HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS

Download penyebab kematian ibu. Salah satu penyebab terjadinya abortus yaitu dari faktor usia ibu. Studi pendahuluan di Rumah Sakit Palang Biru Kuto...

0 downloads 401 Views 64KB Size
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO

Fetty Chandra Wulandari, Nur Nasikhah ABSTRAK AKI di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Menurut SDKI 2012 menyebut angka kematian ibu (AKI) adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup dan abortus menjadi penyebab kematian ibu. Salah satu penyebab terjadinya abortus yaitu dari faktor usia ibu. Studi pendahuluan di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo menunjukkan bahwa terdapat 101 kejadian abortus dan 58 diantaranya merupakan abortus inkomplete. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia ibu dengan kejadian abortus inkomplete di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami abotus. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Waktu penelitian pada bulan April 2014. Analisa data menggunakan uji Chi Squaredan koefisien kontingensi. Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai X2 hitung=10,355 dengan p=0,001 dan nilai signifikasi (p) adalah 0,05, maka 0,001<0,05. Sedangkan nilai koefisien kontingensiadalah 0,305, menunjukan keeratan hubungan berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian abortus inkomplete di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo. Kata kunci

: Usia ibu, Kejadian abortus inkomplete

Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata

PENDAHULUAN (AKI)

angka kematian ibu (AKI) tercatat

merupakan salah satu indikator untuk

mencapai 359 per 100 ribu kelahiran

melihat derajat kesehatan perempuan.

hidup. Rata-rata kematian ini jauh

Angka kematian ibu juga merupakan

melonjak dibanding hasil SDKI 2007

salah satu target yang telah ditentukan

yang mencapai 228 per 100 ribu. Dalam

dalam tujuan pembangunan millenium

hal ini, fakta lonjaknya kematian ini

yaitu tujuan ke 5 yakni meningkatkan

tentu sangat memalukan pemerintahan

kesehatan ibu dimana target yang akan

yang

dicapai sampai tahun 2015 adalah

menurunkan

mengurangi sampai tiga per empat

hingga 108 per 100 ribu pada 2015

resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil

sesuai

survei yang dilakukan, Angka Kematian

(Trisnantoro, 2013).

Angka

Kematian

Ibu

sebelumnya

bertekad

Angka

dengan

akan

Kematian

target

Ibu

MDGs

Ibu telah menunjukkan penurunan dari

Angka kematian ibu di provinsi Jawa

waktu ke waktu, namun demikian upaya

Tengah pada tahun 2012 yaitu 116,34

untuk

tujuan

per 100.000 kelahiran hidup atau 675

masih

kasus kematian ibu. Penyebabnya antara

membutuhkan komitmen dan usaha

lain dikarenakan pendarahan, hipertensi,

keras yang terus menerus (Depkes RI,

infeksi,

2010).

(Sugihanto,

mewujudkan

pembangunan

target

millenium

Pada tahun 2012 ini, sudah terjadi 13 kasus

angka

kematian

dan

partus

lama 2011).

WHO memperkirakan sekitar

15-

(AKI)

20% kematian ibu disebabkan oleh

melahirkan di Kabupaten Purworejo.

abortus. Angka kematian ibu karena

Jumlah tersebut sama dengan tahun

abortus

2010, dan sempat menurun pada tahun

100.000 wanita setiap tahun, 99%

2011 dengan jumlah 9 kasus. Penyebab

diantaranya

kematian

karena

berkembang termasuk Indonesia. Data

pendarahan, kesehatan reproduksi yang

dari beberapa negara memperkirakan

masih sering bermasalah diantaranya

bahwa antara 10-15 % kehamilan

karena faktor usia, kehamilan yang

terdiagnosis

tidak dikehendaki, serta persalinan tidak

dengan abortus. Abortus lebih sering

bersih (Mujiyani, 2012).

terjadi pada wanita usia di atas 30 tahun

AKI

ibu

abortus

rata-rata

tidak

aman

terjadi

secara

diperkirakan

di

klinis

negara

berakhir

dan meningkat pada usia di atas 35

tahun.

