HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN

Download *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ... kemungkinan adanya pengaruh dari tingkat pendidikan yang dimiliki pasie...

0 downloads 458 Views 180KB Size
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS WAWONASA KECAMATAN SINGKIL MANADO TAHUN 2013 CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND LEVEL EDUCATION WITH LEVEL PATIENT CONTENTED PUBLIC HEALTH GUARANTEE AT WORK AREA PUBLIC HEALTH CENTER WAWONASA DISTRICT SINGKIL MANADO 2013 Christine Laurina Louisa Maabuat*, Franckie R.R.Maramis* , Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT Background: Jamkesmas's program develops someway health preserve management that embraces third thing which directed to by healthcare upgrade to be able to effectively and efficient increase society health degree, that cost operation healthcare can more reached by indigent society, health effort generalization with role and that society one any one gets to live it up healthy. In the execution of Jamkesmas program, theres still Jamkesmas patient wich less own the awareness to used the Jamkesmas participants. This indicates a possibility that the patients has lack in knowledged as a Jamkesmas participants about the use in gaining the health services and a possibility of an influence from education levels that owned by the Jamkesmas patients itself so that may influence the level of satisfactions of the Jamkesmas patient to the provided health services which given by the health services provider in this case is puskesmas and its network. Research method : This study applying analyses observational method by using cross sectional approach. The total samples in this study were 68 with a request criteria were collected through interview technique by using knowledge and level guarantee patient questionnaire. The statistical tests were used to analyze the correlation between variables using chi square. Observational result : Result observationaling to point out that largely Jamkesmas's patient knowledgeable good (70,6%), SMP'S education zoom and SMA (77,9 ) and level satisfactory patients (54,5%). Conclusion : Analysis's result data points out to exist among science with level contented Jamkesmas's patient and has no wherewith relationship among education with level contented Jamkesmas's patient at public helath center Wawonasa Singkil's district Manado's city. Keywords: Knowledge And Level Education With Level Patient Contented Public Health Guarantee ABSTRAK Latar belakang: Program Jamkesmas mengembangkan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang merangkum ketiga hal yang diarahkan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pengendalian biaya agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh masyarakat miskin, pemerataan upaya kesehatan dengan peran serta masyarakat agar setiap orang dapat menikmati hidup sehat. Dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa masih ada pasien Jamkesmas yang kurang memiliki kesadaran untuk memanfaatkan kepesertaan Jamkesmas yang mereka miliki, hal ini mengindikasikan kemungkinan kurangnya pengetahuan pasien sebagai peserta Jamkesmas tentang manfaat Jamkesmas dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan kemungkinan adanya pengaruh dari tingkat pendidikan yang dimiliki pasien Jamkesmas itu sendiri sehingga hal itu mungkin saja dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemberi layanan kesehatan dalam hal ini puskesmas dan jaringannya. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cros sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 68 sampel dengan pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan, dan kepuasan pasien. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien Jamkesmas berpengetahuan baik (70,6%), tingkat pendidikan SMP dan SMA (77,9) dan tingkat kepuasan pasien (54,5%). Kesimpulan: Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di puskesmas Wawonasa kecamatan Singkil kota Manado. Kata kunci : Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kepuasan Pasien, Jaminan Kesehatan Masyarakat

1

Puskesmas merupakan program pokok (public health essential) yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah untuk melindungi penduduknya, termasuk mengembangkan program khusus untuk penduduk miskin (Muninjaya, 2004), salah satunya program Jamkesmas. Puskesmas Wawonasa adalah salah satu Puskesmas yang ada di kota Manado yang memiliki fasilitas pemeriksaan kesehatan yang lengkap. Puskesmas Wawonasa memiliki empat wilayah kerja yaitu wilayah Wawonasa, Singkil I, Karame dan Ketang Baru. Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan jumlah peserta jamkesmas di Puskesmas Wawonasa berjumlah 4318 orang (Profil Puskesmas Wawonasa Tahun 2012). Dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa berdasarkan survey awal peneliti ditemukan hal yang menjadi masalah yaitu masih adanya pasien Jamkesmas yang kurang memiliki kesadaran untuk memanfaatkan kepesertaan Jamkesmas yang mereka miliki. Hal ini mengindikasikan kemungkinan kurangnya pengetahuan pasien sebagai peserta Jamkesmas tentang manfaat Jamkesmas dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan kemungkinan adanya pengaruh dari tingkat pendidikan yang dimiliki pasien Jamkesmas itu sendiri sehingga hal itu mungkin saja dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemberi layanan kesehatan dalam hal ini puskesmas dan jaringannya. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang Jamkesmas seperti penelitian Purba tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Jamkesmas di wilayah puskesmas kota Jambi tahun 2011 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien Jamkesmas dengan pemanfaatan Jamkesmas dan pelayanan kesehatan di wilayah puskesmas kota Jambi (Purba, 2011) dan dari penelitian Budiman, Suhat dan Herlina tentang hubungan status demografi dengan kepuasan masyarakat tentang pelayanan Jamkesmas di wilayah puskesmas Tanjungsari kabupaten Bogor tahun 2010 menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Jamkesmas di wilayah puskesmas Tanjungsari kabupaten Bogor (Budiman dkk, 2010).

PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan seperti digariskan dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Ilyas, 2000). Namun pada kenyataannya derajat kesehatan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin masih rendah, dimana menurut data BPS tahun 2010 menunjukan Angka Harapan Hidup (life expectacy) untuk laki- laki 67,3 tahun dan Angka Harapan Hidup untuk perempuan 70,6 tahun (BKKBN, 2013), sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 359 setiap 100 ribu kelahiran (SDKI, 2012). Program Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) mengembangkan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang merangkum ketiga hal yang diarahkan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pengendalian biaya agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh masyarakat miskin, pemerataan upaya kesehatan dengan peran serta masyarakat agar setiap orang dapat menikmati hidup sehat. Tujuan umum Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, secara efisien dan efektif. Tujuan khusus Jamkesmas adalah untuk meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan rumah sakit, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. (KepMen Kese no. 125/menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas). Puskesmas dikembangkan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia dan dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, serta terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal diwilayah kerjanya. Program kesehatan yang diselenggarakan oleh

2

Berdasarkan hasil beberapa penelitian tersebut dan juga masalah yang telah disebutkan sebelumnya diatas tentang masih adanya pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa yang kurang memiliki kesadaran untuk memanfaatkan kepesertaan Jamkesmas yang mereka miliki, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui apakah benarbenar terdapat hubungan antara pengetahuan dan pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di puskesmas Wawonasa kota Manado tahun 2013. Berdasarkan hal di atas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa kecamatan Singkil Manado.

variabel terikat (tingkat kepuasan). Analisis menggunakan uji chi-square (x2) pada tingkat kemaknaan 95% (α <0,05). Pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 19.00. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik n % Responden Umur (tahun) 17-20 5 7,4 21-30 17 25 31-40 18 26,5 41-50 11 16,2 51-60 7 10,3 >60 10 14,7 Pendidikan Tidak Tamat SD 6 8,8 SD 9 13,2 SMP 21 30,9 SMA 32 47,1 Pekerjaan Tidak Bekerja 47 69,1 Buruh 12 17,6 Pedagang/Swasta 9 13,3 Jumlah Tangguangan Tidak ada 2 2,9 tanggungan 10 14,7 1 9 13,2 2 24 35,3 3 14 20,6 4 9 13,2 >5

METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional, di Puskesmas Wawonasa, kecamatan Singkil, Manado pada bulan Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien peserta Jamkesmas yang berkunjung di Puskesmas Wawonasa bulan Mei tahun 2013 yang berjumlah 213 orang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 68 orang responden, yakni pasien peserta Jamkesmas yang berkunjung di Puskesmas Wawonasa selama penelitian dilaksanakan, dan memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner metode. Tahap pengolahan data yaitu, Editing data, yaitu kegiatan pemeriksaan kelengkapan pengisian kuisioner oleh pewawancara yang dilakukan segera setelah wawancara, Coding data, yaitu kegiatan pemeberian kode pada data yang sudah di kumpulkan, Entry data, yaitu kegiatan memasukan data dari kuesioner ke dalam program computer, Cleaning data, yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti. Adapun tujuan dari analisis univariat ini adalah: untuk memperlihatkan/menjelaskan distribusi data dari variabel yang terlibat dalam penelitian. Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan pendidikan) dengan

3

Tabel 4.2 Hubungan pengetahuan dengan tingkat kepuasan Pengetahuan Baik Kurang baik

pula sebaliknya jika pengetahuan responden kurang baik akan berpengaruh pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia. Dari hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien Jamkesmas yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA) yaitu sebanyak 53 orang atau 77,9 %. Namun masih ada responden yang hanya mengenyam pendidikan dasar (Tidak Tamat SD dan SD) yaitu sebanyak 15 orang atau sebesar 22,1% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi seperti diploma, sarjana, master ataupun doktor. Tingkat pendidikan dapat menggambarkan status sosial ekonomi karena biasanya berhubungan erat dengan pekerjaan dan pendapatan rumah tangga, serta mempengaruhi sikap dan kecenderungan dalam memilih barang-barang konsumsi termasuk jasa pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian tentang kepuasan pasien Jamkesmas terhadap program Jamkesmas dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas Wawonasa kepada mereka diperoleh gambaran bahwa jumlah persentase responden yang telah merasa puas lebih besar dibandingkan yang merasa kurang puas yaitu ada sebanyak 54,4%, merasa puas sedangkan responden yang merasa kurang puas sebanyak 45,6%. Laksanawati dalam Budiman (2010) menyatakan bahwa bagi sebagian besar masyarakat, standar pelayanan kesehatan yang benar, sebenarnya tidak pernah mereka mengerti. Mereka hanya menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat, misalnya kebersihan, petugas yang ramah, pelayanan yang cepat, antrian yang tidak panjang. Namun standar pelayanan mana yang benar tidak mereka mengerti Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa 70,6% responden berpengetahuan baik tentang Jamkesmas akan cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan dari puskesmas dengan baik, sedangkan sebanyak 29,4% responden berpengetahuan yang kurang baik tentang Jamkesmas akan membuat kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas. Berdasarkan analisis menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa kota Manado (p= 0,03, α < 0,05).

Tingkat Kepuasan Puas Kurang puas 30(44,1%) 18(26,5%) 7(10,3%) 13(19,1%)

Tabel 4.3 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kepuasan Pendidikan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah

Tingkat Kepuasan Puas Kurang puas 8(11,8%) 7(10,3%) 29(42,6%)

24(35,3%)

PEMBAHASAN Pengetahuan mengenai Jamkesmas dalam penelitian ini diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner tertutup berisi 20 butir pertanyaan mengenai program Jamkesmas termasuk hak dan kewajiban peserta Jamkesmas sesuai dengan petunjuk teknis Jamkesmas tahun 2012. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden dengan persentase 70,6% telah memiliki pengetahuan yang baik tentang Jamkesmas, sisanya sebanyak 29,4% responden masih memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang Jamkesmas. Menurut Nelson (2011), pengetahuan dan pemahaman tentang Jamkesmas memiliki potensi dalam mempengaruhi pencarian serta pemanfaatan pelayanan kesehatan, begitu juga pengetahuan peserta Jamkesmas akan informasi tentang keparahan penyakit menunjukkan bahwa semakin parah penyakit yang di derita, maka pengobatan harus dilakukan di puskesmas atau dirujuk ke Rumah Sakit. Pengetahuan seorang individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan (Edberg 2009). Pengetahuan responden tentang Jamkesmas yang termasuk dalam kategori baik akan dapat mempengaruhi tindakan responden sebagai peserta Jamkesmas dalam menggunakan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang merupakan hak pasien Jamkesmas tersebut dengan baik juga. Begitu

4

Silitonga (2001) dalam penelitiannya tentang Pemanfaatan Pelayanan Pengobatan Di Puskesmas Oleh Keluarga Miskin Sasaran Program JPS-BK di Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat Tahun 2000, menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dimana responden yang pengetahuannya rendah tentang program JPSBK mempunyai proporsi lebih besar untuk tidak memanfaatkan Puskesmas yaitu 86,6% dibanding yang pengetahuannya tinggi. Sejalan dengan penelitian tersebut, Sebayang (2005) dalam penelitiannya tentang Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas Oleh Keluarga Miskin Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) Di Wilayah Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Tahun juga menyebutkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat dengan pemanfaatan Puskesmas. Masyarakat dengan pengetahuan tinggi tentang JPKMM berpeluang 5722 kali memanfaatkan pelayanan Puskesmas dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan program Jamkesmas. Semakin besar informasi dan pengetahuan diperoleh tentang Jamkesmas, semakin tinggi pula pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas dan jaringannya oleh peserta jamkesmas. Meskipun pada hasil penelitian penulis yang menunjukkan persentase pasien Jamkesmas yang berpengetahuan kurang baik tentang Jamkesmas lebih rendah daripada persentase pasien Jamkesmas yang berpengetahuan baik, namun hal ini perlu mendapat perhatian dengan semakin meningkatkan pengetahuan pasien Jamkesmas melalui kegiatan sosialisasi tentang program Jamkesmas dari pihak Puskesmas bagian promosi kesehatan agar persentase pasien Jamkesmas yang berpengetahuan baik tentang Jamkesmas semakin bertambah dan pelayanan kesehatan yang telah tersedia dapat dimanfaatkan secara tepat dan lebih baik lagi. Dengan adanya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tepat dan baik oleh para pasien Jamkesmas maka secara otomatis akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pasien peserta Jamkesmas tersebut terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan oleh

pemberi layanan kesehatan dalam hal ini puskesmas dan jaringannya. Melalui hasil analisis tentang hubungan pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa dapat dilihat bahwa 11,8% pasien Jamkesmas yang hanya memiliki tingkat pendidikan dasar telah merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Wawonasa dan sebanyak 42,6% pasien Jamkesmas yang memiliki tingkat pendidikan menengah juga menyatakan merasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Wawonasa. Berdasarkan analisis menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa kota Manado. Hal ini terlihat pada nilai p 0,9 yakni lebih besar dibandingkan nilai α < 0,05. Dari hasil tersebut pasien Jamkesmas dengan tingkat pendidikan menengah seperti SMP dan SMA cenderung dapat lebih banyak memanfaatkan jaminan kesehatan yang dimiliki dan pelayanan kesehatan yang ada dengan baik dibandingkan dengan pasien Jamkesmas dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah yaitu tidak tamat SD dan SD. Hasil penelitian penulis ini sejalan dengan hasil penelitian Indasah (2010), dimana dalam penelitian ini diketahui tidak ada pengaruh antara faktor pendidikan terhadap kelengkapan administrasi pelayanan kesehatan pasien Jamkesmas pada masyarakat miskin di RSUD Kabupaten Kediri. Tidak adanya pengaruh antara faktor pendidikan terhadap kelengkapan administrasi pelayanan kesehatan pasien Jamkesmas pada masyarakat miskin, disebabkan pendidikan tinggi tidak berarti menguasai persyaratan administrasi Jamkesmas. (Indasah, 2010). Persyaratan administrasi Jamkesmas termasuk dalam kewajiban peserta Jamkesmas. Jadi dalam hal ini dari hasil penelitian penulis dan hasil penelitian Indasah sama-sama menyatakan bahwa pendidikan tidak memberikan jaminan bahwa seseorang mengetahui persyaratan administrasi pelayanan Jamkesmas, juga hak dan kewajiban peserta Jamkesmas. Sifat pendidikan adalah menunjang kemampuan seseorang untuk menerima dan memahami informasi. Meskipun seseorang pendidikannya tinggi akan tetapi jika belum pernah mendapatkan informasi tentang Jamkesmas terutama tentang hak dan kewajiban sebagai peserta Jamkesmas serta cara penggunaanya,

5

maka orang tersebut tidak akan mengetahuinya dan hal ini dapat membuat tidak termanfaatkannya program Jamkesmas secara tepat

Edberg, Mark. 2007. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat : Teori Sosial & Perilaku. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit - Teori, Metoda Dan Formula. Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Indasah. 2010. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kelengkapan Administrasi Pelayanan Kesehatan Pasien Jaminan kesehatan masyarakat (Studi Crossectional Pada Pasien Jamkesmas Di RSUD Kabupaten Kediri).(Online) (http://idei.or.id/jurnal/2010%20april %20Indasah.pdf, diakses 20 januari 2014). Keputusan Menteri Kesehatan no. 125/menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas. Muninjaya, A. A. G. 2004. Manajemen Kesehatan. Denpasar Bali : Buku Kedokteran EGC.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang jamkesmas (70,6%). Pendidikan tertinggi pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa adalah tingkat pendidikan menengah yaitu SMP dan SMA (77,9%). Pasien Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa lebih banyak telah merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Wawonasa (54,4%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di puskesmas Wawonasa kecamatan Singkil kota Manado (p=0,03). Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di puskesmas Wawonasa kecamatan Singkil kota Manado (p=0,9)

Panu, Nelson. 2011. Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan Peserta Jamkesmas\ Di Kota Gorontalo. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan untuk: 1. Kepada masyarakat khususnya peserta Jamkesmas, disarankan agar lebih proaktif untuk mengetahui atau memahami kepesertaannya dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat terutama untuk hak dan kewajibannya. 2. Disarankan kepada pemerintah terutama sektor kesehatan yang dalam hal ini puskesmas, untuk lebih meningkatkan sosialisasi tentang Jamkesmas agar semua peserta Jamkesmas pun semakin mengetahui seluk beluk pemanfaatan kartu Jamkesmas yang mereka miliki terutama tentang hak dan kewajibannya.

Purba, T. R. N. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamkesmas Diwilayah Puskesmas Kota Jambi. (Online) (http://www.google.com/url?saFlontar .ui.ac.id.TheresiaRhabinaNoviandariP urba.pdf, diakses 12 Juli 2013) Sebayang, Ribka. Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas Oleh Keluarga Miskin Peserta Jaminan Pemeliharaan Masyarakat Miskin (JPKMM) Di Wilayah Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Tahun 2005. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Silitonga, J. H. 2000. Pemanfaatan Pelayanan Pengobatan Di Puskesmas Oleh Keluarga Miskin Sasaran Program JPS-BK Di Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, Tahun 2000. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Budiman, Suhat dan Herlina, N. 2010. Hubungan Status Demografi Dengan Kepuasan Masyarakat Tentang Pelayanan Jamkesmas Di Wilayah Puskesmas Tanjungsari Kabupaten Bogor. (Online) (www.stikesayani.ac.id/.../Jurnal%20 April%202010.pdf, diakses 03 Juli).

6