HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN

Download Puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan upaya kesehatan ... dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta...

0 downloads 431 Views 197KB Size
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT ASEP DIAN ABDILAH dan MUHAMAD RAMDAN

ABSTRAK Puskesmas sebagai institusi terdepan tidak hanya pemberi pelayanan saja, tetapi juga melaksanakan berbagai program kesehatan. Kegiatan di puskesmas bersipat promotif, preventif, kuratif, bahkan rehabilitatif. Puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan memberikan jasa pelayanan kesehatan yang bersifat sosial, sehingga keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam aplikasinya, puskesmas harus memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikannya, agar tercipta kepuasan pada pasiennya. Puskesmas Sindangkerta sangat memperhatikan kepuasan pasien karena merupakan rantai informasi promosi sehingga pasien mempunyai persepsi yang baik terhadap Puskesmas Sindangkerta, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahui hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross secsional (potong lintang). Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas Sindangkerta sebanyak 10.095 orang. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 Responden dengan teknik simpel random sampling Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara umur, pekerjaan, penghasilan, dan sumber dana dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung. Sedangkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak terdapat hubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung. Sehingga perlu dilakukan pembenahan pada peran dan fungsi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien yang datang berkunjung ke Puskesmas Sindangkerta. Kata Kunci : Karakteristik dan Kepuasan pasien

A. PENDAHULUAN Puskesmas sebagai institusi terdepan tidak hanya pemberi pelayanan saja, tetapi juga melaksanakan berbagai program kesehatan. Kegiatan di puskesmas bersipat promotif, preventif, kuratif, bahkan rehabilitatif. Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Saat ini puskesmas sudah banyak didirikan hampir seluruh tanah air dan sampai tahun 2002 tercatat 7277 unit puskesmas, 21.587 unit puskesmas pembantu, dan 5084 unit Puskesmas Keliling yang terdiri dari 716 unit perahu dan 1.302 unit ambulans (Depkes RI, 2004:4). Kepuasan pasien merupakan suatu hal yang penting bagi Puskesmas Sindangkerta karena kepuasan pasien dapat merupakan rantai informasi promosi sehingga pasien mempunyai persepsi yang baik terhadap Puskesmas Sindangkerta. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Puskesmas. Saat ini berbagai peluang yang dimiliki oleh Puskesmas Sindangkerta

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

56

antara lain : Bangunan fisik pelayanan Puskesmas cukup memadai, sehingga perlu pula diikuti dengan peningkatan mutu pelayanan, dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang cepat, efisien dan efektif sesuai kebutuhan. Pada survai awal yang dilaksanakan pada bulan Desember 2006

dengan membuka kotak

saran yang ada di Puskesmas Sindangkerta terdapat sebanyak 15 orang yang keseluruhanya menyatakan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan. Berdasarkan data kuantitatif Puskesmas Sindangkerta adanya masalah pada kunjungan pasien rawat jalan, adanya perubahan dari tahun 2004 sebanyak 9.538 orang dan pada tahun 2005 berjumlah 10.490 orang, sedangkan pada tahun 2006 terjadi penurunan yaitu 10.230 orang, pada bulan januari tahun 2007 kunjungan pasien ke puskesmas Sindangkerta sebanyak 10.095 orang. Dari data tersebut adanya penurunan kunjungan, walaupun tidak terlalu tajam penurunannya namun apabila dibiarkan memungkinkan hal tersebut akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya. B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross secsional (potong lintang). Dimana pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif dengan cara wawancara mendalam untuk mengetahui lebih dalam tentang kepuasan pasien rawat. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas Sindangkerta sebanyak 10.095 orang. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 Responden dengan teknik simpel random sampling. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemetaan faktor-faktor yang ada pada tiap dimensi yang mempengaruhi kepuasan dilakukan dengan Diagram Kartesius. Penggunaan diagram Kartesius ini dipilih untuk mendapatkan gambaran apa yang harus diperbuat untuk memperbaiki keadaan (Supranto, 2001). 1. Kesesuaian Kepuasan Pasien Hasil nilai yang diberikan Pasien terhadap isian kuisioner tentang persepsi dan harapan terlihat pada tabel 1 Tabel 1. Nilai Harapan dan Persepsi Nilai Responden

