PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Emmanuel Maria Magdalena 129114058
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Emmanuel Maria Magdalena 129114058
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1 Chorintians 2 : 9 However, as it is writen, “No eye has seen No ear has heard No mind has conceived What God has prepared for those who love him”.
Karya ini saya persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus Orang Tua tercinta Ibu Ida Nur Astuti Dwi Lestari dan Bapak Minarto Kedua adik saya tersayang Samuel Dwi nugroho dan Angella Christie Semua orang yang telah mendukung saya dengan cintanya Almamater saya, Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
Emmanuel Maria Magdalena ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh otoriter orangtua terhadap untensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 12 sampai 21 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan instrumen berupa skala. Dua skala yang disajikan adalah skala pola asuh otoriter dan skala agresi. Analisis data menggunakan hasil uji korelasi Spearman Rank Row. Koefisien korelasi (r) yang didapatkan dafri hasil uji tersebut, sebesar 0,065 dengan nilai signifikan 0,230. Penelitian ini juga memiliki hasil reliabilitas atas skala pola asuh sebesar 0,814 serta skla agresi sebesar 0,724. Terdapat 77 dari 132 remaja menerima pola asuh otoriter dengan intensitas tinggi. Sedangkan, 90 dari 132 remaja pengguna media sosial mempunyai intensi melakukan agresi dengan kategori sedang. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang positif antara pola asuh otoriter dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
Kata kunci
: remaja, Spearman Rank Row, perilaku agresi remaja pengguna media sosial, pola asuh otoriter.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATION OF AUTHORITARIAN PARENTING WITH INTENTION AGRESSION BEHAVIOR IN ADOLESCENCE AS SOCIAL MEDIA USERS
Emmanuel Maria Magdalena ABSTRACT
Parents had opinion about their own parenting and applied it as the best thing and the most effective way to educate their children. Parents with dominant role would result to a rebel child. Nowadays, technology development also supported adolscence’s needs of external affection or from social media and they also proved it. This research is aimed to know the authoritharian parenting toward aggresivity that shown from status in adolescence’s social media. This research used quantitative technique with scale as instrument. Two scales presented were agressivity scale and authoritarian parenting scale. Aggresive behavior in this research found social media with frequency on changing and writing status with violence elements. This behavior were connected with authoritarian parenting where authoritarian parenting for adolescence would influence them to do agressive action in social media. Based on the Spearman correlation test result, it was found that correlation coefficient (r) 0,065 with significant value 0,230. From 132 adolescent, their were 77 adolescent who accepted authoritarian parenting with low intencity. Meanwhile 3 adolescence accepted autjotitarian parenting with high intencity. This research also showed adolescence ageressivity bahavior in social media were 90 adolescence a did agresion in medium category. However, there were 8 adolescence a did agression with high category. In the end, there were relation between authoritarian parenteng with agressive bahavior.
Keyword : adolescence, quantitative, agressive behavior adolescence as social media users, authritarian parenting, Spearman correlation test
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah, dan kasih yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial” dengan baik. Meskipun banyak kesulitan yang dihadapi, tetapi akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bantuan, motivasi dan doa dari banyak pihak. Maka dari itu, melalui tulisan ini saya mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma. 2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan studi S-1 saya selama di Fakultas Universitas Santa Dharma. 4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniarti Murtisari, M.Si dan Bapak Robertus Landung Eko Prihatmoko, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih untuk kesediaan waktu luang di tengah kesibukannya untuk membimbing saya, memberi saran, masukan, memberi semangat kepada
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saya selama menemui kesulitan dalam menyusun skripsi. Terimakasih karena sudah mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan kewajiban saya dan selalu meyakinkan saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak, Ibu, Sammy dan Angel yang selalu memberikan semangat, dukungan baik moral maupun materi, perhatian, kesabaran, kasih sayang, serta doa yang tak pernah berhenti kepada saya dalam menyelesaikan pendidikan. 6. Keluarga besar Bapak Moechtarom yang selalu memberikan dukungan doa, semangat dan motivasi kepada penulis untuk meraih gelar sarjana. Terimakasih banyak atas pengertian, kesabaran waktu menunggu, dukungan dalam doa, kata-kata penyemangat yang mendorong untuk segera menyelesaikan skripsi dan kasih yang tidak pernah berhenti kepada saya. 7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terimakasih atas ilmu yang sudah dibagikan kepada saya, selama saya menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ini. 8. Seluruh Staff dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah sabar melayani dan memberikan informasi selama saya menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ini. 9. Kamti’s Squad yang selalu memberikan banyak pengalaman, mendengarkan setiap keluhan dalam pembuatan skripsi ini dan tidak pernah lelah mengingatkan untuk segera diselesaikan dengan berbagai cara. Terimakasih untuk kegilaan dan asupan gizi baik jasmani ataupun rohani yang sudah diberikan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Keluarga besar GKI Gejayan, terimakasih sudah memberikan saya kesempatan untuk berbagi pengalaman dan belajar menjadi lebih baik di dalam ladang-Nya. Terimakasih banyak karena sudah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di gereja ini, serta banyak membantu saya dalam proses pengumpulan data penelitian. Terimakasih atas semangat, doa dan dukungannya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 11. Rainbow dan ajudannya, terimakasih sudah mendoakan dan memberikan semangat. Terimakasih karena sudah setia dengan memberikan semangat dan beribu pertanyaan tentang penyelesaian skripsi ini. 12. Teman-teman Psikologi Kelas B yang saya sayangi. Terimakasih atas pengalaman yang berharga dan persahabatan yang terjalin selama ini. terimakasih atas dinamika yang sudah kita alami selama perkuliahan. Terus berusaha supaya nanti kita bertemu dengan sukses. 13. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. Terimakasih atas bantuan dan pengalaman selama masa kuliah ini. semoga hubungan kita tetap berlanjut dan tetap saling membantu sama lain. 14. Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan telah mendukung saya dengan cintanya. 15. Terimakasih untuk diriku! Terimakasih karna tetap setia berjuang sampai akhir, selalu mengusahakan yang terbaik, mampu menepati janji diri, dan
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempertanggung jawabkan kewajiban kepada orang tua. Satu tahap dilalui dan perjuangan masih panjang, siapkan tenaga dan doa untuk bangkit lagi! Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bidang psikologi dan bagi masyarakat pada umumnya.
Yogyakarta, 24 Maret 2017 Penulis
Emmanuel Maria Magdalena
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ..................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7 1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 7 2. Manfaat Praktis .............................................................................. 7 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Remaja Pengguna Media Sosial ........................................................... 8 1. Definisi Pengguna Media Sosial .................................................... 8 a. Definisi Media Sosial ............................................................... 8 b. Fitur Media Sosial Instant Messaging ..................................... 9 2. Remaja Pengguna Media Sosial ..................................................... 10 B. Pola Asuh Otoriter Orangtua ................................................................ 10 1. Pengertian Pola Asuh Otoriter Orangtua ....................................... 10 2. Aspek Pola Asuh Otoriter Orangtua .............................................. 13 3. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh......................................... 14 a. Tingkat Sosial Ekonomi ........................................................... 14 b. Tinggkat Pendidikan ................................................................ 14 c. Kepribadian .............................................................................. 15 d. Jumlah Anak ............................................................................ 15 C. Perilaku Agresi ..................................................................................... 15 1. Pengertian Perilaku Agresi............................................................. 15 2. Aspek Perilaku Agresi.................................................................... 17 3. Jenis Perilaku Agresi ...................................................................... 19 D. Dinamika Hubungan Antar Variabel ................................................... 20 E. Skema Penelitian .................................................................................. 23 F. Hipotesis............................................................................................... 24 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25 A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 25 B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional .................................... 26
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Identifikasi Variabel ....................................................................... 26 2. Definisi Operasional....................................................................... 26 C. Subjek Penelitian.................................................................................. 27 D. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 28 E. Metode Analisis Data ........................................................................... 28 1. Skala Pola Asuh Otoriter................................................................ 29 2. Skala Agresi ................................................................................... 32 F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ....... 34 1. Validitas ......................................................................................... 34 2. Seleksi Aitem ................................................................................. 35 3. Reliabilitas ..................................................................................... 38 G. Analisis Data ........................................................................................ 39 1. Uji Normalitas ................................................................................ 39 2. Uji Linieritas .................................................................................. 40 3. Uji Hipotesis .................................................................................. 40 H. Pelaksanaan Uji Coba .......................................................................... 40 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 41 A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 41 B. Deskripsi Subjek .................................................................................. 42 C. Deskripsi Penelitian ............................................................................. 43 D. Kategorisasi .......................................................................................... 44 E. Analisis Data Penelitian ....................................................................... 46 1. Uji Asumsi ..................................................................................... 46
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 49 F. Pembahasan ......................................................................................... 50 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 55 A. Kesimpulan .......................................................................................... 55 B. Saran ..................................................................................................... 55 1. Bagi Orang Tua .............................................................................. 55 2. Bagi Remaja ................................................................................... 56 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57 LAMPIRAN ..................................................................................................... 60
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategorisasi Jenis Pola Asuh ............................................................. 13 Tabel 2.2 Bentuk-Bentuk Perilaku Agresi ......................................................... 19 Tabel 3.1 Pemberian Skor Skala Pola Asuh Otoriter ......................................... 30 Tabel 3.2 Blueprint dan Distribusi Item Skala Pola Asuh Otoriter Sebelum Uji Coba .............................................................................. 30 Tabel 3.3 Pemberian Skor Skala Agresivitas ..................................................... 33 Tabel 3.4 Blueprint dan Distribusi Item Skala Agresi Sebelum Uji Coba ......... 33 Tabel 3.5 Distribusi Item Skala Pola Asuh Otoriter Setelah Uji Coba .............. 37 Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Agresi Setelah Uji Coba .................................. 38 Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kepemilikan Akun Media Sosial ...... 42 Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 43 Tabel 4.3 Norma Kategorisasi ............................................................................ 44 Tabel 4.4 Norma Kategorisasi Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja..... 45 Tabel 4.5 Norma Kategorisasi Perilaku Agresi di Media Sosial ........................ 46 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 47
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 48 Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 49
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Blueprint skala pola asuh otoriter .................................................................... 61 Blueprint skala intensi perilaku agresi ............................................................. 70 Lampiran 1 Bentuk Skala Pola Asuh Otoriter Remaja dan Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial ....................... 75 Lampiran 2 Hasil Seleksi Item Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orangtua pada Remaja ............................................................................... 76 Lampiran 3 Reliabilitas Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja ........................................................................................ 78 Lampiran 4 Uji Deskriptif Mean Empirik ...................................................... 80 Lampiran 5 Uji Normalitas............................................................................. 81 Lampiran 6 Uji Linearitas .............................................................................. 83 Lampiran 7 Uji Hipotesis ............................................................................... 84
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Syahreza (2015) menyatakan remaja semakin dimanjakan dengan fasilitas teknologi yang berkembang pesat. Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah kemudahan dalam mengakses informasi. Teknologi mengembangkan alat komunikasi disebut media sosial. Beberapa contoh media
sosial
yang
terkenal
saat
ini
adalah
Facebook,
BlackBerryMessenger, WhatsApp, Line, dan lain-lain. Syahreza (2015) berpendapat bahwa remaja mampu memakai waktu lebih efisien merupakan salah satu dampak positif dari media sosial. Remaja tidak perlu bertemu secara langsung atau bertatap muka dengan lawan bicara dengan fasilitas live chatting dan video call. Selain itu, informasi penting dapat menyebar dengan cepat menggunakan media sosial. Dampak positif akan menjadi negatif ketika remaja tidak dapat mengontrol penggunaan media sosial, sehingga mengakibatkan manusia kehilangan waktu. Menurut Yulianti (2014), salah satu dampak buruk dari media sosial adalah remaja kesulitan untuk mengontrol media sosial, karena otoritas setiap akun hanya milik pribadi. Remaja yang sudah terlena dalam kemudahan ini, mudah menyalurkan emosinya, seperti sedang senang, sedih, marah tanpa adanya batasan. Azhar (2012) menyatakan,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
