IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis nilotica) DI DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO Sufriyanto K. Ali1), Yuniarti Koniyo2), Mulis3) Email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ektoparasit pada ikan nila (Oreochromis nilotica) di Danau Limboto. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali dengan titik pengambilan sampel berada di sebelah Selatan Danau Limboto tepatnya di Kecamatan Kota Barat Kelurahan Dembe I, sebelah Barat Danau Limboto tepatnya di Kecamatan Batudaa Desa Limehe, sebelah Timur Danau Limboto tepatnya di Kecamatan Tilango Desa Tabumela, bagian Utara Danau Limboto tepatnya di Kecamatan Limboto Desa Lupoyo dan bagian Tengah dari Danau Limboto. Metode pengolahan data dilakukan deskriptif dan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Metode pengujian dilakukan dengan cara identifikasi sampel ikan nila (Oreochromis niloticus) di Laboratorium Parasit Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo untuk mengetahui jenis ektoparasit yang menyerang ikan nila di Danau Limboto. Organ yang diperiksa yaitu kulit, sirip dan insang dari ikan nila (Oreochromis nilotica). Kegiatan pengambian sampel dan pemeriksaan di laboratorium dilaksanakan sebanyak 3 kali. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa sampel ikan nila (Oreochromis nilotica) di Danau Limboto Provinsi Gorontalo terinfeksi parasit Trichodina sp, Chiclidogyrus sp dan Argulus sp. Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukkan bahwa suhu pada Danau Limboto berkisar antara 28,3 – 32,50 C, pH berkisar antara 2,1 – 2,9 dan oksigen terlarut di Danau Limboto berkisar antara 3,0 – 4,6 mg/l. Kualitas air Danau Limboto masih dalam batas toleransi kehidupan ikan nila (Oreochromis nilotica). Kata kunci
: Ektoparasit, Ikan Nila, Danau Limboto
PENDAHULUAN Penyakit pada ikan merupakan salah satu
merugikan inang tersebut karena mengambil
masalah yang sering dijumpai dalam usaha
nutrien dari inang yang dapat menyebabkan
budidaya ikan. Serangan penyakit dapat
kematian. Parasit ikan akan memilih lokasi
menimbulkan kerugian besar dalam usaha
penempelan sebaik mungkin di tubuh ikan.
perikanan
Berdasarkan lokasi penempelannya, parasit
karena
dapat
menyebabkan
kematian biota budidaya dengan cepat.
dapat
Parasit adalah organisme yang hidupnya
mesoparasit
dapat menyesuaikan diri dan merugikan
Grabda
organisme lain yang ditempatinya (inang)
ektoparasit adalah parasit yang hidup di
dan
kulit, insang, dan bagian permukaan luar
menyebabkan
penyakit.
Parasit
dibedakan dan
(1991)
menjadi
ektoparasit,
endoparasit. dalam
Adji
Menurut (2008),
tubuh dan endoparasit adalah parasit yang
Gorontalo. Sampel penelitian ikan nila
hidup di dalam sel organ. Menurut Kabata
diambil dari keramba jaring apung (KJA), di
(1985) dalam Adji (2008), mesoparasit
Danau Limboto Pengambilan data dilakukan
adalah parasit yang hidupnya di antara
sebanyak 3 kali dengan titik pengambilan
ektoparasit dan endoparasit. Mesoparasit
sampel berada di sebelah Selatan Danau
dapat ditemukan di kolon usus atau rongga
Limboto tepatnya di Kecamatan Kota Barat
tubuh lainnya.Di Provinsi Gorontalo ikan
Kelurahan Dembe I di keramba jaring
nila (Oreochromis nilotica) merupakan jenis
apung,
ikan yang sangat diminati. Sentral budidaya
tepatnya
ikan nila yang merupakan pemasok terbesar
Limehe, sebelah Timur Danau Limboto
adalah dari petak pemeliharaan karamba
tepatnya
jaring
Limboto.
Tabumela, bagian Utara Danau Limboto
Pembudidayaan ikan nila di Karamba Jaring
tepatnya di Kecamatan Limboto Desa
Apung Danau Limboto sering mengalami
Lupoyo dan bagian Tengah dari Danau
serangan penyakit infeksi yang menjadi
Limboto di keramba jaring apung
apung
(KJA)
ancaman
utama
budidaya.
Hal
Danau
keberhasilan ini
kegiatan
di
di
Barat
Danau
Kecamatan
Kecamatan
Pengambilan
data
Limboto
Batudaa
Tilango
Desa
Desa
dilakukan
di
hasil
Danau Limboto yang merupakan salah satu
pemantauan Stasiun Karantina Ikan Kelas I
tempat budidaya ikan nila di Provinsi
Djalaluddin Gorontalo Tahun 2010 bahwa
Gorontalo. Pengambilan sampel penelitian
kebanyakan ikan nila terinfeksi Trichodina
dilakukan secara menyeluruh di titik – titik
sp (Zulmarham, 2012). Oleh karena itu perlu
bagian dari Danau
adanya
Identifikasi
dalamnya terdapat pembudidaya ikan nila.
Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis
Hal ini dilakukan agar sampel kan nila benar
nilotica)
– benar mewakili dari seluruh pembudidaya
penelitian
di
berdasarkan
sebelah
tentang
Danau
Limboto
Provinsi
Limboto
yang di
Gorontalo
di lokasi penelitian. Pemeriksaan ektoparasit
METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan pada sampel ikan nila di bawah
Penelitian ini dilaksanakan selama 3
mikroskop objek.
Pemeriksaan secara
bulan yaitu pada bulan Oktober sampai
mikroskopis meliputi organ tubuh seperti
Desember dilaksanakan
2013. di
Penelitian
akan
kulit, sirip dan insang, sebelum diperiksa
Laboratorium
Parasit
ikan terlebih dahulu dilumpuhkan dengan
Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin
cara menusukkan jarum penusuk dibagian kepalanya.
Data
yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium, diolah secara
Kemudian dilakukan pemeriksaan
deskriptif dan penyajian data dalam bentuk
pada kulit/sisik dan sirip dengan cara
tabel distribusi frekuensi. Metode pengujian
mengerik
dilakukan dengan cara identifikasi sampel
lendir
yang
terdapat
pada
kulit/sisik dan sirip dengan menggunakan
ikan
scapel. Selanjutnya masing-masing lendir
laboratorium
yang didapat dikumpulkan dalam cawan
ektoparasit yang menyerang ikan nila di
petri, setelah itu diambil cuplikan lendir
Danau Limboto.
untuk diperiksa di bawah mikroskop dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
cara meletakkan sedikit sampel di atas kaca
Jenis Parasit Yang Menginfeksi Ikan Nila
objek, ditutup dengan kaca penutup dan
Identifikasi ektoparasit
diberi setetes aquades kemudian diamati di
dilakukan di Laboratorium Parasit Stasiun
bawah .mikroskop dan diambil gambaraya
Karantina
untuk
Gorontalo.
diidentifikasi
dan
dibuat
dokumentasinya. Pada
nila
(Oreochromis untuk
Ikan
niloticus)
mengetahui
di jenis
pada ikan nila
Kelas
Pemeriksaan
I
Djalaluddin parasit
yang
menyerang ikan nila (Oreochromis nilotica) pemeriksaan
insang
diperhatikan dahulu wama dan bentuknya, dengan cara melakukan pemotongan tutup
dilakukan pada bagian sirip, bagian kulit dan insang. Pengambilan
sampel
ikan
nila
insang dan diamati keadaannya, selanjutnya
kondisi lokasinya bervariasi dimana Kondisi
insang dipotong dan dibuat kerikan lendir
lokasi pengambilan sampel penelitian di titik
dari msang tersebut. Hasil kerikan lendir
1 tepatnya di bagian sebelah selatan Danau
tersebut dikumpulkan di dalam cawan petri,
Limboto
setelah itu cuplikan lender diletakkan di atas
Kelurahan Dembe I, dilokasi ini terjadi
kaca objek, ditutup dengan kaca penutup
proses sedimentasi sehingga mengakibatkan
dan diberi setetes aquades kemudian diamati
perubahan warna pada perairan tersebut.
di bawah mikroskop dengan perbesaran
Jenis parasit yang banyak ditemukan pada
100x.dan
titik 1 tepatnya di bagian sebelah selatan
diambil
gambaraya
untuk
diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi
ektoparasit
dokumentasinya.
dan
dibuat
di
Kecamatan
Kota
Barat
Danau Limboto yakni jenis Trichodina sp. Lokasi
pengambilan
sampel
penelitian di titik II tepatnya di bagian barat
Danau Limboto di Kecamatan Batudaa Desa
banyak
Limehe, kondisi perairan dangkal dan
disekitar pengambilan sampel tidak terdapat
disekitar pengambilan sampel tidak terdapat
keramba jaring apung. Dilokasi tersebut
keramba jaring apung. Dilokasi tersebut
hanya
hanya
dijadikan
ditumbuhi
dijadikan
gondok
dan
sebagai
tempat
masyarakat
sekitar
sebagai
tempat
penangkapan
masyarakat
sekitar
sehingganya ikan yang dijadikan sampel
sehingganya ikan yang dijadikan sampel
penelitian pada titik IV ini diambil dari hasil
penelitian pada titik II ini diambil dari hasil
tangkapan nelayan tersebut. Selain itu cara
tangkapan nelayan tersebut. Jenis parasit
pengambilan ikan nila dilakukan dengan
yang banyak ditemukan pada titik II
mengambil ikan tersebut dibagian bawah
tepatnya di bagian barat Danau Limboto
dari eceng gondok dengan menggunakan
yakni parasit jenis Trichodina sp.
sero yang berukuran besar. Jenis parasit
penangkapan
oleh
oleh
eceng
Pengambilan sampel penelitian di
yang banyak ditemukan pada titik IV
titik III tepatnya di sebelah timur Danau
tepatnya di bagian utara Danau Limboto
Limboto tepatnya di Kecamatan Tilango
yakni parasit jenis Trichodina sp.
