BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Human Immuno-defiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang (Spiritia.2009). Tertularnya seseorang dengan HIV ini akan menyebabkan orang tersebut menderita sakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Penyebaran infeksi terus berlangsung dan merampas kekayaan setiap negara karena sumber daya manusia yang produktif menderita (Smeltzer, 2003 & Maramis 2007) Tahun 2002 WHO mencatat secara Epidemiologik 42 juta orang hidup dengan virus HIV. Para ahli memproyeksikan akan ada tambahan baru 45 juta orang terinfeksi HIV di 126 negara berpenghasilan rendah dan menengah (epidemic terkonsentrasi atan generalisasi) antara tahun 2002 dan 2010, bilamana dunia tidak berhasil menurunkan angka kesakitan secara cepat dan luas, dengan upaya pencegahan secara global. Lebih dari 40% infeksi itu diAsia dan Pasifik (Depkes RI, 2003) Kawasan Asia merupakan wilayah yang infeksi HIVnya berkembang dengan cepat, hampir 60% dari populasi dunia. Cepat meningkatnya angka penderita HIV/AIDS ini, salah satu penularannya melalui heteroseksual dengan ganti–ganti pasangan. Berkembangnya epidemic HIV bermula dari kemiskinan ekonomi dan perubahan kehidupan social: misalnya Pekerja Seks Komersial (PSK) (Depkes RI, 2003). Indonesia saat ini termasuk salah satu Negara yang dikenal sebagai Negara dengan concentrated level epidemic. Artinya prebalensi HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan kelompok sub populasi tertentu (Depkes RI, 2003). Periode akhir 2005 Departemen Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 7.098 kasus HIV/AIDS (3740 kasus HIV dan
1
3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu 20-29 tahun (Depkes RI 2006). Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2006 mencatat di Jawa Tengah ada 135 kasus, tahun 2007 sebanyak 142 kasus, dan tahun 2008 meningkat menjadi 170 kasus. Hal ini Nampak semakin tingginya jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ketahun. Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu kota kabupaten di Jawa tengah dari tahun ketahun juga mengalami kenaikan kasus HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan mencatat tiap tahunya ada kenaikan jumlah penderita HIV/AIDS, dan beberapa kasus ditemukan dilokalisasi kebonsuwung Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, dimana tempat tersebut merupakan tempat para PSK bekerja, dengan demikian Nampak bahwa kasus HIV/AIDS cenderung selalu bertambah, dan hal ini menunjukkan semakin rendahnya derajat kesehatan masyarakat tersebut. Pekerja Seks komersial (PSK) sering juga disebut dengan Wanita Tuna Susila (WTS) adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang syah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi / jasa dengan kriteria usia diatas 15 tahun dan menjajakan diri ditempat umum atau tempat terselubung. (Dinsos, 2009) Banyak hal menyebabkan seseorang bekerja
menjadi pekerja seksual
(PSK) diantaranya yaitu akibat kegagalan dalam perkawinan dan karena tekanan ekonomi. Sebanyak 129.000 perempuan Indonesia, menurut data Departemen Kesehatan, merupakan pekerja seks 18 tahun sementara data Badan Pusat Statistik menyebutkan 34,2% perempuan Indonesia kawin muda dibawah umur 18 tahun (iwan, 2008) Salah satu cara penyebaran penyakit ini, menurut Smeltzer adalah adanya hubungan seks secara heteroseksual dengan penderita HIV/AIDS (Smeltzer, 2003). DepKes RI (2003) juga menegaskan bahwa tingginya angka ganti-ganti pasangan pada wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) dapat dipastikan bahwa kelompok ini besar kemungkinanya akan menyebarkan penyakit menular salah satunya HIV/AIDS. Hal ini lebih dikuatkan lagi oleh penelitian yang dilakukan
Puji Lestari dengan judul Studi Diskriptif Pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Penyakit Menular Seksual di Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan dengan hasil 2 orang positif VDRL (Venvial Desease Research Laboratory), 2 orang positif HIV dan AIDS sebanyak 3 orang. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah adanya penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual. Menurut Departemen Kesehatan perilaku seks yang dapat mencegah terjadinya HIV/AIDS yaitu model pengurangan resiko dengan menggunakan kondom (Depkes RI,2003). Wiknjosastro (2002) menggaris bawahi bahwa juga berfungsi sebagai alat pelindung dari penyakit akibat hubungan seks. Kondom adalah bentuk kontrasepsi yang pertama kali ditemukan, yang pada awalnya lebih dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit menular seksual daripada sebagai pencegahan kehamilan (Everet, Suzanne, 2007). Asal mula kondom sudah ada sejak jaman Mesir kuno yang terbuat dari kulit atau usus binatang yang digunakan untuk melindungi diri dari infeksi (Manuaba, 2008). Peneliti saat ini mengetahui beberapa PSK menggunakan kondom, akan tetapi belum menemukan data jumlah PSK yang menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks dengan pelanggan PSK dilokalisasi Kebonsuwung Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten pekalongan untuk mencegah HIV/AIDS. Data terakhir yang diketahui peneliti pada pengambilan sampel darah oleh petugas pada bulan Juni ada 3 penderita HIV/AIDS baru. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik ingin membuat penelitian tentang hubungan antara penggunaan kondom
pada PSK untuk mencegah
penularan HIV/AIDS dilokalisasi kebonsuwung desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, yang pada giliranya dapat dijadikan dasar sebagai intervensi dalam mengurangi resiko penularan HIV/AIDS.