ketidakmampuan remaja dalam mengatasi konflik yang berkepanjangan akibat kurangnya kemampuan dalam mengendalikan emosi, menyebabkan timbul perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi yang merupakan pemicu munculnya perilaku agresif. Berdasarkan wawancara dengan IY (Perempuan, 27 tahun) yang merupakan salah satu pembimbing komunitas remaja gereja pada September 2016, menyatakan bahwa saat ini remaja memiliki tingkat agresi yang tinggi dan mengakibatkan remaja bertindak secara pasif (misalnya, remaja tidak ikut ambil bagian langsung dalam memberikan pendapat atau dukungannya dalam suatu acara), serta tidak memiliki batasan mengenai aturan dalam bersikap, baik di dunia teknologi atau dunia nyata. Remaja cenderung membuat orasi atau pendapat yang tidak sesuai dengan fakta. Perilaku agresi merupakan perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik, mental ataupun verbal. Perilaku agresi verbal pasif tidak langsung merupakan tindakan agresi secara lisan yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Tindakan tersebut dilakukan dengan cara tidak langsung berhadapan dengan target. Misalnya, tidak memberikan dukungan dan motivasi (Krahe, 2005). Dewi dan Susilawati (2016), menyatakan faktor penyebab munculnya perilaku agresif pada diri individu dapat berasal dari dua sumber yaitu sumber yang berasal dari diri individu dan sumber yang berasal dari luar diri individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
munculnya perilaku agresif adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu pola asuh. Pola asuh yang diterapkan orang tua merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan dalam pembentukan kepribadian anak. Baumrind (dalam Santrock, 2007) menegaskan bahwa orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter memberikan batasan dan kendali yang tegas terhadap anak. Pola asuh yang menerapkan bahwa anak harus patuh akan nilai dan prinsip yang orang tua pegang, pemberian hukuman terutama hukuman fisik dan menuntut anak menuruti kehendak orang tuanya sering disebut dengan pola asuh otoriter (authoritarian parenting style). Gaya pengasuhan yang sangat ketat dan otoriter mungkin tidak lagi sesuai ketika anak memasuki masa remaja dan ingin diperlakukan dewasa. Remaja menolak pengaruh dari orangtua dan mencari dukungan, ketika orangtua tidak menyesuaikan diri, sehingga remaja mencari persetujuan teman sebaya apapun risikonya (Papalia, 2008). Hurlock (2005) mengatakan bahwa remaja merasakan keotoriteran orangtua adalah sebuah ancaman yang menimbulkan ketakutan dan menjadi kurang berterus terang atau kurang jujur. Pada akhirnya, remaja akan mencari orang lain untuk bergantung, yaitu teman sebayanya. Idris dan Jamal (1992) menjelaskan bahwa orangtua berperan dalam memberikan dasar pendidikan, sikap, serta keterampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan. Pola pengasuhan pada dasarnya diciptakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
adanya interaksi antara orangtua dan anak dalam hubungan sehari-hari yang berevolusi sepanjang waktu. Pengaruh hubungan antara orangtua dan anak ditentukan oleh pengasuhan, sikap, perasaan dan tindakan yang dilakukan orangtua pada anak yang bercermin pada pola asuh orangtua (Taganing, 2008). Penelitian Gaertner & Rathert (2010), memaparkan orangtua menggunakan bahasa yang tepat dan baik ketika menegur atau menasihati anak. Karena akan cenderung meniru perilaku orangtua. Misalnya orangtua menegur atau menasehati anak dengan penyampaian bahasa yang baik, tidak dengan nada atau intonasi yang meninggi. Perilaku positif yang dimodelkan oleh orangtua akan mencegah perilaku terbentuknya perilaku negatif atau menyimpang, perilaku agresi verbal misalnya. Perilaku agresi verbal bisa terbentuk dari penyampaian pesan orangtua terhadap anak secara kurang tepat, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang tidak sopan dan kasar. Gaertner & Rathert juga menemukan bahwa keterlibatan model pengasuhan positif, seperti kata yang sopan dan lembut, dapat membuat hubungan antara orangtua dengan remaja semakin baik, sehingga perilaku anak dapat dipantau. Orangtua mengenalkan perilaku yang positif, seperti membantu sesama dan belajar mempunyai rasa empati akan membuat remaja tumbuh dengan baik hingga masa dewasa sehingga anak tidak akan berperilaku agresi, baik secara fisik ataupun verbal. Mussen (2004) menyatakan bahwa ada beberapa aspek untuk melihat pola asuh yang diberikan orangtua, yaitu kontrol, tuntutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
kedewasaan, komunikasi anak dan orangtua, dan kasih sayang. Kontrol merupakan usaha mempengaruhi aktivitas anak untuk mencapai tujuan, memodifikasi ekspresi ketergantungan, agresifitas, tingkah laku, dan bermain. Tuntutan kedewasaan adalah pemberian penekanan pada anak untuk mencapai suatu tingkat kemampuan secara intelektual, sosial dan emosional. Tuntutan kedewasaan juga memberikan kesempatan belajar pada
anak untuk menjalani kehidupan, menghadapi dan
mengatasi berbagai masalah mereka, namun tetap ada bimbingan dari orangtua. UNICEF (2014), menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei, mengetahui tentang internet dan 79,5 persen di antaranya adalah pengguna internet. Ernawati dan Wibowo (2016), menyatakan bahwa remaja cenderung mengikuti arus dari temantemannya. Dampak buruk dari penggunaan media sosial yang berlebihan adalah meniru apa yang dilihat dan didengarnya, tak terkecuali berperilaku agresi. Agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti baik secara verbal ataupun fisik (Berkowitz, 1995). Agresi berdampak pada perkembangan kepribadian seorang anak. Salah satu faktor penyebab agresi adalah frustrasi yang kemudian dapat menimbulkan kemarahan dan emosi marah. Remaja yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtua membuat banyak remaja mengungkapan atau melampiaskan perasaannya dengan tulisan di media sosial (Paputungan, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Berdasarkan wawancara dengan IY, orangtua memiliki anggapan mengenai cara mereka dalam menerapkan pola asuh yang menurut mereka paling baik dan efektif untuk bisa membentuk karakter kepribadian anak mereka yang sudah beranjak remaja. Remaja yang memiliki banyak sekali masalah dalam kehidupannya dapat menuangkan semua perasaan dan pikirannya dalam media sosial kapan saja sehingga mampu menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaannya. Orangtua yang terlalu dominan atau membatasi akan menghambat daya kreativitas anak yang dampaknya anak akan memberontak dengan melakukan perilaku agresi. Sedangkan teknologi sendiri memiliki tujuan untuk mendekatkan manusia dari segi informasi dan komunikasi. Hal ini menyebabkan, pola asuh yang diterapkan orangtua mempengaruhi kepribadian remaja dan remaja sudah dikenalkan dengan teknologi yang sangat memudahkan. Dengan keadaan tersebut, remaja akan memunculkan emosi marah serta melampiaskannya ke media sosial. Sesuai dengan penjelasan di atas, penulis akan meneliti apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter yang dilakukan orangtua dengan perilaku agresi pada media sosial di kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
C. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan pola asuh otoriter orangtua terhadap intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai hubungan antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi penelitian-penelitian
lain,
terutama
pada
ranah
psikologi
perkembangan, khususnya terhadap pentingnya pola asuh yang terjalin secara efektif antara orangtua dan anak.
2.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang pola asuh yang otoriter antara orangtua dan anak pada perkembangan remaja dan mampu memberikan informasi kepada orangtua terkait bagaimana menjalin pola asuh yang baik, efektif dan berkualitas pada perkembangan remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Remaja Pengguna Media Sosial 1. Definisi Pengguna Media Sosial a. Definisi Media Sosial Media sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemenelemen individual atau organisasi. Jejaring ini menghubungkan kesamaan sosialitas (Nawawi, 2008). Firmansyah (2010) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial
merupakan
sebuah
situs
berbasis
pelayanan
yang
memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Media sosial adalah salah satu media yang memimpin perubahan dramatis struktur komunikasi dan konsumsi komunikasi massa ke era komunikasi digital yang interaktif (Khang, 2012). Setiap situs jejaring sosial atau media sosial memiliki daya tarik yang berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah. Daya tarik yang disajikan karena ada penambahan dari fitur-fitur yang disediakan (Firmansyah, 2010).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Dengan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media
sosial
adalah
layanan
berbasis
web
yang
menghubungkan orang dengan cara berkomunikasi. b. Fitur Media Sosial Instant Messaging Instant Messaging merupakan pelayanan komunikasi yang sangat terkenal dengan menggunakan internet dengan tujuan untuk menghubungkan orang dengan membuat ruang percakapan secara pribadi atau secara kelompok (Ramirez, 2008). Meskipun tumpang tindih dengan telepon genggam, pesan singkat dan pesan elektronik, mereka saling berkaitan dan termasuk keunggulan yang dimiliki dari instant messaging (Lin, 2012). Pengguna instant messaging lebih mempertimbangkan fungsi dan kualitas yang merupakan faktor penting dalam penggunaannya. Faktor ini didukung sebagai komunikasi tanpa bertatap muka yang sangat berguna ketika seseorang tidak nyaman untuk bertemu langsung. Update Status adalah fitur interaksi dua arah secara tidak langsung di mana komunikasi ini akan terdokumentasi berdasar topik bahasan dan terdaftar secara waktu (Yulianto, 2010). Berdasarkan paparan di atas, media sosial instant messaging
adalah
pelayanan
komunikasi
yang
tujuan
menghubungkan orang dengan cara membuat ruang percakapan dan terbatas oleh beberapa karakter kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2. Remaja Pengguna Media Sosial Kriteria Remaja Pengguna Media Sosial Papalia (2008) menyatakan bahwa masa remaja (adolescence) merupakan peralihan masa perkembangan yang berlangsung sejak lebih usia 11 tahun. Subyek penelitian ini adalah remaja yang berusia 12 sampai 21 tahun, yang memiliki akun BlackBerry Messenger, LINE dan WhatsApp, baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, serta menggunakan media sosial instant messaging.
B. Pola Asuh Otoriter Orangtua 1. Pengertian Pola Asuh Otoriter Orangtua Keluarga merupakan suatu institusi awal bagi setiap pribadi manusia belajar dan berinteraksi dengan sesamanya, di dalam keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah dan ibu adalah orangtua yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap tumbuh kembang anaknya hingga mengantarkannya ke gerbang kedewasaan. Menurut Abdul Malik (2013), orangtua memiliki kewajiban untuk menyiapkan anaknya dalam menghadapi kehidupan yang akan dilaluinya tentunya dengan mendidik, memberikan contoh, dan mengarahkan tingkah laku agar dapat sesuai dengan norma yang diharapkan oleh orangtua. Interaksi secara terus menerus dalam membantu anak dalam menyiapkan perilaku yang sesuai dengan harapan orangtua membutuhkan proses yang baik. Pola asuh orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian, tujuan pengasuhan ini adalah
anak
diajarkan
untuk
mampu
bersosialisasi
dengan
mengajarkan anak bagaimana menjadi bagian sebuah masyarakat. Papalia (2008), berpendapat bahwa pola asuh akan mempengaruhi proses pembentukan kemandirian emosional remaja karena keluarga sebagai lingkungan yang paling dekat yang mempengaruhinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Steinberg
(2002)
mendefinisikan
pola
pengasuhan orangtua merupakan sekumpulan sikap orangtua terhadap anak yang diekspresikan melalui cara berkomunikasi dan menciptakan suasana emosional. Menurut Baumrind (Papalia, 2008) pola asuh otoriter adalah cara orangtua mendorong anak untuk mandiri namun tetap meletakan batasan dan kendali atas anak. Interaksi verbal sangat dibutuhkan sebagai upaya menunjukkan ketegasan dan pemberian batasan dalam mengasuh anak. Orangtua biasa melakukan proses pendekatan verbal kepada anak untuk memberikan ketegasan dan adanya komunikasi. Komunikasi diciptakan untuk mengembangkan suasana ketegasan yang memberikan batas dan dalam suasana yang bertanggungjawab. Anak-anak yang tumbuh dalam pola asuh otoriter cenderung lebih mampu bertanggungjawab dan mampu melakukan proses sosialisasi dengan lingkungan. Dariyo (2004) mengemukakan bahwa kedudukan dalam pola asuh otoriter terhadap anak dan orangtua adalah kedudukan yang sejajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Suatu kegiatan dilakukan dengan secara bersama-sama merencanakan kegiatan dan membuat keputusan dengan mempertimbangkan kedua belah pihak yang berperan untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Anak diberikan kebebasan dalam mengambil keputusan secara bertanggungjawab walau tentunya dalam kendali orangtua agar anak tidak mengambil keputusan secara terburu-buru tanpa memiliki pertimbangan yang akurat. Akibat pola asuh ini anak akan tumbuh sebagai individu yang bertanggungjawab terhadap tindakan yang dilakukan. Dari pengertian para ahli, peneliti membuat kesimpulan bahwa pola asuh otoriter adalah pola asuh yang memberikan pola hubungan yang tegas, mandiri dan patuh pada aturan dalam mengambil setiap keputusan dengan memberikan batasan yang kurang jelas, dan bertanggungjawab
artinya
apa
yang
dilakukan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada orangtua. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter yang diterapkan oleh orangtua bertujuan untuk mendidik, memberikan bimbingan, pengawasan dan pengalaman kepada anakanaknya secara ketat dan disiplin. Agar kelak anak dapat memenuhi kebutuhan psikis dan fisik, serta memiliki pertimbangan yang akurat. Pertimbangan akurat yang dimiliki anak akan menjadi faktor penentu dalam mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menilai kemudan memberikan tanggapan agar akhirnya dapat menentukan sikap maupun perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2. Aspek Pola Asuh Otoriter Orangtua Baumrind membedakan jenis pola asuh dari otoriter, demokratis, permisif, dan tidak terlibat (Papalia, 2008). Jenis pola asuh berdasarkan tinggi atau rendahnya aspek pola asuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut : Tabel 2.1 Jenis Pola Asuh Jenis Pola Asuh Otoriter
Kehangatan Kontrol Komunikasi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah √ √ √ Menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008), aspek kehangatan pada
pola asuh otoriter akan menunjukkan interaksi kehangatan yang rendah antara remaja dan orangtua. Orangtua cenderung tidak melibatkan emosi terhadap remaja, serta kurang menyediakan waktu bersama remaja. Remaja dari orangtua otoriter seringkali tidak bahagia, ketakutan dan minder ketika membandingkan diri dengan orang lain, tidak mampu memulai aktivitas sehari-hari. Orangtua akan cenderung meminta kepatuhan tanpa syarat yang tinggi pada aspek kontrol. Orangtua akan membatasi, menghukum, memandang pentingnya aturan dan kepatuhan tanpa syarat. Orangtua mendesak remaja untuk mengikuti arahan, menghormati pekerjaan orangtua dan upaya mereka. Orangtua menerapkan batas dan kendali yang tegas kepada remaja. Pada aspek komunikasi, orangtua menerapkan komunikasi yang rendah pada remaja. Orangtua meminimalisir perdebatan verbal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
memaksakan
aturan
secara
kaku
tanpa
menjelaskannya
dan
menunjukkan amarah kepada remaja. Sehingga, remaja memiliki kemampuan komunikasi yang lemah. Remaja memperlihatkan perasaan penuh ketakutan, tertekan, kurang berpendirian dan sering berbohong. Jadi, orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter akan cenderung membatasi perilaku anak, menghukum, memandang pentingnya kontrol dan kepatuhan tanpa syarat. Orangtua cenderung tidak bersikap hangat dan menerapkan komunikasi satu arah di mana anak tidak dapat memberikan pendapat. 3. Faktor Yang Memengaruhi Pola Asuh Orangtua Menurut Hurlock (2005), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu: a. Tingkat sosial ekonomi Orang tua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah lebih bersikap hangat dibandingkan orang tua yang berasal dari sosial ekonomi yang rendah. b. Tingkat Pendidikan Latar belakang pendidikan orang tua yang lebih tinggi dalam praktek asuhannya terlihat lebih sering membaca artikel ataupun mengikuti perkembangan pengetahuan mengenai perkembangan anak. Dalam mengasuh anaknya mereka menjadi lebih siap karena memiliki pemahaman yang lebih luas, sedangkan orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
memiliki latar belakang pendidikan terbatas, memiliki pengetahuan dan
pengertian
yang
terbatas
mengenai
kebutuhan
dan
perkembangan anak sehingga kurang menunjukan pengertian dan cenderung akan memperlakukan anaknya denga ketat dan otoriter. c. Kepribadian. Kepribadian orang tua dapat mempengaruhi penggunaan pola asuh. Orang tua yang konservatif cenderung akan memperlakukan anaknya dengan ketat dan otoriter. d. Jumlah anak Orang tua yang memiliki anak hanya 2-3 orang (keluarga kecil) cenderung lebih intensif pengasuhannya, dimana interaksi antara orang tua dan anak lebih menekankan pada perkembangan pribadi dan kerja sama antar anggota keluarga lebih dperhatikan. Sedangakan orang tua yang memiliki anak berjumlah lebih dari lima orang (keluarga besar) sangat kurang memperoleh kesempatan untuk mengadakan kontrol secara intensif antara orang tua dan anak, karena orang tua secara otomatis berkurang perhatiannya pada setiap anak.
C. Perilaku Agresi 1. Pengertian Perilaku Agresi Menurut Buss (dalam Edmund, 1980) perilaku agresi adalah suatu respon memberikan stimulasi yang berbahaya kepada orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
termasuk semua penyerangan fisik, menghina dan umpatan verbal. Murray dan Fine (dalam Sarwono, 1992) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek. Berkowitz (1995) menyebutkan bahwa secara umum para ahli yang menulis mengenai masalah agresi yang berorientasi penelitian mengartikan
agresi
sebagai
segala
bentuk
perilaku
yang
dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental. Agresi menurut Baron (dalam Koeswara, 1988) adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain. Menurut Dollar dan Miler (dalam Sarwono, 1988) agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi. Menurut Aronson (dalam Koeswara, 1988) agresi adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan tertentu. Agresi menurut Moore & Fine (dalam Koeswara 1988) adalah tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap objek. Agresi secara fisik meliputi kekerasan yang dilakukan secara fisik, seperti memukul, menampar, menendang dan lain sebagainya. Selain itu agresi secara verbal adalah penggunaan kata-kata kasar seperti bego, tolol. Agresi seringkali berhubungan erat dengan marah. Ketika seseorang marah, biasanya ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresi. Agresi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang atau benda. Kekerasan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Jadi, perbedaan agresi dengan kekerasan adalah agresi merupakan perasaan marah akibat adanya kekecewaan, sedangkan kekerasan lebih merujuk ke perilaku yang menyebabkan cedera terhadap orang lain. Dapat disimpulkan bahwa agresi adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik, mental ataupun verbal. 2. Aspek Perilaku Agresi Barbara Krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresi untuk mengkarakteristik berbagai macam bentuk agresi, namun peneliti hanya mengambil empat dari sembilan aspek, dikarenakan aspek tersebut mempunyai unsur fisik dan isyarat (body language) yang dapat diterima secara langsung. Empat aspek tersebut yaitu : a. Modalitas respons Meliputi tindakan agresi yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal. Contoh tindakan agresi secara fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
adalah memukul, menampar, dan menendang. Sedangkan contoh tindakan agresi secara
verbal adalah memaki,
mengumpat, mengejek, dan menghina. b. Kualitas respons Meliputi tindakan agresi yang berhasil dilakukan atau berhasil mengenai sasaran atau tindakan agresi yang gagal dilakukan atau gagal mengenai sasaran. Misalnya si A yang berhasil memukul si B sehingga si B merasakan rasa sakit akibat dari pukulan tersebut. c. Hasutan Meliputi perilaku agresi
yang terjadi karena tidak
diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan. Contoh si A memukul si B sebagai suatu tindakan balasan karena sebelumnya si A pernah dipukul oleh si B (ini merupakan perilaku agresi dengan karakter hasutan dengan tindakan balasan). d. Durasi akibat Meliputi perilaku agresi yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang. Contoh si B mengalami luka ringan pada lengan kirinya setelah berkelahi dengan si A (ini merupakan perilaku agresi dengan karakter durasi akibat yang sementara). Si B menderita cacat pada matanya setelah terkena pukulan dari si A (ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
merupakan perilaku agresi dengan karakter durasi akibat yang jangka panjang).
3. Jenis Perilaku Agresi Pembagian yang lebih rinci, antara lain dikemukakan tokoh ahli di bawah ini yaitu Buss (dalam Dayakisni, 2009) mengelompokkan perilaku agresi menjadi delapan jenis yaitu : Tabel 2.2 Bentuk-Bentuk Perilaku Agresi No 1.
Bentuk perilaku agresi Fisik, aktif, langsung
2.
Fisik, aktif, tak langsung
3.
Fisik, pasif, langsung
4.
Fisik, pasif, tak langsung
5. 6.
Verbal, aktif, langsung Verbal, aktif, tak langsung
7.
Verbal, pasif, langsung
8.
Verbal, pasif, tak langsung
Contoh memukul, atau
Menikam, menembak orang lain. Membuat perangkap untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh. Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan atau tindakan yang diinginkan (seperti aksi duduk dalam demonstrasi). Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya. Menghina orang lain. Menyebarkan gosip atau rumor jahat tentang orang lain. Menolak berbicara kepada orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dan lainlain. Tidak mau membuat komentar verbal (misalkan menolak berbicara ke orang yang menyerang dirinya bila dia dikritik secara tidak adil).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Pada penelitian ini, peneliti hanya menjelaskan jenis perilaku agresi verbal, pasif tidak langsung. Agresi verbal pasif tidak langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung seperti, tidak memberi dukungan, tidak memberikan hak suara.
D. Dinamika Hubungan antar Variabel Menurut Taganing (2008), remaja yang dilihat dari segi psikologisnya merupakan masa yang rentan dengan pengaruh dari eksternal individu. Hal ini bisa dikarenakan remaja mulai mencari jati dirinya dan mudah sekali terombang-ambing saat dihadapkan dengan masalah ataupun pengaruh negatif dari teman sebaya, gaya hidup masyarakat, lingkungan dan lain-lain. Selain itu seorang remaja meniru atau dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, karena ingin diterima oleh lingkungan sekitarnya dan ingin dianggap sudah matang sebagai layaknya orang dewasa. Menurut De Vito (2011), komunikasi dalam keluarga merupakan suatu proses dalam memberi, menerima dan menginterpretasikan pesan. Baik atau buruknya komunikasi tidak dipandang dari seringnya komunikasi antara orangtua dan anak, melainkan dilihat dari kualitas pembicaraan yang terjadi. DeVito juga menjelaskan bahwa kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
pembicaraan yang baik antara orangtua dan anak akan timbul perasaan saling memahami, mengerti, mempercayai dan saling menyayangi satu sama lain. Pola asuh merupakan hasil komunikasi yang dipakai orangtua dan anak. Serta cara yang dipakai oleh orangtua dalam mendidik, memberi bimbingan, pengalaman dan memberikan pengawasan kepada anakanaknya agar kelak menjadi orang yang berguna, serta memenuhi kebutuhan fisik dan psikis yang akan menjadi faktor penentu bagi remaja
dalam
menginterpretasikan,
menilai
dan
kemudian memberikan tanggapan dan menentukan
mendeskripsikan sikap maupun
berperilaku. Menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008), seorang pakar pola asuh (parenting), berpendapat tentang cara terbaik untuk mengasuh anak. Baumrind percaya bahwa orangtua tidak boleh terlalu menghukum (punitive) atau terlalu tidak peduli (aloof). Sebaiknya, orangtua menyusun aturan bagi anak dan pada saat yang sama bersifat mendukung, membimbing dan mengasuh (nurturant). Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh otoriter orangtua sangatlah berpengaruh pada perilaku anak. Perilaku agresi adalah suatu respon memberikan stimulasi yang berbahaya kepada orang lain termasuk penyerangan fisik, menghina dan umpatan verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Remaja yang mengalami pola asuh otoriter yang tinggi akan dengan mudahnya terpengaruh dengan kondisi lingkungan di sekitarnya (Mikami, 2010). Dalam menghadapi masalahnya, remaja belum mampu mengambil keputusan dengan baik dan lebih suka menggunakan kekerasan. Teknologi yang sudah maju saat ini memudahkan remaja untuk mengakses media sosial dan menjadikannya sebagai sebuah media komunikasi baru yang lengkap dengan segala kemudahannya. Media sosial mampu membuat seseorang berkomunikasi dengan orang lain tanpa perlu bertemu langsung dan hanya melalui sebuah pesan yang dikirimkan secara online (Lin, 2012). Selain itu, media sosial juga alat untuk menunjukkan eksistensi individu tersebut, serta alat untuk memberikan banyak informasi mengenai diri yang mampu dilihat oleh orang lain, seperti mengunggah foto, menceritakan keseharian dan menulis status yang menunjukkan hal apa yang sedang dipikirkan atau sedang terjadi. Namun kemudahan yang ada di media sosial kadangkala disalahgunakan oleh beberapa orang. Media sosial menjadi tempat remaja untuk mencurahkan perasaan dan kejadian yang terjadi (Yulianto, 2010). Remaja dengan pola asuh otoriter yang tinggi mempunyai komunikasi yang kurang dengan orangtuanya. Sehingga, perilaku agresi sulit dikendalikan. Contohnya, remaja cenderung bersifat ragu-ragu dalam membuat keputusan, sering cemas dan sering berbohong. Lalu, mereka akan melampiaskan kebutuhan komunikasinya ke media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
E. Skema Penelitian SKEMA HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL Remaja Komunikasi dan Pola Asuh Orangtua
Otoriter Tinggi
Otoriter Rendah
Orangtua memberikan : kehangatan yang rendah, kontrol yang tinggi dan komunikasi satu arah.
Orangtua memberikan : kehangatan yang tinggi, kontrol yang rendah dan komunikasi dua arah.
Perilaku agresi sulit dikendalikan.
Perilaku agresi dapat dikendalikan.
Media sosial sebagai tempat mengekspresikan dan penyaluran perasaan.
Media sosial bukan sebagai tempat mengekspresikan dan penyaluran perasaan.
Membuat pernyataan di media sosial yang mengandung unsur verbal, pasif dan tidak langsung.
Cenderung jarang membuat pernyataan di media sosial yang mengandung unsur verbal, aktif dan langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
F. Hipotesis Berlandaskan dari landasan teori terkait hubungan pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial maka akan diperoleh hipotesis sebagai berikut : Terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel yang diukur biasanya dengan instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Laporan akhir pada penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten, dimulai dari latar belakang, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan (Cresswell, 2012). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan yang terjadi antara variabel tanpa adanya pemberian perlakuan tertentu pada variabel-variabel yang digunakan (Kountur, 2003). Menurut Kountur (2003), penelitian korelasi pada umumnya digunakan untuk : 1. Memahami tingkah laku manusia. Melihat hubungan antara variabel-variabel tertentu pada manusia dengan variabel tertentu lainnya. 2. Membuat prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi. Jika ada hubungan antara dua variabel, apabila terjadi sesuatu pada
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
variabel pertama maka akan dapat diprediksikan apa yang akan terjadi pada variabel kedua.
B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu : a. Variabel bebas
: pola asuh otoriter orangtua.
b. Variabel terikat
: perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
2. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
a. Pola asuh otoriter orangtua pada remaja Pola asuh otoriter merupakan salah satu pola asuh yang dilakukan untuk mendidik anak, pola asuh seperti ini saling mempengaruhi perasaan dan komunikasi anak dengan orangtua. Perasaan tertekan pada anak dan perasaan menguasai pada orangtua. Timbulnya perasaan tertekan
pada
anak
sangat
tidak
menyenangkan,
sehingga
menimbulkan situasi yang kurang kondusif melakukan interaksi kekeluargaan. Anak akan mencari perlindungan atau kenyamanan dari tempat yang lain. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka pola asuh otoriter banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada remaja. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
tidak banyak yang menerapkan pola asuh otoriter dalam kehidupan sehari-hari. b. Perilaku agresi yang diperlihatkan di media sosial Agresi adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik, mental ataupun verbal. Aspek yang diambil dari perilaku agresi adalah agresi verbal pasif tidak langsung. Tindakan agresi verbal pasif tidak langsung yang dilakukan oleh remaja dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan remaja atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung seperti, tidak memberi dukungan, tidak memberikan pendapat secara langsung. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi intensu perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka tidak banyak intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia 12 sampai 21 tahun, yang memiliki akun BlackBerry Messenger, LINE dan WhatsApp, baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana unsur pada populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Penarikan sampel dengan menggunakan purposive sampling atau judgemental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
sampling dilakukan dalam memilih subyek berdasarkan kriteria (Kountur, 2003). Penelitian ini akan melibatkan subyek dengan karakteristik sebagai berikut: a. Siswa laki-laki atau perempuan yang masih berusia 12 sampai dengan 21 tahun yang memiliki akun BlackBerry Messenger, LINE dan WhatsApp. b. Siswa laki-laki atau perempuan yang masih tinggal satu rumah bersama orangtua.
D. Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat atau bahan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pena. 2. Lembaran skala.
E. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode kuantitatif. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
skala.
Penelitian
ini
menggunakan alat pengumpul data sebagai pendukung hasil penelitian. Dua skala yang akan disajikan adalah skala pola asuh dan skala agresi dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan salah satu metode penskalaan yang meminta subyek untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dalam sebuah kontinum yang terdiri atas beberapa respon jawaban (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Skala Likert tersebut menggunakan empat respon alternatif, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan-pernyataan disusun berdasarkan dari aspek-aspek pola asuh dan perilaku agresif remaja dengan memakai aitem favorable dan unfavorable. Peneliti tidak menggunakan alternatif jawaban netral agar subyek dapat lebih tegas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam skala. Oleh karena keterbatasan waktu dan subyek, maka peneliti menggunakan metode try out. 1. Skala Pola Asuh Otoriter Skala ini bertujuan untuk mengungkap pola asuh yang telah diberikan oleh orangtua remaja yang masih tinggal bersama orangtua. Skala pola asuh orangtua yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek pola asuh yang dikemukakan oleh Baumrind (Papalia, 2008), yaitu kehangatan, kontrol dan komunikasi. Metode pengukuran yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah metode rating yang dijumlahkan (Summated Rating). Skala ini juga mencakup 30 aitem yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable. Skala disusun berdasarkan Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini disajikan dalam dua bentuk, yaitu favorable dan unfavorable (Azwar, 2012). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung aspek-aspek dari pola asuh otoriter yang dilakukan orangtua kepada remaja. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung aspek-aspek dari pola asuh otoriter yang dilakukan orangtua kepada remaja. Tabel 3.1 Pemberian Skor Skala Pola Asuh Otoriter Alternatif Jawaban
Pernyataan Favorable
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
Pernyataan Unfavorable 1 2 3 4
Tabel 3.2 Blueprint dan Distribusi Aitem Skala Pola Asuh Sebelum Uji Coba Aspek
Indikator Orangtua kurang menunjukkan kasih sayang kepada anak, keterlibatan emosi Kehangatan yang kurang antara orangtua dan anak, serta kurang menyediakan waktu bersama anak.
Aitem Favorable 1,12,13,
Ʃ 5
%
24,25 33,3% Unfavorable
2,11,14, 23,26
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Kontrol
Orangtua menerapkan cara berdisiplin yang tinggi kepada anak, memberikan tuntutan (standar yang harus dijalankan atau dilakukan secara konsisten), aturan dan mengontrol setiap aktivitas anak.
Favorable
3,10,15,
5
22,27
33,3%
Unfavorable
4,9,16,21 ,28
5
Orangtua kurang Favorable menjelaskan adanya aturan dan batasan tertentu, serta tidak memberikan penghargaan atas prestasi anak. Orangtua cenderung Komunikasi menerapkan komunikasi satu arah yang tidak melibatkan anak memberikan pendapat dan pemahaman atas apa Unfavorable yang sudah didapatkan atau dialami. Jumlah Ket :Ʃ = Jumlah
5,8,17,20 ,29
5
%
= Persentase
33,3%
6,7,18,19 ,30
5
30
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2. Skala Agresi Skala ini bertujuan untuk mengungkap perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja. Skala agresi ini dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek intensi perilaku agresi dikemukakan oleh Dayakisni (2009), yaitu verbal, pasif dan tidak langsung. Metode pengukuran yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah metode rating yang dijumlahkan (Summated Rating). Skala ini juga mencakup 30 aitem yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable. Skala disusun berdasarkan Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini disajikan dalam dua bentuk, yaitu favorable dan unfavorable (Azwar, 2012). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung aspek-aspek dari intensitas perilaku agresi. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung aspek-aspek dari intensitas perilaku agresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Tabel 3.3 Pemberian Skor Skala Agresi Alternatif Jawaban
Pernyataan Favorable
Pernyataan Unfavorable
Sangat Setuju
4
1
Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3 2 1
2 3 4
Tabel 3.4 Blueprint dan Distribusi Aitem Skala Agresi Sebelum Uji Coba Aspek
Verbal
Pasif
Tidak langsung
Indikator Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara verbal atau lisan. Bila seorang mengumpat, membentak, berdebat, mengejek, dan sebagainya, orang itu dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal. Agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan langsung dengan individu atau kelompok targetnya. Tindakan agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tidak terjadi kontak verbal secara langsung.
Aitem Favorable 1,12,13, 24,25
Ʃ 5
%
33,3% Unfavorable
2,11,14, 23,26
5
Favorable
3,10,15, 22,27
5
Unfavorable
4,9,16,2 1,28
5
Favorable
5,8,17,
5
33,3%
20,29 33,3% Unfavorable
6,7,18,
5
19,30 Jumlah
30
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Ket
:Ʃ %
= Jumlah = Persentase
F. Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data 1. Validitas Suatu penelitian dapat dikatakan baik apabila kuesionernya telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang mampu menunjukkan secara valid bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan dari alat ukur itu sendiri (Azwar, 2012). Validitas adalah taraf sejauh mana penafsiran terhadap suatu tes bersangkutan secara sungguh-sungguh dapat dipertanggungjawabkan serta melihat apakah aspek yang diukur benar-benar sesuai dengan tujuan alat tes tersebut (Supratiknya, 2014). Tipe validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian isi. Validitas isi atau evidensi terkait isi tes berarti sejauh mana suatu kuesioner dapat mewakili semua aspek penelitian yang dianggap sebagai suatu kerangka konsep penelitian. Evidensi ini bisa diperoleh melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan. Uji validitas isi dilakukan dengan cara melakukan professional judgment untuk melihat kembali kesesuaian antara atribut dan aspek yang diukur pada skala (Supratiknya, 2014). Professional judgment pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
merupakan dosen pembimbing skripsi. Analisis oleh subjek bertujuan untuk memastikan subjek paham dengan aitem yang telah dibuat (Periantalo, 2015). Peneliti meminta dua orang remaja untuk memeriksa kesesuaian bahasa agar lebih mudah dipahami. 2. Seleksi Aitem Seleksi aitem bertujuan untuk melihat skor masing-masing aitem pada suatu alat ukur. Seleksi aitem ini dapat dilihat dengan daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara satu individu dengan kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Daya diskriminasi dilakukan dengan melihat korelasi antara skor aitem dengan skor aitem total. Korelasi antara skor aitem dengan skor aitem total ini disebut dengan koefisien korelasi total (rix). Korelasi aitem yang digunakan pada penelitian ini diperoleh menggunakan komputansi korelasi product-moment Pearson. Hal ini dikarenakan skor pada aitem-aitem skala merupakan skor pada taraf interval. Besar koefisien korelasi aitem total, bergerak dari 0 hingga 1.00 baik itu positif maupun negatif. Koefisien korelasi yang mendekati angka 1.00 baik mengindikasikan terdapat daya diskriminasi aitem yang baik pada skala tersebut. Sedangkan, koefisien korelasi semakin mendekati angka 0, hal ini menunjukkan bahwa aitem tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Pemilihan aitem yang baik pada penelitian ini memiliki batasan nilai rix adalah 0.30, di mana aitem yang memiliki daya diskriminasi sebesar ≥ 0.30 adalah aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi. Sebaliknya, aitem yang memiliki skor ≤ 0.30 adalah aitem yang memiliki daya diskriminasi yang rendah. Penelitian ini menggunakan nilai rix 0.30 dengan taraf signifikasi 0.05. Aitem yang digunakan pada skala ini adalah aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total ≥ 0.30. Komputasi pada skala ini menggunakan software SPSS Statistics 22. Pada skala pola asuh otoriter, terdapat 30 pernyataan atau aitem, yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable yang masing-masing
menunjukkan
aspek
kehangatan,
kontrol
dan
komunikasi. Hasil dari pengujian data skala pola asuh otoriter menunjukkan bahwa terdapat 16 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0.30. Sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0.30 adalah aitem nomor 1, 3, 4, 5, 7, 11, 20, 21, 25, 26, 27, dan 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 3.5 Distribusi Aitem Skala Pola Asuh Otoriter Setelah Uji Coba Aspek Kehangatan
Aitem Favorable 12, 13, 24
Jumlah 3
Persentase 33,3%
Unfavorable
2, 14, 23
3
Favorable
10, 15, 22
3
Unfavorable
9, 16, 28
3
Favorable
8, 17, 29.
3
Kontrol
33,3%
Komunikasi
33,3% Unfavorable Jumlah
6, 18, 19
3 18
100%
Pada skala agresi, terdapat 30 pernyataan atau aitem, yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable yang masing-masing menunjukkan aspek verbal, pasif dan tidak langsung. Seluruh aitem diseleksi melalui nilai rix hasil kompetensi. Aitem yang memiliki rix ≥ 0.30 merupakan aitem yang dipilih untuk digunakan pada skala final. Hal ini dikarenakan aitem tersebut memiliki daya diskriminasi yang baik. Sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0.30 tidak digunakan dalam skala final karena memiliki daya diskriminasi yang kurang baik. Hasil dari pengujian data skala agresi menunjukkan bahwa terdapat 20 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0.30. Sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0.30 adalah aitem nomor 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 21, 24 ,26 dan 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 3.6 Distribusi Aitem Skala Agresi Setelah Uji Coba Aspek
Aitem Favorable 1, 13, 25
Jumlah 3
Persentase 33,3%
Verbal
Unfavorable
2, 14, 23
3
Favorable
15, 22, 27
3
Unfavorable
4, 16, 28
3
Favorable
8, 17, 20
3
Pasif
33,3%
Tidak langsung
33,3% Unfavorable
18, 19, 30
Jumlah
3 18
100%
2014),
reliabilitas
3. Reliabilitas Menurut
Nunnally
(Supratiknya,
adalah
ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut apa yang diukur. Reliabilitas dapat diukur pada konsistensi antar bagian-bagian dalam tes dan konsistensi antar waktu dari hasil tes. Reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan uji reliabilitas AlphaCronbach dengan melihat konsistensi antar bagian-bagian skala. Koefisien reliabilitas minimum adalah 0.70. Apabila koefisien reliabilitas dibawah 0.70, maka sebuah tes menjadi kurang memadai untuk digunakan. Berdasarkan hasil komputasi data pada skala agresi diperoleh koefisien Alpha-Cronbach (r) setelah uji coba sebesar 0.724. Pada skala pola asuh otoriter koefisien Alpha-Cronbach (r) setelah uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
sebesar 0.814. Nilai Alpha-Cronbach (r) yang diperoleh pada masingmasing skala, dapat dikatakan memenuhi syarat reliabilitas yang baik.
G. Analisis Data Metode analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dengan menguji normalitas dan linieritas. Data yang diperoleh untuk menghitung korelasi variabel pola asuh otoriter dan perilaku agresi adalah dengan menggunakan program SPSS 22. Analisa data atau pengolahan data dilakukan sebagai suatu cara untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dibaca dan ditafsirkan (Azwar, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dengan pola asuh orangtua yang otoriter. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal (Agung, 2010). Uji normalitas digunakan untuk melihat skor variabel tertentu pada suatu sampel. Uji normalitas
pada
penelitian
ini
menggunakan
teknik
Kolmogorov-Smirnov Test. Komputasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
2. Uji Linieritas Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat
hubungan
antara
variabel-variabel
yang
bersangkutan. Teknik yang digunakan pada uji linieritas ini adalah teknik Compare Means untuk melihat apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linier atau tidak. Komputasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik Correlation Product Moment dari Karl Pearson, dengan tujuan untuk menguji korelasi antara dua variabel yaitu intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dan pola asuh otoriter orangtua pada remaja, dengan asumsi kedua variabel ini bersifat linier.
