HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, UMUR, KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI DI KELURAHAN NATAAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Rivoldey Deryl Goni*, Johan Josephus*, Odi R. Pinontoan*. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi.
ABSTRAK Keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada hampir semua jenis pekerjaan baik ringan, sedang maupun berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Aktivitas Fisik, Umur, Kebiasaan Merokok dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Petani di Kelurahan Nataan, Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani di Kelurahan Nataan yang berjumlah 40 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil analisis data menunjukan bahwa angka keluhan muskuloskeletal tinggi pada Petani di Kelurahan Nataan, Kabupaten Minahasa Tenggara adalah sebesar 47,5% dan keluhan muskuloskeletal sedang sebesar 52,5%. Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan keluhan muskuloskeletal, p value=0,015 (p value <0,05). Sedangkan hasil analisis menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan keluhan muskuloskeletal, p value=0,752 (p value >0,05) dan hasil analisis antara kebiasaan merokok dengan keluhan muskuloskeletal menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna, p value=0,115 (p value>0,05). Kata kunci: Aktivitas fisik, Umur, Keluhan muskuloskeletal.
ABSTRACT Musculoskeletal complaints are the most common complaints found in almost all types of jobs whether mild, moderate or severe. This study aims to determine the relationship between physical activity, age, smoking habits with the Musculoskeletal Complaints Farmers in Sub Nataan, Southeast Minahasa Regency in 2015. This type of research is analytic survey research with cross sectional design. The number of samples in this study were all members of a group of farmers in the village Nataan totaling 40 respondents. Collecting data using questionnaires and statistical test using chi-square test. The results of data analysis showed that the high number of musculoskeletal complaints at Farmers in Sub Nataan, Southeast Minahasa Regency is 47.5% and musculoskeletal disorders was 52.5%. The results of the analysis showed there is a significant relationship between physical activity with musculoskeletal complaints, p value = 0.015 (p value <0.05). While the results of the analysis showed there was no significant relationship between age and musculoskeletal complaints, p value = 0.752 (p value> 0.05) and the results of the analysis between smoking and musculoskeletal disorders showed no significant correlation, p value = 0.115 (p value > 0.05). Keywords : physical activity, age, musculoskeletal disorders
kesehatan dan keselamatan petaninya
PENDAHULUAN Menurut
Undang-Undang
Kesehatan
(Payuk, 2013).
No.36 Tahun 2009 memberikan batasan
Gangguan
muskuloskeletal
kesehatan adalah sehat baik secara fisik
merupakan gangguan yang terjadi pada
mental, spiritual maupun social yang
tubuh manusia akibat dari kegiatan tubuh
memungkinkan setiap orang untuk hidup
dilakukan
selama
produktif secara social dan ekonomi.
menerima
beban
Kesehatan dan aspek ekonomi terlihat
menyebabkan kelelahan otot. Gangguan
dari produktivitas seseorang dalam arti
Muskuloskeletal yang merusak sebagai
mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sekelompok
sesuatu yang dapat menyokong hidupnya
mempengaruhi sistem muskuloskeletal
atau keluarganya secara finansial.
termasuk saraf, tendon, otot, dan sendi
Petani,
merupakan
kelompok
kerja terbesar di Indonesia. Meski ada
bergerak berat
terlalu
yang
gangguan
dapat
yang
dan struktur pendukung seperti cakram antar-vertebral dll (Tarwaka, 2015).
kecenderungan jumlah yang semakin
Berdasarkan
penelitian
yang
menurun, angkatan kerja yang bekerja
dilakukan oleh Hendara & Raharjo tahun
pada sektor pertanian, masih berjumlah
2009, pekerja dengan umur diatas 35
42 juta orang, di sekitar 40% dari
tahun mempunyai resiko 2,556 kali lebih
angkatan kerja (Achmadi, 2012).
besar untuk mengalami keluhan MSDs
Fenomena di Indonesia, petani menghabiskan disawah,
waktu
walaupun
setiap
harinya
hanya
untuk
mengawasi sawah ataupun mencangkul
dibandingkan dibawah
35
pekerja
dengan
umur
tahun.
Selain
umur,
kebiasaan merokok juga sangat erat kaitannya dengan keluhan otot.
dan menanam, pekerjaan seperti ini
Kelurahan
Nataan
merupakan
dilakukan secara terus menerus oleh
salah satu Kelurahan yang ada di
petani sebagai rutinitas. Sektor pertanian
Minahasa
merupakan salah satu jenis pekerjaan
penduduknya menjadi petani. Petani di
yang mempunyai risiko yang tinggi bagi
Kelurahan Nataan masih menggunakan
pekerjanya. Kondisi lingkungan yang
cara-cara konvesional untuk mengerjakan
ekstrim
serta cara dan penggunaan
lahan sawahnya, antara lain menggarap
teknologi dalam mengelola lahan yang
tanah menggunakan cangkul, membajak
masih cukup tertinggal dibandingkan
sawah menggunakan hewan (sapi) serta
wilayah
proses
lain
menentukan
tingkat
tenggara
menanam
yang
padi,
mayoritas
pemupukan
sampai dengan pasca panen, petani
melakukan
dengan
kerja
tingkat pendidikian lebih sedikit yaitu 1
membungkuk. Petani dikelurahan nataan
responden (2,5%). Berdasarkan tabel 3
sering mengeluhakan nyeri pada otot-otot
diketahui responden yang sudah menikah
setelah melakukan pekerjaan. Hal ini
lebih banyak yaitu 35 responden (87,5%)
dapat didasari oleh sikap bekerja yang
sedangkan yang belum menikah yaitu 5
masih tradisional sehingga menambah
responden (12,5%). Kelompok responden
beban kerja pada petani .
yang mempunyai kebiasaan merokok
METODE PENELITIAN
lebih banyak yaitu 29 responden (72,5%)
Jenis penelitian yang digunakan adalah
sedangkan
penelitian survei analitik dengan desain
merokok yaitu 11 responden (27,5%).
cross sectional. Penelitian ini dilakukan
2. Aktivitas fisik
pada bulan Agustus - Oktober 2015.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
Dalam
menggunakan
responden yang melakukan aktivitas fisik
menggunakan pengujian statistic yaitu
sedang sebanyak 32 Responden (80%)
Chi-square dengan tingkat kemaknaan
lebih banyak sedangkan responden yang
(α=0,05) dan Cl=95%, menggunakan
melakukan aktivitas fisik normal lebih
bantuan aplikasi computer(Sabri, 2015).
sedikit yaitu 8 responden (20%).
penelitian
sikap
ini
responden
yang
tidak
3. Keluhan Muskuloskeletal HASIL
PENELITIAN
DAN
Berdasarkan hasil penelitan menunjukan
PEMBAHASAN
bahwa 21 responden (52,5%) merasakan
1. Karakteristik Responden
keluhan
Karakteristik
responden
yaitu
muskuloskeletal
40
sedangkan
19
responden anggota kelompok tani yang
merasakan
keluhan
semuanya adalah laki-laki. Kelompok
sedang.
umur responden pada umur 26 – 45 tahun
4. Hasil
rendah,
responden
Analisis
yaitu berjumlah 20 responden (50%) dan
Aktivitas
Fisik
sama banyak dengan umur responden
Muskuloskeletal
(47,5)
muskuloskeletal
Hubungan dengan
antara Keluhan
pada umur 46 – 62 tahun yaitu berjumlah
Hasil analisis chi-square menunjukan
20
hasil nilai probabilitas (p value) antara
responden
responden
(50%).
yang
memiliki
Kelompok tingkat
aktivitas
fisik
dengan
pendidikan SD lebih banyak yaitu 24
musculoskeletal
responden (60%), SMP 6 responden
statistic p value=0,015 (p value< 0,05),
(15%),
maka dapat dinyatakan bahwa terdapat
SMA
9
responden
(22,5%)
sedangkan responden yang memiliki
didapat
keluhan hasil
nilai
hubungan antara aktivitas fisik dengan
2. Sebesar 80% atau sebanyak 32 petani
keluhan muskuloskeletal pada petani.
memiliki aktivitas fisik sedang dan
5.
sebesar 20% atau sebanyak 8 petani
Hubungan
antara
Umur
dengan
Keluhan Muskuloskeletal
memiliki aktivitas fisik normal.
Hasil analisis chi-square menunjukah
3. Sebesar 52,5% atau sebanyak 21
hasil nilai probabilitas (p value) antara
petani
umur dengan keluhan musculoskeletal
muskuloskeletal rendah dan sebesar
sebesar 0,752. Nilai probabilitas (p value)
47,5% atau sebanyak 19 petani
0,752>0,05 (tingkat kemaknaan), maka
mengalami keluhan musculoskeletal
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
sedang.
hubungan antara umur dengan keluhan muskuloskeletal pada petani. 6.
Hubungan
antara
Merokok
dengan
analisis
terdapat
keluhan
hubungan
antara
umur dan merokok dengan keluhan Kebiasaan Keluhan
Muskuloskeletal Hasil
4. Tidak
mengalami
musculoskeletal Kelurahan
pada
Nataan
petani
di
Kabupaten
Minahasa Tenggara. hasil
5. Terdapat hubungan antara aktivitas
probabilitas (p value) antara perokok
fisik dengan keluhan muskuloskeletal
dengan keluhan musculoskeletal sebesar
pada petani di Kelurahan Nataan
0,115.
Kabupaten Minahasa Tenggara.
Nilai
menunjukan
probabilitas
(p
value)
0,115>0,05 (tingkat kemaknaan), maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
SARAN
hubungan
merokok
1. Penelitian ini menyarankan kepada
dengan keluhan musculoskeletal pada
pihak penyuluh tani agar memberikan
petani.
penyuluhan
KESIMPULAN
kepada setiap anggotanya yakni sikap
1. Sebesar 47,5% atau sebanyak 19
bekerja yang aman dan nyaman
petani berumur 25 – 45 tahun dan
sehingga dapat mengurangi resiko
sebesar 25% atau sebanyak 10 petani
sakit pada sistem otot.
antara
kebiasaan
mengenai
ergonomi
berumur 46 – 62 tahun. Sebesar
2. Saran bagi pemerintah atau instansi
72,5% atau sebanyak 29 petani yang
terkait untuk membantu petani dalam
merokok dan sebesar 27,5% atau
hal ini untuk penerapan teknologi,
sebanyak 11 petani yang tidak
seperti alat untuk membajak sawah
merokok.
(hand tractor), alat pemotong padi dan lain-lain.
Sabri, L dan Hastono, S.P. 2014. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U.F. 2012. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Badan
Pusat
Statistik
Kabupaten
Minahasa Selatan, 2013. Statistik Daerah
Kabupaten
Minahasa
Tenggara.
Hendra & Suwandi Raharjo. 2008. Risiko Ergonomi
dan
Musculoskeletal (MSDs)
pada
Keluhan Disorders
Pekerja
Panen
Kelapa Sawit. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia : Depok.
Payuk, K.L. 2013. Hubungan Faktor ergonomis dengan Beban Kerja Pada Petani Tradisional di Desa Congko Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Sopeng. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar. Tarwaka, 2015. Dasar-dasar Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan.