HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA

Download terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil. Tujuan secara ...

0 downloads 484 Views 238KB Size
31

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil 1

Lindung Purbadewi , Yuliana Noor Setiawati Ulvie

2

1Program Studi Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta 2Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRACT Mother Mortality Rate 2003 in Indonesia is still high which is 307/100.000 live birth. The main cause of maternal death inter alia postpartum bleeding, eklampsi, infection diseases, and placenta previa, which all of it have a source from iron deficiency anemia. The cohort register of pregnant mother at Public Health Service Moyudan state that the pregnant mother number 2007 is 377 person and 180 (47,75%) of pregnant mother experiences anemia and based on the introduction study it had found that 4 out of 5 pregnant mother did not have

good knowledge about anemia. The Objective is To know the correlation of knowledge level about anemia with the anemia case on pregnant mother in Public Health Service Moyudan Sleman Yogyakarta

number 2009. The Method is analytical descriptive research with cross-sectional method. The sample was taken by using accidental sampling technique of 42 persons. The data about characteristics and knowledge of pregnant mother were obtained from questionnaire, and Hb level data of pregnant mother was obtained from pregnant mother cohort register. It uses chi square analysis to know the correlation between knowledge level of anemia case with anemia

case. Most of respondents (90,5%) are health include in reproductive age (20-35 years old) is 90,5%, the respondents of high school education level (SMA, SMK/equal level) are 61,9% and unemployed pregnant mothers are 59,5%. Percentage the knowledge level of respondents about anemia is equal between good and bad category which is 50% and the experience anemia of pregnant mother is 64,3%. The results of chi square analysis is p value 0,000 <

0,05 (p < α) with contingency coefficient rate of 0,480. There is middle level correlation between the knowledge level about anemia with

anemia cases on pregnant mothers at Public Health Service Moyudan Sleman Yogyakarta

Keyword : Knowledge level, pregnant mother, anemia

JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

http://jurnal.unimus.ac.id

32 PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 307/100.000 kelahiran hidup dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2003). Penyebab kematian ibu ada 2, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penyebab utama kematian

, eklampsi, penyakit infeksi, dan plasenta

maternal antara lain perdarahan pasca postpartum

previa yang semua bersumber pada anemia defisiensi besi.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil. Tujuan secara umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan Sleman Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan

cross-

sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang tercatat di register kohort ibu hamil dan memeriksakan kehamilan di Puskesmas Induk Moyudan, Sleman, Yogyakarta pada

bulan Januari-November 2008 yaitu sebanyak 55 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental samplingyaitu teknik penentuan sampel berdasarkan ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Induk Moyudan pada tanggal 9 Februari sampai 7 Maret 2009 dan memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 42 ibu hamil.

Jenis pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia menggunakan kuesioner, dan kejadian anemia diperoleh dari register kohort ibu hamil Puskesmas Induk Moyudan. Data

dianalisis secara deskriptif analitik dengan chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Ibu Hamil yang termasuk dalam kelompok umur reproduksi sehat adalah ibu yang

hamil pada umur antara 20-35 tahun. Ibu hamil dalam kelompok umur ini telah JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

33 mempunyai organ reproduksi yang dapat berfungsi dengan baik. Sebagian besar responden termasuk dalam umur reproduksi sehat (berumur 20-35 tahun) yaitu sebanyak 38 orang (90,5%) dan yang termasuk kategori umur reproduksi tidak sehat (berumur >35 tahun) sebanyak 4 orang (9,5%).

Dilihat dari pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan tingkat menengah (SMA, SMK/sederajat) yaitu sebanyak 26 orang (61,9%), yang berpendidikan tingkat dasar (SMP) sebanyak 10 orang (23,8%), dan yang berpendidikan tinggi (diploma, sarjana) sebanyak 6 orang (14,3%).

Dilihat dari pekerjaan responden sebagian besar adalah tidak bekerja (IRT atau Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 25 orang (59,5%) dan yang bekerja (PNS atau Pegawai Negeri Sipil, karyawan swasta, buruh, pedagang) sebanyak 17 orang (40,5%). Ibu hamil yang berpendidikan menengah (SMA, SMK/sederajat) biasanya mempunyai pola pikir yang cukup baik apabila menginginkan kondisi kehamilannya sehat dan janin mampu berkembang dengan baik. Ibu hamil yang tidak berkerja berarti tidak mempunyai penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjadi tanggung jawab suami. Dengan kata lain

ibu yang tidak bekerja cenderung lebih berat beban ekonomi keluarga. Kondisi demikian berpengaruh terhadap aksesbilitas mendapat pengetahuan lebih tinggi dan memperoleh fasilitas kesehatan untuk mencegah kejadian anemia. B. Tingkat Pengetahuan tentang Anemia Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang anemia pada responden, 21 orang (50%) termasuk kategori baik dan 21 orang (50%) lainnya termasuk kategori kurang. Persentase ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan kurang di Puskesmas Moyudan adalah sama yaitu masing-masing 50%. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang tentang anemia akan berperilaku negatif, sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik akan berperilaku positif dalam hal ini adalah perilaku untuk mencegah atau mengobati anemia. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengetahuan tentang anemia kepada ibu hamil. Peningkatan pengetahaun tentang anemia ini dapat

dilakukan dengan cara penyuluhan yang berdasarkan karakteristiknya agar materi penyuluhan dapat diterima oleh semua ibu hamil meskipun karakteristiknya berbeda. Misalnya, pemberian penyuluhan

rendah JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

pada ibu

hamil yang berpendidikan

34 menggunakan cara berbeda dengan penyuluhan yang dilakukan pada ibu hamil yang berpendidikan tinggi. C. Kejadian Anemia Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kadar Hb <11 gr% atau menderita anemia yaitu sebanyak 27 orang (64,3%) dan memiliki kadar Hb ≥11 gr% atau tidak menderita anemia sebanyak 15 orang (35,7%).

Anemia pada kehamilan secara langsung disebabkan oleh malnutrisi, kurang zat besi, malabsorpsi, dan penyakit kronis (TB, malaria, cacingan, dan lain-lain). Secara tidak langsung dapat diakibatkan oleh umur ibu waktu hamil, pengetahuan tentang anemia pada kehamilan, paritas, dan lain sebagainya. Ibu hamil yang menderita anemia berisiko terhadap gangguan tumbuh kembang janin bahkan berisiko terhadap persalinan. Oleh karena itu dengan mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia dapat ditentukan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan. D. Kejadian Anemia Responden Berdasarkan Karakteristik Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian anemia dialami oleh responden dengan berbagai karakteristik. Dari 38 orang berumur reproduksi sehat 23 orang (60,5%) mengalami anemia dan 15 orang (39,5%) tidak anemia. Dari 4 orang berumur reproduksi tidak sehat seluruhnya (100%) mengalami anemia. Dari 10 orang berpendidikan dasar 9 orang (90%) mengalami anemia dan 1 orang

(10%) tidak anemia. Dari 26 orang berpendidikan menengah 16 orang (61,5%) mengalami anemia dan 10 orang (38,5%) tidak anemia. Dari 6 orang berpendidikan tinggi 2 orang (33,3%) mengalami anemia dan 4 orang (66,7%) tidak anemia.

Dari 17 orang yang bekerja 13 orang (76,5%) mengalami anemia dan 4 orang (23,5%) tidak anemia. Dari 25 orang yang tidak bekerja 14 orang (56%) mengalami anemia dan 11 orang (44%) tidak anemia.

Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase umur ibu hamil dapat diketahui bahwa persentase ibu hamil yang termasuk umur reproduksi tidak sehat lebih banyak yang menderita anemia dibanding ibu hamil yang termasuk umur reproduksi sehat. Ibu hamil dalam kelompok umur reproduksi tidak sehat yaitu ibu hamil yang berumur >35 tahun mempunyai organ reproduksi yang kurang dapat berfungsi dengan baik. Kemampuan usus

halus pada ibu hamil yang termasuk umur reproduksi tidak sehat kurang dapat mengabsorpsi zat besi yang terkandung dalam makanan sehingga kurang mampu men-

JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

35 supply darah secara cukup ke plasenta sehingga mengakibatkan terjadinya anemia saat kehamilan. Mengenai persentase pendidikan ibu hamil, ada kecenderungan bahwa ibu hamil yang berpendidikan dasar lebih banyak yang mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang berpendidikan menengah dan ibu hamil yang berpendidikan menengah lebih banyak yang mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin sedikit

jumlah ibu hamil yang menderita anemia. Ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih mampu berperilaku baik untuk mencegah terjadinya anemia saat hamil dibanding ibu hamil yang berpendidikan dasar. Melalui pendidikan, setiap ibu hamil dapat melatih daya pikir sehingga memudahkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Dalam hal kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pekerjaan tampak persentase lebih besar pada ibu hamil yang bekerja. Pekerjaan merupakan suatu aktivitas sehingga memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan menentukan jumlah penghasilan yang diterima. Ibu hamil yang bekerja berarti mempunyai penghasilan untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu hamil yang mempunyai penghasilan berhubungan

dengan kemampuan ibu hamil untuk memperoleh pengetahuan tentang anemia karena tercukupi keuangan keluarga. Rendahnya tingkat ekonomi pada ibu hamil yang tidak bekerja mengakibatkan

kemampuan ibu hamil untuk memperoleh informasi dan melakukan pemeriksaan kehamilan menjadi berkurang. Namun, disisi lain ibu hamil yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu luang sehingga dapat digunakan untuk mengikuti berbagai penyuluhan meskipun mempunyai keterbatasan

dalam hal keuangan.

Pengetahuan yang diperoleh ibu hamil tidak bekerja ini berpengaruh terhadap rendahnya kejadian anemia ibu hamil dibanding ibu yang bekerja. E. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian Anemia. Hasil penelitian menunjukkan dari 27 responden yang mengalami anemia sebanyak 8 orang (29,6%) memiliki tingkat pengetahuan tentang anemia dalam kategori baik dan 19 orang (70,4%) memiliki tingkat pengetahuan tentang anemia dalam kategori kurang. Dari 15 orang responden yang tidak mengalami anemia sebanyak 13 orang (86,7%) memiliki pengetahuan tentang anemia dalam kategori baik dan 2 orang (13,3%) memiliki tingkat

pengetahuan tentang anemia dalam kategori kurang.

JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

36 Hasil analisis dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai chi square hitung 2

(X hitung) sebesar 12,548. Berdasarkan nilai df (degree of freedom) sebesar 1 dan taraf 2

2

2

signifikansi 5% diketahui X tabel sebesar 3,841. Hal ini berarti bahwa X hitung > X

tabel (12,548 > 3,841). Selain itu dapat dilihat dari nilai p yaitu sebesar 0,000 < 0,05 (p < α), berarti ada hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan Sleman Yogyakarta.

Nilai contingency coeficient

menunjukkan angka 0,480. Berdasarkan pedoman

interpretasi tingkat keeratan hubungan, maka nilai koefisien kontingensi (contingency

coeficient) sebesar 0,480 berada dalam interval nilai 0,40-0,599 yang berarti hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan Sleman Yogyakarta termasuk dalam tingkatan sedang. Tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan masih

banyak yang termasuk kategori kurang. Ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang anemia berarti pemahaman tentang pengertian anemia, hal-hal yang menyebabkan anemia, tanda dan gejala anemia, hal-hal yang diakibatkan apabila terjadi

anemia, maupun tentang perilaku kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia menjadi kurang untuk dapat menghindari terjadinya anemia kehamilan. Pengetahuan yang kurang tentang anemia mempunyai pengaruh terhadap perilaku kesehatan khususnya ketika seorang wanita pada saat hamil, akan berakibat pada kurang optimalnya perilaku kesehatan ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia kehamilan. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang tentang anemia dapat berakibat pada

kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi selama kehamilan yang dikarenakan oleh ketidaktahuannya. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia kehamilan. Anemia disebabkan: kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak saat persalinan atau haid yang lalu, dan penyakit kronik seperti : TB paru, cacing usus, dan malaria. Tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe atau tablet zat

besi oleh ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap kejadian anemia. Anemia kehamilan terjadi karena cara minum tablet zat besi dengan menggunakan kopi atau teh yang bersifat mengikat zat besi, sehingga zat besi tidak bisa diabsorpsi tubuh.

JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

37 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1.

Ibu hamil di Puskesmas Moyudan sebagian besar termasuk umur reproduksi sehat (berumur 20-35 tahun), berpendidikan menengah (SMA, SMK/sederajat) dan tidak

bekerja (IRT).

2.

Jumlah ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dan kurang di Puskesmas

Moyudan secara umum sama.

3.

Ibu hamil di Puskesmas Moyudan sebagian besar mengalami anemia.

4.

Ada hubungan dalam tingkatan sedang antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan Sleman Yogyakarta

.

SARAN Hal-hal yang dapat penulis sarankan sehubungan dengan hasil penelitian tersebut

adalah sebagai berikut :

1.

Bagi Puskesmas Moyudan Puskesmas Moyudan diharapkan membuat program pemberian penyuluhan kepada masyarakat dengan strategi yang berbeda antara masyarakat yang berpengetahuan baik dan kurang agar masyarakat lebih mudah memahami anemia yang pada akhirnya dapat

menurunkan kejadian anemia.

2.

Bagi Ahli Gizi Ahli gizi diharapkan membuat program secara lintas sektor yang berorientasi pada kemampuan ibu membuat menu makan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin saat

kehamilan sehingga ibu hamil termotivasi untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi.

3.

Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang kejadian anemia pada ibu hamil diharapkan menggunakan variabel bebas selain faktor pengetahuan, misalnya

pengalaman. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

38 Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. BPS, BKKBN, Depkes RI, ORC Macro. 2003. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. Jakarta. Depdiknas. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Depkes RI. 2003. Gizi dalam Angka. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat

dan Direktorat Gizi Masyarakat. Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2007. DIY. Yogyakarta: Dinas

Profil Kesehatan Propinsi

Kesehatan Propinsi DIY.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998.

Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidang. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. 1998.

Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi 2

Jakarta: EGC.

.

Mokodompit, Yuniarti. 2008. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Gakin di Kecamatan Undaha Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. (Skripsi) tidak diterbitkan. Program Studi Gizi Masyarakat FK UGM.

Yogyakarta. Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nora, Rika Varia. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Pola Makan Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia Kehamilan di Kabupaten Indragiri Hulu. (Skripsi) tidak diterbitkan.

Program Pasca Sarjana FK UGM. Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1

39 Susyati, Elli. 2008. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Kluwut Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. (Skripsi) tidak diterbitkan. Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik STIKES Respati. Yogyakarta.

Tarwoto & Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil Konsep dan Penatalaksanaannya. Jakarta: Trans Info Media. Warda. 2005. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia pada Kehamilan di RSIA Siti Fatimah Makasar Sulawesi Selatan Tahun 2005.

(Skripsi) tidak diterbitkan. Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik UGM. Yogyakarta.

JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG APRIL 2013, VOLUME 2, NOMOR 1