Desa
Tabumela,
perairannya
Pengambilan sampel penelitian di
berwarna coklat, banyak ditumbuhi eceng
titik V bagian tengah dari Danau Limboto
gondok dan disekitar pengambilan sampel
dilokasi ini terjadi proses sedimentasi
tidak
apung.
sehingga mengakibatkan perubahan warna
Dilokasi tersebut hanya dijadikan sebagai
pada perairan tersebut. Jenis parasit yang
tempat penangkapan oleh masyarakat sekitar
banyak ditemukan pada titik V tepatnya di
sehingganya ikan yang dijadikan sampel
bagian tengah Danau Limboto yakni parasit
penelitian pada titik III ini diambil dari hasil
jenis Trichodina sp.
terdapat
kondisi
keramba
jaring
tangkapan nelayan tersebut. Jenis parasit
Hasil identifikasi parasit pada ikan
yang banyak ditemukan pada titik III
nila di Danau Limboto dapat dilihat pada
tepatnya di bagian timur Danau Limboto
Tabel 1 berikut ini.
yakni parasit jenis Trichodina sp. Pengambilan sampel penelitian di titik IV bagian utara Danau Limboto tepatnya di Kecamatan Limboto Desa Lupoyo, kondisi perairan berwarna coklat,
Tabel 1. Jenis Parasit Yang Ditemukan Di Danau Limboto No
Lokasi Pengambilan Sampel
Organ Tubuh Yang Terinfeksi
1
Titik 1 ( Bagian Selatan)
2
Parasit Yang Menginfeksi
Sirip Kulit Insang
Trichodina sp. + + +
Cichlidogyrus sp. +
Argulus sp. + -
Titik 2 ( Bagian Barat)
Sirip Kulit Insang
+ + +
+
-
3
Titik 3 ( Bagian Timur)
Sirip Kulit Insang
+ + +
+
-
4
Titik 4 ( Bagian Utara)
Sirip Kulit Insang
+ + +
+
+ -
5
Titik 5 ( Bagian Tengah)
Sirip
+
-
+
+ +
-
-
Kulit Insang Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 3 di atas jenis
Jenis parasit yang ditemukan pada ikan nila
parasit yang berhasil di identifikasi pada
di Danau Limboto paling banyak ditemukan
ikan nila di Danau Limboto dapat dilihat
pada organ sirip dan kulit. Banyaknya
pada Tabel 5 berikut ini.
parasit
Tabel 5. Jenis Parasit Yang Teridentifikasi No Jenis Parasit Yang Di Identifikasi 1. Trichodina sp. 2. Chichlidogyrus sp. 3. Argulus sp. Sumber. Data 2013
disebabkan karena sirip dan kulit merupakan
yang
menyerang
ikan
nila
salah satu organ tubuh yang langsung berhubungan dengan air maka parasit akan lebih mudah menempel pada bagian sirip dan kulit dibandingkan dengan organ tubuh lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kabata (1985) dalam Riko dkk, (2012),
menyatakan bahwa kulit dan sirip ikan
Filum : Protozoa
mengandung banyak lendir yang merupakan
Sub filum : Ciliophora
makanan yang baik untuk parasit sehingga
Kelas : Ciliata
pada organ tubuh ini dapat dijadikan sebagai
Ordo : Peritrichida
tempat hidup ektoparasit.
Subordo : Mobilina Famili : Trichodinidae
Trichodina sp. Mahatma dkk, (2012), menyatakan bahwa
Parasit Trichodina sp. ditemukan
Genus : Trichodina Spesies : Trichodina sp.
hampir pada semua bagian tubuh ikan nila.
Zainun (2008) dalam Mahatma, dkk
Organisme ini dapat menempel secara
(2012), menyatakan bahwa Trichodina sp.
adhesi (dengan tekanan dari luar), dan
merupakan ektoparasit yang menyerang /
memakan cairan sel pada mucus atau yang
menginfeksi kulit dan insang, biasanya
terdapat pada epidermis. Parasit ini tidak
menginfeksi semua jenis ikan air tawar.
dapat hidup jika diluar inang. Penempelan
Populasi Trichodina sp. di air meningkat
Trichodina sp., pada tubuh ikan sebenarya
pada saat peralihan musim, dari musim
hanya sebagai tempat pelekatan (substrat),
panas ke musim dingin. Berkembang biak
sementara parasit ini mengambil partikel
dengan cara pembelahan yang berlangsung
organik dan bakteri yang menempel di kulit
di tubuh inang, mudah berenang secara
ikan. Tetapi karena pelekatan yang kuat dan
bebas, dapat melepaskan diri dari inang dan
terdapatnya
cakram,
mampu hidup lebih dari dua hari tanpa
mengakibatkan seringkali timbul gatal-gatal
inang. Parasit ini berukuran ± 50nm,
pada ikan sehingga ikan akan menggosok-
berbentuk
gosokkan badan ke dasar kolam atau pinggir
berbentuk lonceng, memiliki cincin dentikel
kolam, sehingga dapat menyebabkan luka.
sebagai alat penempel dan memiliki silia di
kait
Selanjutnya
pada
dengan
sisi
lateral
bahwa
sekeliling tubuhnya. Ikan yang terinfeksi
Trichodina sp. termasuk dalam jenis parasit
mengalami iritasi pada kulit, produksi lendir
Ciliata, yaitu parasit yang bergerak dengan
berlebih,
insang
menggunakan bulu-bulu getar (cilia) dan
sehingga
ikan
memiliki
permukaan air atau di pinggir kolam, nafsu
berikut:
susunan
dijelaskan
bundar
taksonomi
sebagai
pucat,
sering
megap-megap
menggantung di
makan menurun, gerakan ikan lemah, sirip
ekor rusak dan berawama kemerahan akibat
rendahnya kualitas air pada wadah tempat
pembuluh darah kapiler pada sirip pecah
ikan dipelihara. Hal ini sesuai dengan
Parasit ini berbentuk seperti flat disc
pendapat Budi Sugianti (2005) dalam
atau bulat, dan saat berenang nampak seperti
Mahatma
piring terbang. Pada bagian disk terdapat
beberapa penelitian membuktikan bahwa
organel yang dsebut dentikel ring. Parasit
ektoparasit Trichodina mempunyai peranan
yang masuk ke dalam kelompok ini adalah
yang sangat penting terhadap penurunan
Trichodina, Trichodinella, dan Tripartiella.
daya kebal tubuh ikan dan terjadinya infeksi
Trichodina ditemukan pada bagian insang
sekunder.
dan permukaan tubuh, Trichodinella dan
(2012),
Menurut
menyatakan
Fernando
bahwa
et.,al.(1972)
Tripartiella hanya ditemukan pada bagian
dalam Riko dkk, (2012), menyatakan bahwa
insang, meskipun pada larva ikan yang baru
setiap jenis parasit mempunyai habitat yang
menetas kedua parasit ini juga dapat
berbeda pada organ inang sebagai tempat
ditemukan pada bagian kulit (Anshary,
hidupnya, namun ada beberapa ektoparasit
2008).
yang menginfeksi dua atau lebih organ Ikan nila yang terserang parasit
tubuh inangnya seperti Trichodina sp. yang
Trichodina sp., menjadi lemah dengan
dapat menginfeksi sisik, sirip, kulit dan
warna tubuh yang kusam dan pucat (tidak
insang. Selanjutnya Kabata (1985) dalam
cerah), produksi lendir yang berlebihan dan
Riko dkk, (2012), menambahkan bahwa
nafsu makan ikan turun sehingga ikan
parasit dapat menginfeksi , menempati dan
menjadi kurus. Penurunan daya tahan tubuh
berkembang biak pada habitat tertentu pada
ikan dan rendahnya sistem kekebalan tubuh
organ
maka akan terjadinya kematian. Kematian
tersebut dapat terjadi pada dua atau lebih
pada
organ inangnya.
ikan
nila
memproduksi sehingga
terjadi
lendir
karena
secara
mengakibatkan
ikan
berlebihan
terganggunya
inangnya
Hasil terhadap
dan
serangan
pengamatan
parasit
secara
trichodina
yang
lamela
lendir.
perubahan warna tubuh serta ikan nila
Penularan penyakit ini bisa melalui air atau
menunjukkan gejala yang abnormal seperti
kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi
produksi
lendir
dan penularannya akan didukung oleh
lamban,
ikan
oleh
yaitu
sp.
menyerang
dipenuhi
nila
visual
sistem pertukaran oksigen, karena dinding insang
ikan
parasit
meningkat, berenang
terdapat
pergerakan
terbalik
dan
melompat – lmpat pada pemukaan. Hal ini
menyerang
sesuai dengan pendapat Kabata (1985)
(ektoparasit) yakni menyerang kulit dan
dalam Riko dkk, (2012), menyatakan bahwa
insang. Monogenea merupakan cacing pipih
ikan yang terserang parasit trichodinid dapat
dengan ukuran panjang 0,15-20 mm bentuk
menyebabkan tingkah laku atau warna tubuh
tubuhnya
abnormal, pergerakan yang lamban, adanya
posterior dan siklus kait sentral sepasang
iritasi pada kulit, hiperlasia, degenerasi dan
dan sejumlah kait marginal.
necrosis pada sel epitel yang terjadi secara berdampingan
dan
disertai
bagian
fusiform,
Yudhie
luar
tubuh
haptor
(2010)
di
dalam
ikan
bagian
Yuliartati
dengan
(2011), mengatakan ciri ikan yang terserang
proliferasi sel mucus dan terdapat bintik –
monogenea adalah produksi lendir pada
bintik putih keabuan yang tidak teratur,
bagian epidermis akan meningkat, kulit
lendir diproduksi berlebihan sehingga kulit
terlihat
tampak mengkilap.
frekuensi
lebih
pucat
pernapasan
dari
normalnya,
terus
meningkat
Hasil identifikasi parasit Trichodina
karena insang tidak dapat berfungsi secara
sp. yang terinfeksi pada ikan nila di Danau
sempurna, kehilangan berat badan (kurus)
Limboto yang diidentifikasi menggunakan
melompat-lompat ke permukaan air dan
mikroskop dengan pembesaran 40
terjadi kerusakan berat pada insang.. Salah
x 10
dapat disajikan pada Gambar 1 berikut ini.
satu
contoh
kelas
monogenea
yaitu
Chichlidogyrus sp. Klasifikasi Cichlidogyrus sp. adalah sebagai berikut: Kingdom Filum
: Platyhelmintes
Class
Gambar 1. Parasit Trichodina sp. Chichlidogyrus sp. Kabata (2011),
(1985)
menyatakan
dalam bahwa
Yuliartati monogenea
salah satu parasit yang sebagian besar
: Animalia
: Trematoda
Family
: Ancyrocephalidae
Genus
: Cichlidogyrus
Species :Cichlidogyrus
longicornis,
C. sclerosus,
C. tilapiae
(Anonim, 2013) Chichlidogyrus
sp,
merupakan
parasit yang biasa menyerang ikan nila.
Hidup
diinsang,
tergolong
mempunyai
ciri-ciri
memanjang,
pipih
monogenea,
bentuk
tubuh
dorsoventral,
dan
Parasit ini mengeluarkan larva dari uterus parasit (viviparus) dan menginfeksi inang melalui kontak fisik (Anshary, 2008).
meruncing ke arah posterior. Pada bagian
Chichlidogyrus
sp.
merupakan
posterior terdapat alat untuk menempel
monogenea yang ditemukan pada insang
(opisthaptor). Pada bagian kepala terdapat 2
ikan
pasang
sepasang
Trichodina sp.. Cichlidogyrus sp. ini akan
(tergantung spesies). Parasit ini ditemukan
banyak ditemukan pada insang ikan pada
menginfeksi ikan nila pada bagian insang
kondisi lingkungan tidak ideal, kualitas air
(Hadiroseyani, dkk, 2009).
yang buruk dan bila ikan dalam keadaan
bintik
mata
atau
Chichlidogyrus sp, termasuk dalam
nila
di
Danau
stres. Cichlidogyrus sp.
Limboto
selain
menempel pada
golongan monogenea yang memiliki siklus
filamen insang dan memakan sel-sel epitel
hidup langsung. Parasit ini mengeluarkan
insang, mukus dan darah pada insang. Hal
telur dan setelah menetas akan menjadi larva
ini dapat menimbulkan kematian bagi ikan-
berenang bebas yang disebut oncomiracidia
ikan nila yang masih muda atau dalam
dan menginfeksi inang dalam beberapa jam.
keadaan lemah akibat stres dan infeksi akut.
Setelah
ini
Hasil identifikasi parasit Chichlidogyrus sp.
bermigrasi ke target organ dan berkembang
yang terinfeksi pada ikan nila di Danau
menjadi parasit dewasa. Salah satu genus
Limboto yang diidentifikasi menggunakan
dalam golongan monogenea yang tidak
mikroskop dengan pembesaran 40
mengeluarkan telur adalah Gyrodactylus.
dapat disajikan pada Gambar 3 berikut ini.
mencapai
inang
parasit
Gambar 3. Parasit Chichlidogyrus sp.
x 10
Adapun ciri-ciri atau gejala yang
nampak pucat, terjadi produksi mukus
muncul bila ikan nila terkena parasit
berlebihan, sirip berjumbai dan cornea mata
Cichlidogyrus sp. yakni ikan akan kesulitan
menjadi buram. Infeksi berat menyebabkan
bernapas, berenang dengan tersentak sentak,
hyperflasia pada epithel insang dan kulit,
ikan terus berada di permukaan untuk
kerusakan serius pada insang menyebabkan
mencari udara, dan dalam keadaan stres
ikan sulit bernafas dan dapat menyebabkan
akan
kematian. Kandungan oksigen rendah dalam
membentur-benturkan
kepalanya.
Cichlidogyrus sp. akan menyebabkan gejala
perairan dapat mempengaruhi kondisi ikan.
klinis yakni insang yang berwarna pucat,
Argulus sp.
hiperplasia pada insang dan peningkatan
Argulus sp. merupakan parasit ikan
sekresi mukus, serta kemerahan pada bagian
dari
golongan
udang-udangan
keluarga
yang terserang.
