HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI
ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh : MS DEWI NAWANGSIH WIJAYANTI NIM. ST 14 039
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI MS Dewi Nawangsih Wijayanti1), Wahyuningsih Safitri2), Fakhrudin Nasrul Sani 3) 1)
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Dosen dan Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) Dosen dan Prodi D-3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan yang telah meluas dan mengenai 5-10% populasi dunia (Kidney International Organization, 2009). Penyakit ini termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit tidak menular yang sering terjadi dengan prevalensi sebesar 0,2% di Indonesia. Prevalensi GGK seringkali diabaikan, meskipun GGK merupakan gangguan yang bersifat menahun dan dapat berlangsung progresif. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan motivasi penderita Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 60 responden dan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Alat analisis yang digunakan dengan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa mempunyai umur lebih dari 40 tahun (48,7%), pendidikan akhir SLTA (43,6%) dan berprofesi sebagai buruh/tani (39,7%), sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa mempunyai dukungan keluarga cukup yaitu sebanyak 43 orang (71,7%), dan sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa mempunyai motivasi tergolong sedang yaitu sebanyak 40 orang (66,7%), dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi penderita gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri (p-value = 0,011), dan keeratan hubungan tergolong sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat dukungan keluarga dengan motivasi penderita gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa. Kata kunci: Dukungan keluarga, Motivasi, Gagal Ginjal Kronik (GGK) ABSTRACT Chronic renal failure is a health problem that has been widespread and about 510% of the world's population (Kidney International Organization, 2009). The disease is included into the top ten non-communicable diseases that often occur with a prevalence of 0.2% in Indonesia. The prevalence of CRF is often overlooked, although CRF is a disorder that is chronic and can take place progressively. The purpose of this study to analyze the relationship of family support and motivation in patients with Chronic Renal Failure Hemodialysis room. The method used is descriptive correlation with cross sectional approach. Total sample of 60 respondents and sampling techniques with purposive sampling. The analytical tool used by Spearman rank correlation. The results showed that: the majority of patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis have a lifespan of more than 40 years (48.7%), the end of high school education (43.6%) and work as laborers / farm (39.7%), partially patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis have enough family support as many as 43 people (71.7%), and most patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis were classified as motivated as many as 40 people (66.7%), and there are the relationship between family support and motivation chronic renal failure patients on hemodialysis room dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri (p-value = 0.011), and the relationship moderate. The conclusion from this study is there support for families with the motivation of patients with chronic renal failure on hemodialysis room. Keywords: Family support, Motivation, Chronic Renal Failure (CRF).
1
dengan prevalensi sebesar 0,2% di Indonesia
1. PENDAHULUAN Gagal Ginjal Kronik/GGK merupakan
(Riskesdas,
2013).
Prevalensi
GGK
meskipun
GGK
suatu proses patofisiologi dengan berbagai
seringkali
penyebab
beragam,
merupakan gangguan yang bersifat menahun
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
dan dapat berlangsung progresif (Lancet,
yang progresif, pada umunnya berakhir
2013).
(etiologi)
yang
diabaikan,
dengan gagal ginjal (Sudoyo, 2006). Pasien
Menurut data dari Riset Kesehatan
dikatakan mengalami GGK apabila terjadi
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi
penurunan
Rate
gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar
(GFR) yakni <60 ml / menit /1.73 m2
0,2%. Prevalensi kelompok umur ≥ 75 tahun
selama lebih dari 5 bulan (Black & Hawks,
dengan 0,6% lebih tinggi daripada kelompok
2009).
umur yang lain. Prevalensi gagal ginjal
Glomerular
Filtration
GGK dapat disebabkan oleh penyakit seperti diabetes melitus, kelainan ginjal, glomerulonefritis,
nefritis
kronik di Provinsi Jawa Tengah yaitu 0,7% (Dinkes Jateng, 2014).
intertisial,
Berdasarkan hasil studi dari data yang
kelainan autoimun, sedangkan komplikasi
didapat dari rekam medik RSUD dr.
GGK adalah : edema (baik edema perifer
Soediran
maupun edema paru), hipertensi, penyakit
tercatat bahwa penyakit gagal ginjal pada
tulang,
tahun 2013 termasuk peringkat ke 5 jumlah
hiperkalsemia,
dan
anemia.
Mangun
Soemarso
Wonogiri
Walaupun demikian komplikasi gagal ginjal
pasien
kronik dapat diantisipasi dengan tindakan
sebanyak 113 orang. Pada tahun 2014
kontrol ketidakseimbangan eletrolik, kontrol
mengalami peningkatan yaitu 166 orang.
hipertensi, diet tinggi kalori rendah protein
Sedang
dan
hemodialisis pada bulan Juni 2015 tercatat
tentukan
tatalaksana
penyebabnya
(Davey, 2005). Gagal
yang
mengalami
pasien
yang
GGK
menjalani
yaitu
terapi
120 orang dan menjalani tindakan hemoginjal
kronik
merupakan
masalah kesehatan yang telah meluas dan
dialisis 945 kali. Pasien
GGK
harus
menjalani
mengenai 5-10% populasi dunia (Kidney
hemodialisis yang merupakan salah satu
International Organization, 2009). Penyakit
terapi yang menggantikan sebagian kerja
ini termasuk ke dalam sepuluh besar
dari fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa
penyakit tidak menular yang sering terjadi
hasil metabolisme dan kelebihan cairan serta
2
zat-zat yang tidak di butuhkan tubuh melalui
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
difusi dan hemofiltrasi (O`callaghan, 2009).
penderita yang sakit (Friedman, 2010).
Pada pasien GGK tindakan hemodialisis tidak
dapat
menyembuhkan
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
atau
Zurmeli, dkk (2014) menjelaskan bahwa ada
secara
hubungan antara dukungan keluarga dengan
permanen. Tindakan hemodialisis tersebut
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
dapat menurunkan resiko kerusakan organ-
yang
organ vital lainnya akibat akumulasi zat
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ismail
toksis
dkk
mengembalikan
fungsi
dalam
ginjal
sirkulasi.
Hemodialisis
menjalani
(2012)
terapi
hemodialisis.
menunjukkan
bahwa
ada
dilakukan dengan menggunakan sebuah
hubungan pendidikan, pengetahuan dan
mesin yang dilengkapi dengan membran
motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien
penyaring semi permeabel (ginjal buatan)
gagal
(Muttaqin & Sari, 2011).
menimbulkan motivasi pada pasien gagal
Pasien
gagal
ginjal
kronik
ginjal
kronik.
Faktor
yang
yang
ginjal kronik untuk melakukan hemodialisa
menjalani hemodialisis akan mengalami
adalah dukungan keluarga, keinginan untuk
berbagai masalah yang dapat menimbulkan
hidup lebih lama dan untuk mengurangi rasa
perubahan atau ketidakseimbangan yang
sakit yang diakibatkan karena menumpuk-
meliputi biologi, psikologi, sosial dan
nya sisa metabolisme (toksik uremia) di
spritual pasien (Charuwanno, 2005 dalam
dalam tubuh.
Zurmeli dkk, 2014). Dukungan keluarga
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
merupakan suatu masalah yang akan dialami
yang dilakukan melalui wawancara terhadap
pasien GGK karena dukungan keluarga
10
adalah prilaku melayani yang dilakukan oleh
hemodialisis, 4 orang mengatakan mendapat
keluarga, baik dalam bentuk dukungan
dukungan dari keluarga karena merupakan
emosional
tanggung
(perhatian,
empati),
kasih
dukungan
(menghargai,
penghargaan
jawab
menjalani
keluarga
tindakan
untuk
mendampingi pasien menjalani hemodialisis, 4 orang
Informasi)
mendapat dukungan dari keluarga untuk
dukungan
menjalani hemodialisis yang merupakan
instrumental (bentuan tenaga, dana dan
rutinitas yang membosankan dan 2 orang
waktu). Dukungan keluarga adalah sikap,
mengatakan
maupun
(saran, dalam
balik),
yang
dukungan
informasi
umpan
sayang,
orang
nasehat, bentuk
lagi mengatakan tidak
kadang-kadang
keluarga
3
mendukung untuk hemodialisis, kadang-
diteliti, adapun analisis bivariate dengan
kadang keluarga tidak mendukung karena
menggunakan
mempunyai kesibukan masing-masing. 10
Spearman.