Usia

dapat

mempengaruhi

tahun (Llewellyn, 2005).

kejadian abortus karena pada usia merupakan

kurang dari 20 tahun belum matangnya

salah satu penyebab perdarahan yang

alat reproduksi untuk hamil sehingga

terjadi

trimester

dapat merugikan kesehatan ibu maupun

pertama dan kedua. Perdarahan ini

pertumbuhan dan perkembangan janin

dapat

(Manuaba, I.B.G., 2010), sedangkan

Abortus

(keguguran)

pada

kehamilan

menyebabkan

kehamilan

atau

berakhirnya

kehamilan

terus

abortus yang terjadi pada usia lebih dari

berlanjut. Abortus dapat menyebabkan

35

perdarahan

fungsi alat reproduksi, kelainan pada

yang

hebat

dan

dapat

menimbulkan syok, perforasi, infeksi, dan kerusakan faal ginjal (renal failure)

tahun

disebabkan

berkurangnya

kromosom atau penyakit lain. Studi pendahuluan yang dilakukan

sehingga mengancam keselamatan ibu.

oleh peneliti di Rumah Sakit Palang

Kematian

Biru Kutoarjo pada tanggal 9 Januari

dapat

terjadi

apabila

pertolongan tidak diberikan secara cepat

2014

menunjukkan

bahwa

angka

dan tepat (Wiknjosastro, 2006).

kejadian abortus inkomplete pada bulan di

Januari-Desember 2013 masih tinggi

Indonesiadiperkirakan mencapai 2 juta

yaitu sebesar 57,4% (58) dari 101

per

kejadian abortus yang ada di Rumah

Jumlah

kasus

tahun,

abortus

750.000

diantaranya

dilakukan dikalangan remaja. Kejadian

Sakit

Palang

Biru

Kutoarjo.

abortus inkomplete diperkirakan terjadi

Kejadianabortus

pada 10-15% kehamilan (Depkes RI,

44,8 % (26) oleh usia ibu lebih dari 35

2007).

tahun dan 10,3 % (6) usia ibu kurang

inkomplete tersebut

lebih

dari 20 tahun. Sedangkan 44,8 % (26)

sering terjadi pada usia muda dibawah

terjadi pada usia ibu 20 sampai 35

20 tahun dan usia tua lebih dari 35

tahun.

METODE PENELITIAN

antara fenomena atau antara faktor

Risiko

terjadinya

abortus

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali kesehatan

bagaimana itu

terjadi.

fenomena

resiko

dengan

faktor

efek

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian

ini

menggunakan

Kemudian

rancangan cross sectional, yaitu suatu

melakukan analisis dinamika korelasi

penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara variable bebas dan

artinya penelitian hanya diukur dan

variable terikat yang diobservasikan dan

dilakukan sekali saja dalam waktu yang

sekaligus pada waktu

sama (Notoatmojo, 2010).

yang sama,

Penelitian ini dilakukan pada bulan

dan klasifikasi abortus yang diperoleh

April 2014 di Rumah Sakit Palang Biru

dari rekam medik tahun 2013. Analisis

Kutoarjo. Populasi dalam penelitian ini

bivariat dalam penelitian ini untuk

adalah semua kejadian abortus di

mengetahui hubungan antara usia ibu

Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo pada

dengan kejadian abortus inkomplete.

periode bulan Januari-Desember 2013

Hubungan antara variabel bebas dengan

dengan

kejadian.

variabel terikat digunakan uji statistik

menggunakan

Chi square dengan tingkat kepercayaan

keseluruhan

95% (∝=0,05) karena skala data dalam

jumlah

Pengambilan total

sampel

sampling

populasi

101

yaitu

dijadikan

sampel.

Maka

penelitian ini adalah nominal dan

sampel dalam penelitian ini yaitu semua

nominal.

kejadian abortus di Rumah Sakit Palang

HASIL PENELITIAN

Biru

Analisis Univariat

Kutoarjodari

Desember dalam

tahun

penelitian

bulan 2013. ini

JanuariInstrument

menggunakan

lembar isian berupa tabel yang berisi

Analisis

univariat

menjelaskan

atau

bertujuan

untuk

mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

nomor rekam medik, nama ibu, usia ibu, a. Distribusi frekuensi berdasarkan usia

tahun

ibu.

<20 dan

Kriteria usia ibu dibagi menjadi 2

2

>35

kategori yaitu usia 20-35 tahun dan <20

tahun

dan >35 tahun. Setelah dilakukan

Jumlah

42

41,6

101

100

analisis data hasilnya dapat dilihat pada

Sumber: Data Rekam Medik, tahun

tabel sebagai berikut:

2013

Tabel

3

Distribusi

frekuensi

berdasarkan usia No 1

Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa 59 orang

Usia

Frekuensi

20-35

59

Presentase

(58,4%) merupakan ibu berusia 20-35

%

tahun dan 42 orang (41,6%) berusia <20

58,4

dan >35 tahun.

b. Distribusi

frekuensi

berdasarkan

Table 5 Tabulasi silang antara usia

kejadian abortus inkomplete

ibu

Kriteria kejadian abortus inkomplete

inkomplete di Rumah Sakit Palang

pada penelitian ini dibagi menjadi 2

Biru Kutoarjo

dengan

kejadian

abortus

kategori yaitu abortus inkomplete dan

selain

Setelah

abortus

dilakukan

inkomplete. analisa

data

hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan

kejadian

abortus

Data table 5 menunjukkan bahwa responden berusia 20-35

inkomplete

tahun yang mengalami abortus

Abortus Presentase Frekuensi inkomplete % 1 Ya 58 57,4 2 Tidak 43 42,6 Jumlah 101 100 Sumber: Data Rekam Medik, tahun

inkomplete 26 orang (25,7%), dan

No

Berdasarkan hasil analisa data pada table 4 dapat diketahui bahwa dari 101 kejadian abortus di Rumah Sakit Palang Kutoarjo,

terdapat

58

orang

(57,4%) mengalami abortus inkomplete dan 43 orang (42,6%) merupakan selain abortus inkomplete. Analisis Bivariat Analisis

bivariat

digunakan

untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan yaitu

inkomplete

(selain

abortus

inkomplete) 33 orang (32,7%). Sedangkan responden berusia <20

2013

Biru

yang tidak mengalami abortus

mempelajari

hubungan

antar

variabel. a. Analisis hubungan antara usia ibu dengan kejadian abortus inkomplete.

dan >35 tahun yang mengalami abortus

inkomplete

32

orang

(31,7) dan yang tidak mengalami abortus inkomplete (selain abortus inkomplete) 10 orang (9,9%).

Table 5 menunjukkan analisis

bahwa usia ibu yang mengalami

Abortus inkomplete Usia

Ya

ibu f 20-35 th

26

Total

Tidak %

f

25,7

%

33

32,7

f

%

59

58,4

42 32

31,7

10

abortus inkomplete di Rumah Sakit

41,6

Biru

Kutoarjodengan

kategori usia 20-35 tahun 26 orang

tahun 32 orang (31,7%). Usia

9,9

mempunyai

pengaruh

terhadap kehamilan dan persalinan

>35 th Total

Palang

(25,7%), kategori usia <20 dan >35

<20 dan

Hasil penelitian menunjukkan

58

57,4

43

42,6

101

100

resiko tinggi pada saat kehamilan

X2hitung=10,355

dan persalinan yaitu umur 20-35

(p=0,001) uji hubungan menggunakan Chi Square

diperolehX2

hitung

sebesar 10,355 dengan p=0,001. Sehubungan dengan p value<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara usia ibu

ibu.Usia yang kemungkinan tidak

dengan

inkomplete

kejadian di

abortus

Rumah

Sakit

Palang Biru Kutoarjo. Tingkat keeratan variabelnya

hubungan dalam

antar kategori

rendah dengan nilai C=0,305.

tahun, karena pada usia tersebut rahim

sudah

siap

menerima

kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan

dirinya.

Sedangkan

umur

kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung

kurang

perhatian

terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan PEMBAHASAN 1.

Usia ibu

untuk

memperhatikan

kehamilannya. Ibu yang berumur

lebih dari 35 tahun, rahim dan

secara

bagian

sudah

beberapa faktor yang berpengaruh

menurun fungsi dan kesehatannya

antara lain: faktor pertumbuhan

(Neli, 2008).

hasil

tubuh

lainnya

tetapi

konsepsi,

terdapat

penyakit

ibu,

kelainan plasenta, dan usia ibu.

Hasil penelitian ini juga sesuai

Handono

dengan pernyataan Wiknjosastro

(2009)

juga

(2006) bahwa usia kurang dari 20

menyatakan bahwa resiko abortus

tahun

meningkat seiring dengan usia ibu.

alat

reproduksi

siapmenerima

belum

kehamilan.

Frekuensi

Usia

abortus

yang

secara

alat-alat

klinis terdeteksi meningkat dari

mengalami

12% pada wanita berusia kurang

regenerasi sehingga mudah terjadi

dari 20 tahun menjadi 26% pada

risiko pada kehamilannya.

mereka yang usianya lebih dari 40

Abortus inkomplete

tahun.

lebih

dari

reproduksi

2.

pasti,

35

tahun

telah

Hasil penelitian menunjukkan

3.

Hubungan usia ibu dengan kejadian

bahwa terdapat 58 orang (57,4%)

abortus inkomplete di Rumah Sakit

yang

Palang Biru Kutoarjo

mengalami

abortus

inkomplete di Rumah Sakit Palang

Hasil tabulasi silang usia ibu

Biru Kutoarjo, dan selebihnya yaitu

dengan

43

merupakan

inkomplete menunjukkan bahwa

kategori selain abortus inkomplete.

terdapat 58 orang yang mengalami

Hal ini sesuai pernyataan Norma

abortus inkomplete dengan kriteria

dan Dwi (2013) bahwa abortus

ibu berusia 20-35 tahun 26 orang

inkomplete

(25,7%), danibu berusia <20 dan

orang

(42,6%)

adalah

pengeluaran

kejadian

abortus

pada

>35 tahun 32 orang (31,7%).

kehamilan sebelum usia 20 minggu

Sedangkan selebihnya terdapat 43

dengan

orang merupakan ibu yang tidak

sebagian

hasil

masih

konsepsi

ada

sisa

yang

mengalami

tertinggal di dalam uterus. Menurut Sukarni dan Margareth (2013),

penyebab

sebagian

besar

tidak

keguguran diketahui

abortus

inkomplete

(selain abortus inkomplete) dengan kriteria ibu berusia 20-35 tahun 33

orang (23,7%), dan ibu berusia <20

pada

dan >35 tahun 10 orang (9,9%).

kronis. Semakin lanjut usia wanita

Analisis

uji

kromosom,

dan

penyakit

hubungan

maka risiko terjadi abortus makin

menggunakan Chi Square diperoleh

meningkat karena semakin tipisnya

ada hubungan usia ibu dengan

cadangan telur yang ada serta

kejadian abortus inkomplete di

menurunnya kualitas sel telur atau

Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo

ovum.

2

dengan X hitung sebesar 10,355

Hasil

penelitian

ini

danp=0,001 dengan nilai koefisien

menunjukkan

kontingensi=0,305

berarti

hubungan pada penelitian ini adalah

tingkat keeratan hubungan antar

rendah, hal ini sesuai dengan

variabelnya dalam kategori rendah.

pernyataan Sukarni dan Margareth

yang

bahwa

juga

keeratan

Hasil penelitian menunjukkan

(2013) bahwa abortus inkomplete

bahwa terdapat hubungan antara

tidak hanya disebabkan oleh usia

usia ibu dengan kejadian abortus

ibu melainkan oleh faktor-faktor

inkomplete. Hasil penelitian ini

lain meliputi faktor pertumbuhan

juga sesuai

hasil konsepsi, penyakit ibu, dan

dengan

pernyataan

Sinsin, I (2008) yaitu usia yang

kelainan plasenta.

terlalu muda atau kurang dari 20

Penelitian yang dilakukan oleh

tahun dan usia yang terlalu lanjut

Pasaribu, E (2011) menunjukkan

atau lebih dari 35 tahun merupakan

bahwa terdapat hubungan antara

kehamilan risiko tinggi. Kehamilan

usia

pada usia muda merupakan faktor

kejadian

risiko, hal ini disebabkan belum

Instalasi Rawat Inap RSU Dr. M.

matangnya organ reproduksi untuk

Soewendhi Surabaya tahun 2011

hamil

(endometrium

didapatkan ρ value=0,012 pada

belumsempurna).Faktor usia lanjut

usia ibu. Penelitian lain yang

juga dapat mempengaruhi kejadian

dilakukan oleh Mariani (2012)

abortus karena pada usia lebih dari

dengan judul faktor-faktor yang

35 tahun sudah mulai berkurangnya

berhubungan

fungsi alat reproduksi, kelainan

abortus

dan

paritas abortus

ibu

spontan

dengan

inkomplete

dengan di

kejadin di

ruang

kebidanan

RSUD

Dr.

