HUBUNGAN UKURAN MEJA DAN KURSI ERGONOMIS

Download untuk mendeskripsikan bahwa ukuran meja dan kursi yang ergonomis dapat ..... Jurnal. Medika Respati No.4 , 1-12. Antropometri Indonesia. (2...

0 downloads 422 Views 715KB Size
Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-kanak Dewi Sartika Surabaya Rizky Sugianto Putri [email protected] Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya

Abstract Back pain is one of the diseases that accompany the process of human evolution. Back pain can be caused by the incorrect sitting position, which is supported by the table and chair that are not ergonomics. This research use the children as the subject, for the purpose to describe that the ergonomics table and chair can provide comfortable, which is expressed by the sitting position at school. The problem in this research is the effect of ergonomics table and chair to the children’s sitting position when studying at school. The method that used in this research is doing Anthropometric measurement to 53 subject. Another measurements were also done to the table and chair, and then both of the datas will be compared for further analysis. All of the data were processed using Microsoft Excel and analyzed using descriptive statistic. Additional data are presented by a video recording when the subjects doing their activity at school. The result of this research is the tables are considered quite appropriate or ergonomics for the subjects, while the chairs are considered not appropriate or not ergonomics for the subjects. The impact of those discomfort because of not appropriate table and chair is incorrect sitting position, like bend down. The conclusion of this research is proven that the ergonomic tables and chairs are affect the comfort of the users, and it is expressed through by sitting position. Keyword: Back Pain, Sitting Position, Anthropometric Measurement, Ergonomic, Feeling Comfortable.

ABSTRAK Nyeri punggung adalah salah satu penyakit yang menyertai proses evolusi manusia. Terjadinya nyeri punggung salah satunya dapat disebabkan oleh posisi duduk yang salah, yang ditunjang meja dan kursi yang tidak ergonomis. Penelitian ini menjadikan anak-anak sebagai subyek penelitian, dengan tujuan untuk mendeskripsikan bahwa ukuran meja dan kursi yang ergonomis dapat memberikan kenyamanan, yang ditunjukkan dalam posisi duduk anak ketika berada di sekolah. Permasalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh dari meja dan kursi yang ergonomis terhadap posisi duduk anak ketika belajar di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengukuran Antropometri pada 53 subyek penelitian. Pengukuran lain juga dilakukan pada meja dan kursi, kemudian kedua data tersebut diperbandingkan untuk dianalisis lebih lanjut. Seluruh data diolah menggunakan Microsoft Excel dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Data tambahan lain disajikan dengan media perekaman gambar subyek penelitian ketika beraktifitas di sekolah. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa meja yang digunakan dinilai cukup sesuai atau ergonomis bagi subyek penelitian, sedangkan kursi yang digunakan dinilai tidak sesuai atau tidak ergonomis bagi subyek penelitian. Dampak dari ketidaknyamanan tersebut adalah posisi duduk yang salah, contohnya membungkuk. Simpulan dari penelitian ini adalah terbukti bahwa meja dan kursi yang ergonomis mempengaruhi kenyamanan dari penggunanya, dan ditunjukkan melalui posisi duduk. Kata Kunci: Nyeri Punggung, Posisi Duduk, Pengukuran Antropometri, Ergonomis, Kenyamanan.

BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 277

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

M

anusia adalah makhluk yang

dihabiskan untuk duduk di sekolah, dua

paling sukses berevolusi di

sampai empat jam dihabiskan untuk me-

Bumi, salah satu dampak ter-

ngerjakan tugas rumah, tiga jam dihabis-

besar dari proses evolusi tersebut adalah

kan untuk beristirahat, dan satu jam diha-

kemampuan manusia untuk berjalan de-

biskan untuk makan (Entelo, 2012). Maka

ngan tegak menggunakan kedua kaki

posisi duduk yang baik harus dilatih dan

(Klein, 1999:498-499). Nyeri punggung

dibiasakan sejak kecil. Melatih posisi du-

adalah salah satu penyakit yang menyertai

duk dapat dilakukan dengan beberapa

proses evolusi manusia, yang diakibatkan

langkah, seperti: (1) Mengusahakan kedua

oleh beban gravitasi pada tulang pung-

telapak kaki dapat berpijak di lantai, apa-

gung (Tempo, 2013). Faktor-faktor yang

bila kaki tidak dapat berpijak di lantai da-

menyebabkan penyakit nyeri punggung

pat digunakan bantalan kaki sebagai peno-

ini dapat terjadi, salah satunya dikarena-

pang; (2) Seimbangkan panggul dan lutut

kan posisi duduk yang salah dan ditunjang

pada ketinggian yang sama; (3) Usahakan

oleh meja serta kursi yang tidak ergono-

punggung untuk tegak sekitar 90º atau

mis. Berdasarkan penelitian yang pernah

apabila bersandar usahakan tidak lebih

dilakukan, keluhan nyeri punggung yang

dari 110º; (4) Bantalan lunak pada pung-

akibat posisi duduk yang salah, adalah se-

gung bagian bawah juga dapat digunakan

besar 39,7% (Andika, et al., 2012).