Item

100

24

Harapan (H) Max Min 105 81

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

Persepsi (P) Max Min 89 62

Hasil Pemetaan Harapan (H) Persepsi (P) 9293

7713

57

Tabel di atas menunjukkan bahwa total nilai yang diberikan responden terhadap harapan (kepentingan) adalah 9293 dan persepsi (kepuasan) 7713 Dengan demikian, ada perbedaan antara persepsi dengan harapan sebesar -1580. Analisis tingkat kesesuaian dengan model analisis Martil dan James (1977), adalah sebagai berikut :

TingkatKesesuaian(TK i ) =

X 1( persepsi ) x100% Y 1( Harapan)

TingkatKes esuaian (TK i ) =

7713 x100% = 82,99 % 9293

Keadaan di atas mengindikasikan bahwa unit rawat jalan Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat telah mampu memenuhi 82,99 persen harapan pasien dan masih perlu dilakukan perbaikan pada 17,01 persen layanan lainnya. Apabila dilihat dari kesesuaian untuk tiap item dan rata-rata untuk tiap dimensi/variabel, serta rata-rata ke variabel penelitian, dari data yang terkumpul menunjukkan hasil seperti yang disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Kepentingan dan Kepuasan Pasien di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat No 1. 2. 3. 4. 5.

Dimensi dan Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Berwujud Ketanggapan Keyakinan Kehandalan Sikap Empati Jumlah

Harapan (H) Y1 2212 1881 1949 2026 1225 9293

Persepsi (P) X1 2069 1520 1532 1623 969 7713

Kesesuaian P/H x 100% 93,5 80,8 78,6 80,1 79,1 82,99

Berdasarkan hasil pengolahan di atas, ternyata terdapat item dan faktor yang memiliki tingkat kesesuaian dengan predikat sangat sesuai (80-100%). Seluruh faktor yang diteliti tersebar pada 2 tingkatan kesesuaian yaitu sangat sesuai dan cukup sesuai, dimana, 2 faktor memiliki tingkat kesesuaian cukup sesuai (60-79%), 3 faktor memiliki tingkatan kesesuaian sangat sesuai (80-100%). Keadaan ini menggambarkan bahwa pasien sudah merasa terpuaskan oleh pelayanan yang diberikan Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. 2. Penyebaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Data yang sudah diolah kemudian dikelompokkan pada empat kuadran/bidang pada diagram Kartesius. Untuk menentukan letak diagram, dicari rata-rata dari rata-rata X (persepsi/kinerja) dan Y (harapan/kepentingan). Diagram disusun berdasarkan garis horizontal yang digambarkan oleh rata-rata dari rata-rata x dan garis vertikal oleh garis rata-rata dari ratarata Y. Keadaan ini diperoleh dari data yang terdapat pada tabel 3

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

58

Tabel 3. Penyebaran Data Dalam Diagram Kartesius No

Pernyataan

a. 1

Tangible (Bukti Fisik) Sarana pelayanan kesehatan tampak bersih Peralatan kesehatan yang lengkap Tersedianya ruangan-ruangan poli KB, KIA, Gigi Tersedianya ruang tunggu yang nyaman Penampilan petugas administrasi harus tampak ramah dan rapih Tersedianya sarana umum (tempat parkir, toilet/WC, mesjid) di lingkungan Puskesmas Sidangkerta Jumlah / Rata- rata Responsiveness (Daya Tanggap) Semua keluhan pasien cepat ditanggapi Petugas non medis segera memberikan bantuan bila dibutuhkan oleh pasien Petugas administrasi tidak terkesan /buruburu dalam melayani pasien Perawat berperilaku baik selama memberikan pelayanan Petugas Sangat ramah dalam menyambut pasien yang datang berobat Jumlah / Rata-rata Assurance (Jaminan) Penampilan dokter harus menimbulkan rasa percaya dan aman pada pasien Penampilan perawat harus menampilkan rasa percaya dan aman pada pasien Tersedianya formulir pencatatan pemeriksaan pasien yang bagus dan rapih Penataan alat medis sangat rapi dan terlihat bersih Kebersihan puskesmas sangat diperhatikan oleh petugas Jumlah / Rata-rata Reliability (Keandalan) Ketelitian petugas dokter/perawat dalam melakukan pemeriksaan Prosedur pendaftaran yang mudah dan tidak berbelit-belit Jelasnya informasi yang diberikan tentang keadaan penyakit, tindakan medis, pemakaian obat yang diberikan Prosedur pembiayaan yang mudah dan tidak berbelit-belit Petugas sangat cekatan dalam memberikan pelayanan Jumlah / Rata-rata

2 3 4 5 6

b. 7 8 9 10 11

c. 12 13 14 15 16

d. 17 18 19 20 21

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

Harapan Yi

Persepsi Xi

Y

X

K

424

344

4,21

3,44

II

356 393

327 373

3,54 3,92

3,26 3,72

IV II

378 357

354 335

3,78 3,58

3,54 3,37

IV IV

354

336

3,56

3,39

IV

2262

2069

3,77

3,45

365 367

303 298

3,62 3,65

3,01 2,97

III III

396

336

3,95

3,36

II

376

309

3,76

3,1

III

377

274

3,78

2,76

III

1881

1520

3,75

3,04

393

315

3,90

3,13

I

388

317

3,86

3,16

III

386

319

3,85

3,19

III

394

287

3,94

2,88

I

388

294

3,89

2,96

III

1949

1532

3,89

3,06

424

319

4,21

3,17

I

400

330

3,98

3,29

II

397

299

3,96

2,99

I

403

333

4,03

3,34

II

402

342

4,03

3,44

II

2026

1623

4,04

3,24

59

No e. 22 23 24

Pernyataan Empaty Dokter dapat memahami permasalahan yang dihadapi pasien Perawat memberikan respon yang menyenangkan pada pasien selama pelayanan Pasien dapat berkomunikasi dengan mudah dan santai dengan dokter, perawat, dan petugas lain Jumlah / rata- rata Total Rata-rata T

Harapan Yi

Persepsi Xi

Y

X

K

448

353

4,45

3,5

II

398

343

3,96

3,42

II

379

273

3,78

2,73

III

1225 9343 391,31

969 7713 321,38

4,06 19,52 3,90

3,22 16 3,2

abel di atas memperlihatkan bahwa Y = 3,90 dan X = 3,2. Dengan demikian, dapat disusun diagram Kartesius sebagai berikut : Harapan kepentingan ada pada garis ordinat dengan nilai 3,90 dan persepsi/penilaian ada pada garis absis dengan nilai 3,2. Pertemuan garis harapan dengan persepsi menentukan empat kotak dimensi Kartesius. Penilaian responden atas setiap butir dalam setiap variabel/dimensi kemudian ditata dalam diagram yang sudah disusun, hal ini untuk mempermudah para pengambil keputusan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung dalam mengkonsentrasikan usaha perbaikan melalui skala prioritas, yang digambarkan pada gambar 1. H A R A P A N / K E P E N T I N G A N

KUADRAN I

KUADRAN II

Prioritas Utama

Pertahankan Prestasi

12,15,17,19

1,3,9,18,20,21,22,23

KUADRAN III

KUADRAN IV

Prioritas Rendah

Berlebihan

7,8,10,11,13,14,16,24

2,4,5,16

Y

Y=3,90

X = 3,20

X

PERSEPSI / KENYATAAN

Gambar 1. Diagram Kartesius

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

60

Diagram di atas menunjukkan bahwa ada 4 item yang perlu mendapat perhatian secara serius (I) dari Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung. Ada 8 item yang perlu dipertahankan (II), ada 8 item yang sebenarnya tidak perlu menjadi perhatian besar (III), dan 4 item yang diperhatikan secara berlebihan (IV). 3. Karakteristik Individu Yang Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Tabel

4. Karakteristik Individu Yang Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat No 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Variabel Umur ≥ 30 tahun < 30 tahun Jenis Kelamin Pria Wania Pendidikan Lulusan PT Lulus SMA Lulus SMP Lulus SD Tidak Tamat SD Pekerjaaan Bekerja Tdk Bekerja Penghasilan > Rp. 820.000,< Rp. 820.000,Pembiayaan Pasien Umum Askes PNS Askes Gakin

N

Persen

Total

68 32

68 32

100

50 50

50 50

100

3 17 15 60 5

3 17 15 60 5

57 43

57 43

100

41 59

41 59

100

51 21 28

51 21 28

100

100

4. Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien a. Hubungan Umur Dengan Kepuasan Pasien Penelitian yang dilakukan WHO di 9 negara berkembang telah menyimpulkan bahwa populasi terbanyak yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan adalah kelompok umur lima tahun (balita) dan kelompok umur 30-35 tahun. Masyarakat yang berobat kepelayanan kesehatan sebagian masyarakat rentan yaitu balita, ibu hamil, dan usia lanjut. Sedangkan masyarakat yang berkunjung ke pelayanan kesehatan dalam arti mengantar kebanyakan umur produktif (15-55 tahun). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok umur lebih dari 30 tahun 63,2% menyatakan puas, sedangkan pada kelompok umur kurang dari 30 tahun hanya 21,8% yang menyatakan puas. Dari hal tersebut terlihar bahwa kelompok usia kurang dari 30 tahun cenderung tidak puas dibandingkan kelompok umur lebih dari 30 tahun, hal ini sesuai

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

61

dengan pendapat Lumenta (1989) bahwa kelompok umur produktif ini cenderung lebih banyak menuntut dan berharap banyak terhadap kemampuan pelayanan kesehatan dasar dan cenderung mengkritik. Dan berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara faktor umur responden dengan kepuasan pasien yang berobat ke unit rawat jalan puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat dengan p-value 0,000 (p < α (0,05) = CI 95%). Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah Tabel 5. Hubungan Usia dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat

Umur ≥ 30 tahun < 30 tahun

Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas 43 (63,2%) 25 (36,8%) 7 (21,9%) 25 (78,1%)

Total 68 (100%) 32 (100%)

p 0,000

b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien Dalam suatu keluarga, seorang pria yang menjadi

kepala keluarga

cenderung

melindungi atau intervensi, dan memberikan rasa aman bagi keluarganya. Pria juga cenderung lebih mempengaruhi wanita dalam memberikan pendapat atau pertimbangan untuk melakukan sesuatu (Notoatmojo, 1985). Sementara Menurut Lumenta (1989) pria lebih banyak menuntut dan berharap terhadap kemampuan pelayanan kesehatan dasar dan cenderung mengkritik daripada wanita. Tabel 6. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas 28 (56%) 22 (44%) 22 (44%) 28 (56 %)

Total

p

50 (100%) 50 (100%)

0,424

Hasil penelitian menunjukkan hal yang berbeda dimana kelompok pria 56% menyatakan puas, sementara kelompok perempuan hanya 44%. Akan tetapi hasil uji hubungan menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin ini tidak menunjukkan ada hubungan yang sigifikan dengan kepuasan dengan p-value 0,424 (p > α (0,05 = CI 95%) c. Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien Ada teori yang menyatakan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung banyak menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang menurutnya kurang puas. Beberapa dengan seseorang dengan tingkat pendidikan

