HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK

Download lingkungan hidupnya, baik lingkungan alam, biologis, sosial budaya, maupun ... ( BB/TB) dan terdapat hubungan antara praktek merawat dengan ...

0 downloads 451 Views 451KB Size
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN SANGIHE Rosmiaty M. Damalang *, Nova H. Kapantow*, Shirley E.S. Kawengian*. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak Status gizi seseorang dapat diakibatkan karena ketidakseimbangan yang lama antara manusia dengan lingkungan hidupnya, baik lingkungan alam, biologis, sosial budaya, maupun ekonomi, yang berdampak pada cara pengasuhan orangtua terhadap anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh dengan status gizi anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Manganitu Kecamatan Manganitu Kabupaten Sangihe. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan sampel berjumlah 85 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, anak balita yang mempunyai status gizi baik berdasarkan indeks (BB/U) adalah 88,2%, status gizi normal berdasarkan indeks (TB/U) adalah 57,6%, dan status gizi normal berdasarkan indeks (BB/TB) adalah sebanyak 92,9%. Sedangkan, pola asuh berdasarkan sikap merawat anak kategori baik sebanyak 58,8%, praktek merawat anak kategori baik 78,8%, sikap memberi makan kategori baik 74,1% dan praktek memberi makan baik 60%. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara pola asuh dalam hal sikap merawat dengan status gizi (BB/U, (TB/U), dan (BB/TB) dan terdapat hubungan antara praktek merawat dengan status gizi (BB/U) dengan nilai p 0,032 (pvalue < 0.05) dan tidak terdapat hubungan antara sikap memberi makan, praktek memberi makan dengan status gizi baik kategori (BB/U), (TB/U) dan (BB/TB). Disarankan kepada para ibu agar tetap mempertahankan pola pengasuhan yang baik dan memperhatikan asupan gizi anak. Kata kunci: pola asuh, status gizi, balita Abstract Nutritional status of someone can be caused because a long imbalance between people with the environment his life, good the natural environment, biological, social and cultural, and economy, which can trigger on how to their parents against children. Research purposes is to know the relationship between foster pattern with the nutritional status of the children aged 2 to 5 years in the work area of puskesmas manganitu kecamatan manganitu , kabupaten sangihe. The research is descriptive analytic research by using design cross sectional research. The sampel are 85 child. The sampling method of technique that is used simple random sampling. The results of the study showed, toddlers who have nutritional status (BB/U) is 88,2%, nutritional status of normal based on index TB/U is 57,6%, and status normal nutrition based on index (BB/TB) is 92,9%. While, foster pattern based on attitude cleaning up after a child category good as many as 58,8%, the practice of cleaning up after a child category good 78,8%, attitude feed category good 74,1 % and the practice of giving eating both 60%. The results of the study showed there was no correlation between pattern in terms of attitude foster care for (BB/U), (TB/U), (BB/TB) and there was correlation between the practice care for (BB/U) to the value of p 0,032 and there was no correlation between attitude feed, practice of giving eat with nutritional status of categories (BB/U), (TB/U), (BB/TB). Was recommended to the mothers so that keep the applicaton of pattern childcare good and see child nutrition in the program. Keywords: foster pattern, nutrition status, toddlers

1

PENDAHULUAN

memengaruhi tumbuh kembang anak secara

Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan

positif dan negatif. Dalam proses tumbuh

kesejahteraan seseorang, kelompok orang

kembang anak, perlu dipenuhi kebutuhan

atau masyarakat sebagai akibat adanya

dasar anak yang terdiri dari makanan,

ketidaseimbangan antara asupan (intake)

perawatan

dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan

perumahan, dan kasih saying. Seorang anak

pengaruh

perlu

interaksi

penyakit

(infeksi).

kesehatan,

mendapatkan

Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu

pengasuhan

yang

akan menimbulkan masalah pembangunan di

Rusilanti, 2013).

perlindungan,

perawatan

tepat.

(Istiany

dan dan

masa selanjutnya. Pemberian gizi yang

Berdasarkan data Riskesdas tahun

kurang baik terutama terhadap anak-anak,

2013, secara Nasional prevalensi berat-

akan menurunkan potensi sumber daya

kurang adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi

pembangunan masyarakat (Cakrawati dan

buruk

Mustika, 2012).

dibandingkan

Perkembangan

13,9%

gizi

dengan

kurang.

angka

Jika

prevalensi

bersifat

nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010

multifaktorial yang dipengaruhi oleh banyak

(17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan

faktor, seperti faktor genetik, faktor biologis

terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari

dan lingkungan. Faktor lingkungan misalnya

5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan

tingkat stimulasi di rumah, kualitas interaksi

5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi

ibu dan anak, pendidikan orang tua, budaya,

tubuh pendek secara nasional tahun 2013

tempat tinggal di kota atau di desa, jenis

adalah

tetangga disekeliling rumah. Sebagian faktor

peningkatan

bersifat protektif, sebagai contoh, tingkat

(35,6%) dan 2007 (36,8%). Tahun 2013,

pendidikan, serta intelegensi ibu yang tinggi

prevalensi tubuh pendek sebesar 37,2%

dan stimulasi yang baik di rumah dapat

terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2%

menjadi

pendek. (Anonim, 2013a).

faktor

anak

dan

protektif

yang

dapat

mengurangi efek merugikan dari keadaan gizi kurang

dalam

awal

yang

dibandingkan

berarti tahun

terjadi 2010

Prevalensi status gizi provinsi

kanak-kanak

Sulawesi Utara balita gizi kurang dan gizi

terhadap perkembangan anak (Gibney et al,

buruk (BB/U) yang terdiri dari 0,52% gizi

2009).

buruk, 11,62% gizi kurang, 1,67% gizi Pengembangan

usia

37,2%,

sumber

daya

lebih, dan normal 86,17% dan prevalensi

keluarga, peran ibu sebagai pengasuh dan

stunting (TB/U) dengan kategori sangat

pendidik anak di dalam keluarga dapat 1

pendek 7,44%, pendek 17,61% dan

HASIL

normal

1. Analisis Univariat

74,94%.

Untuk

kabupaten

Kepulauan Sangihe, prevalensi jumlah

Tabel.1 Dsitribusi Variabel Terikat dan

balita gizi buruk 2,6%, gizi kurang 8,9%,

Bebas.

gizi lebih 2,9% dan normal 85,6% (Anonim, 2015b). Berdasarkan latar belakang diatas,

Status Gizi (BB/U)

N

%

Gizi Kurang

10

11,8

Gizi Baik

75

88,2

maka penulis ingin melakukan penelitian

Status Gizi (TB/U)

untuk mengetahui hubungan antara pola asuh

Pendek

36

42,4

dengan status gizi anak usia 2-5 tahun di

Nomal

49

57,6

wilayah

Status Gizi (BB/TB) Normal

79

92,9

METODE PENELITIAN

Gemuk

6

7,1

Jenis penelitian yang digunakan adalah

Sikap Merawat Anak Baik

50

58,8

Kurang Baik

35

41,2

Kerja

Puskesmas

Manganitu

Kecamatan Manganitu Kabupaten Sangihe

survey analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas

Manganitu

Manganitu

Kabupaten

Kecamatan

Sangihe.

Sampel

Sikap Memberi Makan

dalam penelitian ini yaitu anak usia 2-5 tahun yang memenuhi kriteria inklusia dan ibu

Baik

63

74,1

balita sebagai responden. Jumlah sampel

Kurang Baik

22

25,9

dalam penelitian ini berjumlah 85 anak dengan menggunakan teknik simple random

Praktek Merawat Anak

sampling. Data dianalisis menggunakan uji

Baik

67

21,2

Kurang Baik

18

78,8

Baik

51

60,0

Kurang Baik

34

40,0

chi-square dan uji fisher exact. Variabel teikat adalah status gizi (BB/U), (TB/U),

Praktek Memberi Makan

(BB/TB) dan variabel bebas yaitu pola asuh dalam hal sikap merawat anak, sikap memberi makan, praktek merawat anak dan praktek memberi makan.

2

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa

pola asuh dalam hal sikap memberi makan

status

(BB/U)

anak yang baik sebanyak 63 (74,1%) dan

sebanyak gizi baik berjumlah 75 (88,2%),

kurang baik sebanyak 22 (25,9). Pola asuh

gizi kurang 10 (11,8%). Indikator (TB/U)

dalam hal praktek merawat anak yang baik

kategori normal berjumlah 49 (57,6%),

sebanyak 67 (78,8) dan kurang baik sebanyak

sedangkan kategori pendek 36 (42,4%).

18 (21,2). Pola asuh dalam hal praktek

Indikator (BB/TB) kategori normal berjumlah

pemberian makanan yang baik sebanyak 51

79 (92,9%), dan gemuk 6 (7,1%). Sedangkan

(60%) dan kurang baik sebanyak 34 (40%).

gizi

berdasarkan

indeks

2. Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan antarasikap merawat anak, sikap memberi makan, praktek merawat anak, dan praktek memberi makan dengan satus gizi indeks BB/U. Status Gizi BB/U Variabel

Kurang

P Total

Baik

n

%

N

%

n (%)

Baik

3

3,5

47

55,3

50 (58,8%)

Kurang baik

7

8,2

28

32,9

35 (41,2%)

Baik

5

5,9

58

68,2

63 (74,1%)

Kurang baik

5

5,9

17

20,0

22 (25,9%)

Baik

5

5,9

62

72,9

67 (78,8%)

Kurang baik

5

5,9

13

15,3

18 (21,2%)

Baik

6

7,1

45

52,9

51 (60,0%)

Kurang baik

4

4,7

30

35,3

34 (40,0%)

value

Sikap merawat anak 0,084

Sikap memberi makan

0,682

Praktek merawat anak

0,032

Praktek memberi makan

0,1000

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa

sebesar 0,682 ( >0,05) yang menunjukkan

hasil analisis chi-square terhadap sikap

tidak terdapat hubungan untuk sikap memberi

merawat anak dengan status gizi, diperoleh

makan dengan status gizi , p value sebesar

nilai p value sebesar 0,084 ( > 0,05), hal ini

0,032 ( < 0,05), hal ini menunjukkan terdapat

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara

hubungan antara praktek merawat anak

sikap merawat dengan status gizi, p value

dengan status gizi balita menurut indeks 3

BB/U. Sedangkan hasil analisis chi-square

0,1000 ( > 0,05), hal ini menunjukkan tidak

terhadap praktek memberi makan dengan

terdapat hubungan antara spraktek meberi

status gizi, diperoleh nilai p value sebesar

makan

dengan

status

gizi.

Tabel 3. Hubungan antarasikap merawat anak, sikap memberi makan, praktek merawat anak, dan praktek memberi makan dengan satus gizi indeks TB/U. Status Gizi TB/U Variabel

Pendek

P

Normal

Total

n

%

N

%

n (%)

Baik

18

21,2

32

37,6

50 (58,8%)

Kurang baik

18

21,2

17

20,0

35 (41,2%)

Baik

28

32,9

35

41,2

63 (74,1%)

Kurang baik

8

9,4

14

16,5

22 (22,9%)

Baik

26

30,6

41

48,2

67 (78,8%)

Kurang baik

10

11,8

8

9,4

18 (21,2%)

Baik

21

24,7

30

35,3

51 (60%)

Kurang baik

16

17,6

19

22,4

34 (40%)

Value

Sikap merawat anak 0,233

Sikap memberi makan 0,682

Praktek merawat anak

0,313

Praktek memberi makan

0,964

Hasil analisis chi-square yang dilakukan

sebesar 0,964 (>0,05) untuk praktek memberi

terhadap sikap merawat dengan status gizi

makan, hal ini menunjukkan tidak terdapat

balita, diperoleh nilai p value sebesar 0,233

hubungan antara sikap merawat anak, sikap

(>0,05), p value sebesar 0,682 (>0,05) sikap

memberi

memberi makan, p value sebesar 0,313

praktek memberi makan dengan status gizi

(>0,05)praktek merawat anak, dan p value

menurut indeks TB/U.

2

makan,

praktek

merawat

dan

Tabel 4. Hubungan antarasikap merawat anak, sikap memberi makan, praktek merawat anak, dan praktek memberi makan dengan satus gizi indeks BB/TB. Status Gizi BB/TB Variabel

Gemuk

P Total

Normal

Value

n

%

N

%

n (%)

Baik

3

3,5

47

55,3

50 (60%)

Kurang baik

3

3,5

32

37,6

35 (40%)

Baik

5

5,9

58

68,2

63 (74,1%)

Kurang baik

1

1.2

21

24,7

22 (25,9%)

Baik

4

4,7

63

74,1

67 (81,1%)

Kurang baik

2

2,4

16

18,8

18 (18,9%)

0,603

Baik

4

4,7

47

55,3

51 (60%)

0,1000

Kurang baik

2

2,4

32

37,6

34 (40%)

Sikap merawat anak 0,687

Sikap memberi makan 0,1000

Praktek merawat anak

Praktek memberi makan

Hasil analisis chi-square yang dilakukan

sebesar

terhadap sikap merawat dengan status gizi

memberi makan, hal ini menunjukkan tidak

balita, diperoleh nilai p value sebesar 0,687

terdapat hubungan antara sikap merawat

(>0,05), p value sebesar 0,1000 (>0,05) sikap

anak, sikap memberi makan, praktek merawat

memberi makan, p value sebesar 0,603

dan praktek memberi makan dengan status

(>0,05) praktek merawat anak, dan p value

gizi

HASIL DAN PEMBAHASAN

dasar, umumnya belum dapat dilakukan

Hubungan Sikap Merawat dengan Status

sendiri

Gizi

memerlukan bantuan orang dewasa dalam hal

Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh hasil

ini ibu, seperti memandikan anak dan

tidak terdapat hubungan antara sikap merawat

membersihkan saat buang air besar. Balita

anak dengan indeks (BB/U), (TB/U), dan

memerlukan perhatian khusus dari orang tua,

(BB/TB). Untuk pemeliharaan kebersihan

karena pada usia masih sangat tergantung

6

0,1000

(>0,05)

menurut

oleh

balita,

untuk

indeks

sehingga

praktek

BB/TB.

mereka

secara fisik maupun emosional kepada orang

bagi anak-anaknya dalam hal perilaku makan

tuanya, terutama ibu, dalam hal pengasuhan

yang sehat, orang tua bertanggungjawab

ibu sangat dominan. Hal ini sejalan dengan

terhadap masalah makan di rumah, jenis-jenis

penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014),

makanan apa yang tersedia, dan kapan

tentang hubungan pola asuh dan tingkat

makanan tersebut disajikan. Adanya variasi

penddidikan orang tua dengan status gizi,

dalam hal nafsu makan dan asupan makanan

yang menyimpulkan adanya hubungan antara

harus dipahami oleh para orang tua agar

pola asuh dengan status gizi. Ibu yang

dapat memberikan respon yang baik terhadap

mempunyai waktu lebih banyak dirumah,

setiap kondisi yang terjadi pada anak

mempunyai kesempatan lebih banyak untuk

(Sulistyoningsih, 2011).

mengasuh dan merawat anak balitanya.

Hasil uji statistik dalam penelitian ini

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

yang

variabel sikap memberi makan dengan status

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

gizi anak balita, hal ini berbeda dengan

bermakna antara perawatan kesehatan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Razak, dkk

status gizi anak balita. Juga penelitian yang

(2009) tentang pola asuh ibu sebagai faktor

dilakukan

yang

risiko kejadian kurang energi protein (KEP)

menyatakan tidak terdapat hubungan antara

pada balita yang menyatakan bahwa sikap ibu

perawatan kesehatan dengan status gizi.

yang kurang baik mempunyai risiko yang

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja

lebih besar terhadap kejadian balita KEP.

kalau

Linda

dan

oleh

anak

Hamal

Noviyana

sakit,

tetapi

(2011),

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara

(2016)

pemeriksaan

Tujuan pemberian makanan yang

kesehatan dan menimbang anak secara rutin

sebaik-baiknya kepada anak adalah untuk

tiap bulan, akan menunjang pada tumbuh

mencukupkan kebutuhan nutrisi mereka agar

kembang anak.

dapat

memelihara

memulihkan

kondisi

kesehatan,

cepat

tubuh

sakit,

Hubungan Sikap Memberi Makan dengan

melaksanakan

Status Gizi

menjaga pertumbuhan dan perkembangan

Perilaku dan kebiasaan orang tua

berbagai

jenis

jika

aktivitas,

fisik serta psikomotor.

dalam hal makanan yang dipengaruhi oleh

Ibu harus menanamkan pola makan

faktor budaya akan mempengaruhi sikap suka

sehat secara bijaksana. Makanan balita sangat

dan tidak suka seorang anak terhadap

tergantung pada makanan yang dimakan

makanan. Orangtua masih tetap memegang

orangtuanya

peranan penting sebagai model atau contoh

terdahulu yang dilakukan oleh Purwani 6

(Widjaja,

2008).

Penelitian

(2013),

menyimpulkan

bahwa

terdapat

Sama

halnya

dengan

penelitian

yang

hubungan yang signifikan antara pemberian

dilakukan oleh Oktaviana (2016) tentang

makanan dengan status gizi anak balita.

hubungan pengetahuan gizi dan perilaku hygiene sanitasi terhadap kejadian stunting

Hubungan

Praktek

Merawat

pada balita usia 7-24 bulan di desa Hargorejo

Balita

Kulon Progo yang menyatakan bahwa ada

Dengan Status Gizi Berdasarkan

hasil

uji

statistik,

hubungan antara hygiene sanitasi ibu dengan

diperoleh bahwa terdapat hubungan antara

kejadian stunting. Berbeda dengan penelitian

praktek merawat balita dengan indeks (BB/U)

yang dilakukan oleh Ita dkk (2014) yang

dengan nilai ρ= 0,032 dan tidak terdapat

menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan

hubungan antara praktek merawat dengan

antara pola asuh ibu dalam hal praktek

indeks (TB/U) dan (BB/TB). Hasil ukur

kebersihan dan perawatan anak dengan status

praktek merawat balita dengan status gizi

gizi anak balita di Desa Tunang Kecamatan

(BB/U) diperoleh 67 mendapatkan praktek

Mempawah

merawat baik dan 18 mendapatkan perawatan

Kalimantan Barat.

kurang baik, (TB/U), dan (BB/TB) diperoleh 67

balita

hal

Landak

yang

dapat

mempengaruhi status gizi, salah satunya

perawatan baik dan 18 balita mendapatkan

adalah asupan nutrisi anak. Hal ini sejalan

praktek perawatan kurang baik.

dengan

ini

mendapatkan

Berbagai

Kabupaten

praktek

Hal

yang

Hulu

erat

kaitannya

penelitian

yang dilakukan

oleh

dengan

Muchlis dkk (2011), tentang hubungan

hygiene dan sanitasi, seperti pemenuhan

asupan energi dan protein dengan status gizi

pakaian yang bersih, menemani anak jika

balita

hendak tidur, memandikan anak, membantu

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

membersihkan setelah buang air besar,

bermakna antara asupan energi dengan status

memeriksakan anak ke petugas kesehatan jika

gizi balita. Ini membuktikan bahwa status

sakit. Perilaku hygiene dan sanitasi ibu

gizi bukan hanya di pengaruhi oleh pola asuh

berkaitan dengan penyakit infeksi pada anak.

saja, tapi ada faktor lain seperti asupan

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

energi.

di

Kelurahan

Tamamaung,

yang

oleh Husin (2008) yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh ibu terhadap status

Hubungan

gizi

dengan Status Gizi

anak

balita

seperti

pada

praktek

pemberian makan dan praktek kebersihan dan

Praktek

Memberi

Makan

Praktek memberi makan anak balita

sanitasi lingkungan.

dalam penelitian 7

ini

disimpulkan

tidak

berhubungan dengan status gizi (BB/U),

mengajarkan kebiasaan makan yang baik

(TB/U), dan (BB/TB). Hasil ukur praktek

pada anak sejak kecil. Sedini mungkin

memberi makan dengan status gizi (BB/U)

diajarkan kepada anak tentang kebiasaan

diperoleh

mendapatkan

makan yang baik dapat terbawa sampai

praktek pemberian makan yang baik dan 34

mereka dewasa dan dapat mempengaruhi

balita yang mendapatkan praktek perawatan

kualitas hidupnya.

51

balita

yang

yang kurang baik. Pemberian mempengaruhi

ASI

status

eksklusif gizi

balita,

dapat

KESIMPULAN

hasil

Kesimpulan

penelitian manyimpulkan hanya 33 anak yang

Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah

mendapatkan

kerja

komposisi

ASI

eksklusif,

padahal

zat gizi pada ASI sangat baik

Puskesmas

Manganitu

dapat

disimpulkan sebagai berikut:

untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai

1. Status gizi anak usia 2-5 tahun di wilayah

dengan tahapan tumbuh kembang bayi. Ini

kerja Puskesmas Manganitu berdasarkan

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

penilaian status gizi indikator (BB/U)

oleh Triyani, dkk (2014) tentang hubungan

untuk gizi baik berjumlah 75 (88,2%),

antara lama pemberian asi eksklusif dengan

gizi kurang 10 (11,8%). Indikator (TB/U)

perkembangan anak usia 12 - 36 bulan yang

kategori normal berjumlah 49 (57,6%),

menunjukkan bahwa ada hubungan antara

sedangkan kategori pendek 36 (42,4%).

lamanya pemberian ASI Eksklusif dengan

Indikator

perkembangan

berjumlah 79 (92,9%), dan gemuk 6

anak,

semakin

lama

pemberian ASI eksklusif pada anak, maka

yang

dilakukan

kategori

normal

(7,1%).

perkembangan anak semakin optimal. Penelitian

(BB/TB)

2. Pola asuh dalam hal sikap merawat anak oleh

yang baik sebanyak 50 (58,8%) dan

Larasati (2011) juga menunjukkan bahwa ada

kurang baik sebanyak 35 (41,2%).

hubungan yang signifikan antara waktu

3. Pola asuh dalam hal sikap memberi

pemberian MP-ASI, jumlah asupan makanan

makan anak yang baik sebanyak 63

dan

(74,1%) dan kurang baik sebanyak 22

konsistensi

MP-ASI.

Sama

halnya

dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

(25,9).

oleh Khalimatus (2012), yang menyimpulkan

4. Pola asuh dalam hal praktek merawat

adanya hubungan pola pemberian makan

anak yang baik sebanyak 67 (78,8) dan

dengan status gizi balita. Pola makan yang

kurang baik sebanyak 18 (21,2).

baik pada disebabkan karena orang tua telah 8

5. Pola asuh dalam hal praktek pemberian

Saran

makanan yang baik sebanyak 51 (60%)

Adapun saran yang dapat diberikan dalam

dan kurang baik sebanyak 34 (40%).

penelitian ini adalah:

6. Tidak terdapat hubungan antara sikap

1. Bagi Ibu

merawat dengan status gizi anak usia 2-5

Masih ditemukan beberapa anak yang

tahun berdasarkan indeks antropometri

memiliki status gizi kurang, oleh

(BB/U), (TB/U) dan (BB/TB) di wilayah

karena itu dalam mempertahankan

kerja Puskesmas Manganitu, Kecamatan

dan

Manganitu Kabupaten Sangihe

meningkatkan

disarankan

7. Tidak terdapat hubungan antara sikap

agar

mempertahankan

memberi makan dengan status gizi

status

gizi,

ibu

tetap

pola

pengasuhan

yang baik terhadap anak-anak mereka,

berdasarkan indeks antropometri (BB/U), (TB/U), (BB/TB) anak usia 2-5 tahun di

memperhatikan asupan gizi anak, baik

wilayah kerja Puskesmas Manganitu

asupan

Kecamatan

memenuhi

Manganitu

Kabupaten

Sangihe 8. Terdapat

energi

maupun

kebutuhan

protein,

anak

dan

memperhatikan lingkungan sekitar. hubungan

antara

praktek

2. Bagi Petugas Kesehatan

merawat anak dengan status gizi indeks

Lebih

(BB/U), dan tidak terdapat hubungan

promotif dengan penyuluhan untuk

antara praktek merawat anak

dengan

Puskesmas

melaksanakan pengasuhan yang baik

di wilayah kerja

Manganitu,

pencegahan

meningkatkan kesadaran ibu dalam

kategori status gizi (TB/U) dan (BB/TB) usia 2-5 tahun

meningkatkan

terhadap anak, misalnya pendidikan

Kecamatan

kesehatan tentang Perilaku Hidup

Manganitu Kabupaten Sangihe

Bersih dan Sehat (PHBS)

9. Tidak terdapat hubungan antara praktek

3. Bagi peneliti

memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks (BB/U), (TB/U), dan

Diharapkan untuk dapat melakukan

(BB/TB) anak balita usia 2-5 tahun di

penelitian lebih lanjut lagi terhadap

wilayah kerja Puskesmas Manganitu,

faktor-faktor

Kecamatan

status gizi anak yang berhubungan

Manganitu

Kabupaten

Sangihe

yang

mempengaruhi

dengan pola asuh seperti faktor sosial ekonomi.

9

DAFTAR PUSTAKA

Desa Tunang Kecamatan Mempawah

Anonim, 2013a. Riset Kesehatan Dasar.

Hulu Kabupaten Landak Kalimantan

Jakarta

:

Badan

Penelitian

dan

Barat. Skripsi. Pontianak. Universitas

Pengembangan Kesehatan RI

Tanjungpura

Anonim, 2015b. Presentase Balita Gizi Kurang

dan

Gizi

Buruk.

Khalimatus. 2015. Hubungan Pola Makan

Dinas

Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah

Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

Di Paud Tunas Mulia Claket

Astuti. 2014. Hubungan Tipe Pola Asuh dan

Kecamatan Pacet Mojokerto. Jurnal

Tingkat Pendidikan dengan Status

STIKEs / Vol.1 ;No.2/

Gizi Balita di Desa SumberKepuh.

Khotimah,

Kuswandi.

2013.

Hubungan

Jurnal Nomor 25 Volume 01

Karakteristik Ibu dengan Status Gizi

Desember Tahun 2014

Balita

Cakrawati,

Mustika.

Pangan,Gizi

2012. dan

Bandung

Kesehatan.

Jurnal Obstretika Scientia. Vol. 2 No. 1 Juni 2014. Larasati. 2011. Hubungan Antara Praktik

Departemen Kesehatan RI, 2012. Peraturan Pemerintah

Republik

Pemberian Makanan Pendamping ASI

Indonesia

(MP-ASI)

Tentang Pemberian Air Susu Ibu

dan

Penyakit

Infeksi

Kaitannya dengan Status Gizi Pada

Jakarta : Departemen

Bayi

Kesehatan

Umur

6-12

Bulan.

Skripsi.

Universitas Negeri Semarang

Gibney, J, M, Barrie, M, B, Kearney, M, J, L,

Sumur

Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.

ALFABETA.

Arab,

Desa

Bahan

Bandung :

Eksklusif.

Di

2009.

Gizi

Linda, Hamal. 2011. Hubungan Pendidikan

Kesehatan

Dan Pekerjaan Orangtua Serta Pola

Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Asuh Dengan Status Gizi Balita Di

Kedokteran EGC.

Kota

Husin. 2008. Hubungan Pola Asuh Anak

Nanggroe

Tangerang,

Ilmu Eksaskta 2011

Bulan di Wilayah Terkena Tsunami Pidie

Kabupaten

Banten. Proseding Penelitian Bidang

dengan Status Gizi Balita Umur 24-59

Kabupaten

Dan

Muchlis. 2013. Hubungan Asupan Energi

Aceh

dan Protein dengan Status Gizi Balita

Darussalam. Tesis. Medan. Universitas

di

Sumatera Utara

Skripsi.Makassar.

Ita dkk, 2014. Hubungan Pola Asuh Ibu

Kelurahan

Hasannudin

dengan Status Gizi Anak Balita Di 10

Tamamaung. Universitas

Noviyana. 2016. Pola Asuh Hubungannya

Tapalang Kab.Mamuju Prop. Sulawesi

dengan Status Gizi Batita di Desa

Barat. Jurnal Kesehatan. Volume VII

Sokawera Wilayah Kerja Puskesmas

No.1/2014

Patikraja Banyumas. Dalam Temu Ilmiah

Hasil

Pengabdian Ilmu

Penelitian

Masyarakat”.

Kesehatan

Prodi

Triyani, dkk . 2014. Hubungan

dan

Pemberian

Fakultas

Perkembangan

Kebidanan.

Lamanya

ASI Eksklusif dengan Anak

Usia

12-36

Bulan. Jurnal Ilmu dan Teknologi

Universitas Purwokerto

Kesehatan, Vol. 1, Nomor 2, Maret 2014, hlm : 113 – 11

Oktaviana. 2016. Hubungan Pengetahuam Gizi dan Higiene Sanitasi Terhadap

Widjaja.

2008.

Gizi

Tepat

Untuk

Kejadian Stunted pada Balita Usia 7-

Perkembangan Otak dan Kesehatan

24 bulan di Desa Hargorejo Kulon

Balita. Yogyakarta : Kawan Pustaka

Progo Skripsi.Surakarta Universitas Muhamadiyah Surakarta Purwani. 2013. Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabunan Taman Pemalang. Jurnal Keperawatan Anak Volume 1, No 1 Mei 2013; 30-36 Razak, dkk. 2009. Pola asuh ibu sebagai faktor risiko kejadian kurang energi protein (KEP) pada anak balita. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 6, No. 2, November 2009: 95-103 Sugiyono,

2007.

Metode

Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA Sulistyoningsih

H.

2012.

Gizi

Untuk

Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu Syarfaini. 2014. Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Anak Balita di Kecamatan

11