HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS

Download 250.000 wanita meninggal akibat kanker serviks pada tahun 2005, dan yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Di Indonesia terdapat 100-...

0 downloads 464 Views 349KB Size
Hidayat et al., Hubungan kejadian kanker serviks degan jumlah paritas

HUBUNGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DENGAN JUMLAH PARITAS DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2013 Hidayat, E.1 , Hasibuan, D.H.S2, Fitriyati, Y3 1

Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

2,3

ABSTRAK Latar Belakang Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari 250.000 wanita meninggal akibat kanker serviks pada tahun 2005, dan yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Di Indonesia terdapat 100-900 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Salah satu faktor risiko yang memiliki hubungan dengan kanker serviks adalah jumlah paritas Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara kejadian kanker serviks dengan jumlah paritas di RSUD Dr. Moewardi periode Januari 2013 – Desember 2013. Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif kategorik dengan metode pendekatan case control. Data diambil dari rekam medis pasien dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Kelompok kasus yaitu pasien yang terdiagnosis kanker serviks dan kelompok kontrol adalah pasien yang datang ke RSUD DR. Moewardi untuk antenatal care (ANC). Hasil Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 41 pasien kanker serviks dan 41 pasien tidak dengan kanker serviks. Uji hipotesis dengan Chi-square didapatkan hasil bahwa jumlah paritas (OR = 16,033; 95% CI 4,773 – 53,855), berpengaruh terhadap kejadian kanker serviks. Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kejadian kanker serviks dengan jumlah paritas > 3. Kesimpulan Jumlah paritas memiliki hubungan dengan terjadinya kanker serviks. Kata Kunci : kanker serviks, jumlah paritas, case control

128

JKKI, Vol.6, No.3, September-Desember 2014

ABSTRACT Background Cervical cancer is one of the most frequent women-attacking cancer in the world. According to the data from World Health Organization (WHO), more than 250.000 women died of cervical cancer in 2005, and most of them occured in developing countries. In Indonesia, there are 100-900 cases of cervical cancer per 100.000 people. One of the risk factors related to cervical cancer is parity. Objective To determine the relationship between cervical cancer and the parity number in DR. Moewardi General Hospital, period of January 2013 – December 2013 Methods This was the categoric comparative analytical research with case control approach. Data was taken with consecutive sampling technique from patients’ medical record. The case was the patients diagnosed with cervical cancer and the control group was antenatal care (ANC). Results The data analysis from 82 samples consisting of 41 from cases group and 41 from controls with Chi-square test shown that the parity number (OR = 16,033; 95% CI 4,773 – 53,855) contribute to the incidence of cervical cancer. From the results above, it is concluded that there is a relationship between incidence of cervical cancer and the parity number of >3. Conclusion Parity number was correlated with cervical cancer. Keywords : cervical cancer, parity number, case control

PENDAHULUAN Kanker

merupakan

mayoritas penderita yang datang berobat

merupakan salah satu kanker yang paling

sudah dalam kondisi kritis dan penyakitnya

sering menyerang wanita di seluruh dunia.

sudah dalam stadium lanjut2.

Menurut,

World

serviks

Health

Organization

Infeksi

Human

papilloma

virus

(WHO), kanker jenis ini menempati urutan

(HPV) telah terbukti seara biologi dan

kedua sebagai kanker yang sering menyerang

epidemiologi dalam menyebabkan kanker

wanita dan yang terbanyak terjadi di negara

serviks. Sebanyak 70% dari kanker serviks

berkembang1. Tingginya kasus di negara

disebabkan jenis HPV-16 dan HPV-18.

berkembang ini disebabkan oleh terbatasnya

Meskipun

akses skrining dan pengobatan sehingga

penting, namun kofaktor lain juga diperlukan

HPV

merupakan

penyebab

129

Hidayat et al., Hubungan kejadian kanker serviks degan jumlah paritas

untuk

timbulnya

kanker

ini,

seperti

Populasi

yang

digunakan

pada

penggunaan jangka panjang kontrasepsi

penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis

hormonal,

dengan kanker serviks

paritas

tinggi,

merokok,

di

RSUD Dr.

imunosupresi, kekurangan makanan tertentu,

Moewardi. Sampel pada penelitian ini

genetik dan faktor virus.3,4

mempunyai kriteria yang telah ditentukan,

Banyaknya anak yang dilahirkan berpengaruh

dalam

timbulnya

yaitu kriteria inklusi adalah pasien yang

penyakit

terdiagnosis kanker serviks pada semua

kanker serviks. Paritas merupakan salah satu

stadium dan tercantum jumlah paritas pada

faktor risiko terjadinnya kanker serviks

rekam medis pasien. Sedangkan kriteria

dengan besar risiko 4,55 kali untuk terkena

eksklusi adalah pasien terdapat riwayat

kanker serviks pada wanita dengan paritas

penggunaan kontrasepsi hormonal > 4 tahun.

>3 dibandingkan wanita dengan paritas 3.

Cara pengambilan sampel dalam

Hal tersebut berhubungan dengan terjadinya

penelitian

eversi

selama

consecutive sampling yaitu dengan cara

kehamilan yang menyebabkan dinamika baru

mengambil sampel yang sudah ada dan

epitel

dapat

pemilihan sampel yang memenuhi kriteria

meningkatkan risiko transformasi sel serta

yang sudah ditentukan. Jumlah pengambilan

trauma pada serviks sehingga memudahkan

sampel yang memenuhi kriteria akan diambil

terjadi infeksi HPV.5

sesuai dengan besaran sampel yang telah

epitel

kolumner

metaplastik

serviks

imatur

yang

ini

menggunakan

teknik

Jika diabaikan, kanker serviks yang

ditentukan, yaitu 82 sampel. Dengan tujuan

invasif hampir selalu berakibat fatal, apalagi

untuk mendapatkan data dengan jumlah yang

jika diketahui dalam kondisi stadium lanjut1.

cukup representatif untuk dianalisis dan menggambarkan kondisi populasi penelitian. Analisis univariat pada penelitian ini

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian

menggambarkan distribusi dan frekuensi

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

pasien yang terdiagnosis kanker serviks dan

antara kejadian kanker serviks dengan

tanpa

jumlah paritas. Rancangan penelitian ini

tercantum jumlah paritas. Kemudian di

adalah

komparatif

gambarkan juga mengenai distribusi dan

kategorik dengan pendekatan case control,

frekuensi pasien berdasarkan jumlah paritas,

menggunakan data sekunder dari rekam

umur, outcome, tindakan terapi serta stadium

medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

klinis yang diterima pasien tersebut.

penelitian

Moewardi tahun 2013.

analitik

diagnosis

Selanjutnya,

kanker

serviks

dilakukan

yang

analisis

dengan menggunakan uji statistik Chi130

JKKI, Vol.6, No.3, September-Desember 2014

Square, dimana batas kemaknaan statistik (p-

82 jumlah sampel tersebut dapat digunakan

value) yang dipakai adalah sebesar 0,05

sebagai sampel dalam penelitian ini karena

untuk mengetahui adanya hubungan antara

sudah memenuhi batasan sampel yang sudah

variabel bebas dengan variabel tergantung.

ditentukan dalam besar sampel penelitian.

Jika didapatkan p-value ≤ 0.05 maka hitungan statistik bermakna, sebaliknya jika p-value

>0.05

maka

hasilnya

tidak

bermakna. Untuk mengetahui faktor resiko antara kedua variabel dengan uji statistik di gunakan odd ratio (OR) dengan tabel 2x2.6

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. 10 besar penyakit penyebab kematian di RSUD Dr. Moewardi No Kasus 1 Syok Septik 2 Cardiac Arrest 3 Syok Kardiogenik 4 Chronic Kidney Disease 5 Encepalopathy Uremicum 6 Cancer Mammae 7 Stroke Hemorrhage 8 Ca Cervix End Stage 9 Kanker Endometrium 10 Pre Eklampsia

Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan pada bulan Februari 2014 di Rumah

Sedangkan kontrol yang digunakan

Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Data

dalam penelitian ini adalah pasien di RSUD

yang

diambil dari periode Januari 2013

Dr. Moewardi yang tidak terdiagnosis kanker

hingga Desember 2013 . Rumah sakit ini

serviks. Diagnosis yang diambil sebagai

merupakan rumah sakit tipe A yang terletak

kontrol

di kota Surakarta. Selama periode tersebut,

Didapatkan pasien sebanyak 41 orang yang

jumlah

dipilih secara random. Data kemudian diolah

penderita

kanker

serviks

yang

dirawat di RSUD Dr Moewardi sebanyak

adalah

antenatal

care

(ANC).

dengan analisis univariat dan bivariat.

1113 pasien. Di rumah sakit ini kanker Serviks termasuk ke dalam 10 besar penyakit

Karakteristik Sampel Penelitian Dari

penyebab kematian. Data yang diambil berjumlah 82 orang,

termasuk

kelompok

kasus

dan

hasil

penelitian

didapatkan

bahwa, sebanyak 41 pasien pada kelompok kasus

kanker serviks sebanyak

yang ditemukan,

kelompok kontrol yang berasal dari Rekam

diketahui

Medis (RM) pasien di Rumah Sakit Umum

mempunyai paritas >3 dan sebanyak 15

Daerah Dr. Moewardi. Dari jumlah 82

orang (36,6%) mempunyai

tersebut, 41 pasien diantaranya merupakan

Sedangkan

kelompok kasus yang terdiagnosis kanker

kelompok kontrol yang tidak kanker serviks,

serviks yang memenuhi kriteria inklusi yang

diketahui

sudah ditetapkan sebelumnya dan 41 sisanya

mempunyai paritas >3 dan sebanyak 37

adalah sebagai kelompok kontrol, sehingga

orang (90,2%) mempunyai paritas ≤3. Hal

sebanyak

sebanyak

26

41

4

orang

(63,4%)

paritas pasien

orang

≤3. pada

(9,8%)

131

Hidayat et al., Hubungan kejadian kanker serviks degan jumlah paritas

ini dapat diartikan bahwa pasien yang

berusia ≥50 tahun. Dari semua total sampel

mengalami kanker serviks pada kelompok

yang diambil yaitu 82 orang. Umur penderita

kasus paling banyak terjadi pada paritas >3,

kanker serviks termuda adalah usia 33 tahun,

yaitu sebanyak 26 orang (63,4%). Dari

sedangkan usia tertua penderita kanker

semua total sampel yang diambil yaitu 82

serviks adalah usia 79 tahun. Distribusi usia

orang.

Distribusi

kelompok

kasus

jumlah

paritas

pada

pasien pada kelompok kasus kanker serviks

kanker

serviks

dan

dan kelompok kontrol yang tidak kanker

kelompok kontrol yang tidak kanker serviks

serviks dapat dilihat pada tabel 2.

dapat dilihat pada tabel 4. Usia

pasien

Berdasarkan

dibagi

menjadi

2

dilakukan,

hasil penelitian yang

didapatkan

data

bahwa

kategori, yaitu usia <50 tahun dan usia ≥50

karakteristik outcome pada pasien kanker

tahun. Usia dengan risiko tinggi kanker

serviks dibagi menjadi 4 kategori yaitu:

serviks adalah pasien yang berusia >50

pulang atas permintaan sendiri sebanyak 2

tahun. Dari hasil penelitian didapatkan

orang (4,9%), membaik sebanyak 32 orang

bahwa, sebanyak 41 pasien pada kelompok

(78%), meninggal <48 jam sebanyak 3 orang

kasus

yang ditemukan,

(7,3%) dan meninggal >48 jam sebanyak 4

diketahui sebanyak 16 orang (39,1%) yang

orang (9,8%). Dilihat dari data tersebut

berusia <50 tahun dan sebanyak 25 orang

terlihat

(60,9%) yang berusia ≥50 tahun. Sedangkan

sebanyak 7 orang (17,1%) yang meninggal.

sebanyak 41 pasien pada kelompok kontrol

Diantaranya yang meninggal <48 jam berada

yang

pada stadium IIIB,

kanker serviks

tidak

kanker

serviks,

diketahui

sebanyak 40 orang (97,6%) yang berusia <50 tahun dan sebanyak 1 orang (2,4%) yang

outcome

dari

132

41 (100%)

serviks

Sedangkan yang meninggal >48 jam berada pada stadium IB2 dan IIIB.

Tabel 2. Distribusi pasien berdasarkan usia pasien Usia Kelompok kasus Kelompok kontrol Jumlah (kanker serviks) (tidak kanker serviks) < 50 tahun 16 (39,1%) 40 (97,6%) 56 (68,3%) ≥ 50 tahun 25 (60,9%) 1 (2,4%) 26 (31,7%) Jumlah

kanker

41 (100%)

82 (100%)

JKKI, Vol.6, No.3, September-Desember 2014

Pengobatan

yang

paling

banyak

Untuk karakteristik stadium klinis

didapatkan oleh kelompok kasus kanker

pada pasien kanker serviks yang didapatkan

serviks adalah

pada kelompok kasus adalah terbanyak pada

kemoterapi sebanyak 19

Tabel 3. Karakteristik Dasar dari Kelompok Kasus yang Diambil Variabel Outcome  Membaik  Pulang atas permintaan sendiri  Meninggal < 48 jam  Meninggal > 48 jam

Kanker Serviks

Presentase

32 2

78% 4,9%

3 4

7,3% 9,8%

17

41,5%

5

12,2%

19

46,3%

4 11 6 20

9,6% 26,9% 14,7% 48,8%

Tindakan Terapi  Operasi histerektomi radikal, Kemoterapi  Kemoterapi, Radioterapi  Kemoterapi Stadium  IB2  IIA  IIB  IIIB

orang

(46,3%),

dengan

stadium IIIB sebanyak 20 orang (48,8%),

kemoterapi dan operasi

stadium IIA sebanyak 11 orang (26,9%),

histerektomi radikal sebanyak 17 orang

stadium IIB 6 sebanyak 6 orang (14,7%) dan

(41,5%)

antara

stadium IB2 sebanyak 4 orang (9,6%). Hal

kemoterapi dan radioterapi sebanyak 5 orang

ini dapat diartikan bahwa pasien yang

(12,2%). Hal ini dapat diartikan bahwa

mengalami kanker serviks pada kelompok

pasien yang mengalami kanker serviks pada

kasus paling banyak

kelompok kasus paling banyak mendapatkan

yaitu sebanyak 20 orang (48,8%).

kombinasi antara

dan

pengobatan

terapi

kombinasi

pada stadium IIIB,

pengobatan kemoterapi, yaitu sebanyak 19 orang (46,3%). Hubungan

Kejadian

Kanker

Serviks

dengan Jumlah Paritas Berdasarkan hasil uji statistik dengan

serviks. Didapatkan odd ratio (OR) sebesar 16,03 dan confidence interval (CI 95%) sebesar

4,77-53,85.

Rentang confidence

menggunakan Chi-square, didapatkan p

interval (CI 95%) cukup lebar disebabkan

value 0,000 (p <0,05) yang berarti terdapat

oleh power penelitian kurang besar, tingkat

hubungan yang signifikan pada wanita yang

kesalahan 5%, dan jumlah sampel yang

jumlah paritas >3 dengan kejadian kanker

kurang besar sehingga didapatkan nilai

133

Hidayat et al., Hubungan kejadian kanker serviks degan jumlah paritas

confidence interval (CI 95%) cukup lebar.

adalah pada rentang usia 40 sampai 49 tahun

Berarti pada orang yang memiliki jumlah

dengan OR 14.2 (CI 95% 14.0–14.4).

paritas >3 lebih berisiko 16,03 kali terkena

Semakin muda dan semakin tua semakin

kanker serviks dibandingkan orang yang

tidak berisiko terkena kanker serviks.8

memiliki jumlah paritas ≤3. Interpretasi dari

Pada penelitian ini juga didapatkan

hasil uji Chi-square test pada penelitian

data dari asal daerah pasien kanker serviks.

dapat di lihat bawah ini.

Didapatkan paling banyak adalah dari daerah Sragen

sebanyak

8

orang.

Hal

ini

dikarenakan banyak rumah sakit di daerah

PEMBAHASAN Di Indonesia terdapat 100-900 kasus

sragen

yang

belum

lengkap

fasilitas

kanker leher rahim per 100.000 penduduk.

kesehatan sehingga memungkinkan banyak

Penyebab kanker serviks 99,7% disebabkan

warga sragen datang berobat ke rumah sakit

oleh

(HPV)

dr. Moewardi karena RSUD Dr. Moewardi

Onkogenik. HPV tipe 16 dan tipe 18

merupakan rumah sakit rujukan yang sudah

merupakan penyebab utama pada 70% kasus

lengkap fasilitas kesehatan dan yang paling

kanker serviks di dunia. Setiap perempuan

dekat dengan daerah sragen. Sedangkan

tanpa memandang usia dan latar belakang

yang paling sedikit ada di daerah Ngawi,

berisiko

rahim.

Blora, Tawangharjo, Salatiga, DKI Jakarta

Tingginya kasus di negara berkembang ini

dan Jambi yang masing-masing sebanyak 1

disebabkan oleh terbatasnya akses skrining

orang.

dan

Human

Papiloma

terkena

pengobatan

kanker

Virus

leher

mayoritas

Pada penelitian ini didapatkan hasil

penderita yang datang berobat sudah dalam

bahwa orang yang memiliki jumlah paritas

kondisi kritis dan penyakitnya sudah dalam

>3 lebih banyak terkena kanker serviks yaitu

stadium lanjut2. Hal ini terjadi di RSUD Dr.

26 orang (63,4%) atau berisiko 16,03 kali

Moewardi pada tahun 2013 bahwa 48,8%

terkena kanker serviks daripada orang yang

datang sudah berada pada stadium III. Hal

memiliki jumlah paritas ≤3. Hasil penelitian

ini

sehingga

ini sejalan dengan penelitian yang telah

sebanyak 7 orang dari 41 pasien (17,1%)

dilakukan oleh Setyarini (2009)5, bahwa

meninggal. Angka 5 year relative survival

paritas >3

rate hanya 12,1% untuk kanker serviks.7

serviks sebesar 5,5 kali lebih besar daripada

mempengaruhi

sehingga

outcome,

Pasien kanker serviks pada penelitian

meningkatkan risiko kanker

paritas ≤3. Perempuan dengan paritas tinggi

ini lebih banyak pada usia lebih dari 50

terkait

tahun, sementara insidensi tertinggi pasien

kolumner serviks selama kehamilan yang

yang terdiagnosis kanker servik di Amerika

menyebabkan

134

dengan

terjadinya

dinamika

eversi

baru

epitel

epitel

JKKI, Vol.6, No.3, September-Desember 2014

metaplastik imatur yang dapat meningkatkan

sekunder, sehingga kemungkinan terdapat

risiko transformasi sel serta trauma pada

kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan

serviks sehingga memudahkan untuk terjadi

oleh petugas atau data yang ada kurang

infeksi HPV. 9

lengkap

Suatu studi case control di Turki

sehingga

mendeskripsikan

peneliti secara

tidak rinci.

bisa Pada

menunjukkan paritas >3 meningkatkan risiko

penelitian ini tidak diteliti

kanker serviks sebesar 9.127 (p=0.002).10

faktor risiko yang lain pada kanker serviks,

Paritas meningkatkan risiko kanker serviks

sehingga masih bisa dimungkinkan adanya

pada wanita dengan infeksi persistent HPV

pengaruh dari faktor risiko yang lain

(HR 1.78, 95% CI:1.07–2.94).11

(contoh: lingkungan dan makanan) yang ikut

Semakin sering melahirkan, semakin

pengaruh dari

berpengaruh.

besar risiko mendapatkan kanker serviks. Paritas dapat meningkatkan insiden kanker

KESIMPULAN

serviks, lebih banyak merupakan refleksi

Terdapat hubungan yang signifikan pada

dari aktivitas seksual dan saat mulai kontak

wanita yang jumlah paritas >3 dengan

seksual pertama kali daripada akibat trauma

kejadian kanker serviks.

persalinan. Pada wanita dengan paritas 5 atau lebih mempunyai risiko terjadinya kanker serviks 2,5 kali lebih besar dibanding dengan 12

perempuan dengan paritas 3 atau kurang.

Hal ini dibuktikan juga pada suatu

SARAN Perlu

dilakukan

penelitian

lebih

lanjut mengenai faktor risiko lain yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks.

studi kohort dimana didapatkan bahwa infeksi HPV lebih mudah ditemukan pada

DAFTAR PUSTAKA

wanita hamil dibandingkan yang tidak hamil.

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Vaksin HPV untuk Perangi Kanker Serviks 2013. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pre ss-release/873-vaksin-hpv-untuk-perangikanker-serviks.html. Diakses pada tanggal 8 September 2013 2. Nurwijaya H, Andrijono, Suheimi HK Kanker Serviks. Elex Media Komputindo, Jakarta. 2010. 3. Mu˜noz N, Castellsagu´e X, de Gonz´alez AB, Gissmann L. Chapter 1: HPV in the etiology of human cancer Vaccine 24S3 2006 S3/1–S3/10. 4. Jones EE, Wells SI. Cervical cancer and human papillomaviruses: inactivation of retidattnoblastoma and other tumor

Selain itu, pada kehamilan terjadi penurunan kekebalan seluler..13 Wanita

yang mempunyai

paritas

tinggi sebaiknya melakukan skrining dengan pemeriksaan pap smear karena karena dapat menurunkan

kejadian

terutama pada usia tua.

kanker

serviks

14

Pada penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, diantaranya adalah data yang digunakan adalah data rekam medis atau data

135

Hidayat et al., Hubungan kejadian kanker serviks degan jumlah paritas

5.

suppressor pathways. Curr Mol Med 6:795, 2006. Setyarini E. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Leher Rahim di RSUD Dr Moewardi Surakarta, Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhamadyah Surakarta. 2009 Dahlan MS. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Sagung Seto, Jakarta. 2008. Desen W. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Balai penerbit FKUI: Jakarta. 2008 Posadas EM, Kotz HL. Bethesda Handbook of Clinical Oncology, 2nd Edition. Medical Oncology Clinical Research Unit, National Cancer Institute, National Institutes of Health, Bethesda, Maryland, Lippincott Williams & Wilkins. 2005. Center for disease control and prevention. Human Papillomavirus–Associated CancerUnited States. 2004–2008. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2012 61(15);258-261. Reis N, Beji NK, Kilic D. Risk Factors for Cervical Cancer: Results from a HospitalBased Case-Control Study. International Journal of Hematology and Oncology UHOD. 2011 3(21).

6.

7. 8.

9.

10.

136

11. Jensen KE, Schmiedel S, Norrild B, Frederiksen K, Iftner T, Kjaer SK. Parity as a cofactor for high-grade cervical disease among women with persistent human papillomavirus infection: a 13-year followup. British Journal of Cancer 2013 108, 234– 239. 12. Fatimah AN, Studi Kualitatif Tentang Perilaku Keterlambatan Pasien Dalam Melakukan Pemeriksaan Ulang Pap Smear di Klinik Keluarga Yayasan Kusuma Buana Tanjung Priuk Jakarta Tahun 2008, Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia. 2009. 13. Sawaya GF, McConnell KJ, Kulasingam SL. Risk of Cervical Cancer Associated With Extending the Interval Between CervicalCancer Screenings. N Engl Med J 2003, 67 349-416. 14. Sasieni P, Castanon A, Cuzick J, Snow J. Effectiveness of cervical screening with age: population based case-control study of prospectively recorded data