HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

Download Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestas...

1 downloads 538 Views 990KB Size
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMUN 1 SETU BEKASI

HAMDAN Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Abstraksi Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 Setu Bekasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMUN 1 Setu sebanyak 79 orang, yang terdiri dari 52 orang wanita dan 27 orang pria yang berasal dari 40 orang siswa jurusan IPA dan 39 orang dari jurusan IPS. Untuk pengukuran percaya diri digunakan skala kepercayaan diri yang disusun oleh peneliti, berdasarkan pada karakteristik individu yang percaya diri yang diungkapkan oleh Fatimah (2006). Pada skala kepercayaan diri uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor item dengan skor total dari seluruh item, dan reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Dari 61 item skala kepercayaan diri yang telah diujicobakan, 45 item dinyatakan memiliki validitas yang memadai yaitu berkisar antara 0,320 sampai dengan 0,690, sedangkan nilai reliabilitas adalah 0.934. Sedangkan untuk pengukuran motivasi berprestasi digunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti, berdasarkan pada ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menurut McClelland (1987). Pada skala motivasi berprestasi dilakukan uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor item dengan skor total dari seluruh item, dan reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Dari 60 item skala motivasi berprestasi yang telah diujicobakan, 46 item dinyatakan memiliki validitas yang memadai yaitu berkisar antara 0,312 sampai dengan 0,662, sedangkan nilai reliabilitas adalah 0,935. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 Setu Bekasidengan koefisien korelasi Pearson (r) yang diperoleh sebesar 0,525 dan nilai sig.( 1- tailed) sebesar 0,000, dimana apabila kepercayaan diri semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi dari siswa SMUN 1 Setu Bekasi dan sebaliknya. Kata kunci: Kepercayaan diri, Motivasi berprestasi, Siswa SMU

PENDAHULUAN

dengan stress, Lask (dalam Muchtar dan

Latar Belakang Masalah

Manan, 1993 ). Tambahan pula mata

Masa gejolak

remaja

dimana

merupakan

seseorang

masa

menghadapi

pelajaran adalah tujuan utama pada pelajar untuk

datang

dan

banyak persoalan dan tantangan, konflik

lingkungan

serta kebingungan dalam proses menemukan

Koentjaraningrat

diri

generasi

dan

menemukan

tempatnya

di

bergabung

sekolah.

muda

dengan Menurut

salah satu kelemahan adalah

kurangnya

rasa

masyarakat (Kartono,1990). Menurut Apollo

percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh

(2005) dalam hal pencarian jati diri selain di

penelitian Afiatin dkk tahun 1997 (dalam

masyarakat, sekolah juga memberikan andil

Rizkiyah, 2005), bahwa permasalahan yang

yang

membentuk

banyak dirasakan dan dialami oleh remaja

kepribadian dan pola pikir remaja. Karena

pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya

banyak waktu yang dilalui oleh remaja salah

rasa percaya diri.

cukup

besar

dalam

satunya di lingkungan sekolah. Ada

beberapa

Menurut Mastuti dan Aswi (2008) yang

individu yang tidak percaya diri biasanya

biasanya dihadapi oleh remaja di sekolah

disebabkan karena individu tersebut tidak

diantaranya: mata pelajaran yang paling

mendidik diri sendiri dan hanya menunggu

banyak sebagai sumber persoalan bagi para

orang melakukan sesuatu kepada dirinya.

pelajar ( 70%), sedangkan persoalan yang

Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap

muncul dalam hubungan dengan unsur-unsur

keadaan, percaya diri juga menyatakan

sekolah lain relatif kecil jauh dibawah mata

seseorang

pelajaran (dengan fasilitas sekolah 35%),

pekerjaannya.

dengan guru dan biaya sekolah hampir sama

kehilangan suatu kepercayaan diri, maka

yaitu rata-rata 24%) (Muchtar dan Manan,

akan semakin sulit untuk memutuskan yang

1993)

terbaik apa yang harus dilakukan pada Banyaknya

masalah

Karena

jawab

semakin

atas individu

menghadapi

dirinya. Sikap percaya diri dapat dibentuk

persoalan dengan mata pelajaran disebabkan

dengan belajar terus, tidak takut untuk

ada beberapa pelajaran yang menuntut waktu

berbuat salah dan menerapkan pengetahuan

dan pikiran yang banyak. Sebagian mata

yang sudah dipelajari.

pelajaran

yang

siswa

bertanggung

dianggap

menimbulkan

Shauger (dalam Mahrita, 1997)

masalah ialah ilmu pasti dan pengetahuan

menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

alam, pelajaran kimia, dianggap momok

anggapan seseorang tentang kompetensi dan

karena banyak istilah (terminologi) yang

keterampilan

harus dihafal dan banyak rumus yang harus

kesanggupan untuk menangani berbagai

dikuasai (Muchtar dan Manan, 1993).

macam situasi. Selanjutnya Burns (dalam

Itu pula sebabnya ada ahli yang mengatakan kehidupan sekolah itu penuh

Iswidharmanjaya

yang

dan

dimiliki

Agung,

serta

2005)

mengatakan dengan kepercayaan diri yang

cukup,

seseorang

individu

akan

dapat

pengakuan, serta kebutuhan akan aktualisasi

mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya

diri seperti kebutuhan untuk memperoleh

dengan yakin dan mantap. Kepercayaan yang

kebanggaan dan kekaguman.

