HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL INTELLIGENCE

Download PENGESAHAN PANITIA UJIAN. Skripsi yang betjudul "HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL. INTELLIGENCE) DENGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLA...

0 downloads 708 Views 3MB Size
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL INTELLIGENCE) DENGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH

AKHLAI( SISW A KELAS III M'fs. NURUL YA QIN LEGOK-TANGERANG

Disusun Oleh : USNANTO NP: 0011017821

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 2005 M/1426 H

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang betjudul "HUBUNGAN

INTELLIGENCE) DENGAN

KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL

PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

SIS\VA KELAS III MTs. NURUL YAQIN LEGOK-TANGERANG" tclah cliujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Syarir Hiclayatullah Jakarta pada langgal 14 Juli 2005. Skripsi ini telah clitcrima scbagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendiclikan lsiam Program Simla Sa tu (S-1) p1cla Jurusan Pcncliclikan Agama Islam.

Jakarta, 14 Juli 20\JS

Siclang Munaqasyah Pcrnbantu lkkan l Sekretaris Merangkap Anggota

Dekan/ Kania Merangkap Anggota

Prof. Dr.

svada M.A

NlP I.'." 231 356

Anggota

Pcugu.ii II

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rosululloh SAW, beserta keluarga dan sahabatnya serta kepada kita semua selaku umatnya, mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafa'at beliau di hari akhir nanti (amien). Penulis amat menyadari bahwa tidak mungkin skripsi ini dapat terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepacln :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ahmad Shodik, M.Ag. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. !bu Dra Fadhilah Suralaga Msi, dan !bu Sururin M.Ag. selaku dosen pembimbing dan teknis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. lbu Dra. Hj. Sitti Salmiah M.Ag. Selaku Dosen Penasehat Akademik. 6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah membantu penulis sejak awal hingga akhir proses perkuliahan. 7. Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Legok-Tangerang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di Madrasah tersebut sebagai bahan penyusunan skripsi ini. 8. Pimpinan dan staf serta karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan berbagai fasilitas yang penulis butuhkan. 9. Ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk kedua orang tuaku, ayahanda Bapak Ramj ani dan Ibunda Uliyah tercinta, yang dengan ikhlas selalu memberikan dukungan dan do'a, kakakku tercinta Siti Rohmelani dan suami Adang Wijaya yang selalu memberikan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini, serta adik-adikku tersayang, Urip Mulyana, Dera Khoirul Umam dan Maulana Al-faris yang selalu menghibur dan memberi kebahagiaan kepada penulis. 10. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah be1juang bersama-sama melewati hari-hari

perkuliahan yang penuh dengan warna suka dan duka. Hadi yang selalu memberikan dukungan, buat Ralunat, Co'ing, Milah, Ijah, Dewi makasih buat suport kalian selama ini, serta buat seluruh sahabat-sahabat PAI/D 2000 yang tiada hari tanpa keceriaan semoga selalu kompak dan sukses selalu.

Ald1irnya, kepada mereka semua penulis berdo'a semoga kebaikan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT (amien). Dan mudah-mudahan karya yang sederhana ini dapat bermanfa'at ldmsusnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta I Pebuari 2005

DAFTARISI KATA PENGANTAR ... ............................................................... . DAFT AR ISI...................................................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

IV

DAFTAR TABEL........................................................................

vn

DAFTAR GRAFIK......................................................................

vm

DAFTAR LAMPIRAN... ...... .. . ............ ... ...... ....... ...... .. .... ..... .. .......

IX

BAB I.

PENDAHULUAN. ..... ... ... ......... .. . ...... ...... ......... ... ... ... .. . ...

1

A. Latar Belakang Masalah...................................................

1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah...................

9

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian.....................................

11

D. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . .

12

BAB II. KERANGKA TEORITIS........... .......... ... . . . ... ... .. .... ........ ....

14

A. Pengertian Inteligensi dan Emotional Intelligence.. . . . . . . . . . . . . . . . . .

14

I. Pengertian Inteligensi.................................................

14

2. Pengertian Emotional Intelligence..................................

16

a. Teori-teori Emosi....................................................

19

B. Ranah Utama Menurut Daniel Goleman dan Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi...... ............... ... . ...... .. ... ... . . . ... ......... ... C. Cara Ke1ja IQ dan EI.....................................................

23 28

D. Kai tan antara Inteligensi dan Kecerdasan Emosi. ....................... 34 E. Pengertian Prestasi Belajar................................................ 35 F. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak Islami... ... . . . ... . . . ..... ...

38

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..................

46

H. Pengaruh Kecerdasan Emosi (El) Terhadap Proses Belajar...... ...

47

Kerangka Berpikir............ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

48

J. Hipotesis. ..... ......... .. . ............ ......... ... . . .... ... . ..... ....... ....

51

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................

52

I.

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...... :... .. .. ... . ... .. .. . . ... . . ... . . .. .....

52

B. Varibel Penelitian.........................................................

52

C. Populasi dan Sampel................................................... ...

53

D. Teknik Pengumpulan Data.............................................

55

E. Instrumen Penelitian....................................................

56

F. Teknik Analisis Data.....................................................

60

BAB IV. HASIL PENELITIAN......................................................

63

A. Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Legok-Tangerang............

63

B. Deskripsi Data............................................................

65

I. Kecerdasan Emosi Siswa... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

65

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa...........................

67

C. Analisis Data...............................................................

70

BAB V. PENUTUP. ....... ....... .......... .. . . ... . ... . .. ...... ... ...... ... . . . ... . . . ...

76

A. Kesimpulan............................................................... ..

76

B. Saran-saran................................................................

77

1. Saran Bagi Peneliti...................................................

77

2. Saran Bagi Pendidik.................................................

78

3. Saran Bagi Orang Tua...............................................

79

DAFTARPUSTAKA...................................................................

81

LAMPIRAN........................................................................... ..

83

DAFTAR TABEL

1. Matrik Populasi dan Sampel. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . . . .. . . . .. . . . .. . . . . .. ..

55

2. Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosi.............................................. ....

59

3. Daftar Skor Kecerdasan Emosi Siswa Kelas III MTs. Nurul Yagin............. 65 4. Distribusi Frekuensi Tingkat El Siswa Kelas III MTs. Nurul Yagin .............. 66 5. Daftar Nilai Raport Siswa Kelas III MTs. Nurul Yagin ........................... 68 6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelas III MTs. Nurul Yagin ........ 69 7. Data lenkap Kecerdasan Emosi dan Prestasi Belajar Agidah Akhlak Siswa Kelas III MTs. Nurul Yagin..................................................

71

8. Perhitungan Uji Validitas Item Skala Kecerdasan Emosi ......................... 89 9. Perhitungan Uji Reliabilitas Item Skala Kecerdasan Emosi ........................ 90 10. Perhitungan Data Kecerdasan Emosi Siswa.................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93 I 1. Perhitungan Data Prestasi Belajar Agidah Akhlak Siswa .......................... 96 12. Daftar Guru MTs Nurul Yagin Legok-Tangerang Tahun 2004-2005 ............ 98

DAFTAR GRAFIK

I. Grafik Histogram Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas III MTs. Nurul Yaqin.......................................................................................

67

2. Grafik Histogram Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Kelas III MTs. Nurul Yaqin..........................................................................................

70

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Uji Validitas Item Skala Kecerdasan Emosi......................

89

2. Perhitungan Uji Reliabilitas Item Skala Kecerdasan Emosi...................

90

3. Perhitungan Data Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa Kelas III MTs Nurul Yaqin... ..... .... ... . ......... .. .. . .......... .. ...... .... ......... ..... ........

93

4. Perhitungan Data Prestasi Belajar Aqidah Alchlak Siswa Kelas III MTs Nurul Yaqin...... ... ...... ... ... .............. ....... .. . ... . . .... ... ...... ... . . ......

96

5. Daftar Keadaan Guru MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang Tahun 2004-2005...........................................................................

98

6. Daftar Nilai Tabel "r"Pada Taraf Signifikansi 5 % dan I %........................

99

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Bclakang Masalah Manusia merupakan

mahluk yang

paling

sempurna,

yang

memiliki

potensi/kernampuan dasar dan rnemiliki kedudukan yang sangat tinggi. karena di dalam diri rnanusia terdapat akal pikiran yang menjadi kekuatan fisik bagi pengembangan diri manusia secara keseluruhan. Manusia (Homo Sapiens) adalah mahluk yang berpikir, berpikir itulah yang mencirikan hakekat manusia dan karena berpikirlah dia disebut manusia. "Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan, proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetalman" . 1 Selain itu di dalam diri manusia juga terdapat hati nurani yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik clan menyempurnakannya setelah berbuat. Hal inilah yang dimaksud oleh Ary Ginanjar Agustin sebagai Kecerdasan 1-Iati atau Kecerdasan Emosi. Menurut K.Cooper, Ph. D; "Hati mengaktiflcan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak, atau tidak dapat,

l~aufiq Pasiak, Revo/usi JQIEQISQ antara Neurosuins clan AL-Qur'an, (Bandung : Mizan Pustaka, 2003 ), h. 148 1

2

diketahui oleh pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan, ke1ja sama, memimpin dan melayani". 2 Dalan1 Al-Qur'an surat al-Mu'minuun ayat 78 dinyatalrnn, bahwa Allah telah menciptakan pancaindera dan hati bagi manusia, tetapi amatlal1 sedikit manusia bersyukur. Salah satu ciri manusia yang tidak mensyukuri nikmat Allah adalah dengan tidak mengoptimalisasikan potensi yang telah dianugerallkan oleh Allah SWT.

Artinya: Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amatlah sedikit kamu bersyukur. 3

Potensi yang dimiliki manusia tidak akan memberikan manfaat apabila tidak dikembangkan dan dilatih melalui proses pembelajaran, oleh karena itu proses pembelajaran sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, dan pendidikan sebagai upaya paling utama untuk pengemba11gan dan pencerdasan kehidupan bangsa serta merupakan modal dasar bangsa dan negara dalam menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal (Global). Seperti tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional "Pendidikan adalah usaba sadar

2

Ary Ginanjar Agustin, Rahasia sukses n1ernbangun kecerdasan e1nosi dan spiritual, (Jakarta : Arga, 200 I), h. xlix 3

Ibid, h.78

3

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". 4 Sedangkan proses pencerdasan bangsa barn bisa terlaksana jika dilakukan secara terintegrasi oleh sektor-sektor pembangunan. Salah satu sektor pembangunan itu adalah melalui jalur pendidikan dirumuskan secara sistematis proses pencerdasan bangsa tersebut. 1-Iasilnya adalah terciptanya lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan formal atau yang lebih dikenal dengan sebutan sekolah, terdiri dari beberapa jenjang. Yang paling dasar disebut Sekolah Dasar (SD), kemudian Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), diatasnya lagi adalah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan puncak hirarki pendidikan adalah Perguruan Tinggi. Pada tahap awal, untuk menentukan tingkat kecerdasan atau sermg JUga disebut inteligensi digunakan suatu tes kecerdasan. Dari tes kecerdasan ini akan diketahui taraf inteligensi seseorang. Taraf inteligensi atau kecerdasan intelektual ini disebut juga IQ. IQ singkatan dari Intelligence Quotient yaitu yang menunjukkan ukuran atau taraf kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Pada perkembangan selanjutnya IQ dianggap sebagai satu-satunya kecerdasan yang dimiliki manusia yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Padahal kualitas hasil belajar tidak sepenuhnya ditentukan oleh faktor inteligensi.

1 ·

UU No 20 Tahun 2003, Siste111 Pendidikan Nasional, (Yogyakarla: Media Wacana, 2003), Cet. ke-1, 11. 9

4

Dalam kaitan ini kedudukan inteligensi memang mempunyai kedudukan yang sangat setrategis sebagai motor mental yang akan menggerakkan proses atau aktivitas potensi-potensi mental dalam berpikir/memecahkan masalah, tetapi dalam proses tersebut masih perlu ditunjang oleh faktor-faktor lainnya. Pada tahap selanjutnya seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang neurologi diketemukan satu kecerdasan manusia yang cara kerjanya berbeda dengan model kecerdasan intelektual/intelligence quotient, yaitu kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi/

emotional intelligence seperti diungkap oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, "membantu menciptakan asosiasi antar hal, misalnya antara rasa lapar dan nasi. antara rumah dan kenyamanan, antara ibu dan cinta, antara salakan anjing dan bahaya. antara warna merah dan emosi atau bahaya". 5 Istilah kecerdasan emosi (Emotional Intelligence) diciptakan dan secara resmi didefinisikan oleh John (Jack) Mayer dari Universitas New Hampshire dan Peter Salovey dari Universitas Yale pada tahun 1990. mereka mengembangkan konsep yang diajukan oleh profesor Howard Gardner, mengenai kecerdasan majemuk (1\1ultiple Intelligence) yang berpijak pada jalur saraf emosi yang ditemukan ahli saraf Joseph de Loux. Selanjutnya istilah kecerdasan emosi/emotional intelligence dipopulerkan oleh Daniel Goleman, seorang profesor psikologi dari Harvard University, Amerika Serikat ketika meneliti orang-orang yang berhasil yang

5

Danah Zahar dan Ian Marshall, SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual da/am Berpikir ln1egralistik dan Ho/istik untuk Memaknai Kehidupan; Edisi Indonesia, (Bandung : Mizan, 200 I), h.44

5

menggambarkan tentang keunggulan EI dalam mencapai prestasi. Hal itu dikomentari dengan menarik oleh Ary Ginanjar Agustin : "kita terhenyak oleh sebuah kecerdasan emosi yang ternyata bisa sedemikian jauh mendahului sang kecerdasan otak (IQ) dalam berkompetisi". 6 Seorang pengamat menyatakan bahwa "status akhir seseorang dalam masyarakat pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor bukan IQ, melainkan oleh kelas sosial hingga nasib baik. Setingi-tinginya, IQ menyumbang 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, maka yang 80 persen diisi oleh kekuatan-kekuatan lain". 7 Kata-kata "kekuatan-kekuatan lain'', inilah kombina.si beragam faktor dan salah satunya menurut Daniel Goleman adalah kecerdasan emosi, yaitu suatu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Selain kecerdasan intelektual dan emosi, di dalam diri manusia juga terdapat kecerdasan lain yang berupa kecerdasan spiritual (SQ), yang merupakan temuan terkini seeara ilmiah, pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, masing-masing dari Harvard University dan Oxford University melalui rise! yang sangat komprehensif. Pembuktian ilmiah tentang Kecerdasan Spiritual yang 6

Ari Ginanjar Agustian, Op. Cit.. h. xxxvi

7

Daniel Goleman, Emotional intelligence, (Jakmia : Gramedia, 2000), Cet ke-10 h.44

6

dipaparkan Zohar dan Marshall dalam SQ. Spiritual Quotient, The Ultimate Intelligence

(London,

2000),

dua diantaranya adalah:

Pertama,

rise!

ahli

psikologi/saraf, Michael Psingher pada awal tahun 1990-an, dan lebih mutakhir lagi tahun 1997 oleh ahli sarafV.S. Ramachandran dan timnya dari California University, yang menemukan eksistensi God-Spot dalam otak manusia. Ini sudah built-in sebagai pusat spiritual (Spiritual Center) yang terletak di antarajaringan syaraf dan otak. Sedangkan bukti kedua adalah ahli saraf Austria, Wolf Singer pada era 1990an atas The Binding Problem, yang menunjukkan ada proses saraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha yang mempersatukan dan memberi makna dalam pengalaman hidup kita. Suatu jaringan saraf yang secara literal "mengikat" pengalaman kita secara bersama "untuk hidup lebih bermakna". Pada God-Spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam. Akan tetapi SQ dari Baral tersebut menurut Ary Ginanjar Agustin belum atau bahkan tidak menjangkau ketuhanan, pembahasannya barn sebatas tataran biologi atau psikologi semata, tidak bersifat transendental. Menurutnya kebenaran sejati, sebenarnya terletak pada suara hati yang bersumber dari spiritual center ini, yang tidak bisa ditipu oleh siapapun, atau oleh apapun juga, termasuk diri kita sendiri. Mata hati ini dapat mengungkapkan kebenaran yang hakiki yang tak tampak di hadapan mata. 8 Quantum learning, sebuah model pembelajaran paling mutakhir, mendasarkan

metodenya pada pengelolaan emosi yang menempati peran menentukan. Dalam 8

Ary Ginanjar Agustin, Loe. Cit., h.xxxix

7

proses belajar, kecerdasan emos1 akan menimbulkan emosi positif, yang membuat otak lebih efektif. "Emosi yang positif mendorong ke arah kekuatan otak, yang mengarah pada keberhasilan, yang mengarah pada kehormatan diri yang tinggi, yang mengarah pada emosi yang positif, sebuah siklus aktif yang mengangkat diri lebih tinggi dan lebih tinggi lagi". 9 Apabila dicermati ternyata hubungan antara Emosional dengan Akhlak erat sekali kaitannya, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan seperti halnya hukum kausalitas, karena semua emosi; pada dasarnya, adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah te11anam di dalam diri manusia. Kecerdasan Emosi be11umpu pada hubungan antarE perasaan, watak, dan naluri moral, semakin banyak bukti bahwa sikap etik dasar dalam kehidupan berasal dari kemampuan Emosional yang melandasinya. Misalnya. dorongan hati rnerupakan medium Emosi; benih semua dorongan hati adalah perasaan yang mernunculkan diri dalam bentuk tindakan, tindakan tersebut merupakan prilaku individu sebagai akibat dari meluapnya/ terjadinya emosi. 10 Emosi yang kita peroleh semasa kanak-kanak di rumah dan di sekolah, akan membentuk sirkuit-sirkuit Emosi, membuat kita cakap atau tidak cakap dalam ha! dasar-dasar Kecerdasan Emosi. Ini berarti bahwa masa kanak-kanak dan remaja

9

Bobbi De Poter dan Mike I-:lenarcki, Membiasakan Be/ajar !v'yan1an clan Jvfenyenangkan, (Bandung: Mizan, 1999), h. 38 10

Daniel Goleman, Op.Cit., h.xiii

8

merupakan peluang terbuka yang penting untuk mengarahkan kebiasaan-kebiasaan Emosional yang esensial yang akan menentukan hidup kita. 11 Singkatnya Kecerdasan Emosi diperoleh dari hasil pembelajaran dan ingatan kita pada masa lalu, ha! ini sesuai dengan pandangan tentang penciptaan karakter yang terdapat di dalam buku karangan Stephen R. Covey; "Taburlah gagasan, petiklah perbuatan, taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan, dan tuailah karakter". Hal serupa pernah diungkapkan oleh Fii.osof besar Aristoteles, karakter kita dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan kita. Kita adalah apa yang kita kerjakan secara berulang-ulang. Oleh karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan tetapi suatu kebiasaan. Statement Aristoteles di alas sama halnya dengan Akhlak dilihat dari seg1 etimologi yang berarti "Kebiasaan dan Kehendak", ini berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaannya disebut akhlak. Kemudian Kecerdasan Emosi sebagai hasil dari pembelajaran secara berulang-ulang dan proses ingatan ditanamkan di dalam hati dan pada akhirnya diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan paparan di alas penulis sangat te1tarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai lmbungan kecerdasan emosi (EI) ini dengan hasil belajar siswa kelas III, khususnya dalam mata pelajaran aqidah akhlak. Oleh karena itu penulis mengangkat penelitian ini dengan judul :

11

Ibid., h. xv

"Hubuni~an

Kecerdasan Emosi

9

(Emotional l11tellige11ce) Dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas III MTs. Nnrnl Yaqin Legok-Tangerang".

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut di atas timbullah beberapa pertanyaan atau beberapa permasalahan, antara lain : a. Apakah yang dimaksud dengan Kecerdasan Ernosi ? b. Faktor-faktor apa saja yang dapat rnernpengaruhi prestasi belajar siswa ? c. Apakah Kecerdasan Ernosi dapat rnempengaruhi prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin? d. Bagaimanakah pandangan para siswa tentang Kecerdasan Emosi ') e. Apakah siswa yang memiliki kecerdasan Emo:;i baik akan memiliki prestasi belajar aqidah Akhlak baik pula? f.

Adakah hubungan Kecerdasan Emosi dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang?

2. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan skripsi ini, rnaka penulis ingin membatasi masalahnya yaitu :

a. Emotional Intelligence Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan Emotional Intelligence atau Keerdasan Ernosi adalah kernampuan/kecakapan dalam rnengolah/memenej

10

emosi. Dalam ha! ini ruang lingkup emosi didasarkan pada hasil penelitian Paul Ekman dari University of California di San Fransisco mengenai emosi inti yaitu: takut, marah, sedih, dan senang. Sedangkan titik tekannya adalah pada kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, keterampilan sosial dan empati. Tingkat EQ yaitu skala kecerdasan emosi yang dimiliki oleh siswa dalam ha! ini seberapa besar tingkat hubungannya dengan prestasi belajar aqidah akhlak. b. Prestasi

Prestasi adalah kemampuan yang dicapai oleh seseorang atau individu setelah individu tersebut melalui proses pembelajaran. Prestasi belajar yang dimaksud adalah basil yang telah dicapai oleh individu, dalam hal ini siswa, dalam bentuk skor atau angka yang terdapat dalam raport berupa nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas III semester I. MTs. Nurul Yaqin LegokTangerang. c.

Obyek Penelitian

Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III semester I MTs. Nurul Yaqin Legok-Tangerang. 3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam slaipsi ini adalah: Bagaimana hubungan Kecerdasan Emosi dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang.? Secara lebih rinci perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

11

a. Bagaimana Kecerdasan Emosi siswa kelas III MTs Nurul Yaqin LegokTangerang.? b. Bagaimana prestasi belajar Aqidah Akhlak s1swa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang.? c. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang.?

C. Tu.juan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua tujuan, yaitu : a. Tu,juau Akademis

Untuk

menyumbangkan

konsep

permasalahan

perkembangan

pendidikan anak lewat penanaman pendidikan kecerdasan emosi (El). b. Tujuan Terapan

Secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence)

dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs.

Nurul Yaqin Legok-Tangerang, apakah ada hubungan yang signifikan ataukah sama sekali tidak terdapat hubungan. Secara rinci penelitian ini bertujuan : I) Untuk mengetahui kecerdasan emosi siswa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang.

12

2) Untuk mengetahui prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang. 3) Untuk mengetahui tingkat korelasi antara kecerdasan emosi (El) dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin LegokTangerang. 2. Signifikansi (keguuaau) Peuelitian

Dalam penelitian ini ada dua signifikansi, yaitu : a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pengetahuan bagi pendidik agama Islam khususnya dalam bidang bimbingan konseling dan dijadikan sebagai acuan untuk dikembangkan lebih lanjut di masa yang akan datang. b. Signifikansi Terapan

Hasil ini penting bagi para pendidik (guru dan orang tua) dalam mengajarkan atau menanamkan serta mengembangkan kecerdasan emosi (EI) siswa seoptimal mungkin.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, pada setiap bab dirinci Ice dalam beberapa sub bab. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

13

BAB!

Berisi

pendahuluan,

meliputi

latar

belakang

masalah,

identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II

Bagian ini menjelaskan tentang kerangka teoritis yang meliputi: Pengertian Inteligensi dan Emotional Intelligence yang meliputi teori-teori emosi, ranah utama menurw: Daniel Goleman dan aspek-aspek kecerdasan emosi serta cara kerja IQ dan EI, Kaitan

Intelligence dengan Emotional Intelligence pengertian prestasi belaj ar, pengertian dan ruang lingkup Akhlak Islami, faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belaj ar, dan pengaruh kecerdasan emosi (El) terhadap proses belajar, serta kerangka berpikir dan hipotesis. BAB III

Menjelaskan tentang metodologi penelitian yang meliputi : Tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel

penelitian,

teknik

pengumpulan

data,

instrumen

penelitian serta teknik analisis data. BAB IV

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang meliputi: Gambaran umum lokasi penelitian yaitu MTs Nurul Yaqin

Legok-tangerang,

Deskripsi

data

yang

meliputi

kecerdasan emosi dan prestasi belajar aqidah akhlak siswa, serta analisis data. BABY

Bagian ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Inteligensi dan Emotional intelligence 1. Pengertian Inteligensi

Definisi tentang inteligensi telah banyak dikemukakan oleh para ahli, namun belum ada kesepakatan di antara mereka. Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang dirumuskan oleh para ahli. Woodworth, sebagaimana diterangkan oleh Alisuf Sabri, mengemttl
pendekatan

umum,

yaitu:

pendekatan

teori

belajar,

pendekatan

neurobiologis, pendekatan teori psikometri dan pendekatan teori perkembangan. 1

AlisufSabri, Psiko/ogi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman llmu Jaya, 1996), h. 115

'Dalam Saifudin Azwar, Psikologi lnte/igensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 7

15

Keempat cara pendekatan tersebut tidak terpisah secarn eksklusif, akan tetapi saling tumpang tindih sampai taraf tertentu. Dua pendekatan pertama dipandang dari perspektif teoritis, sedangkan dua pendekatan terakhir lebih dipandang dari segi praktis. Pendekatan teori belajar berpandangan bahwa masalah hakikat inteligensi terletak pada pemahaman mengenai hukum dan prinsip urnum yang dipergunakan oleh individu untuk memperoleh bentuk prilaku barn. Oleh karena itu dalam pendekatan ini para ahli lebih memusatkan perhatian pada prilaku yang tampak atau kualitas hasil belajar yang te1jadi dan bukan pada pengertian mengenai konsep mental dari inteligensi itu sendiri. Pendekatan neurobiologis beranggapan bahwa inteligensi memiliki dasar anatomis dan biologis. Oleh karena itu dalam berbagai riset selalu dipentingkan untuk melihat korelasi inteligensi pada aspek anatomi, elektrokimia atau fisiologi. Pendekatan ini tampak pada teori inteligensi yang clikemukakan oleh Cattel dan Hebb. 3 Penclekatan psikometri beranggapan bahwa inteligensi merupakan suatu konstruk (construct) atau sifat (trait) psikologi yang berbeda kadarnya bagi setiap orang. Dalam pendekatan ini terdapat dua arah stucli, yaitu pertama yang bersifat praktis dan lebih menekankan pada pemecahan masalah clan yang keclua adalah yang lebih menekankan pada konsep dan penyusunan teori.

1

Ibid., h. 13

16

Pendekatan teori perkembangan memusatkan pada masalah perkembangan inteligensi secara kualitatif dalam kaitannya dengan perkembangan biologis individu. Dari berbagai studi kemudian clikemukakan bal1wa terdapat perbedaan kualitatif dalam cara berpikir anak pada masing-masing kelompok usia. Dengan demikian, dari beberapa pengertian inteligensi di atas, secara simplisit dapat dikatakan bahwa inteligensi merupakan serangakaian kemampuan intelektual yang dimiliki individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah.

2. Pengertian Emotional I11tellige11ce Dalam beberapa buku, istilah Emotional Quotient biasanya dituliskan dengan Emotional Intelligence (EI). Tapi kedua istilah itu mengacu pada satu arti yaitu kecerdasan emosi. lstilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikologi Peter Salovey dari Harvard University dan Jhon (Jack) Mayer dari University of Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosi yang tampaknya

penting

bagi

keberhasilan. 4

Salovey

dan

Mayer

mula-mula

rnendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan untuk memantau perasaan clan emosi baik pada diri

1 '

La\vrcnce E Shaphiro, lv!engajarkan Eu101ional Intelligence Pada Ana!c, (Jakarta: Gran1edia

Pustaka Utarna, 1999), h. 5

17

sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan imformasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. 5 Kemudian di dalam buku karangan Steven J. Stein, Ph, D. dan Howard E. Book, M.D. Salovey dan Jack Mayer menjelaskan kembali tentang pengertian kecerdasan emosional sebagai "Kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara menclalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual". 6 Goleman menjelaskan, kecerdasan emosi (Emotional lnlelligence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri clan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi cliri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada cliri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. 7 Reuven Bar-On mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai serangkaian kemampuan

kompetensi

kemampuan

seseorang

dan untuk

kecakapan berhasil

kognitif,

mengatasi

yang tuntutan

mempengaruhi dan

tekanan

lingkungan. 8

5

ibid., h. 8

" Steven J. Stein. Ph, D dan Howard E. Book, M.D.,Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosiona! Meraih Sukses, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet. Ke-I, h.30 7 Agus Nggennanto, Quan/11111 Quation: C'ara Praktis Meleji1kan IQ, EQ, dan SQ yang harmonis, (Bandung: Nuansa, 200 I), h. 98

8

Steven J. Stein. Ph, D. dan Howard E. Book M. D, Op. Cit., h. 30

18

Dalam

makna

yang

paling harfiah,

Oxford English

Dictionary

mendefinisikan emosi sebagai "setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan yang hebat atau meluap-luap". Selanjutnya Daniel Goleman menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 9 Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) mempunyai beberapa pengertian pertama, kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengenali

perasaan diri-sendiri

dan

perasaan orang lain,

meraih dan

membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan kemampuan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Kedua, kecerdasan Emosi

(Emotional Intelligence) sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan dirisendiri dan perasaan orang lain, dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain, sehingga mampu secara berhasil guna mengendalikan reaksi atau prilakunya, pengertian yang pertama dilihat dari segi proses terjadinya penghayatan emosi yang akan membantu optimalisasi intelektual, sedangkan yang kedua dilihat dari segi hasil atau buah dari kecerdasan emosi yang berupa tindakan atau prilaku.

9

Daniel Goleman, Emotional Inte/egensi; Kecerdasan Emosional Mengapa EI lebih Pernting dari IQ, (Jakarta: Gramedia Puataka Utama, 2002), Cet. ke 12, h. 411

19

Dengan kata lain, kecerdasan emosi adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang rumit-aspek pribadi, sosial dan pe1iahanan dari seluruh kecerdasan, aka! sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari, dalam bahasa sehari-hari kecerdasan emosional biasanya disebut sebagai "street smart (pintar)" atau kemampuan khusus yang disebut "aka! sehat". 10 Untuk lebih memahami tentang kecerdasan ernos1, berikut ini akan dipaparkan teori-teori emosi dan ranah EI menurut Daniel Goleman serta cara ke1ja IQ dan El.

a. Tcori-teori Emosi Emosi adalah pengalaman yang sangat komplek. Tidak ada satu definisi tentang emosi yang telah disepakati oleh semua pakar emosi, masingmasing pakar memberikan definisi emosi yang berbeda. Namun menurut McConnell. Pada umumnya ada tiga macam pandangan tentang emosi: pandangan biologis, pandangan intra-psychis, dan pandangan sosial atau

I 11 pn'I arn. I) Pandangan Biologis tentang Emosi Menurut pandangan ini, emosi hanyalah merupakan suatu reaksi fisiologis yang melibatkan bagian sistem saraf 1:ertentu. Teori biologis

'

0

11

Steven J. Stein. Ph, D dan Howard E. Book, M. D. foe. Cit., h. 30

Sri Lanawati, ffubungan antara El dan IQ dengan Prestasi Be/ajar, Tesis, Jakarta, Universitas Indonesia, l 999, h. 45

20

cenderung melihat emosi sebagai "instinctual survival mechanism". Karena reaksi fisiologisnya yang reflexive, maka dikatakan bahwa emosi tidak dapat dikendalikan (McConnell). 12 Ada dua bagian sistem saraf yang terlibat dalam reaksi emosional, yaitu: sistem limbik dan sistem saraf otonom, sistem limbik adalah suatu kelompok sirkuit yang saling berkaitan satu sama lain, yang terletak jauh di dalam inti otak berperan sebagai pengantar, baik terhadap emosi maupun terhadap motivasi. Sistem saraf otonom berisi saraf yang berpangkal pada sum-sum tulang belakang dan otak, juga mengarah pada otot-otot halus dari organ dalam tubuh seperti kelenjar, jantung, dan pembuluh daral1. Ketika muncul emosi dengan intensitas yang tinggi, orang biasanya merasakan perubahan fisiologis yang terjadi. Misalnya jantung berdenyut lebih cepat, nadi cepat, otot tegang, gemetar, dan gejala tubuh lainnya. Respon ini dikenal dengan reaksi otonomik, karena dikendalikan oleh sistem saraf otonom tadi. 13 (a) Teori Emosi James-Lange Menurut teori ini emosi adalah hasil perseps1 seseorang terhadap perubahan-perubahan yang te1jadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar. Jadi kalau seseorang misalnya melihat harimau di tempat terbuka, maka 12

Ibid., h.46

"Ibid., h, 47

21

reaksinya adalah darah makin cepat bereclar karena denyut jantung makin

cepat,

paru-parupun

lebih

cepat

mernornpa

udara dan

sebagainya. Respon-respon tubuh ini kernudian dipersepsikan dan timbulah rasa takut. .Jadi, orang itu bukan berdebar-debar karena takut setelah melihat harirnau melainkan karena ia berdebar-debar maka timbul rasa takut. 14 (b) Teori Emosi Cannon-Bard Cannon dan Bard menyatakan bahwa peranan emosi berada di

talamus, yang merupakan bagian dari inti pusat otak. Talamus memberikan respon terhadap rangsangan yang. mernbangkitkan emosi dengan mengirimkan impuls secara serentak ke korteks untuk rnenghasilkan

pengalaman

rnemunculkan respon

emosi

fisiologis.

dan

ke

hipotalamus

Menurut teori

ini,

untuk

perubahan

fisiologis dan pengalarnan emosi terjadi pada saat yang sama.

15

2) Pandangan Intra-Psychic tentang Emosi Ada beberapa teori infra-psychic yang memberi penekanan yang berbeda pada proses intra-psychic. Di satu pihak ada yang mernberi penekanan pada unconscious (ketidaksadaran), intuitive (intuisi), dan

M

Sarlito Wira\van Sarwono, Pengantar Un11un Psikologi, (Jakarta: Bulan bintang, 2000), Cet.

Ke-8, h. 5 l 15

Dalam Rita. L. Atkinson, dkk, Pengantar Psiko!ogi, (Jakarta: Erlangga), h. 83

22

feeling responses (respon perasaan), dan di lain pihak pada conscious, rational, dan cognitive response. (a) Teori 'Energy' dari Freud Freud menganggap emosi sebagai inner passion (dorongan dalam jiwa) yang mempunyai dua jenis perasaan, menyenangkan dan tidak menyenangkan, dorongan perasaan ini disebut libido dan berada di dalam ketidaksadaran. Libido adalah dorongan !mat yang dapat menguasai

pikiran,

perasaan

dan

prilaku.

Pengeluarai1

libido

diasosiasikan dengan perasaan yang menyenangkan. Penekanan energi libido membawa individu pada perasaan tidak menyenangkan, cemas dan keadaan emosi negatif lainnya. Menurut Freud, untuk mengurangi perasaai1 bisa dilakukan catharsis, yaitu pengungkapan emosi secara terbuka 16 • (b) Teori 'Cognitive' dari Lazarus Menurut Lazarus emosi tidak dapat didefinisikan hai1ya dengan behavior, subjective report, atau physiological changes. Memang dalam mengidentifikasi emosi diperlukan ketiga komponen itu, namun masing-masing dapat digeneralisasikan dalam kondisi yang tidak memerlukan kehadiran emosi (conditions that do not necessarily elicit

16

Sri Laanawati, op.cit., h.52

23

emotion). Misalnya individu dapat belajar emos1 tertentu untuk menipu, seperti yang dilakukan para aktor.

17

3) Pandangan Sosial atau Prilaku tentang Emosi Menurut pandangan sosial, prilaku, pikiran., dan emosi tidak te1jadi dalam keadaan vacum. Semua yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan manusia te1jadi dalam konteks sosial tertentu. emos1

harus

dipertimbangkan

masukan

18

Maka dalam menjelaskan dari

lingkungan

dan

konsekuensinya. Menurut teori ini emosi adalah respon yang diungkapkan

(expressive responses). Mereka tidak berbicara tentang takut, melainkan berbicara tentang stimulus eksternal yang menyebabkan reaksi takut, mereka tidak berbicara tentang depresi, tapi apa yang menyebabkan timbulnya depresi. Pengalaman emosi tidak hanya dalam pikiran atau dalam tubuh, melainkan juga ada pada produk interaksi individu pada lingkungan.

B. Ranah Utama Menurut Goleman dan Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

1. Ranah Utama Menurut Daniel Goleman Menurut Daniel Goleman, ada lima ranah utama kecerdasan emosi (El) yaitu: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan

. I . 19 sosia 17

Ibid.. h. 54

18

Ibid., h. 55

19

Daniel Gole1nan, Op. cit, h. 58

24

a. Kesadaran Diri Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk menyadari emosi yang sedang dialami. Orang yang mampu memantau emosi secara cermat, adalah orang yang dapat mengendalikan hidupnya, mereka tidak hanya sadar akan perasaan dirinya, mereka juga sadar akan pikiran dan hal-hal yang mereka lakukan. Kesadaran diri, dalam arti mengenali perasaan dan menyusun kosa kata untuk perasaan itu, dan melihat kaitan antara gagasan. perasaan dan reaksi; mengetahui kapan pikiran atau perasaan menguasai keputusan; melihat akibat pilihan alternatif; dan menerapkan pemahaman ini pada suatu keputusan misalnya tentang masalah obat terlarang, merokok dan minuman keras serta masalah sexs. b. Pengendalian Diri Pengendalian diri adalah kemampuan mengendalikan emosi sendiri. mengolah emosi agar terungkap dengan selaras. Tujuan pengendalian emosi itu adalah keseimbangan dan keselarasan dalam pengungkapan emosi bukan suppression atau lepas kontrol c. Motivasi Diri Motivasi diri adalah kemampuan untuk bertahan dan terns berusaha menemukan banyak cara untuk mencapai tujuan. Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam ha! apapun yang mereka ketjakan. Motivasi diri dalam arti menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran,

25

membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat

efektii~

dan untuk

bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. d. Empati Empati adalah kemampuan dalam membaca ernosi orang lain, kemampuan merasakan perasaan orang lain melalui keterampilan rnembaca pesan non-verbal; nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Orang yang merniliki empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi. Empati dalam arti memahami perasaan orang lain, dan menerima sudut pandang mereka, serta menghargai perbedaan dalarn cara bagaimana perasaan orang terhadap berbagai macam hal. e. Keterampilan Sosial Keterampilan sosial adalah kemampuan rnenjalin hubungan dengan orang lain, kemampuan membaca reaksi dan perasaan orang lain, mmnpu meminpin dan mengorganisasi serta pandai menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia. 2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence).

a. Kesadaran diri mengukur kemampuan siswa yang berkaitan dengan l) Kemampuan mengamati dan mengenali

perasaan-perasaan diri

sendiri: menghirnpun kosa kata untuk perasaan; mengetahui hubungan antara pikiran, perasaan dan reaksi.

26

2) Menerima diri-sendiri dengan merasa bangga dan memandang diri sendiri dalam sisi yang positif; mengenali kekuatan dan kelemahan diri-sendiri. b. Pengendalian diri mengukur kemampuan siswa yang meliputi : I) Pengambilan keputusan pribadi dengan mencermati tindakan dirisendiri

dan mengetahui akibat-akibatnya; mengetahui apa yang

menguasai sebuah keputusan, pikiran atau perasaan; menerapkan pemahaman ini pada masalah-masalah seperti rokok, minuman keras, judi, seks dan masalah obat psikotropika atau obat terlarang. 2) Kemampuan

mengelola perasaan dengan memantau

"omongan

sendiri" untuk menangkap pesan-pesan negatif seperti ejekan-ejekan tersembunyi; menyadari apa yang ada dibalik suatu perasaan (misalnya sakit hati yang mendorong amarah); menemukan cara-cara untuk menangani rasa takut, cemas dan amarah serta kesedihan. 3) Tanggung jawab pribadi dengan earn rela memikul tanggung jawab; mengenali akibat dari keputusan dan tindakan diri-sendiri, menerima perasaan

dan

suasana hati

sendiri,

menindaklanjuti

komitmen

(misalnya berniat untuk belajar). c. Motivasi diri mengukur kemampuan s1swa yang berkaitan dengan dorongan

berprestasi, komitmen, inisiatif, optimis, problem solving,

flexibility, happiness dan independence.

27

d. Empati mengukur kemampuan siswa yang berkaitan dengan kemampuan memahami perasaan dan masalah orang lain, dan berpikir dengan sudut pandang mereka; menghargai perbedaan perasaan orang mengenai berbagai ha!. e. Keterampilan sosial mengukur kemampuan siswa yang berkaitan dengan kemampuan membina hubungan dengan orang lain (intrapersonal) dan tanggungjawab sosial yang meliputi berbagai cara diantaranya: I) Komunikasi; berbicara mengenai perasaan secara efektif; menjadi pendengar dan penanya yang baik; membedakan antara yang dilakukan atau yang dikatakan seseorang dengan reaksi atau penilaian diri-sendiri tentang ha! itu; mengirimkan pes2cn "Alm" dan bukannya mengumpat. 2) Dinamika kelompok; mau bekerja sama; mengetahui kapan dan

bagaimana meminpin, kapan mengikuti. 3) Menyelesaikan konflik; bagaimana berkelahi secara JUJur dengan anak-anak yang lain, dengan orang tua, dengan para guru; contoh menang/menang untuk merundingkan atau kompromi. 20

20

Daniel Gole111an, Loe. cit h. 429

28

C. Cara Kerja IQ dan EQ

Antara pikiran rasional dan emosional memiliki kemampuan-kemampuan yang semi-mandiri; masing-masing mencerminkan ke1ja jaringan sirkuit yang berbeda, namun sating terkait, di dalam otak. Berikut ini akan dipaparkan cara kerja IQ dan EI dilihat dari perspektif neurologis.

1. Berpikir dengan cara Intelligence Quotient (IQ) Dalam kehidupan sehari-hari, anggapan bahwa berpikir sebagai aktivitas yang tinier, logis dan tidak melibatkan perasaan tidaklah keliru, dilihat dari sudut neurologi, otak mampu melakukan ha! ini karena di dalam otak terdapat sel-sel penting, berupa sel-sel neuron yang bertanggung-jawab untuk menyimpan dan beke1ja secara terpadu dengan seluruh bagian otak, mengolah imformasi dan membuat manusia sanggup berpikir secara cerdas. Selain sel neuron, juga terdapat sel glia yang bertanggung-jawab memberi makan neuron dan menyokongnya sampai kukuh dan kuat. Se! ini adalah "]em" yang rnerekatkan neuron supaya kuat dan tidak rnudah lepas. Sel-sel penting otak berupa neuron dan sel glia rnerupakan penyusun kulit otak. Se!

neuron ini adalah unit terkecil dari sistern saraf yang membentuk

serabut saraf yang rnirip kawat-kawat kecil yang menyusun sebuah kabel listrik. Besarnya kabel itu tergantung dari banyalmya kawat penyusunnya. Kawat ini adalah kawat "hidup" karena ia dapat tumbuh, berkembang, dan rnati, antara satu sel saraf dengan yang lainnya rnenjalin hubungan fungsional yang sangat berarti.

29

Jalinan sel saraf mirip pohon dengan cabang dan rantingnya. Cabang dan ranting disebut dendrit (dari kata yunani dendron yang berarti pohon), batang pohon disebut nucleus (dari kata latin nux yang berarti biji). Pesan-pesan antar sel disalurkan melalui sebuah lubang atau tabung yang disebut akson (clari kata yunani axon yang berarti sumbu, pesan-pesan memang bagaikan sumbu dalam tabung). Pesan-pesan akan dikirim oleh sel saraf lain melalui sebuah sinaps (dari kata yunani sinapimos, sinapisma, atau latin sinapismus yang berarti, "plester atau pasta dari biji mustard di tanah atau plester mustard"). Sel-sel saraf. Sesunggulmya, tidak berhubungan secara langsung. Kontak fisik antara ujung-ujungnya ticlak ada karena terdapat celah sempit antara dua sel saraf.

Kontak dapat te1jadi

melalui

pelepasan zat

kimia yang disebut

neurotransmitter (NT) Sinaps, bersama-sama dengan zat kimia yang bernama NT itu menentukan mati hidupnya sebuah sel saraf. Sebab ketika sebuah pesan atau imformasi hams diteruskan keseluruh bagian otak, tentu untuk dapat ditanggapi secara baik, maka harus te1jadi kontak antara sinaps, melalui zat kimia itu. Zat-zat kimia yang dilepas di celah sel saraf itu bisa dibayangkan sebagai kunci dan anak kunci. Ujung saraf yang satu melepas zat kimia tertentu dan "ditangkap" oleh zat kimia tertentu dari ujung sel saraf yang dituju. Mereka harus cocok, seperti kecocokan kunci dengan anak kunci. Dalam proses kerjanya pertama memasukan imforrnasi kc dalarn otak, saat itu juga, dengan kecepatan yang sangat cepat, NT segera dibuat diujung sel-sel

30

saraf. Kernudian, rnasih dengan kecepatan yang sangat cepal NT itu disirnpan, dilepaskan, be1temu dengan "kuncinya" (ini disebut reseptoar) pacla ujung sel saraf berikutnya, akson dari sebuah atau dari sekelompok neuron merangsang

dendrit dari sebuah atau sekelompok neuron tetangga dan sebuah sinyal listrikkimiawi merambat disepanjang deretan neuron yang beke1ja dalam sebuah atau serangkaian pemikiran dan begitu seterusnya dan pacla akhirnya clihentikan ke1janya. Ketika ini berakhir, imformasi yang masuk be otak dipahami secara lebih jelas clan terang. Apabila jalinan antar sel itu diclukung (clalam bentuk selubung) oleh komponen bernama myelin (mielin), maka jalinan itu akan kuat clan bertahan lama. Bergantung seberapa banyak dan tebalnya selubungan myelin tersebut. Karena itu myelin berhubungan dengan daya ingat seseorang, semakin sering seseorang rnengulang imformasi yang masuk, maka semakin tegas te1jadi

mielinisasi. 21 Proses bekerja seperti di atas menghasilkan cara berpikir analitis yang berguna untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang sudah jelas. Pada Milenium yang lalu para pernikir bertanya tentang "what is" (apa ini) ketika rnereka menghaclapi sesuatu, sesuatu itu kemudian clianalisis sedemikian rupa menjadi bagian-bagian kecil, yang sungguh-sungguh objektif, cara berpikir seperti ini hanya te1tuju pacla "pembetulan kesalahan" konsekuensinya, sernua pikiran

21 Taufiq Pasiak, Revolusi JQ!EQISQ; Antara Neurosains dan A!-Qur'an, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2003), Cet. Ke-III, h. 74-79

31

adalah pemecahan persoalan atau meluruskan apa yang keliru. Cara ini adalah "jasa" Rene Descartes. 22 Secara lebih sederhana, tiga bagian otak manusia (otak reptil, otak

mamalia dan neokorteks) menurut teori Roger Sperry dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri. Dalam belahan otak kiri inilah te1jadi proses berpikir yang bersifat /ogis, sekuensial, linier dan rasional. Sisi ini sangat teratur, melalui berpikir otak kiri ini taraf kecerdasan (IQ) dapat diukur. 23 Keunggulan dari cara berpikir analitis, yang khas otak kiri itu adalah bahwa ia akurat, tepat dan dapat dipercaya. Sedangkan kelemahannya membuat manusia tidak berkembang dengan baik. Hal itu membuat manusia kehilangan kreativitasnya, karena ia menghadapi sesuatu yang memang sudah ada, pemikirannya tidak berkembang, statis dan tidak menghasilkan sesuatu yang baru. Dalam kegiatan berpikir, tujuan berpikir analisis atau linier itu adalah kebenaran.

24

2. Berpikir dcngan Cara Emotional intelligencet (EI) Bila dimasukkan dalam pembagian otak kanan dan otak kiri, maka cam berpikir otak emosional yang assosiatif sama dengan otak kanan yang cara berpikirnya bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Pikiran emosional bekerja secara para/el dan tidak berpola serta mengutamakan hal-hal abstrak dan

22

Ibid., I 17

13

Bobbi De Porter dan Mike Henarcki, Quanllun learning; Men1biasakan Belqjar Nycunan

clan Men.i•enangkan, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 36

"' Taufiq Pasiak, Op. cit. h. 120

32

cenderung dengan gayanya yang bersifat lateral (menyamping), integral (secara terpadu) dan holistik (menyeluruh). Dilihat dari sudut neurologi, pertama-tama, sinyal visual dikirim dari retina Ice talamus yang bertugas menerjemahkan sinya! itu Ice dalam bahasa otak. Sebagian besar pesan itu kemudian dikirim Ice korteks visual yang menganalisis dan menentukan makna dan respons yang cocok; jika respons bersifat emosional, suatu sinyal dikirim ke amigdala untuk mengaktifkan pusat emosi. Tetapi, sebagian kecil sinyal asli langsung menuju amigdala dari talamus dengan transmisi yang lebih cepat, sehingga memungkinkan adanya respons yang lebih cepat (meski kurang akurat). Jadi, amigdala dapat memicu suatu rcspons emosional sebelum pusat-pusat korteks memahan1i betul apa yang terjadi. 25 Lebih jelasnya di dalam anatomi tubuh manusia, terdapat tiga bagian otak (otak reptil, otak mamalia dan otak neokorteks). Stem system atau otak reptil manusia berfungsi sebagai sistem pengaman yang terletak di lapisan paling dalam dari otak, ia beke1:ja secara instinctive otomatis. Pada situasi aman ia beke1ja secara normal, sedangkan dalam situasi bahaya ia beke1ja dengan cepat dan mcngerahkan seluruh kekuatan untuk melawan bahaya atau mclarikan diri menghindari bahaya. Untuk keperluan belajar dan berpikir kreatif, mestinya otak reptil dikondisikan aman. Dalam kondisi aman otak reptil mampu bekerja dengan baik dan mendukung bagian otak lain untuk belajar. Bahkan dalam kondisi aman, memungkinkan otak untuk lebih berani mengungkapkan ide-ide barn, sehingga 25

Daniel Gole111an, Op. cit. h. 25

33

berkembanglah pemikiran-pemikiran kreatif, sementara, dalam sitnasi terancam otak reptil akan memberontak. Termasuk yang mengancam otak reptil adalah: takut pada guru, takut kena hukuman, takut tidak lulus atau ketakutan-ketakutan yang lain. Sebelah luar dari lapisan otak-replil terdapat lapisan otak-mama/ia-!ymbic .syslem-lapisan tengah. Otak mama/ia berfungsi mengendalikan emosi kita. Pada situasi dan kondisi yang membosankan serta menjenuhkan, otak mama/ia beke1ja secara negatif. Lapisan sebelah luar dari otak mamalia adalah lapisan otak neokorteks yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk membaca dan menulis serta melakukan perhitungan yang rumit dan sebagainya. Intinya otak neokorteks dapat bekerja secara optimal jika didukung oleh otak mamalia dan otak reptil.

Neokorteks dapat berpikir secara kreatif jika emosinya senang, bersemangat, termotivasi dan instingnya merasa aman. Sebaliknya, otak neokorreks tidak dapat bekerja dengan baikjika otak mamalia bosan dan otak reptil terancam.

26

Menurut Edward de Bono, untuk menghadapi milenium baru ini corak berpikir khas otak kiri dengan cara berpikir analitis tidak cocok lagi. "what can be" (apa yang mungkin dilakukan) adalah pertanyaan yang relevan untuk masa

kini. Karena cara berpikir analitis, yang khas otak kiri itu, membuat manusia kehilangan kreaivitasnya, karena ia memang menghadapi sesuatu yang sudah ada,

26

Agus nggennanto, Op, cit. h. 43

34

pemikirannya tidak berkembang, statis dan tidak menghasilkan sesuatu yang baru. Sebaliknya, bertanya "apa yang mungkin" dilakukan, seperti ciri khas imaj inatif otak kanan, akan membawa pada ribuan kemungkinan dan ribuan kreativitas. Pemikiran konstruktif dan imajinatif hanya dapat muncul dengan corak berpikir otak kanan, gayanya yang bersifat lateral, integral dan holistik. 27 Keunggulan yang lain adalah kecerdasan emosi (EQ) tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan sehingga membuka kesempatan bagi orang tua dan guru sebagai pendidik untuk melanjutkan dan mengembangkan potensi atau kecerdasan emosi yang terdapat dalam diri setiap anak, agar setiap anak mempunyai peluang lebih besar untuk meraih keberhasilan.

Karena kekurangan-kekurangan dalam

keterampilan emosional dapat diperbaiki: sampai ketingkat yang setinggitingginya di mana masing-masing wilayah menampilkan bentuk kebiasaan dan respons yang, dengan upaya yang tepat, dapat dikembangkan.

D. Kaitan antara Inteligensi dengan Kecerdasan Emosi Antara pikiran rasional dan emosional memiliki cara pemahaman yang secara fundamental berbecla, bersifat saling mempengaruhi clalarn mernbentuk kehiclupan mental manusia. Pertama, pikiran rasional, adalah model pemahaman yang lazimnya kita sadari: lebih menonjol kesaclarannya, bijaksana, mampu bertinclak hati-hati clan merefleksi. Bersamaan dengan itu ada sistem pernahaman yang lain: yang irnpulsif dan berpengaruh besar, bila kaclang-kaclang ticlak logis yaitu emosional.

27

Taufiq Pasiak, Loe. Cit. h.120

35

Kedua ha! tersebut pada umumnya bekerja dalam keselarasan yang erat, saling melengkapi cara-cara mereka yang amat berbeda dalam mencapai pemahaman guna mengarahkan

manusia

dalam

menjalani

kehidupan

duniawi.

Biasanya ada

keseimbangan antara pikiran rasional dan emosional, emosi memberi masukan dan imformasi kepada proses pikiran rasional dan pikiran rasional memperbaiki dan terkaclang memveto masukan-emosi tersebut. Namun, pikiran rasional clan emosional merupakan

kemampuan-kemampuan

yang

semi-mandiri;

masing-masing

mencerminkan ke1ja jaringan sirkuit yang berbecla, namun saling terkait, di clalam otak. Di clalam banyak atau sebagian besar peristiwa, pikiran-pikiran ini terkoorclinasi secara istimewa; perasaan sangat penting bagi pikiran, pikiran sangat . bag1. perasaan. 28 pentmg

E. Pengertian Prestasi Belajar

Secara terminologi prestasi berarti hasil yang telah clicapai (dari apa yang telah clikerjakan, clilakukan dan sebagainya). 29 Dilihat dari akar katanya, prestasi berasal clari bahasa belancla yaitu prestatie yang memiliki pengertian apa yang telah dapat cliciptakan, hasil belajar; hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dari j al an keuletan beke1j a. 30

28

Daniel Goleman, Loe. Cit., h. 12

29

Departemen pendidikan dan kebudayaan, Ka1nus Besar Bahasa /ndonersia, (Jakarata: PT

Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-7, h. 247 30

Habeyb, Kamus Popu/er, (Jakarta: Centra), h. 284

36

Pengertian prestasi yang paling sederhana adalah terdapat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Populer, yaitu hasil yang telah dicapai. 31 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari perbuatan yang telah dilakukan atau dike1jakan Mengenai pengertian belajar, Alisuf Sabri dalam bukunya psikologi pendidikan berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalanmn dan latihan. Perubahan akibat pengalaman dan latihan itu dapat berupa memperoleh prilaku yang barn atau memperbaiki se1ia meningkatkan prilaku yang sudah ada, dapat berupa prilaku yang baik (positif) atau prilaku yang buruk (negatif). 32 Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan pembahan seluruh tingkah laku individu yang relatif sebagai basil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. 33 Sesuai dengan Muhibbin Syah, Wingkel juga merumuskan bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan atau pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. 34

31

l-lanafi Ridwan dan Lita Mariatii Kannts Besar Indonesia Populer, (Surabaya: Tiga Dua,

1992), Cet. Ke-2, h. 251 32

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendididkan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakai1a: Pedornan llmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h. 55 33

Muhibbin Syah, Psiko!ogi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 19997), Cet. Ke-3,

31 ·

W. S. Wingkel, Psiko!ogi Pendidikan dan Eva!uasi Be/ajar, (Jakarta: Gramedia, 1996), h.

h. 91

102

37

Dari beberapa pendapat para ahli di atas terdapat kesamaan mengenai pengertian belajar yaitu adanya perubahan baik pada pengetahuan maupun sikap, ha! itu dihasilkan sebagai akibat dai·i proses latihan atau pengalaman yang diperoleh SJSWa.

Adapun penge1tian prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 35 Sedangkan menurut S. Nasution, Prestasi belajai· adalah "suatu perubahan individu belajar, perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapai1, kebiasaan pribadi individu belajar. 36 Dengan melihat beberapa pengertiai1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Prestasi belajar merupakan hasil belajar yai1g telah dicapai atau diperoleh siswa berupa perubahan baik pada pengetahuai1, sikap maupun kecakapan setelah ia melakukan proses pembelajaran atau setelah siswa menerima pengajai·an dari seorang guru. Untuk dapat mewujudkan hasil belajar yang baik atau sesuai dengan harapan, diperlukan usaha yang maksimal baik dari pengajar maupun dari pese1ta didik. Yang terpenting bagi pengajar adalah merumuskan tujuan clan rencana mengajar, hasil

35

Tin1 Penyusun l(a1nus Lembaga Pembinaan ctan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet, Ke-9, h. 787 36

S. Nasution, Didaktif Dasar-dasar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1992), h. 25

38

belajar sangat erat hubungannya dengan rumusan tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam sistem pendiclikan nasional rumusan tujuan pencliclikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar membagi menjacli tiga ranah, yaitu : Ranah Kognil(f; Ranah Apektif dan Ranah Psikomotorik. Ranah Kognitif berkenaan clengan

hasil belajar intelektual, Ranah apektif berkenaan dengan sikap dan Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertinclak. 37

F. Pcngertian clan Ruang Lingkup Akhlak Islami 1. Pengertian Akhlak Islami

Akhlak Islami berasal clari clua suku kata yaitu akhlak dan Islami. Sebelum menjelaskan pengertian ak.hlak Islami akan clibahas terlebih dahulu pengertian masing-masing (Akhlak dan Islami) baik secara bahasa maupun istilah. Ada dua pendekatan yang selama ini digunakan dalam mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan penclekatan terminologi (istilah). Dari sudut kebahasaan kata akhlak mempunyai arti perangai, tabiat,

37

Nana Sudjana, Peni/aian Has ii Be/ajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 1997), h. 22

39

kelakuan, Watak dasar, kebiasaan, kelaziman. 38 Dalam bahasa Indonesia biasanya dite1jemahkan dengan "budi pekerti" atau "sopan santun" (kesusilaan). Adapun secara terminologi (istilah), kata akhlak mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut: Menurut Imam al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulum al-Diin menjelaskan "Akhlak adalah sifat yang pertama dalam jiwa yang rnenimbulkan perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan''.3 9 Berkaitan dengan ini Ahmad Amin mengatakan bahwa: Ilmu akhlak adalah suatu Ilmu yang membahas arti baik dan buruk menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya, menyatakan tujuan yang seharusnya dituju manusia dalam perbuatannya dan rnenunjukan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. 40 Lebih lanjut Asmaran. Mengatakan akhlak sebagai suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memer luIcan pem1'k'1ran. 41

38

Luis Ma'luf, Kamus al-Munzid, (Beurut: al-Maktabah al-Makturiyah), h. 19

39

Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya U/um al-diin, (Beurut, Daar al-Fikr, 1989), Jilid

·IO

Ahmad Amin, Etika: I/mu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 19995), Cet. Ke-8, h. 3

111, h. 48

"' Asmaran AS, Pengantar Sudi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), Cet5. Ke-I. h, 3

40

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akhlak mempunyai beberapa pengertian, pertama, akhlak sebagai perbuatan yang telah tertanarn kuat dalarn jiwa seseorang clan masuk ke clalam karakteristiknya sehingga rnenjacli bagian clari kepribacliannya. Kedua, merupakan perbuatan yang dilakukan clengan muclah atau secara spontan tanpa melalui proses pernikiran terlebih clahulu. Ketiga, perbuatan yang timbul clari dalam cliri seseorang yang melakukannya tanpa paksaan atau tekanan clari luar Oleh karena itu, maka suatu perbuatan baru clisebut akhlak jika terpenuhi beberapa syarat: a. Apabila perbuatan itu clilakukan secara berulang-ulang, jika perbuatan itu hanya clilakukan sekali saja maka ticlak dapat clisebut akhlak b. Perbuatan itu timbul clengan muclah tanpa clipikirkan terlebih dahulu sehingga benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika melakukan perbuatan sebelumnya clipikirkan clan clipertimbangkan terlebih clahulu secara matang, maka ticlak clisebut akhlak. Kata Islam yang beracla clibelakang kata akhlak (akhlak Islami) cl al am hal ini menempati posisi sebagai sifat. Secara seclerhana akhlak Islami clapat diartikan sebagai akhlak yang berclasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. KH. Abdullah Salim mengatakan akhlak Islami aclalah tata nilai yang bersifat samawi clan azzali, yang mewarnai cara berpikir, bersikap clan bertindak

41

seorang muslim terhadap dirinya, terhadap Allah dan Rosul-Nya, terhadap sesama dan terhadap alam lingkungannya. 42 Abuddin

Na:i;a

dalam

bukunya

"Akhlak

Tasawuf',

menjelaskan

pengertian akhlak Islami ialah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, tanpa disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. 43 Sedangkan HA. Musthafa mengatakan bahwa yang dinamakan akhlak Islami adalah sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam. 4' Menurut Quraish Sihab, Akhlak Islami dapat d iartikan sebagai akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. 45 Lebih lm1iut ia mengatakan bahwa tolak ukur kelakuan baik ialah mesti merujuk kepada ketentuan Allah. Rumusan Akhlak Islmni yang demikian itu menurut Quraish Sihab adalah rumusan yang diberikan oleh kebudayaan Ulama, perlu ditambahkan bahwa apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik pada esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik karena esensinya adalah buruk. Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan bahwa akhlak Islami adalah sifat atau keadaan jiwa seorang Muslim yang melahirkan suatu perbuatan

42

KI-I. Abdullah Salim, Akh!ak Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: CV. Haji Masagung, I 985), h, 5 13 ' Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persaada, 2002), Cet. Ke-4, h, 145 ""HA. Musthaafa. Akh!ak Tasawuf, (Bandung Pustaka Ssetia, I 997), h, 145 45

M. Quraish Sihab, Wawasan al-Qur'an, (bandung, Mizan, 1996), Cet. Ke-3. h, 205

42

tanpa adanya rekayasa pemikiran dan pertimbangan yang berdasarkan kepada ajaran Islam. 2. Ruang Lingkup Akhlak Islami

Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika, jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Pada dasarnya ruang lingkup akhlak Islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak Islami Mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut: a. Akhlak Kepada Allah Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap dan perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai kholik. Quraish Shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Ada beberapa alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lab yang menciptakan manusia (Q.S. al-Mu'minuun, 23: 12-13). Kedua, karena Allah-lab yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, aka! pikiran, hati sanubari di

43

samping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia (Q.S. anNahl, 16: 78). Ketiga, Karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan

sarana bagi kelangsungan kehidupan manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, binatang ternak dan sebagainya (Q.S. alJatsiyah, 45: 12-13). Keempat, Allah-lah yang memuliakan manus.ia dengan cliberikannya

kemarnpuan rnenguasai claratan clan lautan (Q.S. al-lsra, 17: 70). 46 Banyak earn yang clilakukan clalam berakhlak kepacla Allah. Diantaranya ticlak rnenyekutukan-Nya (QS. An-Nisa, 4: 116), takwa kepaclaNya (Q.S. ali-Imran, 3: 102), mencintai-Nya (Q.S. ali-Imran, 3: 30), bertawakal kepacla-Nya (Q.S. ali-Imran,3: 160), mensyukuri nikmat-Nya (Q.S al-Baqoroh, 2-152), selalu berdo'a kepacla-Nya (Q.S. al-Ghofir, 40: 60), beribadah kepada-Nya (Q.S. al-Djariyat, 51 :56), banyak mernuji-Nya (Q.S. an-Narnl, 27: 93). b. Akhlak Kepada Sesama Manusia Setelah berakhlak kepada Allah, manusia pun harus berakhlak kepada sesama manusia, karena rnanusia dalarn hiclupnya ticlak dapat hiclup sendiri pasti memerlukan bantuan orang lain guna kelangsungan hidupnya karena itu cliperlukan interaksi sosial. Dan di dalam interaksi sosial inilah dibutuhkan

46

Abuddin Natta, Op. Cit., h. 147-148

44

suatu tatanan nilai yang mengatur pola hubungan antara manus1a dengan manusia lain. Banyak nncian yang dikemukakan al-Qur'an berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan seperti membunuh, menyakiti badan atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada hal-hal negatif lainnya seperti menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya. 47 c. Akhlak Terhadap Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang beracla di sekitar manusia, baik al am, binatang, tum buh-tumbuhan maupun bencla-bencla tak bernyawa. Sepintas lalu lingkungan ini sepertinya tidak berarti apa-apa terhaclap kehiclupan manusia. Akan tetapi bila kita mau sedikit merenung clan memimikirkan lingkungan, pasti akan menemukan beberapa ha! penting dan besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Alam cliciptakan Allah untuk climanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehiclupan, sebagaimana firman Allah, clalam surat al-Araf ayat 10: )

(\ •

47

1

/

} /

'

/

~

}

,,,

//

:~\_?~\).~_)~ ~ ~ ~,~~~~~I~~·~\ .j,flK: '.MJj

M. Quraish Sihab, Op. Cit., h,

45

Artinya: Sesunguhnya telah kami tempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami jadikan bagi kalian di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fimgsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesan1anya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. 48 Binatang, tumbuh-ttm1buhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah dan menjadi milik-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar. Jika demikian, rnanusia tidak mencari kemenangan, tetapi keselarasan dengan alam. Uraian di atas menunjukkan bahwa akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan akhlak lainnya. Karena akhlak Islami tidak hanya membicarakan dan mengatur manusia dengan manusia lain tetapi juga berbicara tentang cara berakhlak terhadap binatang maupun tumbuhtumbuhan. Ketiga ruang lingkup akhlak Islami ini terangkum secara eksplisit dalam GBPP mata pelajaran Aqidah Akhlak. Mata pelajaran Aqidah Akhlak

48

Abuddin Nata, Loe. Cit., h. 150

46

merupakan salah satu mata pelajaran pendiclikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah sebagai sekolah berciri khas agama Islam.

G. Faktor-faktor yang Mcmpengaruhi Prcstasi Belajar

Prestasi belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 49 1. Faktor internal, yaitu faktor yang bcrasaI dari dalam diri siswa.

Yang termasuk dalam faktor internal adalah : a. Faktor jasmani, yaitu meliputi kesehatan clan cacat tubuh b. Faktor psikologis, yaitu meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan serta emosi, karena semua emosi; pada dasarnya, adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah tertanam di clalam diri manusia. 50 2. Faktor cksternal, yaitu faldor yang berasal dari luar diri siswa.

Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah : a. Faktor keluarga, meliputi orang tua mendiclik. relasi antar anggota keluarga, susunan rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

49

Slarneto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jaakarta: Bumi Aksara),

h.54-72 50

Daniel Gole1nan, Op. Cit., h. xiii

47

b. Faktor sekolah, meliputi metode mengaJar, kurikulum dan keadaan gedung. c. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat dan teman bergaul.

H. Pengaruh Emotio11al Intellige11ce (EI) Terhadap Proses Belajar

Bila emosi mengalahkan konsentrasi yang dilumpuhkan adalah kemampuan mental yang oleh ilmuwan kognitif disebut "ingatan kerja", yaitu kemampuan untuk menyimpan dalam benak semua imformasi yang relevan dengan tugas-tugas yang sedang dihadapi. 51 Ingatan ke1ja merupakan contoh sempurna fungsi pelaksanaan dalam kehidupan mental, karena ingatan ke1ja-lah yang memungkinkan semua upaya intelektual dapat terlaksana, mulai dari mengucapkan kalimat hingga menguraikan proposisi logika yang rumit. Korteks prefrontal menjalankan ingatan ke1ja-dan, hendaknya diingat, merupakan letak perjumpaan antara perasaan dan emosi. Bila sirkuit limbik yang bermuara di korteks

pr~fi·ontal

dikuasai beban emosional, salah

satu kerugiannya aclalah berkurangnya keefektifan ingatan ke1ja; kita tidak mampu berpikir jernih. Gangguan emosional clapat mempengaruhi kehidupan mental. Murid-murid yang cemas, marah, takut pada guru atau depresi mengalami kesulitan belajar; sehingga clapat menyebabkan prestasi belajarnya menurun, orang-orang yang terjebak

51

Ibid., h. 110

48

dalam keadaan ini menemui kesukaran menyerap imformasi dengan efektif dan efisien atau menanganinya dengan benar. Emosi negatif yang kuat membelokkan setiap perhatian agar selalu tetuju pada emosi itu sendiri, menghalang-halangi usaha yang berupaya memusatkan perhatian ke hal-hal lain. Salah satu pertanda bahwa perasaan telah keluar dari jalur dan mengarah menjadi penyakit adalah apabila perasaan begitu kuatnya sehingga mengalahkan pikiran-pikiran lainnya, terus-menerus menyabot upaya-upaya untuk memusatkan perhatian pada hal-hal lain yang sedang dihadapi. Oleh karena itu kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk mendukung kemampuan intelektual seoptimal mungkin dalam proses belajar.

I. Kcrangka Berpikir

Rasia dan rasa, pikiran dan intuisi, intelek dan intuisi atau kepala dan hati. Apapun nama dari kedua istilah tersebut, merujuk kepada dua kecerdasan yang climiliki oleh manusia yaitu kecerclasan intelektual (IQ) clan kecerdasan emosi (El). Kedua istilah tersebut terasa sekali dalam bahasa keseharian kita, karena memang di dalam diri kita terdapat kedua kecerdasan tersebut yang masing-masing memiliki pola tersendiri. Berdasarkan kedua kecerdasan itulah yang menyebabkan kehidupan manusia berdinamika dan berkembang ke arah yang lebih baik. Dalam proses

belajar siswa,

kedua kecerdasan/inteligensi

itu sangat

diperlukan. Kecerdasan lntelektual (IQ) tidak clapat berfungsi dengan baik tanpa peran dan partisipasi Kecerdasan Emosi (El). Kecerclasan Emosi (El) sangat berguna

49

untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya melibatlrnn perasaan dan makna yang tidak bisa ditangani oleh kecerdasan intelektual (IQ), siswa tidak akan dapat belajar dengan baik tanpa antisipasi penghayatan emosional akan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apalagi dalam proses belajar yang sara.t dengan rnasalah yang berhubungan dengan menejerial emosi yang hanya bisa diatasi jika memiliki kecerdasan emosi (El). Masalah emosional adalah masalah yang sangat penting, karena berhubungan dengan perasaan manusia, yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan, apabila rnanusia itu tidak dapat mengendalikan atau memenej emosinya, malrn hal itu akan berubah menjadi perbuatan yang dikendalikan oleh nafsu dan akan memperlebar spektrum risiko, mulai dari depresi atau hidup penuh kekerasan hingga gangguan dan penyalahgunaan obat-obatan. Dan sebaliknya, apabila manusia itu dapat memenej emosinya, maka hal itu akan berimplikasi pada perbuatan ..perbuatan baik yang pada akhirnya akan membawa kebaikan pada dirinya. Apabila kita memahami siswa, yang berada pada masa remaja, adalah masa yang sudah mengenal baik dan buruk, tetapi selalu condong untuk mengikuti emosinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan akhlaknya. Maka sebagai seorang pendidik seharusnya dapat menanamkan dan meningkatkan kecerdasan emosi pada diri mereka, karena kecerdasan emosi dapat mengurangi risiko tabi'at keras berlebihan dan membantu mencegah kebrutalan yang te1jadi di sekolah.

so Keseimbangan antara pikiran rasional dan emosional. merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Adapun hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar aqidah akhlak siswa di sekolah, salah satunya adalah siswa dapat berakhlak positif sesuai dengan akhlak Islam baik terhadap diri-sendiri, para guru dan kepada temantemannya, karena akhlak merupakan manifestasi dari kecerdasan emosi yang diwujudkan dalam bentuk tindakan atau prilaku manusia dalam ha! ini siswa. Akhlak merupakan sifat atau perbuatan yang telah te11anam kuat dalam jiwa seseorang yang merupakan hasil dari proses pembelajaran dan ingatan, sehingga sudah menjadi bagian dari karakteristiknya dan dilakukan dengan mudah atau spontan tanpa melalui proses pemikiran terelebih dahulu serta perbuatan itu timbul tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar. Kemudian akhlak yang terdapat dalam

diri

s1swa merupakan hasil

pembelajaran siswa. Salah satunya, hasil pembelajaran dari mata pelajaran aqidah akhlak yang diajarkan di sekolah yang berciri khas Islam. Aqidah akhlak merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana seharusnya kita sebagai manusia berprilaku yang sesuai dengan ajaran agama atau norma yang berlaku dalam Islam. Dari paparan di atas dapat dikemukakan bahwa: " Jika kecerdasan emosi akan membawa kebaikan bagi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak, maka lidak ada siswa yang berprestasi buruk/rendah. Atau dengan kata lain semakin tinggi kecerdasan emosi siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.

51

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di alas, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut : Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs. Nurul Yaqin Legok-Tangerang. Agar dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terpengaruh dengan hipotesa alternatif maka penulis juga mengajukan hipotesa nihil Ho

: Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan

emosi (Emotional Intelligence) dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs. Nurul Yaqin Legok-Tangerang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi ini maka penelitian akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Legok-Tangerang.

2. Waktu Penelitian Waktu yang dipergunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini diharapkan selesai dalam jangka waktu 6 bulan terhitung dari tangggal 16 Oktober 2004 sampai dengan tanggal 16 Maret 2005. Secara keseluruhan waktu yang

dipergunakan

untuk

penelitian

ini

dimulai

dari

pencarian

pokok

permasalahan, mengutip pendapat para ahli dari sumber-sumber buku yang berhubungan dengan permasalahan di atas untuk lebih menguatkan pembahasan dalam ha! teori, penyebaran angket dan melakukan wawancara dilokasi yang telah ditentukan untuk rnemperoleh data yang obyektif, rnelakukan perhitungan secara statistik dan menarik suatu kesimpulan.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variable yang diteliti, yaim : 1. Tingkat kecerdasan emosi (emotional Intelligence) siswa. Variabel ini menduduki posisi sebagai variable independen (bebas), disirnbolkan dengan

53

hurup X. Kecerdasan emosi didefinisi operasionalkan sebagai skor yang diperoleh subyek pada Ell (Emotional Intelligence Inventory) atau EQ

(Emotional Quotient). Skor kecerdasan emosi terdi:ri dari lima skor yang diperoleh dari dimensi-dimensi kecerdasan emosi (emotional lnelligence) yaitu: Self-Awareness (Kesadaran Diri), Se/f-Control(Pengendalian Diri), Self-

Motivation (Motivasi Diri), Emphaty (Empati) dan Sociall-Skill (Keterampilan Sosial). Skor kecerdasan emosi diperoleh dari nilai rata-rata penjumlahan lima sub-tes. 2. Prestasi belajar Aqidah Akhlak. Prestasi belajar Aqidah Akhlak tersebut dilihat dari nilai raport siswa. Variabel ini menduduki posisi sebagai varibel

defenden (terikat), disimbolkan dengan huruf Y. Prestasi belajar diclefinisi operasionalkan sebagai nilai mata pelajaran Aqiclah Akhlak yang tercantum clalam raport sebagai hasil ujian kelas III semester I tahun 2005; nilai tertinggi aclalah l 00 clan nilai terenclah aclalah 0. Subyek clikatakan memiliki prestasi belajar Aqiclah Akhlak tergolong tinggi apabila memperoleh nilai di atas atau sama clengan 80 clan tergolong memiliki prestasi rendah apabila memperoleh nilai sama atau di bawah 60 serta tergolong seclang apabila memperoleh nilai antara 61-79.

C. Populasi dan Sampel

Populasi target clalarn penelitian ini adalah kelas III yang tercliri dari 4 kelas clengan rnasing-rnasing kelas berjurnlah 40 orang sehingga jumlah seluruh siswa kelas

54

III sebanyak 180 orang siswa. Penarikan sampel dalam penelitian ini beijurnlah 50 % dari populasi, dilakukan dengan cara random sampling (secara acak) sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 80 siswa. Alasan penulis dalam menentukan populasi hanya pada kelas III dikarenakan kurikulum atau materi yang berkaitan dengan kecerdasan emosi sebagian besar terdapat dalam kurikulum kelas III diantaranya : I . Akhlak terhadap sesama manusia yang meliputi : a) Akhlak terhadap orang tua b) Akhlak terhadap saudara c) Akhlak terhadap sesann muslim dan kaum lemah. 2. Cinta pekeijaan atau etos ke1ja dengan giat beke1ja, hal 1111 mengajarkan kepada siswa tentang semangat, integritas dan komitmen. 3. Kisah-kisah Rosul Ulul Azmi, mereka adalah orang-orang yang memiliki kemauan yang kuat dan teguh, pelajaran yang dapat diambil adalah : a) Para Rosul Ulul Azmi adalah orang-orang yang sangat sabar dalam menerirna godaan dan cobaan. b) Mereka adalah orang-orang yang ikhlas dalam merijalanlan perintah Allah. c) Mereka adalah orang-orang yang tekun dan memiliki sifat pemaaf.

Selain dari materi yang telah dipaparkan di alas, juga masih banyak lagi materi yang lainnya yang tidak dipaparkan oleh penulis. Dari pemaparan materi di atas mencerminkan kecerdasan emosional yang sesuai dengan dasar para meter

55

kerangka kerja kecerdasan emosional yang disusun oleh Daniel Goleman yang terdiri dari lima kategori utama yaitu : kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Tabel 1 Matriks Populasi dan Sampcl

Kela s

Populasi

Sampel

Persen

Siswa kelas III. 1

40

20

50%

Siswa kelas III. 2

40

20

50%

Siswa kelas III. 3

40

20

50%

Siswa kelas III. 4

40

20

50%

Jumlah

160

80

--

--

D. Tcknik Pcngumpulan Data

Dalam

penelitian

ini,

penulis

menggunakan

beberapa

teknik

untuk

mendapatkan data yang tepat dan akurat, yaitu :

I. Mctode Pengumpulan

Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan data konkrit yang bersifat terulis dari obyek penelitian mengenai hubungan amara kecerdasan emos1 (Emotional Intelligence) dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak. memperoleh data variabel kecerdasan emosi (El) siswa,

Untuk

maka penulis

menggunakan Inventory dalam bentuk skala EQ yang disebarkan kepada

56

responden penelitian yaitu Siswa kelas III Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Legok-Tangerang. 2. Studi Dokumentasi Teknik ini, penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa kelas III Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin yang dilihat dari nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak yang terdapat dalam raport.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah lnvento1y yang disusun sendiri, alasan penulis menyusun sendiri adalah; pertama,

penulis memahami kecerdasan emosi memiliki dua pengertian, penge1iian yang pertama dilihat dari segi proses te1jadinya penghayatan emosi yang akan rnembantu optimalisasi intelektual, kedua dilihat dari segi hasil atau buah dari kecerdasan emosi yang berupa tindakan atau prilaku, sedangkan alasan keclua adalah, karena penulis memahami kecerclasan emosi dari dua sisi, maka penulis menentukan pernyataanpernyataan skala EQ yang bekaiatan clengan kedua ha! tersebut. Skala Kecerclasan Emosi (Emotional Intelligence). Dalam lnven/01J1 yang penulis sebarkan kepada siswa kelas III sebagai responden, penulis rnernberikan pernyataan-pernyataan yang menyangkut aspek-aspek keeerclasan emosi siswa, berdasarkan para-meter kerangka kerja kecerdasan emosi yang clisusun oleh Daniel Goleman yang tercliri dari lima kategori utama yaitu: Self-Awareness (kesadaran diri),

57

Self-Control (pengendalian diri), Self-Motivation (motivasi diri), Emphaty (empati), Sociall-Skill (keterampilan sosial).

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui kualitas suatu penguku:ran

intrumen penelitian

sebaiknya diketahui kevalidan intrumen tersebut. Penelitian uji validitas intrumen ini menggunakan ru:mus korelasi product moment dari pearson yaitu : NL,xy-(L,x)(Ly)

~[NL,x' -(L,x)'][NL,y' -(L,y)'] Untuk mengetahui tinggi rendahnya atau valid tida.knya intrumen tersebut menggunakan pedoman sebagai berikut : Antara 0,8 - 1,0 sangat tinggi Antara 0, 6 - 0, 8 tinggi Antara 0,4 - 0,6 cukup Antara 0,2 - 0,4 rendah Antara 0,0 - 0,2 sangat rendah atau tidak valid

Hasil uji validitas item terhadap 30 item adalah lebih besar atau sama dengan 0,9614. Dengan demikian seluruh item memiliki tingkat validitas yang tinggi sehingga dapat diguna.kan dalam penelitian ini.

58

2. Uji Reliabilitas Setelah dilakukan standarisasi nilai intrumen kemudian dilakukan penguj ian reliabilitas intrumen dengan menggunakan rum us metode belah dua (split halp method) sebagai berikut : 11

r

2r-22

=-~~

"

11 l+r-22

Nilai tersebut diperoleh dengan mencari terlebih dahulu nilai rxy dengan menggunakan rumus product moment yaitu : NL;xy-(L;x)(L;y)

r

"

= -.============= ~[N L:x' -(L;x)'][NL;y' -(L;y)']

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas intrumen tersebut menggunakan pedoman sebagai berikut : Antara 0,8 - 1,0 sangat tinggi Antara 0,6 - 0,8 tinggi Antara 0,4 - 0,6 cukup Antara 0,2 - 0,4 rendah Antara 0,0 - 0,2 sangat rendah atau tidak valid

Hasil uji reliabilitas terhadap 30 item menghasilkan angka koefisien reliabilitas sebesar 0,58 > 0,217. Karena

fhitung

> r1abet dengan demikian seluruh

item memiliki tingkat reliabilitas sedang/cukup sehingga intrumen berupa skala emotional intelligence ini diterima.

59

Tabel 2 : Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosional (EQ) siswa. NOMORITEM NO

F (%)

ASPEK

1

Kesadaran Diri

2

Pengendaliaan Diri

3

Motivasi Diri

4

Empati

5

Keterampilan Sosial

F TF F TF F TF F TF F TF

: 1. 6. 11 : 16. 21. : 2. 7. 12. 15. : 17. 22. 26. 30 : 3. 8. 13. : 18. 23. 27. : 4. 9. 14. : 19. 24. 28. : 5. 10. : 20. 25. 29.

Total Persen

F TF

5 (16,66) 8 (26,66) 6 (20) 6 (20) 5 (16, 66) 30 (100)

= Favorabel = Un-favorabel

Jawaban dari responden yang masuk diberi skor sesuai dengan pedoman sebagai berikut :

Untuk Pernyataan Favorabel Alternatifjawaban Sangat Setuju diberi skor 4 Alternatif jawaban Setuju diberi skor 3 Alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor 2 Alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Untuk Pernyataan Un-favorabel Alternatif jawaban Sangat Setuju diberi skor 1 Alternatif jawaban Setuju diberi skor 2 Alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor 3 Alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 4

60

F. Teknik analisis Data Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan teknik korelasi product

moment, terlebih dahulu penulis menganalisis Skala EQ yang penulis sebarkan kepada 80 orang siswa kelas III sebagai responden, pada pernyataan aspek-aspek kecerdasan emosi siswa yang terdiri dari lima kategori utama yaitu : kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial yang terdapat dalam angket. Penulis menyediakan empat alternatif jawaban yaitu : I. Sangat setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Tidak Setuju (STS) Karena data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka tmtuk menganalisis setiap jawaban angket siswa, penulis memberi skor untuk jawaban responden yang terdapat dalam angket yang sesuai dengan pedoman di atas. Kemudian penulis memberikan norma skor tingkat kecerdasan emosi siswa dan norma skor prestasi belajar aqidah akhlak sebagai berikut : 1. Norma skor tingkat kecerdasan emosi siswa a. Subyek dikatakan memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong tinggi apabila memperoleh nilai sama atau diatas rentangan 96 - I 00. b. Subyek dikatakan memiliki tingkat kecerdasar1 emosi tergolong sedang apabila memperoleh nilai pada rentangan 91 - 95.

61

c. Subyek dikatakan memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong rendah apabila sama atau di bawah rentangan 85 - 90. 2. Norma Skor Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa. a. Subyek dikatakan memiliki tingkat prestasi belajar tergolong tinggi apabila memperoleh nilai san1a atau diatas 8. b. Subyek dikatakan memiliki tingkat prestasi belajar tergolong sedang apabila memperoleh nilai 7. c. Subyek dikatakan memiliki tingkat prestasi belajar tergolong rendah apabila sama atau di bawah 6. Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka tahap berikutnya adalah analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi. Tujuan dari korelasi adalah untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan antara variabel X yang dalam penelitian ini adalah Skala Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) siswa, dengan variabel Y yaitu Prestasi Belajar Aqidah Akhlak siswa yang dilihat dalam raport, atau sebaliknya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Menyiapkan tabel kerja yang terdiri dari 6 kolom Kolom I : Subyek penelitian Kolom 2 : Skor variable X Kolom 3 : Skor variable Y Kolom 4 : Hasil pengkuadratan skor varibel X, yaitu X2 Kolom 5 : Hasil pengkuadratan skor variable Y, yaitu Y2 Kolom 6 : Hasil perkalian antara skor varibel X dan skor variable Y

62

b. Mencari angka korelasi "r" dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.

N2.:xy-(2.:x)(2.:y)

/"=-;================== "

r,Y

~[N2.:x' -(2.:x)'][N2.:y' -(2.:y)']

Angka indeks korelasi "r" product moment antara varibel X dan variabel Y

N

Jumlah siswa (Number of Clases)

2.: xy

Jumlah hasil perkalian antara skor X dengan skor Y

2.: x

Jumlah seluruh skor X

2.: y

Jumlah seluruh skor Y

c. Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" Product Moment dengan menarik kesimpulan melalui pengujian pada tabel "r" product moment, yakni menguji kebenaran dari hipotesis yang telah diajukan manakah

yang teruj i secara signifikan Ha atau H0 dengan membandingkan "r" yang diperoleh dengan perhitungan (r0 ) dengan besar "r" yang tercantum dalarn tabel ( r ) dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (df) atau degrees ofji,eedom dengan rumus: DF = N - nr.

BABIV BASIL PENELITIAN

A. Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Madarasah Tsanawiyah Nurul Yaqin adalah salah satu sekolah yang berciri khas Agama Islam yang berada di wilayah Kecamatan Legok. Kabupaten Tangerang. MTs Nurul Yaqin merupakan salah satu Sekolah yang berada dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Nurul Yaqin, selain Taman Pendidikan Alqur'an dan Pondok Pesantren Nurul Yaqin yang dipimpin oleh Bpk Drs. K.H. Thohirudin. Pada talmp awal perkembangan Yayasan Pendidikan Islam Nurul Yaqin. MTs Nurul Yaqin merupakan sekolah yang berciri khas Agama Islam yang didirikan pada tahun 1993 oleh keluarga besar Bpk K.H. Ismail ayahancla clari Bpk Drs K.H. Thohiruclin. MTs Nurul Yaqin ini cliclirikan di Desa Babakan. Kecamatan Legok. Kabupaten Tangerang di atas tanah seluas 1.500 m 2 . Dengan tujuh orang penclirinya, yaitu : K.H Ismail, Drs K.H Thohiruclin, Drs Moch Yamin, H. Manaf, Abdul Wasyi, H. Muji Taba, dan H. Ali .laya. Aclapun yang menjacli tujuan cliclirikannya MTs. Nurul Yaqin ini aclalah: 1. Memberikan kesempatan pencliclikan bagi masyarakat yang beracla di wilayah Kecamatan Legok clan sekitarnya, terutama masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah. 2. Meningkatkan pencliclikan yang berciri khas Agama Islam clengan tidak meninggalkan pendidikan umum lainnya.

64

Dalam perkembangan selanjutnya. MTs. Nurul Yaqin ini mengalami kemajuan yang cukup berarti, dengan status madrasah yang telah disamakan, yaitu dengan SK. Kanwil Departemen Agama No. A I WI MTs I 028 I 1999. Dengan status madrasah yang telah disamakan, ha! tersebut berpengaruh pada peningkatan jumlah murid di madrasah ini, yang setiap tahunnya meningkat. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah murid pada tahun ajaran 2003/2004 dan keadaan guru di MTs. Nurul Yaqin dapat dilihat pada label yang terdapat dalam lampiran. Diantara Fasilitas yang dimiliki MTs. Nurul Yaqin Legok-Tangerang, terdiri dari: 1. Gedung sekolah yang terdiri dari 2 lantai, dengan 12 kelas, I ruang guru, dan 1 ruang tata usaha dan 1 ruang kepala madrasah. 2. Ruangan perpustakaan dan ruang komputer lengkap dengan fasilitasnya. 3. Lapangan olah raga berupa lapangan tenis dan lapangan voli. 4. Adanya pemberian bea siswa bagi siswa yang berprestasi.

Selain kegiatan belajar yang bersifat wajib. MTs. Nurul Yagin ini juga memberikan kesempatan bagi para siswanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut. Kegiatan itu terdiri dari: Kursus Komputer Mengetik, kursus Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris, Da'wah, Qiro'at serta kegiatan Pramuka, PMR dan Olah Raga yang terdiri dari Voli dan Tenis.

65

B. Deskripsi Data

1. Kecerdasan Emosi Siswa Dari basil penyebaran angket dalam bentuk Inventory yang penulis sebarkan kepada 80 siswa kelas III, maka basil atau data yang diperoleb sebagai berikut: Tabel 3 Daftar Skor Kecerdasan Emosi Siswa Kelas III MTs Nurul Yaqin Respond en

Nilai

Responden

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

87 99 98 110 103 110 98 110 104 105 94 105 89 98 92 90 102 100 92 99 104 94 90 98 99 101 100

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

90 87 102 88 95 93 90 94 98 93 98 95 86 98 91 90 87 90 98 94 99 98 100 97 99 86 95

-

66

Respond en

Nilai

Responden

Nilai

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

93 100 91 91 88 110 101 105 101 105 92 87 100

68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

92 97 93 93 96 105 99 101 109 103 92 97 94

Secara ringkas data hasil inventory kecerdasan emos1 s1swa dapat digambarkan dalam bentuk Grafik Histogram dibawah ini.

Tabel 4 Distribusi Frelmcnsi Tingkat EQ Siswa Kclas III MTs Nurul Yaqiu Legok Taugcrang

x

F

Nilai Nyat:

Katcgori

106- 110

5

105.50-110, 50

Tinggi

101 - 105

15

100.50-105, 50

Tinggi

96 - 100

24

95,50- 100, 50

Tinggi

91 -95

21

90,50-95,5 0

Sedang

86-90

15

85,50- 90,5 0

Renclah

80

67

Grafik Histogram Kecerdasan Emosi Siswa Mts. Nnrul Yaqin

40

x

35 30

25

20 15 10

5

~-1

0

y 85,5

90,5 95,5 100,5 105,5 110,5

Dari hasil pengumpulan data kecerdasan emosi siswa kelas Ill, diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 96,71 modus sebesar 98 dan median sebesar 97,5 se1ia standar deviasi sebesar 6, 15 (lihat lampiran). Sebagian besar responden memiliki kecerdasan emosi tinggi, sebagian lainnya sedang dan rendah, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong tinggi sebanyak 55 %, dan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong sedang sebanyak 26 %, serta siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong rendah sebanyak 19 %.

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Setelah penulis mengadakan pendataan nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak, untuk memperoleh data mengenai prestasi bel2gar Aqidah Akhlak 80

68

siswa yang dilihat dari nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak yang terdapat dalam raport siswa, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Daftar Nilai Raport Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas III MTs Nurul Yaqin.

Tabel 5 Daftar Nilai Raport Siswa MTs Nurul Yaqin Responden

Nilai

Responden

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

8 8 8

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

8

9 8 8

7 8

7 8 8

7 7 8 8

7 8

7 8 8 7 9 8 7 8

8 7 8 7

8 8

7 6 7 7 8

6 7 8

8 7 7 6 7 8

7 8 7 7 6 7 6 8 8 9 8 7

69

Respond en 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69

Respond en 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

Nilai 8 7 8 8 7 8 8 7 7 8 8

Nilai 8 6 9 9 8 7 8 8 7 7 8

Secara ringkas, data prestasi belajar Aqidah Akhlak clari 80 orang siswa kelas III sebagai responden dapat cligambarkan dalam Grafilc Histogram sebagai berikut:

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar· Siswa Kelas III MTs Nurul Yaqin

y

F

Nilai Nyata

Kategori

9

5

8,50-9,50

Tinggi

8

40

7,50- 8,50

Tinggi

7

29

6,50- 7,50

Sedang

6

6

5,50 - 6,50

Rendah

70

Grafik Histogram Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas III MTs Nurul Yaqiu.

40

x

-

35

30

25 20 15 10

5 0

I

~Lv

0,5 1,5 2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 7,5 8,5 9,5 10,5

Data prestasi belajar Aqidah Akhlak 80 orang siswa kelas III, nilai ratarata (mean) sebesar 7,5. modus sebesar 8, dan median sebesar 8, serta standar deviasi sebesar 0,75 (lihat lampiran). Sebagian besar responden memiliki nilai berkategori baik/tinggi, sebagian lainnya berkategori seclang dan rendah, siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tergolong baik/tinggi sebanyak 56 %, dan siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tergolong sedang/cukup sebanyak 36 %, serta siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tergolong rendah sebanyak 8

%.

C. Analisis Data

Setelah diperoleh data mengenai skor EQ dan telah diketahui data prestasi belajar Aqidah Akhlak dari 80 orang siswakelas III sebagai responden, maka untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan tentang ada tidalmya hubungan antara variabel

71

X dan variabel Y, penulis melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus

korelasi

Product Moment.

Sebelum melakukan perhitungan, penulis

menyiapkan tabel sebagai berikut : Tabel 7 Data Lengkap Kecerdasan Emosi dan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MTs Nurul Yaqin



NO

x

y

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

87 99 98 110 103 110 98 110 104 105 94 105 89 98 92 90 102 100 92 99 104 94 90 98 99 101 100 90 87 102

8 8 8 9 8 8 7 8 7 8 8 7 7 8 8 7 8 7 8 8 7 9 8 7 8 8 7 8 7 8

-

XY 696 792 784 990 824 880 686 880 728 840 752 735 623 784 736 630 816 700 736 792 728 846 720 686 792 808 700 720 609 816

Y" X" 7569 64 9801 64 9604 64 - 12100 81 10609 64 12100 64 - 9604 49 64 - 12100 10816 49 11025 64 8836 64 11025 49 - 49 7921 64 9604 --64 8464 49 8100- 64 10404 49 - 10000 -- --8464 64 9801 64 10816 ·---- - - - - -49 81 8836 --64 8100 49 9604 9801 64 - 10201 64 10000 49 64 · - -8100 ---49 - 7569 10404 64 ~-

72

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71

88 95 93 90 94 98 93 98 95 86 98 91 90 87 90 98 94 99 98 100 97 99 86 95 93 100 91 91 88 110 101 105 101 105 92 87 100 92 97 93 93

8 8 7 6 7 7 8 6 7 8 8 7 7 6 7 8 7 8 7 7 6 7 6 8 8 9 8 7 8 7 8 8 7 8 8 7 7 8 8 8 6

704 760 651 540 658 686 744 588 665 688 784 637 630 522 630 784 658 792 686 700 582 693 516 760 744 900 728 637 704 770 808 840 707 840 736 609 700 736 776 744 558

7744 9025 8649 8100 8836 9604 8649 9604 9025 7396 -9604 8281 8100 7569 8100 9604 8836 9801 9604 10000 9409 9801 7396 902:5 8649 10000 8281 8281 7744 12100 10201 11025 10201 11025 8464 7569 10000 8464 9409 8649 8649

~-

-

-

64 64 49 36 49 49 64 36 49 64 - 64 -49 49 36 49 64 49 64 49 - 49 36 49 36 64 64 81 -64 49 64 49 64 64 49 64 64 49 49 64 64 64 36

73

72

96 105 99 101 109 103 92 97 94

9 9 8 7 8 8 7 7 8

864 945 792 707 872 824 644 679 752

7737

604

58503

73

~

74 75 76 77

78 79 80

9216 11025 9801 10201 11881 10609 8464 9409 8836

49 64 64 49 49 64

7512'93

4602

~.

81 81 6~_

Berdasarkan data yang telah diperoleh yang penulis paparkan pada label di atas maka diperoleh basil sebagai berikut :

= 80

N

I:y

=

604

I:xy

=

58503

I:x 2

=

751293

Ix

=

7737

2.:y 2

=

4602

Maka perhitungan koefisien korelasi antm·a kecerdasan emosi dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa Kelas III MTs Nurul Yaqin, sebagai berikut:

N 2.:xy- (2.:x)(2.:y) rxy

= J[NI:x' -(2.:x) 2 ][N2.:y 2 -(2.:y) 2 ]

r.=···

= •J

r xy

.

Jc8o. 1s 1293(7737) 2 )(80.4602 - c604)

''

r

80.58503- (7737)(604)

=

4680240 - 4673148

2

l

' ...

$60103440-59861169)(368160-364816) 7092 ,}(242271)(3344)

74

7092

l"_-.;y

=

rxy

=

rxy

= 0,25

vlsl0154224 7092 28463,20

Setelah diketahui angka "r" Product Moment, maka penulis rnemberikan interpretasi terhadap

I\y

dengan membandingkan pada Tabel Nilai "r" Product

Moment.

Sebelum penulis memberi interpretasi dengan menggunakan tabel nilai "r" Product Jvfoment, terlebih dahulu penulis menentukan df-nya dengan rnenggunakan

rumus : df = N - nr = 80 - 2 = 78. Setelah diketahui df-11ya yaitu 78, langkah selanjutnya adalah merneriksa tabel nilai "r" Product Moment. Ternyata harga df= 78 tidak terdapat dalam tabel, oleh karena itu penulis menggunakan df = 80, jika df = 80 rnaka harga "r" pada taraf signifikansi 5 % adalah 0,217, sedangkan pada taraf signifikansi I % adalah 0,283, sebelumnya telah diketahui r0 atau

fxy

yaitu 0,25.

Karena r0 pada taraf signifikansi 5 % lebih besar daripada "r" tabel, maka pada taraf signifikansi 5 % hipotesa nihil atau nol ditolak, sedangkan hipotesa alternatif diterima atau disetujui, berarti pada taraf signifikansi 5 % itu memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan, terdapat korelasi positif yang signifikan antara kecerdasan emos1

75

dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin LegokTangerang. Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, terlebih dahulu harus diketahui koefisien yang disebut Coefecient of Determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut :

Diketahui : r = 0,25 r2 = 0 0625 '

KD=rxl00% = 0,25x100% = 0,0625 x 100 % = 6,25 %

Dari perhitungan Coeficient of Determination di atas telah diperoleh hasil sebesar 6,25 %. Ini berarti bahwa, kecerdasan emosi siswa yang diperoleh dari pengalaman dan pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak, memberikan kontribusi sebesar 6,25 % terhadap prestasi belajar aqidah akhlak siswa.

BABV PENUTUP

A. Kesimpulau Dari penelitian yang penulis lakukan dengan judul pengaruh Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas III MTs Nurul Yaqin Legok-Tangerang, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: I. Sebagian s1swa memiliki tingkat kecerdasan emosi dalam kategori tinggi, sebagian lainnya berkategori sedang dan rendah, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong tinggi sebanyak 55 %, dan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong sedang sebanyak 26 %, serta siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong renclah sebanyak 19 %. Data kecerclasan emosi siswa MTs Nurul Yaqin diperoleh dari hasil penyebaran skala EQ kepacla responclen sebanyak 80 orang siswa dengan nilai rata-rata 96,7. 2. Sebagian siswa memiliki prestasi belajar aqiclah akhlak clalam kategori baik/tinggi, sebagian lainnya berkategori seclang clan rendah, siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tergolong baik/tinggi sebanyak 56 %, clan siswa yang memiliki prestasi belajar tergolong seclang sebanyak 36 %, serta siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tergolong rendah sebanyak 8 %,

77

3. Terdapat bubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dengan prestasi belajar Aqidab Akblak siswa MTs Nurul Yaqin. Berarti ada kecenderungan, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi maka tinggi pula prestasi belajar akidab akblalmya dan sebaliknya, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi rendab malca rendal1 pula prestasi belajar akidab akblaknya.

B. Saran-Saran Berdasarkan pada rangkaian basil penelitian yang penulis ungkap, perlu diajukan saran-saran bagi penelitian selanjutnya, bagi pendidik dan orang tua. 1. Saran Bagi Peneliti

a. Melakukan penelitian kecerdasan emosi dengan sampel yang berbeda, sampel yang menurut konstruk teoritik lebib sesuai, yaitu orang dewasa yang sudab mempunyai pengalaman dalam kebidupan sebari-bari. b. Untuk penelitian lebib lanjut, perlu diteliti bubungan antara Kecerdasan Emosi dengan aspek-aspek laim1ya. c. Untuk penelitian lebib lanjut diperlukan alat ukur yang metodenya agak berbeda dengan metode yang dipakai dalam penelitian ini, tidalc banya secara Self-Inventory tetapi juga tes mengenai hasil belajar aqidall akblalc berupa aspek afektif.

2. Saran Bagi Pendidik

a. Meskipun basil penelitian menunjukkan ballwa sebagian besar s1swa memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi, untuk pengembangan secara

78

optimal potensi siswa baik secara rasional maupun secara emosional, akan lebih baik bila dalam pengajaran, unsur-1msur kecerdasan emosi seperti kesadaran

diri

(Self-Awareness),

pengendalian

diri

(Self-Control),

motivasi diri (Self-Motivation), empati, dan keterampilan sosial (Socia/Skill), conjlik resolution, problem solving dan kreativitas siswa diberi

perhatian yang lebih banyak khususnya dalam proses belajar aqidah akhlak, karena dalam mata pelajaran aqidah akhlak tersebut banyak terkandung unsur-unsur kecerdasan emosi yang sesuai dengan kecerdasan emosi berdasarkan kerangka ke1ja yang disusun oleh Daniel Goleman yang terdiri dari lima unsur di atas. Bimbingan dalam pengenalan dan pengolahan emosi apabila diintegrasikan ke dalam proses belajar mengajar, akan memperbaiki cara-cara anak menguasai diri khususnya yang berkaitan dengan akhlak atau prilakunya, perlu dibina pada siswa sejalc TK, mereka perlu belajar siapa diri mereka sebenarnya, termasuk membina dan mengendalikan emosi, dengan demikian mereka tidak akan merasa asing terhadap diri mereka sendiri dikemudian hari, mereka akan lebih mampu mengolah dan memenej emosinya, mengendalikan diri dan bijaksana dalam mengambil keputusan dan menentukan sikap. b. Karena Aqidah Akhlak adalah ilmu pengetahuan yang mengajarkan kepada manusia bagaimana caranya be1iindak dan bertingkah laku yang sesuai dengan norma-norma atau nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam, hendaknya guru mengajarkan kepada siswa tentang dasar-

79

dasar emosi seperti kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan social, karena kelima unsur itu apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara otomatis akan berdampak pada pengendalian dan bagaimana seharusnya seseorang be1tingkahlaku yang baik, baik terhadap diri sendiri, orang tua, teman sebaya, guru maupun masyarakat sekitarnya. c. Dalam melaksanakan evaluasi aqidak akhlak, selain penilaian terhadap aspek kognitif, aspek afektif juga perlu dinilai.

3. Saran Bagi Orang Tua Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, dengan melihat hasil penelitian ini malca orang tua diharapkan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan wawasan mereka dengan melakukan pengawasan dalam proses belajar terutama dilingkungan keluarga. Selain itu, orang tua tetap diharapkan dapat meluangkan waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kebutuhan emosi anak, mengadakan komunikasi melalui perasaan dengan anak, menggunakan momen emosi sebagai peluang untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak, sehingga seorang anak dapat belajar bagaimana cara orang tua dalam mengungkapkan emosinya. Karena kecerdasan emosi, dilihat dari segi proses terjadinya akan membantu optimalisasi intelektual, yaitu sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan diri-sendiri dan perasaan orang lain, meraih dan membangkitkan perasaan 1.mtuk membantu pikiran,

80

memahami perasaan dan maknanya, serta kemampuan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Selain itu, dilihat dari segi hasil kecerdasan emosi yang berupa tindakan atau perilaku, kecerdasan emosi juga sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan diri-sendiri dan perasaan orang lain, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain, sehingga mampu secara berhasil guna mengendalikan reaksi atau prilakunya.

81

DAFTAR PUSTAKA

Pasiak, Taufiq, Revolusi IQ/EQISQ; Antara Neurosains dan Al-Qur'an, Bandung ' PT. Mizan Pustaka, 2003, Cet. Ke-3 Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan c,piritual, Jakarta: Arga. 2001 UU No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta : Media Wacana, 2003, Cct. ke-1 Zobar, Danab dan Ian Marshall, SQ : Meman/aatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir lntewalistik dan Holistik 11nt11k Memaknai Kehidupan; Edisi Indonesia. Bandung : Mizan, 2001 Goleman. Daniel, Emotional intelligence, Jakarta : Grarncdia. 2000, Cc! ke-10 Poter. Dt\ nobbi, clan Mike Hemu-cki, Memhiasalwn Be/ajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung : Mizan, 1999 Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman llrnu Jaya, 1996 Azwar,Dalam Saifudin, Psikologi lnteligensi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 Shaphiro, Lawrence E, Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999 Stein, Steven J. Ph, D clan Howard E. Book, M.D.,Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Jvferaih Sukses, Bandung: Kaifa, 2002, Cet. Ke-I Nggermanto, Agus, Quantum Quotion: Cara Praktis Jvlelejitkan IQ, EQ, dan SQ yang hannonis, Bandung: Nuansa, 2001 Goleman, Daniel, Emotional lntelegensi; Kecerdasan Emosional Mengapa El Lebih Pernting dari IQ, Jakarta: Gramedia Puataka Utarna, '.W02, Cet. ke-12 Lanawati, Sri, Hubungan antara El dan IQ dengan Prestasi Be/ajar, Tesis, Jakarta, Universitas Indonesia, 1999 Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan bintang, 2000, Cet Ke-8 Atkinson, Dalam Rita. L. dkk, Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga

82

Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa lndonersia, Jakarata: PT Raja Grafindo Persada, 1995, Cet. Ke-7 Habeyb, Kamus Populer, Jakarta: Centra Ridwan, Hanafi dan Lita Mariati, Kamus Besar Indonesia Popu/er, Surabaya: Tiga Dua, 1992, Cet. Ke-2 Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendididkan Berdasarkan Kuriku/um Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke-2 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 19997, Cet. Ke-3 Wingkel, W. S, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Be/ajar, (Jakarta: Gramedia, 1996 Tim Pcnyusun Kamus Lembaga Pcmbinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, Cct, Ke-9 Nasution, S, Didakti/Dasar-dasar Mengajar, Bandung: Jemmars, 1992 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Be/ajar A1engajar, Bandung: Rosda Karya, 1997 Ma' luf, Luis, Kam us al-Jvlunzid, Beurut: al-Maktabah al-Makturiyah al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad, lhya Ulum al-diin, Beurut, Daar al-Fikr, 1989 Jilid 3 Amin, Ahmad, Etika: I/mu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 19995, Cet. Ke-8 AS, Asmaran, Pengantar Sudi Akhlak, Jakarta: Rajawali Pers, 1992, Cet5. Ke-1 Salim, Kl-!. Abdullah, Akhlak Jviembina Rumah Tangga dan 1\1asyarakat, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1985 Natta, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persaada, 2002, Cet. Ke-4 Musthaafa, I-IA, Akhlak Tasawuf, Bandung Pustaka Ssetia, 1997 Sihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur 'an, Bandung, Mizan, 1996, Cet. Ke-3 Slameto. Bel
83

ANGKET Nama : ......................................... . Kelaas : ......................................... . Petunjuk Pengisian

I. Baca dan pahamilah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan seksama sebelum anda mulai menjawab. 2. Pilihlah salah satu jawaban dengnan diri anda sendiri, dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban : (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju A. Item-Aitem Pertanyaan

I. Saya selalu mengerti dan memahami perasaan saya sencliri

0 Sangat Setuju 0 Setuju

0

Ticlak setuju

D Sangat ticlak setuju

2. Saya sering berpikir terlebih clahulu sebelum bertinclak clan melihat akibat-akibat clari perbuatan saya.

0 Sangat Setuju 0 Setuju

0 Ticlak setuju D Sangat tidak setuju

3. Saya memiliki keyakinan yang besar terhadap cliri sendiri.

0 Sangat Setuju 0 Setuju

0 0

Ticlak setuju Sangat ticlak setuju

4. Saya merasa kasihan pada mereka yang mengalami musibah clan berusaha menolongnya

0 Sangat Setuju 0

Setuju

0 0

Ticlak setuju Sangat ticlak setuju

84

5. M u
0 0

Sangat Setuju Setuju

0 0

Tidak sen;ju Sangat tidak setuju

6. Saya selalu sadar akan perasaan saya mengena.i suatu permasalahan

0 0

Sangat Setuju Setuju

0 D

Tidak setuju Sangat tidak setuju

7. Saya dapat mengendalikan dorongan atau keinginan untuk merokok walaupun ada pengaruh dari lingkungan

0 Sangat Sctuju 0 Sctuju

0 0

Tidak sctuju Sangat tidak scll1ju

8. Saya selalu merasa optimis tentang hal-hal yang saya ke1jakan (] Sangat Setuju

D Setuju

0 0

Tidal( setuju Sangat tidak sctuju

9. Saya sangat peduli dengan saudara saya di Aceh yang tertimpa musibah.

0 0

Sangat Setuju Setuju

0 0

Tidak setuju Sangat tidak setuju

10. Mudah bagi saya untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.

0 0

Sangat Setuju Setuju

0 0

Tidalc setuju Sangat tidak setuju

11. Ba!1kan dalam keadaan marallpun, saya tetap menyadari apa yang saya rasakan

0 0

Sangat Setuju Setuju

0 D

Tidak setuju Sangat tidak sctuju

85

12. Apabila ada teman yang mengejek saya. saya masih bisa menahan amarah saya dengan tidak membalas dengan pukulan.

D Sangat Setuju D Setuju

D Tidak setuju D

Sangat ticlak setL:ju

I 3. Saya yakin, saya clapat menguasai situasi yang berat.

D Sangat Setuju

D Tidak setuju

D

D

Setuju

Sangat ticlak setuj u

14. Saya selalu menghargai pendapat orang lain.

D Sangat Setuju

D Tidak setuju

D

D Sangat tidak setuju

Seluju

15. Saya clapat mengendalikan kecemasan saya, ketika menghadapi ujian.

D Sangat Setuju D

Setuju

D

Ticlak setuju

D

Sangat ticlak setuju

16. Apabila suasana hati saya sedang jelek, saya merasa rism1 dan larut Ice dalamnya

scrta sulit bagi saya melepaskan diri dari suasana tersebut dengan lebih cepat.

D Sangat Setuju D

Setuju

0 D

Ticlak setuju Sangat tidak setuju

17. Say a sering bertindak tanpa berpikir panj ang.

0 Sangat Setuju D Setuju

D Tidak setuju D Sangat tidal< setqju

18. Saya selalu merasa tidak yakin dengan kemampuan saya dalam menghadapi ujian.

D

Sangat Setuju

D Tidak setuju

D

Se~uju

U

Sangat tidak setuju

86

19. Saya tidak mersa kasihan dan tidak peduli terhac!ap mereka yang tertimpa musibah di Aceh itu urusan mereka. D

Sangat Setuju

D Setuju

D Tidak setuju D

Sangat tidak setuju

20. Saya merasa sulit bergaul dengan orang yang belum saya kenal.

D Sangat Setuju

D

Tic!ak setuju

D Setuju

D

Sangat tic!ak setuju

2 l. Apabila saya rnerasa seclih saya scrmg menang1s clan berlarut-larut clalam keseclihan.

D Sangat Setuju

D

D Sctuju

D Sangat ticlak sel.uj u

Tidak setuju

22. Apabila saya marah, saya ticlak memikirkan akibatnya clan saya merasa sukar untuk menjacli tenang kembali.

D Sangat Setuju

D

Ticlak setuju

D Sctuju

D

Sangat ticlak set1~ju

23. Apabila nilai raport saya jelek, saya sering merasa putus asa, karena ha! itu membuat saya jacli malas belajar. D

Sangat Setuju

D

Tidak setuju

D

Setuju

D

Sangat ticlak setuju

24. Saya kurang memperclulikan perasaan orang lain.

D Sangat Setuju

D Ticlak setuju

D Setuju

D

Sangat ticlak setuju

87

25. Saya selalu merasa minder bergaul dengan orang lain.

0 Sangat Setuju

D Tidak seluju

D Setuju

D

Sangat tidak seluju

26. Saya 111crasa sulit mengendalikan rasa ccmas, apalagi ke1ika menghadapi ujian.

D Sang
D Tidak seluju

D Scluju

D

Sangat tidak setuju

27. Saya selalu mcrasa orang lain lebih mampu dari pada :mya.

D Sangat Setuju

D

Tidak setuju

D Sctuju

D

Sangat tidak sctuju

28. Saya tir.lak suka 111cnolong orang yang kccclakaan di jalan, ilu bukan urusan saya

0 Sangat Setuju D Setuju

D

Tidak setuju

D Sangat ticlak setuju

29. Saya bergaul hanya clengan orang-orang yang saya sukai atau satu geng.

D Sangat Setuju D Setuju

D D

Tidak setuju Sangat ticlak sctuju

30. Saya aclalah orang yang ticlak sabar

D Sangat Setuju D Setuju

D Ticlak setuju D Sangat ticlak setuju

No

1 2 3 4 5 6

7 8

9 10 11 ·12 13 14 15 16

17 18

19 20

Nama Abdul Muais Abdul Roup Ahmad Dimvati Ahmad Romdoni Ahmad Sonuan Ah var Anita Rahavu Atika Harvanl Avu Kurnia Badriah Deri Mekawiiava

Oudi Kumiawan Haffani hernawati " Irma Widivanti lmron Rosadi lnnnit Ganarsih lpah lstiaomah lka Hardiavanti Jumlah

l: I Xl 2

1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3

3 3 4 3 3 3 3 3 4

2 3 3 4

4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3

3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4

4 3 3 4 4 3 4 4 4 3

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4

6 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4

2 4

3 3 4 4 3 4

7 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4

3 3 3 2 3 4 4 4 3

8 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3

9

10 11

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 2 2 4 3

4 4 3 4

3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3

4 4 3 3 3 4 4 2 3

3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3

3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3

3 4 3 3 3 3 3 4

3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3

3 3 2 3 3 3

2 4 3 3 2 3

1 2 2 1 3 2 2 3

3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3

3 3 4 4 4 3 4 4 4

4 3 4 4 1 4 3 3 2 3 2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 1 3

2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3

22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 2 2 3 3 3 3 4

2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3

3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4

2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3

2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2

2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3

3

2

1

3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4

3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3

4 3 4 4 4 3 3 3 3

3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3

66 71 69 75 63 67 64 66 77 60 66 71 60 70 65 50 66 66 78 54 63 63 72 66 65 63 61 72 69 65 222 257 243 285 207 231 205 238 299 188 214 259 198 250 217 136 224 232 306 156 205 211 266 224 217 207 199 264 243 217

y

8i 9f 91 11(

10: 11(

9! 11( 10< 101 9L 10!

8f 91 9; 9( 10; 10(

9; 9f 198f

89 Lampiran 1

Tabel 8 Perhitungan Uji Vali
NO

-- --·--·.----------

x

IY

IY'

1985 6581 197947 1985 7088 197947 .) " 1985 6884 197947 1985 4 7453 197947 1985 6269 197947 5 1985 6698 197947 6 1985 7 6239 197947 -·-(i(i 1985 8 6792 197947 f------ · · · - - - -1985 9 77 7649 197947 1985---·- - 5959 10 GO 197947 ---· -----66 1985 11 6376 197947 - - - -··--·-····----- -----71 1985 12 7081 197947 --· 13 60 1985 6185 197947 14 70 --·- 1985 6980 197947 15 65 1985 6484 197947 1985 16 50 5035 197947 17 66 1985 6589 197947 18 66 1985 6574 197947 -· 19 78 1985 7750 197947 -----·· 20 54 1985 5410 197947 21 1985 6254 197947 63 63 1985 6301 197947 22 72 1985 7190 23 197947 24 66 1985 6565 197947 25 65 1985 6502 197947 1985 6412 197947 26 63 27 61 1985 6134 197947 1985 7181 197947 28 72 29 69 1985 6879 197947 65 1985 6453 197947 30 1 2

66-71 69 75 63 67 64

--····-~

L;J(Y

- -------

·--~------

----~-

~-

(IX)'

222 257 243 285 207 231 205 238 299 188 --····--------214 .. 259 198 250 217 136 224 232 306 156 205 211 266 224 217 207 199 264 243 217

(IY)'

--

rxy

3940225 0,9903 3940225 0,9917 3940225 0,9901 3940225 0,9897 3940225 0,9727 3940225 0,9875 3940225 0,9725 3940225 0,9866 3940225 0,9923 3940225 --···-,.-0,9694 -·---3940225 - 0,9728 3940225 0,9853 3940225 0,9845 3940225 0,9896 3940225 0,9858 3940225 0,9614 3940225 -- 0,9861 3940225 0,9607 3940225 0,9943 3940225 0,9653 3940225 0,9758 3940225 0,9671 3940225 0,9879 3940225 0,9813 3940225 0,9895 3940225 1,0023 3940225 0,9703 3940225 0,9911 3940225 0,9891 3940225 0,9795

~

Ket Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi --

....Il11gL TiIWfli Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggj Tinggi

90 Lampiran 2

Tabet 9 Perhitungan Uji Rcliabilitas Item Skala Emotional /11tel!igence -

-

·--.. ------- ___ ,._, ..

NO I

---··-·-- -

2 5'

4 5

6 7 8

--~-

9 ~---

JO

---·

11 -· 12 13 ----14 ----·-~--·

15

-

16 17 18 19 20 21 22 23 24

r_)

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

x

47 49 51 54 54 56 49 53 51 55 48 50 45 53 44 46 51 54 49 52 53 49 53 50 49 52 49 45 43 50 50 48 49 44 47 54

I:X;---~)~;

L:Y 40 50 47 56 49 54 49 57 53 50 46 55 44 45 48 44 51 46 43 47 51 45 37 48 50 49 51 45 44 52 38 47 44 46 47 44

---

---

2209 2401 2601 2916 2916 3136 2401 2809 2601 ·3025 2304 2500 2025 2809 1936 2116 2601 2916 2401 2704 2809 2401 2809 2500 2401 2704 2401 2025 1849 2500 2500 2304 2401 1936 2209 2916

'

]~-Xl~

·-----·-·--------- .........- - - - -

1600 1880 2s_oo I 2450 2209 23 97 3136 3024 2401 2646 2916---· 3024 2401 ---· 2401 3249 3021 2809 2703 -----2500 2750 2116 2208 3025 2750

~c ;:;~1 2304 1936 2601 2116 1849 2209 260! 2025 1369 2304 2500I 2401 2601 2025 1936 2704 1444 2209 1936 2116 2209 1936 ---

;::: . 2112 2024 2601 2484 2107 2444 2703 2205 1961 2400 2450 2548 2499 2025 1892 2600 1900 2256 2156 2024 2209 2376

91

37

48 38 51 39 49 1 - - - -40 .... ··- --"-·44 ------41 49 __ 42 __ - - -50 43 46 -···--------44 44 45 47 46 - 48 47 49 48 49 ----49 48 50 53 51 48 -~ )_ --------- ---- 50 SJ 50 ------ - 54 49 -- -- "--------- 55 48 56 51 57 47 58 47 59 44 60 58 61 54 62 51 63 50 64 52 65 46 66 47 67 52 68 48 69 47 70 49 71 49 72 50 73 55 74 49 75 51 76 55 77 52 ~-

,,_.,

~----

~---

~----

45 47 46 42 ·-·-49 41 44 43 43 50 45 50 50 47 49 49 36 46 45 49 44 44 44 52 47 54 51 53 46 40 48 44 50 44 44 46 50 50 50 54 51

2304 2601 2401 1936 2401 2500 2116 1936 2209 2304 2401 2401 2304 2809 2304 2500 2500 2401 2304 2601 2209 2209 1936 3364 2916 2601 2500 2704 2116 2209 2704 2304 2209 2401 2401 2500 3025 2401 2601 3025 2704

---

2160 2025 2209- 2397 2116 2254 ----·--- ------- __ 1764 ...._---------1848 2401 2401 168! 2050 -1936-- ---- 2024 1892 1849 1849 - - - 2021 2500 2400 2025 2205 2500 2450 2500 2400 2209 2491 2401 2352-·--2401 2450 ---·1296 1800 2116 2254 --2025 2160 2401 2499 1936 2068 2068 1936 1936 1936 2704 3016 2209 2538 2916 2754 2601 2550 2809 2756 2116 2116 1880 1600 2304 2496 2112 1936 2350 2500 1936 2156 1936 2156 2116 2300 2500 -2750 2500 2450 2500 2550 2970 2916 2652 t 2601 ----·------

._.

-.---~-~---

-".-

··----~--

~-

~-----

92

J'

= -··

_·_c-·--

N L:xy- (L:xl(L: y)

:.~.CC~.----

'"

-·-··

·-.. · ·-

_

.--

------·

'' j[flll:.,.i :_·(L:x)'][NL:y' _-(I).:)·;·j

80.187382-(3966)(3771) . )(80.197402- (3966)' )(80.179127 - (3771)')

r = -.. ·

..

]' =

·

]'

..

]'

=

"

J'xy

14990560-14955786 .. .j(l 5792160-15729156)(14330l60-1422044 r) 34774

.j( 63004 )(109719) 34774 ,/6912735876

=·34774 =0418 83142,86 ,

11

2r-r =·-....12_ " 11 l+r--

22

r

"

r

"

=

2(0,418) l+0,418

= 0,836 = 0 58 1,418 ,

Karena

l'hitung

>

ftabel

yaitu 0,58 > 0,217 maka dengan melihat

l'tabcl

dapat

disimpulkan bahwa reliabilitas bersifat sedang. Dengan demikian intrumen berupa skala emotional intelligence ini diterima.

93 Lampirnn 3

Tabel 10 Perhitungan Data Keccrdasan Emosi Sisw>• Kelas III -·

x

x2

FX

F

FX 2

-440 12100 48400 109 11881 11881 I --525 11025 -· 55125 5 208 10816----- 21632 2 21218 2 206 10609 204 10404 ---· 20808 -2 404 10201-· 40804 4 10000-50000 5 500 594 9801 58806 6 882 9604 86436 9 291 9409 28227 3 --··-------- ----·--------9216 9216 96 1 96 ---- ----- ·-·-·------ - - · · - - - · - ----------.----------9025 ---95 285 27075 .. 3 94 5 470 8836 ---·-------- -------·--·- 44180 9:1 ____ _____ 465 8649 - - - -43245 5 · 92 460 8464 --- 42320 5 91 273 8281 24843 3 8100 48600 90 6 540 7921 89 89 7921 1 15488 176 7744 88 2 7569 30276 87 348 4 14792 86 172 7396 2 751293 80=N 7737 207051 -

~-

110 - 109 105 104 --· 103 102 .. 101 100 99 98 97 ---------- -· --·

·-----

4

-

--

------~-

~-------

,.

1.

,.

__

Mencari nilai rata-rata (mean) Rumus yang digunakan Penulis adalah : Diketahui: L,Fx N

= 7737

= 80

Rumus yang digunakan penulis adalah :

Mx

=

L,Fx N

7737 = 96 71 80 ,

94

2.

Mencari nilai Deviasi Standar Diketahui:

2,Fx

=

7737

2.Fx'

=

75129

N

=

80

Rumus yang digunakan adalah : SD

=

_!_ )CN)(L.Fx 2 )-(L.Fx) 2 N 1 - 1cso)osi293J-(7737) 2 80 \I

1

--)60103440-59861169 80

_l_f24227

80 -

1

80

x 492,21

= 6,15 3.

Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan

-

x

F

Fkb

110 109 105 104 103 102 101 100 99 98 97 96 95 94

4 1 5 2 2 2 4 5 6 9 "J 1 3 5

80=N 76 75 70 68 66 64 60 55 49 40 37 36 33

~ ·-

- -·

..

·- .

·-

i I

....L

Fka 4 5 10 21 14 16 20 25 31 40 43 44 47 52

--

95



93 92 91 90 89 88 87 _____ .....·-·-··--86

-

Dikctahui

N

112 N

5 5 "J 6 .. 1 2 4 · · · · - - - · .. 2 •.. 80=N

,,

=

80

=

1/2 x 80

L

.,

------

=

97- 0,50

=

96,50

Fi= 3

=40

Fkb

,.

28 ?" -J 18 15 9 8 -·--· 6 .. ..-----··-··· 2

= 37

Rurnus yang cligunakan pcnulis aclalah : Mein

=

L + (I I 2N - Fkb)

Fi =

9650+ (40-371 ' 3

= 96,50 + 1 = 97,5 Modus

=

98

96 Lampiran 4

Tabel 11 Pehitnngan Data Prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa kelas III MTs Nurul Yaqin -----~,---

y

F

FY

y2

FY 2

9

5 40 29 6 80

45 320 203 36 604

81

64 49 36 230

405 2560 1421 216 4602

8 7

6 Jumlah

-

1.

Mencari Nilai Rata-rata (mean) Diketahui :

I: Fy

=

604

N

=

80

Rurnus yang cligunakan penulis aclalah :

'LFy N

My

604 80 =

7,5

2. Mencari nilai Deviasi Stanclar I;Fy = 604

Diketalrni :

2:Fy 2 = 4602 Rumus yang digunakan penulis adalah : SD

=

-

1

N

J(N)CZFy' )- ('LFy) 2

1 - Jcso)(4602)-(604)' 80

97

1 = - .J368160-364816 80 1 = - .J3344 80

SD

1

=

-x57,82 80

=

0,72

y

F

Fkb

Fka

9 8

5 40 29 6

80=N 75 35 .. 6

5 45 74 80 =N

7 6

3. Mcncari Nilai Rata-rata Pcrtcngahan

Dikctahui : 112 N

=

12 x 80

=

40

L

=7,5

Fi

=

80

Rumus yang digunakan penulis adalah : Mdn

= L

+ (1I2N - Fkb) Fi

= 7,5 + (40-35) 40 =

7,5 +

= 7,62 Modus

= 8

5 40

98 Lampirnn 5

Tabcl 12 Daftar Guru MTs. Nurul Yaqin Lcgok-T:mgcrang Tal11111 2004-2005 ---

-

--

___ , .

___

--.···---··

-·---~-

- - - - - ---.-·---······----------·-· -·------·-

.JABATAN/GlJRlJ MATA PELAJARAN I K.I-1. Thohirudin S.sos Kamad I B. Arab ----.. ---··-·-·Apipuclin S.pcl 2 Kesiswaan I Fisika Biologi "_, Drs. Moch Yani Wakamacl I B. Inggris Drs. Nanclang Sulaiman 4 PPKN -5 Drs. Moch Amin Pembinaan PMR Dra Ida Faricla 6 !PS (Geografi & Fisika) -7 St. Amalia Syahfuroh.S.pcl MTK & Ekonomi -St. Zakiyah Dra. 8 B. Indonesia 9 Drs. Slamet Pembinaan Prarnuka I Penjas 10 Ora.I-lj. Thohiroh Qur'an -- Haclist l l Ora. Tuti Alawiyah FJQ[]! ---- --·12 Usman S.pcl Qur'an :-- Haclist --13 Basuki KT,KS SKI 14 Ora. St Barkah B. Arab 15 Sukarya B.lnggris 16 Nuralaena Biologi 17 Dra. St Amalia SJ:ahiro 18 Encep Sae11uclin S.11cl Aqidah Akhlak Kurikulum / Fisika 19 Drs Sumantri B. Arab 20 Ora. Neneng Wiarsih FISIKA 21 A be! Rohman 22 Drs Syahrul Ma'mun B. Arab -B. Indonesia 23 Lies I-Ierawati Mulok (Tulis Baca Al-Qur'an) 24 Abel Halim 25 Syahyudin Tata Usaha Tata Usaha 26 St. Sobariyah 27 M. satibi Pekarya

NO

NAMA

--.-~-

---~

Jumlah Siswa MTs. Nurul Yagin Legok-Tangcrang Tahun 2004-2005 JU ML AH Putra: 120 Putri: 134 254

KE LAS 1 (Satu) (A s/dG)

JUMLAH Putra: 105 Putri: 115 220

KE LAS 2 (Dua) (As/cl F)

JUMLAH KE LAS Pu.tra: 84 3 (Tiga) Pu.tri : 96 l (A s/d D) 180

99

Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi '"r" Product Moment dari Pearson untuk Berbagai d.f. Df. (degrees offt·eedom) atau : db. (derajat bcbas) 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 35 40 45 50 60 70 80 90 100 125 150 200 300 400 500 1000

Banyaknya variabel yang dikorclasikan 2 Harga "r" pad a taraf signifikansi 1% 5% 0,413 0,526 0,515 0,404 0,505 0,396 0,496 0,388 0,487 0,381 0,374 0,478 0,470 0,367 0,463 0,361 0,456 0,355 0,449 0,349 0,418 0,325 0,393 0,304 0,372 0,288 0,354 0,273 0,325 0,250 0,232 0,302 0,283 0,217 0,205 0,267 0,254 0,195 0,174 0,228 0,208 0,159 0,181 0,138 0,113 0,148 0,128 0,098 0,115 0,088 0,062 0,081

Dinukil dari : Henry E. Garrett, Statistics in Psychology and Education, (New

York: Longmans, Green and Co.), hlm. 437 - 439, dengan penyesuaian seperlunya; sesuai dengan kebutuhan variabel yang dikorelasikan hanya dibatasi 2 buah.

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.

: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7402982

Emaii :[email protected]

nda No1uor 95, Ciputat L'i412, Indonesia ~-

Nonior ET/PP.023/ lll /2005 Lamp Perinhal . !'crubahan Judul Skripsi

Jakarta, I 0 Maret 2005

Kepada Yth. I. Dra. Hj. Fadhillah Suralaga, M.Si 2. Sururi11, M.Ag Dosen Pernbimbing Skripsi Fakultas !!mu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidaytullah Jakarta Assalamu'alaikum wr. wb. Dekan FakuJtas llrnu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (VIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, rnemberitahukan bahwa: Narna

: Usnanto

NoPokok

: 001101782!

J urusan

. Pendidikan Agama Islam

.Judul Skripsi

"l'e11gamh Kecerdasa11 /•,iuosi (!ci11otional Quotielll) Terhadap Presta.vi He/aiar Aqidah Akhlak Siswa Ke/as !fl Jvf7:v Nurztl Yaqin f,egok 7lmgerang"

Setelah judul skripsi tersebut dikonsultasikan oleh mahasiswa yang bersangkutan dengan pihak-pihak yang terkait berubah menjadi : "Hubungan Kecerdasan Emosi (lcmotional !11tel/ige11ce) denga11 Prestasi Hektiar Aqidah Akhlak Siswa Ke/as Ill A17'.1· N11ml Yaqin Legok Tc1111
Temlm1w1 : I. Dekan FITK

2. Ketua Jurusan ybs.

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERJ[ SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp. ·omor 95, Ciputat 15412, Indonesia

'omor : ET/TL.02.2/ I /2005 imp. : Instrumen Riset al : IUSET I WA WAN CARA

: (62··21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7402982

Email : [email protected]

Jakarta, 19 Januari 2005

Kepada Yth. Kepala MTs Nurul Yaqin diLogok Tangerang

Assalamu'alaikum wr. wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama

: Usnanto

adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN SyarifHidayatullab Jakarta: NIM

: 0011017821

Jurusan

: Pendidikan Agarna Islam

Semester

: IX (sembilan)

Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul "Pengaruh Kecerdasan Emosi (Emotional Quotient) Terhadap Prestasi Be/ajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas III Mis Nurul Yaqin Legok Tangerang". Kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima dan membantu mabasiswa/i tersebut. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb. a.n. Dekan

nbusan: DekanFITK Ketua Jurusan ybs. Mahasiswa yang bersangkutan.

Surat Kcterangan No: MTs-i/03/IIl/PP.006/157/2005

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Ds. Babakan, Kee. Legok, Kab. Tangerang menerangkan bahwa : Nama

: Usnanto

NIM

: 0011017821

Fakultas

: Ilmu tarbiyah dan Keguruan

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Alamat

: JL. M. Husein Rt 01/03 No 13 Ds. Caringin Kee. Legok, Kab.

Tangerang Adalah benar nama tersebut di atas telah mengadakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin, pada tanggal 24 s/d 29 januari 2005. Demikian surat keterangan ini kami buat, agar yang berkepentingan menjadi maklum.

Tangerang, 29 januari 2005

. Thohimdin