H. Pelaksanaan Uji Coba Pelaksanaan uji coba skala intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dan pola asuh otoriter orangtua pada remaja, dilakukan pada 5 November 2016 hingga 14 November 2016. Uji coba skala dilakukan terhadap 53 siswa-siswi yang memiliki akun media sosial, berupa akun dari BlackBerry Messenger, WhatsApp, Line, dll. 53 skala uji coba seluruhnya disebarkan pada siswa-siswi Komisi Remaja di GKI Gejayan Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 hingga 6 Desember 2016. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online dan offline kepada semua komunitas remaja Kristen Yogyakarta yang tinggal satu atap bersama orangtua, serta berumur 11 hingga 21 tahun. Teknis pengambilan data menggunakan kuesioner ini dilakukan secara online dengan menyebarkan tautan kepada komunitas remaja Kristen melalui aplikasi media sosial yang dimiliki masing-masing remaja. Sedangkan pengambilan data secara offline, dilakukan dengan memberikan sejumlah kuesioner secara langsung kepada subjek dan segera dikembalikan. Terdapat 132 kuesioner yang terisi dan kembali, kemudian diteliti dan dipilih kembali kuesioner yang memenuhi syarat untuk dapat diproses lebih lanjut dalam pengolahan data berdasarkan umur dan tempat tinggal bersama orangtua.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
B. Deskripsi Subjek Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi yang masih berusia 11 hingga 21 tahun dan bertempat tinggal bersama orangtua. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 132 siswa-siswi. Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kepemilikan Akun Media Sosial Jumlah Kepemilikan Akun Media Sosial 1 2 3 ≥3 Total
Jumlah
Persentase
7 36 72 17 132
5,30% 27,27% 54,54% 12,87% 100%
Berdasarkan kepemilikan akun media sosial, dapat dilihat seberapa sering subjek mengakses akun media sosial pribadinya. Terdapat 54,54% subjek dengan memiliki tiga akun media sosial. Subjek yang memiliki dua akun media sosial sebanyak 27,27%. 12,87% subjek memiliki lebih dari tiga akun media sosial. Sedangkan persentase terkecil dari kepemilikan akun media sosial adalah sebesar 5,30% yang hanya memiliki satu akun. Hal ini menunjukkan semakin banyak akun media sosial, maka semakin kurang interaksi dengan dunia sekitar dan mengakibatkan keinginan untuk mengganti status sesuai dengan situasi yang sedang dialami. Penelitian di atas menunjukkan jumlah paling besar dengan kepemilikan akun media sosial sebanyak 3 dan mayoritas remaja memiliki media sosial dengan fitur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
penulisan status, seperti yang dimiliki oleh LINE, WhatsApp dan BlackBerry Messanger.
C. Deskripsi Penelitian Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian Skala
N
Pola asuh Agresi
18 18
Sig (p) 0,000 0,000
Min 18 18
Teoretis Max Mean 72 45 72 45
SD 9 9
Min 21 29
Empiris Max Mean SD 52 36,11 5,85 54 42,55 4,50
Pada deskripsi data penelitian, peneliti ingin membandingkan nilai mean empiris dan mean teoritis untuk memperoleh informasi tentang skor subjek pada masing-masing variabel penelitian. Nilai mean empiris diperoleh melalui perhitungan dengan program SPSS 22. Sedangkan nilai mean teoritis diperoleh perhitungan manual yaitu :
.
Variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja menunjukkan nilai mean empiris 36,11 dengan perbedaan nilai yang signifikan (p = 0,000 < 0,05) dan nilai mean teoretis sebesar 45. Sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Perbedaan mean empiris dan mean teoretis menunjukkan bahwa rata-rata skor subjek pada variabel ini lebih rendah dibandingkan rata-rata skor subjek secara teoretis. Pada variabel intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial diperoleh mean empiris 42,55 dengan perbedaan nilai yang signifikan (p = 0,000 > 0,05) dan mean teoretis sebesar 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Mean empiris lebih tinggi daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan rata-rata skor subjek tinggi pada penelitian ini.
D. Kategorisasi Kategorisasi dilakukan untuk menempatkan individu dalam kelompok tertentu dalam posisi yang berjenjang menurut suatu kontinum. Berdasarkan atribut yang diukur, yaitu dari rendah ke tinggi. Kategorisasi ini dapat mengelompokkan skor yang diasumsikan normal, sehingga membuat skor teoretis yang terdistribusi tersebut secara normal (Azwar, 2012). Pada penelitian ini, skor subjek pada variabel pola asuh otoriter orangtua dan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu sangat rendah; rendah; sedang; tinggi; sangat tinggi. Berikut merupakan norma kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini : Tabel 4.3 Norma Kategorisasi Skor X ≤ (µ - 1,5σ) (µ - 1,5σ) < X ≤ (µ - 0,5σ) (µ - 0,5σ) < X ≤ (µ + 0,5σ) (µ + 0,5σ) < X ≤ (µ + 1,5σ) X > (µ + 1,5σ)
Kategorisasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Keterangan : µ : Mean teoretis σ : Standar deviasi teoretis Pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 4.4) dapat diketahui bahwa skor mean teoretis variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja sebesar 45 dan standar deviasi sebesar 9. Maka dapat dihitung norma kategorisasi skor pada variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja sebagai berikut : Tabel 4.4 Norma Kategorisasi Pola Asuh Otoriter Orangtua pada Remaja Skala
Rentang skor Kategorisasi Jumlah Persentase X ≤ 31,5 Sangat Rendah 29 22% Pola asuh 31,5 < X ≤ 40,5 Rendah 78 59% otoriter 40,5 < X ≤ 49,5 Sedang 22 17% orangtua pada 49,5 < X ≤ 58,5 Tinggi 3 2% remaja X > 58,5 Sangat Tinggi 0 0% Total 132 100% Pada tabel di atas, dapat diketahui sebanyak 78 subjek (remaja) atau 59% subjek menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang rendah. Sebanyak 29 subjek atau 22% subjek menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang sangat rendah. Terdapat pula 22 subjek atau 17% subjek yang menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang sedang. Sedangkan 3 subjek lainnya atau 2% subjek, menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang tinggi. Sedangkan pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 4.5) dapat diketahui bahwa skor mean teoretis variabel perilaku agresi remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
pengguna media sosial sebesar 45 dan standar deviasi sebesar 9. Maka dapat dihitung norma kategorisasi skor pada variabel perilaku agresi remaja pengguna media sosial sebagai berikut : Tabel 4.5 Norma Kategorisasi Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial Skala
Rentang skor Kategorisasi Jumlah Persentase X ≤ 31,5 Sangat Rendah 1 0,8% Perilaku agresi 31,5 < X ≤ 40,5 Rendah 33 25% remaja 40,5 < X ≤ 49,5 Sedang 90 68,2% pengguna 49,5 < X ≤ 58,5 Tinggi 8 6% media sosial X > 58,5 Sangat Tinggi 0 0% Total 132 100% Pada tabel di atas, dapat diketahui sebanyak 90 subjek atau 68,2 % subjek melakukan perilaku agresi remaja pengguna media sosial dengan intensi sedang. Sebanyak 33 subjek atau 25% subjek melakukan perilaku agresi dengan intensi rendah di media sosial. Terdapat juga 8 subjek atau 6% subjek melakukan perilaku agresi dengan intensi tinggi di media sosial. Sedangkan terdapat 1 subjek atau 0,8% subjek pengguna media sosial melakukan perilaku agresi dengan intensi sangat rendah.
E. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum menganalisa data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisa menggunakan metode parametrik atau non-parametrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel data terdistribusi normal atau tidak. Sampel yang terdistribusi secara normal dianggap sampel yang berasal dari populasi yang normal. Sedangkan apabila terdapat sampel data yang tidak terdistribusi normal, sampel tersebut dianggap berasal dari populasi yang tidak normal (Azwar, 2012). Metode yang digunakan dalam uji normalitas penelitian ini adalah teknik Kolmogorov-Smirnov Test, dengan menggunakan program SPSS 22. Data dikatakan terdistribusi normal, apabila Asymp.sig (p) lebih besar dari 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas data : Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.
Shapiro-Wilk Statistic df
Sig.
Pola Asuh
,089
132
,012
,988
132
,285
Agresif
,108
132
,001
,990
132
,456
Berdasarkan tabel di atas, variabel intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial memiliki nilai p = 0,001. Sedangkan variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja memiliki nilai p = 0,012. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel data pada skala intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dan pola asuh otoriter orangtua pada remaja, tidak terdistribusi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
normal. Hal ini berarti bahwa sampel yang didapatkan dianggap tidak berasal dari populasi normal. b. Uji linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang linear antara variabel intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dengan variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22 yang menghasilkan tabel test of linearity. Kedua variabel ini dikatakan memiliki hubungan linear apabila signifikan dari tabel test of linearity lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas Sum of Squares Agresif Pola Asuh
df
Mean Square
F
Sig.
Between (Combined) 738,865 27 27,365 1,482 ,082 Groups Linearity 13,201 1 13,201 ,715 ,400 Deviation from 725,664 26 27,910 1,512 ,075 Linearity Within Groups 1919,862 104 18,460 Total 2658,727 131 Berdasarkan tabel test of linearity di atas, dapat dilihat hubungan antara intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dan pola asuh otoriter orangtua pada remaja memiliki nilai F sebesar 0,715 dengan nilai signifikansi p sebesar 0,400 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti (H1) diterima atau ditolak. Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah teknik korelasi Spearman Rank Rho. Hal ini dikarenakan sampel data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, sehingga menggunakan metode non-parametrik. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis PolaAsuh Spearman's rho
PolaAsuh Correlation Coefficient
1,000
Sig. (1-tailed) N Agresi
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed)
Agresi ,065 ,230
132
132
,065
1,000
,230
N 132
132
Berdasarkan tabel uji korelasi menggunakan metode nonparametrik (Spearman) di atas, dapat dilihat bahwa korelasi (r) antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial sebesar 0,065 dan nilai signifikan 0,230. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikasi antara pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pola asuh otoriter orangtua pada remaja semakin tinggi juga intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Berdasarkan koefisien korelasi (r) yang didapat, maka dapat dilihat juga koefisien determinasinya. Koefisien determinasi dapat melihat sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel lain. Koefisien determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan nilai dari koefisien korelasi. Koefisien determinasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 0.004. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pola asuh otoriter orangtua pada anak memiliki pengaruh 0,4% terhadap variabel intensi perilaku agresif remaja pengguna media sosial. Sedangkan 99,6% merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
F. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial di Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
koefisien korelasi (r) 0,065 dengan nilai signifikan 0,230 (p < 0,05). Berdasarkan data analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter orangtua memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial di Yogyakarta. Dengan demikian, semakin tinggi pola asuh otoriter orangtua pada remaja, semakin tinggi juga intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Penelitian ini juga mengungkap bahwa terdapat 77 subjek (remaja) atau 58,3% subjek menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang rendah. Sebanyak 29 subjek atau 22% subjek menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang sangat rendah. Terdapat pula 23 subjek atau 17,4% subjek yang menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang sedang. Sedangkan 3 subjek lainnya atau 2,3% subjek, menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua memberikan pola asuh secara otoriter yang cenderung rendah. Steinberg (2002) menyatakan bahwa ada beberapa aspek untuk melihat pola asuh yang diberikan orangtua, yaitu kontrol, tuntutan, kedewasaan dan komunikasi anak kepada orangtua, serta kasih sayang. Orangtua yang selalu menuntut dan mengontrol anak, akan menjadikan anak tersebut mencari kenyamanan di luar keluarga. Hasil penelitian di atas menunjukkan pola asuh otoriter yang cenderung rendah. Pola asuh otoriter rendah menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008) terjadi apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
kehangatan yang tinggi, kontrol orangtua kepada anak cenderung rendah dan menerapkan komunikasi dua arah. Orangtua subjek pada penelitian ini diduga
menerapkan
pola
asuh
otoriter
yang
rendah.
Orangtua
mendengarkan dan memahami suasana hati anak dengan baik agar terjadi komunikasi dua arah yang saling bertimbal balik. Selain itu, peneliti menduga tuntutan perilaku antara orangtua dan subjek mempunyai batasan yang
jelas.