B. Rumusan Masalah Penyakit HIV/AIDS saat ini dari tahun ketahun jumlah kasusnya semakin bertambah. Departemen kesehatan RI memberikan model pengurangan resiko tertularnya HIV/AIDS dengan penggunaan kondom. Akan tetapi angka kasus HIV/AIDS masih tetap meningkat. Kabupaten pekalongan merupakan salah satu Kota Kabupaten di Jawa Tengah dari tahun ketahun juga mengalami kenaikan kasus HIV/AIDS, dimana Dinas Kesehatan kabupaten pekalongan mencatat pada tahun 2005 ada 2 kasus baru dan pada tahun 2010 (januari-juli) mencatat kasus sebanyak 10 orang. Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan ditahun 2010 ditemukan 3 kasus baru terjadi dilokalisasi Kebonsuwung Desa Sidomukti. Identifikasi Persepsi, dimana tempat tersebut merupakan lokalisasi terbesar dikabupaten Pekalongan tempat PSK bekerja. Dengan demikian nampak bahwa kasus HIV/AIDS cenderung selalu bertambah, dan hal ini menunjukkan semakin rendah derajat kesehatan masyarakat tersebut. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual. Perilaku seks yang dapat mencegah terjadinya HIV/AIDS yaitu model pengurangan resiko dengan menggunakan kondom (Depkes RI, 2003). Wiknjosastro (2002) menggaris bawahi bahwa kondom juga berfungsi sebagai alat pelindung dari penyakit akibat hubungan seks. Dengan melihat fenomena diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian bagaimanakah pengalaman Pekerja Seks Komersial dalam penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah penularan untuk Mencegah HIV/AIDS Dilokalisasi Kebonsuwung Desa Sidomukti.
C. Tujuan Penelitian 1
Mendiskripsikan Pengetahuan PSK tentang penyakit HIV/AIDS
2
Mendiskripsikan
Pengetahuan
PSK
tentang
pencegahan
HIV/AIDS 3
Mendiskripsikan Pengetahuan PSK dalam penggunaan Kondom
penyakit
4 Mendiskripsikan pengalaman PSK dalam penggunaan kondom sebagai alat pencegahan penyakit HIV/AIDS
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman nyata tentang sikap PSK dalam penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS. 2. Bagi pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar informasi bagi pemberi pelayanan dalam menjalankan perawatan kesehatan masyarakat terkait kelompok khusus PSK 3. Bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian sebagai dasar informasi dalam proses kegiatan belajar mengajar terutama mengenai sikap PSK dalam menggunakan kondom terhadap HIV/AIDS, data yang diperoleh bisa digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. 4. Bagi Puskesmas Karanganyar Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dalam pembinaan kepada Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk mencegah HIV/AIDS.
E. Originalitas Penelitian Taabel 1 : Originalitas penelitian No
Judul Penelitian
Sampel
Metodologi
1
Studi Deskriptif Pengetahuan
PSK
Diskriptif
PSK
Tentang
Penyakit
48 orang
Hasil Dari
48
Tahun
pekerja
seks
komersial (PSK), 26 orang
Menular Seksual Di Desa
(54,2%)
Sidomukti
Kecamatan
cukup tentang penyakit seks
Karanganyar
Kabupaten
menular (PMS). Pengetahuan
Pekalongan Hubungan
berpengetahuan
tersebut meliputi pengertian, tingkat
pengetahuan dengan tingkat
jenis-jenis, tanda dan gejala, kelompok
beresiko,
pengobatan dan pencegahan penularan PMS.
F. Bidang Ilmu Bidang Ilmu yang digunakan oleh peneliti adalah bidang ilmu Komunitas
2009