HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: LISTYARINI OKTAVIANA F 100 090 008
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: LISTYARINI OKTAVIANA F 100 090 008
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING
LISTYARINI OKTAVIANA W.S Hertinjung, S.Psi., M.Psi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) mengetahui hubungan antara konformitas dengan kecenderungan perilaku bullying siswa 2) mengetahui tingkat konformitas siswa 3) mengetahui tingkat kecenderungan perilaku bullying siswa 4) mengetahui sumbangan efektif konformitas terhadap kecenderungan perilaku bullying siswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konformitas dengan Kecenderungan perilaku bullying. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Harapan, Kartasura yang berjumlah 80 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive non random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala konformitas dan skala kecenderungan perilaku bullying. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis Product moment diperoleh nilai koefisien kolerasi rxy sebesar = 0,604; p = 0,000 (p<0,01) yang menunjukkan ada kolerasi positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan Kecenderungan perilaku bullying. Sumbangan efektif dari kedua variabel ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar = 0,365 yang menunjukkan bahwa konformitas mempengaruhi variabel kecenderungan perilaku bullying sebesar = 36,5% dan 63,5% sisanya dipengaruhi variabel lainnya. Subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat konformitas tergolong kategori sedang dengan rerata empirik sebesar = 82,22 dan rerata hipotetik sebesar = 82,5 subjek juga mempunyai kecenderungan perilaku bullying yang rendah dengan rerata empirik sebesar = 52,70 dan rerata hipotetik sebesar 67,5.
Kata kunci: konformitas, kecenderungan perilaku bullying
v
siswa maupun siswa terhadap siswa
PENDAHULUAN Pada masa remaja, terjadi
lainnya (Wiyani, 2012).
proses pencarian jati diri dimana
Perilaku bullying di kalangan
remaja banyak melakukan interaksi
remaja bukan merupakan hal yang
dengan lingkungan sosialnya dan
baru.
sekolah merupakan salah satu tempat
berpeluang besar untuk ditiru karena
yang terdekat dari remaja untuk
perilaku
bersosialisasi
banyak dilakukan oleh siswa terlebih
banyak
sehingga
menghabiskan
sekolah,
mulai
dari
pelajaran
yang
sampai
memenuhi
remaja waktu
Perilaku
ini
negatif
tersebut
kemungkinan
besar
di
remaja. Seorang remaja cenderung
memahami
melakukan bullying setelah mereka
guru
pernah menjadi korban bullying oleh
kebutuhan
seseorang yang lebih kuat, misalnya
bersosialisai dengan teman-teman
oleh orang tua, kakak kandung,
(Kumara, 2012). Namun sekolah
kakak kelas atau teman sebaya yang
dapat
lebih
menjadi
diberikan
lingkungan
yang
dominan
(Levianti, 2008).
menimbulkan masalah emosi dan
Menurut
perilaku pada remaja. Salah satu
merupakan hasrat untuk menyakiti.
permasalahan
Hasrat ini diperlihatkan ke dalam
terjadinya
tersebut
tindak
adalah
kekerasan
di
aksi,
Rigby
(2007)
menyebabkan
bullying
seseorang
sekolah atau School Bullying, baik
menderita. Aksi ini dilakukan secara
yang dilakukan oleh guru terhadap
langsung
oleh
seseorang
atau
kelompok yang lebih kuat, tidak 1
bertanggung berulang,
jawab,
dan dilakukan
biasanya
tidak dianggap sebagai manusia,
dengan
kelas dua dianggap sebagai manusia,
perasaan senang. Hasil penelitian
dan
yang dilakukan oleh Yayasan Semai
sebagai dewa. (Akuntono, sumber:
Jiwa Amini (Sejiwa), Plan Indonesia
kompas.com, 2011). Hal tersebut
dan Universitas Indonesia terhadap
seperti yang dialami oleh Novia
sekitar 1233 pelajar SD, SMP dan
Yuma
SMA di Jakarta, Yogyakarta dan
merupakan siswi SMAN 70 Jakarta
Surabaya
pada
mengungkapkan
siswa
kelas
Shanti
tiga
alias
dianggap
Vhia
yang
tahun
2008,
yang terjadi pada bulan April 2010.
bahwa
kasus
Vhia
dihardik,
dipukul
dan
bullying yang terjadi di SMP sebesar
dicengkeram oleh tiga seniornya
66,1 % sedangkan di SMA sebesar
hingga lebam-lebam hanya gara-gara
67,9 %. Kekerasan di tingkat SMA
tidak memakai kaos dalam (kaos
terbanyak terjadi di Jakarta (72,7%),
singlet).
kemudian di ikuti Surabaya (67,2%)
memberikan
dan terakhir Yogyakarta (63,8%).
aturan
Adapun bentuk bullying meliputi
diterapkan oleh seniornya, bukan
bullying verbal, psikologis serta fisik
oleh
(Anonim, sumber: Sejiwa.org, 2008).
seniornya
Salah
satu
kasus
bullying
telah
berusaha
penjelasan
memakai
sekolah. tetap
singlet
Namun tidak
bahwa itu
ketiga mau
mendengar dan terus memarahi Vhia
adalah kasus bulying di SMAN 70
(Dewi,
Jakarta di mana para siswa kelas satu
2010). 2
Vhia
sumber:
tabloidnova.com,
Usman fenomena karena
(2013)
menyatakan
bullying dapat ada
faktor
Apabila remaja sudah terikat dalam
terjadi
suatu
penyebab
kelompok
pertemanan,
biasanya
remaja
terjadinya perilaku tersebut antara
mengikuti
apa
lain
faktor
dalam kelompok tersebut. Sebagai
interpersonal siswa dengan orangtua,
contoh remaja yang mencoba untuk
faktor pengaruh teman sebaya, dan
merokok karena alasan ingin tahu
faktor
Faktor
atau ingin melepaskan diri dari rasa
yang
sakit fisik atau jiwa dan ingin
menimbulkan
mengikuti kelompoknya. Sehingga
faktor
kepribadian,
iklim
pengaruh
sekolah.
teman
sebaya
berisiko
kecenderungan munculnya perilaku
pengaruh
bullying pada remaja karena pada
memunculkan
masa
konformitas
remaja,
individu
akan
melepaskan diri dari keluarga dan
akan
yang
teman
selalu
diinginkan
sebaya
akan
terjadinya di
dalam
suatu
kelompok tersebut.
banyak menghabiskan waktu dengan
Bullying merupakan fenomena
bersosialisai dan berinteraksi dengan
sosial yang luas yang melibatkan
lingkungan sosial. Hal ini serupa
individu dan kelompok (Gini, 2006).
dengan pendapat Papalia & Feldman
Bullying dapat dianggap sebagai
(2009) seorang remaja akan banyak
proses
menghabiskan waktu lebih banyak
kelompok dapat merasa dimanipulasi
dengan teman sebaya dari pada
oleh pemimpin kelompoknya dan
berinteraksi
mungkin mengalami tekanan untuk
dengan
keluarga. 3
kelompok.
Para
anggota
menyesuaikan perilaku (Huitsing &
Konformitas
Veenstra, 2012). Apabila remaja
Kecenderungan Perilaku Bullying.
sudah terikat dalam suatu kelompok
TUJUAN PENELITIAN
akan cenderung mengikuti aturan apa
yang
diinginkan
1. Mengetahui
dalam
dengan
hubungan
konformitas
antara dengan
kelompoknya karena hanya ingin
kecenderungan perilaku bullying
mendapatkan suatu pengakuan dari
siswa.
kelompoknya.
Remaja
ingin
2. Mengetahui tingkat konformitas
kehadirannya diakui sebagai bagian
siswa.
dari komunitas remaja secara umum
3. Mengetahui
tingkat
dan bagian dari kelompok sebaya
kecenderungan perilaku bullying
secara khusus (Meilinda, 2013).
siswa.
Berdasarkan uraian yang telah
4. Mengetahui sumbangan efektif
disampaikan, maka rumusan masalah
konformitas
pada penelitian ini adalah “apakah
kecenderungan perilaku bullying
terdapat
siswa.
hubungan
antara
konformitas dengan kecenderungan
MANFAAT
perilaku bullying?” dari rumusan
1. Manfaat Teoritis
masalah tersebut peneliti tertarik untuk berjudul
mengadakan “Hubungan
terhadap
Penelitian ini diharapkan dapat
penelitian
digunakan
antara
dalam
pengembangan
ilmu Psikologi terutama Psikologi Sosial dan Psikologi Pendidikan. 4
2. Manfaat Praktis
sikap dan perilaku yang baik dan
a. Bagi sekolah dan guru
tidak
Diharapkan penelitian ini dapat
melakukan
perbuatan
yang
membuka informasi tentang masalah
perilaku bullying.
konformitas dan bullying agar pihak
c. Bagi orang tua
sekolah meningkatkan kesadaran dan
perbuatan-
mengarah
Penelitian
pada
ini
dapat
perhatian terhadap siswa
berupa
memberikan
pengembangan
tentang
dampak bullying. Sehingga orangtua
masalah dan penanganan bullying
dapat lebih memberikan dorongan
antar
positif
kelas
memberikan bahaya
konsep
atau
siswa
konseling
perilaku
bullying
serta tentang
kepada
terhindar
yang
informasi
anak
dari
tentang
agar
anak
kecenderungan
perilaku bullying.
diakibatkan oleh pengaruh teman
d. Bagi mahasiswa
sebaya.