tinggi sangat berperan dalam memberikan

Menurut Maslow (dalam Djaali,

sumbangan yang bermakna dalam proses

2007), manusia adalah makhluk yang tidak

kehidupan seseorang, karena apabila individu

pernah puas seratus persen. Jika suatu

percaya dirinya mampu untuk melakukan

kebutuhan telah terpenuhi, individu tidak lagi

sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri

berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut,

individu untuk melakukan hal-hal dalam

tetapi berusaha untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

lain yang lebih tinggi tingkatannya, seperti

Motivasi

menurut

Suryabrata

kebutuhan

keamanan

seperti

kebutuhan

(dalam Djaali, 2007) adalah keadaan yang

untuk memperoleh keselamatan, keamanan,

terdapat

yang

jaminan, kebutuhan sosial seperti kebutuhan

mendorongnya untuk melakukan aktivitas

untuk disukai dan menyukai, dicintai dan

tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

mencintai, kebutuhan harga diri seperti

Sementara itu Gates dkk (dalam Djaali,

kebutuhan akan kehormatan, pujian dan

2007),

prestasi, dan seterusnya. Sementara itu

dalam

diri

mengemukakan

seseorang

bahwa

motivasi

adalah suatu kondisi fisioligis dan psikologis

McClelland

yang terdapat dalam diri seseorang yang

mengemukakan bahwa di antara kebutuhan

mengatur tindakannya dengan cara tertentu.

hidup

Sehubungan

kebutuhan,

dengan

kebutuhan

hidup

(dalam

manusia

Djaali,

terdapat

yaitu

2007),

tiga

macam

kebutuhan

untuk

manusia yang mendasari timbulnya motivasi,

berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan

Maslow

kebutuhan

(dalam

Djaali,

2007)

untuk

memperoleh

makanan.

mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar

Selanjutnya Atkinson (dalam Djaali, 2007),

hidup manusia terbagi atas lima tingkatan,

mengemukakan bahwa di antara kebutuhan

yaitu kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan

hidup manusia, terdapat kebutuhan untuk

untuk makan, minum, berpakaian dan tempat

berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi

tinggal,

seperti

hambatan, melatih kekuatan dan berusaha

kebutuhan untuk memperoleh keselamatan,

untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit

keamanan, dan mendapatkan jaminan hidup,

dengan cara yang baik dan secepat mungkin,

kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk

atau dengan perkataan lain usaha seseorang

disukai

untuk menemukan atau melampaui standar

kebutuhan

dan

mencintai,

keamanan

menyukai,

dicintai

dan

bergaul,

berkelompok,

keunggulan.

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

Motivasi

berprestai

menurut

kebutuhan akan harga diri seperti kebutuhan

McClelland (dalam Djaali, 2007), adalah

memperoleh

motivasi

pujian,

kehormatan,

prestasi,

penghormatan,

penghargaan,

dan

yang

berhubungan

dengan

pencapaian beberapa standar kepandaian atau

standar

keahlian.

Sedangkan

menurut

yang mempunyai motivasi berprestasi yang

Heckhausen (dalam Djaali, 2007), motivasi

tinggi cenderung mempunyai tingkat tingkat

berprestai adalah suatu dorongan yang

kepercayaan diri yang tinggi, tanggung

terdapat dalam diri individu yang selalu

jawab, dan aktif dalam kehidupan sosial.

berusaha atau berjuang untuk meningkatkan

Menurut Mastuti dan Aswi (2008), semakin

atau memelihara kemampuannya setinggi

individu kehilangan suatu kepercayaan diri,

mungkin dalam semua aktivitas dengan

maka individu tersebut akan semakin sulit

menggunakan standar keunggulan. Menurut

melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri.

McClelland

2001)

Dengan kepercayaan diri, inidividu dapat

individu dengan kebutuhan berprestasi yang

memotivasi dirinya mengenai pola pikirnya,

tinggi selalu mencari kesempatan di mana

sikap dalam mengambil keputusan, nilai-nilai

mereka memiliki tanggung jawab pribadi

moral, sikap dan pandangan, harapan dan

dalam

aspirasi serta katakutan dan kesedihannya.

(dalam

Munandar,

menemukan

jawaban-jawaban

terhadap masalahnya. Menurut

Karena

diri

individu

merupakan aspek yang paling terbuka untuk

(Luxori, 2005) banyak faktor-faktor yang

mengubah sepanjang kehidupan individu dan

dapat mempengaruhi motivasi berprestasi

merupakan

acuan

individu,

melakukan

interaksi

satunya

dan

dalam

Fernald

salah

Fernald

motivasi

adalah

apabila

bagi

individu

dengan

untuk

lingkungan

individu percaya bahwa dirinya mampu

keluarga, adat budaya, kepribadian orang-

untuk melakukan sesuatu, maka individu

orang terdekat, prestasi dan juga peristiwa-

akan

peristiwa yang terjadi sepanjang kehidupan

termotivasi

untuk

melakukan

hal

sehingga berpengaruh dalam bertingkah laku.

individu.

Selain dari itu menurut Mastuti dan Aswi

Berdasarkan uraian diatas, maka

(2008), percaya diri dapat membuat individu

penulis ingin menguji apakah ada hubungan

untuk bertindak dan apabila individu tersebut

antara kepercayaan diri dengan motivasi

bertindak atas dasar percaya diri akan

berprestasi pada remaja ?

membuat

individu

Tujuan Penelitian

mengambil

keputusan

tersebut

menentukan

Tujuan dari penelitian yang akan

pilihan yang tepat, akurat, efisien dan efektif.

dilakukan adalah untuk menguji apakah ada

Percaya diri akan membuat individu menjadi

hubungan antara kepercayaan diri dengan

lebih mampu dalam memotivasi untuk

motivasi berprestasi pada remaja.

mengembangkan dan memperbaiki diri serta

Manfaat Penelitian

melakukan

berbagai

dan

mampu

inovasi

sebagai

kelanjutannya. Dari hasil penelitian yang telah diungkapkan oleh Marini tahun 2003 (dalam Rizkiyah, 2005), terungkap bahwa seseorang

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1.

yang tinggi dapat menyebabkan motivasi

Manfaat Teoritis Hasil penelitian menunjukkan

2.

berprestasi

pula

dan

sebaliknya.

bahwa terdapat hubungan yang positif

Diharapkan dapat memberikan manfaat

antara kepercayaan diri dengan motivasi

serta masukan kepada para pengajar

berprestasi, dimana kepercayaan diri

maupun siswa SMU tentang pentingnya

yang tinggi dapat menyebabkan motivasi

pengembangan kepercayaan diri yang

berprestasi pula. Maka penelitian ini

tinggi, khususnya siswa SMU yang

diharapkan dapat memperkaya khasanah

duduk di kelas 3. Dan membantu para

ilmu pengetahuan khususnya dibidang

siswa SMU agar dapat meningkatkan

psikologi pendidikan berupa informasi

kepercayaan diri agar lebih maksimal

dan

sehingga

pengetahuan

baru.

