HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN 01 KOTA KARTASURA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Oleh : SITI ROHMAH MAISYAROH J 310 090 053
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian
: Hubungan antara Asupan Mineral Mikro (Zat Besi dan Zinc) dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Siswa Sd Negeri Pabelan 01 Kota Kartasura
Nama Mahasiswa
: Siti Rohmah Maisyaroh
Nomor Induk Mahasiswa
: J 310 090 053
Telah Dibaca dan Disetujui oleh pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Tanggal 14 april 2014
Surakarta,
April 2014
Menyetujui Pembimbing I
Pembimbing II
Dwi Sarbini, SST., M.Kes NIK. 747
Wahyuni, SKM., M. Kes NIK. 808
Mengetahui Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D. NIK. 744
ii
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA Siti Rohmah Maisyaroh Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Lack of iron and zinc nutrition including problems of nutrition in Indonesia. If iron deficiency experienced by children in school will cause less blood (anemia). Zinc deficiency will bring changes in multiple organ systems such as the central nervous system, respiratory tract, reproductive system, and defense functions. Physical activity is also one of the factors that can affect the growth and development of children result in weight regulation also affects the nutritional status. To determine the Analyzing the relationship between the intake of micro minerals (iron and zinc) and physical activity and nutritional status at the Elementary School students Pabelan 01 Kartasura. The research was an observational with cross-sectional method. Samples taken are student Class III, IV and V were 53 people with a total sampling technique. The results were analyzed by statistical tests Pearson product moment correlation. The results indicated that Students with normal nutritional status as much as 64.2%, the average iron intake was 88.7% in the low category, the average zinc intake of 81.1% in the low category, and the average physical activity 83% in the moderate category. Based on the results of statistical tests there is no association between iron intake and nutritional status (p = 0.107), no correlation between zinc intake and nutritional status (p = 0.004), and there is a relationship between physical activity and nutritional status (p = 0.016). There was no significant association between iron intake and nutritional status, there is a correlation between zinc intake and physical activity and nutritional status in children at 01 elementary students Pabelan Kartasura State. Keywords Bibliography
: Iron, Zinc, Physical Activity, Nutritional Status. : 38 : 1998-2013
iii
PENDAHULUAN
Defisiensi besi dan zinc sering
Usia sekolah anak antara 6-14
terjadi pada populasi gizi kurang
tahun, merupakan siklus hidup
(Donald, 2000). Terutama pada
manusia yang dimulai sejak janin
negara-negara
dalam
dengan tingkat ekonomi masih
kandungan
sampai
tua
berkembang
nanti. Menginjak usia 6 tahun anak
lemah.
sudah mulai menentukan pilihan
berpengaruh pada pertumbuhan
makanannya sendiri, tidak seperti
anak. Salah satu akibatnya adalah
saat balita lagi yang sepenuhnya
lemahnya
tergantung pada orang tua (Devi,
badan yang pada akhirnya akan
2012).
mempengaruhi
Gizi yang baik atau gizi buruk yang
dialami
seorang
anak
Defisiensi
besi
peningkatan
status
berat
gizinya
(Lonnerdal, 1998). Internationa
Conference
of
sekolah merupakan pilihan dalam
Zinc and Human Health (2000)
menentukan
kesehatan
memperkirakan
kecerdasan
anak
Terbentuknya
dan
sekolah.
sumber
daya
sekitar
48%
populasi dunia mempunyai resiko terjadi
defisiensi
zinc.
Ada
manusia yang berkualitas, yaitu
beberapa bukti yang nyata bahwa
sumber daya manusia yang sehat,
defisiensi zinc juga mempengaruhi
cerdas, dan produktif ditentukan
perkembangan
oleh
dan perilaku anak (Gibney, et
beberapa
faktor.
Salah
satunya yang sangat essensial adalah
terpenuhinya
kebutuhan
pangan yang bergizi (Devi, 2012).
kognitif,
motorik
al.,2008). Aktivitas
fisik
penting
bagi
kesehatan anak-anak dan remaja
Kekurangan zat gizi besi dan
untuk melakukan kegiatan sehari-
zinc termasuk masalah gizi di
hari. Aktivitas fisik juga mempunyai
Indonesia. Jika kekurangan zat
pengaruh dalam pengaturan berat
besi dialami oleh anak sekolah
badan
maka akan menyebabkan kurang
Golongan
darah (anemia). Anemia defisiensi
mempunyai banyak aktivitas diluar
besi merupakan masalah gizi yang
rumah,
paling
melupakan
lazim
di
dunia
dan
(Salmon,dkk, anak
2007). cenderung
sehingga
sering
waktu
makan.
menjangkiti lebih dari 600 juta
Kebutuhan energi golongan umur
manusia dan 36% diantaranya
10-12 tahun relatif lebih besar
adalah anak sekolah (Arisman,
daripada
2009).
(Notoadmodjo, 2003).
golongan
7-9
tahun
1
Hasil penelitian Reski (2013) disimpulkan
bahwa
asupan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui
hubungan
mineral seperti zat besi dan zinc
antara asupan mineral mikro (zat
semua responden termasuk dalam
besi dan zinc) dan aktivitas fisik
kategori kurang jika dibandingkan
dengan status gizi pada siswa SD
dengan AKG. Terdapat hubungan
Negeri Pabelan 01 kota Kartasura.
antara asupan zinc dengan status gizi, sedangkan untuk zat besi tidak terdapat hubungan dengan status
gizi.
Sevanya
Hasil
(2012)
penelitian disimpulkan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
observasional rancangan
bersifat
menggunakan penelitian
bahwa aktivitas fisik berhubungan
sectional.
dengan status gizi pada kelompok
pada
anak SMP.
sampai April 2014. Populasi dari
Survei
bulan
dilakukan
September
2013
yang
penelitian ini semua siswa kelas III,
bulan
IV, dan V di SD Negeri Pabelan 01
September tahun 2013 di SD
Kota Kartasura sebanyak 53 siswa.
Negeri Pabelan 01 kota Kartasura
Subjek yang diteliti adalah
dilakukan
pendahuluan
Penelitian
cross
peneliti
menunjukkan
pada
%
siswa SD Negeri Pabelan 01 Kota
memiliki status tidak normal yaitu
Kartasura yang memenuhi criteria
siswa dalam kategori gemuk 8%,
inklusi siswa bersedia menjadi
dalam
8%,
responden, aktif olahraga, dan
dalam kategori kurus 12% dan
kriteria eksklusi, siswa tersebut
dalam kategori sangat kurus 12%,
pindah, sakit saat pengambilan
oleh karena itu peneliti tertarik
data.
untuk
sebanyak
kategori
meneliti
36
obesitas
apakah
ada
Teknik pengambilan sampel
hubungan antara asupan mineral
yang
digunakan
adalah
total
mikro (zat besi dan zinc) dan
sampling. Hasil uji kenormalan
aktivitas fisik dengan status gizi
data dengan menggunakan uji
pada siswa SD Negeri Pabelan 01
Kolmogorof Smirnov, menunjukkan
kota Kartasura.
semua data berdistribusi normal
2
maka
digunakan
uji
statistik
besar subjek penelitian memiliki
Korelasi Pearson Product Moment.
nilai IMT dalam kategori normal sebesar 64,2%
HASIL PENELITIAN
3. Asupan Zat Besi
A. Karaktersitik Subjek
Karakteristik
Subjek yang terlibat pada penelitian
ini
adalah
subjek
berdasarkan asupan zat besi
siswa
dalam penelitian ini rata-rata
Kelas III, IV, dan V siswa SD N
6,54 ± 3,37 mg. Sebagian
Pabelan 01 Kota Kartasura.
besar subjek penelitian memiliki
1. Jenis Kelamin
frekuensi
Karakteristik berdasarkan diketahui
subjek
Jenis
Kelamin
bahwa
sebagian
besar subjek berjenis kelamin perempuan keseluruhan
52,8% subjek
kategori kurang yaitu sebanyak 88,7%. 4. Asupan Zinc Karakteristik
subjek
dalam
penelitian ini rata-rata 5,91 ± 2,36
mg.
subjek
Umur
besi
berdasarkan asupan zinc dalam
2. Umur dan IMT
berdasarkan
zat
dari
penelitian.
Karakteristik
asupan
Sebagian
penelitian
besar memiliki
subjek
frekuensi asupan zinc kategori
dalam
kurang yaitu sebanyak 81,1%.
penelitian ini berusia 8 sampai 14 tahun. Umur minimal subjek
5. Aktivitas Fisik Karakteristik
subjek
8 tahun, umur maksimal subjek
berdasarkan
13,6 tahun dengan rata-rata
diketahui bahwa tenaga kerja
umur
wanita
10,1
±
1,4
tahun.
Pengukuran
status
gizi
menggunakan
Indeks
Masa
yang
masa
masa kerjanya
rendah sebanyak (94,3 %) lebih banyak
dibandingkan
Tubuh (IMT). Nilai IMT minimal
masa
kerjanya
subjek
sebanyak (5,7 %).