Semua
perilaku
yanng
dilakukan
subjek
dapat
dipertanggungjwabkan kepada orangtua (Baumrind, dalam Papalia 2008). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 90 subjek atau 68,2 % subjek melakukan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial yang sedang. Sebanyak 33 subjek atau 25% subjek pengguna media sosial melakukan perilaku agresif dengan intensi rendah. Terdapat juga 8 subjek atau 6% subjek pengguna media sosial melakukan perilaku agresi dengan intensi tinggi. Sedangkan terdapat 1 subjek atau 0,8% subjek pengguna media sosial melakukan perilaku agresi dengan intensi yang sangat rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar remaja yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah remaja pengguna media sosial yang memiliki intensi perilaku agresi yang tergolong rata-rata berdasarkan mean teoretis. Menurut Berkowitz (1995) agresi adalah segala bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun verbal. Hasil penelitian ini menunjukkan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial yang sedang. Peneliti menduga remaja jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
menunjukkan perilaku agresi pada media sosial. Remaja sesekali menunjukkan ketertarikan dengan teman sebaya yang sependapat dengan dirinya. Namun, remaja juga sesekali menyampaikan perasaannya melalui media sosial dengan terlalu terbuka. Taganing (2005), agresi berdampak pada perkembangan anak. Ditambah lagi dengan orangtua yang kurang komunikatif, membuat anak menjadi pemurung dan tidak berani mengungkapan kekesalan atau perasaannya kepada orangtua. Anak cenderung melampiaskan perasaannya ke media sosial. Pada dasarnya, hubungan orangtua dan anak tergantung kepada sikap orangtua terhadap anak. Jika suasana keluarga yang kurang akrab terus berlanjut, maka tidak ada yang mengawasi segala perilaku remaja, sehingga tidak dapat mengontrol emosi dan menahan diri. Dalam kesempatan tersebut, besar kemungkinan remaja akan terjebak dalam penyerapan nilai-nilai dan perbuatan yang menyimpang, seperti perilaku agresi (Saputra, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek mendapatkan skor yang rendah dalam mengungkapkan perilaku agresif di media sosial pribadi mereka. Hal ini tidak sejalan dengan fenomena remaja yang menuangkan ekspresi perasaannya ke dalam media sosial. Oleh sebab itu, peneliti menduga terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap perolehan skor yang rendah pada sampel data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Permasalahan yang terjadi dalam masa remaja tidak terselesaikan, apabila pola komunikasi dan pengasuhan kurang baik. Remaja cenderung mencari kenyamanan di luar keluarga, seperti pada media sosial (Gaertner & Rathert, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Penelitian ini mampu membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar. Selain itu, penelitian ini belum mampu melihat situasi secara spesifik terkait pada pola asuh yang diterapkan pada masing-masing subjek. Kemungkinan, pola asuh yang diberikan kepada subjek sudah lebih efektif dan komunikatif, sehingga tidak terjadi perilaku agresif remaja pengguna media sosial yang dilakukan. Penelitian ini memiliki keterbatasan dari hasil data, sehingga hasil data dari penelitian ini terdistribusi secara tidak normal. Koefisien determinasi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel pola asuh otoriter orangtua pada anak memiliki pengaruh 0,4 % terhadap variabel perilaku agresif remaja di media sosial. Hasil koefisien determinasi ini juga menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi pola asuh otoriter dan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu, terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orang tua dengan intensi perilaku agresi di media sosial pada remaja. Hal ini dapat dilihat berdasarkan koefisien korelasi (r) adalah 0,065 dengan nilai signifikansi (p) adalah 0,230 ( p < 0,05). Semakin tinggi pola asuh otoriter orang tua, maka semakin tinggi intensi perilaku agresi di media sosial pada remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pola asuh otoriter orang tua, maka semakin rendah intensi perilaku agresi di media sosial pada remaja. B. Saran Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, baik secara teoretis dan praktis, peneliti memberikan saran sebagai berikut : a. Bagi Orangtua Pola asuh orangtua sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak. Orangtua dapat memberikan kebebasan yang masih dalam pengawasan. Hal ini agar anak belajar untuk bertanggungjawab pada tindakan yang dilakukannya. Orangtua juga perlu berkomunikasi
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
dengan anak secara intens agar saling membuka diri dan membangun hal-hal yang positif. b. Bagi Remaja Remaja perlu memahami pola asuh yang diterapkan dari orangtua. Remaja yang mampu memahami pola asuh dari orangtua akan lebih bertanggungjawab atas setiap perilaku yang dilakukan. Bentuk tanggungjawab yang diterapkan remaja, akan membentuk sikap yang terbuka bagi remaja ke orangtuanya. Remaja juga diharapkan dapat mengelola emosi dengan cara yang lebih tepat. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mencari sampel data yang lebih banyak dibandingkan penelitian ini. Penelitian ini belum mampu melihat situasi secara spesifik terkait pada pola asuh yang diterapkan masing-masing subjek. Oleh karena dalam penelitian ini intensi perilaku agresi dengan kategori tinggi di media sosial terdapat 6%, maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih maksimal. Hasil ini kurang sempurna, untuk itu peneliti selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel dan juga variabel-variabel lain dengan tambahan faktor lain, agar dapat lebih sempurna dalam melakukan penelitian pola asuh orang tua yang berkaitan dengan perilaku agresi pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H, D. R. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Bandung : Refika Aditama Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Belajar Beebe, S. A., Beebe, S. J., Redmond, M. V. (2011). Interpersonal Communication Relating To Others 7th Edition. United States : Pearson. Berkowitz, L. (1995). Agresi I. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo Chartika, E.D.P. (2012). Hubungan Pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial anak usia sekolah di SDN Kledokan Depok Sleman Yogyakarta. Universitas Respati Yogyakarta. Cresswell, J. W. (2012). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Pendekatan Kuantitatif Dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Belajar Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan. Ghalia Indonesia Dayakisni, T. (1998). Perbedaan Intensi Prososial Siswa-Siswi Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua. Jurnal Psikologi No. 1 Tahun Ke-XVI. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Pekalongan : UMM Press. De Vito, J. A. (2011). Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Tangerang : Kharisma Publishing Group Dewi, N. P. A. R. & Susilawati, L. K. P. A. (2016). Hubungan Antara Kecenderungan Pola Asuh Otoriter (Authoritarian Parenting Style) dengan Gejala Perilaku Agresif Pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana 3 (1) 108116. Universitas Udayana Edmund, G., & Kendrick, D. C. (1980). The Measurement Of Human Agressiveness. International Edition : John Willey & Sans Ernawati, N., & Wibowo, A. (2016). Hubungan Pola Asuh Otoriter dan Intensitas Penggunaan Media Massa Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas V Se-Kecamatan Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. UNIVERSITAS PGRI Yogyakarta
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Firmansyah, A. (2010). Situs Jejaring Sosial Menggunakan Elgg. (Makalah Tidak Diterbitkan). Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika. ITB. Bandung Gaertner, A. E & Jamie L. R, (2010). Sources Of Parental Knowledge as Moderators Of The Relation Between Parental Psychological Control and Relational and Physical / verbal Aggression, Journal of Verbal Aggression, 10, 607-616. Hurlock, E. B. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Idris, Z. & Jamal, L. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo Khang, H., Ki, E., Ye, L (2012). Social Media Research In Advertising, Communication, Marketing And Public Relation 1997-2010. Sage Journal Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : Pt. Erasco Kountur, R. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta : PPM Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif, Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Belajar Lin, S. (2012). Instant Messaging on Interpersonal Relationship: How It Brings Intimacy and Negative Feeling. Unpublished Thesis, School of Journalism and Communication The Chinese University of Hong Kong. Malik, A. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritatif, Kontrol Diri, Keterampilan Komunikasi Dengan Agresivitas Siswa. Universitas Ahmad Dahlan. Mikami, A. Y., Szwedo, D. E., Allen, J. P., Evans, M. A., & Hare, A. L. (2010). Adolescent peer relationships and behavior problems predict young adults’ communication on social networking websites. Developmental Psychology,46(1). Mussen. (2004). Pengembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta : Archan Nawawi, M. Rn. (2008). Jejaring Sosial (Social Networking). Diunduh dari http://www.ridwanforge.net/blog/jejaring-sosial-socialnetworking. Nurus, S. 2009. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Konsep Diri Pada Remaja Usia 15-18 Tahun Di SMA PGRI Tuban (Tesis Magister). Universitas Negri Jember. Jember. Papalia, D. E., Wendkos, S., & Feldman, R. D. (2008). Human Development. Jakarta : Kencana Paputungan, K. (2017). Kurangnya Perhatian Orangtua Pada Pendidikan Anak. Diunduh dari http://www.kompasiana.com/kartikapaputungan/kurangnyaperhatian-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak_5646a9b757a6109052640f2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Parke, R. D., & Gauvain, M. (2009). Child Psychology A Contempory Viewpoint 7th. New York : Mcgraw-Hill Periantolo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik Mudah & Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ramirez, A., Dimmick, J., Feaster, J. & Lin, S. (2008). Interpersonal media competition: the gratification niches of instant messaging, e-mail, and the telephone. Communication Research, 35, 529-547. Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta Saputra, F. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Agresif Pada remaja Di SMA Gadjah Mada Yogyakarta. Naskah Publikasi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta Sari D.P. (2008). Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Perilaku Anak. Fokus Vol. VIII (2). Sarwono. (1992). Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada Shochib, M. (1998). Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta : Rineka Cipta Steinberg, L.D. (2002). Adolescence, 6 ed. New York : McGraw Hill Company Supratiknya. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Syahreza, F. (2016, Februari). Social Media Digital. https://www.linkedin.com/pulse/social-media-digital-marketing-farhadsyah-reza Taganing, N. M. (2008). Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Agresif Pada Remaja. Universitas Gunadarma. Jakarta. Ulum, D. F. (2014). Menghadapi Tantangan Global : Peranan Media. Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. UNICEF. (2014, Februari 18). Studi Terakhir: Kebanyakan Anak Indonesia sudah online, namun masih banyak yang tidak menyadari potensi resikonya. Diunduh dari : https://www.unicef.org/indonesia/id/media_22169.html Yulianto. (2010, Februari). Sebuah Pengertian Media Sosial. Diunduh Dari : http://seputarpengertian.co.id/2014/03/seputar-pengertian-facebook.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BLUEPRINT SKALA POLA ASUH OTORITER Pola Asuh Otoriter menurut Baumrind Definisi
Pola interaksi antara anak dan
orangtua
dengan
membatasi, menghukum, memandang kontrol
pentingnya
dan
kepatuhan
tanpa syarat. Cenderung tidak
bersifat
hangat
kepada anak. Komponen
1. Kehangatan
Orangtua kurang menunjukkan kasih sayang kepada anak, keterlibatan emosi yang kurang antara orangtua dan anak, serta kurang menyediakan waktu bersama anak.
2. Kontrol
Orangtua menerapkan cara berdisiplin yang tinggi kepada anak, memberikan tuntutan
(standar
dijalankan
atau
yang
harus
dilakukan
secara
konsisten), aturan dan mengontrol setiap aktifitas anak. 3. Komunikasi
Orangtua kurang menjelaskan adanya aturan dan batasan tertentu, serta tidak memberikan penghargaan atas prestasi anak. Orangtua cenderung menerapkan komunikasi satu arah yang
tidak
memberikan
melibatkan
anak
pendapat
dan
pemahaman atas apa yang sudah didapatkan atau dialami.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Item-item Kehangatan
Orangtua
kurang
1. Orangtua
saya
menunjukkan kasih sayang
menanyakan
kepada
saya setiap hari.
anak,
keterlibatan
emosi yang kurang antara orangtua
dan
anak,
serta
2. Orangtua
aktivitas
bersama anak.
hari.
aktivitas
saya
pernah
kurang menyediakan waktu
selalu
tidak
menanyakan
3. Orangtua
saya
setiap
saya
selalu
marah ketika saya dapat nilai jelek. 4. Orangtua pernah
saya
tidak
marah
ketika
saya dapat nilai jelek. 5. Orang terhadap
saya
cuek
teman-teman
saya. 6. Orangtua
saya
selalu
bertanya saya berteman dengan siapa saya. 7. Orangtua
saya
selalu
mengajak saya bermain saat hari libur. 8. Orangtua saya sangat sibuk
dengan
pekerjaannya. 9. Orangtua
saya
sering
mengajak saya makan malam diluar. 10. Orangtua
saya
tidak
pernah mengajak saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
makan diluar. 11. Orangtua
saya
menanyakan
makanan
yang saya sukai. 12. Orangtua
saya
pernah
tidak
bertanya
makanan
yang
saya
saya
tidak
sukai. 13. Orangtua
pernah membantu dalam memecahkan masalah. 14. Orangtua
saya
selalu
membantu memecahkan masalah. 15. Orangtua
saya
tidak
pernah
bertanya
atas
luka yang saya dapatkan saat saya terjatuh. 16. Orangtua
saya
selalu
bertanya pada luka yang saya dapatkan saat saya jatuh. 17. Orangtua
saya
tidak
pernah menyuruh saya tidur saat sudah larut. 18. Orangtua menyuruh
saya saya
selalu tidur
lebih awal. 19. Orangtua
saya
selalu
memarahi saya ketika saya terlambat bangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
20. Orangtua
saya
tidak
pernah marah saat saya bangun terlambat. 21. Orangtua pernah
saya
tidak
menawarkan
sarapan di pagi hari. 22. Setiap
pagi,
saya
diingatkan
untuk
sarapan. Kontrol
Orangtua menerapkan cara
1. Saya
harus
pulang
berdisiplin yang tinggi kepada
sekolah tepat waktu.
anak, memberikan tuntutan
2. Saya tidak harus pulang
(standar dijalankan
yang atau
harus dilakukan
sekolah tepat waktu. 3. Apabila
saya
tidak
secara konsisten), aturan dan
pulang tepat waktu, saya
mengontrol setiap aktivitas
akan
anak.
