HUBUNGAN GANGGUAN KOGNITIF DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSI

Download Tujuan: Mengetahui hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada Lansia Panti Sosial. Werdha Banjarbaru. Metode: Jenis penelitian kua...

7 downloads 514 Views 66KB Size
Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... HUBUNGAN GANGGUAN KOGNITIF DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA BANJARBARU Novita*, Dini Rahmayani1, Wahyu Hardi2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin *Korespondensi Penulis: Telepon 08971052313, E-mail: [email protected]

ABSTRAK Latar Belakang: Dengan aktivitas fisik yang teratur diharapkan kemunduran motorik lansia dapat dihambat begitu juga dengan kemampuan lain seperti kemampuan kognitif, daya ingat dan bahkan kesehatan. Fungsi kognitif ialah proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lainlain sehingga reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Perilaku lansia yang semakin lambat akan mempengaruhi lansia sehingga akan mengalami resiko jatuh. Tujuan: Mengetahui hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada Lansia Panti Sosial Werdha Banjarbaru Metode: Jenis penelitian kuantitatif, Survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna werdha Budi Sejahtera Banjarbaru dari bulan Maret 2016 sebanyak 109 orang dengan Jumlah sampel 78 orang.Teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan uji Spearmen rho (p=0,05) Hasil: Sebagian besar responden mengalami gangguan kognitif sedang sebanyak 31 orang (39,7%)dan resiko jatuh tinggi sebanyak 48 orang (54,2%) Kesimpulan: Ada hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kata Kunci: Gangguan Kognitif, Resiko Jatuh, Lansia

1

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi...

ABSTRACT

Background: With physical activity reguler expected a setback motoric elderly can any barrier so also to the ability of other like the ability cognitive, memory, and even health. Cognitive function is a process of learning, perception, comprehension, understanding, caring and others so that the reaction and behavior of the elderly becomes increasingly slow. Behavior elderly the slower it will affect the elderly so runs the risk of falling. Objective: To determine the relationship of cognitive impairment with the risk of falling in the Elderly Social Institution Banjarbaru. Methods: Quantitative research, Survey analytic with cross sectional approach. The population in this study is the elderly who are in Children's Social Welfare Budi Tresna Werdha Banjarbaru of the month March 2016 as many as 109 people. Number of samples 78 people. The sampling technique used purposive sampling. Collecting data using questionnaires with Spearmen rho test (p = 0.05) Results: Most respondents cognitive impairment were 31 people (39.7%) and a high risk of falling as many as 48 people (54.2%) Conclusion: there is a relationship of cognitive impairment with the risk of falls in the elderly in Social Institutions Tresna Werdha Keywords: Cognitive Disorders, Risk Fall, Elderly

2

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi...

PENDAHULUAN

dan

Lansia adalah manusia yang berusia di

reproduksi),

perubahan

perubahan

psikososial

spiritual,

(pensiun,aspek

atas 60 tahun yang mengalami perubahan

kepribadian, dalam peran sosial di Masyarakat

melalaui proses. Menurut Azizah, (2011)

dan Perubahan minat), penurunan fungsi dan

Menua adalah proses yang ilmiah hilangnya

potensi

perlahan-lahan kamampuan jaringan organ

(Azizah, 2011).

tubuh memperbaiki atau mengganti diri untuk mempertahankan

dan

dan

perubahan

kognitif

Fungsi kognitif ialah proses belajar,

fungsi

persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian

normalnya, bersifat irreversibel dan dialami

dan lain-lain sehingga reaksi dan perilaku

oleh semua mahluk. Bertambahnya usia, timbul

lansia menjadi semakin lambat. Perubahan-

perubahan-perubahan sebagai akibat proses

perubahan pada kognitif yang muncul seperti

menua (aging process), meliputi perubahan

memory, IQ, kemampuan belajar, kemampuan

fisik, mental, spiritual dan psikososial. Lansia

pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan

merupakan proses tumbuh kembang manusia

keputusan, kebijakan, kinerja dan motivasi (

yang tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi

Azizah, 2011). Menurut Jamebozorgi., et al

berkembang dari bayi dan akhirnya menjadi

(2013) Jatuh merupakan salah satu penyebab

tua. Hal

normal, dengan perubahan

utama dari kematian dan cedera pada populasi

mencapai usia tahap perkembangan kronologis

lanjut usia. Dua puluh hingga tiga puluh persen

tertentu (Azizah, 2011).

dari lansia yang memiliki derajat kecacatan

ini

struktur

seksual

Perubahan-perubahan yang terjadi pada

tinggi terkait jatuh akan mengalami kehilangan

lansia adalah perubahan fisik (Sistemindra,

kebebasan akan ADL (Activity Dialiy Living),

Sistem musculuscletal, sistem kardiovaskuler

penurunan kualitas hidup dan yang paling

dan respirasi, pencernaan, perkemihan, saraf

memprihatinkan adalah kematian. Menurut 3

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... WHO,

(2007)

anggota

luka karena terpeleset dan 1 lansi perempuan

cidera

mengatakan pernah jatuh mengalami luka.

mempengaruhi sekitar 105,000 orang. Hampir

Pada gangguan kognitif terdapat 6 aspek

40.000 lansia yang dinyatakan meninggal

kognitif

untuk

karena jatuh.

kognitif

dari

European

negara-negara

Union,

masalah

mengidentifikasi beberapa

aspek

gangguan kognitif

Akibat dari jatuh pada lansia rusaknya

menggunakan aspek kognitif orientasi waktu,

jaringan lunak yang terasa sakit berupa robek

dari 10 lansia terdapat 6 orang lansia yang

atau

robeknya

tidak bisa menjawab tahun, tanggal, bulan dan

arteri/vena, patah tulang, hematoma, kecacatan

hari, terdapat 4 orang lansia dapat menjawab

dan meninggal, untuk mencegah agar tidak

tahun, tanggal, bulan dan hari.

tertariknya

jaringan

otot,

jatuh pada lansia dengan cara mengidentifikasi

Berdasarkan pada latar belakang

faktor resiko, menilai dan mengawasi. Pada

yang telah diuraikan diatas dapat rumuskan

prinsipnya mencegah terjadinya jatuh sangat

masalahnya

penting pada usia lanjut (Bandiyah, 2009).

hubungan gangguan kognitif dengan resiko

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

sebagai

berikut

jatuh pada lansia di Panti

:"Apa

ada

Sosial Tresna

Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru.

Sejahtera Banjarbaru pada bulan November 2015. Hasil wawancara dari 10 orang lansia di BAHAN DAN METODE Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru terdapat 7 lansia pernah jatuh terdiri dari 6 lansia laki-laki yaitu ada 2

Lokasi penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.

orang lansia mengalami bengkak dan terkilir

Metode yang digunakan dalam penelitian

pada kaki karena terpeleset, 1 orang sakit

ini adalah cross sectional. Teknik yang

pinggang karena jatuh dikamar mandi, 3 orang

digunakan dalam pengambilan sampel yaitu 4

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... dengan teknik purposive sampling. Dalam hal

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29

ini, yang menjadi sampel adalah Lansia yang

orang (37,2%).

bersedia menjadi responden, Lansia > 60 tahun

Tabel 2 Distribusi frekuensi gambaran tentang gangguan kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru No Gangguan F (%) Kognitif 1. Tidak gangguan 28 35,9 kognitif 2. Gangguan kognitf 31 39,7 ringan 3 Gangguan 19 24,4 kognitf berat Jumlah 78 100

dan mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Pengambilan sampel dilakukan 1 bulan yaitu dari Maret sampai April 2016. Uji statistik yang digunakan oleh

Tabel

2

menunjukkan

bahwa

peneliti adalah uji Spearman Rho dengan responden mengalami gangguan kognitif menggunakan komputerisasi. ringan

sebanyak

sedangkan

31

responden

orang yang

(39,7%), mengalami

HASIL gangguan kognitif berat sebanyak 19 orang 1.

Analisis Univariat (24,4%). Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna

Tabel 3 Hubungan jenis kelamin dengan ganguan kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru.

werdha Budi Sejahtera Banjarbaru dari

no

Jenis Kelamin

Gangguan Kognitif

bulan Maret 2016 sebanyak 78 orang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

1 2

Laki -Laki Perempuan Jumlah

Tidak gangguan kognitif n % 10 34,5 18 36,7 28 35,9

Jumlah

Gangguan kognitif sedang n % 11 37,9 20 40,8 31 39,7

Gangguan kognitif berat n % 8 22,4 11 27,6 19 24,4

n % 29 100 49 100 781 100

data sebagai berikut: Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

n (%) 29 (37,2%) 49 (62,8%)

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang (62,8%), sedangkan responden yang

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang jenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang paling banyak mengalami mengalami gangguan kognitif ringan sebanyak 20 orang (40,8%) sebanyak

dan 29

jenis orang

kelamin

laki-laki

paling

banyak 5

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... mengalami mengalami gangguan kognitif sedang sebanyak 11 orang (37,9%).

3. Analisa Bivariat

Tabel 4 Distribusi frekuensi gambaran tentang resiko jatuh di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru No Resiko Jatuh F (%) 1. Tidak ada resiko tinggi 30 38,5 jatuh 2. Resiko tinggi jatuh 48 61,5 jumlah

Tabel

78

4

Tabel 5 Hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. No Gangguan Kognitif

100

menunjukkan

bahwa

responden memiliki resiko jatuh tinggi

1

sebanyak 48 orang (61,5%), sedangkan

2

responden yang tidak ada resiko tinggi

3

jatuhsebanyak 30 orang (38,5%). Tabel 4 Hubungan jenis kelamin dengan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru. No Jenis Resiko jatuh Jumlah Kelamin Tidak ada Resiko tinggi resiko tinggi jatuh jatuh n % n % n % 1 2

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Tabel

16 14 30

55,2 28,6 38,5

13 35 48

44,8 71,4 61,5

4.8

menunjukkan

29 49 78

bahwa

responden yang berjenis kelamin perempuan

100 100 100

Tidak gangguan kognitif Gangguan kognitf ringan Gangguan kognitif berat Jumlah

Resiko jatuh

Jumlah

Tidak ada resiko tinggi jatuh n %

Resiko tinggi jatuh n

%

n

%

17

60,7

11

39,3

28

100

9

29

22

71

31

100

4

21,1

15

78,9

19

100

30

38,5

48

61,5

78

100

Hasil Uji statistik Spearman's rho diperoleh nilai p = 0,003. Dengan nilai p< (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

diterima,

yang

artinya

ada

hubungangangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di Panti

Sosial Tresna

Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru.

sebanyak 49 orang mengalami resiko tinggi jatuh sebanyak 35 orang (71,4%) dan

Pembahasan

responden yang berjenis kelamin laki-laki

1. Gangguan Kognitif

sebanyak 29 orang tidak mengalami resiko tinggi jatuh sebanyak 16 orang (55,2%).

Berdasarkan hasil penelitian gangguan kognitif pada lansia ringan sebanyak 31 orang (39,7%)sedangkan responden yang 6

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... mengalami

gangguan

kognitif

berat

yang

sering

dilatih

dan

dirangsang

sebanyak 19 orang (24,4%).

diharapkan akan bertahan dengan baik,

Gangguan kognitif pada lansia ringan hal ini

berbeda jika fungsi otaknya tidak pernah

dikarenakan umur yang semakin tua maka

dilatih maka itu akan mempercepat lansia

akan mempengaruhi pola pikir, konsentrasi

mengalami masa dimensia dini.

dan intelektual lansia, sedangkan sebagian

sesuai dengan teori Wicaksono, (2011) yang

besar responden berumur >66 tahun dimana

menyatakan bahwa umur yang semakin tua

umur ini termasuk kategori tua dan terjadi

akan mempengaruhi pola pikir, konsentrasi

penurunan fungsi kognitif. Lansia yang

dan

mengalami

mengalami

gangguan

kognitif

berat

intelektual

lansia.

gangguan

Hal ini

Lansia

yang

kognitif

berat

dikarenakan lansia tidak melatih fungsi

dikarenakan lansia tidak melatih fungsi

kognitifnya misalnya seperti membaca,

kognitifnya misalnya seperti membaca,

menyanyi,

menyanyi, berdiskusi dan mengajar.

berdiskusi.

Cara

untuk

meningkatkan kemampuan kognitif pada

Gangguan kognitif dalam penelitian

lansia dengan aktivitasfisik dapat membantu

ini lebih banyak dialami oleh perempuan

mempertahankan

pada

yaitu sebanyak 20 orang (40,8%) pada

teratur

gangguan kognitif ringan dan sebanyak 11

meningkatkan

orang (22,4%) pada gangguan kognitif

fungsi kognitif dan mengurangi penurunan

berat, sedangkan laki-laki sebanyak 11

kognitif

lansia.

orang (37,9%) gangguan kognitif ringan dan

seperti

sebanyak 8 orang (27%) pada gangguan

lansia. termasuk

fungsi

Aktivitas berjalan

lebih

Aktivitas-aktivitas

fisik dapat

sedikit

kognitif secara

pada

kognitif

membaca, berdiskusi dan menyanyi akan

kognitif

sangat

untuk

perempuan dan laki-laki yang menjadi

mempertahankan fungsi kognitifnya. Otak

responden dalam penelitian tidak sama.

bermanfaat

bagi

lansia

berat.Selain

itu,

perbandingan

7

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... Lansia perempuan lebih banyak dari pada

jatuh. Lansia aktivitas fisik yang teratur juga

responden laki-laki.

diharapkan dapat membantu dari gangguan

2. Resiko Jatuh

keseimbangan, kelemahan otot tungkai,

Berdasarkan hasil penelitian resiko tinggi jatuh pada lansia responden memiliki resiko tinggi jatuh sebanyak 48 orang

waktu reaksi yang lambat, koordinasi yang berkurang dan fleksibilitas. Menurunnya

kemampuan

fisik

(61,5%), sedangkan responden yang tidak

lansia pada mengakibatkan lansia rawan

ada resiko tinggi jatuh sebanyak 30 orang

mengalami kejadian jatuh. Berbagai faktor

(54,2%) >66 tahun umur lansia paling

yang mempengaruhi adanya jatuh atau

banyak hal ini termasuk dalam kategori tua.

roboh pada lansia ada beberapa hal yakni

Lansia yang memiliki resiko tinggi jatuh

dari faktor diri lansia, faktor aktifitas, faktor

dikarenakan beberapa hal di antaranya yaitu

lingkungan dan faktor obat-obatan. Faktor

kekuatan otot, tugas fungsional (berdiri

(diri lansia salah satunya adalah mengenai

setelah duduk di kursi dan berjalan),

masalah keseimbangan pada tubuh yang

keseimbangan (statis dan dinamis), gaya

sering menyebabkan lansia tiba-tiba jatuh.

berjalan dan ketakutan dalam berjalan dan

Proses penuaan juga memiliki peranan

keadaan fungsional tubuh. Lansia yang tidak

dalam hal keseimbangan tubuh pada lansia

memiliki resiko tinggi jatuh dikarenakan

dimana terjadi perubahan pada kontrol

lansia sering melakukan aktivitas fisik

postural yang mungkin memegang peran

meliputi pola gerakan yang beragam seperti

penting pada sebagian besar kejadian jatuh,

latihan

olahraga

selain itu terdapat perubahan pada postur

kesehatan, jenis senam dan jalan kaki dapat

tubuh, gaya berjalan, sistem sensorik, dan

meningkatkan massa tulang sehingga tulang

mobilitas fungsional. Keseimbangan dapat

lebih padat dan dapat menurunkan risiko

pula terganggu oleh karena adanya penyakit

kekuatan

melalui

8

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... dan obat- obatan.Semua perubahan tersebut

Beberapa kondisi sebagian kecil lantai yang

dapat berperan untuk terjadinya jatuh,

licin akibat percikan air sampai kekamar

terutama pada kemampuan untuk mencegah

yang tidak dikeringkan dan air kencing dan

terjadinya jatuh manakala terpeleset atau

sebagian kecil penataan barang dibeberapa

menghadapi

kamar yang tidak rapi. Sebagian kecil lantai

situasi

lingkungan

yang

membahayakan (Rahayu, 2014).

yang tidak rata akibat keramik ada yang

Menurut Supriyono, 2015 setiap

pecah di beberapa WC akan mempengaruhi

aktivitas fisik membutuhkan keseimbangan

bagi lansia untuk dapat jatuh dikarenakan

dengan program latihan fisik keseimbangan

lansia telah mengalami kemunduran dalam

atau olahraga yang mengandung unsur

hal penglihatan, pendengaran dan lainnya.

keseimbangan seperti senam, olahraga, dll,

Hal ini berdasarkan teori mengatakan faktor

dapat mengurangi resiko lansia jatuh,

dari luar yang dapat mempengaruhi jatuh

sehingga kemungkinan terjadinya cidera,

yaitu seperti akibat dari lantai yang licin,

fraktur

dapat

cahaya rungan yang kurang terang, akibat

diminimalisir, dan harapan hidup atau

tersandung dengan benda-benda di sekitar

kesehatan atau kebugaran lansia tetap

lansia

terjaga.

berserakan

bahkan

Berdasarkan

kematian

yang

barang–barang

yang

menghalangi

lansia

pengamatan

berjalan, alas kaki yang kurang layak bagi

menggunakan lembar cek list yang dapat

lansia, lansia yang tak menggunakan alat

dilihat dari faktor lingkungan berperan

pengaman seperti tongkat atau walker, kursi

penting dalam resiko jatuh lansia di panti

roda yang tak terkunci, serta ketika lansia

bahwa

pada saat turun tangga (Darmojo,2009).

ada

hasil

seperti

sebagian

besar

ruangan

penerangan cukup terang seperti kamar mandi, WC, ruang tamu dan kamar.

Menurut Nugroho, (2008) tingginya frekuensi

jatuh

yang

dialami

lansia 9

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... dipengaruhi oleh berbagai faktor baik

seperti tertarik untuk jatuh sehingga waktu

internal maupun eksternal. Faktor internal

untuk menaiki tangga mereka akan lebih

yang

diantaranya

memilih berpegangan. Munculnya perasaan

psikis dan aktivitas, sedangkan untuk faktor

akan jatuh dapat disebabkan karena adanya

dari luar atau eksternal salah satunya adalah

trauma yang pernah dialami sebelumnya.

gaya berjalan.

Kecemasan dan depresi akan menghasilkan

dapat

Menurut

mempengaruhi

Carpino,

(2006)

faktor

lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal

yang mempengaruhi kejadian

jatuh pada lansia. Kejadian jatuh akan cenderung menurun pada lingkungan yang sudah dikenal. Kondisi lingkungan seperti posisi kloset, kamar mandi, posisi tempat

perasaan akan terjatuh. Lansia sangat rentan sekali dengan masalah ini. Modifikasi lingkungan

dapat

dilakukan

untuk

mengurangi munculnya perasaan akan jatuh yang seringkali dialami oleh lansia 3. Hubungan gangguan kognitif dengan resiko jatuh pada lansia

tidur yang terlalu rendah, penerangan yang

Hasil Uji statistik Spearman's rho

kurang dapat memberikan risikoterhadap

diperoleh nilai p = 0,003. Dengan nilai p <

jatuh. Lansia yang pernah mengalami jatuh

(α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

sampai terjadi luka yang cukup parah

hipotesis

cenderung lebih memilih untuk tidak terlalu

hubungan gangguan kognitif dengan resiko

melakukan mobilitas dan ketika diminta

jatuh pada lansia di Panti

untuk

akan

Werdha (PSTW) Budi Sejahtera Banjarbaru.

menolak karena merasa akan jatuh demikian

Ada korelasi spearman rho sebesar

juga ketika diminta untuk menaiki dan

0,333 menunjukan bahwa arah korelasi

menuruni tangga mereka akan cenderung

positif

berpegangan dan goyang badanya merasa

dapat

melangkahi

kotak

sepatu

diterima,

yang

artinya

ada

Sosial Tresna

dengan kekuatan korelasi sedang diartikan

bahwa

semakin

besar 10

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... gangguan kognitif maka akan semakin

karena

cenderung mengalami resiko jatuh.

berdampak pada menurunnya kemampuan

Lansia

tidak

fungsi

kognitif

dan

mengalami

konsentrasi, proses pikir yang tidak tertata,

gangguan kognitif akan mengalami resiko

menurunkan tingkat kesadaran, gangguan

tinggi

persepsi, gangguan tidur, meningkat atau

jatuh

yang

gangguan

dikarenakan

kemampuan

motorik yang menurun dan lingkungan yang

menurunnya

mendukung

disorientasi, dan gangguan daya ingat

misalnya

lansia

yang

kemampuan kognitifnya tidak terganggu

aktivitas

psikomotor,

(Kuntjoro, 2002).

tetapi mengalami suatu penyakit akan

Fungsi kognitif dapat berhubungan

menyebabkan lansia sulit dalam bergerak

dengan resiko jatuh dimana perubahan di

sehingga akan mengalami resiko tinggi jatuh

semua sistem di dalam tubuh manusia

didukung dengan lingkungan, sedangkan

tersebut salah satu misalnya terdapat pada

lansia yang mengalami gangguan kognitif

sistem

berat tidak akan mengalami resiko tinggi

mengakibatkan terjadinya penurunan dari

jatuh dikarenakan kemampuan motoriknya

fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia

dalam bergerak masih sangat baik walaupun

umumnyamenurun 10-20%. Penurunan ini

kemampunnya

berpikir

terjadi pada usia 30-70 tahun. Penelitian

sudah menurun. Hal ini dapat diatasi dengan

terkini menyebutkan bahwa walaupun tanpa

lansia dengan mengatur pola makan yang

adanya penyakit neurodegeneratif, jelas

sehat, berolahraga, dan berinteraksi dengan

terdapat perubahan struktur otak manusia

teman-teman sekitarnya.

seiring bertambahnya usia, serta perubahan

mengingat

dan

Fungsi kognitif menjadi salah satu

patologis

saraf.Perubahan

pada

tersebut

serebrovaskular

dapat

juga

faktor resiko penyebab meningkatnya resiko

berhubungan dengan kemunduran fungsi

jatuh pada lansia, hal tersebut disebabkan

kognitif. Hal tersebut tentunya juga akan 11

Hubungan Gangguan Kognitif Dengan Resiko Jatuh Pada Lansi... berpengaruh

pada

aktivitas

sehari-hari

(Activities of Daily Living-ADL) sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan

aktivitas

hidup

sehari-hari

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Carpino. 2006. New ideas in balance and falls prevention 3 ed. St LouisElsevier Saunders. 87(12): 51-70. Darmojo. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai FKUI.

(Fadhia, 2012). Fadhia.

UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada

para

pihak

Panti

Werdha

Budi

Sejahtera Banjarbaru perawat dan kepala Panti di Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru serta. Kepada

Ibu

Dini

Bapak Wahyu Hardi P, SSTG.,MPH-GK, RD pembimbing

II.

Terimakasih

atas

pemberian arahan, masukan, bimbingan kritik, saran

dan

waktu

serta

Jamebozorgi, A. A., Kavoosi, A., Shafiee, Z., Kahlaee, A. H., & Raei, M. 2013. Investigation of the prevalent fall related risk factors of fractures in elderly referred to tehran hospitals. Medical Journal Of Islamic Republic Of Iran. 27(1): 23-30.

Rahmayani,

S.Kep.,Ns., MPH selaku pembiming I dan

selaku

2012. Hubungan fungsi kognitif dengan kemandirian dalam melakukan activities of daily living (ADL) pada lansia di upt pslu pasuruan [skripsi]. Surabaya. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

kesabaran

yang

berlimpah dalam penyelesaian penelitian ini.

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Rahayu, P. 2014. Hubungan fungsi kognitif dengan risiko jatuh pada lanjut usia di pstw unit budhi luhur Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Supriyono, 2015 Aktifitas fisik keseimbangan mengurangi resiko jatuh pada lansia. Jurnal Olahraga Prestasi.11(2): 173180. WHO.

DAFTAR PUSTAKA Azizah, Lilik Ma'rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

2007. Global Report On Falls Prevention In Older Age World Health Organization. Geneva Switzerland: World Health Organization.

Wicakson. 2011. Panduan Belajar: Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik Edisi 3. EGC: Jakarta. 12