Diharapkan penelitian ini dapat
b. Bagi siswa
menjadi referensi bagi peneliti lain
Diharapakan
dapat
yang akan melakukan penelitian
memberikan sumbangan informasi
sejenis sehingga mampu menjadi
mengenai
acuan
keterkaitan
antara
dalam
penyempurnaan
konformitas dengan kecenderungan
penelitian yang sejenis.
perilaku bullying sehingga dalam
METODE
pergaulan
dengan
kelompoknya
Subjek yang diambil dalam
semua siswa mampu menampilkan
penelitian adalah siswa-siswi SMK 5
Harapan Kartasura kelas X dan XI
semakin rendah pula kecenderungan
sebanyak
perilaku bullying.
80
orang.
Dengan
menggunakan teknik pengambilan
Menurut
Rigby
(2007)
sampel cluster random sampling.
bullying merupakan hasrat untuk
Metode
menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan
pengumpulan
data
menggunakan skala konformitas dan
ke
skala kecenderungan perilaku bullying.
seseorang
menderita.
dilakukan
secara
Teknik
analisis
data
menggunakan
korelasi product moment.
dalam
aksi,
menyebabkan Aksi
langsung
ini oleh
seseorang atau kelompok yang lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN
kuat, Berdasarkan
tidak
bertanggung
jawab,
hasil biasanya berulang, dan dilakukan
perhitungan analisis product moment dengan
perasaan
senang.
diperoleh nilai koefisien korelasi r = Sebagaimana
yang
telah
dikemukakan
para
ahli,
0,604; p = 0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan kecenderungan
perilaku
bullying
positif yang sangat signifikan antara terbentuk dari banyak faktor yang konformitas dengan kecenderungan mempengaruhi diantaranya faktor perilaku bullying. Artinya semakin pengaruh
kelompok.
Di
dalam
tinggi konformitas maka semakin hubungan tinggi
kecenderungan
sosial
remaja
akan
perilaku mengalami perubahan penyesuaian
bullying dan sebaliknya semakin dengan lingkungan di luar keluarga, rendah
konformitas
maka
akan seperti lebih banyak menghabiskan 6
waktu bersama teman sehingga akan
merupakan
meningkatnya pengaruh kelompok
menyimpang. Hal sesuai dengan
teman sebaya. Hal ini membuat
pendapat Levianti (2008) jumlah
pengaruh
siswa
yang
kelompok
kuat
sebaya.
terhadap
Di
perbuatan
yang
banyak
yang
melakukan
dalam
bullying dilakukan oleh siswa yang
kelompok teman sebaya memiliki
berpengaruh di kelas, maka siswa
aturan tertentu yang harus dipatuhi
lain
oleh
tindakan
para anggotanya. Sehingga
cenderung
ikut
melakukan
bullying
sehingga
faktor pengaruh teman sebaya akan
kelompok
memunculkan
memberikan pengaruh kepada siswa
konformitas
terjadinya di
dalam
suatu
untuk
kelompok tersebut. Monks
teman
sekelas
berperilaku
sama
akan
dengan
mayoritas teman dalam satu kelas. dkk,
2004
Pepler
dan
Craig
(1995)
mengatakan remaja yang memiliki
menemukan
tingkat konformitas yang tinggi akan
sebaya memiliki pengaruh sebesar
lebih banyak bergantung pada aturan
85% pada situasi bullying, yang
dan
di
artinya bullying memiliki pengaruh
remaja
tidak hanya pada pelaku dan korban
norma
kelompok,
yang
berlaku
sehingga
cenderung mengatribusikan setiap
melainkan
aktivitasnya
yang
kelompok, walaupun
sebagai bukan
usaha
tindakan
usaha sendiri
juga
teman-teman
individu-individu
menyaksikan bullying dan
individu-individu yang mendengar
tersebut 7
bahwa
mengenai
kemunculan
tindak
periode dari meningginya emosi,
bullying tersebut.
“saat badai dan tekanan”.
Berdasarkan
hasil
analisis
Sedangkan
untuk
hasil
analisis
diketahui konformitas pada subjek
kecenderungan
penelitian tergolong sedang, hal ini
tergolong rendah, hal ini ditunjukkan
ditunjukkan dari hasil rerata empirik
dari hasil rerata empirik (RE) =
(RE) = 82,22 dan rerata hipotetik
52,70 dan rerata hipotetik (RH) =
(RH) = 82,5. Hal ini sesuai kondisi
67,5. Hasil ini menunjukkan kondisi
para siswa yang masih dalam taraf
mayoritas subjek penelitian memiliki
perkembangan mencari identitas diri.
kecenderungan
Masa remaja merupakan masa labil,
artinya secara umum atau sebagian
yaitu transisi antara masa anak-anak
besar siswa-siswi SMK Harapan
dan masa dewasa. Menurut Piaget
tidak menunjukkan perilaku yang
(Hurlock, 2008) secara psikologis
mengarah
masa remaja adalah usia dimana
perilaku bullying.
individu
berinteraksi
dengan
perilaku
perilaku
pada
bullying
bullying,
tindakan
Sumbangan
atau
efektif
masyarakat dewasa, tidak merasa di
konformitas terhadap kecenderungan
bawah tingkat orang-orang yang
perilaku bullying sebesar 36,5%
lebih tua melainkan berada dalam
maka masih terdapat 63,5% faktor-
tingkat
faktor
yang
kurangnya
sama,
dalam
sekurang-
masalah
hak.
kecenderungan
Menurut tradisi, masa remaja adalah
selain 8
yang
mempengaruhi perilaku
bullying
variabel seperti pengaruh
keluarga, karakteristik anak sebagai
subyektivitas.
pelaku, adanya tradisi siswa secara
peneliti lain lebih memperhatikan hal
turun-temurun di lingkungan sekolah
tersebut
serta
dapat
melengkapi
(senioritas),
dengan
dokumentasi,
observasi,
dan
rendahnya
Oleh
pengawasan dan bimbingan etika
wawancara
dari guru (Astuti, 2008).
mengungkapkan
Hasil
penelitian
fenomena
menunjukkan ada hubungan positif yang
sangat
signifikan
karena
agar
secara
itu
dapat
lebih lebih
banyak objektif
berkaitan dengan perilaku bullying.
antara
KESIMPULAN DAN SARAN
konformitas dengan kecendrungan
KESIMPULAN
perilaku bullying namun terdapat
Berdasarkan
hasil
analisis
keterbatasan penelitian yang perlu
data dan pembahasan, maka dapat
diperhatikan, Adanya
antara
pernyataan
lain
yaitu
diambil kesimpulan sebagai berikut :
yang
rancu
1. Ada hubungan positif yang sangat
dalam aitem-aitem yang digunakan
signifikan
sebagai alat ukur di penelitian ini
dengan kecenderungan perilaku
serta
bullying. Hal ini dapat dilihat dari
komposisi
variabel-variabel
bentuk-bentuk
konformitas
yang
hasil perhitungan product moment
kurang seimbang jumlahnya dan
diperoleh nilai koefisien korelasi
pemilihan dalam mengambil sampel
r sebesar = 0,604 dan signifikansi
yang
(p) = 0,000; (p<0,01).
tidak
memungkinkan
penelitian
antara
sesuai
sehingga
tejadinya
bias 9
2. Sumbangan efektif konformitas
(RE) sebesar 52,70 dengan rerata
dengan kecenderungan perilaku bullying
menunjukan
hipotetik (RH) sebesar 67,5.
bahwa
SARAN
koefisien determinan (r2) sebesar 1.
1. Bagi pihak sekolah
0,365. Hal ini menunjukan bahwa
Diharapkan
variabel
konformitas
memberi
tingkat
mempertahankan
kecenderungan
perilaku
sumbangan efektif sebesar 36,5 %
bullying para siswa yang termasuk
dalam
ke dalam kategori rendah sekaligus
mempengaruhi
kecenderungan perilaku bullying,
mampu
sedangkan
yang positif pada para siswa. Oleh
sisanya
63,5%
dipengaruhi oleh variabel lain.
membentuk
konformitas
karena itu guru khususnya kepala
3. Tingkat konformitas termasuk ke
sekolah
mendukung
serta
dalam kategori sedang. Hal ini
mengarahkan perilaku siswa-siswi
ditunjukan
oleh
hasil
rerata
ke arah konformitas yang lebih
sebesar
82,22
positif dengan mengadakan kegiatan
empirik
(RE)
dengan
rerata hipotetik (RH)
ekstrakurikuler
sebesar 82,5.
termasuk
akademis
maupun non akademis yang diikuti
4. Tingkat kecenderungan perilaku bullying
baik
ke
secara
dalam
berkelompok
maupun
individual yang digunakan
guru
kategori rendah. Hal ini dapat
sebagai sarana menanamkan nilai-
dilihat dari hasil rerata empirik
nilai
sosial
dan
meningkatkan
prestasi sekolah. Membuat sanksi 10
atau
aturan
mendidikan
yang 3. bagi
tegas siswa
dan
3. Bagi orang tua
pelaku
Diharapkan
orang
tua
bullying agar dapat menimbulkan
menanamkan
kepada
efek jera.
moral, etika
dan
2. Bagi subjek penelitian
menjalani kehidupan sehari-hari agar
Diharapkan
anak
agama
nilai dalam
dapat
anak dapat menghargai orang lain
mempertahankan sikap dan perilaku
dalam berinteraksi dengan teman dan
yang
lingkungan sekitar.
sudah
baik,
sekaligus
memperbaiki sikap 4. dan perilaku
4. Bagi peneliti selanjutnya
yang buruk, dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan
yang
Bagi peneliti selanjutnya yang
positif
tertarik
untuk
misalnya masuk dalam organisasi
konformitas
OSIS,
teman
Karang
Taruna,
selektif
meneliti
terhadap
sebaya
tentang kelompok
disarankan
untuk
memilih teman pergaulan, agar dapat
mencermati faktor-faktor lain yang
menghindari perilaku bullying serta
berpengaruh
meningkatkan penerimaan diri yang
terhadap kelompok teman sebaya,
positif agar mampu menentukan
seperti
kapan harus bersikap konformis dan
keseragaman suara, respon umum,
kapan
kohesif, status, jenis tugas, dan
harus
memegang
teguh
dalam
konformitas
ukuran
kelompok,
pendirian untuk tidak mengikuti
komitmen sebelumnya.
aturan
disarankan
kelompok
terlebih
yang
bersifat negatif.
menggunakan
metode pengumpulan data atau alat 11
untuk
Selain itu
ukur
yang
misalnya
lebih
Gini. (2006). Bullying as a Social Process: the Role of Group Membership in Students Perception of Inter-Group Aggression at School. Journal of School Psychology. Vol. 44, p. 51-65.
komprehensif
dengan
metode
dokumentasi, observasi, wawancara, sehingga
lebih
objektif
dalam
mengukur perilaku bullying. Kumara, A. (2012). Kesehatan Mental di Sekolah. Faturochman, dkk. Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat, hal 30. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA Akuntono, I. (2011). Bullying di SMA 70 Jakarta Bukan Aksi Spontan. Artikel. http://edukasi.kompas.com. Diakses pada hari Rabu 13 November 2013 pukul 09.30 WIB.
Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Vol. 6 No 1.
Anonim. (2008). Penelitian Mengenai Kekerasan di Sekolah. Artikel. http://sejiwa.org.com. Diakses pada hari Sabtu 7 Desember 2013 pukul 14.28 WIB.
Rigby, K. (2007). Bullying in School: And What To Do About It. Australia: ACER Press. Diakses pada hari Rabu 13 November 2013 pukul 09.47. Meilinda, E. (2013). Hubungan Antara Penerimaan Diri dan Konformitas Terhadap Intensi Merokok Pada Remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda. eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor 1, p. 9-22.
Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying. 3 Cara Efekti Mengatasi K.P.A (Kekerasan Pada Anak). Jakarta: PT. Grasindo. Dewi, S. (2010). Peristiwa Bullying di SMAN 70 Jakarta. Artikel. http://www.tabloidnova.com.
Monks, F.J. Knoers, A.M.P. Haditono, S.R. 2004. Psikologi
12
Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
study. Exceptionality Education Canada, No5, p. 81-95
Papalia, D.E., Old, S.W & Feldman.(2009). Human Development. Perkembangan Manusia. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Usman, I. (2013). Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah Dan Perilaku bullying. Jurnal Humanistik. Vol X No. 1, p. 4960.
Pepler, D., & Craig, W. (1995). Peer processes in bullying and victimization: An observational
Wiyani, N.A. (2012). Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
13