Dan

untuk

lebih

termotivasi

untuk

penelitian selanjutnya diharapkan lebih

berprestasi dalam bidang akademik.

memperhatikan hal-hal yang berkaitan

Dalam

dengan ciri-ciri dari kepercayaan diri

pengembangan kepribadian, pola belajar

yang

yang dibuat lebih menyenangkan dan

dapat

meningkatkan

motivasi

hal

ini

dapat

berupa

berprestasi.

bisa berinteraksi dengan orang lain,

Manfaat Praktis

selalu berikanlah reward kepada diri

Hasil

penelitian

yang

menunjukkan bahwa kepercayaan diri

sendiri

ketika

mendapatkan

suatu

keberhasilan dan selalu berpikir positif.

TINJAUAN PUSTAKA

bahwa

motivasi

adalah

suatu

kondisi

Motivasi Berprestasi

fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam

Menurut Suryabrata (dalam Djaali

diri seseorang yang mendorongnya untuk

2000) motivasi adalah suatu keadaan yang

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai

terdapat

suatu tujuan (kebutuhan).

dalam

diri

seseorang

yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu Menurut

guna

mencapai

Gates

(dalam

Menurut

Woolfolk

(1993)

suatu

tujuan.

mengatakan bahwa motivasi berprestasi yaitu

Djaali

2000)

suatu keinginan untuk berhasil, berusaha

mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu

keras,

kondisi

yang

berdasarkan suatu standar mutu tertentu.

terdapat dalam diri seseorang yang mengatur

Gage dan Berliner (1992) mengemukakan

tindakannya dengan cara tertentu. Greenberg

bahwa motivasi berprestasi adalah untuk

(dalam Djaali 2000) mengemukakan bahwa

meraih sukses dan menjadi yang terbaik

motivasi

dalam

fisiologis

adalah

membangkitkan,

dan

psikologis

suatu mengarahkan,

proses

dan

mengungguli

melakukan

sesuatu.

orang

lain

Sedangkan

dan

menurut McClelland (dalam Dimyati &

memantapkan perilaku arah suatu tujuan.

Mudjiono 1999) mengatakan bahwa salah

Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan

satu motivasi yang berperan dalam individu

yaitu, motivasi berprestasi (Achievement

McClelland (1987) mengemukakan

motive). motivasi berprestasi ini mendorong

beberapa ciri yang membedakan individu

seseorang

dengan motivasi berprestasi yang tinggi,

dalam

untuk

mencapai

melaksanakan

keberhasilan

tugasnya

dimana

individu bekerja sebaik mungkin dengan

yaitu : a.

usaha yang sungguh-sungguh. Menurut

Atkinson

Resiko pemilihan tugas Cenderung memilih tugas dengan derajat

dan

Raynor

kesulitan

yang

sedang,

yang

(1978) motivasi berprestasi adalah faktor-

memungkinkan

faktor yang nenentukan perilaku manusia

menghindari tugas yang terlalu mudah

dalam mencapai prestasi yang berkaitan

karena

dengan beberapa kriteria-kriteria keunggulan.

kepuasan yang didapat. Mereka yang

Motivasi berprestasi terjadi ketika individu

menghindari tugas yang terlalu sulit

tahu bahwa terdapat penilaian (dari diri

kemungkinan

sendiri ataupun dari orang lain).

kecil.

Menurut

Morgan dkk (dalam Tresnawati, 2001) di

b.

berhasil.

sedikitnya

tantangan

untuk

berhasil

Mereka

atau

sangat

Membutuhkan umpan balik

dalam buku “introduction to psychology”

Lebih menyukai bekerja dalam situasi

merumuskan bahwa motivasi berprestasi

dimana

adalah suatu usaha untuk mecapai sesuatu

umpan balik yang konkret tentang apa

dan menjadi sukses dalam menampilkan

yang mereka lakukan karena jika tidak,

tugas.

2003)

mereka tidak dapat mengetahui apakah

merumuskan bahwa motivasi berprestasi

mereka sudah melakukan sesuatu dengan

adalah

untuk

baik dibandingkan dengan yang lain.

menyempurnakan sesuatu, untuk mencapai

Umpan balik ini selanjutnya digunakan

sebuah standar keunggulan dan mencurahkan

untuk memperbaiki prestasinya.

Santrock

suatu

(dalam

Sobur,

dorongan

usaha atau upaya untuk mengungguli.

c.

mereka

dapat

memperoleh

Tanggung jawab

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang

Lebih bertanggung jawab secara pribadi

dimaksud dengan motivasi berprestasi adalah

pada awal kinerjanya, karena dengan

suatu keinginan untuk berhasil, meraih

begitu mereka dapat merasa puas saat

sukses dan menjadi yang terbaik dengan

dapat

bekerja sebaik mungkin dengan usaha yang

dengan baik.

sungguh-sungguh untuk mencapai sebuah

d.

menyelesaikan

sesuatu

tugas

Ketekunan

standar keunggulan dan mencurahkan usaha

Lebih bertahan atau lebih tekun dalam

untuk mengungguli.

mengerjakan tugas, bahkan saat tugas tersebut menjadi sulit.

Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

e.

Kesempatan untuk unggul

Lebih

tertarik

dan

tugas-tugas

yang

melibatkan kompetisi dan kesempatan untuk

unggul. Mereka juga lebih berorientasi pada

orang digunakan pada kemampuan dan

tugas dan mencoba untuk mengerjakan dan

pengetahuan personal untuk memaksimalkan

menyelesaikan lebih banyak tugas dari pada

efek.

individu dengan motivasi berprestasi rendah. f.

McClelland (dalam Luxori, 2005)

Berprestasi

bahwa kepercayaan diri merupakan kontrol

Lebih tertarik untuk berprestasi dalam

internal, perasaan akan adanya sumber

bekerja.

kekuatan dalam diri, sadar akan kemampuankemampuan dan bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan

Percaya Diri Menurut

telah

(2006)

ditetapkannya. Menurut Tosi dkk (dalam Lie,

kepercayaan diri adalah sikap positif seorang

2003) mengungkapkan bahwa kepercayaan

individu yang memampukan dirinya untuk

diri merupakan suatu keyakinan dalam diri

mengembangkan

baik

seseorang bahwa individu mampu meraih

terhadap

kesuksesan dengan berpijak pada usahanya

terhadap

diri

Fatimah

yang

penilaian sendiri

positif,

maupun

lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

sendiri.

Sedangkan menurut Guilford ( dalam Hakim, 2004)

bahwa

kepercayaan

diri

adalah

pengharapan umum tentang keberhasilan Branden

(dalam

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah penilaian

positif

terhadap

diri

sendiri

Iswidarmanjaya

mengenai kemampuan yang ada dalam

dan Agung, 2005) mengemukakan bahwa

dirinya untuk menghadapi berbagai situasi

kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang

dan tantangan serta kemampuan mental

pada kemampuan yang ada dalam dirinya.

untuk mengurangi pengaruh negatif dari

Bandura (dalam Iswidarmanjaya dan Agung,

keragu-raguan yang mendorong individu

2005)

diri

untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan

sebagai suatu perasaan yang berisi kekuatan,

tanpa tergantung kepada pihak lain dan

kemampuan,

bertanggung jawab atas keputusan yang telah

mendefinisikan

dan

kepercayaan

keterampilan

untuk

melakukan atau menghasilkan sesuatu yang

ditetapkannya.

dilandasi keyakinan untuk sukses. Selanjutnya

Radenbach

(1998)

menyatakan bahwa percaya diri bukan berarti

Karakteristik Individu yang Percaya Diri

menjadi keras atau seseorang yang paling

Fatimah

(2006)

mengemukakan

sering menghibur dalam suatu kelompok,

beberapa ciri-ciri atau karakteristik individu

percaya diri tidak juga menjadi kebal

yang mempunyai rasa percaya diri yang

terhadap ketakutan. Percaya diri adalah

proporsional adalah sebagai berikut :

kemampuan

a.

mental

untuk

mengurangi

Percaya

akan

pengaruh negatif dari keragu-raguan, dengan

kompetensi

demikian biarkan rasa percaya diri setiap

membutuhkan

kemampuan

diri,

hingga

pujian,

atau tidak

pengakuan,

b.

c.

d.

e.

penerimaan ataupun hormat dari orang

terjadi

lain.

diantaranya

Tidak terdorong untuk menunjukkan

fisik. Percepatan yang berlipat ganda dalam

sikap konformis demi diterima oleh

perubahan

orang lain atau kelompok

perubahan bentuk tubuh, perubahan suara

Berani

menerima

dan

menghadapi

dan

dalam

fisik

ini

satu

perubahan-perubahan

seperti

sebagainya.

tinggi

Sedangkan

badan,

menurut

Wirowidjojo (dalam Sarwono, 1984) remaja

sendiri

adalah seorang yang pada jenjang waktu

Punya pengendalian diri yang baik (tidak

tertentu dalam tumbuh kembangnya antara

moody dan emosi stabil)

anak dan tingkat dewasa. Remaja ini telah

Memiliki internal locus of control

melewati masa anak sekolah dasar, tetapi

(memandang

belum sampai pada ambang pintu untuk

keberhasilan bergantung

atau

pada

usaha

memasuki alam kedewasaan.

sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib

g.

adalah

remaja

penolakan orang lain, berani menjadi diri

kegagalan,

f.

masa

atau

keadaan

serta

tidak

Istilah masa remaja digunakan untuk menunjukkan

masa

bergantung atau mengharapkan bantuan

ketergantungan

dan

orang lain)

dewasa pada ketergantungan terhadap diri

Mempunyai cara pandang yang positif

sendiri dan penentuan diri sendiri. Masa

terhadap diri sendiri, orang lain dan

remaja

situasi di luar dirinya

serangkaian perubahan fisiologis yang kritis,

Memiliki harapan yang realistik terhadap

yang membawa individu pada kematangan

diri sendiri, sehingga ketika harapan itu

fisik dan biologis (Semiun, 2006). Masa

terwujud, ia tetap mampu melihat sisi

remaja dimaksudkan sebagai periode transisi

positif dirinya dan situasi yang terjadi.

antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

ditandai

peralihan

dari

perlindungan

orang

dengan

munculnya

batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, tetapi kira-kira berawal dari usia 12

Remaja Remaja

adalah

suatu

peralihan

tahun sampai dengan akhir usia belasan, saat

antara akil balik (puberty) dan dewasa, suatu

pertumbuhan fisik hampir lengkap (Atkinson

masa pancaroba dalam perkembangan fisik,

dkk, 1993)

kognitif (cognitive), emosi dan sosial, juga

Berdasarkan

definisi

yang

merupakan suatu masa transisi dari kanak-

dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa

kanak menjadi dewasa (Tjokrohusada dalam

remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak

Sampoerno & Azwar, 1987).

menuju

Menurut

Prawiratirta

(dalam

dewasa,

menunjukkan

dari

ketergantungan

peralihan

masa dan

Gunarsa, 1983) masa remaja merupakan

perlindungan

masa transisi dari kanak-kanak menuju

ketergantungan terhadap diri sendiri dan

dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang

penentuan diri sendiri.

orang

dewasa

pada

kesanggupan untuk menangani berbagai Hubungan Antara Percaya Diri dengan

macam situasi. Selanjutnya Burns (dalam

Motivasi Berprestasi

Luxori,

Pada Siswa SMUN 1 Setu Bekasi

kepercayaan diri yang cukup, seseorang

2005)

individu

akan

mengatakan

dapat

dengan

mengaktualisasikan

Berdasarkan uraian di atas dapat

potensi yang dimilikinya dengan yakin dan

disimpulkan bahwa percaya diri merupakan

mantap. Kepercayaan yang tinggi sangat

penilaian

berperan dalam memberikan sumbangan

positif

terhadap

diri

sendiri

mengenai kemampuan, bakat kepemimpinan,

yang bermakna dalam proses

serta kemampuan mental untuk mengurangi

seseorang, karena apabila individu percaya

pengaruh

negatif

dirinya mampu untuk melakukan sesuatu,

memiliki

ketentraman

dari

keragu-raguan, mampu

maka akan timbul motivasi pada diri individu

menyalurkan segala yang individu ketahui

untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya.

dan segala yang individu kerjakan, serta

Selain

merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai

dilakukan oleh Gough (dalam Apollo, 2005)

tujuan di dalam kehidupan.

melaporkan bahwa siswa yang percaya

Menurut Agung

(2005)

diri,

kehidupan

Iswidharmanjaya kepercayaan

diri

itu

dari

hasil

penelitian

yang

dan

dirinya rendah lebih banyak tercatat siswa

bukan

tidak berprestasi, rendahnya tanggung jawab

merupakan aspek yang dibawa seseorang

sosial dan motivasinya.

sejak lahir. Terbentuknya kepercayaan diri

Menurut Winkel (dalam Tresnawati,

seseorang tidak lepas dari perkembangan

2001) motivasi berprestasi adalah suatu daya

manusia

penggerak

pada

perkembangan

umumnya,

khususnya

kepribadiannya.

Aspek

dalam

memperoleh

diri

suatu

seseorang

untuk

keberhasilan

dan

kepribadian inilah yang mempunyai fungsi

melibatkan diri dalam kegiatan, dimana

penting

manusia,

keberhasilan tergantung pada usaha pribadi

keberhasilan.

dan kemampuan yang dimiliki. Menurut

dalam

khususnya

kehidupan

dalam

Kepercayaan

diri

meraih juga

berperan

dalam

Atkinson (dalam Djaali, 2007), di antara

memberikan semangat serta motivasi kepada

kebutuhan

individu untuk dapat bereaksi secara tepat

kebutuhan untuk berprestasi, yaitu dorongan

terhadap tantangan dan kesempatan yang

untuk

datang

pada

merasakan

seseorang

berbagai

hidup

mengatasi

manusia,

hambatan,

terdapat

melatih

maupun

untuk

kekuatan, dan berusaha untuk melakukan

kebahagiaan

dalam

suatu pekerjaan yang sulit dengan cara yang

hidupnya.

baik dan secepat mungkin, atau dengan

Shauger (dalam Mahrita, 1997)

perkataan

lain

usaha

seseorang

untuk

menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

menemukan

anggapan seseorang tentang kompetensi dan

keunggulan. Seseorang yang mempunyai

keterampilan

motivasi

yang

dimiliki

serta

atau

berprestasi

melampaui

yang

tinggi

standar

pada

umumnya harapan akan suksesnya selalu

Menurut Mastuti dan Aswi (2008)

mengalahkan rasa takut akan mengalami

percaya diri akan membuat individu menjadi

kegagalan. Individu selalu merasa optimis

lebih mampu dalam memotivasi untuk

dalam

mengembangkan dan memperbaiki diri serta

mengerjakan

setiap

apa

yang

dihadapinya, sehingga setiap saat selalu

melakukan

termotivasi untuk mencapai tujuannya.

kelanjutannya. Wellington & Wellington

berbagai

inovasi

sebagai

Menurut Apollo (2005) bahwa siswa

(dalam Apollo, 2005) mengatakan murid-

yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi

murid yang mempunyai kepercayaan diri

menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi di

akan lebih cenderung termotivasi, rasa

sekolah. Sebaliknya siswa yang mempunyai

tanggung jawab dan kesungguhan dalam

motivasi berprestasi yang rendah akan

mencapai tujuan. Sikap percaya diri dibentuk

kesulitan dalam mengatur diri, hubungan

dengan belajar terus, tidak takut untuk

interpersonal

berbuat salah dan menerapkan pengetahuan

dengan

teman

sebaya

di

sekolah, kurang suka bergaul, tertekan,

yang sudah dipelajari.

kecemasan dan pesimisme terhadap masa depan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

Heckhausen

(dalam

Tresnawati,

diri

dapat

mempengaruhi

motivasi

2001) mengemukakan beberapa aspek dari

berprestasi individu. Karena dengan percaya

individu yang memiliki motivasi berprestasi

diri, individu dapat memotivasi dirinya

yang tinggi, yaitu : 1) Individu tersebut

mengenai

memiliki kepercayaan diri yang tinggi, 2)

mengambil

berorientasi

3)

sikap dan pandangan, harapan dan aspirasi

cenderung memilih tugas dalam tingkat

terhadap masa depan, serta ketakutan dan

kesukaran sedang, 4) tidak suka membuang-

kesedihannya.

buang waktu, 5) cenderung berteman dengan

Hipotesis

kepada

masa

depan,

pola

pikirnya,

keputusan,

sikap

dalam

nilai-nilai

moral,

orang yang memiliki kemampuan dan 6)

Berdasarkan tinjauan pustaka di

mengerjakan tugas dengan tangguh dan ulet.

atas, maka dapat ditarik hipotesis yaitu ada

Selain itu dari hasil penelitian yang telah

hubungan yang positif antara kepercayaan

diungkapkan oleh Marini tahun 2003 (dalam

diri dengan motivasi berprestasi pada remaja,

Rizkiyah, 2005), terungkap bahwa seseorang

di mana remaja yang memiliki kepercayaan

yang mempunyai motivasi berprestasi yang

diri yang tinggi akan memiliki motivasi

tinggi cenderung mempunyai tingkat tingkat

berprestasi yang tinggi pula dan sebaliknya.

kepercayaan diri yang tinggi, tanggung jawab, dan aktif dalam kehidupan sosial. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat

hubungan, yaitu menghubungkan antara variable satu dengan yang lain.

Total subjek dalam penelitian ini

tugas, membutuhkan umpan balik, tanggung

adalah sebanyak 79 siswa. Sampel penelitian

jawab, ketekunan, kesempatan untuk unggul,

yaitu siswa kelas 3 IPA sejumlah 40 siswa

dan berprestasi

dan kelas 3 IPS sejumlah 39 orang di SMUN

Uji validitas dalam penelitian ini

1 SETU Bekasi. Sedangkan metode yang

adalah dengan mengkolerasikan skor setiap

digunakan dalam pengambilan sampel adalah

item dengan total item (metode item total

dengan purposive sampling yaitu dengan

correlation), dengan menggunakan korelasi

menentukan kriteria-kriteria sampel yang

Product Moment dari Pearson (Azwar, 2006).

dibutuhkan dalam penelitian antara lain siswa

Sedangkan untuk menguji reliabilitas alat

dan siswi SMU kelas 3 dan berumur antara

ukur motivasi berprestasi dilakukan dengan

17-19 tahun.

menggunakan

Pada pengumpulan

penelitian data

ini

teknik

dilakukan

dengan

analisis

Alpha

Cronbach

(Azwar, 2006). Teknik analisis korelasi yaitu untuk

menggunakan angket atau kuesioner. Untuk

mengetahui

variabel kepercayaan diri digunakan skala

sebagai variabel Independent (X) terhadap

kepercayaan diri yang berbentuk skala likert

motivasi berprestasi siswa sebagai variabel

dan untuk variabel motivasi berprestasi

Dependent

digunakan skala yang berbentuk skala likert.

dengan bantuan program SPSS Versi 13.0

Pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kepercayaan diri disusun

hubungan

(Y).

kepercayaan

Analisis

ini

diri

dilakukan

for Windows. HASIL PENELITIAN

berdasarkan karakteristik kepercayaan diri

Penelitian ini dilaksanakan dengan

dari Fatimah (2006) yaitu percaya akan

mempersiapan alat ukur meliputi penyusunan

kemampuan dan kompetensi diri, tidak

skala kepercayaan diri dan Skala motivasi

konformis demi diterima oleh orang lain atau

berprestasi. Pada skala kepercayaan diri

kelompok, berani menghadapi penolakan

dipersiapkan 61 pernyataan, yang terdiri dari

orang lain, punya pengendalian diri yang

30 item favorabel dan 31 item unfavorabel.

baik, memiliki internal locus of control,

Sedangkan

mempunyai

positif

dipersiapkan 60 pernyataan, yang terdiri dari

terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di

31 item favorabel dan 29 item unfavorable.

luar dirinya, memiliki harapan yang realistik.

kemudian dilakukan pengambilan data yaitu

Sedangkan

yang

pada hari Senin tanggal 1 Maret 2009 di

motivasi

SMUN 1 Setu Bekasi. Peneliti memberikan

berprestasi yaitu dengan menggunakan skala

kuesioner kepada 79 subjek penelitian untuk

motivasi

digunakan

cara

pandang

pengumpulan untuk

yang

data

mengukur

skala

motivasi

berprestasi

berprestasi

yang

disusun

pengambilan data.

ciri-ciri

individu

dengan

Uji validitas dan Reliabilitas Skala

tinggi

menurut

Pada skala kepercayaan diri yang

McClelland (1987), yaitu: resiko pemilihan

disusun dengan menggunakan skala likert,

berdasarkan motivasi

berprestasi

dari 61 item yang digunakan, diperoleh 45

berprestasi pada sampel yang telah diambil

item yang valid, sementara 16 item yang lain

adalah normal..

dinyatakan gugur. Item valid memiliki nilai

Uji Linearitas dan Uji Hipotesis

korelasi antara 0,320 – 0,690, sedangkan

Pada penelitian ini didapat bahwa

pada uji reliabilitas dilakukan dengan teknik

variabel x (percaya diri) dan y (motivasi

Alpha Cronbach yang diperoleh dengan nilai

berprestasi)

reliabilitas sebesar 0,934. Pengujian validitas

linearitas menunjukkan nilai sig 0,000 (p <

dan reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan

0,05). Dengan demikian dapat dikatakan ada

program SPSS Versi 13.0

for Windows.

hubungan yang linear antara kepercayaan diri

Sedangkan pada skala motivasi berprestasi

dengan motivasi berprestasi pada siswa

yang disusun dengan menggunakan skala

SMUN 1 Setu Bekasi, sedangkan untuk uji

likert,

digunakan,

hipotesis berdasarkan analisis data yang

diperoleh 46 item yang valid, sementara 14

dilakukan dengan menggunakan korelasi

item yang lain dinyatakan gugur. Item valid

Product Moment Pearson (1 tailed) dibantu

memiliki nilai korelasi antara 0,312 – 0,662,

dengan program SPSS Ver 13 for Windows.

sedangkan pada uji reliabilitas dilakukan

Dari hasil analisis data diketahui bahwa

dengan

yang

koefisien korelasi Pearson yang diperoleh

diperoleh dengan nilai reliabilitas sebesar

sebesar 0,525 dengan nilai sig.(1-tailed)

0,934. Pengujian validitas dan reliabilitas ini

sebesar 0,000. dengan demikian hipotesis

dilakukan dengan bantuan program SPSS

yang menyatakan ada hubungan antara

Versi 13.0 for Windows.

kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi

Uji Normalitas

pada

dari

60

teknik

item

Alpha

yang

Cronbach

Uji normalitas dilakukan dengan

linear,

siswa

karena

SMUN

1

pada

SETU

tabel

Bekasi,

hubungannya bersifat positif yaitu apabila

bantuan program SPSS Ver 13 for Windows

kepercayaan

dan menggunakan One-Sample Kolmogorov-

semakin tinggi pula motivasi berprestasi dari

Smirnov Tes

seseorang

untuk menguji normalitas

sebaran skor. Hasil bahwa

pada

diri

dan

semakin

tinggi

sebaliknya.

Hal

maka

ini

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini pengujian tabel

menunjukkan

Kolmogorov-Smirnov

diterima. Pembahasan

untuk skala kepercayaan diri menunjukkan

Berdasarkan penelitian ini diketahui

angka 0,078 (p > 0,05). Dengan demikian

bahwa hipotesis diterima, dengan demikian

distribusi kepercayaan diri pada sampel yang

terdapat hubungan yang signifikan dengan

telah diambil adalah normal. Selain itu, hasil

arah yang positif antara kepercayaan diri

pengujian normalitas pada skala motivasi

dengan motivasi berprestasi pada siswa

berprestasi menunjukkan angka 0,200 (p >

SMUN 1 SETU Bekasi.

0,05). Dengan demikian distribusi motivasi

Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan angka positif yaitu sebesar

0,525, hal ini berarti terdapat kecenderungan

dan

semakin tinggi kepercayaan diri maka akan

dihadapinya. Sementara itu, kepercayaan diri

semakin tinggi pula motivasi berprestasi

yang rendah akan mengakibatkan hal yang

yang dimiliki siswa SMUN 1SETU Bekasi.

buruk bagi siswa SMUN 1 SETU Bekasi dan

Semakin tinggi kepercayaan diri

mengambil

mempengaruhi

kesempatan

yang

kemampuannya

dalam

maka akan semakin tinggi pula motivasi

mengahadapi setiap permasalahan. Semakin

berprestasi yang dimiliki oleh siswa SMUN 1

mereka kehilangan kepercayaan diri maka

SETU Bekasi. Hal ini dimungkinkan karena

akan semakin menghambat mereka dalam

siswa yang mempunyai kepercayaan diri

mengembangkan potensi diri, pesimis dalam

yang tinggi mempunyai kepercayaan akan

menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu

kemampuan sendiri yang memadai dan

dalam menyampaikan gagasan, bimbang

menyadari akan kemampuan yang dimiliki,

dalam

serta dapat memanfaatkannya secara tepat

membanding-bandingkan

(Iswidharmanjaya & Agung, 2004).

orang lain.

Individu

dapat

mempunyai

menentukan

Hasil

pilihan

dan

sering

dirinya

penelitian

dengan

menunjukkan

kepercayaan diri yang baik apabila individu

bahwa siswa SMUN 1 SETU Bekasi

tersebut

terhadap

memiliki tingkat kepercayaan diri pada

kemampuan diri sendiri dan menghargai diri

kategori rata-rata. Yang dapat dilihat dari

sendiri secara positif, yakin akan kemampuan

mean empirik sebesar 127,47. Selanjutnya

diri sendiri tanpa terpengaruh oleh sikap atau

untuk motivasi berprestasi diperoleh mean

pendapat orang lain, merasa optimis, tenang,

empirik sebesar 144,05 yang berada pada

aman, tidak mudah cemas dan tidak ragu-

kategori tinggi.

cenderung

ragu

realistik

menghadapi

(Iswidharmanjaya

kepercayaan

diri

yang

cukup dan tingkat motivasi berprestasi yang

Berdasarkan uraian diatas maka subjek

baik pada siswa SMUN 1 SETU Bekasi

penelitian

dapat

cenderung diri

yang

Agung,

Dengan

2004).

kepercayaan

&

permasalahan

mempunyai tinggi

sehingga

memungkinkan

berprestasi,

yang

Siswa

menghadapi

merasa

setiap

optimis

permasalahan,

dalam

menjadi

pribadi yang selalu menghadapi tantangan,

mereka dapat menyadari atas kemampuan dimiliki,

mereka

ingin

mencapai

kesuksesan.

yang memiliki kepercayaan diri

serta

memungkinkan pula siswa menjadi lebih

mereka tidak terpengaruh oleh pendapat

bertanggung jawab, optimis, bersifat realistik

orang lain dan tidak ragu-ragu dalam setiap

terhadap kemampuan yang dimiliki, serta

permasalahan yang mereka hadapi.

tidak mudah cemas dan ragu-ragu dalam

Kepercayaan diri juga merupakan

menghadapi

setiap

permasalahan

yang

modal dasar untuk pengembangan dalam

dihadapi. Sebaliknya siswa yang memiliki

aktualisasi

segala

kepercayaan diri dan motivasi berbprestasi

kemampuan dalam diri). Berani bertindak

yang rendah akan bersikap pesimis akan

diri

(eksplorasi

kemampuan yang dimiliki, merasa bimbang

melakukan penelitian bukan hanya di

dan juga selalu membandingkan dirinya

SMU saja, tetapi juga bisa dilakukan di

dengan orang lain.

SMK atau sekolah menengah atas

Kesimpulan

lainnya. Sehingga lebih menggambarkan Berdasarkan hasil penelitian,

dari karakteristik kepercayaan diri pada

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan dengan arah yang positif

antara

kepercayaan

3.

Diharapkan bagi orang tua yang anaknya

dengan

menuntut ilmu di SMU agar dapat

motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1

memberikan dukungan dan masukan-

SETU

masukan untuk membantu sang anak

Bekasi.

Dimana

diri

remaja pada umumnya.

semakin

tinggi

kepercayaan diri maka akan semakin tinggi

dalam

pula motivasi berprestasi yang dimiliki oleh

dirinya agar dapat terus termotivasi

siswa SMUN 1 SETU Bekasi.

untuk mendapatkan hasil yang terbaik di

Saran

sekolahnya. Berdasarkan hasil penelitian

maka

diajukan beberapa saran sebagai

4.

mengembangkan

kepercayaan

Bagi penulis selanjutnya, diharapkan untuk menindaklanjuti hasil penelitian

berikut :

ini dengan penelitian lanjutan serta

1.

Karena hasil penelitian menunjukkan

dengan subjek yang berbeda, seperti

kepercayaan diri mempunyai hubungan

subjek dengan kelas sosial ekonomi

dengan

maka

yang rendah. Dengan cara ini diharapkan

ingin

dapat memperkaya ilmu pengetahuan

tinggi

khususnya

motivasi

diharapkan

bagi

berprestasi, siswa

melanjutkan

ke

diharapkan

lebih

yang

perguruan

meningkatkan

dibidang

psikologi

DAFTAR PUSTAKA Alwisol. (2004). Psikologi Jakarta : UMM Press.

kepribadian.

pendidikan.

kepercayaan dirinya melalui belajar berdiskusi

dengan

teman,

ikut

extrakulikuler agar dapat berprestasi di perguruan tinggi yang ia jalani. Dengan kepercayaan diri siswa yang tinggi tersebut dapat memotivasi dirinya untuk selalu merasa optimis dan dapat bersaing untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 2.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 79 siswa dan hanya menggunakan salah satu SMU sebagai sampelnya karena keterbatasan waktu dan biaya. Maka diharapkan untuk peneliti

selanjutnya

agar

dapat

Atkinson, R. L,. Atkinson, R. C., Smith, E. E. & Bem, D. J. (1993). Pengantar psikologi. Alih Bahasa: Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara Atkinson, J. & Raynor, J. (1978). Personality, motivation & achievement. New York : Halstead Press, John Willey & Sons. Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Angelis, B. D. (2005). Confidence : percaya diri sumber sukses dan kemandirian.

Jakarta : Utama.

PT.

Gramedia

Pustaka

Apollo. (2005). Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. 3, 46-63. Centi, P. J. (1993). Mengapa rendah diri. Kanisius : Jakarta. Djaali, H. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Djaali, H. (2000). Psikologi pendidikan. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Dimyati & Mudjiono. (1992). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta. Fatimah, E. (2006). Psikologi perkembangan : perkembangan peserta didik. Bandung : Pustaka Setia Gage, N. L & Berliner, D. C. (1992). Educational psychologi. 5th ed. Boston : Houghton Mifflin Company. Gunarsa, S. D & Gunarsa, Yulia. S. D. (1983). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia Hakim, T. (2004). Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta : Puspa Swara Hurlock, E.B. (1993). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang tentang kehidupan. (Alih Bahasa: Istiwidayanti & Soejarwo). Jakarta:Erlangga.

Iswidharmanjaya, A dan Agung, G. (2005). Satu hari menjadi lebih percaya diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Kartono, Kartini. (1990). Psikologi anak. Bandung : Mandar Maju. Luxori, Y. (2005). Percaya diri. Jakarta : Khalifa.

Lie, A. (2003). 1001 Cara menumbuhkan rasa percaya diri anak. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita. Munandar, A. S., (2001). Psikologi industri & organisasi. Jakarta : Penerbit UI. McClelland, D. C. (1987). Human motivation. New York : Cambridge University. Mahrita, E. (1997). Pengembangan inventori kepercayaan diri (penelitian reliabilitas, validitas dan norma pada sampel mahasiswa berusia 18-27 tahun di Jakarta dan sekitarnya). skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Muchtar, R & Manan, A. M (1993). Remaja pelajar SMU dan lingkungan sosial: permasalahan dan upaya mereka mengatasinya. Jurnal Masyarakat Indonesia. 20, 387-397. Riyanti, D.B.P & Prabowo, H. (1998). Psikologi umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma. Redenbach, R. (1998). Tampil penuh dengan percaya diri. Jakarta : PT. Handal Niaga Pustaka. Rifa’I,

M. S. S. (1984). Psikologi perkembangan remaja dari segi kehidupan sosial. Bandung: Bina Aksara

Rizkiyah. (2005). Hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan kepercayaan diri remaja awal siswa kelas XI IPS SMAN 5 Bekasi. skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam AsSyafi’iyah. Singarimbun, M & Effendi, S. (1989). Metode penelitian survai. Jakarta : PT. Midas Surya Grafindo

Sampoerna, D & Azwar, A. (1987). Perkawinan dan kehamilan pada wanita muda usia. Jakarta: Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Sarwono, S. W. (1984). Perkawinan remaja. Jakarta: PT. Sinar Agape Press Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Kanisius Sarwono, S.W. (2002). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Press. Tresnawati, F. L. (2001). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepercayaan diri pada siswa kelas 3 IPS SMUN 15. Jakarta Utara. skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Persada.YAI. Woolfolk, A. E. (1993). Educational psychologi. 4th ed. Englewood Cliff New Jersey : Prentice Hall Inc.