua dan dipelihara dalam kurungan kasa (150 cm x 150 cm x 100 cm) yang didalamnya telah dimasukkan tanaman
padi berumur 8 minggu untuk pakan dan
pada penelitian ini adalah air steril yang diteteskanpada larva sebanyak 10 Larvayang telah diteteskan tacli dipelihara di dalam plastik silinder (diamerer 9 cm dan tin-s,e1 30 cm) yang ditutup kain kasa yang di dalamnya bensr 20batangtanamanpadiumur30hariuntukpakan dan habitat larva. Setelah 10 hari, batang tanaman padi
l.
tempat tersebut dibelah untuk menentukan jumlah Iawa yang perkembangbiakan. Selanjutnya setelah penggerek matl dan yang masih hidup. Larva yang mati disterilkan
12
VoLl3, No.I, 2013:
J. HPT Tropika
10
-
18
Tabel 1. Isolat B. bassiana dan Iv[. anisopliae hasil eksplorasi dan koleksi laboratorium yang digunakan pada penelitian Jenis
jamw
Serangga sumber infeksi
Asal lokasi
Kode isolal
Pemulutan
BTmPe
Maryana
BTmMa BTmTs
Hasil eksplorasi bassiana bassiana bassiana bassiana bassiana bassiana bassiana bassiana bassiana
anisopliae
Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio Tenebrio
molitor molilor molitor molitor molitor molitor molitor molitor molitor ntolitor
Mulya Sari Telang Karya Telang Rejo
ln&alaya
BTmTk BTmTr BTmSm BTmMj BTmSr BTmRa MTmIn
Aphk gossypii Tenebrio molitor Tenebrio molitor Aphis gossypii
In&alaya Muarasiban
MAgin MTmMs
Jarai Pagardin
MTmJr
P s an dop lus i a clt al cit es
Leptocorisa acuta
Muarasiban Panhra
P s andop lus i a ch al c itras
Pagardin
Chrysodeixis chalcites
Pagaralam
Lipaphis erlsimi Tenebrio molitor
Pagardin
Saleh lv{ulya
Makarti Jaya Srikaton Rambutan
Koleksi laboratorium M. anisopliae M. anisopliae M. anisopliae M.anisopliae B. bassiana B. bassiana B. bassiana B. bassiana B. bassiana B. bassiana
menggunakan alkohol 70%, selanjutnya ditumbuhkan di
medium GYA untuk mendeteksi infeksi jamur' Percobaan ini diulang sebanyak enam kali dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL)' Perbedaan data mortalitas larva antar isolat jamur dianalisis secara statistik menggunakan Analysis of Variance (Anova) yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5o/o, dengan program SAS-STAI pada SAS 6.12.
Pengamatan Pertumbuhan Koloni Jamur, Kerapatan dan Viabititas Konidia. Pertumbuhan koloni j amur diamati pada medium GYA. Satu bor gabus
koloni jamrir masing-masing isolat diinokulasikan ke dalam cawan petri (diameter 90 mm) yang berisi medium
GYAdan diinkubasikan selama 7 haripadasuhu ruangan tetapi setiap hari dihitung jumlah koloni yang terbentuk dengan menggunakan colony counter. Data tentang
jumlah koloni jamur yang terbentuk dianalisis secara deskriptif dan data ditampilkan dalam bentuk tabel' Pengamatan kerapatan dan viabilitas konidia jamur mengikuti metode Herlinda et al. (20fi). Isolat jamur ditumbuhkan pada mediurn GYAyang diperkaya dengan
Gandus
MAgPd BPcMs BWsPantura BPcPd
BPlus BLePd BTmGa
tepung jangkrik, lalu diinkubasikan selama 7 hari pada suhu ruangan. Konidia jamur diambil dari biakan tadi sebanyak I g dan ditambahkan padag ml air steril untuk
dijadikan suspensi jamur. Kemudian kerapatan
konidianya dihitung menggunakat haem o cy tom e t er di bawah mikroskop.
\4abilitas konidia diamati dengan cara membuat suspensi seperti pada pengamatan kerapatan konidia sebanyak 100 ml. Lalu suspensi tersebut diinkubasikan selama 24, 48, dan 72jam pada suhu ruangan. Setiap 24 jamdrambil
1
ml suspersi untuk diamatijurnlah konidia
yang berkecambah. Persentase perkecambahan ditentukan dsngan cara menghitung jumlah konidia yang berkecambah dibandingkan dengan total konidia dikali dengan persentase perkecambahan, seperti metode
penghitungan Herlinda et al. (2010). Percobaan ini diulang sebanyak enam kali dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL). Perbedaan data kerapatan dan viabilitas konidia antar isolat jamur dianalisis secara statistik menggunakan Anova yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada
Thalib et al.
Patogenisitas isolat Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae
taraf n\,ata
50%, dengan
bantuan program SAS,STAT
pada SAS 6.12.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Patogenisitas Isolat Jamur. Spesies jamur entomopatogen yang ditemukan dari tanah lebak dan pasang surut Sumatera Selatan adalah B. bussiana and M. anisopliae. Hasilaplikasi secara tc'pikal pada larva S. incertulas irrstar pertama menunjukkan larva rnati dengan gejala kering seperti rnumi. Bagian perrnukaan luar tubuh larva diturrbuhi nriselia beiwarna putih unruk B. bassiana dan putih kehijauan untuk rX anisopliae
(Gambar lA-B). Koloiri B. bassiana brcrwarna putih, sedangkan koloni lt[. uni"sopliae berwarna putih keliijauan (Gambar 1C-D)" L,arvayarg terinfeksi jamur entonnpatogen ini tidak mengeluarkan bau dan tubuh mengkerut dan kering. Gejala yang sama juga telah dilaporkan crleh Herliurta et al, QAAbb) prada larva P. :r.;lastellu yang tei'rntbksi B. bassiunu d&!t Herlirrda e/ c/. (2008b) paiia nimra r.,'alang sangit yairg terinf'eksi -\,1. anisopliae.
13
Tanaman padi yang digunakan untuk pakan larva yang diinokulasikan konidia jamur dan kontrol (air steril)
pada penelitian ini menunjukkan gejala serangan yang berbeda (Gambar 2). Tanaman padi pada perlakuan dengan larva ,S. incertulas yang telah diinokulasikan
konidia B. bassiana atau M. anisopliae memperlihatkan gejala masih tetap segar dan daun tetap
berwarna hijau, sedangkan pada taRaman padi yang diinfestasikan dengan larva yang hanya diteteskan air steril (kontrol) menunjukkan gejala sundep. Gejala sundep pada penelitian ini dicirikan pucuk mati, daun menguning, kering dan pertumbuhan tanaman terhenti.
Tanaman padi pada perlakuan yang larvanya diaplikasikan konidia jamur ini terlihat masih hijau dan segar diakibatkanlawa umumnya mati sebelum lebih jauh menggerek dan memakanjaringan batang. Menurut
Prayogo et al. (2005) serangga yang terinfeksi.jamur
entomopatogen umumnya menunjukkan gejala penurunan selera makan, aktivitas pergerakarr menjadi
lambat, lemas, perilaku abnormal, dan diakhiri dengan kematian. Fenomena pada peneliti ini menunjukkan bahwa adanya inokulasi konidia jamur pada instar
ii,it'ill
I i I
Gambar
l.
Gejala larva,S. incertwlas yang tennfeksi B. bassiana (A), terinfeksi M. anisopliae @) dan warna M. anisopliae (D).
serta bentuk koloni B. bassiana (C) dan
14
VoL13, No.1, 2013: 10 - 18
J. nPT Tropika
pertama S. incertulas yang biasanya di lapangan masih belum menggerek batang cukup efektif mencegah serangan larva penggerek pada tanaman padi.
'.a I il
nlao
Gambar"
z.