hukuman. 4. Saya
mendapatkan
tidak
pernah
mendapatkan hukuman apabila
saya
tidak
pulang tepat waktu. 5. Saya
harus
belajar
selama 1 jam dirumah. 6. Saya tidak harus belajar selama 1 jam dirumah. 7. Saya
harus
memiliki
bakat non akademis. 8. Saya tidak diharuskan mempunyai bakat non akademis. 9. Saya haru mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
nilai diatas 88. 10. Perolehan saya
nilai
yang
dapatkan
dari
sekolah, tidak dibatasi oleh orangtua. 11. Saya
diwajibkan
memiliki satu kegiatan ekstrakurikuler
di
sekolah oleh orangtua. 12. Orangtua
saya
membebaskan
pilihan
ekstrakurikuler
yang
ditawarkan sekolah. 13. Dalam
pertemanan,
orangtua
saya
membatasi
hanya
2
orang teman saja. 14. Orangtua
saya
membatasi
tidak saya
berteman. 15. Orangtua
saya
mewajibkan
saya
berteman dengan sesama jenis dengan saya. 16. Orangtua
saya
membebaskan
saya
berteman. 17. Orangtua
saya
membatasi saya bermain gadget. 18. Orangtua
saya
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
membatasi saya bermain gadget. 19. Saya
harus
mengembangkan kemampuan saya dan menunjukkannya kepada orang lain. 20. Orangtua
tidak
mewajibkan saya untuk menunjukkan bakat di depan umum. 21. Waktu yang saya pakai untuk istirahat, dibatasi oleh orangtua saya. 22. Orangtua
tidak
membatasi
saya
beristtirahat. Komunikasi
Orangtua kurang menjelaskan
1. Orangtua
adanya aturan dan batasan
pernah
tertentu,
tidak
pendapat saya mengenai
memberikan penghargaan atas
dandanan yang sedang
prestasi
dipakai oleh mereka.
serta
anak.
cenderung
Orangtua menerapkan
2. Orangtua
saya
tidak
meminta
saya
selalu
komunikasi satu arah yang
menanyakan
tidak
saya mengenai apa yang
melibatkan
memberikan
pendapat
anak dan
pemahaman atas apa yang sudah dialami.
didapatkan
atau
pendapat
sedang dikenakan 3. Saat mendapatkan nilai yang bagus, saya tidak diberikan hadiah. 4. Saya selalu diberi hadiah saat saya mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
nilai bagus. 5. Orangtua
saya
pernah
tidak
bertanya
pelajaraan
yang
saya
dapatkan setiap hari. 6. Orangtua
saya
selalu
bertanya pelajaran yang saya
dapatkan
setiap
hari. 7. Orangtua
saya
selalu
menonton televisi saat saya belajar. 8. Orangtua
saya
mendampingi
selalu saya
belajar. 9. Selesai marah, orangtua saya cuek terhadap saya. 10. Selesai marah, orangtua saya
selalu
memeluk
saya. 11. Setelah saya meminta maaf,
orangtua
saya
tidak menjelaskan apa yang
harus
saya
perbaiki. 12. Setelah saya meminta maaf
orangtua
saya
selalu memberi tahu apa yang
harus
saya
perbaiki. 13. Orangtua
saya
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
pernah
menanyakan
bekal apa yang saya inginkan setiap hari. 14. Orangtua
saya
selalu
bertanya bekal apa yang saya inginkan. 15. Orangtua
saya
memberikan
telepon
selular lamanya untuk saya, saat telepan selular saya rusak. 16. Orangtua
saya
menawarkan
telepon
selular baru saat telepon selular saya rusak. 17. Orangtua pernah
saya
tidak
bertanya
saya
akan pulang jam berapa saat saya pergi. 18. Saat
saya
orangtua
saya
pergi, selalu
bertanya aakan pulang jam berapa. 19. Orangtua pernah
sata
tidak
bertanya
saya
pergi bersama siapa. 20. Saat
saya
pergi,
orangtua
saya
selalu
bertanya
saya
pergi
bersama siapa. 21. Orangtua
saya
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
mencari saat saya pergi. 22. Orangtua
saya
selalu
menanyakan keberadaan saya. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
BLUEPRINT SKALA PERILAKU AGRESI Agresivitas dalam Dayaksini Definisi
Suatu serangan yang dilakukan oleh suatu organisme
terhadap
organisme lain, objek lain atau pada dirinya sendiri Komponen
1. Verbal
Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara verbal atau lisan. Bila
seorang
mengumpat,
membentak, berdebat, mengejek, dan sebagainya, orang itu dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal. 2. Pasif
Agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan langsung dengan individu atau kelompok targetnya.
3. Tidak langsung
Tindakan agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tidak terjadi kontak verbal secara langsung.
Item-item Verbal
Agresi yang dilakukan untuk
1. Saya sering mengumpat
melukai orang lain secara
2. Saya
verbal atau lisan. Bila seorang mengumpat, berdebat,
membentak, mengejek,
dan
sebagainya, orang itu dapat
tidak
pernah
mengumpat. 3. Saya sering membentak. 4. Saya
tidak
pernah
memarahi orang lain.
dikatakan sedang melakukan
5. Saya sering mengejek.
agresi verbal.
6. Saya
tidak
pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
mengolok-olok
orang
lain. 7. Saya
suka
berdebat
dengan orang yang tidak sepaham dengan saya. 8. Saya suka mengobrol santai. 9. Saya
suka
berbicara
suka
berbicara
kotor. 10. Saya
dengan sopan. 11. Saya
suka
membicarakan
orang
lain. 12. Saya
tidak
suka
membicarakan
orang
lain. 13. Saya
selalu
membicarakan hal yang menarik kepada orang lain. 14. Saya tidak suka orang lain membicarakan hal yang
saya
anggap
menarik. 15. Saya membandingkan
selalu diri
saya dengan orang lain secara lisan. 16. Bila saya mengagumi orang lain, saya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
menyatakannya. 17. Saya
suka
mencibir
orang lain. 18. Saya
tidak
suka
mencibir orang lain. 19. Saya
senang
ketika
orang lain menyetujui pendapat saya. 20. Saya tidak senang ketika orang
lain
tidak
sependapat dengan saya. 21. Saya
lebih
menyukai
membicarakan
orang
lain dengan teman dekat saya. 22. Saya
kurang
dengan
setuju
teman-teman
ketika
mereka
membicarakan
orang
lain. Pasif
Agresi yang dilakukan oleh individu
atau
kelompok
dengan cara tidak berhadapan langsung atau (dalam hari).
dengan
kelompok lingkungan
individu targetnya sehari-
1. Saya
membicarakan
orang
lain
dengan
teman-teman saya 2. Saya
tidak
suka
membicarakan
orang
lain. 3. Saya suka menyidir. 4. Saya
suka
langsung
berbicara
ketika
ada
masalah. 5. Saya
suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
membicarakan keburukan orang lain. 6. Saya
tidak
peduli
dengan keburukan orang lain. 7. Masalah
orang
adalah
lain
hal
yang
menyenangkan
untuk
dibicarakan. 8. Saya
tidak
peduli
dengan masalah orang lain. 9. Ketika
saya
kesal
dengan orang lain saya memendamnya sendiri. 10. Ketika saya kesal dan berkumpul
dengan
teman-teman, saya akan menceritakannya. 11. Saya tidak berani untuk memarahi orang yang membuat saya kesal. 12. Saya
akan
berbicara
langsung dengan orang yang
membuat
saya
kesal. 13. Saya dengan
tidak orang
membicarakan
peduli yang saya
dibelakang. 14. Saya sangat peka dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
orang
yang
membicarakan saya di belakang. 15. Saya
tidak
membutuhkan komentar orang lain dalam urusan pribadi saya. 16. Saya
sensitif
komentar dalam
dengan
orang
urusan
lain
pribadi
saya. 17. Saya
selalu
membicarakan kejelekan orang lain dengan orang terdekat saya. 18. Saya
tidak
peduli
dengan kejelekan orang lain. 19. Saya suka orang lain sependapat dengan apa yang saya pikirkan. 20. Saya tidak setuju dengan pandangan
atau
pendapat yang sama. 21. Tidak langsung
Tindakan
agresi
yang
dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tidak terjadi kontak verbal secara langsung (dalam media sosial).
1. Saya bercerita melalui akun media sosial saya. 2. Saya bercerita melalui buku harian saya. 3. Saya menulis kegiatan sehari-hari saya di media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
sosial. 4. Saya
jarang
menulis
kegiatan sehari-hari saya di media sosial 5. Dalam
sehari,
mengganti
saya
status
di
media sosial lebih dari tiga kali. 6. Saya
jarang
menulis
status di media sosial saya. 7. Saya
menulis
status
tentang apa yang saya rasakan saat itu. 8. Saya
tidak
pernah
menuliskan yang saya rasakan di media sosial. 9. Saya selalu menuliskan peristiwa-peristiwa yang saya alami. 10. Saya jarang menuliskan peristiwa
yang
saya
alami. 11. Media
sosial
sangat
penting untuk kehidupan saya. 12. Tanpa media sosial saya dapat
melanjutkan
kehidupan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Lampiran 1 Bentuk Skala Pola Asuh Otoriter Remaja dan Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI
Disusun oleh : Emmanuel Maria Magdalena (129114058) Gusti Ayu Dara B. K
(129114068)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, 2016 Yth. Dengan hormat, Kami yang beridentitas di bawah ini : Nama
: Emmanuel Maria Magdalena dan Gusti Ayu Dara B. K
Fakultas/
: Psikologi / Psikologi
Prodi Universitas : Sanata Dharma Memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk mengisi skala penelitian berikut dalam rangka tugas akhir kami. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, kami harapkan Saudara/i mengisi skala ini dengan jujur, spontan, dan sesuai dengan kondisi saat ini. Jawaban dan data yang Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan untuk penelitian. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama Saudara/i dalam penelitian ini.
Hormat kami,
Emmanuel Maria Magdalena
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian. Semua jawaban dan informasi yang saya berikan dalam penelitian ini merupakan keadaan yang saya alami dan bukan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengizinkan penggunaan jawaban dan informasi dalam skala ini sebagai data untuk penelitian.
Yogyakarta, ...................................... Menyetujui
..........................................................................
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IDENTITAS RESPONDEN Inisial
:
Jenis Kelamin
: L/P*
Usia
: ..... tahun
Asal Sekolah
: Negeri/Swasta*
Uang saku perbulan
: Rp. ........................
Penggunaan akses internet
: Kuota pribadi**/wifi/keduanya*
Aplikasi instant messenger*** apa yang Saudara/i miliki? (beri tanda centang ‘ ’ pada aplikasi yang Saudara/i miliki)? □ BBM
□ LINE
□ WhatsApp
□ Lainnya : ................................... (tuliskan nama aplikasi)
Dalam sehari berapa jam yang Saudara/i habiskan untuk mengakses aplikasi instant messenger? (beri tanda centang ‘ ’ pada rentang waktu) □ 9 jam/hari
□ 7-8 jam/hari
□ 3-4 jam/hari
□ 1-2 jam/hari
□ 5-6 jam/hari
*
Coret yang tidak perlu
**
Kuota pribadi
: Pemakaian internet menggunakan data seluler pribadi
***
instant messenger /IM
: sarana mengirim pesan dengan akses internet
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK SKALA BAGIAN B
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat ini. 2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia. 3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujurjujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini. 4. Contoh pengerjaan : No
Pernyataan
1
Saya diharuskan pulang sekolah tepat waktu.
STS
TS
S
SS
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling sesuai. 1. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 2. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
1
Orangtua saya memilih untuk menonton televisi daripada menemani saya belajar.
2
Orang tua saya selalu mengajak saya bermain pada akhir pekan.
3
Orang tua saya selalu marah ketika saya mendapat nilai dibawah nilai standar sekolah.
4
Orang tua saya memberikan kebebasan pada pergaulan saya.
5
Orang tua saya selalu harus mengetahui aktivitas saya setiap hari.
6
Saya selalu berdiskusi tentang pelajaran di sekolah dengan orang tua.
7
Orang tua saya tahu bila saya sedang sedih.
8
Orang tua saya selalu menanyakan siapa saja teman saya.
9
Ortu tdk membatasi prestasi yg saya inginkan (ex: dpt juara lomba atau dpt juara kelas).
10
Saya diharuskan tidur tepat waktu.
11
Orang tua saya tidak mengetahui makanan yang saya sukai.
STS
TS
S
SS
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
STS
12
Orang tua saya tidak memberi ucapan selamat ketika saya meraih prestasi.
13
Orang tua saya tidak peduli dengan masalah yang saya hadapi.
14
Orang tua saya memberi rasa nyaman ketika saya menghadapi suatu masalah.
15
Ortu akan marah ketika saya tidak rapi (rambut berantakan, baju sobek, baju tidak sesuai aturan).
16
Orang tua saya mudah akrab dengan teman-teman saya, termasuk teman lawan jenis.
17
Orangtua saya tidak memberitahu letak kesalahan saat marah pada saya.
18
Saya selalu memberi tahu orang tua, kemana saya pergi dan ketika saya pulang terlambat
19
Saya selalu bercerita tentang teman dekat saya kepada orang tua.
20
Orang tua tidak ingin saya berpendapat mengenai semua urusan mereka.
21
Saya diberikan kebebasan memilih ekstrakurikuler yang saya sukai oleh orang tua.
22
Saya diharuskan pulang sekolah tepat waktu.
TS
S
SS
Lanjutkan ke nomor 23 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No
Pernyataan
23
Orang tua langsung mengobati ketika saya jatuh.
24
Pendapat saya tidak didengar oleh orangtua saya.
25
Orang tua saya langsung menghukum saat saya pulang terlambat.
26
Orang tua selalu mengantar dan menjemput saya saat di sekolah.
27
Saya akan mendapatkan hukuman ketika memecahkan vas kesayangan orang tua.
28
Orang tua sangat senang apabila teman-teman saya datang ke rumah.
29
Ketika saya sakit, orang tua tetap menyuruh saya belajar seperti hari biasa.
30
Sebelum tidur orang tua selalu menyediakan waktu untuk mengobrol.
STS
TS
S
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap. Selesai memeriksa, silakan melanjutkan ke halaman selanjutnya.
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK SKALA BAGIAN C
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat ini. 2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia. 3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujurjujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini. Contoh pengerjaan : No 1
Pernyataan
STS
TS
S
SS
Saya suka membicarakan hal yang menarik dengan teman saya.
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling sesuai. 4. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 5. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
STS
1
Saya sering misuh kepada orang lain.
2
Saya tidak suka membicarakan orang lain.
3
Dalam sehari saya mengganti status lebih dari 3x.
4
Membicarakan keburukkan orang lain adalah hal yang tabu.
5
Saya mengutarakan kekesalan saya melalui status yang saya buat.
6
Status yang saya buat bermaksud untuk menyindir orang yang tidak saya sukai.
7
Saya jarang membuat status dengan stiker atau emoji yang menggambarkan suasana hati.
8
Saya suka menyindir orang yang menyakiti saya di aplikasi IM.
9
Saya dan teman-teman saya jarang bergosip.
10
Saya menyanggupi permintaan teman saya, walau dalam hati saya merasa kesal.
11
Saya suka membicarakan hal yang menarik dengan teman saya.
TS
S
SS
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
12
Saya sering membentak orang di depan saya.
13
Saya sering mengejek orang lain.
14
Saya selalu memuji teman saya yang memiliki sikap baik.
15
Saya menghujat dalam hati, ketika saya kesal pada teman saya.
16
Ketika orang lain membicarakan saya, saya tidak peduli.
17
Saya merasa senang ketika ungkapan kekesalan saya di respon melalui IM.
18
Media sosial adalah tempat saya berkomunikasi dengan banyak orang baru.
19
Saya lebih nyaman menuliskan peristiwa penting dalam buku harian.
20
Saya lebih berani untuk memaki-maki orang melalui IM.
21
Saya pasrah apabila punya masalah.
22
Saya merasa kesal ketika teman-teman tidak merespon saya.
STS
TS
S
SS
Lanjutkan ke nomor 23 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
23
Masalah orang lain adalah urusan pribadi yang tidak pantas untuk di bicarakan.
24
Saya suka berdebat dengan orang yang tidak sepaham dengan saya.
25
Saya suka menghina orang lain bila ia membuat kesalahan.
26
Saya senang ketika orang lain menyetujui pendapat saya.
27
Saya suka menyimpan kekecewaan.
28
Saya memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain apabila masalah sudah terselesaikan.
29
Aplikasi IM memberikan kebebasan untuk mengekspresikan kekesalan.
30
Saya jarang mengakses media sosial.
STS
TS
S
SS
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap.
∞Selesai, terimakasih∞
@darabintangkejora @emmagdalena800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI
Disusun oleh : Emmanuel Maria Magdalena (129114058) Gusti Ayu Dara B. K
(129114068)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, 2016 Yth. Dengan hormat, Kami yang beridentitas di bawah ini : Nama
: Emmanuel Maria Magdalena dan Gusti Ayu Dara B. K
Fakultas/
: Psikologi / Psikologi
Prodi Universitas : Sanata Dharma Memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk mengisi skala penelitian berikut dalam rangka tugas akhir kami. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, kami harapkan Saudara/i mengisi skala ini dengan jujur, spontan, dan sesuai dengan kondisi saat ini. Jawaban dan data yang Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan untuk penelitian. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama Saudara/i dalam penelitian ini.
Hormat kami,
Emmanuel Maria Magdalena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian. Semua jawaban dan informasi yang saya berikan dalam penelitian ini merupakan keadaan yang saya alami dan bukan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengizinkan penggunaan jawaban dan informasi dalam skala ini sebagai data untuk penelitian.
Yogyakarta, ...................................... Menyetujui
..........................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IDENTITAS RESPONDEN Inisial
:
Jenis Kelamin
: L/P*
Usia
: ..... tahun
Asal Sekolah
: Negeri/Swasta*
Uang saku perbulan
: Rp. ........................
Penggunaan akses internet
: Kuota pribadi**/wifi/keduanya*
Aplikasi instant messenger*** apa yang Saudara/i miliki? (beri tanda centang ‘ ’ pada aplikasi yang Saudara/i miliki)? □ BBM
□ LINE
□ WhatsApp
□ Lainnya : ................................... (tuliskan nama aplikasi)
Dalam sehari berapa jam yang Saudara/i habiskan untuk mengakses aplikasi instant messenger? (beri tanda centang ‘ ’ pada rentang waktu) □ 9 jam/hari
□ 7-8 jam/hari
□ 3-4 jam/hari
□ 1-2 jam/hari
□ 5-6 jam/hari
*
Coret yang tidak perlu
**
Kuota pribadi
: Pemakaian internet menggunakan data seluler pribadi
***
instant messenger /IM
: sarana mengirim pesan dengan akses internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK SKALA BAGIAN B
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat ini. 2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia. 3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujurjujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini. 4. Contoh pengerjaan : No
Pernyataan
1
Saya diharuskan pulang sekolah tepat waktu.
STS
TS
S
SS
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling sesuai. 1. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 2. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
1
Orang tua tidak peduli dengan masalah yang saya hadapi.
2
Orang tua saya selalu mengajak saya bermain pada akhir pekan.
3
Saya diharuskan tidur tepat waktu,
4
Orang tua tidak membatasi prestasi yang saya inginkan (ex:dpt juara lomba atau dpt juara kelas).
5
Orang tua saya tidak memberi tahu letak kesalahan saat marah pada saya.
6
Saya selalu berdiskusi tentang pelajaran di sekolah dengan orang tua.
7
Saya selalu memberi tahu orang tua, kemanapun saya pergi dan ketika saya pulang terlambat.
8
Ketika saya sakit, orang tua tetap menyuruh saya belajar seperti biasa.
9
Orang tua saya mudah akrab dengan teman-teman saya, termasuk lawan jenis.
10
Saya diharuskan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai permintaan orang tua.
11
Orang tua saya memberi rasa nyaman ketika saya menghadapi suatu masalah.
STS
TS
S
SS
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
12
Orang tua jarang memberi ucapan selamat ketika saya meraih prestasi.
13
Pendapat saya tidak didengar oleh orang tua saya.
14
Orang tua langsung mengobati luka, ketika saya jatuh.
15
Ketika saya terjatuh karena mengendarai motor dan motor tsb rusak, saya langsung dihukum orang tua.
16
Orang tua saya sangat senang, apabila teman-teman saya datang ke rumah.
17
Setiap saya mengikuti les, PA/ngaji, atau kegiatan di luar rumah, orang tua saya selalu menunggui.
18
Saya selalu bercerita tentang teman dekat saya kepada orang tua.
STS
TS
S
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap. Selesai memeriksa, silakan melanjutkan ke halaman selanjutnya.
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK SKALA BAGIAN C
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat ini. 2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia. 3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujurjujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini. Contoh pengerjaan : No 1
Pernyataan
STS
TS
S
SS
Saya suka membicarakan hal yang menarik dengan teman saya.
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling sesuai. 4. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. 5. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
1
Saya sering misuh kepada orang lain.
2
Saya tidak suka membicarakan orang lain.
3
Saya menghujat dalam hati, ketika saya kesal pada teman saya.
4
Membicarakan keburukkan orang lain adalah hal yang tabu.
5
Saya suka menyindir orang yang menyakiti saya melalui IM.
6
Saya lebih nyaman menuliskan peristiwa penting dalam buku harian.
7
Status yang saya tulis di IM sangat ambigu, sehingga banyak orang yang salah mengartikan.
8
Saya merasa senang ketika ungkapan kekesalan saya di respon melalui IM.
9
Ketika orang lain membicarakan saya, saya tidak peduli.
10
Saya merasa kesal ketika teman-teman tidak merespon saya.
11
Saya selalu memuji teman-teman yang memiliki sikap baik.
STS
TS
S
SS
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
12
Saya sering mengejek orang lain.
13
Saya suka menghina orang lain bila ia membuat kesalahan.
14
Masalah orang lain adalah urusan pribadi yang tidak pantas untuk dibicarakan.
15
Saya suka menyimpan kekecewaan.
16
Saya memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, apabila masalah sudah terselesaikan.
17
Saya lebih berani memaki-maki orang melalui IM.
18
Saya jarang mengakses media sosial.
STS
TS
S
SS
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap.
∞Selesai, terimakasih∞
@darabintangkejora @emmagdalena800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lampiran 2 Hasil Seleksi Item Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja
1. Hasil Seleksi Item Skala Pola Asuh Otoriter Pada Remaja Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
P1
34,43
29,514
,576
,733
P2
33,55
30,600
,343
,751
P3
33,85
33,794
-,018
,780
P4
34,32
31,211
,278
,756
P5
34,16
30,639
,393
,747
P6
33,72
28,951
,552
,733
P7
34,19
31,483
,266
,757
P8
34,20
32,698
,184
,761
P9
34,06
30,393
,438
,744
P10
34,40
31,693
,353
,751
P11
34,17
29,254
,529
,735
P12
34,12
29,115
,464
,740
P13
34,18
28,806
,589
,730
P14
34,05
31,287
,336
,751
P15
34,33
31,033
,406
,747
P16
34,17
32,588
,175
,762
P17
34,02
34,267
-,067
,782
P18
33,86
30,256
,356
,750
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
2. Hasil Seleksi Item Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
A1
40,26
17,109
,402
,519
A2
39,92
17,436
,386
,525
A3
39,73
17,818
,331
,535
A4
40,23
19,276
,082
,575
A5
40,52
18,022
,243
,549
A6
39,94
19,080
,062
,583
A7
39,77
22,257
-,346
,646
A8
40,30
17,889
,243
,548
A9
40,34
17,692
,243
,548
A10
39,57
18,827
,206
,556
A11
40,74
20,773
-,154
,601
A12
40,37
17,457
,447
,519
A13
40,55
17,654
,435
,523
A14
40,70
19,007
,125
,568
A15
39,44
19,561
,072
,574
A16
40,75
18,189
,330
,538
A17
40,76
18,399
,255
,548
A18
39,41
17,633
,348
,531
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja
1. Reliabilitas Skala Pola Asuh Otoriter Pada Remaja Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
PSkorTotal 132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,762
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
2. Reliabilitas Skala Perilaku Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
ASkorTotal 132
100,0%
0
0,0%
132
100,0%
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,571
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Lampiran 4 Uji Deskriptif Mean Empirik
One-Sample Statistics N
Mean
PSkorTotal
132
Std. Deviation
36,11
Std. Error Mean
5,852
,509
One-Sample Test Test Value = 45 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t PSkorTotal
df
-17,461
Sig. (2-tailed)
131
Difference
,000
Lower
-8,894
Upper
-9,90
-7,89
One-Sample Statistics N
Mean
ASkorTotal
132
Std. Deviation
42,55
Std. Error Mean
4,505
,392
One-Sample Test Test Value = 45 95% Confidence Interval of Mean t ASkorTotal
-6,260
df 131
Sig. (2-tailed) ,000
Difference -2,455
the Difference Lower -3,23
Upper -1,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Lampiran 5 Uji Normalitas
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic PSkorTotal
,089
a. Lilliefors Significance Correction
df
Shapiro-Wilk Sig.
132
,012
Statistic ,988
df
Sig. 132
,285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic ASkorTotal a.
df
,108
Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk Sig.
132
,001
Statistic ,990
df
Sig. 132
,456
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Lampiran 6 Uji Linearitas
ANOVA Table Sum of Squares ASkorTotal *
Between
(Combined)
PSkorTotal
Groups
Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
738,865
27
27,365
1,482
,082
13,201
1
13,201
,715
,400
725,664
26
27,910
1,512
,075
Within Groups
1919,862
104
18,460
Total
2658,727
131
Deviation from Linearity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Lampiran 7 Uji Hipotesis
Correlations PSkorTotal Spearman's rho
PSkorTotal
Correlation Coefficient
1,000
,065
.
,230
N
132
132
Correlation Coefficient
,065
1,000
Sig. (1-tailed)
,230
.
N
132
132
Sig. (1-tailed)
ASkorTotal
ASkorTotal