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

62

yang rendah, ia cenderung lebih banyak menerima karena tidak tahu apa yang dibutuhkannya, asal sembuh saja itu sudah cukup baginya (Lumenta,1989). Hasil penelitian menunjukkan hal yang sama dimana pada tingkat pendidikan SD hampir 50% menunjukkan kepuasan terhadap pelayanan, sementara pada kelompok lulusan PT semuanya menyatakan tidak puas. Tabel 7. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas 0 (0%) 3 (100%) 11 (64,7%) 6 (35,3%) 9 (60,0%) 6 (40,0%) 30 (50%) 30 (50%) 0 (0%) 5 (100%)

Tingkat Pendidikan Lulusan PT Lulus SMA Lulus SMP Lulus SD Tidak Tamat

Total 3 (100%) 17 (100%) 15 (100%) 60 (100%) 5 (100%)

p

0,101

Hasil analisis perhitungan dengan uji chi-square menunjukkan p-value 0,101< α (0,05 = CI 95%) yang artinya tidak terdapat hubungan antara faktor tingkat pendidikan responden dengan kepuasan pasien yang berobat ke unit rawat jalan Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. d. Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien Tabel 8. Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat

Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja

Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas 35 (61,4%) 22 (38,6%) 15 (34,9%) 28 (65,1%)

Total 57 (100%) 43 (100%)

p 0,015

Hasil penelitian menunjukkan 61,4% pada kelompok yang bekerja menyatakan puas, sedangkan pada kelompok yang tidak bekerja 34,9% menunjukkan puas, tetapi Hasil analisis perhitungan dengan uji chi-square menunjukkan p-value 0,015 (p < α (0,05 = CI 95%) yang artinya terdapat hubungan antara faktor pekerjaan responden dengan kepuasan pasien yang berobat ke unit rawat jalan puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Hal ini sedikit berbeda dengan pendapat Lumenta yang menyatakan kelompok masyarakat yang bekerja cenderung dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan juga lingkungan keluarga. Hal ini ada hubungannya dengan teori yang menyatakan bahwa seseorang yang bekerja cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memeng tidak merasa puas bagi dirinya dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Akan tetapi dari penjelasan lanjutan dari Lumenta (1989) menyatakan bahwa faktor tidak mutlak demikian, karena ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi.

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

63

e. Hubungan Penghasilan Dengan Kepuasan Kerja Menurut

Benyamin Lumenta (1989), sumber dana sangat berpengaruh terhadap

pelayanan kesehatan masyarakat. Tingkat tercapainya pelayanan medis juga ditentukan biaya yang meningkat, sehingga faktor ekonomi sebenarnya menjadi penyebab utama naik dan turunnya tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi penghasilan yang diperoleh maka semakin tinggi pula harapan atau keinginan yang lebih, namun faktor ini tidak mutlak demikian adanya, tidak terlepas dari sesuatu hal yang mempengaruhinya. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan hal yang berbeda dimana kelompok yang penghasilannya lebih tinggi 63,4% menyatakan lebih puas, sementara yang penghasilan lebih rendah hanya 40,7% yang menyatakan puas. Dan berdasarkan hasil uji uji chi-square menunjukkan p-value 0,042 (p < α (0,05 = CI 95%) yang artinya terdapat hubungan antara faktor penghasilan dengan kepuasan pasien yang berobat ke unit rawat jalan puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Hal ini mungkin lebih disebabkan prosedur bagi yang memiliki penghasilan lebih tinggi yang rata-rata pasien umum lebih cepat dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan pada pasien penghasilan lebih rendah yang sebagian besar adalah pasien gakin Tabel 9. Hubungan Penghasilan dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Penghasilan ≥ Rp 820.000 < Rp. 820.000

Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas 26 (63,4%) 15 (36,6%) 24 (40,7%) 35 (59,3%)

Total 41 (100%) 59 (100%)

P 0,042

f. Hubungan Sumber Pembiayaan Kesehatan Tabel 10. Hubungan Sumber Pembiayaan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Pembiayaan Pasien Umum Askes PNS Askes Gakin

Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas 31 (60,8%) 20 (39,2%) 10 (47,6%) 11 (52,4%) 9 (32,1%) 19 (67,9%)

Total 51 (100%) 21 (100%) 28 (100%)

P 0,050

Hasil penelitian terlihat bahwa pasien umum cenderung lebih puas yaitu sebanyak 60,8% dibandingkan kelompok yang menggunakkan pembiayaan lain, askes PNS hanya 47,6%, sementara askes Gakin 32,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien umum yang membayar cenderung lebih puas daripada pasien yang menggunakan cara pembayaran lain.