Branchiura. Parasit ini masuk ke dalam
Organ yang paling rentan terserang
akuarium biasanya melalu pakan hidup.
parasit adalah insang. Hal ini disebabkan
Diketahui ada sekitar 30 spesies Argulus.
karena insang merupakan organ pernapasan
Dua
yang
dengan
dengan akuarium, adalah Argulus foliaclus
yang
menyaring
dan Argulus japonicus (Puspitasari dkk,
terlarut,
menyaring
2010).
langsung
lingkungan
bersentuhan
sekitarnya
bahan-bahan
yang
partikel – partikel
diantaranya,
yang
erat
kaitannya
pakan dan mengikat
Zulaeha dkk, (2012), menyatakan
oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat
bahwa Argulus sp. adalah salah satu jenis
Wawunx (2008) dalam Yuliartati, (2011),
parasit terbesar yang dapat dilihat dengan
yang menyatakan bahwa letak insang,
mata telanjang karena ukurannya antara 5
struktur dan mekanisme kontak dengan
sampai 10 mm. Parasit jenis ini biasa
lingkungan menjadikan insang sangat rentan
ditemukan di belakang sirip atau sekitar
terhadap perubahan kondisi lingkungan serta
kepala, atau di lokasi terlindung. Argulus
menjadi
atau
tempat
berlangsungnya
yang
infeksi
tepat
oleh
bagi
organisme
pathogen penyebab penyakit seperti parasit. Anshary bahwa
ikan
(2008), yang
menambahkan
terinfeksi
parasit
Cichlidogyrus sp, insang dan kulitnya
biasa
disebut
kutu
ikan
adalah
kelompok parasit dari sub filum crustasea dan masuk dalam kelas maxillopoda. Parasit ini memiliki tubuh rata oval mirip kuku, yang hampir seluruhnya
ditutupi
oleh
karapas lebar, mata majemuk menonjol, dan
antenna yang termodifikasi membentuk
telur pada benda yang mengapung, secara
mulut,
yang
tunggal, dobel maupun tripel, setelah itu
digunakan sebagai senjata untuk mengisap
kembali menyerang. Argulus sp. Dapat
darah ikan sehingga ikan akan menjadi
dilihat dengan mata biasa (tanpa bantuan
kurus. Mereka memiliki dua pasang toraks,
alat pembesar), di permukaan tubuh ikan
yang digunakan untuk berenang antara inang
inang seperti bulatan-bulatan. Pertama kali
yang berbeda. Argulus sp. merupakan
menempel warnanya transparan kemudian
ancaman yang sangat serius bagi kesehatan
lama-kelamaan menjadi gelap atau seperti
ikan, karena dapat menyebabkan mortalitas
mata ular.
memiliki
belalai
berduri
yang tinggi. Ikan yang terinfeksi biasanya
Siklus
hidupnya
terdapat bercak perdarahan dan kulit terjadi
menggunakan
pembengkakan disekitar insang atau sirip.
Argulus sp. menginfeksi jenis ikan air tawar
ikan
Argulus
sebagai
sp.
inangnya,
Zuraida (2008) dalam Puspitasari
dan ikan laut. Argulus sp. menghabiskan
dkk, (2010), menyatakan bahwa klasifikasi
sebagian besar waktu hidupnya dengan
Argulus sp. adalah sebagai berikut:
berenang di sekitar inangnya dan pada saat
Phylum
itulah terjadi perkawinan antara jantan dan
: Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
betina. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya
Class
akan terendam secara aman dalam sisik ikan
: Maxillopoda
Sub Class : Branchiura Ordo
: Arguloida
dan setelah menetas Argulus sp.
tersebut
akan
dewasa.
bermetamorfosis
menuju
Family : Argulidae
Seluruh siklus memakan waktu antara 3-10
Genus : Argulus
hari tergantung pada suhu. Setelah menetas
Spesies : Argulus sp.
mereka harus menemukan inang baru dalam
Argulus
sp.
Memiliki
2
mata
majemuk untuk mendeteksi inang. Warna terang
pada
betina
untuk
sekitar 4 hari atau mereka akan mati (Zulaeha dkk, 2012).
perilaku
Argulus sp. merupakan ektoparasit
penyerangan pada waktu gelap sehingga
ikan yang menyebabkan penyakit argulosis.
bisa berenang dan mencari makan sampai 4
Parasit
kali lebih jauh. Pada waktu gelap, ikan tidak
pemeliharaan dan menginfeksi ikan biasanya
bisa berenang cepat hal ini memudahkan
melalui pergesekan antar kulit ikan yang
Argulus sp. Betina secara umum meletakan
terinfeksi Argulus sp. (Dana & Angka,
ini
masuk
ke
dalam
tempat
(1990) dalam Rahmanto dkk, 2012 ). Sifat
ancaman kematian pada ikan bersangkutan.
parasitik Argulus sp. cenderung temporer
Akan tetapi luka yang ditimbulkannya dapat
yaitu mencari inangnya secara acak dan
menjadi rentan terhadap jamur dan bakteri.
dapat berpindah dengan bebas pada tubuh
Pada serangan yang sangat parah ikan dapat
ikan lain atau bahkan meninggalkannya. Hal
kehilangan
ini dapat dilakukan karena Argulus sp.
mengalami stress osmotik akibat luka –luka
mampu bertahan hidup selama beberapa hari
yang tidak tertutup dapat berakibat pada
di luar inang (Purwakusuma, (2007) dalam
kematian.
Zulaeha dkk, 2012).
banyak
darah
atau
juga
Ikan yang terjangkit Argulus sp. akan
Prasetya et al. (2004) dalam Zulaeha
menjadi gelisah, meluncur kesana kemari
dkk, (2012), menambahkan bahwa serangan
atau terkadang melompat keluar permukaan
parasit lebih sering mematikan pada ikan-
air serta menggosokan badannya. Serangan
ikan muda yang biasanya berukuran kecil
yang parah bisa menyebabkan ikan menjadi
karena sistem pertahanan tubuhnya belum
malas, kehilangan nafsu makan, dan warna
berkembang.
berubah
karena
produksi
lendir
yang
Argulus sp. menempel pada ikan
berlebihan. Hasil identifikasi parasit Argulus
dengan menggunakan alat pengisap khusus.
sp. yang terinfeksi pada ikan nila di Danau
Tingkat
Limboto yang diidentifikasi menggunakan
serangan
Argulus
sp.
Sangat
tergantung pada ukuran ikan dan jumlah
mikroskop dengan pembesaran 40
individu parasit yang menyerang. Meskipun
dapat disajikan pada Gambar 3 berikut ini.
demikian Argulus sp. tidak menimbulkan
Gambar 3. Parasit Argulus sp.
x 10
dimusim semi yang panas dan tumbuh subur
Kualitas Air Berdasarkan
hasil
pengukuran
di perairan yang banyak mengandung bahan organik
Keramba
peningkatan suhu memicu perkembangan
Jaring
Apung
(KJA)
Danau
dengan
suhu
air
25-300C,
kualitas air di beberapa pembudidaya di
Limboto dengan titik pengukuran kualitas
populasi
parasit. Suhu optimum untuk
air sebanyak 5 titik yang terdiri dari titik
pemeliharaan ikan nila berkisar antara
Utara, titik Timur, titik Selatan, titik Barat
23-30 0 C (Kordi, 2004).
dan titik Tengah dari Danau Limboto
pH di Danau Limboto berkisar antara
dengan 3 kali pengukuran diperoeh hasil
2,1 – 2,9. Nilai pH pada perairan Danau
pengukuran kualitas air seperti tampak pada
Limboto dipengaruhi oleh kondisi perairan
Tabel 6 di bawah ini.
dimana
Tabel 3. Parameter Kualitas Air Terukur
sedimen banyak terkandung dalam perairan
Selama Penelitian
tersebut
No
Parameter
Hasil Pengukuran
warna
dan
airnya
waktu
coklat
sehingga
pengukuran
yang
dilakukan pagi hari. pH optimum untuk pemeliharaan ikan nila berkisar antara 6 –
Kualitas Air 28,3 – 32,50 C
8,5 (Kordi, 2004).
1.
Suhu 0 C
2.
pH
3.
O2 terlarut
3,0 – 4,6 mg/l
berkisar antara 3,0 – 4,6 mg/l. Oksigen
4.
Kecerahan
25,5 -30,2 cm
terlarut (Dissolved Oxygen) pada lokasi
2,1 – 2,9
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Oksigen terlarut di Danau Limboto
penelitian
hasilnya
cukup
rendah
Hasil pengukuran parameter kualitas
(< 5 ppm). Rendahnya nilai DO diduga
air menunjukkan bahwa suhu pada Danau
terkait dengan kondisi perairan dimana
Limboto berkisar antara 28,3 – 32,50 C.
warna airnya coklat sehingga sedimen
Suhu air terhitung tinggi selain itu tingginya
banyak terkandung dalam perairan tersebut
kandungan bahan organik disebabkan oleh
dan waktu pengukuran yang dilakukan pagi
keberadaan enceng gondok yang memenuhi
hari. Oksigen terlarut untuk pemeliharaan
30 % areal danau. Hal ini sesuai dengan
ikan nila yakni > 5 ppm (Kordi, 2004).
yang dinyatakan dalam Deptan (1995)
Banyaknya enceng gondok juga
dalam Zulmarham (2012) yang menyatakan
diduga menjadi pemicu tingginya intensitas
bahwa musim mempengaruhi fauna parasit,
parasit di Danau Limboto hal ini sesuai
dimana dapat terjadi epzootik dalam bulan
dengan pendapat Deptan (1995) dalam
Zulmarham (2011) yang menyatakan bahwa
suhu air dan factor fisika-kimia perairan
tanaman air maupun hewan-hewan akuatik
lainnya cenderung mempengaruhi siklus
yang berupa makanan ikan dapat juga
fluktuasi
menjadi habitat tuan rumah perantara bagi
intensitas infeksi parasit. Iklim memberikan
parasit.
dampak
regular
terhadap
dari
prevalensi
tingkah
laku
dan
inang,
Kualitas air selama pengambilan
kelimpahan inang antara, stadia infektif
sampel ikan nila (Oreochromis nilotica)
parasit, infektifitas parasit, perkembangan
tidak begitu baik untuk media pemeliharaan
parasit.
ikan nila hal ini karena dipengaruhi oleh
SIMPULAN DAN SARAN
faktor cuaca yakni curah hujan yang begitu
SIMPULAN
tinggi.
kondisi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap parasit
perairan Danau Limboto kualitas airnya
pada ikan nila di Danau Limboto diperoleh
menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat
kesimpulan
Effendie, (1999) dalam Yuliartati, (2011)
ditemukan pada bagian insang, sirip dan
bahwa dalam pemeliharaan ikan, selain
kulit ikan nila selama penelitian adalah
pakan
Trichodina sp., Chichlidogyrus sp., dan
Sehingga
faktor
menyebabkan
lingkungan
banyak
menentukan pertumbuhan dan kelangsungan
Argulus sp.
hidup. Agar pertumbuhan dan kelangsungan
SARAN
bahwa jenis ektoparasit yang
hidup optimal, maka diperlukan kondisi
Adapun saran dari penelitian ini
lingkungan yang optimal untuk kepentingan
perlu adanya penelitian lanjutan tentang
proses fisiologis pertumbuhan. Beberapa
intensitas dan prevalansi terhadap parasit –
faktor lingkungan yang berpengaruh, antara
parasit
lain : suhu, salinitas, pH, oksigen dan lain –
Limboto.
lain.
DAFTAR PUSTAKA Anshary,
(2008)
menambahkan
bahwa iklim umumnya mempunyai dampak terhadap dinamika infeksi parasit (prevalensi dan
intensitas)
Perubahan
dalam iklim
populasi
inang.
mempengaruhi
epidemiologi pada sebagian besar penyakit infeksi parasiter. Faktor lingkungan seperti
yang
teridentifikasi
di
Danau
Adji, Arie O. S., 2008. Studi Keragaman Cacing Parasitik Pada Saluran Pencernaan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Anshary,H.
2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Center Learning (SCL)Mata Kuliah Parasitologi Ikan.PDF. Modul Pembelajaran. Universitas Hasanudin.(Diakses Nopember 2013).
Aspek Biologi Ikan Baung ( Mystus nemurus C.V) Dari Perairan Sungai Siak. Laporan Penelitian Berbasis Lab. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam. Universitas Riau.
Anonimous.2013.http://gbifbackbonetaxono my_cichlidogyrus_tilapiae_pape rna,,,1960.gbif.org.html (Diakses Nopember 2013)
Purbomartono. C, Isnaetin. M dan Suwarsito 2010. Ektoparasit Pada Benih Ikan Gurami ( Osphronemus gouramy, Lac) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Beji dan Sidabowa, Kabupaten Banyumas. Sains Aqutic Journal.
Diba. D. F. 2009. Prevalensi dan Intensitas Endoparasit Berdasarkan Hasil Analisis Feses Kura-Kura Air Tawar (Coura amboinensis) Di Perairan Sulawesi Selatan. Thesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hadiroseyani, Y.dkk.2009.Pengendalian Infestasi Monogenea Ektoparasit Benih Ikan Nila Gift (Oreochromis Sp.) Dengan Penambahan Garam.PDF. Jurnal. Institut Pertanian Bogor. Indriati. 2006. Identifikasi dan diagnosa Trichodina sp dan dactylogyrus sp pada ikan mas di Stasiun Karantina Ikan Kelas II Luwuk. Fakultas perikanan Unismuh Luwuk Khairuman dan Amri, K., 2003. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi. PT AgroMedia Pustaka: Jakarta Selatan Kordi, M.G.H.2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Bin Adiaksara. Jakarta. Mahatma. Radit, Yusfiati., Roza Elvira., dan Titrawani. 2012. Beberapa
Puspitasari. P, Faradilla P, Silvi I. K, Jeny Ernawati T. (2010). Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Efektivitas Penggunaan Probiotik Air Untuk Menghindari Investasi Argulus sp. Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas Airlangga. Surabaya. Riko Yazid Alfa, Rosidah., Titin Herawati. 2012. Intensitas dan Prevalasi Ektoparasit Pada Ikan Bandeng (Chanos – chanos) Dalam Keramba Jaring Apung (KJA) Di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. ISSN 2088-3137. Vol 3 No. 4. 231 241. Universitas Padjadjaran Setiawan. R. 2012. Potensi Penggunaan Acepromazine Sebagai Bahan Alternatif Anestesi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas perikanan dan ilmu kelautan Institut Pertanian Bogor
Yudhie. 2010. http://google.com_ Parasit dan Penyakit Ikan.(Online) 31 Desember 2010 Yuliartati. Eka. 2011. Tingkat Serangan Ektoparasit Pada Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Beberapa Pembudidaya Ikan Di Kota Makassar. SKRIPSI. Universitas Hassanudin. Makassar. Zhulmarham. 2011. Intensitas Parasit Trichodina sp. Yang Menginfeksi Ikan Nila (Oreochromis nilotica) Pada Ukuran Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Ilmu – Ilmu Pertanian. Zulaeha. Hildawati., Risnawati., Ahmad Hidayat. 2012. Jenis-Jenis Parasit Yang Terdapat Pada Ikan Payau. Makalah. Jurusan Budidaya Perairan. Universitas Muhammadiyah Makassar
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis nilotica) DI DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO
OLEH : SUFRIYANTO K. ALI NIM. 631410069
MENGETAHUI