T abell 2 "
Pembuktian bahwa adanl'a kematian larva .l' incertulas akibat inokulasi konrdra jamur dapat ditunjukkan dengan tinggin-va data mortalitas larva
--
Harike-8
Harike-5
i ke-2
(A) dan yang diaphkasikan tlejalaserangari lar va s. incertwlas padatanaman padi yang tidak diapiikasikarr larva' konielia B. b-assiana (B) pada harike-2,5, dan 8 setelah diinfestasikan
Ir{ortalitas
S.
dan M. anisapliae(ilx106 incertLrlas setelah diaplikasi secara topikal konidia B. bassiana
koriidia/ml)
Kode lsolat BPcMs BWsPantura BPcPC BPIUs
Bl.,ePd
BTmGa BTmPe
BTrnMa BTrnTs
BTmTk BTrnTr BTn$m BTinMj BTrnSr BTmRa MTmMs MTmJr MTmIn MAgln MAgPd Kontrol (air steril) BNTlo.osr
Rata-rata mortalitas (%) 91,67 h
98,33 h 87,50 gh 98,33 i 60,00 b 65,83 bcd 78,33 cde 69,17
bcd
64,17 bc 85,00 fgh 57,50 b 71,67 bcde 66,67 bcd
77,50 cde 80,00 defg 70,00 bcde 66,67
bcd
57,50 b
84,17 efgh 65,00 bc 1.67 a
9,54
ffihhurufyangsamamenunjukkantidakberbedanyataberdasarujiBNT0,05'
Tha!ia ei al.
Patogenisitas isolat Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae
18
:i.:\*:: s.
It
:iia dibandingkan dengan kontrol tTabel 2). l'1-'::"lr:as larva .!. incertulcts terringsi (98.33%) J-.:.r.'-iian pada isolat Bplus B. Bassittri,t dan terendah i-t::::kan pada \,lTniln i -.t.500 o ) i:r-rlar,\1. artisopliae \ ars tidak ba'beda nvara deitgen BTniTr r,<7.50%) isolat spesres ,a:tu: rans dicobakan pada penelitian iru menu'ukkan ie,csnderungan B. bassiana iebih ting-ei menr e!":k-:: :rcnaliras laiva S. incertulas
B. httssianct, Dua
."! .;, ::,ei:ae. Berbagai laporan dari perelrlr .e::.*::.'"" :lenunjukkan bahwa memang B. f-r-i-i;-:':j .-:J.:-:rg lebrh patogurik dibandingkan M -t,; ;-i-:,;-i. ::.rm membunuh larva dari ordo drbandinskai-
.: .: - r:-=:' rLupun ordo lainnya (Bustillo et al., 1999; --. c 3"-l:r. 1006; Herlinda et aI.,2010). Pengaruh L
l
- :.
::,;
- -: S I ^ r'ir dta J amilr untuk penggerek batang ini efektif ;r,;i,ukan pada larva instar pertama atau fase telur
k.:rcna jamur entomopatogen menrbunuh dengan cara xontak, sedarrgkan aplikasi yang ditujukan ke larva instar
iebih tua kurang ef'ektif karena larva sudah mulai merrggerek ilan rnasuk dalam batang padi.
Pertunrbuhan Koloni Jamur, Kerapatan, dan \iabilitas Knnidia Jamur. Keunggulan lainnya dari B. bassiana selain lebih patogenik membunuh larva S. rrttertulds yang telah diuraikan di atas, juga memiliki
l"::i
-l
3P:\L' 3',i-1P t.';.11-3
BP;Pi
Jumlah koloni terbanyakpada pengamatan hari keenam ditemukan pada isolat B. b as s i ana (BTmTk), yaitu ratarata 554 koloni, sedangkan untuk isolat M. anisopliae
terbanyak ditemukan hanya 186,67 koloni pada isolat
MAgIn. Kerapatan konidia jamur paling tinggi ditemukan pada isolat B. bassiana, yaitu isolat BPcMs (63,33 x 106 konidia/ml) yang tidak berbeda nyata dengan isolat
BPlus (63,11 x 106 konidialml), sedangkan kerapatan konidia M. anisopliae tertinggi hanya mencapai 38,33 x 106 konidia/nrl pada isolat MAgIn (Tabel4), Viabilitas konidia jamur semakin meningkat dengan sernakin lamanya masa inkubasi suspensi jaiirurn3,* {Iabel 4), Viabilitas konidia pada umur suspensi 72 jaintertinggi ditemukan pada isolat B. bassianu berkode BPlus sebesar 81,33o/o, sedangkan viabilitas terendah pada
isolat M. anisopliae berkode MtmIn sebesar 340%. Kerapatan dan viabilitas konidia erat kaitannya dalam
Rata-rata iumlah kcrloni (koloni) hari
6,67 abcd 8,33 cde 5,00 abc 14,00 fg
BPli-. BLePd BTmGa BTmPe
3,33
ab
BTnrN4a
10,67 def 28,67 i 16,33 gh
BTmTs
20,33
BTmTk BTmTr
59,33
BTntS rn
5 I :L\ll
3l:ii
2,33 3,67 2,67 2,33
j
h
tJ
fT-:l:
..r.--o. B.\T
3
1i
I -.t
-:
119,33
5,67 8,33 8,67 +,JJ )-7 17
,33
abcd
17
fo
33,00
1(-r.64 def gh
efg
76,00 k 40,67 ! 49,00 j
ab a
'!i.:-'
6.3
22,m
a
12,67 efg
i
22,67 efg 21,33 def 13,33 bcd 29,33 gh 10,33 abc
abc
3 - ":3.:
I'
Iaju pertumbuhan koloni, kerapatan, dan viabrlitas konidianya cenderung lebih tinggi dibandingkan M. anisopliae. Pertumbuhan koloni isolat-isolat B. bassiana dan M. anisopliae menunjukkan laju pertumbuhan lebih cepat mulai hari kedua hingga keempat, namun pada hari kelirna dan keenam pertambahan jumlah koloni semakin lambat (Tabel 3).
irrirlah kolorii B. bassiana dan lv[.anisopliae sejakharike-2 hingga ke-6
Kc,dc solat
I
3
.33
13.6-
I
ab ab ab A
foh ^4, cde
hi ef_s J
10.-r-1 def +.v
1
8.45
l5
53,67 fgh 44,00 ef 37,33 cdef 70,00 ghi 25,67 abcd 51,33 fg 150,00 I 78,00 rj 101,33 k 267,67 m
ke
100,00 def 102,67 defg
91,00
cde
146,33 hi
67,67
bcd
119,67 efgh 292,33 k 159,33 hi 222,67 j 550,67 I 19,00 a 58,67 abc 62,33 bcd
9,33 a 21,67 abc 26,00 abcde 15,00 ab 39,00 ab 69,00 ghi 144,67 fghi 43,61 def 96,67 cde 70,33 hi 143,33 ghi 59,33 fghi 121,00 efgh 92,00 jk 180,00 i 42.33 def 93,33 cde 18,97
41,83
103,00 cdef 105,33 defg
93,00
cde
148,33 hi
72,00
bcd
120,67 efgh 301,00 k 148,67 hi
229,33 j 554,00 I 25,33 a 60,33 abc 63,33 abcd 42,CI0 ab 140,67 fgh 99,67 cdef 147,00 ghi
127,33 efgh 186,67 u 105,67 defgh 43,10
16
Vol.l3, Noj,2013: 10-
J. HPT Tropika
Tabel 4. Kerapatan dan viabilitas konidia isolat B. bassiana
.- 1 . ,, - s- lsolat Kode BPcMs BWsPantura BPcPd BPlus
BLePd BTmGa BTmPe BTmN{a
BTmTs BTmTk BT'mTr BTmSm BTmMj BTmSr B'i'mRa Iv{TmMs tuITmJr
MTrnln MAgIn NLASPd BNTro,osr
Kerapatan konidia 1x l
dan
24
jam
63,33 k 60,39 i 59,28 J
42,33 j 40,33 i 40,67 lj
k
47,00k
I
M. anisopliae
Viabilitas konidia (%)pada umur suspensi jamur ke-
ookonidia/ml;
63,1
25,07 bc 29,63 d 39,97 g 37,08 f 55,23 i 59,84 j 20,97 a 1Q?3 0 26,22 c 38,59 fg 49.69 h 29,92 d 31,91 e 24,26 b ?R 1? fo 24,73 bc
28,67 abc 27,00 a 32,33 ef 28,33 ab 30,33 cd 35,33 gh 28,00 ab 29,00 bcd 33,67 fg 36,67 h 36,67 h 32,33 ef 28,00 ab 27,67 ab 39,33 i 30,67 de
l,l7
1,69
48
iam
72iam
58,67 k
66,00 m 64,00 kl
57,00 k 68,00 I
&,67lm
54,33 j
fg
81,33 n 36,33 b 41,67 d 53,00 h 46,33 e 45,00 e 56,00 i 38,67 c 49,67
h h
56,33
33,67 b
35,00 bc
44,00h 37,00 cd 37,67 de 46,33 i 34,67 b
40,33 44,00 44,00 48,00 42,00 39,00 31,33
i
f
52,67 gh
jamur. Jamur yang lebih patogenik
cendu'ung menriliki kerapatan dan viabilitas konidia lebih
tinggi. Isolat-isolat B. bassiana pada penelitian ini cendetung lebih patogenik dibandingkan M. anisopliae. Tinggi ruidahnya kerapatan dan viabilitas konidia jamur
selain ditentukan oleh faktor genetikjuga dipengaruhi faktor luar, antara lain suhu, pH, dan lamanya masa inkubasi. Suhu dan pH yang ideal untuk perbanyakan
konidia M. anisopliae adalah 25-30"C dan pH 7 (Soundarapandian & Chandra, 2007). Toledo et al' (2010) menyatakan perkecambahan konidia B' bassiana and M. anisopliae mencapai masing-masing 95,50o/o dan 100% bila suspensi jamur diinkubasikan selama 72 jam.
SIMPULAN jamur entomopatogen yang ditemukan dan pasang surut Sumatera Selatan lebak dari tanah adalah B. bassiana and M' anisopliae. Mortalitas larva Spesies
ij
58,00 j
gh
51,00 fg
ef
45,00
a
53,33 j
34,00 a 62.33 k
39,33 ef
-19.33 I
2,07
1.83
Atgt u Outu* tuju, yuogdiik rti ol.tr huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasar uji
perrentu patogenisitas
18
e
BNTo.o,'
S. incertulas tertinggi (98.330 o) ditemukan pada isolat Bplus B. bassianq dan terEndah ditemukan pada MTmIn (57,50%) isolat M. anisopliae dan BTmTr (57,50%) isolat B. bassiana. Koloni jamur tumbuh lebih cepat
mulai hari kedua hin-ega keempat setelah inkubasi tetapi pertumbuhan semakin lambat setelah hari kelima' Kerapatan konidia tertinggi terjadi pada isolat B' Bassiana BPcMs (63.33r106 konidia/ml) yang tidak
berbeda nyata dengan BPlus isolat B. bassiana
(63,11x106 konidiarml) juga. Dengan demikian, isolat B. bassiana lebih efekif daripada JL anisopliae dalam membunuh larva S. incertulas-
SANWACANA Penelitian ini merupakan bagian dari Insentif Riset
Sistem Inovasi Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi, Republik lndonesia Tahun Anggatan 2012 dengan kontrak nomor: i'55/SEK/IRS1PPK1[20|2' tanggal | 6 J anuari 2012.
ffr,adib e{ al.
DAFTAR PUSTAKA Bidochka MJ, Kamp AM,
&
Decroos JNA. 2000. Insect pathogenic fungi: from genes to populations . Fungal Pathol. 42(2):17 1-193.
ElustilloAE, Bernal MG Benavides
P,
& Chaves B. 1999.
of Beauveria bassiana and Metarhi:ium anisopliae infecting Dynamics
Hlpothenentus hampei (Coleoptera: Scolytidae) populations emerglng from fallen coffee berries. The Florida Entomologist 82(4):491-498.
Hasl-im A & Azwana. 2003. Patogenisitas isolat Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin dalam
& Thalib R. 2006a. Toksisitas isolat-isolat Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. terhadap nimfa Eurydema
rum (Westw. ) (H emiptera : Pentatomidae). Agria 2(l):34-37 .
p
I. t. K
u Ic h
Halinda S, Utama MD, PujiastutiY & Suwandi. 2006b. Kerapatan dan viabilitas spora Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. akibat subkultur dan psngayaan media, serta virulensinya terhadap law a Plut ella rylostella (Linn. ). J. HPT Tropikn 6(r):70-78. Herlinda S, Irsan C, Mayasari R, & Septariani S. 2010. Identification and selection of entomopathogenic fungi as biocontrol agents for Aphis gossypii from
South Sumatra. Microbiology Indonesia It n
4(3):137-142.
Herlinda S, Mulyati SI, & Suwandi. 2008a. Jamur entomopatogen untuk mengendalikan wereng coklat pada tanaman padi. Agritrop 27(3):Il9t26.
lt n 2 ,
Pujiastutil Suwandi, Nurnawati E, & RiyantaA. 2005b. Variasi virulensi strain-
Herlinda S, Sari EM,
strain B eauveria
b as siana
(Bals.) Vuill. terhadap
larva Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera:
Herlinda S, Hamadiyah, Adam T,
li
Herlinda S, Pujiastutil Pelawi J, RiyantaA, Nurnarvati E, & Suwandi. 2005a. Patogenisitas isolat-isolat Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. terhadap larva P lu t e I I a ry I o s tel I a (L.) (Lepidoptera : Plutellidae) di rumah kaca. Inovasi 2(2\:85-92.
Plutellidae). Agritrop 24(2):52- 57
and its virulence against Aphis gossypii Glover Homoptera: Aphididae). Tropical Life Sciences Res earch. 2l(I\:I3 -21 .
It
Perbandingan keanekaragaman spesies dan kelimpahan arthropoda predator penghuni tanah di sawah lebak yang diaplikasi dan tanpa aplikasi insektisida. J. Entomol. Indon. 5(2): 96:107.
Cosmopolites sardidas Germar. Jurnal Hortikwtura I 3(2): I 20- I 30. entomopathogenic fungal isolates from Indonesia,
,)
Herlinda S, Waluyo, Estuningsih SP, & Irsan C. 2008c.
meirgardalikan hama penggerek bonggol pisang,
Herlinda S. 2010. Spore density and viability of
rt n
t7
Patogenisitas isolat Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae
H*li-nda S. Mulyati SI, & Suwandi. 2008b. Selection of isolates of entomopathogenic fungi, and the broefficacy of their liquid production against LeFrocorisa oratorius Fabricius nymphs. trf; crobi o log,, Indonesia 2(3):l4l -I45.
.
Khodijah, Herlinda S, Irsan C, Pujiastuti Y' & Thalib R. 2012. Artropoda predator penghuni ekosistem persawahan lebak dan pasang surut Sumatera Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal 1(1):57-63.
Lui HL & Bauer LS. 2006. Susceptibility of Agrilus planipennis (Coleoptera: Buprestidae) to Beauveria bassiana and Metarhizium anisopliae. J. Econ. Entomol. 99(4):1096-1103. Nunilahwati H, Herlinda S, IrsanC, & Pujiastuti. 2012.
Eksplorasi, isolasi, dan seleksi jamur entomopatogen Plutella xylostella (Lepidoptera :Yponomeutidae) pada tanaman caisin (Brcssica chinensrs) di Sumatera Selatan. J. HPT Tropika 12(1):1-11. Prayogo Y, Tengkano W,
& Marwoto.
2005. Prospek
cendawan entomopatogen Metarhizium anisopliae
untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera litura pada kedelai. J. Litbang. Pertanian 24(1):19-26.
Soundarapandian P
&
Chandra
R. 2007. Mass
production of endomopathogenic fungus Met ar hiz iu m an i s o p I i a e (D euteromycota; Hyphomycetes) in the laboratory. Res. J.
Microbiol: 2:690-705. ToledoAV, Remes LenicovAMM,
&L6pezlastra CC.
2010. Histopathology caused by entomopathogenic fu ngi,
B e auv er i a b a s s i a n
the
a and
Metarhizium anisopliae, in the adult planthopper, Peregrinus maidis, a maizevirts vector. Journal
of Insect Science 10:35 available online: insectsicence.ore/
1
0.
3
5
18
J. HpT Trcpika
Usyati N, Buchori D, Manuwoto S, Hidayat P, & Loedin HIS. 2009. Keefektifan padi transgenik terhadap hama penggerek batang padi kuning trpophaga ^gc incertulas (Walked (Lepidoptera: Crambidae).
J. Entomol.Indon. 6(1):30-41.
Vol.13, No.l, 2013:'10
-
18
Wilyus, Nurdi,ansyah F, Herlinda S, Irsan C, & Pujiastuti
'
Y. 2012. Potensi parasitoid telur penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas Walker pada berbagai tipologi lahan di Provinsi Jambi. J. HPT Tropikal2(l):56-63.
..r.