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

64

Dan berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan uji chi-square menunjukkan p-value 0,050 (p ≤ α (0,05 = CI 95%) yang artinya terdapat hubungan antara faktor sumber pembiayaan dengan kepuasan pasien yang berobat ke unit rawat jalan puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung. Dalam teori kepuasan pelanggan, seseorang yang membayar untuk suatu produk cenderung lebih banyak menuntut atau berharap produk yang dibeli memang berkualitas dibandingkan dengan seorang yang mendapatkan produk tersebut secara gratis atau membayar lebih murah (Wijono, 1999). Di dalam pelayanan kesehatan, seseorang yang membayar pelayanan akan cenderung lebih banyak menuntut terhadap pelayanan yang ada (tidak mudah puas) dibandingkan dengan seseorang yang tidak membayar atau membayar lebih ringan. Tetapi ini semua tidak terlepas dari faktor lain yang mempengaruhi. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1.

Kesimpulan a.

Terdapat hubungan antara umur dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung, hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,000.

b.

Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung, hal dibuktikan dengan nilai p = 0,424

c.

Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung, hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,039

d.

Terdapat hubungan antara pekerjaan responden dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung, hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,015

e.

Terdapat hubungan antara penghasilan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung, hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,042

f.

Terdapat hubungan antara sumber dana pembiayaan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung, hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,05

2.

Saran a. Bagi Institusi Pelayanan Pihak Puskesmas lebih meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara mengadakan pertemuan rutin dengan tenaga pelaksana, sehingga mengetahui masalah yang banyak di keluhkan pasien, maka pasien akan merasakan puas terhadap pelayanan yang diberikan. b. Bagi tenaga pelaksana

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

65

Petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas Sindangkerta harus disiplin, peka terhadap kebutuhan pasien, menerapkan komunikasi terapeutik, memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai keinginan, kebutuhan, dan harapan.

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Syafarudin, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, strategi Keunggulan Kompetitif, Yogyakarta, BPFE – Yogyakarta Azwar, Azrul, (1996), Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta, Binarupa Aksara Anggraini Lilie, 1999, Hubungan Karakteristik Perawat Dan Kepuasan Kerja Dengan Harapan Perawat Terhadap Gaya Kepemimpinan Dan Kegiatan Manajerial Kepala Ruangan Rawat Inap RSPAD Gatot Soebroto, Tesis Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit. Budiarto Eko, 2002, Biostatistika, Jakarta, cetakan pertama, Penerbit: Buku Kedokteran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, (2006), Profil Kesehatan Kabupaten Bandung Djuwita Ratna, 1999, Hubungan Kepuasan Kerja Perawat Terhadap Kinerja di RS Jakarta, Tesis Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Hariandja, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Hadiati, Atit, (2002), Determinasi Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Mutu Pelayanan Rumah Sakit TNI AU Tingkat II Dr. Sulaeman Bandung Tahun 2002, Tesis, Jakarta, FKM-UI Harianto, M.Com, (2006), Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka Utama Jakarta Megasari, Mona, 2007, Hubungan kepuasan kerja dengan kinerja perawat dalam melakukan tindakan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSU Cibabat Cimahi, Prodi S1 Keperawatan STIKes A. Yani Cimahi Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Bogor, Ghalia Indonesia Siagian. Sondang P. Prof. Dr. MPA, 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sugiyono. Prof. Dr. 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Tjokrodipo Budiandro, 1999, Tingkat Kepuasan Kerja Terhadap Sistem Imbalan Dan Faktor Pekerjaan Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta, Tesis Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit

Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

66