analisis
korelasi
Rank
pasien GGK tersebut juga menunjukkan adanya penurunan motivasi untuk menjalani terapi
hemodialisa
akibat
kurangnya
3.1. Dukungan Keluarga
dukungan keluarga. Motivasi yang menurun ini dikaitkan dengan
perubahan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kehidupan
ekonomi,
kesehatan fisik dan psikososial, dimana 10 pasien GGK menyatakan bahwa telah berhenti bekerja sejak menjalani terapi
Tabel 1. Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Kurang Cukup Baik
F 8 43 9
Jumlah
60
Sumber: Data yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
hemodialisis dan mengalami perubahan kesehatan fisik yang cukup drastis, pasien mengalami cepat merasa lelah sehingga kegiatannya harus dibantu oleh orang lain. Tujuan penelitian ini adalah : Untuk
distribusi data tentang dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
Kronik di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
hemodialisa
sebagian
besar
mempunyai dukungan cukup masing-masing sebanyak 43 orang (71,7%).
mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi penderita Gagal Ginjal
% 13,3 71,7 15,0 100,0
Sesuai dengan pengamatan peneliti diketahui juga bahwa pasien gagal ginjal kronik
umumnya
ketika
menjalani
perawatan maupun menjalani hemodialissis selalu ditemani oleh keluarganya (suami,
2. METODE PENELITIAN
istri maupun anggota keluarga yang lain).
Desain penelitian deskriptif korela-
Dukungan dari keluarga merupakan
tional dengan pendekatan cross sectional.
suatu hal yang sangat penting bagi penderita
Sampel dalam penelitian pasien GGK di
gagal
ruang Hemodialisa yang berjumlah 71
hemodialisa, karena hal tersebut dapat lebih
orang, dengan teknik purposive sampling.
memotivasi
Teknik analisis data terdiri dari analisis
hemodialisanya. Jadi pasien merasa bahwa
univariate dan bivariat. Analisis univariate
tetap ada yang memberikan perhatian, kasih
menjelaskan masing-masing variabel yang
sayang atau ada yang peduli kepadanya
ginjal
kronik
pasien
dalam
dalam
menjalani
menjalani
4
walaupun dalam keadaan sakit. Menurut
menemani pasien menunggu antrian dan saat
teori Bomar (2006), dukungan keluarga
menjalani terapi hemodialisis.
adalah bentuk perilaku melayani yang
Menurut Ratna (2010) dukungan dari
dilakukan oleh keluarga, baik dalam bentuk
keluarga
merupakan
dukungan
seseorang
ketika
emosional
(perhatian,
kasih
faktor
penting
menghadapi
masalah
sayang, empati), dukungan penghargaan
(kesehatan) dan sebagai strategi preventif
(menghargai,
dukungan
untuk mengurangi stress dan pandangan
umpan
balik),
informasi
(saran,
nasehat,
informasi)
hidup. Dukungan keluarga sangat diperlukan
maupun
dalam
bentuk
dukungan
dalam perawatan pasien, dapat membantu
instrumental (bantuan tenaga, dana, dan waktu). ini
diperkuat
oleh
penelitian yang dilakukan oleh Surmeli didapatkan
lebih
dari
kepada responden yang mengalami gagal ginjal dan menjalani terapi hemodialisis adalah cukup positif yaitu sebanyak 53 orang (50,5 %). Artinya dapat diasumsikan bahwa keluarga telah melaksanakan fungsi kesehatan
pengamatan mendampingi
keluarga.
peneliti, pasien
Berdasarkan
rata-rata
keluarga
menjalani
terapi
hemodialisis hingga selesai dan memberikan dukungan emosional seperti memberikan perhatian dan semangat kepada pasien. Akan tetapi ada juga beberapa keluarga pasien yang kurang memberikan
semangat
pasien, hidup
dan
komitmen pasien untuk tetap menjalani pengobatan.
separuh
dukungan yang diberikan oleh keluarga
tugas
kecemasan
meningkatkan
Penelitian
(2015)
menurunkan
Hal
tersebut
didukung
oleh
pernyataan Sapri (2008), yaitu ada pengaruh antara
keterlibatan
kepatuhan
pasien
keluarga dalam
dengan
pengobatan
hemodialisis. Keterlibatan keluarga dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga. Keluarga juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan
program
pengobatan
pada
penderita derajat dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial secara
negatif
berhubungan
dengan
kepatuhan pengobatan.
dukungan kepada pasien, seperti keluarga hanya mengantarkan pasien dan tidak
5
3.2. Motivasi Penderita Gagal Ginjal Kronik Tabel 2. Motivasi Penderita Gagal Ginjal
Kronik Motivasi
motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien Gagal Ginjal Kronik, yang menyimpulkan bahwa
sebagian
besar
responden
mempunyai motivasi tinggi (75,5%) dan
F
%
Rendah Sedang Tinggi
7 40 13
11,7 66,7 21,7
lainnya memiliki motivasi yang rendah (25,5%).
Menurut
Nursalam
Jumlah
60
100,0
motivasi
merupakan
sebagai
Sumber: Data yang diolah, 2015.
(2005), dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa
yang diindikasikan dengan adanya hasrat
motivasi penderita Gagal Ginjal Kronik
dan
yang
ruang
dorongan dan kebutuhan untuk melakukan
hemodialisa RSUD dr. Soediran Mangun
kegiatan, harapan dan cita-cita, penghargaan
Soemarso
dan penghormatan atas diri, lingkungan
menjalani
hemodialisa
Wonogiri
diketahui
di
sebagian
besar mempunyai motivasi sedang yaitu sebanyak
40
orang
(66,7%).
Menurut
minat untuk
melakukan
kegiatan,
yang baik serta kegiatan yang menarik. Menurut
Saragih
(2012),
bahwa
pengamatan peneliti juga diketahui bahwa
motivasi penderita gagal ginjal kronik
memang
responden
menunjukkan
47,4%
motivasi
menjalani
dikarenakan
responden
merasa
mempunyai
sebagian
besar
semangat
dalam
tinggi sebagai
hemodialisis karena mereka beranggapan
manusia maka harus mencoba semua cara
bahwa gagal ginjal kronik agar dapat
agar penyakit sembuh termasuk dengan
mempercepat sembuhnya maka jalan yang
hemodialisa. Masih ada 43,6% responden
ditempuh tidak lain
yang termotivasi menjalani hemodialisa
adalah menjalani
hemodialisis secara rutin.
karena
disarankan
oleh
kerabat
untuk
Menurut hasil pengamatan peneliti,
menjalani hemodialisa agar cepat sembuh,
motivasi penderita Gagal Ginjal Kronik
dan sebagian responden yang termotivasi
yang menjalani hemodialisa, selain untuk
menjalani hemodialisa karena perawat selalu
sembuh, karena mereka ingin bekerja lagi,
mengingatkan jadwal hemodialisa.
ingin dihargai pasangannya, sehingga bisa mandiri dan tidak merepotkan orang lain.
Pasien
gagal
ginjal kronik
yang
mempunyai motivasi yang baik disebabkan
Penelitian oleh Ismail (2012) tentang
hemodialisa telah menjadi kebutuhan bagi
hubungan pendidikan, pengetahuan dan
dirinya yaitu kebutuhan akan rasa aman.
6
Hemodialisa
memberikan
jaminan
keamanan bagi kesehatan dirinya karena
manusia akan sulit melakukan berbagai kegiatan dalam hidupnya.
hemodialisa merupakan pengobatan yang harus dijalani oleh pasien gagal ginjal kronik.
Pasien
yang telah
3.3. Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi pasien GGK
mengetahui
manfaat dan dampak hemodialisa bagi kesehatannya dapat menjalani hemodialisa
Hasil uji korelasi rank spearman (τ) untuk
mengetahui
hubungan
dukungan
keluarga dengan motivasi penderita Gagal
dengan baik, namun bagi pasien yang tidak
Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa
mengetahui manfaat hemodialisa dan efek
di ruang hemodialisa RSUD dr. Soediran
samping ditimbulkan harus menyesuaikan dengan keadaan yang baru seperti kondisi yang tidak menyenangkan.
bermanfaat
hemodialisa.
Pasien
selama yang
motivasi yang tinggi akan menjalani
hemodialisa.
analisis yang telah diuji yang tersajikan dalam Tabel 3.
Motivasi pada pasien gagal ginjal kronik
Mangun Sumarso Wonogiri. Berikut hasil
menjalani mempunyai
patuh
dalam
Tabel 3. Analisis Korelasi Pearson Product Moment Variabel Dukungan keluarga dengan motivasi
Nilai rXY 0,326
p-value 0,011
Hal ini sesuai
Berdasarkan Tabel 3. di atas diketahui
dengan penelitian Saragih (2012) yang
nilai korelasi hitung sebesar 0,326 dengan
menyatakan
dukungan
nilai probabilitas 0,011 (p value < 0,05),
keluarga pada penderita yang mengalami
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
hemodialisa berdasarkan emosional adalah
artinya bahwa terdapat hubungan yang
baik.
signifikan antara dukungan keluarga dengan Maslow
bahwa
dalam
peranan
(2006)
motivasi penderita gagal ginjal kronik yang
menyatakan bahwa salah satu kebutuhan
menjalani hemodialisa di ruang hemodialisa
manusia
keamanan.
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso,
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi manusia
artinya bahwa semakin baik dan meningkat
berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan
dukungan keluarga maka semakin tinggi dan
yang lebih tinggi yaitu kebutuhan rasa aman
meningkat motivasi penderita gagal ginjal
dan nyaman (safety need). Kebutuhan ini
kronik yang menjalani hemodialisa tersebut,
sangat diperlukan karena tanpa adanya rasa
dan
aman dari berbagai gangguan yang ada,
(Colton dalam Sugiyono, 2010).
adalah
Purwanto
kebutuhan
sifat
hubungan
tergolong
sedang
7
Dukungan yang diberikan keluarga
signifikan antara apa yang meraka lalukan
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
terhadap kesehatan mereka sendiri (Brunner
meningkatkan motivasi pasien gagal ginjal
& Suddarth, 2006).
kronik untuk melakukan hemodialisa. Hal
Penelitian ini juga sejalan dengan
ini sesuai dengan Stuart & Sundeen (1995
penelitian yang dilakukan oleh Zurmeli
dalam Tamher & Noorkasiani, 2005) yang
(2012), hasil uji statistik didapatkan nilai
menyatakan bahwa dukungan dari keluarga
ρvalue = 0,002 < α 0,05 maka dapat
merupakan
dalam
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
membantu individu menyelesaikan masalah.
dukungan keluarga dengan kualitas hidup
Apabila ada dukungan, rasa percaya diri
pasien
akan
hemodialisis.
unsur
bertambah
terpenting
dan
motivasi
untuk
GGK
yang
menjalani
Menurut
terapi
teori
yang
menghadapi masalah yang terjadi akan
dikemukakan oleh Potter (2009), bahwa
meningkat.
dukungan
keluarga
pemberian
dukungan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
merupakan
bentuk
terhadap
anggota
bahwa ada hubungan positif dan signifikan
keluarga lain yang mengalami permasa-
dukungan
lahan,
keluarga
dengan
motivasi
yaitu
memberikan
dukungan
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
pemeliharaan, emosional untuk mencapai
hemodialisa di rumah sakit. Hasil penelitian
kesejahteraan
ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
memenuhi kebutuhan psikososial.
anggota
keluarga
dan
oleh Dani (2015) yang menghasil penelitian bahwa hasil statistik diperoleh nilai p value
4. SIMPULAN
(0,004) < α (0,05) menunjukkan ada hubu-
a. Karakteristik pasien gagal ginjal kronik
ngan yang signifikan antara motivasi dengan
yang menjalani hemodialisa dengan
kepatuhan pasien GGK untuk menjalani
umur lebih dari 40 tahun sebesar 45
hemodialisis.
orang (75%), berjenis kelamin laki-laki
Hasil penelitian ini didukung oleh teori:
kesejahteraan
sebagai
cerminan
sebanyak 31 orang (51,7%), berpendidikan SLTA sebanyak 27 orang (43,6%)
kesehatan, yang mencakup upaya yang
dan
disadari dan disengaja untuk memaksi-
sebanyak 18 orang (30%).
malkan kesehatan seseorang. Sejumlah riset mengatakan bahwa ada hubungan yang
berprofesi
sebagai
buruh/tani
b. Dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik
yang
menjalani
hemodialisa
8
mempunyai
dukungan
cukup
yaitu
c. Motivasi pasien gagal ginjal kronik yang
motivasi
hemodialisa tergolong
dan
keluarganya
diharapkan untuk selalu memberikan
sebanyak 43 orang (71,7%).
menjalani
kehidupannya
mempunyai
sedang
yaitu
motivasi dengan memberikan bantuan moril maupun materiil kepada pasien gagal ginjal kronik. c. Bagi Rumah Sakit.
sebanyak 40 orang (66,7%). d. Ada hubungan antara dukungan keluarga
Bagi rumah sakit diharapkan dalam
dengan motivasi penderita gagal ginjal
memberikan
pelayanan
kronik di ruang hemodialisa RSUD dr.
terrhadap pasien gagal ginjal kronis yang
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
menjalani
(rhoxy = 0,36; p-value = 0,011), dengan
dalam pengobatan medis saja namun
tingkat keeratan hubungan tergolong
perlu melibatkan dukungan keluarga
sedang.
dalam rangka meningkatkan motivasi
hemodialisa
kesehatan
tidak
hanya
pasien gagal ginjal kronis, hal ini dapat 5. SARAN
berbentuk fasilitas kesehatan seperti
a. Bagi Tenaga Kesehatan
mobil gratis dari Solo Peduli untuk
Diharapkan dapat memberikan peningkatan
terhadap
kualitas
asuhan
pasien. d. Bagi Peneliti berikutnya.
melibatkan
Bagi peneliti lain bisa menggunakan
keluarga untuk memotivasi responden
variabel lain yang belum diteliti yang
agar bersedia menjalani hemodialisa
berhubungan dengan motivasi, seperti
sesuai dengan anjuran perawat maupun
umur, sikap, pengalaman, lingkungan,
dokter, misalnya menganjurkan untuk
fasilitas kesehatan dengan sampel yang
diet
lebih luas.
keperawatan
rendah
dengan
garam,
tidak
minum
minuman bersoda dan alkohol serta rajin melakukan hemodialisa b. Bagi keluarga, pasien yang menjalani hemodialisa. Bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa agar mempunyai motivasi yang baik untuk menjalani
DAFTAR PUSTAKA Alam, Syamsir. Hadibroto, Iwan. 2008. Gagal Ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Black, J. M., & Hawks, J. H. 2009. Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcomes (8th edition ed., vol II). Singapore: Saunders Elsevier. 9
Dhani, Rahma. 2015. Hubungan Motivasi, Harapan dan Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik untuk menjalani Hemodialisa. JOM. Vol 2 No 2, Oktober 2015. Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. Depkes, RI. 2014. Prevalensi kanker di Indonesia dan Dunia. Sumber: http://ma-najemenrumahsakit.net/ 2014/01/prevalensi-kanker-di-indonesia-dan-dunia. diakses tanggal 01 Nopember 2014. Dinkes
Jateng. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinkes.
Dinkes Kab. Wonogiri. 2014. Gambaran Statistika Kejadian Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Wonogiri. Tidak dipublikasikan. Friedman, 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, Praktik. (5th ed). Jakarta: EGC. Ismail, dkk. 2012. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Motivasi dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar. Jurnal Keperawatan. Volume 1 Nomor 3Tahun 2012. STIKES Makassar. Muttaqin, A & Sari, K. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di PTPN RS Gatoel Mojokerto. Medica Majapahit. Mojokerto: STIKES Majapahit. Sapri, M. 2008. Pengaruh dukungan keluarga terhadap respon sosial pasien hemodialisis. Diperoleh tanggal 20 Juni 2015 dari http://digg.com/ educational Sudoyo. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 11. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. Suharyanto, T,. & Madjid, A. 2009. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan. Jakarta: Trans Info Media. O`callaghan, 2009. At a Glance Sistem Ginjal. (2 edision ed). (E. Yasmine, penerj.). Jakarta: Erlangga. The
Kidney Disease Outcomes Quality Initiative. 2012. The kidney disease outcomes quality initiative. Diperoleh pada tanggal 14 Juni 2015 dari http://www.juveska.com.gagalginjalkronik–atau-kkd.
Zurmeli dkk, 2014. Hubungan Peran Perawat Pelaksana dengan Kualitas Hidup pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis. Jurnal Keperawatan. Universitas Riau. _________, 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Keperawatan. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan System Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Pratiwi, DT. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi
10