11,7
IMT
maksimal
kerja
yang sedang
subjek 26,7 dengan rata-rata IMT subjek yaitu 16,48 ± 3,12 (status gizi normal). Sebagian
3
B. ANALISIS HUBUNGAN
yang terdiri dari zat gizi makro
1. Hubungan
seperti
antara
Asupan
Zat Besi dengan Status Gizi Hasil
analisis
protein,
lemak, serta zat gizi mikro
hubungan
seperti
antara asupan zat besi dengan
vitamin
dan
mineral
(Devi, 2012).
status gizi dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil yang
Tabel 1.
telah diuji diketahui bahwa p
Tabel 1 Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Status Gizi Asupan Zat Besi
karbohidrat,
Jumlah
Sangat kurus
Kurus
normal
Lebih
obes
Kurang (%)
0 0
7 14,9
31 66
6 12,8
3 6,4
47 100
Cukup (%) Lebih (%)
1 100 0 0
0 0 1 20
0 0 3 60
0 0 0 0
0 0 1 20
1 100 5 100
value sebesar 0,107 yang berarti tidak ada hubungan P
antara hubungan asupan zat besi dengan status gizi siswa
0,107
pada SD N 01 Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang
dilakukan
(2013)
tentang
(20%)
Reski Berdasarkan diketahui
Tabel
bahwa
1,
sebagian
besar siswa memiliki status gizi gemuk dengan zat besi kurang yaitu sebesar 12,8%, status gizi normal dengan asupan zat besi kurang yaitu sebesar 66,0% dan status gizi kurus dengan asupan zat besi kurang yaitu
gizi
normal
dan
gemuk diperoleh bukan hanya dari asupan zat besi saja, tetapi dari
asupan
makronutrien
seperti karbohidrat, protein, dan
asupan
(karbohidrat,
energi
protein
dan
lemak) dan zat gizi (kalsium, zat besi, zinc, vitamin C, natrium
dan
magnesium)
dengan status gizi diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
asupan
zat
besi
dengan status gizi. 2. Hubungan
sebesar 14,9%. Status
hubungan
antara
Asupan
Zinc dengan Status Gizi Hasil
analisis
hubungan
antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel 2.
lemak. Zat gizi yang dibutuhkan anak adalah seluruh zat gizi
4
zinc yang rendah pada hati
Tabel 2 Hubungan Antara Asupan Zat Zinc dengan Status Gizi Status Gizi Asupan Zat Zinc
Jumlah
Sangat kurus
Kurus
normal
Lebih
obes
Kurang (%)
1 2,4
7 16,7
28 66,7
5 11,9
Cukup (%)
01 0
1 1,9
6 54,5
1 1,9
1 2, 4 3 27,3
dan otot. Defisiensi zinc dapat P
mengganggu
pertumbuhan
anak menjadi gizi buruk dan 42 100
0,004
meningkatkan risiko diare dan infeksi
11 100
saluran
nafas
(Nasution, 2004). Berdasarkan
2,
Berdasarkan hasil yang
sebagian
telah diuji diketahui bahwa p
memiliki status
value sebesar 0,004 yang
gizi normal dengan asupan
berarti ada hubungan antara
zinc
hubungan
diketahui
bahwa
besar siswa
kurang
66,7%
Tabel
status
yaitu
sebesar
gizi
gemuk
asupan
zinc
dengan status gizi siswa pada
dengan asupan kurang yaitu
SD
sebesar 11,9% dan status gizi
penelitian ini sejalan dengan
kurus dengan asupan zinc
penelitian
kurang yaitu sebesar 16,7%.
Reski
Status gizi normal dan gemuk
hubungan
diperoleh bukan hanya dari
(karbohidrat,
asupan zinc saja, tetapi dari
lemak) dan zat gizi (kalsium,
asupan makronutrien seperti
zat besi, zinc, vitamin C,
karbohidrat,
natrium
protein,
dan
lemak.
N
Pabelan
01.
Hasil
yang
dilakukan
(2013)
tentang
asupan
energi
protein
dan
dan
magnesium)
dengan status gizi diketahui
Zat gizi yang dibutuhkan
bahwa ada hubungan antara
anak adalah seluruh zat gizi
asupan zinc dengan status
yang terdiri dari zat gizi makro
gizi.
seperti karbohidrat, protein,
3. Hubungan antara Aktivitas
lemak, serta zat gizi mikro
Fisik dengan Status Gizi
seperti vitamin dan mineral
Hasil
analisis
hubungan
(Devi, 2012). Anak yang gizi
antara asupan zat besi dengan
buruk mengalami penurunan
status gizi dapat dilihat pada
konsentrasi serum zinc dan
Tabel 3.
5
Tabel 3 Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Status Gizi Aktivitas Fisik
Jumlah
Sangat kurus
Kurus
normal
Lebih
Kurang (%)
1 14,3
2 28,6
3 42,9
0 0
1 14,3
7 100
Sedang (%)
0 0
5 11,4
31 70,5
6 13,6
2 4,5
44 100
Lebih (%)
0 0
1 50
0 0
0 0
1 50
2 100
meliputi aktivitas fisik yang P
obes
teratur
dalam
dan
0,016
2004). Aktivitas fisik penting bagi
kesehatan
anak-anak
dan remaja untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Aktivitas
Berdasarkan
Tabel
bahwa
3,
sebagian
fisik
juga
mempunyai
pengaruh dalam pengaturan
memiliki status
berat badan.
gizi normal dengan aktivitas
Adanya
besar siswa
jangka
intensitas tertentu (Soeharto,
(20%)
diketahui
sebagai suatu kegiatan yang
peningkatan
fisik sedang yaitu sebesar
prevalensi
70,5% dan status gizi gemuk
badan atau obesitas pada
dengan aktivitas fisik sedang
masa kanak-kanak, maka ada
yaitu sebesar 13,6%.
kebutuhan mendesak untuk
Berdasarkan hasil yang
kelebihan
melakukan
berat
aktivitas
fisik
telah diuji diketahui bahwa p
dalam kehidupan sehari-hari
value sebesar 0,016 yang
untuk
berarti ada hubungan antara
kelebihan berat badan dan
aktivitas fisik dengan status
obesitas (Salmon,dkk, 2007).
gizi siswa pada SD N Pabelan
Perubahan
01. Hasil penelitian ini sejalan
mengakibatkan
dengan
penelitian
yang
perubahan
pola
makan
dilakukan
Sevanya
(2012)
masyarakat
yang
merujuk
mengurangi
kejadian
gaya
hidup terjadinya
aktivitas
pada pola makan tinggi kalori,
fisik dan screen time dengan
lemak dan kolesterol, dan
status gizi diketahui bahwa
tidak
ada hubungan antara aktivitas
aktivitas
fisik dengan status gizi.
menimbulkan
tentang
hubungan
Olahraga sering
atau
latihan
diimbangi
dengan
fisik
dapat
masalah
gizi
lebih (Hidayati dkk, 2010).
diidentifikasikan
6
4. KETERBATASAN
SARAN
PENELITIAN Tidak
1. Bagi Sekolah dianalisis
data
Untuk
pihak
sekolah
dapat
pendukung seperti data sosial
mengambil
ekonomi keluarga, pendidikan
meningkatkan asupan mineral
orang
mikro (zat besi dan zinc) dan
tua,
dan
lingkungan
informasi
subjek sehingga tidak diketahui
aktivitas
pengaruh faktor lain terhadap
mata pelajaran dan memotivasi
status gizi.
siswa untuk mengkonsumsi zatzat
fisik
siswa
dalam
melalui
makanan
yang
mengandung gizi seimbang.
KESIMPULAN 1. Sebagian besar siswa SD N
2. Bagi Penelitian Lanjut
Kartasura
Perlu adanya penelitian lebih
mempunyai status gizi normal
lanjut dengan memperhatikan
yaitu 64,2%.
faktor-faktor lain seperti data
Pabelan
2. Rata-rata
01
asupan
zat
besi
sosial
ekonomi
subjek masuk dalam kategori
pendidikan
orang
kurang sebesar 88,7%.
lingkungan subjek.
keluarga, tua,
dan
3. Rata-rata asupan zinc subjek masuk dalam kategori kurang sebesar 81,1%. 4. Rata-rata aktivitas fisik subjek masuk dalam kategori sedang cukup tinggi yaitu sebesar 83%. 5. Tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi. 6. Ada hubungan antara asupan zinc dengan status gizi. 7. Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi.
7
DAFTAR PUSTAKA Adisapoetra. 2005. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Kegemukan pada Kohort Anak Tahun 2011 di Kota Bogor. Tesis Fakultas Masyarakat. UI Agoes, D., Poppy, M. 2003. Mencegah dan M engatasi Kegemukan Pada Balita Puspa Suara Jakarta. Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. __________. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. __________. 2009. ”Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Kedokteran EOC. Jakarta. _______. 2010. Gizi Dalam daur Kehidupan. EGC. Jakarta Depkes R.I. 2006. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan. Devi, N. 2012. “Gizi Anak Sekolah”. Penerbit Buku Kompas. Jakarta. Donald A. Vitamins and minerals in pediatrics. In : Wharton B. Protein Energy Malnutrition. Nutrition and Child Health. London : Harcourt Publishers Limited; 2000.p. 89-91.
Gibney, M.J., dkk. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta. Hidayati, S., Irwan, R. dan Hidayat, B. 2010. Obesitas pada Anak. (Online), (http://www.pediatrik.co m/buletin/06224113652048qwc.pdf, diakses 15 februari 2012) Hutagalung, M. 2009. Artikel Pendidikan : Karakteristik Siswa SD. http://xpresiriau.com. Diakses tanggal 2 juni 2012. Johnson B, Nelson J. 2004. Practical Measurements for Evaluation in Physical Education. Macmillan Publishing Company. New York Judarwanto, W. 2006. Antipasi Pelaku Makan Anak Sekolah. Diakses 10 Oktober 2007. http// www.gizi.net Khomsan, A. 2002. Pangan dan gizi untuk kesehatan. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kowalski KC, Crocker PRE, Donen RM. The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQC) and Adolescent (PAQ-A) Manual. [serial online] 2004 [cited 2013 March 24];5-7p. Available from: URL: HYPERLINK http://www.dapatoolkit.m rc.ac.uk/document/en/P AQ/PAQ_manual.pdf Kurnia, P dkk., 2010. Efek Fortifikasi Fe dan Zn Pada Biskuit yang
8
Diolah Dari Kombinasi Tempe dan Bekatul Untuk Meningkatkan Kadar Albumin Anak Balita Kurang Gizi dan Anemia. Volume 5 Nomor 2 edisi oktober 2010. Surakarta. [diakses pada 10 Januari 2013]. Lambert NJF, Aggoun Yacine, Marchand LM, Martin XE, Herrmann FR, Beghetti Maurice. Physical Activity Reduces Systemic Blood Pressure and Improves Early Markers of Atherosclerosis in Pre-Pubertal Obese Children. Journal of the American College of Cardiology 2009; 54:25. Lesmana, Indra, dan Syahmirza. 2001. Prinsip Dasar Cidera Olahraga. FIKFIS UIEO. Jakarta. Lonnerdal B. iron-Zinc-Cooper Interaction. Micronutrien Interaction : Impact on Child Health and Nutrition. Washington: The USAID/FAO: 1998. P.3-10. Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2. Papas Sinar Sinanti. Jakarta. Nasution E. Efek Suplementasi Zinc dan Besi Pada Pertumbuhan Anak. Sumatra Utara: Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara; 2004. p. 1-5. Sarah salim halaman 12.
Notoadmodjo, 2003. Prinsipprinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat. Bineka Cipta. Jakarta. Piliang WG, Djojosoebagio Al Haj S. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 2. Bogor: IPB Press. Poerwanto, H. (2005). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Pustaka Pelajar. Jogyakarta. Reski, A. 2013. Hubungan Asupan Energi Dan Zat Gizi Dengan Status Gizi Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan Tahun 2013. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makasar. Riskesdas. 2010. Prevalensi Status Gizi Umur 6-15 Tahun (IMT/U). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan. Jakarta. Riyadi, H. 2006. Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Universitas Terbuka. Salmon, J., Booth, M., Phongsavan, P., Murphy, N., Timperio, DA . 2007. Promoting Physical Aktivity Participation among Children and Adolescents. Centre for Physical Activity and Nutrition Research, School of Exercise and Nutrition Sciences,
9
Deakin University, 221 Burwood Highway, Burwood, VIC 3125. Australia. Santoso, SPJP. 2007. Penatalaksanaan Awal Jantung Berdasarkan Paradigma Sehat. http://www.idi.or.id (12 Agustus 2007). Sevanya, T. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Screen Time Dengan Status Gizi Pada Siswa-Siswa Smp Kristen Eben Haezar 2 Manado. Program Pasca Sarjana Program Study Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sharkey, Bryan.J. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Cetakan pertama. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. . 2011. Kebugaran dan Kesehatan. PT. Raja Grafindo, Jakarta. Sjostrom M et al. 2005. Pengkajian Aktivitas Fisik. Jakarta. Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan Kolesterol. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suharjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Supariasa. 2002. “Penilaian Status Gizi”. EGC. Jakarta. U.S. Department of Health and Human Services. 2005. The science of energy balance. http://science.education. nih.gov/supplements/nih
4/energy/guide/ infoenergy-balance.htm. [27 September 2007]. Widyakarya Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi. Jakarta. LIPI
10