sebagai penopang lumbar; (5) Posisikan

Duduk adalah kegiatan yang paling

bahu dengan santai tanpa menariknya ke

sering dilakukan oleh siapa saja dan di

belakang atau ke depan; (6) Usahakan

mana saja. Dalam penelitian ini berfokus

kepala dan dagu agar tetap lurus dan tetap

pada anak-anak sebagai subyek penelitian,

santai (Mayo Clinic Staff, 2011).

dikarenakan anak-anak cenderung malas

Cara lain untuk melatih dan mem-

untuk memperhatikan posisi yang baik di

biasakan posisi duduk yang baik adalah

setiap aktifitasnya. Apabila posisi duduk

dengan menggunakan meja dan kursi er-

yang salah terus dibiarkan, maka posisi

gonomis. Meja dan kursi yang ergonomis

tersebut akan terus dilakukan hingga de-

dibuat dengan mengutamakan kesesuaian

wasa. Sebanyak 12-15 jam keseharian

antara ukuran produk dengan anatomi tu-

anak-anak dihabiskan dengan duduk, con-

buh penggunanya. Ergonomis secara um-

tohnya seperti empat sampai tujuh jam

um diterapkan dalam produk sehari-hari BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 278

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

dengan tujuan nilai efisiensi kerja untuk

Masalah Penelitian

mengurangi beban atau rasa lelah ketika

Masalah utama dalam penelitian ini ada-

bekerja, nilai keamanan untuk menghin-

lah: Adakah pengaruh meja dan kursi yang

dari resiko gangguan kesehatan, serta

ergonomis terhadap posisi duduk anak

kenyamanan manusia pada postur kerja

ketika belajar di sekolah? Masalah ini di-

(Wilson, 2000; Nurmianto, 2008).

pilah menjadi tiga pertanyaan penelitian,

Perancangan meja dan kursi yang

yaitu: (1) Bagaimanakah gambaran meja

baik atau ergonomis memanfaatkan ilmu

dan kursi yang dipakai di sekolah?; (2) Be-

Antropometri,dengan tujuan mencari ben-

rapa persentase anak yang duduk sesuai

tuk meja dan kursi yang sesuai dengan

ukuran meja dan kursi di sekolah?; dan

penggunanya (Antropometri Indonesia,

(3) Bagaimana posisi duduk anak ketika

2013). Berbagai tipe, bentuk, warna, serta

berada di sekolah?.

desain dari meja dan kursi yang ergonomis dapat dijumpai di pasaran, dengan harga yang beragam (Noel, 2010). Terpenuhinya faktor ergonomis dalam pembuatan meja dan kursi, dapat memberikan banyak keuntungan seperti rasa nyaman bagi penggunanya. Arti dari rasa nyaman sendiri menurut Kroemer, adalah: (1) Tidak ada beban psikologis karena lingkungan nyaman; (2) Memberi pengaruh baik terhadap pengguna karena penampilan (desain) yang menarik; (3) Adanya sandaran atau bantalan dan ruang pada lumbar; (4) Memberikan rasa aman; (5) Memberikan nilai kesehatan, kepuasan dan kesenangan; (6) Memberikan nilai keringanan pengguna; (7) Memberikan nilai relaksasi pengguna (Kroemer, et al., 2001).

Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bahwa ukuran meja dan kursi yang ergonomis, dapat memberikan kenyamanan yang ditunjukkan dalam posisi duduk anak-anak ketika di sekolah. Rasa nyaman yang diperoleh dapat mempengaruhi posisi duduk yang menunjang produktifitas kerja, atau prestasi belajar di sekolah. Sebaliknya rasa tidak nyaman dapat mempengaruhi posisi duduk yang tidak benar. Manfaat praktis dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan fasilitas di lokasi penelitian, yakni meja dan kursi memiliki nilai ergonomis atau tidak. Apabila tidak didapati nilai ergonomis, maka hasil dari penelitian ini diharapkan BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 279

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

dapat dijadikan masukan bagi pihak seko-

yang berusia 13 tahun. Penelitian yang

lah untuk lebih memperhatikan sisi ergo-

bertujuan untuk menyelidiki perubahan

nomi dari jenis fasilitas yang digunakan.

yang terjadi pada fungsi paru dihubung-

Tinjauan Pustaka Osmo Hannienen dan Koskelo (2003) melakukan penelitian dengan membandingkan dampak dari bentuk meja kursi yang ergonomis dan tidak ergonomis di tiga SMA berbeda, yang dapat mengakibatkan ketegangan otot serta back pain. Hasil yang didapatkan adalah pada kelas yang tidak diberi meja kursi ergonomis muridmurid mengalami sakit kepala, sakit punggung, nyeri leher dan bahu (Hannienen, et al., 2003). Suhardiono melakukan penelitian yang menitikberatkan minimnya perhatian terhadap aspek ergonomis di Indonesia. Penelitian tersebut berfokus pada dampak meja dan kursi yang tidak ergonomis bagi anak sekolah dasar (SD). Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ketidaksesuaian meja kursi SD, menurunnya respon murid-murid SD akibat kelelahan, menurunnya tingkat konsentrasi dan banyaknya keluhan fisik seperti pusing, lengan sakit, lelah dan leher sakit (Suhardiono, 2005:28-24). Hojat dan Mahdi melakukan penelitian pada dua puluh anak laki-laki Iran

kan dengan perubahan postur ketika duduk, yakni membungkuk (khyphotic), tegak dan merosot. Simpulan yang didapat adalah posisi duduk mempengaruhi kesehatan fungsi paru, terutama posisi duduk merosot (Hojat, et al., 2011). Kristanto dan Saputra melakukan penelitian pada pekerja industri pemotongan krupuk rambak di Rembang. Keluhan yang disampaikan oleh para pekerja selama melakukan aktifitas tersebut adalah rasa sakit pada bagian tubuh tertentu dan hal tersebut mengakibatkan hasil produksi menjadi tidak optimal. Hasil dari penelitian ini adalah bertambahnya produktifitas dari industri rambak tersebut, dari 9,068 detik/unit dan 396 unit/jam menjadi 7,377 detik/unit dan 468 unit/ jam. Peningkatan produktifitas setelah dibuatnya meja dan kursi ergonomis tersebut adalah sebesar 18,18% (Kristanto, et al., 2011). Andika dkk melakukan penelitian pada para pembatik di Yogyakarta, di mana setiap harinya para pembatik tersebut bekerja dengan duduk di sebuah kursi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan pembatik tersebut keBioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 280

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

tika menggunakan kursi yang ergonomis

Metode dan Prosedur Penelitian

dan non ergonomis. asil dari penelitian ini

Terpilihnya TK Dewi Sartika (Jl. Karang

adalah dari 20 responden yang diambil, 17

Rejo Timur III/42 Surabaya) sebagai lo-

diantaranya mengalami nyeri punggung

kasi penelitian, telah dipertimbangkan

(85%) dan 3 diantaranya tidak mengalami

dan didasarkan pada beberapa alasan se-

(15%) (Andika, et al., 2012).

bagai berikut: (1) Jumlah murid yang cu-

Kekurangan

penelitian-penelitian

kup memadai dan tidak terlalu banyak di

tersebut merupakan celah untuk dilaku-

setiap kelasnya, jumlah murid menjadi

kannya penelitian ini, yakni belum ada

faktor yang penting guna menentukan

yang melakukan penelitian pada usia ka-

efektif tidaknya keberlangsungan peneli-

nak-kanak (pre school). Usia kanak-kanak

tian ini; (2) TK Dewi Sartika merupakan

atau usia ketika mulai masuk TK meru-

salah satu TK senior di daerah Surabaya

pakan tahapan awal bagi adaptasi anak

Selatan yang menjadi pioneer untuk TK

menuju lingkungan baru terlepas dari ke-

lain di sekitarnya; dan (3) TK Dewi Sartika

luarganya. Oleh sebab itu peran guru se-

merupakan salah satu TK kelas menengah

bagai orang tua di sekolah amat penting,

di daerah pemukiman warga, yang mem-

karena senantiasa harus selalu mengawasi

buat lingkungan sekolah tersebut menarik

aktifitas anak-anak di sekolah. Dalam pe-

untuk dijadikan lokasi penelitian.

nelitian ini juga ditunjukkan dengan jelas

Metode yang digunakan dalam pe-

posisi duduk anak-anak ketika beraktifitas

nelitian ini adalah dengan cara melakukan

di sekolah, yang mana hal tersebut tidak

pengukuran Antropometri kepada subyek

ditemukan pada lima penelitian itu. Peng-

penelitian.Pengukuran Antropometri yang

gunaan media perekaman gambar sebagai

dilakukan pada sampel, adalah dengan

salah satu instrumen penelitian ini, di-

mengukur (Glinka, et al., 2008:55): (1)

harapkan dapat memberi gambaran yang

tinggi badan (TB); (2) tinggi duduk (TD);

lebih detil pada aktifitas anak-anak ter-

(3) tinggi bahu duduk (TBD); (4) lebar

sebut, sehingga dapat secara langsung

bahu (ac-ac); (5) lebar panggul (ic-ic); (6)

diketahui posisi du-duk yang salah. Data

lebar duduk (LD); (7) panjang lengan atas

perekaman gambar juga digunakan se-

(a-r); (8) panjang lengan bawah (r-da); (9)

bagai bukti dari dampak kursi yang tidak

panjang paha atas (ic-ti); (10) panjang

ergonomis.

paha bawah (ti-sph). BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 281

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

Pengukuran lain juga dilakukan pa-

Data tambahan disajikan dengan

da fasilitas sekolah yakni pengukuran pa-

cara membuat perekaman gambar dari

da dimensi ukur meja dan kursi. Dimensi

subyek penelitian ketika beraktifitas di se-

ukur meja yang dimaksud adalah: (1) ting-

kolah. Data tersebut dikumpulkan dan di-

gi kaki meja; (2) tinggi permukaan meja;

susun berdasarkan waktu rata-rata per

(3) lebar permukaan meja; (4) panjang

posisi duduk, dilakukan dengan cara men-

permukaan meja; dan (5) Tinggi sandaran

jumlah seluruh posisi duduk dengan me-

kaki. Berikutnya dimensi ukur kursi yang

nambahkan seluruh waktu yang ada dan

dimaksud adalah: (1) tinggi kaki kursi; (2)

dianalisis kembali menggunakan statistik

tinggi sandaran kaki; (3) lebar sandaran

deskriptif. Fungsi dari data perekaman

punggung; (4) tinggi sandaran punggung;

gambar ini adalah sebagai bukti ada atau

(5) lebar alas duduk depan; (6) lebar alas

tidaknya hubungan antara ukuran meja

duduk belakang; dan (7) panjang alas

dan kursi di sekolah dengan posisi duduk

duduk.

obyek penelitian. Hasil dari kedua data pengukuran

tersebut diperbandingkan menggunakan statistik deskriptif. Penghitungan nilai rata-rata, maksimal, minimal dan persentil pada data pengukuran Antropometri, dibuat dengan memakai program Microsoft Excel. Hal yang sama dilakukan pada penggunaan nilai persentil, yang diperlukan untuk membagi distribusi data pengukuran Antropometri menjadi 100 bagian yang sama dan diurutkan dari nilai yang terkecil hingga terbesar (Londong, 2012). Nilai persentil tersebut memudahkan mencari persentase berdasarkan perbandingan data Antropometri yang sesuai dengan data ukuran meja dan kursi yang didapatkan.

Hasil dan Analisis Hasil dari pengukuran Antropometri pada 53 subyek penelitian, diperbandingkan dengan hasil pengukuran dimensi pada meja dan kursi pada tabel 1. Berdasarkan data pengukuran meja dan kursi yang ada, perbandingan dilakukan dengan pengukuran Antropometri subyek penelitian. Adapun perbandingan tersebut antara lain adalah: Pertama, Perbandingan antara Tinggi Bahu Duduk dengan Tinggi Sandaran Kursi. Tinggi sandaran kursi tipe 1 sebesar 290 mm dan kursi tipe 2 sebesar 300 mm. Sandaran kursi yang baik dapat menopang tulang belakang atau punggung bagian tengah BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 282

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

Tabel 1. Perbandingan Ukuran Antropometris dengan Ukuran Meja dan Kursi

NO. 1 2

ANTMETRI (mm) Tinggi Bahu Duduk 425 (p30) Lebar Panggul 151-197 (p5-p75)

3

Lebar Duduk 215 (p5)

4

Panjang Paha 281-305 (p5-p30)

5

Panjang Betis 265 (p75)

6

7

8

Lebar Bahu 284 Tinggi Bahu Duduk 425 (p30) Tinggi Lengan Atas 181 (p30) P. Lengan Bawah 292 (p75)

PERBANDINGAN M K. T1 (mm) (mm) T. Sandaran 290 L. Sandaran 260 (a -100) L. Alas Duduk 290 (a -100) Panjang Alas Duduk 320 (a -20) T. Kaki 300 (a -40) Panjang Permukaan 1400

KETERANGAN

K. T2 (mm) T. Sandaran 300 L. Sandaran 320 (a -100) L. Alas Duduk 325 (a -100) Panjang Alas Duduk 300 (a -20) T. Kaki 300 (a -40)

Tidak sesuai dengan K.T1 5% sesuai dengan K.T2 (p5)

-

100% sesuai

30% sesuai (p30) 5% sesuai dengan K.T1 (p5) 75% sesuai dengan K.T2 (p75)

30% sesuai dengan K.T1 (p30) 5% sesuai dengan K.T2 (p5) 25% sesuai (p75)

T. Permukaan 505 (a +40)

T. Kaki 300

T. Kaki 300

30% sesuai (p30)

Lebar Permukaan 410

-

-

75% sesuai (p75)

hingga ruang untuk lekung lumbar bagi

sampel yang memiliki tinggi bahu duduk

penggunanya. Semakin tinggi sandaran

yang sesuai dengan tinggi sandaran kursi

kursi dinilai semakin baik, karena dapat

tersebut yakni 425 mm. Oleh karena itu,

mengurangi beban atau kinerja dari lum-

perbandingan antara tinggi sandaran kur-

bar yang berlebihan untuk menjaga postur

si dan tinggi bahu duduk dilakukan meng-

tulang belakang (Londong, 2012). Berda-

gunakan persentil 30 (P30). Jadi dimensi

sarkan distribusi data Antropometri yang

tinggi sandaran kursi ini dinilai tidak ergo-

ada, hanya terdapat 30% dari seluruh

nomis bagi penggunanya, karena hanya BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 283

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

30% dari total keseluruhan sampel yang

sentil 5 (P5) untuk kursi tipe 1 dan per-

sesuai ketika menggunakannya sedangkan

sentil 75 (P75) untuk kursi tipe 2. Jadi di-

bagi 70% lainnya sandaran punggung ter-

mensi lebar sandaran kursi tipe 1 dinilai

sebut dinilai terlalu pendek. Sandaran

tidak ergonomis karena hanya sesuai un-

kursi yang terlalu pendek tidak dapat me-

tuk digunakan 5% dari total sampel yang

nopang tulang punggung bagian thoracic

ada, sedangkan dimensi lebar sandaran

dan cervical, dan dikhawatirkan hal terse-

kursi tipe 2 dinilai ergonomis karena da-

but dapat menyebabkan back pain serta

pat digunakan oleh 75% dari total sampel.

neck pain.

Ketiga, perbandingan antara Lebar

Kedua, perbandingan antara Lebar

Duduk dengan Lebar Alas Duduk Kursi.

Panggul dengan Lebar Sandaran Kursi. Le-

Lebar alas duduk kursi pada kedua tipe

bar sandaran kursi tipe 1 sebesar 260 mm

kursi memiliki ukuran yang berbeda, pada

dan lebar sandaran kursi tipe 2 sebesar

kursi tipe 1 lebar alas duduk belakang 275

320 mm. Dalam pembuatan sandaran kur-

mm dan lebar alas duduk depan 290 mm,

si yang baik terdapat ukuran toleransi se-

sedangkan pada kursi tipe 2 lebar alas

besar 100 mm (Antropometri Indonesia,

duduk belakang 305 mm dan lebar alas

2013). Artinya sandaran kursi tipe 1 sele-

duduk depan 325 mm. Tetapi dalam per-

bar 260 mm dikurangi 100 mm dan dapat

bandingan kali ini, ukuran lebar alas du-

digunakan oleh pengguna yang memiliki

duk yang digunakan adalah ukuran lebar

lebar panggul sebesar 160, sedangkan

alas duduk depan. Hal tersebut dilakukan

sandaran kursi tipe 2 selebar 320 mm di-

mengingat bagian alas duduk yang paling

kurangi 100 mm dan dapat digunakan

sering digunakan oleh subyek penelitian,

oleh pengguna yang memiliki lebar pang-

adalah alas duduk bagian depan. Dalam

gul sebesar 220 mm. Berdasarkan data

pembuatan alas duduk kursi yang baik

distribusi Antropometri, diketahui bahwa

terdapat ukuran toleransi sebesar 100

5% dari keseluruhan sampel memiliki le-

mm (Antropometri Indonesia, 2013). Arti-

bar panggul 151 mm dan 75% lainnya me-

nya alas duduk kursi tipe 1 selebar 290

miliki lebar panggul 197 mm. Oleh karena

mm dikurangi 100 mm dan dapat diguna-

itu perbandingan antara lebar panggul

kan oleh pengguna yang memiliki lebar

dengan lebar sandaran kursi, mengguna-

duduk sebesar 190 mm, sedangkan alas

kan persentil yang berbeda yakni per-

duduk kursi tipe 2 selebar 325 mm diBioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 284

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

kurangi 100 mm dan dapat digunakan

panjang paha 300 mm, sedangkan alas

oleh pengguna yang memiliki lebar duduk

duduk kursi tipe 2 dengan panjang 300

sebesar 225 mm. Berdasarkan data distri-

mm dikurangi 20 mm dan dapat diguna-

busi Antropometri, diketahui bahwa 0%

kan oleh pengguna yang memiliki panjang

dari total sampel yang memiliki lebar du-

paha 280 mm. Berdasarkan data distribusi

duk kurang dari atau sama dengan 190

Antropometri, diketahui bahwa 30% dari

mm dan 5% memiliki lebar duduk 215

total sampel sesuai menggunakan kursi

mm. Oleh karena itu digunakan persentil 5

tipe 1 dan 5% dari total sampel sesuai me-

(P5) dari lebar duduk yang mewakili data

nggunakan kursi tipe 2. Oleh karena itu di-

tubuh terkecil dari subyek penelitian, se-

gunakan persentil 5 (P5) untuk kursi tipe

bagai bahan perbandingan. Jadi dimensi

2 dan persentil 30 (P30) untuk kursi tipe

alas duduk pada kursi tipe 1 dinilai tidak

1, yang mewakili data Antropometri de-

ergonomis karena seluruh sampel memi-

ngan tubuh kecil untuk digunakan sebagai

liki lebar duduk yang melebihi ukuran

perbandingan.Jadi dimensi panjang alas

toleransi pembuatan alas kursi yang dite-

duduk pada kursi tipe 1 dinilai tidak ergo-

tapkan, sedangkan dimensi alas duduk pa-

nomis karena hanya sesuai dengan 30%

da kursi tipe 2 juga dinilai tidak ergono-

dari total sampel, dan panjang alas duduk

mis karena hanya sesuai digunakan oleh

pada kursi tipe 2 juga dinilai tidak ergono-

5% dari total sampel yang ada.

mis karena hanya 5% sesuai total sampel.

Keempat, perbandingan Panjang

Kelima, perbandingan Panjang Be-

Paha dengan Panjang Alas Duduk. Panjang

tis dengan Tinggi Kaki Kursi. Kedua tipe

alas duduk pada kedua tipe kursi memiliki

kursi memiliki tinggi kaki kursi yang sa-

ukuran yang berbeda, pada kursi tipe 1

ma, yakni sepanjang 300 mm. Dalam pem-

panjang alas duduk 320 mm dan pada

buatan tinggi kursi yang baik terdapat

kursi tipe 2 panjang alas duduk 300 mm.

ukuran toleransi sebesar 40 mm (Antro-

Dalam pembuatan alas duduk kursi yang

pometri Indonesia, 2013). Artinya tinggi

baik terdapat ukuran toleransi sebesar 20

kursi tipe 1 dan 2 yang sebesar 300 mm

mm (Antropometri Indonesia, 2013). Arti-

dikurangi 40 mm dan dapat digunakan

nya alas duduk kursi tipe 1 dengan pan-

oleh pengguna yang memiliki panjang

jang 320 mm dikurangi 20 mm dan dapat

betis 260 mm. Berdasarkan data distribusi

digunakan oleh pengguna yang memiliki

Antropometri, diketahui bahwa 25% dari BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 285

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

total sampel yang ada sesuai mengguna-

Ketujuh, perbandingan antara Ting-

kan kedua tipe kursi tersebut dan 75% la-

gi Siku Duduk dengan Tinggi Permukaan

innya memiliki panjang betis yang pendek

Meja. Dalam perbandingan ini diperlukan

bila dibandingkan dengan tinggi kaki kur-

beberapa ukuran untuk mendapatkan

si. Oleh karena itu persentil 75 (P75) dari

tinggi siku duduk yang dimaksud, yakni

panjang betis sebesar 265 mm, mewakili

dengan cara menambahkan tinggi bahu

data Antropometri subyek penelitian yang

duduk dengan tinggi kaki kursi, kemudian

bertubuh cukup besar digunakan sebagai

dikurangi tinggi lengan atas. Data pengu-

bahan pembanding dengan tinggi kaki

kuran menyatakan tinggi permukaan meja

kursi. Jadi dimensi tinggi kaki kursi dinilai

adalah sebesar 505 mm. Dalam pembuat-

tidak ergonomis karena hanya sesuai di-

an tinggi kursi yang baik terdapat ukuran

gunakan oleh 25% dari total sampel, se-

toleransi sebesar 40 mm (Antropometri

dangkan 75% tidak sesuai karena tinggi

Indonesia, 2013). Artinya tinggi permu-

kaki kursi dinilai terlalu tinggi untuk di-

kaan meja sebesar 505 mm ditambah 40

jangkau tinggi betis.

mm hingga sesuai digunakan oleh peng-

Keenam, perbandingan Lebar Bahu

guna yang memiliki tinggi siku duduk se-

dengan Panjang Permukaan Meja. Berda-

besar 540 mm. Berdasarkan data distri-

sarkan data pengukuran yang ada panjang

busi Antropometri, diketahui bahwa 30%

permukaan meja sebesar 1400 mm, dan

dari seluruh sampel sesuai menggunakan

meja tersebut digunakan oleh tiga subyek

meja tersebut. Oleh karena itu persentil

penelitian sekaligus. Berdasarkan data

30 (P30) yang mewakili subyek penelitian

distribusi Antropometri diketahui bahwa

bertubuh kecil dipilih menjadi bahan per-

lebar bahu maksimal dari subyek pene-

bandingan dengan tinggi permukaan meja.

litian adalah 285 mm, dikali tiga terhitung

Jadi dimensi tinggi permukaan meja di-

dari jumlah tiga subyek penelitian sehing-

nilai tidak ergonomis karena hanya sesuai

ga menjadi 855 mm. Jadi dimensi panjang

digunakan oleh 30% subyek penelitian sa-

permukaan meja dinilai ergonomis karena

ja. Tinggi siku duduk dari 30% sampel

100% sesuai digunakan oleh tiga subyek

tersebut hampir setara dengan tinggi per-

penelitian. Selain itu masih tersisa banyak

mukaan meja, sedangkan tinggi siku du-

ruang sekitar 545 mm, untuk meletakkan

duk dari 70% sampel lainnya terlalu tinggi

peralatan sekolah di atas meja.

apabila dibandingkan tinggi permukaan BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 286

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

meja. Tinggi siku duduk yang terlalu tinggi

meja tersebut dikarenakan lengan bawah

dari permukaan meja dapat mengakibat-

mereka yang dinilai terlalu panjang.

kan posisi duduk yang salah, yaitu mem-

Berdasarkan perbandingan yang

bungkuk. Berdasarkan tabel hitungan ra-

telah dilakukan, didapatkan simpulan bah-

ta-rata waktu dari posisi duduk dan distri-

wa ukuran meja dinilai cukup sesuai atau

busi jumlah posisi duduk, diketahui posisi

ergonomis bagi pengguna, sedangkan

membungkuk sangat mendominasi. Per-

ukuran kursi tipe 1 dan kursi tipe 2 dinilai

mukaan meja yang terlalu tinggi merupa-

tidak sesuai atau tidak ergonomis. Hasil

kan salah satu faktor yang mempengaruhi.

kesesuaian ukuran meja dengan subyek

Kedelapan, perbandingan Panjang

penelitian adalah sebesar 68%, hasil kese-

Lengan Bawah dengan L. Permukaan Meja.

suaian ukuran kursi tipe 1 dengan subyek

Ukuran dari lebar permukaan meja dike-

penelitian adalah sebesar 18%, dan kese-

tahui 410 mm. Dalam pembuatan lebar

suaian ukuran kursi tipe 2 dengan subyek

permukaan meja yang baik terdapat ukur-

penelitian adalah sebesar 28%.

an toleransi sebesar 40 mm (Antropo-

Hasil berikutnya yakni pengamatan

metri Indonesia, 2013). Artinya lebar per-

yang dilakukan dengan menggunakan me-

mukaan meja yang berukuran 410 mm di-

tode perekaman gambar, dilakukan pada

kurangi 40 mm dan dapat sesuai diguna-

30 murid TK B Dewi Sartika kelas B-1 dan

kan oleh pengguna yang memiliki ukuran

B-2. Pengambilan gambar dilakukan deng-

panjang lengan bawah 370 mm. Ukuran

an durasi selama 60 menit, dan dilakukan

tersebut masih dapat dikurangi sebesar

6 sesi dengan durasi 10 menit. Hasil pe-

78 mm untuk ruang meletakkan barang-

ngamatan melalui perekaman gambar

barang di atas meja, maka lengan bawah

dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini.

yang ideal yakni 290 mm. Oleh karena itu

Pada Tabel 2., terdapat beberapa

persentil 75 (P75) yang mewakili data su-

simbol yang menjelaskan variasi posisi

byek penelitian yang bertubuh besar digu-

duduk yang dilakukan oleh subyek pene-

nakan untuk perbandingan ini. Jadi di-

litian. Simbol tersebut antara lain adalah:

mensi lebar permukaan meja dinilai ergo-

(A) Posisi duduk tegak atau bersandar; (B)

nomis karena sesuai digunakan oleh 75%

Posisi duduk membungkuk; (C) Posisi

dari total sampel yang ada, sedangkan

duduk miring ke kanan; (D) Posisi duduk

25% sisanya tidak sesuai menggunakan

miring ke kiri; dan (D) Posisi duduk bebas. BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 287

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

Tabel 2. Rata-Rata Waktu Gerakan dalam 60 Menit

G E R A K A N

N A B C D

10 3.05 3.08 2.35 1.51 2.17

20 2.09 3.25 1.29 2.15 2.22

WAKTU (MENIT) 30 40 1.59 2.06 3.18 2.04 1.07 1.33 3.10 2.30 2.23 1.46

50 2.28 2.30 0.51 2.07 2.39

60 2.49 2.38 1.22 1.48 2.28

Pada Tabel 2. posisi duduk mem-

bebas adalah seperti berdiri, memutar ba-

bungkuk (A), paling banyak dilakukan dan

dan ke kanan, membungkuk dengan pipi

juga memiliki durasi waktu yang paling

kiri menempel pada meja, menungging,

lama. Jadi posisi duduk membungkuk ini

dan juga duduk di ujung kursi hingga kursi

disebabkan oleh tinggi meja yang terlalu

terangkat. Banyaknya variasi posisi duduk

rendah, mengakibatkan posisi duduk men-

bebas tersebut disebabkan oleh ukuran

jadi dominan dilakukan. Posisi duduk ber-

meja dan kursi yang digunakan tidak

ikutnya yang dominan adalah posisi du-

ergonomis, sehingga subyek penelitian

duk bebas (D), contoh dari posisi duduk

merasa tidak nyaman.

(a)

(b)

(e)

(c)

(d)

(f)

Gambar a-f: (a) Duduk membungkuk dengan badan miring ke kiri; (b) Duduk di ujung kursi; (c) Duduk membungkuk dengan ekstrim hingga wajah menempel; (d) Menulis dengan menungging; (e) Alas duduk yang tidak sesuai; dan (f) Tinggi dan lebar sandaran kursi yang tidak sesuai. (Sumber: Koleksi Pribadi)

BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 288

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

Kesimpulan

nyebabkan subyek penelitian duduk di

Berdasarkan hasil penelitian serta hasil

ujung kursi karena paha mereka terlalu

analisis yang telah dilakukan, maka diru-

panjang, dan duduk di tengah alas duduk

muskan beberapa simpulan. Diketahui da-

kursi dengan posisi membungkuk; (4) Tin-

ri hasil pengukuran Antropometri yang di-

ggi kursi yang tidak ergonomis menyebab-

bandingkan dengan hasil pengukuran di-

kan subyek penelitian duduk di ujung kur-

mensi meja dan kursi, serta diperkuat data

si hingga kursi terangkat, dan menitikbe-

pengambilan gambar aktifitas dari subyek

ratkan beban tubuh bertumpu pada kedua

penelitian disimpulkan bahwa ada hu-

siku di meja; (5) Tinggi permukaan meja

bungan antara ukuran meja dan kursi

yang

yang ergonomis dengan kenyamanan anak

posisi duduk membungkuk yang ekstrim

ketika di sekolah. Berdasarkan hasil pe-

hingga wajah ditempelkan di meja.

tidak

ergonomis

me-nyebabkan

nelitian, terbukti bahwa fasilitas sekolah

Ketidaksesuaian penggunaan meja

yakni meja terbukti cukup ergonomis atau

dan kursi tentunya mempengaruhi Kenya-

sesuai digunakan oleh subyek penelitian,

manan dari subyek penelitian di sekolah,

sedangkan kursi tipe 1 serta kursi tipe 2

yang ditunjukkan melalui variasi posisi

terbukti tidak ergonomis atau tidak sesuai

duduk. Ketidaksesuaian tersebut menye-

digunakan oleh subyek penelitian.

babkan subyek penelitian duduk dengan

Tidak ergonomisnya dimensi ukur-

posisi yang salah, yakni dengan posisi

an meja dan kursi tersebut, mencakup be-

membungkuk dan posisi duduk bebas. Po-

berapa pengukuran seperti: (1) Sandaran

sisi duduk bebas adalah seperti berdiri,

kursi yang tidak ergonomis menyebabkan

memutar badan ke kanan dengan posisi

posisi duduk membungkuk, meletakkan

ketiak di sandaran kursi, membungkuk

ketiak pada bagian atas sandaran kursi,

dengan pipi atau wajah yang menempel

dan juga posisi bersandar berlebihan atau

kee meja, menungging, dan duduk di ujung

merosot; (2) Lebar alas duduk yang tidak

kursi hingga kursi terangkat.

ergonomis menyebabkan posisi duduk anak tidak menghadap ke depan, melainkan menghadap serong dan duduk di sisi diagonal kursi supaya lebih luas; (3) Panjang alas duduk yang tidak ergonomis me-

Daftar Pustaka Andika, L. N., Nugroho, A., & Bambang, S. (2012). Perbedaan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penggunaan Kursi Kerja Ergonomis BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 289

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

dan Non Ergonomis Pembatik di Pabrik Batik Plenton. Jurnal Medika Respati No.4 , 1-12. Antropometri Indonesia. (2013). The Largest Anthropometry Data in Indonesia. Dipetik Desember 3, 2013, dari http://antropometriindonesia.com / Entelo. (2012). The Good Chair. Dipetik Desember 23, 2013, dari Health Protection: http://entelo.pl/en/thegood-chair/healthprotection.html Glinka, J., Artaria, M. D., & Koesbardiati, T. (2008). Metode Pengukuran Manusia. Surabaya: Airlangga University Press.

Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri , 78-87. Kroemer, K., Kroemer, H., & Kroemer, K. E. (2001). Ergonomics: How to Design for Ease and Efficiency. New Jersey: Prentice Hall. Londong, D. (2012). Dasar Perancangan Meja dan Kursi Ergonomis. Dipetik Desember 6, 2013, dari http://dedylondong.blogspot.com/ 2012/03/dasar-perancanganmeja-dan kursi.html Mayo Clinic, S. (2011). Prevent Back Pain with Good Posture. Dipetik Maret 15, 2013, dari http://www.mayoclinic.com /health/backpain/LB00002_D&slid e=5

Hannienen, O., & Koskelo, R. (2003). Adjustable Tables and Chairs Correct Posture and Lower Muscle Tension and Pain in High School. Dipetik April 13, 2013, dari www.iea.cc/ECEE/pdfs/iea 2003hanninen.pdf

Noel.

Hojat, B., & Mahdi, E. (2011). Effect of Different Sitting Posture on Pulmonary Function in Students. Journal of Physiology and Pathophysiology , 29-33.

Nurmianto, E. (2008). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widia.

Klein, R. (1999). The Human Career: Human Biological and Cultural Origins. Chicago and London: The University of Chicago Press. Kristanto, A., & Saputra, D. A. (2011, Desember). Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Kerja Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan

(2010). Tips Memilih Kursi Ergonomis untuk Bekerja Nyaman di Depan Komputer. Dipetik April 11, 2013, dari http://teknosiana.blogspot.com/2 010/05/tips-memilih kursiergonomis-untuk.html

Suhardiono. (2005). Dampak Meja Kursi Sekolah yang Tidak Ergonomis Terhadap Kesehatan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia , 22-24. Tempo. (2013). Tiga Penyakit yang Menyertai Evolusi Manusia. Dipetik April 13, 2013, dari http://www.tempo.co/read /news/2013/02/17/061461820/T iga-Penyakit-yang MenyertaiEvolusi-Manusia BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 290

Rizky Sugianto Putri, “Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi Duduk Murid Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Surabaya” hal.277-291

Wilson, J. (2000). Fundamentals of Ergonomics in Theory and Practice. Journal Applied Ergonomics, 67-557.

BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 291