Zainoel

3. Ada hubungan usia ibu dengan

Abidin Banda Aceh tahun 2012

kejadian

didapatkan

terdapat

Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo

hubungan antara usia ibu dengan

dengan X2 hitung sebesar 10,355

kejadian

denganp=0,001 dan nilai koefisien

bahwa

abortus

inkomplete

dengan p value=0,032.

kontingensi=0,305

hanya

menganalisis

2

variabel saja yaitu usia ibu dan kejadian abortus inkomplete saja dan tidak menganalisis semua faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya

inkomplete

yang

di

berarti

tingkat keeratan hubungan antar

KETERBATASAN PENELITIAN Peneliti

abortus

abortus

inkomplete. Penelitian ini pengambilan sampel hanya menggunakan data yang diambil dari rekam medis sehingga tidak memperoleh data atau keterangan lebih mendalam dari responden secara

variabel pada penelitian tersebut rendah. SARAN 1. Bagi Institusi Pendidikan Dalam mencetak tenaga kesehatan khususnya

seorang

profesional, Bhakti sebagai

bidan

yang

Akademi

Kebidanan

Bangsa

Purworejo

Putra salah

satu

institusi

pendidikan, diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas

langsung.

pada setiap mahasiswa baik itu

SIMPULAN

dalam proses belajar maupun dalam Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat

inkomplete di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo yaitu antara <20 dan >35 tahun (31,7%). inkomplete

diRumah Sakit Palang Biru Kutoarjo yaitu 58 orang (57,4%).

terutama

yang

sehingga kasus kejadian abortus

1. Usia ibu yang mengalami abortus

abortus

praktik,

berkaitan dengan kejadian abortus

disimpulkan sebagai berikut:

2. Kejadian

kegiatan

khususnya abortus inkomplete dapat ditekan.

2. Bagi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo Ditemukannya kejadian abortus inkomplete di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo Tahun 2013 sebanyak 58

kasus

menjadi

ini

diharapkan

pertimbangan

dapat dalam

pengambilan sikap dan tindakan pihak Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo kaitannya dalam menekan kasus kejadian abortus khususnya abortus inkomplete. 3. Bagi Masyarakat Melalui

penelitian

ini

diharapkan masyarakat, terutama ibu hamil dapat mencegah terjadinya kejadian abortus khususnya abortus inkomplete dengan mengambil sikap dan tindakan yang tepat selama kehamilannya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan mampu untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang abortus inkomplete mengendalikan

serta

dapat

variabel-variabel

yang dalam penelitian ini belum bisa dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriwati. 2007. Asuhan kebidanan ibu hamil. Jakarta: EGC Fadlun. 2011. Asuhan kebidanan patologi. Jakarta: Salemba Medika Handono, Budi. 2009. Abortus berulang. Bandung: PT Refika Aditama Kurniawati, Desi. 2009. Obgynacea. Yogyakarta: TOSCA Entreprise Llewellyn, Derek. 2005. Dasar-dasar obstetric danginekologi. Jakarta:Hipokrates Manuaba, Ida Bagus. 2010. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC Mariani. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus inkomplete di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012. http://lppm.stikesubudiyah.ac.id/jurnal/MARIANI-jurnal_ilmiah_mariani.pdf 17 Mei 2013 Marmi, dkk. 2011. Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Maryunani, Anik dan Yulianingsih. 2009. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan. Jakarta: Trans Info Media Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC Mujiyani. 2012. Kasus AKI di Purworejo. http://www.purworejokab.go.id 30 Desember 2013 Neli. 2008. Pengaruh usia terhadap kehamilan. http://repository.usu.ac.id. 12 Januari 2014 Norma dan Dwi. 2013. Asuhan kebidanan patologi teori dan tinjauan kasus. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo. 2010. Metodologipenelitiankesehatan. Jakarta:RinekaCipta Nugroho, Taufan. 2012. Patologi kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan kebidanan IV (patologi). Jakarta: Trans Info Media Nugroho, S. 2010. Catatan kuliah ginekologi dan obstetric (obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika Sinsin, I. 2008. Masa kehamilan dan persalinan. Jakarta: Gramedia Sugihanto, 2011. Angka kematian ibu di http://jateng.bkkbn.go.id30 Desember 2013

Jawa

Tengah

masih

Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung:Alfabeta Sujiyatini. 2009. Asuhan patologi kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika

tinggi.

Sukarni dan Margareth. 2013. Kehamilan persalinan dan nifas dilengkapi dengan patologi. Yogyakarta: Nuha Medika Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa Indonesia. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Trisnantoro, Laksono. 2013. Angka kematian ibu masih tinggi. http://kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article/2132.html7 Desember 2013 Walessa, 2012. Resiko kehamilan usia muda http://banten.bkkbn.go.id12 Desember 2013 Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka